perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh : Ervi Trias Wati X 7107026
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011
Oleh: ERVI TRIAS WATI NIM X7107026
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ERVI TRIAS WATI. NIM X7107026. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Tujuan penelitian adalah meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011, meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011 yang terdiri dari 26 siswa. Sedangkan objeknya adalah pemahaman konsep siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi langsung, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi dan trianggulasi data. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 62,31 dengan prosentase ketuntasan sebesar 46,15% meningkat menjadi 71,15 dengan prosentase ketuntasan 73,08% pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,58 dengan prosentase ketuntasan 84,61%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 88,26 dengan prosentase ketuntasan 96,15%. Peningkatan ketuntasan siswa dari prasiklus sampai siklus III sebesar 50%. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini terbukti pada siklus I skor ratarata 50,5 atau sebesar 52,57% menjadi 56,14 atau sebesar 57,7% pada siklus II dan pada siklus III skor rata-rata meningkat menjadi 72,86 atau 83,33%. Peningkatan keaktifan siswa dari sikus I sampai siklus III sebesar 30,76%.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
ERVI TRIAS WATI. NIM X7107026. The application of Demonstration method to Improve the Understanding of Integer Number Addition and Subtraction Concept in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. 2011. The objective of this classroom action research is to improve the understanding of integer number addition and subtraction concept by applying demonstration method in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011, to improve the liveliness of integer number addition and subtraction concept by applying demonstration method in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011. The subject of research was the IV graders of Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011, consisting of 26 students. Meanwhile the object was the student’s concept understanding in Integral Number Addition and Subtraction. This study belongs to a classroom action research using cycle model. The research was carried out in three cycles. Each cycle consists of 4 stages: planning, acting, observing, reflecting. Techniques of collecting data used were interview, direct observation, test and documentation. Data validity used was content validity and data triangulation. Technique of data analysis used was an interactive analysis mode. Considering the result of research, it can be concluded that the mathematics learning using demonstration method can improve the concept understanding of the IV graders of Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011 in integer number addition and subtraction. It can be seen from the prior condition before the treatment was done in which the students’ mean value is 62.31 with the passing percentage of 46.15% increases to 71.15 with passing percentage of 73.08% in cycle I. In cycle II the mean value of class increases to 80.58 with passing percentage of 84.61%. Meanwhile in cycle III the mean value of class increases to 88.26 with passing percentage of 96.15%. The students’ passing improvement from pre-cycle to cycle III is 50%. Using demonstration method can improve the liveliness of integer number addition and subtraction concept understanding. It can be seen in cycle I the mean value is 50.5 with passing percentage 52.57% increases to 56.14 with passing percentage of 57.7% in cycle II and cycle III the mean value increases to 72.86 with passing percentage of 83.33%. improve the liveliness of the students from cycle I to cycle III is 30.76%
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
” Letakkan diri kita sebagai layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang kita lakukan akan menyakiti diri kita hal tersebut tentu akan menyakiti oranglain pula” ( Penulis)
”Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan” (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengharap kehadirat Allah SWT dan dengan segenap hati yang paling dalam, kupersembahkan skripsi ini kepada : 1. Orang tuaku tercinta, Bapak Sunardi dan Ibu Sutini, yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar. Sampai kapanpun aku akan mencintai Bapak dan Ibu serta akan selalu mengenang pengorbanan Bapak dan Ibu di hatiku. 2. Kakakku Erma Susanti dan Adikku Ega Budi S atas kebersamaan yang kurindukan. Aku sangat menyayangi kalian. 3. Suamiku Dedy Suhendro tersayang yang selalu memberikan dukungan dan setia menemaniku. 4. Sahabat-sahabatku atas motivasi dan persahabatan yang begitu indah. 5. Rekan-rekan Mahasiswa SI PGSD angkatan 2007 khususnya S1 BO7. 6. Almamaterku UNS yang selalu kubanggakan.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalammendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan, namun berkat bimbingan dan pengarahan dari bapak ibu dosen dan kerja sama dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Usada, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Drs. Djaelani., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Keluarga Besar SD Negeri Jaten 1 yang telah membantu dan menyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian serta bantuannya dalam memperoleh data. 7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dr kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru maupun calon guru atau pihak yang bersangkutan pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Surakarta, April 2011
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................................
ii
PERSETUJUAN................................................................................................ .........
ii
PENGESAHAN................................................................................................. .........
iii
ABSTRAK........................................................................................................ ..........
iv
ABSTRACK.................................................................................................................
v
HALAMAN MOTTO..........................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................... viii KATA PENGANTAR..........................................................................................
ix
DAFTAR ISI...............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK.....................................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... .........
xvii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Perumusan Masalah..............................................................................
4
C.Tujuan Penelitian...................................................................................
4
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian................................................................................ BAB II
5
LANDASAN TEORI, PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT......................................
7
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................
7
1. Hakikat Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ................................................................................
7
a. Pengertian Pemahaman...............................................................
7
b. Pengertian Konsep………………………………………….. ....
7
c. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan.................................
8
d. Pengertian Bilangan Bulat…………………………………… ..
9
e. Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan………. ....
11
2. Hakikat Metode Demonstrasi……………………………………..
11
a. Pengertian Metode……………………………………………
11
b. Metode Demonstrasi…………………………………………. .
15
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... … 21 C. Kerangka Berpikir ............................................................................. … 23
BAB III
D. Hipotesis……………………………………………………………..
24
METODE PENELITIAN ........................................................................
25
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................
29
B. Subjek Penelitian ................................................................................
27
C. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................
27
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Sumber Data………………………………………………………. ..
28
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………......
28
F. Validitas Data……………………………………………………......
30
G. Teknik Analisis Data……………………………………………… ..
30
H. Indikator Kinerja………………………………………………….....
31
I. Prosedur Penelitian……………………………………………… ......
32
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1…………………………………………. ..............................
35
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……………………………….. ....
36
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………….....
61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan…………………………………………………………....
64
B. Implikasi…………………………………………………………. ...
66
C. Saran……………………………………………………………... ...
67
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
68
LAMPIRAN………………………………………………………………………….
70
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Garis bilangan………………………………………………
17
Gambar 3.1
Kerangka berpikir…………………………………..…….....
23
Gambar 3.2
Bagan analis data……………………………..……………..
31
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………
28
Tabel 4.1
Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi awal…….....
35
Tabel 4.2
Observasi aktifitas siswa pembelajaran siklus I……………..
40
Tabel 4.3
Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan Bulat siswa kelas……………………………………………..
43
Tabel 4.4
Lembar observasi aktifitas siswa pembelajaran siklus II…….
48
Tabel 4.5
Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus II…………….
51
Tabel 4.6
Lembar observasi aktifitas siswa pembelajaran siklus III…….
55
Tabel 4.7
Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus III…………….
Tabel 4.8
58
Perbandingan rata-rata nilai matematika, jumlah siswa tuntas Dan prosentase ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Materi bilangan bulat pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan Siklus III………………………………………………………
Tabel 4.9
61
Perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa pada pra Siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III……………………… commit to user xvi
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1.
Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Jaten 1 pada kondisi awal………………………………..
Grafik 4.2
Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus I……………………………..
Grafik 4.3
36
44
Hasil penilaian matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus II……………………………
Grafik 4.4
Hasil penilaian Matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus III…………………………..
Grafik 4.5
52
60
Grafik peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1... 62
Grafik 4.6
Grafik perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III…………………………
commit to user xvii
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Pedoman Wawancara dengan Guru sebelum diterapkan Metode Demonstrasi…………………………………………………….
70
Lampiran 2 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi Prasiklus………………………………………………………..
71
Lampiran 3 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi Siklus I…………………………………………………………
72
Lampiran 4 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi Siklus II………………………………………………………..
73
Lampiran 5 Kisi-kisi soal bilangan bulat dengan Metode Demonstrasi Siklus III…………………………….........................................
74
Lampiran 6 LKS……………….…………………………………………...
75
Lampiran 7 Kunci Jawaban LKS……………………………………………
76
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………….
77
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………….
84
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……………….
100
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………………..
107
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………………..
116
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………………..
123
Lampiran 14 Lembar Observasi Guru Siklus I……………………………..
134
Lampiran 15 Lembar Observasi Guru Siklus II………………………........
136
Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus III………………………….
138
Lampiran 17 Hasil Wawancara Dengan Guru Sebelum Diterapkan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matemtika……………….
140
Lampiran 18 Hasil Wawancara Dengan Guru Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matematika………………
142
Lampiran 19 Hasil Wawancara Siswa Sebelum Diterapkan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matematika……………………………
144
Lampiran 20 Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Diterapkan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matematika……………
146
Lampiran 21 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Kondisi Awal……………….
147
Lampiran 22 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus I……..……………….
149
Lampiran 23 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus II…….……………….
commit to user xix
151
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 24 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus III…………………….
commit to user xx
153
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tuntutan pembelajaran matematika dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak lagi mempertahankan paradigma lama yaitu teacher center (guru memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa yang pasif). Tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan diruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Bila transfer konsep-konsep matematika berlangsung terus maka pemahaman siswa terhadap konsep matematika akan terbatas pada ranah kognitif sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Pada aspek produk matematika, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep sedangkan pada aspek proses siswa diharapkan mempunyai ketrampilan dalam mengerjakan matematika. Masih banyak pembelajaran matematika di dominasi dengan metode ceramah maka pelajaran ini dapat menjadi pelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus matematika yang harus dihafalkan. Siswa tidak akan dapat menyadari bahwa matematika sangat penting dipahami sebagai pengetahuan dasar untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari–hari. Seorang guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda. Menurut Anne Ahira belajar matematika itu memahami konsep bukan menghafal rumus,hal itu dikuatkan pula oleh Seto Mulyadi mengungkapkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Menhafal rumus dan cara menngerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap dalam ilmu ini. (http://ganeca.blogspirit.com)
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Berdasarkan pengamatan, wawancara, kolaborasi peneliti dengan guru yang mengajar kelas IV yang dilakukan di SD Negeri Jaten 1 khususnya siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi kurang berminat dalam belajar matematika. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam matematika masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil pretest yang dilaksanakan dari 26 siswa hanya 12 siswa yang nilainya ≥60 dan 14 siswa banyak yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Kalau hal itu dibiarkan dampaknya siswa akan kesulitan dalam perkalian dan pembagian. Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu, alokasi waktu yang ada tak sebanding dengan materi yang diberikan kepada siswa, alokasi waktu terbatas tetapi materi yang harus disampaikan terlalu banyak. Faktor tersebut akan membuat pemahaman siswa dalam pelajaran matematika menjadi abstrak karena keterbatasan waktu untuk guru dalam menyampaikan materi. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurang memaksimalkan proses pembelajaran dengan media atau alat peraga. Faktor yang lain adalah tidak adanya variasi metode, dari tahun ke tahun metode yang digunakan untuk mengajar matematika menggunakan metode ceramah kemudian anak diberi latihan soal terus menerus, ini mengakibatkan siswa menjadi bosan,tegang dan terkesan takut. Dari faktor-faktor tersebut membuat anak menganggap bahwa pelajaran
matematika
adalah
pelajaran
yang
membosankan,
sulit,
dan
menakutkan. Guru mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kepada siswa kelas IV di SD Negeri Jaten 1 masih menggunakan metode ceramah. Metode mengajar tersebut membuat siswa beranggapan bahwa berhitung bilangan bulat adalah suatu pelajaran yang membosankan dan hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan anak dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru seharusnya memiliki metode mengajar yang dapat menggugah minat dan keaktifan siswanya. Salah satunya dengan metode demonstrasi. Dengan persoalan rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
dan kualitas hasil belajar,maka proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian penuh. Seorang siswa membutuhkan suatu pemahaman konsep dalam belajar matematika. Tak terkecuali ketika siswa belajar berhitung dalam pembelajaran matematika. Pemahaman konsep behitung dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pemahaman berasal dari kata
dasar paham.
Pemahaman
dan
artinya
mengetahui
akan
sesuatu
hal
mampu
mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya. Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Pengurangan adalah kebalikan dari penjumlahan. Sedangkat menurut Catur Supatmono (2009:77), bilangan bulat adalah….,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4…Jadi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah suatu pengetahuan akan suatu hal dan mampu menggunakan secara abstrak penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan positif atau bilangan asli, dan bilangan cacah. Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat ditingkatkan dengan berbagai cara,diantaranya dengan metode demonstrasi. Dalam Anonima metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktifitas yang tersistem dari suatu lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan aturan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin syah (2000). Dengan penggunaan metode ini dapat membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatuproses atau cara kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan dalam metode ceramah dapat diperbaiki melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
pengamatan dan contoh kongkrit dengan menghadirkan objek yang sebenarnya ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar sehingga akan meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang mbbbhhasalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Apakah
penggunan
metode
demonstrasi
dapat
meningkatkan
pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011? 2. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraiakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1.
Meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
2.
Meningkatkan
keaktifan
siswa
dalam
pemahaman
konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011. D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, bagi yang akan menulis hal yang sama atau hampir sama. b. Sebagai kajian yang dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1) Meningkatnya ketertarikan siswa dalam belajar matematika dengan metode demonstrasi sehingga nilai siswa menjadi lebih baik. 2) Meningkatnya pemahaman konsep siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 3) Sebagai sarana memotivasi siswa agar ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran matematika. b. Bagi guru 1) Untuk
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan
metode
demonstrasi dalam proses pembelajaran 2) Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar 3) Guru akan terbiasa menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran. 4) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan mrnyenangkan. 5) Bertambahnya
pengetahuan
dan
pengalaman
dalam
membimbing anak menggunakan operasi hitung dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
menggunkan bilangan terutama penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. c. Bagi sekolah 1) Sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan sekolah yang bercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru dalam usaha-usaha yang mengarah pada meningkatnya kualitas pembelajaran matematika dengan digunakan metode dalam pembelajaran. 2) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
BAB II PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE DEMONSTRASI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat a. Pengertian Pemahaman Pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan (Gardner, 1999). Pemahaman merupakan landasan bagi peserta didik untuk membangun insight dan wisdom (Longworth, 1999:91). Pemahaman merupakan indikator unjuk kerja yang siap direnungkan, dikritik, dan digunakan oleh orang lain(Gardner, 1999). Pemahaman merupakan perangkat baku program pendidikan yang merefleksikan kompetensi (Yulaelawaty, 2002). Pemahaman muncul dari hasil evaluasi dan refleksi diri sendiri (Wenning, 2006). Pemahaman adalah suatu titik temu antara 2 pola yang terdapat didalam diri manusia yaitu pola akal dan pola rasa, jika disetiap/suatu pembelajaran dimulai dan didasari oleh suatu pemahaman terlebih dahulu maka akan lebih berharga dan bermaknalah suatupembelajarantersebut. (http://mrperspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman) Menurut Nana Sudjana (2005 : 24) pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori(Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, mengerti prinsip-prinsip, (2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian
terdahulu
menghubungkan
dengan
beberapa
yang
bagian
dari
diketahui grafik
berikutnya dengan
atau
kejadian,
membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, (3) Pemahaman tingkat ketiga atau tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
artinya
tahu
akan
commit to user 7
sesuatu
hal
dan
mampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya dan tidak hanya mengerti saja tapi mampu menerapkannya. b. Pengertian Konsep Pengertian konsep menurut www.wikepedia.com adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Sedangkan menurut Fredd Soritua adalah suatu strategi sebagai pendekatan dalam berkarya. Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: keadaan, kejadian, kelompok atau 7 individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (singarimbun:2006) Berdasarkan beberapa pendapat diatas konsep adalah sesuatu yang abstrak yang menunjuk pada suatu kejadian atau hubungan. c. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan Dalam operasi berhitung matematika ada salah satu operasi penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Penjumlahan merupakan operasi matematika yang menjumlahkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Symbol untuk operasi penjumlah (+). (http://opi.110mb.com/ faraidweb/2_Dasar Matematika.htm).
Menurutwww.wikepedia.com penjumlahan adalah salah satu operasi aritmatika dasar,penjumlahan merupakan penambahan sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah. Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan.
Pengurangan adalah salah satu dari empat dasar aritmatika dan pada
prinsipnya
merupakan
kebalikan
dari
operasi
penjumlahan
(www.wikipedia.com). Pengurangan merupakan operasi matematika yang mengurangkan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Simbol untuk operasi pengurangan adalah tanda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
minus (-)
(http://opi.110mb.com/faraidweb/2_DasarMatematika.htm).
Pengurangan Jika pada suatu penjumlahan diketahui jumlahnya dan salah satu sukunya, maka penjumlahan itu di tulis a + … = c atau … + a = c Suku a adalah salah satu suku yang ditambah, sedangkan suku c adalah jumlahnya. Misalnya a = 5 dan c = 12 maka 5 + … = 12 atau … + 5 = 12 Mencari suku yang belum diketahui merupakan suatu operasi. Dan operasi itu disebut pengurangan. Jadi 5 + … = 12 dapat ditulis 12 - 5 = …Kerena pengurangan diperoleh dari penjumlahan maka pengurangan disebut kebalikan dari penjumlahan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah penambahan dua bilangan menjadi bilangan tertentu dan pengurangan adalah pengurangan suatu angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu. d. Pengertian Bilangan Bulat Matematika adalah suatu pelajaran yang selalu berkaitan dengan angka-angka. Menurut Jonson dan Rising dalam Aji Apriyanto (http://www.ajiapriyanto.co.cc ) Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori dibuat secara deduktif berdasarkan pada unsure yang didefinisikan, aksioma,teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain matematika merupakan suatu bahasa yang dilikiskan dengan bilangan atau simbola tertentu yang didefinisikan dengan cermat dan jelas. Jadi berdasarkan etimologi (Elea Tinggih, 1972 :5). Perkataan matematika berarti “Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. “James
dan
James
(1976)
dalam
kamus
matematikanya
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sebagai contoh, adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiranpikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
terbagi menjadi empat wawasan yang luas yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis dengan aritmetika mencakup teori bilangan dan satistika. Kelompok matematikawan ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, matematika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matematika, bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya, matematika itu adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat, dan sebagainya. Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu pengetahuan yang terorganisasi meliputi sifat-sifat, teori, dan symbol yang didefinisikan, aksioma, teorinya sudah dibuktikan
kebenarannya
serta
dipergunakan
dalam
menghadapi
kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika yang dipelajari di SD/MI mencakup: a). bilangan, b).geometri dan pengukuran, dan c).pengolahan data. Dalam http://himatika.mipa.ugm.ac.id/, Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Menurut Wikipedia (2010:1) bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Ada berbagai jenis bilangan. Bilangan yang paling dikenal adalah bilangan bulat 0, 1, -1, 2, -2,…dan bilangan-bilangan asli 1, 2, 3,…, keduanya sering digunakan untuk berhitung dalam aritmatika. Bilangan bulat adalah bilangan yang bukan pecahan, misalnya 1, 2, 3,…dst. (Kamus Bahasa Indonesia/Pusat Bahasa Depdiknas.2008. Halaman 200). Sedangkan menurut Catur Supatmono (2009:77) bilangan bulat adalah…., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,….Dapat dikatakan juga bilangan bulat terdiri dari: 1). Bilangan bulat negative: ….-4, -3, -2, -1. 2). Bilangan nol: 0 3). Bilangan bulat positif atau bilangan asli: 1, 2, 3, 4, 5, …. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan bulat negative, bilangan bulat positif atau bilangan asli,dan bilangan cacah yang meliputi bilangan….-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,…. e. Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah merupakan pengetahuan dan mampu mengimplikasikan sesuatu yang abstrak tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan yang terdiri dari bilangan negative, bilngan positif atau bilangan asli, dan bilangan cacah.
2. Hakikat Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Metode sanjaya:2008)
adalah jadi
“a
metode
way
in
adalah
achieving cara
yang
something”
(wina
digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan
guru
dalam
pencapaian
(http://smacepiring.wordpress.com) Dapat
tujuan
pembelajaran.
dikatakan bahwa
metode
pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Jadi Metode adalah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Beberapa metode mengajar: 1) Metode Ceramah (Preaching Method) Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). 2) Metode diskusi ( Discussion method ) Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). 3) Metode demontrasi ( Demonstration method ) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah,( 2000). 4) Metode ceramah plus Metode
ceramah
plus
adalah
metode
mengajar
yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. 5) Metoderesitasi (Recitationmethod) Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://researchengines.com/art05-65.html). 6) Metode percobaan ( Experimental method ) Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali, MisalnyadiLaboratorium. 7) Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain
serta
didampingi
oleh
pendidik,
yang
kemudian
dibukukan.Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya. 8) Metode latihan keterampilan ( Drill method ) Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik. 9) Metode mengajar beregu (Team teaching method) Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut. 10) Metode mengajar sesame teman ( Peer teaching method ) Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. 11) Metode pemecahan masalah (Problemsolvingmethod) Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya. 12) Metode perancangan ( projeck method ) Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik
harus
merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 13) Metode Bagian ( Teileren method ) Yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagiansebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya. 14)
Metode Global (Ganze method )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut. 15)
Metode Discovery Metode
Discovery
menurut
Suryosubroto
(2002:192)
diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Suryosubroto (2002:193) 16) Metode Inquiry Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. b. Metode Demonstrasi Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. (http://www.papantulisku.com/2010/01/metodedemonstrasi.html). Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Menurut http://www.semeru.or.id Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat,melakukan, dan merasakan sendiri. Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lainlain. (Cecep, 2005). Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara
memperagakan
barang,
kejadian,aturan,
dan
urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000).
Metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000). Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari. Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil media yaitu: 1) ·Menggunakan garis bilangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Penjumlahan bilangan bulat sebagai perpindahan sepanjang suatu garis bilangan.suatu bilangan bulat positif menggambarkan gerakan
kearah
kanan,
sedangkan
bilangan
bulat
negatif
menggambarkan gerakan kearah kiri. Titik permulaan selalu dimulai pada titik yang mewakili bilangan nol.
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Gambar 2.1 Garis bilangan
Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser ke kanan 1 satuan, maka ia berada di titik 1. Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser ke kiri sejauh 1 satuan, maka ia berada di titik -1. Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser kekiri 2 satuan, maka ia berada di titik -2. Sebaliknya jika seseorang berada di titik 0 dan bergeser ke kanan 2 satuan maka I berada di titik 2. Bilangan -1 disebut lawan dari 1 dan 1 disebut lawan dari -1.Demikian juga -2 adalah lawan dari 2 dan 2 adalah lawan dari -2. 2)
Menggunakan manik-manik Menggunakan manik-manik bilangan yang berisi:
Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Pengurangan dengan bulat negatif dengan bulat negatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
3) Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi 1. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan. c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000) d. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain. e.
Dapat
mengurangi
kesalahan-kesalahan
bila dibandingkan
dengan hanya membaca di dalam buku, karena siswa telah mempenoleh gambaran yang jelas dan hasil pengamatannya. f. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka siswa akan memperoleh pengalaman-pengalaman
praktek
untuk
mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari teman-teman dan gurunya. g. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi/eksperimen. h. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. i. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. j. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
2. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa
yang
didemonstrasikan
(Syaifudin
Bahri
Djamarah, 2000) d. Daya tangkap setiap siswa berbeda, sehingga guru harus mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar siswa dapat mengikuti pelajaran. e. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah. f. Demonstrasi akan menjadi metode yang kurang baik apabila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasan-penjelasan yang tidak jelas. g.
Demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang berharga.
h.
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas, atau bahan-bahan yang tidak berwujud misalnya gas freon.
i.
Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, siswa melihat suatu proses yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.
j.
Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. k.
Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang
lebih
mahal
dibandingkan
dengan
ceramah.Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. 4) Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. c. Lakukan uji coba demonstrasi. 2.
Tahap Pelaksanaan: Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya: a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
3.
Langkah pelaksanaan demonstrasi: a). Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. b). Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c). Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d). Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 4.
Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
B. Penelitian Relevan
1.
Kusmiati H dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD N Sukoharjo Malang memperoleh
hasil
bahwa
dengan
pemberian
pendekatan
realistik
berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Penelitian Kusmiati H ini memiliki persamaan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Perbedaanya adalah dengan pendekatan realistik. 2.
Khofidlotur Rofiah dalam penelitiannya Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Media Roda Bilangan pada Siswa Tunarungu Kelas VI SLB-B Pertiwi Mojokerto. Khofidlotur R menyimpulkan bahwa dengan media roda bilangan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian Khofidlotur ini memiliki persamaan dengan penelitian ini adalah pokok bahasan sama yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dan faktor yang ingin ditingkatkan yaitu pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan. Perbedaannya adalah media yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi, guru masih menggunakan metode ceramah membuat anak lebih cepat bosan, terkesan antusias dan suasana kelas pasif serta materi yang disampaikan secara singkat karena keterbatasan waktu membuat pemikiran anak terhadap matematika menjadi abstrak. Guru lebih menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi, komunikasi hanya atu arah sehingga kurang adanya timba balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu untuk bertanya pada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga siswa enggan mempelajarinya. Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah. Dengan adanya metode baru selain metode ceramah akan dapat memahami dengan jelas jalannya suatu proses kerja suatu benda sehingga memudahkan berbagai jenis penjelasan, perhatian siswa dapat dipusatkan. Salah satu metode yang dapat Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi adalah metode demonstrasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
Kelebihan metode ini adalah Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, akan lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa akan aktif dalam pembelajaran, dan siswa akan lebih paham bagaimana suatu proses kerja suatu benda. Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kreatifitas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga pembelajaran
dapat
bermakna
dan
pada
akhirnya
pemahaman
konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akan meningkat. Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini pada gambar 2.2 : Metode
Guru mendominasi
konvensional
proses pembelajaran
Metode Demonstrasi
Guru sebagai fasilitator pembelajaran
Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah dan siswa kurang aktif
Siklus I Target 70% Siklus II Target 80%
Diduga dengan penerapan metode demonstrasi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat Gambar 2.2 Kerangka berpikir
commit to user
Siklus III Target 90%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Dengan penerapan metode demonstrasi maka pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 tahun 2011 akan meningkat.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1, Kecamatan jogorogo, Kabupaten Ngawi. Adapun alasan peneliti memilih SD Negeri Jaten 1 sebagai tempat penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut: a. Sekolah tersebut mengijinkan tempatnya digunakan untuk kegiatan penelitian. b. Sekolah bersedia memberikan data yang penulis perlukan. c. Belum pernah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Jaten 1 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. d. Kondisi sekolah dan kelas beserta materi pelajaran telah dipahami dan diketahui penulis sebelumnya.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan 5 bulan ,yaitu mulai bulan Desember 2010 sampai April 2011. Jadwal penelitian akan ditulis pada tabel 3.1 : Tabel 3.1 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian No
JENIS KEGIATAN
BULAN Desember Januari
A
Februari
Maret
April
Tahap persiapan 1 Penyusunan proposal 2 Perbaikan proposal
XXX X
3 Menyusun instrumen a. RPP
XX
b. Lembar observasi
XX
c. Panduan wawancara
XX
d.soal-soal
XX
4 Perijinan, koordinasi dengan guru, dan menyiapkan peralatan Aplikasi Tindakan B
X
5 Siklus I
C
X
6 Siklus II
X
7 Siklus III
X
Pasca Tindakan 8 Analisis Data
XX
9 Menyusun Laporan
X X
10 Pengajuan Laporan
X
11 Seminar untuk validasi hasil 12 Perbaikan Laporan
X X X
13 Penggandaan, penjilidan dan Pengiriman Laporan
X
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
3. Lokasi Sekolah Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 terletak di desa Jaten Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. SD Negeri 1 Jaten terdiri dari 6 kelas yaitu kelas I sampai kelas VI. Memiliki 11 tenaga pendidik dengan 7 orang berstatus PNS dan 7 orang berstatus Non PNS.
4. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi yang berjumlah 26 siswa, 10 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.
5. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Karena data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto ( 2007: 2) mengungkapkan bahwa ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK yaitu: a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas adalah sekelompok sisayang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
2. Strategi Penelitian Strategi penelitian yang diambil adalah tindakan kelas model siklus. Rancangan penelitiannya adalah: a)
Perencanaan (Planing)
b)
Tindakan (Acting)
c)
Pengamatan (Observing)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
d)
Refleksi (Reflecting) Menurut Suharsimi Arikunto (2007:16), bagan strategi penelitian
ditunjukkan pada gambar 3.1 : perencanaan
Refleksi
Siklus I
pelaksanaan
pengamatan
perencanaan
Refleksi
Siklus II
pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 3.1 Bagan Strategi Penelitian 6. Sumber Data Penelitian ini memerlukan berbagai informasi data yang akan digali dari berbagai sumber data. Data dan informasi yang paling utama dikumpulkan dan dikaji diperoleh dari data kualitatif. Sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Informasi data dari guru kelas IV SD Negeri Jaten 1.
2.
Arsip nilai mid semester siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1.
3.
Informasi dari siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1.
4.
Hasil evaluasi pembelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
7. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan : 1. Teknik Wawancara Langsung Merupakan daftar pertanyaan yang ditanyakan kepada seseorang. Suharsimi arikunto (2006 :227), secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur dan wawancara struktur. Tehnik ini dipergunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari guru mengenai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebelum menggunakan metode demonstrasi maupun setelah menggunakan metode demonstrasi. 2. Teknik Observasi Langsung Supardi (2007: 127) observasi langsung adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data ) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik ini dipergunakan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran agar dapat dilakukan langkahlangkah perbaikan observasi meliputi proses dan hasil tindakan pembelajaran serta peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya. Lembar observasi digunakan untuk mengamati tentang aktifitas siswa dan kegiatan pembelajaran guru ketika pembelajaran berlangsung. 3. Tes Suharsimi arikunto (2006 :150) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011 sebelum dan sesudah tindakan..
4. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang betupa responden penelitian. Dalam penelitian ini dipergunakan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan, rpp, dan nilai saat penelitian berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
8. Validitas Data Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Triangulasi penelitian ini menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode untuk mengkaji kesahihan data. 1. Triangulasi data (sumber) adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data atau informasi tertentu dari sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini salah satunya yaitu membandingkan data pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari wawancara guru dengan data dari wawancara siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa. 2. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan).http://file.upi.edu/Direktori. Menurut Nana Sudjana (2005 : 13) validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya, artinya tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Tes yang terdapat dalam penelitian ini mempunyai tujuan khusus tertentu yang sesuai dengan materi dan isi pelajaran. Pada penelitian ini, data yang diukur dengan menggunakan validitas isi adalah tes yang digunakan untuk mengukur konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator pada silabus sehingga isi dari tes tersebut sesuai dengan kurikulum yang ditentukan. Tes dilakukan pada awal tindakan dan akhir setiap tindakan. 9. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Bogdan dan taylor dalam Iskandar (2008: 254) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu. Menurut gay dalam iskandar (2008: 255) “analysis of data can investigated by comparing responses on one data with responses on other data.” Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Tahapan yang terdapat pada anlisis interaktif menurut Iskandar (2008: 222) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan,
membuang
yang
tidak
perlu
dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan atau diverifikasi. Penyajian data merupakan penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang di dapat dan biasanya disajikan dalam bentuk teks naratif. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, akhir siklus II dan akhir siklus III. Simpulan pertama sampai dengan ketiga harus berkaitan. Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif digambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut:
Pengumpulan data
Sajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan
Gambar 3.2 Bagan Analisis Data
10. Indikator Kinerja Rumusan ketercapaian kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo, Ngawi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
melalui metode demonstrasi. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60. Siklus ini akan berakhir apabila sudah memenuhi target yaitu 90%. Pada setiap siklus, peneliti menargetkam siklus pertama 70%, siklus kedua 80% siswa pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangannya meningkat atau nilainya ≥ 60. Pada siklus ketiga atau terakhir 90% mencapai KKM.
11. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklusnya meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. 1.
Siklus I a) Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan. Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi tentang permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin. Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) membuat skenario pembelajaran. b) mempersiapkan media atau peralatan yang digunakan. c) membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika di ajarkan dengan metode demonstrasi. d) menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS yang diperlukan dalam membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan diajarkan. e) membuat alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan berhitung siswa pada pelajaran matematika siswa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat ditingkatkan. b) Tindakan Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran. dalam pelaksanaan guru harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan berlaku secara wajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi: a) guru menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b) guru mempersiapkan media garis bilangan dan rumah bilangan. c) guru memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada kegiatan ini guru memberikan materi tentang bilangan bulat, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan media garis bilangan dan rumah bilangan. untuk garis bilangan siswa diberikan contoh bagaimana menggunakan garis bilangan, untuk suatu bilangan bulat positif menggambarkan gerakan kearah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif menggambarkan gerakan kearah kiri. Titik permulaan selalu dimulai pada titik yang mewakili bilangan nol. Setelah siswa mengetahui bagaimana media ini diberikan latihan soal dengan menggunakan media garis bilangan mapun rumah bilangan untuk dikerjakan satu persatu. Guru bersama siswa membahas hasil jawaban. Guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengetahui pemahamab konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi. siswa dengan guru menyimpulkan konsep penjumlahan dan pengurangan dengan metode demonstrasi. Sebagai kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang kurang jelas. Guru menutup pelajaran matematika materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat c) Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan, keaktifan siswa, maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut. d) Refleksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa, mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh belum maksimal. 2.
Siklus II a) Perencanaan Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut: a) merencanakan
pembelajaran dengan metose demonstrasi. b) menentukan pokok bahasan. c) mengembangkan scenario pembelajaran. d) menyusun lembar kerja (LKS). e) menyiapkan sumber belajar dan media. f) mengembangkan format evaluasi. g) mengembangkan format observasi pembelajaran. b) Tindakan Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasrkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau proses peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa. c) Observasi Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus pertama dan memonitor serta membantu siswa jika mengalami kesulitan. d) Refleksi Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Jaten I Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 berada di desa Jaten, kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, propinsi Jawa Timur. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi di kelas IV untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di tempat penelitian. Dari hasil pretest yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten I dengan materi bilangan bulat, hampir setengah jumlah siswa belum mencapai KKM. Dari 26 siswa, sebanyak 14 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan yang mendapat nilai ≥60 (KKM) hanya 12 siswa. Untuk lebih jelasnya, perolehan hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 21 Tabel frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1. Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi Awal
No
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Ket
1
χ ≤ 49
4
15,39
Belum Tuntas
2
50 – 59
10
38,46
Belum Tuntas
3
60 – 69
0
0
-
4
70 – 79
3
11,54
Tuntas
5
80 – 89
6
23,07
Tuntas
3
11,54
Tuntas
26
100
-
6
χ ≥ 90 Jumlah
Prosentase Belum Tuntas = (14 : 26) x 100% = 53,85% Prosentase Telah Tuntas = (12 : 26) x 100% = 46,15
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Matematika yang dicapai siswa pada kondisi awal atau sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata 62,31. Dari 26 siswa, yang memperoleh nilai ≤49 ada 4 siswa,yang memperoleh nilai 50-59 ada 10 siswa. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 60-69 ada 0 siswa, yang memperoleh 70-79 ada 3 siswa, yang memperoleh 80-89 ada 6 siswa dan siswa yang memperoleh nilai ≥90 ada 3 siswa. Dari perincian di atas dapat dilihat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 14 siswa atau 53,85% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 12 siswa atau 46,15%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan nilai Matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi awal sebanyak 46,15%. Hasil tersebut dapat disajikan dalam grafik 4.1 sebagai berikut:
Grafik 4.1 Grafik Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Kondisi Awal
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 24 sampai 29 Januari 2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2010 diruang kelas IV SD Negeri Jaten 1. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Kamis, 27 Januari 2011 dan Sabtu, 29 Januari 2011. Berdasarkan hasil pretest pada lampiran yang telah dilaksanakan sebelumnya, nilai matematika materi bilangan bulat kelas IV dari 26 siswa, hanya 12 siswa atau 46,15% yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 14 siswa atau 53,85% belum mencapai KKM. Hal ini menandakan bahwa kemampuan berhitung bilangan bulat siswa masih rendah. Oleh karena itu peneliti menerapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan bilangan bulat siswa kelas IV. Menggunakan model pembelajaran kooperatif learning, media yang digunakan adalah manik-manik stik warna. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 kelas IV, peneliti menyusun langkah-langkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut: 1) Mempelajari Silabus Matematika SD kelas IV semester 2 tentang materi bilangan bulat dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang sesuai. Standar Kompetensi 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat. 5.3 Mengurangkan bilangan bulat. 2) Indikator berdasarkan no dalam silabus yaitu siswa mampu: 1.1 Menjelaskan bilangan bulat 1.2 Membedakan bilangan bulat positif dan negatif 1.3 Menjumlahkan dua bilangan positif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
1.4 Menjumlahkan dua bilangan negatif. 1.5 Menjumlahkan bilangan positif dan negatif. 2.1 Mengurangkan dua bilangan bulat positif. 2.2 Mengurangkan dua bilangan negatif. 2.3 Mampu mengurangkan bilangan positif dan negatif 2.4 Mampu mengurangkan bilangan nergatif dengan positif. 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dilaksanakan dua kali pertemuan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 4) Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan berupa manik-manik stik warna. 5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. 6) Peneliti bersama dengan guru membuat lembar evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi yang digunakan dapat meningkat. 7) Membuat lembar observasi siswa dan guru untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tahap pelaksanan ini terdiri dari 2 pertemuan. Peneliti menggunakan metode demonstrasi. 1) Pertemuan I Pada pertemuan pertama materi pembelajaran adalah bilangan bulat, membandingkan dua bilangan bulat dan penjumlahan bilangan bulat. Peneliti bertindak sebagai guru dan bapak Nurwanto, S.Pd yang merupakan guru kelas bertindak sebagai observer. Kelemahan dalam indikator: a) Anak mengira bilangan bulat itu sama dengan bilangan yang terdiri dari bilangan genap. Analisisnya ada kesalahan dalam istilah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
b) Pemikiran anak bahwa bilangan bulat positif itu bilangan genap dan bilangan bulat negatif itu bilangan ganjil. c) Terlalu banyak angka yang dijumlahkan. Analisisnya anak kurang cepat dalam operasi hitungan. d) Anak menganggap bilangan bulat negatif secara nyata tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. e) Anak
kesulitan
pengoprasian
bilangan
bulat
negatif
karena
menganggap bilangan negatif tidak ada dalam dunia nyata.
2) Pertemuan II Pertemuan kedua materi pembelajaran adalah pengurangan bilangan bulat dilaksanakam pada hari sabtu tanggal 29 Januari 2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Kelemahan pada indikator: a) Terkadang siswa masih kurang teliti dalam penghitungan. b) Anak lupa dengan adanya tanda negatif pada bilangan bulat negatif. c) Siswa kurang paham terhadap pengurangan positif ke negatif akan menjadi hasil positif. d) Anak kebingungan karena terlalu banyak tanda negatif. c. Observasi Pada
tahap
ini
peneliti
mengadakan
pengamatan
terhadap
proses
pembelajaran. peneliti berkolaborasi dengan guru kelas melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatnya pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat siswa. Observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kinerja peneliti pada saat penelitian. Guru kelas (observer)
mengamati
kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan dengan rencana pembelajaran yang telan disusun sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Tabel 4.2 Observasi Aktifitas Siswa pembelajaran Siklus I No
Aspek yang dinilai
Pertemuan I
F
Skor Prosentase a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Siswa berani mendemonstrasikan media di depan kelas
15 58
Siswa berani menjawab Pertanyaan yang diajukan guru Siswa berani bertanya bila mengalami kesulitan dalam pembelaja ran Siswa mau melakukan kerja sama dengan teman kelompok Nya Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mendapat nilai ≥KKM Siswa berpartisipasi aktif mengeluar kan pendapat dalam kelompok diskusi
Ket
Pertemuan II Skor Prosentase
Ket
Kurang
17
60
65,45%
23,10%
Gagal
11
42
42,35%
Sangat Kurang
15,4%
Gagal
8
40
30,08%
Sangat Kurang
39
26,95%
Gagal
10
42
38,50%
Sangat Kurang
17
60
65,45%
Cukup
20
70
77%
Baik
24
78
92,40%
Baik
15
58
57,75%
Kurang
18
64
69,30%
Cukup
20
70
77%
Baik
Siswa berani Mengemukakan 6 pendapatnya
4
38
34
57,75%
f
7
commit to user
Kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Rata-rata = 50,5 dengan prosentase 52,57 %
Catatan : Skor < 40
= Gagal
40-49 = Sangat kurang 50-59 = Kurang 60-69 = Cukup 70-79 = Baik 80-89 = Baik sekali 90-99 = Ekselent
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran siswa pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus I mencapai kategori kurang. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan I ada pada lampiran 14 adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP) yang telah dirancang sebelumnya. 2. Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran dengan baik. 3. Guru mengelola kelas dengan baik. 4. Pelaksanaan apersepsi oleh guru cukup baik. 5. Guru menyampaikan materi dengan jelas dan baik. 6. Penggunaan alat dan media baik. 7. Guru kurang memotivasi siswa 8. Interaksi siswa dengan guru masih cukup baik. 9. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik. 10. Guru kurang dalam memberikan pujian dan perayaan terhadap keberhasilan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
11. Pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh siswa dan guru. 12. Guru melaksanakan evaluasi dengan baik. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan II ada pada lampiran 14 adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP) yang telah dirancang sebelumnya. 2. Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran dalam kategori baik. 3. Guru mengelola kelas dengan katagori baik. 4. Pelaksanaan apersepsi oleh guru dalam kategori cukup baik. 5. Guru menyampaikan materi dengan jelas dan baik. 6. Penggunaan alat dan media baik. 7. Guru dalam kategori cukup baik memotivasi siswa. 8. Interaksi siswa dengan guru masih dalam kategori baik. 9. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik. 10. Guru cukup dalam memberikan pujian dan perayaan terhadap keberhasilan siswa. 11. Pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh siswa dan guru. 12. Guru melaksanakan evaluasi dengan baik. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus I mencapai kategori baik. d. Refleksi Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru kelas, peneliti dapat me menyimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam bertanya dan berpendapat cukup baik. Guru harus memotivasi terlebih dahulu baru siswa berani menjawab pertanyaan dari guru atau maju mengerjakan soal di depan kelas. Dalam mengerjakan tugas kelompok dan diskusi, secara keseluruhan siswa sudah memperlihatkan aktifitas yang baik. Namun ada juga beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang sulit untuk mnguasai materi. Dibandingkan dengan siswa yang lain, beberapa siswa ini sedikit ketinggalan dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Setelah diamati, beberapa siswa ini malu dan takut untuk bertanya jika tidak paham, bahkan pada teman satu kelompoknya sendiri. Untuk itu guru akan memperhatikan beberapa siswa ini agar lebih aktif dan berani untuk bertanya jika tidak paham dengan materi. Selain itu, ada beberapa siswa yang masih malu untuk bekerja sama dengan kelompoknya karena berbeda jenis kelamin. Untuk itu guru akan lebih giat lagi member motivasi dan mengarahkan
siswa agar kemauan
bekerja samanya meningkat. Adapaun hasil niali evaluasi yang diperoleh dalam siklus I terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus I No
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Ket
1 2 3 4 5 6
χ ≤ 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 χ ≥ 90
4 3 5 3 3 8
15,38 11,54 19,23 11,54 11,54 30,80
Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
26
100
-
Jumlah
Prosentase Belum Tuntas = (7 : 26) x 100% = 26,92% Prosentase Telah Tuntas = (19 : 26) x 100% = 73,08%
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I di atas selama dua kali pertemuan, dapat diketahui nilai pembelajaran Matematika seperti di bawah ini: 1) Pada pertemuan pertama nilai ≤49 ada 1 siswa, nilai 50-59 ada 1 siswa, nilai 60-69 ada 5 siswa, nilai 70-79 ada 2 siswa, nilai 80-89 ada 5 siswa, nilai ≥90 ada 12 siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 81,15.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai ≤49 ada 11 siswa, nilai 50-59 ada 0 siswa, nilai 60-69 ada 4 siswa, nilai 70-79 ada 1 siswa, nilai 8089 ada 2 siswa, nilai ≥90 ada 8 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 61,15. Nilai rata-rata dari hasil evaluasi siswa pada pertemuan I dan Pertemuan II pada siklus I dapat disajikan pada grafik berikut ini: siklus I adalah 71,15. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 19 siswa atau sebesar 73,08 %. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada 7 siswa atau sebesar 26,92%. Adapun nilai Matematika dapat disajikan dalam grafik 4.2 berikut:
Grafik4.2 Grafik Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus 1
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 31 sampai 5 Februari 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari siklus-siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa ada peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Namun belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum tuntas atau nilainya dibawah KKM. Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: 1) Kegiatan guru sesuai dengan RPP siklus II dengan menggunakan waktu yang tepat. 2) Memberikan
informasi
secara
tepat
yaitu
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa sehingga siswa lebih jelas dan terarah dalam pembelajarab. 3) Guru memberikan penguatan agar anak lebih berani maju kedepan kelas dan menggunakan media yang ada. 4) Guru memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan penghargaan verbal maupun non verbal. 5) Guru membedrikan batasan waktu dalam mengerjakan evaluasi agar siswa lebih cekatan dan terampil. 6) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pelajaran yang menarik bagi siswa. Berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 kelas IV dan mempertimbangkan hasil siklus I, peneliti menyusun langkahlangkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut: 1) Mempelajari Silabus Matematika SD kelas IV semester 2 tentang materi bilangan bulat dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya sebagai berikut: Standar Kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat. 5.3 Mengurangkan bilangan bulat. 2) Indikator berdasarkan no dalam silabus yaitu siswa mampu: 1.1 Menjelaskan bilangan bulat 1.2 Membedakan bilangan bulat positif dan negatif 1.3 Menjumlahkan dua bilangan positif. 1.4 Menjumlahkan dua bilangan negatif. 1.5 Menjumlahkan bilangan positif dan negatif. 2.1 Mengurangkan dua bilangan bulat positif. 2.2 Mengurangkan dua bilangan negatif. 2.3 Mampu mengurangkan bilangan positif dan negatif 2.4 Mampu mengurangkan bilangan nergatif dengan positif. 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dilaksanakan dua kali pertemuan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 4) Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan berupa manik-manik stik warna. 5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. 6) Peneliti bersama dengan guru membuat lembar evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi yang digunakan dapat meningkat. 7) Membuat lembar observasi siswa dan guru untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran melalui metode demonstrasi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. 1) Pertemuan I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Pada pertemuan I materi pembelajaran adalah penjumlahan bilangan bulat. Peneliti bertindak sebagai guru dan bapak Nurwanto, S.Pd yang merupakan guru kelas bertindak sebagai observer. Kelemahan dalam indikator: a) Menjelaskan istilah yang benar tentang istilah bahwa bilangan bulat itu bukan hanya bilangan genap saja tetapi terdiri dari semua bilangan, ada bilangan sebelum 0 yaitu bilangan bulat negatif dan setelah 0 yang berarti bilangan bulat positif. Anak kurang aktif bertanya. b) Dengan membuat garis bilangan di papan tulis siswa sudah bisa membedakan contoh bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Siswa sudah terlihat bosan dalam mengikuti pelajaran. c) Memulai dari contoh-contoh bilangan terkecil kemudian semakin besar agar siswa bersikap kritis, untuk itu guru menggunakan media stik warna, dalam hal ini anak sudah mulai berebut untuk menggunakan media yang didemonstrasikan oleh guru. Masih ada siswa yang kurang aktif atau hanya diam di tempat. d) Memberikan contoh penggunaan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari contohnya thermometer, pengukur ketinggian air. Dalam siklus kedua ini anak menganggap kalau penjumlahan bilangan negatif dan negatif pasti hasilnya positif. e) Siswa kesulitan angka yang besar, guru harus menjelaskan penggunaan disertai banyak contoh dengan media.
2) Pertemuan II Kelemahan dalam indikator: a) Agar siswa lebih teliti lagi, maka guru harus memberikan waktu lebih banyak dan penjelasan kepada siswa diperdalam. b) Mengajak siswa untuk maju ke depan kelas dan menyuruhnya menuliskan contoh bilangan bulat negatif dan memberikan contoh kalau tanda negatif bertemu tanda negatif di tengah pasti hasilnya positif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
c) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kejelasan materi masih ada yang belum masuk Kediri siswa. d) Memudahkan siswa dengan menggunakan stik warna dan siswa kurang memanfaatkan waktu berdiskusi untuk bertukar pendapat dalam kejelasan materi. c. Observasi Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada pertemuan I dan II adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktifitas Siswa pembelajaran Siklus II No
Aspek yang dinilai
Pertemuan I
F
Skor Prosentase a.
b.
c.
d.
e.
Siswa berani mendemonstrasikan media di depan kelas
16 59
Ket Kurang
Pertemuan II Skor Prosentase
17
60
65,45%
Ket Sangat Kurang
Siswa berani Mengemukakan 11 Pendapatnya Siswa berani menjawab Pertanyaan yang diajukan guru Siswa berani bertanya bila mengalami kesulitan dalam pembelaja ran Siswa mau melakukan kerja sama dengan teman kelompok Nya
61,60%
f
6
42
42,35%
Sangat kurang
11
42
42,35%
Sangat Kurang
23,10%
Gagal
8
40
30,08%
Sangat Kurang
39
26,95%
Gagal
10
42
38,50%
Sangat Kurang
64
69,30%
Cukup
20
70
77%
Baik
38
7
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
f.
g.
Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mendapat nilai ≥KKM Siswa berpartisipasi aktif mengeluar kan pendapat dalam kelompok diskusi
25
80
96,25%
Baik sekali
23
76
88,55%
18
64
69,30%
Cukup
20
70
77%
Rata-rata = 56,14 dengan prosentase 57,7 %
Catatan: Skor < 40
= Gagal
40-49 = Sangat kurang 50-59 = Kurang 60-69 = Cukup 70-79 = Baik 80-89 = Baik sekali 90-99 = Ekselent
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran siswa pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus II mencapai kategori cukup. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan I ada pada lampiran 15 adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP) yang telah dirancang sebelumnya. 2) Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran dengan sangat baik 3) Guru mengelola kelas dengan baik. 4) Pelaksanaan apersepsi oleh guru cukup baik. 5) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan baik.
commit to user
Baik
Baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
6) Penggunaan alat dan media baik. 7) Guru sudah memotivasi siswa dengan baik. 8) Interaksi siswa dengan guru sangat baik. 9) Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik. 10) Guru baik dalam memberikan pujian dan perayaan terhadap keberhasilan siswa. 11) Pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh siswa dan guru. 12) Guru melaksanakan evaluasi dengan baik. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan II ada pada lampiran 15 adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP) yang telah dirancang sebelumnya. 2) Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran dalam sangat baik. 3) Guru mengelola kelas dengan katagori sangat baik. 4) Pelaksanaan apersepsi oleh guru dalam kategori cukup baik. 5) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan baik. 6) Penggunaan alat dan media sangat baik. 7) Guru dalam kategori sangat baik memotivasi siswa. 8) Interaksi siswa dengan guru masih dalam kategori sangat baik. 9) Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik. 10) Guru sangat baik dalam memberikan pujian dan perayaan terhadap keberhasilan siswa. 11) Pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan cukup baik oleh siswa dan guru. 12) Guru melaksanakan evaluasi dengan sangat baik. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus II mencapai kategori sangat baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
d. Refleksi Pada siklus I telah dilakukan diskusi yang mendalam dengan guru kelas tentang proses pembelajaran. Pada siklus II ini siswa sudah berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruha siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang sangat baik. Siswa juga menunjukkan peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan penguranga. Siswa dapat menjawab dengan cepat pertanyaan-pertanyaan. Meskipun masih saja ada siswa yang belum menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Adapun hasil nilai evaluasi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 12, dari nilai itu dapat dibuat daftar distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus II No
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Ket
1 2 3 4 5 6
χ ≤ 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 χ ≥ 90
0 4 0 6 5 11
0 15,38 0 23,08 19,23 52,41
Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
26
100
-
Jumlah
Prosentase Belum Tuntas = (4 : 26) x 100% = 15,38% Prosentase Telah Tuntas = (22 : 26) x 100% = 84,61% Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II selama dua kali pertemua dapat diketahui nilai pembelajaran Matematika seperti di bawah ini: 1) Pada pertemuan pertama , hanya ada satu siswa yang nilainya di bawah KKM yaitu ≤49. Sedangkan yang nilai di atas KKM untuk nilai 60-69 ada 6 siswa, nilai 70-79 ada 2 siswa, nilai 80-89 ada 5 siswa, nilai ≥90-99 ada 12 siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 81,54%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
2) Pada pertemuan kedua, masih banyak nilai yang dibawah KKM tapi antusias siswa untuk berkompetisi dengan teman-temannya lebih baik. Siswa yang nilainya antara ≤49 ada 2 siswa, nilai 50-59 ada 1 siswa, nilai 60-69 ada 2 siswa, nilai 70-79 ada 2 siswa, nilai 80-89 ada 8 siswa, nilai ≥90 ada 11 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan kedua sebesar 79,62%. Nilai rata-rata dari hasil evaluasi siswa pada pertemuan I dan pertemuan II pada siklus II adalah 80,58. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 22 siswa atau sebesar 84,61%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada 4 siswa atau sebesar 14,22%. Hasil siklus II dapat disajikan pada grafik 4.3 berikut:
Grafik 4.3 Hasil penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus II 3. Tindakan Siklus III Tindakan siklus III dilaksanakan selama satu minggu mulai 7 sampai 12 Februari 2011. Penelitian ini di lakukan dengan 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus II telah diketahui bahwa ada peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Namun belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang belum tuntas atau nilainya dibawah KKM. Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: 1) Kegiatan guru sesuai dengan RPP siklus II dengan menggunakan waktu yang tepat. 2) Memberikan
informasi
secara
tepat
yaitu
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa sehingga siswa lebih jelas dan terarah dalam pembelajaran. 3) Guru memberikan penguatan agar anak lebih berani maju kedepan kelas dan menggunakan media yang ada. 4) Guru memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan penghargaan verbal maupun non verbal. 5) Guru membedrikan batasan waktu dalam mengerjakan evaluasi agar siswa lebih cekatan dan terampil. 6) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pelajaran yang menarik bagi siswa. Berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 kelas IV dan mempertimbangkan hasil siklus II, peneliti menyusun langkahlangkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut: 1) Mempelajari Silabus Matematika SD kelas IV semester 2 tentang materi bilangan bulat dan menentukan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang sesuai. Adapun hasilnya sebagai berikut: Standar Kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat. 5.3 Mengurangkan bilangan bulat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
2) Indikator berdasarkan no dalam silabus yaitu siswa mampu: 2.1 Menjelaskan bilangan bulat. 2.2 Membedakan bilangan bulat positif dan negatif. 2.3 Menjumlahkan dua bilangan positif. 2.4 Menjumlahkan dua bilangan negatif. 2.5 Menjumlahkan bilangan positif dan negatif. 3.1 Mengurangkan dua bilangan bulat positif. 3.2 Mengurangkan dua bilangan negatif. 3.3 Mampu mengurangkan bilangan positif dan negatif. 3.4 Mampu mengurangkan bilangan nergatif dengan positif. 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP dilaksanakan dua kali pertemuan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 4) Menyiapkan media dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sesuai dengan metode demonstrasi yang digunakan berupa garis bilangan. 5) Menyiapkan materi, sumber belajar dan lembar evaluasi untuk siswa. 6) Peneliti bersama dengan guru membuat lembar evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi yang digunakan dapat meningkat. 7) Membuat lembar observasi siswa dan guru untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran melalui metode demonstrasi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. 1) Pertemuan I Pada pertemuan I materi pembelajaran adalah penjumlahan bilangan bulat. Peneliti bertindak sebagai guru dan bapak Nurwanto, S.Pd yang merupakan guru kelas bertindak sebagai observer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Kelemahan dalam indikator: a) Menggunakan media lain berupa garis bilangan. masih banyak siswa yang harus kurang pendalaman materi. b) Dengan membuat soal rebutan, sehingga siswa lebih antusias menjawabnya. Anak yang kurang aktif hanya diam saja. c) Siswa masih kesulitan dalam angka yang besar, analisisnya siswa kesulitan operasi penghitungan. d) Dengan menggunakan media garis bilangan siswa lebih banyak pengetahuan untuk memilih media yang menurut mereka lebih mudah digunakan untuk memahami bilangan negatif. e) Siswa lebih memanfaatkan waktu ketika mengerjakan tugas kelompok.
3) Pertemuan II a) Siswa lebih memanfaatkan dalam penggunaan media garis bilangan dalam menerjakan soal evaluasi. b) Siswa berani menjawab soal rebutan yang diberikan guru. c) Siswa lebih banyak bertanya atau mengemukakan pendapatnya, meski masih ada siswa yang sangat pasif. d) Masih ada siswa yang sangat pasif, tapi kalau di suruh mengerjakan di depankelas dia mampu mengerjakan. 2) Observasi Hasil pengamatan proses pembelajaran siswa pada pertemuan I dan II adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Lembar Observasi Aktifitas Siswa pembelajaran Siklus III No
Aspek yang dinilai
Pertemuan I
f
Skor Prosentase a.
b.
Siswa berani mendemonstrasikan media di depan kelas
21 72
80,85%
Siswa berani
commit to user
f Ket Baik
Pertemuan II Skor Prosentase
24
78
92,40%
Ket Baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Mengemukakan 17 Pendapatnya c.
d.
e.
f.
g.
Siswa berani menjawab Pertanyaan yang diajukan guru Siswa berani bertanya bila mengalami kesulitan dalam pembelaja ran Siswa mau melakukan kerja sama dengan teman kelompok Nya Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mendapat nilai ≥KKM Siswa berpartisipasi aktif mengeluar kan pendapat dalam kelompok diskusi
62
65,45%
Cukup
23
76
88,55%
Baik
61,60%
Cukup
23
76
88,55%
Baik
66
73,15%
Cukup
21
72
80,85%
Baik
22
74
84,70%
Baik
24
78
92,40%
Baik
25
80
96,25%
Baik sekali
22
74
84,70%
Baik
21
72
80,85%
Baik
25
80
96,25%
Baik Sekali
16 60
19
Rata-rata = 72,86 dengan prosentase 83,33% Catatan: Skor < 40
= Gagal
40-49 = Sangat kurang 50-59 = Kurang 60-69 = Cukup 70-79 = Baik 80-89 = Baik sekali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
90-99 = Ekselent Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahawa rata-rata penilaian observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran siswa pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus III mencapai kategori baik. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan I ada pada lampiran 16 adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP) yang telah dirancang sebelumnya. 2) Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran dengan sangat bai 3) Guru mengelola kelas dengan sangat baik. 4) Pelaksanaan apersepsi oleh guru sangat baik. 5) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan baik. 6) Penggunaan alat dan media baik. 7) Guru sudah memotivasi siswa dengan baik. 8) Interaksi siswa dengan guru sangat baik. 9) Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik. 10) Guru baik dalam memberikan pujian dan perayaan terhadap keberhasilan siswa. 11) Pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh siswa dan guru. 12) Guru melaksanakan evaluasi dengan baik. Adapun hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada pertemuan II ada pada lampiran 16 adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP) yang telah dirancang sebelumnya. 2) Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran dalam sangat baik. 3) Guru mengelola kelas dengan katagori sangat baik. 4) Pelaksanaan apersepsi oleh guru dalam kategori cukup baik. 5) Guru menyampaikan materi dengan jelas dan baik. 6) Penggunaan alat dan media sangat baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
7) Guru dalam kategori sangat baik memotivasi siswa. 8) Interaksi siswa dengan guru masih dalam kategori sangat baik. 9) Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran telah dilakukan dengan sangat baik. 10) Guru sangat baik dalam memberikan pujian dan perayaan terhadap keberhasilan siswa. 11) Pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh siswa dan guru. 12) Guru melaksanakan evaluasi dengan sangat baik. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa rata-rata penilaian observasi kinerja guru pada pertemuan I dan pertemuan II dalam siklus III mencapai kategori sangat baik. 3. Refleksi Pada siklus I telah dilakukan diskusi yang mendalam dengan guru kelas tentang proses pembelajaran. Pada siklus III ini siswa sudah berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruha siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang sangat baik. Siswa juga menunjukkan peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan penguranga. Siswa dapat menjawab dengan cepat pertanyaan-pertanyaan. Meskipun masih saja ada siswa yang belum menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Adapun hasil nilai evaluasi yang diperoleh pada siklus III dapat dilihat pada lampiran 13, dari nilai itu dapat dibuat daftar distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus III
No
Interval Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Ket
1
χ ≤ 49
1
3,84
Belum Tuntas
2
50 – 59
0
0
-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
3
60 – 69
0
0
-
4
70 – 79
4
15,38
Tuntas
5
80 – 89
4
15,38
Tuntas
6
χ ≥ 90
17
65,40
Tuntas
26
100
-
Jumlah
Prosentase Belum Tuntas = (1 : 26) x 100% = 3,85% Prosentase Telah Tuntas= (25 : 26) x 100% = 96,15% Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus III selama dua kali pertemua dapat diketahui nilai pembelajaran Matematika seperti di bawah ini: a) Pada pertemuan pertama , hanya ada satu siswa yang nilainya ≤49. Sedangkan yang nilai di atas KKM untuk nilai 80-89 ada 2 siswa, nilai ≥90 ada 23 siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 94,23%. b) Pada pertemuan kedua, masih banyak nilai yang dibawah KKM tapi antusias siswa untuk berkompetisi dengan teman-temannya lebih baik. Siswa yang nilainya antara ≤49 ada 3 siswa, nilai 50-59 ada 1 siswa, nilai 60-69 ada 2 siswa, nilai 70-79 ada 1 siswa, nilai 80-89 ada 4 siswa, nilai ≥90 ada 15 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan kedua sebesar 82,30. Nilai rata-rata dari hasil evaluasi siswa pada pertemuan I dan pertemuan II pada siklus III adalah 88,26. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 25 siswa atau sebesar 96,15%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada 1 siswa atau sebesar 3,85%. Hasil siklus III dapat disajikan pada grafik 4.4 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Grafik 4.4 Hasil penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus III Dari hasil penelitian siklus III, maka peneliti mengulas secara teliti bahwa dilihat dari nilai rata-rata kelas pembelajaran Matematika menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan. Apabila dilihat dari hasil yang diperoleh, terdapat banyak siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Namun masih ada ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Dengan mempertimbangkan perolehan selama proses pembelajaran serta diskusi dengan observer dan siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selain itu, pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat dan lebih memperkaya rasa tanggung jawab siswa baik terhadap dirinya maupun kelompoknya dan orang lain. Dari fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan diakhiri pada siklus III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dari data-data penelitian yang ada, dapat diketahui bahwa ada peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 melalui metode demonstrasi. peningkatan terlihat dari penghitungan rata-rata nilai evaluasi yang diperoleh siswa pada kondisi awal (pra siklus) sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III yang masing-masing siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 seperti berikut ini: Tabel 4.8 Perbandingan Rata-rata Nilai Matematika, Jumlah Siswa Tuntas dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I Materi Bilangan Bulat Pada Pra Siklus, Sikus I, Siklus II dan Siklus III. No 1 2 3
Keterangan Nilai Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan
Sebelum Tindakan (Pra Siklus) 62,31 12
Setelah Tindakan Siklus I 71,15 19
Siklus II 80,58 22
Siklus III 88,26 25
46,15%
73,08%
84,61%
96,15%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai matematika siswa dari pra siklus sampai siklus III mengalami peningkatan dari pra siklus yang awalnya 62,31 menjadi 71,15 pada siklus I menjadi 80,58 pada siklus II dan 88,26 pada siklus III . Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang nilainya di atas KKM meningkat. Pada pra siklus jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan KKM berjumlah 12 siswa, pada siklus I jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan KKM berjumlah 19 siswa, pada siklus II berjumlah 22 siswa dan pada siklus III mencapai 25 siswa. Selain itu jumlah persentase ketercapaian KKM siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra siklus peresentase ketuntasan 46,15%, pada siklus I 73,08%, pada siklus II 84,61% dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
pada siklus III 96,15%. Perbandingan Nilai rata-rata siswa dapat disajikan pada grafik 4.5 berikut:
Grafik 4.5 Grafik peningkatan Pemahaman konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I pada Pra siklus, Siklus I, Siklus II, siklus III
Dari data di atas dapat dibuat perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa seperti tabel 4.9 di bawah ini: Tabel 4.9 Perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada Pra siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Prasiklus No
Keterangan
1.
Tuntas
2.
Tidak tuntas
Jml 12 14
% 46,15 % 53,85 %
Siklus I
Siklus II
Jml 19
% 73,08%
Jml 22
7
26,92%
4
% 84,61 % 15,38 %
Siklus III Jml 25
% 96,15%
1
3,85%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas ada 12 siswa atau 46,15% dan yang tidak tuntas ada 14 siswa atau 53,85%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas ada 19 siswa atau 73,08% dan yang tidak tuntas ada 7 siswa atau 26,92%. Pada siklus II jumlah siswa yang lulus 22 siswa atau 84,61% dan yang tidak tuntas ada 4 siswa atau 15,38%.Pada siklus III, dari 26 siswa sebanyak 25 siswa atau 96,15% dapat mencapai ketuntasan KKM dan yang tidak dapat mencapai KKM hanya 1 siswa atau sebesar 3,85%. Hasil ini dapat dilihat lebih jelas pada grafik 4.6 berikut:
Grafik 4.6 Grafik perbandingan Ketidaktuntasan dan Ketuntasan Siswa Pada pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Berdasarkan pengolahan data dan uraian hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran Matematika Materi Bilangan Bulat melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I, Jogorogo, Ngawi yang dilaksanakan peneliti dinyatakan berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi tahun 2011 tersebut diatas,maka dapat peneliti simpulkan bahwa: 1. Hipotesis yang dirumuskan dapat dibuktikan kebenarannya yaitu pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi tahun 2011. Hal ini terbukti pada prasiklus atau sebelum tindakan, nilai rata-rata siswa 62,31 menjadi 71,15 pada siklus I, 80,58 pada siklus II dan 88,26 pada siklus III. Selain itu, berdasarkan ketuntasan dan ketercapaian KKM, terdapat peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Pada prasiklus dari 26 siswa yang dapat mencapai KKM hanya 12 atau sebesar 46,15%. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 19 siswa atau sebesar 73,08%. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM ada 22 siswa atau sebesar 84,61% Sedangkan pada siklus yang terakhir atau III siswa yang mencapai KKM ada 25 siswa atau sebesar 96,15%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 26,93% dari siklus I ke siklus II sebesar 11,53%, demikian pula dari siklus II ke siklus III sebesar 11,54%. Dan peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus III sebesar 50%. 2. Dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Hal ini terbukti pada siklus I skor rata-rata 50,5 atau sebesar 52,57% menjadi 56,14 atau sebesar 57,7% pada siklus II dan pada siklus terakhir atau siklus III skor ratarata meningkat menjadi 72,86 atau 83,33%. Hal ini menunjukkan adanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 5, 13%, demikian pula dari siklus II ke siklus III sebesar 25,63%. Dan peningkatan keaktifan siswa dari sikus I sampai Siklus III sebesar 30,76%. Dengan demikian penerapan metode demonstrasi dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas IV salah satunya untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas terbukti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten I, Jogorogo, Ngawi. Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi teoritis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa. Hal itu dapat ditinjau dari hasil seperti dibawah ini: b. Dalam menyajikan materi pembelajaran, guru harus dapat menggunkan metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan dengan baik. Pembelajaran dengan menggunkan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pada materi bilangan bulat karena pembelajaran ini menjadikan siswa dapat memahami suatu proses atau cara kerja suatu benda. c. Penerapan metode demonstrasi secara tepat maka pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat. 2. Implikasi praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan metode dan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV di atas, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
C. SARAN
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. 2. Bagi Guru a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna. b. Guru hendakanya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Bagi Siswa Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan, motivasi belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan prestasi belajar. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang hendak mengkaji permasalahn yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan metode demonstrasi guna melengkapi kekurangan dengan ada serta sebagai salah satu alternative dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan penguran bilangan bulat siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
commit to user