e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 1 BITERA Puput Hanggarwati M1, Ni. Wyn Rati2, Kt. Dibia3 123Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 1 Bitera. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap Siklus terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan observasi/evaluasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes. Data dianalisis untuk menentukan mean dan persentase mean. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, keaktifan siswa sebesar 76,11% pada katagori sedang. Kemudian pada siklus II, keaktifan siswa sebesar 83,61% pada katagori baik. Berikutnya, hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 72,33% pada katagori sedang dan pada siklus II mencapai 82,33% pada katagori baik. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan dan kemampuan berpikir tingkat rendah siswa kelas V SDN 1 Keliki, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 meningkat melalui penerapan model pembelajaran team games tournament. Kata Kunci: Team Games Tournament, Keaktifan, Hasil Belajar.
ABSTRACT The aims of the study were to enhance the liveliness and learning outcomes in the learning sciences of students grade V SDN 1 Bitera. This study is classroom action research that implemented in two cycles. Each cycle consist of action plan, implementation of observation/evaluation, and reflection. The data collection was used observation and test sheets.The data were analyzed to determine the mean and the percentage of mean. The analysis results of the data indicates enhancement of liveliness and lower order thinking skills from the first (I) to second (II) cycles. In the first cycle, the liveliness of the students was 76,11% on medium category. From the second cycle, the liveliness of the students was 83,61% in the second meeting on high category. Learning outcomes data of students in the first cycle was 72.33% on medium category and in the second cycle was 82.33% on high category. Based on the study results, it can be concluded that the liveliness and learning outcomes of the students grade V SDN 1 Bitera, Gianyar District, Gianyar Regency on the lesson year of 2016/2017 were increased through the implementation of team games tournament learning model. Keywords: team games tournament, liveliness, learning outcomes.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
PENDAHULUAN
SDN 1 Bitra ini sudah cukup baik dengan penggunaan metode yang cukup menarik dalam pembelajaranya.
Perkembangan dunia pendidikan seiring dengan perkembangan zaman menyebabkan pola pikir yang awam menjadi lebih modern dan hal ini sangat mempengaruhi kemajuan di dunia pendidikan. Pendidikan itu sendiri dapat memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Tujuan dari pendidikan adalah menciptakan seorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika melibatkan seluruh kompenen yang ada, komponen yang di maksud adalah guru, metode, alat, tujuan, kurikulum, evaluasi sarana dan prasarana. Hal ini sesuai dengan pengertian pembelajaran yang tertuang pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 “pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Guru memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa dapat berinteraksi dengan kompenen secara optimal. Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA tersebut maka perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari tingkatan rendah seperti anak sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. Kompetensi itu di perlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti. Dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA di
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah penelitian yang berupaya memperbaikan pembelajaran di sekolah maupun di dalam kelas. Karena itu penelitian ini dikategorikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). kelas (PTK) “merupakan penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), terbatas, segera dan hasilnya untuk diperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran yang sedang berjalan”. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournamen. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan kerja sama dengan guru kelas V SD Negeri 1 Bitrea. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan pada satu siklus penelitian. Keempat siklus tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan observasi/pengamatan, dan refleksi.
Gambar 1 PTK (Sumber: M.Syukri,2008 dalam suartini 2013:35) Setelah data keaktifan dan hasil belajar siswa terkumpul, data dianalisis mengunakan teknik analisis statistik secara deskriptif kuantitatif yaitu dengan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
b.
Mengitung Presentase Mean Untuk mencari presentase digunakan rumus sebagai berikut. M M% x 100% SMI (Sumber: Agung, 2005:96) Keterangan: M% = Rata-rata persen M = Mean SMI = Skor maksimal ideal
menghitung rata-rata hasil belajar siswa Analisis dilakukan dengan menghitung mean dan persentase mean, yang dipaparkan dibawah ini. a. Mengitung Mean
M
X N
(Sumber: Agung, 2005:95) Keterangan: M = Mean (rata-rata skor)
X
N
= Jumlah skor siswa = Banyaknya siswa
Hasil analisis rata-rata persentase yang diperoleh selanjutnya dikonversikan terhadap Patokan Acuan Penilaian (PAP) skala lima dengan berpedoman pada kriteria seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kriteria PAP Skala Lima tentang Keaktifan Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah Siswa Persetase (%) Katagori 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah Sumber: Agung (2014:145) Berdasarkan analisis data di atas, indikator keberhasilan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. (1) Persentase rata-rata keaktifan belajar siswa mencapai 84% pada katagori “tinggi” (2) Kemampuan berpikir tingkat rendah siswa mencapai 84% pada kategori “tinggi”.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Apabila indikator keberhasilan pada keaktifan dan kemampuan berpikir tingkat rendah siswa sudah tercapai maka penelitian dihentikan. HASIL Berikut disajikan hasil observasi keaktifan pada siklus I.
Tabel 2 Keaktifan Siswa pada Siklus I Kode Siswa Skor Per. I 2860 9 2871 8 2872 7 2873 9 2874 8 2875 9 2876 6 2877 9 2878 8 2879 8 2880 7 3
Skor Per. II 10 9 7 8 9 9 8 8 9 8 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
No. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode Siswa 2881 2882 2883 2884 2885 2886 2887 2888 2889 2890 2891 2892 2893 2895 2896 2897 2898 2899 2900 Jumlah
Skor Per. I 7 9 8 9 7 8 9 8 9 6 9 7 10 8 10 8 9 8 9 ∑246
Data keaktifan siswa selanjutnya dianalisis dengan menghitung mean (M) dan persentase mean. Untuk mengetahui tingkat pencapaian keaktifan, persentase rata-rata yang diperoleh dibandingkan
Skor Per. II 9 10 8 11 10 9 10 8 11 8 11 10 11 9 11 8 9 8 8 ∑274
terhadap kriteria penilaian acuan patokan (PAP), yang dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3. Kriteria PAP Skala 5 Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I Persetase (%) Katagori 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah Sumber: Agung (2014:145) Setelah membandingkan terhadap kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala 5, angka rata-rata persen keaktifan siswa pada siklus I pertemuan I, yaitu 68,33%, berada pada interval 55-64% dengan katagori “rendah”. Kemudian angka ratarata persen keaktifan siswa pada siklus I pertemuan
II, yaitu 76,11%, berada pada interval 6579% dengan katagori “sedang”. Selanjutnya disajikan data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siklus I, disajikan sebagai berikut.
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa No
No. Induk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2860 2871 2872 2873 2874 2875 2876 2877 2878 2879 2880 2881 2882 2883 2884 2885 2886 2887 2888 2889 2890 2891 2892 2893 2895 2896 2897 2898 2899 2900
KKM
65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 jumlah
SMI
Skor
Nilai Siklus I
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
14 15 13 12 14 12 13 15 17 16 13 12 16 14 17 15 11 16 14 16 13 16 15 17 14 15 14 16 14 15 434
70 75 65 60 70 60 65 75 85 80 65 60 80 70 85 75 55 80 70 80 65 80 75 85 70 75 70 80 70 75 2170
Data hasil belajar siswa selanjutnya dianalisis dengan menghitung mean (M) dan persentase mean. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar, persentase rata-rata yang
diperoleh dibandingkan terhadap kriteria penilaian acuan patokan (PAP), yang dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Tabel 5. Kriteria PAP Skala Lima Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Persetase (%) Katagori 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah Sumber: Agung (2014:145) Setelah membandingkan terhadap kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala 5, angka rata-rata persen hasil belajar siswa pada tes akhir siklus I, yaitu 72,33%, berada pada interval 65-79% dengan katagori “sedang”. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I, maka hasil refleksi siklus I adalah sebagai sebagai berikut. (1) Empat siswa masih terlihat kurang aktif, baik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat kepada kelompok maupun kepada guru, (2) ada juga siswa yang belum fokus dalam mengikuti pembelajaran (3) Siswa yang memiliki kemampuan akademik lebih tinggi dalam kelompoknya masing-masing masih mendominasi dalam diskusi kelompok, sehingga kurang menghargai pendapat temannya. Siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih rendah tidak dapat bagian dalam mengerjakan tugas-tugas kelompoknya, (4) Media yang digunakan masih terlalu kecil sehingga siswa tidak terlalu memperhatikan, (5) Penerapan model masih mengalami kendala pada saat pertukaran kelompok. Pada saat pertukaran kelompok, siswa masih bingung siapa yang bertamu dan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
menerima tamu, sehingga pada saat pertukaran semua anggota kelompok berdiri. Berdasarkan kekurangankekurangan tersebut maka dilakukan beberapa perbaikan untuk mengatasi permasalahan pada siklus I. Beberapa tindakan perbaikan tersebut adalah sebagai berikut. (1) Memberi penghargaan dan pujian kepada siswa yang mau bertanya, menjawab, dan mengemukakan ide, (2) Memberi giliran kepada setiap anggota kelompok untuk mengerjakan soal, (3) Menggunakan media gambar yang berukuran sebesar kertas manila dan diwarnai semenarik mungkin, sehingga siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran, (4) Menegaskan kembali kepada siswa dengan cara menyuruh setiap kelompok menentukan 2 temannya untuk bertamu dan 2 teman lainnya bertugas menerima tamu sebelum pertukaran kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dengan menggunakan metode observasi, maka dapat disajikan data tentang keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPA pada siklus II sebagai berikut.
Tabel 6 Keaktifan Belajar Kode Siswa Skor Per. I 2860 10 2871 9 2872 10 2873 11 2874 9 2875 9 2876 11 2877 9 2878 10 2879 9 2880 11 6
Skor Per. II 11 8 10 12 10 9 11 9 11 9 12
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
No. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode Siswa 2881 2882 2883 2884 2885 2886 2887 2888 2889 2890 2891 2892 2893 2895 2896 2897 2898 2899 2900 Jumlah
Skor Per. I 11 10 9 10 8 9 10 9 11 8 10 9 11 9 10 8 9 10 10 ∑289
Data keaktifan siswa selanjutnya dianalisis dengan menghitung mean (M) dan persentase mean. Perhitungan rata-rata dan persentase rata-rata keaktifan siswa disajikan di bawah ini.
Skor Per. II 11 11 10 11 8 9 11 9 12 8 11 9 12 9 10 8 9 11 10 ∑301
Untuk mengetahui tingkat pencapaian keaktifan, persentase rata-rata yang diperoleh dibandingkan terhadap pedoman kriteria penilaian acuan patokan (PAP), yang dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Kriteria PAP Skala 5 Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II Persetase (%) Katagori 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah Sumber: Agung (2014:145) Setelah membandingkan terhadap criteria penilaian acuan patokan (PAP) skala 5, angka rata-rata persen keaktifan siswa pada pertemuan I siklus II, yaitu 9.63%, berada pada interval 90100%, dengan katagori “sangat tinggi”. Kemudian, angka rata-rata persentase keaktifan siswa pada pertemuan II siklus
II, yaitu 10,03%, berada pada interval 90100%, dengan katagori “sangat tinggi”. Selanjutnya disajikan data tentang kemampuan berpikir tingkat rendah siswa pada mata pelajaran IPA siklus II, disajikan sebagai berikut
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siswa pada Siklus II No. No KKM SMI Skor Nilai Siklus II Induk 1 2860 65 20 16 80 2 2871 65 20 17 85 3 2872 65 20 15 75 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2873 2874 2875 2876 2877 2878 2879 2880 2881 2882 2883 2884 2885 2886 2887 2888 2889 2890 2891 2892 2893 2895 2896 2897 2898 2899 2900
65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 Jumlah
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
8
14 16 14 15 17 19 18 15 14 18 16 19 17 13 18 16 18 15 18 17 19 16 17 16 18 16 17 494
70 80 70 75 85 95 90 75 70 90 80 95 85 65 90 80 90 75 90 85 95 80 85 80 90 80 85 2470
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
Data kemampuan berpikir siswa selanjutnya dianalisis dengan menghitung mean (M) dan persentase mean. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa,
persentase rata-rata yang diperoleh dibandingkan terhadap pedoman kriteria penilaian acuan patokan (PAP), yang dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut.
Tabel 9. Kriteria PAP Skala 5 Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah Siswa pada Siklus II Persetase (%) Katagori 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah Sumber: Agung (2014:145) Setelah membandingkan terhadap pedoman criteria penilaian acuan patokan (PAP) skala 5, angka rata-rata persen hasil belajar siswa pada siklus II, yaitu 82,33%, berada pada interval 80-89%, dengan katagori “tinggi”. Secara umum, kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan sangat baik. Dengan memberikan penghargaan, pujian, dan menggunakan media yang lebih besar dan menarik perhatian siswa, siswa mengalami banyak peningkatan. Peningkatan yang terjadi adalah pada keaktifan, hasil belajar siswa, sikap mau bertanya dan menjawab, mengemukakan ide, dan rasa ingin tahu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, penerapan model pembelajaran team games tournament dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas V SDN 1 Bitera, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2016/2017.
proses pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok dan saling berbagi informasi dalam belajar kelompok untuk mendiskusikan LKS yang dibagikan. Setelah kegiatan diskusi berakhir, setiap kelompok diminta menunjuk dua orang yang akan mewakili kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Salah satu anggota kelompok akan mempresentasikan kartu yang sudah diambil oleh masing-masing kelompok. Kegiatan tersebut dapat menumbuhkan interaksi yang aktif antara siswa dengan guru maupun dengan siswa itu sendiri. Dengan meningkatnya keaktifan siswa, maka siswa belajar secara bermakna sehingga meningkat pula hasil belajar siswa. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Dimyanti dan Mudjiono (2006:45) yang menyatakan bahwa “manfaat keaktifan dalam proses pembelajaran menjadikan siswa terlibat langsung dan memiliki pengalaman dalam belajar hingga memperoleh hasil yang lebih memuaskan”. Faktor kedua adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa agar menyampaikan pendapat, berdiskusi, dan mencari tahu kebenaran dari tugas yang dibuat dengan cara bertanya maupun mengemukakan ide yang mereka miliki. Dengan kegiatan yang demikian membuat belajar menjadi bermakna bagi siswa karena terjadi proses mental pada diri mereka. Hal ini menimbulkan rasa percaya diri pada siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penjelasan tersebut sejalan dengan
PEMBAHASAN peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament siswa disiapkan untuk belajar dan membentuk kelompok sesuai intruksi guru dan siswa menyimak serta memahami informasi yang disampaikan sehingga menyebabkan siswa antusias mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran ini mengajak siswa terlibat langsung dalam 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
pendapat Slameto (2013) yang menyatakan bahwa dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri. Proses pembelajaran yang seperti itu dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa dan dampaknya pada hasil akhir siswa menjadi lebih baik. Penerapan model pembelajaran ini didukung oleh penggunaan media gambar. Dengan menggunakan media gambar siswa lebih terlihat aktif dalam bertanya maupun menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru, mereka sangat antusias ketika guru menunjukan gambar yang dipaparkan didepan kelas. Penggunaan media gambar dapat memperjelas materi yang sedang diajarkan siswa tidak akan merasa bosan jika menggunakan media. Minat siswa untuk belajarpun makin Pendapat ini sejalan dengan Rusyan (dalam Gotama, 2012:15) meyatakan bahwa keaktifan adalah proses perubahan tingkahlaku dalam arti seluas-luasnya, meliputi pengamatan, keterampilan, perasaan, minat penghargaan sikap. Belajar tidak berarti hanya yang berkaitan dengan intelektual saja, melainkan dengan seluruh aspek kepribadian. Faktor ketiga adalah pemberian penghargaan (reward). Ketertarikan siswa untuk belajar juga tergantung pada langkah guru memberikan penghargaan atau hadiah untuk membuat siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi antusias setelah diberikan penghargaan berupa tepuk tangan dan pujian. Hal ini membuat siswa termotivasi untuk lebih aktif selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, reward dapat mendorong siswa untuk meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar. Selain itu, reward dapat juga digunakan untuk memotivasi siswa untuk selalu aktif menjawab, bertanya, mengemukakan ide, dan tidak merasa malu atau ragu-ragu dalam menyampaikan hasil diskusinya. Motivasi dari dalam diri siswa merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh masing-
masing siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya sehingga berdampak pada hasil akhir dalam proses pembelajaran. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Koeswara (dalam Dimyanti, 2015:80) yang menyatakan “motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku seseorang, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi juga terkandung adanya keinginan yang membuat seseorang aktif, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar”. Penjelasan yang sejalan juga dinyatakan oleh Uno (2008) yang menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi. SIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa kelas V SDN 1 bitera, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajara Team Games Tournament . Pada siklus I, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa adalah 76,11% (kriteria sedang). Pada siklus II, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 83,61% (kriteria baik). Persentase rata-rata keaktifan belajar siswa dari siklus I sampai pada siklus II menunjukan peningkatan sebesar 7,5%. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 bitera, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Team Games Tournament. Pada siklus I, persentase rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,33% (kriteria sedang). Pada siklus II, persentase ratarata kemampuan hasil belajar siswa adalah 82,33% (kriteria baik). Persentase rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I sampai pada sklus II menunjukan peningkatan sebesar 10,00%. 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016
SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. (1) Bagi Guru dapat terus menerapkan model pembelajaran team games tournament sebagai salah satu alternatif untuk meningatkan keaktifan dan kemampuan berpikir tingkat rendah siswa, baik pada mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya, (2) Bagi Kepala Sekolah dapat menghimbau, membina, dan mengembangkan kemampuan guru di sekolah untuk menerapkan model pembelajaran team games tournament sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, (3) Bagi para Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan variabel dan cakupan yang lebih luas dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan penelitian ini.
pada http://www.utschool.ca/utseducation /academicdepartements/science/tgtnabt_06_2.pdf (diaskes pada tanggal 24 February 2016)
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A Gede. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: IKIP. Dimyati. Dr, Mudjiono. Drs. 2006. Belajar dan Pembelajaran: Jakarta: PT Asdi Mahasatya Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin. Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah. Gotama, Toni I Made. 2012 “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHD) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika pada siswa Kelas IV Di SD Negeri 3 Blahbatuh, kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar Tahun Ajaran 2011/2013”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Undiksha. Herliani, Elly dan Indrawati. 2009. Penilaian Hasil Belajar untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). O’Mahony, Meg. 2006. Team-GamesTournamen (TGT) Cooperative Learning and Review. Tersedia 11