e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
PENERAPANAN METODE PICTURE AND PICTURE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI Putu Ngurah Dwija Palguna1, Ni Nyoman Garminah2, Dewa Nyoman Sudana3 1,2,3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas III semester genap SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan mencermati kegiatan proses pembelajaran, dan menemukan permasalahan yang terdapat baik dari perencanaan, proses dan hasil pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, kemudian diberikan suatu tindakan sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes penugasan hasil belajar data dianalisis secara deskriptif penelitian ini dilakukan di SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 14 siswa putra dan 16 siswa putri. Rancangan penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklussiklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/ evaluasi, dan refleksi. Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil-hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa " penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas III semester genap SDN 6 Kubutambahan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dibuktikan pada siklus I keterampilan menulis narasi bahasa indonesia siswa yang dicapai siswa rata-rata kelas sebesar 65 dengan katagori sedang sedangkan KB 70% meningkat ke siklus II keterampilan menulis narasi siswa yang dicapai siswa rata-rata kelas sebesar 77 dengan katagori tinggi, sedangkan KB yang dicapai pada siklus II sebesar 90%. Kata-kata kunci: metode picture and picture, gambar berseri, keterampilan menulis.
Abstract The purpose of this study was to identify the improvement of narrative writing skill of third grade students in odd semester of SD N 6 Kubutambahan, Kubutambahan district, Buleleng regency, in academic year 2014/2015 after the implementation of picture and picture method assisted by picture series media. This study was classroom action based research. The study was done by watching teaching learning process, and finding the problems occur whether in planning, process, and the learning outcomes. The problems were given a treatment as an effort to improve
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 the learning quality. The data of students‟ learning outcomes were obtained by using achievement test method. The data were analyzed descriptively. The study was done at SD N 6 Kubutambahan, Kubutambahan district, Buleleng regency. The subject of the study was student class III of SD N 6 Kubutambahan, Kubutambahan district, Buleleng regency with the number of students were 30 students consisted of 14 male students and 16 female students. The research design was done in the form of cycles. Each cycle consisted of planning, implementation, observation/evaluation, and reflection. Based on the data analysis and the discussion of findings, it can be concluded that “the implementation of picture and picture method assisted by picture series media improved narrative writing skill of Bahasa Indonesia subject of student class III in odd semester of SD N 6 Kubutambahan, Kubutambahan district, Buleleng regency, in academic year 2014/2015. It can be proved on cycle I, in which the average of students‟ narrative writing skill was 65 which are categorized as moderate category, while KB was 70% improved to the cycle II, in which the average of students‟ narrative writing skill was 77 with high category and KB was 90%. Key words : implementation of picture and picture, picture series media, narrative writing
PENDAHULUAN Pada umumnya setiap sekolah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Untuk itu, setiap anak dituntut untuk mampu berbahasa Indonesia yang baik terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis karangan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh anak, karena kemampuan berbahasa tiap anak berbeda. Pada dasarnya kelancaran berbahasa Indonesia berpengaruh dalam menerima pelajaran, baik itu secara lisan ataupun secara tertulis yang dipergunakan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lainnya. “Dalam pelajaran bahasa Indonesia ada dua wujud bahasa yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan yang keduanya perlu senantiasa dibina” (Depdikbud, 1997:1). Dalam kehidupan sehari-hari seseorang mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui bahasa. Bila yang akan diekspresikan itu panjang dan disampaikan secara tertulis maka hal itu disebut karangan. Dengan mengarang orang akan berlatih berpikir secara kreatif, selain itu mengarang dapat menuangkan buah pikiran dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil (Byerne dalam Haryadi, 1997:77)
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas III semester ganjil SD N 6 Kubutambahan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2013/2014 saat dilaksanakannya pembelajaran menulis, guru belum memberikan langkah-langkah yang tepat dalam pembelajaran menulis. Dalam mengarang guru hanya memberikan contoh, mereproduksi, rekombinasi, dan transformasi, mengarang terpimpin dan mengarang bebas. Pada proses kegiatan belajar berlangsung, siswa diberikan gambar berseri tetapi guru belum memberikan suatu bimbingan kepada siswa dalam memanfaatkan media gambar berseri. Akibatnya siswa mengarang bebas tanpa menjelaskan manfaat dari media gambar berseri tersebut.. Hasil dari wawancara dengan siswa pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh imformasi bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Kubutambahan khususnya menulis selalu dianggap sulit. Rasa sulit yang dimiliki siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengarang merupakan bagian dari pembelajaran menulis. Oleh karena itu, dalam pembelajaran mengarang para siswa seharusnya mendapat pembinaan sebaikbaiknya untuk mencapai hasil yang optimal. (a) Salah satu masalah di SDN 6 Kubutambahan dalam pembelajaran adalah masih rendahnya menulis karangan narasi siswa dalam pembelajaran Bahasa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Indonesia. Ini terbukti dari hasil pencatatan dokumen tentang nilai menulis karangan narasi kelas III di SDN 6 Kubutambahan didapatkan bahwa dari 30 orang siswa di kelas III, yang tediri dari 14 siswa putra dan 16 siswi putri. Nilai rata kelas yang diperoleh sebesar 58. (b) Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 60. (c) Dari 30 siswa di kelas III, 14 siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan hasil observasi pada proses belajar mengajar di kelas III SDN 6 Kubutambahan diperoleh data bahwa dalam mengarang keaktifan untuk menemukan topik, membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka karangan menjadi konsep, melakukan perbaikan konsep, memperbaiki karangan tidak terlihat dan keaktifan siswa dalam membuat karangan secara mandiri belum maksimal. Hasil temuan yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran ini hampir semua karangan siswa belum mencerminkan bentuk karangan narasi. Berdasarkan hasil analisis karangan yang dibuat oleh siswa kelas III SDN 6 Kubutambahan yang berjumlah 30 orang, alur cerita belum mencerminkan aspek kronologis, penggunaan kata sambung yang berulang dan penggunaan kalimat yang belum efektif. Terkait hasil analisis karangan, dilakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Berdasarkan identifikasi di atas, dirumuskan bahwa sebab munculnya permasalahan itu karena: a) sebelum mengarang siswa tidak membuat kerangka karangan, b) objek karangan masih bersifat abstrak, c) siswa belum terampil membuat kalimat efektif, d) kurangnya bimbingan dan pengawasan dari guru. Berdasarkan hasil identifikasi di SDN 6 Kubutambahan yang telah dilakukan, hasil mengarang siswa tersebut diupayakan lebih baik dengan menggunakan media gambar berseri secara maksimal. Digunakannya gambar berseri ini dengan tujuan a) siswa akan mengarang dengan menggunakan gambar berseri sebagai kerangka karangannya, b) objek karangan siswa terlihat dekat sesuai
dengan gambar yang ada, c) kalimat yang akan dibuat akan menjadi efektif berdasarkan objek gambar yang ada, dan d) siswa akan lebih mudah dalam membuat karangan karena mendapat bimbingan dan pengawasan secara langsung oleh gurunya. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik, sehingga pada tiap-tiap pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan tanpa menimbulkan kesan yang menjemukan. Penggunaan media pembelajaran yang menarik juga sangat diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran. Sebelum siswa menulis karangan, terlebih dahulu siswa harus bisa menentukan topik karangan. Dalam menulis karangan, siswa perlu mendapatkan bimbingan dari guru. Dari bimbingan tersebut, pemahaman siswa akan terarah pada suatu konsep yaitu menulis karangan. Melalui implementasi strategi AMT (Aktivitas Menulis Terbimbing) siswa dapat menentukan topik karangan yang akan ditulis atas bimbingan guru sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa (Arini, 2005 ). Setelah mendapatkan bimbingan dalam menentukan topik karangan, siswa perlu dilatih untuk menulis pendahuluan dan penutup karangan narasi dengan menggunakan media gambar berseri yang dapat digunakan sebagai strategi, cara atau model untuk mencapai kemampuan menulis pendahuluan dan penutup karangan narasi. Dengan penggunaan media gambar berseri tersebut, kemampuan mengarang narasi siswa dapat meningkat karena siswa terangsang dalam menulis, termotivasi dan aktif dalam kegiatan menulis karangan serta tugas-tugas yang diberikan oleh guru” (Yasa, 2009). Berdasarkan pemaparan di atas, maka dipandang perlu diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri yang memiliki keunggulan guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis, membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu objek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 praktik berpikir, mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Dengan demikian diharapkan penggunaan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri dapat meningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas III Semester Ganjil SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015.. METODE Metode Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Prinsip dasar dalam metode pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut: Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Adapun langkahlangkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Istarani (2011:7) adalah sebagai berikut : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Di samping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana
KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan, penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting. Dari sini guru memberikan apersepsi pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini, guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambargambar yang ada. Pada langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekananpenekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. Guru menyampaikan kesimpulan pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Picture and Picture. Kelebihan metode pembelajaran Picture and Picture, guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis, membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Kekurangan metode pembelajaran Picture and Picture, memakan banyak waktu dan banyak siswa yang pasif. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas, banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain, dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. Seiring dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka dalam proses pembelajaran di sekolah perlu mengadakan pembaharuan dalam pemanfaatan teknologi dalam proses belajar. Media merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya. Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Hamidjojo (1993) menyatakan bahwa media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan , atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Secara implisit media pembelajaran meliputi yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi meteri pelajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, foto,
gambar, grafik. televisi dan computer. Di lain pihak National Education Association memberi definisi media sebagai bentukbentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, dan atau dibaca Arsyad, (2006:5). Dalam proses belajar mengajar, media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi belajar mengajar disebut media intruksional eduktif. Ada berbagai macam media yang dapat digunakan dalam media pembelajaran. Penggunaan media sangat tergantung dari materi pelajaran dan metode mengajar yang digunakan. Secara garis besar media digolongkan menjadi dua yakni, media visual dan media audio. Lebih jauh ditegaskan bahwa media visual adalah alat-alat yang visible artinya dapat dilihat, dan media audio adalah alat-alat yang audible artinya alat-alat yang dapat didengar. Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpukan media adalah segala sesuatu yang dapat diindra (dilihat dan didengar) yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Rohani (1997:3) lebih lanjut mengemukakan beberapa pengertian media pembelajaran sebagai berikut. Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, model, globe dan sebagainya. Peralatan fisik untuk menyampaiakn isi instruksional termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru dan prilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksional edukatif mencakup perangkat lunak (software) dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya sudah dituangkan dalam silabus dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Sarana
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses blajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya”. Jadi media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah. Ada beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar, dan salah satunya adalah media grafis. Rohani (1997:21) menyatakan, media grafis adalah semua media yang mengandung tulisan atau gambar. Lebih lanjut disebutkan jenis-jenis media grafis antara lain, (1) media bagan adalah penyajian diagramatik suatu lambang visual misalnya media bagan pohon, media bagan akar, (2) media grafik ialah media yang membuat penyajian perlakukan data-data bilangan secara diagramatik. (3) media poster yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, siaran atau ide misalnya: penghijauan, poster lalu lintas dan sebagainya. (4) karikatur yaitu bentuk informasi yang selain lucu juga bersifat sindiran. (5) media gambar yaitu media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan. (6) media komik yaitu media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal sehingga berfungsi informatif dan edukatif. (7) media gambar berseri (vitatoon) yaitu media grafis yang digunakan untuk menerangkan suatu rangkaian perkembangan sebab setiap seri media gambar bersambung dan selalu terdiri dari sejumlah gambar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan mencermati kegiatan proses pembelajaran, dan menemukan permasalahan yang terdapat. Baik dari perencanaan, proses dan hasil pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, kemudian diberikan suatu tindakan sebagai
upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan erat dengan masalah pembelajaran sehari-hari di dalam kelas untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara lebih professional. PTK merupakan kegiatan penelitian yang digunakan para guru sebagai upaya untuk selalu membudayakan diri dalam menjalankan dan mengembangkan tugas profesionalnya, khususnya dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas pembelajarannya, dan sekaligus menempatkan posisi guru sebagai peneliti. Penelitian ini dilakukan di SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 14 siswa putra dan 16 siswa putri. Objek penelitian ini adalah metode picture and picture, media gambar berseri dan keterampilan menulis narasi siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Rancangan penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus-siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/ evaluasi, dan refleksi. Adapun unsur-unsur dalam siklus penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. (1) Penjajagan Awal (refleksi awal) dari hasil penjajagan awal terdapat permasalahan yaitu, keterampilan menulis narasi siswa rendah. Untuk itu disusun sebuah rancangan penelitian yang terdiri dari beberapa siklus dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas III SDN 6 Kubutambahan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. a. Rancangan Siklus I (1) Perencanaan, sebelum melaksanakan tindakan, diperlukan perencanaan segala sesuatu yang menunjang proses pelaksanaan tindakan meliputi koordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan menentukan materi
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pembelajaran, menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan, merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam melaksanakan tindakan, menyiapkan media dan sumber belajar yang relevan dan menyiapkan instrumen berupa LKS. (2) Pelaksanaan, setelah merancang perencanaan, dilanjutkan dengan melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan. (3) Observasi atau Evaluasi, setelah melaksanakan tindakan, dilakukan observasi mengenai keterampilan menulis narasi siswa dengan memberikan tugas menulis karangan. (4) Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan, menganalisis pelaksanaan tindakan yang meliputi: (a) Menganalisis tingkat keberhasilan tindakan. (b) menarik simpulan dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, apabila hasil belajar siswa masih belum memenuhi kriteria, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Jika pada siklus II juga belum memenuhi kriteria akan dilanjutkan pada siklus III dan seterusnya. Sedangkan apabila pada siklus I, hasil belajar sudah memenuhi kriteria, maka pelaksanaan tindakan siklus II akan dijadikan perbandingan dengan siklus I. Metode pengumulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah metode tes. Tes yang dilakukan berupa tugas menulis narasi berdasarkan gambar berseri yang diberikan oleh guru. Memberikan tes proses berupa gambar berseri (terlampir), yaitu untuk mengumpulkan data mengenai keterampilan menulis karangan narasi. Metode tes digunakan untuk mengukur keterampilan menulis siswa. Lembar tes akan diberikan pada akhir siklus, apabila belum mencapai kriteria, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu
metode. Instrumen penelitiannya berupa gambar berseri yang diberikan kepada siswa secara acak. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data keterampilan menulis narasi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan data mengenai hasil keterampilan menulis dianalisis dengan menghitung rata-rata kelas, persentase, dan ketuntasan belajar siswa, kemudian persentase hasil keterampilan menulis dikonversikan dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Penelitian mengenai hasil keterampilan menulis narasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dikatakan berhasil jika nilai rata-rata siswa sudah mencapai minimal 60. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal ≥ 75 % (tuntas). . HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada siswa kelas III Semester Genap SDN 6 Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015 yang secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian yang dikumpulkan, yaitu data tentang keterampilan menulis narasi siswa setelah penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas III Semester Genap SDN 6 Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015. Data keterampilan menulis narasi siswa dikumpulkan melalui tes setiap akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan. Analisis data keterampilan menulis narasi siswa dalam mata pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dijelaskan secara berurut sebagai berikut. Pada data awal siswa kelas III Semester ganjil SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Tahun pelajaran 2014/2015, diambil dari nilai ulangan harian mata pelajaran bahasa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Indonesia semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 sebelum tindakan penelitian penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Nilai keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia sebagai data awal sebelum tindakan penelitian yakni nilai rata-rata keterampilan menulis narasi 58 dengan katagori rendah sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa (KKM) baru mencapai 53%. Keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia tersebut yang telah diproses akan dijadikan pembanding keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia setelah dilakukan tindakan penelitian (Siklus I dan seterusnya), sehingga dapat diketahui keterampilan menulis narasi mata pelajaran bahasa Indonesia apakah meningkat atau tidak setelah penerapan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri. Tindakan pembelajaran bahasa Indonesia Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 9 Pebruari 2015 untuk pertemuan pertama. Hari Rabu, 11 Pebruari 2015 untuk pertemuan kedua, selanjutnya hari Kamis, 12 Pebruari 2015 untuk memberikan evaluasi. Pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan berdasarkan pada RPP. Pertemuan ketiga Siklus I untuk memberikan evaluasi Dari hasil perhitungan setelah mempergunakan rumus yang telah ditentukan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Nilai keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia setelah tindakan siklus I yakni nilai rata-rata keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia 65, dengan katagori sedang apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan (data awal) sebesar 58 berarti terjadi kenaikan sebesar 7 poin. Dilihat dari ketuntasan belajar siswa (KKM) maka pada siklus I baru mencapai 70% bila dibandingkan dengan data awal sebelum tindakan siklus I sebesar 53% berarti terjadi kenaikan 17%, dari hasil pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada siklus I ternyata belum mencapai nilai rata minimal 60 sebagaimana yang telah ditetukan pada
kriteria keberhasilan penelitian dan dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar mata pelajaran bahasa Indonesia pada siklus I baru mencapai 70% berarti belum mencapai KKM secara klasikal sebesar ≥75%. Berarti keterampilan menulis narasi pada tindakan siklus I belum mencapai kriteria penelitian tersebut dengan demikian maka tindakan penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III Semester Genap SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh beberapa catatan sebagai hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah dilakukan refleksi ternyata masih terdapat kendala-kendala yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Adapun kendalakendala tersebut sebagai penyebab belum mencapai keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia sesuai atau lebih dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian ini Kendala-kendala yang dialami pada siklus I yang harus diatasi yaitu: (a) Beberapa siswa masih belum konsentrasi penuh dengan cara pembelajaran yang baru. (b) Nampak pelaksanaan kerjasama dalam kelompok belum berjalan lancar karena siswa masih merasa malu karena belum terbiasa bekerja sama dalam kelompok. (c) Kondisi kelompok kerja belum terfokus pada penyelesaian tugas yang diberikan guru, bahkan saling menolak untuk mengerjakan tugas sehingga tugas dalam kelompok masih belum terselesaikan. (d) Siswa belum nampak kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapat kelompok saat melakukan konfirmasi di depan kelas. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut di atas yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I, dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sebagai berikut. (a) Guru harus memberikan motifasi siswa agar
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 berkonsentrasi penuh dalam menyelesaikan tugas. (b) Guru harus memberikan perhatian dan bimbingan pada kelompok kerja untuk berani mengeluarkan pendapat sebagai wujud tanggung jawab kelompok bersama dalam menyelesai tugas kelompok dengan baik. (c) Guru memberikan perhatian dan motivasi kepada masing-masing kelompok untuk terfokus pada penyelesaian tugas yang dibebankan pada kelompok. (d) Guru Membimbing dan memotivasi kepada kelompok untuk percaya diri dalam menyampaikan pendapat sebagai hasil karya sendiri yang dibanggakan. Hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia siklus I dengan beberapa kendala dan alternatif mengatasi kendala tersebut dapat menjadi acuan perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Tindakan pembelajaran bahasa Indonesia Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 16 Pebruari 2015 untuk pertemuan pertama dan hari Rabu, 18 Pebruari 2015 untuk pertemuan kedua, selanjutnya hari Kamis, 19 Pebruari 2015 untuk memberikan evaluasi. Pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan berdasarkan pada RPP seperti pada lampiran no 6 dan Pertemuan ketiga Siklus II untuk memberikan evaluasi dengan menggunakan instrument penugasan. ditentukan sebelumnya maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Nilai keterampilan menulis narasi Bahasa Indonesia setelah tindakan siklus II yakni nilai rata-rata keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia sebesar 77 dengan katagori tinggi Apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 65 berarti terjadi kenaikan sebesar 12 poin. Apabila dilihat dari ketuntasan belajar siswa (KKM) siklus II mencapai 90% bila dibandingkan dengan hasil tindakan siklus I dengan KKM sebesar 70% berarti terjadi kenaikan 20%. Dilihat dari tindakan siklus II maka keterampilan menulis narasi secara individual telah mencapai nilai rata-rata kelas 77 dan persentase ketuntasan belajar (KKM) sudah mencapai 90%
berarti keterampilan menulis narasi pada tindakan siklus II sudah mencapai bahkan telah melebihi kriteria penelitian yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Setelah melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan "penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri pada mata pelajaran bahasa Indonesia Siswa Kelas III Semester Genap SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015 diperoleh beberapa catatan sebagai hasil tes /observasi. Setelah dilakukan refleksi ternyata kendala-kendala yang terjadi pada siklus I relatif sudah dapat teratasi, namun masih ada sedikit kendala bahwa ikut serta siswa dalam menyampaikan pendapat masih belum maksimal ini diperlukan suatu bimbingan dan motivasi agar siswa tetap berusaha mengembangkan dirinya dalam memperluas wawasan dan kemampuan untuk berani menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan karena sudah mencapai bahkan telah melebihi kriteria keberhasilan penelitian. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, setelah penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri pada mata pelajaran bahasa Indonesia Siswa Kelas III Semester Genap SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015. Diperoleh data bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi bahasa Indonesia. Hal ini dapat lihat peningkatan dari sebelum pra siklus, siklus I dan ke tahap siklus II. Nilai rata-rata kelas sebelum siklus penelitian 58 meningkat pada siklus I menjadi 65 dengan katagori sedang persentase KKM sebelum tindakan siklus penelitian 53% meningkat pada siklus I menjadi 70%. Dari Siklus I ke siklus II nilai rata-rata kelas siklus I adalah 65 meningkat pada siklus II menjadi 77 dengan katagori tinggi. Persentase KKM siklus I adalah 70% meningkat pada siklus II menjadi 90% maka dapat dilihat peningkatan secara keseluruhan tindakan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pembelajaran bahasa Indonesia pada penelitian ini terjadi peningkatan apabila dibandingkan sebelum tindakan siklus penelitian sampai pada tindakan siklus II yaitu sebesar 19 poin Dengan demikian maka " penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas III semester genap SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015, hal ini sejalan dengan pendapat Rahmawatiningsih (2010:5) yang mengatakan gambar berseri merupakan urutan gambar, antara gambar satu dengan yang lain saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa. Gambar ini digunakan untuk merangsang daya pikir siswa agar mampu menuangkan ide, gagasan dalam bentuk tulisan narasi. Pelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar berseri merupakan alternatif pengajaran yang sangat menarik dan sangat mendidik bagi peserta didik dan akan mengarahkan peserta didik menuju perkembangan mental. Hal ini berhubungan dengan daya imajinasi dan kreativitas siswa dalam menulis suatu cerita. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil-hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa " penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas III semester genap SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dibuktikan pada siklus I keterampilan menulis narasi bahasa indonesia siswa yang dicapai siswa rata-rata kelas sebesar 65 dengan katagori sedang sedangkan KB 70% meningkat ke siklus II keterampilan menulis narasi siswa yang dicapai siswa rata-rata kelas sebesar 77 dengan katagori tinggi, sedangkan KB yang dicapai pada siklus II sebesar 90%.
Dengan demikian sudah jelas bahwa penerapanan metode picture and picture berbantuan media gambar berseri pada Siswa Kelas III Semester Genap SDN 6 Kubutambahan, kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi mata pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. (a) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan memudahkan siswa untuk memahami konsep mengarang narasi, sehingga keterampilan menulis narasi siswa meningkat. (b) Bagi guru, hasil penelitian ini akan dapat memberikan referensi kepada guru tentang penggunaan media gambar berseri yang dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa di sekolah dasar yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran. (c) Bagi kepala sekolah, hasil Penelitian ini di harapkan dapat menjadi suatu pertimbangan bagi sekolah untuk mengambil suatu kebijakan dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi secara baik, efektif dan efisien di sekolah. (d) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi para peneliti lain serta dapat melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. DAFTAR RUJUKAN Aditya, 2010. Penerapan Media Gambar Berseri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi Siswa Kelas III, Semester 2 SD No. 1 Kalibukbuk. Skripsi ( tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan PGSD, FIP Undiksha Agung,
A.A. Gede. 1999. Evaluasi Pendidikan. STKIP
Pengantar Singaraja:
Arini, Ni Wayan, dkk. 2005. Implementasi Strategi AMT (AktiIIItas Menulis Terbimbing) Pembelajaran Menulis
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 DeskrBahasa Indonesiai pada Siswa Kelas IV SD No. 2 Banjar Bali Singaraja. Penelitian (tidak diterbitkan).Undiksha Singaraja. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996/1997. Mengarang di Sekolah Dasar. Jakarta. Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Pembelajaran. Bandung: Insan Media. Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru ------. 2005. Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sanjaya ,Wina . 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Tarigan, Djago. 1991. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa Tegeh, Made. 2005. Media Pembelajaran. Singaraja : Undiksha.
Yasa,
Sumantara. 2009. Penggunaaan Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang Naratif Siswa Kelas V Semester 1 SD No. 1 Penyabangan. SkrBahasa Indonesiai (tidak diterbitkan). Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar. Undiksha Singaraja