OPINI
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PENGEMBANGAN ANAK Khairil Anwar1 Abstrack Reading comprehension can be defined as a readiness of active thought process of a reader who deliberately construct meaning in the form of an understanding of the concepts and more in-depth information presented in text form. Reading comprehension, requires the reader to use the information they have to filter, interpret, organize, and reflect on the information coming from each page. Efficient interpretation of the text include a mixture of word comprehension skills, relations major new information to knowledge, and the application of appropriate strategies such as placing the main idea, making connections, questioning, infer and predict. Finding the main idea is integral to reading comprehension and often have a challenge to the efforts of the readers. Teaching reading to mengidentifikasiide main ideas in the text as a promising approach a positive impact on reading comprehension skills. In addition, the conclusion was able to build awareness of the value of the main ideas in the text. Exercise can replace concluded reading comprehension when direct teaching approach used to teach the technique, when students enough time to apply the technique, and when the special instruction on how to change the strategy supported for new materials. Keywords: Reading, Understanding, Teaching, Interpreting A.
Pendahuluan Tindakan membaca adalah proses menemu-
kan makna dalam bahasa tertulis. Makna yang datang dari suatu hubungan latar belakang pengalaman pembaca dan kemampuan-kemampuan bahasa dengan pesan tertulis dari seorang penulis. Ini adalah suatu proses rumit yang dimulai dengan memecahkan kode bahasa tertulis dan yang dipengaruhi oleh bahasa dan pengalaman, sikap motivasi, persepsi, perasaan dan kemampuankemampuan pemahaman pembaca. Membaca, dimulai dengan respon tak terpelajar, sensasi visual dan mental terhadap simbol-simbol grafis. Pembaca selanjutnya memproses untuk suatu respon terpelajar, menggabungkan simbol-simbol grafis dengan suara-suara khusus, suatu pengarah proses membaca kerap bersifat sebagai memecah kode simbol-simbol grafis dalam berbicara. Membaca, sebagai proses berpikir, adalah suatu
masukan utama untuk menghasilkan kemampuan berpikir, sebagai pembaca berinteraksi secara mental dengan pesan tertulis untuk tingkat-tingkat pemahaman secara harafiah, dapat disimpulkan, kritis, dan kreatif. Dan para pembaca mampu menyiapkan suatu dunia informasi dan ide-ide mereka sendiri, terbentuk secara permanen dalam bentuk tertulis, untuk mendorong pemikiran mereka sendiri dan melanjutkan perkembangan pemikiran. Membaca sebagai alat dalam pembelajaran umum melebarkan pilihan-pilihan potensial individu untuk jalan besar pelajaran dan pekerjaan. Membaca menjadi landasan penting belajar bagaimana belajar, yaitu sebagai alat pembelajaran, membuka semua sumber informasi dan ide-ide tertulis pembelajar yang tersedia untuk mereka. Pengajaran membaca meliputi pengembangan dan penerapan keterampilan berpikir dan keterampilan belajar. Yang paling penting, program
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– 1 Guru SDN Cipedak 06 Jakarta Selatan
212 |
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012
Khairil Anwar membaca dapat membantu siswa untuk menikmati membaca, yang memotivasi mereka untuk membaca, mereka mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat.
membuat sintesis ide atau informasi; (5) Menggambarkan kesimpulan-kesimpulan, menghasilkan generalisasi, dan membuat kesimpulan berdasarkan apa yang dibaca. Membaca pema-
Unsur-unsur membaca dari mata pelajaran bahasa termasuk mengembangkan keterampilan memecahkan kode dan membaca pemahaman dalam mengatur fungsi kegunaan dan materi
haman apresiasi meliputi: (1) Bukan unsur-unsur gaya dalam menulis, dan menggunakan bahasa perlambang; (2) Memperoleh kesan-kesan perasaan dari penulisan deskriptif; (3) Merasakan sua-
kesusastraan tertulis. Keterampilan memecahkan kode adalah prosedur untuk memahami suara dan kata yang diwakili oleh simbol-simbol tertulis. Keterampilan membaca pemahaman meliputi
sana hati, perasaan, dan atmosfir yang tercipta oleh unsur-unsur gaya penulisan; (4) Mengidentifikasi dengan huruf; memahami motivasi dan hubungan-hubungan dalam cerita atau naratif; (5)
penerapan proses-proses berpikir untuk memperoleh makna atas pemecahan kode. B. Keterampilan Membaca Merupakan
Merasakan humor, satir (syair sindiran), omong kosong, dan pernyataan yang dilebih-lebihkan, serta memahami tujuan mereka dari apa yang dibaca; (6) Menghubungkan ide-ide dan perasa-
Proses Keterampilan membaca pemahaman dipertimbangkan dalam tiga kategori hubungan kualitas pemikiran, yaitu : pemahaman membaca harfiah,
an-perasaan untuk pengalaman pribadi; (7) Menganalisis watak, seting, dan alur cerita; (8) Menafsirkan dan menanggapi untuk memaknai puisi dan perumpamaan.
pemahaman membaca kritis, dan pemahaman membaca apresiasi. Membaca pemahaman interpretif adalah istilah terapan untuk dua kategori terakhir di atas.
Membaca merupakan proses mengkonstruksi makna bacaan. Pembaca aktif mengolah, memikirkan, mengembangkan, dan memaknai teks yang telah dibacanya. Proses membaca
Membaca pemahaman harfiah meliputi keterampilan berikut ini: (1) Memahami ide utama paragraf, kisah-kisah, dan bentuk-bentuk lain dari bahasa tertulis; (2) Tidak terinci, menemukan
banyak dikaji berdasarkan teori skema. Teori skema berupaya menjelaskan bagaimana seseorang itu menyimpan pengetahuan dalam akal budinya, bagaimana menggunakan pengetahuan
rincian relevan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan, mendukung sudut pandang, atau masukan untuk keterampilan membaca pemahaman lainnya; (3) Mengikuti urutan-urutan dan
itu, dan bagaimana memperoleh pengetahuan baru. Istilah skema (jamaknya skemata) digunakan untuk mengacu paket atau struktur pengetahuan dalam akal budi manusia tersebut. Dari sudut
hasil-hasil dugaan kisah-kisah dan penjelasanpenjelasan; (4) Mengikuti arahan, yang meliputi urutan dan rincian. Membaca pemahaman kritis meliputi: (1) Evaluasi kritis; bukan terkait atau tidak
pandang teori skema tersebut, proses membaca memiliki empat aspek, yakni membaca merupakan proses aktif mencari makna, proses konstruktif, proses penerapan beragam pengetahuan, dan
terkait, membedakan antara kenyataan dan opini, membandingkan, mengevaluasi keaslian sumber informasi, membatasi kejujuran atau penyimpangan materi-materi yang dibaca, mengevaluasi
proses strategis. Mason dan Au menjelaskan keempat aspek proses membaca tersebut, yaitu: 1.
Membaca sebagai Proses Aktif Mencari
sudut pandang penulis, tujuan, gaya, dan kualifikasi; (2) Melihat hubungan-hubungan tersirat dan makna-makna tersembunyi; mengidentifikasi penggunaan bujukan, dan teknik-teknik propa-
Makna Para guru menyadari bahwa membaca bertujuan untuk menemukan makna. Membaca harus dipandang sebagai proses pema-
ganda; (3) Mengidentifikasi atau menduga hubungan sebab-akibat; (4) Menafsirkan dan menjelaskan; menyimpulkan, mengorganisasi,
haman dan merupakan bentuk khusus dari penalaran, bukan semata-mata mengenali atau mengucapkan kata-kata. Pengertian
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012
| 213
Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pengembangan Anak
2.
membaca sebagai proses mencari makna itu bukan berarti mengabaikan huruf dan kata. Huruf dan kata harus diidentifikasi oleh pembaca. Pengidentifikasian itu bertujuan
dibacanya. Proses menghubungkan gagasan bacaan untuk menyusun makna tidak dapat diperoleh secara spontan. Akan tetapi, secara bertahap, pembaca menyusun makna itu
untuk menemukan makna. Membaca merupakan kegiatan menalar. Membaca merupakan bentuk dari kegiatan berpikir. Menurut pandangan ini, pembaca dilihat sebagai
melalui proses uji coba. Proses uji coba itu dilakukan dengan merumuskan hipotesis tentang isi bacaan, mengujinya, dan jika benar, makna yang disusun itu kemudian
pribadi yang aktif. Huruf dan kata tidak membawa makna dan nilai sendiri, tetapi dipandang sebagai objek perhatian pembaca. Oleh karena itu, ketika seseorang mengajari anak
direvisi dan dinilai secara terus-menerus selama membaca. Berdasarkan pemikiran itu, guru perlu membantu siswa belajar memformulasikan
untuk membaca, berarti dia membantu anak untuk menggunakan penalarannya dalam menghadapi suatu bacaan. Salah satu perwujudan membaca seba-
dan menguji hipotesisnya tentang bacaan yang mereka baca. Guru perlu memfokuskan pada tahapan siswa dalam membuat dan menguji hipotesis itu, jangan terpaku pada
gai kegiatan bernalar adalah menduga (inferensi). Menduga merupakan proses menyusun hubungan logis atau menyempurnakan informasi berdasarkan ingatan dan pengala-
salah atau benarnya hipotesis yang mereka buat/uji. 3.
Membaca sebagai Proses Penerapan
man seseorang. Dalam memahami bacaan, pembaca membuat hubungan logis gagasangagasan yang diperoleh dari bacaan. Menduga merupakan kegiatan menjadikan kata-
Beragam Pengetahuan Untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang suatu bacaan, pembaca perlu menggunakan pengetahuannya tentang
kata bermakna, menghubung-hubungkan proposisi dan kalimat, dan mengisi potonganpotongan informasi yang hilang. Membuat dugaan (inferensi) bukanlah merupakan
dunia, di samping pengetahuan tentang bacaan yang sedang dibacanya. Pembaca harus memanfaatkan informasi yang telah dimilikinya selama ini, yakni informasi yang
keterampilan tunggal. Dalam menyusun dugaan, pembaca harus menduga suatu kata dalam konteksnya. Di samping itu, pembaca juga harus meletakkan ke dalam kerangka
diperoleh selama ini, informasi yang diperoleh selama menjalani hidup dan kehidupannya, hasil bacaan sebelumnya, dan sumber-sumber informasi lainnya. Pandangan
yang lebih besar atas pemahaman kalimat dan teks secara keseluruhannya. Membaca sebagai Proses Konstruktif
tersebut mengisyaratkan bahwa guru perlu memperhatikan dua hal berikut. Pertama, kesempurnaan hasil membaca siswa dapat tercapai jika siswa mampu menghubungkan
Membaca merupakan kegiatan membuat hubungan bermakna gagasan-gagasan dalam bacaan. Membaca juga merupakan kegiatan menghubungkan gagasan-gagasan
informasi baru yang ada dalam bacaan dengan latar belakang atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Kedua, oleh karena tidak ada pembaca yang memiliki pengalaman
itu dengan latar belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca. Teks atau bacaan diperlakukan sebagai cetak biru tuturan, karena itu pembaca harus memperkaya dengan ga-
hidup yang sama persis yang disebabkan perbedaan budaya dan keadaan keluarganya guru perlu menyadari bahwa para siswa akan berbeda dalam menafsirkan suatu bacaan.
gasannya sendiri. Dengan kata lain, sebenarnya, saat membaca, pembaca itu menciptakan sendiri makna bacaan yang sedang
Penafsiran mereka bisa jadi berbeda dengan penafsiran gurunya atau teman lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
214 |
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012
Khairil Anwar
4.
latar belakang pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi proses dan hasil membaca pemahaman. Pengaruh itu tampak pada: (1) pengorganisasian dan
hami suatu bacaan, pembaca memonitor pemahamannya, penafsirannya, dan tujuan membacanya. Pada umumnya, pembaca dewasa telah memiliki kesadaran akan
penyimpanan informasi dalam ingatan; (2) pengolahan informasi tentang suatu topik; (3) pembuatan hubungan antara gagasan dalam bacaan dengan pengetahuan yang dimiliki-
proses membaca dan kesesuaian hal yang dibaca dengan tujuan membacanya. Kesadaran atas pikiran atau kognisi diri sendiri ini disebut dengan metakognisi. Sebaliknya,
nya; dan (4) penerapan atau penggunaan kosakata atau bahasa saat seseorang itu membaca. Tentu saja, di samping pengetahuan tentang dunia tersebut, pembaca harus
pembaca anak atau pembaca pemula, belum memiliki kesadaran penuh akan tujuan membaca tersebut. Implikasi praktis dari kognisi tersebut adalah guru perlu membantu siswa
menerapkan dan memahami pengetahuan yang terdapat dalam bacaan yang sedang dibacanya. Bacaannya harus dianalisis dalam berbagai tingkatan, mulai dari huruf-
untuk mengembangkan kesadaran atas aktivitas mentalnya saat proses membaca.
hurufnya sampai dengan keseluruhan maknanya. Di samping itu, pembaca harus memahami struktur bacaan yang sedang dibacanya. Berdasarkan pemikiran tersebut,
haman adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami: 1) standar-standar atau normanorma kesastraan (literary standards); 2) resensi kritis (critical review); drama tulis (printed drama);
guru perlu mempersiapkan dan menentukan hubungan antara pengetahuan yang terdapat dalam bacaan dengan pengetahuan di luar bacaan yang relevan.
4) pola-pola fiksi (patterns of fiction). Membaca pemahaman bisa didefinisikan sebagai suatu kesiapan proses pemikiran aktif seorang pembaca yang secara sengaja membangun makna dalam
Membaca sebagai Proses Strategis Pembaca yang efektif memiliki dan mampu menentukan tujuan membaca de-
bentuk pemahaman konsep dan informasi yang lebih mendalam yang disajikan dalam bentuk teks. Membaca pemahaman, mengharuskan pembaca menggunakan informasi yang mereka miliki untuk
ngan benar. Tujuan membaca sangat menentukan proses dan cara membaca, sekalipun jenis bacaan yang dibacanya sama, misalnya cerita atau novel. Proses dan cara
menyaring, menafsirkan, mengorganisasi, dan merefleksikan terhadap informasi yang datang dari tiap halaman. Penafsiran efisien dari teks meliputi campuran keterampilan pemahaman
membaca cerita sangat berbeda antara pembaca yang bertujuan untuk memperoleh nilai-nilai bacaan dengan yang bertujuan memperoleh hiburan. Pembaca dengan tuju-
kata, hubungan informasi baru terhadap pengetahuan utama, dan penerapan strategi-strategi tepat seperti menempatkan ide utama, membuat hubungan-hubungan, mempertanyakan, menyim-
an pertama melakukannya dengan menganalisis dan mengorganisasikan unsur-unsur yang memuat nilai-nilai bacaan, sedangkan pembaca kedua melakukannya dengan
pulkan dan memperkirakan. Menemukan ide utama adalah integral terhadap membaca pemahaman dan kerap memiliki tantangan bagi upaya para pembacanya. Pengajaran membaca untuk
memfokuskan unsur-unsur yang menarik, yang baru, dan menimbulkan teka-teki untuk memancing bekerjanya rasa ingin pembaca. Membaca sebagai proses strategis itu
mengidentifikasi ide-ide utama dalam teks sebagai pendekatan yang menjanjikan yang berdampak positif bagi keterampilan membaca pemahaman. Selain itu, Kesimpulan mampu membangun nilai
diwujudkan dalam bentuk memonitor kesesuaian aktivitas membaca pemahamannya dengan tujuan membacanya. Dalam mema-
kesadaran ide utama dalam teks. Latihan menyimpulkan bisa menggantikan membaca pemahaman ketika pendekatan pengajaran langsung
Menurut Tarigan (2008) Membaca pema-
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012
| 215
Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pengembangan Anak digunakan untuk mengajar teknik, ketika pelajar cukup waktu untuk menerapkan teknik, dan ketika pengajaran khusus didukung atas bagaimana mengganti strategi untuk materi-materi baru.
makna dalam bentuk pemahaman konsep dan informasi yang lebih mendalam yang disajikan dalam bentuk teks. Membaca komprehensif, mengharuskan pembaca menggunakan informasi yang
Huey (1908/1068) dan selanjutnya Thorndike (1917/1932) mendefinisikan membaca sebagai proses pemikiran, menegaskan bahwa membaca pemahaman adalah tidak hanya memahami surat
mereka miliki untuk menyaring, menafsirkan, mengorganisasi, dan merefleksikan terhadap informasi yang datang dari tiap halaman. Penafsiran efisien dari teks meliputi campuran kete-
dan kata-kata tapi juga memikirkan tentang apa makna symbol-simbolnya. Enam puluh tahun kemudian, Hillerich (1979) menggambarkan kesimpulan yang sama ketika ia mendefinisikan
rampilan pemahaman kata, hubungan informasi baru terhadap pengetahuan utama, dan penerapan strategi-strategi tepat seperti menempatkan ide utama, membuat hubungan-hubungan, memper-
membaca pemahaman sebagai “tidak lebih daripada pemikiran sebagai terapan membaca”. Sebelumnya, Frank Smith (1971) menggambarkan dari studinya tentang sistem-sistem komunikasi,
tanyakan, menyimpulkan dan memperkirakan proses rumit yang dimulai dengan memecahkan kode bahasa tertulis dan yang dipengaruhi oleh bahasa dan pengalaman, sikap, motivasi, per-
mengemukakan definisi membaca pemahaman sebagai “pengurangan atas ketidakpastian”. Smith menjelaskan bahwa sebagai pembaca memperoleh informasi melalui membaca, mereka meng-
sepsi, perasaan dan kemampuan-kemampuan pemahaman pembaca. Adapun indikator yang digunakan dalam kemampuan membaca pemahaman adalah: (1) Memisahkan suara; (2) Memi-
andalkan apa yang mereka ketahui untuk “mengurangi sejumlah kemungkinan-kemungkinan alternatif. Pearson & Johnson (1978) menggambarkan membaca pemahaman sebagai membangun
sahkan suku kata; (3) Memahami hal umum berdasarkan kata; (4) Menamainya dalam lingkup objek, peristiwa, dan orang; (5) Menggunakan istilah yang sesuai; (6) Menggunakan sinonim; (7)
jembatan antara informasi baru dan pengetahuan sebelumnya. Guru perlu mengetahui bahwa membaca lebih dari sekedar keterampilan dasar sederhana. Pembaca dewasa mengambil bagian dalam
Merapikan dan menyusun; (8) Mengurutkan ideide; (9) Bertanya; (10) Mencari hubungan-hubungan potensial; (11) Mengambil catatan; (12) Mengembangkan catatan yang tepat dan akurat;
proses rumit seperti menganalisis, berinteraktif, konstruktif, dan strategis. C. Kesimpulan
(13) Memahami sebab dan pengaruh hubunganhubungan data; (14) Berpikir induktif dan deduktif; (15) Mengurutkan informasi secara logis; (16) Menyusun ide; (17) Memaparkan dengan jelas; (18)
Kemampuan membaca pemahaman adalah suatu kesiapan proses pemikiran aktif seorang pembaca yang secara sengaja membangun
Menganalisis secara kritis; (19) Memahami ide dan konsep utama; (20) Menerapkan informasi terhadap situasi yang lainnya.
Daftar Pustaka Michaelis, John U., Grossman, Ruth H., dan Scott Lloyd F., New Designs for Elementary Curriculum and Instruction., United State of America: McGraw-Hill, Inc, 1975 Dawud., Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia., Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2008 Tarigan, Henry G., Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa., Bandung: Angkasa, 2008 Weswood, Peter., What Teachers Need to Know about Reading and Writing Difficulties., Australia: ACER Press, 2008 O’Connor, Rollanda E. & Vadasy, Patricia F., Handbook of Reading Intervention., USA: The Guilford Press. 2008 __________________, Handbook of Reading Intervention., USA: The Guilford Press, 2011 Richardson, Judy S., Morgan, Raymond F. & Fleener, Charlene., Reading to Learn in the Content Areas, Seventh Edition., USA: Wadsworth, Cengage Learning, 2009
216 |
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012