Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS II SDN 7 BALAESANG ¹ Riskawati ² Muh. Tahir ³ Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini apakah kemampuan siswa kelas II SDN 7 Balaesang menggunakan huruf kapital dapat ditingkatkan melalui metode latihan terbimbing? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II SDN 7 Balaesang menggunakan huruf kapital melalui metode latihan terbimbing. Faktor yang diteliti adalah guru dan siswa dengan prosedur pelaksanaan secara bersiklus melalui perencanan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui hasil observasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan evaluasi. Teknik pengolahan data observasi menggunakan rumus item perolehan per item maksimal kali seratus persen, kemudian rumus untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus sigma FX per N, dan yang terakhir menghitung jumlah ketuntasan klasikal menggunakan rumus jumlah siswa tuntas per siswa keseluruhan kali seratus persen. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menggunakan huruf kapital pada pratindakan 58,4, kemudian dilanjutkan pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 65,2 dengan ketuntasan secara klasikal 36 % atau 9 orang siswa tuntas. Perolehan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal pada siklus pertama belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga dilanjutkan padasiklus kedua. Berdasarkan hasil pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 79 dengan persentase ketuntasan 88 % atau 22 orang siswa tuntas. Dengan perolehan tersebut telah mencapai indikator kinerja sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan demikian penggunaan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan menggunakan huruf kapital siswa kelas II SDN 7 Balaesang. Kata Kunci: Kemampuan Siswa; Huruf Kapital; Metode Latihan Terbimbing
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X
PENDAHULUAN Saat ini, guru SD berupaya untuk melatih siswa agar mampu meningkatkan keterampilan menulis dan menggunakan huruf kapital melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Melatih kemampuan menggunakan huruf kapital di SD sangat penting karena menjadi dasar utama, tidak hanya untuk pengajaran bahasa itu sendiri tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain. Pada kenyataannya, upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal karena banyak kendala-kendala yang dialami dalam pembelajaran. Mengingat pentingnya pembelajaran menggunakan huruf kapital, maka guru SD harus betulbetul memahami aspek-aspek penulisan huruf kapital atau huruf besar yang benar yang diajarkan kepada kelas II SD. Seringkali siswa beranggapan bahwa menggunakan huruf kapital masih sangat sukar. Fenomena dapat dilihat dari hasil pembelajaran sehari-hari dari mata pelajaran bahasa Indonesia yang masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan huruf kapital adalah siswa kurang diberikan latihan dan tugas sehingga sulit menyerap materi yang telah diberikan. Kenyataan tersebut di atas juga terjadi di kelas II SDN 7 Balaesang. Di kelas II SDN 7 Balaesang masih sering ditemukan siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan huruf kapital dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena siswa kurang diberi latihan dan tugas yang berhubungan dengan penulisan huruf kapital yang akhirnya siswa tidak terbiasa dalam penulisan kalimat yang benar. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti sebagai guru di kelas II SDN 7 Balaesang tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode latihan terbimbing dalam rangka peningkatan kemampuan siswa menggunakan huruf kapital melalui metode latihan terbimbing di kelas II SDN 7 Balaesang. Berdasarkan uraian masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui metode latihan terbimbing kemampuan siswa
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X menggunakan huruf kapital dengan benar dapat ditingkatkan pada kelas II SDN 7 Balaesang” Huruf kapital artinya huruf yang ditulis atau diberi jeda kapital (atau semua) kapital menunjukkan penekanan atau memperjelas bagian tertentu dalam sebuah tulisan. Guru dapat memperkenalkan dengan cara yang lebih dimengerti oleh siswa dan cara ini lebih cepat untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah memahami cara penulisan huruf kapital yang benar dalam bentuk tulisan. Untuk tulisan huruf kapital secara tepat, siswa diajak menulis secara bergantian dalam bentuk peragaan di kelas. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa lebih efektif dan terampil menulis huruf kapital yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisannya. Seperti contoh berikut (depdikbud, 2003 : 33) : 1) Huruf kapital atau huruf besar dipakai huruf pertama pada awal kalimat. Contoh : Dia mengantuk 2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh : Anton bertanya “Kapan kita pulang?” 3) Huruf kapital sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan. Contoh : Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Al-Quran, Alkitab, Weda, Islam, Kristen. 4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh : Moh. Putra, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Hambali, Nabi Muhammad. 5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Contoh :
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Dia baru saja diangkat jadi sultan. 6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama pejabat. Contoh : Wakil Presiden HM. Yusuf Kalla, Perdana Menteri Nehru, Professor Supomo. 7) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat. Contoh : Siapakah gubernur yang baru dilantik itu ? 8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh : Hamzah, Cut Nya Dien, Halim Perdana Kusuma, Ismail Marsuki. 9) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau suatu ukuran. Contoh : Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere. 10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa. Contoh : Bahasa Indonosia Huruf kapital artinya huruf yang ditulis atau diberi jeda kapital (atau semua) kapital menunjukkan penekanan atau memperjelas bagian tertentu dalam sebuah tulisan. Pemakaian huruf kapital dapat diartikan sebagai ejaan atau penyebaran bagi bahasa dan kaidah tulis menulis yang ditetapkan, lazim mempunyai aspek yakni aspek fonologi yang menyangkut abjad, aspek morfologis yang menyangkut pengabaran satuan-satuan merfensi, aspek sinteksis yang menyangkut penanda ajaran berupa tindakan baca ( Anton, 1998 : 377 ).
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Pada prinsipnya, kemampuan siswa menggunakan huruf kapital dengan baik dan benar sangat berbeda. Dalam hal ini tergantung dari beberapa faktor penyebab dari siswa itu sendiri, seperti minat baca, bakat yang berbeda-beda dan daya serap siswa (Depdiknas, 2004 : 5). Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah cara yang berkaitan dengan pengorganisasian kegiatan belajar bagi warga belajar. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik ( Syamsu, 1994 : 155 ). Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan metode mengajar adalah strategi pengajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Djmarah, 2006 : 84). Metode latihan adalah suatu cara mengajar yang baik digunakan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan juga digunakan untuk memperoleh sustu ketangkasan, kesempatan dan keterampilan dengan proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai keteampilan untuk dapat memahami dirinya, keterampilan untuk menerima dirinya, keterampilan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan keterampilannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan dan arahan dilakukan oleh seseorang ang ahli dan berkompetensi di bidangnya (Djamarah 2006 : 84). Metode latihan terbimbing yang diginakan dalam proses pembelajaran akan menciptakan kondisi siswa yang aktif. Bimbingan belajar diberikan dalam bentuk layanan pengumpulan data, pemberian informasi, konseling, bimbingan kelompok serta upaya-upaya tindak lanjut. Bimbingan belajar yang diberikan bisa menggunakan pendekatan pengembangan dalam rangka mengembangkan potensipotensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa. (Nana, 2005 : 247-248).
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X METODE PENELITIAN Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi (Depdiknas, 2005a:6). Kemudian diulangi lagi dengan perencanaan berikutnya dan seterusnya sampai indikator pencapaian dalam penelitian ini tercapai.
Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Balaesang, peneliti memili lokasi tersebut Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 12 orang perempuan sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 orang.
Faktor yang akan diteliti 1) Faktor Siswa Faktor Siswa yaitu melihat aktivitas / kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada saat mempelajari penulisan huruf kapital. 2) Faktor Guru Faktor Guru yaitu melihat atau memperhatikan guru dalam menyajikan materi pelajaran serta teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran.
3) Faktor Sumber Pembelajaran Faktor Sumber Pembelajaran yaitu melihat sumber atau bahan pelajaran yang digunakan, apakah sudah dapat mendukung pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan.
Jenis dan Sumber Data
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif seperti hasil tes awal dan tes akhir serta hasil tugas (membaca) yang diperoleh siswa, sedangkan data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan terhadap siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Data mengenai kondisi pelaksanaan pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi. 2) Data mengenai hasil belajar bahasa Indonesia diambil dengan menggunakan tes.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada setiap siklus dalam proses pembelajaran sampai pada akhir penelitian. Data kualitatif bersumber dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan, sedangkan data kuantitatif bersumber dari hasil mengerjakan latihan-latihan melalui sebuah wacana dan berupa soal-soal latihan. Nilai dari kemampuan tersebut akan dijabarkan dan diolah secara berturut-turut. Kriteria penilaian yang dijadikan acuan untuk mengklasifikasikan kemampuan siswa-siswa tersebut berupa skor nilai. Teknik pengolahan data yang telah diperoleh dibuat dalam daftar skor mentah,kemudian ditentukan skor standar dengan menggunakan norma absolute sebelas. Untuk lengkapnya pedoman konvensi skala sebelas dapat dilihat pada tabel berikut Tabel Pedoman Konvensi Skala Sebelas Tingkat Penguasaan
Skor Standar (Nilai)
95 % - 100 %
100
85 % - 94 %
90
75 % - 84 %
80
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 65 % - 74 %
70
55 % - 64 %
60
45 % - 54 %
50
35 % - 44 %
40
25 % - 34 %
30
15 % - 24 %
20
5 % - 14 %
10
0%-4%
0
Untuk mendapatkan hasil atau nilai secara individual diolah dengan menggunakan cara distribusi frekuensi tunggal. Yang dimaksud dengan distribusi frekuensi tunggal yaitu cara penilaian secara berturut-turut mulai dari 1(satu) sampai dengan yang terakhir sesuai dengan jumlahsubjek penelitian melalui rumus sebagai berikut : 1.
Menghitung nilai observasi
= Item perolehan x 100% Item observasi
2.
Nilai secara individual
= Skor perolehan x 10 Skor maksimal
3.
Ketuntasan secara klasikal
= Siswa tuntas x 100% Siswa keseluruhan
4.
Nilai rata-rata (M)
= ∑ FX N
Keterangan: Mean ( M )
= besarnya rata-rata yang dicari
∑
= jumlah hasil perkalian
FX
= hasil perkalian
F
= Frekuensi
X
= jumlah nilai yang diperoleh
N
= jumlah siswa (peserta tes)
Indikator Penelitian
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Hal yang dijadikan sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila indikator kuantitatifnya menunjukkan daya serap klasikal 65 % serta ketuntasan belajar klasikal rata-rata 80 %, dan hasil observasi aktivitas guru dan siswa berada dalam kategori baik (Wardhani, 2007 : 425).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pratindakan Data dari hasil tes awal dapat diketahui skor perolehan siswa yaitu, yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 8 orang, dan sisanya memperoleh nilai <70 yaitu 17 orang. Skor tertinggi dari hasil evaluasi adalah 90 dan skor terendah adalah 40. Dari tingkat ketuntasan tersebut dapat dinyatakan bahwa ketuntasan siswa secara klasikal hanya 32% dan yang tidak tuntas yaitu 68%. Demikian pula nilai rata-rata siswa secara klasikal hanya mencapai 58,4 yang apabila disesuaikan dengan kriteria penilaian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggunakan huruf kapital masih rendah karena perolehan nilai rata-rata tergolong nilai minim. Setelah dilaksanakan tes awal pada pratindakan, langkah selanjutnya yaitu melaksanakan penelitian melalui proses belajar dikelas melalui proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan metode latihan terbimbing.
Hasil Penelitian pada Siklus I Pembelajaran dilakukan pada hari Sabtu, 24 Oktober2015 yang berlangsung pukul 07:15 – 09:00 Wita.
Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus I Hasil observasi guru terdapat 15 komponen yang memperoleh nilai sangat baik, 8 komponen memperoleh nilai baik, 2 komponen memperoleh nilai cukup, dan 1 komponen masih memperoleh nilai kurang. Dari hasil tersebut Persentase keberhasilan yang diperoleh masih dalam kategori cukup atau 60% sehingga dari hasil observasi guru pada siklus I dapat kita tarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan cukup baik sesuai dengan persentase keberhasilan, namun
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X masih sangat perlu ditingkatkan pada siklus II dengan memperhatikan komponenkomponen yang masih sangat kurang pada siklus I.
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus I Berdasarkan hasil observasi siklus I yaitu terdapat 2 komponen yang memperoleh kategori sangat baik dengan persentase 25%, terdapat 4 komponen yang memperoleh kategori baik dengan persentase 50%, dan terdapat 2 komponen yang memperoleh kategori cukup dengan persentase 25%. Dari hasil observasi siswa pada siklus I dapat kita lihat peningkatan dari tiap-tiap item yang diamati Sehingga dapat dilihat adanya peningkatan aktifitas kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode terbimbing walaupun hasil tersebut belum maksimal, namun hal tersebut dapat ditingkatkan lagi dengan melanjutkan kegiatan pada siklus II.
Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus 1 Berdasarkan hasil evaluasi pada tabel diperoleh skor masing-masing siswa. Perolehan tertinggi yaitu 18 dan skor perolehan terendah yaitu 10. Perolehan skor tersebut dapat pula diuraikan sebagai berikut; siswa yang memperoleh skor 18 sebanyak 1 orang, yang memperoleh skor 17 sebanyak 1 orang, yang memperoleh skor 16 sebanyak 1 orang, yang memperoleh skor 15 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 14 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 13 sebanyak 5 orang, yang memperoleh skor 12 sebanyak 5 orang, yang memperoleh skor 11 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 10 sebanyak 3 orang. Dari skor-skor tersebut, selanjutnya akan dihitung nilai murni dan tingkat ketuntasan pada siklus ini berdasarkan rumus yang telah ditetapkan untuk mendapatkan nilai secara individual.
Nilai Individual dan Ketuntasan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus 1 Berdasarkan nilai individual dan tingkat ketuntasan siswa kelas II SDN 7
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Balaesang menggunakan huruf kapital dalam bahasa Indonesia diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 50. Perolehan nilai individual tersebut dapat diuraikan sebagai berikut siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapat nilai 85 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak l orang, siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 5 orang, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 5 orang, siswa yang mendapat nilai 55 sebanyak 3 orang, dan siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 1 orang. Dari hasil perolehan nilai individual tersebut dapat diketahui tingkat ketuntasan siswa pada siklus I, yang dapat diuraikan sebagai berikut; siswa tuntas sebanyak 9 orang dengan persentase 36% dan siswa dinyatakan belum tuntas sebanyak 16 orang dengan persentase 64%. Perolehan nilai individual dan tingkat ketuntasan yang sudah dijelaskan di atas, selanjutnya akan dihitung tingkat persentase setiap nilai yang dijadikan patokan dalam penelitian ini. Presentase Kemampuan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus 1 Data hasil persentase tertinggi yaitu 20 % terdapat pada nilai 65 dan 60, sedangkan persentase terendah yaitu 4 % terdapat pada nilai 90, 85, dan 80. Perolehan persentase tersebut dapat pula diuraikan sebagai berikut; siswa yang mendapat nilai 90 1 orang dengan persentase 4 %, siswa yang mendapat nilai 85 sebanyak 1 orang dengan persentase 4 %, yang mendapat nilai 80 sebanyak 1 orang dengan persentase 4 %, siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 orang dengan persentase 12 %, siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 orang dengan persentase 12 %, siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 orang dengan persentase 20 %, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 5 orang dengan persentase 20 %, siswa yang mendapat nilai 55 sebanyak 3 orang dengan persentase 12 %, dan siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 3 orang dengan persentase 12 %.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X Nilai Rata-rata Kemampuan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital Pada Siklus 1 Data dari hasil perhitungan dapat diketahui skor perolehan siswa yaitu, yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 9 orang, dan sisanya memperoleh nilai <70 yaitu 16 orang. Skor tertinggi dari hasil evaluasi adalah 90 dan skor terendah adalah 50. Dari tingkat ketuntasan tersebut dapat dinyatakan bahwa ketuntasan siswa secara klasikal hanya 36% dan yang tidak tuntas yaitu 64%. Perolehan nilai rata-rata 65,2 dengan ketuntasan klasikal 36%, belum mencapai indikator keberhasilan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, sehingga dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Hasil Penelitian pada Siklus II Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dilakukan sesuai dengan tahap perencanaan. Pembelajaran dilakukan pada hari Sabtu, 14 November 2015 yang berlangsung pukul 07:15 – 09:25 Wita dengan memperbaiki hal-hal yang kurang pada siklus I.
Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II Dengan ditingkatkannya segala kekurangan pada setiap komponen di siklus I dalam kegiatan pembelajaran, dapat kita lihat hasil observasi berdasarkan tabel di atas bahwa pada siklus I terdapat hanya 15 komponen yang memperoleh nilai sangat baik meningkat menjadi 20 komponen , 5 komponen memperoleh nilai baik, dan tidak ada terdapat komponen yang mendapat nilai cukup dan Kurang. Dari hasil tersebut skor perolehan yang diperoleh sudah mencapai persentase belajar sangat baik 80%. Berdasarkan dari hasil observasi dapat kita tarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan baik sesuai dengan persentase keberhasilan dan tidak perlu dilakukan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil Observasi Siswa Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus II Dengan ditingkatkannya segala kekurangan pada setiap komponen di siklus I dalam kegiatan pembelajaran, dapat kita lihat hasil observasi berdasarkan tabel di
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X atas bahwa pada siklus I terdapat hanya 2 komponen yang memperoleh nilai sangat baik meningkat menjadi 6 komponen , 2 komponen memperoleh nilai baik, dan tidak ada terdapat komponen yang mendapat nilai cukup dan Kurang. Dari hasil tersebut skor perolehan yang diperoleh sudah mencapai persentase belajar sangat baik 75%. Berdasarkan dari hasil observasi dapat kita tarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan Sangat baik dan kemampuan Siswa Siswa menggunakan huruf kapital dapat meningkat melalui metode latihan terbimbing sesuai dengan persentase keberhasilan dan tidak perlu dilakukan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus II Hasil evaluasi diperoleh skor masing-masing siswa. Perolehan tertinggi yaitu 18 dan skor perolehan terendah yaitu 11. Perolehanskor tersebut dapat pula diuraikan sebagai berikut; siswa yang memperoleh skor 18 sebanyak 3 orang, yang memperoleh skor 17 sebanyak 7 orang, yang memperoleh skor 16 sebanyak 7 orang, yang memperoleh skor 15 sebanyak 4 orang, yang memperoleh skor 14 sebanyak 1 orang, yang memperoleh skor 13 sebanyak 1 orang, yang memperoleh skor 12 sebanyak 1 orang, dan yang memperoleh skor 11 sebanyak 1 orang. Dari skor-skor tersebut, selanjutnya akan dihitung nilai murni dan tingkat ketuntasan pada siklus ini berdasarkan rumus yang telah ditetapkan untuk mendapatkan nilai secara individual.
Nilai Individual dan Ketuntasan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus II Hasil nilai individual dan tingkat ketuntasan siswa kelas II SDN 7 Balaesang menggunakan huruf kapital dalam bahasa Indonesia diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 55. Perolehan nilai individual tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; siswa yang memperoleh nilai 90 sehanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 85 sebanyak 7 orang, siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 7 orang, siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 orang, siswa yang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X mendapat nilai 70 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapat nilai 55 sebanyak 1 orang. Dari hasil perolehan nilai individual tersebut dapat diketahui tingkat ketuntasan siswa pada siklus II, yang dapat diuraikan sebagai berikut; siswa tuntas sebanyak 22 orang dengan persentase 88% dan siswa dinyatakan belum tuntas sehanyak 3 orang dengan persentase 12%. Perolehan nilai individual dan tingkat ketuntasan yang sudah dijelaskan di di atas, selanjutnya akan dihitung tingkat persentase setiap nilai yang dijadikan patokan dalam penelitian ini.
Presentase Kemampuan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus II Sesuai dengan persentase yang terdapat dari nilai individual bahwa persentase tertinggi yaitu 28% terdapat pada nilai 85 dan 80, sedangkan persentase terendah yaitu 4% terdapat pada nilai 70, 65, 60, dan 55. Perolehan persentase tersebut dapat pula diuraikan sebagai berikut; siswa yang.mendapat nilai 90 adalah 3 orang dengan persentase 12%, siswa yang mendapat nilai 85 sebanyak 7 orang dengan persentase 28%, yang mendapat nilai 80 sebanyak 7 orang dengan persentase 28%, siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 orang dengan persentase 16%, siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%, siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%, dan siswa yang mendapat nilai 55 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%.
Nilai Rata-rata Kemampuan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus II Nilai Rata-Rata Kemampuan Siswa Kelas II SDN 7 Balaesang Menggunakan Huruf Kapital pada Siklus I
No
Nilai (X)
Frekuensi (F) Siswa
FX
1
90
3
270
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X 2
85
7
595
3
80
7
560
4
75
4
300
5
70
1
70
6
65
1
65
7
60
1
60
8
55
1
55
Jumlah
25
1975
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah FX yaitu 1630. Jumlah tersebut selanjutnya dihitung nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus sigma FX per N. Jadi rata-rata = EFX = 1975 = 79 N 25 Perolehan nilai rata-rata 79 dengan tingkat ketuntasan klasikal 88 %, telah mencapai indikator keberhasilan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis penelitian di atas sesuai dengan hasil observasi guru, observasi siswa, dan hasil tes kemampuan siswa dalam menggunakan huruf kapital diketahui bahwa, pada siklus I persentase ketuntasan klasikal pada hasil tes menggunakan huruf kapital hanya mencapai 36% dengan nilai rata-rata secara klasikal 65,2. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekurangan pada guru dalam proses pembelajaran yang dapat terlihat dari lembar observasi kegiatan guru yaitu hanya 15 komponen yang memperoleh nilai sangat baik, 8 komponen memperoleh nilai baik, 2 komponen memperoleh nilai cukup. Dari hasil tersebut Persentase keberhasilan yang diperoleh masih dalam kategori cukup atau 60%, sehingga hal ini dapat mempengaruhi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung yaitu hanya 2 komponen yang memperoleh kategori sangat baik dengan persentase 25%, 4 komponen memperoleh kategori baik dengan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X presentase 50%, dan terdapat 2 komponen yaitu kemampuan siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan guru dan keaktifan siswa menjawab pertanyaan masih memperoleh kategori kurang dengan presentase 25%. Namun, kegiatan pada siklus I ini telah memperlihatkan peningkatan kemampuan siswa dalam menggunakan huruf kapital dengan menggunakan metode latihan terbimbing walaupun belum mencapai nilai maksimal dibandingkan dengan tes yang dilakukan pada saat belum menggunakan metode latihan terbimbing hanya mencapai 32% persentase ketuntasan klasikalnya. Pada siklus II, hasil tes menggunakan huruf kapital pada siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yakni mencapai persentase ketuntasan secara klasikal yaitu 88% dan nilai rata-rata secara klasikal 79. Peningkatan kemampuan siswa menggunakan huruf kapital juga disebabkan oleh meningkatnya skor perolehan pada tiap komponen di lembar observasi kegiatan guru yaitu terdapat 20 komponen dalam kategoti sangat baik , 5 komponen dalam kategori baik, dan tidak ada terdapat komponen yang mendapat nilai cukup ataupun Kurang. Sehingga dapat kita lihat peningkatan aktifitas kegiatan siswa pada lembar observasi kegiatan siswa pada siklus II yang mana diperoleh hasil observasi kegiatan siswa yaitu 6 orang siswa dalam kategori sangat baik, 19 orang siswa kategori baik, dan tidak ada lagi terdapat siswa yang dalam proses belajarnya dalam kategori cukup ataupun kurang baik. Selanjutnya dilihat dari persentase tiap komponen secara keseluruhan yaitu meningkatnya kemampuan siswa menanggapi penjelasan yang disampaikan guru dan keaktifan menjawab pertanyaan beserta komponen lainnya semua dalam kategori baik. Dari hasil observasi siswa pada siklus II dapat kita lihat peningkatan aktifitas belajar dari tiap-tiap siswa maupun dari tiap-tiap komponen yang diamati terlihat adanya peningkatan dari siklus I, sehingga secara secara keseluruhan pada kegiatan siswa di siklus II yaitu proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Selanjutnya, bagi 3 orang siswa yang belum tuntas secara individu dalam pelajaran menggunakan huruf kapital akan diberi bimbingan belajar di luar jam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X belajar disekolah oleh guru sampai siswa tersebut dapat memiliki kemampuan menggunakan huruf kapital dengan baik dan benar.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan mulai dari pratindakan, observasi sampai dengan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa melalui metode penugasan dapat ditingkatkan kemampuan siswa Kelas II SDN 7 Balaesang menggunakan huruf kapital. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pencapaian nilai yang diperoleh siswa mulai dari nilai pratindakan mendapat nilai rata-rata 58,4, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Persentase observasi pada siklus I yaitu 60 %, kemudian mendapat nilai rata-rata 65.2 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 36 % atau 9 orang tuntas dan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 16 orang atau 64 %. Ketuntasan tersebut belum mencapai indikator ketuntasan berdasarkan acuan dalam penelitian ini, sehingga dilanjutkan dengar siklus II. Berdasarkan hasil perolehan pada siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata adalah 79 dengan persentase ketuntasan adalah 88 % atau 22 orang tuntas dan siswa yang belum tuntas 12 % atau 3 orang. Berdasarkan perolehan nilai pada siklus II tersebut tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Saran Mengingat keterbatasan waktu dan biaya penelitian ini disarankan : 1) Siswa yang bermasalah perlu mendapat perhatian khusus dari guru dengan cara melakukan perbaikan individual melalui program latihan. 2) Guru diharapkan membiasakan diri mempersiapkan RPP dan memperbaiki proses pembelajaran yang baik antara lain (1) persiapan perangkat pembelajaran (2) menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang tepat. 3) Diharapkan
pula
agar
setiap
jenjang
pendidikan
memiliki
atau
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 5 ISSN 2354-614X menyediakan buku-buku bahasa Indonesia yang menunjang untuk menjadi dasar atau pedoman pengembangan bahasa Indonesia itu sendiri demi tercapainya tujuan pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN Antonim, (19940. Kurikulum 1994. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas. (2005.a). Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Pendidikan Nasional. Depdikbud. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI. Jakarta. Depdiknas. (2004). Metodelogi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Direktorat Tenaga Pendidikan. Djamarah, Syaiful Bahri. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Erlangga. Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Syamsu, maopa. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wardhani. Igak. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.