ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 BANJARMASIN Amelia Saufia Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammmad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email :
[email protected] Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Bimbingan Kelompok Abstrak Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah sejauh mana meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin. Adapun tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui bagaimana layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, apakah melalui bimbingan kelompok motivasi belajar siswa meningkat dan faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik. Dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan selanjutnya data yang terkumpul akan di olah dan di analisis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa bentuk upaya yang di berikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memutarkan video yang berhubungan dengan motivasi belajar. Tiap siklus diberikan video yang berbeda-beda berhubungan dengan motivasi belajar. Siklus I diberikan video tentang semangat belajar, siklus II diberikan video tentang kepercayaan diri dalam belajar, siklus III diberikan video tentang kepercayaan diri dalam belajar dan siklus IV diberikan video tentang motivasi belajar. Melalui layanan bimbingan kelompok motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin meningkat. Setelah diberikan bimbingan kelompok dengan memutarkan video yang berhubungan dengan motivasi belajar. Setelah selesai melakukan bimbingan kelompok dengan memutarkan video setelah kegiatan bimbingan selesai selalu memberikan wawancara terhadap dua orang anggota kelompok agar dapat hasil yang diinginkan setelah diberikan bimbingan kelompok. Di setiap siklus terlihat tingkat motivasi anggota kelompok meningkat sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan. Faktor yang menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin yang ditemui selama pelaksaan pada siklus I yang menjadi kendala yaitu aggota kelompok tidak berperan sesuai tugas anggota kelompok karena masih dalam tahap penyesuaian. Pada siklus II yang menjadi kendala yaitu anggota kelompok tidak fokus mengikuti bimbingan kelompok karena dia melamun dan
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
1
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
sebagian lagi berbicara dengan teman disebelahnya. Siklus III yang menjadi kendala yaitu ada beberapa anggota kelompok yang tidak fokus mengikuti bimbingan kelompok karena dia asik memainkan handphone dan siklus IV tidak ada yang menjadi kendala karena semua anggota kelompok berperan sesuai tugas anggota kelompok. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi peneliti diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan mengenai motivasi belajar siswa. Akademis diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap motivasi belajar siswa. Instansi Pemerintahan sebagai bahan masukan bagi pemerintahan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pengelolaan sekolah. Masyarakat agar masyarakat bisa membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang berada dilingkungannya .
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
2
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
A. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Berkaitan dengan itu maka telah ditetapkan UU No 20 Tahun 2003 BAB II pasal 3 yang menjelaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Menurut Wijaya (1991:29) Siswa merupakan objek utama dalam proses belajar. Siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, termasuk sikap-sikapnya pada pendidikan. Dan belajar dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya. Sebagai seorang pembimbing sangat berperan dalam memberikan motivasi kepada siswa-siswinya agar mereka termotivasi untuk belajar karena tugas seorang siswa adalah belajar.
Mc. Donald (2011:73-74) motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin merupakan sekolah yang mengalami berbagai permasalahan terkait dengan motivasi belajar. Berdasarkan fenomena di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin saya menemukan siswasiswi yang tidak memiliki motivasi belajar. Selama saya mengamati saya sering melihat sebagian siswa-siswi yang tidak memiliki motivasi untuk belajar. Pada proses belajar siswa ada yang berbicara dengan teman sebangkunya, ada yang sedang melamun dan tidak fokus memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. Motivasi belajar sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar karena tanpa adanya motivasi belajar maka tidak akan ada proses belajar mengajar yang efektif. Perilaku siswa yang tidak memiliki motivasi belajar disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa terhadap motivasi belajar. Siswa kurang mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya sehingga menunjukkan prilaku yang menyimpang dari kegiatan belajar. Seperi tidak fokus memperhatikan guru, berbicara disaat guru memberikan penjelasan dan kurangnya motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar di sekolah dalam diri siswa tersebut
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
3
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
masih rendah. Dalam menerapkan motivasi belajar terhadap siswa yang tidak memiliki motivasi belajar di sekolah pada diri siswa harus ditanamkan bahwa tugas mereka adalah belajar. Dalam menerapkan motivasi belajar di sekolah akan mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang optimal. Pemberian materi tentang motivasi belajar sudah pernah dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin. Berdasarkan kenyataan tersebut dirasa perlu dilakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin.
B. RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan diatas, maka untuk memperjelas masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah melalui layanan bimbingan kelompok motivasi belajar siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin akan meningkat? 2. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin? 2.
Pemecahan Masalah Adapun pemecahan masalah yang diinginkan dalam penelitian ini adalah
dengan layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (tertentu dari pembimbing konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya seharihari baik sebagai individu maupan pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1. Berfungsi informative 2. Berfungsi pengembangan 3. Berfungsi preventif dan kuratif Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk penyampaian informasi dan pengembagan, psikodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial. C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian dilaksanakan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui apakah melalui layanan bimbingan kelompok motivasi belajar siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin akan meningkat. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang kendala dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
4
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan bagi peneliti, akademis, instansi pemerintahan dan masyarakat sehubungan dengan kehidupan masyarakat dan pembangunan karakter siswa. D. PEMBAHASAN 1. Motivasi 1. Pengertian Motivasi McDonald (Jahja 2011:362) Motivation isa energy change with in the person characterized by affective a rousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah satu perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Locke, Hume dan Hobbes (Jahja 2011:363) motivasi adalah tindakan yang dilakukan manusia antisipasi atau ekspektasi seseorang terhadap objek atau rangsangan yang telah dihadapkannya memberi stimulus atau rangsangan terhadap orang lain dapat menimbulkan
keinginan atau harapan agar lebih baik dan lebih mrnyenangkan. Dalam menimbulkan rasa bahagia untuk melakukan pekerjaan, kita harus memiliki rasa dan perasaan yang senang dan bahagia dengan mudah kita dapat mengerjakan sesuatu yang diharapkan dengan cara yang menarik dalam menjelaskan apa itu kesenangan dan ketidaksenangan. Jadi, motivasi yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk antisipasi atau ekspektasi seseorang terhadap objek atau nrangsangan yang telah dihadapkannya member stimulus atau rangsangan terhadap orang lain yang menimbulkan rasa bahagia dalam melakukan pekerjaan, dengan memeiliki rasa dan perasaan yang senang dan bahagia maka kita dengan mudah dapat mengerjakan sesuatu yang diharapkan dengan cara yang menarik dalam menjelaskan apa itu kesenangan dan ketidaksenangan. 2. Belajar 1. Pengertian belajar Usaha pengertian belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Cronbach (Sadirman 2011:20) memberikan defines: learning is shown by a change in behavior as a result of experience. 2. Harold Spears ( Sadirman 2011:20) memberikan batasan learning is toobserve, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
5
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
3.
Geoch (Sadirman 2011:20) mengatakan learning is a change in performance as a result of practice. Dari ketiga definisi di atas maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalamai atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. 3. Bimbingan dan konseling 1. Pengertian bimbingan dan konseling 1. Pengertian bimbingan Rochman Natawidjaja (Sukardi 2008:36-37) bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Jadi, bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Moh. Surya (Sukardi 2008:37) bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam Rochman Natawidjaja (Sukardi 2008:37) konseling merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagi hubungan timbale balik antara dua individu, di mana seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya pada waktu yang akan datangpemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Jadi, bimbingan yaitu pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tgercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. 2.
Pengertian konseling Moh. Surya (Sukardi 2008:38) konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
6
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. 4. 1.
Layanan Bimbingan kelompok Pengertian bimbingan kelompok Sukardi (2008:64) bimbingan kelompok adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik yang secara bersama-sama memperoleh berbagai pengetahuan yang berfungsi menunjang kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar melalui dinamika kelompok. Tohirin (2007:170) bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada siswa melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.
1. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Sugiyono (2010:117) Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 40 orang dan 1 (satu) orang guru pembimbing. 2.
E. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian PTBK. Menggunakan pendekatan kualitatif karena data PTBK kebanyakan berupa pernyataan, proses dan perilaku yang muncul dalam kaitannya dengan tempat, waktu dan kondisi. Penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 3 banjarmasin, sesuai dengan fakta sebenarnya dan berbagai kendala yang dihadapi guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya, oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Sampel Penelitian Sugiyono (2010:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia, peneliti memberanikan diri menetapkan 10 orang peserta didik dan guru bimbingan konseling sebagai sampel penelitian. 3.
Subjek Penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin. Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah Negeri yang ada di kota Banjarmasin yang terletak di Jalan Batu Benawa I No.61, Kelurahan Teluk
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
7
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
Dalam, Kecamatan Banjarmasin tengah, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan selatan. Kelas XI IPS 1. 4.
Siklus Penelitian
Gambar 3.4 Bagan Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling Model John Elliot (Yudistira 2013:46)
2. Wawancara Moelong
2. Alat Pengumpulan Data 1. Observasi
(Tadjri
2014:
65)
wawancara adalah suatu cara pengumpul
Moelong (Tadjri 2014: 62) observasi
data dengan mengadakan pembicaraan
adalah mengamati dan mencatat segala
atau Tanya jawab secara lisan antara
sesuatu
orang yang mewawancarai (interviewer)
yang
diamati
baik
gejala,
perilaku atau kondisi suatu barang.
dengan yang diwawancarai (interviewe).
Pengamatan dapat dilakukan langsung
Wawancara dilakukan kepada 1 orang
(partisipan) atau tidak langsung (non
guru bimbingan dan konseling.
partisipan),
3. Analisis data
terbuka
atau
tertutup,
terstruktur atau tidak terstruktur, bahkan
Analisis data yang digunakan adalah
terus menerus (longitudinal) maupun
dengan cara mengamati secara langsung
hanya sewaktu-waktu.
tentang masalah upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
8
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
kepada siswa yang nilai rapportnya 10 terendah di dalam kelas XI IPS 1. Analisis data tentang masalah upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan kepada siswa yang nilai rapportnya 10 terbawah di dalam kelas XI IPS.
Hasil raport semester genap peringkat 10 terbawah siswa bimbingan kelompok setelah diberi bimbingan kelompok sebagai berikut : Rangking
Hasil raport semester ganjil peringkat 10 terbawah siswa bimbingan kelompok sebelum diberikan bimbingan kelompok sebagai berikut : Rangking
Nama
Jumlah
3
Putri Indah Safitri
2295
1
Eka
2294
3
Yanti
2294
2
Fitriyani
2292
3
Rahmad Risky
2288
3
Rena Rinjani
2278
3
M. Septedi
2277
4
Helmani
2103
3
M. Ulul Azmi
2081
5
Ika Wijayanti
2070
3
Fatmah
6 3 7 3 8 3 9 4 0
Dharma
Nama
Jumlah
28
Putri Indah Safitri
2295
10
Eka
2294
30
Yanti
2294
32
Fitriyani
2292
20
Rahmad Risky
2288
38
Rena Rinjani
2278
33
M. Septedi
2277
29
Helmani
2103
39
M. Ulul Azmi
2081
40
Ika Wijayanti
2070
Dharma
Fatmah
F. HASIL PENELITIAN 1.
Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pemberian layanan, alat-alat pengajaran yang mendukung. 2. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa 10 siswa untuk siklus I dilaksananakan pada tanggal 8 Juni 2016 dengan mengambil siswa yang nilai raportnya 10 terbawah di dalam kelas XI IPS 1. Menjelaskan pada siswa tentang langkahlangkah bimbingan kelompok. Pada pelaksanaan bimbingan kelompok ini diharapkan siswa berani mengutarakan pendapatnya sesuai dengan materi sedang diberikan.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
9
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
3.
Tahap Pengamatan Pada saat dilaksanakannya bimbingan kelompok siklus I ini peneliti belum menemukan hasil yang positif karena antusias siswa, partisispasi siswa, aktifitas siswa, respon siswa, kelancaran layanan dan suasana layanan tidak baik. Pada saat dilaksanakannya bimbingan kelompok siklus II ini peneliti belum menemukan hasil yang positif karena antusias siswa, partisispasi siswa kurang baik, aktifitas siswa, respon siswa, kelancaran layanan dan suasana layanan baik. Pada saat dilaksanakannya bimbingan kelompok siklus III ini peneliti belum menemukan hasil yang positif karena antusias siswa, partisispasi siswa, aktifitas siswa, respon siswa baik, kelancaran layanan dan suasana layanan sangat baik. Pada saat dilaksanakannya bimbingan kelompok siklus IV ini peneliti belum menemukan hasil yang positif karena antusias siswa, partisispasi siswa, aktifitas siswa, respon siswa, kelancaran layanan dan suasana layanan sangat baik. 4.
Tahap Refleksi Siklus I Setelah diberikan proses bimbingan kelompok tentang kemandirian dalam belajar. Hasil refleksi yaitu harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana bimbingan dan konseling yang nyaman dan santai sehingga anggota kelompok memililki kemandirian dalam belajar yang tinggi. Peneliti belum menemukan hasil positif setelah diberikan bimbingan kelompok tentang kemandirian dalam belajar.
Siklus II Setelah diberikan proses bimbingan kelompok tentang semangat belajar. Hasil refleksi yaitu volume suara harus di tinggikan agar anggota kelompok lebih memperhatikan pemberian materi tentang semangat dalam belajar, harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana bimbingan dan konseling yang nyaman dan santai sehingga anggota kelompok memiliki semangat dalam belajar yang tinggi. Peneliti sudah menemukan hasil positif setelah diberikan bimbingan kelompok tentang semangat dalam belajar. Siklus III Setelah diberikan proses bimbingan kelompok tentang kepercayaan diri dalam belajar. Hasil refleksi yaitu harus meninggikan volume suara agar anggota kelompok lebih memperhatikan jalannya bimbingan kelompok dengan baik, harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana bimbingan dan konseling yang nyaman dan santai sehingga anggota kelompok memililki kepercayaan diri dalam belajar yang tinggi. Peneliti sudah menemukan hasil positif setelah diberikan bimbingan kelompok tentang kepercayaan diri dalam belajar. Siklus IV Setelah diberikan proses bimbingan kelompok tentang motivasi belajar. Hasil refleksi yaitu suasana bimbingan dan konseling berjalan sesuai yang saya harapkan semua anggota kelompok terlibat dalam proses bimbingan kelompok yang terakhir kali saya berikan. Suasana yang nyaman dan santai sehingga menjadikan anggota kelompok mengikuti bimbingan kelompok dengan antusias. Peneliti sudah menemukan hasil positif setelah
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
10
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
diberikannya bimbingan kelompok tentang motivasi belajar. Pembahasan setiap siklus Siklus I Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok pada pertemuan pertama ini belum mendapatkan hasil positif karena para anggota kelompok belum mengikuti bimbingan dengan baik. Melalui layanan bimbingan kelompok yang pertama ini belum terlihat motivasi belajar anggota kelompok tersebut. Faktor yang menjadi kendala yaitu anggota kelompok tidak berperan sesuai tugas anggota kelompok karena masih dalam tahap penyesuaian Siklus II Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok pada siklus ke II ini sudah mendapatkan hasil positif karena sebagian anggota kelompok mengikuti bimbingan dengan baik. Melalui layanan bimbingan kelompok siklus ke II ini sudah terlihat motivasi belajar anggota kelompok tersebut. Faktor yang menjadi kendala yaitu anggota kelompok tidak fokus mengikuti bimbingan kelompok karena dia melamun dan sebagian lagi berbicara dengan teman disebelahnya. Siklus III Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok pada siklus ke III ini sudah mendapatkan hasil positif karena hanya beberapa orang saja anggota kelompok yang belum mengikuti bimbingan dengan baik. Melalui layanan bimbingan kelompok yang ke III ini belum terlihat motivasi belajar anggota kelompok
tersebut. Faktor yang menjadi kendala yaitu ada beberapa anggota kelompok yang tidak fokus mengikuti bimbingan kelompok karena dia asik memainkan handphone. Siklus IV Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok pada siklus ke IV ini sudah mendapatkan hasil positif karena semua anggota kelompok mengikuti bimbingan dengan baik, mereka semua aktif dan antusias mengikuti bimbingan yang terakhir saya berikan. Melalui layanan bimbingan kelompok siklus IV ini sudah terlihat motivasi belajar anggota kelompok tersebut. Faktor yang menjadi kendala yaitu tidak ada yang menjadi kendala karena semua anggota kelompok berperan sesuai tugas anggota kelompok. G. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang telah di kemukakan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok berjalan dengan baik dengan memutarkan video yang berhubungan dengan motivasi belajar. Tiap siklus diberikan video yang berbeda-beda berhubungan dengan motivasi belajar. Siklus I diberikan video tentang semangat belajar, siklus II diberikan video tentang kepercayaan diri dalam belajar, siklus III diberikan video tentang kepercayaan diri dalam belajar dan siklus IV diberikan video tentang motivasi belajar.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
11
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
2. Melalui layanan bimbingan kelompok motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin meningkat. Setelah diberikan bimbingan kelompok dengan memutarkan video yang berhubungan dengan motivasi belajar. Setelah selesai melakukan bimbingan kelompok dengan memutarkan video setelah kegiatan bimbingan selesai selalu memberikan wawancara terhadap dua orang anggota kelompok agar dapat hasil yang diinginkan setelah diberikan bimbingan kelompok. Di setiap siklus terlihat tingkat motivasi anggota kelompok meningkat sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan. 3. Faktor yang menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin yang ditemui selama pelaksaan pada siklus I yang menjadi kendala yaitu aggota kelompok tidak berperan sesuai tugas anggota kelompok karena masih dalam tahap penyesuaian. Pada siklus II yang menjadi kendala yaitu anggota kelompok tidak fokus mengikuti bimbingan kelompok karena dia melamun dan sebagian lagi berbicara dengan teman disebelahnya. Siklus III yang menjadi kendala yaitu ada beberapa anggota kelompok yang tidak fokus mengikuti bimbingan kelompok karena dia asik memainkan handphone dan siklus IV tidak ada yang menjadi kendala karena semua anggota kelompok berperan sesuai tugas anggota kelompok.
SARAN Berdasarkan simpulan hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin di atas, maka dapat direkomendasikan beberapa saran: 1. Peneliti Manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan mengenai motivasi belajar siswa. 2. Akademis Manfaat bagi akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap motivasi belajar siswa. 3. Instansi Pemerintahan Sebagai bahan masukan bagi pemerintahan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pengelolaan sekolah. 4. Masyarakat Agar masyarakat bisa membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang berada dilingkungannya.
H. DAFTAR PUSAKA Ady, N. Jarkawi dan Hamzah. 2012. Keterampilan Bimbingan dan Konseling/Psikoterapi Melalui Hablun Minallah, Binafsi, Minannas Dalam Praktik Pendidikan. CV. Hasanu Utama. Banjarmasin. Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang. C.V. Toha Putra Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. CV. Alfabeta. Bandung.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
12
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 2. Nomor : 2. Tahun 2017
A. M. Sardiman. 2011. Interaksi dan motivasi. Rajawali Press. Jakarta. Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan. PT. Kharisma Putra Utama. Jakarta. Khairani, M. 2014. Psikologi Konseling. CV. Aswaja Pressindo. Yogyakarta. Susanti, A. 2015. Program Guru Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik MAN Selat Tengah Kabupaten Kapuas. Palangkaraya. Sukardi, D.K. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Tadjri, I.2014. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. CV. Swadaya manunggal. Semarang. Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi). PT.raja Grafindo Persada. Jakarta. Yudhistira, D. 2013. Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK(Asli Perlu Ilmiah Konsisten). PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari
13