e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PEMANFAATAN MEDIA BATANG CUISENAIRE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS III 1
Kadek Hery Martin Edi Permana, 2Made Sumantri, 3I Made Citra Wibawa 123
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1
2
e-mail:
[email protected],
[email protected], 3
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD No. 6 Selat terhadap tindakan Penerapan Metode Demonstrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire pada mata pelajaran Matematika Kelas III semester I SD No. 6 Selat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD No. 6 Selat tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 22 orang yang terdiri dari 11 orang putra dan 11 orang putri. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes hasil belajar. Data dianalisis secara deskriptif. Dari analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD No. 6 Selat. Rata-rata hasil belajar pada siklus I mencapai 66 dan pada siklus II mencapai 76, mengalami peningkatan sebesar 10 poin, ketuntasan belajar sebelum tahap penelitian sebesar 52% meningkat setelah penerapan siklus I menjadi 85% ini berarti mengalami peningkatan sebesar 33%, dari siklus I ke siklus II ketuntasan belajar mencapai 100% ini berarti mengalami peningkatan 15%. Kata kunci: metode demonstrasi, batang cuisenaire, hasil belajar
Abstract This study aims to determine the improvement of student learning outcomes Class III SD No. 6 Strait to the action Implementation Method Demonstration by Utilization of Media Trunk Cuisenaire in Mathematics Class III first semester SD No. 6 Strait. The subjects were students of class III SD No. 6 strait academic year 2014/2015 as many as 22 people consisting of 11 male students and 11 female students. This classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and evaluation, and reflection data about student learning outcomes were collected by the method of achievement test. Data were analyzed descriptively. From the data analysis it can be concluded that the Application Method Demonstrations with Cuisenaire Rods Media Utilization can improve student learning outcomes Class III SD No. 6 Strait. The average results of learning in the first cycle reached 66 and the second cycle reached 76, an increase of 10 points, mastery learning before the research phase of 52% increase after the implementation of the first cycle to 85% this means an increase of 33%, from the first cycle the second cycle to achieve 100% completeness study this means an increase of 15%. Key words: methods of demonstration, cuisenaire rods, learning outcomes
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 PENDAHULUAN Salah satu faktor yang menentukan kualitas kehidupan bangsa adalah pendidikan. Faktor pendidikan memiliki peranan penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.Pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik (Indra, 2004). Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia.Oleh karena itu, pendidikan harus adaptif terhadap perkembangan dan perubahan zaman. Di era globalisasi ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga dapat mengikuti perkembangan kemajuan zaman di segala bidang.Kenyataannya sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia kurang kompetitif.Menurut laporan United Nation Development Programme (UNDP, 2009), mengungkapkan bahwa Human Development Index (HDI) Indonesia berada diperingkat 111 dari 182 negara. Hal ini, menunjukan belum adanya perbaikan secara signifikan yang dilakukan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pembelajaran yang bermakna membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Pembelajaran matematika juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran matematika merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru. Tujuan dari Pelajaran Matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. (1) Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (3) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (4) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Standar Isi, 2006:103). Pelajaran Matematika sangat penting bagi semua siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang efektif dalam kegiatan sehari-hari, maka kita harus perlu meningkatkan pengolahan pembelajaran Matematika biar semua siswa dapat aktif baik fisik maupun mental siswa selama saat pembelajaran berlangsung atau barjalan. Menurut Nyimas Aisyah (2008), menyatakan bahwa pada hakikatnya pembelajaran Matematika adalah proses
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 yang sengaja dirancang dengan tujan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar Matematika. Pembelajaran Matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang Matematika. Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek yang abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran yang sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep dalam Matematika sangat kuat dan jelas. Fakta yang terjadi di sekolah menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak senang dengan mata pelajaran Matematika, mereka kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Sebagian siswa menganggap pelajaran Matematika itu sulit untuk dipelajari. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar Matematika, maka perlu ditingkatkan pengelolaan pembelajarannya agar seluruh siswa dapat aktif baik fisik maupun mental selama pembelajaran berlangsung. Guru harus mempunyai inovasi dalam pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih menarik jika guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan pendekatan, metode, dan media yang tepat. Pelajaran Matematika menuntut siswa agar mampu menguasai konsep dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan media menjadi sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran Matematika, untuk membangkitkan semangat dan aktivitas belajar siswa. Pesatnya perkembangan Matematika dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, menuntut guru untuk mampu menyelenggarakan pembelajaran Matematika yang menarik, efektif dan efesien untuk menyiapkan peserta didik yang melek Matematika dan teknologi, mampu berpikir kritis, logis, kreatif, serta dapat berargumentasi dengan benar. Dalam kenyataan, tidak banyak peserta
didik yang menyukai bidang kajian Matematika, karena dianggap sukar dengan keterbatasan kemampuan peserta didik. Namun demikian, guru tetap harus menyelenggarakan sistem pembelajaran Matematika yang menarik, efektif, dan efesien. Kondisi ideal yang diharapkan dalam pembelajaran matematika adalah membentuk karakter siswa agar siswa bisa lebih memahami, mencermati dan mengembangkan keterampilan berhitung dalam kehidupan sehari-hari dan menuntut guru agar bisa lebih maksimal dan memliki kemampuan tinggi dalam penyampaiaan materi kepada siswa, akan tetapi kondisi ideal yang di harapkan belum bisa terwujud, karena sangat jauh berbeda dengan kondisi nyata dilapangan (di sekolah) yaitu masih banyaknya masalah-masalah yang menghambat untuk mencapai kondisi ideal yang diharapkan. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru matematika, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain kesulitan dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah (mathematical problem solving), penalaran matematika (mathematical reasoning), koneksi matematika (mathematical conection), penerjemahan soal cerita, komunikasi matematika (mathematical communication), dan lain-lain. Guna meningkatkan mutu pendidikan matematika, oleh berbagai pihat terkait (Dinas Pendidikan) telah melakukan berbagai tindakan misalnya, mengadakan seminar tentang pembelajaran matematika yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan matematika. SD No. 6 Selat merupakan sekolah yang terletak di Desa Selat wilayah Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng yang sangat perlu menyelenggarakan proses pembelajaran Matematika yang menarik, efektif dan efesien. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru pada mata pelajaran Matematika di SD No. 6 Selat, diketahui bahwa guru masih mengalami banyak kesulitan dalam proses pembelajaran yaitu belajar siswa masih sangat rendah, dimana dalam proses
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 pembelajaran siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa yang disajikan guru, kebanyakan siswa tidak mempersiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika masih banyak yang belum bisa mencapai target yang ditetapkan oleh sekolah. Dari hasil observasi yang peneliti laksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran Matematika di kelas III SD No. 6 Selat, diketahui bahwa guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa hanya menerima suatu konsep yang disajikan guru, tanpa harus aktif menemukan sendiri suatu konsep. Siswa masih sangat tergantung terhadap tuntunan dan bimbingan guru dalam belajar. Siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, hanya siswa yang pintar yang mampu menunjukkan hasil belajar yang baik, sedangkan siswa yang lain hanya diam dan menunggu perintah guru. Ketika melakukan pencatatan dokumen pada mata pelajaran Matematika siswa kelas III SD No. 6 Selat, diketahui penguasaan siswa terhadap materi masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar Matematika dalam tiga tahun terakhir adalah 4.75 (daftar nilai kelas III tahun 2011, 5.00 dengan KKM 5,50. 2012, 4.50 dengan KKM 5,50. 2013, 4.75 dengan KKM 5,50.). Penyebab utama rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pada mata pelajaran Matematika disebabkan oleh sistem pembelajaran yang masih berpusat pada guru, kurangnya perhatian guru terhadap penggunaan model pembelajaran, siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah, kurangnya tuntunan dan bimbingan guru membuat siswa belum bisa menemukan suatu konsep secara mandiri, sehingga siswa belum mampu menyerap materi pelajaran dengan maksimal. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru (pasif). Dalam pembelajaran, guru lebih aktif. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika, diperlukan suatu strategi dan
metode yang tepat. Dalam penelitian ini akan diterapkan salah satu metode yaitu metode demonstrasi, kenapa metode demonstrasi? Karena metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana sehingga siswa atau peserta didik lebih cepat mengerti pada saat menerima materi. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diajukan rumusan masalah seperti berikut: Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi dengan pemanfaatan media sederhana Batang Cuisenaire dalam mata pelajaran Matematika pada siswa kelas III SD No. 6 Selat Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi dengan pemanfaatan media Batang Cuisenaire dalam mata pelajaran Matematika pada siswa kelas III SD No. 6 Selat. Penelitian dengan Penerapan Metode Demonstrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa kelas III semester I Tahun Ajaran 2011/2012 SD No. 6 Selat Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Sudah dapat diangkat pada: 1) Skripsi: a) Pemanfaatan Media Sederhana Oleh Guru Dalam Pengembangan Kemampuan Anak di TK Kuncup Harapan Singaraja. Oleh: Siti Aminah (0111021036) Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA 2008 b) Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Asli Dengan Menggunakan Batang Cuisenaire Berbantuan Lembar Kerja siswa pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Oleh: I Made Pait (95030110124) Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP Singaraja 2000. Tesis: Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Matematika dan Sikap
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Terhadap Matematika. Oleh: I Made Bawa Maulana. Tesis PED Tahun 2006 METODE Subjek penelitian ini adalah 22 orang siswa kelas III di SD No. 6 Selat, yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan Metode Demonstrasi dengan Penerapan Media Batang Cuisenaire dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action reseach). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional (Suyanto,1996: 4). Ada beberapa bentuk penelitian tindakan kelas Oja dan Sumulyan (1989) membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan yaitu: 1) Guru sebagai peneliti, 2) penelitian tindakan kolaboratif, 3) Simultanterintegrasi, 4) Administrasi sosial eksperimental. Dalam penelitian ini bentuk penelitian tindakan yang digunakan adalah peneliti sebagai guru. Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan semua rancangan pembelajaran dan peneliti bertindak langsung dalam proses pembelajaran atau peneliti berperan sebagai guru dalam proses pembelajaran, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi dengan pemanfaatan media Batang Cuisenaire dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika pada siswa kelas III SD No 6 Selat. Pelaksanaan tindakan kelas dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus dan tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rencana , tindakan, evaluasi, dan refleksi. Siklus I dan II mengikuti langkah yang sama seperti berikut ini untuk mengkaji variabel yang diteliti yaitu:
Keaktifan belajar dan hasil belajar. Rancangan PTK siklus I dapat dipaparkan sebagai berikut. (1) Perencanaan, Hasil dan refleksi awal terhadap permasalahan proses dan hasil belajar di kelas yang menjadi objek penelitian, ditetapkan alternatif tindakan dalam kelas berupa pemanfaatan media sederhana dalam mata pelajaran matematika, yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Dalam perencanaan ini ditempuh Langkahlangkah sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pembelajaran siklus I (b) Menyiapkan materi pembelajaran dari berbagai buku sumber (c) Menyiapkan media pembelajaran (d) Menyusun seperangkat tes keaktifan dan tes hasil belajar. (2)Tindakan, dalam pelaksanaan tindakan ini disusun sesuai dengan tahap pelaksanaan memanfaatkan media sederhana dengan menerapkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran matematika untuk melihat keaktifan dan hasil belajar siswa. Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan kelas antara lain: menjelaskan pokok bahasan yang akan diajarkan. (3) Observasi/Evaluasi, Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam belajar dapat menggunakan lembar observasi (pengamatan) Pada akhir proses pembelajaran dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan tes akhir program sesuai dengan pokok bahasan / sub pokok bahasan yang telah diajarkan. (4) Refleksi Mengadakan perenungan terhadap keaktifan belajar siswa yang telah dicapai setelah penerapan metode demonstrasi dan media sederhana pada mata pelajaran matematika, mengadakan perenungan terhadap hasil belajar siswa yang telah dicapai setelah implementasi metode demonstrasi dan media sederhana dalam mata pelajaran matematika. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu: data hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika. Sedangkan data mengenai hasil belajar dianalisis dengan menghitung rata-rata kelas, persentase, dan
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 ketuntasan belajar siswa, kemudian persentase hasil belajar dikonversikan dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Penelitian mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dikatakan berhasil jika nilai rata kelas mata pelajaran matematika telah memperoleh ≥ 68 yaitu dan kriteria ketutantasan minimal telah memperoleh sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah telah memperoeh minimal 80%, dengan demikian penelitian dapat dihentikan. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas III Semester I SD No. 6 Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Tahun Ajaran 2014/2015 yang secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian yang dikumpulkan, yaitu data tentang hasil belajar siswa setelah Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SD No. 6 Selat Tahun Ajaran 2014/2015.tahun pelajaran 2014/2015. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes setiap akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan pada Bab III. Analisis data hasil belajar siswa dalam mata pembelajaran IPS dapat dijelaskan secara berturut sebagai berikut: Tindakan pembelajaran Matematika Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Oktober 2014 untuk pertemuan pertama dan hari Jumat, 3 Oktober 2014 untuk pertemuan kedua selanjutnya hari Sabtu, 4 Oktober 2014 untuk memberikan evaluasi. Pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan berdasarkan pada RPP seperti pada lampiran no 03 Pertemuan ketiga Siklus I untuk memberikan evaluasi dengan menggunakan intrumen tes.
Dari hasil perhitungan setelah mempergunakan rumus yang telah ditentukan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Nilai hasil belajar Matematika setelah tindakan siklus I yakni nilai rata-rata hasil belajar Matematika 66, dengan katagori sedang Apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan (data awal) sebesar 61 berarti terjadi kenaikan sebesar 5 poin. Dilihat dari ketuntasan belajar siswa (KKM) maka pada siklus I baru mencapai 85% bila dibangdingkan dengan data awal sebelum tindakan siklus I sebesar 52% berarti terjadi kenaikan 33 %. Dilhat dari hasil pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika pada siklus I ternyata belum mencapai nilai rata minimal ≥68 sebagaimana yang telah ditetukan pada kriteria keberhasilan penelitian dan dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar mata pelajaran Matematika pada siklus I baru mencapai 85% berarti belum mencapai KKM secara klasikal sebesar 100%. Berarti hasil belajar pada tindakan siklus I belum mencapai kretria penelitian tersebut dengan demikian maka tindakan penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah melaksanakan pembelajaran Matematika dengan Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SD No. 6 Selat Tahun Ajaran 2014/2015 diperoleh beberapa catatan sebagai hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah dilakukan observasi pada siklus I ternyata masih terdapat kendala-kendala yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Adapun kendala-kendala tersebut sebagai penyebab belum mencapai hasil belajar Matematika sesuai atau lebih dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian ini Kendala-kendala yang dialami pada siklus I yang harus diatasi yaitu: (1) Beberapa siswa masih belum konsentrasi penuh dengan cara pembelajaran yang baru. (2) Pelaksanaan
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 kerjasama dalam kelompok belum berjalan lancar karena siswa masih merasa malu karena belum terbiasa bekerja sama dalam kelompok. (3) Kerjasama dalam kelompok belum maksimal terfokus pada tugas yang diberikan oleh guru ini nampak dalam kondisi siswa yang saling menolak untuk menyelesaikan tugas. (4) Kepercayaan diri siswa belum maksimal dalam menyampai pendapat kelompok saat melakukan konfirmasi didepan kelas. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diatas yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I, dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sebagai berikut. (1) Beberapa siswa perlu diberikan motifasi agar berkonsentrasi penuh dalam menyelesaikan tugas. (2) Guru harus memberikan perhatian dan bimbingan pada kelompok kerja untuk berami mengeluarkan pendapat sebagai wujud tanggung jawab kelompok bersama dalam menyelesai tugas kelompok dengan baik. (3) Guru memberikan perhatian dan motivasi siswa kepada masing-masing anggota kelompok agar bertanggung jawab penuh pada penyelesaian tugas yang dikerjakan bersama kelompok untuk tefokus pada penyelesaian tugas yang dibebankan pada kelompok. (4) Guru membimbing dan memotivasi kepada kelompok untuk percaya diri dalam menyampaikan pendapat sebagai hasil karya sendiri yang dibanggakan. Hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran Matematika siklus I dengan beberapa kendala dan alternatif mengatasi kendala tersebut dapat menjadi acuan perbaikkan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Tindakan pembelajaran Matematika Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 7 Oktober 2014, untuk pertemuan pertama dan hari Rabu, 8 Oktober 2014 untuk pertemuan kedua selanjutnya hari Kamis, 9 Oktober 2014 untuk memberikan evaluasi. Pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan berdasarkan pada RPP seperti pada lampiran no 05. Pertemuan ketiga Siklus II
untuk memberikan evaluasi dengan menggunakan intrumen tes. Dari hasil perhitungan setelah mempergunakan rumus yang telah ditentukan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Nilai hasil belajar Matematika setelah tindakan siklus II yakni nilai rata-rata hasil belajar Matematika sebesar 76 dengan katagori tinggi Apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 66 berarti terjadi kenaikan sebesar 10 poin. Apabila dilihat dari ketuntasan belajar siswa (KKM) siklus II mencapai 100% bila dibangdingkan dengan hasil tindakan siklus I dengan KKM sebesar 85% berarti terjadi kenaikan 15% Dilihat dari tindakan siklus II maka hasil belajar secara individual telah mencapai nilai rata-rata kelas 76 dan persentase ketuntasan belajar (KKM) sudah mencapai 100% berarti hasil belajar pada tindakan siklus II sudah mencapai bahkan telah melebihi kretria penelitian yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Setelah melaksanakan pembelajaran Matematika dengan Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SD No. 6 Selat Tahun Ajaran 2014/2015 diperoleh beberapa catatan sebagai hasil tes /observasi. Setelah dilakukan observasi ternyata kendala-kendala yang terjadi pada siklus I relatif sudah dapat teratasi, namun masih ada sedikit kendala bahwa keikut serta siswa dalam menyampai pendapat masih belum maksimal ini diperlukan suatu bimbingan dan motivasi agar siswa tetap berusaha mengembangkan dirinya dalam memperluas wawasan dan kemampuan untuk berani menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan karena sudah mencapai bahkan telah melebihi kriteria keberhasilan penelitian.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SD No. 6 Selat Tahun Ajaran 2014/2015, diperoleh data bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Matematika dari sebelum tindakan siklus penelitian ketahap siklus I ke siklus II Nilai rata-rata kelas sebelum siklus penelitian adalah 61 meningkat pada siklus I menjadi 69 dengan katagori sedang. Persentase KB (Ketuntasan Belajar) sebelum tindakan siklus penelitian adalah 52% meningkat pada siklus I menjadi 85% dari siklus I ke siklus II nilai rata-rata kelas siklus I adalah 69 dengan katagori sedang meningkat pada siklus II menjadi 76 dengan katagori tinggi. Persentase KB (Ketuntasan Belajar) siklus II meningkat sebesar 15%. Maka dapat dilihat peningkatan secara keseluruhan tindakan pembelajaran Matematika pada penelitian ini terjadi peningkatan apabila dibandingkan sebelum tindakan siklus penelitian sampai pada tindakan siklus II yaitu sebesar 48%. Dengan demikian maka Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SD No. 6 Selat Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan Metode Demonstrasi dengan Pemanfaatan Media Cuisinaire dalam penelitian tindakan kelas ini disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang lebih efektif, dan pemberian penghargaan dan motivasi pada setiap usaha yang telah dilakukan siswa terbukti mampu menumbukan kepercayaan diri siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan. Hal ini disebabkan karena metode Demonstrasi memiliki banyak kelebihan diantaranya dengan metode Demonstrasi keaktifan peserta didik akan bertambah, dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi
pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung, dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran dalam waktu relatif singkat, dapat memusatkan perhatian peserta didik, dapat mengurangi kesalah pahaman karena pelajaran menjadi lebih jelas, dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung, menghindari “coba-coba/gagal” yang banyak memakan waktu belajar, dapat memperkecil salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca, mendengarkan penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran kongkrit yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya, memungkinkan siswa terlibat langsung dalam kegiatan demonstrasi, sehingga siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung, mempermudah pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang di anggap penting, sehingga siswa benar-benar memberikan perhatian khusus, memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan. Terjadinya peningkatan hasil belajar dari tahap sebelum penelitian ke siklus I selanjutnya ke siklus II, menunjukkan bahwa penerapan Metode Demonstrasi dengan Pemanfaatan Media Cuisinaire pada mata pelajaran Matematika sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika. Oleh sebab itu, penerapan model pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil-hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Semester I SD No. 6 Selat. Hal ini
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 dapat dilihat dari rata-rata kelas, daya serap, dan ketuntasan belajar klasikal. Sebelum tindakan, rata-rata ketuntasan hasil belajar belum memenuhi kreteria yang telah ditetapkan. Pada skor awal, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 61 pada siklus I mencapai 69 berarti mengalami peningkatan sebesar 8 poin pada siklus I, dan rata-rata hasil belajar siswa mencapai 76 pada siklus II berarti terjadi peningkatan sebesar 7 poin dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan belajar siswa terhadap materi pelajaran pada skor awal mencapai 52%, pada siklus I mencapai 85% terjadi peningkatan sebesar 33% pada siklus I, dan ketuntasan belajar siswa terhadap materi pelajaran pada siklus II mencapai 100% sehingga terjadi peningkatan sebesar 15% dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian sudah jelas bahwa Penerapan Metode Demontrasi dengan Pemanfaatan Media Batang Cuisenaire untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SD No. 6 Selat Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. (a) Bagi siswa, penerapan metode Demonstrasi dengan pemanfaatan media Batang Cuisinaire dapat meningkatkan hasil belajar Matematika kelas III SD No. 6 Selat. (b) Bagi guru, penerapan metode Demonstrasi dengan pemanfaatan media Batang Cuisinaire pada mata pelajaran Matematika merupakan salah satu alternatif pertimbangan dalam mengunakan model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. (c) Bagi peneliti lain, hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan kepustakaan dalam melakukan penelitian yang sejenis atau peletian dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR RUJUKAN Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Agung, A.A Gede. 1999. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: STKIP Singaraja Azwar, Saifuddin. 1987. Metode Tes. Yogyakarta: Liberty BSNP. 2006. Standar Kompetensi Kelulusan. Jakarta: BNSP. Dimyati dan Moedjiono. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud. E.T. Ruseffendi, Darhim. 1992. Pengajaran Matematika Modern. http://putripermata90.blogspot.com/. Diakses Tanggal 25 November 2014 Ibrahim. 2004. Media Instruksional. Malang: IKIP Malang. Iskandar. 1997. Teori Belajar. http://teoriku.blogspot.com/2013/03/ pengertian-teori-belajar.html. Diakses Tanggal 25 November 2014 Mc Taggart, R. 1998. Action Research. Melbourne: Deakin University Press. Miarso, Yusuf Hadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Naswawi, Handari. 1981. Pengertian Hasil Belajar. https://himitsuqalbu.wordpress.com/ 2014 /03/21/ definisi-hasil-belajarmenurut-para-ahli/. Diakses Tanggal 18 September 2014 Nurkancana, Wayan. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Nyimas Aisyah. 2008. Hakikat Pembelajaran Matematika. http://cikguanashazana.blogspot.co m/. Diakses Tanggal 18 September 2014 Oja dan Samulyan. 1989. Penelitian Tindakan Kelas. http://id.wikipedia.org/wiki/ Penelitian_tindakan_kelas. Diakses Tanggal 18 September 2014 Purwato, Ngalim. Pembelajaran.
1987.
Teori
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 http://cikguanashazana.blogspot.co m/. Diakses Tanggal 18 September 2014 Rusyan, Tabrani. 1989. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Budaya. Rusyan, Tabrani. 1993. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Budaya. Sadiman, Arif, 2005. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sadiman, Arif, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sujana, Nana. 1989. Media Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sumarni, Mulyani dan J. Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Suyanto, dkk. 1996. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Winarno.1980. Metode Pembelajaran .http://inpressamata.blogspot.com/20 14/01/ metode-pembelajaran.html. Diakses Tanggal 20 September 2014 Yuniawati, Ni Made. 2010. Implementasi Model Problem Based Learning (Pembelajaran Besrbasis Masalah) untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD N 2 Manukaya Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha Singaraja.
10