EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA Heizlan Muhammad, Tina Yunarti, Rini Asnawati
[email protected] Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila ABSTRAK This research was a quasi experimental research with one group pretest-posttest design. The research was aimed to find out the effectiveness of Socrates contextual learning viewed by student’s understanding of mathematical concept. The population of this research was all grade seventh students of Junior High School 20 Bandarlampung in academic year of 2015/2016. The sampling technique which was used was purposive sampling. Based on the data analysis, it could be concluded that Socrates contextual learning was effective viewed by student’s understanding of mathematical concept. However, it was not effective viewed by proportion of students who have good understanding of mathematical concept. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain one group pretest-posttest. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pembelajaran Socrates Kontekstual ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandarlampung tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Berdasarkan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran socrates kontekstual efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep siswa. Namun, tidak efektif ditinjau dari proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep baik. Kata kunci : efektivitas, pemahaman konsep, Socrates Kontekstual
PENDAHULUAN
Bagi
setiap
orang,
memiliki
Pada masa ini, perkembangan
pemahaman matematika yang baik
zaman dan kemajuan teknologi terja-
akan menunjang pengambilan kepu-
di dengan sangat pesat. Pesatnya ke-
tusan yang tepat. Bagi suatu negara,
majuan teknologi menuntut sumber
matematika
daya manusia yang berkualitas dan
warganya untuk bersaing di berbagai
berkemampuan tinggi. Untuk meng-
bidang terutama di bidang teknologi
hasilkan individu yang berkemampu-
dan ekonomi.
akan
menyiapkan
an tinggi dalam disiplin ilmu yang
Dalam mempelajari matema-
dikuasainya, tentu harus memiliki
tika, salah satu hal yang terpenting
kemampuan dasar yang baik. Salah
dan sebaiknya ditekankan untuk di-
satu kemampuan dasar yang harus
kuasai oleh setiap siswa adalah
dimiliki setiap orang dalam mengha-
memahami konsep. Siswa harus
dapi era teknologi pada masa ini
memahami konsep terlebih dahulu
adalah kemampuan matematika.
agar dapat menyelesaikan soal-soal
Pentingnya mempelajari matematika
telah
oleh
lajaran tersebut di dunia nyata.
Lembaga Riset Nasional (National
Terlebih lagi konsep dalam matema-
Research Council) Amerika Serikat
tika telah tersusun secara sistematis
(NRC, 1989: 1) bahwa Mathematics
dan memiliki tingkatan dari konsep
is the key to opportunity. Matematika
yang paling sederhana ke tingkat
adalah
peluang-
yang semakin kompleks. Dengan
peluang. Seorang siswa yang berha-
demikian, untuk mempelajari ma-
sil mempelajari matematika dengan
tematika secara berkelanjutan, sangat
baik, akan membuat dirinya berpe-
dibutuhkan pemahaman konsep seca-
luang untuk memiliki karir yang
ra menyeluruh.
kunci
cemerlang.
dinyatakan
dan mampu mengaplikasikan pembe-
menuju
Hal ini karena dengan
Berdasarkan hasil kajian dari
mempelajari matematika akan mem-
Trend in International Mathematics
buat
mengambil
and Science Study (TIMSS: 2011)
keputusan dan kesimpulan atas dasar
tentang prestasi matematika dan
pemikiran secara logis, rasional,
sains siswa di berbagai negara,
kritis, cermat, efisien, dan efektif.
Indonesia berada pada peringkat ke-
siswa
terbiasa
38 dari 42 negara peserta dengan
kebutuhan-kebutuhan
skor rata-rata 386, sedangkan skor
ngembangkan kemampuan pemaha-
rata-rata internasional 500. Hasil
man konsep siswa diatas adalah
kajian
secara
Pembelajaran Socrates Kontekstual.
nasional oleh Indonesia National
Pembelajaran Socrates Kontekstual
Assesment Programme (INAP: 2012)
merupakan
pada tahun 2012 di dua provinsi di
menggunakan Metode Socrates de-
Indonesia, yaitu Provinsi Daerah
ngan Pendekatan Kontekstual. Me-
Istimewa Yogyakarta (DIY) dan
tode Socrates merupakan sebuah pro-
Provinsi Kalimantan Timur, rerata
ses diskusi yang berisi pertanyaan-
skor yang didapat kedua provinsi
pertanyaan sederhana sampai kom-
tersebut masing-masing adalah 479
pleks, yang digunakan untuk menguji
dan 470. Berdasar pada kedua kajian
validitas keyakinan siswa terhadap
di
bahwa
suatu objek. Pertanyaan-pertanyaan
kemampuan matematika siswa di
yang diajukan akan merangsang sis-
Indonesia masih sangat membu-
wa untuk selalu berpikir dan meng-
tuhkan peningkatan.
kritisi jawabannya sendiri maupun
yang
atas
dilakukan
disimpulkan
Rendahnya pemahaman kon-
untuk
pembelajaran
me-
yang
temannya.
sep matematika siswa Indonesia juga
Agar siswa tidak merasa ter-
terlihat pada salah salah satu SMP di
tekan saat diberikan banyak perta-
Bandarlampung, yaitu SMP Negeri
nyaan,
20. Berdasar pada hasil wawancara
dipadukan
dengan
dengan guru, hampir 50% siswa
Kontekstual
yang
di
dalamnya
kesulitan untuk memahami konsep
mengandung
beberapa
komponen
matematika yang telah diajarkan oleh
utama
guru di kelas.
Komponen-komponen itu menurut
menunjukkan
Hasil tersebut
bahwa
dibutuhkan
maka
Metode
pembelajaran
Depdiknas
(2003)
Socrates Pendekatan
kontekstual. antara
adanya solusi pembelajaran yang
konstruktivisme
dapat
bangun oleh manusia sedikit demi
meningkatkan
pemahaman
konsep matematis siswa. tepat
sedikit),
(pengetahuan
lain:
inquiri
di-
(menemukan),
Salah satu solusi yang dirasa
questioning
dan
community (masyarakat belajar), mo-
dapat
mengakomodir
(bertanya),
learning
deling
(pemodelan),
reflection
lajaran Socrates kontekstual untuk
(refleksi), dan authentic assessment
mengembangkan kemampuan pema-
(penilaian yang sebenarnya). Pende-
haman konsep matematis siswa kelas
katan
VII SMP Negeri 20 Bandarlampung
Kontekstual
memberikan
kesempatan siswa untuk membangun
semester
pengetahuannya
2015/2016.
sendiri
melalui
ganjil
tahun
pelajaran
berbagai masalah yang telah ada. Siswa akan bisa mengidentifikasi,
METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah
membandingkan, membeda-kan dan memberikan
contoh-contoh
dari
suatu konsep. Hal ini tentunya akan mengembangkan kemampuan pema-
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandarlampung yang terdistribusi dalam empat belas kelas. Pengambilan
haman konsep siswa. Berdasarkan hasil penelitian Yunarti (2011), kolaborasi metode dan pendekatan pembelajaran ini
teknik
posisi berpikir kritis siswa. Disposisi berpikir kritis adalah bagian dari disposisi berpikir, sedangkan pemahaman konsep adalah salah satu bentuk kemampuan. Baiknya disposisi berpikir
kritis
akan memungkinkan
baiknya pula disposisi pemahaman konsep. Apabila disposisi pemahaman
konsep
sudah
baik
maka
diharapkan pemahaman konsep yang dimiliki akan baik juga. Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas metode pembe-
dilakukan
purposive
dengan
sampling
dan
terpilih kelas VII H yang mengikuti pembelajaran Socrates Kontekstual. Penelitian
sangat efektif diterapkan di kelas terutama dalam mengembangkan dis-
sampel
yang
dilakukan
adalah penelitian eksperimen semu dengan desain one group pretestposttest. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes awal berupa tes kemampuan pemahaman konsep mengenai materi yang telah siswa
pelajari
sebelum
diberi
perlakuan dan tes akhir berupa tes kemampuan
pemahaman
konsep
mengenai materi Perbandingan dan Skala yang diterima siswa melalui Pembelajaran Socrates Kontekstual di akhir pembelajaran. Desain one group
pretest-
posttest menurut Sugiyono (2008: 111) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Desain One Group PretestPosttest
Dari Tabel 2, terlihat rata-rata skor,
Variabel Bebas X
Pretest Y1
Posttest
matematis siswa di-
analisis menggunakan uji hipotesis yang terdiri dari uji kesamaan dua rata-rata dan uji proporsi. Sebelum melakukan analisis uji hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas data.
Setelah dilakukan
uji
diperoleh
bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
siswa. Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata observasi berpasangan, diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep siswa sesudah
mengikuti
tes
Pembelajaran
yang menggunakan metode Socrates Kontekstual lebih baik dibandingkan rata-rata skor kemampuan pemahaman
konsep
siswa
sebelum
mengikuti Pembelajaran yang menggunakan metode Socrates Kontekstual.
Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan
pemahaman
konsep
siswa setelah Pembelajaran Socrates sebelum
hasil
skor
terendah mengalami peningkatan jika
Kontekstual
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
dan
awal ke skor kemampuan akhir
Data kemampuan pemaha-
normalitas,
tertinggi,
dilihat dari data skor kemampuan
Y2
Keterangan: Y1 : tes kemampuan awal pemahaman konsep X : Metode Socrates Kontekstual Y2 : tes kemampuan akhir pemahaman konsep
man konsep
skor
lebih
baik
menerima
daripada
Pembelajaran
Socrates Kontekstual. Akan tetapi,
kemampuan awal dan akhir terkait
berdasarkan
dengan pemahaman konsep siswa,
proporsi
diperoleh data sebagai berikut.
kemampuan
Tabel 2. Data Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
yang baik setelah mengikuti Pembe-
Skor maks
lebih dari 60% dari jumlah siswa.
100
Data skor kemampuan awal
x min
x maks
´x
8 83 36,49 Data skor kemampuan akhir
x min 25
x maks 100
´x 66,95
hasil
siswa
uji
proporsi,
yang
memiliki
pemahaman
konsep
lajaran Socrates Kontekstual tidak Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran
Socrates
Kontekstual tidak efektif dikaji dari
kemampuan
pemahaman
konsep
siswa.
penyelidikan
serta
tipe
asumsi-
asumsi penyelidikan yang digunakan
Indikator kemampuan pemaha-
dalam pembelajaran perbandingan
man konsep paling tinggi yang
dan skala seperti, “Jika bentuk
dicapai
oleh
pada
tes
tanding 1 lawan 1, A1 melawan B1.
maupun
tes
Bagaimana dengan A2 ?”, “Kalau
kemampuan akhir adalah indikator
ingin memiliki 2 kelompok tanding 1
interpretasi,
lawan 1, sementara jumlah anggota A
kemampuan
siswa awal
sementara
indikator
terendah yang dicapai oleh siswa
adalah
pada kedua tes kemampuan awal dan
perbandingan yang benar? 2:2 atau
akhir adalah menjelaskan.
2:3 ?”, dan “Apa yang dimaksud
Hasil
perhitungan
2
orang,
manakah
memper-
dengan perbandingan senilai ?”,
lihatkan bahwa pencapaian indikator
merupakan pertanyaan Socratic yang
kemampuan
konsep
membantu siswa dalam melakukan
siswa setelah mengikuti Pembe-
interpretasi atau menyatakan ulang
lajaran Socrates Kontekstual lebih
sebuah konsep. Pertanyaan-pertanya-
baik dibanding sebelumnya. Semua
an yang termuat di beberapa latihan-
indikator kemampuan pemahaman
latihan soal yang diberikan oleh guru
konsep
interpretasi,
seperti “Dua orang siswa dapat
membandingkan maupun menjelas-
membawa 15 buah buku. Berapa
kan, lebih baik setelah mengikuti
buah buku yang dapat dibawa 8
Pembelajaran Socrates Kontekstual.
orang
Perubahan
pencapaian
pertanyaan yang diberikan langsung
skor pada ketiga indikator pema-
oleh guru pada siswa seperti “Jika A:
haman konsep, menunjukkan bahwa
B = 4:5, bagaimana mencari A jika
pertanyaan-pertanyaan Socratic yang
diketahui B tanpa menggunakan
digunakan
Pembelajaran
tabel
tepat
perbandingan
pemahaman
siswa
Kontekstual
baik
persentase
dalam sangat
untuk
siswa
?”,
?”,
atau
“Bagaimana senilai
berbagai
sifat melalui
mengembangkan kemampuan pema-
perkalian silangnya ?”, “Dapatkah
haman konsep siswa.
kalian memberikan contoh lain ?”,
Pertanyaan-pertanyaan Socra-
“dan “Apakah jawaban anda tersebut
tic tipe implikasi dan konsekuensi
sudah benar ?” merupakan pertanya-
an Socratic
tipe alasan-alasan dan
rikan, sehingga ketika proses diskusi
bukti penyelidikan, implikasi dan
dalam kelompok maupun diskusi
konsekuensi
kelas, tidak seluruh siswa terlibat
penyelidikan,
titik
pandang dan persepsi. Pertanyaan-
secara langsung.
pertanyaan tersebut membantu siswa
juga takut untuk menjawab maupun
dalam membandingkan (mengklasi-
memberikan tanggapannya, karena
fikasi
sifat-sifat
takut akan mendapat pertanyaan
tertentu sesuai dengan konsepnya)
lanjutan. Penyebab lainnya adalah
atau
jumlah
objek
menurut
menjelaskan
konsep
dalam
(menyajikan
berbagai
bentuk
representasi matematis).
pertemuan
maksimal,
dari
Beberapa siswa
yang
kurang
delapan
target
pertemuan hanya lima pertemuan
Penerapan komponen-kompo-
yang dapat terealisasi.
Padahal
nen kontekstual dalam Pembelajaran
apabila ditinjau dari kemampuan
Socrates Kontekstual memberikan
dasar siswa pada kelas dimana
kontribusi dalam mengembangkan
Metode
kemampuan
konsep
sebagian besar dari mereka memiliki
siswa. Ketika siswa kesulitan mela-
kesulitan dalam hal kemandirian
kukannya, mereka bisa bertanya atau
belajar. Hal ini bisa jadi disebabkan
berdiskusi antar teman.
Melalui
oleh adanya fakta bahwa hampir dua
proses
diskusi
pertiga siswa pada kelas eksperimen
siswa melibatkan diri dalam proses
merupakan siswa bina lingkungan,
berpikir, secara tidak langsung siswa
dan lingkungan dari para siswa
akan
kemampuan
tersebut belum dapat mendukung
interpretasi, analisis masalah yang
mereka untuk dapat belajar dengan
dihadapai dan saling mengevaluasi
baik dan nyaman. Akibat dari jum-
jawaban dari teman-temannya.
lah
pemahaman
bertanya
maupun
menggunakan
Ada
beberapa
hal
yang
Socrates
pertemuan
ini
diujikan,
yang
kurang
maksimal, masih ada beberapa siswa
menyebabkan Pembelajaran Socrates
yang
Kontekstual tidak efektif.
dengan baik konsep matematis yang
Hal
tersebut diantaranya adalah tidak semua siswa cepat beradaptasi dan mengikuti pembelajaran yang dibe-
belum
diajarkan.
mampu
memahami
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode pembelajaran Socrates Kontekstual tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2003. UU NOMOR 20 tahun 2003 tentang sisdiknas. Jakarta: Depdiknas. INAP. 2012. Indonesian National Assesment Programme. [Online]. Tersedia: http://litbang.kem dikbud.go.id [8 Oktober 2015]. NRC. 1989. Everybody Counts : A Report to the Nation on the Future of Mathematics Education. Washington D.C.: National Academy Press
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. TIMSS. 2011. Survei Internasional TIMSS. [Online].Tersedia:http: //litbang.kemdikbud.go.id [8 Oktober 2015]. Yunarti, Tina. 2011. Pengaruh Metode Socrates terhadap Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA. Disertasi. UPI: Bandung.