e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V Gede Risa Pebriana1, I Ketut Dibia2, Ndara Tanggu Renda3 123Jurusan
PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan penerapkan model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas V semester ganjil SD Negeri 1 Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 15 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dan metode tes. Data yang diperoleh dianalisis untuk menghitung mean dan persentase mean. Pada siklus I, persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pertemuan I dan pertemuan II adalah 72,22% berada pada kategori cukup aktif. Persentase rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 76,44% berada pada kategori sedang. Pada siklus II, aktivitas dan hasil belajar siswa mengalamai peningkatan. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pertemuan I dan pertemuan II adalah 86,11% berada pada kategori aktif. Persentase rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 87,11% berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian siklus I dan II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester ganjil SD N 1 Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: picture and picture, aktivitas belajar, hasil belajar.
Abstract This study is aims to improve the students’ activity and learning outcome of science subject with the implementation of Picture and Picture learning model on the 5th grade students on odd semester in SD N 1 Tegallinggah, Sukasada district, Buleleng regency in the academic year of 2016/2017. The type of this study is classroom action research that was conducted in two cycles. The subjects of the study were 15 eighth on the 5th grade students. The data collection of this study was conducted through observation and testing method. The data gathered was analyzed in order to calculate its mean and mean percentage. In the first cycle, the average percentage of students’ learning activity first meeting and second meeting is 72,22% in the category active enough. The average percentage result obtained students learn science in the first cycle of 76,44% in the category enough. In the second cycle, activity and learning outcomes of students experiencing an increase. The average percentage of students ‘learning activity first meeting and second meeting is 86,11% in the active category. The average percentage of students learning outcomes in the second cycle of 87,11% in the high category. The result of the study from cycle I and cycle II showed that there was an increase of percentage in students’ activity and lerning outcome in Science learning in 5 th grade students in odd semester in SD N 1 Tegallinggah, Sukasada district, Buleleng regency in the academic year of 2016/2017. Keywords: picture and picture, activity learning , learning outcomes.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia memiliki hak mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan bernegara. Kualitas suatu negara dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan mutu pendidikan merupakan suatu dasar pembangun watak, mental, dan spiritual manusia sehingga dapat dijadikan tolak ukur kualitas suatu negara. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang terus memacu diri untuk memperbaiki mutu pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi. Untuk memperbaiki mutu pendidikan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia seperti: pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru yang merupakan ujung tombak dari pendidikan, peningkatan kualitas proses pembelajaran, dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum yang diterapkan saat ini yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini menghendaki adanya perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal mempunyai tanggung jawab untuk mendidik siswa. Untuk itu sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Berbagai mata pelajaranpun diajarkan di SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, salah satunya adalah mata pelajaran IPA. IPA di sekolah memiliki peran yang penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dikarenakan IPA
pada tingkat satuan pendidikan SD merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai ilmiah pada siswa untuk membelajarkan diri sendiri, alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari (Permendiknas No: 22 tahun 2006). Hayat & Yusuf (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014:11) menyatakan “hasil belajar IPA yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu karakteristik peserta didik dan keluarga, kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa memiliki”. Dalam proses pembelajaran, faktor lingkungan belajar dapat menentukan hasil belajar. Menurut Wisudawati & Sulistyowati (2014:11) mengemukakan “faktor yang sangat penting adalah lingkungan belajar peserta didik dalam bentuk strategi yang diciptakan guru untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari IPA, dan menggunakan konsep IPA tersebut dalam memahami lingkungan”. Hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA tidak hanya dipengaruhi oleh peserta didik itu sendiri melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan belajar dan strategi yang diciptakan guru untuk menarik minat peserta didik untuk belajar. Pada saat melaksanakan observasi wawancara kepada guru wali kelas V yang menyatakan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung pasif menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru khususnya mata pelajaran IPA. Siswa cenderung duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru dan ada juga siswa yang bermain dengan teman sebangkunya. Dari hasil observasi wawancara dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran IPA dibutuhkan suatu
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
model pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti bersama guru pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, diperoleh hasil bahwa dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA sebagian siswa kurang aktif dalam belajar sehingga sebagian siswa mencapai hasil belajar di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan pemberian tugas. Selanjutnya, berdasarkan hasil pencatatan dokumen yang telah dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 di SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tampak bahwa pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017, nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 67,5. Dari 15 jumlah siswa, ada 11 siswa yang nilainya masih di bawah KKM dan 4 siswa yang nilainya sudah di atas KKM. KKM pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Tegallinggah sebesar 70. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng berada pada kategori sedang dan perlu diadakan perbaikan. Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V masih berada pada kategori sedang, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara langsung. Dalam proses pembelajaran, guru aktif menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah sedangkan siswa pasif hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Dengan proses pembelajaran berupa ceramah, membuat siswa menjadi bosan, jenuh, pembelajaran kurang menarik, siswa sering ribut, siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPA,
serta kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran IPA. Saat siswa menerima pembelajaran di dalam kelas, siswa belum paham mengenai materi yang diterimanya, siswa hanya sekadar menerima dan mengahafalnya. Cara mengajar yang seperti ini dapat menyebabkan siswa sulit memahami konsep IPA yang diberikan oleh guru sehingga aktivitas belajar siswa menurun. Menurunnya aktivitas siswa belajar IPA, akan berdampak pula pada menurunnya hasil belajar IPA. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penghalang pencapaian hasil belajar IPA SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng yaitu siswa masih memiliki aktivitas belajar yang kurang dalam proses pembelajaran IPA, guru belum maksimal merancang pembelajaran yang menarik bagi siswa misalnya dengan menggunakan model atau metode inovatif yang sesuai dengan materi, dan guru menganggap materi pembelajaran IPA mudah diterima dan dimengerti sehingga hanya perlu dihafal saja. Dari permasalahan di atas, diperlukan solusi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan rendahnya aktivitas dan hasil belajar adalah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan “model pembelajaran yang kooperatif atau mengutamakan adanya kelompokkelompok dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis” (Kurniasih & Sani, 2015:44). Selanjutnya menurut Suprijono (dalam Huda, 2013:236), ”Picture and Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”. Jadi, model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan media gambar yang
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
dipasangkan atau diurutkan secara logis. Dalam pelaksanaaan model pembelajaran Picture and Picture ini siswa dituntut harus dapat bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Di samping itu, siswa juga harus menyamakan persepsi tentang gambar yang dihadirkan, sehingga setiap anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Hal lain yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran Picture and Picture, bahwa siswa harus bisa membagi tugas dan tanggung jawab dalam kelompoknya, serta dapat memberikan evaluasi pada setiap anggota kelompok dengan menunjuk juru bicara atau pemimpin mereka, dan hal ini dilakukan secara bergantian. Dengan demikian, melalui model pembelajaran Picture and Picture ini dapat menguji kesiapan siswa, melatih memahami materi dengan cepat, meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) apakah penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017, 2) apakah penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar IPA saat penerapan model pembelajaran picture and picture pada siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017, 2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah penerapan model pembelajaran picture and picture pada siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah yang berjumlah 15 orang. Objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran picture and picture. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif. Pihak yang melakukan tindakan kelas adalah guru itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 (Tiga) kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Tahapan tindakan siklus dijelaskan sebagai berikut. Perencanaan, kegiatan yang dilakukan pada langkah perencanaan tindakan ini yaitu (1) menentukan materi-materi yang dibahas dalam penelitian yang sesuai dengan silabus pembelajaran IPA yang ada, (2) menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, seperti media pembelajaran berupa gambar, buku ajar dan alat-alat tulis, (3) menyusun instrument pengumpulan data aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan Tindakan, Setiap tindakan siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yaitu (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) siswa membaca materi yang dipelajari, (3) guru memperlihatkan gambar-gambar yang telah disiapkan, (4) siswa membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru, (5) siswa dipanggil secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
menjadi urutan yang logis, (6) guru menanyakan alasan logis urutan pada gambar, (7) setelah gambar menjadi urut, guru menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, (8) siswa diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami, (9) guru memberikan umpan balik, penguatan, dan melakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. Observasi/Evaluasi, selama pelaksanaan tindakan berlangsung, dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran secara berkelanjutan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan penerapan model pembelajaran Picture and Picture dan keseluruhan proses pembelajaran. Hasil observasi ini dicatat dalam bentuk catatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran sebagai bahan refleksi. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang dievaluasi adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Refleksi, refleksi ini bertujuan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa. Kemudian berdasarkan hasil refleksi itu, direncanakan tindakan pada siklus berikutnya. Tetapi, jika aktivitas belajar telah mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dihentikan. Metode pengumpulan data aktivitas dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan pengumpulan data hasil belajar IPA pada ranah kognitif menggunakan metode tes. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar IPA adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa dan tes pilihan ganda. Data aktivitas dan hasil belajar IPA dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menghitung rata-rata (mean) skor aktivitas dan hasil belajar IPA. Hasil perhitungan persentase yang
diperoleh selanjutnya data yang diperoleh dikonversikan kedalam PAP skala lima sesuai Tabel 1. Tabel 1. Pedoman konversi PAP Skala Lima tentang Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Persentase
Kriteria Aktivitas Belajar IPA
Kriteria Hasil Belajar IPA
90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54
Sangat Aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Sumber: Agung (2005)
Kriteria keberhasilan adalah standar yang ditetapkan sebagai acuan patokan atau tolak ukur keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika kelas telah mencapai peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar mencapai 85%, pada kategori baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 15 orang. Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPA dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Setiap siklus dilakukan dalam tiga kali pertemuan yaitu yaitu 2 (dua) kali pertemuan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan 1 (satu) kali pertemuan untuk evaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2016 dengan materi alat pernapasan manusia, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2016 dengan materi alat pernapasan hewan dan tes hasil belajar IPA dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2016. Hasil observasi yang dilaksanakan setiap pembelajaran berlangsung, ditemukan bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa masih rendah, hal tersebut disebabkan karena dalam melakukan diskusi siswa masih main-main dan hanya
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
mengandalkan satu orang teman saja, siswa masih malu-malu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, dan kurangnya variasi media yang digunakan guru sehingga siswa merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pembelajaran. Refleksi siklus I yaitu 1) proses pembelajaran pada siklus I secara umum belum dapat berjalan secara optimal sesuai dengan rencana yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi karena siswa masih nyaman dengan pola belajar di kelas yang hanya duduk, mendengarkan ceramah dari guru, menulis pernyataan-pernyataan penting yang disampaikan oleh guru secara lisan maupun dituliskan di papan tulis, 2) dalam kegiatan tanya jawab, dari 15 orang siswa hanya 4 orang siswa yang mau menjawab pertanyaan guru. Siswa masih merasa malu-malu dan takut salah untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, 3) dalam kegiatan diskusi, siswa masih kurang aktif. Hanya 1 sampai 2 orang yang benarbenar mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompoknya. Siswa lainnya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, misalnya mengobrol dan bermain. Tindakan perbaikan yang diambil untuk mengatasi permasalaha tersebut yaitu 1) untuk membiasakan siswa belajar dengan model yang diterapkan, guru memberikan petunjuk kepada siswa yang belum paham dalam penerapan model pembelajaran picture and picture, 2) untuk membiasakan siswa berani menjawab pertanyaan yang diberikan, guru dapat memberikan reward berupa tepuk tangan dan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung, 3) agar siswa aktif dalam kegiatan diskusi, guru dapat mendekati dan memberikan perhatian pada setiap kelompok agar bisa bekerja bersama dalam berdiskusi, dan memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif. Pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2016 dengan materi alat-alat pencernaan makanan, pertemuan
kedua dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016 dengan materi alat-alat peredaran darah pada manusia. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sesuai dengan perbaikan pada siklus I. Tes hasil belajar IPA dilaksanakan pada 5 Agustus 2016. Hasil observasi yang dilaksanakan setiap pembelajaran siklus II, ditemukan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture aktivitas dan hasil belajar siswa sudah meningkat, hal tersebut terlihat dari keantusiasan siswa ketika guru mengajukan pertanyaan, 10 dari 15 siswa mau menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan dalam kegiatan diskusi, semua siswa sudah ikut serta dan tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa yang awalnya malu-malu untuk menjawab maupun bertanya, setelah penerapan model pembelajaran picture and picture dan memberikan penghargan berupa tanda bintang sudah tidak malu-malu untuk menjawab maupun bertanya. Hal tersebut berdampak pula terhadap hasil belajar siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan. Segala permasalahan yang terjadi pada siklus I berdasarkan hasil refleksi siklus I relatif sudah teratasi dan hasil belajar siswa telah meningkat dan mencapai kriteria keberhasilan. Penelitian bahkan telah melebihi sehingga penelitian ini dapat dihentikan hingga siklus II. Secara garis besar, pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Penguasaan materi dan model pembelajaran oleh guru, membuat guru dapat menguasai kelas dengan baik. Siswa yang sebelumnya belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran, menjadi terbiasa belajar dengan model pembelajaran khususnya model pembelajaran picture and picture, siswa yang mulanya masih merasa malu-malu dan takut salah menjawab pertanyaan yang diberikan sudah berani menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik serta siswa sudah mulai bisa bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
Dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture, maka aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.
Model pembelajaran picture and picture menekankan siswa untuk belajar mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Pada awal pembelajaran, guru selalu merangsang pikiran siswa agar dapat mengarahkan pikiran siswa ke dalam materi yang akan dipelajari. Pada saat apersepsi guru menggunakan contoh-contoh gambar sehingga mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, guru menyampaikan topik serta tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan mereka pelajari. Dalam penerapan model pembelajaran picture and picture, guru kelas V berkolaborasi dengan peneliti. Saat siswa melakukan proses pembelajaran, guru kelas V yang dibantu peneliti membimbing kelompok siswa agar setiap kelompok mendapat bimbingan secara merata. Peneliti juga membantu guru kelas V untuk mengamati kesesuaian antara perencanaan yang telah disusun dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil penelitian yang telah dilakukan ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Pivture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah. Berdasarkan hasil penelitian, persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 72,22%. Jika dikonversikan berdasarkan PAP skala lima, maka aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus I berada pada kategori cukup aktif dan persentase rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 76,44%. Jika dikonversikan berdasarkan PAP skala lima, maka hasil belajar yang diperoleh pada siklus I berada pada kategori sedang. Selanjutnya, persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah 86,11%. Jika dikonversikan berdasarkan PAP skala lima, maka aktivitas belajar yang diperoleh pada siklus II berada pada kategori aktif dan hasil belajar siswa pada siklus II adalah 87,11%. Jika dikonversikan berdasarkan PAP skala lima, maka hasil belajar yang diperoleh pada siklus II berada pada kategori tinggi. Jadi
Tabel 2. Ringkasan Persentase Ratarata Aktivitas Belajar IPA pada Siklus I dan Siklus II Persentase Rata-rata Tahap Kategori Aktivitas Belajar IPA Siklus I
72,22 %
Cukup aktif
Siklus II
86,11 %
Aktif
Perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini mampu meningkatkan ratarata aktivitas siswa. rata-rata aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I sebesar 72,22% telah meningkat pada siklus II menjadi 87,11%. Hal tersebut membuktikan aktivitas belajar siswa jika dilihat dari tiap pertemuan dari siklus I sampai siklus II terus meningkat dan sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan, yaitu 85%. Tabel 3. Ringkasan Persentase Ratarata Hasil Belajar IPA pada Siklus I dan Siklus II Tahap
Persentase Rata-rata Hasil Belajar IPA
Kategori
Siklus I
76,44 %
Sedang
Siklus II
87,11 %
Tinggi
Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar IPA. Pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA sebesar 76,44% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 87,11% dan sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan, yaitu 85%. Dengan demikian, siklus dihentikan sampai siklus II. PEMBAHASAN
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah pada siklus II berada pada kategori aktif dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah pada siklus II berada pada kategori tinggi. Berdasarkan data di atas, penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Tegallinggah. Aktivitas mengalami peningkatan dari kategori cukup aktif ke kategori aktif setelah melalui dua siklus dan hasil belajar mengalami peningkatan dari kategori sedang ke kategori tinggi setelah melalui dua siklus. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and picture menyebabkan siswa antusias mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran ini mengajak siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran melalui kegiatan mengurutkan gambar. Siswa menjadi lebih tertarik dengan kegiatan yang melibatkan siswa itu sendiri dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan saling berbagi informasi dalam belajar kelompok, sehingga dapat menumbuhkan interaksi yang aktif antara siswa dengan guru maupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini dapat menumbuhkan aktivitas pada siswa, baik sebagai penerima informasi maupun penyampai informasi. Dengan meningkatnya aktivitas siswa, maka meningkat pula hasil belajar siswa. Oleh karena itu hasil belajar tergantung kepada keterlibatan siswa itu sendiri dalam proses pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Hadiat dan Kertiyasa (1976:51) yang menyatakan bahwa ”semakin anak didik turut serta secara aktif melakukan kegiatan semakin baik hasilnya”. Faktor kedua adalah guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat, berdiskusi, dan mencari tahu kebenaran dari tugas yang dibuat dengan cara bertanya
maupun mengemukakan ide yang mereka miliki. Kegiatan ini membuat siswa menjadi lebih memahami apa yang mereka pelajari karena siswa mencari tahu sendiri kebenaran tugas tersebut. Pembelajaran akan bermakna dengan kegiatan demikian, sehingga hasil belajar siswa pun menjadi meningkat. Penjelasan tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2003) yang menyatakan bahwa dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri. Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa dan tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain. Dampaknya adalah hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Ketiga, penggunaan media pembelajaran memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan minat dan memotivasi siswa, sehingga siswa akan lebih bersemangat dan berperan aktif untuk mengikuti proses pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat membantu siswa menyerap materi yang dipelajari lebih mendalam dan utuh. Faktor yang terakhir adalah pemberian penghargaan (reward). Ketertarikan siswa untuk belajar juga tergantung pada langkah guru memberikan penghargaan atau hadiah untuk membuat siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi antusias setelah diberikan penghargaan berupa tepuk tangan dan tanda bintang. Hal ini membuat siswa termotivasi untuk lebih aktif selama proses pembelajaran. Siswa akan termotivasi untuk meningkatkan usaha dalam kegiatan belajar dengan penghargaan berupa tanda bintang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2003) yang menyatakan bahwa jika reward yang diberikan dengan tepat, dapat mengakibatkan siswa mempunyai sikap yang positif dan meningkatkan motivasi siswa.
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
Siswa menjadi terdorong untuk melakukan usaha dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Pemberian reward dapat dimanfaatkan untuk memotivasi belajar siswa, yang berorientasi pada keberhasilan belajar siswa. Penjelasan yang sejalan juga dinyatakan oleh Uno (2008) yang menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sawitra pada tahun 2015 dengan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media PowerPoint Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015” juga sejalan dengan penelitian ini. Dilihat dari perbedaan rata-rata skor kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, rata-rata skor kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu 83,021>73,25. Rata-rata skor kelompok eksperimen menunjukkan kualitas variabel berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata skor kelompok kontrol menunjukkan kualitas variabel berada pada kategori sedang. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terhadap hasil belajar pada pelajaran Bahasa Indonesia setelah menerapkan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media Power Point dibandingkan dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilakukan Kurniati pada tahun 2013 dengan judul penelitian " Pengaruh Metode Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Semester Genap di Gugus I Kecamatan Buleleng" sejalan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang menggunakan metode Picture and Picture dengan kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Metode pembelajaran Picture and Picture memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SD. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dikatakan telah berhasil karena kriteria yang diterapkan sebelumnya telah terpenuhi. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V semester ganjil SD N 1 Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. PENUTUP Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) penerapan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V semester ganjil SD N 1 Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan aktivitas dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I, persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 72,22%. Persentase aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I berada pada kategori cukup aktif. Selanjutnya pada siklus II, persentase rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 86,11%. Persentase aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus II berada pada kategori aktif, 2) penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V semester ganjil SD N 1 Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I, persentase rata-rata hasil belajar siswa sebesar 76,44%, berada pada kategori sedang. Selanjutnya pada siklus II, persentase rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 87,11%, berada pada kategori tinggi. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian tindakan
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 7 No: 1 Tahun: 2017
ini adalah 1) bagi siswa, hasil penelitian ini agar bermanfaat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar terutama mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, 2) bagi guru, hasil penelitian ini agar menjadi informasi serta masukan yang berharga bagi para guru dalam merancang pembelajaran IPA yang lebih inovatif sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, 3) bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini mampu memberikan informasi kepada Kepala Sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam upaya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien di SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng sehingga tercapailah tujuan pendidikan yang diharapkan oleh SD Negeri 1 Tegallinggah Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, 4) bagi peneliti lain, hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi penelitipeneliti lainnya dalam melaksanakan penelitian sejenis untuk memperoleh hasil yang lebih berkualitas.
Kurniasih, I. & B. Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena. Kurniati, N. M. 2013. Pengaruh Metode Picture and Picture Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Semester Genap Di Gugus I Kecamatan Buleleng. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha. Permendiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. Sawitra, I. M. G. B. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media PowerPoint Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha. Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Uno, Hamzah. B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wisudawati, A. W. & Eka S. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses pembuatan skripsi ini, banyak bantuan yang diperoleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada yang terhormat Drs. I Ketut Dibia, S.Pd.,M.Pd dan Drs. Ndara Tanggu Renda, M.Pd yang selama ini telah memberikan arahan dan bimbingannya. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. G. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: IKIP N Singaraja. Hadiat dan I Nyoman Kertiasa. 1976. Metodologi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
10