EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ismi Vita Mutahiria1, Caswita2, Arnelis Djalil2
[email protected] 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK This quasi experimental research aimed to know the effectiveness of the guidedinvention method viewed by student’s understanding of mathematical concepts. The design which was used was post-test only control design with the population was all students of grade eight of SMPN 10 Bandarlampung in academic year of 2014/ 2015 and the samples were students of VIII-G and VIII-H class that were chosen by purposive random sampling. The data of understanding of mathematical concepts were obtained by essay test. Based on the result of this research, it was concluded that the implementation of the guided-invention method was effective viewed by student’s understanding of mathematical concepts. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode penemuan terbimbing ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Desain yang digunakan adalah post-test only control design dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMPN 10 Bandarlampung tahun pelajaran 2014/2015 dan sampel adalah siswa kelas VIII-Gdan VIII-H yang dipilih dengan teknik purposive random sampling. Data pemahaman konsep matematis siswa diperoleh dari tes uraian. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Kata kunci: efektivitas, pemahaman konsep, penemuan terbimbing
menyatakan
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan ke-
bahwa
merupakan
pembelajaran
proses
aktif.
butuhan yang sangat penting bagi
Pembelajaran
kehidupan individu dan masyarakat,
keterlibatan aktif individu dalam
baik di negara yang sudah maju
merefleksikan
maupun
sedang
tindakan yang ia praktikkan di
Kemajuan
suatu
berkembang. bangsa
dapat
lingkungan
dihasilkan
melalui
pengalaman
tertentu.
dan
Keefektifan
ditentukan oleh kualitas pendidikan
pembelajaran di kelas merupakan
di negara itu sendiri. Pendidikan
salah satu faktor pendukung untuk
merupakan suatu proses kehidupan
mencapai hasil belajar yang optimal.
dalam mengembangkan potensi diri
Sutikno (2005:
tiap individu untuk dapat hidup dan
bahwa
efektivitas
pembelajaran
melangsungkan kehidupan.
adalah
kemampuan
dalam
Pentingnya
pendidikan
88) menyatakan
me-
di
laksanakan pembelajaran yang telah
Indonesia tercantum dalam Undang-
direncanakan yang memungkinkan
Undang Dasar Tahun 1945 yang
siswa untuk dapat belajar dengan
mengamanatkan Pemerintah Negara
mudah dan dapat mencapai tujuan
Indonesia untuk mencerdaskan kehi-
dan hasil yang diharapkan.
dupan bangsa. Fungsi dari pendi-
Untuk dapat mencapai tujuan
dikan nasional menurut Undang-
yang diharapkan, guru harus pintar
undang Republik Indonesia No. 20
memilih pembelajaran yang cocok di
tahun
kelas,
2003
tentang
Sistem
yaitu
disesuaikan
dengan
Pendidikan Nasional dalam Bab II
kondisi kelas dan karakter siswa.
Pasal
mengembangkan
Salah satu metode pengajar di kelas
kemampuan dan membentuk watak
yang dapat diterapkan oleh guru-guru
serta
yang
di sekolah adalah metode penemuan
men-
terbimbing.
3
adalah
peradaban
bermartabat
dalam
bangsa rangka
cerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
(2006:
193) mengemukakan bahwa metode
memiliki
penemuan adalah suatu metode yang
bangsa-bangsa yang cerdas maka
dalam proses belajar mengajar, guru
diperlukan pembelajaran pada setiap
harus
individu.
dapat
Suryosubroto
Huda
(2013:38)
memperkenalkan
siswa-
siswauntuk menemukan informasi
dilihat dari hasil TIMSS (Trends in
melalui bimbingan guru.
International
Dalam
metode
penemuan
Mathematics
and
Science Study). TIMSS adalah studi
terbimbing siswa diharapkan dapat
Internasional
aktif menyelesaikan persoalan yang
matematika dan Sains siswa Sekolah
diberikan guru melalui Lembar Kerja
Menengah
Kelompok (LKK). Guru sebagai
TIMSS pada tahun 2011 menyatakan
fasilitator, yaitu membimbing siswa
dalam rata-rata skor matematika di
dalam menemukan sebuah konsep.
Indonesia
Pembelajaran yang aktif melibatkan
diperingkat 38 dari 42 negara dengan
siswa
diingat
rata-rata skor internasional, yaitu 500
diam
(TIMSS, 2011). Demikian pula hasil
mendengarkan apa yang diberikan
PISA (Programme for International
guru.
Student
akan
dibandingkan
lebih
lama
siswa hanya
Pembelajaran
yang
biasa
2012,
tentang
Pertama.
sebesar
Assessment) yang
prestasi
Hasil
386
studi
berada
pada
menyatakan
tahun bahwa
diterapkan di sekolah-sekolah adalah
kemampuan matematika siswa di
pembelajaran konvensional. Dimana
Indonesia masih lemah, yaitu dengan
siswa mendengarkan materi yang
skor 375 menduduki peringkat ke-64
dijelaskan oleh guru. Setelah guru
dari 65 negara dengan skor tertinggi
menjelaskan siswa diberi kesempatan
613 (OECD, 2012).
untuk bertanya. Siswa yang pasif akan
cenderung
diam
dan
Dengan kemampuan
demikian
matematis
terlihat siswa
di
menyimpan pertanyaannya. Sehingga
Indonesia masih rendah dibanding-
ketika guru memberi soal latihan,
kan
siswa yang belum paham sering
Untuk dapat meningkatkan kemam-
mengandalkan jawaban teman saja.
puan matematis maka siswa perlu
Hal
pada
memahami konsep matematis dengan
rendahnya nilai ujian bagi siswa
baik terlebih dahulu. Menurut Jihad
yang berkemampuan rendah.
dan Haris (2012: 149) pemahaman
tersebut
Untuk
berdampak
dengan
negara-negara
lain.
membandingkan
konsep merupakan kompetensi yang
prestasi matematika di Indonesia
ditunjukan siswa dalam memahami
dengan negara-negara di dunia dapat
konsep
dan
dalam
melakukan
prosedur (algoritmas) secara luwes,
penelitiannya ialah kelas VIII-H
akurat, efisien, dan tepat.
sebagai kelas eksperimen dengan
Untuk meningkatkan pemahaman
konsep
matematis
rata-rata nilai ujian mid semester
siswa
65,37 dan VIII-G sebagai kelas
diperlukan model yang cocok untuk
kontrol dengan nilai rata-rata ujian
diterapkan
mid semester 66,67. Penelitian yang
dengan
menyesuaikan
kondisi kelas dan karakter siswa.
dilakukan
adalah
penelitian
Berdasarkan uraian di atas dilakukan
eksperimen semu dengan post-test
penelitian untuk dapat mengetahui
only control design.
efektifitas
penerapan
metode
Adapun indikator pemaham-
penemuan
terbimbing
terhadap
an konsep matematis siswa mengacu
pemahaman konsep matematis siswa
pada Depdiknas (2004), yaitu 1)
kelas VIII SMP Negeri 10 Bandar
menyatakan ulang sebuah konsep; 2)
Lampung
mengklasifikasi objek menurut sifat-
semester
genap
tahun
ajaran 2014/2015.
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; 3) memberi contoh dan non contoh dari konsep; 4) menyajikan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di
konsep
dalam
berbagai
SMP Negeri 10 Bandarlampung pada
representasi
semester
ajaran
mengaplikasikan konsep alogaritma
dalam
ke
genap
2014/2015.
tahun
Populasi
mate-matis;
bentuk
pemecahan
dan
masalah.
5)
Data
penelitian ini adalah seluruh siswa
pemahaman konsep matematis siswa
kelas
10
kelas yang mengikuti pembelajaran
Bandarlampung yang terdistribusi
dengan metode penemuan terbim-
dari sepuluh kelas, yaitu kelas VIII-A
bing dan kelas yang mengikuti
sampai
tidak
pembelajaran konvensional dianalisis
memiliki kelas unggulan. Seluruh
menggunakan uji hipotesisdan uji
kelas memiliki rata-rata kemampuan
proporsi.
yang sama.
analisis
sampel
VIII
SMP
kelas
VIII-J
Negeri
dan
Dalam pengambilan dilakukan
menggunakan
teknik
dengan
Sebelum uji
proporsi,perlu
hipotesis
melakukan dan
dilakukan
uji uji
purpossive
prasyarat, yaitu uji normalitas data
random sampling. Didapat sampel
dan uji homogenitas varians. Setelah
dilakukan uji prasyarat, diperoleh
pembelajaran
bahwa sampel berasal dari populasi
terbimbing adalah 81,79 sedangkan
yang
rata-rata nilai hasil post-test siswa
berdistribusi
normal
dan
homogen.
yang
Karena populasi berdistribusi
analisis
uji
mengikuti
penemuan
pembelajaran
konvensional adalah 75,89.
normal dan homogen, maka dapat dilakukan
metode
Untuk mengetahui ketuntasan
hipotesis
belajar siswa (mendapatkan lebih
menggunakan uji parametrik yaitu uji
dari atau sama dengan 70) mencapai
t dan uji proporsi.
lebih dari 60%, maka dilakukan uji proporsi. Berdasarkan hasil data kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data pemahaman konsep
matematis
siswa
yang
pemahaman
konsep
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
metode
penemuan
mengikuti pembelajaran mengguna-
terbimbing,
didapatkan
bahwa
kan metode penemuan terbimbing
kemampuan
pemahaman
konsep
dan
konvensional,
matematis siswa yang mengikuti
didapat bahwa sampel berasal dari
pembelajaran dengan menggunakan
populasi yang berdistribusi normal
metode penemuan terbimbing lebih
dan
dari 60%, yaitu mencapai 86%. Hal
pembelajaran
homogen.
Untuk
menguji
hipotesis maka dapat dilakukan uji
tersebut
parametrik, yaitu uji t.Dari hasil uji t
pembelajaran
didapat
terbimbing karena menurut Sanjaya
bahwa
kemampuan
rata-rata
pemahaman
nilai konsep
(2014)
dapat
terjadi
metode
dalam
penemuan
konsep-konsep
yang
matematis siswa yang mengikuti
diberikan lebih membekas tajam
pembelajaran menggunakan metode
dalam ingatan siswa sehingga siswa
penemuan terbimbing lebih tinggi
dapat
dari pada rata-rata nilai kemampuan
permasalahan yang berbeda dari
pemahaman konsep matematis siswa
yang
yang mengikutipembelajaran kon-
gurunya. Oleh karena itu, penerapan
vensional.
metode penemuan terbimbing efektif
Rata-rata hasil post-test siswa pada
kelas
yang
mengikuti
memecahkan
pernah
dicontohkan
suatu
oleh
ditijau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Persentase pencapaian indikator
kemampuan
pemahaman
mengalami
sendiri
proses
men-
dapatkan rumus.
konsep matematis siswa yaitu rata-
Rata-rata kemampuan pema-
rata persentase pencapaian indikator
haman konsep matematis siswa yang
kemampuan
mengikuti
pemahaman
konsep
pembelajaran
matematis siswa yang mengikuti
menggunakan
pembelajaran
metode
terbimbing lebih tinggi dibandingkan
penemuan terbimbing lebih tinggi
dengan rata-rata kemampuan pema-
dari pada siswa yang mengukuti
haman konsep matematis siswa yang
pembelajaran konvensional.
mengikuti
dengan
Rata-
metode
dengan penemuan
pembelajaran
rata pencapaian indikator kemam-
sional
puan pemahaman konsep matematis
tahapan
siswa yang mengikuti pembelajaran
lakukan. Pada metode penemuan
dengan metode penemuan terbim-
terbimbing memiliki tahapan dimana
bingadalah 87%, sedangkan rata-rata
siswa dituntut untuk menemukan
pencapaian
konsep
indikator
kemampuan
disebabkan
konven-
pada
pembelajaran
melalui
tahap-
yang
LKK
di-
dengan
pemahaman konsep matematis siswa
bimbingan guru. Hal tersebut dapat
yang mengikuti pembelajaran kon-
menggali
vensional adalah 73%.
matematis siswa dalam menemuakan
pemahaman
konsep
Rahmawati (2013:146) me-
sebuah konsep. Siswa tidak langsung
nyatakan bahwa karena pembelajaran
menerima apa yang guru berikan,
dengan
ter-
tetapi siswa mencari untuk me-
bimbing siswa ikut berpartisipasi
nemukan konsep. Berbeda dengan
secara
kegiatan
pembelajaran konvensional, siswa
siswa
harus
hanya menerima konsep yang telah
soal-soal
yang
guru berikan. Siswa yang mencari
sifatnya menemukan dengan bim-
konsep dan melalui proses pe-
bingan guru dan bukan sekedar
nemuannya
mendengarkan informasi. Sehingga
mengingat apa yang telah siswa
siswa benar-benar memahami suatu
temukan dibandingkan dengan siswa
konsep atau rumus sebab siswa
yang hanya menerima konsep dari
metode
aktif
belajarnya
penemuan
di
dalam
sebab
menyelesaikan
guru.
akan
lebih
lama
Pada
pembelajaran
menggunakan terbimbing
metode
siswa
dari
kelompok.
4-5 Hal
penemuan
siswa memiliki kesempatan yang sama.
bekerja
dalam
kecil
yang
lajaran konvensional, siswa hanya
anggota
mendengarkan guru menjelaskan apa
kelompok-kelompok terdiri
yang
orang tersebut
dapat
Sedangkan
yang
akan
pada
pembe-
disampaikan.
Guru
memudahkan siswa dalam bertukar
memberikan kesempatan siswa untuk
pendapat, siswa tidak menyelesaikan
bertanya tentang hal yang sulit
pekerjaannya sendiri. Siswa juga
dimengerti. Siswa yang kurang aktif,
dapat bertanya kepada guru ketika
akan ragu untuk bertanya pada guru,
menemukan hal-hal yang sulit. Guru
bahkan ada siswa yang memilih
membimbing siswa yang mengalami
untuk diam. Dalam pembelajaran
kesulitan, dan setelah itu siswa dapat
konvensional, beberapa siswa malas
bekerja
dengan
mengerjakan soal yang telah guru
kembali.
Siswa
kemampuan
kelompoknya yang
rendah
memiliki
juga
dapat
dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Karena bekerja dalam
kelompok
tidak
hanya
berikan, siswa cenderung mengandalkan jawaban teman ketika guru bertanya jawaban. Dalam
pembelajaran
menggunakan
yang
metode
penemuan
terdapat
beberapa
mementingkan diri sendiri untuk
terbimbing,
mendapatkan
kendala yang ditemukan pada saat
nilai
tinggi,
tetapi
mementingkan anggota kelompok
pembelajaran.
untuk dapat menyelesaikan. Setelah
pertama
diskusi dalam kelompom selesai,
kelompok-kelompok kecil sebelum
siswa ditunjuk secara acak utnuk
diskusi dimulai, siswa kebanyakan
mempresentasikan hasil diskusinya
bermain-main dan sibuk mencari
didepan kelas. Penunjukan secara
anggota kelompoknya. Hal tersebut
acak bertujuan agar siswa tidak
membuat kelas terlihat berantakan
hanya mengandalkan siswa yang
dan banyak suara-suara keras yang
memiliki kemampuan tinggi saja
terdengar oleh guru hingga keluar
untuk maju ke depan, tetapi semua
kelas. Meskipun demikian, terlihat antusias
Pada
dalam
siswa
untuk
pertemuan membentuk
mengikuti
pembelajaran metode
yang
menggunakan
Penelitian yang dilaksanakan
terbimbing.
di kelas pembelajaran konvensional
penemuan
Karena
pada
hanya
belajar
siswa
cenderung lebih membosankan bagi
tempatnya
siswa. Hal itu karena siswa yang
masing-masing dan mendengarkan
memiliki kemampuan tinggi akan
guru menjelaskan.
lebih cepat menangkap materi yang
Selain
sebelumnya pada
itu
kendala
yang
diberikan
oleh
guru.
Sedangkan
ditemukan pada hari pertama adalah
untuk siswa yang berkemampuan
siswa sulit untuk menyelesaikan
sedang
LKK yang diberikan guru. Karena
mengandalkan jawaban teman yang
sebelumnya siswa tidak dituntut
berkemampuan tinggi. Hal tersebut
untuk menemukan konsep, namun
dapat menyebabkan rendahnya nilai
siswa hanya menerima konsep yang
ujian siswa yang berkemampuan
siap digunakan untuk menyelesaikan
rendah.
dan
rendah
cenderung
persoalan. Pada pertemuan selanjutnya,
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian
siswa sudah mulai dapat beradaptasi dengan pembelajaran metode penemuan terbimbing dimana siswa harus membentuk
kelompok-kelompok
kecil. Siswa terlihat tenang ketika ingin bergabung dalam kelompok yang telah ditentukan. Pertanyaanpertanyaan dari setiap kelompok juga sudah mulai diajukan siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan
LKK.
Dari
pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa, terlihat bahwa siswa mulai aktif dalam pembelajaran, dari hal tersebut guru berperan untuk membimbing.
dan pembahsan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbingefektif kemampuan
ditinjau
pemahaman
dari konsep
matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandarlampung semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana ketuntasan belajar siswa (mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70) pada kelas yang menggunakan
metode
penemuan
terbimbing mencapai lebih dari 60%, yaitu
86%.Metode
Terbimbing dingkan
lebih dengan
Penemuan
efektif
diban-
pembelajaran
konvensional ditinjau dari kemam-
puan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandarlampung
semester
genap
Tahun Pelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2004. Peraturan tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMP No. 506/C/Kep/PP/2004 Tanggal 11 November 2004. Jakarta: Depdiknas. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. OECD. 2012. Evaluating School Systems to Improve Education. [Online]. Diakses di http://www.oecd.org. pada 17 Februari 2015.
Rahmawati, Ari Dwi. 2013. Efektivitas Penerapan Metode Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.(Skripsi). Bandarlampung: Universitas Lampung. Sanjaya, Arief Ageng. 2014. Efektivitas Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa.(Skripsi). Bandarlampung: Universitas Lampung. Suryosubroto, B. 2006. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Pres. TIMSS. 2011. TIMSS 2011 Mathematics Achievement. [Online]. Diakses di https://timssandpirls.bc.edu. pada 17 Februari 2015.