e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA CERITA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK Ni Nyoman Laksmi Trisnawati 1, Ni Ketut Suarni 2, A. A Gede Agung 3 1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Bimbingan Konseling 3 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Perkembangan bahasa anak kelompok A TK Dirgantara Buruan sebelum penelitian ditemukan bahwa masih sangat rendah dengan rata-rata sebesar 51,60%. Hal ini diduga karena anak tidak tertarik pada cerita yang disampaikan ibu guru, kurangnya pemanfaatan media, konsentrasi anak sangat pendek, serta kurangnya kesempatan bagi anak untuk menyampaikan pemikiran dan pendapatnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa setelah penerapan metode Picture and Picture dengan media cerita gambar berseri pada anak kelompok A TK Dirgantara Buruan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan semester II tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah 25 orang anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak dengan media cerita gambar berseri pada siklus I sebesar 66,20% yang berada pada kategori sedang dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 83,30% yang berada pada kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan bahasa dengan menggunakan media cerita gambar berseri sebesar 17,10%. Kata-kata kunci: Picture and Picture, media cerita gambar berseri, perkembangan bahasa. Abstract A group of child language development TK Aerospace Hurry before the study found that there is still very low with an average of 51.60%. This is presumably because the child is not interested in the story told by the teacher, the lack of use of the media, the concentration of very short children, as well as the lack of opportunities for children to express their thoughts and opinions. Therefore, this study aims to determine the increase in language development after the application of the method Picture and Picture by picture story media vibrantly A group of kindergarten children Aerospace Hurry, Penebel District, Tabanan second semester of academic year 2013/2014. This research is an action research conducted in two cycles. Subjects were 25 children. Collecting data in this study carried out by the method of observation. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The results of the data analysis showed that an increase in child language development by media stories pictures beamed on the first cycle of 66.20% which is in the medium category and the second cycle increased to 83.30% which is at the high category. So it can be concluded that an increase in the development of language using stories media images beamed by 17.10%. Title: Picture and Picture, picture media Stories, Language developments.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang pesat. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak usia dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Menurut Undangundang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak untuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Terdapat dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu tujuan utama: membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, tujuan penyerta: membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), kemandirian, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pentingnya pendidikan anak usia dini dalam mengembangkan potensi yang telah dimiliki secara optimal serta langkah awal anak untuk menapaki pendidikan, maka seorang guru perlu mengetahui karakteristik anak usia dini. Adapun karakteristik anak usia dini yakni: memiliki rasa ingin tahu, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar, menunjukkan rasa egosentris, memiliki rentang konsentrasi yang pendek, sebagai bagian dari makhluk sosial. Berdasarkan karakteristik tersebut sebagai seorang guru hendaknya dapat merencanakan rancangan kegiatan pembelajaran serta memfasilitasi kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak. Kegiatan pembelajaran yang menarik yang di dukung dengan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif serta fasilitas yang memadai dapat membantu meningkatkan aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini. Seperti halnya pada anak TK Dirgantara Buruan, anak kelompok A merupakan anak yang tergolong dalam anak usia dini yang memiliki karakterkarakter seperti yang disebutkan di atas. Hal yang menjadi perhatian khusus peneliti pada anak kelompok A di TK Dirgantara Buruan adalah aspek perkembangan bahasanya. Berdasarkan awal observasi yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan bahwa perkembangan bahasa anak dalam kegiatan bercerita pada awal semester I masih sangat rendah yakni sebesar 51,60%. Penyebab rendahnya perkembangan bahasa anak adalah kurang tertariknya anak pada cerita yang disampaikan oleh guru, kurangnya pemanfaatan media, anak kurang konsentrasi dalam mendengarkan cerita, suasana belajar kurang kondusif, serta kurangnya kesempatan bagi anak untuk menyampaikan pemikiran dan pendapatnya. Bertitik tolak dari masalah yang ada, maka dipilihlah metode pembelajaran Picture and Picture membantu meningkatkan perkembangan bahasa
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) anak. Menurut Suyatno (2009:64), Picture and Picture adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan gambar yang dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Picture and Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar (Sprijon, 2009:236). Arini (dalam Nursaadah, 2001), sesuai dengan namanya model pembelajaran Picture and Picture menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasangkan/mengurutkan, mengidentifikasi gambar-gambar menjadi urutan logis. Penggunaan Picture and Picture menunjang proses interaksi belajar anak di kelas karena dapat memusatkan perhatian anak pada pembelajaran dan dapat memotivasi anak untuk giat belajar. Keunggulan dari metode pembelajaran Picture and Picture adalah: guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis, membantu pengembangan respon yang siap dan tepat, memupuk rasa tanggung jawab, memperkuat motivasi belajar, siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar, serta siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Selain model pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran sangat memilki peranan pentingsebagai salah satu komponen system pembelajaran. Menurut Briggs (1977), media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya. Tujuan menggunakan media pembelajaran, yaitu: mempermudah proses belajar mengajar, menjaga relevansi dengan tujuan belajar, membantu konsentrasi belajar siswa, komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar, wahana fisik yang mengandung materi instruksional, serta teknologi pembawa informasi. Pemilihan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Guru dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan
karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak melalui kegiatan bercerita adalah media cerita gambar berseri. Cerita gambar berseri merupakan serangkaian gambar yang terpisah antara satu dengan yang lain tetapi memiliki alur satu kesatuan urutan cerita. Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak. Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran,maupun perasaannya pada orang lain. Anak usia dini khususnya usia 4-5 tahun dapat mengembangkan kosa kata secara mengagumkan. Menurut Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37), mengemukakan bahwa anak usia tersebut memperkaya kosa katanya melalui pengulangan. Bahasa pada anak usia dini umumnya dipelajari dan diperoleh secara alamiah guna beradaptasi dengan lingkungannya sebagai alat sosialisasi. Pada perkembangan bahasa anak usia 45 tahun konsep dasar bahasa yang diperoleh adalah menyimak dan berbicara. Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain (Tarigan, 1981:35). Bercerita dapat melatih pendengaran anak agar dapat berfungsi dengan baik sehingga membantu kemampuan berbicara dengan menambah perbendaharaan kosakata, kemampuan mengucapkan kata-kata dan melatih merangkai kalimat sesuai tahap perkembangannya. Menyimak menurut Anderson (1972:69), bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Tujuan menyimak bagi anak usia dini adalah untuk belajar, untuk memahami, menghayati bahan yang disimak serta menghibur diri. Menurut Bromley (1990) ada tiga jenis menyimak yang dapat dikembangkan bagia anak usia dini yaitu: menyimak informatif, menyimak kritis, dan menyimak apresiatif. Kemampuan menyimak sangat
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mempengaruhi kemampuan berbahasa anak dalam berbicara. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara lanngsung (Dhieni, 2007:3.6). Dengan berbicara, anak dapat mengungkapkan perasaan, keinginan, serta pendapatnya kepada orang lain. Selain itu berbicara membantu anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Vygotsky (1986) menyebutkan tiga tahap perkembangan bicara anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu: tahap eksternal, tahap egosentris dan tahap internal. Setiap anak memiliki perkembangan bahasa yang berbedabeda tergantung dari cara anak memperoleh/mempelajari bahasa itu sendiri. Menurut Petty dan Jensen (1980), perkembangan bahasa merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan 4 faktor yang mempengaruhinya, yaitu: berbedanya cara bagaimana si anak mempelajari bahasa tersebut, berbedanya jenis bahasa yang dipelajari anak, berbedanya karakteristik kepribadian anak dan berbedanya lingkungan tempat proses pembelajaran itu terjadi. Selain hal-hal tersebut, terdapat pula perbedaan individual yang tampak khas pada setiap anak yang mempengaruhi perkembangan bahasa mereka (Hildayani, 2006:11.12), yaitu: kecerdasan, jenis kelamin, kondisi fisik, lingkungan keluarga, kondisi ekonomi, setting social/lingkungan budaya, bilingualism (2 bahasa). Perkembangan bahasa anak usia dini terbentuk sebagai dasar kemampuan seorang anak dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Perkembangan bahasa anak dapat ditingkatkan melalui stimulasi dan motivasi pada aspek dasar menyimak dan berbicara melalui kegiatan bercerita. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Menurut Hamdani (2010:89) “model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis”. Arini (dalam Nursaadah, 2001), sesuai dengan namanya model pembelajaran Picture and Picture menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasangkan/mengurutkan, mengidentifikasi gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Penggunaan model Picture and Picture mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara menyusun sesuatu. Penggunaan model Picture and Picture menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pembelajaran dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di TK Dirgantara Buruan. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014 dari bulan Maret sampai bulan April tahun 2014. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A di TK Dirgantara Buruan pada tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 orang dengan 10 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Anak ini dipilih menjadi subjek penelitian mengingat di kelas kelompok A pada semester II tahun ajaran 2013/2014 di TK Dirgantara Buruan, ditemukan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah perkembangan bahasa anak dalam kegiatan bercerita dengan menggunakan media cerita gambar berseri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Agung (2012:24) penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) merupakan penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), terbatas, segera dan hasilnya untuk
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) memperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran yang sedang berjalan. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani dan Wihardit, 2008:1.6). Berdasarkan pemaparan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat aplikasi, terbatas dan segera yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya untuk memecahkan permasalahan yang ada untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Ada beberapa ahli yang mengemukakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2012:16). Sesuai prosedur penelitian tindakan kelas, yang ditunjukkan pada gambar dua siklus namun tidak menutup kemungkinan berlanjut menjadi beberapa siklus. Berdasarkan siklus PTK, setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi.Dalam penelitian ini direncanakan suatu tindakan yang terbagi menjadi dua siklus. Adapun tindakan yang direncanakan pada tiap siklus adalah sebagai berikut. Siklus I dilaksanakan selama lima kali pertemuan dan pada pelaksanaan pembelajaran langsung mengobservasi perkembangan bahasa anak serta memberikan penilaian perkembangan bahasa anak pada akhir kegiatan. Tema yang digunakan pada siklus I adalah tema binatang. Perencanaan Siklus I. Perencanaan adalah tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil dan refleksi awal, dapat dirumuskan beberapa hal yang perlu direncanakan dalam penelitian ini sebagai berikut, menyusun peta konsep untuk tema binatang, menyusun rencana
kegiatan mingguan (RKM), menyusun rencana kegiatan harian (RKH), menyiapkan format penilaian, mempersiapkan lembar kegiatan untuk anak, mempersiapkan media pembelajaran yaitu cerita gambar berseri yang digunakan untuk membantu anak dalam meningkatkan perkembangan bahasa, menentukan jadwal kegiatan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu metode pembelajaran Picture and Picture dan media cerita gambar berseri, terikat yaitu perkembangan bahasa. Metode pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu metode pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasangkan/mengurutkan, mengidentifikasi gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Metode pembelajaran Picture and Picture dengan media cerita gambar berseri dapat mengembangkan daya imajinasi anak, melatih anak untuk memahami proses cerita mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan sebab akibat sehingga hikmah dari isi dari cerita dapat dipahami, serta membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikasi. Selain memiliki kelebihankelebihan model Picture and Picture juga memiliki suatu kelemahan. Kelemahan model Picture and Picture yaitu memakan banyak waktu serta siswa banyak yang pasif. Untuk mengatasi kelemahankelemahan model Picture and Picture maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni: (1) guru harus mempersiapkan sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan model Picture and Picture, (2) menjelaskan tujuan Picture and Picture kepada siswa, (3) memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya model Picture and Picture. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang dapat
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mengembangkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat menghindari kesalahan dalam memahami konsep-konsep, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang berlangsung. Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional.Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantic (variasi arti), dan pragmatic (penggunaan) bahasa. Dengan bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain. Variabel perkembangan bahasa diukur dari indikator-indikator: mendengar cerita sederhana, menceritakan kembali isi cerita secara sederhana, menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, dimana, dsb, mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar). Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan satu
metode pengumpulan data yaitu metode observasi. Metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu (Agung, 2012:61). Menurut Fridani, dkk (2011:1.17) observasi adalah proses sistematis dalam pengumpulan data/informasi tentang anak dan lingkungannya. Metode observasi digunakan untuk menilai kinerja peserta didik dengan menggunakan instrument berupa rubrik penilaian perkembangan bahasa anak. Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis statistik deskriptif adalah suatun pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif. Sedangkan metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan (Agung, 2010:8). Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat perkembangan bahasa anak Taman Kanak-kanak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
Tabel 1. Pedoman PAP Skala Lima tentang Perkembangan Bahasa Presentase
Perkembangan Bahasa Anak dengan Model Picture and Picture
90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Sumber: Agung (2012:16)
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Pelaksanaan siklus I dirancang dalam lima kali pertemuan dan pada akhir pembelajaran langsung mengevaluasi hasil belajar dan memberikan penilaian perkembangan bahasa pada anak kelompok A yang berjumlah 25 orang. Data hasil perkembangan bahasa anak dalam kegiatan bercerita disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan model Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Pada saat penerapan perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita dengan media cerita gambar berseri, hasil observasi dengan menggunakan lima indikator (lampiran) akan diberi skor (lampiran) untuk masingmasing indikator yang muncul dalam pembelajaran.
Gambar 1. Kurve Poligon Siklus I Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Mo = Me < M (13,00 = 13,00 < 13,24), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data hasil perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita pada siklus I merupakan kurva agak juling positif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor perkembangan bahasa agak cenderung rendah.
Dari pengamatan dan temuan penulis selama pelaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus I terdapat peningkatan perkembangan bahasa dari perkembangan bahasa awal yaitu dari kategori sangat rendah menjadi kategori sedang. Untuk mencapai hasil perkembangan bahasa yang telah ditetapkan yaitu pada kategori tinggi, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ternyata ditemukan hal-hal sebagai berikut.Masih ada beberapa anak yang kurang tertarik dengan cerita yang dibacakan oleh ibu guru karena ekspresi wajah dan intonasi suara ibu guru tidak sesuai dengan karakter yang ada dalam cerita, beberapa anak masih ada yang malu dan ragu-ragu dalam menceritakan kembali isi gambar/cerita serta menjawab pertanyaan seputar isi dari cerita yang dibacakan ibu guru, masih ada beberapa anak kurang berkonsentrasi dalam mendengarkan cerita sehingga pada saat mengurutkan gambar seri masih ada yang keliru. Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal-hal di atas adalah sebagai berikut.Ibu guru berlatih kembali untuk menguasai isi suatu cerita sehingga dapat bercerita dengan ekspresi wajah dan intonasi suara yang sesuai dengan karakter dalam cerita sehingga dalam pertemuan berikutnya anak-anak semakin tertarik untuk mendengarkan cerita, memotivasi anak untuk dapat menceritakan kembali isi cerita yang didengarnya dan dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang isi cerita sesuai bahasanya sendiri dan memberikan pujian agar anak merasa dihargai dengan keberhasilannya, mengkondusifkan suasana kelas dengan menciptakan suasana yang nyaman sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dalam mendengarkan cerita. Siklus II dilaksanakan selama lima kali pertemuan dan setelah pembelajaran selesai langsung dilakukan evaluasi. Tema yang digunakan pada siklus II adalah tema tanaman. Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I, kemudian dilakukan perbaikan tanpa mengubah substansi seperti pada
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) perencanaan siklus I. Data hasil perkembangan bahasa anak dalam kegiatan bercerita yang diperoleh anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan model Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Dari penjelasan distribusi frekuensi hasil perkembangan bahasa pada siklus II dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut.
yang diberikan oleh guru, menjadikan anak dapat melaksanakan kegiatan dengan baik sehingga anak mampu meningkatkan perkembangan bahasanya. Dengan demikian rencana kegiatan harian yang direncanakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana, sehingga hasil perkembangan yang diharapkan dapat tercapai. Secara umum proses pembelajaran dengan penerapan media cerita gambar berseri untuk meningkatkan perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata presentase (M%) perkembangan bahasa dari siklus I ke siklus II, sehingga peneliti memandang penelitian ini cukup sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan
Gambar 2. Kurve Poligon Siklus II Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Mo = Me > M (17,00 = 17,00 > 16,64), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data hasil perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita pada siklus II merupakan kurva juling negatif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor perkembangan bahasa cenderung tinggi. Melalui perbaikan proses pembelajaran dan pelaksananaan siklus I maka pada pelaksanaan siklus II telah mencapai hasil perkembangan pada kategori tinggi yaitu sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Anak-anak kelompok A pada siklus I yang perkembangan bahasanya masih kurang dalam kegiatan bercerita, perkembangannya berubah menjadi semakin baik dalam proses pembelajaran siklus II. Adanya motivasi dan bimbingan
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskripsi kuantitatif memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture dengan media cerita gambar berseri untuk meningkatkan perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita pada siklus I dapat diperoleh hasil rata-rata pembelajaran sebesar 66,20% dan rata-rata hasil perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita pada siklus II sebesar 83,30%. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata presentase hasil perkembangan bahasa anak dari siklus I ke siklus II sebesar 17,10%. Guru memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya dengan menyediakan sarana pendukung perkembangan bahasa anak yaitu cerita gambar berseri. Perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita dengan media cerita gambar berseri dapat mengembangkan imajinasi anak serta anak dapat mengkomunikasikan dan membagikan pengalaman baru yang didapatkannya kepada orang lain. Keberhasilan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Picture and Picture dengan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) media cerita gambar berseri untuk meningkatan perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita ternyata dapat digunakan secara efektif , dan oleh karenanya guru dapat menerapkan media cerita gambar berseri untuk meningkatkan perkembangan bahasa dalam kegiatan bercerita secara intensif dan berkelanjutan guna meningkatkan aspek perkembangan bahasa pada anak usia dini. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana yang telah disajikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.Terdapat peningkatan perkembangan bahasa setelah menggunakan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture dengan media cerita gambar berseri pada anak kelompok A di TK Dirgantara Buruan sebesar 17,10%. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase tingkat hasil perkembangan anak pada siklus I sebesar 66,20% menjadi sebesar 83,30% pada siklus II yang ada pada kategori tinggi yaitu sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini disampaikan beberapa saran sebagai berikut. Kepada guru disarankan untuk lebih meningkatkan perkembangan bahasa dalam bercerita dengan lebih banyak berlatih mengekspresikan wajah dan intonasi suara disesuaikan dengan karakter yang ada dalam cerita sehingga anak didik dapat lebih tertarik untuk meningkatkan perkembangan bahasanya. Kepada kepala sekolah disarankan dapat memberikan informasi tentang media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif, efisien dan inovatif. Kepada peneliti lain disarankan dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan berbagai model dan media pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini untuk meningkatkan 5 aspek perkembangan anak usia dini pada umumnya maupun perkembangan bahasa khususnya.
DAFTAR PUSTAKA Anderson: Paul S.: 1972. Languge Skills in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. (Teori dan Analisis Data dalam PTK). Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. -------.
2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional RI. 2006. Panduan Pengelolaan Taman Kanak-kanak.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI. -------. 2005. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI. -------. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI. -------.
2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.
Dhieni,
Nurbiana. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dhieni,
Nurbiana dan Fridani, Lara. (2007). Metode Pengembangan Bahasa: Hakikat Perkembangan Bahasa Anak. Semarang: IKIP Veteran.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Henry Guntur Tarigan. (1981). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Hildayani, Rini dkk. 2005. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.