HUBUNGAN METODE PEMBIASAAN DENGAN AKHLAK TERPUJI PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH KADIREJO, KEC. PABELAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: MUQODRIYAH NIM. 114 10 050
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Muqodriyah
NIM
: 114 10 050
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: HUBUNGAN METODE PEMBIASAAN DENGAN AKHLAK TERPUJI PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH KADIREJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.
Salatiga, 28 September 2012 Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd NIP. 196408181994031004
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Muqodriyah
NIM
: 114 10 050
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 September 2012 Yang menyatakan,
Muqodriyah
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
` tBur ... ö@ ©.uqtGtƒ ’n?tã «! $#uqßgsù ÿ¼çmç7ó¡ ym 4 ....
... Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya .... (Ath-Thalaaq:3)
PERSEMBAHAN
o Kedua orang tuaku; o Suamiku; o Saudara-saudaraku; o Teman-teman senasib seperjuangan o Almamater STAIN Salatiga
v
ABSTRAK Muqodriyah. 2012. Hubungan Metode Pembiasaan dengan Akhlak Terpuji Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2012. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Program Strata I, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci : metode pembiasaan dan akhlak terpuji peserta didik Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui penerapan metode pembiasaan di MI Miftahul Falah tahun 2012, 2) untuk mengetahui akhlak terpuji peserta didik di MI Miftahul Falah tahun 2012, dan 3) Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara metode pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta didik di MI Miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi sebanyak 100 orang, sedangkan sampelnya 30 siswa. Data yang dibutuhkan digali melalui angket yang dikembangkan dan disusun oleh peneliti. Data penelitian dianalisis dengan teknik persentase yang bertujuan untuk mengetahui gejala yang muncul. Kemudian untuk mengetahui hubungan antara varabel metode pembiasaan dengan akhlak terpuji peserta didik peneliti menggunakan data statistik product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara metode pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta didik. Hal ini terbukti dengan koefesien korelasi product moment yaitu hasil r hitung (rh) sebesar 0,605 berada di atas r product moment pada taraf signifikan 5% = 0,361, dengan N = 30. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara metode pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2012.
vi
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT. Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat disembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, tiada kata ataupun apa saja yang kami berikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini yang berjudul, "HUBUNGAN METODE PEMBIASAAN DENGAN AKHLAK
TERPUJI PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH
KADIREJO,
KECAMATAN
PABELAN,
KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2012", kecuali ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku ketua Program Studi PAI Ekstensi 3. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran. 4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga. vii
5. Bapak Kepala madrasah, dan Bapak Ibu guru MI Miftahul Falah Kadirejo Kab. Semarang. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin. Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.
Salatiga, 28 September 2012 Penulis
Muqodriyah NIM : 11410050
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..........................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................
v
ABSTRAK ..............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .............................................................................
vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian .............................................................
4
E. Manfaat Penelitian ...............................................................
5
F. Definisi Operasional ............................................................
5
G. Metode Penelitian ................................................................
7
H. Analisis Data .......................................................................
10
I. Sistematika Penelitan ..........................................................
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pembiasaan ...........................................
13
1. Pengertian bimbingan keagamaan ..................................
13
2. Akhlak Terpuji ...............................................................
20
B. Tinjauan Teoritis Hubungan Metode Pembiasaan terhadap Akhlak Terpuji ....................................................................
ix
29
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum MI Miftahul Falah ...................................
30
1. Letak Geografis MI Miftahul Falah ................................
30
2. Profil MI Miftahul Falah .................................................
30
3. Sejarah Berdiri MI Miftahul Falah .................................
31
4. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Falah ......................
32
5. Keadaan Sarana dan prasarana MI Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2012/2013 .......................................................
32
B. Penyajian Data ....................................................................
35
1. Keadaan Umum Siswa (Responden) ..............................
35
2. Variasi Jawaban Responden ...........................................
37
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis pertama ..................................................................
48
B. Analisis kedua ......................................................................
53
C. Analisis ketiga .....................................................................
57
D. Analisis lanjutan ..................................................................
60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
62
B. Saran ...................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kisi-kisi Angket Pertanyaan Variabel Metode Pembiasaan
9
Tabel 1.2 Kisi-kisi Angket Pertanyaan Variabel Akhlak Terpuji
9
Tabel 3.1 Keadaan Ruang dan Gedung MI Miftahul Falah
33
Tabel 3.2 Keadaan Peralalatan dan Inventaris MI Miftahul Falah
33
Tabel 3.3 Daftar Guru MI Miftahul Falah
35
Tabel 3.5 Daftar Responden
36
Tabel 3.6 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Metode
37
Pembiasaan Tabel 3.7 Skor Jawaban Responden Variabel Metode Pembiasaan
38
Tabel 3.8
Kriteria Nilai dari Variabel Metode Pembiasaan
41
Tabel 3.9
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Akhlak Terpuji
42
Tabel 3.10
Skor Jawaban Responden Variabel Akhlak Terpuji
44
Tabel 3.11
Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Terpuji
45
Tabel 4.1
Skor Jawaban Responden Variabel Metode Pembiasaan
49
Tabel 4.2
Kriteria Nilai dari Variabel Metode Pembiasaan
50
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Metode Pembiasaan
53
Tabel 4.4
Skor Jawaban Responden Variabel Akhlak Terpuji
53
Tabel 4.5
Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Terpuji
54
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jawaban Akhlak Terpuji Peserta Didik
57
Tabel 4.7
Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antar Hubungan Yang
58
Sifnifikan Antara Metode Pembiasaan Terhadap Akhlak Terpuji Peserta Didik Di MI Miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Nabi Muhammad SAW adalah rasul Allah yang terakhir, Beliau diutus untuk menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Karena itu Islam memiliki misi yang bersifat universal dan abadi. Universal artinya untuk seluruh umat manusia dan abadi maksudnya sampai akhir jaman. Pada hakikatnya ajaran Islam adalah mengadakan bimbingan bagi kehidupan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang
inilah terletak hakikat
manusia. Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini muncul kembali, yaitu di saat bangsa Indonesia dihadapakan pada masalah moral dan akhlak yang cukup serius, yang jika diabaikan akan menghancurkan masa depan bangsa Indonesia sendiri. Praktik hidup yang menyimpang dan penyalahgunaan kesempatan dengan mengambil bentuk perbuatan sadis dan merugikan orang kian tumbuh subur di wilayah yang tidak berakhlak. Korupsi, kolusi, penodongan, perampokan, pelacuran, pornografi, perjudian, pemerkosaan, peredaran dan pemakaian obat-obatan terlarang, perkelahian dan tawuran antar warga, pembunuhan, ketidakjujuran, berbagai tindak kekerasan, perampasan hak asasi manusia pada umumnaya terlalu banyak yang dapat dilihat dan disaksikan. Cara mengatasi bukan hanya uang, ilmu pengetahuan
1
dan teknologi, tetapi harus dibarengi dengan penanganan di bidang mental spiritual dan akhlak yang mulia (Alim, 2006:150). Agar individu atau manusia berkembang menjadi seorang pribadi yang
beragama
(beriman,
bertakwa,
dan
berakhlak
mulia)
dan
mengembangkan rahmatan lil ‘alamin perlu diberi intervensi, yang dalam hal ini adalah pendidikan agama. Melalui pendidikan agama diharapkan individu dapat mengembangkan potensi takwa kepeda Nya. Apabila potensi berkembang dengan baik, maka individu akan
mampu
ini
mengendalikan
potensi jujur-Nya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terwujud dalam bentukbentuk perilaku yang bertentangan dengan
nilai-nilai agama yang telah
tertanam dalam dirinya. Pembelajaran pada dasarnya intervensi atau suatu rekayasa yang diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan penciptaannya. Dalam konteks proses belajar di madrasah, pembelajaran tidak hanya terjadi dengan sendirinya, yakni peserta didik belajar berinteraksi dengan lingkunganya seperti yang terjadi dalam proses belajar di masyarakat. Di madrasah proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan. Oleh karena itu, segala kegiatan interaksi, metode, dan kondisi pembelajaran yang dikehendaki. Dalam konteks pembelajaran pendidikan agama Islam, pada dasarnya tidak ada seorangpun, termasuk guru pendidikan agama Islam, yang mampu membuat seseorang menjadi manusia muslim, mukmin, muttaqin dan sebagainya, tetapi sebenarnya peserta didik itu sendirilah yang memilih dan
2
menentukan jalan hidupnya dengan ijin Allah. Dalam hal ini pendidikan atau pembelajaran hanyalah sebagai wahana untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh Sang Pencipta, dan peserta didik sendiri yang akan memilih, memutuskan dan mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Di sini fungsi guru pendidikan agama Islam adalah berupaya memilih, menetapkan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan peserta didik mempelajari Islam untuk dijadikan pedoman dan petunjuk hidup dan kehidupannya. Jika kita mengamati fenomena empirik yang ada di hadapan kita, sepertinya pendidikan agama Islam tampaknya terasa kurang terkait atau kurang meperhatikan terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan dalam jiwa peserta didik sehingga dapat menjadi sumber motivasi bagi peserta didik untuk bergerak, berbuat dan berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-harinya. Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti tentang apakah ada HUBUNGAN METODE PEMBIASAAN DENGAN AKHLAK TERPUJI PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH KADIREJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012.
3
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana intensitas penerapan metode pembiasaan di MI Miftahul Falah tahun 2012? 2. Bagaimana tingkatan akhlak terpuji peserta didik MI Miftahul Falah tahun 2012? 3. Apakah ada hubungan antara metode pembiasaan dengan akhlak terpuji peserta didik di MI miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui intensitas penerapan metode pembiasaan di MI Miftahul Falah tahun 2012. 2. Untuk mengetahui tingkatan akhlak terpuji peserta didik di MI Miftahul Falah tahun 2012. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara metode pembiasaan dengan akhlak terpuji peserta didik di MI Miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67)
4
Dari sini peneliti mengambil hipotesis ada hubungan yang signifikan antara metode pembiasaan dengan akhlak terpuji peserta didik di MI Miftahul Falah Desa Kadirejo tahun 2012.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Praktis a. Bagi mahasiswa, dapat menambah pengetahuan yang komprehensif tentang pengaruh metode pembiasaan dengan akhlak terpuji peserta didik di MI Miftahul Falah b. Bagi guru, dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan metode pembelajaran 2. Secara Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat menjadi kegiatan-kegiatan
penelitian
selanjutnya
serta
landasn teori untuk diharapkan
dapat
memperkaya khasanah di lingkungan pendidikan.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah pokok yang menjadi variabel penelitian ini. Istilah atau kata yang perlu dijelaskan adalah; 1. Hubungan Hubungan yaitu pertalian atau ikatan (Senja, 2008:263).
5
2. Metode Pembiasaan Yang dimaksud dengan metode pembiasaan adalah suatu alat pendidikan dengan cara
melakukan sesuatu secara berulang –ulang
sehingga menjadi suatu kebiasaan. Indikator dalam metode Pembiasaan yaitu: a. Menerapkan pembelajaran dengan model penguatan kelompok (group reinforcement) b. Menerapkan pembelajaran dengan model instructional technique c. Menerapkan pembelajaran yang berbasis hubungan (relationshipbased). 3. Akhlak Terpuji Akhlak adalah perangai, tabiat, adat kebiasaan (Alim, 2006:151). Dalam penelitian ini yang dimaksud akhlak peserta didik adalah tingkah laku yang dilakukan oleh peserta didik sehari-hari. Adapun indikator dari akhlak terpuji peserta didik yaitu : a. Menjalin silaturahmi yang baik dengan teman b. Memiliki prasangka yang baik c. Rendah hati d. Menepati janji e. Mudah memaafkan kesalahan orang lain f. Dapat dipercaya g. Dermawan.
6
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode statistik yaitu teknik matematika
dalam
mengumpulkan,
menyusun,
menyajikan,
dan
menganalisis dalam bentuk tabel dan dianalisis dalam bentuk statistik. Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya
(correlational
penelitian
ini
merupakan
research)
yaitu
penelitian
penelitian yang
korelasional
bertujuan
untuk
mendeteksi/mengungkap sampai sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan atau berkorelasi dengan variaasi-variasi pada faktor lain (Soetriono, 2007:165). 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang diambil peneliti yaitu di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Falah, Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam arti lain keseluruhan subjek penelitian yang dimintai informasi (Singarimbun, 1989:152).
7
Dalam penelitian
ini populasi yang akan dijadikan obyek
penelitian, terdiri dari seluruh peserta didik MI Miftahul Falah yang berjumlah 100 orang. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, ٢٠٠٠٧:56). Dalam
penelitian ini menggunakan sampling sistematis yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel bisa dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 30 siswa (Sugiyono, ٢٠٠٧: 66). 4. Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode, yaitu: a. Angket (Kuesioner) Angket adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Jenis angket yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket tertutup yang terdiri atas pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.
8
Tabel 1.1 Kisi-kisi Angket Pertanyaan Variabel Metode Pembiasaan Angket No
1
Variabel
Metode Pembiasaan
Indikator
Jml.
No.
Butir
Butir
2
1,2
4
3,4,5,6
4
7,8,9,10
10
10
1. Menerapkan model pembelajaran instructional technique 2. Menerapkan model pembelajaran Relationship-based 3. Menerapkan model pembelajaran Group Reinforcement
Jumlah
Tabel 1.2 Kisi-kisi Angket Pertanyaan Variabel Akhlak Terpuji Angket No
1
Variabel
Indikator
Jml.
No.
Butir
Butir
2
1,2
1
3
3. Rendah hati
1
4
4. Menepati janji
2
5,6
Akhlak
1. Menjalin
terpuji
yang
silaturahmi
baik
dengan
teman 2. Memiliki
prasangka
yang baik
9
5. Lapang dada
1
7
6. Dapat dipercaya
2
8,9
7. Dermawan
1
10
10
10
Jumlah b. Observasi Observasi atau
pengamatan digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 1995:62). Metode observasi ini digunakan untuk mengamati tingkah laku
peserta didik, di sekolah untuk mengetahui perilaku yang
dilakukan oleh peserta didik. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis (Rahman, 1993:77). Metode ini digunakan untuk menggali data sekunder tentang latar belakang objek penelitian.
H. Analisis Data 1. Analisa Pendahuluan
10
Untuk langkah awal peneliti menganalisis data awal yang terkumpul dengan menggunakan teknik persentase yang bertujuan untuk mengetahui gejala yang muncul. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: P=
x 100% F N
Keterangan: P : Proporsi individu dalam golongan F : Frekuensi N : jumlah subyek dalam golongan 2. Tahap Klasifikasi Data Dari hasil pengumpulan data, peneliti menggunakan data statistik product moment. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara varabel metode pembiasaan dengan akhlak peserta didik. Adapun rumusnya:
rxy =
NSxy - (Sx )(Sy )
{NSx
2
}{
- (Sx ) NSy 2 - (Sy ) 2
Keterangan: rxy
: korelasi product moment
x
: variabel x
y
: variabel y
11
2
}
xy
: hasil kali skor x dan y untuk setiap responden
x2
: kuadrat skor instrumen x
y2
: kuadrat skor instrumen y
I. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti mengurai sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat
penelitian,
tujuan
penelitian,
definisi
operasional,
hipotesis, metode penelitian serta sistematika penelitian. BAB II
Kajian Pustaka Pada landasan teori ini, berbagai pembahasan teori yang menjadi kajian teoritik penelitian, khususnya yang menyangkut tentang metode pembiasaan serta akhlak peserta didik.
BAB III Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan
hasil pengumpulan data yang
berkaita dengan variabel penelitian yaitu metode pembiasaan dan akhlak peserta didik MI Miftahul Falah Desa Kadirejo. Di samping laporan mengenai variabel penelitian, juga dipaparkan beberapa hal mengenai MI Miftahul Falah Desa Kadirejo yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. BAB IV Analisis Data Pada bab ini data yang telah diperoleh di lapangan akan dianalisis BAB V
Kesimpulan Dan Saran
12
Pada bab ini akan diuraiakan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembiasaan 1.
Pengertian Metode Pembiasaan a.
Metode Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atau tujuan dalam pemecahan suatu permasalahan (Wirartha,2006:77). Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.
Dalam
kegiatan
pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir, seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai metode mengajar yang telah dirumuskan. Tedapat banyak metode pembelajaran yang dapat dignakan oleh seorang guru. Macam-macam metode diantaranya adalah metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, penampilan diskusi, studi mandiri, kegiatan pembelajaran terprogram, latihan bersama teman, simulasi, pemecahan masalah, studi kasus,
insiden,
praktikum, proyek, bermain peran, seminar, simposium, tutorial, deduksi, induksi, dan computer assisted learning (Yamin, 2007:145).
14
Dalam www.google.com dipaparkan macam-macam metode pembelajaran diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, eksperimen, demonstrasi sosiodrama, karya wisata, resitasi, drill, simulasi, kerja kelompok, proyek, nasihat, cerita, keteladanan, pembiasaan, kisah. Untuk menghindari adanya kesalahn guru dalam memilih metode pembelajaran, terdapat beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, diantaranya: 1) Penetapan tujuan pembelajaran 2) Pengetahuan awal siswa 3) Pokok bahasan 4) Alokasi waktu dan sarana penunjang 5) Jumlah peserta didik 6) Pengalaman dan kewibawaan guru. b.
Pembiasaan Pembiasaan adalah
upaya praktis dalam pendidikan dan
pembinaan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukaan seorang pendidik adala terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didiknya. Kebiasaan adalah
suatu
tingkah laku
tertentu yang sifatnya
otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi (Suardi, tt. :123). Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciriciri sebagai berikut:
15
1) Perilaku tersebut relatif menetap 2) Pembiasaan umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi 3) Kebiasaan bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau belajar 4) Perilaku tersebut tampil secara berulang-ulang sebagai respon terhadap stimulus yang sama. c.
Proses Perkembangan Moral Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, sebagai berikut: 1) Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru. Dan yang tidak kalah penting adalah suri tauladan. 2) Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. 3) Proses coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian akan terus dikembangkan, sedangkan tingkah laku yang mendatangkan hukuman akan dihentikan (Yusuf, 2001:134).
16
d.
Pembentukan Perilaku melalui Pembiasaan Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dalam rangka mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak di dalam melakukan pengembangan perilaku melalui pembiasaan sejak dini, menurut Campbell dapat dilakukan dengan berbagai metode sebagai berikut : (Direktorat Jendral Manajemen Pendidikian Dasar dan Menengah, 2007 : 25) 1) Perubahan Perilaku (beahvior modification) Metode ini merupakan suatu pengubahan perilaku yang berdasarkan atas prinsip-prinsip penguatan (reinforcement). Metode ini biasanya berhasil untuk mengubah/mengurangi perilaku yang berlebihan dan membentuk perilaku yang belum ada pada individu. 2) Pembelajaran (Instructional technique) Metode ini dilakukan dengan memberikan instruksi yang spesifik dan nyata tentang perilaku yang dikehendaki. Instruksiinstruksi tersebut berfungsi untuk mengkoreksi yang salah dan mengajarkan perilaku yang baru. 3) Berbasis Hubungan (relationship based) Metode ini dilakukan untuk membantu menciptakan suasana yang mendukung untuk dapat terjadi proses belajar. Metoe ini bertujuan untuk mempertahankan hubungan antara
17
guru sebagai pelatih dengan anak. Untuk mempertahankan hubungan antara guru dengan anak, antara lain dengan cara: a)
Dorongan empati dengan cara mendengarkan kesulitankesuliatan anak dengan mengikuti belajar terstruktur, menghargai kesulitan anak, mendorong keterlibatan anak.
b) Identifikasi masalah anak, yaitu mengenali apa yang menjadi hambatan anak. c)
Mengurangi rasa keterancaman pada anak dalam situasi belajar terstruktur, antara lain menciptakan rasa aman.
e.
Penguatan Kelompok ( Group Reinforcement) Penguatan kelompok merupakan referensi yang diberikan oleh kelompoknya, kususnya pada remaja. Jenis referensi ini penting karena mereka sangat mengacu kepada kelompok sebayanya. Metode ini pada umumya digunakan untuk menjelaskan kepada anak yang ikut belajar terstruktur tentang apa yang hendak dicapai. Cara pembelajaran ulang (reinstructional) dapat dipakai pula untuk menjelaskan perilaku apa yang akan dibentuk. Penguatan kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a) Pemodelan (modelling), yaitu memberikan contoh perilaku apa yang diharapkan atau dengan perkataan lain belajar melalui imitasi.
18
b) Bermain peran (role playing) sering dilakukan setelah modelling.
Tujuannya
supaya
jelas
dan
tidak
terjadi
kesalahpahaman. Bermain peran dilakukan dengan menciptakan situasi dimana individu diminta untuk melakukan suatu peran tertentu di suatu tempat yang tidak biasanya peran tersebut tidak terjadi. Manfaatnya adalah membantu seseorang mengubah sikap atau perilaku dari yang selama ini dilakukan. c) Stimulasi (stimulation) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menggambarkan suatu situasi atau perilaku yang sebenarnya. d) Balikan penampilan (perfomance feedback) adalah informasi yang menggambarkan seberapa jauh hasil yang diperoleh dari bermain peran. f.
Hadis dan Nash Al-Qur’an 1)
ﻲﺴﻨ ﻓﹶﻼﹶ ﺗﻘﹾﺮﹺ ﺋﹸﻚﻨﺳ “Kami (Allah) akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa” (Al-A’la (84):6), (Rifai, 2000:533) Ayat ini menegaskan bahwa Allah membacakan AlQuran kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian Nabi mengulanginya kembali sampai ia tidak lupa apa yang telah diajarkan-Nya.
Dalam
ayat
1-5
surah
Al-Alaq,
Jibril
membacakan ayat tersebut dan Nabi mengulanginya sampai hafal.
19
2) Pembiasaan shalat,
misalnya,
hendaknya dimulai sedini
mungkin. Rasulullah SAW memerintahkan kepada para orang tua dan pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan shalat, ketika berumur tujuh tahun, sebagaimana sabdanya :
ﻴﻞﹸﻌﻤﺎ ﺇﹺﺳّﺛﹶﻨﺪّ ﺣﻜﹸﺮﹺﻱﺸﻨﹺﻲ ﺍﻟﹾﻴﻌﺎﻡﹴ ﻳﺸ ﻫﻦّﻞﹸ ﺑﻣﺆﺎ ﻣّﺛﹶﻨﺪﺣ ﺩﺍﻭ ﺩﻦ ﺑّﺍﺭﻮ ﺳﻮﻫﺩ ﻭﺍﻭﻮ ﺩﺓﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺃﹶﺑﺰﻤّﺍﺭﹴ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﺣﻮ ﺳﻦﻋ ﻦ ﺐﹴ ﻋﻴﻌﻦﹺ ﺷﺮﹺﻭ ﺑﻤ ﻋﻦّ ﻋﻲﻓﺮّﻴّ ﺍﻟﺼﻧﹺﻲﺰﺓﹶ ﺍﻟﹾﻤﺰﻤﻮ ﺣﺃﹶﺑ ﻠﹶّﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﹶّﻰ ﺍﻟﻠﹶّﻪ ﺻﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﹶّﻪﺳ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭّﻩﺪ ﺟﻦ ﻋﺃﹶﺑﹺﻴﻪ ﻢ ﻮﻫﺮﹺﺑﺍﺿ ﻭﻨﹺﲔﻊﹺ ﺳﺒﺎﺀُ ﺳﻨ ﺃﹶﺑﻢﻫ ﻭّﻠﹶﺎﺓ ﺑﹺﺎﻟﺼﻛﹸﻢﻟﹶﺎﺩﻭﺍ ﺃﹶﻭﺮﻣ ﺎﺟﹺﻊﹺﻀﻲ ﺍﻟﹾﻤ ﻓﻢﻬﻨﻴﻓﹶﺮﹺّﻗﹸﻮﺍ ﺑﺮﹴ ﻭﺸﺎﺀُ ﻋﻨ ﺃﹶﺑﻢﻫﺎ ﻭﻬﻠﹶﻴﻋ “Telah mengisahi kami Muammal bin Hisyam yaitu alYaskuri, telah mengisahi kami Ismail, dari Sawwar Abu Hamzah, Abu Dawud berkata, "Dan dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah al-Muzani ash-Shairafi", dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Suruhlah anak-anak kalian untuk salat ketika mereka berusia tujuh tahun, pukullah mereka karena melanggarnya ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidur." (H.R. Abu Dawud : 495), (http://id.islam.wikia.com, 2012 : 495) Berawal dari pembiasan sejak kecil itulah, peserta didik membiasakan dirinya melakukan sesuatu yang lebih baik. Menumbuhkan kebiasaan baik ini tidaklah mudah, akan memakan waktu yang panjang. Tetapi bila sudah menjadi kebiasaan, akan sulit pula untuk berubah dari kebiasaan tersebut.
20
2.
Akhlak Terpuji a.
Pengertian Akhak Terpuji Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan
kholqun
yang
berarti
kejadian,
yang
juga
erat
hubungannya dengan kholiq yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti diciptakan. Yang dimaksud dengan akhlak adalah sebuah sistem lengkap yang terdiri dari karaktristik-karakteistik akal atau tingkah laku. Karakteristik-karakteristik inilah yang akan membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang menyebut akhlak memiliki definisi yang sama dengan moral. Menurut Imam Abu Hamid al-Ghazali Akhlak (al-khuluk) adalah suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya (Mahmud, 2004:28). Muhammad bin Ali asy-Syariif al-Jurjani mendefisinikan akhlak dalam bukunya, at-Ta’rifat sebagai berikut Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berpikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-prbuatan indah menurut akal dan syariat, dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika darinya terlahir 21
perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk (Mahmud, 2004:32). Seorang ulama ensiklopedis, Ahmad bin Mushthafa (Tha sy Kubra Zaadah) mengartikan akhlak sebagai ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan. Dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan, yaitu: kekuatan berpikir, kekuatan marah, kekuatan syahwat (Mahmud, 2004:33). Menurut Muhammad bin Ali al-Faauqi at-Tahanawi, akhlak adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat alami, agama dan harga diri (Mahmud, 2004:34).. Beliau juga membagi akhlak atas hal-hal ini: 1) Keutamaan, yang merupakan dasar bagi apa yang sempurna 2) Kehinaan, yang merupakan dasar bagi apa yang kurang. b. Klarifikasi Istilah akhlak, Etika dan Moral Dalam pembahasan tentang akhlak sering muncul beberapa isilah yang membutuhkan penjelasan, yakni istilah etika, moral, dan susila. Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan. Etika adalah ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, melainkan tentang nilai-nilai dan tidak berkaitan dengan tindakan manusia, melainkan tentang idenya. Sekalipun penggunaan istilah etika sering disamakan dengan istilah akhlak, namun jika dilihat secara seksama antara kedanya memiliki perbedaan dan persamaan. Persamaannya terletak pada objek, yakni sama-sama membahas tentang baik buruknya tingkah laku manusia, sedangkan 22
perbedaannya terletak pada parameter, jika etika menggunakan parameter akal, akhlak menggunakan parameter agama yaitu al Qur’an dan Hadist. Istilah moral berasal dari bahasa Latin mores, yaitu jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah baik buruk dari perbuatan dan kelakuan. Dalam Ensiklopedi Pendidikan, moral adalah nilai dasar dalam masyarakat untuk menenukan baik buruknya suatu tindakan yang pada akhirnya menjadi adat istiadat masyarakat tersebut (Tono, dkk, 2002: 89) Jadi persamaan dari etika, moral dan akhlak adalah ketigatiganya berbicara tentang nilai perbuatan manusia sedangkan perbedaannya adalah jika akhlak menilai perbuatan manusia dengan parameter Qur’an dan Hadist, etika dengan pertimbangan akal pikiran manusia, sedangkan moral menggunakan pertimbangan adat istiadat masyarakat tertentu. c.
Karakteristik Akhlak dalam Ajaran Islam Adapun karakteristik akhlak dalam Islam adalah sebagai berikut: 1) Akhlak meliputi hal-hal yang bersifat umum dan terperinci Di dalam al Qur’an ada ajaran akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang dijelaskan secara terperinci.
23
Contoh ayat yang menjelaskan
akhlak secara umum
yaitu Q.S. An Nahl (16):90 yaitu menyerukan perintah untuk berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji dan mungkar, dan permusuhan. Sedangkan ayat yang menjelaskan tentang akhlak secara terperinci yaitu Q.S al Hujurat (49):12 yaitu larangan untuk saling mencela dan memanggil dengan sapaan yang buruk. 2) Akhlak bersifat menyeluruh Akhlak meliputi seluruh kehidupan muslim, baik hubungan secara horisontal maupun vertikal. 3) Akhlak sebagai buah iman Iman yang kuat akan termanifestasikan oleh ibadah yang teratur
dan
membuahkan
akhlakul
karimah,
sedangkan
lemahnya iman dapat terdeteksi melalui indikator tidak tertibnya ibadah dan sulitnya mebuahkan akhlakul karimah. 4) Akhlak menjaga konsistensi cara dan tujuan Islam tidak membenarkan cara-cara mencapai tujuan yang bertentangan dengan syariat sealipun untuk mencapai tujuan yang baik, karena hal itu bertentangan dengan prinsipprinsip akhlakul karimah yang senantiasa menjaga konsistensi cara mencapai tujuan tertentu dengan tujuan itu sendiri (Tono, 2002:90).
24
d. Dasar dari Akhlak
y7 ¯RÎ)ur 4’n?yès9 @, è=äz 5O ŠÏà tã
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung “.(Al-Qolam (68);4), (Rifai, 2000:509) Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada Nabi Muhammad karena kemuliaan akhlaknya. Penggunaan istilah khulukun ‘adhim menunjukkan keagungan dan keanggunan moralitas rasul, yang dalam hal ini adalah Muhammad SAW. Banyak nabi dan rasul yang disebut-sebut dalam Al Qur ‘an, tetapi hanya Muhammad SAW yang mendapat pujian sedahsyat itu. Dengan lebih tegas Allah pun memberikan penjelasan secara transparan bahwa akhlak Rasulullah sangat layak untuk dijadikan standar mora1 bagi umatnya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang diteladai sebagai uswah hasanah, melalui firman-Nya:
ô‰ s)©9 tb %x. öN ä3 s9 ’ÎûÉA qß™ u‘ «! $# îouqó™ é& ×puZ|¡ ym ` yJ Ïj9 tb %x. (#qã_ ötƒ ©! $# tPöqu‹ø9$#ur tÅz Fy $# tx.sŒur ©! $# #ZŽÏVx. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al Ahzab : 21), (Rifai, 2000 : 379) Ayat tersebut memberikan penegasan bahwa Rasulullah merupakan contoh yang layak ditiru dalam segala sisi kehidupannya. 25
Disamping itu, ayat tersebut juga mengisyaratkan bahwa tidak ada satu “sisi-gelap” pun yang ada pada diri Rasulullah, karena semua isi kehidupannva dapat ditiru dan diteladani. Ayat di atas juga mengisyaratkan bahwa Rasulullah sengaja diproyeksikan oleh Allah untuk menjadi “lokomotif” akhlak umat manusia secara universal, karena Rasulullah diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin. Apalagi beliau pernah bersabda:
ﻼﹶﻕﹺ ﺍﹾﻷَﺧﻜﹶﺎﺭﹺﻡ ﻣّﻢﻤ ِﻷُﺗﺜﹾﺖﻌﺎﺑﻤﺇﹺﻧ Artinya: “Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk rnenyempurnakan ahklak yang mulia.” (HR. Bukhori: 273). Hadis
tersebut
menunjukkan
bahwa
karena
akhlak
menempati posisi kunci dalam kehidupan umat manusia, maka substansi misi Rasulullah itu sendiri adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia. Yang menjadi persoalan di sini adalah bagaimana substansi akhlak Rasulullah itu. Dalam hal ini para sahabat pernah bertanya kepada isteri Rasulullah, yakni Aisyah r.a. yang dipandang lebih mengetahui akhlak Rasul dalam kehidupan sehari-hari, maka Aisyah menjawab:
ﺁﻥﹶ ﺍﹾﻟﻘﹸﺮﻠﹸﻘﹸﻪﻛﹶﺎﻥﹶ ﺧ Artinya: “Substansi akhlak Rasulullah itu adalah Al- Qur ‘an “.
26
Dari jawaban singkat tersebut dapat diketahui bahwa akhlak Rasulullah yang tercermin lewat semua tindakan, ketentuan, atau perkataannya senantiasa selaras dengan Al- Qur ‘an, dan benar-benar merupakan praktek riil dari kandungan Al-Qur ‘an. Semua perintah dilaksanakan, semua larangan dijauhi, dan semua isi Al-Qur ‘an didalaminya untuk dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. e.
Macam-macam Akhlak Pada dasarnya akhlak ada dua macam, yaitu akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela. Akhlak yang terpuji disebut akhlaqul mahmudah dan akhlak yang tercela disebut akhlaqul mazmumah. 1) Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah adalah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik yang harus dianut dan dimiliki oleh tiap orang. Humaidi Tatapangarsa dalam bukunya Akhlaq Yang Mulia menyebutkan beberapa contoh dari akhlaq mahmudah, diantaranya: a)
Mampu mengendalikan nafsu Nafsu adalah salah satu organ rohani manusia yang disamping akal, sangat besar
pengaruhnya dan sangat
banyak mengeluarkan instruksi-instruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau bertindak.orang yang mampu mengendalikan nafsu berarti mampu menguasai diri.
27
b) Benar/jujur Benar
artinya
sesuainya
sesuatu
dengan
kenyataannya yang sesungguhnya dan tidak hanya berupa perkataan tetapi juga perbuatan. c)
Ikhlas Arti ikhlas ialah murni atau bersih, tidak ada campuran. Maksud bersih adalah bersihnya sesuatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang selain Allah, seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama.
d) Qana’ah Qana’ah adalah menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Qana’ah dalam pengertiannya yang luas sebenarnya mengandung lima perkara: 1) Menerima dengan rela dengan apa yang ada 2) Memohon kepada Tuhan tambahan yang pantas, disertai dengan usaha dan ikhtiar 3) Meneriam dengan sabar ketentuan Allah 4) Bertawakal kepada Allah 5) Tidak tertarik oleh tipu daya dunia (Tatapangarsa, 1991:147). 2) Akhlak Mazmumah Contoh-contoh akhlak mazmumah diantaranya:
28
a)
Bohong/dusta Dusta ialah pernyataan tentang sesuatu hal yang tidak cocok dengan keadaannya yang sesungguhnya.
b) Takabur Takabur adalah merasa atau mengaku diri besar tinggi atau mulia, melebihi orang lain. c)
Dengki Dengki atau hasad ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak.
d) Bakhil Bakhil artinya kikir. Orang yang kikir adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya demikian sehingga sangat berat dan sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada orang lain. e)
Marah Marah terjadi jika emosi seseorang menguasai akalnya (Tatapangarsa, 1991:157).
29
B. Tinjauan Teoritis Pengaruh Metode Pembiasaan terhadap Akhlak Terpuji Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program yang sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada peserta didik agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Hurlock dalam (Yusuf, 2001:54) menyatakan bahwa pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena sekolah merupakan subtitusi keluarga dan guru-guru subtitusi dari orang tua. Dalam mengembangkan fitrah beragama (akhlak) para peserta didik, maka sekolah dalam hal ini adalah guru agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlak yang mulia dan sikap apresiatif terhadap ajaran agama.
30
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Miftahul Falah 1.
Letak Geografis MI Miftahul Falah MI Miftahul Falah terletak di Dusun Gayam RT 05 RW 02 Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada umumnya desa Kadirejo dan khususnya Dusun Gayam adalah wilayah pedesaan dengan masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai seorang petani, sehingga dari sisi ekonomi berada dalam lingkungan pertanian. Hal ini bisa terlihat dengan adanya sawah yang terhampar luas di sekitar Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
2. ``
Profil MI Miftahul Falah Nama Sekolah
:
MI Miftahul Falah
NSM
:
111233220059
Status
:
Terakreditasi B
Status Tanah
:
Tanah Waqaf
Lokasi
:
Dusun Gayam RT 05 RW 02 Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah
31
3.
Sejarah Berdiri MI Miftahul Falah MI Miftahul Falah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Dusun Gayam RT 05 RW 02 Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Sebelumnya di Desa Kadirejo terdapat dua lembaga pendidikan yang dipergunakan untuk tempat belajar anak, yaitu SR (Sekolah Rakyat) yang kegiatan pembelajarannya pada pagi hari dan Sekolah Diniyah yang melaksanakan kegiatan pembelajarannya pada sore hari. Atas dasar tersebut, maka muncul keinginan dari warga sekitar untuk membuat sebuah sekolah bercorak Islam yang melaksanakan kegiatan pembelajarannya pada pagi hari. Pada tahun 1954 Sekolah Diniyah yang sudah ada, kemudian diganti menjadi MWB (Madrasah Wajib Belajar). Pada tahun 1962 MWB kemudian diubah namanya menjadi SRI (Sekolah Rakyat Islam), baru setelah itu pada tahun 1967 menjadi MI Miftahul Falah. MI Kadirejo 01 berdiri pada tanah wakaf dari Bapak Suwiryo (Alm) dan Bapak Sudin (Alm), dengan luas bangunan 410 m2 dan luas halaman 1,260 m2. Tokoh yang mempelopori pendirian Madrasah ini adalah Bapak Sukemi (Alm) dan Bapak Abdurrahman (Alm). Kemudian seksi pembangunan Madrasah ini adalah Bapak Ishom (Alm) dan Bapak Imron (Alm).
32
4.
Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Falah a.
Visi MI Miftahul Falah Terwujudnya
layanan
pendidikan
agama
Islam
yang
berkualitas dan mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, serta unggul dalam prestasi. b. Misi MI Miftahul Falah 1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya pendidikan. 2) Menciptakan peserta didik yang berkualitas, bertaqwa, dan berintelektual. c.
Tujuan MI Miftahul Falah 1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Aktif (PAKEM). 2) Mengembangkan potensi akademik, minat, dan bakat siswa melalui
layanan
bimbingan
konseling
dan
kegiatan
ekstrakurikuler. 3) Membiasakan perilaku Islami di lingkungan madrasah. 4) Meningkatkan prestasi akademik siswa. 5.
Keadaan Sarana dan Prasarana MI Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2012/2013 a.
Keadaan Ruang dan Gedung MI Miftahul Falah Untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar di MI Miftahul Falah dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung
33
kegiatan tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang ada di MI adalah seperti berikut: Tabel 3.1 Keadaan Ruang dan Gedung MI Miftahul FAlah No
Jenis
Lokal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ruang Belajar Ruang Kepala Ruang Guru Ruang TU Ruang UKS Perpustakaan Laboratorium Aula Mushalla
6 1 1 1 1 1
Kondisi Baik Rusak 6 1 1 1 1 1 -
Ket -
b. Keadaan Peralatan dan Inventaris MI Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2012/2013. Tabel 3.2 Keadaan Peralatan dan Inventaris MI Miftahul Falah No
Jenis
Unit
Kondisi Baik Rusak 9 4 9 5
Ket
1 2
Meja Guru Kursi Guru
13 14
3
Meja Siswa
85
70
15
-
4
Kursi Siswa
71
70
1
-
5
Kursi Tamu
1
1
-
-
6
Speaker Aktif
2
2
-
-
7
Papan Tulis
6
-
-
-
8
Almari
11
4
7
-
9
Mesin Ketik
1
-
1
-
10
Komputer
5
4
1
-
11
Laptop
1
1
-
-
12
LCD
1
1
-
-
34
-
c.
Struktur Organisasi MI Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di madrasah terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah sehingga visi-misi Madrasah dapat terwujud. Struktur organisasi lembaga pendidikan MI Miftahul Falah adalah sebagai berikut: Pengurus Madrasah
:
Muhari
Komite Madrasah
:
Nurhadi , A.Ma
Kepala Madrasah
:
Dimyati, S.Pd.I
Wakil Madrasah
:
Nur Zaini
Skretaris
:
Titik Arifah, S.Pd.I
Bendahara BOS
:
Budiyono, A.Ma
Bendahara Umum
:
Muqodriyah, A.Ma
Bendahara Koperasi :
Chotibatul Umam, S.Pd.I
Seksi Pembagunan
Sun Haji
:
d. Keadaan Guru dan Karyawan MI Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2012/2013. Madrasah ini mempunyai 9 guru pokok yang semuanya merupakan guru wiyata bakti (WB) dan bertugas sebagai guru kelas. Kesembilan guru tersebut memiliki latar belakang pendidikan sebagai berikut: S1 (5 orang), DII (2 orang), dan SLTA (1 orang).
35
Tabel 3.3 Daftar Guru MI Miftahul Falah No
Nama Guru
Tugas
1
Siti Fitriyani, S,Pd
Guru Kelas I
2
Muqodriyah, A.Ma
Guru Kelas II
3
Siti Qomariyah, S. Pd.I
Guru Kelas III
4
M. Aries Nugrahanto, S.Pd.I
5
Nur Zaini
6
Budiyono, A.Ma
7
Sri Marwiyati, S. Pd I
Guru Matematika
8
Titik Arifah, S.Pd. I
Guru Agama
9
Dimyati, S.Pd.I
Bahasa Arab
Guru Pemjaskes, B. Inggris dan IPS Guru Agama dan PKN Guru IPA dan Bahasa Indonesia
B. Penyajian Data 1.
Keadaan Umum Siswa (Responden) Untuk mengetahui obyek penelitian secara
jelas,
dalam
pembahasan skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan dengan responden, maka penulis akan mengemukakan data tentang keadaan responden. Sebelum peneliti melaporkan hasil penelitian dan nama-nama responden perlu dijelaskan bahwa dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan angket
yang
disebarkan secara
langsung kepada
responden. Pesponden yang diambil adalah siswa MI Miftahul Falah Desa Kadirejo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang yang berjumlah 30 orang.
36
Untuk lebih jelasnya penulis akan sajikan
tabel responden sebagai
berikut: Tabel 3.5 Daftar Responden No
Nama Siswa
Tempat dan
Jenis
Tgl Lahir
Kelamin
1.
Dewi angraini
Kab. Semarang, 25-12-2003
P
2.
Irma Zulaikah
Kab. Semarang, 24-6-2004
P
3.
Isna Nafisatul M.
Kab. Semarang, 8-10-2004
P
4.
Linda Fitria Ningsih
Kab. Semarang, 14-8-204
P
5.
Lutfiana Anisa
Kab. Semarang, 27-6-2004
P
6.
Muslikhah Radia Azul Haq
Kab. Semarang, 21-1-2005
P
7.
Nia Papdanawati
Salatiga, 2-6-2004
P
8.
Bagas Adrian S
Kab. Semarang, 13-12-2003
L
9.
Farhan Hasyim
Kab. Semarang, 23-8-2003
L
10.
Jihan Novita Dewi
Kab. Semarang, 17-11-2003
P
11.
Rangga Bayu Ardana
Kab. Semarang, 23-10-2003
L
12.
Rika Putri Rinanti
Kab. Semarang, 27-4-2003
P
13.
Salsabila Yunita Sari
Kab. Semarang, 10-6-2006
P
14.
Aziz Maulana
Kab. Semarang, 6-12-2000
L
15.
Gilang Ivan
Kab. Semarang, 10-4-2002
L
16.
Muhamad Hanif
Kab. Semarang, 12-1-2002
L
17.
Riza Mujib Afnani
Kab. Semarang, 4-5-2002
L
18.
Endang Susilowati
Kab. Semarang, 27-4-2002
P
19.
Hana Nur Vidyani
Kab. Semarang, 26-10-2002
P
20.
Fitria Dwi Nur M
Kab. Semarang, 16-12-2002
P
21.
Sugeng
Kab. Semarang, 20-6-2003
L
22.
Sayyed Muhammad I.
Sukoharjo, 4-10-2001
L
23.
Riki Setiawan
Kab. Semarang, 2-10-2001
L
37
2.
24.
Umi Kartika Sari
Kab. Semarang, 19-3-2001
P
25.
Siti Zubaidah
Kab. Semarang, 2-2-2001
P
26
Kayla Laila Shafa
Kab. Semarang, 17-1-2001
P
27
Reza Zulkarnain
Kab. Semarang, 22-3-2001
L
28
Sekarsari
Kab. Semarang, 11-9-2001
P
29
Muhammad Zaenal
Kab. Semarang, 1-3-2001
L
30
Ganang Ramadhan
Kab. Semarang, 5-6-2001
L
Variasi Jawaban Responden a.
Jawaban Responden untuk Variabel Metode Pembiasaan Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat diperoleh data kuantitatif dari jawaban responden, untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh. Tabel 3.6 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Metode Pembiasaan No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 a a a a a a a a a b a a a a
2 a a a a b b b b a a a a a a
3 a a b b b a a b a a a a a a
4 a a a a a a a a a a a a a a 38
Item Soal 5 6 7 b a a a b a b b b a a a a a a a a a b a a b b b b b a b b b b b a b b b b b a b b b
8 a a a b b b b b b b a b b b
9 a a b a a a a b a b a a a a
10 a a a a a a a a a c a a a a
Jumlah A B C 9 1 9 1 5 5 8 2 7 3 8 2 7 3 3 7 7 3 3 6 1 8 2 6 4 7 3 6 4 -
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dalam
b a a a a a a a a a a a b b a a
b b b b b b a a a a a b a b b a
b b b b b b a b a b b b a b b b
a b a a a a a a b b b a a a a b
perhitungan
a b b b b b b b b b a a b a b a
skor
a a a a a b b b b a b a b a b b
a b a b a b a b b b a a b a b a
b b b a a a a a b a b b b b a b
jawaban
a b b b b b b b a b b a b a b b
a a a a a a b b b b b a c a a b
6 3 5 5 6 4 6 4 4 4 4 7 3 6 4 4
responden
4 7 5 5 4 6 4 6 6 6 6 3 6 4 6 6
peneliti
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan ketentuan, bila jawaban: a : skor 3 b : skor 2 c : skor 1 Tabel 3.7 Skor Jawaban Responden Variabel Metode Pembiasaan No. Responden 1 2 3 4
1 3 3 3 3
2 3 3 3 3
3 3 3 2 2
39
Item Soal 4 5 6 7 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
8 3 3 3 2
9 10 3 3 3 3 2 3 3 3
Jumlah 29 29 26 28
1 -
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 Jumlah
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2
3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2
27 28 27 24 27 24 29 27 27 26 25 24 25 25 26 24 26 24 24 24 24 27 24 25 24 24 774
2) Mencari Lebar Interval Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i=
xt - x r + 1 ki
40
Keterangan : i
= Interval
xt
= nilai tertinggi
xr
= nilai terendah
ki
= Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui
pada variabel metode pembiasan, nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 24. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
xt - x r + 1 ki 29 - 24 +1 i= 3 6 i= 3 i=
i =2 Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 28 – 29. b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 26 – 27 c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 24 – 25
41
Tabel 3.8 Kriteria Nilai dari Variabel Metode Pembiasaan No. Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030
b.
Jumlah Skor 29 29 26 28 27 28 27 24 27 24 29 27 27 26 25 24 25 25 26 24 26 24 24 24 24 27 24 25 24 24
Kriteria Nilai A A B A B A B C B C A B B B C C C C B C B C C C C B C C C C
Jawaban Responden untuk Variabel Akhlak Terpuji Dari hasil jawaban responden tentang akhlak terpuji dapat diperoleh data kualitatif, untuklebih jelasnya berikut akan peneliti sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh : 42
Tabel 3.9 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Akhlak Terpuji No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 c c c c c c c c c c b c b b c c c c c c c b b b b c c c c b
2 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
3 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a b a b a a a a b
4 c c c c c c c c c c c c c c c c c c c b c c c c b c c c b b
43
Item Soal 5 6 7 a b a a a a b b a b b a a a a a b a a a a a a a a a a a a b a a a a a a a a a b a a b a a a a a a a b a b a a b a a b a a a a a a a a a a a a a a b a a a a a a b b a a a b a a b a
8 c c c c c c c c c b b b b b b b b b b b b c c b c c b b b c
9 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a b b b b b a a a a b
10 a a b a a b a b b b b b b b b b b a a a a a a b a a b b a a
Jumlah A B C 6 1 3 7 3 4 2 4 5 2 3 7 - 3 5 2 3 7 - 3 6 1 3 6 1 3 5 3 2 6 3 1 6 2 2 6 3 1 5 4 1 5 3 2 6 2 2 5 3 2 6 2 2 6 2 2 6 3 1 6 2 2 6 2 2 5 3 2 5 4 1 4 5 1 7 - 3 5 3 2 5 3 2 6 3 1 4 5 1
Dalam
perhitungan
skor
jawaban
responden
peneliti
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan ketentuan sebagai berikut: a)
Untuk item soal no. 1, 4, dan 8 A diberi skor 1 B diberi skor 2 C diberi skor 3
b) Untuk iten soal no.2, 3, 5, 6, 7, 9, 10 A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1
Tabel 3.10 Skor Jawaban Responden Variabel Akhlak Terpuji No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
Item Soal 4 5 6 7 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
9 10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2
Jumlah 29 30 27 28 29 29 30 29 29 27
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2.
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 Jumlah
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3
27 28 27 26 27 27 26 28 28 27 28 28 27 26 25 29 27 27 27 25 827
Mencari Lebar Interval Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i=
xt - x r + 1 ki
Keterangan : i
= Interval
xt
= nilai tertinggi
xr
= nilai terendah
ki
= Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
45
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel tentang akhlak terpuji peserta didik, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 25. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 30 - 25 + 1 3 6 i= 3 i=
i =2
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 29 – 30. b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 27 – 28 c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 25 – 26 Tabel 3.11 Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Terpuji No. Responden 001 002 003
Jumlah Skor 29 30 27 28 29 29 30 29 29
004 005 006 007 008 009
46
Kriteria Nilai A A B B A A A A A
010 011
27 27 28 27 26 27 27 26 28 28 27 28 28 27 26 25 29 27 27 27 25
012 013 014 015 016 017 018 019 020
021 022 023 024 025 026 027 028 029 030
47
B B B B C B B C B B B
B B B C C A B B B C
BAB IV ANALISIS DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing yang mengacu
pada tujuan penelitian,
yaitu
sebagaimana tercatat di bawah ini: 4.
Untuk mengetahui penerapan metode pembiasaan.
5.
Untuk mengetahui akhlak terpuji peserta didik.
6.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara
metode
pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta didik. Berdasarkan dari ketiga tujuan penetilian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F ´100 % N
Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
48
Sedangkan
untuk
mengetahui
dari
tujuan
yang
ketiga,
penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu :
rxy =
NSxy - (Sx )(Sy )
{NSx
2
}{
- (Sx ) NSy 2 - (Sy ) 2
2
}
Keterangan : rxy
: Koefisiensi korelasi product moment antara variabel x dan variabel y
Sxy
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
Sx
: Jumlah skor x
Sy
: Jumlah skor y
N
: Jumlah objek yang diteliti
A. Analisis Pertama Untuk mengetahui penerapan metode pembiasaan. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1.
Membuat tabel daftar Jawaban daftar rating scale Responden Variabel Metode Pembiasaan
2.
Membuat tabel Kriteria Nilai dari Variabel Metode Pembiasaan
3.
Memprosentasikan jawaban
4.
Menginterprestasikan hasil persentase jawaban responden
49
Tabel 4.1 Skor Jawaban Responden Variabel Metode Pembiasaan No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3
Item Soal 3 4 5 6 7 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 Jumlah
50
8 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2
9 10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
Jumlah 29 29 26 28 27 28 27 24 27 24 29 27 27 26 25 24 25 25 26 24 26 24 24 24 24 27 24 25 24 24 774
Tabel 4.2 Kriteria Nilai dari Variabel Metode Pembiasaan No. Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030
Jumlah Skor 29 29 26 28 27 28 27 24 27 24 29 27 27 26 25 24 25 25 26 24 26 24 24 24 24 27 24 25 24 24
Kriteria Nilai A A B A B A B C B C A B B B C C C C B C B C C C C B C C C C
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i=
xt - x r + 1 ki
51
Keterangan : i
= Interval
xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah ki = Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel metode pembiasan, nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 24. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : xt - x r + 1 ki 29 - 24 + 1 i= 3 6 i= 3 i =2 i=
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : d.
Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 28 - 29
e.
Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 26– 27
f.
Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 24– 25 Kemudian dicari prosentasi frekuensi bimbingan keagamaan orang
tua. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F ´100 % N
52
1.
Untuk kategori tinggi tentang metode pembiasaan antara skor 28 – 29 ada 5 responden. P= =
F ´ 100 % N
5 ´100% 30
= 16.7 %
2.
Untuk kategori sedang tentang metode pembiasaan antara skor 26 - 27 ada 10 responden P= =
F ´ 100 % N
10 ´ 100 % 30
= 33.3 %
3.
Untuk kategori rendah tentang metode pembiasaan antara skor 24 -25 ada 15 responden P= =
F ´ 100 % N
15 ´100% 30
= 50 %
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel metode pembiasaan.
53
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Metode Pembiasaan No
Metode pembiasaan
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
28 - 29
5
16.7 %
2
Sedang
26 - 27
10
33.3 %
3
Rendah
24 - 25
15
50 %
30
100
Jumlah
B. Analisis Kedua Untuk mengetahui akhlak terpuji peserta didik. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1.
Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale tentang akhlak terpuji peserta didik.
2.
Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
3.
Memprosentasekan jawaban
4.
Menginterprestasikan hasil persentase jawaban responden Tabel 4.4 Skor Jawaban Responden Variabel Akhlak Terpuji No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Item Soal 4 5 6 7 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 54
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
9 10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2
Jumlah 29 30 27 28 29 29 30 29 29 27 27
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 Jumlah
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2
2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3
28 27 26 27 27 26 28 28 27 28 28 27 26 25 29 27 27 27 25 827
Tabel 4.5 Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Terpuji No. Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013
Jumlah Skor 29 30 27 28 29 29 30 29 29 27 27 28 27 55
Kriteria Nilai A A B B A A A A A B B B B
014 015 016 017 018 019 020
021 022 023 024 025 026 027 028 029 030
26 27 27 26 28 28 27 28 28 27 26 25 29 27 27 27 25
C B B C B B B
B B B C C A B B B C
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i=
xt - x r +1 ki
Keterangan : i = Interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah ki = Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel tentang akhlak terpuji peserta didik, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 25. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 56
30 - 25 + 1 3 6 i= 3 i=
i =2
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : a.
Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 29 – 30
b.
Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 27– 28
c.
Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 25 – 26 Kemudian dicari persentase frekuensi akhlak terpuji peserta didik. Hal
ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F ´ 100 % N
a.
Untuk kategori tinggi tentang akhlak terpuji peserta didik antara skor 29-30 ada 8 responden. P=
F ´ 100 % N
=
8 ´ 100 % 30
= 26.7 %
b.
Untuk kategori sedang tentang akhlak terpuji peserta didik antara skor 27-28 ada 17 responden P= =
F ´ 100 % N
17 ´ 100 % 30
= 56 .7 %
57
c.
Untuk kategori rendah tentang akhlak terpuji peserta didik antara skor 25-26 ada 5 responden P=
F ´ 100 % N
=
5 ´ 100 % 30
= 16 .6 %
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi akhlak terpuji peserta didik. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Akhlak Terpuji Peserta Didik
1
Akhlak Terpuji Peserta Didik Tinggi
2
Sedang
27 - 28
17
56.7 %
3
Rendah
25 - 26
5
16.6 %
30
100
No
Jumlah
Interval
Frekuensi
Prosentase
29 - 30
8
26.7 %
C. Analisis Ketiga Untuk mengetahui adakah Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara metode pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta didik di
MI Miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012, maka penulis
menggunakan rumus korelsi product moment, yang didahului dengan langkah-langkah sebagai berikut :
58
1.
Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan yang signifikan antara metode
pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta
didik di
MI
Miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012. 2.
Mencari xy, x2, y2 dengan cara mengalikannya.
3.
Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi Product Moment.
Tabel 4.7 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Hubungan Yang Signifikan Antara Metode Pembiasaan Terhadap Akhlak Terpuji Peserta Didik Di MI Miftahul Falah Desa Kadirejo Tahun 2012 X 29 30 26 28 27 28 27 24 27 24 29 27 27 26 25 24 25 25 26 24 26 24
Y 29 30 27 28 29 29 30 29 29 27 27 28 27 26 27 27 26 28 28 27 28 28
X2 841 900 676 784 729 784 729 576 729 576 841 729 729 676 625 576 625 625 676 576 676 576
Y2 841 900 729 784 841 841 900 841 841 729 729 784 729 676 729 729 676 784 784 729 784 784
59
XY 841 900 702 784 783 812 810 696 783 648 783 756 729 676 675 648 650 700 728 648 728 672
24 24 24 27 24 25 24 24 774
27 26 25 29 27 27 27 25 827
576 576 576 729 576 625 576 576 20064
729 676 625 841 729 729 729 625 22847
648 624 600 783 648 675 648 600 21378
Selanjutnya dari tabel di atas tersebut diketahui harga-harga sebagai berikut :
Sx
= 774
Sy
= 827
Sx 2
= 20064
Sy 2
= 22847
Sxy
= 21378 Selanjutnya setelah mengetahui semuanya, kemudian memasukkan ke
dalam rumus korelasi product moment.
rxy =
rxy =
N S xy - (S x )(S y )
{N S x
2
2
}{
2
- (S x ) N S y 2 - (S y )
}
30 . 21378 - (774 )(827 )
{30 . 20064 - (774) }{30 . 22847 - (827) } 2
2
rxy =
641340 - 640098 {601920 - 599076}{685410 - 683929}
rxy =
1242 {2884}{1481} 60
rxy =
1242 4211964
rxy =
1242 2052.307
rxy = 0.605
D. Analisis Lanjutan Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y di ketahui, maka untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa r hitung dengan r tabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan signifikan. Sesuai dengan responden sebanyak 30 anak maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah sebagai berikut : Pada taraf signifikan 5 % = 0,361 Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan tabel tersebut nilai-nilai yang diperoleh ialah : 0,605 > 0,361 pada taraf signifikan 5 % Jadi item-item tersebut cukup valid dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai alat pengukuran data. Dengan hasil dari data penelitian dan
61
dilanjutkan dengan beberapa tahap dalam analisis data. Maka hipotesis kerja (Ho) yang berbunyi, "ada korelasi antara hubungan yang signifikan antara metode pembiasaan terhadap akhlak terpuji peserta didik ". Dalam arti semakin tinggi bimbingan keagamaan orang tua terhadap anak maka semakin baik pula ketaatan beribadah anak. Dengan demikian hipotesis kerja dapat diterima.
62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis melaporkan hasil penelitian dan menganalisis data-data tersebut, maka penulis akan melaporkan kesimpulannya. Dengan dasar pengertian bahwa kesimpulan ini merupakan suatu gambaran singkat tentang hasil penelitian mengenai, "Hubungan Metode Pembiasaan Dengan Akhlak Terpuji Peserta
Didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Falah, Desa
Kadirejo Tahun 2012”. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Intensitas penerapan metode pembiasaan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Falah tahun 2012 adalah kategori rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis persentase dari 30 siswa yang menjadi sampel penelitian, yang berada pada katagori tinggi sebanyak 5 siswa dengan persentase 16.7 % sedangkan yang berada di katagori sedang 10 siswa dengan persentase 33.3 % dan yang berada pada katagori rendah sebanyak 15 siswa dengan persentase 50 %. 2. Tingkatan akhlak terpuji peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah tahun 2012 berada pada katagori sedang, hal ini dibuktikan pula berdasarkan pada analisis persentase dari 30 siswa, yang berada pada katagori tinggi sebanyak 8 siswa dengan persentase 26.6 %, yang berada pada katagori sedang sebanyak 17 siswa dengan persentase 56.7 %, 63
sedangkan yang berada pada katagori rendah sebanyak 5 siswa dengan persentase 16.6 %. 3. Ada korelasi yang signifikan antara metode pembiasaan dengan akhlak terpuji peserta didik. Hal ini terbukti dengan koefesien korelasi product moment yaitu hasil r hitung (rh) sebesar 0,605 r product moment pada taraf signifikan 5% = 0.361, dengan N = 30.
B. Saran-Saran 1. Bagi Pembuat Kebijakan a. Agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak peserta didik sehingga upaya untuk menjadikan peserta didik yang berkarakter dapat segera tercapai. b. Hendaknya lebih memperhatikan kompetensi guru dalam hal kemampuan menguasai metode-metode pembelajaran sehingga hasil dari kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan maksimal terutama akhlak peserta didik. 2. Bagi peneliti Penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu diadakan penyempurnaan untuk penelitian selanjutnya. a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan dan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya. Sebaiknya sampel yang dipakai hendaklah lebih diperluas lagi tidak sebatas satu MI. b. Menambah variabel baru selain variabel di atas, Sehingga hasil yang dicapai dapat lebih akurat serta maksimal dari penelitian ini.
64
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhamad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi.1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan, Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Hadi, Sutrino. 1994. Statistik II. Yogyakarta: Andi Offset. http:
//id.islam.wikia.com/wiki/Sunan_Abu_Dawud/Muhyuddin/495, Ensiklopedia Islam, diakses 29 Agustus 2012.
2012,
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004 , Akhlak Mulia, Jakarat: Gema Insani. Maman, Rahman. 1993. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian Pendidikan. Semarang:IKIP Semarang. Mardalis. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:Bumi Aksara. Rifai, Moh. 2000, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: (CV Wicaksana) Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1989. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Soetriono, SRDm Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta:Andi Offset. Suardi, Edi. tt. Pedagogik 2. Bandung. Angkasa. Sugiyono, 2007, Statistik untuk penelitian, Bandung: CV Alfabeta. Tatapangarsa, Humaidi. 1991. Akhlaq Yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu. Tono, Sidik, M.Sularno, Imam Mujiono & agus Triyanto. 2002. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta. UII Press. Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi.
65
www.google.com. 2012. Metode Pendidikan Islam Lengkap. Diakses 2 Juli 2012. Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Yusuf,
Syamsu. 2001. Psikologi Bandung:Rosdakarya.
Perkembangan
Anak
&
Remaja.
Zul, M, Fajri. 2008, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Diva Publiser
66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Muqodriyah
2. Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 14 November 1976 3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Kalilondo RT 03 RW 04, Sidorejo Kidul, Tingkir, Salatiga
7. Riwayat pendidikan
: -
MI Miftahul Falah lulus tahun 1991
-
MTs Tarqiyatul Himmah lulus tahun 1994
-
MAN lulus tahun 1997
-
DII PGK STAIN Salatiga lulus tahun 1999
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, November 2012 Penulis
Muqodriyah NIM : 11410050
67