EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Resti Yanita(1), Tina Yunarti2), Arnelis Djalil3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung
[email protected] ABSTRAK The student's concept of understanding is the ability to understand the subject matter which can be seen from the students after their extensive tests. One of approach in learning that can make students understand the concept so well is contextual learning approach. This research is a quasi experimental. The population has been taken for eighth grade students of SMP Negeri 8 Bandar Lampung TP 2012/2013. Through purposive random sampling technique, VIIIH and VIIIF class are selected as samples. The design of this research is a pretestposttest control design. The results of hypothesis test showed that (1) the average value of mathematical concept understanding of the students who took lesson with contextual learning approach was lower than the average value of student’s concept understanding who took lesson with the conventional approach, (2) a gain in the average value of student’s concept understanding who took lesson with contextual learning approach was lower than students who took lesson with the conventional approach, (3) the percentage of students who passed the study on the class that used contextual learning approach did not reach 65%. So, contextual learning approach was not effective in terms of students' understanding of mathematic concept. This was caused the students in the control class had readiness to learn better than the experimental class. In addition, the control class was easily conditioned to teach than the experimental class. Keywords: effectiveness, contextual approach, the understanding of the concept nyerap
PENDAHULUAN Matematika
sebagai
salah
informasi
dalam
rapannya
masyarakat.
nalarannya,
aspek
mempunyai
pe-
lebih
rasional dan berpikir secara logis
satu ilmu dasar, baik aspek temaupun
secara
menghadapi Oleh
situasi
di
karena
itu,
peranan
matematika perlu diajarkan pada
penting dalam upaya penguasaan
semua jenjang pendidikan, mulai dari
ilmu dan teknologi. Matematika juga
SD sampai Perguruan Tinggi.
dapat digunakan untuk bekal ber-
Menurut Budiono (2009: 4),
sosialisasi di masyarakat. Misalnya,
konsep matematika adalah segala
orang
mempelajari
yang berwujud pengertian-pengertian
matematika diharapkan bisa me-
baru yang bisa timbul sebagai hasil
yang
telah
2 pemikiran, meliputi definisi, pe-
mengakibatkan
ngertian, ciri khusus, hakikat dan inti
mampuan siswa dalam pelajaran
dari materi matematika. Pemahaman
matematika.
konsep sangat penting untuk me-
mampuan siswa dalam pelajaran
mudahkan siswa memahami konsep
matematika juga terjadi di SMP
materi selanjutnya. Selain itu, me-
Negeri
nurut Frederick H. (1981: 117),
khususnya
siswa yang menguasai konsep dapat
matematika yang memiliki kriteria
mengidentifikasi dan mengerjakan
ketuntasan minimal (KKM) 70, dan
soal baru yang lebih bervariasi. Oleh
persentase
karena itu, guru perlu merancang
minimal 65%.
pembelajaran
me-
dilihat dari rata-rata kelas hasil ujian
konsep
semester ganjil untuk mata pelajaran
siswa terhadap suatu materi yang
matematika kelas VIII SMP Negeri 8
mengacu pada penyelesaian soal
Bandar Lampung T.P. 2012/2013
tersebut.
yang rendah.
ningkatkan
yang
dapat
pemahaman
Ada
banyak
pembelajaran
pendekatan
yang
dapat
di-
rendahnya
Rendahnya
8
Bandar pada
ke-
ke-
Lampung,
mata
pelajaran
ketuntasan
belajar
Hal tersebut dapat
Kenyataan tersebut mungkin disebabkan oleh cara mengajar yang
aplikasikan guru dalam proses pem-
masih
belajaran
belajaran konvensional.
Pada pen-
dekatan
ini,
masing
matematika. pendekatan
Masing-
pembelajaran
selalu
menerapkan
pembelajaran
pem-
pem-
tersebut memiliki karakteristik yang
belajaran berpusat atau didominasi
berbeda-beda.
oleh guru sehingga murid mudah me-
bahwa
Seperti kita ketahui
pendekatan
pembelajaran
rasa jenuh karena kurang diberikan
yang biasa digunakan di sekolah
kesempatan untuk belajar secara
adalah
kelompok. Untuk itu diperlukan
pendekatan
Pendekatan
konvensional.
pembelajaran
kon-
suatu
pendekatan
belajar
yang
vensional ini didominasi oleh kelas
memberdayakan siswa. Salah satu
yang berfokus pada guru sebagai
pendekatan yang mem-berdayakan
pusat
siswa adalah pendekatan kontekstual.
pembelajaran,
sehingga
ceramah akan menjadi pilihan utama dalam kegiatan belajar. Hal ini
Nurhadi
(2011)
meng-
ungkapkan bahwa pendekatan pem-
3 belajaran
kontekstual
atau
terhadap kemampuan pemahaman
Contextual Teaching and Learning
konsep matematika siswa dengan
(CTL) merupakan pendekatan pem-
rata-rata nilai pemahaman konsep
belajaran
guru
matematika siswa pada kelas dengan
yang
pendekatan kontekstual lebih tinggi
yang
mengaitkan
membantu
antara
materi
diajarkan dengan situasi dunia nyata
dibandingkan
siswa
perlakuan
dan
membuat
mendorong
hubungan
siswa
antara
pe-
kelas
yang
dengan
konvensional.
diberi
pendekatan
Pada kelas dengan
ngetahuan yang dimilikinya dengan
pendekatan
penerapannya
rata-rata nilai sebesar 79 dan pada
dalam
kehidupan
kontekstual
mereka sebagai anggota keluarga dan
kelas
masyarakat.
vensional sebesar 74.
Dalam konteks ini,
dengan
diperoleh
pendekatan
kon-
Selain itu,
siswa perlu mengerti apa makna
Prastika (2012) juga menyatakan
belajar, manfaatnya, dalam status apa
bahwa
mereka dan bagaimana mencapainya.
efektif terhadap pemahaman konsep
Dengan demikian, siswa akan me-
matematika siswa dengan rata-rata
nyadari bahwa apa yang mereka
nilai pemahaman konsep matematika
pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
siswa pada kelas dengan pendekatan
Hal ini akan membuat mereka mem-
kontekstual sebesar 65,4 dan rata-
posisikan sebagai diri sendiri yang
rata nilai pemahaman konsep siswa
memerlukan suatu bekal yang ber-
pada
manfaat untuk hidupnya nanti dan
konvensional sebesar 52,9.
siswa akan berusaha untuk menggapainya.
pendekatan
kelas
dengan
kontekstual
pendekatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII
Pendekatan
pembelajaran
di SMP Negeri 8 Bandar Lampung,
kontekstual merupakan pendekatan
diketahui
pembelajaran yang efektif terhadap
matematika yang dilakukan selama
kemampuan
ini masih didominasi oleh pem-
pemahaman
konsep
bahwa
matematika siswa. Hal ini diperoleh
belajaran
dari hasil penelitian Sasmita (2012)
konvensional. Pembelajaran hanya
yang menyatakan bahwa pendekatan
terfokus pada guru. Guru menjelas-
pembelajaran
kan konsep dan memberikan contoh
kontekstual
efektif
dengan
pembelajaran
pendekatan
4 pengerjaan soal, dan kemudian me-
Berdasarkan rumusan masalah di
minta siswa untuk mengerjakan soal
atas, tujuan dari penelitian ini adalah
sejenis yang telah dijelaskan oleh
untuk
guru.
pendekatan
Sementara
itu,
hasil
mengetahui
efektivitas
pembelajaran
wawancara yang dilakukan dengan
tekstual
beberapa siswa kelas VIII diketahui
pemahaman
bahwa matematika merupakan salah
siswa kelas VIII SMP Negeri 8
satu mata pelajaran yang masih di-
Bandar Lampung.
anggap sulit untuk dipahami dan
METODE PENELITIAN
membosankan. Para siswa meng-
terhadap
kon-
kemampuan
konsep
matematika
Populasi dalam penelitian ini
yang
adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 8
dikaitkan dengan kehidupan sehari-
Bandar Lampung yang terbagi dalam
inginkan
pembelajaran
hari agar materi pelajaran yang diajarkan oleh guru lebih mudah dipahami dan diingat.
Dari hasil
wawancara dengan guru matematika kelas VIII dan beberapa siswa kelas VIII tersebut, maka pembelajaran dengan
pendekatan
kontekstual
cocok dilakukan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung sehingga dilakukan penelitian eksperimen dengan judul ”Efektivitas
Pendekatan
Pem-
belajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan
Pemahaman
Konsep
Rumusan
pendekatan
yaitu 271. Sampel yang diambil yaitu
dua kelas dari delapan kelas yang diambil melalui teknik purposive sampling, yaitu dengan mengambil dua kelas yang memiliki nilai ratarata yang mendekati sama. Kelas yang terpilih sebagai sampel yaitu VIII F dan VIII H. Setelah itu secara acak ditentukan kelas VII H sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. eksperimen dekatan
Siswa.”
penelitian
delapan kelas dengan banyak siswa
ini
masalah adalah
dalam “Apakah
pembelajaran
kon-
tekstual efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung?”
Pada kelas
menggunakan
kontekstual
dan
penkelas
kontrol menggunakan pendekatan konvensional. Jenis penelitian ini merupakan quasi eksperimen. Desain yang digunakan
adalah
control design.
pretest-posttest Instrumen yang
5 digunakan untuk pengambilan data
soal pretest sebesar 0,72 dan untuk
adalah tes.
posttest sebesar 0,91. Berdasarkan
Tes yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes
pendapat
tertulis dengan bentuk soal uraian
reliabilitas pretest dan postest pada
pemahaman konsep matematika siswa.
penelitian ini memenuhi kriteria
Kemampuan
konsep
tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan
matematika siswa diukur meng-
berdasarkan rumus yang digunakan,
gunakan tujuh indikator, yaitu: 1)
daya beda dan tingkat kesukaran
menyatakan ulang sebuah konsep; 2)
sudah memenuhi kriteria maka ins-
mengklasifikasi obyek-obyek me-
trumen tes pemahaman konsep mate-
nurut
matis tersebut sudah layak digunakan
pemahaman
sifat-sifat
tertentu
(sesuai
dengan konsepnya); 3) memberi con-
Arikunto
(2006:195)
untuk mengumpulkan data.
toh dan non-contoh dari kon-sep; 4)
Data skor posttest
kelas
Menyajikan konsep dalam berbagai
eksperimen
bentuk representasi matematis; 5)
dianalisis menggunakan uji kesa-
mengembangkan syarat perlu atau
maan dua rata-rata.
syarat cukup suatu konsep;
lakukan analisis uji kesamaan dua
6)
serta
kelas
kontrol
Sebelum me-
menggunakan, memanfaatkan, dan
rata-rata
memilih
operasi
prasyarat, yaitu uji normalitas dan
tertentu; dan 7) mengaplikasikan
homogenitas data. Setelah dilakukan
konsep.
uji normalitas dan uji homogenitas,
prosedur
atau
perlu
dilakukan
uji
Dalam penelitian ini soal tes
diperoleh bahwa sampel berasal dari
dikonsultasikan kepada guru mata
populasi yang berdistribusi tidak
pelajaran matematika kelas VIII
normal sehingga uji hipotesis yang
dengan asumsi bahwa guru mata
digunakan adalah uji-U. Berikut ini
pelajaran matematika kelas VIII
rangkuman hasil perhitungan uji
SMPN 8 Bandar Lampung menge-
normalitas dan homogenitas.
tahui dengan benar kurikulum SMP,
Uji
normalitas pada data
maka validitas instrumen tes ini
pretest,
didasarkan pada penilaian guru mata
diperoleh X2hitung
pelajaran matematika.
Reliabilitas
yaitu 4,98< 9,49, maka H0 diterima
instrumen dalam penelitian ini untuk
yaitu data berasal dari populasi yang
untuk
kelas
eksperimen
kurang dari X2tabel
6 berdistribusi normal, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh X X
2 tabel
2 hitung
lebih dari
yaitu 75,78 > 7,81, maka H1
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
yaitu 2,36 > 1,74
Sehingga diperoleh bahwa data berasal dari populasi yang tidak homogen.
diterima yaitu data berasal dari populasi
Berdasarkan uji normalitas dan
yang berdistribusi tidak normal. Pada
homogenitas di atas, maka uji hipotesis
data posttest, untuk kelas eksperimen
yang digunakan adalah uji-U. Berikut
dan kontrol diperoleh X2hitung lebih
rangkuman hasil uji hipotesis.
X2tabel . Untuk kelas eksperimen
Uji hipotesis pertama
dari
diperoleh 15,43> 7,81, sedangkan pada kelas kontrol 27,38 > 7,81, maka H1 diterima yaitu data berasal dari populasi yang
berdistribusi
tidak
normal.
Selanjutnya, pada data gain, untuk
kelas eksperimen diperoleh X2hitung lebih dari X2tabel
yaitu 11,78>9,49,
maka H1 diterima yaitu data berasal dari populasi
yang
berdistribusi
tidak
normal, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh X2hitung
kurang dari X2tabel
yaitu 3,14 <7,81, maka H0 diterima yaitu data berasal dari populasi yang
Tabel 3.15 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pemahaman Konsep Test Statisticsa Nilai Mann-Whitney U 315,500 Wilcoxon W 910,500 Z -3,634 Asymp. Sig. (2tailed) ,000 Berdasarkan tabel di atas, karena p value < 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian, ada perbedaan yang signifikan terhadap rank data posttest antara kelas eksperimen dan kontrol.
Selanjutnya, uji hipotesis
dilanjutkan untuk mengetahui secara
berdistribusi normal. Uji homogenitas data pretest
statistik rank pemahaman konsep
pada kelas eksperimen dan kontrol
matematika kelas eksperimen lebih
diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 1,04 <
baik
1,78 Sehingga diperoleh bahwa data
konsep kelas kontrol atau sebaliknya.
berasal dari populasi yang homogen.
Dari hasil perhitungan, diperoleh
Pada
rank
data
eksperimen
posttest dan
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
pada
kontrol
kelas
diperoleh
yaitu 1,62 < 1,78
Sehingga diperoleh bahwa data berasal dari
populasi
yang
homogen.
Selanjutnya, pada data gain pada kelas eksperimen
dan
kontrol
diperoleh
daripada
rank
pemahaman
eksperimen
kurang
pemahaman
konsep
kelas
dari
rank
pemahaman konsep kelas kontrol. Dengan demikian, rank pemahaman konsep
matematika
mengikuti
siswa
pembelajaran
yang dengan
7 pendekatan
pembelajaran
kon-
ngikuti pembelajaran dengan pen-
tekstual lebih rendah daripada rank
dekatan pembelajaran kon-tekstual
pemahaman
lebih rendah daripada rank pe-
konsep
matematika
siswa yang mengikuti pembelajaran
ningkatan
dengan
matematika siswa yang mengikuti
pendekatan
pembelajaran
konvensional.
pembelajaran
Uji hipotesis kedua
dengan
konsep
pendekatan
pembelajaran konvensional.
Tabel 3.16 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Gain Test Statisticsa
Uji hipotesis ketiga Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan perhitungan proporsi ke-
Nilai 323,000 918,000 -3,527
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2tailed) ,000 Berdasarkan tabel di atas, karena p value < 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian, ada perbedaan yang signifikan terhadap rank data gain antara kelas eksperimen dan kontrol.
pemahaman
tuntasan belajar. Berdasarkan hasil analisis uji proporsi dengan taraf nyata 5%, diperoleh zhitung = -0,4478 dan
ztabel
=
1,64.
Hal
ini
menunjukkan bahwa zhitung < ztabel, sehingga
H0
diterima.
Dengan
demikian, persentase siswa tuntas belajar
pada
kelas
eksperimen
kurang dari 65%.
Selanjutnya, uji hipotesis
dilanjutkan untuk mengetahui secara statistik
rank
peningkatan
pe-
mahaman konsep matematika kelas eksperimen lebih baik daripada rank peningkatan
pemahaman
konsep
kelas kontrol atau sebaliknya. Dari hasil perhitungan, diperoleh rank peningkatan
pemahaman
konsep
kelas eksperimen kurang dari rank peningkatan
pemahaman
konsep
kelas kontrol. Dengan demikian, rank
peningkatan
pemahaman
konsep matematika siswa yang me-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum dilaksanakan pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi pretest. Tabel 4.2 Uji Kesamaan Dua RataRata Data Pretest
8 kelas eksperimen, yaitu 70,74 untuk
Test Statisticsa
kelas eksperimen dan 77,07 untuk
Nilai 604,00 1199,00 -2,94
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2tailed) 0,769 Berdasarkan tabel 4.2, diketahui nilai p value sebesar 0,769 dengan taraf signifikansi 𝛼 = 5%. Berdasarkan tabel di atas, karena p value > 0,05 maka
H0
diterima.
Dengan
demikian, rata-rata pemahaman awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dikatakan sama. Pada penelitian ini, rata-rata pencapaian
awal
indikator
pe-
mahaman konsep awal siswa pada kelas eksperimen adalah 36,10% dengan indikator pemahaman konsep yang paling baik dicapai oleh siswa adalah memberikan contoh dan non contoh konsep, yaitu 98,53%. Pada kelas kontrol rata-rata pencapaian indikator pemahaman konsep awal siswa pada kelas kontrol adalah 30,62%,
indikator
pemahaman
konsep yang paling baik dicapai oleh siswa adalah menyatakan ulang suatu konsep, yaitu 70,08%. Data
pemahaman
konsep
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor posttest pada kelas kontrol lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Setelah
dilakukan
pem-
belajaran dengan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen dan konvensional diperoleh
di
kelas
pencapaian
pemahaman
konsep
kontrol, indikator
pada
kelas
eksperimen sebesar 70,15% dengan indikator pemahaman konsep yang paling baik dicapai oleh siswa adalah mengklasifikasikan objek-objek menurut
sifat-sifat
tertentu
sesuai
konsepnya, yaitu sebesar 97,06%. Sedangkan sebesar
pada
sebesar
kelas
kontrol
81,81%
dengan
indikator pemahaman konsep yang paling baik dicapai oleh siswa adalah mengklasifikasikan objek-objek menurut
sifat-sifat
tertentu
sesuai
konsepnya dan memberi contoh dan non contoh konsep, yaitu sebesar 100%. Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata peningkatan (gain) pemahaman
konsep
kelas
eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Hal-hal yang menyebabkan pemahaman mengikuti
konsep
siswa
pembelajaran
yang dengan
9 pendekatan kontekstual lebih rendah
pembelajaran.
daripada siswa dengan pendekatan
belajaran tidak berlangsung sesuai
konvensional, yaitu pada siswa kelas
harapan karena hanya beberapa saja
kontrol kondisi kelas lebih mudah
yang terlihat siap untuk belajar.
untuk diatur atau dikondisikan untuk
Sebagai contoh, dalam kegiatan pem-
siap belajar dibandingkan dengan
belajaran dengan materi menentukan
kelas
nilai
eksperimen.
Pada
kelas
phi
Akibatnya
dan
rumus
pem-
keliling
kontrol, siswa jauh lebih memiliki
lingkaran,
awalnya
siswa
kesiapan untuk belajar yang lebih
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
baik dibandingkan dengan kelas
dengan baik, dan sangat antusias
eksperimen, sehingga pembelajaran
melakukan kegiatan sesuai dengan
pun lebih mudah dan efektif untuk
lembar kerja kelompok dua, yaitu
dilaksanakan.
mengukur diameter benda-benda di
kelas
Sementara itu, pada
eksperimen,
pembelajaran
masih
sekitar yang berbentuk lingkaran.
kontekstual sulit untuk dilaksanakan,
Akan
selain karena siswa yang kurang siap
menjadi tidak kondusif, karena ada
untuk
untuk
beberapa siswa mulai mengganggu
dikondisikan, siswa juga kurang
siswa yang lain dan siswa mulai
antusias saat belajar dibandingkan
melakukan
dengan siswa di kelas kontrol.
kegiatan
belajar,
dan
sulit
Selama proses pembelajaran
tetapi,
kegiatan
hal-hal
kemudian
lain
pembelajaran,
di
luar
sehingga
suasana kelas menjadi ribut, dan
di kelas eksperimen, kelas dibentuk
siswa
menjadi beberapa kelompok diskusi
kembali. Sementara itu, di kelas
untuk
kontrol
memudahkan
membimbing
sulit
untuk
siswa
dikondisikan
mengikuti
pem-
siswa. Selama diskusi berlangsung,
belajaran dengan baik karena siswa
siswa diharapkan bertanya kepada
di kelas kontrol jauh lebih mudah
peneliti saat mengalami kesulitan.
untuk dikondisikan dan memiliki
Namun, dalam proses pembelajaran
rasa ingin tahu yang lebih tinggi
tersebut, kondisi kelas tidak men-
dengan
dukung proses diskusi karena banyak
merasa kurang jelas ketika guru
siswa yang lebih tertarik untuk
menjelaskan.
melakukan hal-hal di luar kegiatan
banyak
bertanya
ketika
10 Berdasarkan
uji
proporsi
situasi
sehari-hari
serta
mem-
diketahui bahwa persentase siswa
butuhkan siswa dengan kemauan
yang tuntas belajar kurang dari 65%.
belajar yang tinggi, hal ini meng-
Hal
akibatkan tidak semua siswa dapat
ini
menunjukkan
ketuntasan
belajar
bahwa
siswa
tidak
mengikuti
pembelajaran
dengan
tercapai sesuai dengan ketuntasan
pendekatan kontekstual. Oleh karena
belajar menurut Wicaksono (2008).
itu, pembelajaran dilakukan dengan
Secara
pe-
kelompok diskusi. Pada awal pem-
kontekstual
belajaran, kelompok diskusi ber-
tidak efektif dilaksanakan di kelas
jumlah 5 kelompok dengan anggota
yang kesiapan belajarnya rendah.
5-6 siswa. Namun, kegiatatan diskusi
Dikatakan tidak efektif karena pada
terlihat
penelitian ini terlihat bahwa nilai
siswa yang cenderung mengandalkan
rata-rata dan peningkatan (gain)
temannya, sehingga masih terdapat
pemahaman
matematika
siswa yang tidak termotivasi untuk
siswa pada kelas yang menggunakan
belajar atau mengerjakan tugasnya
pendekatan kontekstual lebih rendah
selama diskusi.
dibandingkan
nilai
akibatkan hasil diskusi yang tidak
peningkatan
(gain)
nerapan
keseluruhan,
pendekatan
konsep
rata-rata
dan
pemahaman
tidak
optimal,
maksimal,
Hal ini meng-
terlihat
konsep matematika siswa pada kelas
mempresentasikan
yang menggunakan
tidak
pembelajaran
semua
banyak
saat hasil
anggota
siswa diskusi,
kelompok
konvensional. Dalam penelitian ini
diskusi yang dapat menjawab per-
juga
tanyaan dari kelompok lain.
terlihat
bahwa
persentase
ketuntasan belajar siswa dengan
Kelemahan
pendekatan kontekstual jauh lebih
adalah
rendah
kurang optimal mengakibatkan pe-
daripada
kelas
dengan
pendekatan konvensional.
pengaturan
selanjutnya waktu
yang
neliti sering mengambil waktu pe-
Beberapa kelemahan dalam
lajaran
penelitian ini, yaitu pembelajaran
Selain
dengan
kontekstual
belajaran masih ada siswa yang
menuntut siswa untuk menguasai
mengobrol saat ada kelompok yang
materi dan mengaitkannya dengan
sedang presentasi dan mengganggu
pendekatan
berikutnya itu,
dalam
5-10
menit.
proses
pem-
11 teman yang lain sehingga suasana
efisiensi
kelas menjadi kurang kondusif dan
proses pembelajaran.
kurangnya
latihan-latihan
waktu
dan
kelancaran
yang
Pada dasarnya pembelajaran
mengarahkan siswa untuk meng-
kontekstual merupakan pendekatan
aplikasikan
pembelajaran yang baik karena men-
konsep
yang
telah
dipelajari menyebabkan pencapaian
jadikan
indikator pemahaman konsep kurang
pembelajaran, sehingga siswa men-
optimal.
jadi
Berdasarkan kelemahan di
siswa
lebih
pembelajaran
sebagai
aktif.
pusat
Selain
kontekstual
itu, me-
atas, dapat diketahui bahwa pen-
ngaitkan materi yang dipelajari siswa
dekatan kontekstual baik diterapkan
dengan
pada siswa yang memiliki kesiapan
sehingga pembelajaran menjadi lebih
untuk belajar dan memiliki rasa ingin
bermakna. Akan tetapi, dalam proses
tahu yang tinggi sehingga mampu
pembelajaran,
mengaitkan materi ke dalam masalah
belajaran kontekstual memerlukan
sehari-hari.
Selain itu, pendekatan
kesiapan siswa dan kondisi kelas
kontekstual juga membutuhkan peran
yang kondusif dalam kegiatan pem-
aktif siswa dalam pembelajaran.
belajaran.
Tanpa keaktifan siswa, pembelajaran
yang terdapat dalam penelitian ini
sangat
menyebabkan
terhambat,
karena
siswa
kehidupan
sehari-hari,
pendekatan
pem-
Kelemahan-kelemahan
kurang
optimalnya
dituntut untuk menemukan konsep
hasil yang diperoleh baik dari segi
sendiri.
pemahaman
Penerapan
pendekatan
konsep
matematika
kontekstual secara berkelompok juga
siswa maupun pencapaian indikator
membutuhkan kerjasama yang baik
pemahaman
antar anggota kelompok, siswa yang
siswa.
belum terbiasa belajar berkelompok
Kesimpulan
membutuhkan
waktu
nyesuaikan diri. pendekatan
untuk
konsep
matematika
me-
Berdasarkan hasil pene-
Oleh karena itu,
litian dan pembahasan diperoleh
kontekstual
terhadap
kesim-pulan
bahwa
pendekatan
siswa yang sudah terbiasa atau
kontekstual tidak efektif terhadap
pernah belajar secara berkelompok
kemampuan
akan
matematika siswa.
sangat
membantu
dalam
pemahaman
konsep
Hal ini terlihat
12 dari
rata-rata
nilai
pemahaman
konsep dan rata-rata peningkatan pemahaman
konsep
pada
kelas
eksperimen lebih rendah daripada kelas
kontrol,
serta
persentase
ketuntasan belajar siswa pada kelas eksperimen tidak mencapai 65%. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
P.MIPA. Unila. Bandar Lampung Sasmita, Meli. 2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Jurusan P.MIPA. Unila. Bandar Lampung. Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Rineka Cipta. Jakarta. Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Budiyono, 2003. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Sebelas Maret. University
Surapranata, S. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional : Surabaya
Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP Pres. Mataram.
Jenny, Irna. 2011. Pengujian MannWhitney. [on line]. Tersedia: http://jennyirna.blogspot.com/2 010/01/pengujian-mannwhitney.html. (11 November 2012) Noer, Sri Hastuti. 2010. Jurnal Pendidikan MIPA. Jurusan P.MIPA. Unila. Bandar Lampung. Prastika, Novia. 2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Jurusan