HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI MOVIE LEARNING DENGAN MINAT BELAJAR PAI SISWA (STUDI DI SDS. PELITA BANGSA PAMULANG BARAT TANGERANG SELATAN)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OLEH Nazar Fachriansyah NIM 108011000156
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013
ABSTRAK Hubungan Penerapan Strategi Movie Learning Dengan Minat Belajar PAI Siswa (Studi Di SDS. Pelita Bangsa Pamulang Barat Tangerang Selatan) Kata Kunci: Strategi Movie Learning, Minat Belajar PAI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan strategi movie learning di kelas dengan minat siswa belajar PAI siswa,. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 hari terhitung dari tanggal 5-15 februari 2013 di SDS. Pelita Bangsa Pamulang Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket/kuesioner dengan bentuk pilihan ganda. Sedangkan tehnik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan antara penerapan strategi movie learning dengan minat siswa pada pembelajaran PAI di kelas VI. Hasi penelitian Penerapan strategi movie learning di kelas VI ternyata kurang tepat diterapkan
oleh guru PAI, hal ini ditunjukkan dari siswa yang menjawab
jawaban alternatif “kurang tepat” sebanyak 78.57 % dan hanya 7.15 % yang menjawab tepat diterapkannya strategi movie learning pada pembelajaran PAI. Dan mayoritas siswa kelas VI memiliki minat belajar PAI yang cukup, sebanyak 53.57 %, dan hanya 3.57 % yang memiliki minat yang baik serta 42.86 % siswa kurang minatnya pada pembelajaran PAI.
NAZAR FACHRIANSYAH (PAI)
i
KATA PENGANTAR Tiada kata yang lebih indah selain ucapan syukur kehadirat zat yang memiliki Moral Realitas Tertinggi Tuhan Maha Mutlak yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu yaitu Allah SWT, dengan nikmat dan karunia-Nyalah maka skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membawa umat manusia keluar dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan kecanggihan teknologi. Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 yang bertempat di SDS PELITA BANGSA JL.Surya Kencana Gg.Ketapang1, Pamulang Barat. Alhamdulillah pada pelaksanaannya berjalan dengan baik dan lancar. Dengan berkat rahmat dan inayah Allah SWT, maka selesailah skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI MOVIE LEARNING DENGAN MINAT BELAJAR PAI SISWA” Semua ini takkan tercapai tanpa adanya usaha, perjuangan, dorongan, dan do’a serta tawakkal kepada Sang Pencipta. Maka pada kesempatan kali ini, penulis menghaturkan dan mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang terkait, yang telah membantu dan mendukung terlaksananya kegiatan ini. Rasa terima kasih yang sangat, dihaturkan kepada :
1. Prof . Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, M.A, Dekan Falkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bahrissalim, M.Ag (Ketua Jurusan/Prodi) dan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag (Sekretaris/Prodi) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
3. Tanenji, M.A sebagai dosen penasehat akademik kelas E PAI angkatan 2008 yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat dan motivasinya dalam belajar. 4. Dra. Manerah yang dengan tulus meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikirannya untuk senantiasa membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak Drs. H. Iin Saripudin (Kepala Sekolah) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDS PELITA BANGSA. 6. Tarmizi S.Pd.I (guru PAI) yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di kelas VI. 7. Orangtuaku tercinta dan tersayang yang senantiasa membantu penulis secara moral/motivasi maupun material/biaya dalam penyusunan skripsi dan tidak pernah sabar agar anaknya ini mendapatkan gelar S1 di kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Guru dan sahabat-sahabat ku terhormat: Arif Wicaksono S.Pd.I, Dimas prastiyo, Pandi Saputra S. Pd. I, dan teman-teman seperjuangan (kelas E-C PAI angkatan 2008) yang dengan tanpa henti memberikan motivasi, doa dan bantuannya dalam segala hal. 9. Istriku Kholifah yang tercinta dan tersayang yang tiada hentinya memberikan motivasi, doa agar segera meyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, dengan ini penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada kalian semua, semoga Bapak/Ibu dan teman-teman senantiasa dalam kesehatan total, kaya raya dan kebahagian, segala kebaikan yang telah bapak/Ibu dan teman-teman
iii
berikan dapat bernilai ibadah dan dilipat-gandakan ganjaran kebaikannya oleh Allah SWT. Amin. Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Maka pada kesempatan kali ini mohon agar dibukakan pintu maaf yang seluasluasnya atas kekurangan dan kealfaan yang telah dilakukan, semoga hal ini dapat menjadi cermin dan cambuk seraya berharap agar apa yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan menjadi pengalaman yang berharga di masa yang akan datang.
Jakarta, 12 April 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................. v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6 C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6 D. Perumusan Masalah .............................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7 F. Kegunaan Hasil Penelitian …………………………………..
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA,
KERANGKA
BERPIKIR
7
DAN
HIPOTESIS PENELITIAN. A. Kajian Pustaka ..................................................................... 9 1...................................................................................... Strategi Movie Learning a................................................................................. Peng ertian Strategi Active Learning..................................... 9 b. ............................................................................... Fung si dan Tujuan Strategi Movie Learning......................... 11 c................................................................................. Pema nfaatan
Media
Film
atau
Movie
Sebagai
Media
Pembelajaran ............................................................... 15 d. ............................................................................... Kele bihan dan Kelemahan Strategi Movie Learning ............ 17 e................................................................................. Lang kah Penggunaan Film Atau Movie ............................... 18 2...................................................................................... Mina t Belajar
v
a................................................................................. Peng
BAB III
ertian Minat Belajar .....................................................
21
b. Klasifikasi Minat Belajar .............................................
28
c. Indikator Minat Belajar ................................................
31
d. Cara Menumbuhkan Minat Belajar...............................
32
B. Kerangka Berfikir ................................................................
35
C. Hipotesis Penelitian ..............................................................
37
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
38
B. Metode Penelitian………………………………. .................. 38 C. Variabel Penelitian …………………………………………. 38 D. Populasi dan Sampel ……………………………………...... 39 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 40 1. ..................................................................................... Obse rvasi…………………………………………………......... 40 2. ..................................................................................... Angk et atau kuesioner………………………………….. ........... 40 3. ..................................................................................... Waw ancara………………………………… ............................. 43 F. Teknik Pengolahan, Analisis Dan Interpretasi Data…… .. 43 1...................................................................................... Tekn ik pengolahan data………………………………….......... 43 a. Editing………………………………… ..................... 43 b. Tabulating………………………………… ................ 43 2...................................................................................... Tekn ik analisis data…………………………………................ 45 3...................................................................................... Tekn ik interpretasi data………………………………… .......... 46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 48 vi
1.
Profil Sekolah ................................................................. 48
2.
Visi, Misi dan Sekolah ……………. ................................. 48
3.
Keadaan Siswa SDS PELITA BANGSA........................... 49
4.
Struktur Organisasi SDS PELITA BANGSA .................... 50
5.
Denah Bangunan SDS PELITA BANGSA........................ 51
6.
Keadaan Guru Dan Karyawan SDS PELITA BANGSA .... 51
7.
Sarana Dan Prasarana SDS PELITA BANGSA................. 53
B. Deskripsi Data ..................................................................... 57 C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................. 58 1...................................................................................... Anali sis data ............................................................................ 58 2...................................................................................... Inter pretasi data ....................................................................... 62 D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 63 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 64 B. Saran .................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... Lampiran-Lampiran Lampiran 1: Angket/Kuisioner Penerapan Strategi Movie Learing Dalam Pembelajaran PAI Di Kelas. Lampiran 2: Angket/Kuisioner Pengukuran Minat Dalam Pembelajaran PAI Di Kelas Lampiran 3: Lembar Uji Referensi Lampiran 4: Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 5: Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 6: Surat Rekomendasi Penelitian
Tabel-Tabel Tabel 3.1 Kisi-Kisi angket penerapan strategi movie learning dan minat pelajaran PAI vii
Tabel 3.2 Untuk mengetahui frekuensi dan prosentase penerapan SML dan minat siswa Tabel 3.3 Pedoman interpretasi data secara kasar atau sederhana Tabel 4.1 Keadaan siswa/siswi SDS PELITA BANGSA Tabel 4.2 Data Guru Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana SDS PELITA BANGSA
Tabel 4.4
Frekuensi penerapan strategi aktif learning dan kreativitas siswa berdasarkan data kelompokkan
Tabel 4.5
Tebel kerja atau tabel perhitungan untuk mencari angka indeks korelasi antara variabel X dengan variable Y
Tabel 4.6
Ringkasan statistik X dengan Y
Gambar-gambar Gambar 3.1 Desain Penelitian Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gambar 4.2 Denah Bangunan
viii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi, dan lain sebagainya, memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
2
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Kehadiran TI (teknologi informasi) tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. Menurut Wahyu Purnomo pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat membuat proses pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran yang menyenangkan.2 Pembelajaran yang menyenangkan akan memiliki keunggulan dalam meraih segala informasi secara utuh yang pada akhirnya akan meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam belajar. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang. Tapi juga dapat mendorong seseorang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang di pelajari maka sulit diharapkan siswa dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari. Maka hasil yang diperoleh lebih baik. Interaksi proses belajar mengajar pada prinsipnya bergantung kepada pendidikan dan peserta didik serta bagaiamana meningkatkan minat peserta didik dalam interaksi proses belajar mengajar. Interaksi mengisyaratkan adanya aktifitas peserta didik yang belajar maupun pendidik yang mengajar. Interaksi belajar mengajar dapat dilihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung di sekolah. Di sekolah interaksi belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa, maupun antara siswa itu sendiri. Interaksi guru dan siswa merupakan faktor yang sangat 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3. h. 4 2 http://smkn1bansari.wordpress.com, Machfud Herman S, Pemanfaatan TI dalam Kegiatan Belajar Mengajar, 21 Februari 2010, at 1:19 pm.
3
penting dalam menunjang keberhasilan studi. Karena bantuan guru kepada siswa di dalam dan diluar pelajaran dapat berpengaruh. Terutama dorongan yang bersifat psikis untuk penyelesaian tugas-tugas dan penyelesaian studi. Manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya tidak akan dapat beragama islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan; tanpa bantuan bimbingan pihak lain untuk selanjutnya mampu membimbing diriya sendiri.3 Yakni dalam kehidupan, manusia tidak akan dapat menjadi seorang muslim yang kaffah dan mengetahui tentang ajaran agama islam tanpa melalui suatu proses yaitu; pendidikan. karena islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam konteksnya sendiri pendidikan agama Islam, mempunyai kualifikasi dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan. Pendidikan agama Islam merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam melalui pembelajaran, baik formal maupun non formal kepada masyarakat (peserta didik) untuk dihayati, dipahami serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta mengarahkan agar nantinya mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan sebaik-baiknya.4 Untuk membentuk kepribadian muslim atau insan kamil seperti apa yang menjadi tujuan pendidikan agama Islam tentunya membutuhkan figure yang representatif untuk dijadikan acuan dalam mencapai tujuan tersebut. Pendidikan Agama Islam merupakan satu diantara sarana pembudayaan (enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu sarana, Pendidikan Agama Islam dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia, (sebagai makhluk pribadi dan sosial) kepada titik optimal kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan
3
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Ciputat, PT Logos Wancana Ilmu), cet.
2. h.1 4
Anita Khairun Nisa, Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Internasional Al Abidin Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi Fakultas Pendidikan Islam (Tarbiyah), Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4
hidup di akhirat.5 Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT salah satu tujuannya untuk memperbaiki keadaan umat dengan ajaran agama Islam. Rasulullah SAW sebagai pelaksana pendidikan Islam secara umum menuntun umat keluar dari kegelapan menuju jalan yang terang. Proses pembelajaran PAI di sekolah masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan agama Islam. Ini berarti siswa hanya menerima materimateri PAI tanpa ada usaha menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi, guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas saja, tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya. Tujuan dari mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai agar minat terhadap pelajaran semakin tinggi dan anak-anak peserta didik dapat memahami pelajaran dengan baik. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang kaya dengan variasi.6 Sebagaimana yang dikemukakan oleh Munif Chatib di dalam bukunya “Sebaik apa pun kurikulumnya, sulit berhasil apabila tidak dijalankan dengan strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa-siswa”.7 Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam strategi pembelajaran, guru mengajar dan siswa belajar, berarti dua proses atau jalan yang berbeda, artinya, ketika guru mengajar belum tentu 5
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung ; Pustaka Setia, 1997) .h.14 Dani Hidayat, Strategi Belajar Mengajar Dan Metode-Metode Serta Pemilihan Strategi Pembelajaran, skripsi, Ma’had ‘Aly Persis Tasikmalaya Jurusan Pendidikan Agama Islam semester IV. Tasikmalaya, 8 April 2010. 7 Munif Chatib, Sekolahnya manusia: (sekolah berbasis multiple intelligences di Indonesia), bandung, PT Mizan Pustaka, 2009, h.110 6
5
siswanya belajar. Ketika siswa banyak melakukan aktivitas, itulah sebenarnya saat siswa belajar.8 Maka, Untuk menjadiakan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif dan siswa tidak merasa jenuh dan ngantuk di dalamnya, dibutuhkanlah inisiatif guru agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisiens, yaitu dengan menggunakan media. Dan media akan menjadi lebih maksimal di dalam penggunaannya apabila di dukung dengan suatu strategi pembelajaran yang baik, jelas dan terkonsep. Pengguanaan media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan memotivasi belajar siswa. Di dalam proses pelajaran sumber pesan dapat beragam bentuk dan jenisnya maksudnya yang bertindak sebagai sumber penyampaian pesan bisa saja guru, buku, atau sumber lainya pesan pembelajaran biasanya materi atau bahan yang dapat disampaikan langsung ataupun melalui perantara atau saluran, yaitu media, dan media akan menjadi suatu indikator atau alat media dalam proses belajar mengajar yang baik apabila di dalam penggunaannya mempunyai suatu strategi. Maka dari itu, dalam Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, yang merupakan misi pendidikan dan menjadi tanggung jawab professional setiap guru. Sebagaimana yang terdapat di Dalam Undang-Undang RI no.23 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bab II tentang fungsi Pendidikan Nasional.9 Dan untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI yaitu adanya internalisasi pada diri siswa tentang nilai-nilai ajaran Islam yang diajarkan secara mudah serta adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh, menjadikan belajar lebih bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang jelas dan terkonsep dalam 8
Munif Chatib, Sekolahnya manusia: (sekolah berbasis multiple intelligences di Indonesia),..… h.112 9 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI Kumpulan Undangundang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007, h. 8
6
menggunakan media-media pembelajaran, seperti movie, gambar dan lain-lain yang dapat dijadikan jalan keluar agar proses pembelajaran lebih efektif, efisien dan tidak membosankan, serta dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Untuk dapat mengetahui lebih dalam lagi, upaya seorang guru dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran, khusunya pada mata pelajaran pendidikan agama islam yang menggunakan strategi movie learnig, maka peneliti ingin membahas tentang, Hubungan Penerapan Strategi Movie Learning Dengan Minat Belajar PAI Siswa (Studi Di SDS. Pelita Bangsa Pamulang Barat Tangerang Selatan) melalui sebuah tulisan skripsi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:
1. Siswa merasa jenuh dalam mata pelajaran pendidikan agama islam yang hanya mengunakan metode ceramah. 2.
Kurangnya kesadaran siswa dalam memahami tujuan dan fungsi mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter, akhlak dan sifat dalam kehidupan sehari-hari dan makna hakikat ajaran agama Islam dalam kehidupan.
3.
Siswa
kurang
paham
dalam
mata
pelajaran
pendidikan agama Islam, pada waktu diterangkan oleh guru, karena Materi PAI bersifat abstrak atau konsep-konsepnya berupa doktrin-doktrin.
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada : 1. Penerapan strategi movie learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
7
2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan Strategi Movie Learning. D. Perumusan Masalah Berikut ini dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan perumusan masalah: 1.
Bagaimana penerapan strategi movie learning dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah ?
2.
Bagaimana minat belajar PAI siswa dengan menggunkana strategi movie learning ?
3. Apakah terdapat hubungan antara penerapan strategi movie learning dengan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI ?
E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui strategi movie learning yang di terapakan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. 2. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan strategi movie learning. 3. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan strategi movie learning dengan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI.
F. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Berguna untuk menyumbangkan pemikiran penulis dalam penggunaan media pembelajaran, khususnya dalam penggunaan strategi movie learnig, dalam proses belajar mengajar . 2. Menjadi referensi tambahan bagi sekolah yang diteliti. 3. Sebagai acuan bagi guru dalam menjelaskan pelajaran khususnya dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
8
4. Memberi gambaran bagi guru tentang strategi yang efektif dan efisien dalam penyampaian materi pembelajaran atau di dalam proses belajar mengajar.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Strategi Movie Learning a. Pengertian Strategi Movie Learning Media Film merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame di proyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat secara bergantian sehingga menghasilkan visual yang kontinu. Sama halnya dengan Film, Video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara ilmiah/suara yang sesuai kemampuan Film dan Video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan gaya tarik tersendiri. Bertujuan untuk hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat dan memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. Strategi sendiri pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu.10 10
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2009), h. 206.
10
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan mengajar, strategi bisa di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.11 Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: 1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan 2) Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan peganganan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. 4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasialn atau kriteria serta keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersankutan secara keseluruhan.
Sedangkan movie learning sendiri berasal dari kata Movie yang dalam kamus bahasa Inggris artinya adalah gambaran, bioskop, film atau movie. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari selulolid untuk tempat gambar negative (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop) lakon (cerita) gambar hidup. Film atau movie secara sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita
11 syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, strategi belajar mengajar, (Jakarta: PT rineka cipta, 2006), cet. III, h. 5.
11
yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak. Menurut Azhar Arsyad, film atau movie atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama halnya dengan film atau movie, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.12 sedangkan learning sendiri artinya pengetahuan. Maka dari pengertian tesebut dapat diambil kesimpulan dari Strategi movie learning yaitu strategi pembelajaran yang mengaitkan konsep pembelajaran dengan tayangan film atau movie.13 Tentunya, target pembelajaran terangkum dalam film atau movie tersebut. Strategi movie learning ini sangat berkesan sebab mempunyai suatu kekuatan emosi. Maka dari itu semua dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian strategi movie learning adalah suatu landasan usaha untuk tercapainya kegiatan belajar yang meyenangkan yang terangkum oleh sebuah film. b. Fungsi dan Tujuan Strategi Movie Learning. Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Sedangkan Movie learning merupakan salah satu media dalam proses pembelajaran yang mana mempunyai tujuan, yakni terkait dengan tiga hal yaitu media pembelajaran sebagai sumber belajar, fungsi semantik, fungsi manipulati. Dalam hubungan dengan media pembelajaran sebagai sumber belajar dengan film secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Dalam hubungan film dengan fungsi semantik sebagai media yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) makna atau maksud benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). 12
http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film atau movie-sebagai-mediapembelajaran.html 13 Munif chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua Anak Juara, (Bandung, PT Mizan Pustaka, 2011), cet 1, h. 185-186.
12
Dalam hubungan film dengan fungsi manipulatif yang didasarkan pada cirri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya sebagaimana disebut diatas. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Pertama kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, yaitu : a. Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti bencana alam. b. Kemampuan media menjadikan objek atau persitiwa yag menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses metamorphosis, proses haji. c. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) seperti peristiwa Nabi Nuh, Haji Wada. Kedua kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia yaitu: a. Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom, dan lain-lain. b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorphosis. c. Membantu siswa dalam memahami objek yang memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca Al-Qur’an. d. Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta.14
Secara umum movie atau film sebagai media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut.
14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung Persada Press, November 2008), h. 36-43.
13
1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda atau peristiwa sejarah. 2. Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, bahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan dipusat reactor nuklir, dan sebagainya. 3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya, dengan potret, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik dengan slide dan film, siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, sebagainya. 4. Mendengar suara yang ditangkap dengan telinga secara langsung misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya. 5. Mengamati dengan teliti bintang-bintang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potre, slide, film atau video, siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, sebagainya. 6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video, siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, sebagainya. 7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar diawetkan. Dengan menggunakan model atau benda tiruan, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia, seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya. 8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model, atau foto, siswa dapat dengan mudah membandingkan mudah dua benda yang berbeda, seperti sifat, ukuran, warna, dan sebagainya. 9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak, dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup menjadi
14
mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik. 10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati secara jelas gaya lompat tinggi, tehnik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan. 11. Mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film atau video, siswa dapat dengan mudah mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya. 12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung. 13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama. Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu di pabrik gula, mereka dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan). 14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak. Dengan siaran radio atau telivisi, ratusan, bahkan ribuan siswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang narasumber dalam waktu yang sama. 15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masingmasing. Dengan kemampuan kesempatan, dan kecepatan masing-masing.15
Yakni terkait dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, untuk tujuan psikomotor, dan untuk tujuan afektif. Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif, film atau movie dapat digunakan untuk: 1) Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan obyek yang bergerak, dan sebagainya. 15
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), h. 246-248.
15
2) Mengajarkan aturan dan prinsip. Film atau movie dapat juga menunjukkan deretan ungkapan verbal, seperti pada gambar diam dan media cetak. Misalnya untuk mengajarkan arti ikhlas, ketabahan, dan sebagainya. 3) Memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi manusia.
Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film atau movie digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Media ini juga dapat memperlambat atau mempercepat gerak, mengajarkan cara menggunakan suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dan sebagainya. Selain itu, film atau movie juga dapat memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara visual untuk menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa waktu kemudian. Dengan hubungannya dengan tujuan afektif, film atau movie dapat mempengaruhi emosi dan sikap seseorang, yakni dengan menggunakan berbagai cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok untuk memperagakan informasi afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran visual yang berkaitan.16
Dalam fungsi strategi movie learning dan tujuan dilihat dari paparan dia atas maka strategi movie learning adalah suatu media yang memudahkan guru untuk menyampakan pesan dengan menghemat waktu dan lebih jelas.
c. Pemanfaatan Media Film atau Movie Sebagai Media Pembelajaran Menggunakan film atau movie dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama untuk: 1) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 2) Menambah daya ingat pada pelajaran. 3) Mengembangkan daya fantasi anak didik. 16 Muh. Alfi Fajerin, Pengembangan Media http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film-sebagai-media-pembelajaran.html
16
4) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.17 Menurut Nasution dengan mengunakan film dalam pembelajaran dapat diambil beberapa keuntungan antara lain18 : 1) Film sangat baik menjelaskan suatu proses, bila perlu dengan menggunakan “slow motion”. 2) Tiap murid dapat belajar sesuatu dari film, yang pandai maupun yang kurang pandai. 3) Film sejarah dapat menggabarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat. 4) Film dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain. 5) Film dapat di ulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. Film atau movie harus dipilih, agar sesuai dengan pelajaran yang sedang diberikan. Untuk itu guru harus mengenal film atau movie yang tersedia dan lebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah film atau movie dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya. Ada kalanya film atau movie tertentu perlu diputar dua kali atau lebih utuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar anak-anak jangan hanya memandang film atau movie itu sebagai hiburan, sebelumnya mereka ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film atau movie itu.19 Film menarik sekali sebagai alat pengajaran dan hendaknya mendapat perhatian yang lebih banyak. Bila sesuatu sekolah mempunyai proyektor film, maka guru wajib mempelajari cara penggunaanya.
17 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), h. 102. 18 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 104.
19
Nasution, Teknologi Pendidikan,…..h. 104.
17
Maka paparan dia atas dapat diambil kesimpulan dalam pemanfaat media film atau movie dalam pembelajaran itu akan membuat siswa lebih berminat, aktif dalam KBM (kegiatan belajar mengajar).
d. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Movie Learning Dalam penggunaan media film terdapat kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan sterategi movie learning sebagai media pembelajaran, yakni: 1) Kelebihan20 a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. b) Memiliki efek menarik yang tidak dimiliki oleh media lain. c) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat. d) Film atau movie dapat membawa anak dari negara satu ke negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain. e) Film atau movie dapat di ulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. f) Dapat menyajikan pesan yang sukar dan langka karena telah direkam terlebih dahulu.21 g) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. h) Mengembangkan pikirana dan pendapat para siswa. i) Mengembangkan imijinasi peserta didik. j) Mempejelas ha-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik. k) Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang l) Film atau movie sangat baik menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan , dan lain-lain. m) Semua peserta didik dapat belajar dari film atau movie, baik yang pandai maupun yang kurang pandai. 20
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,…..h. 116. Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran/ 21
18
n) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar. o) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas.22 p) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.23 2) Kelemahan Di samping movie learning atau pembelajaran dengan menggunkan video memiliki kelebihan, di dalam strategi tersebut juga terdapat kelemahan yang dimiliki dalam proses pembelajaran, yaitu: a)
Terlalu menekankan pentingnya materi.
b)
ketimbang proses pengembangan materi tersebut;
c)
Pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah
d) memerlukan waktu yang banyak. e)
Dan penanyangannya juga terkait peralatan lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta lcdnya, dan lain-lain.24
e. Langkah Penggunaan Film atau Movie Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film atau movie sebagai media pengajaran. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Langkah Persiapan Guru Pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu. Kemudian baru memilih film atau movie yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film atau movie tersebut, tingkat rekomendasi film atau movie, tahun produksi serta diskripsi dari film atau movie tersebut. Selain itu film atau movie 22
Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran 23 Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran 24 Rizcy Hardy Pangesti, Kelebihan Dan Kelemahan Media Vid\eo Pembelajaran http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran /
19
tersebut diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film atau movie terebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya. 2) Mempersiapkan Kelas Audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film atau movie tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: menjelaskan maksud pembuatan film atau movie, menjelaskan secara ringkas isi film atau movie, menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film atau movie, harus dijelaskan mengapa terdapat ketidak cocokan pendapat dengan bagian isi film atau movie bila ditemui ketidak sesuaian. 3) Langkah Penyajian Setelah audien dipersiapkan barulah film atau movie diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film atau movie, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya. 4) Aktivitas Lanjutan Aktivitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/\siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran film atau movie tersebut. Pengertian yang diperoleh audien dari melihat film atau movie akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktivitas lanjutan. Aktivitas tersebut dapat berupa: membaca buku tentang masalah yang ditonton jika buku tersebut tersedia, membuat karangan tentang apa yang telah ditonton, mengunjungi lokasi di mana film atau movie tersebut dibuat, jika dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat film atau movie tersebut.25 25
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 97-98.
20
Langkah-langkah pemanfaatan film dalam pembelajaran.26 Pemanfaatan film dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
Film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan pelajaran menurut Anderson yaitu: o Film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep seperti konsep jujur, sabar, demokrasi, selain itu juga mengajarkan aturan dan prinsip o Film untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan suatu keterampilan yang harus ditiru. Misalnya, keterampilan gerak karena media ini mampu memperjelas
gerak
dan
memper
lambat
atau
mempercepatnya. o Film yang paling tepat untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
Guru harus mengenal film yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaat bagi pelajaran.
Sesudah film dipertunjukan, perlu dilakukan diskusi, yang perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.
Adakalanya Film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu.
Agar siswa tidak memandang film sebagai media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.
Sesudah itu dapat dites untuk melihat seberapa banyakah yang dapat mereka tangkap dari film itu.
26
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,…..h. 119-120.
21
Ada pun strategi movie learning punya poin-poin prosedur sebagai berikut:27 1) Konsep. Konsep adalah materi yang akan diajarkan kepada siswa, biasanya terdapat dalam indikator hasil belajar. 2) Film atau movie. Film atau movie yang di putar dan menjadi solusi dari materi pembelajaran. Film atau movie dapat diputar secara utuh atau dipotongpotong, disesuaikan dengan waktu yang tersedia 3) Diskusi. Siswa mendiskusikan isi film atau movie berkaitan dengan masalah yang sesuai dengan indikator hasil belajar.
2.
Minat Belajar a.
Pengertian Minat Belajar.
Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini karena dengan tumbuhnya minat dalam diri sesorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalan jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari. Muhibbin Syah mendefinisikan bahwa ”Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.”28 Begitu pun dengan Slameto mengatakan bahwa “Minat adalah suatu
27
Munif chatib, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua Anak Juara,....h. 185-186. 28 Muhibbin Syah , Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010. .h. 136
22
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”29 Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai dalam aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari. Jika dikaitkan dengan aktivitas belajar, minat belajar merupakan salah satu alat motivasi atau alasan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari, maka ia akan ragu-ragu untuk belajar sehingga tidak menghasilkan hasil belajar yang optimal atau seperti yang diharapkan. Dalam hal pembelajaran pada bidang pendidikan agama islam, apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut maka siswa tersebut akan merasa senang mempelajararinya, kemudian akan memperhatikan materi pelajaran tersebut. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.30 Menurut Piaget yang di kutip oleh Abuddin Nata, bahwa “belajar adalah sebuah proses interaksi anak didik dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan dan dilakukan secara terus-menerus.”31 Sedangkan belajar Menurut Roger di kutip juga oleh Abuddin Nata adalah “sebuah proses internal yang menggerakkan anak didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif, afektif dan psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas intektual, moral, dan keterampilan lainya.” 32 29
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta 2010), h. 180. 30 Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,…..h. 2. 31 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,…..h. 99 32
Abuddin nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,…..h. 101.
23
Dalam kegiatan belajar mengajar ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya dan juga dapat mempengaruhi minat belajar, tetapi dapat di golongkan saja, yaitu faktor inter dan faktor ekstern. Faktor inter adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu,faktor-faktor tersebuat antara lain: A. Faktor-faktor intern antara lain ada tiga faktor: 1. Faktor jasmaniah a. Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya/bebas dari penyakit b.
Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
2. Faktor psikologis a. Inteligensi Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsepkonsep
yang
abstrak
secara
efektif,
mengetahui
relasi
dan
mempelajarinya dengan cepat. b. Perhatian Perhatian menurut gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinngi, jiwa itu pun semata-mata tertujuh kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. c. Minat Minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan menenang beberapa kegiatan. d. Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih
24
e. Motif Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorong. f. Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/face dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru g. Kesiapan Kesiapan atau readiness menurut jamies drever adalah: preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. 3. Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). B. Faktor-faktor ekstern Faktor
ekstern
yang
berpengaruh
terhadap
belajar,
dapatlah
dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 1. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga 2. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
25
3. Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyrakat. Tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.33 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar. a. Faktor-faktor Intern : 1). Faktor Biologis a). Faktor Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit
pilek,
demam,
pusing,
batuk
dan
sebagainya,
dapat
mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar. b). Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. c). Faktor Psikologis Ada banyak faktor psikologi faktor-faktor tersebut adalah : (1) Perhatian Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,. (2). Kesiapan Kesiapan menurut James Drever adalah,Prepanednesto Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan. 33
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,…..h. 54-72
26
(3). Bakat atau Intelegensi Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar,. Begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar.. b. Faktor-faktor eksternal : Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut akan membahas ketiga faktor tersebut. 1). Faktor Keluarga Minat belajar siswa bias dipengaruhi oleh keluarga seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut : (a). Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak untuk mendapat minat yang bagus. (b). Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga. (c). Keadaan Ekonomi Keluarga Dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi. 2. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah. (a). Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat belajar siswa.
27
(b). Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat setempat. (c). Pekerjaan rumah Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di rumah. membuat siswa cepat bosan adalah belajar siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan kegiatan yang lain. 3. Faktor masyarakat Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, berikut ini
penulis
membahas
beberapa
faktor
masyarakat
yang
bisa
mempengaruhi minat belajar siswa, yakni : 1). Kegiatan dalam masyarakat Disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah raga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan, bisa menurunkan semangat belajar siswa, karena anak sudah terlanjur senang dalam organisasi atau kegiatan dimasyarakat, dan perlu diingatkan tidak semua kegiatan dimasyarakat berdampak baik bagi anak. 2). Teman bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya. Jika teman bergaulnya jelek pasti mempengaruhi sifat yang jelek pada diri siswa. Seyogyanya orang tua memperhatikan pergaulan anak-anaknya, jangan sampai anaknya berteman dengan anak yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan, usahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik yang bisa memberikan semangat belajar yang baik. Tugas orang tua hanya
28
mengontrol dari belakang jangan terlalu dan jangan terlalu dibebaskan yang bijaksana saja, agar siswa tidak terganggu dan terhambat belajarnya. Masih banyak pengaruh-pengaruh eksternal minat belajar siswa lingkungan sekitar juga bisa mempengaruhi, untuk itu usahakan lingkungan disekitar kita itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa/anak, sehingga anak terdorong atau bersemangat belajar.34
b. Klasifikasi Minat Belajar Beberapa
ahli
telah
mencoba
mengklasifikasikan
minat
berdasarkan pendekatan yang berbeda satu sama lain, sehingga minat dapat dikatagorikan seperti berikut ini: Menurut Super & Krites yang di kutip oleh Suharti, minat dapat di klasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat: 1) Expressed Interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas 2) Manifest Interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu 3) Tested Interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan 4) Inventoried Interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.35
34 Andreas Jupri Malio, http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/faktor-faktormempengaruhi-minat.html 35 Suharti, Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Topik-topik mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Membekalinya. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, h. 25.
29
Djaali dalam bukunya mengkelompokan minat menjadi enam jenis berdasarkan orang dan pilihan pekerjaannya: 1) Realistis Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, bersifik kuat, dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi, ia kurang mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. 2) Investigatif Orang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya berorientasi pada tugas, introspektif, dan soial, lebih menyukai memikirkan sesuatu dari pada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas-tugas yang tidak pasti (Ambiguous), suka bekerja sendiri, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analis, selalu ingin tahu, bebas, bersyarat, dan kurang menyukai pekerjaan yang berulang. 3) Artistik Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik. 4) Sosial Tipe ini dapat bergaul, bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intektual, suka memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan perasaan. 5) Enterprising Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk
30
mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri, dan umumnya sangat aktif. 6) Konvensional Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang
setia,
patuh,
praktis,
tenang,
tertib,
efisien;
mereka
mengindentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi.36 Kemudian Krapp, et. Al yang di kutip oleh Suharti, mencoba mengkategorikan minat menjadi tiga yaitu:37 1) Minat Personal 2) Minat Situasional 3) Minat psikologikal Minat personal merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang, tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari rangsangan eksternal. Sedangkan minat situasional yaitu minat yang bersifat tidak permanen dan relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan dari eksternal. Rangsangan tersebut misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan keluarga. Jika minat situasional dapat dipertahankan sehingga berkelanjutan secara jangka panjang. Minat situasional akan berubah
36
Djaali psikologi pendidikan (Jakarta : PT Bumi Aksara 2012 cet.6 ), h. 122-124. Suharti, Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Topik-topik mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Membekalinya,…..h. 23. 37
31
menjadi minat personal atau minat psikologis siswa, semua tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada. Jenis minat psikologikal merupakan minat yang erat kaitanya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengethuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran. Dan dia memiliki kesempatan untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur dikelas atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa memiliki minat psikologikal.
c.
Indikator Minat Belajar Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melului kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk
indikator minat dapat dilihat dengan cara
menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorang individu untuk aktif dalam kegiatan tertuntu. Dengan demikian untuk menganalisa minat belajar dapat digunakan beberapa indikator minat sebagai berikut. Menurut sukartini yang di kutip di dalam bukunya Suharti, analisa minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut: 1) Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu 2) Objek-objek atau kegiatan yang disenangi 3) Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi 4) Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu.38 Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan slameto bahwa: “suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
38
Suharti, Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Topik-topik mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Membekalinya,…..h. 26.
32
menunukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainya, dapat pula dimanipestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap tersebut.” 39 Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui: 1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya 2) Partisipasi dalam aktif dalam suatu kegiatan 3) Memberikan perhatian yang lebih besar yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)40
Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran serta perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah indikator-indikator minat sebagaimana di uraikan sebelumnya yakni meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya.
d. Cara menumbuhkan minat belajar Dalam hal belajar apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada mata materi pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Menurut Djamarah “sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar:”41 hal tersebut karena 39
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,…..h. 180. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar., (Jakarta : Rineka Cipta 2002),h. 123. 41 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…..h. 81. 40
33
minat akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut.” Dengan demikian proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Hal ini ditegaskan kembali oleh pendapat The Liang Gie tentang pentingnya minat dalam kaitannya dengan studi adalah sebagai berikut: 1) Minat dapat melahirkan perhatian yang lebih terhadap sesuatu. 2) Minat dapat memudahkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar. 3) Minat dapat mencegah adanya gangguan perhatian dari luar. 4) Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. 5) Minat dapat memperkecil timbulnya rasa bosan dalam proses belajar.42
Dengan demikian, minat belajar memiliki peranan dalam mempermundah dan memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, membantu untuk berkonsentrasi serta dapat mengurangi rasa bosan dalam belajar. Pemaparan di atas menunjukan betapa pentingnya untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing individu. Ada pun menurut Wiliam Amstrong yang di kutip oleh Liang Gie, mengemukakan ada 10 cara memperoleh minat belajar yaitu sebagai berikut: 1) Siswa hendaknya berusaha menetapkan keinginan dan tujuan belajarnya. 2) Menetapkan suatu alasan dan tujuan setiap akan melakukan pekerjaan. 3) Siswa hendaknya membangun sikap yang positif. 4) Siswa hendaknya berusaha menentukan tujuan hidup, sehingga dapat menjadikan motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.
42
Liang Gie. Cara Belajar Efisien I. (Yogyakarta : PUBIB 2002). h. 28.
34
5) Berusaha
sungguh-sungguh
untuk
menangkap
keyakinan
guru
mengenal dan pengabdian diri pada mata pelajaran yang bersangkutan. 6) Siswa hendaknya berusaha sungguh-sungguh menerapkan keaslian dan kecerdasan dalam mata pelajaran sebagaimana dilakukan pada hal kegemarannya. 7) Berlaku jujur pada diri sendiri. 8) Praktikan kewajiban dari minat ruang belajar, yaitu tampak berbuat seakan-akan sungguh berminat, hal ini bisa menjadi latihan hingga perlahan-lahan terbiasa. 9) Siswa hendaknya menggunakan nalurinya untuk mengumpulkan keterangan. Hal ini dapat menolong perkembangan minat dan konsentrasi. 10) Hindari rasa takut untuk menggunakan rasa ingin tahu.43
Dalam upaya memperkuat atau menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki siswa, pihak diluar siswa khususnya guru pun dapat membantu hal tersebut. Tanner dan Tanner mengungkapkan bahwa:44 “para pengajar disarankan untuk berusaha memanfaatkan minat siswa yang telah ada ataupun membentuk minat-minat baru pada diri siswa dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.” Selain itu menurut Rooijakkers yang di kutip oleh Slameto “menumbuhkan minat-minat baru dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.” 45
43
Liang Gie. Cara Belajar Efisien I,….. h. 132. Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,…..h. 181. 45 Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,…..h. 181. 44
35
Menurut Syaiful Bahri Djamarah ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik, di antaranya sebagai berikut:
1)
Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. Contoh dalam pembelajaran akutansi yaitu guru dapat menjelaskan manfaat dari akuntasi dalam kehidupan sehari-hari, serta gambaran akan masa depan yang cerah bagi profesi akuntan.
2)
Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran.
3)
Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
4)
Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.46
B. Kerangka Berpikir Belajar adalah istilah kunci yang paling penting dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah terdapat aktivitas belajar siswa yang akan menentukan minat pengalaman belajar dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabilah adanya keterkaitan antara komponen pembelajaran. Hal senada diutarakan Noehi nasutian yang memandang bahwa” belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsurunsur lain yang terlibat didalamnya yaitu raw input, learning teaching proses, output, inviromental, dan instrument input.”47 46
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…..h. 133. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…..h. 141-142.
47
36
Menggunakan film atau movie dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama untuk:
1) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 2) Menambah daya ingat pada pelajaran. 3) Mengembangkan daya fantasi anak didik. 4) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.48
Dalam hal belajar apabilah seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat member perhatian pada mata materi pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Begitu pun dengan Syaiful Bahri Djamarah “Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiaanya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar. “
49
Selain itu menurut
pendapat
Dalyono ( dalam Syaiful Bahri Djamarah) bahwa “ minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. “ Dengan demikian minat seperti yang dipahami orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu.50 Menggunakan film atau movie dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat dalam Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa, Menambah daya ingat pada pelajaran, Mengembangkan daya fantasi anak didi, Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.51 Merujuk pada definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa strategi movie learning memiliki pengaruh terhadap pencapaian kualitas prestasi belajar siswa. Dari kedua variable yang diteliti yaitu strategi movie learning dan minat, kedua variable tersebut mempunyai pola hubungan. Minat siswa terhadap
48
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,…..h. 102. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…..h. 81. 50 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…..h.157 51 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,…..h. 102. 49
37
suatu studi akan diekspresikan lewat keinginan untuk mengetahui dan usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu tersebut, yang tumbuh setelah di realisasikan dengan bantuan suatu strategi yang menggunakan media pembantu yaitu movie learnig. 4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka penulis mengajukan dua hipotesis yaitu: hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), hipotesis tersebut adalah : Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
penerapan
strategi movie learning dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI SDS PELITA BANGSA. Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara
penerapan strategi
movie learning dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDS PELITA BANGSA.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berhasil tidaknya suatu penelitian dalam upaya menguji kebenaran suatu hipotesis sangat tergantung pada ketetapan dalam menentukan metode dan pendekatan yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan metode akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini diuraikan masalah-masalah yang berhubungan dengan metode yang akan digunakan dalam skripsi ini. A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SD PELITA BANGSA Pamulang Barat Tangerang Selatan, Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan januarifebruari semester genap tahuan ajaran 2012-2013. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang bermaksud untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. C. Variable Penelitian Variabel terdiri dari variabel bebas (X) yaitu penerapan strategi movie learning serta
variabel terikat (Y) yaitu Minat siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Adapun desain penelitian ini adalah:
39
X
Y
Gambar 3.1: Desain Penelitian Keterangan: X
: Strategi Movie Learning
Y
: Minat siswa Dalam desain penelitian di atas ditunjukkan bahwa Variabel X
mempunyai pengaruh langsung dengan variabel Y. baik. D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
SD Pelita Bangsa pamulang, sadangkan
populasi terjangkau adalah kelas V dan VI, karena strategi movie learning hanya diterapkan di kelas tersebut. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang diambil dilakukan secara purposive sampling, yaitu mengambil sampel berdasarkan ciri-ciri khusus yang telah ditentukan. Penulis hanya mengambil kelas VI sebagai sampel karena dianggap memiliki ciri atau kriteria khusus seperti yang telah ditentukan, yaitu subjek yang memiliki kriteria berdasarkan penerapan strategi movie learning yang dilakukan oleh belajar di kelas. Alasan penulis menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposise sample dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan dana penelitian yang tidak memungkinkan penulis melakukan penelitian dalam jumlah yang lebih besar. Oleh karena itu, penulis memilih kelas VI yang terdiri dari 28 siswa tersebut dengan alasan untuk memudahkan proses penelitian dan dikarenakan kelas tersebut ditangani/diajarkan oleh guru yang menerapkan strategi movie learning
40
dan siswa-siswa pada kelas tersebut memiliki kriteria seperti yang telah ditentukan berdasarkan tujuan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam menghimpun
dan
mengumpulkan data yang
diperlukan
dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah: 1. Observasi Metode ini dilakukan dengan mengunjungi SD Pelita Bangsa yang diteliti untuk mengamati keadaan sekolah, guru dan lingkungan belajar siswa, serta pembelajaran guru PAI dalam menerapkan strategi movie learning dan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran PAI di kelas. 2. Angket atau Kuesioner Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai penerapan strategi movie learning dan minat siswa dalam pembelajaran PAI di kelas yang berbentuk pertanyaan tertulis sebanyak 20 soal. Data tersebut kemudian disajikan berupa angka yang dituangkan dalam bentuk kolom dengan menggunakan distribusi frekuensi data kelompokan berdasarkan jawaban yang dipilih oleh responden. Penilaian angket mengenai penerapan strategi movie learning dan minat siswa dalam pembelajaran PAI menggunakan skor dapat dijelaskan sebagai berikut: Untuk butir soal positif
(+)
untuk butir soal negative (-)
Selalu
= skor 4
Tidak pernah
= Skor 1
Sering
= skor 3
Kadang-kadang
= Skor 2
Kadang-kadang
= skor 2
sering
= Skor 3
Tidak pernah
= skor 1
selalu
= skor 4
Setiap responden mempunyai skor total minimum 20 dan skor total maksimum adalah 80. Langkah tersebut digunakan untuk mengetahui prosentase penggunaan strategi movie learning oleh guru PAI dan mengetahui tingkat minat siswa kelas VI pada pembelajaran PAI.
41
Sedangkan untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y, maka penulis menyiapkan tabel kerja untuk menghitung jumlah skor variabel X dan Variabel Y, menghitung mean dari variabel X dan variabel Y (
dan
Mean group-nya (
), serta memuat deviasi skor variabel X dan Y terhadap dan
) untuk selanjutnya dihitung angka indeks
korelasi antara variabel X (strategi movie learning) dan Variabel Y (minat siswa) yaitu (
)
Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai strategi movie learning yang mempengaruhi minat siswa, maka perlu dikemukakan beberapa indikator mengenai penggunaan strategi movie learning dan minat siswa yang dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrument.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket penerapan strategi movie learning dan minat pelajaraan PAI No
Variabel
Strategi movie Learning
Dimensi
fiksatif
manipulatif
distributif
Indikator
No. Butir
Jumlah
+
-
+
-
∑
Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
1
-
1
-
1
Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi.
2
-
1
-
1
Memperoleh gambar yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak
13
-
1
-
1
12, 5 9
8
2
1
3
-
1
-
1
42
Efektif dan efisiensi
Penguasaan media 2
Minat belajar PAI siswa
Berdasarkan
Ketepatan waktu
6, 18, 11, 15
10, 5
4
2
6
Kecepatan mencapai tujuan
3, 14, 16, 17 19, 20
-
4
-
4
7,4
2
2
4
1,2 ,15 ,18
9, 16
4
2
20 6
Tepat memilih dan terampil menggunakan. Jumlah lebih menyukai sesuatu dari
ucapan
pada yang lain
Berdasarkan
Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan
3,4 ,5, 6, 13
12, 17
5
2
7
Melakukan kegiatan untuk mencapai hal yang di senangi
7,8 ,11 ,19
20
4
1
5
Usaha untuk merealisasikan
10
14
1
1
2
tindakan
Berdasarkan keterampilan
Melalui inventori
keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu.
Jumlah
20
43
3. Wawancara Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan atau tulisan yang ditujukan kepada guru PAI untuk memperoleh data tentang penggunaan strategi movie learning dan minat siswa. F. Teknik pengolahan, Analisis dan interpretasi data Untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dalam penelitian melakukan pegujian, maka penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Teknik pengolahan data a. Editing Yang dimaksud dengan editing dalam penelitian ini adalah penulis berusaha meneliti sedetail mungkin terhadap angket
yang akan
disebarkan kepada populasi yang ada. Hal tersebut dilakukan agar angket terhindar dari kesalahan dan diharapkan nantinya akan mendapat hasil yang benar-benar objektif. b. Tabulating Tabulating atau tabulasi merupakan pengolahan data berdasarkan data yang telah terkumpul. Yang termasuk kegiatan tabulating dapat berupa pemberian skor atau nilai dan pemberian kode, yang kemudian data tersebut dimasukan ke dalam tabel kerja. Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mempermudah interpretasi data. Sebagai penjelasan, berikut ini adalah gambaran sederhana dalam pemberian skor dari hasil angket yang diberikan kepada responden.
44
Tabel 3.2 Tabel untuk mengetahui frekuensi dan prosentase penerapan SML dan minat siswa
Interval
x
ρ
Penerapan
skor
y
ρ
Kreativitas
SML
siswa
Tepat
Baik
80-71 70-61 Kurang tepat
60-51
Cukup
50-41 Tidak tepat
40-31
Kurang 30-20 N=28
Total
100,0 =
∑ρ
N=28
100,0 =
∑ρ
Dimana: x atau y Ρ
= frekuensi variabel X dan Y = prsentase variabel X dan Y
Untuk memperoleh frekuensi relatif (angka persenan) seperti yang tercantum pada kolom 3 dan 9 tabel 3.2, maka digunakan rumus52:
Ρ= 52
x 100%
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 43
45
= frekuensi yang sedang dicari persentase-nya N= number of class
Ρ = angka persentase Adapun untuk mencari atau menghitung Deviasi Standar, dapat diperoleh dengan berdasarkan angka kasar atau skor aslinya, maka digunakan rumus53:
Dimana: / ∑
: standar deviasi variabel X dan Y ∑
: pengkuadratan deviasi dari hasil pengurangan jumlah skor X atau Y terhadap mean (
atau
).
2. Teknik analisis data Sedangkan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik analisis korelasional, yaitu salah satu teknik analisa
kuantitatif atau salah satu teknik yang analisa statistiknya dapat dipergunakan untuk menguji hipotesa mengenai ada tidaknya pengaruh antar variabel yang sedang diteliti. Jika pengaruh itu memang ada, apakah berarti atau meyakinkan (signifikan), ataukah bahwa pengaruh itu hanyalah terjadi secara kebetulan. Rumus korelasi yang digunakan adalah Product Momen Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
53
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,…..h. 169.
46
Dimana : = angka indeks korelasi “r” product moment N
= Number of class = jumlah hasil perkalian antara deviasi skor X dan Y terhadap
mean-nya = jumlah variabel = jumlah variabel 3. Teknik interpretasi data Untuk menafsirkan atau menginterpretasikan data yang telah diolah dan dianalisis tersebut penulis menggunakan dua cara, yaitu interpretasi secara kasar atau sederhana dan interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel “r” Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment, dapat digunakan cara sederhana seperti berikut.54
Tabel 3.3 Pedoman interpretasi data secara kasar atau sederhana Besarnya “r”
Interpretasi:
Product Momen Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat koelasi, 0,00-0,20
akan tetapi korelasi itu sangat lemah/rendah, sehingga dianggap tidak ada korelasi
0,20-0,40
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
54
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,…..h. 193.
47
0,40-0,70
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Sedangkan cara lain yang dapat digunakan dalam interpretasi data adalah dengan melihat nilai korelasi (r) dibandingkan dengan angka kritis dalam tabel korelasi. Untuk menguji koefisien korelasi ini digunakan level of significant = 1% dan 5%, jika r hitung > r table maka hipotesis alternative disetujui atau diterima, sedangkan hipotesis nihil ditolak. Dan jika r hitung < r tabel, maka hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternative ditolak 55
55
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,…..h. 193.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SDS PELITA BANGSA
Nama yayasan
: YAYASAN PENDIDIKAN PELITA BANGSA
No. Statistik Sekolah
: 102280309049
Izin Operasional
: 18 Juli 2002
Tahun Pendirian
: 2003
Status Sekolah
: Swasta
Ruang Belajar
: 14 Ruang
Alamat SDPB
: JL.Surya Kencana Gg.Ketapang1, Pamulang Barat
2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Mengatarkan siswa menjadi insan yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, cerdas, jujur dan terampil dalam kehidupan berbangsa. b. Misi 1. Mengamalkan pembiasaan agama kepada siswa sesuai dengan agama yang dianutnya. 2. Menanamkan pembiasaan yang terpuji kepada warga sekolah yang berfokus pada 5-K (keamana, kebersihan, ketertiban, keindahan,
49
keluargaan). 3. Menanamkan sikap empati dan kasih saying siswa terhadap sesame. 4. Mengantarkan
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan hidupnya scara efektif, efisien dan menyenangkan. 5. Menciptakan lingkungan belajar yang membuat siswa aktif, kreatif, dan mandiri. 6. Menggali potensi, bakal dan minat siswa dalam bidang seni dan olahraga. 7. Membuka wawasan siswa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sesuai dengan perkembangan zaman. 3.Keadaan Siswa SDS PELITA BANGSA Table 4.1 Keadaan Siswa / Siswi SDS PELITA BANGSA JUMLAH
JUMLAH
NO KELAS L
P
1
I
14
11
25
2
II
12
13
25
3
III
21
13
34
4
IV
13
16
29
5
V
8
11
19
6
VI
18
14
32
TOTAL
164
50
4. Struktur organisasi SDS PELITA BANGS KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
WAKASEK 2
WAKASEK 1
BID. KURIKULUM
BID. ADM DAN UMUM
KOORDINATOR BID. STUDI EKSAKTA
KOORDINATOR BID. STUDI NON EKSAKTTA
KOORDINATOR BAHASA INGGRIS
KOORDINATOR
KOORDINATOR
KESISWAAN
PROG. INKLUSI
WALI KELAS 1
WALI KELAS 2
WALI KELAS 3
WALI KELAS 4
WALI KELAS 5
SISWA
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
TATA USAHA
WALI KELAS 6
51
5. Denah Bangunan SDS PELITA BANGSA Table 4.3 Lantai 2 Lab sains
Ruang Kelas
Ruang Kelas
R. Multi Media
Ruang Kelas
Ruang pramuka
Toilet Siswa
Lantai 1 Ruang Musik
Ruang KepSek
Ruang Guru
Musholla
Ruang Labkom Ruang Komite
Ruang Kelas
Panggung
Ruang Kelas
Ruang Kelas Ruang Kelas
Ruang Kelas
U
Ruang Kelas
Ruang Kelas Toilet Guru
Ruang ADM
Ruang Dapur
Ruang TU
3.
Halama/Lapangan Sekolah Ruangan Perpustakan
Ruang UKS
Gambar 4.2 Denah Bangunan
6. Keadaan Guru Dan Karyawan SDS PELITA BANGSA Sesuai dengan data yang saya terima dari Tata Usaha SDS Pelita Bangsa Ibu Sri Pramuti Anggini, A.Md, disebutkan bahwa guru dan karyawan yang mengajar dan bekerja di SDS Pelita Bangsa berjumlah 28 orang dan berlatar
52
belakang pendidikan perguruan tinggi dan Diploma III,SMA, SMP untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini: Table 4.2 Data Guru No.
Nama
Jabatan
Jenjang/Prog. Studi
1.
Drs. H. IIN SARIPUDIN
KEPALA SEKOLAH
S1
2.
IWAN HASBULLAH S.Ag
WAKASEK
S1 PAI
3.
SRI RAHAYU S. Pd
GURU
S1 Bahasa Indonesia
4.
DJUMANTORO S.Pd
GURU
S1 PKN
5.
CHRISTIEN,AS, A.Md.
GURU
D3 Sekretaris
6.
TOTO PARYANTO, A.Md
GURU
D3 MI
7.
SIRAJUDDIN NASRUN
GURU
SMA
8.
SUHARTI, SP
GURU
S1 Pertanian
9.
RAHMA YULIA
GURU
SMA IPA
10.
FENI SURATININGSIH, S.Pd
GURU
S1 BK
11.
TITIN, S.Pd.I
GURU
S1 PAI
12.
TARMIZI, S. Pd.I
GURU
S1 PAI
13.
FATMAWATI, S. Pd
GURU
S1 Fisika
14.
AHMAD RIFA’I,S.Pd.I
GURU
S1 PAI
15.
SRI LAENI SYAMSUDDIN,S.Pd
GURU
S1 Bahasa Indonesia
16.
AI SRIDA PUSARI,S.Pd
GURU
S1 Biologi
17.
ITA AMELIA, S. Pd
GURU
S1 Bahasa Inggris
18.
SRI RAHAYU
GURU
SMA
19.
HERISMA VEMIATI, S. Pd
GURU
S1 Bahasa Indonesia
20.
SRI UTAMI, S. Pd
GURU
S1
53
21.
ROLAN EFENDI P.B.Ac
GURU
D3
22.
SRI PRAMUTI ANGGINI, A.Md
TATA USAHA
D3 Akuntansi
23.
MARIA ULFAH, SE
TATA USAHA
S1 Ekonomi
24
DINI FADJARWATI, A.Md
TATA USAHA
D3 MI
25.
AHMAD JAYADIH
KEBERSIHAN
SMP
26.
AHMAD FADLI
KEBERSIHAN
SMA
27.
MARZUKI ZEIN
KEAMANA
SMP
28.
RAFIKA SULISTA
KEBERSIHAN
SMA
7. Sarana dan Prasarana SDS PELITA BANGSA Sarana dan prasarana yang terdapat di SDS Pelita Bangsa sebagai berikut: Table 4.3 Sarana dan Prasarana SDS PELITA BANGSA A. Luas Tanah Seluruhnya
2.250 M²
B. Gedung /Bangunan Ruang Tata Usaha
4 X 5 M²
Ruang loket pembayaran
2 X 3 M²
Ruang belajar kelas 1
7 X 8 M²
Ruang belajar kelas 2
7 X 8 M²
Ruang belajar kelas 3 K
7 X 8 M²
Ruang belajar kelas 3 M
7 X 8 M²
Ruang belajar kelas 4 K
6 X 7 M²
54
Ruang belajar kelas 4 M
7 X 8 M²
Ruang belajar kelas 5 K
6 X 7 M²
Ruang belajar kelas 5 M
7 X 8 M²
Ruang belajar kelas 6
7 X 8 M²
Ruang BP
2 X 3 M²
Ruang Perpustakaan
3 X 5 M²
Ruang UKS
2 X 3 M²
Ruang Kepala Sekolah
6 X 7 M²
Ruang Guru
6 X 7 M²
Ruang Musik
6 X 7 M²
Ruang Musholla
6 X 7 M²
Ruang Laboratorium Komputer
6 X 7 M²
Ruang Laboratorium Sains
6 X 7 M²
Ruang Laboratorium Multimedia
6 X 7 M²
Ruang Sanggar Kerja Pramuka
2 X 2 M²
Ruang Komite Sekolah
2 X 3 M²
Toilet Siswa
8 Pintu
Toilet Guru
2 Pintu
Dapur Tempat Wudhu
2 X 3 M² 3 Unit
55
C. Penyediaan air Mesin Pompa Air D. Lapangan Bermain
2 Buah/Unit 150 M²
E. Perlengkapan Kursi Siswa
195 Buah
Kursi Guru
45 Buah
Meja Kaca + Kursi TU
1 Set
Kursi Sofa
1 Set
Kursi TU
5 Buah
Meja TU
7 Buah
Meja Kepsek/Wakasek
3 Buah
Kursi
3 Buah
Filling Kabinet
6 Buah
Jam Dinding
22 Buah
Lemari
13 Buah
Rak Buku
9 Buah
Despenser/Guci
12 Buah
Tiang Bendera
1 Buah
Gawang
2 Buah
Ring Basket
2 Buah
56
Kompor Gas Kecil
1 Buah
Rak Sepatu/Rak Tas
19 Buah
Bendera Merah Putih
2 Buah
Beendera Sekolah
1 Buah
Tape Recorder
3 Buah
Televisi (TU)
1 Buah
Komputer (CPU, Monitor, Keyboard)
21 Buah
Papan Manding
1 Buah
Papan Tulis/White Board
14 Buah
Tangga Main
3 Buah
Karpet Shalat
5 Buah
Karpet Besar
3 Buah
Penghapus Papan Tulis
12 Buah
Kemoceng
5 Buah
Kalkulator
5 Buah
Kotak Obat + Lemari UKS
3 Buah
AC
17 Buah
Kipas Angin Gantung
2 Buah
Kipas Angin Berdiri
1 Buah
Mikropon
1 Buah
57
Sound Sistem
1 Buah
Gitar Kosong
4 Buah
Gitar Elektronik
3 Buah
Dram
1 Buah
Angklung
2 Buah
Matras
4 Buah
Stempel Sekolah
3 Buah
Cermin
3 Buah
B. Deskripsi Data Hasil penelitian ini sebagian besar diperoleh dari kuesioner/angket yang disebar kepada siswa kelas VI. sebanyak 28 responden, sebagaimana telah disebutkan pada bab III
untuk terlebih dahulu data tersebut diurai
berdasarkan variabel. Adapun data dari setiap variabel akan dilakukan prosentase terhadap setiap skor dengan melihat frekuensi data kelompokkan skor asli siswa yang kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Setelah penulis memperoleh data berdasarkan hasil angket, data tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka. Berikut ini adalah tabel frekuensi dan prosentase penerapan strategi movie learning dan minat siswa.
58
Tabel 4.4 Frekuensi penerapan strategi movie learning dan minat siswa berdasarkan data kelompokkan Interval
x
Ρ
Penerapan
skor 66-80 B 51-65
y
ρ
Minat
SML
siswa
2
7.15
tepat
1
3.57
Baik
22
78.57
Kurang
15
53.57
Cukup
Tidak tepat
12
42.86
kurang
Sangat
-
tepat 36-50
4
20-35
-
14.28
Sangat
Tidak tepat
Kuran g
e Total
N=28
100,0=
N=28
100,0= ∑ρ
∑ρ
berrdasarkan
tabel di atas dapat diketahui bahwa
siswa yang
berpendapat tepat diterapkannya strategi movie learning sebanyak7.15.%, dan yang berpendapat kurang tepat 78.57 %, tidak tepat 14.28 %, yang berpendapat sangat tidak tepat tidak ada. Sedangkan
prosentase
tentang
tingkat
minat
siswa
dapat
disimpulkan bahwa 3.57 % memiliki yang baik, sedangkan yang cukup 53.57 %, memiliki minat kurang 42.86 % dan yang sangat kurang tidak ada.
C. Analisis dan Interpretasi Data 1.
Analisis data Sebagaimana
telah
disinggung
sebelumnya
pada
bab
III,
bahwasanya penelitian ini merupakan penelitian dengan satu variabel bebas yaitu penerapan strategi movie learning (X), dan satu variabel terikat yaitu minat siswa pada pembelajaran PAI (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan uji korelasi product moment.
59
Disebut korelasi product moment karena nilai korelasinya diperoleh dengan cara perkalian dari moment-moment yang dikorelasikan. Sedangkan cara untuk menemukan nilai koefisien korelasi anatara dua variabel tersebut, penulis menempuh langkah sebagai berikut: a). Menghitung variabel X (penerapan strategi movie learning) berdasarkan skor aslinya Adapun langkah untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dan Y, maka perlu dicari Mean group dari kedua variabel tersebut. Telah diketahui bahwa ∑X=1600, dan ditentukan mean variabel X (
;
N=28. Selanjutnya
) dengan rumus:
=
;
jadi,
57.14286
Kemudian ditentukan deviasi dari masing-masing skor X terhadap
dengan menggunakan rumus: x = X-
; tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah perhitungan tersebut sudah benar, karena jika deviasi x dijumlahkan seluruhnya maka hasilnya sama dengan nol, atau ∑x= 0
b). Menghitung variabel Y (minat siswa) berdasarkan skor aslinya Telah diketahui pula bahwa ∑Y= 1468, dan N=28. Kemudian ditentukan mean variabel Y (
;
) dengan rumus:
=
;
jadi,
52.42857
Selanjutnya ditentukan deviasi dari masing-masing skor Y terhadap
dengan menggunakan rumus: y = Y-
; tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah perhitungan tersebut sudah benar, karena jika deviasi y dijumlahkan seluruhnya maka hasilnya sama dengan nol, atau ∑y= 0
60
c). Kedua skor dari masing-masing variabel tersebut kemudian dihitung dan dimasukkan ke dalam tebel kerja atau tabel perhitungan untuk mencari angka indeks korelasi antara variabel X (penerapan strategi movie learning) dengan variabel Y (minat siswa)
Table 4.5 Tebel kerja atau tabel perhitungan untuk mencari angka indeks korelasi antara variabel X dengan variabel NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
SUBJEK (N)
X
Y
X
Y
x.y
x²
y²
ADLI MINFADLI ROBBY AUGRY AZKH CAKRA ANDIKA ALAM DZAKY FIRDAUS FARIZ FAJRIANSYAH PRATAMA ILHAM ARYA SATYA M. ALLIEF ALFARIDZI M.DUTA SELAPA MUSA M.FAJAR NUGROJO.S M.RIVAN PRAMANA .D M.CAHYA ADITYA MIRZA NABILA MARSHA ANDINI OKTARISA RIZKY R.HOESIEN RAY RISMA RIFA ALFIANA SHEVIANA PISKA SHINTA JULIANTI SYILA TIARA YORA YANA ZAVIRA AULIA ZULFAHMI
64 62 59 60 59 50 51 55 61 67 50 52 53 65 54 63 53 59 51 59 65 40 52 49 66 60 58 63 ∑X=
57 51 54 50 60 47 48 46 64 62 53 47 43 43 49 58 47 51 51 51 45 68 48 49 59 58 52 57
6.86 4.86 1.86 2.86 1.86 -7.14 -6.14 -2.14 3.86 9.86 -7.14 -5.14 -4.14 7.86 -3.14 5.86 -4.14 1.86 -6.14 1.86 7.86 -17.14 -5.14 -8.14 8.86 2.86 0.86 5.86
4.57 -1.43 1.57 -2.43 7.57 -5.43 -4.43 -6.43 11.57 9.57 0.57 -5.43 -9.43 -9.43 -3.43 5.57 -5.43 -1.43 -1.43 -1.43 -7.43 15.57 -4.43 -3.43 6.57 5.57 -0.43 4.57
31.3502 -6.9498 2.9202 -6.9498 14.0802 38.7702 27.2002 13.7602 44.6602 94.3602 -4.0698 27.9102 39.0402 -74.1198 10.7702 32.6402 22.4802 -2.6598 8.7802 -2.6598 -58.3998 -266.87 22.7702 27.9202 58.2102 15.9302 -0.3698 26.7802
N=28
1600
∑= 1468
∑x=0
∑y=0
∑x.y= 137.2856
47.0596 23.6196 3.4596 8.1796 3.4596 50.9796 37.6996 4.5796 14.8996 97.2196 50.9796 26.4196 17.1396 61.7796 9.8596 34.3396 17.1396 3.4596 37.6996 3.4596 61.7796 293.7796 26.4196 66.2596 78.4996 8.1796 0.7396 34.3396 ∑ = 1123.429
20.8849 2.0449 2.4649 5.9049 57.3049 29.4849 19.6249 41.3449 133.8649 91.5849 0.3249 29.4849 88.9249 88.9249 11.7649 31.0249 29.4849 2.0449 2.0449 2.0449 55.2049 242.4249 19.6249 11.7649 43.1649 31.0249 0.1849 20.8849 ∑ = 1114.857
61
Table 4.6 Ringkasan statistik X dengan Y Lambang statistik
Nilai statistik
N
28
∑X
1600
∑Y
1468 57.14286 52.42857
∑x.y
137.286
∑
1123.43
∑
1114.86
Sebelum menghitung koefisien korelasi yang menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara variabel X dengan variabel Y, maka terlebih dahulu dihitung besarnya deviasi standar dari variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
= 1123.43, sedangkan N=28 , maka:
Telah diketahui:
= Telah diketahui pula bahwa
= 6.33 =1114.86, dan N=28, jadi:
62
=
= 6.31 Sedangkan langkah untuk menghitung koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut, dapat ditempuh dengan menggunakan rumus:
=
Maka
= 0.12
2. Interpretasi data Berdasarkan memperoleh
perhitungan
sebesar 0.12 dan
di
atas,
penulis
berhasil
tidak bertanda negatif. Jika dilihat
berdasarkan pedoman angka indeks korelasi product moment ( penulis melihat besarnya
telah
), dan setelah
yang telah diperoleh yaitu 0.12, ternyata terletak
antara 0.0-0,20. Berdasarkan interpretasi sederhana tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa memang terdapat korelasi antara Variabel X dan Variabel Y, akan tetatapi korelasi tersebut sangat lemah/rendah, sehingga dianggap tidak ada korelasi. Adapun cara lain yang penulis gunakan untuk menginterpretasikan data adalah dengan berkonsultasi pada tabel “r” product moment. Terlebih dahulu penulis menentukan df atau db, dengan rumus: df = N- nr. Maka df = 282; df = 26. Dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment, maka dengan df = 26, penulis memperoleh “r” product moment pada taraf signifikansi 5% = 0.374 dan pada taraf signifikansi 1 % = 0. 478. Dengan istilah lain: pada taraf signifikansi 5 % = 0.374 pada taraf signifikansi 1 % = 0.478
63
Seperti yang telah diketahui bahwa
= 0.12, sedangkan
= 0.374 dan 0.478. Dengan demikian ternyata bahwa
<
baik
pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Dengan alasan tersebut maka hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternatif tolak.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan dalam berbagai hal, meski penulis telah berupaya semaksimal mungkin agar hasil penelitian ini bisa menjadi sempurna. Adapun keterbatasan yang penulis alami antara lain: Pertama, dalam penelitian ini penulis hanya membahas aspek penerapan strategi belajar di kelas dengan minat siswa. Sedangkan masih banyak aspek lain yang dapat menunjang berkembangnya potensi minat dalam diri setiap siswa. Kedua, jawaban yang diberikan oleh siswa berdasarkan angket yang telah disebarkan tidak menutup kemungkinan terjadi banyak kekeliruan, baik dikarenakan responden yang menjawab dengan asal-asalan, kurang cermat, tidak jujur atau disebabkan pertanyaan yang kurang lengkap sehingga kurang dipahami oleh responden. Ketiga,
penulis
mempunyai
keterbatasan
dalam
melakukan
penelaahan penelitian, pengetahuan yang kurang, literature yang kurang, waktu, biaya serta tenaga. Meski demikian hal tersebut tidak mengendurkan tekad penulis untuk melakukan penelitian dan berusaha untuk menyusun penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Hubungan Penerapan Strategi Movie Learning Dengan Minat Belajar PAI Siswa (Studi Di SDS. Pelita Bangsa Pamulang barat, Tangerang Selatan) di kelas VI. Dan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan dalam perumusan masalah pada bab I, maka berikut ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan strategi movie learning di kelas VI
ternyata kurang tepat
diterapkan oleh guru PAI, hal ini ditunjukkan dari siswa yang menjawab jawaban alternatif “kurang tepat” sebanyak 78.57 % dan hanya 7.15 % yang menjawab tepat diterapkannya strategi movie learning pada pembelajaran PAI. 2. Mayoritas siswa kelas VI memiliki minat yang cukup, hal ini ditunjukkan dari persentase sebanyak 53.57 %, dan hanya 3.57 % yang memiliki minat yang baik serta 42.86 % siswa kurang minatnya pada pembelajaran PAI.
65
3. Berdasarkan interpretasi sederhana tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa memang terdapat korelasi antara Variable X dan Variabel Y, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah/rendah, sehingga dianggap tidak ada korelasi. 4. Tidak terdapat hubungan antara penerapan strategi movie learning dengan minat siswa pada pembelajaran PAI di kelas VI. Hal ini terbukti dari hasil penghitungan koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y sebesar 0.12, yang jika dilihat berdasarkan interpretasi sederhana maupun dengan berkonsultasi terhadap tabel “r”, nilai 0.12 atau
<
baik pada
tarap signifikansi 5 % maupun 1 %. B. Saran Pada bagian akhir ini, penulis mengemukakan beberapa saran bagi orang guru, bidang studi PAI berkaitan dengan hasil penelitian yang tenulis dapatkan.
1. Guru PAI perlu mencari materi pelajaran tentang lokasi yang sulit dikunjungji dalam pembelajaran PAI hal ini di tunjukan dari hasil butiran skor penerapan strategi movie learing yang hasil jawaban siswa kecil, maka dari hal ini siswa menginginkan tayangan film yang lokasinya susah dikujungi. 2. Guru PAI, perlu mengembangkan metode, strategi belajar yang lebih menantang dan dapat memicu semangat belajar siswa agar minat siswa bertambah dan mengamalkan, mengembangkan materi yang mereka dapat di kelas. 3. Guru PAI perlu menperkaya wawasan siswa dengan materi yang tidak terpaku pada pelajaran sekolah, tetapi dapat pula digunakan media dan sumber belajar lain yang relevan denagan materi pelajaran PAI.
66
DAFTAR PUSTAKA Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Ciputat, PT Logos Wancana Ilmu), 2002. Chatib, Munif, Sekolahnya manusia: (sekolah berbasis multiple intelligences di Indonesia), Bandung, PT Mizan Pustaka, 2009. Chatib, Munif, Gurunya Manusia, Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua Anak Juara, Bandung, PT Mizan Pustaka, 2011. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007. Djaali, psikologi pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara 2012 cet.6. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar., Jakarta : Rineka Cipta 2002 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011). Liang Gie, Cara Belajar Efisien I. (Yogyakarta : PUBIB 2002). Hidayat, Dani, Strategi Belajar Mengajar Dan Metode-Metode Serta Pemilihan Strategi Pembelajaran, skripsi, Ma’had ‘Aly Persis Tasikmalaya Jurusan Pendidikan Agama Islam semester IV. Tasikmalaya, 8 April 2010. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung Persada Press, November 2008). Nata, Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2009). Nisa, Anita Khairun, Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Islam Internasional Al Abidin Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi Fakultas Pendidikan Islam (Tarbiyah), Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta 2010). Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995). Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
Suharti, Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Topik-topik mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Membekalinya. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2001. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung ; Pustaka Setia, 1997). Usman, Basyiruddin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://smkn1bansari.wordpress.com, Machfud Herman S, Pemanfaatan TI dalam Kegiatan Belajar Mengajar, 21 Februari 2010, at 1:19 pm. http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film-sebagai-media-pembelajaran.html http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film atau movie-sebagai-media-pembelajaran.html http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-mempengaruhi-minat.html