e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN STRATEGI BEACH BALL BERBANTUAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA Ni Made Suci Indrawati1, Putu Nanci Riastini 2, I Made Suarjana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah diterapkan strategi pembelajaran Beach Ball berbantuan media poster. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester genap SDN 2 Pemaron yang berjumlah 34 orang siswa. Objek penelitian yaitu motivasi dan hasil belajar IPA. Data motivasi belajar siswa diperoleh menggunakan metode kuesioner dan data hasil belajar diperoleh menggunakan metode tes. Data yang diperoleh dianalisis untuk mencari rata-rata dan persentase rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase motivasi belajar siswa dari pra siklus sebesar 60% kategori “Rendah” menjadi 72% kategori “Sedang” pada siklus I dan meningkat menjadi 82,73% kategori “Tinggi” pada siklus II. Peningkatan motivasi belajar yang terjadi sebesar 22,73% dari pra siklus hingga siklus II. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dari pra siklus sebesar 67,2% kategori “Sedang” menjadi 76,4% kategori “Sedang” pada siklus I dan meningkat menjadi 89,4% kategori “Tinggi” pada siklus II. Peningkatan hasil belajar yang terjadi sebesar 22,2% dari pra siklus hingga siklus II. Dengan demikian, penerapan Beach Ball berbantuan media poster dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kata kunci:
Beach Ball, Motivasi Belajar, Hasil Belajar
Abstract The aim of this research was to determine the increase motivation and science learning outcomes in class V SDN 2 Pemaron sub district Buleleng of the Academic Year 2015/2016 after applied Beach Ball learning strategy assisted by media poster. This research such as a Classroom Action Reseach (PTK). The subject of this research are 34 students in class V SDN 2 Pemaron sub district Buleleng of the Academic Year 2015/2016. Object of this research are motivation and science learning outcomes. Data about learning motivation of the students collected using questionnaire method and data about learning outcomes collected using test method. Data were analyzed to find the average and average percentage. The results showed an increase of the motivation average percentage from pre-cycle as 60 % as “Low” category to be 72% as “Medium” category at the cycle I and increase to be 82,73 % as “High” category at the cycle II. Increase the learning motivation is 22,73% from pre-cycle to cycle II. An increase stundents learning outcomes from pre-cycle as 67,2% as “Medium” category to be 76,4% as “Medium” category at the cycle I and increase to be 89,4% as “High” category at the cycle II. Increase the learning outcomes is 22,2% from pre-cycle to cycle II. Through these results, Beach Ball learning techniques assisted by media poster can increase the students motivation and learning outcomes. Keywords: Beach Ball, Learning Motivation, Learning Outcomes
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar. IPA merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Winataputra (2005), menyatakan bahwa IPA berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa secara umum pembelajaran IPA bertujuan membantu agar siswa memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan pembelajaran IPA di SD/MI, pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini menyebabkan IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa sekolah dasar. IPA di sekolah dasar merupakan cikal bakal perkembangan sains pada mata pelajaran yang akan didapatkan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Mengingat pelajaran IPA sangat penting bagi perkembangan sains pada jenjang pendidikan selanjutnya, maka guru diharapkan mampu merencanakan proses belajar dan pembelajaran yang membuat siswa tertarik dengan IPA, sehingga pembelajaran IPA yang dilakukan dapat berhasil. Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses. Artinya, dalam pembelajaran harus terjadi suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Dengan demikian, pembelajaran bukan merupakan kegiatan guru yang
hanya menyampaikan materi kepada siswa dengan ceramah di depan kelas. Guru memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Bukan hanya sekedar penyampai materi saja, guru juga harus mampu berperan sebagai motivator dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru berperan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Motivasi belajar akan menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan tercapai (Sardiman, 2011). Rendahnya motivasi belajar siswa akan menyebabkan ketidaktercapaian tujuan belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Menurut Hamalik (2001) ada tiga fungsi motivasi, yaitu sebagai berikut. (1) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar, (2) motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan, (3) motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Motivasi belajar memunculkan aktivitas belajar. Adanya motivasi belajar yang baik dan usaha yang tekun, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman, 2011). Pembelajaran yang menyenangkan karena penggunaan strategi pembelajaran yang tepat akan menyebabkan tingginya motivasi belajar siswa. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar, sehingga berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Apabila hal ini terus berlanjut maka hasil belajar yang dicapai siswa akan optimal. Untuk itu, dibutuhkan kegiatan pembelajaran yang bermakna yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Salah satu upaya guru yang dapat dilakukan untuk membantu siswa meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya adalah dengan menciptakan suasana kelas 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 yang aktif, efektif, dan menyenangkan dalam pembelajaran. Penggunaan alat peraga dan berbagai strategi pembelajaran yang beragam sangat diperlukan untuk mewujudkannya. Dalam menggunakan strategi pembelajaran, guru dapat memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang cocok dengan situasi pembelajaran (Sudjana, 2006). Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakkan siswa, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi, membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan bervariasi. Dengan demikian, pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan menjadi salah satu modal utama untuk meningkatkan hasil belajar. Namun pembelajaran yang demikian belum terjadi di lapangan, termasuk di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron. Berdasarkan kegiatan observasi pada pembelajaran IPA di kelas V pada tanggal 15 Desember 2015, tampak dalam pembelajaran lebih didominasi oleh metode ceramah. Akibatnya, 60% siswa tidak berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran hanya siswa yang pandai saja. Siswa lainnya tidak berusaha menjawab dan tidak berani untuk bertanya kepada guru ketika tidak mengerti. Pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga suasana pembelajaran menjadi kurang kondusif. Sekitar 15% siswa juga tampak sibuk dengan aktivitas mereka sendiri. Motivasi belajar yang dimiliki siswa pun tampak rendah, yaitu 60%. Rendahnya motivasi belajar siswa menyebabkan rendahnya hasil belajar mereka. Berdasarkan kegiatan studi dokumen kelas V SD Negeri 2 Pemaron pada tanggal 15 Desember 2015, ditemukan bahwa 23 dari 34 orang siswa atau 60% siswa belum mencapai nilai IPA yang ditetapkan yaitu 70,00. Rerata nilai IPA siswa adalah 67,2. Persentase rata-rata siswa adalah sebesar 67,2%. Hasil wawancara pada tanggal 15 Desember 2015, ditemukan bahwa rendahnya hasil belajar tersebut dikarenakan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) guru dalam menyajikan materi masih menggunakan
model yang konvensional, (2) kurangnya fasilitas media pembelajaran dalam menunjang proses pembelajaran, (3) interaksi cenderung satu arah dari guru ke siswa sehingga mengakibatkan siswa kurang kreatif, (4) siswa masih menganggap guru sebagai satu-satunya sumber belajar, dan (5) siswa yang lebih pintar jarang mau membantu temannya yang kurang mampu kecuali diminta oleh guru. Faktor-faktor tersebut memicu rendahnya motivasi belajar siswa dan berujung pada rendahnya hasil belajar. Mengacu pada permasalahan di atas, maka strategi pembelajaran yang inovatif sangat diperlukan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi pembelajaran Bola Pantai (Beach Ball). Strategi Bola Pantai (Beach Ball) merupakan suatu strategi yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam diskusi. Strategi Bola Pantai (Beach Ball) dilaksanakan dengan cara guru memberi bola kepada salah seorang siswa untuk memulai diskusi. Siswa yang memegang bola yang boleh berbicara, siswa lain mengangkat tangan agar mendapat bola jika ingin mendapat giliran berbicara (Trianto, 2009). Langkah-langkah tersebut mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa, bahkan siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran menjadi tertarik untuk belajar. Secara tidak langsung, siswa pun dituntut untuk terlibat secara maksimal dalam proses belajar. Hal ini akan berdampak positif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Selain menggunakan strategi pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran, digunakan pula media pembelajaran untuk memaksimalkan proses yang terjadi. Menurut Sadiman (2006:7), media adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Selanjutnya, Menurut Arsyad (2011), penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. (1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses serta hasil belajar. (2) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. (3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. (4) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannnya. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media poster. Media poster yang dimaksud adalah suatu gambar yang mengombinasikan unsur-unsur visual, seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud untuk menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat (Sumantri, 2015). Media ini sangat bermanfaat dalam pendidikan karena mampu memberikan penjelasan visual kepada siswa. Menurut Sudjana (dalam Sumantri, 2015), di dalam kelas seorang guru menggunakan poster atas pertimbangan sebagai berikut. (1) untuk motivasi. Penggunaan poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau motivasi kegiatan belajar siswa. Diskusi dapat dilakukan setelah diperlihatkan sebuah poster berkenaan dengan bahan pembelajaran. (2) sebagai peringatan. Poster dapat menyadarkan setiap anak sekolah dasar bahwa menggosok gigi itu sangat penting, memelihara kesehatan gigi, memelihara kebersihan lingkungan dapat mencegah penyakit, dan lain-lain. (3) pengalaman yang kreatif. Poster memberi kemungkinan belajar kreatif dan partisipatif. Melalui poster siswa memperoleh kesempatan untuk melukiskan tentang sesuatu yang mereka pelajari. Poster memberikan pengalaman baru sehingga menumbuhkan kreativitas siswa dalam cara belajarnya. Dalam penggunaan media pembelajaran terdapat kelebihan dan kelemahan dalam media tersebut. Adapun
kelebihan media poster yaitu sebagai berikut (Sumantri, 2015). (1) dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan. (2) dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. (3) bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan. (4) pembuatannya mudah dan harganya murah. Kelemahan media poster, yaitu sebagai berikut (Sumantri, 2015). (1) membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya. (2) penyajian pesan hanya berupa unsure visual. Media ini diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan siswa di dalam proses pembelajaran. Ketertarikan menimbulkan munculnya motivasi, yang akan membawa dampak terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran Bola Pantai (Beach Ball) berbantuan media poster di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas untuk memperbaiki praktik pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester genap Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 34 orang siswa. Objek dari penelitian ini adalah motivasi siswa dalam pembelajaran IPA dan hasil belajar IPA siswa kelas V Semester genap di Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masingmasing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Strategi pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu: a) metode kuesioner dan b) metode tes. Dalam penelitian ini metode kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar. Instrumen angket motivasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar. Instrumen motivasi belajar disusun menggunakan skala Likert dengan 5 jenjang jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Pemberian skor pada setiap item SL=5, SR=4, KK=3, JR=2, TP=1 untuk pernyataan positif. Untuk pernyataan negatif diberi skor SL=1, SR=2, KK=3, JR=4, TP=5. Metode tes pada hakikatnya merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan atau tugas yang semuanya harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta tes. Hasil tes adalah berupa skor atau bersifat interval. Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah tes obyektif. Dalam penelitian ini, data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif adalah pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angkaangka atau presentase mengenai suatu objek yang diteliti untuk memperoleh kesimpulan umum (Agung, 2014). Data dalam penelitian ini diolah untuk menentukan mean dan persentasenya.
untuk mengukur motivasi dan hasil belajar siswa. Tahapan pelaksanaan siklus I dimuai dari perencanaan siklus I, Pelaksanaan siklus I, Observasi dan evauasi, serta refleksi. Adapun beberapa hal yang direncanakan yaitu: (1) menyiapkan materi pembelajaran siklus 1 tentang daur air dan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. (2) menyusun RPP. (3) menyiapkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siklus I. (4) menyiapkan media pembelajaran yaitu media poster. serta (5) menyiapkan lembar angket motivasi belajar. Pada tahap pelaksanaan, langkahlangkah pembelajaran menggunakan strategi bola pantai (beach ball) berbantuan media poster dapat diuraikan sebagai berikut. (1) siswa mengamati media poster yang telah ditempel di depan kelas. (2) siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai media poster yang telah ditempel di depan kelas. (3) siswa membaca materi yang ada di buku. (4) guru memberikan permasalahan utama yang ditanggapi oleh siswa. (5) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dimana setiap kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa untuk mendiskusikan pemecahan masalah. (6) siswa memulai diskusi menggunakan strategi pembelajaran bola pantai (beach ball). (7) siswa yang memegang bola menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. (8) siswa lain yang belum mendapat giliran memegang bola bisa mengacungkan tangan untuk mendapat giliran berbicara. (9) dari hasil jawaban yang disampaikan, siswa diminta membuat simpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru. (10) guru memberikan tes individu pada akhir tindakan. (11) guru memberikan PR sebagai tindak lanjut. Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Sementara itu, kegiatan evaluasi dilaksanakan untuk mengumpulkan data motivasi dan hasil belajar IPA siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran bola pantai (beach ball). Evaluasi dilakukan pada akhir siklus, yaitu pada pertemuan keempat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron dilaksanakan selama empat minggu yaitu dari tanggal 17 Maret sampai dengan 21 April 2016 pada siswa kelas V semester genap yang berjumlah 34 orang. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas selama ini secara umum telah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai penerapan strategi bola pantai (beach ball) berbantuan media poster. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana tiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan dilaksanakan tes 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Hasil pengamatan dan temuan selama pemberian tindakan pada siklus I terdapat beberapa kendala atau masalah yang harus diperbaiki. Adapun kendala atau permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. (1) proses pembelajaran belum berjalan secara optimal, karena dalam proses pembelajaran masih terdapat siswa yang main-main. (2) siswa kurang aktif dalam menyampaikan pendapat, mungkin karena siswa takut salah dalam menyampaikan pendapat. (3) siswa kurang berani bertanya mengenai hal-hal yang mereka belum mengerti. (4) siswa kurang bekerja sama dalam diskusi kelompok, hasil diskusi kelompok hanya dikerjakan oleh satu atau dua orang siswa. (5) sebagian besar siswa belum terbiasa dalam menyimpulkan konsep-konsep yang telah dipelajari. Siswa masih kesulitan membuat kesimpulan yang sistematis dan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I, maka perlu diadakan tindakan selanjutnya melalui tindakan siklus II. Adapun tindakan tersebut adalah sebagai berikut. (1) siswa yang tidak serius dalam mengikuti pembelajaran akan diberikan funishment berupa pertanyaan. (2) memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif bertanya dan menjawab. (3) siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. (4) siswa diberikan bimbingan agar bekerja sama dengan kelompok sehingga anggota kelompok yang lain tidak hanya diam serta tugas dapat terselesaikan dengan maksimal. (5) mengajak siswa untuk
mencoba menyimpulkan materi yang dibahas dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas tadinya, sehingga secara otomatis siswa akan mengingat dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya dilakukan perencanaan siklus II, pelaksanaan, serta observasi dan evaluasi. Adapun perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II antara lain: (1) menyiapkan materi pembelajaran siklus II tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. (2) menyusun RPP. (3) menyiapkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siklus II. (4) menyiapkan media pembelajaran yaitu media poster. serta (5) menyiapkan lembar angket motivasi belajar. Pelaksanaan pada siklus II disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Dalam pelaksanaan siklus II juga dilakukan observasi dan evaluasi untuk mengumpulkan data tentang motivasi dan hasil belajar siswa terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan. Data tentang motivasi diperoleh dengan kuisioner sedangkan data tentang hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui hasil peningkatan persentase motivasi dan hasil belajar siswa. Adapun hasil peningkatan persentase motivasi dan hasil belajar disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Peningkatan Persentase Motivasi dan Hasil Belajar Variabel
Motivasi Belajar
Hasil Belajar
Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus I Siklus II
Rata-rata Persentase 60% 72% 72% 82,73% 67,2% 76,4% 76,4% 89,4%
6
Kriteria Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi
Peningkatan
12% 10,73% 9,2% 13%
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Berdasarkan tabel 1, diketahui ratarata persentase motivasi belajar IPA siswa pada pra siklus sebesar 60% berada pada kategori rendah. Pada siklus I rata-rata persentase motivasi belajar IPA siswa sebesar 72% berada pada kategori sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,73% berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, rata-rata persentase hasil belajar IPA siswa pada pra siklus sebesar 67,2% berada pada kategori sedang. Pada siklus I, rata-rata persentase hasil belajar IPA siswa sebesar 76,4% berada pada kategori sedang dan pada siklus II meningkat menjadi 89,4% berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut,
mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran menggunakan strategi bola pantai (beach ball) berbantuan media poster. PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 siklus pada siswa kelas V semester genap di Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada pra siklus, rata-rata persentase motivasi belajar IPA siswa sebesar 60% berada pada kategori rendah. Pada siklus I rata-rata persentase motivasi belajar IPA siswa sebesar 72% berada pada kategori sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,73% berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, rata-rata persentase hasil belajar IPA siswa pada pra siklus sebesar 67,2% berada pada kategori sedang. Pada siklus I, rata-rata persentase hasil belajar IPA siswa sebesar 76,4% berada pada kategori sedang dan pada siklus II meningkat menjadi 89,4% berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, terjadi peningkatan persentase motivasi belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II sebesar 22,73%. Begitu pula hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,2% dari pra siklus hingga siklus II. Peningkatan persentase rata-rata dari pra siklus hingga siklus II dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama, pembelajaran yang menggunakan strategi bola pantai (beach ball) dapat mengubah pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Apabila siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran akan berdampak pada meningkatnya motivasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Trianto (2009) yang mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan strategi bola pantai (beach ball) dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam diskusi, meningkatkan konsentrasi
terjadi peningkatan persentase motivasi belajar siswa dari pra siklus ke siklus I sebesar 12%, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 10,73%. Begitu pula hasil belajar siswa terjadi peningkatan persentase dari pra siklus ke siklus I sebesar 9,2%, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 13%.
Rata-rata peningkatan persentase motivasi dan hasil belajar IPA siswa seperti pada tabel 1 pada pra siklus hingga siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik 95,00% 90,00% 85,00% 80,00% 75,00% 70,00% 65,00% 60,00% 55,00% 50,00%
89,40% 82,73%
67,20%
76,40% 72%
60,00%
Hasil Belajar Motivasi Belajar
Pra Siklus I Siklus II siklus
Gambar 1. Grafik Peningkatan Persentase Motivasi dan Hasil Belajar Berdasarkan gambar 1, peningkatan yang terjadi pada motivasi belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II sebesar 22,73%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari pra siklus hingga siklus II sebesar 22,2%. Dengan demikian, motivasi dan hasil belajar siswa 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 belajar siswa, bahkan siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran akan merasa tertarik untuk belajar. Kedua, penggunaan media poster dalam pembelajaran juga berkontribusi terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Adanya media akan membuat materi pelajaran mudah dipahami dan meningkatkan perhatian siswa. Meningkatnya perhatian siswa dalam pembelajaran akan menimbulkan munculnya motivasi, yang akan membawa dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan Sumantri (2015), poster merupakan suatu gambar yang mengombinasikan unsur-unsur visual, seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud untuk menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat. Poster yang menarik akan dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Selanjutnya, Sardiman (2011) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Ketiga, peran reward dalam membangkitkan dan menumbuhkan motivasi belajar sangat besar. Pemberian reward berupa tepuk tangan dan pujian dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Dengan adanya semangat belajar, siswa menjadi lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Pemberian reward akan memberikan kesan menyenangkan kepada siswa sehingga termotivasi untuk mengulangi atau bahkan meningkatkan perbuatan yang menjadikannya mendapatkan reward. Dengan demikian, reward merupakan cara yang dapat digunakan guru untuk membangkitkan, menumbuhkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2011) yang menyatakan bahwa hadiah (reward) merupakan suatu bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Selanjutnya, Winataputra (2005) menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik berupa pujian, hadiah, dan nasihat sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Keempat, peran funishment sangat bermanfaat bagi pembelajaran. Bagi siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran, motivasi mereka dapat dibangkitkan dengan pemberian funishment. Pemberian funishment bagi siswa yang bermain-main saat pelajaran berlangsung akan membuat siswa lebih memperhatikan pelajaran yang diberikan. Dengan adanya funishment, maka motivasi belajar siswa dapat dibangkitkan dan ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa pun akan meningkat. Peran funishment tersebut sejalan dengan pendapat Sardiman (2011) yang menyatakan funishment adalah satu bentuk reinforcement negatif yang menjadi alat motivasi jika diberikan secara tepat dan bijak sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian hukuman. Selanjutnya, Winataputra (2005) menyatakan bahwa motivasi belajar berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas belajar yang berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Kelima, peran bimbingan guru merupakan peranan yang mendasar dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Peran guru salah satunya adalah memberikan bimbingan kepada siswa sehingga dapat mendorong siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bimbingan guru dapat membantu siswa menyelesaikan tugasnya. Hal ini berdampak pada meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa. Menurut Lapono (2010), dalam pembelajaran di kelas, guru memainkan peranan sebagai pembimbing atau fasilitator dalam mengembangkan pengetahuan yang telah ada dalam diri peserta didik. Guru juga memiliki peran dalam membantu membimbing peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah apabila 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 mengalami jalan buntu. Selanjutnya, Hamalik (2001) menyatakan bahwa pemberian bimbingan oleh guru dapat mengarahkan, mempersiapkan, mengontrol, dan memimpin siswa agar kegiatan belajarnya berhasil. Efektivitas penggunaan strategi bola pantai (beach ball) berbantuan media poster ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuhan Nurmitasari berjudul “Penerapan Strategi Beach Ball Dalam Pembelajaran Matematika Kelas V Sekolah Dasar” telah dilaksanakan di kelas V-B SDN Kedung Cowek I / 253 Kecamatan Bulak Kota Surabaya. Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa strategi bola pantai (beach ball) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, terbukti dari adanya peningkatan rata-rata hasil siklus I adalah 72,4 dan ratarata hasil siklus II adalah 87,5. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Fenni Sabzul Yaszak berjudul “Penggunaan Media Poster Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kuantan Hilir Seberang”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penggunaan media poster dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meningkat sebesar 16,43% dari daya serap rata-rata siswa. Mengacu pada paparan di atas, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena semua kriteria yang ditetapkan telah terpenuhi. Jadi, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas V semester genap Sekolah Dasar Negeri 2 pemaron tahun pelajaran 2015/2016 meningkat melalui penerapan strategi bola pantai (beach ball) berbantuan media poster.
belajar siswa secara klasikal dari pra siklus sebesar 60% (kategori rendah) menjadi 72% (kategori sedang) pada siklus I dan meningkat menjadi 82,73% (kategori tinggi) pada siklus II. Dengan demikian, terjadi peningkatan motivasi belajar sebesar 12% dari pra siklus ke siklus I dan 10,73% dari siklus I ke siklus II. 2) Penerapan strategi pembelajaran bola pantai (beach ball) berbantuan media poster dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V pada semester genap di Sekolah dasar Negeri 2 Pemaron tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal dari pra siklus 67,2% (kategori sedang) menjadi 76,4% (kategori sedang) pada siklus I dan meningkat menjadi 89,4% (kategori tinggi) pada siklus II. Dengan demikian, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9,2% dari pra siklus ke siklus I dan 13% dari siklus I ke siklus II. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut. (1) guru diharapkan dapat memilih dan menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang inovatif sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Disamping itu, guru juga sebaiknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam proses pembelajaran agar siswa selalu bersemangat dan tidak jenuh dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan, (2) hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya, dan (3) penelitian ini masih memiliki kelemahan-kelemahan. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut, kelemahan penelitian ini dapat menjadi masalah untuk dikaji lebih dalam
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan. 1) Penerapan strategi pembelajaran bola pantai (beach ball) berbantuan media poster dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas V pada semester genap di Sekolah Dasar negeri 2 Pemaron tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata motivasi
DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pt Bumi Aksara
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Lapono, Nabisi. dkk. 2010. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional
Thobroni, Muhammad dan Mustofa Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sadiman, Arif, S. dkk. 2006. Media Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada
Winataputra. dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumantri, Mohamad, Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
10