PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM CUKILAN 02 SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Kependidikan Islam
Oleh ZUHROTUN NISAK NIM : 11409062
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Zuhrotun Nisak
NIM
: 11409062
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM CUKILAN
02
SURUH
KAB.
SEMARANG
TAHUN 2011. telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 12 Agustus 2011 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP : 196106231988032001
ii
SKRIPSI PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM CUKILAN 02 SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2011
DISUSUN OLEH ZUHROTUN NISAK NIM : 11409062
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: : : : :
H. Agus Waluyo, M.Ag Dra. Zumrotun, M.Ag Drs. Badwan, M.Ag Dra. Lilik Sriyanti, M.Si Dra. Siti Farikhah, M.Pd
_____________________ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________
Salatiga, 25 Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Pilihan-pilihan anda mencerminkan siapa diri anda, Meski ada keterbatasan, tapi selalu ada kesempatan untuk memilih yang terbaik (Ingrid Mattson)
Orang hebat adalah orang yang jatuh bangun dan jatuh bangun lagi, tanpa kehilangan antusiasme. (Mario Teguh)
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku Para Guru dalam hidupku Saudara-Saudaraku Teman-Teman Seperjuangan Serta Untuk suami dan anak-anakku yang senantiasa penuh cinta dan doa
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Zuhrotun Nisak
NIM
: 11409062
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 25 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Zuhrotun Nisak
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin. Puji syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT , Tuhan seru sekalian semesta raya. Dengan Rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah serta innayah-Nya yang sempurna, sehingga peneliti pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi agung Muhammad Saw, manusia ummi penyempurna akhlak yang mulia, dan motivator handal yang menjadi suri tauladan sepanjang hayat. Penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Dengan penuh rasa syukur, kebahagiaan tentu tidak dapat disembunyikan dari terselesaikannya penelitian skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga
2.
Dra. Siti Farikhah, M.Pd selaku pembimbing skripsi, yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti
3.
Dosen STAIN Salatiga, yang telah memberikan bekal keilmuan kepada peneliti
4.
Kepala Sekolah dan keluarga besar MI Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di lembaga pendidikan tersebut. vi
5.
Keluarga, suami dan anak-anakku yang senantiasa penuh doa dan cinta.
6.
Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT, serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca yang pada umumnya. Salatiga, 25 Agustus 2011 Peneliti
Zuhrotun Nisak NIM : 114 09 062
vii
ABSTRAK
Nisak, Zuhrotun. 2011. Pengaruh Prestasi Belajar Aqidah Akhlak terhadap Kepribadian Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang Tahun 2011 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikhah, M.Pd. Kata Kunci : Prestasi belajar aqidah akhlak dan kepribadian. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui adakah pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap kepribadian siswa. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah prestasi belajar aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang ?, (2) Bagaimanakah variasi kepribadian di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang ? (3) Adakah pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap kepribadian siswa ? Dengan menggunakan angka-angka statistik dalam menganalisa pokok permasalahan, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Prestasi belajar aqidah akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang termasuk pada kategori rendah yaitu nilai rata-rata 75,5 dengan prosentase 78,5% (51 dari 65 siswa), (2) Kepribadian siswa di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang termasuk pada kategori tinggi dengan prosentase 63,1% (41 dari 65 siswa) dan nilai intervalnya 50-54, (3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab. Semarang.
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Daftar Sarana Prasarana Madrasah…………………….
48
Tabel 3.2
Daftar Keadaan Guru Madrasah ……………………….
49
Tabel 3.3
Daftar Keadaan Siswa Madrasah ……………………...
50
Tabel 3.4
Daftar Responden Madrasah…. ……………………….
52
Tabel 3.5
Daftar Jawaban Angket Kepribadian Siswa..………….
54
Tabel 3.6
Daftar Nilai Aqidah Akhlak Siswa….………………….
55
Tabel 4.1
Daftar Prosentase Nilai Aqidah Akhlak..………...…….
58
Tabel 4.2
Daftar Prosentase Prestasi Belajar Aqidah Akhlak….…
59
Tabel 4.3
Daftar Prosentase Kepribadian………....………………
61
Tabel 4.4
Daftar Prosentase Tingkat Kepribadian..……………….
62
Tabel 4.5
Tabel Kerja Product Moment Koefisien Korelasi Nilai Aqidah Akhlak Terhadap Kepribadian Siswa..…………
63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang. ………………….........
xii
Gapura / Pintu Masuk Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang ………
xii
Tugu Papan Nama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang ………
xii
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Memiliki anak-anak yang shalih dan shalihah adalah harapan bagi setiap orang tua, dan tentunya menjadi cita-cita terbesar bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Harapan dan cita-cita tersebut berbenturan dengan arus globalisasi, informasi yang tak terbendung, dan penurunan akhlak yang tidak hanya tampak dikota-kota saja, tapi juga tampak disudut-sudut desa. Tanggung jawab pendidikan akhlak tidak hanya menjadi milik orang tua dan guru, tapi juga tanggung jawab negara atau pemerintah. Seperti disebutkan dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah : mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab dan rasa kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk tujuan mulia tersebut, pemerintah mencantumkannya dalam UUD 1945 pasal 1 dan 2 : bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, dan pemerintah yang akan menyelenggarakannya. Adapun pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang dilaksanakan baik
1
secara formal, informal maupun non formal. Beberapa bidang pendidikan yang dilaksanakan telah menampakan hasilnya. Terbukti dengan banyaknya anak negeri yang berprestasi dibidang akademik, baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Namun ada satu yang dirasa masih belum sesuai harapan, yaitu pendidikan aqidah akhlak. Terbukti masih banyak praktek-praktek penyimpangan dalam masyarakat, kurangnya pengamalan ibadah dengan ikhlas, dan terjadinya kejahatan dalam kehidupan sehari-hari, yang pelakunya adalah anak-anak atau remaja, yang dapat membahayakan dirinya maupun orang lain. Prestasi belajar yang diharapkan tentunya yang bisa diterima dalam kehidupan masyarakat (sosial), untuk itu pendidikan aqidah akhlak lebih baik sejak dini pula. Sebagaimana pernyataan Al-Ghazali yang dikutip oleh Zaenuddin
( 1991 : 106 ), bahwa alangkah baiknya pendidikan
akhlak diberikan sejak dini karena pada masa itulah masa yang paling tepat untuk menanamkan dasar-dasar pendidikan akhlak. Ali Abdul Halim Mahmud ( 2004 : 28 ) berpendapat bahwa keindahan bentuk lahir manusia secara mutlak tidak dapat terwujud hanya dengan keindahan dua mata, dengan tanpa hidung, mulut dan pipi. Sebaliknya, semua unsur tadi harus indah sehingga terwujudlah keindahan lahir manusia itu. Demikian juga dalam batin manusia, tidak dapat terwujud keindahan akhlak tanpa didukung banyak hal. Allah SWT berfirman dalam surat Al - Qalam ayat 4 :
2
Artinya :
“Sesungguhnya engkau Muhammad seseorang yang berakhlak tinggi, berakhlak mulia”.
Dalam kitab Imam Al-Ghazali ( 1993 : 528 ) disebutkan sebuah hadist :
Artinya : “Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Dari uraian diatas nyatalah bahwa pendidikan akhlak memang penting diadakan sesuai dengan firman Allah dan juga hadist Nabi Muhammad SAW.
Disamping hal-hal tersebut diatas, penulis juga mendasarkan
bahwa kenyataannya : 1.
Pentingnya seseorang itu berkepribadian baik dalam tingkah laku.
2.
Masih banyaknya praktek-praktek menyimpang, kurangnya tata krama dan sopan santun anak, kenakalan dan kekacauan yang hal ini sering dilakukan oleh anak-anak sekolah.
3.
Lembaga pendidikan yang diharapkan dapat memberikan nilai-nilai keteladanan maupun hasil pendidikan moral yang baik, ternyata belum sepenuhnya merupakan hasil yang dapat mewarnai tingkah laku dengan kepribadian yang baik.
Dari uraian tersebut diatas, menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian yang terumuskan dalam judul : “ PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM CUKILAN 02 SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2011 “.
3
B.
Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis mengajukan beberapa rumusan permasalahan sehingga menarik untuk diteliti, adapun permasalahan yang dimaksud sebagai berikut : 1) Bagaimana prestasi belajar aqidah akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011. 2) Bagaimana variasi kepribadian yang dihasilkan dari belajar aqidah akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011. 3) Apakah prestasi belajar aqidah akhlak, mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011.
C.
Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan tersebut diatas, tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar aqidah akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011. 2) Untuk mengetahui variasi kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011. 3) Untuk mengetahui apakah prestasi belajar aqidah akhlak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepribadian siswa Madrasah
4
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011.
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus dibuktikan melalui penelitian. ( Winarno Surachmad, 1998 : 71 ). Adapun dugaan sementara, dapat penulis kemukakan bahwa prestasi belajar aqidah akhlak berpengaruh terhadap kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011.
E.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Secara Teoritis Sebagai khasanah pengembangan pengetahuan tentang pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011.
2. Secara Praktis a. Bagi Guru Dapat dijadikan acuan untuk merencanakan pembelajaran aqidah akhlak yang lebih efektif dan variatif serta metode yang kreatif. b. Bagi pihak Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran aqidah akhlak.
5
F.
Definisi Operasional Agar dalam penelitian ini tidak terdapat kerancuan pengertian, penulis memberikan penjelasan terhadap istilah atau benda, yang ada dalam judul sebagai berikut: 1.
Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dalam kamus umum Bahasa Indonesia ( W.JS. Poerwadarminta, 2006 : 348 ), disebutkan bahwa prestasi adalah kata yang identik dengan hasil, yaitu sesuatu yang telah dicapai atau sesuatu yang telah dilakukan, sesuatu yang diadakan atau dibuat oleh usaha atau kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. Menurut Zaenuddin ( 1991 : 98 ) aqidah berarti keyakinan dalam hati. Sedangkan akhlak ( Ali Abdul Halim Mahmud, 2004 : 28 ) adalah asal kata dari al-khuluk yang artinya sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu. Jadi aqidah akhlak adalah suatu perbuatan yang dalam melakukannya tidak perlu pemikiran terlebih dahulu, karena sudah terpatri dalam hati, mengalir begitu saja tanpa butuh berpikir terlalu lama.
2. Kepribadian George Kelly memandang kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya ( E. Koeswara, 1991 : 11 ). Senada dengan itu Gordon W. Allport yang disetujui pula oleh Andi Mapiare ( 1982 : 67 ) menyatakan
6
bahwa kepribadian adalah organisme yang dinamis dalam system psikofisik ( jiwa dan raga ) yang menentukan keunikan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Jelaslah bahwa kepribadian manusia bersifat unik, tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, tidak ada dua orangpun yang bertingkah laku sama. Jadi maksud dari judul adalah bukti keberhasilan usaha kegiatan belajar aqidah akhlak yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat, yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak, dan apakah hasil belajar tersebut berpengaruh dalam perilaku anak sehari-hari dilingkungannya. Setelah penulis jelaskan istilah-istilah tersebut di atas, selanjutnya penulis memberikan batasan-batasan tertentu terhadap variabel-variabel sebagai berikut : 1) Sebagai variabel x Prestasi belajar aqidah akhlak merupakan variabel pengaruh atau variable x, penulis tidak mengemukakan indikatornya karena data variable x diambil dari nilai raport aqidah akhlak semester II. 2) Variabel y Kepribadian merupakan variabel terpengaruh atau disebut sebagai variabel y, yang dimaksudkan adalah kepribadian siswa dapat dipengaruhi oleh hasil belajar aqidah akhlak. Dengan mengemukakan indikator-indikator kepribadian sebagai berikut :
7
a)
Optimisme. ( DH. Gulo, 1984 : 20 )
b) Tanggung jawab c)
Mempunyai timbang rasa
d) Bijaksana e)
Tahu diri
f)
Mempunyai rasa percaya diri.
Kepribadian yang dimaksud ialah yang timbul dalam diri siswa baik yang bersifat rohaniah atau jasmaniah yaitu kepribadian yang baik.
G.
Metode Penelitian Agar dalam penelitian ini penulis memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka sangat diperlukan adanya metode yang cocok dan jelas sebagai berikut : 1.
Metode Penentuan Subyek Penelitian a.
Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Maksud dari populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011 . Jumlah keseluruhan ada 117 siswa dengan perincian 74 siswa laki-laki , 43 siswa perempuan.
b. Sampel Sampel dalam penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari yang sebenarnya mau
8
diteliti. Pada prinsipnya tidak ada peraturan-peraturan yang ketat untuk secara mutlak menentukan berapa persen sampel tersebut harus diambil dari populasi ( Kartini Kartono , 1990 : 135 ). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan purposive sampling yaitu merupakan teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dibuat. Penulis mengambil seluruh siswa kelas IV, V dan VI sebagai sampel yang berjumlah 65 siswa, terdiri dari 45 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Pengambilan sampel ini dengan alasan anak kelas IV, V dan VI yaitu usia 9-11 tahun adalah usia antara masa kanak-kanak pertama ( 7 tahun ) dan masa adolesen ( usia 13-21 tahun ), dimana pada usia tersebut anak mengalami masa sibuk dalam hubungan sosial, yaitu masa tunduknya
kekuatan-kekuatan
spontan
terhadap
pengaruh sosial dari luar ( Zakiah Daradjat, 1996 : 44 ).
9
pengaruh-
2.
Metode Pengumpul Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian penulis menggunakan beberapa metode pengumpul data sebagai berikut : a. Angket atau Quisioner Quesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui ( Suharsini Arikunto, 1991 : 40 ). Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang tingkat kepribadian siswa. b.
Dokumentasi Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti kutipan dan surat kabar). ( Suharsini Arikunto, 1991 : 149 ). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data variabel x yaitu nilai atau prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas IV, V dan VI Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh, Kab. Semarang Tahun 2011, dalam hal ini data diambil dari nilai raport aqidah akhlak semester II siswa kelas IV, V dan VI pada kelas sebelumnya. Kelas IV diambil dari nilai raport kelas III semester II, kelas V diambil dari nilai raport kelas IV semester II dan kelas VI diambil dari nilai raport kelas V semester II.
10
c.
Observasi Observasi adalah pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematika pada suatu fase, dengan maksud mendapatkan data yang diperlukan ( Syafari Imam Asy‟ari, 1990 : 82 ). Dengan cara demikian ini penulis akan mengetahui kondisi objektif mengenai lokasi penelitian.
d. Wawancara atau Interview Interview yang sering disebut dengan wawancara dan kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. ( Suharsini Arikunto, 1991 : 145 ). Interview yang digunakan oleh peneliti sebagai pelengkap ( melengkapi ) ketiga metode tersebut. Wawancara dengan kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 dilakukan guna memperoleh informasi tentang prilaku siswa pada umumnya dan masalah-masalah yang sering dihadapi berkaitan dengan akhlak siswa. e.
Metode Analisis Data Analisis data merupakan usaha membuat data yang diperoleh dalam penelitian dapat bermakna. Untuk itu dalam menganalisis data yang telah terkumpul, penulis menggunakan metode statistika sebagai berikut : Untuk mengungkap data variable satu dan variable dua, penulis menggunakan tehnik prosentasi dan frekuensi, dengan rumus :
11
f P=
x 100 N
Keterangan : P : Prosentase f : frekuensi N : Jumlah Populasi
Untuk mengetahui adakah pengaruh variabel pertama dengan variabel kedua, sekaligus menguji hipotesis yang telah diajukan, penulis menggunakan analisis product moment, dengan rumus sebagai berikut : ∑xy rxy = (∑x²) (∑y²)
Keterangan : rxy : Koefisien validitas yang dicari xy : Produk dari x dan y x
: Selisih antara skor x dengan rata-ratanya
y
: Selisih antara skor y dengan rata-ratanya
x² : Kuadrat dari x y² : Kuadrat dari y
12
H.
Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari : Bab I.
Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi
operasional,
metode
penelitian,
dan
sistematika
penulisan. Bab II.
Berisi tentang prestasi belajar, aqidah akhlak, kepribadian, kaitan prestasi belajar dan kepribadian.
Bab III.
Laporan penelitian, memaparkan gambaran umum dari lembaga yang diteliti, profil sekolah dan penyajian data responden.
Bab IV. Analisis data yang memaparkan analisis deskriptif, uji hipotesis, dan pembahasan. Bab V.
Penutup, dengan kesimpulan dan saran, daftar pustaka, lampiran-lampiran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Prestasi Belajar Prestasi adalah kata yang identik dengan hasil yang berarti sesuatu yang telah dicapai atau sesuatu yang telah dilakukan. Prestasi adalah sesuatu yang diadakan atau dibuat oleh usaha atau kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. (WJS. Poerwadarminta, 1976 : 348 ). Belajar adalah proses transfer yang ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relatif sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang terjadi melalui aktivitas mental yang bersifat aktif, konstruktif, komulatif dan berorientasi pada tujuan ( Fak.Tarbiyah IAIN Walisongo Smg, 1998 : 94). Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan prestasi belajar adalah sesuatu yang diadakan, menggunakan tenaga pikiran untuk memperoleh perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang untuk mencapai yang dimaksud/tujuan. Jadi prestasi belajar aqidah akhlak adalah bukti keberhasilan usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam belajar aqidah akhlak, yang menimbulkan perubahan pada diri individu dan bisa direalisasikan dalam bentuk kegiatan dan amalan-amalan perbuatan
14
dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengalaman tersebut kita dapat melihat prestasi dari belajar aqidah akhlak yang telah diberikan/disampaikan. Sehubungan dengan prestasi usaha yang dilakukan oleh manusia dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat An-Najm ayat 39 :
Artinya :
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh, selain apa yang telah diusahakannya” ( Dep. Agama RI : 874 ).
Dari ayat tersebut diatas jelas bahwa manusia yang berusaha pasti akan membuahkan prestasi sebesar dan sekecil apapun. Dan prestasi belajar aqidah akhlak akan dapat kita lihat pengaruhnya bila diusahakan semaksimal dan sebaik mungkin.
B.
Aqidah Akhlak ِAqidah akhlak adalah satu mata pelajaran yang masuk dalam pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah. Ibarat acara televisi, aqidah akhlak bukanlah acara favorit yang banyak disukai penonton. Ibarat sinetron, aqidah akhlak bukanlah sinetron kejar tayang yang senantiasa ditunggu kehadirannya setiap malam oleh para penggemarnya. Aqidah akhlak juga bukan satu pelajaran unggulan ( tiga pelajaran yang di UANkan ), namun sebagai muslim berbicara tentang kebesaran Islam, tidak bisa lepas dari berbicara tentang akhlak. Pendidikan akhlak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan agama Islam.
15
1.
Aqidah Menurut bahasa aqidah berasal dari kata aqada-ya‟qidu aqdan atau „aqidatan yang berarti mengaitkan. Bentuk jama‟ dari aqidah adalah „aqaid yang berarti simpulan atau ikatan iman (Abudin Nata, 1993 : 29). Dan ikatan yang dimaksudkan adalah ikatan janji, jadi bila seseorang berjanji maka harus menepati. Menepati janji adalah akhlak mahmudah yang harus dimiliki oleh orang beriman. Firman Allah dalam Surat Al Maidah ayat 1 :
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqadmu …...” ( Departemen Agama RI, 1984 : 874).
2.
Akhlak Berasal dari kata ( alkhulq) berarti budi pekerti. Sinonimnya etika dan moral (kebiasaan) (Rachmad Djatmiko, 1992 : 26). Dalam ensiklopedia Islam, akhlak adalah : suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahirlah perkataan-perkataan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian (Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, 1994 : 102).
3.
Pendidikan Aqidah Akhlak Jadi pendidikan akhlak adalah usaha yang dilaksanakan untuk menanamkan dasar-dasar moral, perangai, tabiat, tingkah laku yang
16
baik pada anak-anak, sejak usia kanak-kanak sampai usia dewasa. Dalam pendidikan ini haruslah didasarkan nilai-nilai agama Islam yang disajikan secara konkrit, dengan bahasa yang mudah difahami, serta ikut mempengaruhi pembinaan mental pribadi anak, melalui bimbingan, keteladanan agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun kegiatan atau amalan-amalan yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa adalah : a.
Mau Mempelajari Syari’at Islam dan Melaksanakan dengan Ikhlas. Dengan mempelajari syari‟at-syari‟at Islam yang dipraktekkan dengan kajian-kajian ilmiah tentang agama atau membaca bukubuku yang berisi tentang ajaran-ajaran agama, disamping materimateri pelajaran agama yang telah diberikan. Sehingga pada akhirnya nanti anak akan dapat, merasakan kebutuhan pentingnya agama dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikatakan Zakiah Daradjat : Bahwa semakin banyak latihan-latihan keagamaan pada waktu kecil, waktu dewasanya nanti akan terasa kebutuhannya terhadap agama (Zakiah Daradjat, 1970 : 14). Misalnya dengan mengikuti atau mendatangi tempat pengajian, suka beramal terhadap yang lemah baik berupa material atau spiritual yang hal ini dapat membuat atau menata dirinya untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga dalam menjalankan syari‟at/ajaran agama Islam bisa
17
lebih terarah. Dan hal-hal demikian itu bisa dilaksanakan dengan rasa ikhlas, sabar dan penuh taqwa. b. Membiasakan Mengerjakan Shalat Tepat pada Waktunya. Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang dijelaskan dalam
Al-Qur‟an
agar
sebagai
seorang
muslim
mau
menegakkan/mendirikan shalat. Surat Al-Baqarah 43 :
Artinya : “....... dan dirikanlah shalat, keluarkan zakat dan tunduklah, ruku’lah bersama-sama orang yang ruku’ “. Perintah shalat yang dijelaskan dalam ayat tersebut menjadi tanggung jawab bagi setiap muslim untuk menjalankannya. Walau dalam keadaan bagaimanapun. Pembiasan mengerjakan shalat pada waktu kecil akan sangat membantu nanti pada masa dewasanya, yaitu mempunyai rasa keharusan mengerjakan shalat pada waktunya, tanpa ada rasa keterpaksaan dan yang terlupakan. Dalam mengerjakan shalat tepat waktu dalam suatu hadits diriwayatkan :
Artinya : “Sahabat Abdillah bin Mas’ud berkata : aku pernah bertanya kepada Rasululah : ya Rasulullah manakah amalan yang paling disukai Allah ? jawab Rasulullah shalat tepat pada waktunya. “ (Dr. Muhammad Ahmad / Aldawi, 1995 : 251 ).
18
Dengan mengerjakan tepat pada waktunya akan menjauhkan kita dari keterlupaan. Shalat akan membawa kita kepada kebaikan dan menjauhkan kita dari yang mungkar, seperti dijelaskan dalam surat Al-Ankabut ayat 45 :
Artinya : “ Sesunguhnya shalat mencegah dari kejahatan dan dari munkar ( pekerjan yang buruk ). ( Depag RI : 635 ).
c.
Mempunyai Sikap Selalu Ingat Kepada Allah dengan Berdoa (berdzikir) Dan Rendah Hati. Manusia sebagai seorang hamba hendaknya selalu ingat kepada yang menciptakannya yaitu Allah SWT. Hal ini bisa dilakukan dengan beriman kepada-Nyadan melaksanakan apa yang menjadi perintah dan menjauhi larangan-Nya. Allah telah memerintahkan kita untuk berdzikir dan berdoa mohon kepada-Nya dengan khusu‟, dan merendah hati sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 186 :
19
Artinya : “ Dan jika ditanya kepadamu ( hai Muhammad ) oleh hamba-hambaKu tentang diriKu, maka bahwasannya Aku itu dekat. Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa ( memohon ) apabila sungguh-sungguh. Maka hendaknya mereka beriman kepadaKu. Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk (Depag RI : 45 ). Allah-pun menjelaskan bagaimana adab dalam berdoa yaitu hendaknya langsung kepada Allah, dengan rendah diri dan suara yang lemah lembut
serta rasa takut kepada Allah dan
mengharapkan rahmat-Nya. Rendah diri berarti tawadlu‟ yang merupakan akhlak karimah dalam pergaulan, dengan rendah diri kita dapat memelihara pergaulan dengan sesama yaitu perasaan kelebihan diri dari orang lain dan tidak merendahkan orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan mengingat asal-usul manusia (kejadian manusia) maka terhindar dari sifat sombong dan yang ada adalah sifat rendah diri/tawadlu‟. Akan tetapi manusia ada juga yang terkadang lalai akan dirinya kemudian mempunyai sikap sombong tersebut, merasa tinggi diri dan merendahkan orang lain demi
memenuhi
kepentingan
mengingatkan dalam firman-Nya :
20
pribadi.
Untuk
itu
Allah
Artinya : “Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman (Depag RI : 399)”.
d. Berusaha Mengendalikan Diri dari Kehendak yang Tidak Baik. Keinginan, rasa ingin memiliki pada diri seseorang itu jelas ada, akan tetapi perasaan tersebut dapat kita kendalikan. Keinginan / kehendak yang tidak terkendali akan membuat kesulitan bagi diri sendiri. Oleh karena itu, berusaha menahan kehendak itu jalan yang terbaik, berupa kendali/kekang agama. Seperti ketika kita ingin memiliki sesuatu yang telah menjadi milik orang lain, bila kita tidak dapat menahan kehendak tersebut akan mendapat kehinaan, kehilangan kehormatan diri sendiri, karena kemuliaan seseorang itu dapat diraih dengan memberi bukan mengambil milik orang lain. Mengambil milik orang lain adalah perbuatan rendah, hina dan rusak. (Abu Muhammad Al Ghozali, 1994:109) Bersabar berarti mampu menerima kenyataan atau realita hidup yang banyak memerlukan kesabaran, biasanya kenyataan hidup yang pahit yang berupa penderitaan dan cobaan dari Allah. Orang yang mempunyai sifat sabar berarti bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Nabi pernah mengatakan bahwa orang yang kuat
bukanlah orang yang selalu menang dalam perkelahian fisik,
21
melainkan ialah orang yang mampu mengusai hawa nafsunya sewaktu ia marah.
e.
Berbhakti Kepada Orang Tua dan Saudara Orang tua adalah orang yang melahirkan, merawat, dan membesarkan serta mendidik kita dengan sepenuh jiwa, kasih dan sayang yang tiada dapat kita menggantinya. Hanya dengan berbhakti kepada keduanya, kita merasakan kedamaian hati, karena dengan
bhakti
anak
orang
tua
merasa
bahagia,
Allah
memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Isro‟ ayat 23-24 :
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
22
Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
Dari ayat tersebut diatas, sudah dijelaskan bahwa hanya kepada kedua orang tua, kita berbhakti, patuh jangan sampai menyakiti hati keduanya. Berbuat baik terhadap saudarapun sangat perlu karena peranan saudara dalam kehidupan seseorang, sangat berarti sebagaimana halnya anggota badan. Jika ia terpisah dari badan, menjadi mati dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang hidup, seperti tangan yang terputus dari badan dan daun yang gugur dari pohon. Jadi jelaslah bahwa manusia tidak boleh tidak mesti hidup bermasyarakat ( saudara ) membutuhkannya dan tidak dapat melepaskan diri dari saudara. Didalam Islam dianjurkan agar setiap orang menghidupkan hubungan silaturahmi untuk terciptanya hubungan persaudaraan, sebagai rahmat Tuhan yang patut disyukuri. Nabi bersabda :
(
23
)
Artinya :
f.
“ Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali persaudaraan “.
Berbuat Sopan Santun Dan Sederhana Berbuat sopan santun berarti mempunyai tata karma, Mempunyai rasa hormat kepada orang lain, baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Sopan santun didalam berpakaian, tata cara didalam makan, didalam pergaulan hendaknya tertanam pada diri anak. Hal ini penting karena ini akan berpengaruh dalam pembentukkan kepribadian seseorang. Demikian pula pola hidup sederhana menurut Drs. Humaidi tata Pangarsa ( 1991 : 153 ), hendaknya dapat tertanam pada diri anak, karena dengan mempunyai sifat-sifat qonaah, yakni merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Kesederhaan bukan berarti pasrah tanpa mau berbuat apa-apa. Yang dimaksudkan adalah dengan keadaan yang dimiliki pada waktu itu disertai dengan usaha atau ikhtiar, Dengan
kesederhanaan
berarti
tidak
mudah
tertipu
oleh
gemerlapnya dunia.
g.
Mau Bekerja Sama Dan Tolong Menolong Terhadap Sesama. Manusia disamping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Untuk itu didalam bermasyarakat, sikap kerja sama dan tolong menolong sangat diperlukan. Untuk menanamkan sikap yang demikian pada anak-anak, perlu diberikan bimbingan dan arahan sehingga nanti kalau terjun bermasyarakat, anak-anak tidak
24
akan
canggung
lagi
menghadapinya.
Sikap
kerja
mencerminkan adanya kepedulian terhadap sesama,
sama Karena
dengan kerja sama beban yang dipikul akan bertambah ringan, dan sikap kerja sama juga menimbulkan sikap kebersamaan. Tolong menolong disebut juga Ta‟awun. Jadi tolong – menolong adalah termasuk persoalan yang penting untuk dilaksanakan oleh seluruh umat manusia secara bergantian, sebab tidak mungkin manusia dapat hidup sendiri-sendiri tanpa menggunakan pertukaran kepentingan dan kemanfaatan, antara seseorang dengan yang lain tentu saling hajat menghajatkan, butuh membutuhkan dan tolong menolong. Menurut Barmawie Umary ( 1990 : 53 ), bertolong menolong adalah ciri kehalusan budi, kesucian jiwa, ketinggian akhlak, dan membuahkan cinta antara teman penuh solidaritas, penguat persaudaraan dan persahabatan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2 :
Artinya : “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ”.
h. Mempunyai Sikap Jujur, Hormat Menghormati Sesama Muslim dan Menghargai Orang Lain.
25
Sikap jujur atau benar dalam bahasa Arab disebut Sidiq (Ash-shidqu) lawan dari kizib (bohong). Menurut Drs.Humaidi Tata Pangarsa (1991 : 149) jujur atau benar adalah sesuainya sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya. Kebenaran atau kejujuran adalah sendi bagi berdiri tegaknya masyarakat, tanpa kebenaran akan hancurlah masyarakat sebab hanya dengan kebenaran akan tercipta pengertian satu sama lain sehingga terwujud tolong menolong. Jadi dengan kejujuran dapat merupakan tegaknya suatu masyarakat, dengan bersikap jujur akan membawa sukses dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. Sikap hormat menghormati dan menghargai orang lain dimaksudkan adalah kepada semua manusia. Baik kepada orang tua, guru dan sesama teman, bahkan juga kepada anak-anak kecil. Sikap hormat menghormati diterapkan dalam berbagai hal, baik dalam pergaulan, agama dan dalam kemasyarakatan, sehingga terwujud suatu masyarakat yang serasi dan harmonis. Dalam menghargai orang lain adalah menghargai apa yang menjadi hak orang lain, karena dengan menghargai berarti kita mengakui akan diri orang lain baik karya-karyanya atau sesuatu yang dimiliki orang lain tersebut. Menghargai orang lain itu termasuk orang kaya, miskin, anak-anak sama saja tanpa ada perbedaaan.
C.
Kepribadian
26
1.
Pengertian Kepribadian Siswa Kata kepribadian sama artinya “personality” yang dalam bahasa latin “mask” (topeng) Gordon Alport memberikan definisi yang ditulis oleh Abdul Azis Ahyadi sebagi berikut : “ Personality is the
dinamic
organization
with
in
the
individual
of
those
psychophysical system that determene his unique adjustment to his environment”. Artinya : Kepribadian adalah organisasi system jiwa raga yang dinamis
dalam
diri
individu
yang
menentukan
penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungan. Dari pengertian tersebut mengandung maksud : a.
Kepribadian merupakan organisasi dinamis , yaitu suatu kebulatan, keutuhan organisasi yang mengikat dan mengaitkan berbagai aspek atau komponen kepribadian.
b.
Kepribadian adalah Organisasi yang terdiri dari sistem-sistem psychophysical atau jiwa raga.
c.
Organisasi itu menentukan penyesuaian dirinya.
d.
Penyesuaian itu bersifat unik, khas ( mempunyai ciri-ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamai ) ( Abdul Azis Ahyadi, 1991 : 75) Pendidikan budi pekerti dan membiasakan perilaku yang baik sangat penting di berikan pada periode kanak-kanak. Banyak dari para ahli berpendapat bahwa pendidikan anak-anak sejak dari
27
kecilnya harus mendapat perhatian penuh. Latihan-latihan keagamaan akan menumbuhkan nilai-nilai dan rasa aman, nilainilai tersebut sangat diperlukan dalam pertumbuhan kepribadian anak. Adapun penelitian kepribadian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak usia 9 – 11 tahun yaitu usia antara masa kanak-kanak pertama ( usia 7 tahun ) dan masa adolesen ( usia 13-21 tahun). Pada masa kanak-kanak pertama dan masa adolesen perasaan agama terdiri dari dinamika pribadi, sedang masa antara keduanya (9-11tahun
yaitu anak kelas IV,V,VI)
adalah masa sibuknya anak dalam hubungan social, yaitu masa tunduknya
kekuatan-kekuatan
spontan
terhadap
pengaruh-
pengaruh social dari luar ( Zakiah daradjat,1996:44 ). Latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak akan membentuk sikap tertentu pada anak,yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat serta tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. Apabila pada usia 9-11 tahun gejolak anak tidak dapat teratasi maka akan menimbulkan berbagai problem pra remaja, yaitu diwarnai dengan pertumbuhan fisik yang begitu cepat, tekanan perasaan dan gejolak emosi dan pertumbuhan mental juga pertumbuhan pribadi yang berhubungan dengan lingkungan sosial serta tentang masa depan yang semua itu mempengaruhi sikap mereka dalam beragama.
28
Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan dan pengertian saja. Akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan yang baik yang diharapkan nanti dia akan mempunyai sifat-sifat itu, dan menjauhi sifat tercela.Kebiasaan dan latihan itulah yang membuat anak cenderung kepada melakukan yang baik dan meninggalkan yang kurang baik. Menurut A.D. Marimba (1989 : 67) : “ Kepribadian adalah kualitet dari keseluruhan diri seseorang. Kualitet itu akan nampak dalam cara-caranya berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, filsafat hidup, serta kepercayaan ”. Dari definisi tersebut diatas, dapat dimengerti bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas diri seseorang yang meliputi tingkah laku luarnya (cara berfikir, sikap dan minat) serta filsafat hidup dan kepercayaan, sehingga dengan itu menjadi ciri pembeda antara dirinya dengan orang lain. Adapun kepribadian yang diharapkan dimiliki siswa adalah : 1) Optimis atau sifat optimisme Optimisme sangat dipengaruhi oleh sugesti, lawan optimis adalah pesimis. Sifat optimis didapat pada masa kecil, yaitu dari orang tua. Orang tua yang optimis akan menjadikan anak juga cenderung optimis dan sebaliknya. Jadi optimis bukan sifat bawaan. Menurut D.H. Gulo (1997 : 74) Optimis dan
29
pesimis adalah kecenderungan manusia yang utama. Manusia sadar, menghadapi masa depan yang belum diketahui kemudian akal tidak dapat memberikan pengetahuan yang pasti tentang masa depan kemudian Ia membangun harapan atau penuh keraguan. Dengan demikian dasar pendidikan aqidah akhlak yang baik diharapkan akan dapat memberi pengaruh kepada anak untuk memiliki rasa optimis dalam kehidupan tanpa menyimpang dari ajaran agama Islam. Orang yang optimis akan bersikap positif dan terbuka yang akhirnya akan memperoleh hidup bahagia. 2) Memiliki Rasa Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah berani memikul akibat pekerjaan yang telah dimulai serta tidak berani mengecawakan kepentingan umum (Prof. Dr. Hamka, 1992 :130). Kaitannya dengan pendidikan, seorang guru hendaknya menanamkan sifat yang menjiwai rasa tanggung jawab agar siswa bisa bertanggung jawab di dalam tugas hidup yang harus dihadapinya dalam lingkungan masyarakat. 3) Mempunyai Timbang Rasa Timbang rasa adalah sikap ikut merasakan terhadap permasalahan atau perasaan orang lain seperti perasaan sedih dan gembira, akan tetapi kita harus dapat mempergunakan rasa kita pada tempatnya. Timbang rasa dalam kehidupan
30
sehari-hari sangat diperlukan yaitu dalam semua lapisan masyarakat. Jadi kita tidak akan memaksakan kehendak kita terhadap orang lain atau antar sesama. 4) Bijaksana Bijaksana timbul karena Ilmu, ketetapan hati, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan memilih sesuatu menurut harganya.
Orang
bijaksana
tepat
pendapatnya,
jauh
pandangannya dan jauh tafsirannya. Dia dapat menyisihkan mana yang dipergunakan dan mana yang patut ditinggalkan, dia tahu tempat dan waktu dan bisa mengendalikan hawa nafsunya. Bijaksana adalah sendi hidup yang utama dalam menegakkan pribadi, alat untuk tinggi mutunya. Alat-alat untuk bijaksana : a) Bersiap dan jangan terburu. b) Ilmu dan pengalaman. c) Cerdik cendekia d) Teguh dan tetap hati. Pantangannya ada lima macam : a) Terburu buru. b) Terlalu panjang fikir. c) Kurang ilmu dan kurang pengalaman. d) Salah berfikir (berfikir tidak teratur). e) Beku dan lamban. ( Hamka, 1992 : 48)
31
5) Tahu Diri Dalam bahasa Arab, tahu diri adalah tawadlu‟ artinya insaf dimana kedudukan kita sebenarnya, sehingga tidak lebih ke atas dari tempat kita dan tidak begitu ke bawah. Orang yang mengangkat dirinya lebih dari semestinya, mengaku tahu padahal tidak tahu dan sebagainya, niscaya tidak berapa lama akan kelihatan kebodohan dan kelemahannya. Orang yang tahu akan harga dirinya dan kenal dimana tempatnya, tidaklah akan sombong dan tidak pembohong. Tidak perlu menonjolkan dan melebihkan diri sebab ada yang akan dibawanya ke tengah. Yang sangat perlu ialah bekerja supaya orang lain pun dapat menentukan dan menyetujui dimana tempat kita. 6) Rasa Percaya Diri Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan terlepas dari kehidupan bermasyarakat yang tentunya banyak sekali peristiwa yang harus dihadapi, dari
peristiwa yang satu
muncul peristiwa yang lain. Pribadi yang berguna ialah pribadi yang percaya akan kekuatan dirinya sendiri, kekuatan akal, perasaan yang sudah tersedia sejak
lama dalam
kandungan. Semua itu akan timbul melalui pendidikan, lingkungan dan pergaulan.
32
Didikan yang baik menimbulkan jiwa yang baik. Orang yang percaya kepada diri sendiri itulah orang yang merdeka sejati, bukan orang lain yang menentukan ini salah ini benar, ini buruk,
melainkan
kemerdekaan
fikirannya
dan
kepercayaannya pada diri sendiri kelak yang membuat peraturan itu. Orang lain tak usah cemas atau takut, sebab jiwa yang bebas itu senantiasa mengejar kebenaran. Percaya diri sendiri adalah tiang kemerdekaan pribadi dan tiang kemerdekaan bangsa. Dialah yang menimbulkan kekuatan, tabiat dan akhlak budi. Keteguhan akhlak tidak sukar asal saja manusia insaf bahwa dia adalah benar-benar manusia. Dengan percaya pada diri sendiri, kita mengenal kesanggupan kita, dan apa yang akan kita kerjakan. Orang yang percaya pada diri sendiri tidak akan merasa hina dengan apa yang dikerjakannya bahkan Ia ingin supaya beroleh kemajuan dalam pekerjaannya. Jadi dimaksudkan dengan memberikan pendidikan aqidah akhlak
sebaik-baiknya
akan
terbentuk
kepribadian-
kepribadian dengan baik berdasarkan pendidikan yang diberikan. Sehingga dalam pelaksanaannya, siswa tidak akan mengalami kecanggungan, tidak percaya diri dan sebagainya. Hal ini diharapkan dapat diterapkan dalam bermasyarakat
33
yaitu berkepribadian dengan baik sesuai dengan pendidikan yang diterima.
2.
Proses Terbentuknya Kepribadian. Terbentuknya kepribadian adalah melalui suatu proses dimana proses tersebut berlangsung secara berangsur-angsur, bukanlah hal yang langsung jadi melainkan suatu yang berkembang, akhir dari perkembangan itu kalau berlangsung dengan baik akan menghasilkan suatu kepribadian yang harmonis. Kepribadian itu disebut harmonis, kalau segala aspek-aspeknya seimbang, tenaga-tenaga bekerja seimbang pula sesuai dengan kebutuhan, juga keseimbangan antara peranan individu dengan pengaruh lingkungan sekitar. Agar kepribadian dapat berkembang dengan baik, melalui taraf-taraf pembentukan kepribadian sebagai berikut : a.
Pembiasaan Tujuan pembiasaan ini terutama membentuk aspek kejasmanian dan
kepribadian,
mengucapkan
atau
memberi
sesuatu,
dengan
kecakapan cara
berbuat
mengontrol
dan dan
mempergunakan tenaga-tenaga kejasmanian dan dengan bantuan tenaga kejiwaan, kita membiasakan si terdidik dalam amalan yang dikerjakan dan yang diucapkan. Jadi taraf ini baru merupakan pembentukan kebiasaaan-kebiasaan (drill) dengan tujuan agar cara-caranya dilakukan dengan tepat.
34
b. Pembentukan Pengertian, Sikap dan Minat Pada taraf kedua ini dengan memberikan pengetahuan dan pengertian
terhadap
amalan-amalan
yang
dikerjakan
dan
diucapkan. Pelaksanannya bersama-sama dengan taraf pertama. Pada taraf ini perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaaan yang erat hubungannya dengan kepercayaan. Menurut Ahmad D. Marimba (1989 : 77) pada taraf ini perlu digunakan tenaga-tenaga kejiwaan yaitu cipta, rasa dan karsa. c.
Pembentukan Kerohanian Yang Luhur Yaitu dengan budi dan kejiwaan yang akan menghasilkan adanya kesadaran dan pengertian yang mendalam. Segala apa yang dipikirkannya adalah berdasarkan keinsyafannya sendiri dengan penuh tanggung jawab. Pembentukan kerohanian ini sebagian besar disebut pembentukan diri (pembentukan sendiri).
Jadi ketiga taraf pembentukan ini bantu membantu satu dengan yang lainnya serta pengaruh mempengaruhi. Taraf yang rendah akan menjadi landasan taraf berikutnya, dan akan menimbulkan keinsyafan dan kesadaran akan apa yang akan diperoleh dalam taraf sebelumnya, serta faedah-faedah sehingga menimbulkan pelaksanaan amalan yang lebih sadar dan khusu‟. Ketiga taraf dalam pembentukan kepribadian ini bersama sama membina, pada gilirannya masing-masing baik ketiga aspek-aspek kepribadian maupun ketiga jenis tenaga kepribadian dengan
35
menanamkan ketiga jenis amalan sesuai dengan rangka-rangka Islam ( Ahmad D. Marimba ,1989: 71).
3.
Aspek – Aspek Kepribadian Kepribadian memiliki pengertian lebih luas meliputi kualitet keseluruhan dari seseorang. Kualitet itu akan tampak dalam cara-cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap minat, dan falsafah hidup serta kepercayaan. Aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam 3 hal : a.
Aspek-aspek kejasmanian : meliputi aspek-aspek tingkah laku luar yang mudah tampak dan ketahuan dari luar, misalnya; cara berbuat, cara berbicara, dan sebagainya.
b.
Aspek-aspek kejiwaan : meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dan ketahuan dari luar. Misalnya; cara berfikir, sikap dan minat.
c.
Aspek-aspek kerohanian yang luhur : meliputi aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu falsafah hidup dan kepercayaan. Dimana hal ini meliputi sistem nilai-nilai yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu serta telah meresap di dalam kepribadian, yang mengarah dan memberi corak seluruh kepribadian itu. Oleh Klagers dalam Sumadi Suryabrata (1973:114115), ada tiga aspek dalam kepribadian, yaitu : 1) Materi atau bahan
36
Adalah aspek kepribadian yang berisikan semua kemampuan (daya) pembawaan serta talent (keistimewaan), materi adalah merupakan modal utama yang disediakan oleh kodrat untuk dipergunakan dan dikembangkan manusia. 2) Struktur Istilah struktur menurut Klagers adalah sebagai pelengkap daripada materi. Bila materi adalah isinya maka struktur dipandang sebagai sifat-sifat bentuknya. 3) Kualitas atau sifat Antara kemauan dan perasaan terjadilah perlawanan atau kebalikan sedalam-dalamnya. Perlawanan inilah yang menjadi dasar daripada sistem dorongan-dorongan. Perasaan dapat timbul bila kemauan dilumpuhkan, sifat aku adalah bebas, sedang perasaan adalah bergantung /berhubungan, pendukung perasaan adalah jiwa dan pendukung aku adalah roh (geist). Roh dan jiwa adalah merupakan ketegangan yang tiasda hentihentinya. Bila seseorang tenggelam dalam perasaan maka keakuannya akan kabur, makin lama tenggelam maka makin hilang kepribandiannya.
4.
Faktor-faktor pembentuk Kepribadian Perkembangan kepribadian seseorang yang berawal dari Hereditas kedua orangtua yang pada tahap pertumbuhan selanjutnya
37
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan sekolah. Menurut Andi Mapiare (1982 : 67)hakekat kepribadian itu dibentuk oleh 2 faktor, yaitu : faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam ialah pembawaan atau hereditas yang melekat dalam organisme atau citra diri. Sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan, terutama lingkungan sosial. Sedangkan menurut F.G. Robins yang dikutip ST Vembriarto ( 1987: 21) yang menjadi pembentuk kepribadian yaitu : a.
Sifat dasar Merupakan keseluruhan potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah ibunya. Sifat dasar terbentuk pada saat konsepsi, yaitu bertemunya sel sperma dalam sel pertumbuhan.
b. Lingkungan prenatal Yaitu lingkungan dalam kandungan. Dalam periode prenatal ini individu mendapatkan pengaruh yang tidak langsung dari ibu, pengaruh ini dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Beberapa penyakit : yang secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan mental, penglihatan dan pendengaran. 2) Gangguan
endokrin
yang
dapat
keterbelakangan perkembangan anak
mengakibatkan
yaitu mental dan
emosional. 3) Struktur tubuh ibu yang memperngaruhi pertumbuhan bayi pada jasmaninya.
38
4) Shok pada saat melahirkan akan dapat menimbulkan kelainan, seperti lemah pikiran. c.
Perbedaan individu Sejak dilahirkan anak tumbuh dan berkembang sebagai individu unik, berbeda dengan individu lain. Dia bersikap selektif terhadap pengaruh dari lingkungan. Perbedaan ini meliputi perbedaan fisik, mental, emosional, personal dan sosial.
d. Lingkungan Kondisi
lingkungan
individu
yang
mempengaruhi
proses
sosialisasi. Lingkungan ini dapat dibagi : 1) Lingkungan alam, yaitu : iklim, flora dan faunanya disekitar individu. 2) Kebudayaan, cara hidup
masyarakat tempat individu itu
tinggal. 3) Manusia lain dan masyarakat disekitar individu. Peranan kondisi lingkungan ini tidak menentukan melainkan sekedar membatasi dan mempengaruhi proses sosialisasi manusia. e.
Motivasi (ST Vembriarto, 1987:21) Kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat. Motivasi ini dibedakan menjadi dorongan dan kebutuhan. Dorongan adalah keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu, karena pengaruh luar yang mempengaruhi dan
39
mengarahkan untuk mencapai keseimbangan kembali atau adaptasi. Menurut ST Vembriarto (1987:23)
dorongan telah ditentukan
secara personal, sosial dan kultural. Kelima faktor yang telah dibicarakan diatas, melalui proses aksi reaksi dan interaksi mempengaruhi proses sosialisasi manusia. Bayi yang dilahirkan sebagai makhluk non sosial itu secara perlahan-lahan mengalami proses sosialisasi berkembang menjadi manusia dewasa, yang sosial, anggota masyarakat yang bertanggung jawab kepribadian yang utuh. Jadi perkembangan kepribadian seseorang tidak hanya bergantung pada individu itu sendiri, melainkan terdiri dari beberapa faktor yang saling mempengaruhi.
D.
Keterkaitan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dengan Kepribadian Siswa Pendidikan aqidah akhlak merupakan bagian dari pendidikan agama Islam. Aqidah adalah awal dan akhir seruan Islam. Ia merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (faith in the unity of God). Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini,maka Allah hanya satu-satunya yang wajib disembah,dimohon petunjuk dan pertolongan serta harus dipatuhi. Aqidah yang merupakan ajaran sepanjang sejarah manusia, yang dibawa oleh setiap nabi dan rosul Allah. ( Abudin nata, 1993 : 29 ). Dalam sejarah disebutkan , orang yang memiliki akhlak islam yang sempurna adalah nabi Muhammad SAW. Alqur „an sendiri menjelaskan
40
bahwa beliau memiliki budi pekerti atau akhlak yang agung dan perlu dicontoh oleh umat manusia. Ungkapan yang digunakan Alqur‟an adalah uswatun khasanah ( teladan paling baik ) bagi manusia. Akhlak beliau itulah yang menjadi modal besar dalam memimpin dan menumbuhkan wibawa yang kuat dan daya tarik yang luar biasa. Ketika beliau menyampaikan ajaran,segi akhlak inilah yang menjadi inti sari dari sejumlah ajaran-ajarannya. ( Abudinnata ,1993: 38 ). Bertolak dari pengertian uswatun khasanah, maka perlu dihayati dan dikembangkan di dalam mengamalkan ajaran-ajaran yang telah disampaikan oleh rosul Muhammad SAW . Hal ini penting nantinya di dalam rangka pembentukan kepribadian siswa, karena dengan suri tauladan diharapkan tingkah laku siswa akan sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Pendidikan aqidah akhlak akan lebih berarti pada diri siswa bilamana disajikan dengan kongkrit dan bahasa yang mudah dipahami. Pendidikan agama atau pendidikan akhlak bertujuan membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam. Di samping itu pendidikan akhlak hendaknya dapat mewarnai kepribadian pada anak , sehingga benar-benar menjadi bagian dari kepribadiannya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya ( Zakiah daradjat,1996:41 ) . Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menemukan rasa fadlilah (keutamaan)
41
membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnnya ikhlas dan jujur. Maka setiap guru haruslah memperhatikan akhlak, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tinggi ( M.Athiyah al Abrasy , 1993:1 ). Menurut Ibnu Maskawaih, sebagaimana dikutip oleh Harun Nasution, akhlak adalah sikap mental atau jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan tanpa pemikiran. Sikap mental atau jiwa dibawa sejak lahir seperti sikap pemurah atau bakhil, dan bisa diperoleh melalui kebiasaan seperti kejujuran dan ketidakjujuran. ( Harun Nasution, 1979:51 ). Jadi kita perlu persiapan dalam menghadapi anak usia sekolah dasar ( usia 9,10,11 tahun ) agar dapat hidup di lingkungannya, kita hendaknya memberikan dasar-dasar keagamaan untuk mewujudkan kepribadian yang baik yang dimiliki untuk menanamkan sikap, moral dan perangai serta tingkah laku yang baik kepada anak didik, sehingga mereka dapat memiliki kepribadian sesuai yang diharapkan, yaitu yang dimunculkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mempunyai sikap optimis bertanggung jawab, mempunyai timbang rasa, tahu diri dan memiliki kepercayaan pada diri sendiri. Dengan prestasi belajar aqidah akhlak, diharapkan tingkah laku maupun prilaku yang ada pada diri siswa dapat menampilkan perbuatanperbuatan yang sesuai dengan ajaran Rosulullah saw, sehingga nantinya akan terbentuk kepribadian yang baik. Dengan moral saja, perilaku seseorang tidaklah mempunyai akar yang menghujam dalam jiwa.Akibatnya ia mudah goyah dan kemudian hilang. Hal ini berbeda dengan akhlak yang
42
terbit dari lubuk jiwa yang paling dalam, karenanya ia mempunyai kekuatan yang hebat. Akhlak Islam, sebagaimana disebutkan di atas didasarkan pada ajaran Allah SWT. Ia merupakan produk dari jiwa tauhid atau aqidah yang diajarkan Allah SWT. Tujuan pendidikan aqidah akhlak tidak terlepas dari tujuan pendidikan agama Islam, karena dalam tujuan pendidikan agama Islam, tersirat tujuan pendidikan aqidah akhlak. Adapun tujuan pendidikan agama Islam adalah mendidik anak, muda-mudi dan orang dewasa supaya menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbhakti kepada bangsa dan tanah air dan sesama umat manusia. Zainuddin
dkk
berpendapat
bahwa
pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam ( pendidikan yang dikembangkan oleh kaum Islam ), dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak mulia adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam“. Jadi jelaslah bahwa apabila dalam proses pembentukan kepribadian anak itu harus didasarkan pada pendidikan aqidah akhlak maka akan terbentuk kepribadian yang baik (sempurna) karena dalam aqidah akhlak adalah keluhuran rohani, keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang kuat. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan jalan taqwa (menjalankan perintah menjauhi larangan Allah SWT). Dengan demikian akan tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini diungkapkan dalam alQuran surat al-Qashash ayat 77 sebagai berikut :
43
Artinya : “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan kepadamu ( kebahagiaan ) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan dunia ( kenikmatan dunia )……….”.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Berawal dari rapat para pemuka masyarakat di dusun Banjaran Cengklik Cukilan Suruh pada tahun 1963, maka berdirilah sebuah madrasah diniyah.Susunan penguruspun terbentuk. Pada waktu itu dengan segala keterbatasan namun penuh semangat dan niat tulus, disepakati sebuah rumah milik masyarakat untuk dijadikan sebagai pusat belajar madrasah diniyah. Adapun pembelajaran dilaksanakan pada siang hari jam 14.00 – 17.00 WIB. Pada awal perkembangannya, siswa yang belajar di madrasah diniyah hanya dari warga dusun Banjaran saja , namun lama kelamaan siswa dari dusun sekitar Banjaran juga banyak yang berminat. Dua tahun kemudian tepatnya tahun 1965, Departemen Agama kabupaten Semarang mulai memberikan perhatian dan menyarankan madrasah diniyah untuk
44
berubah menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB). Perubahan nama ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi dana- dana pendidikan yang ada. Setelah berubah nama menjadi MWB , pengurus dengan dibantu pemerintah desa berupaya mendirikan gedung madrasah di atas tanah milik desa (bondo deso). Maka dengan kerja keras dan gotong royong masyarakat, berdirilah gedung Madrasah Wajib Belajar pada tahun 1967. Setelah mempunyai gedung sendiri, meski statusnya adalah hak guna bangunan , MWB kemudian dihapus diganti menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang sampai sekarang ini masih ada dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02. Jarak MI Miftahul Ulum Cukilan 02 dari pusat kota kecamatan termasuk sangat jauh atau masuk kategori wilayah terpencil. Jarak dari jalan raya Suruh-Karang gede sekitar 5 km dengan kondisi jalan yang sangat rusak ( beraspal tapi sudah lama ). Lahan tanah di sekitar lokasi merupakan daratan untuk pertanian dan perkebunan. Dengan kondisi masyarakat mayoritas petani, sangat berpengaruh terhadap pola pembelajaran siswa di MI Miftahul Ulum Cukilan 02. MI Miftahul Ulum Cukilan 02 berdiri di atas tanah bondo deso
dengan ukuran sebagai berikut : 2028 m2 luas
pekarangan , 322 m2 untuk bangunan , 312 m2 untuk halaman. Adapun letak MI Miftahul Ulum Cukilan 02 di dusun Banjaran Cengklik RT 33 RW VIII desa Cukilan kecamatan Suruh kabupaten Semarang, kode pos 50776. Madrasah ini mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
45
a.
Batas utara berbatasan dengan Ds. Ngablak Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali.
b.
Batas selatan berbatasan dengan Ds. Gunung Tumpeng Kec. Suruh Kab. Semarang.
c.
Batas barat berbatasan dengan Ds. Krandon Lor Kec. Suruh.
d.
Batas Timur berbatasan dengan Ds. Kedung Ringin Kec. Suruh.
Untuk lebih jelasnya tentang letak MI Miftahul Ulum Cukilan 02 akan kami jelaskan dalam denah dengan keterangan sebagai berikut :
DENAH SEKOLAH
U Ruang Perpustakaan
Kelas 1
Kelas 2
W C
Kelas 3
W C
Ruang UKS dan Musholla Kelas 4
Kelas 6
Sumur
Kelas 5
Ruang Kasek
46
Ruang Guru
Tempat Parkir
B.
Profil Madrasah 1.
Visi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 adalah mencetak generasi yang beriman, cerdas dan berakhlak mulia.
2.
Misi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 adalah : a. Membentuk siswa yang beriman dan bertaqwa b. Menciptakan suasana pendidikan dan pembelajaran yang Islami dalam segala aspek kegiatan anak didik di Madrasah c. Membentuk siswa berprestasi dalam bidang akademik
3.
Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar, yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara
47
khusus, sesuai dengan visi dan misi sekolah tujuan MI Cukilan 02 adalah mengantarkan siswa didik untuk : a.
Semuanya lulus dalam ujian sekolah, dan diterima di SLTP.
b.
Mengoptimalkan
proses
pembelajaran
dengan
pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), antara lain CTL, PAIKEM serta layanan bimbingan dan konseling. c.
Meraih kejuaraan dalam bidang kepramukaan
d.
Memperoleh kejuaraan KIR dan Olimpiade Sains tingkat Kecamatan dan Kabupaten.
e.
Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa jawa dengan indicator 75% siswa mampu berbahasa jawa sesuai dengan konteks.
f.
Membentuk siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
g.
Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan pramuka.
h.
4.
Meraih kejuaraan dalam beberapa cabang olahraga.
Sarana dan Prasarana Madrasah Tabel 3.1 Tabel Daftar Sarana Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011
NO
INFRASTRUKTUR
JML RUANG
48
KONDISI BAIK
KONDISI RUSAK
KATEGORI KERUSAKAN
5.
1
Ruang Kelas
6
6
-
-
2
Perpustakaan
1
1
-
-
3
Kantor Guru
1
1
-
-
4
Ruang Kepala
1
1
-
-
5
Gudang
-
-
-
-
6
Kamar Mandi/WC
6
3
3
Berat
7
Ruang UKS
1
1
-
-
Keadaan Guru Jumlah guru MI Miftahul Ulum Cukilan 02 keseluruhan ada 9 orang . lebih jelasnya dalam table berikut. Tabel 3.2 Tabel Daftar Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011 N o
L/ P
TTL
DIK
NUPTK
STTS
JAB
1
Muhammad Ashori, S.Ag
L
Kab.Smg 16 -01-70
S.1
2448 7486 4920 0002
PNS
Ka
2
Hadi Susanto, S.Pd I Ida Fitriyati, S.Pd I Nur Hidayati, S.Pd I Sunarti, S.Pd I
L
S.1
Guru
GTY
Guru
GTY
Guru
GTY
Guru
P
5956 7566 5820 0002 7162 7596 6030 0003 1534 7596 6130 0013 9449 7616 6330 0003 5350 7556 5630 0003 9348 7586 6020 0003 -
GTY
Eri Murwanti, S.Pd I Yazidul khair, S.Pd I Alfiatul Khasanah Nur Hidayati, S.Pd I
Kab.Smg 24-06-78 Kab.Smg 30 -08-81 Kab.Smg 22 -12-81 Kab.Smg 17 -11-83 Kab.Smg 18-10-77 Kab.Smg 16 -10-80 Kab.Smg 05-09-83 Kab.Smg 07 -02-79
GTY
Guru
GTY
Guru
GTY
Guru
2539 7576 6930 0012
GTY
Guru
3 4 5 6 7 8 9
6.
Nama
P P P
L P P
Keadaan Siswa
49
S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1
Jumlah siswa MI Miftahul Ulum Cukilan 02 adalah 117 siswa, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.3 Tabel Daftar Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011 No
Kelas
I II III IV V VI JUMLAH
Jenis Kelamin L P
7 8 14 19 12 14 74
6 9 8 5 6 9 43
Jumlah
13 17 22 24 18 23 117
Peneliti mengambil 3 kelas sebagai sampel, yaitu kelas IV,V, dan VI.
7.
Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar dan pengembangan karir peserta didik.
50
Kegiatan pengembangan diri siswa MI Miftahul Ulum Cukilan 02 meliputi: a.
Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan oleh guru kelas, berkait dengan bidang tugasnya selaku guru bimbingan dan konseling di kelasnya. Adapun pelaksanaannya adalah setiap saat di dalam kelas maupun di luar jam pelajaran.
b.
Pramuka,
bertujuan
untuk
menggali
dan
mengembangkan
kompetensi siswa tentang kepemimpinan, disiplin dan cinta tanah air, dilaksanakan satu minggu sekali yaitu setiap hari jum‟at jam 15.30 – 17.00 dan wajib diikuti oleh kelas III sampai dengan kelas VI. c.
Hafalan
ayat-ayat
pendek
Al-Qur‟an,
dimaksudkan
untuk
mengembangkan rasa cinta terhadap Al-Qur‟an, diharapkan dengan hafalan ayat-ayat pendek dapat mengembangkan rasa taqwa dan mempertebal iman peserta didik. Diikuti setiap siswa mulai kelas I sampai dengan kelas VI, Dilaksanakan setiap awal pelajaran dimulai. d.
Bola
volley
dan
Bulu
Tangkis,
dilaksanakan
untuk
mengembangkan olah raga bagi siswa dan melatih sikap disiplin, kerjasama, sportifitas dan ketrampilan.
C.
Penyajian Data Tabel 3.4 Tabel Data Responden Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
51
Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011 No Responden
Nama Siswa
Jenis Kelamin L
P
Kelas
1
Abdul Wahid
L
IV
2
M. Ishabul Mujib
L
IV
3
Anas Rifa‟i
L
IV
4
Dedi Kurniawan
L
IV
5
Danda Yoga
L
IV
6
Fitria Lindawati
7
Jalaludin
8
Lianawati
P
IV
9 10
Luki Lusianawati Ahmad Rosyid
P
IV IV
P L
IV IV
L
Bersambung... 11
M. Fathur Hidayat
L
IV
12
M. Nur Fuad
L
IV
13
M. Irwan
L
IV
14
M. Irfan S
L
IV
15
M. Muhlisin
L
IV
16
M. Muzaka
L
IV
17
M. Sanusi
L
IV
18
Reza Maulana
L
IV
19
Rizki
L
IV
20
Siti Maghfiroh
21
Tirta Hardiansyah
L
IV
22
Trimulyo
L
IV
23
Miko Mujiyono
L
IV
24
Siti Ifatun
25
Aziz Tafrikhan
L
V
26
Dika Arga Putra
L
V
P
P
52
IV
IV
27
Erni Lestari
P
V
28
Erwina Setyawati
P
V
29
Fika Khoirunisa
P
V
30
Juliono
L
V
31
M. Maulana
L
V
32
M. Toif
L
V
33
Nurul Hidayati
P
V
34
Putri Purnama
P
V
35
Rizal Adhe Lukman
L
V
36
Rohim
L
V
37
Sofyan Adi Putra
L
V
38
Soni Setyawan
L
V
39
Syafiq Aditya
L
V
Bersambung... Sambungan.... 40
Syifa Nurrahmah
P
41
Tri Widodo
L
V
42
Yovi Ardian
L
V
43
Aji Hanafi
L
VI
44
Anugerah Taufik
L
VI
45
Bella Safira
P
VI
46
Dakwatul Khoiriyah
P
VI
47
Faizal Amin Rifai
L
VI
48
Veri Ashadi
L
VI
49
Hafifudin
L
VI
50
Haryadi
L
VI
51
Lina Nurjanah
52
Khoirul Alfi
L
VI
53
M. Rifai
L
VI
54
M. Rifaqi
L
VI
P
53
V
VI
55
M. Rizki Soleh Maulana
L
VI
56
Rizal Mahfud
L
VI
57
Saiful Mukminin
L
VI
58
M. Udik Ufiyanto
L
VI
59
Siti Fariyatun
P
VI
60
Siti Khoirunisa
P
VI
61
Siti Rojiah
P
VI
62
Syifa Nisasari
P
VI
63
Uswatun Hasanah
P
VI
64
Tika Rizki
P
VI
65
Zainul Falah
L
VI
Tabel 3.5 Tabel Daftar Jawaban Angket Kepribadian Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011 N o 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Jawaban Soal 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
6 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jml Skor 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54
13 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
14 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2
16 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 1 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1
17 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1
18 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2
A 45 33 39 45 45 45 33 39 45 39 39 45 33 24 24 27 39 33 45 39 45 33 39 48 45 33 45 45 27
B 6 14 10 6 6 6 14 10 6 10 10 6 14 14 14 14 10 14 6 10 6 14 10 4 6 14 6 6 14
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Tot al 51 47 49 51 51 51 47 49 51 49 49 51 47 41 41 43 49 47 51 49 51 47 49 52 51 47 51 51 43
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3
2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2
3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3
48 39 45 45 33 48 48 33 48 45 45 45 45 45 48 45 39 48 45 45 45 45 36 48 48 36 48 45 45 45 48 48 45 45 36 48
4 10 6 6 14 4 4 14 4 6 6 6 6 6 4 6 10 4 6 6 6 6 12 4 4 12 4 6 6 6 4 4 6 6 12 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
52 49 51 51 47 52 52 47 52 51 51 51 51 51 52 51 49 52 51 51 51 51 48 52 52 48 52 51 51 51 52 52 51 51 48 52
Tabel 3.6 Tabel Daftar Nilai Aqidah Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011 No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
No Responden 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Nilai Aqidah Akhlak 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 83 75 75 86
55
Nilai Aqidah Akhlak 79 76 80 82 82 79 78 78 76 77 83 79 88 77 87
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
75 75 75 75 75 75 75 75 75 87 79 77 76 76 77 80 85 86
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
79 77 76 76 77 80 85 86 79 76 80 82 82 79 78 78 76
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Deskriptif Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis ambil selanjutnya adalah menganalisis data dengan analisis deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan. Analisis deskriptif ini merupakan analisis dari masingmasing viariabel. Untuk mempermudah memahami maka pada langkah ini penulis melakukan langkah analisis statistik deskriptif seperti distribusi frekwensi, interval masing- masing viaribel dan berbagai tabel pendukung
56
sehingga memudahkan pemahaman. Adapun dalam tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam bab pendahuluan, yaitu : 1.
Untuk mengetahui prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011.
2.
Untuk mengetahui variasi kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011.
3.
Untuk mengetahui apakah prestasi belajar Aqidah Akhlak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011? Untuk mencapai tujuan utama penelitian ini maka penulis melakukan
beberapa tahap analisis. Hal ini penulis lakukan untuk mempermudah penulis dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun langkah - langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Analisis Pertama Yaitu mencari tingkat prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011. Data tentang prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang penulis peroleh dari nilai sumatif terakhir responden pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. Setelah data nilai Aqidah Akhlak responden terkumpul, langkah penulis selanjutnya adalah :
57
a.
Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah untuk mencari interval. Rumus untuk mencari interval adalah:
i
( xt xr ) 1 Ki
Keterangan : i
: Interval ideal
xt
: Nilai tertinggi ideal
xr : Nilai terendah ideal Ki : Kelas Interval Dari data nilai Aqidah Akhlak di atas dapat dicari nilai interval sebagai berikut :
i
(85 75) 1 3
i
13 1 3
i
14 = 4,8 dibulatkan menjadi 5 3
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel nominasi untuk mengetahui prestasi Aqidah Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011. Adapun nominasi prestasi Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 sebagaimana dalam tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Tabel Prosentase Nilai Aqidah Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh
58
Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011
b.
Nilai Interval
Jumlah Responden
Nilai Nominasi
86-90
6
A
81-85
8
B
75-80
51
C
Mencari persentase masing-masing kategori 1. Kategori A
:
6 x 100 % = 9,2 % 65
2. Kategori B
:
8 x 100 % = 12,3 % 65
3. Kategori C
:
51 x 100 % = 78,5 % 65
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Tabel Prosentase Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011
No
Kategori
Interval Nilai Aqidah akhlak
Frekuensi (fi)
Prosentase (%)
1
Tinggi / A
86-90
6
9,2%
2
Sedang / B
81-85
8
12,3 %
3
Rendah/ C
75-80
51
78,5 %
65
100 %
59
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011/ 78,5 % (51 dari 65 siswa) masuk pada kategori nilai rendah / C yaitu 75-76, 12,3% (8 dari 65 siswa) masuk pada kategori sedang / B dan 9,2 % (6 dari 65 siswa) masuk pada kategori tinggi / A. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 memperoleh nilai aqidah akhlak dengan kategori rendah.
2.
Analisis Kedua Yaitu tentang tingkat kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011. Data tentang tingkat kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri 18 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan tiga aternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : a.
Alternatif jawaban A dengan nilai 3.
b.
Alternatif jawaban B dengan nilai 2.
60
c.
Alternatif jawaban C dengan nilai 1.
Adapun data jawaban yang telah penulis sajikan perlu diberikan nilai dengan bobot tersebut. Setelah dilakukan penilaian pada jawaban angket dari responden, langkah selanjutnya adalah : a.
Mencari Interval kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011. Nilai tertinggi adalah 18 dan nilai terendah adalah 14. Kemudian diintervalkan dengan rumus :
i
( xt xr ) 1 Ki
Keterangan : i
: Interval ideal
xt
: Nilai tertinggi ideal
xr
: Nilai terendah ideal
Ki
: Kelas Interval
i = (52 - 41) + 1 3 = 12 3 = 4 Kemudian dimasukkan ke dalam tabel nominasi untuk mengetahui tingkat kepribadian siswa MI Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011. Adapun nominasi jawaban responden terhadap angket tentang kepribdian Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 sebagaimana dalam tabel 4.3 berikut:
61
Tabel 4.3 Tabel Prosentase Kepribadian Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun pelajaran 2011
b.
Nilai Interval
Jumlah Responden
Nilai Nominasi
50-54
41
A
46-49
20
B
41-45
4
C
Mencari persentase masing-masing kategori 1. Kategori A : 41 x 100 % = 63,1 % 65 2. Kategori B : 20 x 100 % = 30,7 % 65 3. Kategori C : 4 x 100 % = 6,2 % 65 Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Prosentase Tingkat Kepribadian Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun Pelajaran 2011 No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi / A
50-54
41
63,1 %
2
Sedang / B
46-49
20
30,7 %
3
Rendah / C
41-45
4
6,2 %
65
100
62
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011, 63,1 % (41 dari 65 siswa) masuk pada kategori tinggi / A, 30,7 % (20 dari 65 siswa) masuk pada kategori sedang / B dan 6,2 % (4 dari 65 siswa) masuk pada kategori rendah / C. Hal ini berarti bahwa sebagian besar kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 masuk kategori tinggi atau bagus. Untuk melakukan analisis tentang pengaruh antara nilai Aqidah Akhlak terhadap kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011, maka penulis menggunakan teknik analisa statistik. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment dengan nilai simpangan, yaitu sebagai berikut : r xy
=
xy (x2)(y2)
dengan keterangan : r xy = koefisien korelasi yang dicari x
= simpangan setiap X dari rerata X (X-X)
y
= simpangan setiap Y dari rerata Y (Y-Y)
xy = perkalian x dengan y x2 = x yang dikuadratkan
63
y2 = y yang dikuadratkan Untuk mengerjakan rumus diatas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur yang dimiliki rumus tersebut. Adapun unsur yang dimiliki dalam rumus tersebut adalah X, Y, x, y, X², Y² dan XY. Maka perlu dibuat tabel kerja sebagaimana tersaji pada tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Tabel Kerja Product Moment Koefisien Korelasi Nilai Aqidah Akhlak terhadap Kepribadian Siswa MI. Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang Tahun Pelajaran 2011 NO
X
Y
x
y
xy
1 2 3 4 5 6 7
75 75 75 75 75 75 75
51 47 49 51 51 51 47
-3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29
1.26 -2.74 -0.74 1.26 1.26 1.26 -2.74
-4.15 9.01 2.43 -4.15 -4.15 -4.15 9.01
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
75 75 75 75 83 75 75 86 75 75 75 75 75 75 75 75 75 87 79
49 51 49 49 51 47 41 41 43 49 47 51 49 51 47 49 52 51 47
-3.29 -3.29 -3.29 -3.29 4.71 -3.29 -3.29 7.71 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 -3.29 8.71 0.71
-0.74 1.26 -0.74 -0.74 1.26 -2.74 -8.74 -8.74 -6.74 -0.74 -2.74 1.26 -0.74 1.26 -2.74 -0.74 2.26 1.26 -2.74
2.43 -4.15 2.43 2.43 5.94 9.01 28.75 -67.37 22.17 2.43 9.01 -4.15 2.43 -4.15 9.01 2.43 -7.44 10.99 -1.94
64
x²
y²
10.84 1.59 10.82 7.50 10.82 0.54 10.82 1.59 10.82 1.59 10.82 1.59 10.82 7.50 Bersambung... 10.82 0.54 10.82 1.59 10.82 0.54 10.82 0.54 22.18 1.59 10.82 7.50 10.82 76.35 59.44 76.35 10.82 45.40 10.82 0.54 10.82 7.50 10.82 1.59 10.82 0.54 10.82 1.59 10.82 7.50 10.82 0.54 10.82 5.12 75.86 1.59 0.50 7.50
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
77 76 76 77 80 85 86 79 76 80 82 82 79 78 78 76 77 83 79 88 77 87 79
51 51 43 52 49 51 51 47 52 52 47 52 51 51 51 51 51 52 51 49 52 51 51
-1.29 -2.29 -2.29 -1.29 1.71 6.71 7.71 0.71 -2.29 1.71 3.71 3.71 0.71 -0.29 -0.29 -2.29 -1.29 4.71 0.71 9.71 -1.29 8.71 0.71
1.26 1.26 -6.74 2.26 -0.74 1.26 1.26 -2.74 2.26 2.26 -2.74 2.26 1.26 1.26 1.26 1.26 1.26 2.26 1.26 -0.74 2.26 1.26 1.26
-1.63 -2.89 15.43 -2.92 -1.26 8.47 9.73 -1.94 -5.18 3.87 -10.16 8.39 0.90 -0.37 -0.37 -2.89 -1.63 10.65 0.90 -7.17 -2.92 10.99 0.90
1.66 5.24 5.24 1.66 2.92 45.02 59.44 0.50 5.24 2.92 13.76 13.76 0.50 0.08 0.08 5.24 1.66 22.18 0.50 94.28 1.66 75.86 0.50
1.59 1.59 45.40 5.12 0.54 1.59 1.59 7.50 5.12 5.12 7.50 5.12 1.59 1.59 1.59 1.59 1.59 5.12 1.59 0.54 5.12 1.59 1.59
Bersambung... Sambungan.... 50 77 51 76 52 76 53 77 54 80 55 85 56 86 57 79 58 76 59 80 60 82 61 82 62 79 63 78 64 78
51 51 48 52 52 48 52 51 51 51 52 52 51 51 48
-1.29 -2.29 -2.29 -1.29 1.71 6.71 7.71 0.71 -2.29 1.71 3.71 3.71 0.71 -0.29 -0.29
65
1.26 1.26 -1.74 2.26 2.26 -1.74 2.26 1.26 1.26 1.26 2.26 2.26 1.26 1.26 -1.74
-1.63 -2.89 3.98 -2.92 3.87 -11.66 17.44 0.90 -2.89 2.16 8.39 8.39 0.90 -0.37 0.50
1.66 5.24 5.24 1.66 2.92 45.02 59.44 0.50 5.24 2.92 13.76 13.76 0.50 0.08 0.08
1.59 1.59 3.02 5.12 5.12 3.02 5.12 1.59 1.59 1.59 5.12 5.12 1.59 1.59 3.02
65
76 5089
52 3233
-2.29 0
2.26 0
-5.18 71.97
5.24 5.12 919.46 428.55
Untuk mengetahui adakah korelasi antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan kepribadian perlu dianalisa dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut: r xy
=
=
=
B.
xy (x2)(y2) 71.97 (919.46)(428.55) 0.1147
Uji Hipotesis Dari analisis diatas menghasilkan indeks korelasi "r" antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 adalah 0.115. Kemudian dengan tabel product moment dengan N= 65 diperoleh nilai r dengan taraf signifikasi 1 % sebesar 0.317 sedangkan pada taraf signifiakasi 5 % sebesar 0.244, sehingga 0.244 > 0.115 < 0.317 maka artinya tidak ada korelasi antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan Kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011. Sehingga hipotesis yang penulis susun
66
yang berbunyi :
"Ada pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar
Aqidah Akhlak terhadap kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011." Ditolak dan tidak terbukti. Karena pada hasil penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 yang terjadi adalah meskipun nilai atau prestasi belajar aqidah akhlak siswa berada pada kategori rendah namun tingkat kepribadian siswa berada pada kategori baik.
C.
Pembahasan Dari hasil temuan diatas maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara tingkat prestasi belajar Aqidah Akhlak denga kepribadian siswa. Sesuai dengan berbagai teori yang telah penulis ajukan sebelumnya dalam bab I, ada sebagian pakar yang menganggap bahwa pendidikan akhlak yang diberikan pada masa kanak – kanak akan berpengaruh terhadap perilaku / sikap pada masa dewasanya. Namun hal itu berlaku pada sebagian individu bukan pada semua individu. Idealnya pendidikan akhlak yang diberikan sejak dini atau masa kanak-kanak (usia sekolah dasar) akan berpengaruh terhadap perilaku atau kepribadian seseorang. Demikian juga prestasi atau nilai pelajaran Aqidah Akhlak tinggi akan mempengaruhi kepribadian siswa, namun kenyataannya nilai Aqidah Akhlak tinggi tidak menjamin seorang siswa berkepribadian atau berperilaku baik, karena nilai pelajaran bisa diusahakan dengan belajar
67
atau mepelajari mata pelajaran tersebut.
Tetapi kalau kepribadian atau
perilaku adalah hasil dari akhlak yang tertanam dalam jiwa. Namum demikian penelitian ini belum tentu akan berlaku secara konsisten. Mungkin akan ditemukan hasil yang berbeda apabila dilakukan penelitian terhadap mata pelajaran lain.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari uraian panjang diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Prestasi belajar aqidah akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 termasuk kategori rendah, dimana untuk kategori rendah dengan interval nilai 75-
68
80 diperoleh sebanyak 78,8% atau 51 dari 65 siswa. 12,3% atau 8 dari 65 siswa masuk kategori sedang, dengan interval nilai 81-85% dan sisanya 9,2% atau 6 dari 65 siswa masuk kategori tinggi, dengan interval nilai 86-90. 2.
Kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011 termasuk baik, dimana 63,1% atau 41 dari 65 siswa masuk pada kategori tinggi, dengan interval 50-54. Sedangkan 30,7% atau 20 dari 65 siswa masuk pada kategori sedang, dengan interval 46-49. Dan 6,2% atau 4 dari 65 siswa masuk pada kategori rendah, dengan interval 41-45.
3.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Cukilan 02 Suruh Kab Semarang tahun pelajaran 2011, dimana hasil perhitungan korelasi product moment r
xy
= 0,115 kurang dari nilai r
pada tabel product moment N = 65 dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,244 sehingga hipotesis penulis tidak terbukti.
B.
Diskusi Penulis berasumsi hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara prestasi belajar aqidah akhlak terhadap kepribadian siswa dikarenakan : 1.
Minimnya item pertanyaan dalam angket kepribadian. Dalam penyusunan angket untuk variabel
69
y (kepribadian) penulis hanya
mencantumkan 18 item pertanyaan, sehingga hasil yang diperoleh terpaut jauh dengan hasil variabel x (nilai raport/prestasi belajar aqidah akhlak). 2.
Antara variabel x dan variabel y pengambilan datanya berbeda . Variabel x diambil dari nilai raport (data jadi), variabel y diambil dari angket (data belum jadi), sehingga keterpautan yang jauh sangat mungkin terjadi.
3.
Faktor guru. Guru merupakan satu dari kemungkinan mengapa prestasi aqidah akhlak tidak berpengaruh terhadap kepribadian siswa. Dalam penelitian ini yang terjadi adalah guru lemah dalam penyampaian materi sehingga nilai aqidah akhlak siswa rendah, namun tinggi dalam uswatun hasanah sehingga kepribadian anak baik.
C.
Saran-saran Berdasarkan pada pembahasan dari bab I sampai bab V, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Hendaknya sebagai guru, kita senantiasa meningkatkan kompetensi, sehingga kita tidak hanya mampu menjadi uswatun hasanah (suri tauladan yang baik), namun juga dapat menjadi contoh nyata ketinggian dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang dapat memicu semangat belajar siswa.
70
2. Anak didik, yang merupakan generasi penerus bangsa, sudah sepantasnya memperoleh yang terbaik dalam segala hal, termasuk juga dalam pendidikan akhlak untuk terciptanya masa depan yang lebih baik. 3. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama dalam pembelajaran aqidah akhlak, sehingga terwujud prestasi belajar aqidah akhlak yang tinggi mempengaruhi siswa dalam berkepribadian, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat dimana siswa tinggal. 4. Diharapkan dilakukan penelitian senada yang lebih mendalam dilain waktu, yang kemungkinan akan mendapatkan hasil yang berbeda dan dapat menyempurnakan kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi, Abdul Azis. 1998. Psikologi Agama. Bandung : CV. Sinar Baru. Al-Abrasi, Athiyah Mohd. 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Bulan Bintang. Al-Ghazali, Imam. 1993. Ihya’ Ulumiddin. Semarang : Asy-Syifa’. Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Daradjat, Zakiah. 1996. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT. Bulan Bintang Halim Mahmud, Ali Abdul. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta : Gema Insani. Hurloc. B, Elyzabeth. 1978. Child Development. Singapura : New York Edition IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Tarbiyah. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
1998. PBM-PAI Di Sekolah.
Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung : PT. Eresco Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : PT. Al-Ma’arif. Nasution, Harun. 1979. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta : UI - PRESS Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta : PT. Armas Duta Jaya. Vembriarto. 1990. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset. Zaenudin. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta : Radar Jaya Offset.
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Zuhrotun Nisak
Tempat tanggal lahir :
Pekalongan, 06 Juli 1976
Jenis kelamin
:
Perempuan
Warga Negara
:
Indonesia
Agama
:
Islam
Alamat
:
Tingkir Tengah RT. 04 RW. 07 Kec. Tingkir, Kota Salatiga.
Riwayat Pendidikan : 1.
SD Islam 02 Wonopringgo Pekalongan lulus tahun 1988
2.
SMP Islam Wonopringgo Pekalongan lulus tahun 1991
3.
Madrasah Aliyah YMI Wonopringgo Pekalongan lulus tahun 1994
4.
D2 PAI STAIN Salatiga tahun 1997
5.
S1 STAIN Salatiga tahun 2011
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, Penulis
Agustus 2011
Zuhrotun Nisak NIM : 11409062
xiv