PENGARUH PEMAHAMAN MATERI FIQIH TERHADAP KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH PADA SISWA KELAS II MTs. DARUSSALAM KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh : SUSANA DEWI KURNIA LESTARI NIM. 11408147 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
2
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 2 ekslempar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah Kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini Kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama
: SUSANA DEWI KURNIA LESTARI
NIM
: 114 08 147
Jurusan/Program
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH PEMAHAMAN MATERI FIQIH TERHADAP KEAKTIFAN KELAS
II
SUMOWONO
SHALAT MTs.
BERJAMA‟AH
PADA SISWA
DARUSSALAM
KECAMATAN
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN
PELAJARAN 2009/2010 Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut di atas segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 18 Juni 2010 Pembimbing M. Gufron, M. Ag. NIP. 197208142003121001
3
4
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Susana Dewi Kurnia Lestari
NIM
:
114 08 147
Jurusan
:
Tarbiyah
Program Studi
:
Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Peneliti
SUSANA DEWI KURNIA L NIM. 114 08 147
5
MOTTO
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya di Sumowono dan Magelang
yang telah
memancarkan cahaya kehidupan, mengobarkan semangat perjuangan, memberikan motivasi dan do’a restunya
sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi.
2. Kakak-kakakku tersayang terutama Mas Totok Sukistiyanto dan Mba’ Ngatirah (kami anggap sebagai orang tua sendiri) yang senantiasa memberikan dorongan spiritual dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan
berbagai
masalah
dalam
menempuh
dan
menyelesaikan menyelesaikan studi.
3. Suami tercinta (N. Zahli Akhmad, S. Pd. I),yang senantiasa membantu, menemani, memberikan do’a, motivasi, perhatian, kasih sayang dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Nenek tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam studi.
5. Adik-adikku tersayang terutama Rizki Rahma Pratiwi (Tetap semangat belajar dan berdo’a untuk mencapai cita-cita mu).
6. Keponakan-keponakanku tersayang. 7. Teman-teman yang selalu mendampingi dan membantu dalam pembuatan skripsi maupun dalam studi, kelas 08-G khususnya Firoh dan Fitriyah.
8. Teman-teman PAI Ekstensi angkatan 2008, yang tidak dapat satu persatu saya sebut. 9. Almamaterku STAIN Salatiga sebagai wahana ilmu pengetahuan Agama Islam.
7
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa diberi kemudahan untuk berittiba‟ terhadap sunnah-sunnahnya. Motivasi penulis menyusun skripsi ini adalah untuk memberikan sumbang sih kepada seluruh insan, khususnya bagi para pembaca. Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat pertolongan Allah melalui berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bp. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2. Bp. M. Ghufron, M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bp. Drs. Djoko Sutopo selaku Ketua Program Ekstensi di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 4. Segenap Civitas Akademik STAIN Salatiga.
8
5. Kedua orang tua, Suami, kakak, adik dan teman-temanku yang telah memberi support dan membesarkan hati penulis untuk menyelesaikan studi ini. 6. Bp.
Nur Faqihudin, S. Pd.I selaku Kepala Madrasah MTs Darussalam
Sumowono serta stafnya yang telah memberikan izin dan pelayanan dengan baik selama penelitian. 7. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan. 8. Teman-teman terdekat yang telah memberikan motivasi dan do‟a sehingga dapat terselesaikan skripsi
Penulis menyadari susunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk skripsi ini.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis
SUSANA DEWI KURNIA L NIM. 114 08 147
9
ABSTRAK
Susana Dewi Kurnia L (NIM. 114 0 147) yang berjudul Pengaruh Pemahaman Materi Fiqih Terhadap Keaktifan Shalat Berjama‟ah pada Siswa Kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, Salatiga : Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga Tahun 2010. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana tingkat pemahaman materi fiqih pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? 2) Bagaimana keaktifan shalat berjamaah siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? 3) Apakah pemahaman materi fiqih berpengaruh terhadap keaktifan shalat berjamaah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ; 1) Mengetahui pemahaman materi fiqih pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2) Mengetahui keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 3) Menguji adanya pengaruh yang positif antara pemahaman materi fiqih dengan keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif Korelasional. Subyek penelitian sebanyak 50 responden, menggunakan tehnik penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan angket. Data penelitian yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman materi Fiqih dengan Keaktifan Shalat Berjama‟ah pada Siswa Kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Ditunjukkan pada taraf siknifikansi 5% menunjukkan bahwa ro lebih besar dari r tabel yaitu 0,601 > 0,279. Begitu pula pada taraf 1% menunjukan ro lebih besar dari r table yaitu 0,601 > 0,361. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua yang membutuhkan di lingkungan STAIN Salatiga.
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………...
i
NOTA PEMBIMBING………………………………………………………
iii
PENGESAHAN …………………………………………………………….
iv
DEKLARASI ………………………………………………………………...
v
MOTTO .......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
ABSTRAK……………………………………………………………………
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ................................................................
5
D. Kegunaan Penelitian .............................................................
6
E. Landasan Teoritik .................................................................
7
F. Hipotesis Penelitian .............................................................
11
G. Metode Penelitian ................................................................
11
H. Sistematika Laporan Penelitian .............................................
17
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Pengaruh .................................................
19
1. Pengertian Pemahaman ..................................................
17
11
BAB III
2. Pengertian Materi Fiqih ...................................................
20
3. Obyek Fiqih ...…………...…………...…………………
24
4. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih ...................……………
24
5. Metode Pengajaran …………… ………………………..
27
6. Sistem Evaluasi …………………………………………
28
B. Keaktifan Shalat Berjama‟ah ................................................
29
1. Pengertian Shalat ............................................................
29
2. Dasar dan Tujuan shalat .................................................. .
31
3. Kedudukan Shalat ..............................................................
34
4. Makna Shalat berjama‟ah .....................................……….
35
5. Manfaat Shalat Berjama‟ah ....................………………....
36
6. Hukum Shalat Berjama‟ah ................................................
37
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Darussalam Sumowono .....................
38
1. Sejarah Berdirinya MTs Darussalam Sumowono …….…..
38
2. Visi dan Misi MTs Darussalam Sumowono ……………...
39
3. Letak Geografis MTs Darussalam Sumowono ....………...
39
4. Struktur Organisasi………………………………………..
41
5. Keadaan Guru dan Karyawan……………………………..
41
6. Keadaan Peserta Didik ……………………………………
43
7. Kurikulum …………………………………………………
43
8. Keadaan Sarana dan Prasarana…………………………….
44
B. Penyajian Data……………………………………………....
45
1. Daftar Nama Responden………………………………….
46
12
2. Hasil Angket ……………………………………………. BAB IV
BAB V
47
ANALISIS DATA A. Analisis Data ........................................................................
52
B. Interpretasi Data ...................................................................
65
PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................
67
B. Saran-saran ..........................................................................
67
C. Penutup.................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
TABEL I
KEADAAN GURU ................................................................
42
TABEL II
KEADAAN KARYAWAN ....................................................
42
TABEL III
JUMLAH SISWA ..................................................................
43
TABEL IV
PROGRAM PENGAJARAN .................................................
44
TABEL V
DATA RUANG LOKAL .......................................................
45
TABEL VI
DAFTAR NAMA RESPONDEN.................................................
46
TABEL VII
HASIL ANGKET PEMAHAMAN MATERI FIQIH .................
48
TABEL VIII HASIL ANGKET KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA‟AH SISWA ..........................................................................................
50
TABEL IX
NILAI ANGKET PEMAHAMAN MATERI FIQIH ...................
53
TABEL X
INTERVAL PEMAHAMAN MATERI FIQIH...........................
56
TABEL XI
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL X ..................
57
TABEL XII
NILAI ANGKET KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA‟AH ....
58
TABEL XIII INTERVAL KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA‟AH .............
60
TABEL XIV TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL Y ...................
62
TABEL XV TABEL KERJA KOEFISIEN VARIABEL X DAN VARIABEL Y………………………………………………….
62
TABEL XVI NILAI PRODUCT MOMENT…………………………………
65
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak dalam kandungan sampai beranjak tua menjelang mati. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan aktivitas sosial masyarakat, pendidikan agama diberikan kepada anak-anak oleh orang tua dengan tujuan agar anak dapat mengetahui, memahami, dan meyakini ajaran Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan ke dalam tingkah laku yang baik. Pendidikan adalah sebagai cahaya penerang manusia dalam menentukan arah dan tujuan dan makna kehidupan. Fungsi pendidikan adalah ”mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (M. Saekhan Muchith, 2005:19). Suatu kenyataan bahwa anak sebagai makhluk yang belum dewasa yang membutuhkan bimbingan, bantuan serta arahan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satunya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal di sekolah.
15
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap kaum muslimin dan muslimat. Ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain yang menjalankan fungsi kekhalifahan. “Menurut Al-Qur‟an, manusia memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkan dengan seizin Allah” (M. Quraish Shihab, 1996:435). Karena itu bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk meraih hal tersebut, seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Al-„Alaq ( 96 ) ayat 1-5:
“Bacalah dengan (menyebut) nama TuhanMu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang paling pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Departemen Agama RI, 2006:597). Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan nasional. Di Madrasah Tsanawiyah, pendidikan agama Islam dibagi menjadi beberapa mata pelajaran di antaranya adalah fiqih, aqidah akhlak, sejarah kebudayaan islam, bahasa arab dan aswaja. Peran dan fungsi pelajaran fiqih kiranya tak perlu diragukan lagi. “Fiqih dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam
16
membentuk umat Islam yang baik sesuai dengan syariat Islam, falsafah bangsa dan konstitusi Negara republik Indonesia” (Departemen Agama RI, 2004:3). Mata
pelajaran
fiqih
selain
mencakup
dimensi
pengetahuan,
karakteristik, juga memberikan penekanan pada dimensi sikap dan keterampilan. Jadi pertama-tama seorang muslim perlu memahami dan menguasai pengetahuan yang lengkap tentang konsep dan prinsip-prinsip fiqih Islam. Selanjutnya seorang muslim diharapkan memiliki sikap atau karakter sebagai muslim yang baik, taat pada peraturan hukum, dan memiliki keterampilan menjalankan hukum fiqih tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Muslim yang memahami dan menguasai pengetahuan fiqih dan ketrampilan fiqih akan menjadi seorang muslim yang ahli beribadah. Muslim yang memahami dan menguasai pengetahuan fiqih serta nilai-nilai fiqih akan menjadi muslim yang berakhlak mulia, sedangkan muslim yang telah memahami dan menguasai ketrampilan fiqih serta nilai-nilai fiqih akan menjadi muslim yang patuh dan taat. Kemudian muslim yang memahami dan menguasai pengetahuan fiqih, memahami dan menguasai ketrampilan fiqih, serta memahami dan menguasai nilai-nilai fiqih akan menjadi seorang muslim yang sempurna (Departemen Agama RI, 2004:4). Karena begitu pentingnya peran dan fungsi pelajaran fiqih, maka semestinya mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari, menarik, dan menyenangkan. Namun kenyataan yang ada di sekolah-sekolah mata pelajaran fiqih bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan, melainkan membosankan. “Materi Fiqih juga lebih terfokus
17
pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif), serta pengalaman (psikomotor)” (Departemen Agama RI, 2004:47). Sehingga peserta didik kurang dapat menerapkan materi fiqih dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan lain adalah lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan serta rendahnya peran serta orang tua peserta didik. Dalam syariat Islam terdapat rukun Islam yang harus dikerjakan bagi setiap muslim. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua dari lima rukun Islam. Sebagai seorang hamba Allah, sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam. Ibadah shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang merupakan komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya. Tujuan shalat dapat mempengaruhi perbuatan serta membentuk pribadipribadi muslim yang sempurna. Jika shalatnya dilaksanakan dengan penuh khusyu‟ dan tuma’ninah serta dihayati semata-mata untuk menyembah Allah SWT, maka insya Allah akan menumbuhkan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjadikan manusia yang berbudi luhur. Dalam menjalankan ibadah shalat sangat ditekankan untuk berjama‟ah, karena memunyai fadhilah yang sangat besar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 43 :
18
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku (shalat berjama‟ah)” (Departemen Agama RI, 2006:7).
Shalat juga memiliki dampak positif, baik dampak spiritual maupun sosial. Dengan dampak spiritual akan memperoleh pahala Ilahi. Sedangkan dampak sosial dapat menjalin tali persaudaraan dan persatuan serta kesatuan akan tercipta. Sehubungan dengan hal di atas maka penulis ingin meneliti mengenai : PENGARUH
PEMAHAMAN
MATERI
FIQIH
TERHADAP
KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH PADA SISWA KELAS II MTs. DARUSSALAM
KECAMATAN
SUMOWONO
KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
Bahwa obyek ini belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya baik individu atau kelompok. Dengan demikian obyek ini layak untuk diteliti karena ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman materi fiqih terhadap keaktifan shalat berjamaah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
19
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat pemahaman materi fiqih pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 ? 2. Bagaimana keaktifan shalat berjamaah siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 ? 3. Apakah pemahaman materi fiqih berpengaruh terhadap keaktifan shalat berjamaah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 ?
C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran kongkrit serta arah yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk : 1. Mengetahui pemahaman materi fiqih pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Mengetahui keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
20
3. Menguji adanya pengaruh yang positif antara pemahaman materi fiqih dengan keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang pengaruh antara Pemahaman Materi fiqih dengan keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktik yaitu : 1. Secara
teoritik,
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah Dunia Pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan. 2. Secara praktik, Guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi fiqih yang ternyata mempunyai pengaruh positif dengan keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Selanjutnya dari pemahaman tersebut Guru dapat senantiasa memberikan bimbingan, dalam membangkitkan sikap positif pada peserta didik.
E. Landasan Teoritik Islam adalah agama yang sangat erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan, karena Islam sangat menghargai akal manusia dan Allah sendiri
21
juga menyinggung tentang akal ini dalam Al Qur'an, salah satunya adalah surat Ali Imran ayat 118.
“Sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” (Departemen Agama RI, 2006:65). Hal ini menunjukkan bahwa Islam menuntut umatnya untuk berfikir dengan menggunakan akal yang telah diberikan oleh Allah, karena dengan akal inilah yang bisa membedakan antara manusia dengan hewan sebagai sesama makhluk Allah. Untuk dapat berfikir dengan baik perlu proses belajar sehingga hasil pemikiran tersebut bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan alam sekitar. Dengan belajar akan menuntut akal untuk senantiasa berfikir ilmiyah. Dalam hadis dikatakan bahwa menuntut ilmu (belajar) wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah. Dengan demikian kewajiban belajar ini dibebankan kepada setiap individu, baik perempuan maupun lakilaki. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis akan menggunakan dua variable, pemahaman materi fiqih sebagai variable independent dan keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang sebagai variable dependent.
22
1. Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan manusia” (Anton M. Moeliono, 1996:747). 2. Pemahaman Comprehension adalah “menguasai sesuatu dengan pikiran” (Sardiman A.M, 2009:42-43). Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasiaplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Pemahaman berasal dari bahasa Arab yaitu
“ ” فهم
yang memiliki arti faham,
pengertian, tahu” (Mahmud Yunus, 325). Jadi dapat disimpulkan pemahaman Comprehension adalah suatu proses menguasai sesuatu dengan pikiran dan mengerti secara makna dan filosofnya. 3. Materi Fiqih Materi adalah “sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan)” (Kamus Pusat Bahasa, 2001:723). Sedangkan fiqih menurut bahasa berasal dari kata faqiha yang berarti memahami dan mengerti. Sedang menurut istilah yang dikemukakan oleh Sayyid Al Jurjany ”Ilmu Fiqih adalah ilmu hukum yang sangat luas pembahasannya meliputi seluruh aspek hidup manusia baik pribadi maupun dirinya dengan manusia lain dan pengaruh manusia dengan makhluk lainnya” (Tim Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, 1981:10). Sedangkan arti fiqih yang sering dikenal sekarang yaitu “segala
23
peraturan hidup yang mengatur perbuatan manusia yang mencakup lima hukum yaitu ; halal, haram, sunnah, makruh, dan mubah” (Tim Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, 1981:12). Jadi pemahaman materi fiqih adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk, memahami, mengetahui dan merealisasikan dalam keaktifan shalat berjamaah dalam kehidupan seharihari melalui bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 4. Indikator Pemahaman Materi Fiqih a. Paham dengan materi fiqih yang disampaikan guru. b. Dapat mengembangkan materi fiqih yang telah diajarkan guru. c. Selalu memperhatikan saat guru menjelaskan tentang materi fiqih. d. Aktif dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi fiqih. e. Memiliki ide-ide kreatif dalam mengembangkan materi fiqih. f. Mengamalkan ajaran fiqih dalam kehidupan sehari-hari. g. Selalu mengeluarkan pendapat dan ide-ide saat berdiskusi materi fiqih. h. Bisa menjawab pertanyaan sesuai dengan materi fiqih. 5. Keaktifan Shalat Berjama‟ah Keaktifan adalah “berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau kesibukan” (WJS. Poerwodarminto, 1982:362). Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan adalah intensitas tinggi dalam menjalankan kegiatan. Sedangkan shalat berjama‟ah adalah “shalat yang
24
dikerjakan dengan bersama-sama antara imam dan makmum serta dilakukan sedikitnya dua orang” (H. Faqih Dalil, 1995:101). Jadi keaktifan shalat berjamaah adalah kegiatan shalat yang dikerjakan secara bersamasama antara imam dan makmum. 6. Indikator Keaktifan Shalat Berjama‟ah antara lain : a. Rajin melaksanakan shalat berjama‟ah di rumah dan sekolah. b. Tepat waktu melaksanakan shalat berjama‟ah. c. Meluruskan Shof dan mengisi tempat yang kosong dalam shof. d. Rajin melaksanakan shalat berjama‟ah di Masjid. e. Mengikuti gerakan imam secara benar, tidak mendahului gerakan imam dan tuma’ninah. f. Mengetahui hukum dan syarat-syarat shalat berjama‟ah. g. Mengetahui fadhilah shalat berjama‟ah. h. Rajin shalat berjama‟ah dengan siswa lain. i.
Mengingatkan imam jika ada kesalahan atau kelupaan dalam shalat.
F. Hipotesis Dari arti katanya hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, yaitu “Hypo‟yang berarti “di bawah” dan „Thesa‟yang artinya “kebenaran”. Dari kedua kata tersebut hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Suharsimi Arikunto, 1989:62).
25
Pengaruh pemahaman materi fiqih tidak hanya diukur dari prestasi akademisnya saja, tetapi juga dilihat dari sikap dan perilakunya. Dari pandangan tersebut maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah : “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh pemahaman materi fiqih terhadap keaktifan shalat berjamaah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan kata lain semakin paham materi Fiqih kemungkinan semakin aktif shalat berjama‟ah siswa.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah “pendekatan penelitian kuantitatif korelasional artinya uji statistik yang digunakan untuk mengetahui derajat korelasi antara dua variable atau lebih, ditandai dengan besaran koefisien korelasi” (Jaka Siswanta, M.Pd, 2009:5). Karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban atas suatu pernyataan yang spesifik sejak awal tentang pengaruh dua variable X dan Y. Variable X adalah pemahaman materi Fiqih sedangkan Variable Y adalah keaktifan shalat berjama‟ah. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1989:102). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian
26
ini adalah siswa kelas II MTs Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 50 siswa. b. Sampel Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi Arikunto, 1989:104). “Untuk menentukan berapa besar yang akan dijadikan sampel dalam populasi tidak ada ketentuan yang pasti” (Sutrisno Hadi, 73). Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. 3. Variable Penelitian Sutrisno Hadi mendefinisikan “variable sebagai gejala yang bervariasi atau obyek penelitian yang memiliki variasi nilai atau tela‟ah yang diteliti” (Suharsimi Arikunto, 1989:89). Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu pemahaman materi Fiqih sebagai variable X dan Keaktifan Shalat berjama‟ah sebagai Variable Y. Untuk memperoleh data dari kedua variable tersebut maka perlu diberikan angket kepada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagai responden dalam penelitian ini. 4. Metode Pengumpulan Data “Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang ingin didengarkan dan melakukan apa yang menjadi keinginannya” (Suharsimi Arikunto, 1989:177).
27
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Observasi atau yang disebut pula dengan “pengamatan merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki” (Zaenal Arifin, 1988:49). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah dan aktivitasnya. Dengan pengamatan dilokasi penelitian, maka peneliti akan mengetahui keadaan sekolah
serta
sarana
dan prasarana,
maupun
letak
geografisnya. b. Metode Angket Angket atau kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal yang ia ketahui” (Suharsimi Arikunto, 1989:124). “Atas dasar responden tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif” (Chabib Thoha, M.A, 1998:286). Metode angket di sini digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh data tentang pengaruh pemahaman materi Fiqih terhadap keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
28
Pembagian angket kepada responden setelah mendapat izin dari kepala sekolah. Angket dalam penelitian ini bersifat tertutup, artinya siswa tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat jawaban sendiri. Jika dilihat dari cara memberikan angket tersebut, maka dalam penelitian ini angket diberikan secara langsung kepada subyek penelitian. Angket dalam penelitian ini menggunakan tipe pilihan dan diberikan secara langsung kepada subyek penelitian, yaitu anak mendapat data tentang pemahaman materi fiqih dengan keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. c. Metode Interview atau wawancara Metode Interview adalah “suatu percakapan, Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu” (Kartini Kartono, 1990:187). Metode ini untuk menggali data-data tentang sejarah berdirinya MTs. Darussalam
Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang
dan
keberadaan siswa. d. Metode Dokumentasi Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dapat pula diambil dengan dokumentasi, sehubungan dengan itu Dr.
29
Suharsimi Arikunto (1989:188) menyatakan bahwa “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil data dari dokumentasi yang tersedia di sekolah. 5. Tehnik Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahapan analisis serta rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Tahap Analisis Pertama Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Dengan mengklasifikasikan data yang telah disusun dengan menganalisisnya maka dapat memberikan gambaran yang jelas tentang situasi dan obyek yang penulis teliti. Setelah data terkumpul, maka diberi kriteria dan diberi tabulasi dalam bentuk table prosentasi untuk data tersebut. Untuk menganalisis data tersebut yaitu masalah No. 1 dan masalah No. 2 menggunakan rumus analisis prosentase sebagai berikut :
P=
F x100% N
Keterangan : P : Proporsi individu dalam golongan
30
F : Frekuensi N : Jumlah subyek keseluruhans b) Teknik analisis kedua Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variable yaitu variable pemahaman materi fiqih dengan variable keaktifan shalat berjama‟ah siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang
Tahun pelajaran
2009/2010 peneliti menggunakan analisis product moment dengan rumus sebagai berikut :
rxy
(X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi variable x dan y xy : Product dari variable x dan y x
: Variabel I (pemahaman materi fiqih)
y
: Variabel II (Keaktifan shalat berjama‟ah siswa)
x2
:
Nilai Keaktifan shalat berjama‟ah siswa
y2 : Nilai pengaruh pemahaman materi fiqih N : Jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1989:142).
31
H. SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi ini, sistematikanya penulis susun sebagai berikut : BAB I
: Berisi Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, pokok masalah,
tujuan penelitian,
kegunaan penelitian,
definisi
penelitian, hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penelitian. BAB II
: Berisi Landasan Teori. Dalam bab ini meliputi pembahasan tentang pengaruh pemahaman materi Fiqih dan Keaktifan Shalat Berjama‟ah.
BAB III
: Membahas tentang Hasil Penelitian yang terdiri atas keadaan umum,
situasi MTs.
Darussalam
Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang meliputi letak goegrafis, sejarah berdirinya sekolah, keadaan gedung, administrasi, keadaan guru dan keadaan siswa. Selain itu juga berisi laporan hasil angket tentang pengaruh pemahaman materi fiqih dan keaktifan shalat berjama‟ah. BAB IV
: Membahas tentang Analisis Data yang memuat data hasil angket kedua variable yang disebutkan pada Bab III yang sudah dianalisis dalam bentuk skor angka berdasarkan norma yang telah ditentukan. Selanjutnya data kedua variable tersebut dianalisis dua tahap. Yaitu analisis pertama untuk mencari prosentasi variasi kedua variable, analisis kedua untuk mencari pengaruh
32
kedua
variable
dengan
rumus
product
moment
untuk
membuktikan apakah kedua variable tersebut ada korelasi yang positif atau negatif. BAB V
: Berisi Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
33
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang Pengaruh Pengertian Pengaruh Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan manusia” (Anton M. Moeliono, 1996:747). Jadi pengaruh adalah kekuatan yang timbul dari sesuatu atau yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perbuatan. B. Tinjauan tentang Pemahaman Pengertian Pemahaman. Pemahaman (Comprehension) adalah “menguasai sesuatu dengan pikiran” (Sardiman A.M, 2009:42-43). Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Pemahaman (Comprehension) adalah memahami, mengerti secara cerdas atau jeli akan arti dari suatu situasi atau reaksi (Rom Here, 1996:70). Pemahaman berasal dari bahasa Arab yaitu tahu
(Mahmud
Yunus,
” “ فهمyang memiliki arti faham, pengertian,
325).
Jadi dapat
disimpulkan pemahaman
Comprehension adalah suatu proses menguasai sesuatu dengan pikiran dan mengerti secara makna dan filosofnya.
34
C. Tinjauan tentang Materi Fiqih Pengertian Materi Materi adalah “sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan)” (Kamus Pusat Bahasa, 2001:723). a. Pengertian Fiqih Dari sudut bahasa fiqih berasal dari kata faqiha
yang berarti
memahami dan mengerti. Sedang menurut istilah yang dikemukakan oleh Sayyid Al Jurjany ”Ilmu Fiqih adalah ilmu hukum yang sangat luas pembahasannya meliputi seluruh aspek hidup manusia baik pribadi maupun dirinya dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya” (Tim Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, 1981:10). Sedangkan arti fiqih yang sering dikenal sekarang yaitu “segala peraturan hidup yang mengatur perbuatan manusia yang mencakup lima hukum yaitu ; halal, haram, sunnah, makruh, dan mubah” (Tim Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, 1981:12). Dalam buku lain juga disebutkan bahwa “fiqih berasal dari kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti mengerti atau paham”. Dari sinilah ditarik perkataan fiqih, yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, “Ilmu Fiqih adalah suatu ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut” (A.Syafi‟i Karim, 1991:11). Seperti diterangkan dalam firman Allah Surat At Taubah ayat 122 yang berbunyi:
35
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Departemen Agama RI, 2006:401). Maksud ayat tersebut kita dianjurkan untuk mempelajari ilmu pengetahuan (agama) supaya kita memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan ajaran agama agar kita terbiasa melakukan perbuatan atau amaliah yang baik. Menurut pengertian fuqaha (faqih), fiqih merupakan pengertian zhanni (sangkaan = dugaan) tentang hukum syariat yang berhubungan dengan tingkah laku manusia. Pengertian
mana yang dibenarkan dari
dalil-dalil hukum syariat tersebut terkenal dengan ilmu fiqih. Arti fiqih yang populer bagi kaum muslimin pada masa Rasulallah SAW, sahabat dan tabi‟in besar adalah segala pengetahuan agama yang tidak mudah diketahui umum atau dengan kata lain arti fiqih pada abad pertama hijriyah adalah pengetahuan agama yang diperoleh melalui kecerdasan dan kebijaksanaan yang mendalam tentang Al-Qur‟an, hukumhukum yang terkait dengan peribadatan dan ketentuan-ketentuan lainnya dalam Islam (Abd. Rahman Gazali, 1993:7).
36
Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih yang dikutip oleh Drs. Abd. Rahman Gazali itu lebih dekat kepada pengertian syari‟at, yaitu meliputi pengetahuan usuluddin, akhlak, dan furu‟ (amaliah manusia). Berikut beberapa pengertian fiqih yang dikemukakan oleh beberapa ahli fiqih yang dikutip oleh Drs. H. A. Syafi‟i Karim : 1) Definisi ilmu fiqih secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari macam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. 2) Ilmu fiqih merupakan suatu ilmu yang sangat besar pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam hukum Islam dan bermacam aturan hidup, untuk keperluan seseorang, golongan dan masyarakat umum manusia. 3) Definisi menurut Ustadz Abdul Hamid Hakim, yang dikutip oleh Drs. H. A. Syafi‟i Karim antara lain; 1) Fiqih menurut bahasa faham, maka tahu akan perkataan engkau, artinya faham aku. 2) Fiqih menurut istilah mengetahui hukum-hukum agama Islam dengan cara atau jalannya Ijtihad (A. Syafi‟i Karim, 1991:18). Dari kumpulan hukum-hukum syar‟iyah yang berhubungan dengan segala tindakan manusia, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang diambil dari nash-nash yang ada, Atau dari mengistimbath (penetapan hukumhukum) dari dalil-dalil syariat Islam yang lain.
37
Jadi, definisi ilmu fiqih menurut istilah syara’ adalah “pengetahuan tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya secara rinci. Atau dengan kata lain : yurisprudensi atau kumpulan hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya secara rinci” (Abdul Wahhab Khallaf, 1996:1-2). Kalau kita mengetahui dan mempelejari definisi yang telah dikemukakan para ahli dalam berbagai masa perkembangannya, jelaslah bahwa definisi fiqih telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing. Pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan
peserta
didik
untuk
mengetahui,
memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. “Mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah ini meliputi fiqih ibadah dan fiqih muamalah, yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah S.W.T dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablum Minallah Wa Hablum Minannas)” (Departemen Agama RI, 2004:48). b. Obyek Fiqih
38
Obyek pembahasan Ilmu Fiqih adalah perbuatan orang dewasa (mukallaf ) dipandang dari ketetapan hukum syariat Islam. Jadi seorang AlFaqih (Ahli Hukum Islam), membahas tentang jual-beli mukallaf, tentang sewa-menyewanya, tentang penggadaiannya, tentang membuat wakilnya, tentang
sholat
dan
puasanya,
tentang
hajinya,
pembunuhannya,
tuduhannya, pencuriannya, tentang ikrar dan wakafnya, supaya dia mengerti tentang hukum syariat Islam dalam semua tindak dan perbuatannya (Abdul Wahhab Khallaf, 1996:3). Mempelajari ilmu fiqih besar sekali faedahnya bagi manusia. Ilmu fiqih memberi petunjuk kepada manusia tentang pelaksanaan nikah, talaq, rujuk, dan memelihara jiwa, harta benda serta kehormatan, juga mengetahui segala hukum yang berhubungan dengan perbuatan manusia. c. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih Menerapkan hukum-hukum syariat Islam tentang perbuatannya dan ucapan manusia. Jadi, ilmu fiqih itu adalah rujukan (tempat kembali) seorang hakim (qadhi) dalam keputusannya, rujukan seorang mufti dalam fatwanya, dan rujukan seorang mukallaf untuk mengetahui hukum syariat dalam ucapan dan perbuatannya. Inilah tujuan yang dimaksudkan dari semua undang-undang untuk umat manusia, karena dari undang-undang itu tidak dimaksudkan kecuali untuk menerapkan materi hukumnya terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Selain itu juga untuk membatasi setiap mukallaf terhadap hal-hal yang diwajibkan atau diharamkan baginya (Abdul Wahhab Khallaf, 1996:36-7).
39
Yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat Islam untuk mempelajari fiqih adalah : 1) Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam. 2) Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia. 3) Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan dalam hukum agama baik dalam bidang aqidah dan akhlak maupun dalam bidang ibadah dan muamalah (Abd. Rahman Gazali, 1993:53). Fiqih dalam Islam sangat penting fungsinya karena ia menuntun manusia kepada kebaikan dan bertaqwa kepada Allah SWT. Setiap saat manusia itu mencari atau mempelajari keutamaan fiqih, karena fiqih menunjukkan kita kepada sunnah Rasul serta memelihara manusia dari bahaya-bahaya kehidupan. Seseorang yang mengetahui dan mengamalkan fiqih akan menjaga diri dari kecemaran dan lebih takut dan disegani oleh masuhnya. Lebih jelasnya tujuan mempelajari ilmu fiqih adalah “menerapkan hukum syara‟ pada setiap perkataan dan perbuatan mukallaf, karena itu ketentuan-ketentuan fiqih itulah yang digunakan untuk memutuskan segala perkara dan menjadi dasar fatwa, dan bagi setiap mukallaf akan mengetahui hukum syara‟ pada setiap perbuatan atau perkataan yang mereka lakukan” (Syafi‟i Karim, 1991:55). Jadi pemahaman materi fiqih
adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk, memahami, mengetahui dan merealisasikan dalam keaktifan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-
40
hari melalui bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Di sini diharapkan penulis, siswa dapat paham benar mengenai semua materi fiqih yang telah disampaikan guru di dalam kelasnya, sejak lahir manusia telah dibekali dengan fitrah keagamaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan yaitu dalam materi fiqih yang baik di berikan di MTs. Darussalam, mengenai pengenalan materi fiqih sebaiknya diberikan sedini mungkin terutama di lingkungan keluarga. d. Indikator Pemahaman Materi Fiqih a) Paham dengan materi fiqih yang disampaikan guru. b) Dapat mengembengkan materi fiqih yang telah diajarkan guru. c) Selalu memperhatikan saat guru menjelaskan tentang materi fiqih. d) Aktif dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi fiqih. e) Memiliki ide-ide kreatif dalam mengembangkan materi fiqih. f) Mengamalkan ajaran fiqih dalam kehidupan sehari-hari. g) Selalu mengeluarkan pendapat dan ide-ide saat berdiskusi materi fiqih. h) Bisa menjawab pertanyaan sesuai dengan materi fiqih. e. Metode Pengajaran Metode adalah “suatu cara mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran” (Mansyur, 1991:39). Semakin baik metode yang digunakan akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya.
41
Di dalam menyampaikan materi fiqih kepada siswa, guru dituntut penguasaan bahan materi, guru juga mampu memilih metode yang tepat dan efktif. Sehingga pengajaran dapat menarik minat dan membawa siswa untuk lebih mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Adapun metode yang lazim digunakan (Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd, 2002:34-47) adalah sebagai berikut: a. Metode Ceramah Adalah suatu cara untuk menyampaikan materi fiqih kepada anak didik dengan jalan penuturan secara lisan. b. Tanya Jawab Adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya, sedangkan siswa menjawab tentang materi Fiqih yang diperoleh siswa. c. Metode Resitasi Adalah metode di mana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran atau pemberian tugas di rumah. d. Metode Diskusi Adalah suatu metode penyampaian materi fiqih dengan mendiskusikan yang sifatnya untuk dipecahkan bersama.
e. Metode Drill/ Latihan Ulang
42
Adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa mengingat materi fiqih yang sudah diberikan digunakan untuk melatih keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu dan melatih siswa untuk berfikir cepat serta memperkuat daya tangkap siswa terhadap materi fiqih. f. Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada siswa lain kelas tentang shalat atau cara melakukan sesuatu. f. Sistem Evaluasi yang Dipakai atau Tes Hasil Belajar Kualitas suatu tes hasil belajar banyak tergantung proses pengembangan itu sendiri. Suatu tes berkualitas harus memenuhi syaratsyarat tertentu (Mudjijo, 1995:72), antara lain sebagai berikut : a. Shahih (valid) yaitu mengukur yang harus diukur sesuai dengan tujuan b. Relevan dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan. c. Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh siswa yang betul-betul belajar dengan rajin. d. Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). Harus ada patokan tugas ditulis konkrit. Apa yang harus diminta, harus dijawab dengan lengkap. e. Representif, soal-soal mewakili materi ajar secara keseluruhan.
43
f. Seimbang, dalam arti pokok yang penting diwakili dan yang penting diwakili dan yang tidak penting tidak selalu perlu.
D. Tinjauan tentang Keaktifan Keaktifan adalah “berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau kesibukan” (WJS. Poerwodarminto, 1982:362). Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan adalah intensitas tinggi dalam menjalankan kegiatan.
E. Tinjauan tentang Shalat Berjamaah a. Pengertian Shalat Kata shalat, secara etimologis berarti do‟a. Adapun shalat secara terminologis adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Pengertian shalat ini mencakup segala bentuk shalat yang diawali dengan takbiratull ihram dan diakhiri dengan salam (Supriana, M Karman, 2001:23). Menurut bahasa shalat berarti doa, sedangkan menurut syara‟ artinya bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Apabila shalat dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka dapat menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar pelakunya. Disebutkan dalam Al-Qur‟an Surat Al-Ankabut : 45
44
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain” (Departemen Agama RI, 2006:401).
Sedangkan arti shalat menurut istilah, ada beberapa pendapat antara lain : 1) Menurut Drs. H. Faqih Dalil (1995:94), shalat adalah “rangkaian perbuatan dan ucapan yang didahului dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu”. 2) Menurut Drs. Moh. Nursaid S (t.th:28), shalat adalah “berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Berupa perbuatan atau perkataan dan berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu yang dimulai dengan “takbir” dan diakhiri dengan salam”. 3) Menurut H. Moch Anwar (1991:39), shalat adalah “beberapa perbuatan, peraturan yang dimulai dengan “takbir” dan diakhiri dngan salam”. Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa shalat adalah berhadap hati kepada Allah SWT., hadap yang mendatangkan takut, menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan kekuasaanNya dengan penuh khusyu‟ dan ikhlas di dalam beberapa perbuatan dan
45
perkataaan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam dan syarat serta rukun-rukun yang telah ditentukan. Ibadah shalat adalah wajib dilaksanakan oleh orang Islam yang sudah mukallaf, di mana telah ditentukan waktunya. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat An Nisaa‟ ayat 103:
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Departemen Agama RI, 2006:95). b. Dasar dan Tujuan Shalat 1) Dasar Shalat Di dalam syari‟at hukum Islam baik yang bersumber dari AlQur‟an maupun dari Al-Hadits bahwa shalat fardhu „ain yang harus dilaksanakan bagi orang Islam yang sudah mukallaf. Sebagaimana Allah SWT. Telah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 43 :
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang rukuk ”. (Departemen Agama RI, 2006:7).
Sedangkan ayat lain yang menerangkan tentang adanya perintah untuk melaksanakan shalat, dalam surat Al „Ankabuut ayat 45:
46
“Dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. (Departemen Agama RI, 2006:401). Sudah jelas dan tegas bahwa di dalam Al Qur‟an telah memerintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat sebagai bekal hidup di akhirat. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, dalam kitab “Al Jami‟ush Shaghir” (Al Imam Jalaludin bin Abi Bakar Asuyuuti, 167) menyatakan sebagai berikut: Yang artinya “pertama-tama amalan yang akan dihisab untuk seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, apabila shalat itu bagus, maka baguslah amalan-amalan lainnya, apabila shalatnya rusak, mak rusak pulalah amalan-amalan lainnya”. 2) Tujuan Shalat Di antara ibadah-ibadah lain, shalat merupakan ibadah yang mempunyai nilai yang paling istimewa. Sebagai manusia yang taat akan perintah Allah pastilah akan selalu menyembah dengan penuh khusyu‟ dan tawadhu‟, agar mendapatkan ridha dari Allah SWT. Karena shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Berkaitan dengan hal tersebut, Muhsin Qira‟ati (1996:62) menyatakan sebagai berikut. “Shalat mengahapus segenap dosa manusia, shalat mengubah manusia materi menjadi manusia rohani. Shalat di samping mengenalkan pada manusia kepada Allah, juga mengenalkan manusia kepada alam fisik; air, tanah, kiblat, terbitnya matahari dan tenggelamnya, waktu dan berbagai hal lainnya. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang tidak akan terhapus kewajibannya, walaupun manusia dalam keadaan tenggelam dan perang”.
47
Secara lahiriah maupun batiniah, ibadah shalat akan dapat mempengaruhi jiwa atau tingkah laku serta kepribadian seseorang. Karena shalat juga dapat menghindarkan dari sifat-sifat sombong. Imam Ali berkata menyatakan: “Allah mewajibkan shalat kepada manusia agar manusia jauh dari kesombongan” dan shalat adalah saran bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat-nikmatnya. Shalat adalah mazdhab atau agama kalian. Kedudukan shalat dalam Islam adalah bendera. Ia merupakan tanda bagi agama Islam, rasulullah bersabda “Shalat adalah dasar dan tiang agama” (Muhsin Qira‟ati , 1996:62). Shalat juga dapat menghiasi dan memperindah seseorang dengan ketinggian akhlak (budi pekerti), seperti sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), qona’ah (menerima), al wafa’ (memenuhi janji). “Orang yang shalat ketika menghadap betul Tuhannya dan hatinya hadir maka Allah akan mengagungkannya dan di dalam hatinya akan dipenuhi rasa takut kepada Allah, rasa rendah hati dan rasa malu kepada Allah dengan sungguh-sungguh” (Imam Musbikin, 2007:16). Jika shalat itu diperhatikan dengan sunguh-sungguh apa yang terkandung di dalamnya, maka akan mengandung beberapa tujuan yang sangat besar sekali, baik dari segi jasmaniah maupun rohaniah serta kemasyarakatan. Adapun tujuan tersebut antara lain: a) Kesucian Lahir dan Batin b) Membentuk Disiplin c) Persatuan Umat Manusia
48
d) Menuju Kesejahteraan c. Kedudukan Shalat Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim, kerana mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam, sebagaimana yang dikenal di kalangan umat Islam yang sudah menjadi keyakinan bahwa, shalat adalah tiang agama. Shalat telah dijadikan batasan antara Islam dan non islam. Islam tidak memberikan sifat ini terhadap shalat dan tidak pula menjadikannya sebagai tiang agama, melainkan karena kedudukannya yang tinggi, keagungan nilainya dan besar keutamaannya di sisi Allah SWT. Dalam Islam, shalat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan ibadah apapun. Shalat merupakan tiang agama. Sabda Nabi Muhammad SAW :
الصالة عماد الدين فمن اقا مها فقداقام الد ين ومن تر كها فقدهدم الد ين )(رواه البيهقي ” Shalat itu tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan shalat berarti ia menegakkan agama. Dan barang siapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah merobohkan agama”(riwayat dari Al Baihaqi). d. Makna Shalat Berjamaah Diantara ibadah-ibadah yang diwajibkan kepada pemeluk agama Islam, shalat (sembahyang) itu mempunyai sifat dan kedudukan yang tersendiri. Boleh dikatakan mempunyai keistimewaan. Apabila ibadahibadah lain seumpama puasa, zakat dan haji hanya dilakukan sekali
49
setahun pada waktu-waktu tertentu, maka ibadah shalat itu dilakukan setiap hari secara kontinyu. Ibadah shalat adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah. Perintah melaksanakan ibadah lainnya datang kemudian. Ibadah shalat disampaikan kepada Nabi Muhammad ketika beliau menjalani Mi‟raj. Yaitu beraudensi kepada Allah SWT. Semua itu menunjukkan bahwa ibadah shalat tersebut mempunyai sifat yang istimewa baik tentang kedudukannya maupun tentang pengaruh dan efek psikologisnya terhadap kehidupan manusia. Selain kita diperintahkan shalat fardhu lima kali sehari semalam, sangat dianjurkan agar dilaksanakan dengan berjamaah, walaupun dilaksanakan di rumah, di musholla ataupun di masjid. Keutamaan berjamaah dapat diperoleh, meskipun hanya didirikan oleh dua orang saja, misalnya salah satunya orang perempuan. Melaksanakan shalat berjamaah termasyuk syi‟ar agama Islam yang besar dan termasuk ibadah keagamaan yang terutama dilakukan di hadapan Allah, baik itu pejabat tinggi, orang biasa, orang kaya, orang miskin, orang terhormat atau orang hina, tidak ada perbedaan di antara mereka, semua sama, hanya orang yang bertaqwalah yang paling utama di sisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hujaraat ayat 13:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Departemen Agama RI, 2006:517).
50
Adapun tata cara dalam melaksanakan shalat berjamaah dilarang bagi makmum mendahului atau menyamai imam. Imam supaya membaca bacaan yang keras pada shalat-shalat yang jahriyah dan merendahkan suara di dalam shalat-shalat yang diperintahkan untuk merendahkan suara dalam bacaan. e. Manfaat Shalat Berjama‟ah
Shalat berjama‟ah di Masjid memiliki dimensi hablum minallah wa hablum minannas secara langsung, sehingga banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan menegakkannya, antara lain: 1) Memperoleh keutamaan di sisi Allah 2) Beribadah kepada Allah dengan pahala yang berlipat ganda 3) Mempermudah umat mengenal seseorang sebagai muslim 4) Mempererat tali silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah. 5) Mewujudkan kepemimpinan umat dalam jama‟ah-imamah yang kokoh. 6) Mewujudkan syiar Islam dan persatuan umat 7) Memudahkan Pengurus Remaja Masjid dalam mengelola aktivitas memakmurkan Masjid. f. Hukum Shalat Berjamaah Menurut Imam Maliki sebagaimana dikutip oleh Fadhal Ilahi (1996:107) mengatakan: “Hukum shalat berjamaah adalah sunnah mu‟akad. Hal ini dikukuhkan oleh pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa shalat berjamaah adalah sunnah mu‟akad. Pendapat ini diikuti pula oleh kalangan
51
Abu Hanifah, Malikiyah dan Syafi‟iyah yang dinukil dari riwayat Imam Ahmad”. Hukum sunnah mu‟akad ini adalah bagi yang melakukan akan memperoleh pahala, dan yang meninggalkan tidak berdosa, bila orang yang meninggalkan tidak diberi sanksi, maka sama halnya dengan sunnahsunnah mu‟akad lainnya. Tapi yang dimaksud sunnah mu‟akad disini adalah siapa yang melakukan akan memperoleh pahala dan bagi yang meninggalkannya adalah berdosa. Sedangkan menurut Imam Syafi‟i dan sebagian dari kalangan As Syafi‟iyah yang dikutip oleh Fadhal Ilahi (1996:115) mengatakan:”Shalat berjamaah itu fardhu „ain hukumnya”.
52
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Darussalam Sumowono 1. Sejarah singkat berdirinya MTs Darussalam Sumowono Madrasyah Tsanawiyah Darussalam (MTs Darussalam) Sumowono berdiri pada tahun 1995. Awal mula berdiri atas prakarsa dari tokoh-tokoh agama di sekitar Sumowono yaitu : a. K.H Bahrudin. b. Sukarman, A. Ma (alm) c. Aljupri, S. IP. d. Bambang, S. Pd. e. Drs. H. Choirul Muchtar (alm). f. Dra. Ida Mualina. Pendirian Madrasah Tsanawiyah ini dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat melalui tokoh-tokoh agama setempat untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang bercirikhas keislaman. Dengan harapan akan terbentuk suatu masyarakat yang mampu mempertahankan nilai-nilai keagamaan di tengah-tengah lingkungan masyarakat Sumowono yang memiliki beragam keyakinan. Madrasah Tsanawiyah Sumowono juga merupakan studi tingkat lanjutan dari Madrasah Ibtidaiyah yang telah lebih dahulu didirikan. Kedua lembaga pendidikan ini berstatus swasta di bawah naungan
53
Yayasan Pendidikan Islam Darussalam Sumowono yang dipimpin oleh Bapak K.H Bahrudin. Selain pimpinan dari yayasan, beliau juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Imam yang masih satu lokasi dengan Madrasah Tsanawiyah tersebut. 2. Visi dan Misi MTs Darussalam Sumowono Visi menggambarkan kondisi yang akan diwujudkan dan ingin dicapai suatu organisasi di masa depan ke mana organisasi akan dibawa. Visi ini akan menjadi filosofi yang menjadi keyakinan utama, menjadi arah, perekat dan motivator dalam pengembangan organisasi. Maka Visi MTs Darussalam Sumowono adalah “Islami, berdedikasi, antisipatif dan berakhlaqul karimah”. Untuk mewujudkan dan mencapai visi tersebut diperlukan misi yang merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mewujudkan dan mencapai visi. Misi sebagai dasar dalam bertindak dan dijadikan inspirasi untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi kepentingan bersama. Adapun Misi MTs Darussalam adalah “Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembekalan agama dan ilmu pengetahuan secara utuh kepada siswa sehingga memungkinkan terciptanya perilaku religius dan Islami”. 3. Letak Geografis MTs Darussalam Sumowono Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sumowono didirikan di atas tanah wakaf seluas 500 m2. Lokasi Madrasah Tsanawiyah ini sangat strategis karena terletak di tepi jalan raya Sumowono ke Boja, lebih tepatnya di Jl. Diponegoro No. 35 Sumowono, memiliki dua gedung yang
54
menghadap ke utara dan selatan. Depan gedung yang menghadap ke utara terdapat rumah penduduk. Sedangkan gedung yang menghadap ke selatan berdampingan dengan MI Darussalam dan berhadapan dengan Pondok Pesantren Darussalam. Di sebelah barat terdapat Masjid Agung Darussalam Sumowono.
DENAH LOKASI MTs DARUSSALAM SUMOWONO U
MI Darussalam
R. Komputer
VIIIa
VII
IX VIIIb
Aula
Jl. Sukorono Pondok Pesantren
Koperasi
UKS
R. Kegiatan
Kantor MI
RKepala Sekolah
Perpus
Koperasi
R. Guru
MCK
Masjid Darussalam
Jl. Diponegoro
55
4. Setruktur Organisasi Susunan pengurus organisasi MTs Darussalam Sumowono adalah sebagai berikut: a.
Pembina Yayasan
: K.H. Bahrudin
b.
Kepala Sekolah
: Nur Faqihudin, S.Pd.I
c.
Bidang Kesiswaan
: Miftah
d.
Bidang Pengajaran
: Iswatun Maftukhah, S.Pd.I
e.
Tata Usaha
: Sri Asminah
f.
Perpustakaan
: Ngatno dan Heni Mafiroh
g.
Humas
: Dra. Ida Mualina
h.
Sarpras
: Nuruddin, S.Ag
5. Keadaan Guru dan Karyawan Jumlah guru yang mengajar di MTs Darussalam Sumowono seluruhnya ada 13 guru. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru dan karyawan MTs Darussalam Sumowono dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel I Keadaan Guru MTs Darussalam Sumowono No
Nama
Kode
Bidang Studi
1.
Nur Faqihudin, S. Pd. I
A
- Bahasa Arab
2.
Drs. Nurtadlo
B
- Pendidikan Kewarganegaraan
3.
Dra. Ida Mualina
C
- Bahasa Indonesia
4.
Iswatun Maftukhah, S. Pd. I
D
- Bahasa Inggris
5.
Miftah
E
- Penjaskes
6.
Ngatno
F
- Bahasa Daerah
7.
Imam Anas H, S. Pd. I
G
- Ke-NU-an
8.
Nuruddin, S. Ag
H
- IPS
9.
Nur Hayati, S. Pd. I
I
- Bahasa Indonesia
56
- Fiqih - SBK 10.
Siti Asrofiyah, S. Pd. I
J
- Aqidah Akhlak - IPA
11.
S. Siti Rahayu, A.Md
K
- Matematika
12.
Heni Mafiroh
L
- SBK
13.
Hamdan, S. Ag
M
- TIK - SKI - TIK - Aqidah Akhlak
Tabel II Keadaan Karyawan MTs Darussalam Sumowono No
Nama
Jabatan
1.
Sri Asminah
Tata Usaha
2.
Heni Mafiroh
Staf Tata Usaha
3.
Budi Santoso
Penjaga
6. Keadaan Peserta Didik MTs Darussalam Sumowono Sejak tahun pertama berdirinya MTs Darussalam Sumowono hingga sekarang jumlah peserta didik terus mengalami perkembangan. Kebanyakan dari mereka berasal dari wilayah sekitar Kecamatan Sumowono, namun ada yang berasal dari luar Kecamatan Sumowono bahkan dari luar Kabupaten Semarang seperti dari Kendal, Magelang dan Temanggung. Mereka biasanya tidak hanya bersekolah saja tetapi juga sambil belajar agama di Pondok Pesantren yang memang lokasinya bersebelahan dengan gedung Madrasah. MTs Darussalam Sumowono dari kelas VII sampai kelas IX tahun pelajaran 2009/2010. Seluruhnya berjumlah 117 peserta didik yang terdiri dari 47 siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
57
Tabel III Jumlah Siswa MTs Darussalam Sumowono Tahun Pelajaran 2009/2010 Jumlah Siswa
KELAS
Jumlah
VII
L 15
P 21
VIII a
9
16
25
VIII
b
36
10
15
25
IX
13
18
31
Jumlah
47
70
117
7. Kurikulum MTs Darussalam Sumowono Kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan di MTs Darussalam Sumowono adalah sebagai berikut :
Tabel IV Program Pengajaran MTs Darussalam Sumowono Kelas dan Alokasi Waktu No
Mata Pelajaran VII
VIII
IX
1
Qur‟an Hadits
2
2
2
2
Aqidah Akhlak
2
2
2
3
Fiqih
2
2
2
4
Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
5
Pedidikan Kewarganegaran
2
2
2
6
Bahasa Indonesia
5
5
5
7
Bahasa Arab
4
4
4
8
Bahasa Inggris
4
4
4
9
Matematika
5
5
5
10
IPA
4
4
4
11
IPS
4
4
4
12
Penjas Orkes
2
2
2
13
TIK/KTK
2
2
2
14
Muatan Lokal
16
-
Bahasa Jawa
1
1
1
-
Ke-Nu-an
1
1
1
-
-
-
Ekstra Kurikuler -
Pramuka
-
Seni Islami (Hadroh-Rebana) Jumlah
-
-
-
42
42
42
58
8. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana MTs Darussalam Sumowono dapat dikatakan cukup lengkap, karena dari hasil penelitian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut : Tabel V Data Ruang Lokal MTs Darussalam Sumowono No
Sarana Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kepala Sekolah
1 ruang
2
Ruang Kantor Guru
1 ruang
3
Ruang Administrasi
1 ruang
4
Ruang Perpustakaan
1 ruang
5
Aula
1 ruang
6
Ruang Kelas VII
1 ruang
7
Ruang Kelas VIII
2 ruang
8
Ruang Kelas IX
1 ruang
9
Ruang Laboratorium Komputer/ multimedia
1 ruang
10
Ruang UKS
1 ruang
11
Ruang Koperasi
1 ruang
12
Kamar kecil guru
1 ruang
13
Kamar kecil siswa
2 ruang
14
Ruang tamu
1 ruang
15
Kantin
1 ruang
16
Ruang BP
1 ruang
17
Musholla
1 ruang
18
Lapangan
1 ruang
B. Penyajian Data Penelitian Sebelum penulis menyajikan data penelitian, terlebih dahulu penulis sajikan data tentang daftar nama yang menjadi responden dalam penelitian ini.
59
1. Daftar Nama Responden Tabel VI Daftar Nama Responden No
Nama
Jenis Kelamin L L
Kelas
P VIII a
1.
Abdul Wakhid
2.
Alfi Yatul Fajriyah
P
VIII a
3.
Dian Rahmawati
P
VIII a
4.
F. Muaziz
5.
Himatul Ulya
6.
Ibnu Adi Abdillah
L
VIII a
7.
Isfatoni
L
VIII a
8.
Koniatun Lutfiyah
P
VIII a
9.
Istiyani
P
VIII a
10.
Khanifatus Saniyah
P
VIII a
11.
Mochammad Rifa‟i
12.
Muryamti
P
VIII a
13.
Nia Sari Hastiti
P
VIII a
14.
Nur Istiqomah
P
VIII a
15.
Nur Lativ Mustova
16.
Nur Mustaniroh
17.
Nurul Huda
L
VIII a
18
Samsul Aminudin
L
VIII a
19.
Siti Zumroh
P
VIII a
20.
Umi Hani Nuranika
P
VIII a
21.
Umi Rofiqoh
P
VIII a
22.
Tiyah
P
VIII a
23.
Teguh Prihatin
24.
Jayanti Ari Ningsih
P
VIII a
25.
Siti Aisiyah
P
VIII a
26.
Ana Setiani
P
VIII b
27
Ahmat Danang Kusuma Wardani
L
VIII b
28.
Ahmad Ghofur Sejati
L
VIII b
29.
Aris Rosidah
L
VIII b
30.
Arum Sani Sarifah
31.
Dafid Khaiwani
32.
Fendi Latifah
P
VIII b
33.
Ida Fatmawati
P
VIII b
34.
Ifan Mustakin
35.
Iis Dariyanti
P
VIII b
36.
Indarwati
P
VIII b
37.
Istajaba Faizin
L
VIII b
38.
Khorfkah
L
VIII b
VIII a
L P
VII a
VIII a
L
VIII a
L P
VIII a
VIII a
L
P
VIII b VIII b
L
VIII b
L
60
VIII b
39.
Lailatul Anisa
P
40.
Maftuch Afifuddin
41.
Masrifah
42.
M. Ulin Nuha
43.
Nurul Fairin Febriyanti
P
VIII b
44.
Ria Hidayah
P
VIII b
45.
Sikin
46.
Trimai Syaroh
P
VIII b
47.
Wahyu Fajaria
P
VIII b
48.
Zaenur Umam
49.
Lina Listyani
P
VIII b
50.
Ana Fatikhah Fakriani
P
VIII b
VIII b
L
VIII b
P
VIII b
L
VIII b
L
VIII b
L
2. Hasil Angket Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variable yaitu Pemahaman Materi Fiqih sebagai variable X dan Keaktifan Shalat Berjama‟ah Siswa sebagai variable Y. Untuk memperoleh data kedua variable tersebut maka perlu diberikan angket kepada siswa kelas VIII (delapan/dua) sebagai responden sebanyak 50 eksemplar dalam penelitian ini. Angket yang dimaksud berdasarkan indikator masing-masing variable yang telah ditetapkan pada BAB I, sebagaimana tersebut dalam lampiran I. Adapun hasil angket dari siswa yang menjadi responden adalah sebagai berikut :
Tabel VII Hasil Angket Pemahaman Materi Fiqih No 1 2 3 4 5 6 7
1 B A A A A A A
2 B A A B A A B
3 B A B B B A B
4 B A A A A A A
5 B A B B B B B
6 A A A A A A B
Nomer Item 7 8 9 A A A A A A A A A A A A A A B A A A B A A
10 B A A B A A A
11 B A A A A B C
12 B B B A B B C
13 A A B B B A A
14 B A B B A B A
15 B B B C B B A
61
No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 B A A B A A A B A A A A A A A A A B A B B B B B B B B B B B B B B A B B B B B B B B B
2 B A B B B B B B B A B B A B A B A B B B B B B B B B B B B B B B B A B B B B B B B B B
3 B B B B B A B C B A B B B B A B A B A B B A B B B B A B B B B B B A C A B B B A B A A
4 A A B B B A B A A A A B A B A B A A B A B A A A A B B A A A A A B A B A A B A A A A A
5 B A B B B B B B B A B B B B B C B C B B B B A B B B B B B B B B A A C B A A B B B B B
6 A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A B A A A A B A A A A A A A B A A A A A A A A
Nomer Item 7 8 9 A A A A A A A A A A A A A A A A B B A A A C A A A A A A A A B A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A B A A A A A A A A A A A B A B B B A A B A B A A A B A B A B B A A A A A A A B A B A B A A A A A A A A A A A B A A B A A B A A A B
10 A B A A A A B A A A A B A A A A A A A A B A A B B B B B A B A B A A B A B B A A A A A
11 12 A B A B A B B C B B A B C B B C A B A A C C C B A B A B A B C C A B A B A B A B A B A A A B B B A C B B B B C C B B B B A B C B A B A B B B B A B B A B A B A C A B A B A B
13 B B B A B A B B A A A B B B B B A B B A B A B B C B B C B B B B A A B B B B B C B B A
14 B A B B B B B B B A A B A B A B A B B B B A B A A B B A B B B B C B B A C A B B B B B
15 B B C B B A B B B A B B B C B C B A B C C B C B B B B C B B A B C B C B C B B B C B B
62
Tabel VIII Hasil Angket Keaktifan Shalat Berjama‟ah Siswa SNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
1 B A A A B B B B B B B B B B A B A B A B B A C B B B B B A B B B B B B B B B C B B
2 B C B B B B B B B B B B B A B B A A A B B B A B B B B A B B B B A A A B A C C B B
3 B A B B A B B B B B B B B B B A A B B A B B C B B B B B B B B B B B C B B B C B B
4 A B B A B B A B B A A B B B C B A A B B A B C B B B A B B A B B B B C B B B C B B
5 B B A A A B A A A A A A A B B A A A A A A B C A B B A B A B B A A B C A A B C B A
6 B B B B B B B B B B B B B B A B A B B B B B B B A B B B A B B B B B C B B B C B B
Nomer Item 7 8 9 C A A C A A C A A C A A C A B B A A C A C A A A C A A B A A B A C B A A C A B B A C B A C B A A A A A C A C C A A C A A B A A B A A B A A C A B C B B C A A C A C C A B C A A B A A C A C B A B B A B C B B C B C C A B B A A C A B C A C C A A C A A
10 B A A A A A A B A B B B B A A B A B A A B A A B B B B B B C B C C B C B B B B B A
11 B A A A B B C A A B A B A A B B A C B B B A A A C C C C A A A A B A A B B B A A A
12 B B A B A A A A A A A B B B C B A A A A A B B B B B B B A A B B B B C B B B B A A
13 A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A C A A B A A B A B B A B B B A B A
14 A A A A A B C A A A C A A B A A A C A A A A A A A A A B A A A A B B B B B A B A A
15 B A A A A B A A A B A A A A A A A A A A B A A A A A A B A A A A A A A B A A B A A
63
SNo 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 B B B B B B B B B
2 B B B B B C B B B
3 C A C B B B A B B
4 B B B A C B C B B
5 B B B B A C A C B
6 B B B B C C B B A
Nomer Item 7 8 9 B A C C B B C A A B A A C A C C B B B A A C A C C A B
10 B B C B C C B C B
11 B A A A A C B C B
12 B B B B B B A B B
13 C B A A A A B B A
14 C B B A B B A B B
15 A A A A A A A A A
64
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Pemahaman Materi Fiqih terhadap Keaktifan Shalat Berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelejaran 2009/2010, maka data yang diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis akan menggunakan teknik korelasi produk moment (Suharsimi Arikunto, 1989:142), yang rumusnya sebagai berikut:
rxy
(X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
Keterangan : rxy
: Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
XY
: Perkalian antara X dan Y
X
: Variabel skor pertama (pemahaman fiqih)
Y
: Variabel skor kedua (keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa)
N
: Jumlah sampel yang diteliti
: Sigma Langkah selanjutnya menyiapkan tabel nilai pemahaman materi fiqih,
keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa dan tabel kerja untuk mencari
65
koefisiensi korelasi antara variabel pertama (pemahaman materi fiqih) dengan variabel kedua (keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa). 1. Data tentang Pemahaman Materi Fiqih Data tentang pemahaman materi fiqih telah diperoleh dari penyebaran soal yang terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan, masingmasing pertanyaan disediakan 3 (tiga) kriteria jawaban dengan kategori sebagai berikut: a.
Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 (baik), yaitu jawaban yang benar.
b.
Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 (sedang), yaitu jawaban yang mendekati benar.
c.
Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 ( kurang), yaitu jawaban yang jauh dari benar atau jawaban yang salah. Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka
maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel IX Nilai Angket Tentang Pemahaman Materi Fiqih Nomor Item
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
12
13
14
15 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 3 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 2 3 3 2 2 3
2 3 2 2 2 3 2 2 2
2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 2 2 2 2 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 3 2
2 2 2 3 2 2 1 2 2
3 3 2 2 2 3 3 2 2
2 3 2 2 3 2 3 2 3
2 2 2 1 2 2 3 2 2
2 3 3 3 3 2 1 3 3
35 43 39 37 39 40 36 37 40
66
Nomor Item
NO Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
12
13
14
15 Jumlah
10 11
3 2
2 2
2 2
2 2
2 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 2
2 1
2 3
2 2
1 2
36 35
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2
2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3
2 3 1 2 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 3 1 3 3 2 2 2 3 3
2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 2
2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2
36 39 34 32 39 45 35 34 39 36 41 32 42 37 38 36 34 39 37 36 35 33 31 31 35 34 37 32 36 42 28 38 34 37 37
67
Nomor Item
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
12
13
14
15 Jumlah
47 48 49 50
2 2 2 2
2 2 2 2
3 2 3 3
3 3 3 3
2 2 2 2
3 3 3 3
3 3 3 3
2 2 2 3
3 3 3 2
3 3 3 3
1 2 2 2
1 2 2 3
2 2 2 2
2 1 2 2
3 3 3 3
35 35 37 38
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut untuk pemahaman materi fiqih dengan jumlah pertanyaan 15 item diketahui nilai tertinggi 45 dan nilai terrendah 28, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
i
( Xt Xr) 1 Ki
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
i
(45 28) 1 3
i
18 3
i=6 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa siswa yang memiliki pemahaman materi fiqih baik, cukup dan kurang.
68
Tabel X Interval Pemahaman Materi Fiqih Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
Artinya
40 – 45
7
A
Baik
34 – 39
36
B
Cukup
28 – 33
7
C
Kurang
Dengan demikian dapat diketahui : a) Untuk pemahaman materi fiqih yang baik mendapat nilai 40 – 45 sebanyak 7 siswa b) Untuk pemahaman materi fiqih yang sedang mendapat nilai 34 – 39 sebanyak 36 siswa. c) Untuk pemahaman materi fiqih yang kurang mendapat nilai 28 – 33 sebanyak 7 siswa Setelah diketahui berapa banyak siswa yang pemahaman materi fiqih baik, sedang atau kurang kemudian diprosentasekan masing-masing dengan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan : P : Proporsi individu dalam golongan F : Frekuensi N : Jumlah subyek keseluruhan
69
a) P
7 100% 50
P = 14 % b) P
36 100% 50
P = 72 % c) P
7 100% 50
P = 14 % Keterangan : a. Untuk Pemahaman Materi Fiqih
baik mendapat nominasi A
sebanyak 14 % b. Untuk Pemahaman Materi Fiqih
sedang mendapat nominasi B
sebanyak 72 % c. Untuk Pemahaman materi Fiqih
kurang mendapat nominasi A
sebanyak 14 % Tabel XI Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X No
Nilai Pemahaman Materi
Interval
Frekuensi Prosentase
Fiqih 1
Baik
40 - 45
7
14 %
2
Sedang
34 - 39
36
72 %
3
Kurang
28 - 33
7
14 %
50
100%
Jumlah
70
2. Data tentang Keaktifan Shalat Berjama‟ah pada siswa Data tentang keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa telah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) kriteria jawaban dengan kategori sebagai berikut: a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 (baik), yaitu jawaban yang benar. b. Kriteria Jawaban B memiliki nilai 2 (sedang), yaitu jawaban yang mendekati benar. c. Kriteria Jawaban C memiliki nilai 1 ( kurang), yaitu jawaban yang jauh dari benar atau jawaban yang salah.
Tabel XII Nilai Angket Tentang Keaktifan Shalat Berjama‟ah Siswa Nomor Item
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
12
13
14
15
Jumlah
1 2
2 3 3
2 1 2
2 3 2
3 2 2
2 2 3
2 2 2
1 1 1
3 3 3
3 3 3
2 3 3
2 3 3
2 2 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
34 37
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
1 1 2 1 3 1 2 2 2 1 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 1 3 3 3 1 3 2 1 1
3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3
3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 2 1 3 3 3 1 3 3 2 3
3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
39 39 37 35 33 39 38 37 35 35 35 35 34
71
Nomor Item
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
12
13
14
15
Jumlah
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2
2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2
3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 3 1 2
2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3
2 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 1 3 3 1 2 3 3 1 2 3 1 2
2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2
2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3
3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
37 45 33 39 38 37 38 34 35 30 33 33 30 39 37 32 35 33 32 26 31 35 31 25 35 38 28 32 32 37 30 26 36 27 33
2 3 1 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 1 2
72
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut untuk keaktifan shalat berjama‟ah dengan jumlah pertanyaan 15 item diketahui nilai tertinggi 45 dan nilai terendah 25, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
i
( Xt Xr) 1 Ki
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
i
(45 25) 1 3
i
21 3
i=7 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa siswa yang memiliki keaktifan shalat berjama‟ah baik, cukup dan kurang. Tabel XIII Interval Keaktifan Shalat Berjama‟ah Pada Siswa Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
Artinya
39 - 45
6
A
Baik
32 - 38
34
B
Sedang
25 - 31
10
C
Kurang
73
Dengan demikian dapat diketahui : a) Untuk keaktifan shalat berjama‟ah yang baik mendapat nilai 39 - 45 sebanyak 6 siswa b) Untuk keaktifan shalat berjama‟ah yang sedang mendapat nilai 32 38 sebanyak 34 siswa. c) Untuk keaktifan shalat berjama‟ah yang kurang mendapat nilai 25 31 sebanyak 10 siswa. Setelah diketahui berapa banyak siswa yang keaktifan shalat berjama‟ah baik, sedang atau kurang kemudian diprosentasekan masingmasing dengan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan : P : Proporsi individu dalam golongan F : Frekuensi N : Jumlah subyek keseluruhan a)
P
6 100% 50
P = 12 % b)
P
34 100% 50
P = 68 % c)
P
10 100% 50
P = 20 %
74
Keterangan : a. Untuk keaktifan shalat berjama‟ah baik mendapat nominasi A sebanyak 12 %. b. Untuk keaktifan shalat berjama‟ah sedang mendapat nominasi B sebanyak 68 % . c. Untuk keaktifan shalat berjama‟ah kurang mendapat nominasi C sebanyak 20 % Tabel XIV Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y No
Nilai keaktifan shalat
Interval
Frekuensi Prosentase
berjama’ah 1
Baik
39 - 45
6
12 %
2
Sedang
32 - 38
34
68 %
3
Kurang
25 - 31
10
20 %
50
100%
Jumlah
Tabel kerja untuk mencantumkan koefisien antara variabel X (pemahaman materi fiqih) dan variabel Y (keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa). Tabel XV Tabel Kerja Koefisien Variabel X Dan Variabel Y No
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7
35 43 39 37 39 40 36
34 37 39 39 37 35 33
1225 1849 1521 1369 1521 1600 1296
1156 1369 1521 1521 1369 1225 1089
1190 1591 1521 1443 1443 1400 1188
75
2
2
No
X
Y
X
Y
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
37 40 36 35 36 39 34 32 39 45 35 34 39 36 41 32 42 37 38 36 34 39 37 36 35 33 31 31 35 34 37 32 36 42 28 38 34 37 37
39 38 37 35 35 35 35 34 37 45 33 39 38 37 38 34 35 30 33 33 30 39 37 32 35 33 32 26 31 35 31 25 35 38 28 32 32 37 30
1369 1600 1296 1225 1296 1521 1156 1024 1521 2025 1225 1156 1521 1296 1681 1024 1764 1369 1444 1296 1156 1521 1369 1296 1225 1089 961 961 1225 1156 1369 1024 1296 1764 784 1444 1156 1369 1369
1521 1444 1369 1225 1225 1225 1225 1156 1369 2025 1089 1521 1444 1369 1444 1156 1225 900 1089 1089 900 1521 1369 1024 1225 1089 1024 676 961 1225 961 625 1225 1444 784 1024 1024 1369 900
XY
1443 1520 1332 1225 1260 1365 1190 1088 1443 2025 1155 1326 1482 1332 1558 1088 1470 1110 1254 1188 1020 1521 1369 1152 1225 1089 992 806 1085 1190 1147 800 1260 1596 784 1216 1088 1369 1110
76
2
2
No
X
Y
X
Y
47 48 49 50
35 35 37 38 1823
26 36 27 33 1714
1225 1225 1369 1444 66987
676 1296 729 1089 59520
XY
910 1260 999 1254 62872
Dari tabel di atas diketahui : X
: 1823
Y
: 1714
X2
: 66987
Y2
: 59520
XY
: 62872
N
: 50 Untuk mengetahui korelasi antara variabel X (tingkat pemahaman
materi fiqih) dengan variabel Y (tingkat keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa), maka variabel X dan variabel Y dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut :
rxy
rxy
(X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY
(1823)(1714) 50 2 (1823) (1714) 2 66987 59520 50 50 62872
77
3124622 50 3323329 2937796 66987 59520 50 50 62872
rxy
62872 62492,44
rxy
{66987 66466,58}{59520 58755,92} 379,56
rxy
{520,42}{764,08} 379 ,55
rxy
rxy
397642 ,5
379 ,56 630 ,59
rxy = 0,601
B. Interpretasi Data Dengan diperolehnya nilai product moment (rxy) di atas, maka untuk menentukan taraf signifikansi disajikan nilai-nilai product moment dalam tabel taraf signifikansi 1% sebagai berikut : Tabel XVI Nilai Product Moment N
Taraf Signifikansi 5%
1%
49
0,281
0,364
50
0,279
0,361
55
0,266
0,345
78
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang diambil adalah N = 50, yaitu pada taraf signifikansi 1% adalah 0,361. Hasil yang diperoleh dari koefisien antara variabel X (pemahaman materi fiqih) dengan variabel Y (keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa) adalah 0,601. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghubungkan r hasil penelitian dengan r pada tabel, pada taraf signifikansi 1%. Apabila r hasil koefisien diperoleh lebih besar dari nilai r pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan. Artinya hipotesis yang penulis ajukan diterima. Hasil yang diperoleh dari koefisien korelasi antara variabel X (pemahaman materi fiqih) dengan variabel Y (keaktifan shalat berjama‟ah pada siswa) adalah 0,601, sedangkan pada tabel adalah 0,361 pada taraf signifikansi 1%. Jika melihat dari hasil tersebut di atas, maka koefisien korelasi lebih besar dari hasil pada tabel nilai-nilai r product moment (0,601 > 0,361). Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang positif antara Pemahaman Materi Fiqih dengan Keaktifan Shalat Berjama’ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010” dapat diterima atau dapat dibuktikan. Dengan demikian maka pembelajaran Pemahaman Materi Fiqih di MTs Darussalam sangat berperan dalam pembinaan keaktifan shalat berjama‟ah yang masih usia anak remaja. Ini berarti bahwa makin tinggi tingkat pemahaman materi fiqih makin tinggi pula keaktifan shalat Berjama‟ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan dalam penyususnan skripsi ini, baik dari penelitian lapangan maupun dari pembahasan teori-teori yang ada kaitannya dengan judul, yaitu “PENGARUH
PEMAHAMAN MATERI
FIQIH TERHADAP KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA‟AH PADA SISWA KELAS
II
MTs.
DARUSSALAM
KECAMATAN
SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemahaman Materi Fiqih untuk siswa kelas II MTs Darussalam Sumowono Tahun Pelajaran 2009/2010. Untuk Pemahaman Materi Fiqih baik mendapat nominasi A sebanyak 14 % (7 siswa), untuk Pemahaman Materi Fiqih sedang mendapat nominasi B sebanyak 72 % (36 siswa), dan untuk Pemahaman Materi Fiqih kurang mendapat nominasi C sebanyak 14 % (7 siswa). 2. Keaktifan Shalat Berjama‟ah siswa kelas II MTs Darussalam Sumowono Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut : Untuk Keaktifan Shalat Berjama‟ah baik mendapat nominasi A sebanyak 12 % (6 siswa), untuk Keaktifan Shalat Berjama‟ah sedang mendapat nominasi B sebanyak 68 % (34 siswa), dan untuk Keaktifan Shalat Berjama‟ah kurang mendapat nominasi C sebanyak 20 % (10 siswa).
80
3. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment dan diperoleh nilai rxy sebesar 0,601 kemudian dikonsultasikan dengan r table pada product moment dengan N: 50 diperoleh taraf signifikansi 1%, diperoleh nilai 0,361 dan pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai 0,279 ternyata nilai rxy lebih besar dari pada nilai r table yaitu (0,361<0,601>0,279). Sehingga hasil dinyatakan sangat signifikan.
Dengan demikian ada pengaruh yang positif antara “Pemahaman Materi Fiqih dengan Keaktifan Shalat Berjama’ah pada siswa kelas II MTs. Darussalam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelejaran 2009/2010”
81
B. Saran-saran 1. Untuk Sekolah a. Hendaknya sekolah lebih memfungsikan unsur-unsur pendidikan yang mendukung
keberhasilan
pemahaman
materi
fiqih,
misalnya
pendayagunaan alat-alat pendidikan, keaktifan guru, siswa dan sebagainya. b. Hendaknya memperhatikan segala aktifitas siswa, baik intra maupun ekstrakurikuler sehingga semua bisa mengarah pada tujuan yang positif. c. Dalam rangka pembinaan siswa dalam segala macam perlu ditingkatakan keterlibatan siswa dalam segala macam kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Sekolah atau Madrasah MTs Darussalam Sumowono. d. Para Dewan guru hendaknya lebih memperhatikan keaktifan shalat berjama‟ah siswa di Madrasah. e. Hendaknya guru memiliki komitmen dalam pendidikan fiqih bahwa pelajaran ini bukan sekedar teori, namun lebih dari itu harus dapat dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Guru diharapkan agar
selalu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi profesional dengan belajar, berlatih dan berdisiplin serta tetap berpegang teguh pada kode etik guru. Selain itu tidak hanya memberikan materi pelajaran saja, tetapi juga berinisiatif untuk meningkatkan hasil pengajaran terhadap siswa, dengan cara memberikan dorongan-dorongan kepada peserta
82
didik dari teoritis menjadi amalan-amalan yang praktis, agamis dan guru adalah teladan bagi siswanya 2. Untuk Keluarga (orang tua) a. Orang tua hendaknya lebih meningkatkan dalam memberikan bimbingan, motivasi kepada anaknya agar lebih giat belajar serta mencukupi fasilitas pendidikan yang dibutuhkan. b. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya mengenai keaktifan shalat berjama‟ah dalam kehidupan sehari-hari. 3. Untuk Siswa Karena ada keterkaitan antara pemahaman materi fiqih dengan keaktifan shalat berjama‟ah, maka siswa benar-benar memperhatikan penjelasan guru dalam kegiatan belajar mengajar agar tertanam keaktifan dalam shalat berjama‟ah. Siswa mampu menumbuhkan kreativitas dalam belajar muncul pada diri, sehingga siswa memiliki motivasi, rasa ingin tahu, dan imajinasi karena selalu mencari dan ingin menemukan jawaban, dan senang memecahkan masalah 4. Untuk Masyarakat Karena pengaruh lingkungan masyarakat mempunyai dampak yang besar dalam mewarnai suasana kehidupan siswa, maka masyarakat hendaknya lebih meningkatkan terhadap siswa agar dapat berperilaku hormat atau akhlak yang baik, dengan cara melalui pengajian-pengajian, bimbingan yang melibatkan siswa untuk melaksanakan macam-macam kegiatan keagamaan.
83
5. Untuk Pemerintah Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan hasil baik, maka hendaknya pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama lebih meningkatkan bantuannya, terutama dalam pengadaan fasilitas pendidikan khususnya mengenai bukubuku perpustakaan yang ada kaitannya dengan materi fiqih. C. Penutup Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah, inayah, serta ridho-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Mengingat kemampuan penulis yang sangat terbatas tentunya skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu sumbangsih kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan demi lebih baiknya penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet. Fiqih Ibadah, CV Pustaka Setia, Bandung, 1998. Anwar, Moch. Fiqih Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1991. Arifin, Zaenal. Evaluasi Intruksional Prinsip-Teknik- Prosedur, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1988. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edsi Revisi V , Rineka Cipta, Jakarta, 1989. Dalil, Faqih. Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, Apollo, Surabaya, 1995. Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004. Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Fiqih Madrasah Tsanawiyah, Jakarta :Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004. Ghazali, Abd Rahman. Fiqih II, Jkarta, Depag RI, 1993. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Jilid I, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ilahi, Fadhal. Keutamaan Shalat Berjama’ah. Duta Ilmu, Surabaya, 1996. Jalaluddin, Al Imam bin Abi bakar Assuyuti. Al Jami’us Shoghir, Darul Alam Beirut. Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. 2001.
85
Karim, Syafi’i. Fiqih Ushul Fiqih, Solo: CV Pustaka Setia, 1991. Karman,Supriyana, M. Materi Pendidikan Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Kartono, Kartini. Pengantar metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1990. Khallaf, Abdul Wahhab. Kaidah-kaidah Hukum Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada : 1996. Mansyur, Strategi Mengajar, Jakarta: Depag RI 1991. Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indinesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996. Muchith M. Saekhan, Dosen Ilmu Pendidikan STAIN Kudus dan INISNU Jepara, Majalah Rindang, (Semarang: Yayasan Kesejahteraan Karyawan Kantor Wilayah DEPAG Jateng, 2005), hlm. 19. Mudjijo, Tes Hasil Belajar,Jakarta, Bumi Aksara, 1995. Musbikin, Imam. Rahasia Shalat Khusyu’, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2007. Nursaid, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, CV Widya Karya, Semarang. Poerwodarminto. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta. 1982. Qiro’ati, Muhsin. Pancaran Cahaya Shalat, Pustaka Hidayah, Bandung, 1996. Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009. Shihab, M. Quraish. Wawasan Al – Qur’an, Jakarta: Mizan, 1996. Siswanta, Jaka. Metodologi Penelitian. Pada pelatihan penilisan karya ilmiah Mahasiswa. 2009.
86
Sunarto, Achmad. Terjemah Riyadhus Shalihin, Pustaka Amani, Jakarta, 1999. Thoha, Chabib. PBM-PAI ai sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998. Tim Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, Pengantar Ilmu Fiqih,,Depag RI, Jakarta, 1981. Usman, M. Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
87
Lampiran 1 Hal
: Pengisian Angket
Petunjuk Pengisian : 1. Pertanyaan di bawah ini sudah ada jawabannya, Anda diminta untuk melingkari huruf di depan jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda. 2. Untuk data pribadi siswa tulislah dengan jelas dan mudah dibaca. Identitas : Nama Lengkap
: .................................................................... (L/P)
No. Absen
: ....................................................................
Kelas
: ....................................................................
Alamat
: ....................................................................
Sekolah
: ....................................................................
A. PEMAHAMAN MATERI FIQIH 1. Apakah Anda selalu memperhatikan saat guru menjelaskan materi fiqih yang berkaitan dengan shalat ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 2. Apakah Anda selalu paham dengan materi fiqih yang disampaikan guru ? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 3. Apakah Anda berusaha mengembangkan materi fiqih yang telah diajarkan oleh guru ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 4. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah Anda merasa tenang kalau sudah paham dengan materi fiqih yang disampaikan oleh guru ? a. Selalu b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
88
5. Ketika guru mengajukan pertanyaan tentang materi fiqih, apakah Anda mampu menjawab dengan cepat/spontan? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 6. Apakah Anda tahu ruku-rukun shalat ? a. Ya, tahu
c. Tidak tahu
b. Kadang-kadang 7. Apakah Anda tahu tentang syarat sahnya shalat ? a. Ya, tahu
c. Tidak tahu
b. Kadang-kadang 8. Apakah Anda paham dengan hukumnya shalat ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 9. Apakah Anda tahu macam-macam shalat ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 10. Apakah Anda selalu berusaha untuk memperbaiki kesalahan dalam melaksanakan shalat ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 11. Ketika Anda melakukan kesalahan dalam melaksanakan shalat, apakah Anda akan menerima saran dari orang lain ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 12. Apakah Anda merasa memiliki ide-ide kreatif dalam mengembangkan materi fiqih ? a. Sering b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
89
13. Apakah Anda selalu mengamalkan ajaran fiqih dalam kehidupan seharihari ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 14. Apabila ada kegiatan diskusi, apakah Anda selalu mengeluarkan pendapat dan ide Anda ? a. Sering
c. tidak pernah
b. Kadang-kadang 15. Apakah Anda akan mempelajari terlebih dahulu materi fiqih yang akan diajarkan guru ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang B. KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH 1. Apakah Anda aktif melaksanakan shalat berjama‟ah ? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 2. Pernahkah Anda terlambat melaksanakan shalat berjama‟ah di Masjid ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 3. Apakah Anda dalam melaksanakan shalat berjama‟ah tepat pada waktunya ? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 4. Apakah Anda berusaha untuk cepat-cepat menempati shaf yang paling terdepan ? a. Selalu b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
90
5. Jika shalat berjama‟ah dimulai, apakah anda meluruskan shaf (barisan) terlebih dahulu? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 6. Apakah Anda dalam melaksanakan shalat berjama‟ah selalu di Masjid ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 7. Pernahkah Anda mengingatkan imam, waktu imam lupa ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadan-kadang 8. Apakah Anda tahu hukumnya shalat berjama‟ah ? a. Sering
c. Tidak pernah
b. Kadang- kadang 9. Apakah Anda tahu fadhilahnya shalat berjama‟ah ? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 10. Apakah Anda selalu shalat berjama‟ah saat di Sekolah? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 11. Saat imam melakukan kesalahan dalam shalat berjama‟ah karena lupa, apakah yang Anda lakukan jika Anda sebagai makmumnya ? a. Selalu
mengingatkan
kesalahan
imam
dengan
membaca
tasbih/menepuk tangan b. Kadang-kadang mengingatkan kesalahan imam c. Tidak pernah mengingatkan imam 12. Apakah Anda selalu mengajak teman Anda untuk melaksanakan shalat berjama‟ah ? a. Selalu b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
91
13. Apakah Anda dalam melaksanakan shalat berjama‟ah atas kesadaran sendiri ? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 14. Apakah Anda tahu dengan syarat-syarat shalat berjama‟ah ? a. Selalu
c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang 15. Bagaimana cara Anda melaksanakan shalat berjama‟ah ? a. Selalu mengikuti gerakan imam, tumu‟ninah dan tidak mendahului gerakan imam. b. Kadang-kadang mengikuti gerakan imam dan kadang mendahului c. Tidak tumu‟ninah dan sering mendahului gerakan imam