PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh: Fitria1, Achmad Dasuki2, Dadang Kurnia3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan ABSTRAK Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dilaksanakan secara kolaburatif dengan dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar khususnya perbendaharaan kata mata pelajaran Bahasa Indonesia pada peserta didik kelas IV melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Citeko 03 yang terdiri atas 40 peserta didik dengan komposisi perempuan 27 peserta dan laki-laki 13 peserta. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata kelas 67 sedangkan siklus 2 meningkat memperoleh nilai 80 Begitu pula pada hasil observasi perilaku peserta didik menunjukan adanya peningkatan pada aspek kerja sama, keaktipan dan penyelesaian masalah peserta didik dengan memperoleh nilai pada siklus 1 yaitu 71 dan siklus 2 yaitu 92. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SD Negeri Citeko 03 kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Selain itu, Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kerjasama, keaktifan dan penyelesaian masalah peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: hasil belajar, picture and picture, Bahasa Indonesia ABSTRACT This study is a class action reseacrh (CAR). it is implemented by combining the two cycles. the main object of this research is to improve learning outcome especially the vocabularies of Bahasa Indonesia subject for the fourth grade students by implementation of cooperative learning model type picture and picture. The subject of this study was the fourth grade students of citeko 03 state Primary school which consisted of 40 student with 27 female and 13 male participants. The implementation of this study was conducted in odd semester of school year 2012/2013. The result showed that the students learning of outcome in filt cycle got scare 67 of class average value while in second cycle increased to be 80 of class average value. As well as on the result of students behavior observatiaon showed the enhancements in cooperative aspect, activity, and students problem solving by got score 71 in first cycle and score 92 in second cycle. This Study concluded that the implementation of Cooperative Learning Model Type of Picture and Picture could improve Bahasa Indonesia subject learning outcome for the Fourth Grade Students of Citeko 03 State Primary School Cisarua District of Bogor Regency. Another thing this learning model could improve collaboration, activity and students problem solving in the learning process. Keywords : Learning outcomes, picture and picture, Bahasa Indonesia Keterangan : 1. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNPAK 2. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK 3. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK
1
Karena itulah pendidik hendaknya menerapkan model pembelajaran terutama model picture and picture karena pada dasarnya peserta didik sekolah dasar masih menyukai gambar-gambar, warna dan gerak sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran picture and picture yang mengurutkan gambar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Citeko 03 Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor semeter I tahun pelajaran 2012/2013, antara lain: 1. Apakah pendidik kurang kreatif dalam menyajikan materi pembelajaran? 2. Apakah motivasi belajar peserta didik kurang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia? 3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia? Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture Model ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif.Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, menurut Warsham dalam Isjooni (2009:22) pembelajaran kooperatif adalah kegiatan mengajar secara kelompok-kelompok kecil, peserta didik belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang berkelompok pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Menurut Eri Murniasih (2000: 44) Pembelajaran kooperatif picture and picture adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh dan merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses
PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan induk dari semua mata pelajaran, jika peserta didik dapat memahami pembelajaran bahasa Indonesia dapat dipastikan nilai mata pelajaran yang lainpun akan meningkat dan sebaliknya jika peserta didik kurang memahami pembelajaran Bahasa Indonesia maka nilai mata pelajaran yang lainpun dapat dipastikan buruk. Dari itulah pendidik harus bias memberikan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik dapat memaknai dan memahami pembelajaran Bahasa Indonesia dengan cara penerapan model-model pembelajaran. Namun, metode ceramah biasanya digunakan pendidik dalam proses pembelajaran, karena metode ini dianggap mudah diterapkan di kelas rendah maupun kelas tinggi selain itu metode ceramah juga tidak memerlukan biaya untuk penyampaian materi. Hampir semua pelajaran menggunakan metode ceramah. Namun dengan penggunaan metode ini peserta didik cenderung pasif dan jenuh, selain itu hasil pembelajaran peserta didik sangat rendah dengan penggunaan metode ceramah. Sekolah telah menetapkan KKM 65 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV (Empat) karena pembelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak mengecoh pemahaman peserta didik sehingga hasil akhir di setiap semester sangat mengecewakan. Dari 40 peserta didik kelas IV (Empat) hanya 37% yaitu 15 peserta didik yang mampu memahami pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu masih banyak kendala yang dihadapi pendidik dalam pembelajaran khususnya yang penulis alami ketika melakukan observasi di kelas VI. Masih banyak peserta didik di kelasVI (Empat) yang belum menguasai pembelajaran Bahasa Indonesia, padahal pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan titik tumpu pembelajaran. Apabila pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik tersebut baik maka sudah dapat dipastikan pembelajaran yang lainnya pun akan berhasil.
2
pembelajaran. Menurut Hamdani (2011:89), Saur (2011: 39), dan Afrisanti Lusita (2011:76) dan Rusman (2010:135) menyatakan bahwa model pembelajaran picture and picture adalah model yang menggunakan media gambar dalam oprasionalnya gambar diurutkan menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasl belajar. Menurut Suprijono (2009:7) “hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentrasi atau terpisah, melainkan komprehensif. Berbeda dengan teori-teori sebelumnya, Hamalik (2008:30) mengemukakan pengertian belajar dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti dan dipahami. Ia mengatakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Teori tersebut memang mudah dimengerti namun tidak menggambarkan batasan yang jelas antara tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Pada Mata pelajaran yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bahasa Indonesia yang mencakup perbendaharaan kata imbuhan medan di. Menurut Rayon (2008:104) perbendaharaan kata adalah bertambahnya jumlah kata secara vertikal (peningkatan jumlah kata yang dipahami dan digunakan seecara tepat) dan secara horizontal (peserta didik semakin mampu memahami dan menggunakan kata dengan makna yang tepat) serta pembelajaran makna denotatif, konotatif, seperti ungkapan, pribahasa dan sebagainya, leksikal, gramatikal, makna morfologi dan makna konteks. Penguasaan kosakata atau perbendaharaan kata dapat dibedakan dalam dua hal menurut Burhan (2010:338) yaitu penguasaan yang bersifat reserpatif dan produktif yaitu penguasaan untuk memahami dan mempergunakannya. Kegiatan
penggunaan kosakata biasanya dapat terlihat dalam kegiatan menyimak dan membaca, sedangkan kemampuan mempergunakan kosakata tampak dalam kegiatan menulis dan berbicara. Sedangkan imbuhan me- dan di-, Kata depan di digunakan untuk menyatakan tempat. Kata depan ke digunakan untuk menyatakan tujuan. Kata depan dari dipakai untuk menyatakan asal, tetapi jika dipakai untuk bertanya bentuknya menjadi di mana, ke mana, dan di mana. ( Kaswan Darmadi, 2008: 37) Berdasarkan pengamatan Fatya ( 2012:62) menyatakan bahwa fungsi imbuhan me- dan di- adalah untuk membentuk kata kerja. Hal ini diperkuat oleh Lamuddin Finoza (2008:78) Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat atau kualitas. kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan perbendaharaan kata Sekolah Dasar Negeri Citeko 03 Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor kelas IV semester I tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Citeko 03 Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor kelas IV semester I tahun pelajaran 2012/2013 yaitu pada tanggal 22-25 Oktober 2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Citekko 03 dengan jumlah peserta didik 40 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 27 perempuan. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Berikut ini disajikan bagan pelaksanaan penelitian :
3
Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar ada 15 orang atau 37%, sedangkan peserta didik yang belum tuntas berjumlah 25 orang atau 63%. 2. Deskripsi Data Siklus I Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar siklus I Pertemuan Kedua No Keterangan Frekuensi Persentase 1. Tuntas 20 50% 2. Belum Tuntas 20 50% Jumlah 40 100%
Gambar 1 Bagan Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988) Refleksi awal adalah kegiatan mengulang atau memberikan tes untuk mengetahui dan mendapatkan data awal sebelum penelitian. Perencanaan Tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah diuji kelayakan masalah yang akan diteliti, kemudian direncanakan tindakan selanjutnya. Pelaksanaan tindakan yaitu kegiatan melaksanakan apa yang sudah direncakanan dibantu oleh tim kolaborator sebagai observer dan penilai proses pembelajaran di kelas. Kemudian observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Evaluasi/refleksi adalah kegiatan mengulas/mengulang materi yang baru saja dipelajari. Berdasarkan hasil refleksi, kolaborator dan guru menyimpulkan apakah tindakan yang dilakukan sudah dapat mencapai keberhasilan dari seluruh indikator yang ditentukan atau belum.
Dari tabel 2 dapat diketahui dari 40 peserta didik terdapat 20 peserta didik atau 50% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai criteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65. Sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 20 peserta didik atau sebanyak 50%.
3.
Deskripsi Data Siklus II Tabel 3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1. 2.
TEMUAN PENELITIAN Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal (Pra Siklus) Tabel 1 Ketuntasan Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus) No Keterangan Frekuensi Persen tase 1. Tuntas 15 37% 2.
Belum Tuntas Jumlah
25
63%
40
100%
Keterangan Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Frekuensi 34 6 40
Persentase 85% 15% 100%
Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 40 siswa terdapat 34 peserta didik atau 85% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65., sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 6 peserta didik atau 15%. PEMBAHASAN Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, dapat dijelaskan sebagai berikut:
4
1.
2.
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai 79 dengan kategori baik, observasi aktivitas peserta didik mencapai nilai rata-rata 71 dengan kategori baik, nilai rata-rata tes hasil belajar 67 dan telah mencapai ketuntasan. Akan tetapi, hasil belajar siklus I secara klasikal belum tuntas karena baru mencapai 50% indikator penelitian. Sedangkan indikator penelitian minimalnya 75% dari jumlah peserta didik mencapai ketuntasan hasil belajar. Setelah dilakukan analisis dan diskusi dengan tim kolaborator, peneliti mendapatkan masukan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan terutama pada penguasaan kelas, dan pada saat penyelesaian lembar kerja peserta didik (LKPD) tepat waktu serta mengurangi jeda bernyanyi pada peserta didik kelas IV. Selain itu, harus lebih banyak melibatkan peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan materi melalui media gambar yang disediakan oleh peneliti ketika pembelajaran sehingga perhatian akan terpusat pada pembelajaran. Setelah mendapatkan masukan ketika diskusi maka peneliti membuat rencana perbaikan pada siklus II. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain; peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu pada siklus I mendapat nilai 79 dengan kategori baik meningkat menjadi 97 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Nilai rata-rata observasi aktivitas peserta didik (keaktifan, kerjasama, dan penyelesaian masalah) pada siklus I yaitu 71 meningkat menjadi 92 dengan kategori sangat baik. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 67 menjadi 80. Dari persentase ketuntasan belajar siswa 50%
meningkat menjadi 85% dan telah tuntas mencapai indikator penelitian secara klasikal 75%. Berikut adalah beberapa foto kegiatan siswa dalam proses pembelajaran:
Gambar 1 Peserta didik sedang mengurutkan gambar yang masih rumpang
Gambar 2 Pendidik sedang memantau pengerjaan lembar kerja Peserta didik aktif penyelesaian lembar kerja secara berkelompok, ada yang menggunting, mengelem dan mengisi soal yang telah disediakan.
Gambar 3 Peserta didik membacakan hasil kerja kelompoknya Peserta didik secara antusia membacakan hasil kerja kelompok walau ada beberapa kelompok yang masih malumalu ketika membacakan hasil kerjanya. suasana kelas yang ramai dan kondusif. Peserta didik terlihat aktif dan dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam kelompok sehingga
5
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture terbukti dapat meningkatkan hasil belajar terutama dalam keaktifan sebagaimana telah dilakukan observasi sebelumnya oleh Dewi Dinarsari dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan model picture and picture untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Gampingan 01, 2011”
Mahayana, Maman S. 2008. Bahasa Indonesia Kreatif. Jakarta: Penaku. Murniasih, Eri. Dkk. 2009. 101 Tips Belajar efektif dan menyenagkan. Jakarta. PT. Sindur Pres Permata, Fatya. 2012. Panduan AYD Saku. Jakarta: Transmedia. Rayon 135. 2012. Guru Kelas. Bogor: Universitas Pakuan.
KESIMPULAN Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar, kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan perubahan aktivitas peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan perbendaharaan kata imbuhan medan di- kelas IV Sekolah Dasar Negeri Citeko 03 Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.
BIODATA PENULIS Fitria, lahir di Bogor, 18 Desember 1989, Agama Islam. Terlahir dari pasangan Bapak H. Udin (Alm) dan Ibu Hj. Aisyah. Tinggal di Jl. Raya Puncak Cisarua Bogor, Gg. Gubug Ngawen Rt 04/ Rw 10 Desa Kopo Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pendidikan formal yang pernah ditempuh di Sekolah Dasar Negeri Citeko 03 Bogor tahun 1994-2000, Sekolah Menengah Pertama Yayasan Sirojul Huda, Bogor Timur tahun 2001-2003, Sekolah Menengah Atas Yayasan Sirojul Huda Bogor Timur tahun 2004-2007, kemudian tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor. Sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang penulis mengemban tugas sebagai guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Citeko 03 Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor
DAFTAR PUSTAKA Agus
Suprijono. 2010. Model-model Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka setia Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka PelajaR Lamudin. 2008. Seminar Bahasa Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara. Lusita, Afrisanti. 2011. Buku Pintar Menjadi Guru Kreatif, insfiratif, dan Inovatif. Yogyakarta: Araska.
6