e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERMEDIA POWERPOINT TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PADA BAHASA INDONESIA KELAS IV SD GUGUS I KUTA BADUNG I Km. Wahyu Kariesma1, Siti Zulaikha2, Ni Nym Ganing3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected], siti
[email protected],
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan membaca bahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional di kelas IV SD Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Badung. Pemilihan sampel menggunakan teknik random sampling. Kelas eksperimen adalah siswa kelas IV SD No. 3 Kuta. Kelas kontrol adalah siswa SD No. 6 Kuta. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes objektif dengan bentuk pilihan ganda biasa. Analisis yang digunakan adalah uji t. Hasil analisis diperoleh thitung= 4,4. ttabel pada taraf signifikan 5% dengan dk= 40+53-2=91 diperoleh sebesar 1,66. Hal ini berarti t hitung > ttabel (4,4>1,66). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca bahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional di kelas IV SD Gugus I Kuta Badung. Berdasarkan perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint terhadap keterampilan membaca bahasa Indonesia siswa di kelas IV SD Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014. Kata kunci : CIRC, Powerpoint, Membaca, dan Bahasa Indonesia Abstract The purpose of this research is to find a significant difference of The Indonesian reading skill between students who learned through CIRC’s powerpoint model with students who learned through Conventional learning in fourth grade SD Gugus I Kuta Badung, academy of year 2013/2014. The research is a quasi experiment research with Nonequivalent With Control Group Design. The population of this research was students of fourth grade SD Gugus I Kuta Badung. The selection of the sample used random sampling technique. The experiment class is student of fourth grade SD No. 3 Kuta. The class controll is student of SD No. 6 Kuta. The instrument of collecting the data used objective tests with multiple choice. The analysis used was t test. The result of this analyze is obtained tvalue = 4.4. ttable at 5% significance level with dk= 40+53-2=91 is obtained at 1.66. It means that tvalue> ttable (4.4>1.66). The analyze showed asignificant difference of the Indonesian reading skill between students who learned through CIRC’s powerpoint model with students who learned through Conventional learning in fourth SD Gugus I Kuta Badung. Based on these differences can be concluded that there is a
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) significant effect in Indonesian reading skill’s students in fourth grade by using CIRC’s powerpoint model academy of year 2013/2014. Keywords : CIRC, Powerpoint, Reading, and Indonesian.
PENDAHULUAN Pada hakekatnya pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta dapat mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk tahap perkembangan selanjutnya. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa Indonesia yang baik berarti mampu menggunakan bahasa dengan situasi dan kondisi pemakainya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat sesuai dengan kaidah kebahasaan. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu aspeknya adalah “suatu kemampuan dasar yang mempunyai sifat yang sangat strategis, sebagai aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan” (Soedarso, 2002:4). Kebiasaan dan kegemaran membaca perlu ditumbuhkan sejak dini. Kemampuan dasar itu harus dikembangkan secara optimal sejak peserta didik duduk di sekolah dasar, karena sekolah dasar dianggap sebagai dasar (fondasi) yang harus dilalui dan diperlukan bagi setiap anak, baik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk hidupnya. Achmad (2010:80) mengidentifikasi empat proses dalam aktivitas membaca yaitu persepsi, komprehensif, reaksi, dan integrasi. Membaca juga dapat dikatakan sebagai “kegiatan berbahasa dalam rangka memahami pesan” (Mulyati,dkk, 2008:2.22.). Pada kegaiatan membaca pesan yang diterima oleh pembaca adalah pesan yang disampaikan melalui tulisan. Artinya, keterampilan membaca tergolong
ke dalam keterampilan berbahasa tulis. Istilah yang digunakan dalam komponen dasar dari proses membaca diantaranya adalah membaca permulaan dan membaca pemahaman. Pada membaca permulaan siswa belajar untuk merujuk kata-kata dan kalimat (recording), dan dilanjutkan pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata (decoding). Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa di kelas I, II dan III. Sedangkan proses memahami makna (meaning) di tekankan pada siswa kelas IV, V dan VI. Membaca pemahaman (meaning) merupakan salah satu komponen dasar dari proses membaca. Menurut Abidin (2012:59) membaca pemahaman (reading for understanding) adalah jenis membaca untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu. Pengajaran membaca pemahaman diajarkan ditingkat sekolah dasar kelas tinggi. Tujuan membaca pemahaman di kelas tinggi adalah untuk melanjutkan komponen dasar dalam proses membaca yaitu dari proses recording dan decoding, selanjutnya guna mencapai pemahaman yang optimal untuk siswa dalam memahami isi bacaan, diterapkanlah proses membaca pemahaman (meaning) pada siswa. Dalam hal ini, peran guru sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan kegemaran siswa dalam keterampilan membaca. Kepiawaian guru dalam mengolah pembelajaran menjadi menyenangkan merupakan hal yang wajib dilakukan. “Guru dalam proses pembelajaran harus memiliki kompetensi tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya” (Satori, dkk, 2008:2.3).
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Badung, dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia masing-masing sekolah, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Guru masih menerapkan paradigma lama yaitu pembelajaran berpusat pada guru (konvensional) dan belum menunjang kegiatan pembelajaran dengan mediamedia pembelajaran yang menarik. Pada pembelajaran yang bersifat konvensional suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri (self motivation), karena hal tersebut merupakan aspek-aspek kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran dan yang akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa. Sudjana (2009:45) menyatakan,ciri-ciri pengajaran konvensional yaitu (1) mengajar berpusat pada bahan pelajaran. Karena tujuan utama pengajaran konvensional adalah pengembangan daya intelektual siswa, maka pengajaran berpusat pada usaha penyampaian pengetahuan. Tugas guru adalah menyampaikan semua bahan pengajaran yang baru; (2) mengajar berpusat pada guru. Menurut konsep pengajaran konvensional, mengajar yang baik dinilai dari sudut guru yaitu berdasarkan apa yang dilakukannya dan bukan apa yang terjadi pada siswa. Kurangnya penerapan model pembelajaran yang menarik dan keterbatasan penyediaan media pembelajaran yang kreatif, menjadi kendala yang membuat siswa jenuh dalam pembelajaran membaca. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV di SD Gugus I Kecamatan Kuta Badung. Cooperative learning mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama (Nur Mohammad, 2005:260). Sedangkan menurut Suyatno
(2009:51) pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Dengan demikian pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu persoalan maupun tugas guna mencapai tujuan bersama. Menurut Suyatno (2009:51-52) langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. (a) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; (b) menyajikan informasi; (c) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; (d) membimbing kelompok belajar dan bekerja; (e) evaluasi; (f) memberikan penghargaan. Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran CIRC diharapkan lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guna mencapai keterampilan membaca yang baik dan benar untuk siswa khususnya dalam membaca pemahaman. Model pembelajaran CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikan menjadi bagian – bagian yang penting. Menurut Rahim (2008:35) tujuan utama CIRC khususnya dalam menggunakan tim kooperatif ialah membantu siswa belajar membaca pemahaman yang luas untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif mengidentifikasi lima hal dalam cerita naratif, yaitu perwatakan, setting, masalah, usaha untuk memecahkan masalah, dan akhir dari pemecahan masalah. Menurut Sharan (2012:50) satu kemungkinan penting yang telah dibuka oleh adanya pengembangan CIRC adalah, penggunaan pembelajaran kooperatif sebagai penyatu unsur-unsur pembaharuan sekolah. Slavin (2000:186) mengemukakan bahwa model pembelajaran CIRC termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. Dengan bermedia powerpoint, diharapakan dapat lebih menarik perhatian maupun minat siswa dalam membaca, agar tidak timbulnya rasa jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Microsof Office Powerpoint adalah “program untuk membuat presentasi yang menggunakan slide sebagai perencanaan dan layout presentasi” (Hadi, 2007:162). Dilihat dari pembelajaran, media powerpoint dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satu aspek media pembelajaran yang diunggulkan yang dipercaya mampu meningkatkan hasil belajar adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi, video. Menurut Istiningsih (2012:119) manfaat microsoft powerpoint dalam pembelajaran antara lain penyampaian materi, pembelajaran lebih menarik, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dan materi pembelajaran disampaikan secara utuh melalui pointer-pointer materi. Pada penelitian ini, yang diselidiki hanya terbatas pada pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint terhadap keterampilan
membaca bahasa Indonesia siswa kelas IV. Hasil belajar keterampilan membaca pemahaman terbatas pada tes kognitif. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan membaca bahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional di kelas IV SD Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014. METODE Dalam metode penelitian berikut ini, secara berturut-turut dibahas tentang (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel penelitian, (3) variabel penelitian, (4) metode dan instrumen pengumpulan data, serta (5) teknik analisis data. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent control group design. Dalam menentukan subyek untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak memungkinkan mengubah kelas yang telah ada. Dalam menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak terhadap kelas yang ada.Rancangan penelitian ini diilustrasikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Non equivalent control group design Kelompok KE KK
PreTest O1 O3
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pre test. Pre test bertujuan untuk penyetaraan kelas atau mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa pada kedua kelas yang berbeda. Setelah diberikan pre test kedua kelompok akan diberikan treatment atau perlakuan. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint. Sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
Perlakuan X
PostTest O2 O4 (Sugiyono, 2012: 116)
materi yang telah diajarkan, kedua kelompok diberikan post test diakhir penelitian. Post test diberikan dengan cara memberikan tes secara tertulis pada kedua kelompok. Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:117). Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Badung Tahun Ajaran 2013/2014 yang
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) terbagi menjadi enam SD, antara lain. SD No. 1 Kuta; SD No. 2 Kuta, SD No. 3 Kuta, SD No. 4 Kuta, SD No 5 Kuta, dan SD No. 6 Kuta. Untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data, populasi yang digunakan adalah sebagian dari jumlah anggota pupolasi sebagai wakil dalam penelitian. Sebagian dari anggota populasi yang digunakan dalam penelitian disebut dengan sampel penelitian. Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2012:118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling atau teknik undian. Berdasarkan hasil pengundian yang dilakukan, SD No. 3 Kuta dan SD No. 6 Kuta ditetapkan menjadi sampel yang digunakan dalam penelitian. Dalam menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan teknik undian. Dari proses pengundian tersebut diperoleh SD No. 3 Kuta sebagai kelompok eksperimen, dimana kelas ini nantinya diberikan treatment yaitu menggunakan model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint, dan SD No. 6 Kuta sebagai kelompok kontrol, yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kesetaraan antara kelas IV SD No. 3 Kuta dengan SD No. 6 Kuta diketahui melalui informasi dari kepala sekolah masingmasing dan diperkuat dengan hasil uji kesetaraan menggunakan uji t yang menunjukan kemampuan siswa kedua kelas setara secara akademik. “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran CIRC bermedia powerpoint, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan membaca pada Bahasa Indonesia. Data mengenai keterampilan membaca pemahaman pada Bahasa Indonesia siswa diperoleh melalui metode tes. Menurut Agung (2010:66) menyatakan metode tes dalam kaitannya dengan
penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval). Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah ranah kogitif dengan cara memberikan tes pada setiap individu. Instrumen penelitian merupakan alatalat yang dipergunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil keterampilan membaca adalah tes keterampilan membaca pemahaman. Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif dengan bentuk pilihan ganda biasa. ”Butir soal pilihan ganda merupakan suatu butir soal yang alternatif jawabannya lebih dari dua” (Agung, 2006:29). Tes ini mengungkapkan tentang keterampilan membaca siswa dalam memahami suatu isi bacaan/cerita khususnya pada Bahasa Indonesia. Dengan jumlah 60 butir soal dan disertai dengan empat alternatif jawaban (a, b, c, dan d), siswa ditugaskan memilih salah satu jawaban yang menurutnya benar. Setiap soal akan diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar (dicocokan dengan kunci jawaban), dan skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan, dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar Bahasa Indoesia. Tes disusun oleh mahasiswa dan guru bidang studi Bahasa Indonesia serta melalui bimbingan dosen pembimbing. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas alat ukur, dilakukan uji coba instrumen yang langsung dilaksanakan pada saat penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara empirik apakah instrumen hasil belajar layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilaksanakannya uji coba, data yang diperoleh dipilih yang terbukti valid dan reliabel. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga benar-benar mengukur
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) apa yang seharusnya diukur. Agung (2006:44) memaparkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur dan mampu menyingkap objek yang hendak diukur (ketepatan alat ukur dengan hal yang diukur).Sebagai dasar untuk pengelompokan validitas tes, hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity). Arikunto, (2010:65) menyatakan, Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika” yang berarti penalaran. Dengan demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid yang berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu validiatas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct validity). Dalam penelitian ini, jenis validitas logis yang digunakan untuk menunjuk pada kondisi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran yaitu validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus diukur, artinya alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas isi berkaitan dengan penyusunan dan penelahaan kurikulum yang terbentuk dalam kisi-kisi pembelajaran. Penyusunan intrumen dengan validitas empiris dibuktikan melalui pengalaman. “Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman” (Arikunto, 2010:67). Teknik korelasi yang dipandang tepat untuk digunakan dalan rangka uji validitas dapat dilihat dari data tes yang digunakan. Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan adalah tes objektif dengan bentuk pilihan ganda biasa. Validitas tes objektif ditentukan melalui analisis butir berdasarkan koofesien korelasi point biserial (rpbi), karena tes bersifat dikotomi. Nilai yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai yang diperoleh
dari rtabel, jika rhitung ˃ rtabel maka dalam katagori valid. Dari 60 butir tes belajar yang diujicobakan, 35 butir soal masuk dalam kategori valid, dan 25 butir tes lainnya memiliki rhitung yang lebih kecil dari rtabel, sehingga tidak masuk kategori valid. Butir tes yang dapat digunakan hanya yang valid saja. Daya pembeda (DP) adalah menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testee (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testee (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Menurut Arikunto (2003:211) daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks dikriminasi, disingkat D (d besar). Indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Dari 35 butir soal yang diuji daya pembedanya, terdapat 16 butir soal memiliki daya pembeda yang termasuk dalam kriteria baik (B). Butir soal yang memiliki daya pembeda termasuk dalam kriteria cukup (C) sebanyak 15 butir soal. Butir soal yang memiliki daya pembeda termasuk dalam kriteria jelek (J) sebanyak 3 butir soal, dan 1 butir soal memiliki daya pembeda yang termasuk dalam kriteria sangat jelek (SJ). Untuk 4 butir soal yang termasuk dalam kriteria daya pembeda yang jelek dan sangat jelek tidak akan digunakan dalam penelitian ini. Tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan indeks kesukaran. Indeks kesukaran berkisar antara nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya, angka indeks kesukaran paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00. Angka indeks kesukaran sebesar 0,00 merupakan petunjuk bagi testeer bahwa butir tes tersebut termasuk dalam kategori yang terlalu sukar, sebab disini seluruh testee tidak dapat menjawab butir soal yang betul (yang dapat menjawab betul=0). Sebaliknya, apabila angka indeks kesukaran butir tes adalah 1,00 hal ini mengandung makna bahwa butir tes yang bersangkutan adalah termasuk dalam tes
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) yang terlalu mudah sebab di sini seluruh testee dapat menjawab dengan benar butir tes tersebut. Setelah dilaksanakan pengujian pada 31 butir soal yang lolos uji validitas dan daya pembeda, butir soal yang termasuk kriteria sedang adalah 20 butir, dan 11 butir termasuk kategori mudah. Karena tidak terdapat butir soal yang termasuk kriteria sukar, terlalu sukar dan terlalu mudah, maka keseluruhan butir soal dapat digunakan dalam penelitian. Namun dari 31 butir soal, hanya digunakan 30 butir soal. Pemilihan 30 butir soal yang digunakan dalam penelitian, berpedoman pada kisi-kisi tes hasil keterampilan membaca pemahaman. Dari 30 butir soal yang telah terpilih, kemudian dilakukan pengujian terhadap tingkat kesukaran perangkat tes. Diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,6, yang termasuk pada kriteria sedang. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas terhadap butir soal yang dinyatakan valid.Uji reabilitas tes yang bersifat dikotomi dan heterogen ditentukan dengan rumus Formula Kuder Richadson 20 (KR-20). Kriteria yang digunakan untuk menentukan butir soal yang reliabel adalah jika koefisien reabilitas yang didapat dari perhitungan lebih besar daripada koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari rtabel (r11>rtabel), maka tes tergolong reliabel. Koefisien reliabilitas yang diperoleh setelah melakukan uji reliabilitas terhadap 30 butir soal yang telah terpilih adalah 0,93. Karena 0,93> 0,70, maka perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Setelah data hasil belajar ranah kognitif terkumpul dan nilainya dijumlahkan, selanjutnya data dianalisis dengan uji hipotesis, yaitu uji t. Sebelum uji t dilakukan data harus lolos uji prasyarat. Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Untuk mengetahui apakah sebaran data skor hasil keterampilan membaca siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, maka digunakan analisis Chi-Square.
Kriteria pengujian adalah jika hit ˂ (1-a) (k-3), maka ho diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan taraf signifikasinya adalah 5% dan derajat kebebasan(dk) = (k-1). Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Kriteria pengujian adalah jika Fhit˂ Ftab, maka data homogen. Sedangkan derajat kebebasan adalah n-1. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (Ho) yang berbunyi: “tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca Bahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional di kelas IV SD Gugus I Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. Sedangkan dalam perhitungan statistik digunakan hipotesis (Ha) yang berbunyi: “terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membacaBahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional di kelas IV SD Gugus I Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jika terbukti bahwa kedua kelompok sampel berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang homogen serta ukuran sampel sama (n1=n2), maka dipergunakan analisis uji t (ttest). Uji signifikansinya thitung< ttabel, maka Ho diterima (gagal ditolak) dan Ha ditolak, sebaliknya jika thitung ttabel, maka Ho ditolak (gagal diterima) dan Ha diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan db = n1 + n2-2. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun deskripsi data hasil penelitian dari kelompok ekperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut. Data yang terkumpulkan dari hasil keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV semester I Gugus
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) I Kecamatan Kuta Badung adalah hasil belajar ranah kognitif. Selanjutnya data yang dianalisis meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan tabel kerja Chi Square diperoleh X2hitung = 2,96. Sedangkan untuk taraf signifakan 5% (a=0,05) dan derajat kebebasan (dk)=5 diperoleh X2tabel=X2 (0.05:5)=11,07. Karena hitung˂ (1-a) (k-3) maka Ho diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar keterampilan membaca pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan tabel kerja Chi Square diperoleh X2hitung = 7,53. Sedangkan untuk taraf signifikansi 5% (a=0,05) dan derajat kebebasan (dk)=5 diperoleh X2tabel =X2(0.05:5) = 11,07. Karena hitung˂ (1-a) (k-3) maka Ho diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar keterampilan membaca pada kelompok ekperimen berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan diperoleh F hit sebesar 1,60. Sedangkan F tabel pada taraf signifikan 5% dengan db=(39,52) adalah 1,69. Ini berarti Fhitung
dua kelompok data adalah homogen. Karena itu analisis data menggunakan uji hipotesis dengan statistik parametrik yaitu uji t. Setelah mengetahui nilai thitung, kemudian mencari ttabel pada taraf signifikan 5% (a=0,05) atau taraf kepercayaaan 95% dengan dk=n1+n2-2 (dk=40+53-2=91) yaitu 1,66. Setelah mendapatkan nilai thitung dan ttabel, selanjutnya kedua nilai tersebut dibandingkan. Karena thitung> ttabel (4,4 > 1,66) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan hasil keterampilan membaca pada bahasa indonesia antara siswa yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Badung. Dengan adanya perbedaan yang signifikan keterampilan membaca Bahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran CIRC dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional siswa kelas VI SD Gugus I Kuta Badung, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan membaca siswa kelas IV SD Gugus I Kecamatan Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. Secara umum, hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis
Materi Pelajaran Keterampilan membaca pemahaman
Perilaku yang diterima
Mean
CIRC bermedia powerpoint
74,5
Konvensional
67,3
Nilai thitung
4,4
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa rata-rata hasil keterampilan membaca di kelompok eksperimen lebih baik dari pada hasil keterampilan membaca di kelompok kontrol. Rata-rata hasil keterampilan membaca di kelas eksperimen adalah 74,5.
Nilai ttabel
Ha
Ho
Diterima
Ditolak
(95% dk 91)
1,66
Rata-rata hasil keterampilan membaca di kelas kontrol adalah 67,3. Berdasarkan pembahasan di atas, maka diketahui bahwa model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan pada mata pelajaran bahasa indonesia pada
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) materi 1) Mengidentifikasi pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata) dengan cara membaca sekilas; 2) mengidentifikasi makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ ensiklopedia melalui membaca memindai. Keterampilan membaca anak yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CIRC berkembang lebih optimal jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, karena model pembelajaran CIRC menggunakan tim kooperatif yang membantu siswa untuk belajar memahami suatu bacaan yang luas untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif mengidentifikasi lima hal dalam cerita naratif, yaitu perwatakan, setting, masalah, usaha untuk memecahkan masalah, dan akhir dari pemecahan masalah. Keunggulan menggunakan model pembelajaran CIRC diantaranya. 1) kegiatan pembelajaran menggunakan tim kooperatif terpadu; 2) keterampilan membaca anak berkembang lebih optimal; 3) kegiatan pembelajaran tersusun secara sistematis. “Melalui pengembangan model pembelajaran CIRC di sekolah dasar dan penggunaan pembelajaran kooperatif adalah sebagai penyatu unsur-unsur pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah” (Sharan, 2012:50). Media pembelajaran yang digunakan adalah media powerpoint. Sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, media powerpoint yang dipadukan dengan model pembelajaran CIRC menampilkan suatu kegiatan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Guru menyampaikan materi secara utuh melalui pointer-pointer yang dipresentasikan di depan kelas. Dengan berbantuan media powerpoint penyampaian materi pembelajaran ditampilkan lebih menarik, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal tersebut dapat lebih menarik perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran CIRC, pada tahap prabaca fase (1) guru memperkenalkan suatu cerita rakyat yang akan dibaca oleh siswa, kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Pada tahap prabaca
siswa terlihat sangat antusias ingin mengatahui alur dari cerita yang dibagikan guru. Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian dilanjutkan dengan tahap membaca fase (2) siswa membaca cerita tersebut secara berpasangan kedepan kelas dan siswa yang lainnya mendengarkan dan membetulkan setiap kesalahan yang dibuat si pembaca. Siswa diberikan pertanyaan oleh guru seputar masalah cerita, karakter, alur, latar, konflik dan pemecahan masalah yang terkandung dalam cerita. Selanjutnya siswa diminta untuk menemukan kata-kata sulit yang terdapat pada cerita dan membacakannya secara nyaring tanpa canggung dan ragu-ragu. Siswa berlatih mengucapkan kata-kata sulit tersebut bersama rekan kelompoknya. Berbagai kata sulit yang mereka temukan kemudian ditentukan maknanya. kegiatan ini dilakukan dengan cara menugaskan siswa mencari pada kamus, memarafrasekan kata-kata sulit tersebut dan membuat kalimat berdasarkan kata sulit tersebut. Fase (3) adalah pascabaca, siswa ditugaskan membuat sinopsis cerita. Selanjutnya sinopsis cerita tersebut ditukarkan kepada temannya, sehingga satu sama lain dapat mengecek ketepatan sinopsis yang dibuat rekannya. Kagiatan akhir adalah memberikan tes tentang pemahaman isi cerita, menuliskan kalimat dari daftar kosakata sulit, dan membaca kosakata sulit tersebut secara nyaring ke depan kelas. Pembelajaran mengenai struktur cerita dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa-siswa berkemampuan rendah, hal tersebut dibuktikan oleh hasil penelitian Dewi yang menyatakan bahwa penerapan model Cooperative Integrated Reading And Composition dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Bandungrejosari 1 Malang tahun pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian lainnya diperkuat oleh Mandasari yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Metode Cooperative Integrated Reading and Composition) atau pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis melalui kelompok kecil dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) matematika siswa kelas IV SDN 1 Sinabun tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian serta didukung dengan hasil penelitian yang relevan, menunjukkan peningkatan dalam keterampilan membaca pemahaman pada bahasa Indonesia siswa, melalui penerapan model pembelajaran CIRC dalam kelompok belajar dapat mencapai hasil belajar Bahasa Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, karena model pembelajaran CIRC sangat efektif untuk mencapai keterampilan membaca yang optimal pada bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan membaca pemahaman. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut. Nilai rata-rata hasil keterampilan membaca pemahaman siswa pada ranah kognitif yang dibelajarkan melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint memiliki rata-rata hasil keterampilan membaca sebesar 74,5, sedangkan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata hasil keterampilan membaca sebesar 67,3. Perbedaan tersebut diketahui dari hasil uji hipotesis dengan uji-t, pada taraf signifikan 5% (a=0,005) atau taraf kepercayaan 95% dengan dk= 40+53-2=91, diperoleh thitung sebesar 4,4 sedangkan nilai ttabel adalah 1,66. Hasil perhitungan menunjukan bahwa thitung > ttabel (4,4>1,66). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca bahasa Indonesia antara siswa yang belajar melalui pembelajaran CIRC bermedia powerpoint dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Perbedaan yang signifikan tersebut mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran CIRC bermedia powerpoint terhadap keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa kelas
IV semester I Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Bagi guru, khususnya di SD No. 3 Kuta dan SD. No. 6 Kuta dapat menerapkan model pembelajaran yang telah mengikuti paradigma baru pendidikan dan sesuai dengan karakteristik siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia, yang salah satunya dapat menerapkan model pembelajaran CIRC. Bagi sekolah, diharapkan sekolah dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media pembelajaran sebagai penunjang kegiatan pembelajaran demi meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar. Untuk lebih menyempurnakan hasil penelitian ini, diharapkan pada para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan memperbaiki segala kekurangan dalam penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus. 2012. membaca pendidikankarakter. Refika aditama.
Pembelajaran berbasis Bandung: PT.
Achmad & Aleka. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada Media Group. Agung, A.A. Gede. 2006. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Undiksha. -------.2010.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Ahmadi Khoiru & Amri Sofan. 2011. Paikem Gembrot (Sebuah Analisis Teoritis, Konseptual, dan Praktis). Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Hadi, Mulya.2007. PowerPoint 2007untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom. Istiningsih. 2012 .Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Skripta Media Creative. Mandasari Dewi Shinta Ni Putu. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif tipe CIRC (Metode Cooperative Integrated Reading and Composition) atau Pengajaran Kooperatif Terpadu membaca dan menulis melalui Kelompok Kecil untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar siswa kelas IV SDN 1 Sinabun dalam menyelesaikan soal cerita matematika tahun ajaran 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas: Universitas Pendidikan Ganesha. Mulyati, Yetti dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Universitas Terbuka: Depdiknas. Nur, Mohamad.2005.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Padang: Bumi Aksara. Satori, Djam’an, dkk. 2008. Profesi Keguruan. Universitas Terbuka: Departemen Pendidikan Nasional. Sharan, Sholomo. 2012. The HandBook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia Group. Slavin. E. Robert. 2009. Cooperative learning. Bandung: Nusa Media. Soedarso. 2002. Speed Reading (Sistem Membaca Cepat dan Efektif). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono.2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, CV. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita.Seminar Nasional F. MIPA UNNES