BAB III IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM PENANAMAN AKHLAK TERPUJI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH SYAFI’IYAH PROTO 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan 1. Visi dan Misi a. Visi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 sebagai lembaga
pendidikan
dasar
bercirikan
khas
Islam
perlu
mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua peserta didik, lembaga penguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 juga diharapkan merespon berkembangnya dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan teknologi mewujudkan harapan dan respon dalam visi sebagai berikut : “UNGGUL DALAM PRESTASI, LUHUR DALAM BERBUDI PEKERTI”
Indikator visi : 1) Terwujudnya prestasi peserta didik yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik sebagai bekal melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup mandiri.
57
58
2) Terwujudnya peserta didik yang tekun melaksanakan ibadah wajib dan sunah. 3) Terwujudnya peserta didik yang mampu membaca Al – Qur’an dengan baik dan benar 4) Terwujudnya peserta didik yang santun dalm bertutur dan berfikir. Perwujudan visi tersebut dapat terlihat dari prestasi akademik dan non akademik. Prestasi akademik misalnya masuk sepuluh besar hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) tingkat Kecamatan Kedungwuni. Dalam bidang non akademik dapat dilihat dari sejumlah tropi penghargaan sebagai Juara I/II dalam berbagai even lomba Olahraga maupun Seni khususnya Tilawah baik tingkat Pelajar maupun tingkat SD/MI se Kecamatan Kedungwuni dalam sepuluh tahun terakhir, bahkan sampai tingkat Kabupaten. b. Misi Adapun Misi di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 sebagai berikut : 1) Misinya
yang
berupa
melaksanakan
pembelajaran
dan
bimbingan secara efektif 2) Menumbuhkan
semangat
keunggulan
secara
intensif
(meningkatkan kualitas dalam pencapaian prestasi akademik)
59
3) Menumbuhkan penghayatan ajaran agama sebagai sumber kearifan dan bertindak (Akhlaqul Karimah) 4) Meningkatkan
pengetahuan
dan
profesionalisme
tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel 2. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Sekolah adalah lembaga yang didalamnya memiliki berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan madrasah agar dapat berjalan dengan lancar dan baik diperlukan kerjasama dengan semua yang termasuk dalam struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 kedungwuni pekalongan.
Tabel 2. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015
Pengurus yayasan salafiyah syafi’iyah
Kepala sekolah W. kepala sekolah
Komite madrasah
60
Bendahara
Sarana Prasarana
Kurikulum
Kesiswaan
Administrasi
Dewan Guru
siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Sumber : Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 kedungwuni pekalongan 2014/2015.
Keterangan : a. Kepala sekolah
: Edi Raharjo, M.Pd.I
b. Wakil kepala sekolah
: Siti Rofikoh, S.Pd.I
c. Komite sekolah
: Abdusysyakur,S.Ag.
d. Bendahara
: Eny Rusmawati,S.Pd.I
e. Sarana prasarana
: Nor Janah,S.Pd.I
f. Kesiswaan
: Moh. Najib,S.Pd.I
g. Kurikulum
: Neli Muhtaromah,S.Pd.I
h. Administrasi
: Abdul Hakim,S.Pd.I
3. Keadaan Guru – Guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan
61
Guru merupakan unsur utama dalam sebuah lembaga pendidikan sama halnya dengan siswa yang bertugas sebagai tenaga pelaksana program kegiatan belajar – mengajar yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni pekalongan. Semua Guru di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, merupakan guru tetap semua. Adapun untuk pergantian kepala sekolah dilakukan setiap empat tahun sekali, jika tidak ada perubahan maka kepala sekolah yang masih menjabat mepunyai tugas untuk melanjutkan tugasnya lagi empat tahun kedepan sebagai kepala sekolah. Berikut adalah data guru / karyawan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Tabel 3. Daftar Guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun ajaran 2014/2015 No 1.
2.
Nama Edi Raharjo,M.Pd.I
Nok Rislahah
Jabatan
Mengajar
Ijazah
Kepala
MTK
S2
Sekolah
Kelas VI
Guru Kelas
Kls IV B
-
Ket
Sedang kuliah S1
3.
Kiswati
Guru Kelas
Kls I A
-
Sedang kuliah
62
S1 4.
Maskanah,S.Pd.I
Guru Kelas
Kls IV A
S1
5.
Fitriyati,S.Pd
Guru Kelas
Kls I B
S1
6.
Eny
Guru Kelas
Kls V B
S1
Guru Kelas
Kls II B
S1
Rusmawati,S.Pd.I 7.
Ade Erma Suryani,S.Pd.I
8.
Moh. Najib,S.Pd.I
Guru Kelas
Kls V A/B S1
9.
Siti Rofikoh,S.Pd.I
Guru Kelas
Kls VI B
S1
10.
Nor Janah,S.Pd.I
Guru Kelas
Kls II A
S1
11.
Neli
Guru Kelas
Kls VI A
S1
Guru Kelas
Kls V A
S1
Muhtarom,S.Pd.I 12.
Ahmad Mustafid,S.H
13.
Abdul Hakim,S.Pd.I
Tata Usaha
-
S1
Sumber : Data guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 kedungwuni pekalongan 2014/2015.
4. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tabel 4. Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015 Jumlah Siswa
63
No
Kelas
Keterangan LK
PR
1.
KELAS I
23
12
35
2.
KELAS II
24
16
40
3.
KELAS III
30
9
39
4.
KELAS IV
26
17
43
5.
KELAS V
20
16
36
6.
KELAS VI
15
23
38
139
93
231
JUMLAH
Sumber : Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ssyafi’iyah Proto 01 Tahun 2014/2015.
Mengetahui daerah asal siswa – siswi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, ini sebagian besar dari penduduk sekitar proto dan pendatang yang menjadi santri di pondok pesantren yang ada di desa proto. 5. Keadaan Sarana Dan Prasaraana Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Sarana prasarana yang dimiliki MI Salafiyah Syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan antara lain : Tabel 5. Data Sarana Dan Prasaraana Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015 SARANA DAN PRASARANA No Nama Ruangan B RR RB JML 1 R.Ka MI 1 1 2 R. Kelas 10 1 11 3 R. Tamu 1 1 4 R.Guru 1 1
64
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
R.TU R.Bp/BK R.UKS R.Laboratorium R. Perpustakaan Kotak PPPK Gudang Listrik Masjid WC Murid WC Guru WC Ka MI Kamar Mandi Tempat Cuci Tangan Tempat Sampah R. Aula Kantin R. Dinas R. Kesenian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
MEUBELER B Meja Guru 22 Kursi Guru 22 Meja Murid 240 Kursi Murid 208 Lemari Guru 2 Lemari Kelas 11 Meja Kursi Tamu 1 Meja Ka MI 1 Kursi Ka MI 1 Kursi Ka MI 1 Papan Tulis 12 Papan Nama 14 Perabot Olah Raga Bola Volly 1 Bola Basket 1 Bola Sepak 2
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 12 17 -
1 1 1 0 -
0 -
1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 12 17 0 0 0 0
RR 39 71 2 1 -
RB 3 2 -
JML 22 22 282 281 4 11 1 1 1 12 14
1 2 1
2 1 1
3 3 4
65
16 17 18 19 20 21
Bola Kasti Bola Takrow Bola Pingpong Sutle Cock Lap. Tenis Meja Raket
4 1 1
1 1 1 2
-
1 0 0 1 2 3
Sumber : Sarana Dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun 2014/2015.
NB :
B RR
= BAIK = RUSAK RINGAN
RB
= RUSAK BERAT
6. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. a. Tingkat satuan pendidikan Satuan pendidikan yang digunakan KTSP, walapun kemarin sempat menggunakan kurikulum 2013, sekarang kembali menggunakan KTSP. b. Mata pelajaran Mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, Mata pelajaran yang di ajarkan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.
66
Tabel 6. Mata Pelajaran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun Ajaran 2014 / 2015 Bhs. Indonesia
IPS
Bhs. Inggris
Aqidah Akhlak
Bhs. Arab
Fiqih
Bhs. Jawa
Al – Qur’an Hadits
Matematika
PKN
IPA
SKI
BTA
Penjaskes
TIK
Ke – Nu - An
Sumber : Mata Pelajaran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun 2014/2015.
Pengembangan
diri
walaupun
masuk
pada
struktur
kurikulum tetapi bukan mata pelajaran, karena tidak perlu dibuat standar kompetensi, kompetensi dasar maupun silabus. Tujuan dari pengembangan diri adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, juga kemampuan sekolah seperti halnya dalam pengembangan diri dalam tilawah.
67
c. Penilaian Penilaian merupakan proses sistematis untuk membuat suatu keputusan dengan kegiatannya meliputi pengumpulan informasi secara angka maupun deskrisi verbal, analisis, dan interprestasi informasi, penilaian atas hasil kerja siswa meliputi kegiatan dari : 1) Ulangan Harian 2) Ulangan Tengah Semester 3) Ulangan Kenaikan Kelas 4) Ujian Akhir Sekolah / Ujian Nasional. d. Sistem Pembelajaraan Sistem
pembelajaran
yang
digunakan
di
Madrasah
Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan adalah sistem pembelajaran klasikal yaitu sistem pembelajaran yang dilakukan secara berkelas. Siswa pada tingkat yang sama berada dalam satu kelompok dan mendapat materi pelajaran sama, walaupun memiliki kemampuan yang berbeda antara satu siswa dengan siswa lainny. e. Model Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah
Syafi’iyah
proto
01
kedungwuni
pekalongan
menggunakan dua model pebelajaraan yaitu tematik dan PAIKEM.
68
Model pembelajaran tematik digunakan untuk siswa kelas I,II,II, untuk kelas IV,V,VI menggunakan PAIKEM. 1) Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Dalam proses kegiatannya dikondisikan dalam suasana bermain dan menyenangkan. Pembelajaran model tematik ini cocok dilakukan pada kelas rendaah karena penekanannya pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman moral kepada siswa. 2) PAIKEM PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran ini dapat dilakukan oleh siapa, kapan, dan dimana saja karena tidak akan terpengaruh adanya kurikulum yang sering terjadi dewasa ini, disamping itu yang ditekankan dalam pembelajaran ini adalah bagaimana cara mengoptimalisaikan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang disajikan. Mereka dipacu untuk bertindak aktif dan memiliki kreatifitas yang tinggi dalam proses belajar mengajar, bukan hanya duduk mendengarkan guru menerangkan pelajaran tetapi
69
harus
mencari
dan
mengolah
materi
pelajaran
yang
diterimanya. Selama siswa mampu mencerna pelajaran guru bertindak sebagai pendamping dan bila mengalami kesulitan baru bertindak sebagai pendamping dan bila mengalami kesulitan baru diadakan bimbingan. Kegiatan seperti ini membuat pelajaran yang diterima lebih bermakna untuk mereka, sementara efektifitas pembelajaraan pun dapat tercapai. Bagaimanapun sibuknya kegiatan proses belajar mengajar,
murid
dikondisikan
dalam
situasi
yang
menyenangkan. B. Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Penanaman Akhlak Terpuji Siswa
Madrasah
Ibtidaiyah
Salafiyah
Syafi’iyah
Proto
01
Kedungwuni Pekalongan Metode pembiasaan merupakan salah satu metode yang digunakan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa, misalnya Bapak / Ibu Guru selalu membiasakan siswa untuk berdo’a pagi sebagai kegiatan awal, dilanjutkan shalat dhuha yang di laksanakan secara bergantian setiap hari perkelas, sebelum masuk kelas siswa sudah ditunggu Bapak / Ibu Guru di depan kelas untuk berjabatan tangan, dan selanjutnya siswa masuk kelas dan siap – siap untuk membaca Al – Qur’an selama kurang lebih 10 menit dan setelah itu baru di mulai kegiatan belajar mengajar.
70
Dengan adanya pembiasaan Bapak / Ibu Guru memiliki harapan agar
siswa
Madrasah
Ibtidaiyah
Salafiyah
Syafi’iyah
Proto
01
Kedungwuni Pekalongan, terbiasa dalam berdo’a bukan hanya berdo’a pagi sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar saja di sekolah melainkan dalam hal apapun / sebelum melakukan suatu pekerjaan harus diawali dengan do’a dan di akhiri dengan do’a juga. Siswa dapat mengetahui manfa’at dan kegunaan do’a. Metode Pembiasaan yang di lakukan merupakan metode yang baik digunakan dalam penanaman akhlak terpuji pada diri siswa. karena dengan metode pebiasaan siswa menjadi terbiasa dan mudah dalam melakukan suatu kegiatan, misalnya do’a pagi yang dilakukan setiap hari dengan tujuan siswa itu akan terbiasa memulai sesuatu atau pekerjaan dengan beredo’a terlebih dahulu. Bagaimana akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, baik karena menurut saya siswa masih mudah untuk diatur dan diberi pengetahuan tentang akhlak begitu juga untuk di mulai penanaman nilai – nilai akhlak pada diri siswa sejak dini. Akhlak siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, cukup baik karena siswa selalu menta’ati perintah guru dengan baik, selalu mau mengikuti pelaksanaan pembiasaan di madrasah dengan baik, kebanyakan siswa mudah diatur walapun kadang ada beberapa siswa yang masih sedikit susah untuk diatur, untuk itu kami sebagai pendidik sedikit – demi sedikit masih memperbaiki agar lebih baik lagi. Metode apa saja yang digunakan Bapak dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa.
71
Metode yang saya gunakan dalam penenaman akhlak terpuji pada siswa tidak hanya menggunakan metode pembiasaan saja, saya juga menggunkan metode suri tauladan karena dengan metode ini siswa juga mampu menempat kan diri atau mudah meniru karena guru tidak hanya menyuruh siswa untuk terbiasa dalam melakukan hal – hal yang baik tapi langsung mempraktikan juga. Karena dengan metode suri tauladan siswa lebih mengerti, misalnya kalau Bapak / Ibu Guru terbiasa berpakaian rapih secara tidak langsung siswa juga meniru untuk berpakaian rapih setiap hari. “ Menurut Bu Rislahah mengeni metode yang digunakan dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa. Metode suri tauladan seorang guru harus bisa mennjadi cerminan buat siswa – siswa mereka karena tata cara berpakaian, prilaku, hal – hal yang biasa di lakukan seorang guru tidak secara langsung akan dicontoh oleh siswa. Karena guru di gugu lan di tiru, hendaknya seorang guru memberikan contoh yang baik buat siswa – siswa mereka.baik dalam hal berpakaian, berbicara dan tingkah laku. Menurut Bu maskanah mengenai metode yang digunakan dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa. Metode yang digunakan yaitu demonstrasi ceramah , diskusi, pembiasaan, menyesuaikan materi yang disampaikan, di dalam penyampaian materi juga mengaitkan dengan hal – hal atau kejadian yang biasa di alami siswa, sehingga siswa lebih mudah dan dapat memahaminya. Dalam penanaman nilai – nilai akhlak terpuji saya selalu menanamkannya baik di dalam kelas sa’at pembelajaran berlangsung dan di luar jam pembelajaran. Selain itu peneliti juga wawancara dengan wali murid, Metode yang di gunakan untuk penanaman akhlak terpuji pada siswa ketika berada dirumah yang baik. Saya selalu membiasakan anak untuk melakukan sesuatu sendiri dengan pengawasan, agar anak itu terbiasa untuk mandiri tanpa bergantung dengan orang tua, adapun pembiasaan yang di lakukan anak ketika di rumah shalat lima waktu tanpa disuruh, membaca Al – Qur’an pada waktunya, mengucapkan salam dan berjabatan tangan sebelum berangkat sekolah dan ketika pulang
72
sekolah, hal – hal seperti itu sudah biasa di ajarkan di sekolah juga, jadi anak sudah terbiasa untuk melakukan itu semua. Metode suri tauladan baik di gunakan dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa ketika ada di rumah karena dengan metode tersebut siswa lebih mengerti dan juga menggunakan metode pembiasaan karena dengan pembiasaan siswa jadi terbiasa untuk melakukan sesuatu tanpa harus di suruh, misalnnya ketika waktu shalat tiba orang tua langsung ambil air wudhu dan melaksanakan shalat, dengan hal tersebut di harapkan siswa mengikuti apa yang di lakukan orang tua tanpa harus menyuruh anak melakukannya. 1. Metode Pembiasaan Dalam Pelaksanaan Do’a Pagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 selalu membiasakan siswa melaksanakan Do’a Pagi setiap hari sebelum memulai pembelajaran, metode ini digunakan agar siswa terbiasa setiap hari untuk memulai sesuatu pekerjaan / kegiatan
dengan
berdo’a terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan
pembiasaan Do’a pagi di Mdarasah
ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan dilaksanakan pukul 07.00 – 07.15 dan diikuti oleh semua siswa dari kelas 1 – 6 dan juga didampingi oleh semua Bapak / Ibu guru dalam pelaksanaan tersebut. Semua siswa dan Bapak / Ibu Guru nampak khusuk dalam pelaksanaan Do’a pagi tersebut, dengan dipimpin oleh salah satu siswa didepan tanpa melihat teks Do’a dan diikuti oleh teman – teman yang lain, semua dapat berjalan dengan lancar. Pembiasaan tersebut di lakukan agar siswa terlatih berbicara didepan orang banyak, melatih mental siswa dan menjadikan siswa disiplin.
73
Mengenai metode pembiasaan dalam pelaksanaan do’a pagi siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada guru di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Metode pembiasaan memang sudah digunakan sejak dulu dalam penanaman akhlak pada siswa, apalagi dalam pelaksanaan do’a pagi yang wajib diikuti dan dilaksanakan bersama – sama oleh siswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01, sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaraan dimulai, ” Menurut Bu Maskanah nilai – nilai akhlak yang tertanam dalam pembiasaan do’a pagi di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Dengan adanya pembiasaan do’a pagi, maka tertanam nilai – nilai akhlak pada diri siswa. a. Kedisiplinan dengan adanya pembiasaan do’a pagi, siswa menjadi terbiasa berangkat lebih awal dan tidak terlambat lebih bisa menghargai waktu. Sehingga tidak menggangu kegiatan proses belajar mengajar. b. Menjadikan siswa memiliki jiwa religius, dengan adanya pembiasaan do’a pagi siswa menjadi terbiasa untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum memulai suatu kegiatan, dengan pembiasaan tersebut di harapkan pembiasaan berdo’a sudah tertanam sejak dini. c. Memiliki daya ingat yang kuat, karena siswa dari kelas 3 – 6 diwajibkan untuk hafal do’a pagi. d. Memiliki jiwa sosial karena semua siswa berkumpul di halaman sekolah dari kelas 1- 6 dan didampingi guru kelas mereka masing – masing. Adanya suasana kekerabatan dalam pelaksanaan do’a pagi tersebut. e. Memiliki mental yang pemberani karena dalam pelaksanaan do’a pagi salah satu dari siswa ditunjuk untuk memimpin do’a di depan teman – teman mereka tanpa menggunakan teks akan tetapi dengan hafalan.
74
Seperti halnya dengan ungkapan bapak abdul, mengenai pelaksanaan do’a pagi. Siswa menjadi datang tepat waktu untuk mengikuti pelaksaanaan do’a pagi di madrasah, yang sudah – sudah siswa yang datang terlambat akan merasa malu karena nanti akan berdo’a sendiri. Sedangkan menurut wali murid, mengenai siswa yang mengikuti pelaksanaan do’a pagi Iya anakku kalau berangkat sekolah pasti pagi karena takut terlambat, karena kalau terlambat disuruh berdo’a sendiri padahal sekolahnya dekat, kelihatan dari rumah. Dari pembiasaan Do’a pagi tersebut adapun bentuk akhlak baik yang tertanam meliputi sifat sabar, yaitu sabar menunggu teman – teman untuk melakukan Do’a pagi secara bersama – sama. Ada pribahasa mengatakan bahwa kesabaran itu pahit laksana jadam, namun akibatnya lebih manis dari pada madu. Ungkapan tersebut menunjukkan hikmah kesabaran sebagai fadhilah. Sebagai rangkaian dari sifat al – haya ( malu ) ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri sendiri di kala melanggar peraturan – peraturan Allah. perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista. Bersifat Benar ( Istiqomah ) di dalam peribahasa sering disebutkan berani karena benar, takut karena salah. Betapa akhlaqul karimah menimbulkan ketenangan batin, yang dari situ dapat melahirkan kebenaran. Benar ialah memberitahukan ( menyatakan ) sesuatu yang sesuai dengan apa – apa yang terjadi, artinya sesuai dengan kenyataan.
75
2. Metode Pembiasaan Dalam Berjabatan Tangan dan Mengucapkan Salam Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Pembiasaan berjabatan tangan dan mengucapkan salam suatu kegiatan yang wajib di lakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Agar tercipta jiwa sosial pada diri siswa. Setelah berdo’a pagi dihalaman, siswa nampak sabar menunggu teman – teman mereka yang sedang berbaris untuk berjabatan tangan dengan Bapak / Ibu Guru yang sudah siap berdiri didepan kelas. Dari pembiasaan tersebut ada perubahan yang terjadi secara berlahan karena dari yang tadinya malu untuk berjabatan tangan sekarang sudah terbiasa untuk berjabatan tangan dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan Bapak / Ibu Guru ketika dijalan. Sehingga siswa tidak canggung untuk terbiasa berjabatan tangan dan mengucapkan salam baik di sekolah maupun dirumah. Setelah pelaksanaan do’a pagi siswa memasuki kelas masing – masing, sebelum masuk kelas Bapak / Ibu Guru sudah siap di depan kelas untuk berjabatan tangan dengan siswa dan mengucapkan salam. Dengan pembiasaan ini diharapkan agar anak terbiasa untuk berjabatan tangan dengan Bapak / Ibu Guru ketika bertemu dan mengucapkan salam, begitu juga di praktikan siswa kepada bapak / ibu siswa, ketika dirumah dan juga kepada orang lain yang lebih tua dari mereka. Nilai yang tertanam dari pembiasaan itu siswa menjadi lebih menghargai orang lain dan mempererat tali sillaturahmi sesama muslim. Penulis juga wawancara dengan wali murid, demikian ungkapannya. Ketika berangkat sekolah dan pulang sekolah saya selalu membiasakan anak untuk mengucapkan salam dan berjabatan tangan sebelum keluar rumah dan masuk rumah, setiap hari rutin karena anak agar terbiasa untuk menghormati orang tua dan mengetahui tata cara yang baik sebelum masuk rumah.
76
Anak – anakku kalau mau berangkat sekolah pasti berjabatan tangan tangan terlebih dahulu, hampir setiap hari seperti itu. Karena sudah dibiasakan disekolah juga seperti itu terus. Dari pembiasaan berjabatan tangan dan mengucapkan salam maka akan tercipta Syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada sesama manusia, sopan santun terhadap sesama manusia karena merasa sepenanggungan. Pada dasarnya sifat kasih sayang ( ar – rahman ) adalah fitrah yang dianugrahkan Allah kepada makhluk. Pada hewan misalnya, begitu kasihnya kepada anaknya, sehingga rela berkorban jika anaknya terganggu. Naluri ini pun ada pada manusia, mulai dari kasih sayang orang kepada anaknya dan sebaliknya, kecintaan anak kepada orang tuannya. 3. Metode Pembiasaan Dalam Shalat Dhuha di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Pembiasaan shalat dhuha di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto kedungwuni pekalongan, siswa di latih untuk memiliki sifat patuh dan mampu mena’ati peraturan yang ada di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Dalam pelaksanaan shalat dhuha berjama’ah yang dilakukan di madrasah setiap hari siswa selalu mengikuti pembiasaan tersebut, siswa langsung bergegas ke masjid untuk melakukan shalat dhuha setelah pembiasaan berjabatan tangan di depan kelas, para Bapak / Ibu Guru selalu mendampingi dan memimpin siswa dalam pelaksanaan
77
shalat dhuha, siswa diajarkan untuk istiqomah dalam pelaksanaan shalat dhuha, dan selalu memiliki rasa solidaritas terhadap teman – teman mereka di sekolah. Shalat dhuha di Madrasah Ibtidaiyah Salafaiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, dilaksanakan setiap hari setelah do’a pagi, secara bergantian setiap kelas, dan di pimpin oleh salah satu guru madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. dengan pembiasaan shalat dhuha berjama’ah di masjid sebelah madrasah ini bertujuan agar siswa terbiasa untuk melaksanakan shalat sunah di pagi hari, dan dapat menghargai waktu dan mampu menanamkan nilai – nilai religius kepada diri siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Anakku sekarang ngerti shalat dhuha semenjak di sekolahan diadakan shalat dhuha berjama’ah. Semoga anakku kalau sudah lulus sampai seterusnya masih tetap mau melaksanakan shalat dhuha. Dalam pembiasaan shalat dhuha di harapkan tercipta sifat Al – ifafah ( memelihara kesucian diri ) termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlaqul karimah yang dituntut dalam ajaran islam. Menjaga diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap waktu. Dengan penjagaan diri secara ketat, maka dapatlah diri dipertahankan untuk selalu berada pada status khairunnas. Hal ini dilakukan mulai dari memelihara hati ( qalbu ) untuk tidak berbuat rencana dan agama – agama yang buruk. 4. Metode Pembiasaan Dalam Membaca Al – Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, setiap pagi dalam membaca Al – Qur’an sudah di tentukan oleh guru kelas mereka dan sudah di sesuaikan
78
dengan kelas mereka masing – masing, metode ini digunakan agar siswa terbiasa untuk membaca Al – Qur’an baik di sekolah maupun di rumah, tanpa harus di suruh dan di awasi. Dengan pembiasaan membaca Al – Qur’an bapak / ibu guru mengenalkan pada siswa, kitab suci Al – Qur’an yang wajib selalu di baca setiap sa’at,dimanapun kita berada. Pembiasaan untuk membaca Al – Qur’an anak sudah setiap hari di lakukan dirumah, karena anak tidak hanya membaca Al – Qur’an saja di rumah karena anak – anak juga setiap sore sekolah TPQ. Anak sudah terbiasa untuk hal itu. Dengan membiasakan membaca Al – Qur’an istiqomah dalam membaca Al – Qur’an di dalam peribahasa sering disebutkan berani karena benar, takut karena salah. Betapa akhlaqul karimah menimbulkan ketenangan batin, yang dari situ dapat melahirkan kebenaran. Benar ialah memberitahukan ( menyatakan ) sesuatu yang sesuai dengan apa – apa yang terjadi, artinya sesuai dengan kenyataan. 5. Metode Pembiasaan Dalam
Meghafal Juz 30 Di Madrasah
Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Meghafal juz 30 di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Dengan adanya
pembiasaan
meghafal juz 30 di harapkan agar daya ingat siswa selalu terjaga dengan baik karena daya ingat siswa masih baik dengan adanya hafalan – hafalan ayat – ayat Al – Qur’an dapat mengasah otak siswa Dalam penghafalan juz 30 hanya diterapkan pada kelas 4- 6 .untuk penyetoran hafalan dilakukan setiap satu minggu sekali dimana siswa maju satu – satu meghadap Bapak / Ibu Guru, untuk yang siswa laki – laki dengan Bapak Guru dan untuk siswa perempuan dengan Ibu guru.
79
Untuk penghafalan juz 30 metode pembiasaan ini diterapkan untuk kelas 4 – 6, setiap mingu siswa diberi jam pembelajaran sendiri khusus untuk setoran hafalan sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa , untuk setiap siswa akan mendapat piagam penghargaan atau syahadah dengan sekor masing – masing sesuai dengan kemampuan siswa. Karena tingkat atau kemampuan hafalan siswa beda – beda. Pelaksanaan untuk setoran menghafal juz 30 dilaksanakan 1 minggu sekali di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Dengan cara siswa maju satu – satu kedepan dan menyetorkan surat – surat yang mereka hafal. Dengan adanya pembiasaan menghafal Juz 30 menurut saya baik bagi anak – anak karena dengan adanya pembiasaan tersebut anak mempunyai suatu kegiatan di rumah tidak hanya membaca tetapi untuk menghafalnya juga, dan lebih mau mengenal ayat – ayat Al – Qur’an. Memang kami semua dewan guru megharapkan siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, dapat meghafal dan menguasai juz 30 ketika sudah lulus dari madrasah, karena pembiasaan meghafal harus dimulai sejak dini agar siswa itu terbiasa untuk meghafal ayat – ayat Al – Qur’an, yang diharapkan siswa bukan hanya meghafal ayat – ayat Al – Qur’an saja, akan tetapi meghafal pelajaran – pelajaran yang lain juga dengan baik. Al – Quwwah termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlaqul karimah kekuatan pribadi manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian : Kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh, kekuatan jiwa, bersemangat, inovatif dan inisiatif, kuat akal, pikiran, cerdas, dan cepat mengambil keputusan yang tepat. Kekuatan ini hendaknya dibinaa dan diikhtiarkan supaya bertambah dalam diri, dapat dipergunakan meningkatkan amal perbuatan. 6. Metode pembiasaan dalam shalat dhuhur berjama’ah di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan.
80
Pelaksanaan shalat dhuhur berjama’ah di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan,di laksanakan ketika jam istirahat kedua secara bergantian sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan, dari kelas 4 – 6 salah satu guru menjadi imam dalam pelaksanaan shalat dhuhur berjama’ah di
masjid sebelah
sekolahan. Dengan adanya pembiasaan ini diharapkan siswa akan menjadi terbiasa melakukan shalat dhuhur dan bahkan shalat fardhu lainya secara berjama’ah ketika di rumah. Dalam pelaksanaan terlihat siswa sangat bersemangat dalam melaksanakan shalat dhuhur berjama’ah di madrasah, dengan pembiasaan tersebut siswa menjadi disiplin, menghargai waktu, sabar dan mampu istiqomah. Pembiasaan shalat dhuhur di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan, pembiasaan ini melatih agar siswa selalu tepat waktu dalam melaksanakan shalat fardhu secara berjama’ah, lebih mendekatkan diri kepada Allah dan mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena terkadang siswa kalau pulang sekolah tidak langsung pulang melainkan main dulu kerumah teman, sehingga lupa akan tanggung jawab untuk melaksanakan shalat dhuhur . Dengan adanya pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah di madrasah Bapak / Ibu Guru mengajarkan pada siswa untuk belajar disiplin, tepat waktu, selalu mengingat dan mendekatkan diri pada Allah. Sebagai rangkaian dari sifat al – haya ( malu ) ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri sendiri di kala melanggar peraturan – peraturan Allah. perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista. Al – ifafah ( memelihara kesucian diri ) termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlaqul karimah yang dituntut dalam ajaran islam. Menjaga diri
81
dari segala keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap waktu. Dengan penjagaan diri secara ketat, maka dapatlah diri dipertahankan untuk selalu berada pada status khairunnas. Hal ini dilakukan mulai dari memelihara hati ( qalbu ) untuk tidak berbuat rencana dan agama – agama yang buruk. Menempati Janji ialah suatu ketetapan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesuai dengan ketetapannya. Biarpun janji yang dibuat sendiri tetapi tidak terlepas darinya, melainkan mesti ditepati dan ditunaikan. Menempati janji ialah menunaikan dengan sempurna apa – apa yang telah dijanjikan, baik berupa kontrak maupun apa saja yang telah disepakati. C. Faktor Pendukung Dan Penghambat
Dalam Penanaman Akhlak
Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. 1. Faktor Pendukung Bagi Guru Dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Faktor pendukung yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni, a. Sarana dan prasarana yang memadai seperti halnya ada fasilitas masjid di samping sekolahan sehingga bisa di gunakan untuk pelaksanaan shalat dhuha dan shalat dhuhur berjama’ah, siswa yang selalu membawa juz
82
amma sebagai kitab yang di gunakan untuk meghafal ayat – ayat Al – Qur’an, dan kelas untuk pelaksanaan pembiasaan membaca Al – Qur’an, halaman sekolah digunakan untuk pelaksanaan do’a pagi setiap hari. b.
Banyak Bapak / Ibu Guru yang memiliki latar belakang pendidikan agama Islam , bisa dilihat pada data guru dari 13 guru yang mengajar di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. yang berpendidikan sampai sekolah tinggi yang pendidikan agama islam berjumlah 9, satu gelar M.Pd.I lulusan dari UNWAHAS, delapan guru yang memiliki gelar S.Pd.I, enam guru yang lulusan dari STAIN, satu lulusan dari IAIN, dan satu lulusan dari UNWAHAS.
c. Siswa yang masih anak – anak baik untuk di mulai penanaman nilai – nilai akhlak
terpuji sejak dini,
dengan adanya pembiasaan tersebut siswa menjadi termotivasi dalam melakukannya, Bapak / Ibu Guru yang selalu membimbing dan mengarahkan siswa agar lebih baik lagi, sehingga tercipta komunikasi yang baik antara guru dan siswa. d. Hubungan
antara Bapak / Ibu Guru dengan siswa,
untuk menjaga komunikasi tersebut Bapak / Ibu Guru selalu memperlakukan siswa sama tidak ada yang
83
dibeda – bedakan, selalu bersikap terbuka kepada siswa, selalu mau mengerti dan memahami kedadaan siswa, dengan hal tersebut diharapkan komunikasi antara Bapak / Ibu Guru dapat terjalin dengan baik, sehingga dalam proses belajar mengajar dan pembiasaan yang dilaksanakan
di
Madrasah
Ibtidaiyah
Salafiyah
Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan dapat berjalan dengan lancar. 2. Faktor Pendukung Bagi Orang Tua Dalam Penanaman Akhlak
Terpuji
Siswa
Madrasah
Ibtidaiyah
Salafiyah
Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan Ketika Di Rumah. Orang tua sebagai pendidik, pengawas, penanggung jawab bagi siswa ketika berada dirumah, dimana orang tua juga mengajarkan tentang pembiasaan yang sering dilakukan disekolah, sehingga
pembiasaan tersebut bisa berjalan dengan seimbang,
dilakukan dengan senang hati tanpa ada paksaan karena sudah terbiasa dilakukan. Adapun faktor pendukung bagi orang tua dalam penanaman akhlak terpuji siswa ketika di rumah. a. Pengawasan lebih fokus pada anak Karena siswa langsung di awasi oleh orang tua mereka sendiri, siswa lebih ada yang memperhatikan, biasaanya kalau di
84
sekolahan satu guru memperhatikn siswanya yang banyak, sedangkan ketika di rumah satu anak diperhatikan oleh orang tua mereka ada bapak dan ibu. b. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak Dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan mempermudah jalannya suatu kegiatan atau pembiasaan yang sering di lakukan bersama, terkadang siswa lebih dekat dengan orang tua mereka, dengan komunikasi yang baik diharapkan dapat di tanamkan akhlak terpuji pada anak ketika di rumah. c. Lebih banyak waktu di rumah dari pada di sekolah Dengan banyaknya waktu yang tersedia ketika di rumah dapat di gunakan orang tua dan anak untuk melakuka suatu kegiatan bersama. Sehingga akan terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dalam penanaman akhlak terpuji. d. Dorongan dan motivasi dari orang tua Anak perlu adanya dorongan dan motivasi dari orang tua yang bertujuan sifatnya mendukung dan membangun anak sehingga mudah dalam penanaman akhlak terpuji pada anak, dan anak akan mau menerima masukan agar lebih baik lagi. 3. Faktor Penghambat Bagi Guru Dalam Penanaman Akhlak Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan
85
Faktor penghambat yang di hadapi Bapak / Ibu Guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan dalam pembiasaan kegiatan Do’a pagi yaitu siswa yang datang terlambat dapat menganggu kegiatan Do’a pagi karena siswa yang lain merasa terganggu, kurangnya keseriusan siswa dalam pelaksanaan, siswa belum menghafal isi Do’a pagi. Faktor penghambat yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni a. Siswa kurang disiplin Mengenai kendala yang dihadapi terutama pada siswa yaitu untuk siswa yang datang terlambat sehingga dalam pelaksanaan do’a pagi tidak bisa melaksanakan secara bersama – sama, untuk siswa yang terlambat biasaanya kami para Bapak / Ibu guru menyuruh untuk membuat barisan sendiri dan berdo’a. Menurut Bu rislahah, mengenai penghambat yang dihadapi dalam implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan. Siswa tidak hafal bacaan do’a pagi, sehingga dapat menggangu kelancaran dalam pelaksanaan do’a pagi. Dengan cara menghafal harapan guru siswa sudah terlatih untuk menghafal sejak dini. ” Kendala yang di hadapi dalam implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan.
86
Dalam pelaksanaan do’a pagi kendala yang dihadapi oleh Bapak / Ibu Guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan yaitu, siswa yang datang terlambat, siswa kurang menghafal isi do’a pagi, siswa yang bercanda ketika pelaksanaan do’a pagi, dengan adanya kendala yang dihadapi oleh Bapak / Ibu Guru dengan adanya sedikit nasihat yang selalu diberikan kepada siswa, agar siswa sedikit – demi sedikit bisa berubah. Pembiasaan berjabatan tangan dan mengucapkan salam ketika hendak masuk kelas kendala yang di temui siswa kadang tidak mengucapkan salam hanya berjabatan tangan saja, walaupun demikian Bapak / Ibu Guru selalu mengingatkan dan selalu mengajari dengan sabar dan secara terus – menerus. Dalam pembiasaan membaca ayat – ayat Al – Qur’an setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, siswa selalu menempatkan diri dan siap untuk melaksanakannya adapun kendala yang ditemui kadang siswa berbicara dengan teman disebelahnya, kurang fokus dalam pelaksanaan, dengan pengawasan Bapak / Ibu Guru di harapkan pembiasaan membaca Al – Qur’an bisa berjalan dengan lancar. b. Daya ingat siswa berbeda - beda Pembiasaan menghafal juz 30 di terapkan untuk kelas 4 – 6, dalam menghafal ayat – ayat tersebut dalam satu minggu sekali disetorkan kepada Bapak / Ibu Guru yang sudah ditunjuk oleh sekolahan, adapun kendala
87
yang ditemui dalam pembiasaan tersebut dalam meghafal daya ingat siswa berbeda – beda, dalam hal itu para guru tidak bisa memaksa siswa melainkan selalu memberi motivasi terhadap siswa agar selalu ingin untuk tetap meghafal. Pembiasaan
shalat
dhuha
berjama’ah
di
madrasah, yang di laksanakan secara bergantian setiap harinya dari kelas 4 – 6, adapum kendala yang ditemui siswa yang kadang susah untuk diatur sehingga megulur waktu dalam pelaksanaan, walapun demikian para dewan guru harus selalu sabar untuk menasihati setiap hari, agar pembiasaan tersebut selalu siswa laksanakan setiap hari dengan baik. c. Siswa masih perlu dibimbing dan diawasi Pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah tidak beda
dengan
pelaksanaan
shalat
dhuha,
dalam
pembiasaan ini ditemui suatu kendala, karena terpotong waktu istrhat kadang siswa masih jajan, ngantri dalam mengambil air wudhu, walapun demikian para guru selalu menasehati siswa agar selalu tepat waktu dalam melaksanakan shalat lima waktu. d. Siswa perlu adanya dorongan / motivasi dari keluarga
88
Siswa sangat perlu adanya dorongan dari keluarga, karena keluarga merupakan faktor pendukung yang paling utama untuk siswa, akan tetapi kadang siswa kurang dalam mendapatkan motivasi dari orang tua, karena orang tua mereka memiliki kesibukan masing - masing.
4. Faktor penghambat bagi orang tua dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan ketika di rumah. a. Kurangnya perhatian dari orang tua Tidak semua anak mendapatkan perhatian dari orang tua mereka, karena adanya kesibukan yang kadang membuat mereka tidak mendapat perhatian lebih, karena tuntutan pekerjaan. Dari hal tersebut anak menjadi kurang mendapatkan bimbingan atau penanaman akhlak terpuji dari orang tua ketika di rumah. b. Kurangnya dorongan dan motivasi dari orang tua Kadang orang tua merasa sudah cukup dengan adanya pendidikan yang di berikan oleh Bapak / Ibu Guru mereka ketika di sekolah, padahal ketika dirumah siswa juga masih perlu mendapatkan pendidikan dari orang tua, seharusnya
89
orang tua selalu memberikan motivasi kepada anak agar lebih semangat dalam melakukan sesuatu. c. Teman bermain dan lingkungan Dalam pemilihan teman bermain bisa mempengaruhi sikap dan tindakan pada diri anak, kadang orang tua sudah berusaha mendidik dengan baik tapi karena adanya teman bermain yang sikapnya kurang baik sehingga anak kadang terbawa dengan temanya tersebut. d. Tidak ada yang membimbing Kalau disekolah biasanya anak di bimbing oleh Bapak / Ibu Guru sedangkan di rumah untuk orang tua yang memiliki kesibukan, sehingga tidak bisa membimbing anak dalam melaksanakan pembiasaan yang sudah di lakukan.