PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU PADA SISWA KELAS II SDN PRAJEKSARI 02 KABUPATEN MAGELANG Tatin Wasiyat Ernawati SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang Email:
[email protected] Abstrak The purpose of this research is to clarify the increase of students’ activities and learning result in II class of SDN Prajeksi 02 Magelang through the application of picture and picture method in learning speaking polite form of Java language. This classroom action research is conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection. The conclusion of this research is the application of picture and picture learning model can improve the students’ activities and learning result in learning speaking polite form of Java language. Keywords: speaking, polite form, picture and picture. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 432.5/5/2010, pembelajaran bahasa Jawa diarahkan pada penanaman budi pekerti dan penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 1). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ada empat penguasaan keterampilan berbahasa yang menjadi acuan standar kompetensi bahan kajian bahasa Jawa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2010: 18). Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkat tutur (speech levels) atau undha-usuk atau unggahungguhing basa. Penggunaan bahasa Jawa sangat terikat dengan tingkat tutur tersebut. Tingkat tutur dalam bahasa Jawa memiliki jumlah yang tidak sedikit. Terdapat 4 tingkat tutur dalam bahasa Jawa, yaitu ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama inggil. Penggunaan tingkat
tutur tersebut disesuaikan dengan lawan bicara (Sasangka, 2005: 19). Berdasarkan observasi pembelajaran bahasa Jawa pada siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang pada ditemukan bahwa siswa-siswi di sekolah sulit mengenali tingkat tutur dalam penggunaan bahasa Jawa. Hal ini terlihat dari keterampilan berbicara krama yang masih rendah. Siswa-siswi lebih memilih menggunakan bahasa ngoko. Keadaan ini didukung dengan perolehan nilai hasil belajar bahasa Jawa kelas II SDN Prajeksari pada semester sebelumnya. Presentase siswa yang tuntas belajar bahasa Jawa sebesar 25% yaitu sebanyak 5 siswa dari jumlah keseluruhan 20 siswa. Peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama lugu. Menurut Hamdani (2010:54), model 1129
1130
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Model pembelajaran ini dapat menciptakan situasi belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama lugu pada siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang? Masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: (1) Apakah model picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama lugu pada siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang? (2). Apakah model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa krama lugu pada siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang? Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang melalui penerapan metode picture and picture pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama lugu. LANDASAN TEORITIS Keterampilan Berbicara Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan
bahasa. Menurut Tarigan (2008: (1) keterampilan bahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Menurut Tarigan (2008:3), berbicara adalah suatu keterampilan dasar berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak. Hendrikus (1991: 14) berpendapat berbicara adalah kegiatan mengucapkan kata atau kalimat kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, yang disampaikan secara runtut, sistematis, dan logis. Tarigan (2008: 16-17) mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu: 1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform); 2) Menjamu dan menghibur (to entertain); 3) Membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade). Oleh karena itu, keterampilan berbicara adalah keterampilan dasar berbahasa melalui kata atau kalimat yang diucapkan kepada lawan bicara untuk tujuan tertentu yang disampaikan secara runtut, sistematis dan logis. Krama Lugu Menurut Mulyana (2008:139) pembelajaran bahasa Jawa memiliki tujuan sebagai berikut: (a) Menilai tingkat kompetensi Bahasa Jawa peserta didik. (b) Bahan penyusunan pelaporan hasil belajar Bahasa Jawa. (c) Memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Jawa. Imbas dari tujuan di atas dapat membantu dan memotivasi peserta didik untuk belajar Bahasa Jawa, memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Jawa, meningkatkan kualitas
Tatin Wasiyat Ernawati, Penerapan Model…
guru dalam mengajar Bahasa Jawa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa mengajarkan tingkat tutur bahasa Jawa. Dwi Raharjo (dalam Mulyana, 2008:62) menyebutkan bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa yang mengenal adanya tingkat tutur (speech levels) atau undha-usuk atau unggah-ungguhing basa. Menurut Esti dan Hardyanto (2010: 47) tingkat tutur bahasa Jawa (unggah-ungguhing basa) pada dasarnya ada dua macam, yaitu ragam ngoko dan ragam krama. Ragam ngoko meliputi ngoko lugu dan ngoko alus. Ragam krama meliputi krama lugu dan krama alus. Menurut Sasangka (2005: xxi) krama lugu adalah suatu ragam yang kosakatanya terdiri dari leksikon krama, madya, netral, atau ngoko dan dapat ditambah dengan leksikon krama inggil. Model Picture and Picture Hamdani (2010:89) menjelaskan bahwa model pembelajaran Picture and Picture termasuk dalam pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengn model Picture and Picture menggunakan gambar yang dipasang atau diurutkan menjadi urutan logis. Pada model pembelajaran ini terdapat diskusi kelompok untuk mengurutkan gambar. Huda (2013: 239) menyebutkan kelebihan dari model pembelajaran picture and picture. Kelebihan model pembelajaran ini adalah (1) guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; (2) siswa dilatih berpikir logis dan sistematis; (3) siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan
1131
memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; (4) motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan; dan (5) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Berdasarkan landasan teoretis di atas, peneliti menerapkan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan keterampilan berbicara krama lugu siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang. Kerangka Berpikir Bahasa terdiri dari empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa Jawa memiliki tingkat tutur (speech levels) atau biasa dikenal dengan unggahungguhing basa. Penggunaan tingkat tutur tersebut disesuaikan dengan lawan bicara. Terdapat 4 tingkat tutur dalam bahasa Jawa, yaitu ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama inggil. Penggunaan bahasa Jawa di kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang belum memperhatikan unggah-ungguh. Siswa lebih banyak menggunakan bahasa Jawa ngoko saat berbicara dengan semua lawan bicara. Selain itu hasil belajar bahasa Jawa pada semester sebelumnya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Presentase siswa yang tuntas belajar bahasa Jawa sebesar 25% yaitu sebanyak 5 siswa dari jumlah keseluruhan 20 siswa. Dalam rangka memperbaiki keadaan tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran picture an picture dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama lugu pada siswa kelas II SDN Prajeksari 02. Penerapan model
1132
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
pembelajaran picture and picture merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama lugu yang difokuskan pada peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Karena model pembelajaran ini dapat menciptakan situasi belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Hipotesis dallam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture maka aktivitas siswa dan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa kelas II SDN Prajeksari 01 Kabupaten Magelang dapat meningkat. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II SD Negeri Prajeksari 02 sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut aktivitas siswa, hasil belajar siswa berupa keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Jawa dengan menerapkan model picture and picture. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tahapan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sumber data dari guru dan siswa kelas II SDN Prajeksari 02 Kabupaten Magelang, dan data dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan teknik nontes. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: 1) meningkatnya aktivitas siswa pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama lugu dengan kriteria sekurangkurangnya baik; 3) sebanyak 80% siswa kelas II SDN Prajeksari 02
Kabupaten Magelang mengalami ketuntasan belajar dalam pembelajaran menulis paragraf pada tes formatif minimal 70. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masingmasing siklus terdiri dari 1 pertemuan. Total waktu penelitian selama 2 kali pertemuan adalah 6 x 35 menit (6 jam pelajaran). Siklus pertama, Jumat, 14 Maret 2014. Siklus kedua, Senin, 17 Maret 2014. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan setiap siklus adalah sebagai berikut, 1) guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai; 2) guru menjelaskan materi pengantar secara singkat; 3) siswa diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi; 4) guru menyuruh siswa untuk berdiskusi mengurutkan gambar dengan teman sebangku; 5) siswa secara bergantian mengturutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; 6) siswa menceritakan urutan gambar yang dibuatnya dengan menggunakan bahasa Jawa krama alus; 7) Guru menanamkan konsep kepada siswa tentang materi yang diajarkan; 8) guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran; 9) Guru menyuruh siswa secara bergantian praktek berbicara bahasa Jawa krama alus di depan kelas; 10) guru menutup pelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, di setiap siklusnya satu kali pertemuan, dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2014 dan 17 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas siswa. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam belajar pada siklus satu adalah 24,95 dengan
Tatin Wasiyat Ernawati, Penerapan Model…
kriteria baik. Pada siklus dua skor yang diperoleh adalah 30,35 dengan kriteria sangat baik. Ketuntasan belajar klasikal siklus satu, rerata hasil belajar belajar siswa pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama lugu adalah 70,25 dengan ketuntasan 75%. Pada siklus dua, rerata hasil belajar belajar siswa pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama lugu adalah 80,25 dengan ketuntasan 90%. Implikasi dari penelitian ini adalah mengharuskan siswa untuk terus melatih keterampilan menulis paragraf. Manfaat menyusun paragraf dengan menganalisis gambar yaitu: 1) mengembangkan keterampilan melihat hubungan sebab-akibat atau pesan yang tersirat dalam gambar; 2) mengembangkan daya imajinasi siswa; 3) melatih kecermatan dan ketelitian siswa dalam memperhatikan sesuatu; 4) mengembangkan daya interpretasi bentuk visual ke dalam bentuk katakata atau kalimat; 5) merupakan hasil pengamatan ke dalam bentuk topik serta menjabarkannya ke dalam kalimat pengembang. Selain itu, pembelajaran menjadi lebih menarik karena menerapkan model pembelajaran picture and picture yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. PENUTUP Simpulan penelitian ini adalah model Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan berbicara krama lugu siswa kelas II SDN Prajeksari
1133
02 Kabupaten Magelang. Dengan diterapkannya model Picture and Picture dalam pembelajaran, keterampilan berbicara siswa akan mengalami peningkatan sehingga siswa bisa menggunakan bahasa Jawa dengan baik. Berdasarkan hasill penelitian disarankan agar guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga aktivitas siswa dan keterampilan menulis siswa meningkat. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Huda, Miftakhul. 2013. ModelModel Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyana. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya.Yogyakarta: Tiara Wacana. Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2005. Kamus Jawa- Indonesia KramaNgoko. Jakarta: Yayasan Paramalingua. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.