e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK Kadek Dwi Kusumawati1, I Nyoman Jampel2, Desak Putu Parmiti3 1
Jurusan PGPAUD, 2,3Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif dalam kegiatan menyusun puzzle anak TK pada kelompok A di TK Shanti Kumara Singaraja dengan menerapakan picture and picture dengan media puzzle Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah 10 orang Anak TK pada Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang perkembangan kognitif dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar format observasi dan metode wawancara dengan instrumen berupa lembar format percakapan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media puzzle dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A TK Shanti Kumara Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rerata hasil belajar kemampuan kognitif anak pada siklus I adalah 77,00% yang berada pada kategori sedang. Rerata hasil belajar pada siklus II sebesar 89,00% dengan kriteria tinggi. Jadi terjadi peningkatan belajar sebesar 12,00%. Kata kunci: picture and picture, media puzzle, perkembangan kognitif
Abstract This purpose of this research to know the increase in the activities of cognitive development puzzle preparing kindergarten children in group A at Shanti Kumara Kindergarten Singaraja by applying picture and picture puzzle with the media type. The research was class act that carried out in two cycles. Subjects were 10 kindergarten Children in Group A second semester in academic year 2013/2014. Data collected research on cognitive development with the method of observation with the instrument in the form of sheets by format observation and interviews with the instrument in the form of a conversation format sheet. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative statistical analysis methods. The results showed that the implementation of the learning puzzle media can improve the cognitive ability of children in group A Shanti Kumara Kindergarten Singaraja school year 2013/2014. It can be seen from the increase in the average child's cognitive abilities of learning outcomes in the first cycle is 77.00% which is in the medium category. The mean results of study on the second cycle of 89.00% with a high criteria. So it can conclude increase of 12.00% learning. Key words: picture and picture, puzzle media, cognitive development
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal atau melalui suatu wadah tertentu, melainkan pendidikan anak usia dini dapat dimulai dirumah atau dalam keluarga. Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan. Anak adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan bermain. Hal ini karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaannya dan anak bisa berkreasi. Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar. Pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang. Karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia dini sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen dirinya. Mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa tepat untuk meletakkan dasar nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik anak, kognitif, bahasa, dan sosial emosional kemandirian anak. Sehingga pengembangan seluruh potensi anak usia dini sesuai dengan hak anak sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang “perlindungan anak yang menyatakan setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan diskriminasi”. Salah satu implementasi dari hak ini, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pembelajaran dalam rangka pengembangan pribadinya, sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD. PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasarnya), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan anak dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Undangundang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanakkanak untuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dengan berbagai jenis layanan dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Indonesia Nomor 58 tahun 2009 bahwa “tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik dalam lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional kemandirian”. Dalam mengembangkan diri anak didik di TK tersebut diperlukan dukungan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana, seperti media/alat peraga, perabot kelas, ruang kelas, ruang bermain, programprogram yang memadai serta suasana pendidikan TK agar pelayanan pendidikan bagi peserta didik di TK yang bersangkutan dapat benar-benar berjalan dengan sebaikbaiknya. Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal namum demikian perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum.Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan. PAUD mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Agar anak mencapai perkembangan yang optimal maka media sangat dibutuhkan dalam meningkatkan perkembangan anak, dalam hal ini media sederhana yang umum yang akan digunakan dalam media mengajar, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture akan mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan
keaktifan serta dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dengan kegiatan pembelajaran media puzzle. Dengan demikian sudah sangat memungkinkan untuk para guru khususnya guru TK agar lebih berkreatif dalam kegiatan mengingat kemampuan dasar, serta dalam pembentukan perilaku sangat penting dikaitkan dengan perkembangan kemampuan anak. Di mana kegiatan yang disampaikan oleh guru untuk anak-anak diharapkan agar dilaksanakan secara kreatif dan inovatif (sesuatu yang menarik). Berdasarkan hasil observasi di TK Shanti Kumara Singaraja Kecamatan Buleleng ditemukan kegiatan pembelajaran dalam menyusun puzzle yang berlangsung masih belum memenuhi peningkatan perkembangan kemampuan anak terutama kemampuan kognitif anak, sehingga kegiatan pembelajaran belum mencapai tingkat capaian perkembangan anak. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas kelompok B di TK Shanti Kumara Singaraja Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng, bahwa hambatan yang sering ditemui ataupun dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran dalam menyusun puzzle adalah sulitnya menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran serta kurangnya media yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun kegiatan pembelajaran sudah dijelaskan sama guru tapi banyak anak yang kurang kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga nilai perkembangan anak masih kurang memuaskan, di mana dari 10 orang siswa 8 orang diantaranya mendapatkan nilai kurang memuaskan (*), dari data-data tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan kognitif anak pada TK Shanti Kumara Singaraja Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil temuan, maka peneliti mengadakan diskusi dengan pengelola dan guru-guru di TK Shanti Kumara Singaraja Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng guna meningkatkan keaktifan dan perkembangan kognitif anak dengan menerapkan metode dan media yang tepat. Dalam hal ini perkembangan Kognitif anak dapat dilihat
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) pada kegiatan menyusun puzzle dengan media puzzle anak bisa mengenal bentuk, warna, serta ukuran. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mencoba mengadakan suatu penelitian tindakan kelas melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture dengan Media Puzzle untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif anak TK Shanti Kumara Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng pada Kelompok B Semester II Tahun pelajaran 2013/2014. METODE Subjek penelitian adalah anak-anak kelompok A semester II di TK Shanti Kumara Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Kelompok A terdiri dari 10 orang anak. Anak laki–laki berjumlah 6 orang dan anak perempuan berjumlah 4 orang. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas Menurut Agung (2010:2) menyatakan “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Menurut Suyanto (2007:1) PTK merupakan salah satu upaya praktis dalam bentuk melakukan kegiatan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajran dikelas. PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru sehari-hari dilapangan atau kelas sehingga merupakan hal yang mereka kenal dan hayati dengan baik. Singkatnya, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan sebagai refleksi pengajaran dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada saat ini. Menurut Wendra, (2007:45) Penelitian tindakan pada prinsipnya dimaksudkan untuk melakukan upaya perbaikan terhadap praktik pendidikan yang dilakukan praktisi pada bidang pendidikan, sambil melakukan tugasnya dengan jalan merenung kembali apa yang telah dilakukan yang terarah kepada perbaikan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan kata lain penelitian tindakan
dilakukan untuk memperbaiki kinerja diri sendiri melalui pemahaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara terencana, sistematik dan mawas diri. Kesimpulan pengertian PTK adalah merupakan Penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan di dalam kelas untk memecahkan permasalahan yang ada dengan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan pratik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua jenis variabel yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah metode picture and picture dan media puzzel sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah kemampuan Kognitif. Penelitian ini direncanakan bersiklus, akhir siklus I ditandai dengan pelaksanaan kegiatan menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk utuh, begitupun siklus II dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi hasil yang diingikan dan belum memenuhi target penelitian. Kegiatan penelitian diawali dengan refleksi awal untuk melakukan kajian pendahuluan tentang kondisi objektif yang terjadi di lapangan yang akan diikuti dengan refleksi. Selanjutnya secara siklus dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan adalah perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rencana tindakan ini adalah: 1) Mempersiapkan ijin penelitian, 2). Menyusun jaringan tema dan RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) merupakan jaringan tema dibuat dengan melakukan pemetaan terhadap indicator yang terdapat dalam kurikulum. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah tema tanaman dengan sub tema : buah, 3). Menyusul Rencana Kegiatan Harian (RKH), 4). Menyusun Instrumen penilaian, 5).Persiapan media atau alat bantu pembelajaran, yang disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran Pelaksanaan adalah upaya yang dilaksanakan oleh guru/peneliti untuk melakukan perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan pelaksanaan ini adalah:
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dipersiapkan. Evaluasi /Observasi Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotretseberapajauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan ini, observasi berlangsung dalam dua siklus.Agar observasi benar-benar dapat terjaring secara akurat peneliti menyiapkan lembar observasi,baik untuk guru maupun untuk anak,Selama pelaksanaan dan observasi peneliti dibantu oleh guru, teman sejawat. Hal-hal yang diobservasi pada anak adalah partisipasi dalam proses pembelajaran, frekuensi keaktifanya, respon yang muncul ketika menghadapi tindakan dalam pembelajaran, pemahaman, ketepatan dan ketuntasan melalui permainan puzzle dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak serta inovasi-inovasi dan kemungkinan-kemungkinan baru yang bisa ditampilkan dalam memecahkan masalahmasalah sederhana yang dilakukan anak dalam melakukan permainan puzzle yang menjadi fokus tindakan. Guru diobservasi oleh teman sejawat, dengan tujuan mendapatkan data mengenai kebenaran teknik permainan puzzle yang digunakan, kemahiran mengajar, kedalaman wawasan, kejelasan memberikan intruksi, kemampuan mengolah proses belajar mengajar, dan kemampuan melaksanakan tindakan yang telah direncanakan. Hasil observasi dapat digunakan sebagai dasar pijakan apakah suatu tindakan dapat dikembangkan atau dilanjutkan kesiklus berikutnya atau perlu direvisi atau perubahan total. Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncakanakn tindakan pada siklus selanjutnya.
Kegiatan ini kemungkinan akan diikuti oleh perencanaan ulang, pelaksanaan tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksii ulang. Adapun indikator yang akan diterapkan, yaitu. a) Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk utuh, b) .Membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama, c) Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri ciri tertentu, misal : menurut warna, bentuk,ukuran, d). Memasang benda sesuai pasangannya, jenisnya, persamaanya, warnanya, bentuknya,dll Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode picture and picture dengan media puzzle untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak dengan menggunakan 4 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi skor (bintang), yakni skor (bintang) 3 (sangat baik), skor (bintang) 2 (cukup baik ), skor (bintang) 1 (kurang baik). Skor total yang diperoleh masing-masing siswa dan masing-masing indikator yang muncul dalam pembelajaran akan diberi skor. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan dua metode yaitu metode observasi dan metode wawancara. Kedua metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Metode Obsevasi untuk menjelaskan tentang metode observasi, dalam buku pengantar metodologi penelitian dikemukakan bahwa “metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu” (Agung 2011: 61). Pendapat di atas, dapat dipertegas bahwa metode observasi pada prinsipnya merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan menggunakan indera pengelihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variable tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemberian skor untuk peningkatan kemampuan kognitif anak dan dengan menyiapkan sebuah rubrik penskoran. Indikatornya ketepatan dalam m emilih pasangannya, rubrik Ketepatan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) menyusun kepingan puzzle dari besarkekecil atau sebaliknya serta memasang kepingan puzzle menjadi bentuk utuh(lebih dari 6-10 keping) mampu menyusun dengan tepat dan benar (***). Ketepatan menyusun kepingan puzzle dari besarkekecil atau sebaliknya serta memasang kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 6-10 keping) mampu menyusun tetapi belum tepat memasang (**), Ketepatan menyusun kepingan puzzle dari besarkekecil atau sebaliknya serta memasang kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 6-10 keping) mampu menyusun tetapi belum penuh dan masih dibantu (*) Indikator memasangkan kepingan puzzel menjadi bentuk utuh, rubrik Kecepatan menyusun kepingan puzzle dari besar-kekecil atau sebaliknya serta memasang keepingan puzzle menjadi bentuk utuh ( lebih dari6-10 keping) mampu menyusun dengan cepat danbenar (***), Kecepatan menyusun kepingan puzzle dari besar-kekecilatau sebaliknya serta memasang kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 6 -10 keping) mampu menyusun tapi belum cepat memasang (**), Kecepatan menyusun kepingan puzzle dari besar-kekecilatau sebaliknya serta memasangkepingan puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 610 keping) mampu menyusun tetapi belum penuh dan masih dibantu (*) Menurut Agung (2010:62) Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab yang sistematis, dan hasil tanya jawab ini dicatat/direkam secara cermat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif.
Menurut Agung (2010:76) metode analisis statistik adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistic deskriptif seperti frekwensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam: a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung angka rata-rata (mean), c)menghitung modus, d)menghitung median, e) menyajikan data ke dalam grafik polygon. Tabel Distribusi Frekuensi ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyusun daftar distribusi frekuensi. Salah satu cara yang umum digunakan adalah menggunakan rumus Strurges. Langkahlangkah yang ditempuh dalam membuat distribusi frekuensi menurut Koyan (2009:8) yaitu: “1) hitung jumlah kelas interval dengan Rumus Sturges: k = 1 + 3,3 log n, 2) menghitung rentang data atau range (skor tertinggi dikurangi skor terendah), 3) menghitung panjang kelas = rentang dibagi banyaknya kelas, 4) menyusun interval kelas”. Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyususn secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase mengenal keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” Agung, 2010:67 (dalam Agung, 2012). Metode analisis deskritif ini digunakan untuk menentukan tingkat perkembangan kognitif anak Taman Kanak-kanak dengan media puzzle yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Tabel. 1 Pedoman Konversi Skala Lima tentang Peningkatan Kemampuan Kognitif. Presentase 90-10 80-89 65-79 55-64 0- 54
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di TK Shanti Kumara Singaraja Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan April sampai dengan Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I terdiri dari 20 kali pertemuan dimulai dari tanggal 7 April 2014 sampai dengan tanggal 29 April 2014, dimana dalam siklus I ini terdiri dari 15 kali pertemuan, 15 kali untuk pembelajaran dan 5 kali untuk evaluasi yang dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat. Dari hasil data pada siklus I yang dapat diperbaiki pada siklus II. Siklus II dilaksanakan selama 20 hari dalam waktu empat minggu. Penelitian siklus II dimulai dari tanggal 5 Mei sampai dengan 31 Mei 2014. Dalam 20 kali tersebut digunakan untuk pelaksanaan tindakan selama 15 kali dan 5 kali untuk evaluasi penilaian perkembangan kognitif anak kelompok A yang berjumlah 10 orang anak. Hasil Data yang di kumpulkan dari hasil observasi tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang diterapkan. Hasil analisis data siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 2. Deskriptif perkembangan kognitif anak siklus I dan siklus II Statistik Modus Median Mean M%
Siklus I 8,00 8,00 7,70 77,00%
Siklus II 12,00 12.00 10,70 89.00%
Kriteria Kemampuan Kognitif Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
6 4 2 0 6
7
8
9
10
Gambar. 1 Grafik Polygon Peningkatan Kemampuan kognitif Pada Siklus I. Berdasarkan tabel diatas, terlihat Mo < Md = M (8.00 = 8.00 > 7.70), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data hasil belajar kemampuan kognitif pada siklus I dapat di interpretasikan skor kognitif pada anak berada dalam kategori sedang menurut Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Refleksi pada siklus I peneliti menemukan beberapa kendala yaitu,a) anak dalam kemampuan menerima kegiataan rendah dengan alat peraga yang peneliti gunakan, serta ada beberapa anak yang belum merespon kegiatan pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. b) beberapa anak belum senang menerima kegiatan dengan media seperti puzzel gambar karena puzzel gambar kurang menarik disebabkan puzzel yang digunakan ukurannya sedang dan warnanya yang tidak menarik. Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah sebagai berikut: a) mensosialisasikan kembali alat peraga dengan kegiatan bermain puzzel gambar dan membuat puzzle dengan bentuk yang bermacam – macam serta dengan warna – warna yang menarik, dengan kegiatan pembelajaran seperti itu sehingga pertemuan berikutnya anak akan lebih terbiasa dalam mengikuti pembelajaran
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) dengan media puzzel gambar, b) membuat puzzel gambar yang menarik,bervariasi, banyak macamnya diberikan bagi anak dengan membuat puzzel yang ukuranya lebih besar dari sebelumnya. 5 4 3 2 1 0 12
11
10
9
8
Gambar. 2 Grafik Polygon Peningkatan Kemampuan kognitif Pada Siklus II Berdasarkan tabel diatas,terlihat Mo < Md < M (12.00 < 12.00 < 10.7), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data hasil belajar kemampuan kognitif pada siklus II berada dalam kategori tinggi menurut Penilaian Acuan Patokan skala lima. Refleksi pada siklus II yaitu, dilihat dari hasil pengamatan selama pelaksanaan pada siklus II sudah terlihat beberapa peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu dari kategori sedang pada siklus I dan menjadi kategori tinggi pada siklus II. Masalah yang ada pada siklus I sudah cukup mampu dipecahkan pada siklus II. Hal ini dilihat dari data pada siklus I sebesar 77,00% meningkat pada siklus II menjadi 89,00%. Adapun temuan yang didapat pada siklus II setelah menerapkan solusi dari siklus I yaitu, a) Secara garis besar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang direncanakan oleh peneliti, sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan memuaskan, b) Anak yang awalnya kemampuan menyusun puzzle gambar kurang dalam proses pembelajaran menjadi baik, c) Peneliti dalam hal ini berperan sebagai guru yang memberi motivasi pada anak apabila ada anak yang belum bisa menyusun puzzle yang diberikan pada saat kegiatan.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data diatas yang menyajikan analisis data statistik deskriptif dan analisis data deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak kelompok A Semester II di TK Shanti Kumara Singaraja pada penerapan siklus I sebesar 77,00% yang berarti pada kategori sedang dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89,00% yang menunjukkan perkembangan kognitif anak pada kategori tinggi. Jadi, terjadi peningkatan pada perkembangan kognitif anak melalui metode picture and picture dengan media puzzel sebesar 12,00%. Menurut Hamdani (2010) menyatakan picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis, sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang mendapat poin. Hal ini terlihat pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan tema tanaman. Dilihat anak – anak sangat antusias dalam menyusun puzzel dengan kelompokna, terjadinya peningkatan perkembangan kognitif dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan media puzzel karena anak tertarik untuk menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk utuh dengan masing – masing kelompoknya. Terjadinya peningkatan presentase pada perkembangan kognitif saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan media puzzel yang nantinya akan disusun anak menjadi bentuk utuh. Persentase perkembangan kognitif pada siklus I sebesar 77,00% katagori sedang, dalam pelaksanaan siklus I anak dalam kemampuan menerima kegiataan rendah karena anak belum merespon kegiatan pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini ditingkatkan dengan usaha membuat media puzzel dengan gambar buah-buahan dengan warna yang menarik dan membentuk kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang untuk menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) utuh. Usaha tersebut terbukti pada siklus II perkembangan kognitif pada anak kelompok A Semester II TK Shanti Kumara mengalami peningkatan menjadi 89,00% yang menunjukkan pada kategori tinggi. Pada penelitian ini perkembangan kognitif anak sudah mencapai bintang tiga (***) dan belum mencapai nilai terbaik yaitu bintang empat (****). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu penelitian yang diberikan oleh pihak sekolah. Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan media puzzel, ternyata dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada kelompok A Semester II TK Shanti Kumara. Hasil ini sejalan dengan Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nuraini Saleh, Ngatiyo dan Aunurrahman (2010) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif type picture and picture dalam meningkatkan hasil belajar pada materi struktur tumbuhan dan fungsi bagian tumbuhan dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara. Hasil penelitian Rianto (2010:267) menyatakan ”pembelajaran kooperatif adalah model yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus kecakapan sosial” sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara. “Rianto (2010:267) menyebutkan pembelajaran kooperatif adalah model yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus kecakapan sosial”. Ahmad (2012:4) menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik dari negatif ke positif. Menurut Dimiyati dalam Sabini (2012:83) belajar adalah suatu perubahan dalam didik seseorang yang terjadi karena pengalaman.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan hasil akhir penelitian yang diperoleh yaitu nilai rata-rata hasil belajar ilmu pengetahuan alam siswa kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara pada pengamatan awal 64,09, pada siklus I menjadi 70,76 dan 75,30 pada siklus II. Maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan alam siswa kelas IV SDN Pontianak Tenggara dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berbantuan media puzzel akan dapat menguatkan ingatan anak mengenai pembelajaran yang diberikan, melatih koordinasi antara mata dan tangan, dan anak mampu menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk utuh dengan kelompokna masing – masing . Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berbantuan media puzzel akan cenderung dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A di TK Shanti Kumara tahun pelajaran 2013/2014. SIMPULAN DAN SARAN Terdapat peningkatan hasil belajar dalam kemampuan kognitif anak kelompok A TK Shanti Kumara Singaraja setelah menggunakan media puzzle gambar sebesar 12,00 %. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata persentase hasil belajar memasangkan puzzle gambar pada siklus I sebesar 77,00 % yang berada pada kategori sedang dan menjadi sebesar 89,00% pada siklus II yang ada pada kategori tinggi. Berdasarkan simpulan diatas disampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1) Disarankan kepada guru, guru diharapkan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan dalam membuat media puzzel gambar yang lebih bervariasi, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. 2) Disarankan kepada kepala sekolah, kepala sekolah diharapkan mampu memberikan suatu informasi mengenai alat peraga puzzle gambar yang berpariatif pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung sacara efektif, dan menyenangkan bagi anak. 3) Terhadap peneliti, disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan media puzzel agar diperhatikan terkait dengan pembuatan media puzzel yang lebih menarik dan tidak monoton.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A.Gede. 2005. Konsep dan Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. -------. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK). Makalah disajikan dalam Workshop Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha, Singaraja 27 September 2010. -------.
2010. Metodologi Penelitian Pendidikan, Suatu Pengantar. Singaraja: FIP Undiksha Singaraja.
Dani Wardani (2009) Bermain Sambil Belajar Permainan Menggali Keunggulan Rahasia Terbesar dari Suatu Permainan., Bandung, Dukasia. Depdiknas (1996) Kurikulum 1994. Jakarta:Badan Litbang Depdiknas. -------. 2006. Panduan Pengelolaan Taman Kanak-kanak Jakarta : Badan Litbang Depdiknas. Esti,
Yuliani (2006) Petunjuk Tehnik Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Faisah
(2008)
Keindahan
Belajar
Dalam Perspektif Pedagogik Memaknai Pengembaraan Dan Penggelutan Masa Inisiatif Di TK Dan Masa Industri Di Kelas Awal SD Sumantri, Mulyani & Permana, Johar, Supriadi. (1999). Stretegi Belajar Mengajar. Depdikbud. Suarni (2011) Modul Psikologi Perkembangan I .Fip Undiksha Singaraja. Undang – undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Indonesia. Koyan, I Wayan, 2009. Statistik Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif), Singaraja. Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - progresif, Jakarta. Kharisma Putra Utama. Riyanto Yatim, 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta. Fajar Inter pratama Offset.