MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KLS IX.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI DAMERIA Guru SMP Negeri 5 Kota Tebing Tinggi Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode bimbingan kelompok di SMP Negeri 5 siswa Kelas IX.2 Tebing Tinggi . Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dimana dalam setiap siklusnya terdiri dari kegiatan perencanaan , pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kualitatif kategorisasi, sedangkan untuk data kuantitatif digunakan stastistik deskriptif.Kriteria yang digunakan untuk menentukan adalah kategori skor adalah 5. Menurut Nurkancana (Amiruddin, 1998:20). Skala 5 adalah suatu suatu pembagian tingkatan yang terbagi atas 5 kategori yaitu: tingkat penguasaan 90% sampai 100% dikatagorikan “sangat tinggi”, 80% sampai 89% dikategorikan tinggi dikategorikan tinggi 65% sampai 79% dikategorikan “sedang”, 55% sampai 64% dikategorikan “sangatrendah”. Tingkat hasil belajar siswa kls IX SMP N 5 Tebing Tinggi setelah diadakan bimbingan belajar kelompok memperoleh skor 65,478 dengan kategori sedang.Siswa kelas IX2 SMP N 5 Tebing Tinggi dengan diadakannya bimbingan belajar kelompok merasakan manfaatnya, karena dengran diadakanya bimbingan kelompok kesulitan kesulitan belajar mudah diatasi Kata Kunci : Matematika, Hasil Belajar, dan Bimbingan kelompok PENDAHULUAN
Latar Belakang Sesuai dengan tujuan dan arah GBHN maka pembangunan pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara utuh dan menyeluruh.Disamping itu pendidikan bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan betaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa,berkualitas serta mandiri,sehingga mampu membangun dirinya sendiri dan betanggung jawab tehadap pembangunan bangsa.Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka upaya yang dilakukan pemeintah adalah dengan mengadakan pembangunan dalam bidang
pendidikan yang meliputi penyempurnaan sistim Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasioanal. Matematika merupakan kunci untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi.Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih sangat rendah dibanding dengan mata pelajaran lain.Hal ini dapat dibuktikan dari Nilai Matematika Ebtanas murni pada tahun ajaran 2010/2011 di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi hanya 5,48. Menyadari keadaan tersebut berbagai usaha telah ditempuh oleh pemerintah bersama dengan tenaga pendidik untuk memecahkan masalah tersebut.Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru yang
116
bersangkutan di antaranya dengan menggunakan metode-metode dan tehnik pengajaran dan bimbingan belajar yang kesemuanya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Namun dalam kenyataanya metode bimbingan yang penulis rasakan selama ini dalam pelaksanaanya belum terencana dengan baik,sehingga hasil belajar yang maksimal sulit untuk dicapai. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu „Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Bimbingan Kelompok Siswa Kelas IX.2 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi‟. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika Siswa Kelas IX.2 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi sabelum diadakan bimbingan kelompok. 2. Mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa Kls IX.2 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi setelah diadakan bimbingan kelompok. 3. Mengetahui bagaimana tanggapan siswa dengan diadakannya bimbingan kelompok pada mereka. KAJIAN TEORI
Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Sementara itu Gredler yang dikutip oleh Tengku Zahara Djaafar (2001:82) menyatakan bahwa “ belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap”. Menurut Degeng dalam Muliyardi (2002 : 2), ada beberapa karakteristik belajar, diantaranya : a. Belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan diri individu yang belajar b. Perubahan tersebut berupa kemampuan baru dalam memberikan respon terhadap stimulus c. Perubahan terjadi secara permanen, maksudnya perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, tetapi dapat bertahan dan berfungsi dalam kurun waktu yang relatif lama d. Perubahan tersebut bukan karena proses pertumbuhan atau kematangan fisik, melainkan karena usaha sadar. Artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha individu. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan dengan sengaja. Kegiatan tersebut akan menghasilkan perubahan yang permanen atau tetap. Melalui proses belajar, siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan,
117
memiliki ketrampilan dan kecakapan hidup. Pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan kondisi siswa untuk belajar. Menurut Degeng yang dikutip oleh Muliyardi (2002:3) menyatakan bahwa “ pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa “. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa belajar, bukan pada apa yang dipelajari. Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dikemukakan bahwa “ pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 297) “ pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif yang menekankan pada sumber belajar”. Sementara itu menurut teori belajar Gagne yang dikutip oleh Erman Suherman (2003:33) menyatakan bahwa : Dalam pembelajaran matematika ada dua objek yang diperoleh siswa yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan
objek langsung berupa fakta, ketrampilan, konsep dan aturan. Kurikulum 2004 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah : 1. Melatih cara berpikir dan bernalar seperti berpikir kritis, logis, sistematis, objektif, jujur, disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah. 2. Mengembangkan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan 3. Sebagai alat komunikasi 4. Dan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan teori di atas, pada saat belajar matematika siswa akan menemukan berbagai fakta, ketrampilan, konsep dan aturan tertentu. Untuk dapat berinteraksi dengan keadaan tersebut, siswa harus mempunyai kemampuan menyelidiki, memecahkan masalah, belajar mandiri dan tahu bagaimana cara belajar yang tepat. Hal ini menuntut siswa untuk belajar secara aktif. Disinilah peran guru sebagai fasilitator dan motivator dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka. Guru dituntut untuk bisa menemukan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang menarik dan bermakna agar siswa termotivasi untuk lebih aktif dan
118
percaya diri dalam pembelajaran matematika. Bimbingan Kelompok Pengertian Bimbingan Bimbingan berarti suatu proses bantuan kepada anak didik secara terus-menerus. Hal ini sejalan dengan pendapat Gunarsa (Ahmadi,1990:104) yakni “Bimbingan di sekolah diartikan sebagai proses bantuan kepada anak didik yang dilakukan secara terusmenerus supaya anak didik dapat beytingkah laku yang wajar, sesuai dengan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat”. Bimbingan dimaksud untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-maslah pribadi, yang dapat menggangu kegiatan belajarnya. b. Pengertian Kelompok Istilah kelompok pada dasarnya mengarah terhadap adanya interaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih. Interaksi ini dapat berupa kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang mungkin timbul. Dengan adanya kelompok,mereka yang terlihat didalamnya akan merasa kuat sehingga persoalan-persoalan yang berat dapat dihadapi bersama-sama sehingga persoalan tersebut akhirnya menjadi mudah dipecahkan. Thorndike (Naution, 1995:150) seorang ahli mengadakan penyelidikan dan mengemukakan beberapa kesimpulan tentang faedah “social problem solving”atau
pemecahan masalah secara kelompok, yaitu sebagai berikut a. Kelompok lebih banyak membawa pengalaman masing-masing situasi problematic seorang individu b.Kelompok lebih banyak memberikan bermacam-macam saran dan pendapat dibandingkan seorang individu. c. Adanya macam latar belakang, minat, tujuan dalam kelompok mungkin memperbesar tercapainya suatu tujuan yang real atau nyata d. Kelompok lebih produktif dalam memberikan kritik terhadap usulusul. e. Anggota kelompok yang saling kerjasama dalam setiap usaha kelompok. f. Dinamika interpersonal merupakan suatu unsure yang penting dalam pertukaran pendapat. Dari beberapa pengertian di atas pengertian berhubungan kelompok dalam penelitian adalah suatu metode yang diterapkan oleh guru didepan kelas pada saat penyajian materi pelajaran. dengan jalan mengelompokkan siswa sesuai dengan kategori tertentu. Kategri pengelompoka siswa antara laian berdasarkan intelegensi tingkat kecemasan terhadap matematika, kesulitan belajar yang dialami terhadap suatu pokok bahasan dan sebagainya dengan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Kerangka Berfikir Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan pada tijauan
119
pustaka, maka diberi penjelasan sementara tentang gejala menjadi objek permasalahan yang dituangkan dalam kerangka berfikir sebagai berikut: jika siswa kelas IX.2 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi diberikan pembelajaran dengan metode bimbingan kelompok, maka akan meningkatkan hasil belajar matematika. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tidakan kelas (PTK) berbasis kelas yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX.2 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi semester ganjil Tahun Pelajaran 2010 / 2011. Kelas yang diambil sebagai subjek peneliti c. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dirancang atas dua siklus dimana setiap siklus tersebut terdiri atas beberapa tahap. Kegiatan siklus I berlangsung selam 6 minggu ( 18 petemuan ) dengan beberapa siklus didalamnya.Selama 4 minggu pertama (12 kali pertemuan),kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi keadaan siswa selama mengikuti pelajaran matematika berupa keseriusannya, dilakukan pada awal tatap muka. 2.Mengelompokkan siswa yang berjumlah 39 dalam enam kelompok
yang masing-masing kelompok berjumlah 5-6 siswa. 3. Mengatur posisi kelompok siswa yang disesuaikan dengan kondisi kelasnya. 4. Menyajikan materi pelajaran secara ringkas dalam penyajian materi pelajaran dilakukan dengan tehnik demonstrasi. 5. Mengamati kegiatan siswa dengan berjalan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. 6. Memberi kesempatan menjawab tiap butir soal yang telah disediakan (LKS). 7. Pada setiap akhir jam pelajaran setiap kelompok diberi PR 8. Membahas di papan tulis setiap soal yang dianggap sulit.Mengamati keaktifan siswa dalam kelopok, kesungguhan siswa mengikutui kegatan pembelajaran serta kekompakan dan kerja sama dalam kelompok. 9. Memberi kesempatan kepada stiap siswa untuk membuat refleksi diri berupa keritikan saran dan usul. 10. Dari data baik berupa skor hasil tes awal dan tes akhir siklusI maupaun data dari pengamtan dan refleksi atas pelakasanaan tindakan Siklus I kemudian dibuat rencana kegiatan Siklus II. Materi pelajaran yang dibahas pada siklus I terdiri atas pokok bahasan Kesebangunan dan kekongruenan pada segitiga yang meliputi syarat-syarat dua segitiga sebangun dan kongruen serta konsep untuk menentukan panjang salah satu sisi segitiga yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun dan kongruen.
120
Siklus II Kegatan dalam siklus II berlangsung selama enam minggu (18 kali pertemuan) dengan materi pelajaran Statistika dan Peluang serta beberapa materi pengayaan. Kegiatan dalam siklus II ini adalah mengulang langkah kerja siklus I yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari Siklus I. Secara rinci kegiatan yang dilakukan pada siklus II dideskrpsikan sebagai berikut: a).Mengulangi langkah kerja (tindakan) poin – 4 sampai poin – 8 b).Memberi kuis kepada siswa pada waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Adapun soal kuis diambil dari soal-soal latihan yang dikerjakan siswa secara berkelompok maupun dari soal-soal PR yang dikerjakan secara perorangan. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih termotivasi dan c).Peneliti lebih intensif terlibat langsung (intervensi) dalam bimbingan terhadap kelompok yang dianggap mengalami kesulitan dalam belajar. d). Untuk poin ke – 6 pada siklus I soal tertentu dimodifikasi. e).Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya belajar kelompok dalam soal latihan yang diberikan.
1. Data mengenai sikap, minat serta kesungguhan siswa dalam mengikuti metode bimbingan kelompok diambil dengan tehnik observasi, yaitu pengamatan langsung yang dilakukan penulis kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. Pengamatan ini dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Tehnik Pengumpulan Data Adapun tehnik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut.
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
2. Data mengenai peningkatan prestasi belajar matematika siswa diambil melalui pemberian tes. Teknik Analisis Data Data telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kualitatif kategorisasi, sedangkan untuk data kuantitatif digunakan stastistik deskriptif.Kriteria yang digunakan untuk menentukan adalah kategori skor adalah 5. Menurut Nurkancana (Amiruddin, 1998:20). Skala 5 adalah suatu suatu pembagian tingkatan yang terbagi atas 5 kategori yaitu: tingkat penguasaan 90% sampai 100% dikatagorikan “sangat tinggi”, 80% sampai 89% dikategorikan tinggi dikategorikan tinggi 65% sampai 79% dikategorikan “sedang”, 55% sampai 64% dikategorikan “sangatrendah” DAN
Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
121
1. Peningkatan Matematika siswa
Hasil
No 1.
Skor 0-54
Kategori Rendah sekali
2.
55-64
3.
Belajar
TABEL 4.2 Distribusi Frekwensi dan Prosentase Skor Tes Awal Siklus I
Frekuensi 24
Prosentase 54,35 %
Rendah
9
28,26 %
65-79
Sedang
6
17,39 %
4.
80-89
Tinggi
0
0,00 %
5.
90-100
Tinggi sekali Jumlah
0
0,00 %
39
100 %
a) Siklus I 4.1 TABEL Nilai Tes Awal Siklus I STATISTIK
NILAI STATISTIK
Banyak Siswa
39
Skor tertinggi
72,00
Skor terendah
36,00
Rentang skor
36,00
Skor rata-rata
51,152
Median
52,00
Standar deviasi
10,394
Dari table menunjukkan bahwa skor rata rata hasil belajar siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas adalah 51,52 dari skor ideal (total) yang mungkin dicapai yaitu 10 sedangkan skoterendah 36 dan yang tertinggi 72 dan standar deviasi 10,394
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 25 siswa atau 54,35% siswa b5erada dalam kategori sangat endah sekali,13 siswa adalah 28,26% siswa dalam kategori rendah, 8 siswa atau 17,39% siswa berada dalam kategori sedang dan teak seorangpun atau 0,00% siswa dalam kategori tinggi maupun tinggi sekali sedang drari table 4.1 skor rata-ratasiswa sebesar 51,022 dan jika dikategorisasikan tern5ata dalam kategori rendah sekali.Selanjutnya hasil belajar siswa setelah diadakan metode bimbingan kelompok pada siklus I. Hal ini dapat dilihat pada table 4.3 dan 4.4 TABEL 4.3 Nilai tes akhir Statistika Nilai Statistika Banyak Siswa 39 Skor tertingrgi 80,00 Skor terendah 45,00 Rentang Skor 35,00 Skor rata-rata 59,043 Median 60,000 Standar deviasi 9,292 Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan metode belajar kerja kelompok adalah 59,043 dari skor ideal (total) yang mungkin di capai yaitu 10, sedangkan skor terendah 45,00 dan yang tertinggi 80,00 dan standart deviasi 9,292. Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam lima
122
kategori maka diperoleh distribusi dari skor tersebut, seperti pada Tabel 4.4 TABEL. 4.4.Distribusi Frekuensi Prosentase Skor Tes Akhir Sklus I No 1.
Skor 0-54
Kategori Rendah sekali
Frekuensi 13
Prosentase 28,27 %
2.
5564
Rendah
14
34,78%
3. 4. 5.
Sedang
12
34,78 %
6579
Tinggi
0
2,17 %
8089
Tinggi sekali
0
0,00 %
Jumlah
39
50,00 42,00 65,478 65,00 9,560
Dari tabel 4.5 bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan metode belajar kelompok adalah 65,478 dai skorideal (total) yang mungkin dicapai yaitu 10, sedangkan skor terendah 5,00dan yang tertinggi 92,560 TABEL 4.6 Ditribusi Frekuensi dan Prosentase Skor tes akhir Siklus II
90100 100 %
Dari Tabel 4.4 menunjukkan bah4wa jumlah4 siswa yang berada dalam kategori sangat rendah sebanyak 13 orang atau 28,27% sedang siswa yang berada dalam kategori 26 siswa atau 34,78%demikian pula siswa yyang be3ada dalam kategori tinggi dan tinggi sekali sebanyak o siswa atau 0,00% dan skor rata-rata rhasil belajar siswa 58,828 maka skor hasil belajar siswa berada dalam kategori rrendah. b) Siklus II. Analisis deskripsi terhadap skor hrasil belajar siswa pada tes akhir Siklus II seperti pada lampiran I Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.5. TABEL 4.5. Nilai Tes Akhir Siklus II
Statistika Banyak Siswa Skor tertingrgi
Skor terendah Rentang Skor Skor rata-rata Median Standar deviasi
Nilai Statistika 39 92
No 1.
Skor 0-54
Kategori Rendah sekali
Frekuensi 2
Prosentase 4,35 %
2.
5564
Rendah
19
43,48%
3. 4. 5.
Sedang
13
39,13 %
6579
Tinggi
3
8,69 %
8089
Tinggi sekali
2
4,35 %
Jumlah
39
100 %
90100
Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa siswa yang berada dalam kategori sangat rendah 2 siswa atau 4,35% sedangkan siswa berada dalam dalam kategori rendah sebanyak 20 siswa atau 43,48%, siswa yang berada dalam kategori sedang 18 orang atau 39,13% siswa yang berada pada kategoi tinggi 4 orang atau 8,96% dan siswa yang berada pada kategori tinggi 2 orang atau 4,35%. Hal ini beraati bahwa tingkat hasil
123
belajarsiswa setelah diadakan metode bimbingan kelompok mengalami peningkatan disbanding siklus sebelumnya. Refleksi Siklus I Siwa dalam kelompok hanya mengandalkan jawaban dari ketua kelompok,suasan diskusi kelompok kurang tercipta. keaktifan siswa dalam diskusi kelompok belum menunjukkan kemajuan. Siklus II Siswa sudah menunjukkan kemajuan karena terjalinnya keja sama antara anggota kelompok.siswa saling membagi tugas dalam pengerjaan soal yang diberikan. Peranan tutor sebaya kelihatan dalam membimbing anggota kelompoknya, keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat sudyah kelihtan dengan keberaniannyya mengerjakan soal tanpa disuruh. Secara umum dapat dikatakan perubahan an terjadi pada siswa dalam belajar mengalami penigkatan.dibanding dengan siklus sdebelumnya. Tanggapan Siswa 1.Tanggapan siswa Terhadap mata pelajaran Matematika Pada siklus I umumnya siswa beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang paling menakutkan maka pandangan siswa pada siklus II berubah matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan turun hingga 50%. 2.Tanggapan Siswa Terhadap Belajar Kelompok
Belajar kelompok siswa tidak terlalu tegang,kaku karena dapat berdiskusi maupun bertanya pada teman.Selain itu siswa merasa terbimbing baik dari temannya sendiri maupun dari gurunya. PENUTUP
A.Tingkat hasil belajar siswa kls IX SMP N 5 Tebing Tinggi setelah diadakan bimbingan belajar kelompok memperoleh skor 65,478 dengan kategori sedang. Siswa kelas IX2 SMP N 5 Tebing Tinggi dengan diadakannya bimbingan belajar kelompok merasakan manfaatnya, karena dengran diadakanya bimbingan kelompok kesulitan kesulitan belajar mudah diatasi. Saran 1.Agar metode bimbingan kelompok dapat diterapkan oleh pengajar matematika disekolah lain dengan menyesuaikan dengan kondisi sekolah. 2.Disarankan pada penelti lain agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti pengaruh variabel bimbingan kelompok terhadap hasil belajar matematika siswa. RUJUKAN
Ahmadi, Abu, dkk, 1990. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Amiruddin, 1998, Peningkatan Penguasaan Materi Pelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Trigonometri Melalui Strategi Belajar
124
Tuntas Siswa Kelas I.II SMP Negeri 28 Ujung Pandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujung Pandang. Djamarah, Bakri, Syaiful, 1984. Prestas Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha nasional : Surabaya. Hasibuan, dkk, 1998, Proses Belajar (Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro). Remaja Karya CV : Bandung. Hodoyo, Herman, 1990. Belajar Mengajar Matematika Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Dirjen Dikti : : Jakarta. Idrus, H, A, 1990. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Rineka Cipta : Jakarta Mappa, syamsu, 1977. Apresiasi Pendidikan Lingkungan Sosial dan Prestasi Belajar. IKIP Ujung Pandang: Ujung Pandang. Muhkal, Mappaita, 1997. Pengajaran Remedial Matematika Berdasarkan Hasil Diagnosis Kesulitan belajar. IKIP Ujung Pandang. Nasution, 1995, Didaktik Azas-azas Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta. Rasyid, arviaty, 1990. Pengaruh Instrumen akademika Terstruktur dan Mandiri Terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas I B SMA Negri 1Ujung Pandang.
Skripsi FPMIPA IKIP Ujung Pandang Slameto, 1991. Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta
125