1
PENERAPAN METODE OK4R DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS Iin Kurniati¹, Nenden Ineu H², Kurniawati³ Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] Penelitian menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dalam pembelajaran membaca pemahaman dilakukan di kelas VA SDN Panggungsari Kecamatan Ujungberung Kota Bandung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman siswa terhadap isi suatu bacaan yang menyebabkan siswa tidak mampu memahami isi bacaan. Selain itu tidak adanya proses membaca yang produktif dalam kegiatan membaca yang menyebabkan pembelajaran berlangsung secara monoton dan tidak kreatif. Adapun tujuan pembelajaran membaca pemahaman metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) yaitu untuk mengetahui gambaran penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review), mengetahui aktivitas penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan penerapan penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Model penelitian yang dipakai ialah model Elliot. Model Elliot terdiri dari tiga siklus, setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu lembar wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, lembar kerja proses dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif diproses dengan cara mendeskripsikan, data kuantitatif diproses untuk mencari nilai hasil rata-rata perolehan nilai aktivitas siswa maupun kemampuan membaca siswa. Hasil penelitian menunjukan, proses pembelajaran berkembang pesat dan siswa lebih percaya diri dengan hasil tugas yang dikerjakannya, selain itu aktivitas membaca pemahaman setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini ditujukan pada hasil nilai rata-rata aktivitas membaca pemahaman yaitu pada siklus I: 58,61, siklus II: 73,63 dan siklus III: 81,86. Hasil nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yaitu pada siklus I: 63,82, siklus II: 73,11 dan siklus III: 82,45. Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dapat meningkatkan hasil aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa serta dapat mengaktifkan diri siswa lebih produktif dalam kegiatan membaca. Peneliti merekomendasikan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) untuk digunakan di pembelajaran membaca sebagai referensi baru yang lebih kekinian untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kata Kunci: Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review), membaca pemahaman, kemampuan membaca pemahaman.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1105510 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
2
APPLICATION METHODS OK4R INCREASE IN UNDERSTANDING STUDENT READING SKILLS IN TEXTBASED LEARNING Iin Kurniati¹, Nenden Ineu H², Kurniawati³ Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] Research using OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review) in reading comprehension learning in class VA SDN Panggungsari. This research is motivated by the low ability students' understanding of the content of a text that caused the students were not able to understand the content of text. Besides the absence of a productive process of reading in the reading activities that lead to learning take place in monotonous and uncreative. The purpose of learning in reading comprehension methods OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review) is to describe the application of the method OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review), investigate the activity of the application of the method OK4R (Overview, Key , Read, recal, Reflect, Review) and improve reading comprehension of students with the application of the application of the method OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review) using classroom action research (PTK). The research model used is the model Elliot. Elliot models consist of three cycles, each cycle consisting of three acts. Data collection conducted by researchers that the questionnaires, observation sheets, field notes, worksheets and documentation process. Data analysis was carried out by means of qualitative processed by describing, quantitative data is processed to find the average value of the results of the acquisition value of the activity of students and students' reading ability. The results showed, the learning process of students was growing rapidly and more confident with the results of the task are doing, in addition to the activity of reading comprehension each cycle has increased. It is aimed at the average value of the results of the activity of reading comprehension that in the first cycle: 58.61, second cycle: 73.63 and third cycle: 81.86. Results of the average value of reading comprehension of students each cycle has risen in the first cycle: 63.82, second cycle: 73.11 and third cycle: 82.45. So the conclusions of this research was the application of methods OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review) can improve the outcome of activity and the ability of students' reading comprehension and can enable more productive students in reading activities. Researchers recommend methods OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review) for use in learning to read as a new, more contemporary references to improve students' reading comprehension. Keywords: Methods OK4R (Overview, Key, Read, recal, Reflect, Review), reading comprehension, reading comprehension.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1105510 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
3 Antologi ... Vol ... Nomor ... Juni 2015
Pembelajaran bahasa Indonesia ialah serangkaian aktivitas yang berupaya membina daya nalar siswa sehingga mampu mencapai keterampilan berbahasa tertentu. Aktivitas yang dilakukan harus efektif dan efesien. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain sehingga adanya pengetahuan baru yang didapatnya, pembelajaran bahasa Indonesia mengemukakan gagasan secara lisan maupun tulisan. Adanya penggunaan bahasa Indonesia dalam setiap aktivitas belajar dapat melatih siswa dalam kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk perkembangan selanjutnya. Pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia harus diciptakan dilingkungan sekolah maupun luar sekolah karena selain untuk berkomunikasi juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang ada dilingkungan sekitarnya. Pendidik menyadari perannya sebagai pendidik, sehingga adanya usaha yang sadar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran yang dipadukan dengan konsep-konsep disiplin ilmu yang dikemas secara inovatif. Diharapkan dapat menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang bermakna. Agar peserta didik lebih aktif guru dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Potensi soft skill yang lebih mendekati pada kecerdasan emosional seperti adanya keteguhan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang menjadikan pribadi siswa yang lebih berkarakter. Potensi hard skill harus dikembangkan oleh guru karena dalam potensi hard skill ini terdapat kecakapan dan keterampilan-keterampilan. Keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan guru ialah keterampilan membaca, keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara dan keterampilan menulis siswa yang sebaiknya dilakukan secara seimbang atau terpadu karena keempat keterampilan ini saling berkaitan. Membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang, grafis, atau wacana yang dapat diperoleh siswa untuk memperoleh pengetahuan baru. Jika siswa tidak mampu membaca maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar oleh karena itu keterampilan membaca harus dimiliki siswa agar mampu mengaplikasikanya dalam setiap bidang dan disiplin ilmu yang siswa pelajari. Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa secara natural akan diarahkan pada semua bidang ilmu pengetahuan karena dengan bahasa manusia dapat menggali informasi serta mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai sarana komunikasi. Pembelajaran bahasa harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang harmonis, bermutu dan bermartabat dengan memenuhi kriteria ini pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih bermakna. Agar tecapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri sesuai dengan tuntutan kurikulum 2006 yaitu KTSP yang menekankan pada kecakapan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Kurikulum KTSP ini menuntut siswa berfikir sistematis dan kritis dalam memecahkan masalah serta dalam aktivitasnya siswa meneliti fenomenafenomena yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Pembelajaran bahasa bukanlah pada pengetahuan bahasa melainkan pada kemampuan berbahasa. Proses pembelajaran bahasa yang bertumpu pada siswa sehingga siswa lebih aktif dan lebih kritis dalam menanggapi suatu peristiwa. Menekankan pada kompetensi berbahasa siswa dengan mengaitkan keterampilan membaca, menyimak, berbicara, menulis secara terpadu. Melibatkan kreativitas guru
Iin Kurniati, Nenden Ineu H, Kurniawati Penerapan Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) sehingga pembelajaran dikemas dengan menarik dan inovatif. Kompetensi inti dan kompetensi dasar bahasa Indonesia siswa berperan aktif yaitu adanya aktivitas siswa menggali informasi teks, menyajikan teks, melaporkan hasil pengamatan yang konteksnya berkaitan dengan materi yang akan disajikan oleh guru. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia ini berperan penting yaitu untuk mengkomunikasikan dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Cara mengkomunikasikan bahasa Indonesia salah satunya yaitu dengan kegiatan membaca. Namun kenyataanya minat baca anak masih rendah. Banyak berbagai kemungkinan yang menyebabkan rendahnya minat baca anak terutama pada pembelajaran membaca misalnya bahan bacaan yang dikemas kurang menarik sehingga siswa merasa bosan dengan bahan bacaan yang sudah disediakan, bahan bacaan yang tidak masa kini karena bahan bacaan tidak disesuaikan dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar dan bahan bacaan yang terlalu mudah dan sulit bagi siswa. Pembelajaran membaca yang dilakukan tidak optimal dalam pelaksanaannya tidak sungguh-sungguh sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang bermakna. Rendahnya kemampuan pemahaman siswa terhadap isi suatu bacaan yang menyebabkan siswa hanya mampu membaca secara monoton dan tidak tahu bagaimana memahami suatu isi bacaan disebabkan siswa kesulitan dalam menemukan kalimat utama atau pokok pikiran yang terdapat pada setiap paragraf. Pokok pikiran adalah informasi fokus pada setiap paragraf maka dari itu dalam membaca setiap paragraf dalam wacana kalimat utama atau pokok pikiran harus ditemukan siswa dan siswa harus mampu menemukan kalimat utama serta mampu membedakan kalimat utama dengan kalimat penjelas, agar tidak salah menuliskan antara kalimat utama dengan kalimat penjelas.
4
Siswa tidak bisa menemukan kata kunci atau informasi yang penting yang terdapat pada wacana. Karena siswa hanya mengambil informasi menarik menurut mereka dan mengabaikan informasi yang lebih penting yang terdapat pada wacana. Kata kunci disetiap wacana sangat penting karena dengan kata kunci tersebut siswa dapat menguraikannya dalam sebuah pertanyaan. Rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan kata kunci atau pokok pikiran mengakibatkan tidak bisanya siswa dalam menguraikan pertanyaan sehingga hanya pertanyaan tertentu saja yang dapat mereka uraikan seperti apa, dimana, dan siapa, tapi dalam menguraikan pertanyaan mengapa dan bagaimana siswa merasa kesulitan. Rendahnya kemampuan siswa dalam meceritakan ulang secara lisan maupun tulisan. Dalam menceritakan secara lisan siswa hanya mampu menceritakan beberapa kalimat. Padahal dalam proses menceritakan ulang siswa diberi bantuan yaitu siswa boleh melihat kata kunci yang diberikan guru namun siswa tetap kurang dalam mengolah kata secara lisan, dan ada pula siswa yang mampu membacakan kata kunci saja tidak mengembangkan kata kunci yang siswa tulis. Dalam menceritakan secara tulisan siswa hanya mampu paling banyak dua paragraf saja. Padahal siswa mengembangkan kata kunci yang mereka tulis menjadi sebuah karangan baru dengan bahasa sendiri sehingga tidak sama antara karangan siswa satu dengan yang lainnya namun konteksnya sama dengan wacana yang diberi guru. Dalam pembelajaran membaca siswa harus menikmati kegiatan membaca yaitu siswa harus senang hati, mencintai kegiatan mambaca dan tidak adanya paksaan untuk melakukan kegiatan membaca. Bahwa siswa harus mampu membaca dalam hati dengan kecepatan
Antologi ... Vol ... Nomor ... Juni 2015
yang fleksibel agar memperoleh pemahaman yang cukup pada bahan bacaan yang sudah disediakan. Tujuan yang terkahir yaitu memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan dengan pemahaman yang cukup siswa akan mampu merefleksi dalam kegiatanya siswa membandingkan skemata baru yang siswa peroleh dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) yaitu metode membaca yang akan membantu siswa dalam mengaktifkan dirinya dalam mempelajari sebuah konsep melalui kegiatan merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi tahapan belajar yang dilaksanakan dan menggunakan proses menulis dalam sebagai alat untuk mempelajari teks. Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) ini dalam prosedurnya siswa diminta menemukan kata kunci pada wacana dengan lembar kerja siswa yang disediakan oleh guru tentu siswa akan mampu menemukan kata kunci yang terdapat pada wacana. Siswa diminta untuk menguraikan pertanyaan. Siswa akan dibimbing dalam menguraikan pertanyaan yang sesuai dengan kata kunci dan ada petunjuknya pada lembar kerja siswa. Siswa diminta menceritakan secara lisan maupun tulisan sehingga keterampilan menulis dan berbicara berperan dalam kegiatan membaca dan tentunya lembar kerja siswa sudah disediakan oleh guru. Dengan prosedur dan pelaksanaan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dengan benar akan membantu kegiatan pembelajaran membaca siswa yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap isi bacaan dan meningkatkan minat baca siswa. Berdasarkan masalah rendahnya minat baca dan pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang melingkupi siswa kesulitan dalam menentukan kata kunci, menentukan
5
kalimat utama serta menguraikan pertanyaan dan menceritakan kembali secara tulisan maka saya akan melakukan penelitian Penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VA SD Negeri Panggung Sari Kecamatan Ujungberung Kota Bandung. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis memilih metode OK4R sebagai solusinya dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) ? 2. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) ? 3. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa setelah penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review)? Sesuai dengan rumusan permasalahan diatas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mendeskripsikan penerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review). 2. mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review). 3. meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VA SD Negeri Panggungsari setelah menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review)
Iin Kurniati, Nenden Ineu H, Kurniawati 6 Penerapan Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) Membaca merupakan proses pemerolehan informasi dari bahan bacaan dalam bentuk tulisan. Rangkaian dari informasi tersebut akan diproses dan menjadi pengetahuan yang baru yang diperoleh dari kegiatan membaca. Selaian itu ada pula teori membaca dari para ahli seperti yang diungkapkan oleh Crawley dan Montain (dalam Rahim 2009, hlm.2) bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, intepretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus. Hodgson (dalam Tarigan, 2008, hlm.7) mengugkapkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.” Jadi dapat disimpulkan pembelajaran membaca serangkaian aktivitas yang berupaya membina daya nalar siswa sehingga mampu mencapai keterampilan berbahasa tertentu. Pembelajaran membaca bukan semata-mata dilakukan agar siswa mampu membaca, melainkan sebuah proses yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan kemampuan berpikir siswa dalam memahami, mengkritisi, dan memproduksi
sebuah wacana tertulis. Dalam membaca pemahaman misalnya, siswa mampu memahami isi bacaan. guna dapat mencapai tujuan tersebut tentu saja siswa tidak hanya cukup membaca bahan bacaan dan kemudian menjawab pertanyaan tentang isi bacaan. siswa seharusnya melakukan serangkaian aktivitas yang dapat menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Rubin (dalam Somadayo, 2011, hlm. 8), mengungkapkan bhwa “membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal”. Smith (dalam Somadoyo, 2011, hlm. 9), menyatakan bahwa “membaca pemahaman adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi yang lama dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru. Disamping menghubungkan informasi dan mendapat pengetahuan baru, aktivitas yang dilakukan oleh pembaca dalam memahami bacaan dapat diklasifikasi menjadi pemahaman literal, pemahaman interpretasi, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif”. Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat diatas bahwa membaca pemahaman ialah proses yang sistematis dalam mengorganisasikan hasil bacaan dari aktivitas membaca oleh karena itu siswa harus menggunakan strategi tertentu dalam memahami sebuah teks bacaan sehingga siswa dapat menguasai makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Dalam membaca pula siswa dapat menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru dari bahan bacaan yang siswa baca. Sehingga siswa memperoleh informasi yang lebih mendalam dan bermakna.
7 Antologi ... Vol ... Nomor ... Juni 2015
Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) adalah metode yang mengaktifkan dirinya dalam mempelajari sebuah konsep secara sistematis. Metode OK4R ini dapat membantu siswa memahami sebuah konsep secara mendalam karena adanya tahapantahapan yang inovatif (Abidin, 2012, hlm. 98). Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) dilaksanakan dalam enam tahapan yakni; membaca sekilas, menemukan kata kunci, membaca dalam hati, menceritakan isi, merefleksi hasil membaca, dan meninjau kembali. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) adalah sebagai berikut. (Abidin, 2012, hlm.99) 1) Tahap Prabaca a) Mempersiapkan bahan bacaan, guru mempersiapkan buku/ bacaan ilmiah yang akan dibaca siswa, selanjutnya guru juga memperkenalkan wacana tersebut. b) Membaca sekilas, siswa membaca sekilas wacana yang diberikan guru. c) Menyusun kata kunci, berdasarkan hasil membaca sekilas yang dilakukannya, siswa menyusun beberapa kata kunci yang akan dijabarkannya setelah ia melaksanakan kegiatan membaca yang sesungguhnya. Kata kunci tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan. 2) Tahap Membaca d) Membaca dalam hati, guna menjawab pertanyaan yang diajukannya, siswa membaca dalam hati wacana yang diberikan oleh guru. Kegiatan baca sebaiknya dilakukan dengan cara membaca cepat. Jika menemukan jawaban, siswa membaca lambat wacana agar jawaban tersebut dapat diingat. e) Menceritakan kembali, pada tahap ini siswa menyusun jawaban pertanyaan
dan selanjutnya menceritakan kembali isi wacana tanpa melihat wacana. Kata-kata kunci yang diajukan dapat dijadikan panduan dalam menceritakan kembali isi wacana. Proses menceritakan kembali dapat dilakukan dengan cara lisan maupun tulisan. 3) Tahap Pascabaca f) Refleksi, pada tahap ini siswa membandingkan informasi yang telah diperolehnya/ skemata dengan informasi baru yang didapatkan dari hasil membaca dan menceritakan kembali. Proses berpikir kreatif sangat berperan dalam tahap ini, yakni siswa harus mampu mengembangkan pengetahuan baru diatas pengetahuan lama yang telah dimilikinya. g) Meninjau ulang, pada tahap ini siswa menceritakan kembali pemahaman isi wacana dan untuk meyakinkan siswa dapat membaca sekilas kembali wacana yang diberikan guru atau sebaiknya hanya melihat catatan yang dihasilkannya pada tahap mengembangkan jawaban pertanyaan. METODE PENELITIAN Model penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah model Elliot. Pada model Elliot ini setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Langkah pertama menentukan ide awal kemudian peneliti mengumpulkan data dan menganalisisnya yang disebut dengan temuan analisis, kemudian peneliti melakukan perencanaan umum dalam satu siklus terdapat tiga tindakan, peneliti mengimplementasikannya kemudian memonitoring implementasi dan efeknya, penjelasan kegagalan implementasi. Siklus kedua peniliti melakukan refleksi dengan merevisi perencanaan umum, perbaikan perencanaan, impelementasi siklus kedua tindakan 1,2, dan 3, kemudian peneliti melakukan monitoring implementasi dan efeknya, jika masih belum berhasil maka peneliti menjelaskan kegagalan implementasi. Siklus ketiga ini peneliti
Iin Kurniati, Nenden Ineu H, Kurniawati 8 Penerapan Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) melakukan refleksi kembali kemudian peneliti merevisi perencanaan umum dan melakukan perbaikan kemudian mengimplementasikan. pada siklus tiga yang terdiri dari tiga tindakan kemudian memonitoring implementasi dan efeknya. TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. TEMUAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dalam tiga siklus, setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Peneliti membahas semua hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di SD negeri Panggungsari. Mulai dari mengobservasi siswa kelas VA SD negeri Panggungsari, melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, beberapa temuan-temuan saat pelaksanaan pembelajaran dan yang terakhir melakukan refleksi. dengan penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VA SD negeri Panggungsari. 1. Siklus ke-1 Pelaksanaan siklus pertama dengan tema bacaan “Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia” tindakan pertama peneliti menerapkan tahapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) yaitu menuliskan informasi awal siswa dengan menunjukan beberapa gambar peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, siswa membaca sekilas dengan membaca skimming dari hasil membaca skimming siswa menuliskan kata kunci dan mengembangkan kata kunci tersebut menjadi sebuah pertanyaan. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian pada tindakan kedua dengan melanjutkan tahapan metode OK4R yaitu membaca dalam hati untuk menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya kemudian siswa menceritakan kembali teks yang telah dibuatnya. Tindakan III yaitu siswa membandingkan kedua teks hasil kedua tulisannya yaitu teks pertama hasil tulisan informasi awal yang telah diketahuinya dan
teks kedua hasil menceritakan kembali teks yang dibuatnya. Peneliti menemukan beberapa temuan saat pelaksanaan pembelajaran yaitu masih terdapat satu siswa membaca nyaring, terdapat siswa yang menuliskan kata kunci dalam bentuk paragraf dan mengeluh sulit untuk menceritakan kembali teks yang telah dibacanya hal tersebut terlihat dari proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Peneliti memperoleh hasil nilai rata-rata aktivitas dari setiap tahapan metode OK4R yaitu 58,61 dan rata-rata hasil perolehan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu 63,82. 2.
Siklus ke- II Pelaksanaan siklus kedua peneliti melakukan perbaikan dari siklus sebelunya dengan memberi perlakuan dan stimulus yang lebih baik dengan memberikan tema bacaan yang berbeda, media yang berbeda dan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyanyi. Tema bacaan siklus II yaitu “Siklus air”. Tindakan I siswa melakukan apersepsi dan menyanyi bersama sebelum belajar, siswa menonton video siklus hidrologi dan siswa menuliskan informasi awal tentang siklus air berdasarkan apa yang diketahuinya dan berdasarkan video yang ditayangkan. Siswa membaca sekilas teks yang berjudul “Siklus air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya” siswa menuliskan kata kunci dan dikembangkan menjadi sebuah pertanyaan. Tindakan II Siswa membaca dalam hati teks tersebut untuk menjawab pertanyaan, siswa menceritakan kembali teks yang telah dibacanya. Tindakan III membandingkan kedua teks hasil tulisan siswa. Adapun beberapa temuan saat pelaksanaan pembelajaran seperti 2 orang siswa meminta untuk mengulang video dan mengobrol saat penayangan video, siswa tidak percaya dengan hasil menuliskan kata kuncinya sehingga selalu bertanya pada guru. Siswa mengeluh kesulitan dalam menceritakan kembali dengan alasan lupa.
Antologi ... Vol ... Nomor ... Juni 2015
Namun guru memberikan pengarahan dan bimbingan saat proes berlangsung. Peneliti memperoleh hasil nilai rata-rata aktivitas dari setiap tahapan metode OK4R pada siklus II yaitu 73,63 dan rata-rata hasil perolehan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu 73,11. 3.
Siklus ke-III
Pelaksanaan siklus III siswa dikondisikan secara fisik dan mental. Siswa dikondisikan dulu didalam kelas sebelum ke lingkungan. Siswa diberi arahan oleh guru untuk melakukan pengamatan, guru dan siswa melakukan pengamatan lokasi yaitu kebun, lapangan di sekitar sekolah, setelah selesai siswa diberi tugas menuliskan informasi awal berdasarkan pengamatan dan pengetahuan yang siswa miliki. Kemudian siswa diberi tugas membaca sekilas, siswa ditugaskan untuk menemukan kata kunci yang akan dikembangkan menjadi sebuah pertanyaan, siswa membaca dalam hati untuk menjawab pertanyaan yang dibuatnya dan menceritakan kembali dalam bentuk tulisan. Kegiatan akhir Siswa dibagikan dua teks hasil tulisan siswa dan ditugaskan membanding kedua teks tersebut. Adapun beberapa temuan saat proses pelaksanaan berlangsung. Siswa sudah mulai terkondisikan, namun beberapa siswa belum percaya diri dengan hasil pengamatannya sehingga menyamakan hasilnya dengan temannya. Menuliskan kata kunci dalam bentuk kalimat, membuat pertanyaan sudah lengkap hanya ada yang tidak menggunakan kata tanya dan beberapa siswa sulit menceritakan kembali. Peran guru membimbing siswa walaupun masih mempunyai kekurangan untuk mengarahkan siswa agar mampu menceritakan kembali. Peneliti memperoleh hasil nilai rata-rata aktivitas dari setiap tahapan metode OK4R pada siklus III yaitu 81,86 dan rata-rata hasil perolehan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu 82,45.
9
B. PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan penerapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) Peneliti melakukan penelitian menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) dalam tiga siklus setiap siklusnya terdapat tiga tindakan. Setiap pelaksanaan siklus ini peneliti menemukan beberapa temuan saat pelaksanaan pembelajaran, siklus I, II dan III saat proses pembelajaran tidak kondusif sehingga anak-anak banyak bertanya mengenai tugas yang diperoleh dari guru. Beberapa siswa masih bingung membedakan antara akibat dan penyebab pada “peristiwa alam yang terjadi di Indonesia” seperti penyebab banjir adalah membuang sampah sembarangan dan akibat dari membuang sampah sembarangan adalah banjir. Siswa tidak menjelaskan akibat dari banjir, sehingga guru menjelaskan lebih luas dengan beberapa pertanyaan akibat dari banjir. Inti pertanyaan tersebut mengarah kepada akibat banjir salah satunya tidak bisa memakai fasilitas umum dengan leluasa seperti jalan, akibat dari banjir jalan menjadi macet. Pendapat Mc Luaghlin dan Allen (dalam Rahim, 2009 hlm.7) mengungkapkan bahwa ‘pembaca yang baik adalah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses membaca. Menggunakan strategi pemahaman untuk membangun makna. Strategi ini mencakup tinjauan, membuat pertanyaan sendiri, membuat hubungan, memvisualisasikan, mengetahui bagaimana kata-kata membentuk makna, memonitor, meringkas, dan mengevaluasi’. Tahapan membaca sekilas untuk menyusun kata kunci. Sependapat dengan teori membaca sekilas yaitu “Sejenis membaca yang membuat mata bergerak cepat dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat” (Tarigan, 2008, hlm. 33) dalam kegiatan menemukan kata kunci melalui membaca sekilas siswa masih tidak
Iin Kurniati, Nenden Ineu H, Kurniawati 10 Penerapan Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) mengerti kata kunci alasannya mereka bingung apa yang harus ditulis di lembar kerja proses menemukan kata kunci dan menanyakan hasil pekerjaannya benar atau tidak kepada guru dan banyak siswa yang bertanya mengenai kata kunci sehingga guru menjelaskan kata kunci adalah informasi penting dan kata-kata penting pada suatu paragraf atau kalimat. Temuan pada catatan lapangan masih terdapat siswa yang menjelaskan kata kunci dalam bentuk paragraf dan kalimat. Siswa beranggapan setiap kata dan kalimat penting. Kata kunci tersebut dikembangkan menjadi sebuah pertanyaan, pada catatan lapangan beberapa siswa dalam membuat pertanyaan tidak memakai kata tanya dan tanda tanya diakhir kalimat. Tahapan membaca dalam hati masih terdapat dua orang siswa yang membaca bersuara. Tahapan menjawab pertanyaan terdapat siswa yang bingung menjawabnya karena pertanyaan tidak berhubungan dengan wacana. Jawabannya pula tidak sesuai dengan isi wacana. Tahapan menceritakan kembali pada siklus I, II dan III masih terdapat siswa yang kesulitan karena lupa. Peneliti memberikan arahan siswa melihat kata kunci. Tahapan selanjutnya adalah membandingkan dua teks hasil tulisan siswa. Berdasarkan catatan lapangan masih terdapat siswa yang masih bingung membedakan dan mengetahui persamaan dari kedua teks tersebut. Tahapan membandingkan teks siswa sudah bisa membedakan dan mengetahui persamaan kedua teks hasil tulisan siswa. Teks I teks berdasarkan informasi awal yang diketahuinya yang ditulis dalam bentuk tulisan dan teks II berdasarkan hasil dari menceritakan kembali teks yang dibacanya. Siswa sudah bisa menghubungkan informasi yang diketahuinya dengan informasi yang baru yang dituangkan dalam tulisan yaitu menuliskan apa perbedaan dan persamaan dari kedua teks tersebut hal ini sesuai dengan pendapat Andersen (dalam Rahim, 2009 hlm. 4) mengemukakan bahwa ‘kaum kontruktivis yakin bahwa siswa
membangun pengetahuan dengan menghubungkan pengetahuan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya’. 2. Aktivitas Siswa pada metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) Serangkaian aktivitas tahapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) yang dilakukan siswa dapat diperoleh hasil dan berikut ini adalah hasil rerata yang dapat diketahui oleh peneliti dari serangkaian aktivitas siswa. 100 50 0 Siklus Siklus Siklus I II III Nilai Aktivitas Membaca Pemahaman dari Siklus I sampai Siklus III
Gambar 4.41 Grafik Nilai Rerata Aktivitas Membaca Pemahaman dari Siklus I sampai Siklus III Peneliti menjabarkan hasil nilai rerata aktivitas membaca pemahaman menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) dari siklus I sampai siklus III berdasarkan diagram 4.35 yaitu pada siklus I nilai ratarata yang diperoleh adalah 58,61 siswa belum mencapai KKM yag sudah ditentukan yaitu 70 hal ini disebabkan banyak siswa yang belum mampu mencapai kriteria atau skoring rubik. Hal ini bersependapat dengan Batzle (1992) (dalam Rahim, 2009, hlm. 150) apabila siswa menerima nilai atau grad-nya, mereka lebih memahaminya, karena mereka bisa merujuk pada kriteria daripada hanya mendapatkan huruf (A,B,C, atau D) tanpa penjelasan.
Antologi ... Vol ... Nomor ... Juni 2015
Siklus II hasil rata-rata nilai aktivitas siswa meningkat yaitu 73,63 dan siklus III hasil nilai rata-rata siswa meningkat yaitu 81,86. Peningkatan hasil rata-rata siswa karena hasil kerja siswa sudah memenuhi aspek indikator pada setiap tahapan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) dan dikuatkan oleh pendapat Waltel Pauk (dalam Abidin, 2012, hlm. 99) menyatakan bahwa proses belajar akan berhasil jika siswa secara aktif menentukan sendiri tujuan belajar yang akan dilaksanakannya. Tujuannya siswa harus menentukan katakata kunci berdasarkan hasil membaca dan terakhir melakukan review atas keseluruhan tahapan belajar yang dilaluinya. Keseluruhan tahapan tersebut diyakini akan mampu menanamkan informasi dalam ingatan jangka panjang sehingga siswa akan terus mengingat isi bacaan. 100 50 0 Siklus I Siklus Siklus II III Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman dari Siklus I sampai Siklus III
Gambar 4.42 Grafik Nilai Rerata Kemampuan Membaca Pemahaman dari Siklus I sampai Siklus III Peneliti akan menjelaskan secara rinci hasi dari rerata kemampuan membaca pemahaman dari siklus I sampai siklus III berdasarkan diagram 4.36 nilai rerata kemampuan membaca pemahaman dari siklus I sampai siklus III yaitu pada siklus I rata-rata nilai kemampuan kemampuan membaca pemahaman yang diperoleh siswa adalah 63,82 hasil tersebut tidak memenuhi KKM yaitu 70. salah satunya adalah beberapa siswa mengeluh sulit dan tidak
11
mampu menceritakan kembali yaitu berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Rubin (1993) (dalam Rahim, 2009, hlm. 17) bahwa banyak hasil penelitian memperlihatkan tidak semua siswa yang mempunyai intelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik. Jadi siswa belum berhasil dalam mencapai nilai KKM karena berbagai faktor yang mempengaruhi seperti faktor kelas yang kurang kondusif yaitu siswa kurang percaya diri dengan hasil kerjanya karena banyak siswa yang bertanya dengan hasil yang diperolehnya benar atau tidak dan banyak siswa yang mengeluh tidak mampu dalam mengerjakan lembar kerja proses menceritakan kembali teks yang sudah dibacanya hal ini berkaitan dengan teori model behavioris yaitu Pemberian penguatan pada pemerolehan bahasa anak dapat membantu anak dalam belajar bahasa sehingga anak mampu mengeksplor pengetahuan bahasanya secara maksimal sehingga menciptakan suatu karya karena adanya penguatan yang diterima oleh siswa. Motivasi salah satu wujud dari penguatan. Teori behavioris sejalan dengan pendapat Crawley dan Mountain yang mengungkapkan bahwa motivasi ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan. Sehingga motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa (dalam Rahim, 2009, hlm. 20). Siklus II hasil kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat rata-rata yang diperoleh yaitu 73,11. Sikus III tejadi peningkatan pada hasil kemampuan membaca pemhaman siswa rata-rata yang diperoleh yaitu 82,45. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dari siklus I sampai siklus III terjadi perlahan ini sesuai dengan salah satu prinsip pembelajaran membaca yaitu Nuttal (dalam Abidin, 2012, hlm. 13) mengungkapkan bahwa kemampuan membaca anak tidak dapat dibentuk secara sekaligus, melainkan harus dibentuk secara
Iin Kurniati, Nenden Ineu H, Kurniawati 12 Penerapan Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) perlahan. Selain itu faktor pendukung dari peningkatan hasil kemampuan siswa sudah mulai kodusif dalam belajar, hasil kemampuan membaca siswa dalam bentuk tulisan sudah memenuhi kriteria skoring rubik yang yaitu isi tulisan siswa, organisasi tulisan siswa, bahasa penulisan siswa dan tekhnik menulis.
peneliti harus lebih kreatif dalam penerapan langkah-langkah metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) untuk memunculkan minat baca anak karena tidak semua siswa menyukai pembelajaran membaca dan sangat kuat pada pembelajaran yang berkaitan dengan hitungan.
Penelitian ini didukung penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Iis Istiqomah. Penerapan metode OK4R ini terdapat perbedaannya pada kegiatan pascabaca yaitu membandingkan teks Iis Istiqomah menyediakan dua teks, sedangkan peneliti membandingkan dari kedua teks hasil tulisan siswa sendiri yaitu teks I yaitu teks hasil dari menuliskan informasi awal dan teks II hasil dari mencertikan kembali teks yang sudah dibacanya. Siswa bisa mengeksplor pemahan yang siswa dapat dari informasi awal yang diketahui siswa dan informasi baru dari teks yang telah dibacanya. Penelitian ini juga didukung penelitian relevan dari Ila Hayati 2012 dan Ai Raudatul Hasanah pada judul Strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman dikelas V SD dalam penerapan metode SQ3R ini terdapat kesamaan dalam langkah-langkah pembelajarannya seperti membaca paragraf pertama, membuat pertanyaan, membaca, menceritakan kembali dan meninjau ulang kembali dari hasil penelitiannya menunjukan hal yang positif yaitu adanya peningkatan dalam hasil sejalan dengan tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ai Raudatul Hasanah pada judul Strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman dikelas V SD. Hasil yang dicapai dalam proses pembelajarannya yaitu anak lebih berfikir aktif, dan hasilnya yang memilki peningkatan disetiap siklusnya.
SIMPULAN
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu memerlukan waktu yang lama, guru tidak menyeluruh memperhatikan siswa sehingga pada pembelajaran tidak kondusif,
Penelitian pembelajaran membaca pemahaman menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) yang dilaksanakan di kelas VA di SD Negeri Panggungsari. Jumlah siswa dikelas VA di SD Negeri Panggungsari Kecamatan Ujungberung Kota Bandung dengan jumalah siswa 39 yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Simpulan dari penelitan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) akan menjawab rumusan masalah yang dijelaskan oleh peneliti berikut ini: 1. Pelaksanaan
penerapan membaca pemahaman siswa kelas VA SDN Panggungsari dengan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) yaitu peneliti menerapkan tahapan-tahapan yang terdapat pada metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review), pada kegiatan prabaca siswa diminta untuk menuliskan informasi awal yang dimilikinya. Informasi awal tersebut harus relevan dengan isi bacaan sebelum mereka membaca bacaan yang disediakan guru. Guru memberi stimulus yang berbeda pada setiap siklusnya. Siklus I meyajikan gambar tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Siklus II menyajikan video berjudul “Siklus Hidrologi”. Siklus III siswa belajar dengan pengenalan lingkungan. Kegiatan selanjutnya siswa dibagikan teks oleh guru dengan berbagai tema setiap siklusnya. Tema
13
Antologi ... Vol ... Nomor ... Juni 2015
siklus I yaitu “Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia”, siklus II bertema “Siklus air” dan tema siklus III yaitu “Tanah”. Kemudian siswa membaca sekilas teks tersebut (Overview) dari kegiatan membaca sekilas siswa menuliskan kata kunci (Key) pada lembar kerja proses menemukan kata kunci. Siswa ditugaskan guru untuk mengembangkan kata kunci tersebut menjadi sebuah pertanyaan. Kegiatan membaca, siswa membaca dalam hati teks (Read) guna menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya dan menceritakan kembali teks yang telah dibuatnya (Recall). Kegiatan pascabaca siswa membandingkan kedua teks hasil tulisannya, teks I hasil tulisan informasi awal dan teks II hasil dari menceritakan kembali teks yang telah dibacanya sebagai informasi baru siswa (Reflect) dan kegiatan akhir meninjau ulang hasil tulisannya (Review). 2. Serangkaian aktivitas yang diterapkan saat pelaksanaan pembelajaran diperoleh hasil nilai rata-rata aktivitas membaca pemahaman siswa yaitu pada siklus I diperoleh hasil nilai 58,61 bahwa siswa sudah mampu menuliskan informasi awal yang siswa ketahui, namun untuk menuliskan kata kunci, membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan, menceritakan kembali dan mebandingkan teks belum memenuhi kriteria skoring rubik. Siklus II 73,63 bahwa siswa sudah berhasil untuk menuiskan informai awal, menceritakan kembali, membandingkan teks sudah baik. Siklus III 81,86 bahwa siswa sudah berhasil dalam mengerjakan tahapan –tahapan pada metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review). Jadi hasil dari siklus I,II dan III menunjukan aktivitas membaca pemahaman siswa menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) sudah berhasil. 3. Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VA SD Panggungsari
setelah mengunakan metode OK4R dapat dijelaskan oleh peneliti secara rinci yaitu dari hasil rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa pada siklus I diperoleh nilai 63,82. Siklus II kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 73,11. Siklus III perolehan hasil nilai kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat dengan perolehan nilai 82,45. Hasil tersebut menunjukan penelitian menggunakan metode OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada pembelajaran membaca pemahaman kususnya di kelas tinggi. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2011a). Penelitian Pendidikan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung: Rizqy Press Abidin, Y (2011b). Dasar-dasar Ilmu Kebahasaan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Karakter. Bandung: Refika Aditama Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 Bandung: Refika Aditama Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya Budiamin, A., Hafidz, D., & Daim. (2006). Perkembangan Peserta Didik.Bandung: UPI PRESS Halimah, L. (2013). Sikap Profesional Guru dan Keterampilan Dasar Mengajar. Bandung: Rizqy Press Hasanah, A. (2010). Strategi Survey Question Read Retice Review (SQ3R) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar. (Skripsi). PGSD FIP UPI Kampus Cibiru, Universsitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Iin Kurniati, Nenden Ineu H, Kurniawati 14 Penerapan Metode OK4R (Overview, Key, Read, Recal, Reflect, Review) Hayati, I (2010) Metode SQ3R dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar. (Skripsi). PGSD FIP UPI Kampus Cibiru, Universsitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Istiqomah, I ( 2013) Penerapan Metode OK4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Membaca Sekilas. (Skripsi). PGSD FIP UPI Kampus Cibiru, Universsitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Somadoyo, S. (2011) Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu Mulyasa (2013) Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya Priyatni, E. (2014) Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara Rahim, F. (2009) Pengajaran membaca disekolah dasar. Jakarta: Bumi Aksara Suyono (2012) Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Tampubulon (2000) Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung: Angkasa Tarigan, H.G. (2008) Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa