PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN GAGASAN UTAMA MELALUI METODE ANALISIS SINTESIS PADA SISWA KELAS VII.4 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI TORMAULI SIMARMATA Guru SMP Negeri 5 Kota Tebing Tinggi Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian inimbertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode analisis sintesis dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menetukan gagasan pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Januari sampai bulan April 2012 di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.4 yangn berjumlah 38 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research). Prosedur dalam penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pada penelitian ini terdiri dari indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan hasil. .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I keberhasilan proses untuk keaktifan siswa 56,25 % dan keberhasilan hasilnya rata-rata 56,16. Pada siklus II keaktifan siswa menunjukkan angka 95,83 % dan hasil tesnya menunjukkan rata-rata 71,47.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkanbahwa penggunaan metode analisis sintesis pada siswa kelas VII.4 di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa , dalam meentukan gagasan utama. Kata Kunci : Kemampuan, Gagasan Utama, dan Metode Analisis Sintesis
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilannya. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian suatu individu yang lebih baik. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik (Munib 2004:29). Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,
pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang sudah ada selaras dengan perkembangan jaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalami perkembangan. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, membuka kemungkinan peserta didik (siswa) tidak hanya belajar di dalam kelas yang dibimbing oleh guru saja, akan tetapi peserta didik dapat belajar dari luar kelas seperti dari lingkungan masyarakat, pakar atau ilmuwan, birokrat, media cetak
126
maupun media elektronik, serta sarana-sarana lain yang ada di sekitar kita. Dengan belajar seperti itu, peserta didik akan lebih leluasa menuangkan gagasan mereka yang dibangun berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis diperoleh data bahwa kemampuan siswa untuk menentukan gagasan utama dari wacana pada siswa kelas VII masih sangat rendah yaitu dari 38 siswa yang mengerjakan soal yang diberikan hanya 11 siswa yang mampu menjawab sepuluh soal dengan benar ( di atas KKM 62). Sedang 27 orang siswa hanya dapat menjawab dengan benar satu sampai dengan enam soal. Jika kondisi ini terus berlanjut, siswa akan malas belajar Bahasa Indonesia. Melihat kondisi yang demikian dipandang guru segera membenahi metode dan strategi pembelajaran menentukan gagasan utama yang dilakukan selama ini. Dengan demikian siswa tidak salah dalam menangkap informasi yang disampaikan penulis pada penelitian ini. Salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu mengarahkan siswa pada situasi pembelajaran yag dapat membentuk perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran utama pada siswa kelas VII.4 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi semester dua yaitu metode analisis sintesis.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, secara operasional permasalahan penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah penggunaan metode Analisis Sintesis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan menentukan gagasan utama bagi siswa kelas VII.4 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2011 / 2012 ? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan gagasan utama melalui metode Analisis Sintesis pada siswa kelas VII.4 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi. KAJIAN TEORI Metode Analisis Sintesis Metode analisis adalah suatu metode pembelajaran membaca permulaan yanng dimulai dengan mempelajari ssebuah perkataan, dari perkataan itu diuraikan menjadi huruf-huruf. Sedangkan metode sintesis adalah menyatukan kembali huruf-huruf itu menjadi perkataan kembali (Sri Hastuti, 1996: 100). Dr. A.S.Broto telah mempelajari metode analisis sintesis dengan nama metode SAS (Struktural analitik sintetik). Dalam proses pembelajarannya metode SAS mempunyai langkahlangkah dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan: Analitik melakukan proses penguraian: Sintetik melakukan penggabungan
127
kembali kepada bentuk struktur semula. Berdasarkan prosedur pembelajaran pada metode SAS, proses pembelajaran dengan Metode Analisis Sintesis ini, siswa membaca sebuah wacana, mengidentifikasi setiap paragraf. Paragraf dianalisis kalimat-kalimatnya, sehingga siswa dapat membedakan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Dari kalimat-kalimat itu ditentukan katakata kuncinya. Kata-kata kunci itu disintesiskan menjadi sebuah gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas. Gagasan utama dan gagasan-gagasan penjelasnya disatukan lagi menjadi sebuah kalimat yaitu inti paragraf. Jadi prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode ini adalah 1. Memilih sebuah bacaan; 2. Menganalisis paragrafnya yang terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas; 3. Menentukan dan menandai kata-kata kuncinya; 4. Menyususn kata-kata kunci menjadi gagasan utama dan gagasan penjelas; 5. Menggabungkan gagasan utama dengan gagasan penjelas menjadi kalimat inti; 6.menggabungkan kalimat inti menjadi paragraf yang disebut dengan ringkasan wacana. Tahapan 1, 2, dan 3 merpakan tahapan analisis, sedangkan tahap 4, 5, dan 6 merupakan tahapan sintesis.
Kebaikan metode analisis sintesis adalah : 1. Metode ini dapat melatih siswa berpikir analitis 2. Dengan langkah-langkah teratur membuat siswa terlatih bekerja dengan teratur pada kesempatan berikutnya. 3. Berdasarkan landasan linguistik, metode ini akan menolong siswa menguasai bacaan dengan lancar. Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas, dapat juga terdiri dari atu kalimat panjang. Paragraf yang terdiri dari kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas, gagasan utamanya terdapat dalam kalimat utama dan gagasannya terdapat pada kalimat-kalimat penjelas. Gagasan utama biasanya terkandung dalam kalimat pertama atau kalimat terakhir dari paragraf. Gagasan utama paragraf adalah kesimpulan yang ditarik dari semua isi kalimat yang membentuk paragraf. Seseorang harus berusaha menjadi pembaca yang baik agar dapat menemukan dan mendapat keuntungan dari gagasan-gagasan yang terkandung dalam wacana. Seorang pembaca yang baik adalah : 1. Pembaca yang tahu mengapa dia membaca (tujuan
128
membaca), untuk mencari informasi atau menikmati bacaan. 2. Pembaca yang memahami apa yang dibacanya. Dalam hal ini menuntut perhatian, konsentrasi dan kemampuan memahami maksud serta keterampilan dalam meringkas. 3. Pembaca harus menguasai kecepatan membaca. Membaca cepat untuk memperoleh gagasan utama adalah membaca sekilas, memebaca scanning, memebaca demi kesenangan membaca skimming. 4. Pembaca harus menegenal media cetak, misalnya papersback, media grafika, majalah atau surat kabar (Guntur, 2008 : 120-122). Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah penerapan “Metode analisis sintesis dapat meningkatkan kemampuan menentukan gagasan utama pada siswa kelas VII 4 SMP Negeri 5 Tebing Tinggi”. METODE PENELITIAN Jenis dan Subjek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang terdiri dari 4 tahap, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII.4 di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 38 Siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari empat komponen utama yaitu : 1. Perencanaa 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi Data Hasil tes uji kemampuan pada siswa kelas VII-4 adalah sebagai berikut :Hasil uji kemampuan pada siswa kelas VII-4, 5 siswa menjawab 8 pertanyaan, 6 siswa menjawab 7 pertanyan, 8 siswa menjawab 6 pertanyaan dengan benar, 9 siswa menjawab 5 pertanyaan dengan benar, 4 siswa menjawab 4 pertanyaan isi wacana dengan benar, 7 siswa hanya dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar, 4 siswa dapat menjawab 2 pertanyaan denagn benar, 2 siswa hanya dapat menjawab 1 pertanyaan dengan benar dan 1 orang siswa tidak dapt menjawab semua pertanyaan. Siswa yang dapat menyimpulkan isi wacana dengan tepat adalah sebanyak 5 orang.Tes uji kemampuan yang dapat menjawab isi wacana dengan KKM
129
62 adalah 23,9 % dan yang dapt menyimpulkan isi wacana hanya 10,8%. Siswa yang mampu menentuakan gagasan utama sebanyak 18 siswa (37,5 %), Siswa yang mampu menentukan kalimat utama sebanyak 22 orang (45,8%), siswa yang dapat menemukan kalimat penjelas sebanyak 10 orang (20,8%), Siswa yang dapat menemukan gagasan penjelas sebanyak 8 orang (16,6 %) dan siswa yang dapat menyusun ringkasan wacana hanya 4 orang (8,4%).
Berdasarkan hasil tes uji kemampuan dapat disimpulkan bahwa kesimpulan siswa dalam menentukan gagasan utama masih rendah 37,5%. Demikain pula kemampuan siswa dalam menyususn ringkasan wacan hanya 4 siswa. Hal ini sangat wajar karena siswa tidak akan dapat menyusun inti wacana kalau mereka tidak dapat menentukan gagasan utamanya.
4.1 Pembahasan Siklus I a. Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai Tugas
Nilai Siklus I
Peningkatan
1
Aditia Arip
73,33
69,23
-4,1
2
Ana Pratiwi
0
34,46
34,46
3
Ari Haryanto
53,33
69,23
15,9
4
Bentar Pamungkas
73,33
84,61
11,28
5
Eka Pajar Pebrianti
26,67
30,77
4,1
6
Entin Kartini
26,67
23,08
-3,59
7
Fadila Saban
46,67
69,23
22,56
8
Hanifah Ismayati
73,33
61,54
-11,79
9
Hariyani
100
76,92
-23,08
10
Jhonli Aji Casio
66,67
61,54
-5,13
11
Kholidah Jiah
53,33
38,46
-14,87
130
12
Laras
73,33
46,15
-25,18
13
Lintang Putri Kusuma
53,33
38,46
-14,87
14
Mansyur
53,33
46,15
-7,18
15
Moh. Hapidyani
60
76,92
16,92
16
Muh. Roupul Badri
73,33
30,77
-42,56
17
Neneng Khoiriyah
86,67
69,23
-17,44
18
Novitasari
53,33
38,46
-14,87
19
Nur Muhamad matin
13,33
38,46
25,13
20
Nurlela
53,33
76,92
23,59
21
Nuryanah
53,33
39,77
-22,56
22
Ogi Firmansyah
13,33
38,46
25,13
23
Ratih adhani Pratiwi
80
46,15
-33,85
24
33,33
38,46
5,13
25
Retno Mulya Winarsih Rio Bagas Alifudin
73,33
64,61
11,28
26
Riski Zaenal Mutakin
46,67
30,77
-15,9
27
Rizka Puspita Sari
73,33
76,92
3,59
28
Saepul Anwar
53,33
69,23
13,9
29
Septania
33,33
61,53
28,2
30
46,67
61,53
14,86
31
Septiani Hardiyanti Siska Febrianti
33,33
61,63
28,2
32
Siti Amaliyanti
80
61,53
-18,47
33
Sri Erviyani
86,67
69,23
-17,44
34
Sri Oktaviani
53,33
76,92
23,59
35
Syaripudin
53,33
30,77
-22,56
Putri
131
36
Tita Toharoh
93,33
69,23
-24,1
37
Yosa Yunita
46,67
61,53
14,86
38
Yunita Pratiwi
53,33
38,46
-14,87
2566,63
2695,89
73,89
53,47
5,616,438
3,212609
62
62
Jumlah siswa tuntas
19
20
Jumlah siswa belum tuntas % Ketuntasan
29
28
39,58%
41,67%
Jumlah Rata-rata nilai/kenaikan KKM
Berdasarkan data yang diperoleh dari Siklus I disimpulkan bahwa dalam indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan proses kegiatan pembelajaran menentukan gagasan utama dalam membaca pemahaman wacana tulis, keaktifan siswa kategori Sangat Baik mencapai 27 siswa (56,25 %), Sedang 15 siswa (33,34 %) dan siswa yang kurang aktif 5 orang (10,41%). siswa yang memahami isi pembelajaran 87,5 %, 12,5 % siswa belum memahami gagasan utama. Sebanyak 29,1% siswa masih merasakan kesulitan untuk menentukan gagasan utama.
Perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran meningkat. Siswa mau mencatat, mendengarkan penjelasan guru dan terjadi interaksi antara siswa dengan gur. Situasi pemebelajaran yang terjadi
meneyenagkan serta siswa dapat mengetahui manfaan menentukan gagasan utama dalam kegiatan pemebelajaran yang lain namun data hasil uji kompetensi belum mencapai target.
132
b. Siklus II
No
Nama Siswa
Nilai Siklus II
1
Aditia Arip
87,5
2
Ana Pratiwi
0
3
Ari Haryanto
81,25
4
Bentar Pamungkas
93,75
5
Eka Pajar Pebrianti
62,5
6
Entin Kartini
68,75
7
Fadila Saban
43,75
8
Hanifah Ismayati
93,75
9
Hariyani
81,25
10
Jhonli Aji Casio
93,75
11
Kholidah Jiah
31,25
12
Laras
18,75
13
Lintang Putri Kusuma
14
Mansyur
81,25
15
Moh. Hapidyani
56,25
16
Muh. Roupul Badri
43,75
17
Neneng Khoiriyah
75
18
Novitasari
19
Nur Muhamad matin
75
20
Nurlela
100
75
81,25
133
21
Nuryanah
68,75
22
Ogi Firmansyah
62,5
23
Ratih adhani Pratiwi
63,75
24
Retno Mulya Winarsih
25
Rio Bagas Alifudin
26
Riski Zaenal Mutakin
81,25
27
Rizka Puspita Sari
87,75
28
Saepul Anwar
92,75
29
Septania
68,75
30
Septiani Putri Hardiyanti
87,5
31
Siska Febrianti
62,5
32
Siti Amaliyanti
75
33
Sri Erviyani
87,75
34
Sri Oktaviani
93,75
35
Syaripudin
50
36
Tita Toharoh
100
37
Yosa Yunita
93,75
38
Yunita Pratiwi
81,25
0 100
Jumlah
3430,75
Rata-rata nilai/kenaikan
7,147,40
KKM
62
Jumlah siswa tuntas
38
Jumlah siswa belum tuntas
10
% Ketuntasan
79,17%
134
Berdasarkan analisis data keberhasilan proses yang telah diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan pemebelajaran, keaktifan siswa telah dapat ditingkatkan. Semua siswa terlihat
juga meningkat. Dari 40 siswa menjadi 46 Siswa (95,8%). Perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga telah meningkat, siswa terlihat mau menulis, berani maju untuk melakukan persentasi serta frekuensi untuk bertanya meningkat.
melakukan belajar dengan tekun, kerjasama siswa dalam berdiskusi Perbandingan Kemajuan antara SiklusI dan Siklus II
No
Nama Siswa
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
Peningkatan
1
Aditia Arip
69,23
87,5
18,27
2
Ana Pratiwi
34,46
0
-34,46
3
Ari Haryanto
69,23
81,25
12,02
4
Bentar Pamungkas
84,61
93,75
9,14
5
Eka Pajar Pebrianti
30,77
62,5
31,73
6
Entin Kartini
23,08
68,75
45,67
7
Fadila Saban
69,23
43,75
-25,48
8
Hanifah Ismayati
61,54
93,75
32,21
9
Hariyani
76,92
81,25
4,33
10
Jhonli Aji Casio
61,54
93,75
32,21
11
Kholidah Jiah
38,46
31,25
-7,21
12
Laras
46,15
18,75
-27,4
13
Lintang Putri Kusuma
38,46
75
36,54
14
Mansyur
46,15
81,25
35,1
15
Moh. Hapidyani
76,92
56,25
-20,67
135
16
Muh. Roupul Badri
30,77
43,75
12,98
17
Neneng Khoiriyah
69,23
75
5,77
18
Novitasari
38,46
81,25
42,79
19
Nur Muhamad matin
38,46
75
36,54
20
Nurlela
76,92
100
23,08
21
Nuryanah
39,77
68,75
37,98
22
Ogi Firmansyah
38,46
62,5
24,04
23
Ratih adhani Pratiwi
46,15
63,75
47,6
24
Retno Mulya Winarsih
38,46
0
-38,46
25
Rio Bagas Alifudin
64,61
100
15,39
26
Riski Zaenal Mutakin
30,77
81,25
50,48
27
Rizka Puspita Sari
76,92
87,75
10,83
28
Saepul Anwar
69,23
92,75
23,52
29
Septania
61,53
68,75
7,22
30
Septiani Putri Hardiyanti
61,53
87,5
25,97
31
Siska Febrianti
61,63
62,5
0,97
32
Siti Amaliyanti
61,53
75
13,47
33
Sri Erviyani
69,23
87,75
18,52
34
Sri Oktaviani
76,92
93,75
16,83
35
Syaripudin
30,77
50
19,27
36
Tita Toharoh
69,23
100
30,77
37
Yosa Yunita
61,53
93,75
32,22
38
Yunita Pratiwi
38,46
81,25
42,79
2695,89
3430,75
734,66
5,616,438
7,147,40
15,395,833
Jumlah Rata-rata nilai/kenaikan
136
KKM
62
62
Jumlah siswa tuntas
20
38
Jumlah siswa belum tuntas
28
10
41,67%
79,17%
% Ketuntasan
Perbandingan kemajuan pada siklus I dan siklus II diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menetuakan gagasan utama mengalami kemajuan yang sangat memuaskan dari 20 orang yang tuntas (41,67%) menjadi 38 orang (79,17%). Rata-rata nilai kenaikan juga mengalami kenaikan dari 3,21 menjadi 15,31. Kesimpulan hasil dari penelitian ini adalah keaktifan siswa telah dapat ditingkatkan. Demikan juga perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran telah meningkat dan tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran telah dapat ditingkatkan pula. Demikian pula peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan gagasan utama telah mencapi target yang ditentukan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Analisi Sintesis ini keaktifan siswa dapat meningkat. Ketekunan siswa dalam belajar dapat lebih meningkat. Siswa sudah mulai berani melakukan persentasi walaupun masih belum
banyak siswa yang belum mau menanggapi pekerjaan temannya. Dengan latihan menganalisis paragraf wacana dan mensistesiskan kembali siswa dapat menentukan kemampuannya dalam menentukan gagasan utamanya dan sekaligus dapt memotifasi siswa dalam belajarnya. Berdasarkan data hasil angket yang diperoleh kemampuan siswa dalam belajar tampak maju pesat. zDengan memberikan pembelajaran yang langsung membentuk oengalaman siswa, siswa tampak melakukannnya dengan giat. Siswa dapat merasakan kebermaknaan pembelajaran yang dilakukan. Siswadapat merasakan kegiatan pembelajarannya sangat bermanfaat dalam menghadapi perkembangan informasi daln ilmu pengetahuan. Saran 1. Dalam pemebelajaran membaca pemahaman isi wacana dengan kompetensi dasar menentukan gagasan utama diharapkan semua guru di SMP Negeri 5 dapat menggunakan metode pembelajaran analisis sintesis agar siswa lebih memahami manfaat gagasan utama. 2. Dalam membentuk kelompok belajar disarankan tidak banyak anggotanya agar setiap siswa
137
dapt berperan kelompoknya.
aktif
dalam
RUJUKAN A.R Syamsudin. 1992. Studi wacana Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung Mimbar pendidikan dan Seni . 88. Harjasujana A S & Mulyati, Yeti. 1996. Membaca 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, bagian Proyek penataran Guru SLTP Setara D III. 176. Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende, Flores : Nusa Indah 68. Muchith, M. Saekhan. 2002. Pembelajaran Konsektual. Semarang : RASA II, Media Group 32. P.H Sri Hastuti 1996. Strategi belajar mengajar bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dsar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP SETARA DIII. 100. Silberman, Melvin L. ( terjemahan ) . 1996. Active Larning 101 Srategi pembelajaran Aktif. Yayasan pengkajian dan Pengembangan ilmuilmu pendidikan Islam (YAPPENDIS). Yogjakarta : Pustaka Insan Madam. 8.
Tampubolon, DP. 1987, Kemampuan membaca, Tehnik membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa. 87. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Membaca sebagai keterampilan berbahasa. Bandung : Angkasa. 120 – 122.
138