Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN 1)Mohamad
Rifaldi 2)Ali Karim 3)Pratama Bayu Santosa
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat Tanya melalui metode latihan pada siswa kelas V SDN 1 Labean? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat Tanya di kelas V SDN 1 Labean melalui metode latihan. Rancangan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus dilakukan dalam empat tahapan, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tidakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Labean tahun pelajaran 2015/2016 . adapun subjek penelitian adalah 24 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pada siklus I diperoleh nilai persentase keberhasilan cukup baik, pada siklus II telah memperoleh nilai persentase keberhasil baik. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 65,97%, persentase ketuntasan klasikal pada siklus II memperoleh nilai 91,67%, terdapat peningkatan sebesar 25,70% dari persentase ketuntasan klasikal siklus I. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dengan persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dan hasil proses pembelajaran diperoleh dari kegiatan siswa melalui lembar observasi dimana memperoleh nilai rata-rata sebesar 88,89% dan berada dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan kalimat Tanya di kelas V SDN 1 Labean.
Kata Kunci : Kemampuan Siswa; Kalimat Tanya; Metode Latihan
PENDAHULUAN
1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Perkembangan era dan kehidupan masyarakat tidak terlepas dari adanya bahasa untuk berkomunikasi antar sesama manusia, dengan adanya suatu alat komunikasi sesorang dapat dengan mudah berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain, dengan kata lain bahasa memiliki banyak kegunaan seperti memberitahukan, memberikan penjelasan, menjawab, memberikan alasan, memberikan pendapat, menanyakan dan mengepresikan perasaan-perasaan internal seseorang. Bahasa mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk bahasa lisan dan bentuk bahasa tulisan. Bentuk bahasa lisan terdiri atas dua kemampuan, yakni kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan. bentuk bahasa tulisan mempunyai dua kemampuan, yakni kemampuan menulis dan membaca (Kalsum, 2010). Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencangkup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan (Depdiknas 2008). Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan tersebut siswa perlu dilatih agar kemampuankemampuan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh setiap siswa. Namun dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada aspek keterampilan menulis, sala satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk melatih keterampilan menulis adalah dengan melatih keterampilan siswa dalam bertanya. Namun, pada kenyataannya masih ditemukan siswa yang yang belum memiliki keterampilan dalam bertanya. sehingga hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan yaitu 70%. Berdasarkan masalah yang diperoleh di lapangan masih ada diantara siswa belum mampu menggunkan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya apa, siapa kenapa, kapan, berapa, mengapa, dan bagaimana. Oleh karana itu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kalimat tanya diperlukan tindakan kelas yang tepat. Selanjutnya, perlu dikemukakan alasan lain yang mendukung mengapa kemampuan siswa tersebut perlu ditingkatkan karena pada saat peoses belajar mengajar masih ada siswa tidak memahami bentuk atau maksud pertanyaan dan menggunakannya belum sesuai fungsi kata tanya tersebut.
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Penelitian ini akan dilakukan pada kelas V SDN 1 Labean karena beberapa alasan, termasuk alasan yang telah dikemukakan di atas. Selanjutnya alasan lain yang dikemukakan antara lain selama penulis bertugas pada sekolah tersebut masih menjumpai berbagai hambatan diantaranya siswa masih sulit untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Misalnya, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya namun tidak ada yang mengajukan pertanyaan. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa masih ada siswa yang belum memahami dan belum mampu membuat kalimat tanya. Sehingga perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk menjawab masalah tersebut dengan penerapan metode latihan. Berdasarkan beberapa masalah yang ditemukan dilapangan, penulis menggangkat judul penelitian tindakan kelas ini, yaitu βPeningkatan Kemampuan Menggunakan Kalimat Tanya pada Siswa Kelas V SDN 1 Labean melalui Metode Latihan. Metode latihan adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Penerapan metode ini dilakukan dengan cara memberikan tugas yang berhubungan dengan materi pelajaran, baik dalam bentuk evaluasi dalam bentuk lisan maupun evaluasi tulisan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau diakhir pelajaran. Menurut Syaiful Sagala (2009) dalam Yhuto (2013) metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan METODE PENELITIAN Desain atau Model Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart ( Arikunto, dalam Kalsum, N.2013:12) yaitu rencana, tindakan, obsevasi, dan refleksi.
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Labean, calon peneliti memilih lokasi tersebut karena pada sekolah tersebut masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan kalimat tanya. Yang dijadikan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Faktor yang akan Diteliti Ada beberapa faktor yang akan diselidiki dalam penelitian tindakan kelas antara lain : 1) Faktor Siswa : Bagaimana kemampuan siswa kelas V SDN 1 Labean membuat kalimat tanya melalui metode latihan 2) Faktor Guru : Bagaimana cara guru merencanakan pembelajaran serta bagaimana penerapan metode latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa membuat kalimat tanya. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan merupakan langkah awal pra pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu: 1. Membuat skenario pembelajaran berupa RPP dalam proses belajar mengajar Yang berhubungan dengan kalimat tanya melalui metode latihan 2. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika metode latihan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya. 3. Menyediakan media pembelajaran berupa wacana yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya. 4. Merancang alat evaluasi untuk mengukur tingkat kemampuan siswa baik evaluasi proses maupun hasil Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara bersiklus. Setiap siklus dijalani dengan dua kali pertemuan. Pada siklus pertama apabila siswa belum memperlihatkan kemampuan membuat kalimat tanya maka dilakukan tindakan kedua yaitu dengan mengulang kembali kegiatan belajar mengajar seperti pada
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X siklus satu dengan memperbaiki kekurangan yang diperoleh dari hasil penilaian siswa dan guru Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap guru (peneliti), dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti untuk diberikan kepada teman sejawat. Refleksi Data yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis setelah siswa diberikan tugas, guru dapat merefleksi dengan melihat data tersebut, apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya melaui metode latihan. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian tidakan kelas ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini guru dan siswa. Data tersebut berupa data yang diperoleh dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung dan data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas dan tes hasil belajar. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, peneliti memperoleh dari hasil proses belajar mengajar yang berupa hasil tes belajar siswa pada saat melakukan kegiatan belajar dikelas dengan menerapkan metode latihan dan lembar observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun tehnik yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Observasi Data yang dipeoleh melalui hasil observasi adalah data yang dipeoleh dari Penelitian siswa dan guru pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
yang
berkaitan
dengan
peningkatan
kemampuan
siswa
menggunakan kaliamat tanya melaui metode latihan.
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X b. Evaluasi Kegiatan ini merupakan langkah yang dilakukan untuk mengetahui hasil kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya melalui metode latihan dengan menggunakan lembar penilaian. Teknik Analisis data Data hasil evaluasi kuantitatif dengan menetapkan rata-rata keberhasilan yang dicapai. Siswa dapat dinyatakan berhasil menggunakan kalimat tanya apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa diatas 65 %, apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa dibawah 65 %, siswa tersebut dinyatakan belum berhasil menggunakan kalimat tanya yang dimaksud. Analisis Data Kuantitatif Kemampuan siswa dapat ditentukan dengan melakukan analisis berdasarkan nilai rata-rata (mean) yang menggunakan rumus: a) Menentukan Daya Serap Individu π±
DSI = π²x100 Keterangan : X
: Skor yang diperoleh siswa
Y
: Skor maksimal soal
DSI
: Daya Serap Individu
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Sesuai standar DSI SDN 1 Labean). b) Ketuntasan Belajar Klasikal KBK =
βπ βπ
x 100%
Keterangan : βN
: Jumlah siswa yang tuntas
βS
: Jumlah siswa seluruhnya
KBK : Ketuntasan Belajar Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80% siswa telah tuntas secara klasikal (Depdiknas, 2007:37)
6
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X c) Daya Serap Klasikal DSK =
βπ βπ
x 100%
Keterangan : βP
: Skor yang diperoleh siswa
βS
: Skor ideal seluruh siswa
DSK
: Daya Serap Klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika prestasi daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65%. Analisis Data Kualitatif 1) Mereduksi data, mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyususunan laporan penelitian. 2) Penyajian data, penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana kedalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verivikasi/penyimpulan, penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah teroganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. 3.5 Indikator penilaian Keberhasilan peneliti dalam penelitian adalah apabila aspek kegiatan belajar mengajar rata-rata mencapai nilai baik atau bahkan sangat baik dan telah dilakukan secara keseluruhan. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mampu menggunakan kalimat tanya dengan baik dan benar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian. Hasil penelitian Siklus I 1. Hasil Observasi Aktifitas guru Kegiatan observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Dari hasil observasi rata-rata persentase aktivitas guru sebesar 80,54% atau berada dalam kategori baik. Dengan kata lain
7
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sudah berjalan dengan baik. 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kegiatan observasi ini dilakukan untuk melihat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa selama siklus I sebesar 73,61 memperoleh kategori Cukup Baik 3. Hasil Tes Akhir Tindakan Dari hasil tes akhir tindakan siklus I memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa 66,67%. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa pada siklus I belum maksimal karena masih tardapat siswa yang belum tuntas individu. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika sekurang-kurannya 80% siswa secara klasikal. Hasil yang diperoleh siswa tersebut sangat jauh dari yang diharapkan. 4. Refleksi Berdasarkan hasil analisa data dan observasi yang dilakukan diketahui bahwa siswa secara klasikal masih perlu diberikan pembelajaran yang lebih baik. Walaupun dalam beberapa hasil analisis telah menunjukkan kategori baik seperti pada penilaian aktivitas guru dan penilaian kinerja siswa, namun masih ada sebagian siswa yang mendapat nilai rendah, sehingga perlu diberikan tindakan lanjutan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga belum mencapai indikator kinerja yakni 80%. Untuk itu perlu dilakukan refleksi agar bisa menilai apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran siklus I sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, peneliti dapat mengemukakan kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan siklus I beserta alternatif pemecahannya yaitu 1. Kelebihan a) Pada umumnya siswa merasa senang dan termotivasi mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian. b) Sebagian siswa antusias dan senang mengikuti proses pembelajaran c) Siswa menyimak materi pelajaran yang diberikan dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik pula.
8
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 2. Kekurangan a) Pada umumnya siswa belum seluruhnya siap menerima materi sehingga guru perlu mendisplinkan siswa dan menanyakan kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai. b) Sebagian siswa belum sepenuhnya mampu menyerap materi yang diterimanya, oleh sebab itu guru lebih memperhatikan kemampuan siswa dalam menerima materi dan mengulang materi yang belum dipahami siswa. c) Sebagian siswa masih ada yang ragu-ragu dan takut untuk bertanya terkait dengan materi yang dibahas. Sehingga guru perlu memotivasi siswa untuk berani mengajukan pertanyaan dengan cara memberi penghargaan terhadap siswa yang berani bertanya. d) Hanya sebagian siswa yang mendominasi pembelajaran. Sehingga guru harus memberi bimbingan kepada siswa yang butuh bimbingan khusus. e) Kurangnya kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pembelajaran, sehingga guru harus lebih memanfaatkan diri sebagai fasilitator di dalam pembelajaran Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti harus tetap mempertahankan kelebihana-kelebihan yang ada dan meminimalisir kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki disiklus ke II dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil Penelitian Siklus II 1. Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Untuk hasil observasi kegiatan guru diperoleh hasil observasi kegiatan guru yang menunjukan rata-rata aktivitas guru pada siklus ini berada dalam kategori sangat baik. Dengan kata lain pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada siklus ini menunjukkan peningkatan dari pada siklus I. 2. Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Hasil observasi aktivitas siswa terhadap pengelolaan pembelajaran siklus II. Dari hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata aktivitas siswa pada siklus II berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus sebelumnya
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 3. Hasil Tes Akhir Tindakan Dari hasil tes akhir tindakan siklus II terlihat bahwa adanya peningkatan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh siswa yaitu 91,67%, dibandingkan pada siklus sebelumnya, Meskipun demikian, masih ada beberapa orang siswa yang tidak mampu menjawab soal dengan baik. Namun secara klasikal sudah mencapai target indikator kinerja yaitu melebihi 80%. 4. Refleksi Berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh selama proses pembelajaran, keberhasilan tindakan pada siklus II ini disebabkan oleh: 1. Siswa sudah mulai memahami materi yang diajarkan dan mampu membuat kalimat tanya sesuai dengan aturan penggunaan kalimat tanya. 2. Guru lebih membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Guru tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dengan penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuatn dan menggunakan kalimat tanya. Pembahahasan Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tes awal untuk mengetahui pemahaman siswa tentang kalimat tanya yang akan menjadi dasar pembelajaran berikutnya. Dari hasil yang diperoleh ternyata masih banyak siswa yang tidak dapat menggunakan kalimat tanya dengan benar. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa sebelum penerapan metode latihan siswa belum mampu memahami penggunaan kalimat tanya. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap siswa dan guru diperoleh informasi bahwa guru cenderung menerapkan model pembelajaran yang kurang bervariasi di dalam proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas, sehingga siswa bersifat pasif. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran di tiap siklus, bahwa aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II menurut pengamat sudah cukup baik. Dengan aktivitas guru pada siklus I berada pada kategori baik dan aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori cukup baik. Aktivitas guru dan siswa meningkat
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X pada siklus II yaitu untuk aktivitas guru berada pada kategori amat baik dan aktivitas siswa berada pada kategori baik. Keaktifan siswa baik dalam menerima pelajaran maupun mengerjakan tugas dari siklus I ke siklus II relatif mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir. Adapun kekurangan pada siklus I adalah masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar, sebagian siswa belum sepenuhnya mampu menyerap materi yang diterimanya, oleh sebab itu guru lebih memperhatikan kemampuan siswa dalam menerima materi dan mengulang materi yang belum dipahami siswa. Selain itu, sebagian siswa masih ada yang ragu-ragu dan takut untuk bertanya terkait dengan materi yang dibahas. Sehingga guru perlu memotivasi siswa untuk berani mengajukan pertanyaan dengan cara memberi penghargaan terhadap siswa yang berani bertanya. Kekurangan- kekurangan yang dialami pada siklus I masih ditemukan pada siklus II, hal ini ditunjukan dengan masih adanya siswa yang belum tuntas pada siklus II yaitu 2 orang. Bagi siswa yang belum tuntas dapat dilakukan tindakan dengan memberikan kegiatan perbaikan atau remedial. Hal ini sejalan dengan pendapat Yahya. F (2009) mendefenisikan pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang besifat menyembuhkan/membetulkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Program remedial ini diharapkan dapat membantu siswa yang belum tuntas untuk mencapai ketuntasan belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, memberikan informasi bahwa metode pembelajaran yang digunakan merupakan sala satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan kalimat tanya. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I hanya mencapai 66,67% dari standar ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 70% serta daya serap klasikal 65,97%. Jumlah siswa yang tidak tuntas berjumlah 8 orang dari 24 siswa, ini berarti bahwa hasil yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keadaan tersebut dikarenakan pada tes akhir tindakan, ada beberapa siswa yang salah dalam mengisi tes yang diberikan. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal mencapai
11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 91,67%. Berdasarkan nilai rata-rata, daya serap klasikal dan ketuntasan klasikal pada siklus II, maka perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan dianggap berhasil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Maryuni, S. (2012), mengemukakan bahwa penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat tanya. Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi pelajaran yang dipelajari, ini dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang tidak tuntas dalam proses pembelajaran. . Dengan meningkatnya pemahaman siswa ini dapat diartikan bahwa siswa memperoleh tingkah laku baru selama proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, bahwa penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator kinerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode latihan cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan kalimat tanya di kelas V SDN 1 Labean. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada penggunaan kalimat tanya di kelas V SDN 1 Labean. Hal ini berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar dengan ketuntasan klasikal mencapai 91,67% serta hasil analisis aktivitas siswa berada pada kategori baik. Saran Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sedikit sumbangan pemikiran bagi praktisi pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia agar diperoleh hasil yang lebih baik. Oleh Karena itu, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut.
12
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 1. Hendaknya guru dapat melaksanakan pembelajaran melalui penerapan metode latihan, serta mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. 2. Guru dapat menggabungkan metode latihan dengan metode lainnya, sehingga diperoleh metode yang lebih sesuai dengan karakteristik materi pokok dan kondisi peserta didik. 3. Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini, baik sebagai pene litian lanjutan maupun penelitian lain melalui penerapan metode latihan. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas, (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Direktoral Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah. Kalsum, N. (2010). Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas III SDN Inpres 2 Kamonji Membuat Kalimat Tanya Melalui Metode Latihan. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan.. Maryuni, S. (2012). Strategi Khusus Menghadapi Ujian Nasional SD/MI Bahasa Indonesia. Klaten Jawa tengah: CV Viva Pakarindo. Ramadhan, dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) dan Artikel Penelitian. Palu : FKIP UNTAD. Yahya
F.
(2009).
Program
Remedial.
[ONLINE].
Tersedia:
http://fanmooy.wordpres/2009/02/program-remedial.html [04 November 2015]
Yhuto, W, Putra. (2013). Metode Pembelajaran Drill. [ONLINE]. Tersedia : http://yhutowputra.blogspot.com/2013/06/metode-pembelajarandrill.html [25 April 2015]
13
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
14