PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-3 SMP NEGERI 3 TEBING TINGGI Bungaria Sipayung Surel:
[email protected] ABSTRACT The purposes of this research is to improve learning result on the application of craft processing aspect through demonstration method. This classroom action researchconducted by 2 cycles of the four phases: planning, implementation, observation, reflection. The subjects were students from class IX-3, Junior High School State 3 Tebing Tinggi which amounted to 38 students. This study used a qualitative descriptive analysis technique. The results showed that the use ofdemonstrationmethod can improve learning result on the application of craftwhich characterized by increased mastery learning students, namely cycle I(81,57%), the cycleII(89,47%) and complete learn the clasical equal to % in cycle II. Key Word : Craft, Demonstration, Learning Result
pembelajaran. Berusaha untuk memudahkan pembelajaran atau kegiatan belajar pada peserta didik selalu diusahakan dan diupayakan terus menerus oleh guru dan juga peran pemerintah pada umumnya. Berbagai metode belajar yang sudah ada dan telah disesuaikan oleh guru yang memang menurut mereka sesuai untuk mata pelajaran yang diajarkan. Penggunaan metode dalam sebuah pengajaran juga suatu usaha untuk memecahkan masalah agar dalam menyampaikan bahan ajar tertentu dapat disampaikan dengan baik oleh guru, yang selanjutnya dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran prakarya adalah memfasilitasi peserta didik untuk mampu berkespresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis. Selama ini hal yang dianggap sangat
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannyauntuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu, sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan berbagai macam lingkungan. Lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar (Hamalik, 2003). Dalam pendidikan keterampilan atau prakarya pun tentu tidak akan luput dari keterkaitan belajar dan
Guru SMP Negeri 3 Tebing Tinggi 47
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
mempengaruhi proses pendidikan adalah guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subyek dan obyek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya maka semuanya akan kurang bermakna (Sanjaya, 2010:13). Untuk melaksanakan hal tersebut tentunya guru mempunyai strategi yang tepat agar pelaksanaannya berjalan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pada siswa kelas IX-3 SMP Negeri 3 Tebing Tingi pada mata pelajaran aspek pengolahan, siswa diberikan keterampilan dalam pengolahan produk pangan setengah jadi dari ikan. Kenyataannya dari hasil belajar dan observasi di SMP Negeri 3 Tebing Tinggi masih rendah. Akibatnya, siswa menjadi pasif dan hasil belajar siswa rendah. Hasil belajar siswa yang tuntas belajar pada semester sebelumnya hanya 25 siswa (65,78%) dan 13 siswa belum tuntas belajar (34,21%), dengan nilai rata-rata siswa 68 padahal KKM yang diberikan adalah 70. Hal ini berarti beberapa siswa masih ada yang nilai kognitifnya dibawah KKM. Setelah mengetahui faktor yang melingkupi dan menghambat proses belajar mengajar maka peneliti ingin mencari solusi, salah satunya yaitu melalui pendekatan
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
metode demonstrasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode demonstrasi dirancang untuk menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa. Menurut Roestiyah (2001: 83) bahwa dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa-siswi terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswasiswi juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pembelajaran berlangsung. Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran. Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikanya, sehingga semua siswa dapat mengikuti jalanya demonstrasi tersebut dengan baik. Sejalan dengan pendapat diatas, Djamarah (2000) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
48
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu. Menurut Usman (2002: 46) bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. Penelitian Suryawan, dkk. (2015) menyimpulkan bahwa dengan penerapanmetode demonstrasi pada pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Rekayasa) di kelas X MIA 3 SMA N 1 Singaraja dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal itu dapat dilihat dari peningkatan ketuntasanklasikal yang diperoleh sebelum diterapkannya metode demonstrasi sebesar 46,87% sedangkan setelah diterapkannya metode demonstrasi selama dua siklus terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 16,13% dari siklus I sebesar 74, 19% dan pada akhir siklus II sebesar 90,32% dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 1,05 dari 80,82 pada siklus I menjadi 81,87 pada Siklus II.
kelas (PTK) bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di kelas atau sekolah dan kelas/sekolah tersebut masih wewenang guru bidang studi yang mengadakan penelitian (Mulyatiningsih, 2013 :64). Penelitian ini diawali dengan pengajuan judul tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX-3 SMP Negeri 3 Tebing Tinggi semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang dengan 21 orang perempuan dan 17 orang laki-laki. Sumber data yang digunakan adalah siswa dan teman sejawat. Penelitian ini dilaksanakan bulan januariFebruari 2016 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Pada Penelitian tindakan kelas data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif .Penelitian tindakan kelas tidak menggunakan uji statistik, tetapi dengan deskriptif. Data kuantitatif yang berupa nilai dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaiu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan II yaitu nilai dari hasil ulangan harian siswa kelas IX-3 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi pada siklus I dan II. Komponen pengajaranmelalui metode demonstrasi yang sangat data kualitatif yang berupa observasi kegiatan guru, dan sisa serta data kuantitatif yang berupa nilai hasil ulangan harian siswa kelas IX-3. Model penelitian tindakan kelas yang
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
49
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
digunakan peneliti adalah system spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990: 11) yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Masingmasing siklus terdiri dari dua kali pertemuan yaitu sebagai berikut:
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran berdasarkan apa yang telah direncanakan. Pada tindakan di terapkan model pembelajaran demonstrasi pada pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di sesuiakan dengan tahapan dalam pembelajaran prakarya. Dalam setiap tahap pembelajaran yang diterapkan, masing-masing berisi langkahlangkah pembelajaran yang terdiri atas eksplorasi (penggalian konsep), invasi (pengenalan konsep), ekspansi (penerapan konsep), dan evaluasi sebagai tambahan.
Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya RPP, LKS, instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Perencanaan dimaksudkan kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Siklus II Penerapan metode demonstrasi pada siklus II hampir sama dengan siklus I. Hanya saja kekurangan pada siklus I, diperbaiki pada siklus II. Pada siklus kedua ini juga, suasana pembelajaran masingmasing siswa di lingkungan sekolah dikondisikan agar tidak terlalu formal, maksudnya siswa bebas berlatih, mencoba inovasi baru dan bertanya tentang materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Pelaksanaan a. Siklus I Dalam pelaksanaan tindakan peran peneliti adalah (1) merancang pelaksanaan pembelajaran prakarya metode demonstrasi dengan materi pengolahan ikan mentah menggunakan metode demonstrasi. (2) Bekerja dengan kolaborator dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan. (3) Peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan sesuai dengan rencana tindakan.
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Observasi/Pengamatan Pada tahap ini observer melakukan pengambilan data keaktifan siswa selama pembelajaran setelah diterapkan metode pembelajaran demonstrasi. Pengambilan data di lakukan melalui pengamatan kreativitas siswa sesuai dengan instrument penelitian, lembar observasi kreativitas dan catatan
50
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
lapangan dan hasil pengambilan data dilakukan dengan tes hasil belajar. Pengamatan sebaiknya di lakukan oleh peneliti sendiri.
digunakan adalah 10 butir kriteria penilaian. Nilai Afektif = ΣSkor diperoleh x 100 80
Refleksi Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Tahapan ini dilakukan secara berkesimbungan sehingga ditemukan hasil yang optimal. Kegiatan pada tahap refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi setiap siklus. Menemukan kelebihan dan kelemahan tindakan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini, untukmenganalisis data menggunakan metode analisis statistik deskriptif baik deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Mengumpulkan dan mengkaji data hasil belajar melalui tes kognitif, observasi penilaian afektif.
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu dilanjutkan kepada siklus berikutnya apabila hasil dari tes siswa yang berjumlah 38 orang telah sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu 70atau tingkat ketuntasan kelas diatas 85 % dari 38 siswa. Selain itu jika dilihat dari pengelolaan pembelajaran, yaitu persentase pengelolaan pembelajaran yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa diatas 80%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada hasil tes kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan metode pembelajaran demonstrasi hanya 25 siswa yang tuntas belajar (65,78%) artinya masih banyak siwa yang belum tuntas belajar dan kemampuannya dalam menghasilkan suatu prakarya aspek pengolahan masih rendah. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang diperoleh ini dengan melakukan tindakan siklus I untuk mengetahui dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-3 SMP Negeri 3 Tebing Tinggi. Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh
a. Analisis Data Kognitif Pada penilaian kognitif, jumlah tes yang digunakan adalah 20 soal. Setiap soal yang benar akan mendapatkan nilai 1 dan setiap soal yang salah atau tidak menjawab akan mendapatkan nilai 0. Nilai Kognitif = ΣSkor diperoleh x 100 20
b. Analisis Data Afektif Jumlah penilaian afektif yang
51
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
Indikator. Keaktifan Siswa pada Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II kisaran angka 77,5 % memiliki kriteria cukup aktif. Selain itu ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 81,57% dari siklus I menjadi 89,47 %pada siklus II. Hal ini berarti terjadi peningkatan 7,9 %. Persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran prakarya dengan metode demonstrasi, berkategori sangat efektif untuk siswa kelas IX-3 SMP Negeri3 Tebing Tinggi tahun pelajaran 2015/2016. Pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, dimana 1 kali pertemuan dalam proses pembelajaran yang mana pada saat itu dilakukan penilaian aspek afektif, 1 kali pertemuan untuk praktikum dan 1 kali pertemuan untuk tes hasil belajar (Aspek Kognitif) siswa pada akhir siklus. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata afektif 78,57 dan nilai rata-rata kognitif siswa sebesar 70,34. Sedangkan untuk jumlah siswa yang tuntas yaitu 31 siswa (81,57%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 81,57 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Pembelajaran yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa meskipun belum mencapai kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar
mitra kolaborasi dan peneliti pada aktivitas guru dan siswa melalui penerapan metode demonstrasi mata pelajaran prakaryaaspek pengolahan siswa kelas IX-3 SMP Negeri 3 Tebing Tinggi dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Keterangan Jumlah
Peningkatan Hasil Belajar Pra Sikus I Siklus II siklus 25 31 34
PersenAkti vitasSiswa (%)
70,4
77,5
83
Persen Ketuntasan Belajar (%)
65,78
81,57
89,47
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus penelitian dengan 2 siklus penelitian pada proses pembelajaran prakarya aspek pengolahanmelalui metode demonstrasi menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus pertama sampai siklus kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran prakarya aspek pengolahan khususnya materi pengolahan ikan mentah. Terlihat bahwa siklus pertama aktivitas siswa mencapai 77,5% dari 70,4% pada prasiklus. Hal ini berarti ada peningkatan 7,1% setelah ada implementasi tindakan pada siklus I. Mengacu pada
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
52
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih kongkret. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2000) bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu. Karena tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I belum mencapai target yang diinginkan maka penelitian dilanjutkan kesiklus II dengan melakukan perbaikan perbaikan pembelajaran yang sesuai kendalakendala yang dihadapi pada siklus I. Berdasarkan implementasi rancangan pada siklus II yang merupakan perbaikan dari tindakan siklus I diperoleh persentase aktivitas belajar siswa 83 % dari 77,5 %. Hal ini berarti terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar siswa sebesar 5,5 %. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata afektif 82,35 dan nilai rata-rata kognitif siswa sebesar 71,67. Peningkatan nilai rata-rata afektif siswa dari siklus I sebesar 3,78 %. Sedangkan peningkatan nilai ratarata kognitif siswa sebesar 1,33 %. Jika dilihat pada ketuntasan belajar siswa secara klasikal, jumlah siswa yang tuntas yaitu 34 siswa (89,47%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebesar 89,47 % lebih besar dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini berarti ketuntasan belajar siswa pada siklus kedua sudah melebihi target yang diinginkan. Dari hasil tes ini dapat dilihat bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran prakarya aspek pengolahan mampu meningkatkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran dan telah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya dan dikatakan berhasil. Kegiatan inti dalam metode demonstrasi ini ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di awal pembelajaran. Dengan pendekatan demonstrasi inilah guru menjelaskan dan menyampaikan materi dengan melalui tahap mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Seluruh siswa membawa bahan-bahan yang akan dipraktikkan di kelas sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pada saat kegiatan belajar berlangsung, guru memberikan contoh inovasiinovasi dalam pengolahan sumber bahan ikan mentah menjadi olahan yang memiliki inovasi dan berdaya jual tinggi dan mempraktikannya. Kemudian siswa melakukan eksperimennya dengan teman sekolompoknya. Siswa yang semula kurang berminat membuat prakarya khususnya aspek pengolahan, setelah
53
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
melakukannya dengan metode demonstrasi, menjadi lebih terarah. Siswa yang sebelumnya kesulitan dalam membuat inovasi dan kurang akan kemampuannya mengenai olahan makanan sehingga tidak mampu menghasilkan suatu olahanyang menarik, menjadi lebih baik dan konsentrasi lebih baik karena dilakukannya melihat contoh yang diberikan dan bersama-sama dengan teman sekelompok untuk mempraktikkannya. Dalam proses belajar mengajar siswa terlihat semangat, mendengarkan, atau memperhatikan penjelasan guru, melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh.
pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. Berdasarkan angket respon siswa pada pembelajaran inibahwa siswa yang merasa sangat setuju 20%, merasa setuju dengan pembelajaran penjaskes passing bawah bola volimelalui metode drill 80%, sedangkan yang menyatakan kurang setuju 0 %, dan merasa tidak setuju 0 %. Kondisi ini berarti, bahwa semua siswa menikmati proses pembelajaran prakarya aspek pengolahan melalui metode demonstrasi. Hasil observasi dan angket di atas mengandung makna bahwa pembelajaran tidak terlepas dari evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dan dalam pembelajaran prakarya aspek pengolahan yang telah peneliti laksanakan, berdasarkan temuan dan refleksi dapat dikemukakan beberapa perubahan yang terjadi. Selain itu peran guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa.Seorang guru seharusnya mampu memotivasi siswa dan merangsang daya pikir dalam menemukan inovasi dan kreasi prakarya aspek pengolahan.Guru harus mampu menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif danmenyenagkansehingga siswa
Pembahasan Metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarpelajaran prakarya aspek pengolahandengan ditandai dari ketuntasan belajar siswa selama siklus I dan siklus II. Dengan menerapkan metode demonstrasi ini, proses pengajaran akan menjadi lebih jelas dan lebih konkret, selain itu proses pengajaran menjadi lebih menarik. Metode demonstrasi akan membantu siswa untuk lebih mudah memahami apa yang dipelajari karena dalam metode ini siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2002: 46) bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
54
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
ketika pembelajaran berlangsung siswa merasa senang untuk mempraktekkannya. Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikanya, sehingga semua siswa dapat mengikuti jalanya demonstrasi tersebut dengan baik. Hal tersebut diatas juga sesuai dengan pendapat Roestiyah (2001: 83) bahwa dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa-siswi terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa-siswi juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil yang didapat dari setiap siklus proses pembelajaran yang optimal, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan latihan metode demonstrasi sesuai dengan mata pelajaran prakarya aspek pengolahan maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa dikatakan berhasil karena hasil peningkatan proses pembelajarannya optimal.
SIMPULAN Berdasarkan dari hasil temuan penelitian dan pembahasan tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar dengan metode demonstrasi di kelas IX-3 SMP Negeri 3Tebing Tinggi tahun pelajaran 2015/2016berdampak positif Peningkatan kemampuan tersebut dapat dikatakan optimal dilihat berdasarkan dari hasil data observsai dan dokumentasi yang diperoleh pada setiap siklusnya. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I (81,57 %) dan siklus II (89,47 %) serta dinyatakan berhasil. DAFTAR RUJUKAN Djamarah, S. B. 2000. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Endang, Mulyatiningsi. 2013. Metode Penelitian Terapan. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Karo-Karo, R. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Penjas Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Role Playing Di Kelas Ix-2 Smpn 1 Patumbak. School Education Journal, 4(2), 139-144. Roestiyah, K. 2001. Strategi Belajar Mengajar Salah Satu Unsur Pelaksanaan, Strategi Belajar Mengajar, Strategi Belajar Teknik Penyajian Ilmu Keguruan. Jakarta:
55
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
Sanjaya,
FKIP Negeri. Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
55
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
Sanjaya,
Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Suryawan, dkk. 2015. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pada Siswa Kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Singaraja Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. ejournal JPTE. Vol.(4):1. Usman, B. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat.
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
56
Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …
p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926
56