e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI.IPS2 SMA NEGERI 2 MENGWI Ni Pt. Ayu Yuliantini, I Nym. Seloka Sudiara, I Nym. Merdhana. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui ketuntasan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi dengan penerapan metode inkuiri, (2) mengetahui kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan metode inkuiri dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi, dan (3) mengetahui respons siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi terhadap penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi dengan menerapkan metode inkuiri. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi yang berjumlah 27 siswa, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa. Data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca dikumpulkan dengan metode tes yang dianalisis dengan metode deskriptif kuantitastif, kiat-kiat guru dalam pembelajaran dikumpulkan dengan metode observasi yang dianalisis dengan metode deskripstif kualitatif dan kuantitatif, data tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran dikumpulkan dengan metode observasi yang dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dan respons siswa dikumpulkan dengan metode kuesioner yang dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sebelum dilaksanakan kedua siklus tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan kegiatan tes awal. Kegiatan tes awal ini bertujuan mengetahui nilai awal kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat (1) meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi, (2) guru mempergunakan kiat-kiat pembelajaran yang tepat dalam mengimplementasikan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, dan (3) menumbuhkan respons positif siswa terhadap pembelajaran membaca. Kata kunci: inkuiri, hasil belajar, dan membaca pemahaman Abstract This study aims to ( 1 ) determine mastery of learning outcomes eleventh grade students 'reading comprehension IPS.2 SMAN 2 Mengwi with the application of the method of inquiry , ( 2 ) know the tips teachers in implementing inquiry method in improving students' reading comprehension ability of class XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi , and ( 3 ) determine the response class XI student of SMAN 2 Mengwi IPS.2 the application of inquiry methods in teaching reading comprehension . This research is Classroom Action Research (CAR ) to increase the activity and learning reading comprehension class XI student of SMAN 2 Mengwi IPS.2 by applying the method of inquiry . Classroom Action Research (CAR ) is implemented through two cycles . Subjects in this study is a class XI student of SMAN 2 Mengwi IPS.2 totaling 27 students , while becoming the object of this research is the ability of students' reading comprehension . Data on student learning outcomes in learning to read is collected with the test method were analyzed with descriptive methods kuantitastif , tips collected by the teacher in the learning method that is analyzed by the method of observation deskripstif qualitative and quantitative data about students in learning activities collected by observation methods analyzed with descriptive qualitative and quantitative methods , and student responses were collected by questionnaire were analyzed using descriptive quantitative and qualitative methods . Implemented
1
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
before the second cycle , first held early test activities . This initial test activities aimed at knowing the initial value of reading comprehension ability IPS.2 class XI student of SMAN 2 Mengwi. The results showed that the use of the method of inquiry can ( 1 ) increase the ability of reading comprehension class XI student of SMAN 2 IPS.2 Mengwi , ( 2 ) teachers use instructional tips right in implementing inquiry method to improve students' reading comprehension , and ( 3 ) foster positive response of students towards learning to read . Keywords : inquiry, learning, and reading comprehension
PENDAHULUAN Dalam perkembangan ilmu, teknologi, dan seni yang sangat cepat seperti saat ini, kegiatan membaca merupakan kegiatan yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Berbagai informasi yang disampaikan melalui media cetak dapat diketahui melalui kegiatan membaca. Mengingat kegiatan membaca dapat diibaratkan sebagai “pembuka jendela dunia” yang memiliki peran besar dalam meningkatkan kualitas diri, kegiatan membaca ini menjadi sebuah keterampilan yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan membaca,khususnya membaca pemahaman merupakan keterampilan yang penting dikuasai oleh siswa. Shadono dan Slamet (2012:65) menyatakan, “Melalui kegiatan membaca pemahaman, siswa dapat meningkatkan kadar intelektualitas dan membina daya nalar”. Lebih tegas lagi, Sudiana (2007:20) menyatakan, “Membaca pemahaman merupakan prasyarat bagi berlangsungnya suatu tindakan membaca”. Membaca pemahaman bukan sekadar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Apabila seseorang setelah melakukan kegiatan membaca belum dapat mengambil pesan yang dipesankan oleh penulis, proses membaca tersebut belum dapat dikatakan berhasil. Dalam silabus bahasa Indonesia untuk kelas XI di SMA Negeri 2 Mengwi, tercantum standar kompetensi membaca yang menuntut keterampilan memahami berbagai hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan. Mendalami karya sastra seperti novel pada dasarnya merupakan usaha untuk menikmati, memahami, serta
menarik manfaat kisah-kisah yang disajikan dalam karya sastra tersebut. Becermin dari standar kompetensi tersebut, karya sastra agaknya bisa menjadi medium yang strategis untuk melatih siswa dalam memahami sebuah bacaan. Damar (2009:3) menyatakan bahwa siswa sulit memahami bacaan karena jarang melakukan kegiatan membaca dan metode yang digunakan oleh guru terkadang tidak menarik bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Mengwi, yaitu Drs. I Made Subagia, diungkapkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa di XI IPS 2 masih tergolong rendah dengan rata-rata skor 65,25. Hal ini berdampak pada rata-rata nilai ulangan umum siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang di bawah kriteria ketuntasan minimal yakni 75. Guru mengakui merasa kesulitan dalam menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran membaca. Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Mengwi diketahui bahwa guru belum jeli memilih metode pembelajaran yang tepat dan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Guru hanya memberikan bacaan kepada siswa untuk dibaca. Dalam hal ini guru memiliki peran penting dalam pengajaran. Guru harus mampu memilih sebuah metode pengajaran yang meningkatkan motivasi siswa dalam belajar terutama dalam membaca pemahaman. Dari hasil wawancara peneliti dengan siswa di kelas XI IPS 2 pada tanggal 25 Oktober 2012 diketahui bahwa siswa kurang termotivasi untuk membaca (novel) yang ditugaskan oleh guru. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan oleh guru monoton dan isi novel tersebut tidak
2
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
menarik bagi siswa Permasalahan dalam pembelajaran membaca sangat tampak dalam hal pengembangan strategi pembelajaran yang digunakan. Inovasi dalam pembelajaran jarang dilakukan oleh guru baik dalam hal penerapan metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun media pembelajaran yang inovatif. Kendalakendala yang dihadapi guru dan siswa di kelas XI IPS 2 tersebut perlu dicarikan solusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Menyadari pentingnya suatu metode pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, diperlukan adanya pembelajaran membaca yang lebih banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, perlu pula dipilih bahan bacaan yang menarik minat siswa dalam membaca. Salah satu kemasan pembelajaran inovatif yang memberikan peluang kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri dan membangkitkan keterampilan memahami bahan bacaan sastra adalah metode inkuiri. Hanafiah dan Suhana (2009:77) menyatakan, “Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan, dan memahami pengetahuan yang diperoleh”. Metode inkuiri membantu siswa dalam merumuskan pertanyaan hingga mencari jawaban sebagai upaya untuk memuaskan keingintahuan siswa. Lebih jauh lagi, Hamalik (2008:219) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri bertujuan mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis siswa dalam memahami permasalahan yang diberikan. Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman akan mampu membangun komitmen di kalangan siswa sehingga keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas siswa dalam memahami ringkasan bacaan karya sastra berupa novel dapat tercapai dengan baik. Metode inkuiri berbantuan ringkasan novel
populer memiliki kelebihan pula dalam membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa mengalami keterlibatkan secara mental ataupun secara fisik. Penelitian mengenai membaca juga pernah dilakukan oleh I Kadek Dipta Wardana pada tahun 2009 dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tampaksiring”. Dalam penelitiannya, Wardana menyimpulkan bahwa pembelajaran membaca dengan menggunakan metode kognitif dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII. Berdasarkan penelitian sejenis yang sudah dipaparkan di atas, belum ada peneliti yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri untuk meningkatkan pemahaman siswa. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik meneliti penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Penulis mengambil subyek penelitian di kelas XI IPS2 SMA Negeri 2 Mengwi karena di sekolah ini keterampilan membaca pemahaman siswa masih di bawah nilai ketuntasan minimal (≤ 75) dan di sekolah ini belum pernah diadakan penelitian untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Untuk mengatasi kesenjangan dalam pembelajaran membaca seperti yang telah dipaparkan di atas perlu kiranya dicarikan alternatif pemecahan melalui sebuah penelitian “Penerapan Metode Inkuiri untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi”. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalahan yang bakan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi dengan penerapan metode inkuiri?; (2) Bagaimanakah kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan metode inkuiri dalam meningkatkan kemampuan
3
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi?; (3) Bagaimanakah respons siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi terhadap penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman? Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi dengan penerapan metode inkuiri; (2) mendeskripsikan kiatkiat guru dalam mengimplementasikan metode inkuiri dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi; (3) mendeskripsikan respons siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi terhadap penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman. METODE Metode penelitian adalah cara-cara melakukan pengamatan dengan pikiran yang tepat untuk menjawab permasalahan yang hendak diteliti. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dirancang metode penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Untuk itu, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) prosedur pelaksanaan, (4) metode dan instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data dan kriteria keberhasilan. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas karena peneliti melakukan suatu tindakan dalam rangka memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Tindakan yang dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah terdiri atas beberapa siklus (multisiklus) yang dilaksanakan secara partisipatif kolaboratif. 3.2 Subjek dan Objek Penelitian Arikunto (2006:30) mengemukakan ”Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat, dan variabel penelitian melekat”. Subjek penelitian adalah sasaran yang akan dikenai tindakan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Mengwi dengan memfokuskan
penelitian ini pada siswa kelas XI IPS 2. Oleh karena itu, subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI SMAN 2 Mengwi. Siswa tersebut dipilih sebagai subjek penelitian karena hasil membaca pemahaman siswa di bawah standar ketuntasan yang ditetapkan sebesar 70. Objek penelitian dibedakan atas dua macam, yaitu objek yang mencerminkan proses dan objek yang mencerminkan produk. Objek yang mencerminkan proses mencakup tindakan yang dilakukan dan jenis materi yang digunakan oleh guru. Objek yang mencerminkan produk mencakup harapan penulis terhadap adanya perbaikan dan respons siswa. Respons siswa dalam penelitian tindakan kelas cukup penting diperhitungkan sebagai objek penelitian karena esensi penelitian tindakan kelas adalah kepuasan siswa. Respons juga dapat mencerminkan secara tidak langsung mengenai proses tindakan. Sehubungan dengan pengertian di atas, objek yang mencerminkan proses dalam penelitian ini adalah langkah pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan dilakukan oleh siswa dalam penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca. Objek yang mencerminkan produk adalah hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 Mengwi. 3.3 Prosedur Pelaksanaan 3.3.1 Gambaran Umum Prosedur Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidikan dalam menangani proses belajar mengajar (Arikunto, 2006:108). Pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap atau bersiklus. Adapun proses pelaksanaan tindakan melalui empat tahap secara berdaur ulang mulai dari (1) kegiatan perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/ evaluasi, dan (4) refleksi (Arikunto, 2006:70). Secara lebih terperinci, kegiatan setiap siklus meliputi refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi sebagai hasil evaluasi yang biasanya mengarahkan peneliti untuk melakukan revisi dan sebagai
4
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
perencanaan baru ketika melaksanakan siklus kedua dan seterusnya sehingga dapat diperoleh keputusan penentuan tindakan terbaik. Jika digambarkan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. 3.3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan kelas menghendaki siklus bergulir sampai tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan pada Siklus 1 1. Refleksi Awal Refleksi awal bertujuan mengetahui kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam proses belajar. Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilaksanakan terhadap guru bahasa Indonesia dan siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi, diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam membaca pemahaman masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas XI IPS2 dalam pembelajaran membaca sebesar 65,25 yang tergolong rendah. 2. Perencanaan Sebelum peneliti terjun ke lapangan, peneliti perlu melakukan beberapa persiapan, agar pelaksanaan tindakan di lapangan berjalan lancar. Peneliti perlu menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola dengan baik. Dalam penyusunan perencanaan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk menyusun perencanaan penelitian. Adapun perencanaan yang perlu disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut. a) Analisis Silabus Peneliti bersama guru secara bersama menganalisis silabus untuk menyesuaikan pokok bahasan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan waktu yang tersedia. b) Perencanaan Tindakan I Peneliti dan guru merencanakan rencana tindakan I. Rencana tindakan I dilakukan dengan
menerapkan metode inkuiri dalam kegiatan membaca pemahaman. c) Melakukan Pratindakan dalam Pembelajaran Pratindakan dalam pembelajaran dilakukan, yaitu dengan menugaskan siswa beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai untuk mencari dan membaca berbagai informasi dari berbagai media terkait dengan permasalahan diskusi yang akan dilakukan. d) Menyusun Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran digunakan sebagai acuan pelaksanaan dalam proses belajar-mengajar. e) Menyusun Lembar Observasi Guru dan Siswa Lembar observasi guru dan siswa digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru, dan siswa dalam pembelajaran, khususnya aktivitas membaca siswa dalam memahami bacaan dan aktivitas guru dalam mengajar. f) Menyusun Format Penilaian Membaca dan Kriteria Penilaian Membaca Format penilaian membaca digunakan untuk mempermudah penilai dalam memberikan skor penilaian. Kriteria penilaian membaca digunakan sebagai pedoman dalam memberikan penilaian terhadap keterampilan membaca siswa. g) Menyusun Angket Respons Siswa Angket respons siswa disusun untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. h) Mengadakan Kesepakatan dengan Guru Peneliti mengadakan kesepakatan dengan guru tentang langkah-langkah pembelajaran berdasarkan RPP beserta kiat-kiat yang akan digunakan. i) Mengajak Observer Lain Meminta 2 oarang teman sejawat untuk membantu mengawasi jalannya observasi. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan ini berlangsung dalam dua kali pertemuan. Tindakan yang peneliti lakukan untuk meningkatkan
5
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS2 SMA Negeri 2 Mengwi adalah dengan memanfaatkan metode inkuiri. Untuk itu, peneliti menggunakan skenario kerja agar pelaksanaan tindakan lebih tersusun secara sistematis. Semua kegiatan atau tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan secara kolaboratif, bekerja sama dengan guru bahasa dan sastra Indonesia yang mengajar di kelas tersebut. Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai pelaksana tindakan (pengajar) dan peneliti sebagai pemantau pelaksana tindakan belajar-mengajar di kelas (observer). Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya perubahan atau peningkatan setelah dilaksanakan tindakan, peneliti dan guru melakukan pengukuran terhadap hasil tindakan. Jika terjadi peningkatan sebagaimana yang diharapkan, berarti tindakan yang diambil tepat sebagai cara pemecahan masalah. Namun, jika hasilnya belum sesuai dengan harapan, berarti perlu dilakukan perbaikan tindakan pada tahap atau siklus berikutnya. Perbaikan terus dilakukan sampai diperoleh hasil yang diinginkan. Dengan kata lain, jika hasil yang diperoleh sudah memenuhi standar nilai yang ditetapkan dalam penelitian ini, barulah siklus tersebut dihentikan. j) Observasi dan Evaluasi Observasi dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai pelaksanaan tindakan dan mengetahui keberhasilan tindakan. Observasi berfokus pada penerapan skenario pembelajaran yang telah disusun dan suasana kelas ketika skenario dilaksanakan. Pengamat mencatat interaksi antara siswa dan materi pelajaran, interaksi antarsiswa, serta interaksi antara siswa dan guru. Data tentang respons siswa dalam pembelajaran dikumpulkan dengan metode kuesioner (angket). Data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan melalui tes. Semua kegiatan dicatat dalam format yang telah disediakan. 5. Refleksi Tahap refleksi memungkinkan pengadopsian teori lain yang mendukung
dan memantapkan perencanaan yang lebih baik dalam tindakan selanjutnya. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan tahapan-tahapan penelitian pada siklus berikutnya. Jika hasil yang diinginkan dalam penelitian ini sudah tercapai, pelaksanaan tindakan dihentikan. Sebaliknya, apabila hasil yang diinginkan dalam penelitian dipandang belum sesuai dengan yang diinginkan peneliti, pelaksanaan tindakan dilakukan ke siklus berikutnya hingga mencapai hasil yang diinginkan. 3.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Arikunto (dalam Suandi, 2008:39) menyatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data bertujuan memperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa Data mengenai hasil kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes yang menggunakan instrumen berupa tes tulis yang harus dikerjakan siswa. 2. Data mengenai langkah-langkah pembelajaran Data mengenai langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa di dalam kelas dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi. Instrumen yang digunakan berupa pedoman observasi kegiatan guru dan siswa. 3. Data mengenai respons siswa Data mengenai respons siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode angket dan metode wawancara yang dilengkapi dengan angket dan pedoman wawancara. Untuk memperoleh data-data tersebut peneliti menggunakan empat jenis metode, yaitu metode observasi, metode tes, metode angket dan metode wawancara. metode-metode tersebut dipaparkan sebagai berikut.
6
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
1. Metode Observasi Metode observasi merupakan hal yang penting dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan ini. Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis. Pengamatan dalam hal ini adalah pengamatan secara langsung, yakni pengamatan saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pencatatan yang dilakukan merupakan bagian dari kegiatan observasi (pengamatan). Melakukan kegiatan pengamatan memang terkesan mudah, tetapi sesungguhnya sangat sulit. Dalam melakukan pengamatan dibutuhkan kejelian pengamat dalam mengamati setiap gerak-gerik, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Arikunto (2006:205) berpendapat bahwa melakukan pengamatan bukanlah pekerjaan yang mudah karena seseorang banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang melekat pada diri orang tersebut. Oleh karena itu, seorang pengamat dituntut agar mampu menuliskan atau merekam semua kejadian yang berlangsung di kelas tersebut. Hasil observasi haruslah benarbenar objektif. 3.4.2 Metode Tes Hasan (2002:28) mengatakan bahwa metode tes adalah metode yang berisi serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Data berupa kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes. Tes yang dijadikan instrumen adalah tes berbentuk esai yang dibuat oleh guru dan disesuaikan dengan materi yang telah dibahas. Bentuk tes esai yang dibuat berupa tes tulis yang meminta siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai teks. Pertanyaan yang diberikan dalam teks. Bacalah teks dengan saksama lalu jawab pertanyaan di bawah ini. 1. Sebutkan tokoh yang ada dalam bacaan.
2. Dimanakah latar cerita pada bacaan Surat Kecil Untuk Tuhan/Laskar Pelangi? 3. Alur apakah yang digunakan dalam bacaan Surat Kecil Untuk Tuhan/Laskar Pelangi? 4. Apakah tema yang mendasari bacaan Surat Kecil Untuk Tuhan/Laskar Pelangi? 5. Amanat apa yang dapat kalian temukan dalam bacaan Surat Kecil Untuk Tuhan/Laskar Pelangi? 6. Sudut pandang orang keberapa yang digunakan dalam bacaan Surat Kecil Untuk Tuhan/Laskar Pelangi? 3.4.3 Metode Angket/Kuesioner Metode angket ini akan digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan metode inkuiri terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya. Angket dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran berakhir. Instrumen yang digunakan berupa checklist. Jawaban setiap item istrumen menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2011:135). 3.5 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data N Data Metode Analisis o Pengumpul Data an Data 1 Aktivitas Metode deskriptif siswa observasi kualitatif dalam dan pembelajar kuantitatif an 2 Hasil Metode tes deskriptif Belajar kuantitatif Siswa 3 Respons Metode deskriptif Siswa kuesioner kuantitatif dan kualitatif
7
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
4
Kiat-kiat guru dalam pembelajar an
Metode observasi
deskriptif kualitatif dan kuantitatif
Pengolahan seluruh data yang diperoleh dilakukan setelah tindakan selesai dilaksanakan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kekurangan atau kelebihan tindakan yang telah dilaksanakan. Dari hasil itu dilakukan refleksi sebagai pijakan untuk melangkah pada tindakan selanjutnya sampai diperoleh target atau tujuan penelitian ini. Analisis data yang dilakukan terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan masalah yang dirumuskan sebelumnya. Adapun analisis serta kriteria keberhasilannya sebagai berikut. a) Analisis Hasil Belajar Siswa Pembelajaran membaca pemahaman dengan metode inkuiri dikatakan berhasil apabila 75% dari siswa di kelas memperoleh skor 75 ke atas, sehingga tindakan bisa dihentikan. Data dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif yang menggunakan paparan sederhana yang berkaitan dengan angka. Penentuan keberhasilan membaca pemahaman siswa menggunakan sistem penilaian norma absolute atau penilaian acuan patokan (PAP). Untuk menentukan ketuntasan belajar (KB) ini, peneliti menggunakan rumus:
Nilai yang diperoleh dapat digolongkan ke dalam pedoman skor berikut. Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Skor Keterangan 90-100 Sempurna (istimewa) 80-89 Sangat baik 70-79 Baik 60-69 Cukup 50-59 Hampir cukup 40-49 Kurang 30-39 Sangat kurang
20-29 10-19
Buruk Sangat buruk
Selanjutnya, skor tersebut dirataratakan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran. Kemudian, ditentukan persentase ketuntasan belajar dan persentase siswa yang berada pada kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. b) Analisis Data Aktivitas Siswa Data mengenai aktivitas siswa dikumpulkan melalui instrumen observasi dan angket. Data ini dicari untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah model pembelajaran inkuiri diterapkan. Penentuan aktif dan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat diketahui melalui hasil observasi dan penghitungan hasil isian angket yang telah diisi oleh siswa. Cara penghitungan data aktivitas belajar siswa dengan hasil isian angket adalah melalui penghitungan rentang interval sebagai berikut. Total item aktivitas belajar siswa yang perlu diketahui adalah 15 dan rentang skor peritem adalah 1 sampai 5. Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan skor tertinggi ideal adalah 75 dan skor terendah ideal adalah 15. Pedoman penggolongan aktivitas belajar siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman dinyatakan dengan tabel sebagai berikut. No 1 2 3 4 5
Kriteria 61-75 46-60 31-45 16-30 1-15
Kategori Sangat aktif Aktif Cukup Aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
c) Analisis Data Langkah-langkah Pembelajaran Data mengenai langkah-langkah pembelajaran yang dikumpulkan melalui instrumen observasi dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Jenis observasi yang peneliti pilih adalah observasi partisipatif pasif. Peneliti hanya
8
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
mengamati pembelalajaran yang berlangsung dalam kelas. d) Analisis Data Respons Siswa Data yang menyangkut respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk memeroleh data respons siswa secara klasikal. Analisis didasarkan pada skor rata-rata (X) dari skor respons siswa, Mean ideal (Mi), dan Standar Deviasi ideal (SDi). Adapun kriteria penggolongan respons siswa terlihat pada tabel berikut ini. Kriteria Respons Siswa Skor Kategori X ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Positif Mi + 0,5 SDi < X < Positif 1,5 SDi Mi - 0,5 SDi <X Cukup Positif <Mi + 0,5 SDi Mi - 1,5 SDi <X < Kurang Positif Mi - 0,5 SDi X < Mi - 1,5 SDi Sangat Kurang Positif Diadaptasi dari Nurkancana dan Sunartana (1986) Untuk mengukur respons siswa terhadap penerapan pembelajaran inkuiri dalam keterampilan membaca pemahaman, digunakan angket yang terdiri atas 10 item, setiap item mempunyai skor maksimal 5 dan skor minimal 1. Skor tertinggi ideal untuk sikap/respons siswa melalui penyebaran angket adalah 50, sedangkan skor terendah ideal adalah 10. Oleh karena itu, konversi perolehan skor sikap/respons siswa terhadap pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut. Konversi Respons siswa terhadap Pelaksanaan Tindakan Kriteria kualitas Kategori x ≥ 45 Sangat Positif 35 ≤ x < 45 25 ≤ x < 35 15 ≤ x < 25 x < 15
Positif Cukup positif Kurang positif Sangat kurang positif Diadaptasi dari Nurkancana dan Sunartana (1986) Penelitian mengenai respons siswa dianggap berhasil apabila jumlah siswa
yang merespons positif lebih banyak daripada jumlah siswa yang merespons negatif. Dengan perkataan lain, penelitian ini dianggap berhasil apabila 75% dari jumlah siswa memberikan respons positif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, ada beberapa temuan yang menarik untuk dibahas. Beberapa temuan tersebut adalah sebagai berikut (1) implementasi tahapan metode inkuiri dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS2 SMAN 2 Mengwi, (2) ada beberapa kiat guru dalam penerapan motode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan, (3) penerapan metode pembelajaran inkuiri direspons positif oleh siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap bahan bacaan meningkat dibandingkan dengan hasil pada penelitian pendahuluan. Keberhasilan ini terlihat dari nilai yang diperoleh oleh siswa. Pada observasi awal, skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,44. Rata-rata tersebut berada di bawah KKM. Akan tetapi, setelah penerapan metode inkuiri pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 70,33, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 82,3. Rata-rata yang dicapai pun cukup tinggi dan telah memenuhi KKM. Perbandingan nilai yang didapat dari siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan oleh penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran. Roestiyah (2001:28) menekankan bahwa metode inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti serta menemukan konsep dasar dan ide-ide yang tertuang dalam bahan bacaan. Melalui metode inkuiri, siswa juga akan terdorong untuk berpikir dan bekerja secara jujur dan terbuka dalam memahami bahan bacaan yang tidak mampu dipahami oleh siswa melalui waktu yang singkat. Dalam metode inkuiri, siswa diberikan waktu yang cukup
9
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
sehingga siswa dapat menemukan data yang dapat mendukung jawaban mereka. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Bruce & Bruce (dalam Putrayasa, 2006:2), yang menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi pada proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa, yaitu mendorong siswa untuk menyelidiki masalah atau menemukan informasi. Pembelajaran inkuiri ini, juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Proses inkuiri ini akan menimbulkan ketertarikan mempelajari materi pelajaran dan ini merupakan hal yang sangat penting, sehingga siswa belajar dalam kondisi yang tidak dipaksakan. Temuan penting yang kedua yaitu menyangkut langkah-langkah penerapan motode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bahan bacaan. Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam penerapan model pembelajaran inkuiri guna meningkatkan hasil belajar memahami karya sastra, antara lain terletak pada (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) penutup. Dalam tahapan persiapan, guru harus benar-benar telah membuat perencanaan pembelajaran dengan matang, misalnya merumuskan masalah, merumuskan tujuan pembelajaran, dan memberikan penjelasan secara terperinci mengenai materi pembelajaran (materi unsur intrinsik dan ekstrinsik). Pada tahap selanjutnya, guru mengemukakan permasalahan yang akan dibahas, yaitu memahami bahan bacaan dengan menggunakan metode inkuiri. Kemudian, pada tahap penutup, siswa diminta untuk menyimpulkan isi bacaan berdasarkan data yang dikumpulkan. Dengan penerapan metode inkuiri ini, siswa dituntut aktif untuk mampu memahami isi bacaan. Melalui metode ini, kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru saja. Siswalah yang lebih aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya memosisikan diri sebagai fasilitator pembelajaran. Hasil penelitian ini
sekaligus menguatkan hasil penelitian Ratminingsih dan Padmadewi (dalam Amertaningsih, 2010:32) yang menyatakan bahwa tahapan pembelajaran dalam metode inkuiri mampu membuat siswa aktif terlibat dalam pembelajaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran direspons positif oleh siswa. Munandar (2005:149) menyatakan bahwa sikap positif siswa merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Dengan respons positif yang diberikan oleh siswa, suasana belajar menjadi menyenangkan. Keadaan ini mengakibatkan hasil belajar siswa dalam memahami isi bacaan menjadi meningkat. Secara teoretis, temuan ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Roestiyah (2001:32). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. 1) Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode inkuiri. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor membaca pemahaman antara refleksi awal, tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Pada refleksi awal hasil yang diperoleh siswa kurang memuaskan yaitu dengan skor ratarata yang diperoleh adalah 63,44. Setelah menerapkan metode inkuiri pada tindakan siklus I terjadi peningkatan rata-rata sebesar 70,33. Rata-rata tersebut belum memenuhi KKM, karena ada beberapa siswa yang skornya di bawah 75 maka peneliti melanjutkan ke tindakan siklus II. pada siklus II skor yang diperoleh siswa mencapai rata-rata 82,3. 2) Kiat-kiat guru dalam mengimplementasikan inkuiri yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman adalah sebagai berikut: a. penyampaian apersepsi terkait materi pembelajaran yang akan dilaksanakan
10
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
3)
b. pemberian kesempatan bertanya kepada siswa c. guru memosisikan diri sebagai fasilitator dan membiarkan siswa aktif untuk mencari dan menyampaikan jawaban mereka d. dalam pembelajaran ini guru lebih menekankan pada keaktifan siswa. Siswa dihadapkan pada sebuah persoalan, kemudian siswa dituntut aktif, baik aktif secara mental maupun fisik dalam mencari solusi dan menemukan sendiri konsepkonsep materi yang dipelajari e. penyampaian tanggapan terhadap pertanyaan siswa f. memberikan penghargaan berupa tepuk tangan bagi siswa yang sudah mampu menyampaiakan tanggapannya di depan kelas g. dalam siklus I, guru menggunakan media karton (sebagai pengganti kertas) untuk menulis jawaban siswa h. guru menggunakan bahan bacaan yang sesuai dengan karakteristik siswa i. pada siklus I, guru mengajak siswa untuk mengerjakan tugas dalam kelompok tetapi pada siklus II kelompok sudah tidak digunakan lagi. Hal ini karena jika siswa bekerja dalam kelompok ada siswa yang tidak konsentrasi dan tidak semua mau menyampaikan pendapatnya j. pengajuan dugaan atau kemungkinan jawaban oleh siswa k. pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengganti jawaban yang salah dengan jawaban yang benar Respons siswa kelas XI IPS.2 SMAN 2 Mengwi terhadap penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman tergolong positif. Pernyataan-pernyataan dalam angket sebagian besar direspons dengan positif oleh siswa. Siswa berpendapat bahwa model pembelajaran yang digunakan menarik dan menyenangkan sehingga siswa merasa nyaman dalam pembelajaran.
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 2 Mengwi hendaknya menerapkan metode inkuiri sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran membaca pemahaman, karena metode inkuiri dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman. 2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan atau referensi bagi pembaca lain guna memperluas cakrawala dan wawasan. 3. Dalam penelitian ini, peneliti memilih pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode inkuiri dalam pelaksaan di kelas. Untuk itu, disarankan pada calon guru dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan memilih metode pembelajaran di kelas agar suasana di kelas lebih kondusif. 4. Dalam penelitian ini, disarankan kepada peneliti lain untuk mencoba melakukan penelitian yang sejenis pada pembelajaran membaca pemahaman bacaan nonsastra dengan menggunakan metode inkuiri. DAFTAR PUSTAKA Aminudin 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru Algesindo. Amirah. 2008. Penerapan Teknik Panduan Antisipasi untuk Meningkatkan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas VIIID SMP Negeri I Sukasada. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. Undiksha. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Artana, I Made 1997. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Metode Kosakata Pada Siswa Kelas VI SD N 1 Songan Kintamani. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. STKIP.
11
e-Journal Pend. Bhs dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014)
Artati, Budi. 2007. Gemar Membaca dan Menulis. Yogyakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang. Bahri,Djamarah Syaiful dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Depdiknas. Dipta Wardana, I Kadek. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tampaksiring. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. Undiksha. Ermadwicitawati. 2008. Meningkatan Pemahaman terhadap Bacaan pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Singaraja dengan Teknik Mind Mapping. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. Undiksha. Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Rahim, Farida. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Rati, Ni Nyoman. 1998. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan Melalukan Peringkasan Bertahap pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Dawan. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja: STKIP. Redway, Kathryn. 1994. Membaca Cepat. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Roestiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soedarso, 2004. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suandi, I Nengah. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Bahasa. Singaraja: Undiksha. Sudarma , I Wayan. 1997. Penggunaan Teknik Close untuk Meningkatkan Pemahaman Isi Bacaan pada Siswa Kelas II SMU Pandawa Abiansemal Badung. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. STKIP. Sudiana, I Nyoman. 2007. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Syafi Ie,1993. Terampil Berbahasa Indonesia I: Petunjuk Guru Bahasa Indonesia SMU Kelas I. Jakarta: Depdikbud. Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tata, I Made 1998. Penggunaan Metode Tanya Jawab Antar Siswa dalam Penguasaan Materi pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 4 Tejakula di Bondalem. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. STKIP. Wartini, Ni Ketut. 1997. Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Bacaan pada Siswa Kelas I SMP Negeri 1 Denpasar. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. STKIP. Zuriah, Nurul (2006). Metodologi Penelitian Sosial Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
12