e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V I Kd. Nova Kurnia Tustyana1, Kt. Dibia2, Nym. Kusmariyatni3 1,2,3Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA pada penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar; (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Nomor 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 25 orang siswa. Objek dari penelitian ini yaitu aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Data aktivitas belajar dikumpulkan menggunakan instrumen berbentuk lembar observasi dan data hasil belajar menggunakan tes soal pilihan ganda. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 71,2 kategori cukup aktif, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 71,4 kategori sedang. Namun, hasil ini belum mencapai kriteria keberhasilan. Selanjutnya, pada siklus II terjadi peningkatan nilai ratarata aktivitas belajar siswa yaitu 80,39 kategori aktif, kualitas peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 0,31 kategori sedang. Sedangkan, nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 81,6, kualitas peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 0,35 kategori sedang. Hasil pelaksanaan tindakan siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terjadi peningkatan aktivitas belajar saat diterapkannya metode demonstrasi berbantuan media gambar. (2) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Kata-kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, demonstrasi
Abstract This study aims to: (1) improve the activity of students of class V in Science on the application of media-assisted method of demonstration images, (2) improve students learning outcomes in Science subjects though the application of media-assisted method of demonstration images. This study is a classroom action research. Implementation of this research was conducted in the form of a cycle. The subjects of this study were students of class V in elementary school number 6 Benoa districts of Kuta Selatan regency of Badung academic year 2015/2016, total of 25 students. The object of this study is learning activity and students learning outcomes. Method of data collected was an instrument worksheet observation and multiple-choice.The result of cycle I showed the average value students learning activity 71,2 enough active category, while the average value students learning is 71,4 medium category. But, the result has not reached success criteria. Further, the result of cycle II occur enhancement the average value students learning activity is 80,39 active category. Quality improving students learning activeness from cycle I and cycle II of 0,31 medium category. While, the average value students learning outcomes is 81,6, quality improving students learning outcomes from cycle I and cycle II of 0,35 medium category. The result implementation of cycle II has achieved success criteria research. Based on data analysis, can be
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 conclude as follows: (1) an enhancement in learning activity when the implementation of media-assisted method of demonstration images. (2) An enhancement in students learning outcomes after application of media-assisted method of demonstration image. Keywords: learning activity, learning outcomes, demonstration.
PENDAHULUAN Masalah pendidikan di Indonesia menjadi masalah yang rumit, dimana kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat tinggi, akan tetapi kehidupan masyarakat masih dalam keadaan ekonomi yang sulit. Masalah pendidikan adalah suatu yang tidak hanya mengarah pada individu yang membutuhkan. Mengingat Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang maupun yang akan datang. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003, Bab II pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangknya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berhaklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran banyak ditentukan oleh pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru. Peran guru dalam pembelajaran sering kali baik buruk dan tinggi rendahnya hasil belajar siswa serta mutu pendidikan pada umumnya dikembalikan pada guru itu sendiri. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah berupaya melakukan reformasi pendidikan yaitu melakukan beberapa inovasi untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah pembaharuan
kurikulum secara berkala. Pemerintah juga berupaya meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan dengan mensertifikasi guru-guru untuk menjadi tenaga yang professional. Namun kenyataan dilapangan berbeda, Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 November 2015 dengan guru kelas V bidang studi IPA di SD No. 6 Benoa yaitu menyatakan bahwa hasil belajar IPA masih tergolong rendah. Masalah ini dikarenakan (1) pembelajaran yang dibelajarkan masih menggunakan pendekatan yang biasa yaitu pendekatan yang berpusat pada guru, siswa tidak secara aktif menemukan sendiri konsep yang diajarkan, sehingga pemahaman siswa masih belum optimal dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas v di SD No.6 benoa, (2) penggunaan media yang minim, sehingga minat belajar siswa terhadap pembelajaran kurang dan itu akan berpengaruh pada minat belajar siswa yang relatif rendah. 3) metode yang digunakan masih bersifat konvensional sehingga pembelajaran kurang efektif, 4) Masih banyak siswa yang hanya diam, duduk, dan mendengarkan saja ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran bersifat konvensional yang diterapkan oleh guru. Selain itu dari hasil pencatatan dokumen nilai hasil belajar siswa, diketahui jumlah siswa kelas V di SD No. 6 Benoa sebanyak 25 siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA di SD adalah 75. Adapun data yang diperoleh pada ulangan akhir semester (UAS) pada semester ganjil yaitu pemerolehan nilai rata-rata kelas 66,24 dimana terdapat 6 siswa yang berhasil memperoleh nilai diatas KKM dan 19 siswa dibawah KKM (remidial). Pada ulangan harian I pada semester genap perolehan nilai rata-rata 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kelas 62,08 dengan 4 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dan 21 siswa memperoleh nilai dibawah KKM (remidial). Turunnya nilai hasil belajar siswa ini dikarenakan kurangnya pemahaman konsep dalam proses pembelajaran. Berdasarkan temuan diatas, memperlihatkan nilai hasil belajar IPA siswa di kelas V masih tergolong rendah. Apabila pemaparan temuan di atas dibiarkan saja maka permasalahan tersebut dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Karena itu dibutuhkakn suatu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD No. 6 Benoa. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, aktif, dan tidak membosankan. Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang cara penyajian pembelajarannya dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Selain itu, penggunaan media juga sangat membantu dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belejar mengajar sehingga peserta didik akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang diharapkan konsep pembelajaran IPA dapat dipahami peserta didik. Adapun pengertian metode demonstrasi menurut fathurrohman dan sutikno (2011:62) adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik dengan pokok bahasan yang sedang disajikan. Tujuan penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran yaitu untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerja sesuatu, proses mengerjakan sesuatu atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lainnya, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Menurut Djamarah dan Zain (2006) metode demonstrasi mempunyai kelebihan yaitu sebagai berikut. (1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, sehingga menghindari vebralisme (pemahaman seara kata-kata atau kalimat), (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (3) Proses Pengajaran lebih menarik, (4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak sekolah dasar. Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang dalam proses pembelajaran. Media Intervi menurut Heinrich (dalam Budiono, 2008) adalah yang media digunakan untuk membawa pesan dengan suatu tujuan. Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Pembelajaran yang seperti akan lebioh menarik dan terkesan lebih merangsang pikiran, perhatian, minat, serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu diadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD No. 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2015/2016”. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA pada penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar di SD No. 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2015/2016. (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA setelah penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar di SD No. 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini dirancang hipotesis tindakan yaitu sebagai berikut: (a) Jika penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPA cenderung meningkat, (b) Jika penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA cenderung meningkat.
pembelajaran di kelas secara profesional. Menurut Rochiati (2009:13) penelitian tindakan kelas adalah “bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.” Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang diawali oleh adanya permasalahan yang muncul yang terjadi di kelas dan permasalahan tersebut memerlukan adanya tindakan lebih lanjut guna meningkatkan mutu pembelajaran yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan siklus dan tindakannya melalui penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Kelas V SD No. 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2015/2016. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SD No. 6 Benoa kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD No. 6 Benoa tahun pelajaran 2015/2016, dengan jumlah 25 orang yang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Siswa ini dipilih menjadi subjek penelitian mengingat di kelas V SD No. 6 Benoa ditemukan permasalahan-permasalahan seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang. Adapun objek yang menjadi fokus penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa tersebut setelah dibelajarkan dengan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara siklusitis. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi/evaluasi, dan tahap refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam bentuk siklus, dan dapat digambarkan dalam model seperti gambar dibawah ini.
METODE Jenis penelitian ini dirancang dengan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
(RPP) yang disusun pada tahap perencanaan. RPP yang dilaksanakan menerapkan metode demonstrasi berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA. Pelaksanaannya sesuai dengan jadwal pelajaran tatap muka. Jumlah tatap muka dalam satu siklus didasarkan atas jumlah pokok bahasan yang dirancang. Dalam proses pembelajaran harus terdapat unsur-unsur yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual yang disesuaikan dengan tahapan-tahapannya, yaitu Preparation (persiapan), Presentation (penyampaian), Practise (pelatihan), dan Performance (penampilan hasil). Tindakan dilakukan mengarahkan pada upaya pencapaian tujuan yang diinginkan dalam kegiatan penelitian. Tahap Observasi/Evaluasi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap observasi adalah mengamati segala fenomena yang terjadi selama proses tindakan, di antaranya aktivitas belajar siswa. Kendala-kendala atau kejadian penting saat berlangsungnya proses pembelajaran juga dicatat. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, pada akhir siklus dilakukan evaluasi berupa pemberian tes. Tahap Refleksi. Tahap refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil tes yang dilaksanakan di akhir pembelajaran maupun di akhir siklus. Tahap refleksi dilakukan secara kolaboratif bersama guru mitra untuk mengkaji hasil belajar dan proses belajar. Hasil renungan dan kajian tindakan siklus dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah perbaikan dalam merancang tindakan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan istrumen pengumpulan data observasi dan tes. Menurut Agung (2014:92) metode tes dalam kaitannya dalam penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok (testee) orang yang dites dan dari tes dapat menghasilkan suatu skor (interval). Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar IPA adalah lembar observasi. Sedangkan
2
Siklus II
411 41 3
2
4
411
Keterangan:
3 4
Siklus I
1. 2. 3.
Tahap Perencanaan Tahap Tindakan Tahap Evaluasi/Observasi
4.
Tahap Refleksi
Gambar 4.1: siklus penelitian Pelaksanaan tahap-tahap penelitian ini akan mengacu pada langkah-langkah Metode Demonstrasi berbantuan media gambar dalam pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas V SD Nomor 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus secara berkelanjutan sampai kreteria ketuntasan tercapai. Tahapan tindakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. Tahap Perencanaan. Perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut. (1) Mensosialisasikan tahapan dalam pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. (2) Menganalisis dan menentukan materi yang akan diberikan pada siklus I. (3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. (4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan (media gambar). (5) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). (6) Melakukan evaluasi dengan menyiapkan istrumen penelitian berupa rubrik penilaian aktivitas dan hasil belajar IPA. Tahap Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan merupakan implementasi dari isi rancangan ke dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA adalah tes hasil belajar IPA. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan dua metode yaitu: (1) Metode observasi digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk mengamati secara langsung aktivitas belajar siswa. Dengan metode observasi dapat dilakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap subjek yang diteliti, tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan. (2) Metode tes digunakan dalam penelitian ini, tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah proses pembelajaran berlangsung. Tes diberikan pada siklus tindakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester II di SD Nomor 6 Benoa setelah
penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Untuk Instrumen penelitian tes hasil belajar IPA menggunakan lembaran tes berupa tes obyektif yang berisi 20 butir soal. Metode analisi data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Di dalam metode analisis mencakup menghitung nilai aktivitas dan hasil bejar individu, menghitung nilai rata-rata (mean), selanjutnya untuk menghitung peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan rumus gains skor ternormalisasi. Setelah mendapatkan nilai rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa, maka hasil analisis tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima dengan berpedoman pada kriteria di bawah ini.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima tentang Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Rentangan Nilai (M) 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 00 – 54
Kategori Aktivitas Belajar Katagori Hasil belajar Sangat Aktif Sangat Tinggi Aktif Tinggi Cukup Aktif Sedang Kurang Aktif Rendah Tidak Aktif Sangat Rendah soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Kriteria Keberhasilan adalah Pada pelaksanaan tindakan siklus I standar yang ditetapkan sebagai acuan diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar patrokan atau tolak ukur keberhasilan. siswa pada siklus I adalah 71.2, berada Indicator keberhasilan aktivitas dan hasil pada rentangan nilai 65-79 dengan belajar IPA siswa dalam penelitian ini kategori “cukup aktif”. Jadi, berdasarkan adalah peningkatan persentase rata-rata data tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar IPA siswa dalam proses pembelajaran saat mencapai 80% pada kategori “tinggi”. penerapan metode demonstrasi Apabila indikator keberhasilan aktivitas berbantuan media gambar, aktivitas dan hasil belajar IPA siswa sudah tercapai belajar siswa kelas V pada mata pelajaran maka penelitian dihentikan. IPA menunjukkan bahwa belum mampu memenuhi kriteria keberhasilan penelitian HASIL PENELITIAN yang sudah ditetapkan, yaitu nilai rata-rata Tahap pelaksanaan tindakan pada aktivitas belajar siswa minimal mencapai siklus I ini dilaksanakan selama 2 minggu 80, dengan kategori aktif. Sedangkan, dengan jumlah pertemuan sebanyak 4 nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas kali, diantaranya 3 kali pertemuan untuk V pada siklus I yaitu, 71,4, berada pada pelaksanaan tindakan pembelajaran dan 1 rentangan nilai 65-79 dengan kategori kali pertemuan untuk pelaksanaan tes “Sedang”. Jadi, berdasarkan data tersebut akhir siklus. Instrumen yang digunakan dapat disimpulkan bahwa dalam proses dalam tes evaluasi siklus I berupa tes pembelajaran IPA, setelah penerapan hasil belajar IPA dalam bentuk lembar metode demonstrasi berbantuan media 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
gambar, hasil belajar sudah mengalami peningkatan dari data observasi awal, namun perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa masih tergolong sedang. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa belum mampu memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang sudah ditetapkan, yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa minimal mencapai 80, dengan kategori tinggi. Sehingga, penelitian pada siklus I masih perlu direfleksi dan ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA siswa kelas V masih belum mampu mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Walaupun telah terjadi peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dari refleksi awal, tetapi peningkatan tersebut masih belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan tindakan siklus I, adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi sebagai berikut. (1) Siswa belum terbiasa dan kurang memahami proses pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. (2) Siswa kurang disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran. (3) Siswa masih ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan maupun memberikan pendapat mengenai materi yang sedang dibahas. (4) Siswa kurang berkerjasama dalam diskusi kelompok, hasil diskusi hanya dikerjakan oleh satu atau dua orang siswa yang mampu saja. (5) Siswa belum mampu menyimpulkan pembelajaran dengan baik Hasil observasi berupa kendalakendala tersebut kemudian didiskusikan dengan guru kelas V untuk dicarikan solusinya. Adapun solusi yang didapatkan dalam rangka meminimalisir kendalakendala yang dihadapi adalah sebagai berikut. (1) Siswa diberikan penjelasan tentang proses pembelajaran yang akan diterapkan, sehingga siswa siap dan memahami langkah-langkah penerapan
metode demonstrasi berbantuan media gambar. (2) Siswa yang tidak disiplin akan diberikan hukuman berupa pertanyaan, dan akan dicatat dalam lembar observasi untuk diberikan penilain. Sehingga dengan upaya ini siswa diharapkan lebih disiplin dalam kegiatan pembelajaran. (3) Siswa diberikan motivasi oleh guru agar rasa percaya diri dan keberanian mereka lebih meningkat dalam mingikuti proses pembelajaran. Bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran akan diberikan hadiah berupa nilai/skor dan penguatan positif. (4) Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam diskusi kelompok berupa penguatan dan penilaian terhadap Aktivitas belajar siswa. (5) Siswa diberikan bimbingan dalam menyimpulkan dengan memberikan pertanyaan arahan. Hal ini dilakukan sampai siswa mampu menyimpulkan sendiri konsep yang telah dipelajari. Refleksi yang telah dilaksanakan tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam pemberian tindakan pada siklus II. Sehingga diharapkan akan mampu memeperbaiki proses pembelajaran pada siklus I dan mampu mencapai target kriteria keberhasilan yang diharapkan. Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan selama 2 minggu jumlah pertemuan sebanyak 4 kali, diantaranya 3 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir siklus. Instrumen yang digunakan dalam tes evaluasi siklus II ini berupa tes hasil belajar IPA dalam bentuk lembar soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata Aktivitas belajar siswa pada siklus II yaitu 80,39, berada pada interval 80-89 dengan kategori “Aktif”. Hal tersebut menunjukkan telah tercapainya kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu, Aktivitas belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dalam penelitian ini dapat dikatakan telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Dapat diketahui peningkatan Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 0,31.berada pada kriteria peningkatan gains skor <0,3 sd 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
<0,7 dengan predikat “sedang”. Sedangkan, nilai rata-rata Hasil belajar pada siklus II adalah 81,6, data tersebut menunjukkan telah tercapainya kriteria yang diharapkan, yaitu tingkat nilai ratarata mencapai interval 80-89 dengan kategori “Tinggi”. Dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 0,35, berada pada kriteria peningkatan gains skor <0,3 sd <0,7 dengan predikat “sedang”. Data tersebut menunjukkan bahwa kriteria peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V dari siklus I ke siklus II sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang diinginkan yaitu minimal mencapai predikat sedang. Secara keseluruhan hasil analisis data Aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Nomor 6 Benoa setelah pelaksanaan tindakan pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
85 80,39 80 75 71,2
71,4
70 65 Siklus I
Siklus II
Aktivitas Belajar
Hasil Belajar
Gambar 1 Grafik Peningkatan Nilai RataRata Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Nomor 6 Benoa 0,36
0,35
0,34 0,32
Tabel 2. Data Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Nomor 6 Benoa pada Siklu I, Siklus II, dan Gains skor
0,31
0,3 0,28 Aktivitas Belajar
Variabel Aktivitas Belajar Hasil Belajar
Siklus I Rata-rata
Siklus II Rata-rata
Gains Skor
71,2
80,38
0,31
71,4
81,6
0,35
81,6
Hasil Belajar
Gains Skor
Gambar 2 Grafik Kreteria Peningkatan Gain Skor Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa adanya peningkatan pada nilai rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Agar lebih mudah dipahami, maka data Aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA siswa kelas V, telah terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Nomor 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan media gambar untuk meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V, dapat dikatakan berhasil dan penelitian ini dapat dihentikan karena sudah mampu 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan.
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih kongkrit. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas secara fisik dengan memanfaatkan alat indra sebanyak mungkin dalam proses pembelajaran, secara umum lebih efektif dari pada pembelajaran yang bersifat konvensional. Alasan sederhana, cara belajar seperti ini akan membuat siswa terlibat sepenuhnya baik melibatkan anggota fisik maupun intelektualnya. Siswa akan belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang telah dilakukannya dari pada mereka belajar dengan duduk di depan penceramah atau membaca buku panduan. Dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas V, juga dibantu media pendukung agar dapat mempermudah proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajran. Sumaatmadja (1980:117) mengatakann bahwa media pembelajaran secara keseluruhan adalah segala benda dan alat yang digunakan untuk membantu pembelajran di kelas. Berdasarkan pendapat tersebut, media gambar merupakan media yang secara umum dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat membantu proses pembelajran dikelas. Dengan memanfaatkan media gambar dalam proses pembelajran akan mengajak siswa terlibat sepenuhnya dalam belajar, sehingga siswa tidak lagi hanya duduk diam di kelas melainkan aktif mencari dan menggali informasi dalam pembelajaran. Penerapan cara belajar seperti ini akan terkesan lebih menarik
PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilakukan menjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD No. 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan metode demonstrasi memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatan yang didemonstrasikan guru. Pembelajaran dengan metode demonstrasi membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar sebab siswa berpikir dan menggunakan kemampuannya untuk menemukana hasil akhir. Selain itu, dengan mengalami sendiri proses menemukan konsep, pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih lama diingat. Sejalan dengan hal tersebut, Penggunaan metode demonstrasi menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran, meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa dan memotvasi siswa untuk belajar lebih giat (Roestyah N.K, 1991:84). Dengan kata lain penggunaan metode demonstrasi bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari kesalahan dalam memahami konsep-konsep dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang dialami atau didemonstrsikan. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Soetomo (1993:162) menyatakan bahwa salah satu kelebihan metode demonstrasi yaitu dapat mengurangi kesalahan pengertian antara anak dan guru bila dibandingkan dengan ceramah dan tanya jawab, karena dengan demonstrasi siswa akan dapat mengamati sendiri proses dari sesuatu. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:133) metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat siswa untuk belajar sehingga prose pembelajaran dapat berjalan dengan efaktif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan penelitian ini didukung pula oleh penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Luh Sri Budiani Padma Dewi (2012) yang menyatakan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI di SD Negeri 3 Panji Anom Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2011/2012. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Ketut Artha (2012) yang menyatakan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV setelah penerapan metode demonstrasi berbantuan alat praga benda kongkrit di SD Negeri 9 Bondalem buleleng tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dikatakan telah berhasil karena kriteria penelitian yang ditetapkan sebelumnya telah terpenuhi. Jadi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V di SD No. 6 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung.
SD Nomor 6 Benoa dalam pembelajaran IPA setelah penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I, ke siklus II. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 0,35 dari skor awal atau diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 81,6 dengan kategori “tinggi”. Berdasarkan, perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II dapat dikatakan telah berhasil, karena mampu memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan. Berdasarkan simpulan yang dipaparkan di atas, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi Siswa. Bagi siswa dapat disarankan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran IPA di kelas, dengan motivasi belajar yang tinggi, disiplin dalam belajar, serta berani untuk menyampaikan ide yang dimilikinya. Maka diharapkan aktivitas maupun hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA dapat meningkat. (2) Bagi Guru. Bagi guru disarankan agar lebih memahami dan mampu menerapkan metode serta media pembelajaran yang lebih inovatif, salah satunya metode demonstrasi berbantuan media gambar. Dengan penerapan metode serta media pembelajaran ini, diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Sehingga, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA di SD. (3) Bagi Kepala Sekolah. Bagi kepala sekolah disarankan, dalam membimbing guru-guru pengajar agar lebih diarahkan untuk dapat menerapkan metode serta media pembelajaran yang lebih menarik dalam pembelajaran di kelas. Salah satunya dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Sehingga, diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. (4) Bagi Penelit Lain. Bagi peneliti lain, sebagai calon tenaga pendidik disarankan agar mampu mengembangkan kemampuan serta keterampilanketerampilan dalam mengajar, khususnya dalam mengembangkan dan menerapkan
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut. (1) Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2015/2016 di SD Nomor 6 Benoa dalam pembelajaran IPA saat penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar. Setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I, ke siklus II. Pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat sebesar 0,31 dari skor awal atau diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu, 80,38 dengan kategori “Aktif”. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat dikatakan berhasil, karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan. (2) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2015/2016 di 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
model-model serta media pembelajaran yang lebih inovatif. Sehingga mampu membantu siswa untuk lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. Djamarah, S. B. dan A. Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Fathurrohman, P dan S. Sutikno, 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumantri Mulyani,dkk. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wiriaatmaja, Rochiati. 2009. Penelitian Tindakan Bandung: PT. Rosdakarya.
Metode Kelas. Remaja
11