PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUfNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI IPA TERPADU SISWA SMP NEGERI 16 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh: WILDANUL ACHYAR NIM. E1A 011 062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
2
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi IPA Terpadu Siswa SMP Negeri 16 Mataram Tahun Ajaran 2015/2016 Achyar Wildanul1), Khairuddin2), Afriana Azizah3) Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram 2) 3) Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No.62, Mataram Email:
[email protected]
1)
ABSTRAK Model pembelajaran Picture and Picture merupakan: suatu model belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis, sedangkan pembelajaran berbasis masalah adalah: model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting. Penelitian ini merupakan: penelitian pra-eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperative tipe Picture and picture dengan model pembelajaran berbasis masalah pada materi IPA Terpadu siswa di SMPN 16 Mataram. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016. Populasi penelitian ini adalah: peserta didik kelas VII SMP Negeri 16 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tes hasil belajar peserta didik. Uji hipotesis yang digunakan yaitu: Uji-t. Hasil uji hipotesis bahwa: < yaitu: 1,05 < 2,01 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan model Pembelajaran Picture and Picture di SMP Negeri 16 Mataram. Kata Kunci:
Model Pembelajaran Picture and Picture, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar
3
Students Learning Achievement Distinction Between Using Cooperative Picture And Picture Type And Problem Based Learning In Science Subject Towards Students at SMPN 16 Mataram In Academic Year Of 2015/2016.
Achyar Wildanul1), Khairuddin2), Afriana Azizah3) 1) Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram 2) 3) Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No.62, Mataram Email:
[email protected]
ABSTRACT
Picture and picture model is a learning model using picture which it is placed at arrayed into the right arrangement, where a problem based learning model is design to the out important knowledge for the student. This research type is a pre- experimental to know the distinction of learning achievements in science subject towards students at SMPN 16 Mataram. The research was conducted in February 2016. Population were students of 7 th grade at SMPN 16 Mataram of academic year 2015/2016. Samples were taken by purposive sampling. Instrumen used in this research was learning achievement test. Hypothesis tested using T-Test, the resurt showed that T-count < T-table equal to 1,50 < 2,01 so, Ho accepted, which mean that there was no difference of cooperative picture and picture model and problem based learning towards learning achievement of students at SMPN 16 Mataram.
Keywords : Teady model Picture and Picture, PBL, Learning achievement.
4
PENDAHULUAN Peraturan
Pemerintah
Nomor
19
melatih siswa dalam memecahkan masalah.
Tahun 2005 Pasal 19 mengamanatkan agar
Paradigma pembelajaran yang berpusat pada
pembelajaran dilakukan secara interaktif,
siswa bertujuan untuk memberikan dukungan
inspiratif,
kepada siswa agar dapat mencapai standar
menyenangkan,
menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
kompetensi
serta memberikan ruang yang cukup bagi
pembelajaran tersebut.
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
yang
ingin
dicapai
pada
Melalui pendidikan ilmu pengetahuan
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik,
alam
serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan :
pengetahuan ilmiah dan keterampilan proses
mengajar
harus
yang dapat digunakan dalam kehidupan
[1].
sehari-hari. IPA membentuk sikap ilmiah
Pembelajaran tersebut tentu tidak hanya
siswa seperti: ingin tahu, berpikir terbuka,
mengacu pada keberhasilan belajar siswa
berpikir
yang
tetapi
masalah, membangun sikap peka terhadap
merujuk pada keberhasilan pembelajaran itu
lingkungan dan bisa merespon suatu tindakan.
sendiri.
Pembelajaran IPA pada hakikatnya meliputi
yang
berorientasi
berupa
pada
guru
aktivitas
angka-angka,
Sejalan
pembelajaran
didesain
dengan yang
itu,
siswa
akan
paradigma
berpusat
(IPA),
kritis,
siswa
dapat
keinginan
mempelajari
memecahkan
pada
tiga komponen yaitu: sikap ilmiah, proses
guru(teacher centered) harus diubah menjadi
ilmiah, dan produk ilmiah. Oleh karenanya,
paradigma pembelajaran yang berpusat pada
pembelajaran IPA disekolah tidak hanya
siswa (students centered).
dituntut
untuk
menghafal
konsep
yang
Pembelajaran berpusat pada siswa
diberikan beserta teori-teori sains, tetapi
(students centered) mengubah peran guru
siswa dituntut untuk lebih menguasai konsep
sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai
tersebut yang berkenaan dengan proses
fasilitator, artinya: guru lebih banyak sebagai
bagaimana fakta, konsep dan teori-teori
orang yang membantu siswa untuk belajar.
tersebut
Selain itu, pemilihan model pembelajaran
kenyataannya,
yang lebih menekankan pada keaktifan siswa
dilakukan di sekolah saat ini masih banyak
dan belajar dengan menghadirkan masalah
menggunakan pendekatan pembelajaran yang
nyata yang terdapat di lingkungan sekitarnya
berpusat pada guru (teachers centered) tanpa
dapat melatih keterampilan berpikir siswa dan
memperhatikan aktivitas siswa yang akan
ditemukan
[2].
pembelajaran
Namun
pada
IPA
yang
5
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal
presentasi
ini tidak sesuai dengan Kurikulum Tingkat
kegiatan mengamati dan mengidentifikasi
Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut
materi pelajaran seperti: mengamati gambar
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
yang berkaitan dengan materi pelajaran itu
siswa (students centered) [3].
sendiri.
Hasil
observasi
dan
wawancara
juga
Salah
pembelajaran
melibatkan
satu
tipe
kooperatif
siswa
dari
yang
pada
model
berkaitan
dengan guru ilmu pengetahuan alam (IPA)
dengan hal tersebut adalah: Picture and
yang dilakukan di SMP Negeri 16 Mataram
picture.
menunjukkan bahwa: pembelajaran yang
merupakan: suatu
dilakukan sudah cukup beragam, diantaranya
menggunakan gambar yang dipasangkan atau
dengan
diurutkan menjadi urutan logis [4].
metode
ceramah,
diskusi,
dan
praktikum, namun hal ini kurang mampu
Model
Picture
and
metode
Picture
belajar yang
Selain model di atas, peneliti juga
meningkatkan hasil belajar siswa, dimana
menggunakan
dengan metode pembelajaran seperti: itu
pembanding. Model pembelajaran Problem
siswa terlihat bosan dan kurang antusias
Based Learning (PBL) merupakan: salah satu
mengikuti pembelajaran.
model pembelajaran yang sangat menekankan
Salah satu alternatif yang dapat
pada
model
keaktifan
PBL
sebagai
siswa
sehingga
dapat
dan
mengembangkan
ditawarkan untuk menyelesaikan masalah
menumbuhkan
perlu
paradigma
kemampuan berpikir kritis siswa adalah:
pembelajaran. Sudah seharusnya kegiatan
model pembelajaran berbasis masalah. Model
pembelajaran lebih menekankan pada siswa
pembelajaran berbasis masalah adalah: model
yaitu: menggunakan
pembelajaran yang lebih menekankan pada
pada
adanya
siswa
perubahan
model yang berpusat
(student
centered).
Model
pemecahan masalah atau masalah sebagai
pembelajaran yang sangat menekankan pada
titik
keaktifan
pembelajaran.
siswa
sehingga
dapat
menumbuhkan rasa antusias bagi siswa untuk mengikuti
pembelajaran
atau
dasar
dalam
proses
Berdasarkan latar belakang tersebut di
dapat
atas, maka dilakukan suatu penelitian tentang
meningkatkan hasil belajar siswa adalah:
perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
model
Model
model Pembelajaran kooperatif tipe Picture
pembelajaran kooperatif selain menekankan
and picture dengan model pembelajaran
pada kegiatan siswa dalam hal diskusi dan
berbasis masalah pada materi IPA Terpadu
pembelajaran
dan
tolak
kooperatif.
6
siswa SMPN 16 Mataram tahun ajaran
psikomotor. Instrumen yang digunakan untuk
2015/2016.
mengukur hasil belajar ranah kognitif berupa tes pilihan ganda yang telah valid dan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
reliabel, termasuk
jenis
sedangkan
psikomotor
ranah
digunakan
afektif
lembar
dan
observasi
penelitian kuantitatif bersifat pra-eksperimen
berupa check list yang berisi 10 deskriptor.
(pre-experimental).
tidak
Analisis uji hipotesis menggunakan uji-t
menggunakan kelompok pengendali, maka
dengan bantuan program Microsoft Excel
pelaksana eksperimen tidak beranggapan
2007.
Penelitian
ini
bahwa: perubahan yang terjadi antara hasil pre-test
dan
post-test
disebabkan
oleh
perlakuan eksperimental.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Belajar Kognitif
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di SMP Negeri 16 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah: seluruh peserta didik kelas VII yang terbagi dalam 5 kelas, sampel ditentukan dengan teknik simple random
Data hasil pre-test untuk kelas VII A yang memperoleh nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 28 dengan nilai rata-rata 44,07, sedangkan di kelas VII B dengan di peroleh nilai pre-test tertinggi 52 dan nilai terendah 28 dengan nilai rata-rata 40.
sampling dan diperoleh kelas VII A sebagai kelas yang diberikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan kelas
Data eksperimen
hasil 1
post-test
untuk
yang menerapkan Problem
Based
kelas model
VII B sebagai kelas yang diberikan model
pembelajaran
Learning
pembelajaran Picture and Picture. Materi
memperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai
yang diajarkan dalam penelitian ini adalah:
terendah 72 dengan nilai rata-rata 80,41,
materi Ekosistem.
sedangkan di kelas eksperimen 2 dengan
Variabel bebas dalam penelitian ini
menggunakan model pembelajaran Picture
adalah: model pembelajaran Problem Based
and Picture diperoleh nilai pre-test tertinggi
Learning (PBL) dan model pembelajaran
88 dan nilai terendah 68 dengan nilai rata-rata
Picture and Picture. Variabel terikatnya
78,77. Visualisasi nilai rata-rata pre-test dan
adalah: hasil belajar peserta didik, dalam hal
post-test yang diperoleh pada kelas sampel
ini mencakup ranah kognitif, afektif, dan
tersebut diperlihatkan pada Gambar 4.1 berikut: 7
Grafik Hasil Belajar 90
80.41
dengan nilai ttabel sebesar 2,01, sehingga hasil
78.76
80
analisis tersebut terlihat bahwa: thitung< ttabel (1,05 < 2,01), artinya: bahwa tidak ada
70 Nilai
60
perbedaan hasil belajar peserta didik yang
44.06
50
40
pretest
40
posttest
30 20
model
pembelajaran
PBL
dengan menggunakan model Pembelajaran Picture and Picturedi SMP Negeri 16
10
Mataram.
0 kelas A
kelas B
Gambar1. Diagram batang nilai pre-testdan posttest hasil belajar
yang
menggunakan
Uji perbedaan hasil belajar pada pretest
menunjukkan:
bahwa
pada
kelas
Kelas yang diuji-t adalah: antara kelas
eksperimen 1 yang mengggunakan model
menerapkan
pembelajaran
model
pembelajaran
Based
dengan
menggunakan model pembelajaran Picture
menggunakan model pembelajaran Picture
and Picture. Berdasarkan analisis uji-t untuk
and Picture terdapat perbedaan, tetapi pada
data
pre-test baik kelas eksperimen 1
post-test tidak memiliki perbedaan. Oleh
maupun kelas eksperimen 2 diperoleh nilai
karena itu, analisis data perlu dilanjutkan
thitung sebesar 2,03 pada taraf kesalahan 5%
dengan uji perbedaan rata-rata gain-score
dan dk 53 dengan nilai ttabel. sebesar 2,01,
untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan
sehingga
terlihat
hasil uji-t untuk nilai Gain-score baik pada
bahwa: thitung> ttabel atau 2,03 > 2,01 artinya:
kelas eksperimen 1 maupun pada kelas
bahwa pada nilai pre-test terdapat perbedaan
eksperimen 2 diperoleh nilai thitung sebesar -
hasil belajar peserta didik yang menggunakan
1,51 pada taraf kesalahan 5% dan dk 53
model Problem Based Learning dengan
dengan nilai ttabel sebesar 2,01, sehingga hasil
menggunakan model Pictute and Picturedi
analisis tersebut terlihat bahwa: thitung< ttabel
SMP Negeri 16 Mataram.
(1,51 < 2,01), artinya: bahwa tidak ada
analisis
tersebut
eksperimen
Learning
Problem Based Learning dengan kelas yang
hasil
kelas
Problem
2
yang
perbedaan hasil belajar peserta didik yang Uji-t untuk nilai post-test baik pada kels eksperimen 1 maupun pada kelas eksperimen 2 diperoleh nilai thitung sebesar 1,05 pada taraf kesalahan 5% dan dk 53
menggunakan
model
pembelajaran
PBL
dengan menggunakan model Pembelajaran Picture and Picturedi SMP Negeri 16 Mataram. 8
Kelas Pretest Posttest Gainscore
Varians
PBL PP PBL
67,56 40,96 32,39
PP
35,54
PBL
35,44
PP
35,54
Dk 53 53
53
Perolehan T T hitung tabel 2,03 1,05
-1,51
2,01 2,01
2,01
dilakukan Kesimpul an Terdapat perbedaan Tidak terdapat perbedaan Tidak terdapat perbedaan
oleh
and Picture
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar fisika yang di ajarkan dengan model Problem Based Learning, dengan
siswa
untuk
melihat
eksperimen1
perbedaan
antara
menggunakan
kelas
yang
di
Hasil
ajarkan belajar
model masalah
model yang
pembelajaran (Problem
Based
Learning) lebih tinggi dari pada belajar yang menggunakan
konvensional,
sedangkan
model
penggunaan model Picture and Picture ini
kelas
yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
model
pada penelitian ini sejalan dengan penelitian
Picture and Picture adalah: menggunakan uji-
yang dilakukan oleh Geovanis (2011) yang
t. Berdasarkan analisis data hasil belajar ranah
menyatakan: bahwa model pembelajaran
kognitif, hasil uji hipotesisnya menunjukkan
Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan
nilai thitung adalah: -1,51 pada taraf signifikan
dengan siswa yang menggunakan model
5% harga ttabel = 2,01 karena nilai thitung < ttabel
pembelajaran
maka berlaku H0 diterima. Sehingga, dapat
Penelitian tersebut membandingkan antara
dikatakan tidak ada perbedaan hasil belajar
dua model tersebut di atas.
Problem
yang
menggunakan berdasarkan
Hasil uji hipotesis yang digunakan
(2011)
menyatakan: bahwa model pembelajaran
konvensional. Tabel 1. Hasil Uji-t kelas PBL dengan kelas Picture
Mutoharoh
Based Learning
eksperimen2
yang
dengan
menggunakan
antara kelas yang menggunakan
model
Examples
Adapun
non
examples.
faktor-faktor
yang
Problem Based Learning dengan kelas yang
menyebabkan tidak adanya perbedaan hasil
menggunakan model Picture and Picture.
belajar siswa antara kelas yang menggunakan
Dengan demikian, kedua model tersebut
model Problem Based Learning dengan kelas
memberikan pengaruh yang sama baiknya
yang menggunakan
terhadap hasil belajar IPA siswa. Penggunaan
Picture, antara lain yakni: faktor siswa.
model
yang
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa:
berpengaruh terhadap hasil belajar pada
penyebaran siswa di kedua kelas eksperimen
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
adalah: homogen, sehingga kemampuan siswa
Problem
Based
Learning
model
Picture
and
9
di kedua kelas tersebut sama-sama baik,
mempunyai cara-cara yang berbeda dalam
artinya: siswa pada masing-masing kelas
menyelesaikan masalah tersebut. Menurut [6]
tersebut
menyatakan:
memiliki
karakter
dan
tingkat
kecerdasan yang seimbang. Kecerdasan
bahwa
dalam
penyelesaian
masalah siswa tidak bisa melakukan proses
siswa
berpengaruh
penyelesaian
masalah
secara
individu
terhadap kemajuan belajar. Menurut [5]
melainkan dilakukan secara berkelompok.
menyatakan: bahwa siswa yang mempunyai
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada
tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih
siswa untuk terlibat aktif dalam proses
berhasil dari pada siswa yang memiliki
berpikir
kecerdasan yang rendah. Namun, siswa yang
memungkinkan siswa menjadi narasumber
memiliki kecerdasan yang tinggi belum tentu
bagi teman yang lain untuk mempelajari
berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan
materi pelajaran atau memecahkan suatu
karena belajar adalah: suatu proses yang
masalah
kompleks
sehingga terjalin interaksi sosial dengan
dengan
banyak
faktor
yang
mempengaruhinya.
dan
kegiatan
melalui
belajar
pengamatan
yang
langsung
teman sebayanya. Kedua hal tersebut dapat
Faktor lain yang mempengaruhi tidak
menarik
perhatian
siswa,
meningkatkan
adanya perbedaan hasil belajar siswa dalam
kepuasan siswa, dan lebih percaya diri dalam
penelitian ini adalah: karakteristik dari kedua
melaksanakan
model pembelajaran yang digunakan, dimana
siswa termotivasi untuk belajar. Oleh sebab
masing-masing model pembelajaran mampu
itu guru harus bisa membangun suasana
menarik minat belajar siswa yang akhirnya
kerjasama dan kompetisi yang sehat dalam
berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Pada
proses belajar mengajar sehingga siswa
kelas yang menggunakan model pembelajaran
termotivasi untuk memperoleh yang terbaik
Problem
untuk kelompoknya.
difokuskan
Based
Learning,
atau
pembelajaran
diorientasikan
pada
tugas
Kegiatan
kelompok
yang
dilakukan
proses
melakukan
orientasi
menggunakan model pembelajaran Problem
dirangsang
untuk
berpikir
siswa tentang
Based Learning
pada
selama
pemberian masalah kepada siswa, pada saat masalah,
pembelajaran
sehingga
kelas
yang
menuntut siswa untuk
mengidentifikasi masalah apa yang akan
mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya
diselesaikan dan bagaimana upaya dalam
melalui
kegiatan
pemecahan
masalah
menyelesaikannya. Masing-masing siswa bisa
autentik.
Dengan
menggunakan
masalah 10
autentik siswa merasa materi yang dipelajari
belajar mengajar yang baik. Media gambar
berhubungan
merupakan: salah satu sarana yang dapat
dengan
kehidupannya
dan
akhirnya siswa merasa bahwa: pelajaran
menunjang proses pembelajaran.
tersebut akan berguna untuk kehidupannya. Ini
sejalan dengan pendapat
penerapan
model
yang
pembelajaran Picture and Picture di kelas
menyatakan: bahwa siswa akan tertarik untuk
eksperimen 2, siswa terlihat antusias dalam
belajar jika yang dipelajari itu sedikitnya
mengikuti proses pembelajaran, siswa lebih
sudah
aktif baik dalam kegiatan diskusi maupun
dapat
diketahui
[7]
Selama
atau
dinikmati
manfaatnya.
tanya jawab. Proses pembelajaran tersebut
Pada kelas yang menggunakan model
pada akhirnya akan berimbas pada hasil
pembelajaran Picture and Picture, kegiatan
belajar siswa yang optimal. Pemanfaatan
pembelajaran difokuskan pada penggunaan
media gambar sangat mempengaruhi hasil
media gambar dalam menjelaskan materi
belajar siswa. Oleh sebab itu, penggunaan
pelajaran sehingga tercipta pembelajaran
media gambar dalam kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan dan memotivasi siswa
memberikan pengaruh yang positif terhadap
untuk
hasil belajar siswa [9].
terlibat
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran. Menurut [8] media gambar adalah: media yang mengkombinasikan fakta
2. Hasil Belajar Afektif
dan gagasan secara kuat dan jelas melalui
Berdasarkan penilaian hasil belajar
kombinasi pengungkapan kata-kata dengan
afektif siswa pada kedua kelas eksperimen
gambar. Namun secara khusus media gambar
tersebut dapat dikatakan termasuk dalam
berfungsi:
perhatian,
kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
peningkatan yang dialami siswa pada tiap
memberi variasi pada fakta kemungkinan
pertemuannya.
dilupakan atau diabaikan.
percobaan langsung di lingkungan sekolah
untuk
menarik
Media gambar yang digunakan pada penerapan
model
Picture
and
Picture
dikemas dalam bentuk slide powerpoint sehingga dapat menarik minat siswa untuk memperhatikan materi pelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik berasal dari proses
menyebabkan
Adanya
siswa
praktikum
menjadi
atau
lebih
bersemangat dan antusias dalam belajar. Namun, dalam berdiskusi, terdapat beberapa kelompok yang belum mengikuti kegiatan diskusi
dengan
baik.
Dalam
kelompok
tersebut, hanya satu atau dua orang siswa
11
yang rajin mengisi LKS (Lembar Kerja
nilai hasil belajar psikomorik peserta didik
Siswa), mengungkapkan pendapat dalam
pada tiap indikator berbeda. Hal tersebut
kelompok secara aktif, dan beberapa aspek
dikarenakan
peserta
yang lain. Kelas yang ribut dan dengan siswa
keterampilan
yang
yang banyak membuat pendidik kesulitan
aspeknya. Dilihat dari tiap pertemuan pada
mengatur siswa satu persatu, sehingga saat
aspek psikomotor ini, siswa mengalami
berdiskusi
hasil
peningkatan. Hal ini dikarenakan praktikum
diskusi, beberapa peserta didik tidak ikut
yang dilakukan membuat siswa menjadi lebih
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
terampil
maupun
menganggapi
dalam
didik
memiliki
berbeda
menyusun
pada
tiap
jaring-jaring
Kegiatan pembelajaran pada kedua
makanan dlam suatu ekosistem. Hal ini
kelas yang menerapakan model pembelajaran
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Problem Based Learning maupun model
[11] dalam penelitiannya menyatakan: bahwa
pembelajaran
juga
pembelajaran dengan menggunakan model
melibatkan siswa pada kegiatan percobaan,
pembelajaran berbasis masalah memberikan
berinteraksi langsung dan menjelajahi alam
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
sekitar sehingga menyebabkan siswa menjadi
bekerja
lebih
dalam
Keuntungannya: siswa dapat berkomunikasi
mengikuti pelajaran. Semakin aktif siswa
secara ilmiah dalam suatu kegiatan diskusi,
dalam
Picture
bersemangat
mengikuti
memberikan
banyak
and Picture
dan
antusias
sama
dalam
kelompok.
pembelajaran
akan
memupuk kerja sama tim, meningkatkan
pengalaman
belajar
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
sehingga menyebabkan pemahaman siswa
dan memudahkan pemahaman konsep.
meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hasil analisis tiga ranah hasil belajar
[10] yang menyatakan: bahwa semakin
(kognitif, afektif, dan psikomotor) tersebut
banyak aktifitas yang dilakukan, pemahaman
baik pada kelas yang diterapkan model
siswa semakin bertambah.
pembelajaran
Problem
Based
Learning
maupun pada kelas yang diterapkan model 3. Hasil Belajar Psikomotor
pembelajaran
Picture
and
Picture
Hal yang sama juga terjadi pada
menunjukkan bahwa: ketiganya terkait satu
penilaian hasil belajar psikomotor siswa,
sama lain. Menurut [12] menyatakan: bahwa
dimana kedua kelas berada pada kategori
tiga tipe hasil belajar yang ada sebenarnya
baik, Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata
tidak berdiri sendiri, tapi selalu berhubungan 12
satu
sama
lain
dalam
mengajar, didapatkan bahwa: kedua model
yang
tersebut memberikan dampak yang positif
sebenarnya
dalam meningkatkan hasil belajar peserta
dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap
didik pada ranah afektif dan psikomotor.
dan prilakunya. Makna dari pendapat tersebut
Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa:
menyiratkan bahwa: seseorang yang telah
nilai afektif dan psikomotor peserta didik
menguasai tingkat kognitifnya, maka sikap
pada kelas model Problem Based Learning
dan perilaku orang tersebut sudah dapat
dan dengan kelas model Picture and Picture
diramalkan.
kognitif
tidak jauh berbeda. Hasil perolehan nilai
siswanya baik, maka afektif dan psikomotorik
afektif dan psikomotor pada tiap pertemuan di
siswa tersebut juga akan baik.
masing-masing
kebersamaan, berubah
bahkan
artinya:
tingkat
ada
seseorang
kognisinya,
Singkatnya,
jika
[13] Belajar merupakan: suatu proses
menumbuhkan
kelas
tersebut
kemampuan
dapat
afektif
dan
memperoleh pengetahuan dan pengalaman
psikomotor peserta didik. sedangkan: pada
dalam wujud perubahan tingkah laku dan
ranah kognitif, berdasarkan analisis data di
kemampuan bereaksi yang relatif permanen
dapatkan bahwa: tidak terdapat perbedaan
atau
antara
menetap
individu
karena
dengan
adanya
interaksi
lingkungannya.
Dapat
model
Problem Based
Learning
dengan model Picture and picture.
disimpulkan bahwa: hasil belajar merupakan
Analisis tiga ranah hasil belajar
dampak dari segala proses memperoleh
(kognitif, afektif, dan psikomotor) yang
pengetahuan, hasil dari latihan, hasil dari
ditunjukkan
proses perubahan tingkah laku yang dapat
tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Ketiga
diukur
tes
hasil belajar tersebut saling terkait satu sama
tes
lain. Menurut [14] menyatakan: tiga tipe hasil
baik
melalui
kemampuan
tes
perilaku,
kognitif,
maupun
psikomotorik.
dalam
penggunaan
model
belajar yang ada, sebenarnya tidak berdiri
Berdasarkan
dan
sendiri, tapi selalu berhubungan satu dengan
bahwa:
yang lain. Dalam mengajar guru harus
penggunaan model Problem Based Learning
mengarahkan keaktifan belajar peserta didik
maupun
Picture
untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan
keterampilan
dan menumbuhkan situasi belajar yang
afektif
kondusif
pembahasan
dapat
model
mempengaruhi peserta
hasil
didik.
penelitian
disimpulkan
Picture sikap
dan
Penilaian
and
dan
agar
materi
menjadi
mudah
psikomotor peserta didik dalam proses belajar 13
dipahami dan mendapatkan hasil belajar yang
Universitas Pendidikan Program Studi IPA (4).
baik. Berdasarkan hal di atas, disarankan
[3]
Trianto, 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[4]
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar: Bandung. Pustaka Setia.
[5]
Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
[6]
Jufri, A. W. 2010. Belajar dan Pembelajaran Sains. Mataram: Arga Puji Press.
[7]
Uno, H. B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
agar guru selanjutnya dapat menerapkan beberapa khususnya Problem
model
dalam
pembelajaran,
model
pembelajaran
kedua Based
Learning
dan
model
pembelajaran Picture and Picture pada saat proses
pembelajaran,
namun
perlu
diperhatikan antara kesesuaian materi dengan model yang digunakan, sehingga tujuan dari pembelajaran itu dapat tercapai. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning tidak berbeda dengan hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
Ganesha
[8] [9] Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai. 2005. MediaPengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Picture and Picture pada kelas VII di SMP Negeri 16 Mataram Tahun 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Sanjaya, W. 2006. Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Strategi Kencana
[2]
Anggareni, N., Ristiati, N. dan Widiyanti, N. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. e-jurnal Program Pasca sarjana
[10] Silberman. 2009. Active Learning: 101 Cara Siswa belajar Aktif. Bandung: Nusa Media. [11] Susilo, A. B. dkk. 2012. Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP. Unnes Science Education Journal (1): 12-20. [12] Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
14
[13] Sugihartono, 2007. Psikologi Pendidikan Yogyakarta: UNY Press. [14] Sudjana, N. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
15