BAB III PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA’AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN A. Gambaran Umum Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Dalam penelitian ini akan membahas mengenai gambaran umum Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan yang meliputi: 1. Letak geografis Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Madrasah
Aliyah
Negeri 1 Pekalongan
merupakan
lembaga
Pendidikan menengah atas. MAN 1 Pekalongan terletak di dalam kompleks Islamic Centre Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang termasuk wilayah Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Dalam kompleks ini juga berdiri Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Ibtidaiyyah dan Taman Kanakkanak. Tanah kompleks Islamic Centre diinvestasikan kepada MAN 1 Pekalongan seluas 90 x 100 m 2 . Rinciannya adalah sebagai berikut: a.
Lokal/ ruang kelas dan kantor 18 ruang
luas 72 m 2
b.
Ruang laboratorium
luas 100 m 2
c.
Tempat parkir guru dan karyawan
luas 60 m 2
d.
Tempat parkir siswa
luas 90 m 2
e.
WC dan Kamar mandi
luas 60 m 2
f.
Musholla
luas 18 m 2
49
50
MAN 1 Pekalongan terletak di antara sebelah utara dan timur berbatasan dengan Perumahan Pisma, sebelah barat dengan jalan lingkungan kompleks Islamic Centre dan sebelah selatan berbatasan dengan Madrasah Tsanawiyah Islamic Centre Kedungwuni Pekalongan. Lokasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan terletak di antara daerah yang sangat strategis dan menguntungkan dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu: a.
Terletak di lingkungan persekolahan
b.
Jauh dari keramaian umum.
c.
Mudah dijangkau kendaraan umum dan kendaraan pribadi
d.
Bersebelahan dengan lapangan sepak bola yang biasanya digunakan untuk olahraga dan upacara-upacara resmi. Adapun keadaan penduduk di sekitar kompleks Islamic Centre adalah
sebagian besar petani, pedagang dan buruh, adapula yang pegawai negeri, rata-rata pendidikannya hanya sampai pada sekolah dasar dan mayoritas beragama Islam.1 2. Sejarah Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan yang berada dikompleks Islamic Centre Kedungwuni Kabupaten Pekalongan adalah salah satu lembaga pendidikan menengah atas yang berada di bawah naungan Departemen Agama (sekarang Kementrian Agama). Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan bermula dari jerih payah dan gagasan para tokoh Islam setempat, yakni H. Achmad 1
Dokumentasi dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Pekalongan tanggal 09 Mei
2015.
51
Yususf Anggawi (Ulama’), H. Ridwan (Ketua PPIP/NU Cabang), H. Djoned S. Projonadpodo (Ketua GKBI/PPIP), Setyanto Wiryomadpodo (Direktur PGAN Pekalongan) dan KH. Syafi’i (Ulama’) yang ingin memenuhi kebutuhan masyarakat serta bertujuan menyiapkan kader-kader Islam pada tahun 1957, para tokoh tersebut berhasil mendirikan SP IAIN yang berlokasi di Jalan Dr. Sutomo Kota Pekalongan (sekarang MAN 1 Pekalongan yang berada di bawah kepemimpinan Mahmud, B.Sc., kemudian diganti oleh Drs.Munthoha Ridwan, B. Sc., sampai tahun 1967). Pada tahun 1968 kepengurusan SP IAIN dilimpahkan kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pekalongan dengan direktorium dari Ahmad Kurdi, B.A, Ali Tjasmat B. Sc., dan H. Dzakwan, B.Sc.. Pada tahun 1968 SP IAIN tersebut diperjuangkan untuk memperoleh status Negeri. Tepat pada tanggal 28 September 1968 SP IAIN Susunan Kalijaga Yogyakarta sampai dengan tahun 1975, dengan inspektorat dialihkan ke IAIN Walisongo Semarang. Sejak berstatus negeri kepala sekolah ST IAIN dipercayakan kepada Ahmad Kurdi, B.A sebagai satu-satunya pegawai Negeri yang bertugas di sekolah tersebut pada waktu itu. Latar belakang berdirinya madrasah ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yaitu Menteri agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri dengan tujuan untuk meningkatkan mutu Madrasah baik tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah maupun aliyah, agar lulusannya memiliki kualitas yang sama dengan lulusan sekolah umum dan
52
agar lulusan madrasah dapat melanjutkan studinya di sekolah agama maupun di sekolah umum. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama No. 17 tahun 1978, SP IAIN tersebut berubah nama menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pekalongan. Tahun 1982 MAN mengajukan permohonan tanah kepada Wali Kota Pekalongan untuk membangun gedung dan diberi tanah yang berlokasi di daerah Slamaran Kota Pekalongan dengan kondisi siap bangun. Usaha dari Madrasah Aliyah Negeri Pekalongan tersebut mendapat sambutan positif dari Bupati Pekalongan (Supardi) dan diberi tanah seluas 9000 m 2 yang berlokasi di Desa Prawasan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan (Jl. Capgawen Kecamatan Kedungwuni Pekalongan) dengan bukti penyerahan (hibah) No. 10.181.1/172/Th. 1983, tanggal 5 Mei 1983 status hak guna pakai. Pada tahun 1983 Madrasah Aliyah Negeri berhasil membangun gedung baru yang cabang dari Madrasah Aliyah Negeri Pekalongan bertempat di kompleks Islamic Centre Jl. Capgawen 113 Kedungwuni Pekalongan dengan SK Menteri Agama No. 217/SK/1983. Kemudian pada tahun 1984 cabang Madrasah Aliyah Negeri Pekalongan bertempat di kompleks Islamic Centre Kedungwuni Kabupaten Pekalongan membuka penerimaan siswa baru sebagai awal dijalaninya kegiatan belajar mengajar. Kemudian pada tahun1998 setelah adanya perubahan baru yang terjadi pada PGAN Pekalongan menjadi MAN 2 Pekalongan, maka MAN Pekalongan berubah menjadi MAN 1 Kedungwuni Pekalongan, sedangkan
53
cabang MAN yang berlokasi di kompleks Islamic Centre Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dinamakan dengan MAN Pekalongan di kompleks Islamic Centre Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pada tahun ini juga terjadi pergantian kepala sekolah yaitu yang semula dijabat Ahmad Kurdi, B.A diganti oleh Supardi, B. A dalam asuhanyalah pusat kegiatan yang semula berada di MAN 1 Kedungwuni Pekalongan dipindahkan ke MAN Pekalongan
di
kompleks
Islamic
Centre
Kedungwuni
Kabupaten
Pekalongan yang sekarang lebih tepatnya disebut dengan MAN 1 Kedungwuni Pekalongan. Pada tanggal 13 September 1991, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama No. K/KP.076/5456/1991. Drs. H. Muhammadi yang semula menjabat sebagai kepala sekolah PGAN Pekalongan ditunjuk untuk menggantikan Supardi, B.A selaku kepala Sekolah MAN 1 Pekalongan. Tahun 1982-1992 MAN Pekalongan mempunyai kelas jauh (Filial di Pemalang). Tahun 1992-1993 MAN Filial di Pemalang memisahkan diri dari MAN Pekalongan dengan status dinegerikan menjadi MAN Pemalang. Tahun 1996-1997 MAN Pekalongan (Jl. Dr. Sutomo. 27 Pekalongan) memisahkan diri dari MAN Pekalongan dengan status dinegerikan menjadi MAN Wonopringgo di Pragak Pekalongan (sekarang MAN 3 Pekalongan). Pada tahun itu juga MAN Pekalongan secara otomatis menjadi MAN 1 Kedungwuni Pekalongan (kompleks Islamic Centre Jl. Capgawen 113 Kedungwuni Pekalongan).2
2
Dokumentasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Pekalongan tanggal 09 Mei 2015.
54
3. Visi dan misi Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan a. Visi: Visi MAN 1 Pekalongan adalah “Terwujudnya Masyarakat terpelajar yang berakhlakul karimah, kreatif dan Prestatif”. b. Misi Misi MAN 1 Pekalongan mencakup empat aspek sebagai berikut: 1) Mewujudkan insan akademis yang cakap, terampil, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT. 2) Mewujudkan lembaga pendidikan yang bermutu dan menjadi pilihan masyarakat. 3) Menciptakan hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dan masyarakat. 4) Menghasilkan out put yang berkualitas dan kompetitif, lokal maupun nasional. 3 4. Keadaan guru dan siswa Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan a. Keadaan guru Mendidik adalah tugas yang amat berat akan tetapi mulia, oleh karena itu guru (pendidik) hendaknya orang yang benar-benar bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, tugas guru adalah membimbing dan mengarahkan terhadap anak didik yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sebagai pembimbing dan pengarah terhadap siswa, maka itu seharusnya 3
Dokumentasi Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, pekalongan tanggal 24 April 2015.
55
orang yang sudah dewasa, baik dari segi jasmani maupun rohaninya. Oleh karena itu guru adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik. Dengan melihat tanggung jawab yang sangat berat tersebut maka tugas guru adalah senantiasa menghadapi masalah yang kompleks. Tugas guru antara lain membimbing siswanya untuk membiasakan kepada siswanya berperilaku baik dan positif sesuai ajaran Islam dan menerapkannya menjadi kewajiban yang sudah dibiasakan, karena tugas guru pada dasarnya bukan hanya sebagai penyampai materi pembelajaran saja, akan tetapi bertugas dalam membina perilaku siswa kearah yang lebih baik. Tabel 1 Monografi Guru Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015 4 Jenjang S1 S1 S1
Nama PT/Sekolah IAIN IAIN IKIP
S1 S2
6 7 8
Kusnani, S.Pd Drs. H. Imronuddin, M.S.I Umihani, S.Pd H. Saefuddin, S.Pd Ahmad Zuhri, S.Ag
9
Drs. Moch. Khamdan
NO. 1 2 3 4 5
4
Nama Guru Drs. Asrori Dra.Yakti Sundari Dra.Wahyu Noerbaini
Dokumentasi Monografi guru Pekalongan tanggal 09 Mei 2015.
Mapel BK Matematika B. Inggris
UT IAIN
Jurusan Bahasa Arab Matematika Bahasa Inggris Kimia Bahasa Arab
S1 S1 S1
IKIP UT IAIN
Kimia Biologi PAI
S1
IAIN
Fisika
Kimia Biologi Aqidah Akhlak Ilmu kalam Fisika
Kimia B. Arab
MAN 1 Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015,
56
10
Dian Yaleswati, S.Ag
S1
IAIN
Ekonomi
Ekonomi
11 12 13
H. Sa’dun, S.PdI Najikhah, S.Ag Muhammad Fu’ad, S.Pd
S1 S1 S1
IAIN UMS UNES
Fiqih PAI Sosiologi
Fiqih SKI Sosiologi
14 15
Imrohidah, S.Ag H. Kelik Listiono, S.Ag. MM. M.S.I
S1 S2
IAIN IAIN
PAI PAI
16 17
Tarnoto, SPd Drs. H. Rozikin
S1 S1
UPS IAIN
18
Dra. Eni Trie Purwaningsih Kustriwati, S.Pd Ahmad Kholilurrohamn, S.Ag
S1
IAIN
S1 S1
IKIP IIQ/STAIN
Matematika Bahasa Inggris Bahasa Inggris Ekonomi PAI
Sejarah Qur'an Hadist Tafsir Hadits Matematika B. Inggris
H. Lukman Hakim, S.Ag. M.S.I Ghozali, S.Pd Eko Rumwahyuning, S.Pd
S2
IAIN
S1 S1
IKIP PGRI IKIP
24 25
Sariyem, S.Pd Lilik Marliawati, S.Pd
S1 S1
IKIP IKIP
26 27 28
Masnunah, S.Ag Sugiharjo, S.Pd Supriyanto, S.Pd
S1 S1 S1
29
Casudi, S.Pd
30 31
19 20
21
Ekonomi Aqidah Akhlak Akhlaq
PPKn Pend. Seni
Qur'an Hadist Tafsir PPKn Seni Budaya
PPKn Geografi
PPKn Geografi
IIQ UNMUH IKIP
Bahasa Arab Biologi Ekonomi
S1
UNNES
Rahmayanti, S.Pd M. Tohadi Saryanto, ST
S1 S1
UNY
Bahasa Indonesia Ekonomi
B. Arab Biologi Ekonomi Sejarah B. Indonesia
32
Slamet Risyadi, S.Pd
S1
UNNES
Penjaskes
Penjaskes
33
Muhammad Su’ud, S.Ag
S1
PAI
Fiqih Usul Fiqih
34
Rosihan, S.Ag
S1
IAIN
PAI
35
Indah Puspaningtyas, S.Pd
S1
UMS
Matematika
Qur'an Hadist Hadits Matematika
36 37 38 39
Anis Fadhilah, S.Pd Nani Mulyani, S.Pd M. Ikhwan, S.Pd Nita Noviawati, S.Pd
S1 S1 S1 S1
UNNES UAD UNNES UMS
Matematika PPKn Penjaskes Bahasa Inggris
22 23
PAI
B. Inggris
Ekonomi Ket. Otomotif
Matematika PKn Penjaskes B. Inggris
57
40
Mandira Satriawati, S.Pd
S1
UNNES
Pend. Seni
Seni Budaya
41
DRS. Herry Khaeri
S1
UNPAD
B. Indonesia
42
Nur Anis Kurlia, S.PdI
S1
STAIN
Bahasa Indonesia PAI
43 44
Nur Komala, S.Si Nur Maushufi, S. Pd
S1 S1
UMS IKIP PGRI
Geografi PPKN
45
Nanik Budiningsih, S.Pd
S1
IKIP PGRI
Bhs.Indonesia
Geografi Sejarah Sosiologi Bhs.Indonesia
46
Tantin Setiyowati, S.Pd
S1
UNNES
47 48
S1 S1 S1
UNNES IKIP Veteran IKIP PGRI
Bhs.Indonesia BK
49
Yuswinarsi, S.Pd M. Khoesni Alibana, S.Pd Ninik Purniasih, S.Pd
Fisika Matematika Bhs.Indonesia BK
BK
BK
50 51
Afiyatinnisa’, S.Psi Siti Karomah, S.Pd
S1 S1
UNNES UNNES
BK Prakarya
52
Rita Lediyawati, S.Pd
S1
IKIP PGRI
Psikologi Pend. Tata Busana Bahasa Jawa
53
Fathurrochman, S.Kom
S1
STIMIK
TIK
54 55
Nur Afana, S.Pd As’ilatul Khaqiyah, S.Kom Naela Risqi, S.Pd Mimik Widyawati Taufiq Rohman, LC
S1 S1
UNNES UDINUS
S1 S1 S1
UAD UMS Kairro
Teknik Informatika Bhs.Indonesia Ilmu Komputer BK BK Bahasa Arab
56 57 58
Fisika
SKI Qur'an Hadist Fiqih
Bahasa Jawa
Bhs.Indonesia TIK Sejarah BK Bahasa Arab
b. Keadaan Siswa Siswa merupakan faktor penting dalam melaksanakan pendidikan. Pada hakikatnya siswa adalah anak yang mempunyai ciri-ciri khusus yang sangat berlainan dengan orang dewasa baik kemampuan maupun keadaan psikisnya. Oleh karena itu memberikan pendidikan kepada anak agar berhasil dengan baik harus mempelajari dan mengerjakan tentang hakikat anak.
58
Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan menyelenggarakan kegiatan mendidik dan membimbing seluruh siswa (khususnya siswa laki-laki) agar tujuan yang diinginkan dapat terwujud sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Keseluruhan jumlah siswa-siswinya adalah 686 dengan 252 siswa dan 434 siswi. Tabel 2 Data Perkembangan Siswa MAN 1 Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015 5 Tahun Peng ajaran
2009/ 2010 2010/ 2011 2011/ 2012 2012/ 2013 2013/ 2014 2014/ 2015
Kelas X Aga ma S R
32
IPA S
9 117
Kelas XI IPS
R
S
Aga ma R S R
IPA S
Kelas XII IPS
R
S
Aga ma R S R
IPA S
Jumlah IPS
R
S
242
8 -
-
109
3 156
5
118
3 186
R Sis wa 5 811
262
8 -
-
87
3 141
5
110
3 148
5 748
24
262
8 -
-
99
3 149
5
89
3 133
5 732
24
181
7 24
1
83
3 154
6
100
3 146
5 688
25
233
7 21
1
65
3 93
4
85
3 153
6 675
25
3 180
8 24
9
74
5 114
8
64
3 81
7 686
25
Keterangan dari tabel diatas :
5
S
: Siswa
R
: Rombel
Dokumentasi Data Perkembangan Siswa MAN 1 Pekalongan Tahun Ajaran 2014/2015, Pekalongan tanggal 09 Mei 2015.
Rom bel 24
59
5. Struktur organisasi Madarasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Struktur organisasi adalah tugas-tugas yang diterima oleh setiap personalia dengan siapa mereka bekerjasama, mengadakan interaksi dan kepada siapa mereka melaporkan hasil kerjanya. Hubungan kerja disini sudah jelas yaitu berupa kerjasama, interaksi dan melaporkan. Kerjasama akan terjadi terutama dengan para personalia dalam satu sub unit kerja. Sebab isi atau sifat pekerjaan mereka hampir sama, interaksi akan terjadi secara vertical dan horizontal terutama terhadap sub unit/unit kerja yang lain. Dalam suatu lembaga pendidikan, MAN 1 Pekalongan memerlukan pengorganisasian yang rapih, teratur dan tertib. Di dalamnya ada sekelompok orang yang bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang dicanangkan, untuk itu diperlukan adanya struktur organisasi yang betul-betul dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun struktur organisasi MAN 1 Pekalongan dapat dilihat pada bagan berikut ini:
60
Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015 6 PENGURUS BP3/KOMITE MAN 1 PEKALONGAN H. MC. LUTHFI KETUA
KEPALA MAN 1 PEKALONGAN DRS. ASRORI KEPALA URUSAN TU MAN 1 PEKALONGAN ASROFI, SE
WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
CASUDI, S.Pd
SUGIHARTO, S.Pd
WAKA SARPRAS
WAKA HUMAS
SUPRIYANTO, S.Pd
LUKMAN HAKIM, S.Ag. M.S.I
GURU BP/ BK
KORD. BP MIMIK WIDYAWATI, S.Psi
ARYATINNISA’, S.Psi NINIK PURNIASIH, S.Pd KHUSNI ALIBANA, S.Pd
DEWAN GURU MAN 1 PEKALONGAN
PEMBINA URUSAN
GURU MAPEL
PENGAMPU EKSTRA
SISWA MAN 1 PEKALONGAN
6
Dokumentasi Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015, Pekalongan tanggal 09 Mei 2015.
61
Struktur Ketata Usahaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015 7 KEPALA MAN 1 PEKALONGAN DRS. ASRORI
KEPALA URUSAN TU MAN 1 PEKALONGAN ASROFI, SE
BENDAHARA BP.3
BENDAHARA DIPA
KUSTRIWATI, S.Pd
MOH. SHIFA’
PETUGAS PERPUST 1. M. LUTHFI 2. M. MACHRUS
PEMB. KEU BP3
PEMB. KESIS/ PENJ
PEMB. KEUANGAN DIPA
1. ZUHROTUN NISA’, A.Md 2. ARIFIN
1. FATWATI AIMAH 2. ULFIYANTI
1. MUZAYYINAH 2. RAHARJO
SISWA MAN 1 PEKALONGAN
7
Dokumentasi Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015, Pekalongan tanggal 09 Mei 2015.
62
Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan 8 KEPALA MADRASAH DRS. ASRORI KEPALA TU ASROFI, SE
KEPALA PERPUSTAKAAN SARIYEM, SP.d
TEKNIS PENGADAAN DAN PENGOLAHAN
TEKNIS PELAYANAN DAN INFORMASI
M. MACHRUS. Ama. PUST
MUHAMMAD LUTHFI
Bertugas Sebagai:
Tugas-tugas di perpustakaan:
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Pengadaan Bahan Pustaka. Invertarisasi Bahan Pustaka. Klasifikasi. Katalogisasi. Membuat perlengkapan Buku.
8
Melayani Pinjam Buku. Melayani Pengembalian Buku. Bimbingan Layanan Pustaka. Pembinaan Minat Baca. Bantuan Informasi.
Dokumentasi Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Pekalongan tanggal 27 Mei 2015.
63
Struktur Organisasi Osis Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan 9 KETUA A. NAZILUL ULUM KETUA 1
KETUA II
YUDA ALAM
CHOLIDAH N.K
SEKRETARIS 1
SEKRETARIS
SEKRETARIS II
IMRO’ATUL KH,
ENIS.KN
N. AZZIZATI.H
BENDAHARA
BENDAHARA 1
ALFI ILMIYATUN N.
NOVA SELLA
SEKSI-SEKSI
TUGAS
BERTAKWA PADA TUHAN YME
SEKSI BID 1 : ZAINUL ITEK SEKSI BID II : SHOFI MISIQ K.
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
SEKSI BID III : M. RISKI
PENDIDIKAN PENDAHULUAN DAN BELA NEGARA
SEKSI BID IV: M. BAGUS M.
KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI LUHUR
SEKSI BID V : M. ROY A.
PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN POLITIK DAN KEPEMIMPINAN
SEKSI BID VI : CHUSNI. P
KETERAMPILAN DAN KEWIRAUSAHAAN
SEKSI BID VII : ANOUD A.
KESEGARAN JASMANI DAN ROHANI
SEKSI BID VIII : DEVI P.
PERSEPSI, APERSEPSI DAN KREASI SENI
SEKSI BID IX : M. ZIKRI M.
TIK
SEKSI BID X : M. IMAMMUDIN
PENDIDIKAN BERBAHASA
9
Dokumentasi Struktur Organisasi Osis Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Pekalongan tanggal 27 Mei 2015.
64
Struktur Organisasi MPK Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun 2014/2015 10
KETUA MPK NUR HAKIKI
WAKIL KETUA ALVIA PRATIWI
SEKRETARIS
BENDAHARA
MUTAMIMATUL
INDRA YANIS
SIE. KEAGAMAAN 1. M. MISBACHUL 2. FALASIFAH
SIE. HUMAS 1. RUCHANIYAH 2. NUR LAILI L.
SIE. PERKAP 1. RIZQON KEVIN 2. HANA MUFIDZ
B. NAZILUL ULUM
B. Pembiasaan Sholat Berjama’ah dalam membina Perilaku keagamaan siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Pembiasaan yaitu suatu hal yang telah terbiasa dilakukan, untuk definisi ibadah sholat berjama’ah merupakan suatu tindakan ibadah sholat yang dilakukan secara bersama-sama, dimana salah seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum, Sholat berjama’ah selain sebagai sarana ibadah kita kepada Allah SWT juga terdapat keutamaan dan aspek-aspek psikologis yang
10
Dokumentasi Struktur Organisasi MPK Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan Tahun 2014/2015, Pekalongan tanggal 27 Mei 2015.
65
dapat memberikan motivasi sehingga akan membantu membentuk perilaku keagamaan siswa di lingkungan sekolah. Pembiasaan sholat berjama’ah yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan merupakan kewajiban rutin yang dilakukan oleh seluruh siswa yang berada di sekolah tersebut serta sebagai jalan guru agama dan pihak sekolah dalam membina perilaku siswanya menjadi akhlaqul karimah, karena melalui pembiasaan beribadah sholat dluhur secara berjama’ah ini dapat memberi timbal balik yang positif diantaranya: Pertama, pelaksanaan sholat berjama’ah lebih utama dari pada sholat sendirian. Kedua, dari setiap langkahnya untuk melaksanakan sholat secara berjama’ah di rumah Allah SWT diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa serta senantiasa dido’akan oleh para malaikat. Ketiga, terbebas dari pengaruh/penguasaan syaithan. Keempat, Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Kelima, mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Keenam, sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain. Ketujuh, Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma’mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shaf dalam sholat berjama’ah. Kedelapan, sholat berjama’ah merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan. Untuk memperoleh data tentang “Pembiasaan Beribadah Sholat Berjama’ah dalam membina Perilaku Keagamaan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan” peneliti menggunakan observasi dan wawancara
66
terhadap beberapa siswa dan guru agama di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan. Dari hasil observasi yang yang peneliti lakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, peneliti melihat adanya aktivitas pembiasaan beribadah sholat berjama’ah dluhur yang secara wajib dilaksanakan oleh seluruh warga MAN 1 Pekalongan khususnya siswanya, pembiasaan yang diwajibkan ini berlangsung di sa’at jam istirahat menjelang adzan dluhur dikumandangkan. Pelaksanaan pembiasaan sholat berjama’ah juga perlu dilakukan disetiap sekolah mengingat sholat berjama’ah memiliki dampak positif bagi perilaku siswa khususnya yang masih remaja.11 Aktivitas pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang dilaksanakan oleh semua pihak MAN 1 Pekalongan khususnya seluruh siswanya adalah ibadah sholat dluhur berjama’ah pada jam istirahat ke dua yang telah disediakan waktu oleh pihak sekolah, serta pelaksanaannya wajib dikerjakan diarea tempat peribadatan yang difasilitasi oleh pihak sekolah juga. Sebelum melaksanakan ibadah sholat berjama’ah salah satu siswa MAN 1 Pekalongan mengkumandangkan adzan sebagai tanda waktu sholat dluhur telah tiba, sehingga dengan kesadaran penuh seluruh siswanya menghampiri musholla sekolah setiap hari senin-rabu sedangkan untuk hari kamis dan sabtu dilaksanakan di Masjid An-Nur yang tempatnya berdekatan dengan sekolah MAN 1 Pekalongan, akan tetapi kali ini pelaksanaannya bersama-sama siswa dari sekolah lain yang kebetulan juga masih berdekatan, pembiasaan sholat berjama’ah yang diadakan secara rutin dan wajib dilaksanakan bagi setiap 11
Observasi, perilaku keagamaan siswa MAN 1 Pekalongan dalam mengikuti Pembiasaan Beibadah Sholat Berjama’ah, Kamis, 09 April 2015.
67
siswannya ini selalu mendapat respon yang positif dari seluruh siswa MAN 1 Pekalongan, serta adanya binaan dari kepala sekolah yang disalurkan melalui guru agama kemudian diberikan dalam sisipan pembelajaran agama agar siswa secara sadar melaksanakan sholat berjama’ah ini apalagi menjalankan sholat itu hukumnya wajib bagi umat islam yang tidak berhalangan.12 M. Suud, Guru Agama sekaligus Pembina Keagamaan Siswa MAN 1 Pekalongan, berpendapat: Siswa setingkatan MA mudah terpengaruh oleh bisikan yang dianggapnya jauh lebih menarik untuk diaplikasikan dalam tindakan perilaku kesehariannya, sehingga mereka membutuhkan bantuan dari luar yang bisa mengarahkan ke kepercayaannya kepada Allah SWT agar mampu menghilangkan sifat labil yang dimiliki anak remaja dilingkungan sekolah. Melihat realita itu pembinaan perilaku keagamaan siswa dalam lingkup sekolah sangat dibutuhkan, pembiasaan sholat berjama’ah yang dilakukan dengan rutin di MAN 1 Pekalongan ini mendapat respon yang positif dari diri siswa pada khususnya dan dalam lingkup sekolah pada umumnya. Serta untuk pelaksanaan sholat dluhur berjama’ah ini dilakukan secara bergantian sekitar jam 12.00-12.15 WIB bagi kelompok 1, dan jam 12.15-12.30 WIB bagi kelompok selanjutnya untuk hari senin-rabu, hal ini dilakukan mengingat ruang musholla di area sekolah kurang mencukupi jika sholat berjama’ah ini dilakukan secara bersama-sama walaupun dari pihak Sekolah sudah melebarkan luasnya, sehingga dari pihak sekolah memberi solusi agar pembiasaan beribadah sholat berjama’ah ini dapat dijalankan sesuai keinginan bersama maka melalui bergantian siswa yang sudah menjalankan ibadah sholat dluhur dengan yang belum merupakan solusi yang amat baik bagi terciptanya perilaku keagamaan sesuai visi dan misi sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan yaitu berakhlakul karimah, karena dengan pembiasaan beribadah sholat berjama’ah siswa didik untuk sadar dalam menjalankan kewajibanya, darisitulah perilaku keseharian siswa akan keagamaan menjadi lebih terbina, pelaksanaannya pada hari sabtu dan kamis ibadah sholat dluhur secara berjama’ah ini dilakukan secara bersama tanpa adanya clouter-clouteran karena semua pihak sekolah baik guru ataupun siswanya wajib menjalankannya di masjid An-Nur yang letaknya berdekatan dengan 12
Slamet Risyadi, Guru Olahraga MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 April 2015.
68
Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, pembiasaan yang diwajibkan ini dapat berlangsung karena salah satunya tidak menghilangkan dari peran kepala sekolah yang memberikan suruhan kepada semua guru khususnya guru agama dan saya sebagai pembina keagamaan untuk mengawasi kesadaran siswa dalam menjalankan beberapa bentuk perilaku keagamaan di MAN 1 Pekalongan, dan terbukti dengan adanya pembiasaan yang secara rutin dilaksanakan disekolah ini yakni ibadah sholat berjama’ah dapat membina perilaku keagamaan siswa yang bersekolah di MAN 1 Pekalongan menjadi anak yang lebih terarah lagi dalam bertindak pada kesehariannya.13 Kelik Listiono, Guru Agama (Al-Qur’an Hadits) di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, berpendapat: Pembiasaan sholat berjama’ah merupakan salah satu cara kepala sekolah MAN 1 Pekalongan membina perilaku keagamaan siswa, kepala sekolah sebagai komando dalam rutinitas pembiasaan sholat berjama’ah yang terjadi di sekolah ini, siswa dibiasakan melaksanakan perilaku yang bermanfa’at bagi dirinya terlebih melaksanakan sholat wajib itu hukumnya wajib, sholat dluhur yang dilaksanakan secara berjama’ah ini menambah beberapa kebaikan bagi siswanya seperti saling mengenal antar sesama muslim, mendapat cahaya yang bersinar kelak di hari akhir, berusaha menghindar dari pengaruh syaitan sehingga anak senantiasa berperilaku baik, serta menambah pahala menjadi 27 derajat jika dilaksanakan secara berjama’ah, masih banyak bentuk perilaku keagamaan yang diterapkan disekolah ini namun hanya waktunya yang berbeda. Ada tadarus al-qur’an melalui audio sekolahan, pesantren kilat yang diadakan setiap datangnya bulan ramadlan, itu dilakukan dalam rangka membina siswanya agar perilaku keseharian disekolah dapat terbina kearah siswa yang berakhlak sholeh dan sholehah, semuanya juga tidak lepas dari peran kepala sekolah yang memberikan komando kepada guru agama dan pembina agama di sekolah ini untuk memandu anak-anak dalam melaksanakan perilaku keagamaan yang sejalan dengan perintah Allah SWT, tidak cukup hanya sampai disitu saja guru agama tidak pernah bosan mengingatkan kewajiban anak akan pentingnya menjalankan sholat fardlu yang hukumnya wajib terlebih dilaksanakan dengan berjama’ah sehingga semakin menambah keutamaan bagi pelakunya melalui disetiap jam pelajaran agama baik itu pelajaran fiqih, al-qur’an Hadits, aqidah akhlak maupun yang lainnya guru menyisipkan nasehatnasehat khusus dan memberi penjelasan tentang pentingnya 13
Muhammad Suud, Guru Agama sekaligus Pembina Keagamaan Siswa MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 07 Mei 2015.
69
menjalankan sholat berjama’ah, dan berperilaku keagamaan dilingkup sekolah. 14 Berdasarkan wawancara dengan siswa yang bernama M. Roy Assegaf, tanggapan mengenai pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang mereka lakukan di area sekolahan MAN 1 Pekalongan: Sholat berjama’ah mampu memberikan arahan yang positif bagi segenap siswa MAN 1 Pekalongan, karena dengan pembiasaan beribadah sholat berjama’ah ini antara guru dan siswa tercipta hubungan kerjasama guru agama sebagai Imam dan muadzinnya dari pihak siswa yang dilakukan secara bergantian sesuai kualitas yang dimiliki, imam untuk sholat berjama’ah di sekolah ini antara lain: M. Su’ud, Kelik Listiono, Lukman Hakim, Ahmad Kholilurrohman, Rozikin dan yang lainnya. Serta pihak osis yang diwakili dari bidang keagamaan yakin rekan Zainul dan pembina keagamaan Muhammad Su’ud serta segenap guru juga ikut membantu terlaksananya pembiasaan beribadah sholat berjama’ah di MAN 1 Pekalongan, akantetapi walau sudah banyak cara yang dilakukan untuk mewajibkan siswanya mengerjakan rutinitas sholat berjama’ah, namun tidak jarang ada segelintir anak yang tidak mau mengikuti sholat berjma’ah, mereka hanya asik pergi ke kantin, disinilah pembinaan perilaku keagamaan anak perlu dimulai, melalui guru agama dan yang lainnya, mereka mengajak siswa yang seperti itu dengan cara berkeliling tiap kelas agar nantinya siswa yang tidak mau mengikuti pembiasaan sholat berjama’ah ini menjadi mau mengikuti dengan sadar bahwa rutinitas yang dijalankan merupakan ajakan yang positif terlebih dalam menanamkan pembinaan perilaku keagamaan bagi diri pribadi siswa serta apabila melaksanakan sholat dluhur dengan berjama’ah pahalanya juga berlipat ganda, dan dapat mengajarkan pada kita semua akan artinya kedisiplinan waktu dan ketentraman hati setelah melaksanakan ibadah sholat berjama’ah. Mengenai perubahan yang dapat dilihat setelah menjalankan rutinitas keagamaan itu, secara pribadi pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang selalu dijalankan di area sekolahan sudah mampu terbawa dikehidupan sehari-hari, sehingga walau tidak disekolahan ada beberapa siswa yang juga melakukan sholat dengan berjama’ah.15
14
Kelik Listiono, Guru Agama (Al-Qur’an Hadits) MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Sabtu, 09 Mei 2015. 15 M. Roy Assegaf, Siswa X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Rabu, 29 April 2015.
70
Dari hasil wawancara dengan siswa dan Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, pembiasaan sholat berjama’ah dilingkup sekolah merupakan salah satu hal positif dalam membina perilaku keagamaan siswanya, terlebih melalui dukungan para guru dan kepala sekolah yang mewajibkan seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan untuk menjalankan pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang diwajibkan bagi seluruh siswa ditempat sholat sekitar sekolah ketika waktu dluhur telah tiba, apabila ada siswa yang ketahuan tidak melaksanakan diberi sanksi dari pihak sekolah, seperti: lari berputar dilapangan olah raga sekolah disertai melafalkan ayat-ayat istighfar sebanyak 100 X, dan yang lainnya, semua itu dilakukan bertujuan agar keesokan harinya tidak terulang kejadian yang serupa, karena siswa telah sadar akan kewajiban yang harus dilakukan tanpa adanya suruhan dari siapapun (sebagai bukti pengabdiannya pada Allah SWT). 16 Perilaku keagamaan adalah tingkah laku yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Allah Yang Maha Esa. Seperti aktivitas keagamaan sholat, zakat, puasa dan sebagainya. Fitrah keagamaan anak sejatinya sudah dikaruniakan oleh Allah SWT, supaya kita dapat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. M. Imamuddin, Siswa kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan, berpendapat: Perilaku keagamaan adalah tingkah laku seseorang yang dicerminkan melalui kesehariannya yang berkenaan dengan agama. Perilaku keagamaan seseorang bisa diketahui secara kasab mata melalui hal 16
Sariyem, Guru sekaligus Kepala Perputakaan di MAN 1 PEKALONGAN, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Sabtu, 09 Mei 2015.
71
yang selalu dikerjakannya, dan yang dilakukan itu sejalan dengan perintah Allah SWT, sehingga pada akhirnya perilaku keagamaan didiri anak senantiasa tertanam, kalau di MAN 1 Pekalongan Melalui pembiasaan sholat berjama’ah ini mampu membina perilaku seluruh siswa MAN 1 Pekalongan karena siswa menjadi lebih didsiplin untuk mengerti arti waktu dalam mengikuti pelaksanaan sholat, ketika mendengar kumandang adzan dluhur siswa langsung bergegas menuju musholla untuk menjalankan sholat dluhur berjama’ah, bertutur sopan santun, berperilaku yang baik-baik (mengikuti tata tertib sekolah) serta mau mematuhi perintah Allah SWT yang sudah merupakan kewajiban kita sebagai hamba-Nya, di MAN 1 Pekalongan mengajarkan dan tidak pernah bosan mengingat kan seluruh siswanya yang kurang berperilaku baik agar menjadi anak yang berakhlakul karimah. Namun tidak semua anak yang bersekolah di MAN 1 Pekalongan berperilaku baik, karena anak remaja mudah terpengaruh lingkungan sekitar tempat melakukan interaksi sehingga sebagai insan muslim harus ekstra hati-hati dalam memilih teman bergaul supaya perilaku yang dilakukan dapat terarah ke hal yang positif, dan bermanfa’at.17 Fitrah keagamaan atau cenderung hidup beragama sebenarnya sudah ada sejak lahir, potensi beragama setiap anak harus dikembangkan oleh orang tua masing-masing dirumah, melalui pendidikan dan latihan. Perubahan perilaku anak terjadi seiring bertambahnya usia, latihan, pembiasaan, pengalaman yang diperolehnya baik dari diri anak maupun lingkungan tempat berinteraksi baik teman sepergaulan maupun sekolah, sehingga akan terbentuk satu sikap kuat untuk mendalami ajaran agama dalam dirinya. Agama tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Agama sangat penting bagi manusia terutama bagi orang yang ingin berperilaku baik jiwa dan realisasi dari tingkah laku yang diperbuatnya, karena dengan agama perilaku seseorang akan lebih bermakna dan tertata ke arah yang dibatasi dengan ajaran umat islam. Bagi kita umat islam, agama yang dimaksud 17
M. Imamuddin, Siswa kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Sabtu, 12 September 2015 Jam 10.30-11.00 WIB.
72
adalah agama yang kita peluk yaitu agama islam. Pengingkaran manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Bentuk ibadah yang sering dilakukan berkenaan dari cerminan perilaku keagamaan anak adalah pelaksanaan disekitar lingkungan mereka tinggal, seperti pembiasaan sholat dluhur berjama’ah, puasa, zakat, membaca Al-qur’an dan menghafal do’a, semuanya itu dilaksanakan dalam rangka membina perilaku keagamaan anak agar menjadi anak yang berperilaku baik karena selalu membiasakan diri melalui kewajiban berperilaku keagamaan positif. Perilaku dan kepribadian anak akan terbentuk melalui kebiasaan yang selalu dilakukan serta penanaman akhlak sejak dini terhadap jiwa anak, karena dalam jiwa anak ada sisi negatif yang juga dapat berkembang dan mempengaruhi perilaku kesehariannya apabila anak tersebut kurang bisa menggunakan perilakunya untuk hal yang bemanfa’at. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, ternyata seluruh siswa dalam hal ini siswa putra MAN 1 Pekalongan sangat berbeda dengan anak pada umumnya yang seusia remaja pada aslinya, di sekolah MAN 1 Pekalongan siswa diharuskan untuk selalu berakhlakul karimah atau mempunyai perilaku keagamaan yang lebih baik, seperti: perilaku pada guru, siswa harus sopan santun, melaksanakan perintah dan ajakan guru yang positif, tidak berkata kotor, berpakaian rapi, serta memiliki respon yang bagus untuk mengikuti bentuk-bentuk perilaku keagamaan yang di adakan oleh pihak sekolah yakni: do’a bersama sebelum dan sesudah pulang sekolah (Asma’ul husna), mengikuti
73
ekstra kulikuler yang islami, wajib menjalankan sholat dhluhur berjama’ah di Musholla, dan sunnah melakukan sholat dluha di musholla sekolah, dan yang lainnya. Siswa diharapkan untuk tetap menampilkan perilaku sepantasnya baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Perilaku keagamaan yang diajarkan dan biasa untuk dikerjakan di MAN 1 Pekalongan merupakan rangkaian upaya dalam rangka membina perilaku seluruh siswa yang bersekolah di MAN 1 Pekalongan supaya menjadi anak yang berakhlakul karimah pada keseharian perilaku yang diperbuat baik dilingkungan sekolah maupun lainnya.18 Gustama Fatkhul Falah, Siswa kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan, berpendapat: Perilaku keagamaan pada siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan dapat digolongkan ke arah yang baik karena dilihat dari pembiasaan sholat dluhur berjama’ah di Madarasah Aliyah Negeri 1 pekalongan mendapat respon baik dari siswa setempat, terbukti banyak siswa yang mengikuti ibadah sholat berjama’ah tersebut, dan untuk pelaksanaannya apabila ditemui ada beberapa siswa yang tidak mengikuti, guru agama memberi sanksi siswa tersebut agar mengelilingi lapangan bola basket disertai melafalkan ayat kursi, sholawat nariyah atau sebagainnya, supaya didiri anak senantiasa tertanam keagamaan yang nantinya memberi pembiasaan yang baik bagi perialkunnya, sehingga apa yang kita kerjakan dapat terarah ke perilaku yang positif, dan penekanan pembiasaan sholat berjama’ah secara rutin wajib dilaksanakan oleh kami khususnya para siswa, itu semua dalam rangka membina perilaku keagamaan siswa MAN 1 Pekalongan, ada lagi bentuk perilaku keagamaan Selain pembiasaan sholat berjama’ah yaitu: ada tadarus al-qur’an, berdo’a maupun membaca Asma’ul khusna, walau ada acara apapun, itu dilakukan siswa secara sadar untuk menjalankan hal-hal positif terlebih ke bentuk-bentuk perilaku agamis yang bermanfa’at. Pada dasarnya pelaksanaan sholat berjama’ah lebih utama dari pada sholat sendirian. Dan melalui sholat berjama’ah juga kita telah mampu terbebas dari 18
Observasi, Perilaku keagamaan siswa MAN 1 Pekalongan dalam mengikuti Pembiasaan Beibadah Sholat Berjama’ah, Senin, 27 April 2015.
74
pengaruh/penguasaan syaithan yang mengajak perilaku remaja kearah yang tidak baik, serta perilaku seseorang tersebut setelah melaksanakan sholat berjama’ah atau bagi yang biasa melaksanakan perintah Allah yakni menjalankan sholat dengan berjama’ah akan mendapatkan sarana penyatuan hati dan fisik sehingga berperilaku baik dan taqwa.19 C. Faktor pendukung dan penghambat Pembiasaan Beribadah Sholat Berjama’ah dalam membina Perilaku keagamaan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan. 1. Faktor pendukung pembiasaan beribadah sholat berjama’ah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan adalah: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam menjalankan pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang diwajibkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, yakni: a. Tanggung jawab kepada Allah SWT sebagai Umat Islam. b. Faktor internal (kepribadian, kejiawaan remaja dan lain sebagainnya). c. Faktor eksternal (keluarga, lembaga sekolah, Teman sebaya) yang senantiasa mengajarkan akan pentingnya beribadah sholat berjama’ah, karena di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan merupakan salah satu sekolah yang bernuansa islami. d. Kewajiban yang sejak dini ditanamkan oleh pihak sekolah, melalui mewajibkan siswanya bagi yang tidak berhalangan untuk melakukan pembiasaan sholat berjama’ah di tempat yang telah disediakan oleh pihak sekolah dengan menyuruh membawa mukena tiap siswa nya.
19
Gustama Fatkhul Falah, Siswa kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Rabu, 29 April 2015 Pukul 10.00-10.20 WIB.
75
M. Imamuddin, Siswa kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan Berpendapat: Faktor yang mendukung, menurut saya, karena melakukan sholat dengan berjama’ah itu baik untuk dikerjakan ya saya kerjakan apalagi itu wajib, minat dalam menjalankan sholat berjama’ah disekolah, dukungan dari pihak sekolah yang mewajibkan siswanya menjalankan ibadah sholat berjama’ah, tempat sholatnya juga dekat dan di sekolah ini juga terbiasa dan wajib menjalankan hal positif itu, namun pada dasarnya anak itu sadar sendiri akan kewajibannya apalagi kita kan sudah remaja tahu akan dosa yang akan dikenakan atas segala perbuatan dan perilaku kita di dunia ini.20 Pembiasaan sholat berjama’ah di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan mengajarkan pada kita banyak hal, terlebih dalam membina perilaku keagamaan siswa, faktor pendukung dalam membina perilaku keagamaan siswa melalui pembiasaan sholat berjama’ah salah satunya dari pihak sekolah (faktor eksternal) yang senantiasa tanpa lelah mengingatkan siswanya untuk berperilaku baik juga mengikuti sholat berjama’ah dan yang lainnya, serta kesadaran diri mereka supaya tidak tergoda bisikan syaitan yang selalu mengajak manusia untuk berperilaku tidak baik.21 Gustama Fatkhul Falah Siswa Kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan berpendapat: Mengenai faktor pendukung siswa menjalankan ibadah sholat berjama’ah ketika terdengar kumandang adzan sholat dluhur antara lain: Kewajiban kita sebagai umat islam dan itu tanggungan kita nanti diakhirat, karena sholat itu wajib dilakukan secara sadar oleh kita, tidak harus menunggu ada yang menyuruh baru menjalankannya, terlebih dengan sholat berjama’ah maka beberpa hal positif akan kita dapatkan. Kemudian sudah terbiasa di 20
M. Imamuddin, Siswa kelas XI IPS1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Sabtu, 12 September 2015. 21 Kelik Listiono, Guru Agama (Al-Qur’an Hadits) MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Sabtu, 09 Mei 2015.
76
lingkungan keluarga menjalankan ibadah sholat yang lain dengan berjama’ah yang terakhir dukungan dari pihak sekolah yang mewajibkan siswanya menjalankan ibadah sholat berjama’ah, keluarga juga sudah membiasakan hal yang sama, tempat sholatnya juga sudah tersedia.22 M. Roy Assegaf, Siswa X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, berpendapat: Faktor yang mendukung menjalankan sholat berjama’ah semangat anak dalam menunaikan kewajibannya, faktor keluarga juga salah satunya berpengaruh untuk mendukung anak menjalankan sholat berjama’ah, kalau dikeluarganya sudah biasa diajarkan seperti itu pasti akan terbawa dimanapun anak itu berada karena keluarga juga merupakan awal anak itu didik, kemudian diri pihak sekolah juga bisa dikatakan pendukung tidaknya anak menjalankan bahkan mengikuti pembiasaan itu, ya walaupun seharusnya anak itu sadar sendiri akan kewajibannya.23 Dari hasil observasi peneliti, faktor pendukung dalam membina perilaku keagamaan siswa melalui pembiasaan sholat berjama’ah antara lain: Pertama, Dukungan Kepala Sekolah yakni kepala sekolah sebagai komando dalam rutinitas pembiasaan sholat berjama’ah yang terjadi di sekolah ini, siswa dibiasakan melaksanakan perilaku yang bermanfa’at bagi dirinya terlebih melaksanakan sholat wajib itu hukumnya wajib, sholat dluhur yang dilaksanakan secara berjama’ah ini menambah beberapa kebaikan bagi siswanya seperti saling mengenal antar sesama muslim, mendapat cahaya yang bersinar kelak di hari akhir, berusaha menghindar dari pengaruh syaitan sehingga anak senantiasa berperilaku baik, serta menambah pahala menjadi 27 derajat jika dilaksanakan secara
22
Gustama Fatkhul Falah, Siswa Kelas X IPS2 MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Rabu, 29 April 2015. 23 M. Roy Assegaf, Siswa X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Rabu, 29 April 2015.
77
berjama’ah. Kepala Sekolah merasa sadar dan peduli dalam membina perilaku keagamaan siswa yang bersekolah di MAN 1 Pekalongan sehingga membiasakan siswa untuk menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah SWT serta membina dan mengarahkan perilaku siswa tersebut supaya mencerminkan perbuatan yang bermanfaat bagi diri pribadi maupun lingkungan sekitar. Akan tetapi dukungan kepala sekolah yang diberikan tidak secara langsung, hanya melalui komando yang ditugaskan kepada pembina keagamaan dan segenap guru MAN 1 Pekalongan khusunya guru agama, setelah itu tinggal pembina agama dan segenap guru yang berusaha memberi binaan kepada siswa agar menjadi siswa sholeh dan sholehah seperti yang tercantum dalam visi dan misi MAN 1 Pekalongan. Namun setiap berjalannya sholat berjama’ah yang diadakan di MAN 1 Pekalongan apabila Kepala Sekolah masih tidak ada tugas di luar sekolah maka tetap mengikuti sholat berjama’ah seperti biasannya bersama dengan segenap siswa. Kedua, Dukungan dari Pembina agama dan segenap pihak
melalui serangkaian kegiatan seperti
pembiasaan sholat berjama’ah tujuannya agar perilaku keagamaan anak semakin terjalin dengan kuat walaupun masih tingkat remaja, dan sesuai dengan visi misi sekolah. Ketiga, Dukungan dari semangat dan kesadaran pribadi anak akan kewajiban karena semangat adalah perasaan sangat kuat yang dialami oleh setiap orang, dari semangat maka timbul kesadaran dan tercermin dalam tingkah laku, melalui pembiasaan beribadah sholat dluhur berjama’ah siswa diajarkan untuk membiasakan berperilaku terpuji,
78
bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan kepadanya sebagai umat islam. Pengamatan peneliti mengenai semangat serta kesadaran siswa dalam menjalankan ibadah sholat berjama’ah sudah tertanam dihati masing-masing, terbukti setiap siswa mendengar informasi untuk pelaksanaan sholat berjama’ah mereka mendatangi tempat ibadah dan menjalankan pembiasaan sholat berjama’ah ini dengan tertib.24 2. Faktor penghambat pembiasaan beribadah sholat berjama’ah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan adalah: Keterbatasan sarana dan prasarana yang disediakan sekolah seperti ruang musholla yang kurang optimal bisa menurunkan aktivitas Pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang diwajibkan di bagi seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan pada jam istirahat. Hal tersebut merupakan tugas bersama bagi seluruh pihak sekolah baik kepala sekolah, guru agama ataupun kesadaran menunaikan sholat secara berjama’ah pada diri siswa tersebut, agar tidak terjadi hambatan yang sama sekali tidak diharapkan, pihak sekolah telah memberi alternatif untuk ruang musholla sudah diperluas, dan mengatur jam istirahat yang dibagi kedalam beberapa kelompok untuk pelaksanaan pembiasaan sholat berjama’ah, supaya seluruh siswa MAN 1 Pekalongan bisa menjalankan kewajibannya sebagai umat islam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang akan dipaparkan mengenai upaya yang dilakukan kepala sekolah
24
Observasi, Faktor Pendukung terjadinya Pembiasaan Beribadah Sholat Berjama’ah dalam membina Perilaku keagamaan siswa MAN 1 Pekalongan, Selasa, 5 Mei 2015.
79
dalam menjalankan pembiasaan ibadah sholat berjama’ah di MAN 1 Pekalongan bagi seluruh siswa MAN 1 pekalongan. Muhammad Suud Guru Agama sekaligus Pembina Keagamaan Siswa MAN 1 Pekalongan berpendapat: “ya, kepala sekolah tidak pernah lepas untuk selalu mengajarkan pada seluruh siswa MAN 1 Pekalongan supaya tetap menjalankan sholat yang pelaksanaannya harus dengan berjama’ah, mengenai fasilitas yang diberikan pihak sekolah telah mencukupi dan menunujang bagi terlaksananya pembiasaan sholat dluhur berjama’ah karena awalnya ruang musholla di MAN 1 Pekalongan tidak seluas ini, dan sekarang telah mengalami penambahan serta dari pihak sekolah telah mengupayakan cara agar anak didiknya pada jam istirahat selalu menjalankan pembiasaan yang diwajibkan ini, salah satu caranya yakni melalui pembagian Kelompok dalam pelaksanaan sholat berjama’ah, tujuannya supaya dalam jiwa anak tertanam perilaku keagamaan sehingga anak tersebut memiliki akhlakul karimah, pembiasaan sholat berjama’ah yang dilaksanakan secara wajib dan sadar ini tidak akan berjalan lancar manakala kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah MAN 1 Pekalongan tidak memberi komando langsung kepada guru agama maupun saya selaku pembina keagamaan. Kemudian dukungan dari seluruh anak osis yang berkewajiban
setiap
harinya
untuk
mengajak
teman-temannya
menjalankan sholat berjama’ah dengan perantara gelombang suara yang telah disediakan oleh sekolahan. Adanya hambatan karena anak yang merasa demikian kurang bisa mengerti akan kewajiban sebagai umat
80
islam, dan kurang dapat melawan kemalasan yang melanda jiwa, penyebab utamanya adalah bisikan syaitan. Namun berbeda sama anak yang bisa membrantas perilaku negatif dari sisi syaitan, anak akan sadar akan kewajiban sholat terlebih pelaksanaannya ditekankan berjama’ah sehingga menambah banyak manfa’at untuk diri pribadi anak.25 Muhammad Mustain, Siswa Kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan, berpendapat: Faktor penghambatnya dalam menjalankan pembiasaan sholat berjama’ah karena ruang musholla yang masih kurang luas, sehingga bagi anak yang dikatakan malas pasti itu dapat dijadikan alasan utama untuk tidak mau mengikuti sholat berjama’ah, padahal apapun tindakan kita itu sebenarnya tergantung kitanya sendiri. Kemudian juga faktor penghambat yang lain yang sering saya lihat itu tergantung dengan siapa anak itu berteman, apabila temannya senantiasa mengajak ke hal positif maka anak itu jadi berperilaku baik, namun jika temannya selalu mengajak ke hal-hal yang bermalas-malasan pasti nantinya dia juga akan ikut. Tapi itu semua kembali kepada kita sendiri kak, dan faktor kesadaran beribadah pada Allah sebagai hambanya. Di MAN 1 Pekalongan menerapkan peraturan bagi anak yang tidak melaksanakan sholat berjama’ah mendapatkan hukuman seperti mengelilingi lapangan basket sambil mengucapkan ayat istighfar, sholawat nariyah dan lainya, sehingga keesokan harinya mampu mengarahkan perilaku keagamaan siswa MAN 1 Pekalongan menjadi lebih terkendali.26 Gustama Fatkhul Falah, Siswa kelas XI IPS1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, berpendapat: Faktor penghambat dalam pelaksanaan pembiasaan sholat berjama’ah ini karena ruang mushollanya dan kondisi pasokan air yang sering kehabisan ketika siswa sedang berwudlu, tapi dengan 25
Muhammad. Suud, Guru Agama sekaligus Pembina Keagamaan Siswa MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 07 Mei 2015. 26 Muhammad Mustain, Siswa Kelas XI IPS1 MAN 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 18 Mei 2015.
81
di bagi bergantian, kalau menurut saya sudah tidak menjadi alasan lagi untuk menunaikan sholat dluhur secara berjama’ah, dan melalui hukuman bagi anak yang tidak mau mengikuti kewajiban ini, sehingga keesokan harinya mampu mengarahkan perilaku keagamaan siswa MAN 1 Pekalongan menjadi lebih terkendali. 27 M. Roy Assegaf, Siswa X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, berpendapat: Pembiasaan beribadah sholat berjama’ah yang wajib dilakukan bagi seluruh pihak yang berada di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan ini, menurut saya sebagai siswa tidak terdapat faktor penghambatnya, karena siswa secara sadar melaksanakan sholat berjama’ah dan itu sudah menjadi pembiasaan yang diwajibkan untuk siapa saja yang bersekolah di MAN 1 Pekalongan, adanya berbagai faktor penghambat, hanya bagi anak-anak yang malas menjalankan kewajibannya, tapi itu semua kembali kepada kita sendiri, dan faktor seberapa semangat kita dalam memberantas kemalasan itu dan kesadaran sebagai umat Islam.28 Dari hasil observasi peneliti, faktor penghambat dalam membina perilaku keagamaan siswa melalui pembiasaan sholat berjama’ah yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan antara lain: Pertama, kapasitas pasokan Air dan Ruang Musholla yang masih kurang mencukupi ketika akan digunakan untuk berwudlu dan melaksanakan sholat berjama’ah sehingga penggunaanya menjadi bergantian sehingga waktu yang disediakan untuk pelaksanaan sholat berjama’ah dari jam 12.00 sampai 12.30 tidak sesuai dengan waktunya hingga sampai waktu istirahat ke2 juga digunakan siswa untuk sholat berjama’ah. Kedua, rasa malas dan godaan syaithan yang terkadang mengajak siswa untuk tidak
27
Gustama Fatkhul Falah, Siswa kelas XI IPS1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Rabu, 29 April 2015. 28 M. Roy Assegaf, Siswa X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Rabu, 29 April 2015.
82
menjalankan ibadah sholat berjama’ah, ketiga teman sepergaulannya yang kurang baik sehingga mengajak untuk meninggalkan sholat berjama’ah, sebenarnya beberapa penghambat yang ada dalam pembiasaan beribadah sholat berjama’ah ini bisa diabaikan secara mudah, apabila pada diri seseorang itu terdapat kemauan serta kesadaran akan kewajiban yang harus dijalankan jauh lebih bermanfaat dari pada mudah terhanyut oleh berbagai godaan sesaat atau beberapa situasi yang kurang mendukung.29
29
Observasi, Faktor penghambat terjadinya pembiasaan Sholat Berjama’ah dalam membina Perilaku Keagamaan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekalongan, Rabu, 29 April 2015.