SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V
“Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
MAKALAH PENDAMPING
PENDIDIKAN KIMIA (Kode : B-04)
ISBN : 979363167-8
PEMBELAJARAN INKUIRI REFLEKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERMOKIMIA SISWA SMA Naning Marliani1,*, Anna Permanasari2, Ijang Rohman3 1
2,3
SMAN 1 Cineam Tasikmalaya Indonesia Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
*Keperluan korespondensi: Telp. 081555700995 / email:
[email protected] ABSTRAK Pada umumnya proses pembelajaran termokimia yang dilaksanakan di sekolah hanya berorientasi pada peningkatan keterampilan berpikir tingkat rendah, serta mengabaikan kemampuan lain seperti kemampuan berinkuiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep termokimia yang teruji melalui implementasinya. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode mix methode dengan desain embedded dimana metode kualitatif dan kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis data yang ada. Metode kualitatif menghasilkan data kualitatif yang diperoleh selama penelitian berlangsung, sedangkan Metode kuantitatif menggunakan eksperimen semu dengan the one group pretest posttest desain. Implementasi pembelajaran inkuiri reflektif menggunakan subjek sebanyak 38 siswa kelas XI IPA di sebuah SMA Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Untuk mengetahui keberhasilan implementasi pembelajaran inkuiri reflektif dihitung dengan nilai rata-rata pemahaman konsep siswa dan % N-Gain . Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran inkuiri reflektif mampu meningkatkan pemahaman konsep termokimia, hasil rata-rata pretes dan postes seluruh siswa berturut-turut adalah 13,81 dan 75,37. Sedangkan rata-rata % N-Gain sebesar 72% dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk pemahaman konsep pada masing-masing sub pokok bahasan sistem dan lingkungan, proses ekoterm dan endoterm serta penentuan perubahan entalpi dengan kalorimeter, diperoleh hasil % N-Gain berturut-turut adalah 96%, 88% dan 25%. Kata Kunci: inkuiri, reflektif, dan pemahaman konsep
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
142
ISBN = 979363167-8
PENDAHULUAN Kemampuan
membangun
Tasikmalaya
masih
dimana
bersifat
teacher
sebagian
besar
konsep secara mandiri dapat dimiliki
centered,
oleh
kegiatan pembelajaran berpusat pada
siswa
apabila
pembelajaran
menerapkan
inkuiri.
Bruner
[3],
guru sehingga siswa hanya sebagai
menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
objek
(penemuan) merupakan pembelajaran
Terdapat
yang sesuai dengan hakikat manusia
melaksanakan
untuk
praktikum,
mencari
pengetahuan
secara
dalam
proses
beberapa
pembelajaran. sekolah
kegiatan
namun
yang
eksperimen/
praktikum
yang
aktif. Lebih jauh Dahar mengemukakan,
dilakukan sangat tergantung pada peran
dengan
guru,
inkuiri
menerapkan siswa
pembelajaran
terbiasa
seperti
guru
yang
melakukan
mendemonstrasikan pembuatan bahan
eksperimen dan menemukan sendiri
dan pemilihan alat praktikum. Siswa
konsep
Secara
hanya membaca lembar kegiatan siswa
yang
dipelajarinya.
keseluruhan
dapat
meningkatkan
(LKS) yang sudah dirancang oleh guru
kemampuan
berpikir.
Pembelajaran
lengkap dengan prosedur praktikum
inkuiri
menurut
Schmidt
[5]
adalah
yang
harus
dilakukan
oleh
siswa,
pembelajaran penemuan untuk mencari
sehingga praktikum adalah merupakan
informasi dengan merumuskan suatu
proses untuk pembuktian konsep yang
hipotesis, melakukan observasi atau
telah dipelajari oleh siswa sebelumnya.
eksperimen dalam mencari jawaban
Sementara itu dibeberapa sekolah yang
atau
lain,
kesimpulan
dan
memecahkan
tidak
melaksanakan
praktikum
masalah terhadap pertanyaan dengan
dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis
keterbatasan sarana dan prasarana,
dan logis.
serta
Namun
berbagai
alasan,
keterbatasan
waktu
seperti
dalam
kenyataannya,
melaksanakan praktikum, hal ini di
berdasarkan hasil studi pendahuluan
karenakan guru harus menyelesaikan
dibeberapa sekolah menengah atas di
seluruh materi sesuai dengan target
Kabupaten
kurikum
pembelajaran
Tasikmalaya,
proses
.
Sehingga
proses
yang
dilaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada guru
dibeberapa
sekolah
semata-mata
(teacher centered) lebih mudah untuk
berorientasi
pada
peningkatan
kemampuan
tingkat
rendah
dilaksanakan.
serta
Dengan
pembelajaran
yang
mengabaikan kemampuan lain seperti
dilakukan tersebut, tentunya memiliki
kemampuan
ini
dampak seperti rendahnya penguasaan
proses
konsep yang ditunjukkan rendahnya
menunjukkan pembelajaran
berinkuiri. bahwa kimia
di
Hal
Kabupaten
persentase
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
ketuntasan
pembelajaran
143
ISBN = 979363167-8
kimia
khususnya
pada
materi
mengajar,
siswa
lebih
banyak
termokimia. Hal ini terjadi karena siswa
mendengar dan menulis keterangan
tidak
guru,
terbiasa
membangun
konsep
yang
menyebabkan
isi
secara mandiri, sehingga mereka hanya
pembelajaran
mampu menghafalkan secara verbal
hafalan. Akibat lebih lanjut siswa tidak
dan tidak mampu memahami secara
memahami konsep dengan benar, tidak
mendalam proses pembelajaran yang
memiliki keberanian untuk bertanya,
telah dilaksanakan. Oleh karena itu
yang
model
memahami konsep yang diberikan oleh
pembelajaran
berpusat
yang
kepada
guru
hanya (teacher
menghambat
peningkatan
pemahaman konsep pada siswa. Berdasarkan
hasil
konsep, temokimia
dari
hanya
mengakibatkan
sebagai
semakin
sulit
guru.
centered) apabila terus dipertahankan akan
kimia
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
maka
dilakukan
pengembangan pembelajaran sebagai analisis
merupakan konsep
salah satu alternatif untuk menciptakan proses pembelajaran
yang berpusat
yang bersifat abstrak dan berdasarkan
pada siswa dan mampu meningkatkan
prinsip.
pemahaman
Termokimia
kompleksitas
yang
sehingga
siswa
sebagai
sesuatu
dipahami.
mempunyai sangat
tinggi,
menganggapnya yang
sulit
Rendahnya
untuk
pemahaman
konsep
siswa,
yaitu
pembelajaran inkuiri reflektif. Dengan pengembangan
pembelajaran
inkuiri
reflektif ini siswa dapat menjadi subjek selama
proses
pembelajaran
konsep ini disebabkan oleh banyak
berlangsung, sehingga mereka akan
faktor
mendapatkan pengalaman belajar yang
seperti
metode
pembelajaran
yang kurang sesuai dengan karakteristik
nyata.
materi
sebagai fasilitator dan motivator untuk
termokimia,
pembelajaran
klasikal
strategi yang
hanya
berpusat pada guru, dan masih banyak faktor
lainnya.
Liliasari
[6],
Menurut
rendahnya
keberhasilan
guru
berfungsi
pelaksanaan
proses
pembelajaran. Dengan
penelitian penguasaan
Sedangkan
pembelajaran
inkuirii
reflektif siswa tidak harus menghafalkan
konsep kimia disebabkan oleh pola pikir
konsep-konsep,
rasional
pada
mampu merefleksikan konsep-konsep
pembentukan sistem konseptual kimia.
yang dimiliki. Menurut Rushed dan
Hal
Jason
ini
yang
rendah,
dikarenakan
guru
pada
[12]
tetapi
dengan
siswa
harus
menggunakan
pengajarannya kurang variatif, hanya
pembelajaran inkuiri merupakan langkah
menggunakan
awal untuk melakukan refleksi. Siswa
kecenderungan
pada
salah satu metode saja, sehingga siswa
dapat
kurang
pertanyaan
aktif
dalam
proses
belajar
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
menggunakan yang
pertanyaan-
berdasarkan
pada
144
ISBN = 979363167-8 proses yang terjadi di lingkungan sekitar
orang. Data yang diperoleh selama
untuk memunculkan ide barunya sendiri
penelitian berupa hasil pretes, postes,
atau
suatu
lembar observasi dan angket siswa.
analisis dari fenomena yang ada. Siswa
Instrumen terdiri dari 6 soal essay
juga dapat menggunakan pertanyaan
disertai
untuk proses yang lebih dalam yang
digunakan pada pretes dan postes.
diperoleh dari hasil refleksinya. Lebih
Teknik analisis data menggunakan uji
jauh
normalitas,
untuk
mengembangkan
Rushed
dan
Jason
[12],
menyatakan bahwa inkuiri dan refleksi dapat
meningkatkan
tidak
uji
penskoran
yang
homogenitas,
dan
penentuan N-Gain.
keterampilan
berpikir kritis. Sedangkan proses refleksi diri
pedoman
hanya
meningkatkan
keterampilan
berpikir
kritis
membantu
siswa
tetapi
membangun
pengetahuaan/konsepnya
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses merupakan siswa
pembelajaran
proses
sebagai
interaksi
subjek
antara
pembelajaran
secara
dengan guru yang bertindak sebagai
Oleh karena itu inkuiri yang
fasilitator. Pembelajaran inkuiri reflektif
dibangun adalah inkuiri reflektif. Dengan
menempatkan siswa sebagai subjek
pembelajaran inkuiri reflektif diharapkan
dalam pembelajaran, agar siswa mampu
siswa
belajar
mandiri.
mampu
meningkatkan
pemahaman konsep termokimia.
berdasarkan
pengalaman.
Dengan pembelajaran inkuiri reflektif siswa
mampu
memahami
secara
mendalam seluruh kegiatan yang telah
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dengan
dilakukannya, sehingga siswa harus
menggunakan mix methode [2] dengan
lebih fokus dan lebih memahami materi
desain “embedded” di mana metode
yang dipelajarinya. Untuk mengetahui
kualitatif dan kuantitatif dipergunakan
apakah pembelajaran yang dilakukan
untuk menganalisa data yang ada.
memberikan
Metode kualitatif menghasilkan data
pemahaman
konsep
kualitatif yang diperoleh selama proses
dilakukan
pengukuran
pembelajaran berlangsung, sedangkan
menggunakan tes tertulis sebelum dan
Metode
sesudah
kuantitatif
menggunakan
pengaruh
terhadap
siswa
pembelajaran.
maka dengan
Data
yang
eksperimen semu dengan the one group
diperoleh yaitu nilai rata-rata pretes,
pretest posttest desain. Penelitian ini
postes,
dilakukan di salah satu kelas XI IPA
dilakukan analisis dan dibandingkan.
SMAN
Berikut ini hasil penguasaan konsep
C di Kabupaten
Tasikmaya
Provinsi Jawa Barat Indonesia dengan
dan
N-Gain.
Kemudian
siswa secara keseluruhan.
jumlah subjek penelitian sebanyak 38
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
145
ISBN = 979363167-8
Langkah dilakukan
selanjutnya
perhitungan
mengetahui
sejauh
implementasi reflektif
adalah
N-gain mana
untuk
dampak
pembelajaran terhadap
inkuiri
peningkatan
pemahaman konsep termokimia siswa. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
dinyatakan
keseluruhan Gambar 1. Hasil Penguasaan Konsep
siswa
bahwa
secara
mempunyai
nilai
rata-rata N-Gain (%) yang diperoleh sebesar 72% dan tergolong dalam
Gambar
1 menunjukkan nilai
rata-rata pretes dan postes seluruh siswa secara berurutan adalah 13,81 dan 75,37. Berdasarkan analisis hasil pretes
siswa
menunjukan
bahwa
kemampuan awall siswa tentang materi termokimia
sebelum
pembelajaran
inkuiri reflektif cukup rendah. Dengan rata-rata
sebesar
dinyatakan
siswa
materi
13,81 belum
termokimia.
implementasi
dapat
memahami
Hasil
pembelajaran
setelah inkuiri
reflektif
dinyatakan bahwa seluruh
siswa
mengalami
peningkatan
kategori tinggi [10]. Dari 38 siswa yang menjadi subjek penelitian, terdapat 18 orang siswa atau sebanyak 47,37% siswa mempunyai kategori N-gain tinggi dan 20 orang siswa atau 52.63% siswa mempunyai kategori N-gain sedang. Perolehan nilai masing-masing siswa tersebut
siswa, dengan rata-rata nilai postes sebesar
75,35.
Berdasarkan
tersebut
dapat
dinyatakan
pembelajaran meningkatkan
inkuiri
reflektif
pemahaman
data bahwa dapat konsep
termokimia. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Rusche dan Jason [12] yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan inkuiri reflektif dapat meningkatkan pemahaman siswa.
didukung
oleh
berbagai faktor seperti aktivitas siswa selama
proses
pembelajaran
inkuiri
reflektif berlangsung, dan kebiasaan siswa untuk untuk mengulang kembali materi yang sudah dipelajari atau belajar secara mandiri di rumah.
pemahaman konsep termokimia. Hal ini ditunjukkan peningkatan nilai postes
tentunya
Berdasarkan
Hasil
Analisis
masing-masing subjek nomor 5 dengan nama
AD,
siswa
AD
ini
awalnya
memperoleh nilai postes sebesar 30 dalam urutan 5 besar teratas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa AD awalnya mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan
dengan
siswa
yang
lainnya. Namun setelah implementasi pembelajaran inkuiri reflektif siswa AD memperoleh nilai 73 dengan nilai N-gain sebesar 0,61 maka AD dikategorikan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
146
ISBN = 979363167-8 berkemampuan sedang. Sedangkan tiga
proses
siswa lain yaitu A, B dan K yang
terletak pada proses berinkuiri tetapi
awalnya memperoleh nilai pretes sama
juga
dengan
mampu
selama proses pembelajaran seperti,
memperoleh nilai yang sangat bagus.
berpikiran terbuka, tanggap terhadap
Siswa
postes
permasalahan dan lebih peka terhadap
tertinggi sebesar 90, siswa B mempoleh
lingkungan sekitar [11]. Faktor lain yang
nilai
dimungkinkan
AD
A
ternyata
memperoleh
sebesar
88
memperoleh nilai
nilai
dan
siswa
K
pembelajaran
ditekankan
tidak
pada
hanya
sikap
siswa
mempengaruhi
87. Ketiga siswa
kurangnya pemahaman konsep siswa
tersebut dikelompokkan dalam kategori
AD adalah pola belajar mandiri di
N-Gain tinggi.
rumah. Dari data wawancara terstruktur
Perolehan nilai AD disebabkan
siswa
AD
belum
secara
kontinyu
oleh beberapa faktor, seperti aktivitas
meluangkan waktu untuk belajar madiri
AD pada saat pembelajaran inkuiri
di rumah guna mengulang kembali
reflektif pada materi termokimia, selama
materi yang sudah dipelajarinya. Hal ini
proses pembelajaran inkuiri reflektif AD
tentu saja mempengaruhi pemahaman
terlihat kebingungan, dia merupakan
yang diperoleh siswa AD. Pengetahuan
anggota kelompok 9, sebagaimana telah
baru yang diperoleh seharusnya perlu
diuraikan
dilakukan
sebelumnya
kelompok
9
pengulangan
atau
merupakan kelompok yang kurang bisa
pemanggilan kembali agar pengetahuan
bekerja sama antara satu anggota
tersebut dapat tersimpan dengan baik di
dengan anggota yang lainnya, sehingga
long
sangat
dimungkinkan
memahami
dengan
term
AD
belum
didasarkan
baik
materi
Lockhart
siswa.
memory pada
[9]
teori
tentang
Hal
Craik the
ini dan
depth-of-
termokimia. Hal ini didukung dengan
processing approach yang menyatakan
data wawancara terstruktur dengan AD
bahwa
yang menyatakan bahwa pembelajaran
informasi
inkuiri
diperoleh dari pengulangan yang baik
reflektif
yang
dilaksanakan
proses
penyimpanan
secara
mendalam
berjalan kurang efektif, karena menurut
dengan
AD masih banyak siswa yang tidak
sehingga
berkerja sama dengan rekan dalam
disimpan secara permanen.
kelompoknya.
yang
suatu
informasi
akan
banyak, dapat
Sedangkan ketiga siswa lainnya
Sikap AD yang kurang aktif selama
intensitas
suatu
proses
pembelajaran
inkuiri
A berada dikelompok 2, B berada di kelompok 5 dan K berada di kelompok
reflektif bertentangan dengan pendapat
4.
Dewey [7]
melaksanakan
yang menyatakan bahwa
penerapan konsep inkuiri reflektif pada
Ketiga
kelompok
ini
pembelajaran
mampu inkuiri
reflektif dengan baik, mereka dapat
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
147
ISBN = 979363167-8
bekerja sama dengan baik di dalam
ditunjukkan
kelompoknya masing-masing. Sehingga
postes sebesar 75 dan nilai N-Gain 0,74
masing-masing anggota kelompok dapat
dengan kategori tinggi. Peningkatan
melakukan
pemahaman
reflektsi
pembelajaran,
selama
proses
Sehingga
dengan
perolehan
konsep
nilai
tersebut
dapat
disebabkan beberapa faktor, seperti
dikatakan bahwa kelompok 2, 4 dan 5
aktivitas selama pembelajaran. Siswa
adalah kelompok terbaik. A, B, dan K
AL berada pada kelompok 2, sebagai
selalu aktif untuk belajar berdasarkan
mana
pengalaman sendiri, sehingga mereka
kelompok
mampu membangun konsep secara
dengan baik. Sehingga AL dapat terlibat
mandiri dengan baik. Hal ini sejalan
aktif selama proses pembelajaran, dia
dengan hasil penelitian Guthrie [4] yang
mampu
menyatakan
belajar
bahwa
dengan
belajar
telah
dipaparkan
ini
dapat
bekerja
memperoleh yang
sebelumnya
nyata
sama
pengalaman dan
dapat
berdasarkan pengalaman siswa akan
membangun konsep yang dipelajarinya
mampu lebih fokus dan lebih memahami
secara mandiri. Hal ini sesuai dengan
materi yang dipelajari lebih mendalam.
pendapat
Peningkatan pemahaman konsep ketiga
menyatakan
siswa
pembelajaran
tersebut
juga
ditunjang
Loo dan Thorpe [8] yang bahwa reflektif
dengan siswa
akan
kebiasaaan mereka yang secara kontinu
memperoleh
mengulang kembali materi yang telah
mendalam berdasarkan pengalamannya
dipelajarinya.
wawancara
sendiri dan akan memberikan makna
ketiganya meluangkan waktu antar 1
terhadap proses pembelajaran yang
sampai 2 jam setiap hari untuk belajar
sedang berlangsung. Sejalan dengan
secara
hal
Dari
mandiri
hasil
di
rumah.
Karena
tersebut
frekuensi mereka mengulang kembali
menyatakan
materi
reflektif
maka
mereka
mampu
pemahaman
Kobert bahwa
yang
(1995)
juga
pembelajaran
dapat
meningkatkan
menyimpan materi tersebut di long term
kemampuan belajar secara individu,
memory dan mereka mampu memahami
termasuk keterampilan berpikir kritis dan
materi termokimia dengan baik.
kreatif , selain itu dengan pembelajaran
siswa
Demikian juga yang terjadi pada
ini
AL,
semangat sebagai individu dan anggota
meskipun
awalnya
AL
memperoleh nilai pretes sebesar 5 dan
setelah
pembelajaran
inkuiri
akan
meningkatkan
dalam kelompok [7].
berada pada urutan ketiga dari bawah, namun
diharapkan
Peningkatan pemahaman konsep yang
terjadi
pada
siswa
AL
juga
reflektif pada materi termokimia, AL
dimungkinkan karena faktor lingkungan
mampu
meningkatkan
teman-teman dalam kelompoknya yang
konsep
termokimianya.
pemahaman Hal
ini
mampu bekerja sama dengan baik dan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
148
ISBN = 979363167-8
saling
membantu
pembelajaran,
selama proses
proses tersebut
menunjukkan keberhasilan teori belajar
implementasi
pembelajaran
inkuiri
reflektif pada masing-masing sub pokok bahasana pada materi termokimia.
Bruner [1] tentang konsep scaffolding yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses bagi seorang siswa yang dibantu oleh guru atau orang yang
lebih
mampu
(teman
sebaya
dalam kelompoknya) untuk mengatasi permasalahan
atau
menguasai
keterampilan yang sedikit di atas tingkat perkembangangannya saat ini. Konsep scaffolding ini sesuai dengan konsep zone of proximal development yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky [1], zona diantara tingkat perkembangan siswa
dan
tingkat
potensialnya,
perkembangan
dimana
siswa
akan
mencapai zone of proximal development dengan tantangan dan bantuan yang tepat dari guru dan teman sebaya yang
Gambar 1. Rata-rata pretes, postes dan N-Gain pada masing-masing sub pokok bahasan Keterangan sub pokok bahasan: 1. Sistem dan lingkungan 2. Proses eksoterm dan endoterm 3. Penentuan perubahan entalpi dengan kalorimeter
lebih mampu.
Berdasarkan data pada Gambar
Tahap
selanjutnya
dilakukan
analisis terhadap pemahaman konsep masing-masing pokok bahasan yang terdapat
dalam
materi
termokimia.
Secara garis besar materi termokimia yang dipelajari dengan strategi inkuiri reflektif adalah sistem dan lingkungan, proses eksoterm dan endoterm serta penentuan besarnya perubahan entalpi dengan
menggunakan
Perhitungan
secara
kalorimeter.
terperinci
hasil
pretes, postes dan N-Gain siswa pada masing-masing
sub
pokok
bahasan
dapat dilihat pada lampiran 23. Gambar 1.berikut ini menunjukkan dampak hasil
1 di atas di ketahui bahwa sub pokok bahasan
sistem
mempunyai persentase
nilai
dan
lingkungan
tertinggi
masing-masing
dengan rata-rata
pretes sebesar 31,6, postes sebesar 98,7
dan
Berdasarkan
N-Gain data
sebesar
tersebut
96.
dengan
perolehan rata-rata N-Gain 0,96 maka ketercapaian
konsep
sistem
dan
lingkungan termasuk dalam kategori tinggi,
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa siswa sudah memahami konsep sistem dan lingkungan dengan sangat baik. Selanjutnya pada
sub pokok
bahasan proses eksoterm dan endoterm
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
149
ISBN = 979363167-8
diperoleh
persentase
nilai
rata-rata
maka siswa diminta untuk menentukan
pretes sebesar 17,98, postes sebesar
manakah yang merupakan sistem dan
90,38 dan N-Gain sebesar 88. Dapat
manakah yang merupakan lingkungan.
dinyatakan bahwa siswa memahami
Berdasarkan hasil jawaban siswa, 100%
konsep proses eksoterm dan proses
siswa mampu menentukan sistem dan
endoterm dengan sangat baik karena
lingkungan yang ada pada pelarutan
menurut kategori N-Gain 0,88 tergolong
CuSO4, sistemnya terdiri dari larutan
dalam kategori tinggi. Sedangkan pada
CuSO4, padatan CuSO4 yang terlarut
konsep
sempurna, dan air yang melarutkan
perubahan
perolehan
entalpi
persentase
nilai
hasil
rata-rata
CuSO4.
Sedangkan
lingkungannya
pretes sebesar 0,52, postes sebesar
adalah sisa CuSO4 yang tidak larut,
25,2
tabung reaksi sebagai tempat terjadinya
dan
Berdasarkan konsep
N-Gain
sebesar
kategori
N-Gain
perubahan
entalpi
25. pada
proses
siswa
disekitarnya.
mencapi tingkat yang rendah. Pada konsep
perubahan
entalpi
belum
pelarutan
dan
Untuk soal kedua siswa diminta untuk
menentukan
sistem
seluruhnya siswa memahami konsep ini
lingkungan
pada
dengan baik. Sehingga perlu penguatan
natrium
karbonat
oleh
Berdasarkan
guru
pada
pembelajaran
udara
prose
hasil
dan
pelarutan (Na2CO3).
jawaban
siswa,
selanjutnya tentang cara penentuan
sebanyak 36 orang dapat menjawab
besarnya perubahan entalpi dengan
dengan benar dan 2 orang menjawab
kalorimeter.
Berikut
ini
deskripsi
kurang
pemahaman
konsep
pada
masing-
dinyatakan bahwa 95% siswa mampu
masing sub pokok bahasan pada materi
menjawab dengan benar. Dua orang
termokimia.
siswa yang menjawab kurang lengkap
lengkap.
Sehingga
dapat
hanya mendapat point 5 seharusnya 1. Sistem dan Lingkungan Pada
sub
point total jika jawaban benar adalah 10.
pokok
bahasan
Dua siswa tersebut adalah AI dan Y.
sistem dan lingkungan siswa diberikan
Mereka
dua soal tentang proses melarutkan
benar manakah yang merupakan sistem
tembaga (II) sulfat (CuSO4) dan natrium
dan lingkungan, namun mereka belum
karbonat (Na2CO3). Pada soal pertama,
mampu memberikan alasan terhadap
diberikan
proses
jawaban mereka. Mereka belum mampu
pelarutan CuSO4, setelah dikocok dan
menjelaskan dengan baik dan benar
terbentuk larutan ternyata tidak seluruh
apakah definisi sistem dan lingkungan.
CuSO4
fenomena
larut
tentang
dengan
mampu
menjawab
dengan
sempurna.
Berdasarkan pada fenomena tersebut
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
150
ISBN = 979363167-8
2. Proses Eksoterm dan endoterm Pada
sub
bahasan
proses tersebut dari perubahan suhu
proses eksoterm dan endoterm siswa
yang terjadi pada kedua fenomena
diuji dengan tiga soal yang dapat dilihat
diatas.
pada lampiran 12. Pada soal pertama,
ditandai
siswa diberikan dua buah fenomena
contohnya
yang
kalsium
sangat
pokok
baik. Siswa mampu membedakan kedua
berbeda
yaitu
proses
Dimana
proses
dengan
eksoterm
kenaikan
pada
proses
karbida,
suhu
pelarutan
sedangkan
proses
pelarutan karbit (CaC2) dan proses
endoterm ditandai dengan penurunan
menuangkan alkohol ke dalam gelas
suhu contohnya pada saaat alkohol
beaker
dituangkan dalam gelas beaker maka
yang
kosong.
Dari
kedua
eksperimen tersebut terjadi perubahan
dinding gelas akan terasa dingin.
suhu yang sangat berbeda, pelarutan
Untuk
sub
pokok
bahasan
karbit akan mengalami kenaikan suhu,
proses eksoterm dan endoterm, soal
sedangkan alkohol akan mengalami
kedua disajikan sejumlah data hasil
penurunan
pengamatan suatu eksperimen, siswa
suhu.
Kemudian
siswa
diminta untuk mengajukan beberapa
diminta untuk
pertanyaan yang berhubungan dengan
tersebut. Berdasarkan data yang ada
kedua fenomena tersebut, siswa diminta
siswa
mengajukan rumusan hipotesis yang
manakah
tepat,
terikat,
eksoterm dan endoterm. Berdasarkan
siswa
hasil analisis terdapat 36 (95%) siswa
diminta untuk menentukan prosedur
menjawab benar sedangkan 1 siswa
eksperimen yang baik serta menentukan
menjawab tidak lengkap, dan 1 siswa
manakah
lainnya
bebas,
menentukan dan
variabel
variabel
yang
kontrol,
termasuk
proses
menginterpretasi data
diminta
untuk
yang
menunjukkan
merupakan
tidak
proses
menjawab.
Secara
eksoterm dan proses endoterm. Dari
keseluruhan siswa mampu menentukan
kelima pertanyaan pada soal pertama ini
proses
12 orang yang mendapat skor tertinggi
berdasarkan data hasil percobaan.
30,
sedangkan
26
orang
rata-rata
eksoterm
Soal
dan
endoterm
selanjutnya
siswa
mendapat skor 27. Pada umumnya
diberikan dua buah Gambar diagram
siswa
tingkat energi.
masih
kesulitan
untuk
Berdasarkan gambar
menentukan variabel bebas, terikat dan
tersebut
variabel kontrol. Mereka masih kesulitan
menentukan mana yang merupakan
membedakan
proses
variabel
variabel
eksoterm
dan
mana
untuk
yang
merupakan proses endoterm, kemudian
umum
siswa diminta untuk memberikan alasan
mereka mampu mementukan proses
untuk masing-masing jawaban mereka
eksoterm dan endoterm dengan sangat
serta siswa diminta untuk menuliskan
Namun
dalam
dan
diminta
suatu
eksperimen.
kontrol
bebas
siswa
secara
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
151
ISBN = 979363167-8
persamaan termokimianya. Dari tiga
indikator yang berbeda. Yang kedua
buah pernyaan yang diajukan terdapat
kurangnya
15
menjawab
mempelajari materi kimia yang berbasis
dengan baik dan memperoleh skor
operasi matematik. Sehingga kesulitan
tertinggi yaitu 15, sedangkan 23 siswa
untuk menyelesaikan soal yang banyak
rata-rata mampu menjawab dengan skor
menggunakan operasi matematik.
siswa
11.
yang
Secara
mampu
umum
menentukan
kesiapan
siswa
dalam
mereka mampu
proses
eksoterm
dan
KESIMPULAN
endoterm berdasarkan Gambar diagram
Berdasarkan
hasil
penelitian
tingkat energi, namun mereka belum
dan pembahasan yang sudah dilakukan,
bisa
dapat
memberikan
penjelasan
yang
disimpulkan
bahwa
dampak
terperinci sesuai dengan Gambar yang
implementasi
ada, sehingga mereka belum mampu
reflektif pada pokok bahasan termokimia
memberikan alasan yang tepat. Untuk
secara
menuliskan
meningkatkan
seluruh
persamaan siswa
termokimia
mampu
menulis
persamaan termokimia dengan benar.
pembelajaran
keseluruhan
inkuiri
mampu
pemahaman
konsep
termokimia siswa dengan kategori NGain tinggi dan sedang. Pemahaman konsep siswa tentang materi termokimia
3. Penentuan
Perubahan
Entalpi
dengan Kalorimeter Untuk
sub
pada
masing-masing
sub
pokok
bahasan yaitu sistem dan lingkungan
pokok
bahasan
dapat dikategorikan tinggi, pada sub
ketiga penentuan perubahan entalpi
pokok proses eksoterm dan endoterm
dengan
juga
kalorimeter,
kemampuan
dapat
dikategorikan
tinggi,
pemahaman konsep ini siswa masih
sedangkan pada sub pokok bahasan
rendah. Dengan perolehan rata-rata %
penentuan perubahan entalpi dengan
N-Gain sebesar 25 maka termasuk
kalorimeter dikategorikan rendah.
dalam
kategori
rendah.
penguasaan
Rendahnya
konsep
penentuan
perubahan entalpi dengan kalorimeter
DAFTAR RUJUKAN [1] Arends R.I. (2008).
ini disebabkan beberapa kemungkinan,
Teach
yang
Pustaka Pelajar.
pertama
waktu
karena
proses
pembelajaran
keterbatasan
selama
maka
guru
proses
edisi
7.
Learning to Yogyakarta:
[2] Creswell, J.W and Clark, P.V. (2007).
kurang
Designing
and
Conducting
memberikan berbagai variasi contoh
Mixed
soal
London: Sage Publication.
dengan
indikator
soal
yang
berbeda-beda, sehingga siswa belum mampu
mengerjakan
soal
Methods
Research.
[3] Dahar R.W.,(1996). Teori- teori
dengan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
Belajar. Bandung: Erlangga.
152
ISBN = 979363167-8
[4]
Guthrie,
L.
(2010).
Reflective
Possible
Variable”
in
Pedagogy: Making Meaning in
Diagnostice Pretest Scores. Dalam
Experiential
American Journal Physics,Vol 70
Based
Courses.
Online
Florida
University
State
Holly McCracken,
(12), 27 halaman. [11] Ross. L.W. (1985). The Evolution of
University of Illinois at Springfiel
the
.
Reflective
Dalam
The
Journal
of
Relationship Inquiry
Between and
Social
Educators Online, Vol 7 (2). 21
Studies Education: Implication for
halaman.
the Future. Chicago: Ohio State University.
[5] Ibrahim,M. (2007). Pembelajaran Tersedia
[12] Rusche, S.N and Jason K. (2011).
http://org/index.php?option=com_f
“You have to absorb Yourself in
rontpage&itemid=28
it”: Using Inquiry and Reflection to
Inkuiri
(online).
[14februari
Promote Student Learning and
2012] [6]
“Hidden
Liliasari.
(1996).
Berpikir
Pola
Self Knowladge. Dalam Amerian
Pembentukan
Sociology Asociation. Vol 39 (4).
Beberapa
dalam
Pengetahuan Kimia oleh Siswa
Tersedia: http://ts.sagepub.com
SMA . Disertasi IKIP Bandung:
[25 April 2012]
Tidak diterbitkan. [7]
[8]
Liona.
(2010).
Hand
Book
of
TANYA JAWAB
Reflection and Reflective Inquiry.
Pemakalah
: Naning Marliani
New York: Springer.
Penanya
: Anatri Destya
Pertanyaan
:
Loo
dan
Thorpe.
Reflective Improve
(2002).
Learning Individual
Performance.
Using
Journal
to
and
Team
Dalam
An
Bagaimana
penerapan
mendapatkan
model pembelajaran baru tersebut?
internatioanal Journal. Vol 8 (5). 6
Jawab
halaman.
Disintesis dari beberapa penelitian yang
Tersedia:
:
telah dilakukan
http://www.emeraldinsight.com/res •
Melakukan analisis konsep
[9] Matlin, W.M. (2003). Cognition Fifth
•
Analisis indikator pembelajaran
Edition. USA: John Wiley & Sons.
•
Penentuan
earchregisters [12 oktober 2012]
pembelajaran inkuiri reflektif
Inc. [10]
Meltzer,
langkah-langkah
D.E.
(2002).
The
Relationship between Mathematics Preparation
and
Conceptual
Learning Grains in Physics: A
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
153