Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERAN TERHADAP KEBERAGAMAN SISWA Ulil Aidi (09110075) Mahasiswa PPKn IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya siswa di MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan yang masih memiliki rasa toleransi yang rendah, hal itu tampak ketika siswa bersosial, berkomunikasi dan kurangnya percaya diri dalam menyampaikan pendapat di kelas. Melalui informasi-informasi yang diberikan kepada siswa MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan, siswa akan menyadari bahwa dengan memahami tentang rasa toleransi akan mengoptimalkan siswa dalam menghadapi permasalahan sosial dan belajarnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) sejauh mana pemahaman siswa di MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan terhadap rasa toleransi yang dimilikinya? (2) apakah Pembelajaran dengan Model Picture and Picture berjalan efektif dalam meningkatkan pemahaman rasa toleransi siswa di MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan?. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap rasa toleransi yang dimiliki, (2) untuk mengetahui keefektifan Pembelajaran dengan Model Picture and Picture. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C yang berjumlah 38 siswa, yang diambil sebagai subyek penelitian melalui pertimbangan dengan guru mapel. Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 3 bulan, yaitu bulan Juni sampai Agustus 2014. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan dalam 2 siklus, siklus pertama adalah untuk mengetahui hasil proses pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Picture and Picture sebelum dilakukan tindakan, sedangkan siklus kedua dimaksudkan untuk menyempurnakan hasil siklus pertama bila ada yang kurang sempurna. Berdasarkan hasil pengamatan awal siswa kelas VIII-C MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan yang memiliki pemahaman rasa toleransi yang rendah. Setelah diadakan tindakan Pembelajaran dengan Model Picture and Picture pemahaman siswa terhadap rasa toleransi semakin meningkat. Hasil observasi pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Picture and Picture pada siklus I secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebesar 47,37%, sedangkan hasil observasi pelaksanaan PTK pada siklus II secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebesar 78,95%. Peningkatan kegiatan layanan setiap siklus dari siklus I ke siklus II sebesar 78,95% - 47,37%, = 31,58%. Simpulan dari penelitian ini adalah: dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I menunjukkan 47,37% siswa memahami akan arti rasa toleransi pada Pembelajaran dengan Model Picture and Picture, di siklus II siswa mengalami peningkatan dalam pemahamannya tentang arti rasa toleransi Pembelajaran dengan Model Picture and Picture sebasar 78,95%, mereka lebih banyak bersosial dan berani mngungkapkan pendapatnya pada saat diskusi maupun saat pembelajaran. Pembelajaran dengan Model Picture and Picture merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang rasa toleransi. Saran diharapkan bagi guru mapel sekolah, diharapkan mampu menyelenggarakan Pembelajaran dengan Model Picture and Picture secara lebih efektif. Kata Kunci : pembelajaran picture and picture, sikap toleran, keberagaman siswa
PENDAHULUAN Kebebasan adalah hak setiap individu selama kebebasan itu tidak merugikan orang lain. Manusia yang keberadaannya tidak bisa di pisahkan dari aktivitas berfikirnya yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dan lingkungan di mana dia berada. Dari keadaan ini memunculkan berbagai ide, baik itu berupa gagasan yang ia tuangkan dalam bentuk tulisan maupun sikap. yang kesemuanya itu
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
104
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
tidak mungkin terpenuhi tanpa adanya sikap toleransi dari lingkungan dimana ia berada. Jadi, toleransi dan kebebasan adalah dua hal yang mesti ada dan saling berhubungan yang tak dapat dipisahkan. Toleransi adalah keyakinan bahwa seseorang tidak boleh campur tangan terhadap prilaku atau tindakan yang tidak dia setujui. Cirinya ialah: ketidak setujuan terhadap perilaku tertentu dan penolakan untuk memaksakan pandangannya sendiri terhadap orang lain. Menurutnya, seseorang tidak bisa dianggap toleran terhadap sesuatu yang ia setujui. Sedangkan kebebasan ialah, seseorang mampu memilih bertindak tanpa campur tangan orang lain. Sedangkan dalam kamus umum hukum dan politik disebutkan bahwa, toleransi ialah sikap toleran seseorang yang menghargai pandangan orang lain, mampu menahan diri, memiliki kesabaran dan berhati lapang terhadap orang-orang yang berlainan pendapat. Kebebasan adalah hak setiap individu selama kebebasan itu tidak merugikan orang lain. Manusia yang keberadaannya tidak bisa di pisahkan dari aktivitas berfikirnya yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dan lingkungan di mana dia berada. Dari keadaan ini memunculkan berbagai ide, baik itu berupa gagasan yang ia tuangkan dalam bentuk tulisan maupun sikap. yang kesemuanya itu tidak mungkin terpenuhi tanpa adanya sikap toleransi dari lingkungan dimana ia berada. Jadi, toleransi dan kebebasan adalah dua hal yang mesti ada dan saling berhubungan yang tak dapat dipisahkan. Tujuan penidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak. Berdasarkan temuan awal pada saat mengajar, diperoleh bahwa ketidaksenangan siswa dalam mempelajari materi sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender yang disebabkan cara penyampaian materi yang didominasi dengan ceramah sehingga siswa merasa jenuh menerima materi tersebut. Secara teoritis, materi tata cara sikap toleran merupakan topik yang lebih sulit dibandingkan dengan materi pendidikan kewarganegaraan lainnya, karena konsep tata cara sikap toleran sangat memungkinkan terjadinya miskonsepsi pada diri siswa. Selain itu, materi yang memang sulit, siswa juga masih memiliki keingian-keinginan untuk bermain dan dalam kehidupan sehari-
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
105
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
harinya dapat dilihat betapa gembiranya siswa tersebut ketika bercanda dengan teman-temannya sambil bermain di lingkungan Madrasah. Berkaitan dengan itulah, maka diperlukan usaha-usaha untuk mengembangkan pendekatan dan media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender siswa yang bermakna dalam kehidupannya, mendorong mereka untuk mengamalkanya, dan sekaligus juga dapat membentuk kepribadiannya. Disisi lain siswa mendapat pelajaran Pendidkan Kewarganegaraan dari guru dalam suasana yang nyaman, asyik dan menyenangkan dan sesuai untuk siswa. Risman dalam Widodo (2004) menyatakan bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak bisa berprestasi ada tiga C yang harus diperhatikan, yaitu children (anak), content (materi), dan context (situasi). Lebih lanjut Widodo (2004) menjelaskan perlakuan yang tepat dan materi yang sesuai tidak mempunyai efek yang positif jika tidak disampaikan pada situasi (context) yang tepat. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Tajul Ulum Brabo, dimana selama ini siswa sulit sekali dalam pengamatan untuk memahami sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender, karena selama ini dilakukan dengan metode lama yakni ceramah dan tanya jawab di kelas. Hal ini diketahui ketika siswa dipanggil satu persatu untuk menjelaskan siakap toleransi. Maka ternyata dari jumlah siswa yang ada baru menguasai sikap toleransi terhadap keberagamaan suku, agama, ras, budaya, dan gender sebanyak 7,90 % dari jumlah siswa yakni 38 orang dengan sempurna. Melihat kondisi tersebut, penulis berusaha melakukan inovasi model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dalam penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan di MTs. Tajul Ulum Brabo. Pendekatan dan model pembelajaran yang telah penulis lakukan adalah dengan permainan menggunakan alat peraga matching card. Diharapkan melalui model pembelajaran ini motivasi belajar siswa akan meningkat, berkesan, bermakna, mengasyikkan dan memperoleh hasil belajar yang optimal, karena dalam suasana permainan siswa dapat belajar tanpa rasa terbebani dan guru juga dapat menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu dilakukan perubahan dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture dengan system bermain. Ternyata hasil yang dipeoleh anak didik semakin baik dibandingkan dengan metode sebelumnya. Hal inilah maka akhirnya penulis berkeinginan mengikuti kreasi model pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender siswa kelas VIII MTs. Tajul Ulum Brabo.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
106
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Picture and Picture Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sikap Toleran Siswa Toleransi adalah perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin, anak-anak dengan gangguan fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya.(Cucu Surahman MA, 2012). Toleransi juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Tuhan menciptakan manusia berbeda dan beragam. Perbedaan itu adalah anugerah yang harus kita syukuri. Mengapakita harus bersyukur dengan keragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan arif dalam bertindak.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
107
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Dilihat dari obyeknya, jenis penelitian ini adalah penelitian PTK (Classroom Action Reaseach), yaitu penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini suatu jenis penelitian lapangan yang langsung berhubungan dengan objek yang penulis teliti untuk mendapatkan data yang riil dan bersifat kualitatif. Dan jika dilihat dari data yang di peroleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan statistik, serta metode analisis yang penulis gunakan adalah analisis diskriptif, maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu dari Mei 2014 sampai dengan Agustus 2014. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs. Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan. Jumlah siswa MTs. Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan yaitu 519 siswa yang semua siswanya laki-laki. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini berkaitan dengan populasi, yaitu “seluruh individu yang dijadikan obyek penelitian dan paling sedikit memiliki satu sifat yang sama” (Sutrisno Hadi, 2006:176). Pendapat lain, populasi adalah “keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemen-elemen yang ada dalam wilayah penelitian”. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan, populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan sebagai obyek penelitian dan paling sedikit memiliki satu sifat dan karakteristik yang sama. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C MTs. Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian dikenakan pada siswa kelas VIII yang jumlah keseluruhan siswanya 182, dan penelitian ini diarahkan pada kelas VIII-C dengan jumlah siswa 38. Adapun alasan penelitian dikenakan pada siswa kelas VIII-C tersebut adalah siswa-siswa tersebut memiliki sikap yang kurang toleransi dan sosialisasi yang kurang, sehingga dipandang perlu diambil tindakan dengan melalui penelitian. Sumber Data Menurut Moleong (2005:157); sumber data bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder seperti dikemukakan berikut ini. 1) Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber aslinya (Sutrisno Hadi, 2006:96). Dalam hal ini adalah langsung dari pelaku, baik itu siswa yang kurang pemahaman konsep diri maupun perilaku lain dalam proses pembelajaran.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
108
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
2) Data sekunder Sutrisno Hadi (2006:99) mengemukakan bahwa data sekunder merupakan data yang diperoleh selain dari aslinya. Dalam penelitian ini, data sekunder berupa catatan guru saat melaksanakan proses pembelajaran berlangsung, catatan guru pembimbing tentang diri dan kepribadian anak, termasuk di dalamnya mengenai kurangnya sikap toleransi siswa terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya dan gender. Rancangan dan Prosedur Penelitian / Skenario Tindakan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Tajul Ulum yang kurang memahami akan sikap toleransi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini terdapat 4 rangkaian antara lain; perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang selalu dilakukan setiap siklus. Penelitian tindakan kelas minimal dilakukan sebanyak 2 (dua) kali siklus mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai terjadi peningkatan, dengan catatan bahwa perencanaan pada siklus tersebut, kemudian penjelasan tentang bagaimana hasil tersebut akan diperbaiki. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset diteruskan pada siklus ke dua, dan seterusnya, sampai penelitian merasa puas dan tercapai tujuannya. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting berbagai sumber dan berbagai cara. Tehnik ini digunakan untuk mengmpulkan data-data yang ada di lapanagan atau lokasi penelitian (Sugiyono, 2005 : 193) sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview, dokumentasi, dan observasi. 1. Interview 2. Dokumentasi 3. Metode Observasi
HASIL PENELITIAN Diskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Berdasarkan perencanaan penelitian yang disusun oleh guru mata pelajaran bersama peneliti, dilaksanakan pembelajaran kepada siswa kelas VIII-C yang kurang memahami tentang sikap toleransi. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data selama proses sebagai berikut. 1. Perencanaan Perencanaan dalam penelitian ini dilakukan dari persiapan tempat yang akan digunakan dalam penelitian. Tempat pelaksanaan di ruang kelas VIII-C MTs Tajul Ulum Brabo pada tanggal 16 Juli 2014 sewaktu pelajaran. Peneliti juga melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian dengan menjalin komunikasi dengan guru mata pelajaran PKN di
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
109
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan, adapun pada Siklus I, perencanaan tindakan yang dilaksanakan adalah : a) Membuat Rencana Kegiatan Harian yang akan dilaksanakan selama 3 RKH. b) Menentukan tujuan / indikator. c) Menentukan metode yang akan digunakan dalam kegiatan yaitu bercerita, tanya jawab, dan pemberian tugas. d) Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan. e) Membuat dan merancang lembar observasi guru dan siswa beserta indikatornya. f) Menentukan media dan topik / cerita yang menarik perhatian siswa untuk dijadikan bahan percakapan. 2. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada bulan Juli 2014 selama 3 hari, yaitu tanggal 20, 21, dan 22 di MTs. Tajul Ulum Brabo. Penelitian ini berlangsung selama 30 menit yaitu dari pukul 07.30 – 08.00 pada kegiatan pembukaan di kelas. Dilaksanakan dalam kelas VIII. C MTs. Tajul Ulum secara klasikal. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I ini adalah sebagai berikut : a) Guru mempersiapkan bahan pembicaraan yang disukai siswa, media yang menarik perhatian siswa, suasana kelas yang menyenagkan, dan cara penyampaian yang komunikatif. b) Pada siklus I guru menggunakan alat peraga berupa gambar atau poster yang dijadikan bahan percakapan. c) Cara penyajian guru diusahakan lebih komunikatif sehinga siswa termotivasi untuk aktif dalam kegiatan. d) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab mengenai sikap toleran siswa. e) Guru memberikan pujian dan motivasi kepada siswa untuk menstimulasi agar siswa bertanya dan menjawab pertanyyan mengenai sikap toleran. 3. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan guru mapel. Adapun pelaksanaannya meliputi, yaitu (1) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mapel, (2) Peneliti dan guru mapel (kolaborator) berkolaborasi untuk melakukan pengamatan terhadap siswa, mengamati
jalannya
pembelajaran
dan
menilai
dinamika
pembelajaran
yang
terjadi,
respon/keaktifan siswa pada saat mengikuti pelajaran. Adapun hasil Pengamatan Terhadap guru mapel saat memberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pada kegiatan penelitian yang dilaksanakan guru mapel pada siklus I adalah sebagai berikut : a. Siswa mulai terlihat memahami sikap toleran.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
110
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
b. Siswa mulai memberikan respon dengan bertanya dan menjawab pertanyaan tentang sikap toleran pada kegiatan kelas. c. Beberapa siswa sudah mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang sikap toleran diluar kegiatan penelitian. d. Siswa sudah mulai aktif berkomunikasi dan bersosial tentang penerapan sikap toleran dengan orang lain, namun belum maksimal. e. Hasil akhir : tingkat pencapaian dalam indikator yang diharapkan mengalami peningkatan meskipun belum sampai tuntas. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Pada Siklus I No
Aspek yang dinilai
1
Siswa mendengarkan penjelasan guru
1
2
2
Siswa tertarik percakapan dilaksanakan
1
2
3
Siswa terlibat dalam kegiatan sehingga dapat meningkatkan sikap toleran
1
2
3
4
4
Siswa memahami sikap toleran dan menjwab pertanyaan seputar sikap toleran
1
2
3
4
5
Siswa bersikap toleran terhadap keberagaman
1
2
3
4
6
Keberanian bertanya pada guru dan temannya mengenai sikap toleran
1
2
3
4
pada yang
Skor Total
Skor
Ket 3
4
4
13
Keterangan : 1
= tidak mampu
2
= kurang mampu
3
= mampu
4
= sangat mampu
4. Refleksi Kegiatan pembelajaran siklus I sudah menunjukan kemajuan meskipun belum maksimal, hal ini ditunjukkan sudah adanya respon dari sebagian siswa untuk memahami dan mengerti tentang sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender. Siswa juga
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
111
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
menunjukkan keterkaitan pada percakapan dalam kegiatan yang dirancang guru, yaitu ditunjukkan dengan kemajuan siswa untuk bertanya dan menjawab tentang sikap toleran. Ada kemajuan jika dibandingkan kondisi awal pada pra siklus, yang semula pada pra siklus ada 3 siswa dari 38 siswa yang dapat mencapai indikator penelitian, menjadi 18 siswa pada siklus I. Kemajuan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Grafik 1. Hasil Perbandingan Prosentase Pra Siklus dan Siklus I
70 60 50
Tidak Mampu Kurang Mampu Mampu
40 30 20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Prosentase kemampuan siswa dalam bersikap toleran sesuai ketegori : Mampu (3)
: 18 siswa
Nilai rata-rata
= 18 x 100% = 47,37% (18 siswa tuntas) 38
Kurang Mampu (2) : 18 siswa Nilai rata-rata
= 18 x 100% = 47,37% (18 siswa kurang tuntas) 38
Tidak mampu (1)
: 2 siswa
Nilai rata-rata
= 2 x 100% = 5,26% (2 siswa tidak tuntas) 38
Ketuntasan pada siklus I adalah 47,37% Ketidak tuntasan siswa pada siklus I adalah 47,37% + 5,26% = 52,63 %. Diskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada siklus I masih ditemukan beberapa hal yang belum terlaksana oleh guru mapel pada setiap tahapan pembelajaran yang diselenggarakan. Temuan tersebut sekaligus sebagai rekomendasi bagi guru mapel (kolaborator) untuk dapat dilaksanakan pada siklus II, maka berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam silus II dalam tahap perencanaan adalah :
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
112
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
a) Menyusun RKH (Rencana Kegiatan Harian) b) Menentukan metode yang akan dugunakan dalam siklus II yaitu : Model pembelajaran dengan menggunakan media gambar disertai adanya demonstrasi dan tanya jawab siswa dengan guru. c) Membuat dan merancang lembar observasi guru dan siswa beserta indikatornya. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan pada bulan Juli 2014 selama 3 hari, yaitu tanggal 27, 28, dan 29 di MTs. Tajul Ulum Brabo. Penelitian ini berlangsung selama 30 menit yaitu dari pukul 07.30 – 08.00 pada kegiatan pembukaan di kelas. Dilaksanakan dalam kelas VIII.C MTs. Tajul Ulum secara klasikal. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II ini adalah sebagai berikut : a) Guru menjelaskan apa yang akan dilaksanakan dalam kegiatan selanjutnya dengan menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan gambar yang disertai adanya demonstrasi dan tanya jawab sehingga siswa dapat berkomunikasi dengan aktif di kelas. b) Melaksanakan kegiatan menggunakan media yang sudah dipersiapkan. c) Mengamati perkembangan anak setelah diberikan yang variatif. d) Bercakap-cakap dan tanya jawab kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam siklus II. Peneliti dan guru mapel (kolaborator) berkolaborasi untuk melakukan pengamatan, mengamati jalannya pembelajaran dan dinamika belajar yang terjadi, respon keaktifan siswa pada saat mengikuti pelajaran. Adapun hasilnya sebagai berikut. a) Siswa memberikan respon yang baik, serta sangat antusias mengikuti kegiatan dengan menggunakan media dan suasana yang menyenangkan yang dirancang guru. b) Siswa sudah berani bertanya dan menjawab pertanyaan teman dan guru tentang sikap toleran dengan sangat baik, bahkan mereka mulai berkomunikasi dengan aktif dikelas. c) Hasil akhir dalam penilaian siklus II ini diharapkan dapat meningkat sesuai kriteria indikator tingkat pencapaian, yaitu tercapainya kriteria ketuntasan. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Pada Siklus II No 1 2
3
Aspek yang dinilai Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa tertarik pada percakapan yang dilaksanakan Siswa terlibat dalam kegiatan sehingga dapat meningkatkan sikap toleran
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
Skor
Ket
1
2
3
1
2
3
1
2
3
4 4
4
113
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Siswa memahami sikap toleran dan menjwab 4 pertanyaan seputar sikap toleran Siswa bersikap toleran 5 terhadap keberagaman Keberanian bertanya 6 pada guru dan temannya mengenai sikap toleran Skor Total 1 = tidak mampu
1
2
3
1
2
3
1
2
3
4
4 4
22
2 = kurang mampu 3 = mampu 4 = sangat mampu 4. Refleksi Peningkatan yang terjadi pada siklus II sangat baik sekali. Hal ini dapat dilihat dari taraf keberhasilan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru. Peningkatan yang terjadi pada siklus I, terdapat 18 siswa yang berhasil dari 20 siswa dalam kelas, dan pada siklus II terdapat 30 siswa yang berhasil dari 38 siswa dalam kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode picture and picture dapat meningkatkan sikap toleran siswa terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender di MTs. Tajul Ulum Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Grafik 2. Hasil Perbandingan Prosentase Siklus I dan Siklus II
80 70 60
Tidak Mampu Kurang Mampu Mampu
50 40 30
20 10 0 Siklus I
Siklus II
Prosentase kemampuan siswa dalam bersikap toleran sesuai ketegori : Sangat Mampu (4)
: 3 siswa
Nilai rata-rata
= 3 x 100% = 7,90% (3 siswa tuntas) 38
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
114
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Mampu (3)
: 27 siswa
Nilai rata-rata
= 27 x 100% = 71,05% (27 siswa tuntas) 38
Kurang Mampu (2) : 8 siswa Nilai rata-rata
= 8 x 100% = 21,05% (8 siswa kurang tuntas) 38
Ketuntasan pada siklus II adalah 7,90% + 71,05% = 78,95%. Ketidak tuntasan siswa pada siklus II adalah 21,05%.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan : 1. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model picture and picture pada siklus I secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebesar 47,37%, yang menunjukan belum adanya keefektifan pembelajaran dengan model picture and picture dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai sikap toleransi di MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan tahun pelajaran 2014/2015. 2. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model picture and picture pada siklus II secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebesar 78,95%, yang menunjukan adanya keefektifan pembelajaran dengan model picture and picture dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai sikap toleransi di MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan tahun pelajaran 2014/2015. 3. Perubahan data dalam peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 31,58%, hal ini menunjukkan pembelajaran dengan model picture and picture merupakan salah satu pembelajaran yang tepat untuk membantu meningkatkan pemahaman sikap toleran pada siswa dalam menghadapi kehidupan sosial luas. 4. Keefektifan pembelajaran dengan model picture and picture dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai sikap toleransi di MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan tahun pelajaran 2014/2015, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan yaitu 75% dengan hasil 78,95%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri, Startegi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: PT. Quantum Teaching, 2005) Atkinson, R, L., Atkinson, R.C., & Hilgard, E.R., Pengantar Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 1983) Azwar, S., Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995)
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
115
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Calhoun, J, F., & Acocella, J, R. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1990) Cucu Surahman MA, 2012, mari bersikap toleran, http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/hikmah/12/04/16/m2j92h-mari-bersikap-toleran, diakses 23 April 2014. Depaartemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Balai Pustaka, 2000) Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). (Medan: Media Persada, 2011), hlmn.1. Mohammad Ali, Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar, (Bandung: UPI Press, 2007), hlm. 120. Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. (Jakarta: Rajawali, 1996) Sear, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L, A., Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1985) Suharsimi Arikunto, 2007, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi, 2006, Metodologi Reserch, Yogyakarta: Andi Offset.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
116