Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
1
PENERAPAN METODE GUIDED WRITING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD Nilam Nurmaisa1, Etty Rohayati2, Ardiyanto3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] Abstrak: Penerapan Metode Guided Writing dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV SD.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi. Penyebab munculnya masalah ini karena tahapan menulis yang digunakan guru kurang tepat, guru kurang membimbing siswa dalam proses menulis, sehingga siswa mengalami masalah dalam mengorganisasikan ide dan menggunakan unsur-unsur narasi dengan tepat pada tulisan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran, meningkatkan aktivitas menulis narasi, dan meningkatkan hasil keterampilan menulis narasi siswa dengan menerapkan metode guided writing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas dengan model Elliot yang terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdapat 3 tindakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian aktivitas menulis narasi dan hasil belajar menulis narasi, lembar observasi, lembar catatan lapangan, lembar wawacara, dan kamera foto untuk dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran dengan menggunakan metode guided writing dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa dalam menulis narasi. Rata-rata nilai aktivitas yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 58,39, siklus II sebesar 68,57, dan siklus III sebesar 75,92. Rata-rata nilai hasil keterampilan yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 56,07, siklus II sebesar 68,39 dan siklus III sebesar 77,40. Pemberian bimbingan yang intensif dari guru, pembentukan kelompok berdasar pada kelemahan menulis siswa, serta pemberian motivasi dan penggunaan media yang efektif dalam penerapan metode guided writing, terbukti berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil keterampilan siswa menulis narasi. Metode guided writing sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi, terutama bagi siswa sebagai penulis pemula yang baru mempelajari kegiatan menulis narasi. Kata Kunci :Guided Writing, Keterampilan Menulis, Narasi.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101365 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
2
THE IMPLEMENTATION OF GUIDED WRITING METHODIN IMPROVING NARRATIVE WRITING SKILLS AT STUDENT PRIMARY SCHOOL GRADE FOUR Nilam Nurmaisa1, Etty Rohayati2, Ardiyanto3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] Abstract :The Implementation of Guided Writing Method in Improving Narrative Writing Skills at Student Primary School Grade Four.This research is motivated by the lack of students’ skills in writing narrative. The causes of this problem are the stage writing teachers use less precise, lack of guidance provided by the teacher to students in the writing process, so it makes students having problems in organizing ideas and apply the narrative elements appropriately in their writing. The purpose of this study was to describe the learning process, improve the activity of writing narrative, and improve student narrative writing skills outcomes by usingthe guided writing method. The method used is classroom action research with Elliot models consisting of three cycles, each cycle there are three actions. The instrument used in this study is narrative writing activity assessment sheet, narrative writing learning outcomes assessment sheet, observation sheet, field notes sheet, interview sheet, and a photo camera for documentation. Based on the results of research, learning by using guided writing method can increase students activity and skills in narrative writing. The average value of the activity obtained by the student in first cycle is 58.39, the second cycle is 68.57, and the third cycle is 75.92. The average value of the skills results obtained by the students in first cycle is 56.07, the second cycle is 68.39 and the third cycle is 77.40.Intensive guidance by teachers, forming groups based on the weakness of the student's writing, provide motivation, and using an effective media in the implementation of guided writing method, proved successful in increasing the activity and skills results of students writing narrative. Guided writing method is highly recommended to be applied in learning narrative writing, especially for students as a beginners writer, who recently studied narrative writing activities. Keywords: Guided Writing, Narrative, Writing Skills.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Manusia mampu memberikan penjelasan dan paparan tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkannya dengan bahasa. Bahasa Indonesia adalah pengantar dalam pendidikan nasional.Bahasa berperan penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik.Bahasa dengan demikian merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan
tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang berperan penting dalam kehidupan.Seseorang dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, ide mereka ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan menulis penting bagi siswa, karena dalam semua proses pembelajaran siswa dituntut untuk mampu menulis. Pembelajaran menulis oleh sebab itu harus sudah diajarkan secara efektif pada siswa sejak duduk di sekolah dasar. Dalam kurikulum KTSP, pembelajaran menulis dikembangkan
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
3
dengan berbasis teks. Salah satu jenis tulisan terdapat di kelas IV, antara lain teks narasi. Narasi merupakan karangan yang berupa runtutan peristiwa yang terjadi dalam satu rangkaian waktu dengan maksud menceritakan dan menggambarkan sejelas-jelasnya peristiwa yang terjadi.Dalam menulis karangan narasi, siswa diharapkan tidak hanya mampu membuat sebuah karangan, namun juga bisa menuangkan ide-ide yang menarik untuk dibaca, serta dapat mengorganisasikan tulisan secara sistematis, dan mengembangkan penggunaan unsur-unsur dalam narasi. Berbeda dengan harapan, kondisi pembelajaran menulis di sekolah masih diwarnai berbagai permasalahan.SD Negeri Cangkuang III termasuk salah satu contohnya.Keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV di sekolah tersebut masih rendah.Hal ini ditunjukan dengan hasil belajar siswa menulis narasi.Siswa tidak memperhatikan penggunaan unsurunsur narasi, terlebih untuk penggunaan alur cerita dan pengembangan alur.Alur cerita yang dibuat siswa tidak terarah.Alur tidak dapat menggambarkan runtutan cerita secara baik. Hal yang sama terjadi pada penggunaan latar cerita. Latar cerita yang dibuat siswa tidak jelas mengenai di mana, kapan waktu kejadian, serta bagaimana suasana ceritanya.Penggunaan latar yang tidak jelas berimbas pada ketidakpahaman pembaca terhadap alur cerita. Bahasa sebagai salah satu unsur narasi juga mendapat masalah serupa.Penggunaan bahasa dalam cerita yang dibuat siswa masih tidak tepat.Hal ini ditunjukan dengan struktur kalimat dan diksi yang tidak sesuai.Siswa seringkali tidak menggunakan tanda titik atau EYD hingga kalimat dalam cerita tidak beraturan.Penggunaan huruf kapital dan struktur tulisan juga tidak terperhatikan dengan benar. Aktivitas menulis di kelas juga kurang menunjukan tahapan menulis yang
benar. Guru hanya menentukan tema cerita, memberikan contoh kerangka karangan dan menugaskan siswa untuk menulis, tanpa pemberian pemahaman tentang unsur-unsur narasi, serta tidak ada tahapan penyuntingan, revisi, dan publikasi. Tanpa adanya revisi, penyuntingan dan publikasi, tulisan yang dibuat siswa hanya alakadar saja dan memuat banyak kesalahan tanpa upaya perbaikan. Berdasarkan masalah dan kondisi pembelajaran menulis tersebut, yang menjadi faktor utama mengapa keterampilan menulis narasi siswa di kelas IV rendah adalah kurangnya bimbingan dan binaan menulis dari guru.Guru berperan sangat penting untuk membangkitkan motivasi, minat, bakat, agar siswa mau menulis, bisa menulis, dan kreatif menulis. Guruharusmengemas proses pembelajaran seefektif mungkin. Guru perlu memilih metode, pendekatan, dan strategi yang tepat dalam menulis. Guru adalah otaknya pembelajaran yang membuat siswa bisa atau tidak bisa menulis. Guru oleh sebab itu harus benarbenar intensif dalam membimbing siswa menulis dan harus meningkatkan kompetensinya dalam hal menulis. Guided writing atau menulis terbimbing adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan guru terlebih untuk mengatasi rendahnya keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi.Guided writing memberikan kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan tulisannya sendiri dalam kendali latihan dan bimbingan guru. Ontario Ministry of Education (2005, hlm. 5.3) mengemukakan bahwa guided writing adalah strategi yang memberikan siswa kesempatan untuk mengekpresikan pikiran dalam keterampilan menulisnya di kelompok-kelompok kecil. Metode guided writing mempunyai keunggulan yaitu guru bisa membimbing siswa lebih dekat. Guru tahu dimana letak kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
4
dan berusaha memperbaikinya. Konsep pembelajaran guided writing dapat membantu siswa yang tidak terbiasa menulis karangan narasi agar tetap bekerja dan terus mengembangkan kemampuan menulisnya. Menulis bersama teman sebayanya dalam kelompok diharapkan siswa bisa bertukar ide, saling bertanya, saling berpendapat, menceritakan pengalamannya dan belajar satu sama lain. Guru selain itu dapat menggunakan berbagai media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam proses menulisnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal bagi siswa untuk membangun kepercayaan diri agar bisa menggunakan kemampuannya saat menulis secara mandiri. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan metode guided writing dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas 4 SD? 2. Bagaimana aktivitas menulis narasi pada siswa kelas 4 SD dengan menggunakan metode guided writing? 3. Bagaimana hasil keterampilan menulis narasi pada siswa kelas 4 SD setelah menggunakan metode guided writing?
keterampilan menulis, siswa dapat menuangkan ide, pikiran, perasaaan yang ada dalam diri mereka ke dalam sebuah tulisan.Keterampilan menulis tidak diperoleh dengan mudah.Keterampilan menulis diperoleh melalui latihan dan praktik. Resmini (2006, hlm. 193) mengemukakan bahwa keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Oleh karena itu pembelajaran menulis di sekolah dasar perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target keterampilan menulis yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan penerapan metode guided writing dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas 4 SD. 2. Meningkatkan aktivitas menulis narasi pada siswa kelas 4 SD dengan menggunakan metode guided writing. 3. Meningkatkan hasil keterampilan menulis narasi pada siswa kelas 4 SD setelah menggunakan metode guided writing. yang
Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif.Melalui
Menulis karangan narasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa.Menulis karangan narasi mulai diajarkan pada tingkat sekolah dasar. Berdasarkan silabus pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV disebutkan dalam kompetensi dasar 8.1, siswa harus mampu “Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)” Abbas (2006, hlm. 125) mengemukakan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pembaca melalui bahasa tulis.Ketepatan penggungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata, gramatikal dan penggunaan ejaan. Bertemali dengan penjelasan di atas, siswa dalam menulis karangan narasi harus terampil mengolah ide dan menggunakan bahasa.Siswa juga harus paham terhadap pengunaan unsur-unsur narasi, seperti penokohan, latar, alur, dan sudut pandang. Keterampilan menulis narasi sama halnya dengan keterampilan menulis itu sendiri. Keterampilan ini membutuhkan proses dan
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
5
latihan serta bimbingan yang baik dari guru.
membutuhkan bimbingan ahli dalam kelompok kecil, sebelum mereka memasuki tahap menulis mandiri.
Guided writingatau menulis terbimbing adalah metode pembelajaran yang menempatkan guru sebagai tutor anak.Britis Council (2014) mengemukakan bahwa guided writing melibatkan guru yang bekerja dengan sekelompok peserta didik dalam tugas menulis. Tujuan dari tugas tersebut didasari pada apa yang sebelumnya mereka pelajari dalam aktifitas menulis.Guided writing dalam kelompok kecil memungkinkan guru untuk memberikan pemahaman tingkat tinggi pada siswa karena dukungan yang diberikan secara dekat. Langkah pembelajaran metode guided writingdikemukakan oleh Ontario Ministry of Education (2005, hlm. 5.7-5.8) sebagai berikut. 1) Siswa ditunjukan mengenai contoh teks yang akan diajarkan guru. Siswa diberikan contoh teks untuk dibaca sebagai model menulisnya. 2) Pembagian kelompok berdasarkan kebutuhan siswa. Guru mengelompokkan siswa yang memiliki kelemahan menulis dalam satu kelompok. 3) Siswa berdiskusi mengenai teks yang ditentukan oleh guru bersama kelompoknya dan menerapkan fokus keterampilan. 4) Guru membimbing siswa menulis teksnya secara individu. Siswa menulis secara individu dalam kelompok. 5) Siswa berbagi tulisannya dengan siswa lain. Siswa mengedarbacakan tulisannya kepada siswa lain untuk diberikan saran dan komentar. Menulis adalah belajar melalui proses. Guru harus membantu siswa dalam menulis selama menggunakan metode guided writing, karena banyak siswa yang
METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Cangkuang III, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa lakilaki.Sebagian besar siswa memiliki kekurangan dalam menulis narasi.Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang rendah.Siswa kesulitan dalam pengembangan unsur-unsur narasi, seperti penggunaan latar dan alur yang belum terarah.Penggunaan bahasa juga kurang terperhatikan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Peneliti memilih PTK karena metode penelitian ini diaplikasikan untuk memperbaiki pembelajaran yang terjadi di kelas. Kunandar (2012, hlm. 45) mengemukakan bahwa PTK merupakan suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru dengan cara merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Peneliti menerapkan metode guided writingyang terdiri dalam beberapa tahapan pembelajaran. Tahapan pembelajaran tersebut membutuhkan waktu cukup banyak sehingga mengharuskan peneliti untuk melaksanakan penelitian dalam beberapa tindakan di setiap siklusnya.Berdasarkan kondisi dan masalah tersebut, maka desain penelitian yang paling tepat adalah desain PTK yang dikembangkan oleh Elliot. PTK desain John Elliot ini lebih detail dan rinci karena di dalam setiap siklus dapat terjadi beberapa tindakan. Tindakan dalam siklus
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
6
tersebut terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Desain Model Elliot merancang penelitian dalam enam kegiatan utama sebagai berikut. 1) Ide Awal Pada tahapan ini, peneliti mengawali dengan melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan subyek penelitian yaitu SD Negeri Cangkuang III. Peneliti secara khusus mengobservasi proses pembelajaran yang berlangsung di kelas IV A pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pembelajaran menulis narasi. Penelitimelakukan wawancara pada guru kelas yang bersangkutan, berkaitan dengan proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan dan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran menulis narasi. 2) Temuan Analisis Temuan analisis adalah hasil dari observasi tentang kondisi pembelajaran di kelas yang mengalami masalah.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, ditemukan masalah berkaitan dengan rendahnya keterampilan menulis narasi siswa. 3) Perencanaan Umum Perencanaan umum berisi rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini peneliti menyusun rencana tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.Perencanan ini disusun berdasarkan hasil observasi awal terhadap pembelajaran di kelas. 4) Implementasi Implementasi tindakan merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.Implementasi tindakan dalam penelitian ini mengacu pada metode guided writing yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus, dan
setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan.Pada siklus I, tindakan 1, guru menyajikan contoh karangan narasi dan menjelaskan unsur-unsur dalam narasi.Selanjutnya membagi kelompok berdasarkan kelemahan menulis siswa. Siswa kemudian menentukan topik dan mengumpulkan informasi yang akan dijadikan karangan narasi. Guru membimbing siswa membuat kerangka karangan, dan siswa menulis karangan dengan bahasa sendiri. Pada tindakan 2, siswa menyajikan hasil tulisan di depan kelas. Siswa dan guru dapat memberikan saran dan komentar terhadap cerita yang dibaca dan dibuat oleh siswa untuk keperluan penyuntingan.Selanjutnya siswa melakukan penyuntingan tulisan dengan bantuan teman dan guru.Siswa kemudian merevisi tulisan yang telah dibuat.Pada tindakan 3, siswa melakukan kegiatan publikasi.Siswa mengedarbacakan tulisan kepada temannya untuk diberikan komentar dan saran. Siswa membuat tampilan tulisannya menarik, dengan memberikan gambar atau warna sesuai tema dan topik.Hasil penelitian dari siklus I akan menjadi refleksi bagi peneliti untuk melaksanakan siklus selanjutnya. 5) Monitoring Monitoring atau observasi dilakukan pada semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat efek sampingan. 6) Refleksi Refleksi adalah upaya evaluasi yang terkait dengan PTK. Tiga kegiatan utama dalam refleksi, yaitu (1) melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran; (2) melakukan pertemuan untuk membahas
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
hasil evaluasi tindakan dan skenario pembelajaran yang telah dilakukan; dan (3) memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, antara lain pedoman penilaian aktivitas menulis, pedoman penilaian hasil belajar menulis, lembar observasi guru dan siswa, catatan lapangan, dokumentasi, dan pedoman wawancara yang dilakukan secara terbuka atau tak berstruktur. Prosedur analisis data meliputi data kualitatif, data kuantitatif, dan triangulasi.Peneliti menggunakan model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 335) untuk menganalisis data kualitatif. Tahapannya yaitu (1) Data collection, pengumpulan data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan dan data selama di lapangan.; (2) Data Reduction, dilakukan dengan merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, dan membuat kategorisasi; (3) Data Display, dilakukan dalam bentuk uraian yang bersifat naratif, bagan, atau hubungan antar kategori; dan (4) Conclusion Drawing/ Verification, peneliti sejak awal membuat simpulan-simpulan sementara dari data yang dikumpulkan. Dalam tahap akhir, simpulan tersebut harus dicek kembali (verifikasi) pada catatan yang dibuat peneliti. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif yang disajikan menggunakan tabel, grafik, atau diagram yang menunjukan keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dalam triangulasi, data kualitatif dan data kuantitatif saling digunakan dan saling melengkapi agar holistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
A. TEMUAN Pada temuan penelitian akan dideskripsikan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode guided writing. Temuan penelitian ini mencakup proses kegiatan pembelajaran selama tiga siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga tindakan.Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah yang terdapat pada metode guided writing. Teks cerita yang disajikan di setiap tindakan merupakan cerita yang berbedabeda sesuai tema atau topik tertentu. Tahap perencanaan dilakukan persiapan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran berupa teks narasi, lembar catatan lapangan, lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar wawancara, lembar kerja proses dan kamera digital untuk mendokumentasikan pembelajaran. 1. Siklus I Tema yang digunakan untuk menulis karangan adalah “berpetualang ke alam”.Siswa dibentuk dalam kelompokkelompok kecil berdasarkan kelemahan menulis.Kegiatan yang dilakukan pada tindakan 1 adalah membuat kerangka karangan dan menulis karangan.Siswa diberikan pemahaman tentang unsur-unsur narasi dan teks cerita narasi berjudul “berpetualang naik sepeda” sebagai model menulis siswa.Siswa kemudian menentukan topik berdasarkan tema, dan guru membimbing siswa dalam membuat kerangka karangan dan menulis karangan sesuai topik yang dipilih. Pada tindakan 2, kegiatan siswa adalah menyunting karangan dengan cara melingkari bagianbagian dalam karangan yang tidak sesuai dengan EYD, seperti huruf kapital, tanda baca, tanda titik, tanda koma, ejaan, dan lain sebagainya. Setelah itu karangan dibaca oleh siswa satu persatu, di depan kelas atau di depan kelompok. Tujuannya
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
8
agar teman dan guru dapat memberikan saran dan komentar terhadap tulisan.Kegiatan selanjutnya adalah siswa merevisi tulisan atas hasil komentar dan saran teman atau guru.Pada tindakan 3, kegiatan siswa adalah mempublikasi karangan.Siswa membuat tampilan tulisannya menjadi menarik dengan memberikan gambar dan warna pada tulisan.Selanjutnya siswa mengedarbacakan tulisan kepada teman untuk diberikan saran dan komentar secara tertulis pada kolom yang tersedia di bawah karangan.Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, ada beberapa temuan yang peneliti temukan. Temuan tersebut dipaparkan pada tabel 1 dibawah ini . Tabel 1. Temuan Siklus I
berbeda dari siklus I. Adapun hal-hal yang berbeda dari siklus I yaitu, peneliti memberikan bimbingan kepada siswa saat siswa kesulitan menentukan topik, membuat kerangka karangan dan menulis karangan dengan cara memberikan pertanyaan pancingan atau pemandu, serta dengan membantu siswa mengingat pengalaman sehari-seharinya. LKP menulis karangan dan revisi disederhanakan, karena pada siklus I size kertasnya terlalu besar. Dalam kegiatan editing, guru melibatkan teman sebaya atau teman kelompok dalam membantu siswa menyunting tulisan.Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan, temuan yang ditemukan pada siklus II dipaparkan pada tabel 2 dibawah ini.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Temuan Siklus I Siswa belum mengenal unsur narasi Siswa sulit mengembangkan karangan Siswa lelah menulis karena size kertas yang besar, alur menjadi tidak terarah Penggunaan bahasa kurang tepat Sulit mengerjakan editing Tidak percaya diri membacakan karangan di depan kelas Siswa lelah merevisi karangan (menyalin tulisan dalam kertas baru) Tidak membawa alat gambar Siswa sulit dikondisikan
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat terlihat bahwa pembelajaran pada siklus I masih terdapat kekurangan.Maka diperlukan beberapa perbaikan dalam pembimbingan kepada siswa lebih intensif agar bisa mengerjakan LKP, pemberian motivasi, perhatian agar siswa nyaman dan fokus belajar, serta siswa tidak membuat keributan. 2. Siklus II Tema yang digunakan dalam menulis karangan adalah “perlombaan”.Siswa diberikan teks narasi berjudul “juara 1 lomba membaca puisi” sebagai media dan model menulis siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II tidak jauh
Tabel 2. Temuan Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Temuan Siklus II Siswa sudah bisa menempatkan unsur-unsur narasi pada karangan Siswa sudah terbiasa mengerjakan LKP Siswa masih sulit mengerjakan editing Siswa laki-laki masih sulit dikondisikan Siswa sudah berani maju ke depan kelas membacakan karangan Nilai hasil aktivitas dan keterampilan menulis narasi siswa meningkat
Berdasarkan temuan pada siklus II, menunjukan adanya peningkatan pada siswa, baik pada kemampuan mengerjakan LKP maupun pada motivasi siswa.Kekurangan masih terjadi pada kegiatan penyuntingan tulisan, dimana siswa masih banyak yang belum paham dan selalu ingin dibimbing guru, sehingga siswa terkesan malas mengerjakannya. Kondisi kelas masih belum nyaman, dimana siswa laki-laki beberapa diantaranya selalu membuat keributan, seperti mencoret-coret lengannya dengan spidol pada kegiatan publikasi. Bimbingan dan ketegasan guru diperlukan untuk memperbaiki pembelajaran agar hasilnya lebih optimal pada siklus III. 3. Siklus III
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
9
Tema yang digunakan dalam menulis karangan adalah “menonton pertunjukan”.Siswa diberikan teks narasi berjudul “barongsai yang lincah” sebagai media dan model menulis siswa.Kegiatan pembelajaran pada siklus III tidak jauh berbeda dari siklus II.Peneliti memfokuskan bimbingan pada siswa yang sangat kurang dalam menulis narasi.Siswa lainnya juga saling membantu mengerjakan LKP (memberikan saran dan komentar) pada teman kelompoknya.Sehingga kekurangan pada beberapa aspek menulis tidak hanya guru yang bertugas untuk memperbaiki, tapi juga siswa sendiri yang memiliki motivasi untuk membuat tulisannya lebih baik.Adapun temuan yang ditemukan pada siklus III dipaparkan pada tabel 3 di bawah ini.
B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian serta refleksi dari setiap siklus, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa temuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.Perbaikan pembelajaran selalu dilakukan setiap siklus, baik pada siklus I, siklus II, maupun siklus III.Perbaikan secara umum dilakukan pada pembimbingan kelompok dan individu yang lebih intensif, perbaikan pada LKP, pemberian motivasi dan penguatan pada siswa, pemberian pemahaman terhadap materi, dan pengkondisian siswa agar lebih tertib dan fokus mengerjakan tugas.Temuan-temuan tersebut secara intensif diperbaiki oleh guru secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga masalah yang terjadi dapat diminimalisir dan di perbaiki secara optimal. Metode pembelajaran yang tepat adalah salah satu faktor penting keberhasilan siswa, baik dalam aktivitas maupun hasil belajar siswa. Penerapan metode guided writing dalam pembelajaran menulis narasi dapat membuat siswa paham dan bisa menulis narasi. pembimbingan menulis oleh guru kepada siswa sangat bermanfaat terlebih untuk siswa yang baru belajar menulis narasi. Siswa dengan demikian tidak merasa takut salah, mendapat pemahaman yang baik, serta mendapat motivasi untuk terus menulis. Konsep menulis bersama teman kelompok yang memiliki masalah yang sama, dapat membantu siswa percaya diri dan dapat saling memberikan saran komentar, atau berdiskusi jika ada hal yang tidak dipahami. Keberhasilan metode guided writing dalam menulis narasi dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun peningkatan nilai aktivitas siswa dapat dipaparkan dalam gambar 1 dibawah ini.
Tabel 3. Temuan Siklus III No 1 2 3 4 5 6
Temuan Siklus III Pemilihan topik beragam karena tema yang unik Waktu pengerjaan LKP relatif cepat Bantuan bimbingan oleh teman sebaya berlangsung cukup efektif Sebagian kecil siswa tidak mengerjakan editing Gambar yang dibuat siswa berbeda dan lebih menarik Nilai aktivitas dan hasil keterampilan menulis narasi siswa meningkat dan sudah mencapai KKM
Berdasarkan hasil temuan yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu mengikuti kegiatan atau tahapan-tahapan menulis narasi dengan baik.Siswa telah mampu meningkatkan keterampilan menulis narasinya, dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata aktivitas dan hasil belajar yang mengalami peningkatan cukup signifikan dari siklus I sampai siklus III, dan telah mencapai nilai KKM.
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
Gambar 1. Grafik Peningkatan Nilai Aktivitas Siswa Siklus I – Siklus III Grafik Peningkatan Nilai Aktivitas Siswa 100 Siklus I 50
Siklus II Siklus III
0 Siklus I
Siklus II Siklus III
Dalam grafik tersebut, dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus I adalah 58,39. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat 10,18 poin menjadi 68,57. Pada siklus III nilai rata-rata aktivitas siswa kembali meningkat 7,35 poin menjadi 75,92. Secara keseluruhan peningkatan nilai siswa adalah sebanyak 17,53 poin dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Dari grafik peningkatan nilai aktivitas siswa rata-rata selama tiga siklus, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa telah mampu mencapai indikator yang telah ditetapkan dalam penilaian aktivitas ini, yaitu membuat kerangka karangan, menulis karangan, editing, revisi, dan publikasi. Selain nilai aktivitas, siswa juga mengalami peningkatan dalam perolehan nilai hasil belajar.Hal tersebut dapat dipaparkan pada gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus I – Siklus III Grafik Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Narasi 100 Siklus I 50
Siklus II Siklus III
0 Siklus I Siklus II Siklus III
10
Dalam grafik tersebut, dapat diketahui bahwa perolehan rata-rata hasil keterampilan menulis narasi pada siklus I adalah 56,07. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat 12,32 poin menjadi 68,39. Pada siklus III nilai ratarata aktivitas siswa kembali meningkat 9,01 poin menjadi 77,40. Secara keseluruhan peningkatan nilai siswa adalah sebanyak 21,33 poin dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Berdasarkan hasil peningkatan nilai aktivitas dan hasil keterampilan menulis narasi siswa, dapat diambil kesimpulan bahwa metode guided writing tepat digunakan dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV A SD Negeri Cangkuang III, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Cangkuang III Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Penerapan metode guided writing dalam meningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV sudah berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun. Peneliti dalam prosesnya menemui beberapa kendala, yaitu siswa masih baru terhadap kegiatan menulis narasi dengan tahapan menulis yang benar, sehingga siswa kesulitan mengerjakan hampir semua LKP. Secara umum, bimbingan, motivasi, dan penguatan senantiasa diberikan guru baik pada kelompok siswa maupun pada individu dengan cukup intensif setiap siklusnya. Perbaikan pada area yang mengalami masalah secara bertahap mampu dilakukan guru dengan bantuan siswa sendiri yang memang memiliki antusias, minat, serta motivasi yang tinggi untuk
Antologi Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015
menghasilkan karangan narasi yang baik. 2. Penerapan metode guided writingpada pembelajaran menulis karangan narasi di kelas IV SD terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditandai dengan tercapainya semua aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diberikan dengan baik.Keberhasilan dalam aktivitas terbukti dari hasil rata-rata nilai aktivitas siswa yang mengalami peningkatan setiap siklusnya. Aktivitas menulis narasi memperoleh nilai ratarata pada siklus I 58.39, siklus II 68.57, dan siklus III 75.92. 3. Penerapan metode guided writingpada pembelajaran menulis karangan narasi di kelas IV SD terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi. Hal ini terbukti dari hasil tulisan siswa yang dapatmenggunakan dan mengembangkan unsur-unsurnarasi dengan tepat. Hasil keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya, dengan perolehan nilai rata-rata pada siklus I 56.07, siklus II 68.39, dan siklus III 77.40.
11
DAFTAR PUSTAKA Abbas,
S. (2006). Pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif di sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. British Council. (2014). Guided writing. [Online].Diakses dari http://www.teachingenglish.or g.uk/knowledgedatabase/guided-writing. Kunandar.(2012). Langkah mudah penelitian tindakan kelas. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Ontario Ministry of Education.(2005). A guide to effective instruction in writing. Toronto: Queen’s Printer. Resmini, N. (2006). Membaca dan menulis di SD: teori dan pengajarannya. Bandung: UPI Press. Sugiyono.(2014). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.