HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DALAM BELAJAR MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SDN BAKTI JAYA 3 DEPOK
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Nenden Wulansari NIM : 101070023032
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2010
i
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DALAM BELAJAR MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SDN BAKTI JAYA 3 DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Nenden Wulansari NIM : 101070023032
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
Mulia Sari Dewi, M.Si. NIP. 19780502 200801 2 026
Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi. NIP. 19650220 199903 1 003
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DALAM BELAJAR MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SDN BAKTI JAYA 3 DEPOK” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 28 September 2010 Sidang Munaqasyah Dekan/ Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP.19561223 198303 2 001
Anggota :
Solicha, M.Si. NIP. 19720415 199903 2 001
Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi. NIP. 19650220 199903 1 003
Mulia Sari Dewi, M.Si. NIP. 19780502 200801 2 026
iii
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM
: Nenden Wulansari : 101070023032
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul berjudul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DALAM BELAJAR MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SDN BAKTI JAYA 3 DEPOK” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan karya tersebut. adapun kutipankutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi. saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain. demikian pernyataan ini diperbuat untuk dipergunakan seperlunya. Jakarta, 28 September 2010 Yang Menyatakan
Nenden Wulansari NIM 101070023032
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Al-Insyirah : 5-8)
Persembahan: Sebuah persembahan yang tertunda untuk bapak dan ummiku tercinta........
v
ABSTRAK (A) (B) (C) (D)
Fakultas Psikologi September 2010 Nenden Wulansari Hubungan Antara Dukungan Orangtua dalam Belajar Membaca dengan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok (E) Halaman : xv + 93 (F) Membaca merupakan fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia ini hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan dalam proses belajar membaca guna meningkatkan kemampuan membaca. Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pengalaman dan pemikiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca pada siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas rendah SDN Bakti Jaya 3 Depok yang terdiri dari kelas 1 dan 2 dengan jumlah siswa 145 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok yang seluruhnya berjumlah 70 orang., yang terdiri dari kelas 2 A sebanyak 35 orang dan 2 B sebanyak 35 orang. Penulis menggunakan sampel kelas 2 A untuk mengambil data try out dan kelas 2 B sebagai sampel penelitian. Untuk mengukur dukungan orangtua dalam belajar membaca digunakan skala dukungan berdasarkan bentuk-bentuk dukungan dari Sarafino yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif dan dukungan jaringan. Untuk mengukur kemampuan membaca digunakan tes kemampuan membaca hasil adaptasi Informal Reading Inventory (IRI) dari Burns. Untuk menguji hipotesa digunakan teknik uji korelasi product moment dari Pearson. Keseluruhan penghitungan menggunakan program SPSS versi 17.0. Berdasarkan hasil akhir penghitungan didapat nilai r hitung sebesar 0.412 dengan p value sebesar 0.014. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah 0.334. Karena nilai r hitung yang didapat > r tabel (p value < 0.05), maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan kemampuan membaca ditolak.
vi
Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar diambil sampel yang lebih banyak dan menggunakan alat tes dengan norma yang kerapatan kriterianya lebih sempurna. (G) Bahan bacaan : 27 (1961-2010), 21 buku, 2 jurnal dan 2 skripsi
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai ungkapan syukur, penulis juga menghaturkan terima kasih kepada : 1. Jahja Umar, Phd, Dekan fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Fadhillah Suralaga, M.Si, Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. H.Choliludin,A.S, M.Ag, Dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Solicha M.Si. penguji 1 yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis saat ujian sidang skripsi. 5. Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi, dosen pembimbing I yang dengan sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi. 6. Mulia Sari Dewi, M.Si, dosen pembimbing II yang dengan sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi. 7. Seluruh dosen, staff akademik dan administrasi yang telah membantu penulis selama menempuh studi dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Sri Kusumastuti, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Bakti Jaya 3 Depok beserta guru-guru yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Bakti Jaya 3 Depok 9. Bapak dan Ummi tercinta atas segala limpahan kasih sayang, bimbingan dan juga bantuannya selama hidup penulis. Maafkan jika persembahan ini tertunda dari waktu yang seharusnya. Semoga Allah memaafkan dosa dan menyayangi kalian berdua sebagaimana kalian menyayangi penulis sewaktu kecil. 10. Bapak dan Mamah mertuaku atas segala limpahan kasih sayang, pengertian dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
viii
11. Suami dan anak-anakku, Khayra dan Khadafi tercinta, terima kasih telah menjadi telaga kasih sayang dan semangat yang tidak pernah kering. Semoga Allah menjadikan kita sebagai keluarga penghuni surga. 12. Kakak dan adik-adik ku, Aa Gugum, Mba Okti, Anto, Ratih, Ariel dan Acep terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini kepada penulis. 13. Rekan-rekan mengajar penulis di Lembaga Les Membaca Pelangi, terima kasih atas bantuan dan pengertiannya kepada penulis selama penyusunan skripsi. 14. Teman-teman seperjuangan Nina, Makki, Iman, Windhi, terima kasih atas bantuannya selama penulis menyusun skripsi. Akhirnya kita berhasil menuntaskan perjuangan kita. Alhamdulillah. 15. Semua saudara, sahabat dan rekan-rekan penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berharap kritikan dan masukan terhadap skripsi ini serta semoga kehadiran skripsi ini dapat memberikan kontribusi keilmuan yang baik kepada yang membacanya.
Ciputat, September 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v ABSTRAK...............................................................................................................vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................................ x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................................1 1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 12 1.3.1. Pembatasan masalah .............................................................. 12 1.3.2. Perumusan masalah ............................................................... 13 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 13 1.4.1. Tujuan penelitian ................................................................... 13 1.4.2. Manfaat penelitian ................................................................. 13 1.4.2.1. Manfaat teoritis ......................................................... 13 1.4.2.2. Manfaat praktis ......................................................... 14 1.5. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14
BAB 2
KAJIAN TEORI ................................................................................... 16 2.1. Kemampuan Membaca .................................................................... 16 2.1.1. Pengertian membaca .............................................................. 16 2.1.2. Tahapan dalam membaca ....................................................... 18 2.1.2.1. Tahap pemula............................................................ 19
x
2.1.2.2. Tahap lanjut .............................................................. 19 2.1.3. Aspek kemampuan membaca ................................................. 20 2.1.3.1. Kemampuan mekanis ................................................ 20 2.1.3.2. Kemampuan pemahaman .......................................... 22 2.1.4. Tingkat kemampuan membaca ............................................... 23 2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca ...... 24 2.1.6. Tes kemampuan membaca ..................................................... 25 2.2. Dukungan Orangtua Dalam Belajar Membaca.................................. 26 2.2.1. Pengertian dukungan orangtua ............................................... 26 2.2.2. Bentuk-bentuk dukungan ....................................................... 28 2.2.3. Pengertian belajar .................................................................. 29 2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar .............................. 29 2.2.5. Model belajar membaca ......................................................... 30 2.2.6. Dukungan orangtua dalam belajar membaca .......................... 30 2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31 2.4. Hipotesis .......................................................................................... 34
BAB 3
METODE PENELITIAN .................................................................... 35 3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 35 3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 35 3.2.1 Identifikasi variabel penelitian ............................................... 35 3.2.2 Definisi konseptual variabel .................................................. 36 3.2.3 Definisi operasional variabel ................................................. 36 3.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 37 3.4. Pengumpulan Data ........................................................................... 38 3.4.1 Metode dan instrumen ........................................................... 38 3.4.2 Teknik uji instrumen .............................................................. 43 3.5. Teknik Analisis Data ........................................................................ 47 3.6. Prosedur Penelitian .......................................................................... 48
xi
BAB 4
HASIL PENELITIAN .......................................................................... 49 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian ................................................ 49 4.1.1. Gambaran siswa berdasarkan jenis kelamin ........................... 49 4.1.2. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendidikan ..... 49 4.1.3. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendapatan..... 50 4.1.4. Gambaran orangtua siswa berdasarkan status pekerjaan ibu ... 51 4.2. Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 51 4.2.1. Skor dukungan orangtua dalam belajar membaca ................... 51 4.2.2. Skor kemampuan membaca ................................................... 52 4.3. Presentasi Data Penelitian .............................................................. 54 4.4. Uji Hipotesis .................................................................................. 55
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................................ 63 5.1. Kesimpulan...................................................................................... 63 5.2. Diskusi ............................................................................................ 64 5.3. Saran ............................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 71 LAMPIRAN .......................................................................................................... 73
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue print kemampuan membaca ............................................................ 39 Tabel 3.2 Norma tes kemampuan membaca............................................................ 40 Tabel 3.3. Skor pada butir favourable...................................................................... 43 Tabel 3.4. Skor pada butir unfavourable .................................................................. 43 Tabel 3.5. Blue print setelah try out skala dukungan orangtua dalam belajar membaca ................................................................................................ 46 Tabel 3.5. Kaidah reliabilitas ................................................................................... 47 Tabel 4.1. Gambaran siswa berdasarkan jenis kelamin ............................................ 49 Tabel 4.2. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendidikan ...................... 49 Tabel 4.3. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendapatan ..................... 50 Tabel 4.4. Gambaran orangtua siswa berdasarkan status pekerjaan ibu .................... 51 Tabel 4.5. Klasifikasi skor dukungan orangtua dalam belajar membaca................... 51 Tabel 4.6. Skor kemampuan mekanis ...................................................................... 52 Tabel 4.7. Skor kemampuan pemahaman ................................................................ 53 Tabel 4.8. Klasifikasi skor kemampuan membaca ................................................... 54 Tabel 4.9. Deskripsi data ......................................................................................... 54 Tabel 4.10.Korelasi .................................................................................................. 55 Tabel 4.11. Kesimpulan uji regresi ............................................................................ 56 Tabel 4.12.Anova uji regresi .................................................................................... 57 Tabel 4.13.Koefisien regresi..................................................................................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema hubungan dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca.......................................................................... 33
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wacana tes kemampuan membaca ....................................................... 73 Lampiran 2 Daftar pertanyaan wacana .................................................................... 74 Lampiran 3 Kuisioner dukungan orangtua dalam belajar membaca ......................... 75 Lampiran 4 Surat tanda bukti penelitian .................................................................. 78 Lampiran 5 Data uji coba ....................................................................................... 79 Lampiran 6 Data penelitian kuisioner dukungan orangtua dalam belajar membaca . 81 Lampiran 7 Data penelitian kemampuan membaca ................................................. 83 Lampiran 8 Data uji validitas dan reliabilitas .......................................................... 85 Lampiran 9 Data uji anova...................................................................................... 89 Lampiran 10 Data uji regresi .................................................................................... 93
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia
tahun
1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka menjalankan amanat tersebut, pemerintah membuat suatu sistem pendidikan nasional yang dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 dikatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Lebih lanjut dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan pada pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
2
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan BAB III pasal 4 ayat ke-5
disebutkan pendidikan diselenggarakan dengan
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap masyarakat. Membaca merupakan fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia ini hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Doman, 1998).
Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam yang pertama juga menerangkan tentang kedudukan membaca sebagai awal dari terbukanya pengetahuan manusia. Karena hal itu pulalah perintah yang pertama kali turun kepada manusia adalah perintah untuk membaca. Hal ini seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat AlAlaq 1-5, yang artinya: ”(1) Bacalah dengan (menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kemampuan seseorang untuk membaca pun merupakan sebuah hasil dari proses belajar. Menurut pendapat Slameto (dalam Djamarah, 2002) belajar adalah
3
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang biasa disebut dengan faktor individual dan faktor yang ada di luar individu yang biasa disebut dengan faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor individual antara lain faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain adalah faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alatalat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial (Purwanto, 1999).
Dalam hal belajar membaca Doman (1991) mengungkapkan empat fakta dasar mengenai belajar membaca pada anak-anak, yaitu:
1. Anak kecil ingin belajar membaca 2. Anak kecil dapat belajar membaca 3. Anak kecil sedang belajar membaca 4. Anak kecil harus belajar membaca
Masa anak-anak adalah saat yang tepat bagi kita untuk memberi stimulasi kepada otak agar dapat berkembang optimal. Menurut Munandar (1999), ditinjau dari
4
sudut psikologi perkembangan, masa anak dapat dibagi menjadi: masa bayi, masa anak awal, masa anak lanjut atau masa anak sekolah dan masa remaja.
Masa anak lanjut atau masa anak sekolah, yaitu dari usia 6 sampai 12-13 tahun. Masa ini disebut pula masa anak usia sekolah dasar karena pada usia ini biasanya ia duduk di sekolah dasar. Masa anak usia sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi (Munandar, 1999).
Sesuai dengan hal tersebut, Dardjowidjojo (2010) mengungkapkan dalam membaca ada dua tahap utama yang dinamakan tahap pemula dan tahap lanjut. Kartika (2004) menyebutkan teknik membaca permulaan berlangsung pada kelas 1 dan 2 SD sedangkan teknik membaca lanjutan berlangsung sejak kelas 3 SD.
Piaget (dalam Monks, 2002) merumuskan tahap perkembangan kognitif anak sekolah sebagai tahap berpikir operasional konkrit. Tahap ini berlangsung dari usia 711 tahun. Stadium operasional konkrit dapat digambarkan sebagai menjadi positifnya ciri-ciri negatif pada stadium berpikir praoperasional. Cara berpikir anak yang operasional konkrit kurang egosentris. Ditandai oleh desentrasi yang besar, artinya anak sekarang misalnya sudah mampu untuk memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi ini satu sama lain.
Menurut para pendidik dan ahli psikologi anak seperti Piaget dan Hurlock, kelompok ini disebut kelompok usia sekolah dasar yang siap memperoleh dasar-dasar
5
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa (Ginting, 2005).
Jauh sebelum anak mampu membaca dan sebelum mereka mengerti arti setiap kata kecuali yang sederhana, mereka seringkali ingin dibacakan. Baik berupa cerita, dongeng, ataupun informasi yang terkesan belum bisa dipahami oleh mereka. Sebelum anak-anak belajar membaca, perbendaharaan arti mereka bertambah besar lewat gambar-gambar cerita yang dibicarakan atau dongeng-dongeng. Bahkan cerita sederhana pun memperkenalkan arti baru. Pengamatan gambar dengan cermat memungkinkan mereka memperoleh informasi mengenai orang, benda dan situasi yang sebelumnya tidak dimengertinya. Bila membaca dilengkapi dengan diskusi dengan orang dewasa atau film pendidikan di sekolah, pengertian anak akan meningkat (Hurlock, 2005).
Membaca merupakan kecakapan fundamental anak paling penting yang akan selalu dipelajari. Membaca berarti kesuksesan. Di sekolah, dunia kerja, dan dalam kehidupan. Tanpa latar belakang membaca yang baik, anak akan benar-benar menderita, karena pada kecakapan membaca inilah sebagian proses belajar di masamasa yang akan datang dan kesuksesan dipertaruhkan. Para pendidik dan psikolog agaknya sepakat bahwa anak yang tidak bisa membaca secara praktis adalah anak yang tidak berpendidikan, dan jika pada usia 8 atau 9 tahun dia tidak dapat membaca dengan baik, maka kesempatannya menjadi pembaca yang baik sangat tipis. Sungguh
6
kenyataan yang menyedihkan bahwa anak yang tidak bisa membaca cenderung menjadi masalah indisipliner terbesar di sekolah. Rasa frustrasi mereka mencapai puncaknya ketika menyadari bahwa sarana memahami dan mengekpresikan dirinya (mulut) benar-benar tidak mencukupi, dan mereka benar-benar menolak sekolah dan seluruh proses belajar (Hainstock, 2002).
Schonell (1961) mengungkapkan faktor-faktor yang terlibat dan berpengaruh terhadap kemampuan membaca di antaranya adalah faktor lingkungan yang meliputi latar belakang bahasa serta pengalaman, lingkungan sekolah, dan latar belakang rumah.
Ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. no 21 tahun 1994 mengenai penyelenggaraan
pembangunan
keluarga
sejahtera,
keluarga
salah
satunya
mempunyai fungsi sosialisasi dan pendidikan yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang. Keluarga adalah kelompok sosial yang bersifat abadi, dikukuhkan dalam hubungan nikah yang memberikan pengaruh keturunan dan lingkungan sebagai dimensi penting yang lain bagi anak. Keluarga adalah tempat yang penting di mana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang berhasil di masyarakat (Gunarsa, 2004)
7
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 4 Ayat 6). Komponen masyarakat ini meliputi keluarga, masyarakat dan juga pemerintah. Dukungan dari ketiga komponen ini sangat diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dalam hal ini dukungan orangtua menjadi sangat penting dalam proses belajar membaca anak. Orangtua memandang kemampuan membaca sebagai suatu hal yang sangat penting dan tentu saja memang penting, karena membaca merupakan pintu ke arah pembelajaran di semua bidang ilmu (Guthrie, 2003).
Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan belajar dari anak. Sebaliknya keluarga yang miskin dengan sumber bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar (Sukmadinata, 2003)
Taylor (1995) mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan.
8
Sangatlah penting bagi orangtua untuk membantu peran guru maupun pengajar anak di sekolah. Untuk itu perlu ada hubungan komunikasi yang baik antara guru dan orangtua sebagai pendamping belajar membaca anak di rumah (Burns, 1984).
Tingkat literasi awal dalam kemampuan membaca seperti yang dilakukan oleh studi PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) menunjukkan bahwa siswa Indonesia masih menghadapi kendala dalam membaca. PIRLS adalah suatu studi kemampuan membaca yang dirancang untuk mengetahui kemampuan anak sekolah dasar dalam memahami bermacam ragam bacaan. Penilaian difokuskan pada dua tujuan membaca yang sering dilakukan anak-anak, yaitu membaca cerita sastra dan membaca untuk memperoleh informasi. Pada studi tahun 1999 diketahui bahwa keterampilan membaca kelas IV Sekolah Dasar kita berada pada tingkat terendah di Asia Timur, seperti dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata berikut ini: 75.5 (Hong Kong), 74.0 (Singapura), 65.1 (Thailand), 52.6 (Filipina), dan 51.7 (Indonesia). Studi ini juga melaporkan bahwa siswa Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan karena mereka mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran (Suherli, 2006).
9
Studi kemampuan membaca lainnya adalah PISA (Programme for International Student Assessment) yang bertujuan meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas III SMP dan Kelas I SMA) dalam membaca, matematika, dan sains. PISA mengukur kemampuan siswa pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan siswa menghadapi tantangan masyarakatpengetahuan (knowledge society) dewasa ini. Penilaian yang dilakukan dalam PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan yang dicantumkan dalam kurikulum sekolah. Hasil studi tahun 2000 mengungkapkan bahwa literasi membaca siswa Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan siswa yang ada di manca negara. Dari 42 negara yang disurvey, siswa Indonesia menduduki peringkat ke-39, sedikit di atas Albania dan Peru. Kemampuan siswa Indonesia masih di bawah siswa Thailand (peringkat ke-32) (Suherli, 2006)
Wiener (dalam Sutardi, 1997), mencatat pendapat yang dikemukakan oleh Ravitch dalam Comission on Reading of the National Academy of Education tahun 1985 yang mengutarakan bahwa orangtua seharusnya mendukung program sekolah dengan membantu anaknya belajar di rumah. Belajar dengan orangtua ini dapat membantu anaknya dalam meningkatkan minat membaca dan juga prestasi belajar membaca di sekolah. Orangtua dapat melakukannya dengan cara mengajak anaknya berbicara, mendiskusikan pengalaman yang mereka alami sehari-hari, agar anak
10
memahami pentingnya kata-kata dalam mengutarakan maksud dan membangun latar belakang pengetahuan.
Dalam studi yang dilakukan Milner (dalam Sutardi, 1997) terhadap anak kelas satu dalam hubungan antara kesiapan membaca dan pola interaksi anak dan orangtua, anak yang mendapat skor tinggi dalam pengukuran membaca adalah anak yang berasal dari lingkungan verbal yang diperkaya,
yaitu lebih banyak melakukan
percakapan dengan orangtua dibanding anak-anak yang mendapat skor rendah.
Wiener (dalam Sutardi, 1997) mencatat studi yang dilakukan Epstein tahun 1987 terhadap 239 anak Baltimore mengungkapkan bahwa anak-anak akan mendapat skor membaca yang tinggi, jika orangtua mereka melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar. Selain itu juga terungkap bahwa walaupun orangtua sangat ingin membantu anaknya, tetapi hanya 20% yang mengaku tahu bagaimana membantu anaknya sedangkan 80% mengaku tidak tahu bagaimana harus membantu anaknya.
Spodek, Saracho dan Davis (dalam Sutardi, 1997) mengungkapkan hasil pengamatan Holdaway menjelaskan bahwa orangtua tidak cukup hanya menyediakan fasilitas dan memberi instruksi verbal untuk belajar membaca, tetapi harus menjadi model membaca bagi anak, yaitu model yang emulatif mendukung kegiatan membaca.
11
Berdasarkan pengamatan penulis sebagai pengajar belajar membaca anakanak di sebuah lembaga les membaca, penulis melihat bahwa terdapat variasi kemampuan membaca antara anak laki-laki dan perempuan. Selain itu penulis juga memperhatikan perbedaan kemampuan membaca antara anak yang ibunya bekerja dengan anak yang ibunya tidak bekerja. Tidak semua anak yang ibunya bekerja memiliki kemampuan membaca yang rendah dan begitu pula sebaliknya. Penulis lantas bertanya apakah ada perbedaan dukungan orangtua yang akhirnya mempengaruhi kemampuan membaca mereka? Penulis juga tertarik untuk meneliti kemampuan membaca anak-anak yang berada di tahap pemula atau kelas rendah. Hal tersebut dikarenakan seorang anak yang awalnya tidak memiliki kemampuan membaca simbol tertulis menjadi “melek aksara” dan memiliki pemahaman atas apa yang dibacanya merupakan tahapan yang sangat penting. Selain itu penulis juga belum menemukan penelitian yang mengaitkan antara kemampuan membaca siswa kelas rendah dengan dukungan orangtuanya dalam belajar membaca. Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, penulis memfokuskan kepada kemampuan membaca kelas rendah dan ingin meneliti apakah ada hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok?
12
1.2.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan masalah
a. Dukungan orangtua dalam belajar membaca
Dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan dalam proses belajar membaca guna meningkatkan kemampuan membaca. Dalam hal ini penulis menggunakan skala dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan aspek yang diadaptasi dari bentuk-bentuk dukungan (Sarafino, 2002) meliputi: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan jaringan.
b. Kemampuan membaca
Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pengalaman dan pemikiran. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan kepada kemampuan membaca kelas rendah atau kemampuan membaca permulaan yaitu kelas 1 sampai 2 SD. Untuk mengukurnya, penulis menggunakan tes membaca wacana yang diadaptasi dari Informal Reading Inventory (Burns, 1984).
13
1.2.2. Perumusan masalah
“Apakah ada hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok ?”.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca pada siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok.
1.3.2.
Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Untuk menambah khasanah psikologi khususnya di bidang pendidikan, memberikan suatu wacana baru tentang perkembangan kemampuan membaca anak dikaitkan dengan dukungan orangtua dalam belajar membaca.
14
b. Manfaat praktis
Bagi para orangtua, penelitian ini dapat menambah wawasan baru bagaimana hendaknya orangtua berperan dalam proses belajar anak khususnya dalam belajar membaca.
Bagi para guru, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana karakteristik anak-anak dalam hal belajar membaca serta dapat menjadi referensi untuk memberikan arahan terhadap orangtua siswa mengenai bagaimana hendaknya mereka mendukung kegiatan belajar anak di rumah khususnya dalam hal belajar membaca, sehingga terjalin hubungan yang baik antara guru dan orangtua dalam menciptakan kesuksesan belajar anak.
Bagi para pengusaha, pemerintah ataupun pihak lain yang berwenang, penelitian ini dapat menjadi pemacu untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan minat maupun kemampuan anak-anak dalam membaca.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I:
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
15
BAB II:
Pada bab ini penulis menguraikan pertama, kemampuan membaca meliputi pengertian membaca, tahapan dalam membaca, aspek kemampuan membaca, tingkat kemampuan membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca dan tes kemampuan membaca. Kedua, dukungan orangtua dalam belajar membaca meliputi pengertian dukungan orangtua, bentuk-bentuk dukungan, pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, model belajar membaca dan dukungan orangtua dalam belajar membaca. Ketiga, kerangka berpikir dan keempat rumusan hipotesis.
BAB III: Membahas tentang jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, teknik analisis data dan prosedur penelitian.
BAB IV: Membahas mengenai gambaran umum subyek penelitian, deskripsi data penelitian, presentasi data penelitian dan uji hipotesis
BAB V
: Membahas kesimpulan, diskusi dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1.
Kemampuan Membaca
2.1.1. Pengertian membaca Smith dalam Ginting (2005) menyebutkan membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis. Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya (Ahuja, 1999). Dengan kata lain, proses membaca adalah proses ganda, meliputi proses penglihatan dan proses tanggapan. Sebagai proses penglihatan, membaca bergantung kepada kemampuan melihat simbol-simbol. Oleh karena itu mata memainkan peranan penting (Wassman&Rinsky, 1993). Sebagai proses tanggapan, membaca menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Proses membaca juga meliputi identifikasi simbolsimbol bunyi dan mengumpulkan makna melalui simbol-simbol tersebut (Ahuja, dalam Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menyimpulkan membaca sebagai suatu proses yang melibatkan penglihatan dan tanggapan untuk memahami bahan bacaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau mendapatkan kesenangan. Menurut Shihab (dalam Sahara, 2000) baca dalam istilah agama disebut iqra’ yang diambil dari kata qara’a, pada mulanya berarti menghimpun, apabila dirangkai huruf atau kata, kemudian diucapkan rangkaian tersebut maka telah menghimpunnya atau dalam bahasa Al-Qur’an Qara’atahu
17
qira’atan. Arti asal kata ini menunjukkan Iqra’ yang diterjemahkan dengan “Bacalah”, tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain dan karenanya dapat ditemukan dalam kamus-kamus bahasa beraneka ragam kata tersebut antara lain: menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui, ciri-cirinya yang semuanya dapat dikembalikan kepada hakikat menghimpun yang merupakan akar arti kata tersebut.
Sedangkan menurut Broto (dalam Rahman 1999) membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Juga menurut Soedarso (dalam Rahman, 1999) membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa menggerakan mata dan menggunakan pikiran.
Membaca juga merupakan perpaduan antara pemahaman bentuk dan makna. Ada dua cara memahami bacaan, yaitu memahami bacaan dengan menganalisis teks dan memahami bacaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Biasanya pembaca memadukan kedua cara ini dalam proses pemahamannya. Dalam istilah Bernhardt (dalam Suherli, 2006), proses membaca demikian itu sifatnya “multidimensional and multivariate”. Teks sendiri ada yang terlihat (seen text) seperti yang terbaca oleh pembaca, dan teks ‘tersembunyi’ (unseen text) yang merupakan maksud penulis yang biasanya mengandung nilai
18
sosial dan budaya. Oleh karena itu, membaca tidak cukup memerhatikan kata, kalimat dan paragraf saja, sekalipun tanpa unsur-unsur itu tidak akan terjadi proses membaca.
Membaca adalah sebuah kemampuan yang diperlukan bagi orang yang mau mencari informasi dari teks tertulis (Ahuja, 1999). Membaca juga sebagai salah satu alat untuk belajar (study skills) berbagai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Membaca itu sendiri adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987).
Dari berbagai definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa membaca adalah mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pangalaman dan pemikiran.
2.1.2. Tahapan dalam membaca
Empat tahap dalam berbahasa yang sampai kini masih dianggap benar adalah tahap mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (listening, speaking, reading, and writing). Dua tahap pertama berkaitan dengan bahasa lisan dan dua tahap terakhir dengan bahasa tulisan (Dardjowidjojo, 2010).
Dardjowidjojo (2010) mengungkapkan dalam membaca ada dua tahap utama yang dinamakan tahap pemula dan tahap lanjut. Kartika (2004)
19
menyebutkan teknik membaca permulaan berlangsung pada kelas 1 dan 2 SD sedangkan teknik membaca lanjutan berlangsung sejak kelas 3 SD.
2.1.2.1. Tahap pemula
Tahap pemula adalah tahap yang mengubah manusia dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Pada tahap pemula, anak perlu memerhatikan dua hal yaitu keteraturan bentuk dan pola gabungan huruf. Beberapa prasyarat harus dipenuhi anak dalam menempuh tahap ini diantaranya prasyarat kognitif yang menyangkut kemampuan memahami keteraturan bentuk, atensi dan motivasi, kemampuan asosiatif dan kemampuan deteksi. Selain prasyarat kognitif, anak juga harsyarat kognitif, anak juga harus memiliki prasyarat-prasyarat tertentu untuk dapat berbicara yang meliputi penguasaan sistem fonologi, penguasaan sintaksis bahasa dan kemampuan semantik.
2.1.2.2. Tahap lanjut
Tahap lanjut adalah tahap dimana prosesnya bukan terkonsentrasi pada kaitan antara huruf dengan bunyi tetapi pada makna yang terkandung dalam bacaan. Perbedaan yang mencolok antara tahap pemula dan tahap lanjut adalah bahwa pembaca pada tahap lanjut tidak lagi harus memerhatikan keteraturan bentuk huruf lagi. Kemampuan untuk ini telah dilaluinya dan kini dia masuk pada pemahaman makna.
20
Pada tahap ini membaca dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk menganalisis input yang berupa bahan tertulis dan menghasilkan output yang berupa pemahaman atas bahan tersebut.
Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi pembaca dalam tahap ini adalah kemampuan pemrosesan kata dan kalimat, kemampuan untuk memahami apa yang tersirat dalam bacaan, kemampuan untuk menangani ihwal yang baru dan kemampuan untuk memilih.
2.1.3. Aspek kemampuan membaca Berikut akan dipaparkan dua aspek penting dalam kemampuan membaca, yaitu kemampuan mekanis (mechanical skills) dan kemampuan pemahaman (comprehension skills).:
2.1.3.1. Kemampuan mekanis (mechanical skills)
Kemampuan mekanis mencakup pengenalan bentuk huruf sampai pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”) dalam kecepatan membaca taraf lambat (Broughton dalam Ginting, 2005).
Teknik membaca untuk kemampuan ini biasa disebut dengan membaca teknis atau membaca bersuara (Kartika, 2004). Sedangkan Burns (!984), menggunakan istilah word recognition.
21
Kegiatan membaca teknis merupakan sebagian besar yang ditekankan pada pembaca tahap pemula, yaitu kelas 1 dan 2 SD. Kegiatan membaca teknis makin menurun frekuensinya pada kelas tinggi sekolah dasar dan kegiatan membaca ini lebih ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca (Kartika, 2004). Pada tahap pemula, anak perlu memperhatikan dua hal yaitu keteraturan bentuk dan pola gabungan huruf (Dardjowidjodjo, 2010) Membaca permulaan bertujuan memberikan kemampuan dasar untuk membaca yaitu siswa mengenal/ mengetahui huruf dan terampil mengubah huruf menjadi suara. Pada tahap membaca lanjutan kemampuan membaca teknis tidak hanya sebatas menyuarakan tetapi lebih berkembang menjadi pelafalan vokal maupun
konsonan,
nada/lagu
ucapan,
penguasaan
tanda-tanda
baca,
pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi (Kartika, 2004). Kemampuan mekanis diungkapkan melalui bunyi yang dikeluarkan oleh mulut. Dardjowidjojo (2010) mengatakan kekeliruan dalam pengucapan ini sebagai kekeliruan kilir lidah, yang terdiri dari kekeliruan fitur distingtif, kekeliruan segmen fonetik, kekeliruan sukukata dan kekeliruan kata. Dalam IRI Iinformal Reading Inventory) yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca siswa, kesalahan dalam membaca mekanis yang perlu ditandai adalah: mispronounciation (kesalahan pengucapan), refusal to pronounce (bacaan yang ditolak), insertion (selipan/terselip), omission (penghilangan), repetition (pengulangan), reversals (pembalikan/terbalik) (Burns, 1984)
22
2.1.3.2. Kemampuan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
Kemampuan ini dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup memahami pengertian sederhana sampai mengevaluasi atau menilai isi dan bentuk bacaan dalam kecepatan membaca yang fleksibel yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton dalam Ginting, 2005).
Teknik membaca untuk kemampuan ini biasa disebut dengan teknik membaca dalam hati Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca memindai, membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan ke dalam membaca dalam hati Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan (Kartika, 2004). Burns (1984) membagi empat tahap pemahaman yaitu pemahaman harfiah (literal reading), pemahaman menafsirkan (interpretive reading), pemahaman mengupas kritis (critical reading), dan pemahaman kreatif (creative reading). Dalam tes Informal Reading Inventory (Burns, 1984), untuk mengetahui pemahaman wacana, siswa diajukan beberapa pertanyaan setelah ia selesai membaca. Pertanyaan harus mencakup ide utama, detail, makna kata, rangkaian, sebab akibat dan kesimpulan (Burns, 1984)
23
2.1.4. Tingkat kemampuan membaca
Terdapat empat kategori tingkat kemampuan membaca anak (Burns, 1984), yaitu:
1. Tingkat independen. Pada tingkat ini anak dapat membaca dengan gayanya sendiri tanpa bimbingan guru. Anak mampu melafalkan sedikitnya 99% bahan teks tertulis dengan tingkat pemahaman 90% atau lebih 2. Tingkat instruksional. Pada tingkat ini anak dapat membaca dengan masih menggunakan bimbingan guru. Anak mampu melafalkan sedikitnya 85% bahan teks tertulis (untuk kelas 1 dan 2) atau 95% bahan teks tertulis (untuk kelas 3 ke atas) dengan tingkat pemahaman mencapai 75% atau lebih. 3. Tingkat frustrasi. Pada tingkat ini anak mengalami hambatan dan hanya dapat melafalkan 90% bahan teks tertulis atau kurang, atau anak hanya memahami 50% bahan bacaan. 4. Tingkat kapasitas/potensial. Yang termasuk dalam kategori ini adalah anak dengan tingkat pemahaman 75% atau lebih dengan kemampuan melafalkan bacaan yang tak terbatas. Sebagai contoh, jika seorang anak hanya mampu melafalkan 80% bahan bacaan tetapi ia mempunyai pemahaman dengan tingkat 80% maka ia termasuk dalam kategori ini.
24
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pangalaman dan pemikiran.
2.1.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Menurut Schonell (1961) faktor-faktor yang terlibat dan berpengaruh terhadap kemampuan membaca adalah:
1. Kematangan Umum, meliputi kematangan fisik, intelektual, sosial, dan emosi. 2. Tingkat Inteligensi secara umum 3. Kemampuan
pengenalan
visual
dan
auditori
serta
kemampuan
membedakan pola kata 4. Lingkungan, meliputi latar belakang bahasa serta pengalaman, lingkungan sekolah dan latar belakang rumah 5. Emosi, meliputi ketertarikan (minat), perhatian individu dan kepercayaan diri.
Terkait dengan faktor lingkungan, menurut Schonell (1961) yang termasuk dalam latar belakang rumah adalah:
a. kondisi ekonomi seperti penghasilan keluarga, ukuran rumah, kecukupan dan keteraturan dalam makanan, tidur, dan lain lain
25
b. kesempatan untuk bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan yang bebeda. Hal ini berhubungan dengan perkembangan konsep dan perbendaharaan kata c. sifat dan kuantitas bicara serta pola bahasa anak-anak terutama sekali yang dipengaruhi oleh perkataan orangtua d. sikap terhadap membaca dan menulis, seberapa sering kegiatan membaca di rumah dilakukan dan tersedianya buku-buku dengan tingkat kesulitan yang bervariasi e. kualitas kehidupan keluarga dalam hal ini hubungan antar orangtua yang berpengaruh
terhadap
keamanan
anak-anak
dan
perkembangan
kepribadian secara umum
2.1.6. Tes kemampuan membaca
Tes kemampuan membaca digunakan oleh guru atau pengajar untuk mengetahui dan juga mengembangkan kemampuan anak untuk membaca teks bacaan dan kemampuan pemahamannya.
Ada banyak alat tes kemampuan
membaca yang dapat digunakan yang dapat digunakan oleh para pengajar di Sekolah Dasar. Contohnya cloze tes, yaitu bentuk tes melengkapi teks yang hilang dalam wacana dan juga Informal Reading Inventory (IRI) (Burns, 1984)
26
IRI disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyeleksi jenis atau standar bacaan. Gunakan salah satu seri bacaan yang dimulai dari bacaan pra sekolah sampai bacaan kelas 6 SD. Pilih materi bacaan yang sebelumnya tidak pernah dibaca atau dijumpai oleh anak. 2. Menentukan bagian dari buku bacaan yang akan dibaca oleh anak. Pilih bagian bacaan yang ceritanya utuh dengan standar banyaknya kata sebagai berikut: Prasekolah/kelas 1: sekitar 75 kata., kelas 2: 100 kata, Kelas 3:125 kata, kelas 4: 150 kata, kelas 5: 175 kata, kelas 6 atau lebih: 200 kata. Gunakan bacaan untuk dua tahap tes yaitu membaca bersuara dan membaca dalam hati. Membaca bersuara untuk mengetahui kemampuan mekanis dan membaca dalam hati untuk mengetahui kemampuan pemahaman. 3. Susun pertanyaan. Tentukan lima sampai sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan. Pertanyaan harus mencakup ide utama, detail, makna kata, rangkaian, sebab akibat dan kesimpulan. 4. Persiapan konstruk tes. Siapkan pertanyaan dalam kartu yang terpisah. Siapkan duplikat
bacaan untuk menandai atau memberikan penilaian.
Jenis kesalahan yang dicatat saat teks dibaca adalah: salah pengucapan, teks yang ditolak atau tidak mau dibaca anak, teks yang terselip, teks yang hilang, teks yang diulang, teks yang dibaca terbalik.
27
2.2. Dukungan Orangtua Dalam Belajar Membaca
2.2.1. Pengertian dukungan orangtua Penulis mendefinisikan dukungan orangtua berdasarkan definisi dukungan sosial dan dukungan keluarga. Menurut Cobb (dalam Sarafino, 2002), dukungan sosial diartikan sebagai suatu kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang atau kelompok lain. Dukungan keluarga menurut Francis dan Satiadarma (dalam Ambari, 2010) merupakan bantuan/sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga. Sarafino (2002) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan dan sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya.
Taylor (1995) menyebutkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan. Comission on the family (dalam Ambari, 2010) menyatakan dukungan keluarga, termasuk orangtua, dapat memperkuat setiap individu, menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan yang utama bagi seluruh keluarga dalam menghadapi
28
tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai relevansi dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh tekanan.
2.2.2. Bentuk-bentuk dukungan
Bentuk-bentuk dukungan menurut Sarafino (2002) adalah:
a. Dukungan emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. b. Dukungan penghargaan: terjadi lewat ungkapan yang positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu. Hal seperti ini dapat menambah penghargaan diri. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya berharga, mampu, dan dihargai. c. Dukungan instrumental: mencakup bantuan langsung, dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya. d. Dukungan informatif: mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. e. Dukungan jaringan: mencakup perasaan keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan merupakan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok, saling berbagi kesenangan dan aktivitas.
29
2.2.3. Pengertian belajar Skinner dalam Syah (2008) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Slameto dalam Djamarah (2002) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Witherington dalam Sukmadinata (2003) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai polapola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Selain itu Morgan dalam Purwanto (2004) mendefinisikan kegiatan belajar sebagai setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan maupun pengalaman.
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Purwanto (1999) mengungkapkan bahwa keberhasilan belajar itu tergantung kepada bemacam-macam faktor. Dapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan:
a. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
Termasuk
ke
dalam
faktor
ini
adalah
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, motivasi, dan faktor/sifat pribadi.
30
b. Faktor yang ada di luar individu atau yang kita sebut faktor sosial. Termasuk kedalam faktor ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
2.2.5. Model belajar membaca
Tujuan pengajaran membaca menurut Alexander (dalam Suherli, 2006) adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca agar peserta didik dapat menikmati bacaannya dan dapat menggunakan keterampilannya selama hidupnya.
Dardjowidjojo (2010) berpendapat ada dua model belajar membaca model dari bawah ke atas (bottom up) yang mendasarkan metodenya pada cara fonik, yakni, dari fonem, ke suku, lalu ke kata dan seterusnya sampai ke atas dan model atas ke bawah (top down) yang langsung memberikan kata untuk dibaca.
2.2.6. Dukungan orangtua dalam belajar membaca
Dalam hal belajar membaca, orangtua dapat memberikan dukungan dalam berbagai bentuk. Bentuk-bentuk dukungan menurut Sarafino (1997) adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informative dan dukungan jaringan.
Burns (1984) mengungkapkan tujuh hal yang dapat dilakukan orangtua dalam rangka membantu kegiatan belajar membaca anak di rumah:
31
1. menjaga hubungan dengan anak dalam program belajar membaca dengan rajin menanyakan perkembangan belajar membacanya 2. menjadi pendengar dan penanya yang baik 3. mendukung anak untuk menyelesaikan tugas membaca buku 4. membantu menyediakan ruangan, waktu dan peralatan yang dibutuhkan untuk belajar 5. mendukung anak untuk berpartisipasi dalam pameran buku atau kegiatan membaca lainnya 6. membantu anak saat dia menemui kesulitan dalam membaca 7. memberikan penilaian yang baik terhadap pekerjaan rumah dan mengekspresikan antusiasme ketika anak bertanya.
Dapat disimpulkan bahwa dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca.
2.3. Kerangka Berpikir Kegiatan membaca bukan saja mengasyikkan, tetapi juga berarti menelusuri pengalaman pembelajaran melalui bahan bacaan. Hal ini dikarenakan bacaan merupakan ekspresi dari bahasa manusia sebagai suatu sistem komunikasi sosial yang mewakili kemajuan kemampuan kognitif manusia tertinggi.
32
Dilihat dari kegiatan anak membaca, mereka membutuhkan stimulus yang membuat mereka terdorong untuk melakukan kegiatan membaca. Belum banyak orang tua dan guru yang secara sengaja memberikan penghargaan saat anak melakukan kegiatan yang baik, seperti saat belajar dan membaca.
Kemajuan kemampuan membaca anak yang berlangsung dalam kontinum interaktif seiring dengan perkembangan anak (Wiener dalam Sutardi, 1997) membuat
orangtua mau
tidak
mau
mempunyai peran penting
dalam
mengembangkan kemampuan membaca anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak. Di dalam keluargalah seorang anak mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui. Seorang anak dapat menyerap banyak sekali informasi lewat percakapan, nyanyian, candaan, dan segala aktifitas bermain yang memang identik dengan dunianya. Sangatlah penting bagi orangtua untuk membantu peran guru maupun pengajar anak di sekolah. Untuk itu perlu ada hubungan komunikasi yang baik antara guru dan orangtua sebagai penadamping belajar membaca anak di rumah.
Dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan (Taylor, 1995). Hal-hal sederhana seperti sering mengajak anak bercakap-cakap, membacakan cerita, jalan-jalan ke toko buku
33
diyakini dapat menumbuhkan semangat belajar membaca anak hingga akhirnya dapat meningkatkan kemampuan membacanya.
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca yang sebelumnya telah penulis paparkan, dapat dilihat bahwa lingkungan keluarga khususnya orangtua memiliki peran besar dalam mengembangkan kemampuan membaca anak. Penulis meyakini orangtua yang secara aktif mendukung kegiatan belajar membaca anak dengan berbagai bentuk dukungan, dapat membantu anak meningkatkan kemampuan membacanya.
Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan melalui bagan di bawah ini:
Gambar 2.1. Skema hubungan dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca
X Dukungan Orangtua
Y Kemampuan Membaca
Semakin tinggi dukungan orangtua dalam belajar membaca maka semakin tinggi pula kemampuan membaca siswa. Sebaliknya, semakin kecil dukungan orangtua dalam belajar membaca maka semakin rendah pula kemampuan membaca siswa.
34
2. 4. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam kegiatan belajar membaca dengan kemampuan membaca pada siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam kegiatan belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca pada siswa Kelas 2 SDN Bakti Jaya 3. Untuk membahas permasalahan ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif sebab pada data akhir akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif korelasional. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat apakah ada hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca pada siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Data yang dihasilkan adalah data kuantitatif yang hasilnya akan dianalisa secara deskriptif.
3.2. Variabel Penelitian
3.2.1. Identifikasi variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
36
Variabel bebas (Independent Variabel): Kemampuan membaca
Variabel terikat (Dependent Variabel): Dukungan orangtua dalam belajar membaca
3.2.2. Definisi konseptual variabel 1. Dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan dalam proses belajar membaca guna meningkatkan kemampuan membaca. 2. Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pangalaman dan pemikiran.
3.2.3. Definisi operasional variabel
1. Dukungan orangtua dalam belajar membaca merupakan skor akhir yang didapatkan dari pengisian skala dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan aspek yang diadaptasi dari bentuk-bentuk dukungan (Sarafino,
2002)
meliputi
dukungan
emosional,
dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan jaringan. Indikator dari skala ini juga dikombinasikan dengan dukungan orangtua dalam belajar membaca yang disampaikan Burns (1984). Skala disusun berdasarkan model skala Likert. Semakin tinggi
37
skor yang didapat, maka semakin besar dukungan yang diberikan oleh orangtua. 2. Kemampuan membaca adalah nilai akhir yang didapatkan dari tes kemampuan membaca yang penulis susun berdasarkan adapatasi tes Informal Reading Inventory (IRI) yang terdiri dari tes kemampuan mekanis (membaca bersuara) dan tes kemampuan pemahaman (membaca dalam hati).
3. 3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti (Kountur, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas rendah SDN Bakti Jaya 3 Depok yang terdiri dari kelas 1 dan 2 dengan jumlah siswa 145 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling adalah memilih salah satu atau beberapa kelompok
secara
simple
random
sampling
sebagai
sampel.
Populasi
dikelompokkan atau memang sudah terkelompok, dimana kelompok-kelompok tersebut dapat merepresentasikan populasi. Jadi yang dipilih di sini bukan individunya tetapi kelompoknya sehingga semua individu dalam kelompok yang terpilih tersebut otomatis terpilih (Kountur, 2004).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok yang seluruhnya berjumlah 70 orang., yang terdiri dari kelas 2 A
38
sebanyak 35 orang dan 2 B sebanyak 35 orang. Penulis menggunakan sampel kelas 2 A untuk mengambil data try out dan kelas 2 B sebagai sampel penelitian.
3. 4. Pengumpulan Data
3. 4. 1. Metode dan Instrumen
Dalam proses pengumpulan data kemampuan membaca penulis melakukan tes wacana yang diadaptasi dari
Informal Reading Inventory (IRI). Tes
dilaksanakan secara individual dengan dua tahapan. Yang pertama adalah tahap kemampuan mekanis (membaca bersuara) dan tahap kemampuan pemahaman (membaca dalam hati). Penulis memanggil nama siswa sesuai dengan urutan absensi. Pada tahap kemampuan mekanis, siswa diberikan sebuah wacana dan diinstruksikan untuk membacanya dengan bersuara. Penulis mencatat kesalahan membaca yang dilakukan oleh siswa dengan menggaris bawahi kata yang salah dan memberi kode nomor sesuai dengan jenis kesalahannya. Adapun kode nomor kesalahannya adalah (1) salah pengucapan, (2) ditolak untuk dibaca, (3) selipan/terselip,
(4)
pembalikan/terbalik.
penghilangan/hilang,
(5)
pengulangan,
dan
(6)
Sedangkan, pada tahap kemampuan pemahaman, siswa
diberikan 10 pertanyaan lisan yang berhubungan dengan wacana yang telah dibaca dengan tetap memegang wacana tersebut. Pada tahap ini siswa melakukan teknik membaca dalam hati. Penulis memberikan tanda check list (√) pada soal yang dijawab benar dan menulis setiap jawaban yang salah.
39
Tabel 3.1. Blue print Kemampuan membaca No
Aspek
1.
Kemampuan Mekanis
2.
Kemampuan Pemahaman
TOTAL
Indikator
Nomor Item
Terampil menyuarakan pola gabungan huruf tanpa kesalahan-kesalahan seperti: salah pengucapan ditolak untuk dibaca selipan/terselip penghilangan pengulangan pembalikan (terbalik) Mampu mengungkap: Ide utama 1 Detail
2,6
Makna kata
4, 8
Rangkaian
3, 7
Sebab akibat
5,9
Kesimpulan
10
10
Untuk kemampuan mekanis siswa dinilai total kesalahan dalam membaca dan dinilai akurasi/ketepatan bacaan keseluruhan. Rumus untuk skor kemampuan mekanis adalah:
40
Jumlah Kata yang Tepat
X
100%
Jumlah Kata dalam Wacana
Contoh jika dari total 104 kata dalam wacana siswa memiliki 2 kesalahan berarti siswa memiliki akurasi 102 kata (98%).
Untuk kemampuan pemahaman siswa dinilai jumlah jawaban yang tepat dan kemudian dinilai akurasinya. Rumus untuk skor kemampuan pemahaman adalah:
Jumlah Jawaban Tepat
X
100%
Jumlah Pertanyaan
Untuk menunjukan skor keseluruhan dari tes kemampuan membaca ini maka ditetapkan norma berikut: Tabel 3.2. Norma tes kemampuan membaca Tingkatan
Kemampuan Mekanis
Independen
99% <
Instruksional
85% < (kelas 1 & 2)
Kemampuan Pemahaman Dan
90% < 75% <
Dan 95% < (kelas 3 <) Frustrasi
90% >
Atau
Kapasitas
---------------------------
50% > 75% <
(Johnson dan Kress dalam Burns, 1984)
41
Norma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika anak dapat membaca dengan gayanya sendiri tanpa bimbingan guru. Anak mampu melafalkan sedikitnya 99% bahan teks tertulis dengan tingkat pemahaman 90% atau lebih, maka ia termasuk kedalam tingkatan independen 2. Jika anak dapat membaca dengan masih menggunakan bimbingan guru serta mampu melafalkan sedikitnya 85% bahan teks tertulis (untuk kelas 1 dan 2) atau 95% bahan teks tertulis (untuk kelas 3 ke atas) dengan tingkat pemahaman mencapai 75% atau lebih, maka ia termasuk ke dalam tingkatan instruksional 3. Jika anak mengalami hambatan dan hanya dapat melafalkan 90% bahan teks tertulis atau kurang, atau anak hanya memahami 50% bahan bacaan, maka ia termasuk ke dalam tingkatan frustrasi 4. Sedangkan yang termasuk ke dalam tingkatan kapasitas/potensial. adalah anak yang memiliki tingkat pemahaman 75% atau lebih dengan kemampuan melafalkan bacaan yang tak terbatas. Sebagai contoh, jika seorang anak hanya mampu melafalkan 80% bahan bacaan tetapi ia mempunyai pemahaman dengan tingkat 80% maka ia termasuk dalam kategori ini.
Untuk memperoleh data dukungan orangtua dalam belajar membaca penulis menggunakan metode kuesioner (questionnaires) yang berbentuk skala untuk diajukan kepada orangtua siswa.
42
Menurut Kerlinger (2000), skala adalah sehimpunan lambang/simbol atau angka yang disusun dengan cara tertentu sehingga simbol atau angka itu dengan aturan tertentu dapat diberikan kepada individu (atau perilaku individu) yang terhadapnya skala itu dikenakan, sedangkan pemberian simbol atau angka itu mengikuti petunjuk tentang pemilikan individu terhadap apapun yang hendak diukur oleh skala tertentu.
Alat pengumpul data adalah suatu alat yang dipakai dalam sebuah penelitian yang berguna untuk memperoleh data yang nantinya akan dianalisis. Data yang diperoleh akan dikumpulkan menggunakan skala dukungan orangtua dalam kegiatan belajar membaca dengan menggunakan skala model Likert. Skala ini disusun berdasarkan pada definisi operasional yang mengacu pada definisi konseptual yang sebelumnya telah dipaparkan penulis secara lengkap pada bab II.
Dalam menyusun skala penulis menggunakan 4 alternatif jawaban, subyek memilih salah satunya dengan cara memberi tanda check list (√) pada kotak yang telah disediakan.
Alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan-pernyataan tersebut ada yang bersifat favourable ada yang bersifat unfavourable.
Untuk menunjukkan skor terhadap skala, maka ditetapkan norma penilaian terhadap jawaban sebagai berikut:
43
Tabel 3.3. Skor pada butir favourable BUTIR FAVOURABLE SKALA
SKOR
Sangat Sesuai (SS)
4
Sesuai (S)
3
Tidak Sesuai (TS)
2
Sangat Tidak Sesuai (STS)
1
Tabel 3.4. Skor pada butir unfavourable BUTIR UNFAVOURABLE SKALA
SKOR
Sangat Sesuai (SS)
1
Sesuai (S)
2
Tidak Sesuai (TS)
3
Sangat Tidak Sesuai (STS)
4
Sebelum proses pengambilan data dilakukan penulis melakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
3.4.2. Teknik Uji Instrumen
Pada instrumen tes kemampuan membaca, setelah menetapkan wacana dan menyusun pertanyaan kemampuan pemahaman maka dilakukan try out guna mengetahui validitas dan reliabilitas dari pertanyaan yang telah dibuat. Untuk wacana, penulis tidak melakukan uji validitas maupun uji reliabilitas. Akan tetapi
44
penulis menyeleksi wacana yang akan digunakan berdasarkan pedoman penyusunan alat tes IRI (Informal Reading Inventory) yaitu memilih cerita yang utuh dengan jumlah kata dalam wacana kurang lebih 100 kata untuk kelas 2 SD. Untuk menjaga kualitas maupun standar wacana maka penulis memilih wacana dari buku paket Bahasa Indonesia Kelas 2 yang diterbitkan Dinas Pendidikan Nasional yang tentunya tidak digunakan sebagai buku paket oleh sampel yang akan diteliti.
Untuk instrumen skala dukungan orangtua setelah item pernyataan tersusun maka dilakukan try out guna mengetahui validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang telah dibuat. Dalam tahap try out ini peneliti memberikan 52 item pernyataan pada skala dukungan orangtua dalam belajar membaca. Hasil dari skala yang telah diberi skor kemudian dibuat distribusi frekuensi dengan sistem tabulasi untuk mendapatkan nilai mean. Kemudian untuk menguji angka kebenaran hipotesis digunakan program SPSS versi 17.0.
Pelaksanaan try out skala dukungan orangtua dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2010. Sedangkan untuk try out kemampuan membaca dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2010. Sampel yang digunakan adalah orangtua dan siswa kelas 2A SDN Bakti Jaya 3 Depok.
45
3.4.2.1.Uji validitas
Menurut Azwar (2003) suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Dalam menguji validitas alat tes, peneliti menggunakan validitas butir atau validitas internal. Validitas ini merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan instrument sebagai kesatuan (total butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas item atau butir dari suatu instrument. Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur instrumen secara keseluruhan (total). Suatu butir (item) dikatakan valid apabila memiliki koefisien yang positif dan signifikan dengan total item.
Penghitungan korelasi menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan teknik korelasi Product Moment Karl Pearson. Hasil penghitungan skala dukungan orangtua didapatkan 9 item yang tidak valid yaitu item nomor 2, 3, 5, 20, 32, 38, 44, 50 dan 52. Setelah itu, penulis menyusun kembali blue print skala berdasarkan item yang valid tersebut untuk diajukan kepada responden penelitian
46
Tabel 3. 5. Blue print setelah try out skala dukungan orangtua dalam belajar membaca NO 1.
ASPEK Dukungan Emosional
INDIKATOR - menanyakan
F
anak
mengenai 2, 23
UF
TOT
26
perkembangan belajar membacanya - menjadi pendengar yang baik - memberi semangat agar anak mau
24
4, 27
6, 25
11
18, 28
20, 30
19, 29
22, 31
9
membaca buku/cerita sampai selesai
2.
Dukungan Penghargaan
- memberikan pujian atau hadiah - antusias
menanggapi
pertanyaan
anak 3.
Dukungan instrumental
- menemani
anak
saat
belajar 1, 32
8
35
membaca - menyediakan ruangan khusus untuk 7
10, 36
belajar - membantu
saat
anak
menemui 17, 33
21, 37
13
kata/kalimat yang sulit - menyediakan
buku-buku
bacaan 9, 34
13
untuk anak 4.
Dukungan Informatif
- mengajukan pertanyaan atau umpan 8, 38
12, 40
balik - memberikan
saran/nasihat
dalam 3, 39
5, 41
8
belajar membaca 5.
Dukungan jaringan
- mengajak anak ke pameran/toko 14, 42
16, 43
buku - mengajak anak ke perpustakaan TOTAL
5 -
15
22
21
43
47
3.4.2.2.Uji Reliabilitas
Azwar (2003) menyatakan bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang di ukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam penelitian ini reliabilitas tes diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach (Koefisien Alpha).
Tabel 3.6. Kaidah Reliabilitas Nilai
Status
> 0, 90
Sangat Reliabel
0, 70 – 0, 90
Reliabel
0, 40 – 0, 70
Cukup reliabel
0, 20 – 0, 40
Kurang reliabel
< 0, 20
Tidak reliabel
Hasil yang diperoleh berdasarkan penghitungan SPSS 17.0 pada skala dukungan orangtua didapatkan angka reliabilitas sebesar 0,8624. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka skala tersebut dapat dikatakan reliabel.
3.5. Teknik Analisis Data Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara dukungan orangtua dalam kegiatan belajar membaca dengan kemampuan membaca, maka
48
untuk menguji hipotesis penelitian tersebut digunakan korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.
Hasil penghitungan kemudian diinterpretasikan dengan merujuk pada tabel nilai r product moment pada level 5%. Jika hasil penghitungannya lebih besar dari r tabel maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Akan tetapi jika hasil penghitungannya lebih kecil dari r tabel maka korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok.
3.6. Prosedur Penelitian
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen skala maka penelitian pun dapat dilaksanakan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2010 bertempat di gedung SDN Bakti Jaya 3 Depok. Tes kemampuan membaca dilakukan terhadap 35 siswa kelas 2B dengan cara memanggil mereka satu persatu sesuai urutan absen. Setelah mereka selesai menjalankan tes kemampuan membaca, penulis menitipkan kuisioner berupa skala dukungan orangtua yang telah dimasukkan ke dalam amplop tertutup untuk diberikan dan diisi oleh orangtua mereka. Penulis juga berpesan untuk mengembalikan kuisioner yang telah diisi pada keesokan harinya yaitu tanggal 26 Agustus 2010.
49
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian 4.1.1. Gambaran siswa berdasarkan jenis kelamin Subyek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas 2B sebanyak 35 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Tabel 4.1. Gambaran siswa berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Siswa Laki
Jumlah
Persentase 21
60%
Perempuan
14
40%
Total
35
100 %
4.1.2. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.2. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Orangtua SD SMP SMA D3 S1 Total
Jumlah 2 5
Persentase 5.7% 14.3%
24 2
68.6% 5.7%
2 35
5.7% 100%
50
Subyek dalam penelitian ini sebagian besar memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 24 siswa atau 68,6% dari total subyek. Siswa yang memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan SMP adalah sebanyak 5 orang atau 14,3% dari total subyek. Sedangkan siswa yang memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan SD, D3, dan S1 masing-masing berjumlah 2 orang atau 5,7% dari total subyek. 4.1.3. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendapatan
Tabel 4.3. Gambaran orangtua berdasarkan tingkat pendapatan Tingkat Pendapatan < 1 juta 1-2 juta 2-3 juta > 3 juta Total
Jumlah 17
Persentase 48.6%
14
40%
2
5.7%
2
5.7%
35
100%
Dalam penelitian ini mayoritas siswa memiliki orangtua dengan tingkat pendapatan yang rendah atau kurang dari 1 juta yaitu sebanyak 17 siswa atau 48,6% dari total subyek. Siswa yang memiliki orangtua dengan pendapatan antara 1-2 juta adalah sebanyak 14 orang atau 40% dai total subyek. Sedangkan siswa yang memiliki orangtua dengan penghasilan 2-3 juta dan di atas 3 juta masingmasing sebanyak 2 orang atau 5,7% dari total subyek.
51
4.1.4. Gambaran orangtua siswa berdasarkan status pekerjaan ibu Tabel 4.4. Status pekerjaan ibu
Status Pekerjaan Ibu Ibu Bekerja Ibu Tidak Bekerja Total
Jumlah 6
Persentase 17.1%
29
82.9%
35
100%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 29 siswa atau 82,9% dari total subyek. Sedangkan siswa yang ibunya bekerja terdapat sebanyak 6 orang atau 17,1% dari total subyek.
4.2. Deskripsi Data Penelitian 4.2.1. Skor dukungan orangtua dalam belajar membaca Dari hasil penelitian skala dukungan orangtua penulis mengklasifikasikan tingkat dukungan orangtua dengan klsaifikasi tinggi, sedang dan rendah. Dari hal tersebut penulis mendapatkan data sebagai berikut: Tabel 4. 5. Klasifikasi skor dukungan orangtua dalam belajar membaca Klasifikasi
Interval
Responden
Persentase
Tinggi
146 – 172
6
17%
Sedang
119 – 145
21
60%
Rendah
43 – 118
8
23%
Jumlah
-
35
100%
52
Dari tabel 4.4. diketahui mayoritas responden memiliki tingkat dukungan dalam belajar membaca yang sedang dengan persentase sebesar 60% yang berjumlah 21 orang, sedangkan orangtua yang memiliki dukungan dalam belajar membaca yang tinggi hanya sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 17% dan yang memiliki tingkat dukungan dalam belajar membaca yang rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 23%.
4.2.2. Skor kemampuan membaca
Skor kemampuan membaca terdiri dari dua aspek yaitu skor kemampuan mekanis dan skor kemampuan pemahaman. Untuk skor kemampuan mekanis didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4. 6. Skor kemampuan mekanis Skor ketepatan
Jumlah siswa
Persentase
99%-100%
6
17%
85%-98%
25
72%
Di bawah 85%
4
11%
Jumlah
35
100%
Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memiliki skor kemampuan mekanis 99%-100% adalah sebanyak 6 orang. Sebanyak 25 orang memiliki skor kemampuan mekanis 85%-98% dan siswa yang memiliki skor kemampuan mekanis di bawah 85 % sebanyak 4 orang.
53
Dari tes kemampuan pemahaman didapatkan data berikut:
Tabel 4. 7. Skor kemampuan pemahaman Skor ketepatan
Jumlah siswa
Persentase
100%
6
17%
90%
5
14%
80%
11
32%
70%
5
14%
60%
4
11%
50%
2
6%
40%
2
6%
Jumlah
35
100%
Setelah data penelitian mengenai kedua aspek kemampuan membaca tersebut terkumpul, penulis kemudian mengklasifikasikan nilai kemampuan membaca responden ke dalam norma yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya. Pengklasifikasian tersebut terdiri dari
kategori independen,
instruksional, frustrasi dan potensial.
Berdasarkan hal tersebut dari hasil penelitian maka didapatkan data sebagai berikut:
54
Tabel 4. 8. Klasifikasi skor kemampuan membaca Klasifikasi
Responden
Persentase
Independen
3
9%
Instruksional
19
51%
Frustrasi
13
40%
Jumlah
35
100%
Dari tabel 4.5. dapat diketahui bahwa mayoritas siswa memiliki kemampuan membaca dengan kategori instruksional yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 51%. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan kategori independen sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 9% dan yang memiliki kemampuan membaca dengan kategori frustrasi adalah sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 40%.
4.3. Presentasi Data Penelitian
Dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4. 9. Deskripsi data Mean
Std. Deviation
N
Dukungan Orang Tua
131.8286
13.79788
35
Kemampuan Membaca
104.8286
9.21152
35
55
Tabel 4. 10. Korelasi
Dukungan Orang Tua
Kemampuan Membaca
Dukungan
Kemampuan
Orang Tua
Membaca
Pearson Correlation
1
.412(*)
Sig. (2-tailed)
.
.014
N
35
35
Pearson Correlation
.412(*)
1
Sig. (2-tailed)
.014
.
N
35
35
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari tabel 4.6. dapat diketahui bahwa mean dari data dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah sebesar 131.8286 dan standar deviasi 13.79788. Sedangkan untuk kemampuan membaca didapatkan mean sebesar 104.8286 dan standar deviasi 9.21152. Berdasarkan hasil akhir penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar 0.412 dengan p value sebesar 0.014. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah 0.334.
4.4. Uji Hipotesis Penulis menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS versi 17.0. Hasil penghitungan dapat dilihat di tabel 4.7. Berdasarkan hasil akhir penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar 0.412 dengan p
56
value sebesar 0.014. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah 0.334. Karena nilai r hitung yang didapat > r tabel (p value < 0.05), maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan kemampuan membaca ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan kemampuan membaca diterima. Untuk mengetahui secara detail korelasi dari setiap aspek dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca, penulis melakukan analisis regresi antara kemampuan membaca dengan setiap aspek dukungan orangtua. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel yang ada di lampiran 10.
Hasil uji korelasi antara lima aspek dukungan orang tua dan kemampuan membaca dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment dihasilkan nilai korelasi (r) hitung dari setiap aspek sebesar: a. 0.312 pada Dukungan Emosional b. 0.458 pada Dukungan Penghargaan c. 0.356 pada Dukungan Instrumental d. 0.367 pada Dukungan Informatif e. 0.396 pada Dukungan Jaringan Nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah sebesar 0.334. Semua aspek tersebut memiliki r hitung > r tabel kecuali aspek dukungan emosional. Maka dapat dikatakan aspek dukungan penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan
57
membaca.Sedangkan aspek dukungan emosional tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan membaca. Untuk lebih memperkuat hasil penelitian, penulis melakukan uji regresi untuk mengetahui sejauh mana kelima bentuk dukungan orangtua dalam belajar membaca memberikan kontribusi terhadap kemampuan membaca. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11. Kesimpulan uji regresi Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate .483(a) .234 .102 8.73139 a Predictors: (Constant), Dukungan Jaringan, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif Model 1
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square yang didapat adalah sebesar 0.234. Hal ini berarti bahwa kelima tipe kepribadian lima aspek dukungan orang tua memberikan sumbangsih sebesar 23.4% bagi perubahan variabel kemampuan membaca. Dengan demikian terdapat 76.6% aspek lain selain kelima aspek di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan sumbangsih untuk perubahan variabel kemampuan membaca. Setelah diketahui nilai R square signifikansi sumbangsih kelima aspek dukungan
orang
tua
terhadap
kemampuan
baca,
kemudian
dilakukan
penghitungan Anova (uji linearitas) untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut;
58
Tabel 4.12. Anova uji regresi
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
Df
Mean Square
674.095
5
134.819
2210.876
29
76.237
F
Sig.
1.768
.151(a)
2884.971 34 a Predictors: (Constant), Dukungan Jaringan, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif b Dependent Variable: Kemampuan Membaca
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 1.768 dengan p value sebesar 0.151. Karena p value yang didapat > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan. Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari kelima aspek dukungan orang tua yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.13. Koefisien regresi
Model
1
(Constant) Dukungan Emosional
Unstandardized Coefficients Std. B Error 65.611 16.158
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
.905
.014
4.061 .051
.000
.047 1.166 -.883
.755 1.900
.401 -.313
1.545 -.464
.133 .646
-.059 .492 a Dependent Variable: Kemampuan Membaca
1.946 .923
-.035 .429
-.030 .533
.976 .598
Dukungan Penghargaan Dukungan Instrumental Dukungan Informatif Dukungan Jaringan
.959
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada kelima aspek dukungan orang tua di atas adalah sebesar:
59
a. 0.051 pada Dukungan Emosional (p value 0.959) b. 1.545 pada Dukungan Penghargaan (p value 0.133) c. -0.464 pada Dukungan Instrumental (p value 0.646) d. -0.030 pada Dukungan Informatif (p value 0.976) e. -0.533 pada Dukungan Jaringan (p value 0.598) Karena nilai p value yang didapat pada kelima aspek > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kelima aspek dukungan orang tua di atas tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap kemampuan membaca. Penulis juga melakukan uji anova antara variabel dukungan orangtua dalam belajar membaca dan variabel kemampuan membaca dengan gambaran umum orangtua siswa. Dalam hal ini didapatkan data seperti pada lampiran 9. Hasil penghitungan skor rerata kemampuan membaca di antara responden yang ibunya bekerja dan yang tidak bekerja didapat skor kemampuan membaca tertinggi pada responden yang ibunya bekerja (106.33) sementara pada responden yang ibunya tidak bekerja memiliki skor kemampuan membaca terendah (104.52). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 0.189 dengan p value sebesar 0.667. Karena p value yang didapat > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca di antara responden berdasarkan pekerjaan orang tua mereka.
60
Hasil penghitungan skor rerata dukungan orang tua di antara responden yang ibunya bekerja dan yang tidak bekerja didapat skor dukungan orang tua tertinggi pada responden yang ibunya bekerja (139.67) sementara pada responden yang ibunya tidak bekerja memiliki skor dukungan orang tua terendah (130.21). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan dukungan orang tua yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 2.435 dengan p value sebesar 0.128. Karena p value yang didapat > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dukungan orang tua di antara responden berdasarkan pekerjaan orang tua mereka.
Hasil penghitungan skor rerata dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden didapat skor dukungan orang tua tertinggi pada responden dengan tingkat pendidikan S1 (150.5) sementara skor dukungan orang tua terendah terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan orang tua D3 (129.5). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan dukungan orang tua yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 1.152 dengan p value sebesar 0.351. Karena p value yang didapat > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mereka.
61
Hasil penghitungan skor rerata kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden didapat skor kemampuan membaca tertinggi pada responden dengan tingkat pendidikan S1 (112) sementara skor kemampuan membaca terendah terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan orang tua SD (97). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 0.962 dengan p value sebesar 0.443. Karena p value yang didapat > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mereka. Hasil penghitungan skor rerata dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua responden didapat skor dukungan orang tua tertinggi pada responden dengan tingkat pendapat orang tua sebesar > 3 juta (147.5) sementara skor dukungan orang tua terrendah terdapat pada responden dengan tingkat pendapatan orang tua 1 – 2 juta (130.82). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan dukungan orang tua yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 0.933dengan p value sebesar 0.436. Karena p value yang didapat > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua mereka.
62
Hasil penghitungan skor rerata kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua responden didapat skor kemampuan membaca tertinggi pada responden dengan tingkat pendapatan orang tua sebesar > 3 juta (110) sementara skor kemampuan membaca terendah terdapat pada responden dengan tingkat pendapatan orang tua sebesar < 1 juta (101.12). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 2.101 dengan p value sebesar 0.120. Karena p value yang didapat > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua mereka.
63
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari analisa data adalah ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Dari hasil penghitungan korelasi dengan teknik product moment dari Pearson didapatkan nilai r hitung sebesar 0.412 dengan p value sebesar 0.014. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah 0.334. Hal ini berarti antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok berkorelasi positif. Artinya semakin tinggi dukungan orangtua dalam belajar membaca maka kemampuan membacanya pun semakin tinggi. Sebaliknya jika dukungan orangtua dalam belajar membacanya rendah maka siswa pun akan memiliki kemampuan membaca yang rendah. Dari hasil uji regresi juga didapatkan nilai R Square sebesar 0.234. Hal ini berarti bahwa kelima aspek dukungan orang tua memberikan kontribusi sebesar 23.4% bagi perubahan variabel kemampuan membaca. Dengan demikian terdapat 76.6% aspek lain selain kelima aspek tadi yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang juga berkontribusi terhadap perubahan variabel kemampuan membaca.
64
5.2.
Diskusi
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok ini memperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Dari data akhir penelitian didapatkan nilai signifikansi dari korelasi antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok adalah 0,014. Hal ini berarti signifikansi hubungan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok tidak terlalu tinggi. Artinya dukungan orangtua dalam belajar membaca bukanlah faktor yang sangat berpengaruh ataupun memiliki pengaruh yang sangat tinggi dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Dari hasil uji regresi yang penulis lakukan untuk mengetahui sejauh mana kelima bentuk dukungan orangtua dalam belajar membaca memberikan kontribusi terhadap kemampuan membaca didapatkan nilai R Square sebesar 0.234. Hal ini berarti bahwa kelima aspek dukungan orang tua memberikan kontribusi sebesar 23.4% bagi perubahan variabel kemampuan membaca. Dengan demikian terdapat 76.6% aspek lain selain kelima aspek di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan kontribusi untuk perubahan pada variabel kemampuan membaca.
65
Secara teori, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca adalah kematangan umum, inteligensi, kemampuan simbolik dan mengenal pola, lingkungan serta emosi ataupun kesukaan dari siswa itu sendiri (Schonell,1961). Meskipun dukungan orangtua dapat diklasifikasikan ke dalam faktor lingkungan dalam hal ini lingkungan rumah, akan tetapi dari hasil penelitian didapatkan bahwa dukungan orangtua bukanlah faktor yang sangat dominan dalam kemampuan membaca seseorang. Hal ini berarti ada faktor yang lain yang lebih dominan dalam kemampuan membaca yang tidak terukur dalam penelitian ini. Untuk lebih memperkuat data penelitian, penulis melakukan uji statistik crosstabs yaitu dengan cara membandingkan skor kemampuan membaca antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Hasilnya didapatkan bahwa tidak ada perbedaan antara skor kemampuan membaca siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Penulis juga melakukan uji oneway anova untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kemampuan membaca dengan tingkat pendidikan orangtua, tingkat pendapatan orangtua dan status pekerjaan dari ibu. Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan kemampuan membaca. Dari hasil uji tersebut juga dapat diketahui bahwa ketiga variabel tersebut juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan dukungan orangtua dalam belajar membaca. Sebagai contoh orangtua yang berpendapatan atau berpendidikan tinggi tidak selalu memberikan dukungan yang besar. Anak dari orangtua yang berpendapatan atau berpendidikan tinggi pun tidak selalu memiliki kemampuan membaca yang tinggi dan begitu pula sebaliknya. Status
66
pekerjaan ibu pun tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan membaca maupun dukungan dalam belajar membaca. Jadi bukanlah sebuah jaminan bahwa anak dari ibu yang bekerja akan memiliki kemampuan membaca yang rendah ataupun sebaliknya. Dalam penelitian ini penulis juga mendapatkan data bahwa bentuk dukungan yang paling mempengaruhi tingkat kemampuan membaca siswa adalah bentuk dukungan penghargaan dengan besar nilai korelasi (r) hitung sebesar 0,458, disusul kemudian bentuk dukungan jaringan sebesar 0,396, lalu bentuk dukungan informatif sebesar 0,367, bentuk dukungan instrumental 0,356 dan yang paling rendah pengaruhnya terhadap tingkat kemampuan membaca adalah bentuk dukungan emosional dengan nilai korelasi (r) hitung sebesar 0.312. Penulis berasumsi bahwa dukungan penghagaan dapat membuat seorang anak dapat lebih meningkatkan kepercayaan dirinya dalam belajar membaca. Hal ini memungkinkan seorang anak untuk lebih memperluas bentuk dan variasi dari bacaan yang dibacanya. Seorang anak tidak lagi hanya sekedar membaca buku pelajaran atau sejenisnya tetapi dia juga percaya diri untuk membaca buku cerita, koran, majalah ataupun teks cerita lain yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih. Hal tersebut dapat timbul dari rasa percaya diri anak yang tumbuh baik karena dukungan penghargaan yang diberikan orangtua. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat pula meningkatkan kemandirian sang anak dalam belajar membaca sehingga bentuk dukungan emosional menjadi bukan bentuk dukungan yang paling utama untuk meningkatkan kemampuan membaca anak.
67
Dari hasil kategorisasi dukungan orangtua dalam belajar membaca juga didapatkan bahwa mayoritas orangtua siwa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok memiliki tingkat dukungan yang sedang yaitu sebesar 60%, menyusul dukungan orangtua dengan kategori rendah dan tinggi sebesar 23% dan 17%. Dari hasil tes kemampuan membaca penulis juga mendapatkan tipe kesalahan membaca yang banyak dilakukan siswa adalah ‘salah ucap’ yaitu sebesar 48,8% , menyusul kemudian adalah ‘diulang’ yaitu sebesar 31,8%, tipe kesalahan ‘hilang’ sebesar 12,4%, tipe kesalahan ‘terselip’ sebesar 6,6%, tipe kesalahan ‘ditolak’ sebesar 0,4% dan tipe kesalahan ‘terbalik’ 0%. Dalam tes kemampuan membaca didapatkan data skor kemampuan mekanis 99%-100% adalah sebanyak 6 orang. Sebanyak 25 orang memiliki skor kemampuan mekanis 85%-98% dan siswa yang memiliki skor kemampuan mekanis di bawah 85 % yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan untuk skor kemampuan pemahaman didapatkan data bahwa sebanyak 63% siswa memiliki nilai di atas 80% dan sisanya memiliki nilai di bawah 80%. Dari hasil kategorisasi kemampuan membaca dapat diketahui bahwa mayoritas siswa memiliki kemampuan membaca dengan kategori instruksional yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 51%, disusul kemudian siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan kategori frustrasi adalah sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 40% dan selanjutnya siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan kategori independen sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 9% .
68
Dari hasil penelitian kemampuan membaca ini penulis melihat bahwa tedapat beberapa siswa yang skor kemampuan mekanisnya tinggi tetapi memiliki skor kemampuan pemahaman yang rendah. Hal ini menyebabkan tingkatan atau kategori kemampuan membacanya menjadi turun. Contohnya seorang anak yang memiliki kemampuan mekanis 100% hanya memiliki kemampuan pemahaman sebesar 80%. Sehingga yang awalnya anak tersebut dapat masuk kategori independen tetapi karena skor pemahamannya hanya 80% maka ia menjadi masuk ke dalam kategori instruksional. Dalam melakukan penelitian ini penulis memiliki keterbatasan dalam hal sampel penelitian yang masih kurang banyak dan juga norma dari alat tes yang digunakan. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa kerapatan dari norma yang ada dalam tes IRI dari Burns ini kurang sempurna. Akan tetapi guna menjaga konsistensi dari alat tes yang digunakan maka penulis tetap berpegang pada norma tersebut dalam mengolah data yang ada.
5.3.
Saran
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis dapat menyarankan agar: 1. Bagi siswa dan siswi diharapkan untuk terus berlatih membaca dan mengembangkan
aneka
bacaan
sehingga
dapat
merangsang
perkembangan kemampuan membaca baik itu kemampuan mekanis ataupun kemampuan pemahamannya. Hal ini dikarenakan masih banyak
69
ditemuinya kesalahan-kesalahan dalam membaca teks dan juga masih banyak pula siswa yang lancar membaca tetapi pemahaman akan teks yang dibacanya kurang. 2. Bagi para orangtua hendaknya terus mendukung setiap kegiatan membaca anak dan dapat menjadi tempat pemecah kesulitan belajar anak khususnya dalam hal belajar membaca. Memberi pujian yang layak dalam setiap kemajuan membaca anak, sering mengajak anak membaca bersama, mencari buku bersama dapat menjadi hal
yang dapat
menambah semangat anak untuk terus membaca. Jika orangtua memiliki kendala dalam mencurahkan salah satu bentuk dukungan maka orangtua dapat memaksimalkan bentuk dukungan lain guna mengembangkan dan meningkatkan kemampuan anak dalam membaca. 3. Bagi para pendidik di sekolah hendaknya lebih memperhatikan perkembangan kedua aspek kemampuan membaca. Dari penelitian ini terungkap bahwa masih banyak siswa yang kemampuan mekanisnya baik tetapi kemampuan pemahamannya kurang. Sehingga selain aspek kemampuan mekanis, kemampuan pemahaman pun perlu menjadi perhatian para guru. Jangan sampai anak membaca tetapi tidak tahu maksud dari apa yang dibacanya. Hal ini dapat dikembangkan dengan variasi metode belajar membaca dan kegiatan membaca yang dibuat menyenangkan. Siswa juga perlu terus dilatih untuk terampil memahami setiap bacaan yang dibacanya. Selain itu peningkatan sarana dan prasarana yang dapat mendukung minat maupun kemampuan membaca
70
anak di sekolah juga perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan seperti menyediakan buku perpustakaan
yang bervariasi,
pelaksanaan bazar buku, ataupun melaksanakan
lomba-lomba yang
dapat menumbuhkan minat membaca siswa
dan juga melatih
kemampuan membaca siswa. 4. Untuk penelitian selanjutnya:
a. Dapat diambil sampel yang lebih banyak dan luas dari penelitian ini b. Penyesuaian alat dan norma tes yang digunakan dalam penelitian dapat lebih diperbaiki c. Dapat meneliti aspek lain yang lebih khusus dari kemampuan membaca beserta dengan perkembangannya serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemampuan membaca.
71 DAFTAR PUSTAKA
Ambari, P.K.M. (2010). Hubungan antara dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia pasca perawatan di rumah sakit. Semarang: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Azwar, S. (2003). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Burns ; Roe ; Ross. (1984). Teaching reading in today’s elementary schools. Boston: Houghton Mifflin Company Dardjowidjojo, S. (2010). Psikolinguistik, pengantar pemahaman bahasa manusia. Unika Atma Jaya,Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Djamarah, S.B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta Doman, G. (1998). Mengajar bayi anda membaca. Jakarta: Gaya Favorit Press Doman, G ; Doman, J. (1991). Bagaimana mengajar bayi anda membaca sambil bermain. Indonesia ; Kaleido Graphics Services Group Ginting, V. (2005). Penguatan membaca, fasilitas lingkungan sekolah dan keterampilan dasar membaca bahasa indonesia serta minat baca murid. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur-No. 4/Th. IV Halaman 17-35. Gunarsa, S.D. (2004). Psikologi praktis: anak, remaja dan keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia Guthrie, E. (2003). Anak sempurna atau anak bahagia?. Bandung: Qanita Mizan Hainstock, E.G. (2002). Montessori untuk sekolah dasar. Jakarta: Pustaka Delapratasa Hurlock. (2005). Perkembangan anak jilid 2. Jakarta: Erlangga Kartika, E. (2004). Memacu minat membaca siswa sekolah dasar. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 Halaman 113-128. Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Kountur. (2004). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:PPM Kuncono, S. Psi, MM. (2005). Aplikasi komputer psikologi: Diktat Kuliah dan Panduan Praktikum Edisi II. Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas persada Indonesia
72 Monks, P.J ; Knoers A.M.P ; Haditono S.R. (2002). Psikologi perkembangan: pengantar dari berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Munandar, S.C.U. (1999). Mengembangkan bakat dan kraetivitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia. Purwanto, N.. (1999). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Sahara, R. (2005). Hubungan antara minat membaca dengan prestasi belajar siswa sma islam al azhar 3 pusat jakarta. Jakarta: Skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta Sarafino, E.P. (2002). Health psychology 3rd edition. New York: John Wiley & Sons Inc. Schonell, F. J. (1961). The psychology and teaching of reading. London:Oliver and Boyd Suherli ; Yusuf, S ; Sundayana, W. (2006). Laporan keterbacaan buku teks pelajaran sekolah dasar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sutardi, V. N. (1997). Hubungan antara kesiapan membaca anak prasekolah dengan lingkungan fisik rumah yang kondusif dan orangtua yang emulatif mendukung kegiatan membaca. Depok: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Syah, M. (2008). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Taylor, S.E. (1995). Health psychology 3rd edition. Singapore: McGraw Hill
Frequencies Jenis Kelamin
Frequency Valid
Laki
21
Perempuan
14
Total
35
Percent
Valid Percent
60.0
Cumulative Percent
60.0
60.0
40.0
40.0
100.0
100.0
100.0
Tingkat Pendidikan
Valid
SD
Frequency 2
Percent 5.7
Valid Percent 5.7
5 24 2 2 35
14.3 68.6 5.7 5.7 100.0
14.3 68.6 5.7 5.7 100.0
SMP SMA D3 S1 Total
Cumulative Percent 5.7 20.0 88.6 94.3 100.0
Tingkat Pendapatan
Valid
< 1 juta 1 - 2 juta 2 - 3 juta > 3 juta Total
Frequency 17 14 2 2 35
Percent 48.6 40.0 5.7 5.7 100.0
Valid Percent 48.6 40.0 5.7 5.7 100.0
Cumulative Percent 48.6 88.6 94.3 100.0
Status Pekerjaan
Valid
Ibu Bekerja Ibu Tidak Bekerja Total
Frequency 6
Percent 17.1
Valid Percent 17.1
Cumulative Percent 17.1
29
82.9
82.9
100.0
35
100.0
100.0
Crosstabs Tingkat Pendidikan * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin Laki Tingkat Pendidikan
SD
SMP SMA D3 S1 Total
Total
Perempuan 0
2
2
.0% 3 8.6% 16
5.7% 2 5.7% 8
5.7% 5 14.3% 24
45.7% 1
22.9% 1
68.6% 2
2.9%
2.9%
5.7%
1 2.9%
1 2.9%
2 5.7%
21 60.0%
14 40.0%
35 100.0%
Tingkat Pendapatan * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin Laki Tingkat Pendapatan
< 1 juta
1 - 2 juta 2 - 3 juta > 3 juta Total
Total
Perempuan 11
6
17
31.4% 9 25.7%
17.1% 5 14.3%
48.6% 14 40.0%
0 .0%
2 5.7%
2 5.7%
1 2.9% 21 60.0%
1 2.9% 14 40.0%
2 5.7% 35 100.0%
Status Pekerjaan * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin Laki Status Pekerjaan
Ibu Bekerja
Ibu Tidak Bekerja Total
Total
Perempuan 4
2
6
11.4%
5.7%
17.1%
17
12
29
48.6% 21
34.3% 14
82.9% 35
60.0%
40.0%
100.0%
Regression Descriptive Statistics Mean Kemampuan Membaca Dukungan Emosional Dukungan Penghargaan Dukungan Instrumental Dukungan Informatif Dukungan Jaringan
Std. Deviation
N
104.8286
9.21152
35
25.7714 25.4000 24.9429
2.67983 3.16414 3.26247
35 35 35
46.7714
5.41287
35
67.4000
8.03741
35
Correlations Kemampuan Dukungan Membaca Emosional Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Kemampuan Membaca Dukungan Emosional Dukungan Penghargaan Dukungan Instrumental Dukungan Informatif Dukungan Jaringan Kemampuan Membaca Dukungan Emosional Dukungan Penghargaan Dukungan Instrumental Dukungan Informatif Dukungan Jaringan Kemampuan Membaca Dukungan Emosional Dukungan Penghargaan Dukungan Instrumental Dukungan Informatif Dukungan Jaringan
Dukungan Dukungan Penghargaan Instrumental
Dukungan Dukungan Informatif Jaringan
1.000
.312
.458
.356
.367
.396
.312
1.000
.601
.742
.771
.736
.458
.601
1.000
.732
.682
.701
.356
.742
.732
1.000
.962
.929
.367
.771
.682
.962
1.000
.976
.396
.736
.701
.929
.976
1.000
.
.034
.003
.018
.015
.009
.034
.
.000
.000
.000
.000
.003
.000
.
.000
.000
.000
.018
.000
.000
.
.000
.000
.015
.000
.000
.000
.
.000
.009
.000
.000
.000
.000
.
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Hasil uji korelasi antara lima aspek dukungan orang tua dan kemampuan membaca dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment dihasilkan nilai korelasi (r) hitung sebesar a. 0.312 pada Dukungan Emosional b. 0.458 pada Dukungan Penghargaan c. 0.356 pada Dukungan Instrumental d. 0.367 pada Dukungan Informatif e. 0.396 pada Dukungan Jaringan
Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah sebesar 0.334. Keputusan:H0 diterima jika rhitung < rtabel Karena nilai rhitung yang didapat pada kelima aspek dukungan > rtabel, maka kelima aspek dukungan pada variabel dukungan orang tua di atas memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan membaca. Setelah dilakukan uji korelasi kemudian dilakukan penghitungan nilai R Square untuk mengetahui seberapa besar sumbangsih kelima aspek dukungan orang tua terhadap variabel kemampuan membaca. Hasilnya disajikan pada tabel Model Summary berikut; Model Summary Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate .483(a) .234 .102 8.73139 a Predictors: (Constant), Dukungan Jaringan, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif Model 1
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square yang didapat adalah sebesar 0.234. Hal ini berarti bahwa kelima tipe kepribadian lima aspek dukungan orang tua memberikan sumbangsih sebesar 23.4% bagi perubahan variabel kemampuan membaca. Dengan demikian terdapat 76.6% aspek lain selain kelima aspek di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan perubahan variabel pada kemampuan membaca. Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih kelima aspek dukungan orang tua terhadap kemampuan baca, kemudian dilakukan penghitungan Anova (uji linearitas) untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut; ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
674.095
Df
Mean Square 5
134.819
F
Sig.
1.768
.151(a)
2210.876 29 76.237 2884.971 34 a Predictors: (Constant), Dukungan Jaringan, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif b Dependent Variable: Kemampuan Membaca Total
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 1.768 dengan p value sebesar 0.151. Karena p value yang didapat > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan. Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari kelima aspek dukungan orang tua yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients(a) berikut;
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) 65.611 Dukungan .047 Emosional Dukungan 1.166 Penghargaan Dukungan -.883 Instrumental Dukungan -.059 Informatif Dukungan .492 Jaringan a Dependent Variable: Kemampuan Membaca
Standardized Coefficients
Std. Error 16.158
Beta
t 4.061
Sig. .000
.905
.014
.051
.959
.755
.401
1.545
.133
1.900
-.313
-.464
.646
1.946
-.035
-.030
.976
.923
.429
.533
.598
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada kelima aspek dukungan orang tua di atas adalah sebesar a. 0.051 pada Dukungan Emosional (p value 0.959) b. 1.545 pada Dukungan Penghargaan (p value 0.133) c. -0.464 pada Dukungan Instrumental (p value 0.646) d. -0.030 pada Dukungan Informatif (p value 0.976) e. -0.533 pada Dukungan Jaringan (p value 0.598) Karena nilai p value yang didapat pada kelima aspek > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kelima aspek dukungan orang tua di atas tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap kemampuan membaca.
T-Test Group Statistics
Jenis Kelamin Laki Perempuan
Kemampuan Membaca
21
Mean 105.0476
Std. Deviation 9.85635
Std. Error Mean 2.15083
14
104.5000
8.50113
2.27202
N
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
t-test for Equality of Means
t df
Kemampuan Membaca Equal variances Equal variances assumed not assumed .001
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
.974 .170
.175
33
30.710
.866
.862
.5476
.5476
3.22466
3.12860
-6.01301
-5.83566
7.10825
6.93090
Oneway Descriptives Kemampuan Membaca
6
Mean 106.3333
Std. Deviation 6.15359
Std. Error 2.51219
29
104.5172
9.78198
1.81647
100.7964
108.2381
74.00
113.00
35
104.8286
9.21152
1.55703
101.6643
107.9928
74.00
113.00
N Ibu Bekerja Ibu Tidak Bekerja Total
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound Minimum Maximum 99.8755 112.7911 96.00 112.00
Test of Homogeneity of Variances Kemampuan Membaca Levene Statistic .521
df1
df2 1
Sig. .476
33
ANOVA Kemampuan Membaca
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 16.397 2868.575 2884.971
df 1 33 34
Mean Square 16.397 86.927
F .189
Sig. .667
Oneway Descriptives Dukungan Orang Tua
N Ibu Bekerja Ibu Tidak Bekerja Total
Std. Deviation
Mean
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound
Std. Error
Minimum
Maximum
6
139.6667
16.86021
6.88315
121.9730
157.3604
121.00
160.00
29
130.2069
12.82681
2.38188
125.3278
135.0860
101.00
151.00
35
131.8286
13.79788
2.33227
127.0888
136.5683
101.00
160.00
Test of Homogeneity of Variances Dukungan Orang Tua Levene Statistic 2.233
df1
df2 1
Sig. .145
33
ANOVA Dukungan Orang Tua Sum of Squares 444.879
Between Groups Within Groups
df 1
6028.092 6472.971
Total
Mean Square 444.879
33 34
F 2.435
Sig. .128
182.669
Oneway Descriptives Dukungan Orang Tua 95% Confidence Interval for Mean
2 5 24
Mean 127.5000 135.0000 130.1667
Std. Deviation 37.47666 12.80625 11.52942
Std. Error 26.50000 5.72713 2.35343
Lower Bound -209.2144 119.0989 125.2982
Upper Bound 464.2144 150.9011 135.0351
Minimum 101.00 120.00 108.00
Maximum 154.00 150.00 151.00
2 2 35
129.5000 150.5000 131.8286
17.67767 13.43503 13.79788
12.50000 9.50000 2.33227
-29.3276 29.7911 127.0888
288.3276 271.2089 136.5683
117.00 141.00 101.00
142.00 160.00 160.00
N SD SMP SMA D3 S1 Total
Test of Homogeneity of Variances Dukungan Orang Tua Levene Statistic 4.191
df1
df2 4
30
Sig. .008
ANOVA Dukungan Orang Tua Sum of Squares Between Groups
df
862.138 5610.833 6472.971
Within Groups Total
Mean Square 4 30 34
F
215.535 187.028
Sig.
1.152
.351
Oneway Descriptives Kemampuan Membaca 95% Confidence Interval for Mean
2 5
Mean 97.0000 105.6000
Std. Deviation 15.55635 6.50385
Std. Error 11.00000 2.90861
Lower Bound -42.7683 97.5244
Upper Bound 236.7683 113.6756
Minimum 86.00 96.00
Maximum 108.00 112.00
24 2 2 35
104.1667 111.5000 112.0000 104.8286
9.64891 2.12132 .00000 9.21152
1.96958 1.50000 .00000 1.55703
100.0923 92.4407 112.0000 101.6643
108.2410 130.5593 112.0000 107.9928
74.00 110.00 112.00 74.00
112.00 113.00 112.00 113.00
Minimum 101.00 117.00 126.00
Maximum 154.00 145.00 141.00
135.00 101.00
160.00 160.00
N SD SMP SMA D3 S1 Total
Test of Homogeneity of Variances Kemampuan Membaca Levene Statistic 1.212
df1
df2 4
Sig. .326
30
ANOVA Kemampuan Membaca Sum of Squares Between Groups
327.938 2557.033 2884.971
Within Groups Total
df
Mean Square 4 30 34
F
81.985 85.234
Sig. .962
.443
Oneway Descriptives Dukungan Orang Tua 95% Confidence Interval for Mean
17 14 2
Mean 130.8235 130.5714 133.5000
Std. Deviation 16.22974 9.99010 10.60660
2 35
147.5000 131.8286
17.67767 13.79788
N < 1 juta 1 - 2 juta 2 - 3 juta > 3 juta Total
Std. Error Lower Bound Upper Bound 3.93629 122.4790 139.1681 2.66997 124.8033 136.3395 7.50000 38.2035 228.7965 12.50000 2.33227
-11.3276 127.0888
306.3276 136.5683
Test of Homogeneity of Variances Dukungan Orang Tua Levene Statistic
df1
1.906
df2 3
Sig. 31
.149 ANOVA
Dukungan Orang Tua Sum of Squares 536.072 5936.899 6472.971
Between Groups Within Groups Total
df 3 31 34
Mean Square 178.691 191.513
F .933
Sig. .436
Oneway Descriptives Kemampuan Membaca 95% Confidence Interval for Mean N < 1 juta 1 - 2 juta 2 - 3 juta > 3 juta Total
17 14 2 2 35
Mean 101.1176 107.6429 111.5000 110.0000 104.8286
Std. Deviation 11.75735 3.69214 .70711 2.82843 9.21152
Std. Error Lower Bound Upper Bound 2.85158 95.0726 107.1627 .98676 105.5111 109.7746 .50000 105.1469 117.8531 2.00000 84.5876 135.4124 1.55703 101.6643 107.9928
Test of Homogeneity of Variances Kemampuan Membaca Levene Statistic 5.599
df1
df2 3
Sig. .003
31
ANOVA Kemampuan Membaca
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 487.492 2397.479 2884.971
df 3 31 34
Mean Square 162.497 77.338
F 2.101
Sig. .120
Minimum 74.00 100.00 111.00 108.00 74.00
Maximum 112.00 113.00 112.00 112.00 113.00
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
M. Dwi Rangga Yasinta Devia Adelia Ine F Akmal Abrar Mahyudin M. Rizky S Ahmad Mahesa Hana A Fazha Muhammad Fajar Trisnadi Dwi Aryanto Salwa Fathia Raid Tammam Rayhan Vilya Jihan Ade Ikhsan Ahmad Yazid Ikhlasul Amal Miftah Lulu M. Satria Noval Salwa H Seva M Syahrudin Wardani Alif A Melati Zahra Khafifatun N Nabila N Fajar Ardiansyah M Anwar Hidayat M Daffa
salah ucap 1 6 1 0 1 1 2 6 4 3 3 1 0 1 1 0 1 10 23 0 2 1 1 1 0 0 2 2 1 0 15 11 2 2 13
ditolak 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KEMAMPUAN MEKANIS Jenis Kesalahan terselip hilang diulang terbalik 1 0 3 2 0 2 0 1 1 4 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2 4 4 0 0 3 1 1 1 0 0 8 0 0 8 0 1 1 1 3 0 0 1 1 0 0 4 0 0 0 0 0 0 1 4 8 0 1 1 0 0 5 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 2 5 0 4 6 0 0 1 0 0 1 2 4 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Total Akurasi Kesalahan Ketepatan (%) 5 99 95% 11 93 89% 3 101 97% 5 99 95% 1 103 99% 3 101 97% 4 100 96% 16 88 85% 7 97 93% 6 98 94% 11 93 89% 9 95 91% 2 102 98% 5 99 95% 3 101 97% 4 100 96% 1 103 99% 10 94 90% 36 68 65% 2 102 98% 7 97 93% 3 101 97% 2 102 98% 2 102 98% 0 104 100% 0 104 100% 2 102 98% 4 100 96% 1 103 99% 1 103 99% 23 81 78% 21 83 80% 3 101 97% 3 101 97% 26 78 75%
Total Persentase
118 48.8%
1 0.4%
16 6.6%
30 12.4%
77 31.8%
0 0.0%
242 100.0%
1
2 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
KEMAMPUAN PEMAHAMAN Nomor Item SUM Kategori Total 4 5 6 7 8 9 10 Nilai 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 107 Instruksional 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 103 Instruksional 1 1 1 1 0 1 1 9 90% 110 Instruksional 1 0 1 0 0 0 0 4 40% 103 frustration 1 1 1 1 1 1 0 8 80% 111 instruksional 1 0 1 1 0 1 1 8 80% 109 Instruksional 1 0 0 1 1 1 1 7 70% 107 frustration 1 1 1 0 1 0 1 8 80% 96 Instruksional 1 1 1 1 1 0 1 9 90% 106 Instruksional 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 108 Instruksional 1 0 1 1 0 0 1 7 70% 100 frustration 1 0 1 1 0 1 1 7 70% 102 frustration 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 112 Instruksional 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 109 Instruksional 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 111 Instruksional 1 1 1 1 1 1 1 10 100% 110 Instruksional 1 1 1 1 1 0 1 8 80% 111 Instruksional 0 0 0 1 1 1 1 7 70% 101 frustration 0 0 1 0 0 1 1 6 60% 74 frustration 1 1 1 0 1 1 1 8 80% 110 Instruksional 1 1 1 0 0 0 1 6 60% 103 frustration 1 0 1 1 1 0 1 7 70% 108 frustration 1 1 0 1 1 1 0 6 60% 108 frustration 1 1 1 1 0 0 1 8 80% 110 Instruksional 1 1 1 1 0 1 1 9 90% 113 independent 1 1 1 1 0 1 1 8 80% 112 Instruksional 1 1 1 1 1 1 1 8 80% 110 Instruksional 1 1 1 1 0 0 1 6 60% 106 frustration 1 1 1 0 1 1 1 9 90% 112 independent 1 1 1 1 0 1 1 9 90% 112 independent 0 0 1 0 0 1 1 5 50% 86 frustration 0 0 0 0 1 1 0 5 50% 88 frustration 1 1 0 1 1 0 1 8 80% 109 Instruksional 1 1 0 1 1 1 1 8 80% 109 Instruksional 1 0 0 0 0 0 1 4 40% 82 frustration