e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE BERBANTUAN MEDIA PAPAN PLANEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK I Ketut Juni Wismawan 1, I Nyoman Wirya 2, I Nyoman Jampel 3 1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan (Teknologi Pendidikan) 3 Jurusan (Teknologi Pendidikan) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected], nyomanwirya2,
[email protected] Abstrak Penelitian dilaksanakan karena rendahnya kemampuan bahasa pada anak kelompok B semester II di TK Kemala Bhayangkari Tabanan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat perkembangan anak yang hanya mencapai 25,21%. Ini disebabkan karena kurang menariknya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Maka dari itu, dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran Picture And Picture melalui berbatuan media papan planel yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa pada anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari Tabanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah 25 orang anak dengan 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan di TK kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan Kemampuan Berbahasa lisan anak kelompok B TK Kemala Bhayangkari Tabanan dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media papan planel. Hasil analisis pada siklus I sebesar 59,29% yang berada pada kategori rendah, meningkat menjadi 84,50% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan kemampuan berbahasa dengan media papan planel sebesar 25,21%. Kata kunci: model Picture and Picture, media papan planel.
Abstract The experiment was conducted because of the low language skills in children in group B second semester kindergarten Kemala Bhayangkari Tabanan. It can be seen from the child's developmental level only reaches 25.21%. This is because less interesting teacher in delivering learning material. Therefore, in this study applied learning models Picture And Picture through media rocky flannel board that aims to improve the language skills of children in kindergarten group B Kemala Bhayangkari Tabanan. This research is an action research conducted in two cycles. Subjects were 25 children with 15 male students and 10 female students in kindergarten group B the second semester of academic year 2013/2014. The results of the data analysis showed that an increase in verbal ability Speak kindergarten children in group B Kemala Bhayangkari Tabanan with application of learning models Picture and Picture-assisted media flannel board. The results of the analysis of the first cycle of 59.29% which is at the low category, increased to 84.50% in the second cycle which are in the high category. So an increase in the ability 0f media planel board by 25,21%. Keywords: Model Picture and Picture, flannel board media.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman kanak kanak merupakan salah satu pendidikan anak usia dini yang pertama dalam pendidikan formal, sementara pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang paling utama dan pertama diperoleh anak atau seorang individu dalam kehidupannya. Dengan demikian pendidikan taman kanak - kanak merupakan dasar untuk mengembangkan lima aspek perkembangan anak usia dini dengan menekankan konsep belajar, karena pada usia 4 - 6 tahun merupakan masa peka bagi anak - anak dimana pada usia ini anak - anak muali sensitive untuk berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi - fungsi fisik dan psikis anak yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini adalah merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan nilai - nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Oleh sebab itu masa perkembangan anak usia dini yang juga sering disebut dengan masa golden age ( masa keemasan ), dimana pada masa ini adalah masa yang paling tepat dan penting untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak. Jika potensi ini tidak dikembangkan sejak dini mka masa keemasan pengembangan potensi tersebut akan terlewat begitu saja, meskipun dapat dikembangkan pada tahun - tahun berikutnya namun tidak akan seoptimal jika dikembangkan pada masa emasnya. Oleh karena itu peran pendidik ( Orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya ) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak. Upaya pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan bermain sambil
belajar atau belajar sambil bermain. Karena dengan bermain anak mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi, mengekspresikan perasaannya, berekspresi dan belajar secara menyenangkan. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidikan dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang–ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh karena anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap perkambangan kepribadian, maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, hendaklah memperhatikan keunikan anakanak dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kepribadian anak. Contoh : jika anak dibiasakan untuk berdoa sebelum melakukan kegiatan baik di rumah maupun lingkungan sekolah dengan cara yang paling mudah dimengerti anak, sedikit demi sedikit anak pasti akan terbiasa untuk berdoa walaupun tidak didampingi oleh orang tua ataupun guru mereka. Berkaitan dengan pendidikan anak usia dini yang disingkat PAUD. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan enam tahun. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan prilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahapantahapan perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal berbentuk TK,RA, jalur pendidikan nonformal berbentuk KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga. Sejalan dengan yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 bahwa “tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai pontensi baik psikis yang meliputi lingkup perkembangan, (1) nilai-nilai agama dan moral, (2) fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial emosional. Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain, menggunakan pendekatan tematik. Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat TK merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di jalur pendidikan formal yang menyediakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Fungsi TK adalah membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk prilaku dan kemampuan dasar sesuai tahap perkembangannya. Program pembelajaran di TK dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui bermain dengan memperhatikan perbedaan individu, minat, dan kemampuan masing-masing anak, sosial budaya serta kondisi dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan tujuan TK adalah membangun landasan bagi
berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Dalam mengembangkan diri anak didik di TK tersebut diperlukan dukungan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana. Di mana kegiatan yang disampaikan oleh guru untuk anak-anak diharapkan agar dilaksanakan secara kreatif dan inovatif. Salah satu kemampuan anak usia dini yang perlu dikembangkan adalah kemampuan berbahasanya. Bahasa adalah salah satu faktor mendasar yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan perasaan, isi hati, kemauan, dan gagasan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Agar anak mencapai perkembangan yang optimal maka metode dan media sangat dibutuhkan dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak, dalam hal ini media yang akan digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa seperti media papan planel dan dilengkapi dengan gambar-gambar atau bentukbentuk dari kain planel sesuai isi cerita, dengan menggunakan papan planel dalam bercerita dapat meningkat kemampuan anak dalam mengembangkan bahasa lisannya dan kreativitas anak dalam menebak jalannya cerita. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari Tabanan pada anak Kelompok B Semester II, dimana di TK tersebut, kriteria persentase kemampuan bahasa lisannya hanya mencapai 54 % (data diperoleh dari pencatatan dokumen sekolah) yaitu berada pada kriteria rendah. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang paling penting bagi setiap anak. Melalui berbahasa seorang anak akan dapat mengembangkan kemampuan berteman dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Anak perlu terus dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang dimilikinya. Kegiatan nyata yang diperkuat dengan komunikasi akan terus meningkatkan kemampuan bahasa anak. Anak belajar bahasa perlu menggunakan berbagai strategi misalnya dengan penggunaan media-media yang beragam yang mendukung pembelajaran bahasa. Salah satunya yaitu media papan planel. Media papan planel merupakan salah satu media yang sangat menarik dan mampu meningkatkan minat belajar anak. Dalam penerapan media papan planel diperlukan adanya model pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak yaitu model pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and Picture ini akan memberikan kesempatan kepada anak untuk bisa bereksplotasi dengan lingkungannya sehingga mempermudah anak dalam menguasai konsep berbahasa. Dari media yang digunakan tersebut, maka model pembelajaran juga penting dalam proses pembelajaran ini dimana model pembelajaran yang mengasyikan akan membuat anak-anak tidak akan merasa bosan dan pengetahuan yang ingin dicapai akan dapat berjalan dengan maksimal. Dengan penggunaan model pembelajaran Picture and Picture. Model Picture and Picture juga merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak, serta membantu anak untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah. Model pembelajaran Picture and Picture ini juga merupakan suatau model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga anak merasa lebih tertarik karena dalam model pembelajaran Picture and Picture ini, apabila anak dapat menjawab secara benar maka anak tersebut diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun
individu anak itu sendiri. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Picture and Picture tidak hanya menginginkan anak untuk belajar keterampilan dan isi akademik. “Picture and Picture sebagai salah satu proses learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together untuk mendorong terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta didik” (Suprijono, 2010). Berdasarkan masalah tersebut untuk dapat didentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) kemampuan berbahasa anak di kelas ini masih rendah, (2) guru masih menggunakan metode yang lama, (3) kurang dimanfaatkannya media yang mampu meningkatkan minat belajar dan bahasa dapat anak, (4) berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan agar perkembangan bahasa anak dapat meningkat. Guru diharapkan dapat menggunakan model yang lebih cocok dalam usaha meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Selain model, media yang menarik dan menunjang juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut maka dilaksanakan penelitian mengenai penggunaan media papan planel dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak usia dini. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mencoba mengadakan suatu penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture berbantuan Media Papan Planel untuk meningkatkan Kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 TK Kemala Bhayangkari Tabanan. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan cara atau teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada model pembelajaran yang terdiri dari seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode atau model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif. Pengertian Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Menurut pendapat di atas jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Picture and Picture merupakan cara atau teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif. Tipe Picture and Picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa. “Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis” (Hamdani,2010;89). Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang mendapat poin. METODE Penelitian tindakan kelas ini Penelitian ini dilakukan pada TK Kemala Bhayangkari Tabanan. Dan waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok B di TK Kemala Bhayangkari Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 orang dengan 15 orang siswa laki - laki dan 10 orang siswa
perempuan. Siswa ini dipilih menjadi subjek penelitian mengingat di kelas B pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kemala Bhayangkari Tabanan ditemukan permasalahan permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah kemampuan berbahasa anak melalui penerapan model Picture and Picture. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Agung (2010:2) bahwa “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan - tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek - praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional”. Jadi disimpulkan PTK merupakan penelitian yang reflektif yang dilakukan didalam kelas untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan tindakan - tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Dalam PTK ini mengacu pada teori yang dikemukakan Stephen Kemmis dan McTaggart (Kasbolah.1998:113). Dalam model PTK ini ada empat tahapan pada satu siklus penelitian. Keempat tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel meliputi variabel bebas yaitu model Dalam penelitian ini terdapat dua variabel meliputi variabel bebas yaitu model Picture and Picture berbantuan media papan planel, terikat yaitu kemampuan berbahasa. Model Picture and Picture memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model Pembelajaran ini
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambargambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Penerapan model Picture and Picture berbantuan media papan planel bagi anak usia dini akan mampu membantu anak membangun ketrampilan sosial seperti saling mendengarkan cerita teman/kakak/adik, menunggu giliran, kerjasama, dan menerima ide teman. Mendorong anak untuk berani berimajinasi karena imajinasi penting sebagai salah satu kemampuan mencari pemecahan masalah. Perkembangan berbahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ragam bahasa atau disebut dengan kemampuan berbahasa merupakan kemampuan berbahasa pertama yang dikuasai anak. Pengembangan kemampuan berbahasa terkait pada lingkungan dimana anak tinggal. Lingkungan yang banyak memberikan stimulasi akan memperkaya perbendaharaan kata anak. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak. Variabel kemampuan berbahasa di ukur dari indikator-indikator: (1) Bercerita tentang gambar yang disediakan/dibuat sendiri, (2) Membuat coretan (tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang dibuat sendiri, (3) Membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana, (4) Menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal yang sama, misal : bola, buku, baju, dll, (5) Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu, (6) Membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana dengan menunjukkan beberapa kata yang dikenalnya. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, diperlukan suatu metode
tertentu untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode wawancara. Observasi atau pengamatan merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan alat indera. Data yang direkam perlu segera dicatat ataau direkam. dalam rangka penilaian, observasi dilakukan dengan bantuan perekaman atau pencatatan secara sistematik gejala-gejala tingkah laku yang tampak. Menurut Agung (2012:61) “metode observasi ialah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu”. Menurut Diah (Anita, 2011:75) “pengamatan dapat dilakukan untuk: (1) mempelajari gejalagejala, sifat-sifat, sikap, tingkah laku dan perkembangan kemampuan anak untuk mengenal pribadi anak, (2) melihat perkembangan jasmani, intelektual, emosional, dan sosial untuk menentukan langkah lebih lanjut kegiatan yang diperlukan oleh anak”. Dalam buku metodelogi penelitian dinyatakan bahwa ada dua jenis metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik inferensial. Dalam hubungan ini Agung (2010:76) menyatakan bahwa : metode analisis statistik adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumusrumus statistik deskriptif seperti frekuensi, grafik, angka rata-rata (mean), median (Md), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Dalam penerapan metode analisis deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan kedalam : 1) menghitung angka rata-rata (mean), 2) menghitung median, 3) menghitung modus, 4) menyajikan data ke dalam grapik polygon. Dalam pengantar metodelogi penelitian dinyatakan bahwa “Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase mengenai keadaan suatu
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2011:67). Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya perkembangan
berbahasa anak Taman Kanak-kanak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 1. Pedoman PAP Skala Lima tentang Perkembangan Bahasa Presentase Perkembangan Bahasa Anak dengan Model Picture and Picture 90-100 80-89 65-79 55-64 0-54
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Pada siklus I sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu disiapkan persiapan di kelas menyusun RKM kemudian dilanjutkan dengan menyusun RKH untuk pelaksanaan dilaksanakan 8 kali pertemuan. Untuk melaksanakan evaluasi peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B yang berjumlah 25 orang pada saat berlangsung dilaksanakan observasi/evaluasi dengan menggunakan metode observasi dengan instrumen observasi yang telah disediakan. Setelah mendapatkan hasil dilanjutkan ke siklus berikutnya. Data kemampuan berbahasa lisan anak disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan kemampuan berbahasa lisan anak dengan papan planel dengan menggunakan empat indikator (lampiran), dan masing-masing indikator yang muncul dalam pembelajaran akan diberi skor (lampiran). Siklus I diperoleh rata-rata (mean) sebesar 14,23, nilai tengah (median) sebesar 14,00, dan nilai yang paling banyak muncul (modus) sebesar 14,00. Jika, nilai mean, median, dan modus
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
tersebut digambarkan kedalam kurve poligon, maka akan membentuk kurve kurve juling positif (M > Md = Mo). sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data observasi kemampuan berbahasa lisan pada siklus I merupakan kurva juling positif, yang berarti skor perkembangan kemampuan berbahasa lisan cenderung rendah, dapat dilihat pada gambar kurve polygon di bawah ini
Gambar 1. Kurve Poligon Siklus I Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I antara lain: Beberapa anak kurang aktif dalam mengikuti kegiatan, dan belum mengerti dengan media yang dipakai dalam kegiatan, anak kurang merespon kegiatan pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendalakendala diatas adalah sebagai berikut, mensosialisasikan kembali media yang
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) digunakan dengan memberikan contoh secara langsung cara menggunakan media papan planel. Hal ini bertujuan agar anak tidak bingung dan rasa ingin tahu anak semakin tinggi, memilih gambar yang menarik bagi anak, dan sesuai dengan imajinasi anak sehingga anak tidak merasa ditekan maupun dipaksa di dalam bercerita. Siklus II dilaksanakan selama empat kali pertemuan dan setelah selesai pembelajaran langsung melakukan evaluasi. Pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga pada siklus II yaitu menerapkan RKH (lampiran). Data kemampuan berbahasa lisan yang diperoleh oleh anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Me), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima. Dari tabel distribusi frekuensi kemampuan berbahasa lisan pada siklus II dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut:
Gambar 2. Kurve Poligon Siklus II Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Mo = Md > M ( 21,00 =21,00 > 20,28 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran datadata observasi kemampuan berbahasa lisan pada siklus I merupakan kurva juling negatif, yang berarti skor perkembangan kemampuan berbahasa lisan cenderung tinggi. Melalui perbaikan proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan siklus I maka pada pelaksanaan siklus II telah nampak adanya peningkatan proses pembelajaran yang
diperlihatkan melalui peningkatan observasi anak. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut : Anak yang pada awalnya kemampuan berbahasa lisannya kurang dalam proses pembelajaran menjadi baik, secara garis besar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang direncanakan oleh peneliti, sehingga Observasi yang diharapkan tercapai. Secara umum proses pembelajaran dengan penerapan media papan planel untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata presentase (M%) observasi dari siklus I ke siklus II, sehingga peneliti memamdang penelitian ini cukup sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media papan planel ternyata dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai kemampuan bahasa anak dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskritif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase kemampuan berbahasa lisan dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media papan planel untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B semester II TK Kemala Bhayangkari Tabanan pada siklus I sebesar 59,29% yang menunjukkan kemampuan berbahasa lisan anak berada pada kriteria rendah, namun mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 84,50% yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak berada pada kriteria tinggi. Terjadinya peningkatan kemampuan berbahasa anak pada saat penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media papan planel untuk meningkatkan kemampuan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) berbahasa lisan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebabkan oleh gambar-gambar untuk menarik perhatian anak dengan model itu membuat anak bersemangat dalam belajar, sehingga dapat menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Dengan pelaksanaan model pembelajaran Picture and Picture ini, maka terdapat beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran ini. Adapun kelebihan dalam pembelajaran Picture and Picture yaitu : a) Materi yang diajarkan lebih terarah, karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu, b) Anak lebih cepat menangkap materi yang diajarkan karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari, c) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir anak, karena anak disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada, d) Dapat meningkatkan tanggung jawab anak, sebab guru menanyakan alasan anak mengurutkan gambar, e) Pembelajaran lebih berkesan, sebab anak dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamdani (2010) yang menyatakan bahwa “Model Picture and Picture dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak dan melalui komunikasi anak dalam memasangkan gambar pada papan planel”. Sehingga dengan media itu dapat membantu perkembangan bahasa anak, apalagi jika guru menggunakan bantuan papan planel. Bermain gambar dengan papan planel dapat memusatkan perhatian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan dan melatih kemampuan berbahasa anak yaitu menyimak dan berbicara, selain itu media papan planel juga sederhana sehingga dapat dibuat sendiri oleh guru, dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti, dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatu dapat dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung gambar maupun bentuk-bentuk yang kreatif dan inovatif. Didukung oleh hasil penelitian Malini (2013) yang menyatakan bahwa dalam Model Pembelajaran Picture and Picture berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan berbicara Pada
Anak Kelompok A di Taman Kanak-kanak Titi Dharma Denpasar Kecamatan Denpasar Utara tahun pelajaran 2012/2013. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disajikan, maka dapat kesimpulan sebagai berikut. penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media papan planel dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B TK Kemala Bhayangkari Tabanan tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat rata-rata kemampuan berbahasa lisan anak pada siklus I sebesar 59,29% dengan kategori rendah dan mengalami peningkatan mencapai 84,50% dengan kategori tinggi pada siklus II. Dengan demikian terjadi peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak sebesar 25,21%. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2010. Bahan Kuliah Statistik Deskriptif. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. -------,
2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja.
Dhieni, Nurbiana, dkk .2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. E (diakses tanggal 5-10-2013). Gunarti, Winda, dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Set Kementerian pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD. Anonim. 2013. Pengertian PAUD dan Bentuk Pelayanannya. Tersedia pada (http://kurikulumpaud.blogspot.com /2013/07/pengertian-paud-danbentuk pelayanannya.html) (diakses tanggal 1-10-2013). Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD. Wardhani, I G A K. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Wikipedia. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Tersedia pada (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidi kan_anak_usia_dini) (diakses tanggal 1-10-2013). Yamin, Martinis. 2013. Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Ciputat: Referensi (Gaung Persada Press Group).