CARA PENANAMAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERIBADAH SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: MULYONO NIM : 111 08 091
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2012
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Dra. Hj. Maryatin DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara MULYONO Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: Mulyono
NIM
: 11108091
Jurusan / Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: CARA
PENANAMAN
KEDISIPLINAN
BELAJAR DAN BERIBADAH SISWA MAN 1 BOYOLALI TAHUN 2012. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Salatiga, 11 Agustus 2012 Pembimbing
Dra.Hj. Maryatin NIP. 1969040299803 2 001
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
SKRIPSI CARA PENANAMAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERIBADAH SISWA MAN 1 BOYOLALI TAHUN 2012 DISUSUN OLEH: MULYONO NIM: 11108091
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam (S. Pd. I). Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd ______________________
Sekretaris Penguji
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji I
: Dra. Hj. Lilik Sriyanti M.Si. ______________________
Penguji II
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd
______________________
Penguji III
: Dra.Hj. Maryatin
______________________
______________________
Salatiga, 31 Agustus 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MULYONO
NIM
: 11108091
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 11 Agustus 2012 Yang menyatakan,
MULYONO NIM: 111 08 091
MOTTO
Seperti apapun hidup, syukurilah, pahami dalam setiap rangkaianya, pasti terkandung banyak makna dan hikmah didalamnya. Ingatlah sesungguhnya tidak ada yang sia-sia dengan hidup ini. Jadikan apa yang menimpa kita sebagai ajang untuk memotivasi diri agar kita bisa hidup yang lebih baik lagi di masa berikutnya demi menggapai ridho dan rahmat-Nya.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: v
Kedua orang tuaku Bapak Gito Martono & Ibu Sarjinem tersayang yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran.
v
Kedua kakakku mas Parmo & mbak Mia, terima kasih atas motivasi yang mas & mbak berikan.
v
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang penulis pilih untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang penulis dapat bermanfaat bagi orang lain dan khususnya bagi diri sendiri.
v
Drs. Hj. Maryatin yang telah bersedia membimbing penulis hingga selesainya pembuatan skripsi ini.
v
Keluarga Besar PAI C angkatan tahun 2008. Terima kasih atas motivasi yang telah teman-teman berikan.
v
Sahabat sejatiku Adnan, Samsul, Mbak Umi dan Mbak Imma Dahliyani yang selama ini memberikan suport dalam kelancaran penyelesaian skripsi.
Semua orang yang telah membantuku dalam penyelesaian skripsi ini.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi robil’alamin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar dan Beribadah Siswa MAN 1 Boyolali Tahun 2012” Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana Beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar dan Beribadah Siswa MAN 1 Boyolali Tahun 2012” Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
3. Dra. Hj. Maryatin, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan. 6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual. 7. Drs. H.Cholid Trenggono, M.Pd, yang telah memberikan ijin penelitian di Madrasah Aliyah 1 Boyolali. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya. Salatiga, 11 Agustus 2012.
MULYONO NIM: 111 08 091
ABSTRAK Mulyono NIM :11108091. Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar dan Beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri Boyolali Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs.Hj. Maryatin. Kata kunci: Model Penanaman kedisiplinan Belajar dan Beribadah . Untuk mewujudkan anak didik mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan aktifitas yang diinginkannya dimasa depan maka penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah sangat dibutuhkan. Permasalahan pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana cara penanaman kedisiplinan belajar?, 2) Bagaimana cara penanaman kedisiplinan beribadah?, 3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penanaman kedisiplinan belajar?, 4) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penanaman kedisiplinan beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, adapun metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) cara penanaman kedisiplinan belajar siswa MAN 1 Boyolali adalah dengan membuat tata tertib siswa, mengisi surat pernyataan sanggup mentaati peraturan, memberikan sanksi bagi yg melanggar tata tertib, memberikan penyuluhan tentang pentingnya disiplin ketika awal pelajaran bagi semua guru, mengaitkan materi pelajaran dengan konsep kedisiplinan, menerbitkan majalah “Al- Ibroh”, dan membentuk guru pamong, 2) cara penanaman kedisiplinan beribadah siswa adalah mengadakan sertifikasi keagamaan, mengadakan tadarusan, kultum, solat dzuhur jamaah, solat jum’at, dan mengadakan pesantren kilat, membagikan ta’jilan, pengumpulan zakat fitrah di bulan Ramadhan, 3) faktor yang mendukung penanaman kedisiplinan belajar adalah kesadaran semua warga sekolah untuk disiplin dan orang tua yang selalu memperhatikan dan memantau perkembangan pendidikan anaknya. Faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran dari siswa untuk disiplin, kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu, dan faktor ekonomi keluarga yang rendah, 4) faktor yang mendukung penanaman kedisiplinan beribadah adalah kesadaran siswa untuk menjalankan perintah agama,guru yang selalu menasehati siswa, lingkungan keluarga yang agamis, dan dukungan orang tua yang selalu memperhatikan dan mengawasi ibadah anaknya. Faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran dari siswa, kurangnya perhatian orang tua, dan lingkungan masyarakat yang jauh dari agama.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
……………………………………………….......
PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN DEKLARASI MOTTO
i
…………………...…………………
ii
………………………….……………………………..
iii
…………………………………………………………...
iv
………………………………………………………………….
v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………..
vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
vii
ABSTRAK ………………………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………..……………………............
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………....
6
C. Tujuan Penelitian …………………………………………..
6
D. Manfaat Penelitian
7
………………………………………...
E. Penegasan Istilah …………………………………………... 7 F. Metode Penelitian
…………………………………………. 9
G. Tahap-tahap Penelitian ……………………………………… 13 H. Sistem Penulisan Skripsi …………………………………… 14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan Belajar
………………………………………. 17
B. Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar …………………….
21
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Kedisiplinan D. Belajar
…………………………………............................... 24
E. Kedisiplinan Beribadah …………………………………….. 36 F. Cara Penanaman Kedisiplinan Beribadah
……………….. .. 39
G. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Kedisiplinan H. Beribadah …………………………………………………… 42 I. Penerapan Cara Kedisiplinan Beribadah
……………….…
45
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MAN I Boyolali ………………………..
53
B. Cara Penanaman Belajar dan Beribadah Siswa di MAN I Boyolali
…………………………………………………...
66
a. Cara penanaman kedisiplinan belajar siswa di MAN I Boyolali ………………………………………………... 66 b. Cara penanaman kedisiplinan beribadah siswa di MAN I Boyolali ………………………………………………... 75 C. Hasil Penerapan Penanaman Kesiplinan Belajar dan Beribadah Siswa MAN I Boyolali
………………………..
79
BAB IV PEMBAHASAN A. Cara Penananaman Kedisiplinan Belajar Siswa MAN I Boyolali
………………………………………………….
81
B. Cara Penananaman Kedisiplinan Beribadah Siswa MAN I Boyolali
………………………………………………….
83
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Kedisiplinan Belajar Siswa MAN I Boyolali
…………………………..
86
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan Beribadah Siswa MAN I Boyolali BAB V
……………………………………
88
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………… 91 B. Saran ……………………………………………………….. 94 C. Penutup …………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. LAMPIRAN – LAMPIRAN ………………………………………………….
96
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1
Daftar Kelas MAN 1 Boyolali …………………………….
59
TABEL 3.2
Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar MAN 1 Boyolali
60
TABEL 3.3
Perlengkapan Administrasi MAN 1 Boyolali ……………… 60
TABEL 3.4
Jumlah Siswa MAN 1 Boyolali
TABEL 3.5
Jumlah Guru Dan Karyawan MAN 1 Boyolali ……………. 62
TABEL 3.6
Daftar Guru Dan Karyawan MAN 1 Boyolali ……………... 62
TABEL 3.7
Kegiatan EkstraKulikuler MAN 1 Boyolali ………………… 65
…………………………… 61
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada masa kini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih. Setiap manusia dapat menggali dan mencari ilmu pengetahuan atau informasi lain yang diinginkan melalui media internet. Dengan teknologi tersebut memudahkan setiap manusia dalam memenuhi segala ilmu dan informasi yang diinginkan. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju banyak hal-hal positif yang dapat diperoleh, namun juga dapat menimbulkan dampak negative. Salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi adalah seorang siswa lupa akan kewajibanya untuk belajar bahkan dia lupa kewajibanya kepada yang menciptakan dirinya yaitu beribadah kepada Sang Khaliq. Dalam Alqur’an Allah berfirman ÇÎÏÈ Èb r߉ ç7÷èu‹Ï9 žw Î)}§ RM} $#ur £` Ågø:$#àM ø)n=yz $tBur
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS.Adz-Dzariyat: 56). Pendidikan
memegang
peranan
penting
dalam
menjamin
kelangsungan kehidupan suatu negara dan bangsa. Karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Begitu juga dengan pendidikan agama islam yang
merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan manusia. Manusia yang siap mengenal, memahami, menghayati,
mengimani,
bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber kitab suci Al-Qur’an dan Hadits. Seorang anak dikatakan memiliki kemampuan memahami dirinya bilamana yang bersangkutan menunjukkan kemampuan yang tertinggi terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, bakat dan minatnya, serta karakteristik pribadi lainya. Untuk mewujudkan anak didik mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan aktifitas yang diinginkannya dimasa depan maka penanaman disiplin belajar dan beribadah sangat dibutuhkan. Siswa setingkat SMU adalah golongan usia remaja merupakan masa terbaik untuk belajar dan menuntut ilmu sebagai bekal untuk meraih cita-cita. Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Bertambahnya kebebasan dari remaja seperti menambah bahan bakar terhadap api, bila banyak dari keinginan-keinginanya langsung dihangat/dirintangi oleh guru dan orang tua. Satu cara untuk mengatasinya adalah meminta siswa untuk mendiskusikan atau menulis tentang perasaan-perasaan mereka yang negatif (Sunarto, dkk, 2006: 150-165).
Kenakalan siswa adalah sebuah fenomena umum yang tidak akan pernah hilang. Kenakalan merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hokum maupun norma sosial (Asfriyati, 2003: 3). Siswa setingkat
SMP
atau SMA sering kali terlibat ke dalam rupa-rupa
kenakalan. Sebut saja, kemalasan untuk belajar, bolos dari kelas, suka menjahili teman,menyontek, membuat keributan di kelas dan kenakalankenakalan lainya yang sering sekali ditemui di lingkungan sekolah, Reaksi yang timbul dari pihak sekolah adalah maki-makian terhadap kenakalan yang siswa-siswa itu lakukan. Para guru dan pihak sekolah lainya terlalu cepat memberi judgment negatif kepada
para
pelaku
kenakalan
tersebut. Siswa dalam menghadapi masalah tersebut sangat membutuhkan bimbingan dari pihak sekolah terutama pendidik agar masalah-masalah yang dihadapi dapat diselesaikan. Karena semua manusia semasa hidupnya terpaksa menghadapi berbagai masalah yang mau tidak mau harus dicari penyelesaianya, baik dia sudah berumur dewasa maupun belum. Barangkali orang tidak merasa mampu menemukan penyelesaianya, maka dia mencari bantuan dari seorang ahli, tergantung dari jenis masalahnya (Winkel 1991:11). Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun pendidik adalah menanamkan kedisiplinan belajar dan beribadah. Bila dihayati dan dicermati secara seksama, pendidik sangat diperlukan. Apalagi sekarang kita berada didalam era globalisasi dan
tentuanya
dampak
dari
semua
itu
akan
berpengaruh
terhadap
perkembangan anak didik. Tingkat kerawanan yang menimpa anak didik perlu selalu dikuatirkan dan tentunya pendidik lebih tahu anak didiknya. Pendidik ikut bertanggungjawab secara moral untuk mengantisipasi agar anak didiknya agar tidak terbawa oleh arus dunia global yang lebih bersifat negatif, arahkan kearah yang lebih kearah positif, dan berikan arahan dan bekal agar anak didik memiliki kekebalan terhadap macam-macam penyakit sosial yang terus melanda dunia. Pelanggaran-pelanggaran norma atau etika siswa dalam dunia pendidikan, lebih banyak merupakan gejala yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan yang ada. Salah satu faktor yang memegang peran penting adalah sekolah, sebab pengaruh sekolah bukan hanya didalam proses perkembangan individu anak saja, tetapi juga merupakan alternatif yang tepat untuk membimbing perkembangan dan pertumbuhan jangka selanjutnya. Untuk menekan meluasnya kenakalan siswa ini, guru dan pihak sekolah khususnya pendidik harus mampu melakukan refleksi terhadap diri mereka, lingkungan sekolah dan juga pribadi-pribadi peserta didik tersebut. Pendidik memahami faktor munculnya kenakalan ini, sehingga solusi yang tepat dapat di design. Orang Muslim yang berkepribadian muslim dan memiliki cita-cita yang luhur dan suci yang memilik rintangan atau kendala-kendala yang menghalangi berkembangnya sekolah tersebut. Seperti keadaan dewasa ini kemajuan yang mengakibatkan timbulnya kebutuhan dalam masyarakat.
Dari sinilah siswa akan mengalami berbagai masalah yang timbul dalam dirinya, misal masalah pendidikan, masalah sosial, masalah pribadi dan sebagainya. Keadaan di MAN 1 Boyolali siswanya adalah usia remaja yang belum mengontrol ego dan emosinya dan pada usia ini mulai berhadapan dengan masalah dalam hidupnya yang tidak dapat dipecahkan sendiri. Hal ini karena usia remaja usianya masih labil dan belum mempunyai pedoman hidup yang kokoh. Disamping itu, kondisi siswa di MAN 1 Boyolali sangat heterogen dalam tingkah lakunya yang berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Karena siswa di MAN 1 Boyolali tidak hanya berasal dari MTs saja tetapi juga dari SMP. Disamping itu juga terdapat perbedaan status sosialnya, baik yang berasal dari desa maupun kota. Oleh karena itu, penanaman disiplin belajar dan beribadah yang diterapkan di MAN 1 Boyolali akan sangat penting, karena hal tersebut akan memberikan solusi pada siswa-siswa yang bermasalah melalui pendekatan rohani dan pentinya kedisiplinan Berangkat dari permasalahan ini maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar dan Beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah Didalam penyusunan skripsi ini penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai sebagai berikut : 1. Bagaimana cara penanaman kedisiplinan belajar Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali? 2. Bagaimana cara penanaman kedisiplinan beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali? 3. Faktor
apa saja yang mendukung dan menghambat penanaman
kedisiplinan belajar Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali? 4. Faktor
apa saja yang mendukung dan menghambat penanaman
kedisiplinan beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui cara penanaman kedisiplinan belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. 2. Untuk mengetahui cara penanaman kedisiplinan beribadah siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman kedisiplinan belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman kedisiplinan beribadah siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoretik Manfaat secara teoritik yang diperoleh dari penelitian ini adalah menambah khasanah keilmuan pendidikan pada jurusan Tarbiyah Progdi PAI STAIN Salatiga khususnya dalam kedisiplinan belajar dan beribadah. 2. Praktis Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah bagi siswa dengan adanya penanaman kedisiplinan belajar dan kedisiplinan beribadah menjadikan prestasi belajar dan beribadah meningkat. Siswa mudah diarahkan sehingga kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru menjadi membaik. Proses belajar mengajar dan kedisiplinan menjadi kundusif dan kualitas sekolah meningkat khususnya dalam masalah kedisiplinan belajar dan beribadah.
E. Penegasan istilah 1. Cara penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah a. Penanaman kedisiplinan belajar Penanaman adalah perbuatan, cara memasukkan atau melekatkan (Poerwadarminta, 2006: 1198). Kedisiplinan adalah ketaatan dan kepatuhan pada aturan tata tertib (Poerwadarminta, 2006: 296). Disiplin juga didefinisikan sebagai proses belajarmengajar yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri
C. Unell, 1994: 4).
Belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu (Poerwadarminta, 2006: 296). Clark Hull tokoh aliran behavioristik. Menurutnya belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon (Budiningsih, 2005: 22). Cara penanaman kedisiplinan belajar yang dimaksud disini adalah suatu cara yang dilakukan untuk mematuhi aturan tata tertib dalam rangka memperoleh kepandaian ilmu pengetahuan. b. Beribadah Beribadah adalah menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan
oleh
agama
dengan
sungguh-sungguh
(Poerwadarminta, 2006: 430). Ibnu Taimiyah, memberikan pengertian ibadah menurut istilah syarak dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya (Basyir, 2001: 11). Beribadah yang dimaksud disini adalah mematuhi aturan dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi yang dilarang-Nya yang tertuang dalam rukun islam dengan sungguh-sungguh. 2. Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali adalah siswa Madrasah Aliyah yang sederajat dengan
siswa SMA dan SMK dan berada
dibawah naungan Kementrian Agama.
Kesimpulan pengertian judul yang dimaksud adalah cara yang diterapkan bagi siswa untuk mematuhi aturan tata tertib dalam rangka memperoleh kepandaian ilmu pengetahuan dan utuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya yang tertuang dalam rukun islam dengan sungguh-sungguh di MAN 1 Boyolali.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Margono adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang
secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahanya (2000: 36). Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2002 : 3). Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis testing. Sehingga teori yang dihasilkan bukan teori subtantif dan teoriteori yang diangkat dari dasar. Dalam penelitian kualitatif ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersifat diskriptif tentang
penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan datadata di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian namun berfungsi sebagai instrumen pendukung, oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainya di sini mutlak diperlukan. 3. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini mengambil lokasi di MAN 1 Boyolali Jln.Kates. Adapun waktu penelitian akan dilaksanakan hari Senin tanggal 21 Mei sampai 21 Juni 2012. 4. Sumber Data Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan
atau
tempat
penelitian dengan
mengamati atau
mewawancarai. Peneliti mengunakan data ini untuk mendapatkan
informasi langsung tentang model penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah di Madrasah aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun 2012. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari wali kelas, guru BP, Wakakesiswaan,Sekbid Agama dan Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun 2012. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainya yang berkaitan dengan model penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah. Data ini dapat dari buku, majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, hasilshasil studi, hasil survei, studi historis dan sebagainya. 5. Prosedur Pengumpulan Data a. Wawancara Metode wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan tanya-jawab yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Hadi, 1986:193). Adapun nara sumbernya adalah wali kelas, guru BP, seksi agama, Wakakesiswaan dan Kepala Madrasah, teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang cara penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun 2012.
b. Observasi Metode observasi sebagai tekhnik, dimaksudkan sebagai pengambilan data dengan cara melalui pemungutan dan pencatatan dengan
sistematis
(Hadi,1986:136).
fenomena-fenomena
yang
diselidiki
Adapun pada teknik ini penulis gunakan
untuk melengkapi data tentang tentang model penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa Madrasah aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun 2012. c. Dokumentasi Yaitu suatu penelitian yang ditujukan pada penguraian Teknik ini penulis gunakan untuk memuat dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumen (Surahmat,1982:132). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang : 1) Jumlah siswa MAN 1 Boyolali. 2) Gambaran umum tentang MAN 1 Boyolali. 3) Tata tertib MAN 1 Boyolali. 4) Dan lain-lain yang berguna dalam penelitian. 6.
Analisis Data Miler dan Hubermen dalam Emzir (2011:129) menggmbarkan bahwa analisis data kualitatif model alir akan melalui 3 alur, meliputi; redusi data, penyajia data dan penarikan kesimpulan. Sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubermen berkaitan dengan gambaran yang berkaitan dengan gambaran mengenai analisis kualitatif model
alir, penelitian yang penulis lakukan ini juga menerapkan analisis data kualitatif model alir. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan tranformasi data yang muncul dari data-data tertulis dilapangan. Gambaran dari penjelasan tersebut dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Masa pengumpulan data ------------------------------------------------------------REDUKSI DATA Antisipasi
Selama
Pasca
PENYAJIAN DATA Selama
Pasca
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI Selama
Pasca
Gambar1. Komponen-komponen Analisis Data: Model Alir
Penyajian data yang dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap informasi yang terkumpul yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, melalui kesimpulan-kesimpulan sementara untuk menuju kesimpulan akhir yang memiliki kepercayaan tinggi setelah data mencukupi untuk penarikan kesimpulan.
G. Tahap-tahap Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis melalui empat tahap sebagai berikut:
1.
Tahap Sebelum ke Lapangan Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian.
2.
Tahap Pekerjaan Lapangan Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut di lakukan.
3.
Tahap Analisis Data Meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan wawancara dengan wali kelas, guru BP, seksi agama, Wakakesiswaan dan Kepala Madrasah Tahap Penulisan Laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada pemberian makna. Selain itu peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing guna penyusunan laporan selengkapnya.
H. Sistematika Penulisan Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah
Bab I
: Pendahuluan Dalam bab ini penulis sajikan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
: Kajian pustaka Dalam bab ini penulisan skripsi meliputi tentang pengertian kedisiplinan belajar, cara penanaman kedisiplinan belajar, faktor-faktor
penghambat
dan
pendukung
penanaman
kedisiplinan belajar. Pengertian kedisiplinan beribadah, cara penanaman kedisiplinan beribadah, faktor-faktor penghambat dan pendukung penanaman kedisiplinan beribadah. Penerapan cara
penanaman
kedisiplinan
belajar
dan
kedisiplinan
beribadah. Bab III : Paparan data dan temuan penelitian Dalam bab ini berisikan gambaran umum madrasah aliyah negeri 1 Boyolali yang terdiri dari sejarah berdirinya, fasilitas pendidikan yang tersedia, visi dan misi, keadaan siswa, guru, dan struktur organisasi di MAN 1 Boyolali. Cara penanaman kedisiplinan belajar, faktor pendukung dan penghambat. Cara penanaman kedisiplinan beribadah, faktor penghambat. Bab IV : Pembahasan
pendukung dan
Analisis data pada bab ini berisi tentang kesimpulan cara penanaman
kedisiplinan
belajar
dan
beribadah,
pendukung dan penghambat di MAN 1 Boyolali. Bab V
: Penutup Berisi kesimpulan, saran dan penutup.
faktor
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KEDISIPLINAN BELAJAR 1. Pengertian Disiplin Menurut kamus bahasa indonesia, kata “disiplin” memiliki beberapa makna diantaranya, menghukum, melatih, dan mengembangkan kontrol diri sang anak. Marilyn E. Gootman, Ed. D., seorang ahli pendidikan dari Universsityof Georgia di Athens, Amerika, dalam Imam Ahmad Ibnu Nizar mengemukakan bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali prilaku yang salah lalu mengoreksinya (2009:22). Berdasarkan
penjelasan diatas dapat diperdalam penjelasannya
bahwa, melatih dan mendidik anak dalam keteraturan hidup kesehariannya akan memunculkan watak disiplin. Melatih anak untuk mentaati peraturan akan sama halnya dengan melatih mereka untuk bersikap disiplin. Sebelum memberikan contoh, disiplin pada siswa tidak secara langsung dilakukan oleh seorang guru, akan tetapi dilakukan terlebih dahulu oleh orang tua, karena orang tua nyalah yang lebih dominan mendidik anaknya untuk menjadi disiplin sebelum sang guru Misalnya, bila seorang siswa terbiasa dengan peraturan jam belajar, yaitu seperti kapan harus membaca AlQur’an? Hari apa untuk membersihkan lingkungan di sekitar rumah?
Kapan harus latihan mencuci pakaian? Jam berapa harus pergi ke sekolah? Dan kapan waktunya bermain? Dan masih banyak yang lain. Berdasarkan contoh diatas apabila semua dilakukan secara rutin, maka lama-lama siswa akan terbiasa dan terlatih pada diri anak untuk melakukan serta menaati peraturan yang ada.maka dari itu bila orang tua telah dapat melakukan hal tersebut, secara tidak langsung guru akan mudah untuk mengatur. Karena siswa tersebut telah memiliki kedisiplinan sejak dini ( Nizar, 2009:22-23). Disiplin sebagai seorang guru terdiri dari empat hal, yaitu sebagai berikut : a. Disiplin Waktu Displin waktu merupakan suatu hal yang utama bagi seorang guru. Waktu masuk sekolah biasanya menjadi para meter utama kedisiplinan seorang guru. Apabila guru masuk sebelum bel dibunyaikan, berarti dia guru yang disiplin, kalau guru masuk pas bel berbunyi, maka dapat dikatakan guru tersebut kurang disiplin, dan jikalau guru masuk setelah bel berbunyi, maka guru tersebut dinilai tidak disiplin, serta sekaligus telah melanggar aturan sekolah yang telah ditetapkan dan disepakati. Kita sebagai calon seorang guru nantinya, jangan menyepelekan disiplin waktu. Usahakan tepat waktu pada jam masuk sekolah. Begitu juga pada jam mengajar, kapan masuk dan kapan keluar, harus sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan agar tidak menggangu jam guru yang lainnya.
b. Disiplin Menegakkan Aturan Disiplin menegakkan aturan sangat berpengaruh pada kewibawaan guru. Kemudian pemberian sanksi yang yang diskriminatif harus ditinggalkan. Karena apa, murid sekarang ini cerdas dan kritis, sehingga bila diperlakukan semena-mena dan pilih kasih, mereka akan memakai cara mereka sendiri untuk menjatuhkan harga diri guru. Selain itu juga, pilih kasih dalam agama sangat dibenci. Keadilan harus ditegakkan dalam keadaan apapun. Karena, keadilan itulah yang akan mengantarkan kehidupan kearah kemajuan, kebahagiaan, dan kedamaian diantara semua pihak. c. Disiplin Sikap Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri merupakan langkah awal untuk menata prilaku orang lain. Misalnya, disiplin untuk tidak marah, tergesa-gesa, dan gugup dalam bertindak. Disiplin seperti ini perlu latihan dan usaha yang kuat. Karena, setiap saat ada godaan yang mengajak kita untuk melanggarnya. Dalam melaksanakan disiplin sikap, kita tidak boleh mudah tersinggung dan cepat menghakimi seseorang hanya persoalan sepele. Selain itu juga, kita harus mempunyai keyakinan yang kuat bahwa kalau kita disiplin memegang prinsip kita dan prilaku baik dalam kehidupan ini, niscaya insyaallah kesuksesan akan menghampiri kita.
d. Disiplin dalam Beribadah Menjalankan ajaran agama juga menjadi barometer utama dalam kehidupan ini. Sebagai seorang guru, menjalankan ibadah adalah hal yang sangat penting. Kalau guru menyepelekan masalah agama, maka secara tidak langsung muridnya akan meniru, bahkan lebih dari itu. Oleh karena itu, kedisiplinan guru dalam menjalankan agama akan berpengaruh terhadap pemahaman dan pengamalan murid terhadap agamanya. Akan tetapi sebaliknya, kalau seorang guru malas dan suka terlambat menjalankan sholat, tidak pernah puasa senin-kamis, dan tidak pernah sedekah misalnya, maka bisa jadi murid-muridnya tidak lebih sama, bahkan lebih jelek. Disinilah pentingnya kedisiplinan guru dalam beribadah menjalankan ajaran agamanya yang mana sebagai manusia yang mempunyai tanggung jawab kepada Tuhannya dalam hidup dan kehidupan didunia sampai akhirat nanti (Asmani, 2009: 9496). 2. Pengertian belajar Belajar
adalah
berusaha
memperoleh
kepandaian
atau
ilmu
(Poerwadarminta, 2006: 296). Clark Hull dalam Asri Budiningsih definisi belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Definisi
disiplin belajar sangat banyak dari ahli-ahli pembelajaran, pengertian disiplin belajar yang dimaksud adalah kesadaran diri untuk mengendalikan atau mengontrol dirinya untuk sungguh-sungguh belajar (2005:22).
Berpijak pada definisi tersebut, disiplin belajar adalah suatu bentuk kesadaran diri untuk mengendalikan dirinya. Dalam hal ini, disiplin belajar berfungsi sebagai pengendali diri yang berada pada diri orang tersebut sehingga belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan dan penuh sukacita/bersyukur. Spesifikya yaitu orang yang berdisiplin belajar akan belajar tanpa paksaan dan sadar untuk belajar dan untuk mampu disiplin dalam belajar memerlukan suatu perenungan untuk terus bertanya pada diri mengapa saya harus belajar hingga orang tersebut memperoleh suatu alasan yang mendalam dan memuat spiritualitas, emosi dan kognitif mengapa harus belajar (http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/14/disiplin-belajar).
B. Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar Setelah seorang guru mengetahui masalah-masalah siswa, maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran, hal ini dilakukan untuk mendongkrak semangat serta kemampuan akademik para siswa yang kesulitan dalam belajar. Khususnya dalam pembelajaran, merupakan bentuk khusus dari yang diberikan kepada beberapa muridnya yang mengalami kesulitan belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayaninya, seperti bahan pelajaran, metode, media dan cara penyampaiannya. Maka dari itu dalam perbaikan pembelajaran ini diperlukan guru yang memiliki suatu kepandaian dalam mengolah bahasa dan memiliki kedisiplinan yang tinggi. Selain itu juga diperlukan humoritas dalam pembelajaran tersebut, guna
untuk meminimalisir ketegangan dalam belajar. Karena kalau tidak, maka para siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar, yang akhirnya menyebabkan murid tidak dapat memahami apa yang diajarkan. Maka dari itu perlu dilakukan beberapa hal yaitu: 1. Cara yang ditempuh Kegiatan pokok dalam perbaikan ini terletak pada usaha memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan oleh murid berkenaan dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Oleh sebab itu, guru tidak perlu lagi mengulang-ulang pelajaran yang telah disampaikan. Jadi dalam hal ini guru mengulang bagian manakah yang belum di pahami oleh muridnya. Untuk mengetahuinya, dapat dilakukan dengan cara tanya jawab, demonstrasi, latihan, pemberian tugas dan evaluasi. Sedangkan dalam peraturan pendidikan nasional memberikan dua cara yang dapat dilakukan, yaitu: a.
Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu. Cara ini merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk dilakukan, karena merupakan implikasi dari peran guru sebagi “tutor”.
b.
Pemberian tugas atau perlakuan secara khusus yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran reguler. Adapun penyederhanaan itu dapat dilakukan guru, anatara lain melalui: 1)
Penyederhanaan isi/ materi pembelajaran untuk KD tertentu
2)
Peyederhanaan
cara
penyajian
(misalnya:
menggunakan
gambar, grafik, memberikan rangkuman yang sederhana, dll). 3)
Penyederhanaan
soal/
pertanyaan
yang
diberikan
(Depdiknas,2004). Sedangkan menurut
Bradifield dalam Samsul dkk, makalah
manajemen kelas menyarankan: a.
Berikan
tugas-tugas
singkat
kepada
murid,
dengan
mempertimbangkan penyelesain tugas sebelumnya. b.
Hindari memberikan petunjuk dengan panjang lebar dan sukar dipahami murid.
c.
Berikan sebanyak mungkin dorongan atau motivasi, agar murid mau menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan.
d.
Hindari pemberian tugas-tugas yang terlalu berat dan usahakan menumbuhkan suatu kecintaan untuk belajar secar baik, dll.
2. Waktu pelaksanaan a. Dilakukan setelah tes/ ujian kompetensi tertentu, jika ada satu atau lebih indikator dan kompetensi dasar yang belum dikuasai oleh peserta didik. b. Di luar jam mengajar, yaitu dengan memberi tugas pada peserta didik. Misalkan dengan portofolio (Samsul dkk, 2011:10).
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Kedisiplinan Belajar 1. Faktor Pendukung Kedisiplinan
merupakan
tingkah
laku
manusia
yang
kompleks,karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya. Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang. Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung
bagaimana
pengoptimalannya.Sehubungan
manusia
memiliki dua potensi dasar tersebut, maka manusia memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan aturan maka perlu upaya optimalisasi daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk penanaman disiplin dan kepatuhan. Upaya-upaya tersebut baik melalui pembiasaan-pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturanyang mengatur
tingkah
lakunya,
kebijaksanaan,
sistem
sanksi,
danpenghargaan bagi pelaku dan pengawasan. Ada dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku disiplin yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991:166). Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal
dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan, dan (4) tujuan (Haditono 1984:36). Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor siswa harus diperhatikan, mengingat siswa memiliki potensi dan kepribadianyang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu siswa secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan. Selain faktor siswa itu sendiri, sikap pendidik juga mempengaruhi kedisiplinan bagi siswa. Agama mengajarkan kepada umatnya, bahwa belajar merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan. Dalam ajaran islam kita menemukan dalam hadist nabi bahwa “Barang siapa mencari ilmu, maka Tuhan akan memudahkan atau memperlancar baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim). Hadist lain juga mengemukakan: “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina” (HR. Ibnu Abdul Bari). Bagi siswa yang mengimani ajaran agama, maka dapat dipastikan dia akan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar , sikap yang tinggi untuk disiplin dalam belajar .Kebiasaan belajar siswa yang positif dapat menjadi faktor pendukung dalam penanaman kedisiplinan belajar menjadi berhasil. Kebiasaan-kebiasaan siswa yang dapat menjadi faktor pendukung penananan kedisiplinan belajar yaitu:
a. Menyenangi pelajaran b. Merasa senang untuk mengikuti kegiatan belajaryang diprogamkan sekolah. c. Mempunyai jadwal belajar yang teratur d. Mempunyai disiplin diri dalam belajar( bukan karena orang lain) e. Masuk kelas tepat pada waktunya f. Memperhatikan penjelasan guru g. Mencatat pelajaran dalam buku khusus secara rapi dan lengkap h. Senang mengajukan pertanyaan apabila tidak memahaminya i.
Berpartisi pasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas
j.
Membaca buku-buku pelajaran secara teratur
k. Mengerjakan tugas-tugas atau PR dengan sebaik-baiknya l.
Meminjam buku-buku keperpustakaan untuk menambah wawasan keilmuan
m. Ulet atau tekun dalam melaksanakan pelajaran praktek n. Senang membaca buku-buku lain, majalah, atau koran yang isinya relevan dengan pelajaran atau progam studi yang ditempuhnya o. Tidak mudah putus asa apabila mengalami kegagalan dalam belajar seperti tidak lulus tes, atau nilainya rendah (Syamsu, 2006:117118). 2. Faktor Penghambat Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang siswa dan menghambat proses belajarnya. Masalah-masalah
tertentu, yang dialami oleh murid dapat berkenaan dengan keadaan dirinya, misalnya, berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya menimpa muridmurid yang terbelakang saja, akan tetapi bisa jadi menimpa muridmurid yang pandai dan cerdas. Pada dasarnya masalah-masalah belajar dibagi menjadi beberapa golongan,yaitu: a. Sangat cepat dalam belajar Yaitu murid-murid yang memiliki kecerdasan yang sangat tinggi. Yaitu IQ nya diatas 130 lebih. Maka dia perlu tugas-tugas khusus yang lebih terencana. b. Keterlambatan akademik Yaitu murid yang tampak memiliki kecerdasan normal, akan tetapi tidak dapt memanfaatkannya dengan baik. c. Lambat belajar Yaitu murid yang memiliki kemampuan yang kurang memadai. Mereka memiliki IQ sekitar 70-90, sehingga ia perlu mendapatkan bantuan khusus. d. Penempatan kelas Yaitu murid-murid yang umur, kemampuan dan minat-minat sosial yang terlalu besar dan kecil untuk kelas yang ditempatinya, kurang
motivasi dalam belajar yaitu: murid-murid yang kurang semangat dalam belajar, mereka tampak jera dan malas. e. Sikap dan kebiasaan buruk Yaitu murid-murid yang yang kegiatan atau perbuatan belajarnya berlawanan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya, seperti menunda-nunda tugas, belajar kalau mau ujian saja, kehadiran di sekolah yaitu: murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga sebagian besar kehilangan kegiatan belajarnya. Suatu masalah tidak mungkin terjadi apabila tidak ada faktor penyebabnya. faktor yang menyebabkan seorang siswa memiliki masalah belajar dan hal ini menjadi faktor penghambat guru dalam menanamkan kedisiplinan belajar bagi siswa yaitu: a. Faktor-faktor yang bersumber dari siswa 1) Tingkat kecerdasan rendah Perlu kita ketahui bahwa, tingkat kecerdasan setiap individu sangatlah berbeda. Yang mana bila murid yang memiliki kecerdasan yang tinggi, maka secara langsung ia akan mudah memecahkan masalah atau persoalan-persoalan dengan cepat, tepat dan berhasil. Akan tetapi anak yang memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka ia akan mengalami kesulitan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ia hadapi (dalam arti mengalami kesulitan dalam belajar).
2) Kesehatan sering terganggu Dalam belajar, tidak hanya melibatkan pikiran saja, akan tetapi diperlukan juga kesehatan jasmani yang segar. Apabila keadaan jasmaniah siswa kurang fit, misalnya: kurang vitamin, kurang gizi, tidak berdaya, dll, maka besar kemungkinan orang yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. 3) Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik. Penglihatan dan pendengaran merupakan alat terpenting untuk belajar. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi dengan baik, maka penjelasan guru atau buku bacaan tidak dapat memahami secara sempurna. 4) Gangguan alat perseptual. Setelah pesan diterima oleh mata dan telinga, maka kemudian pesan tersebut dikirimkan ke otak, sehingga pesan itu dapat di tafsirkan.langkah itulah disebut dengan persepsi. Yang terjadi dalam persepsi dalah proses pengolahan tanggapan baru (yang diterima melalui panca indra) dengan pertolongan ini akan menghasilkan arti atau makna tertentu. Akan tetapi persepsi itu bisa salah. Dalam hal ini tanggapan yang diterima oleh alat indra tidak dapat diartikan sebagai mana mestinya.
5) Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik. Kegagalan
belajar
bukan
semata-mata
disebabkan
kecerdasan rendah atau faktor-faktor kesehatan, tetapi juga disebabkan karena tidak menguasai cara-cara belajar dengan baik. Hal ini berarti bahwa, murid yang cara-cara belajarnya baik cenderung memperoleh hasil yang lebih baik pula. b. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga 1) Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai. Hasil belajar yang baik tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru didepan kelas, tetapi juga membutuhkan alat-alat yang memadai, seperti pensil, buku, pena, dll. Lebih lagi alat-alat tersebut harus disediakan oleh murid secara sendiri. Nah hal ini akan memberatkan bagi orang tua murid yang kurang mampu. Maka murid yang bersangkutan akan menanggung resiko-resiko yang tidak diharapkan. 2) Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua. Pendidikan tidak hanya berlangsung disekolah/ madrasah saja, akan tetapi juga di dalam keluarga. Sayangnya masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa, tugas mendidik anak adalah kewajiban sekolah, orang tua hanya berkewajiban memenuhi kebutuhan pokok, seperti makan, minum, pakaian,
dan lain-lain. Banyak sekali orang tua yang sibuk mencari uang, sampai-sampai tidak sempat
memberi perhatian, waktu,
mengontrol dan memperhatikan anaknya dalam belajar. 3) Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak. Di samping adanya orang tua yang tidak perhatian pada anaknya, terdapat pula orang tua yang memiliki pengharapan yang sangat tinggi terhadap anak-anaknya. Sebenarnya bagus juga, akan tetapi kalau hal ini tidak dipertimbangakan dengan kemampuan yang dimiliki anak, maka anak tersebut kan merasa terkekang,
terbebani,
tersiksa,
bahkan
nantinya
akan
menimbulkan putus asa serta acuh tak acuh pada siswa itu sendiri. 4) Orang tua pilih kasih terhadap anak Keadaan anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama. Dengan kata lain, mereka dilahirkan dengan membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang dilahirkan dengan membawa potensi lebih tinggi dalam menerima dan memahami materi pelajaran , ada juga anak yang dilahirkan dengan membawa potensi yang rendah atau sulit dalam memahami materi pelajaran. Ada anak yang sesuai dengan harapan orang tua dalam memperoleh prestasi nilai disekolah ada juga yang tidak. Rupanya tidak semua orang tua dapat menerimanya, ada yang menolaknya. Penolakan ini memang
tidak dinyatakan secara terang-terangan, akan tetapi dengan perlakuan tertentu. Misalnya; menyanjung-nyanjung anak yang dianggap memenuhi harapan, dan mengabaikan serta mencela anak yang dianggap tidak memenuhi harapannya. c. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah/madrasah dan masyarakat. Masalah-masalah yang dialami murid tidak hanya bersumber dari keadaan rumah tangga atau keadaan siswa. Akan tetapi juga dapat bersumber dari sekolah/ masyarakat. Misalnya; kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan pelajaran, metode mengajar kurang sesuai, alat-alat dan media pengajaran kurang memadai. Masyarakat merupakan lingkungan yang lebih besar dari pada lingkungan keluarga dan sekolah sehingga masalah-masalah yang munculpun semakin berpengaruh terhadap siswa antara lain warga masyarakat yang kurang peduli dengan pendidikan, kebiasaan masyarakat yang jelek (minum-minuman keras, berjudi). Dari kebiasaan-kebiasaan ini seorang siswa yang tidak memiliki penopang jiwa yang kuat akan mengikutinya sehingga prestasi belajar dan kedisiplinan belajarpun akan rusak bahkan hilang. 3. Penerapan Kedisiplinan Belajar Untuk terciptanya suasana belajar yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib
dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadap siswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baikberikut langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan semangat belajar bagi siswa yang dapat menghantarkan seorang siswa lebih disiplin dalam belajar. Enam langkah menumbuhkan semangat belajar: a. Mulailah belajar Langkah dalam menumbuhkan kedisiplinan dalam menyelesaikan suatu target belajar, langkah pertama adalah memulai,yang kedua adalah memulai lagi. Maksudnya adalah ketika kita memulai untuk belajar pasti sulit tapi dengan kita melakukan langkah untuk belajar lagi maka kebiasaan dan kedisiplinan untuk belajar ini akan muncul. b. Pilihlah seorang teladan Cara yang paling baik untuk meningkatkan prestasi belajar adalah dengan menghadapkan seorang teladan. Cara ini sangat bagus karena dengan begitu seorang siswa akan termotivasi untuk meniru bahkan ingin sama seperti yang dia teladani. c. Penuh semangat dan percaya diri Setiap siswa harus yakin bahwa dia memiliki kemampuan untuk berhasil dalam belajar. Semangat dan kepercayaan itulah yang akan memberikan kemungkinan untuk memperluas usaha belajar belajar. Banyak kegagalan para siswa disebabkan karena sikap ragu-ragu dalam menghadapi ujian, bahkan takut sama sama sekali untuk maju
tes. Janganlah cemas, ragu-ragu karena berarti mematikan kegairahan untuk melangkah. d. Milikilah rasa ingin tahu Gunakan rasa ingin tahu untuk memacu kegairahan belajar sepanjang hari. Bertanyalah jika tidak paham karena dengan demikian kita akan mendapat banyak ilmu dan wawasan. e. Curahkan perhatian sepenuhnya Taruhlah perhatian dan konsentrasi penuh pada hal yang sedang kita
pelajari.
Artinya
pusatkan
pikiran
untuk
belajar
dan
kesampingkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan belajar bahkan yang bisa menggangu kegiatan belajar. f. Buatlah variasi dalam belajar Kebanyakan siswa mengira bahwa
belajar ditafsirkan hanya
membaca dan menghafal, hal ini keliru karena seseorang bisa mengerti dan memahami suatu pelajaran atau materi sesuai dengan caranya masing-masing sesuai variasi-variasi yang mereka suka (Lilik, 1996: 17-20). Selanjutnya Lucien B Kinney, dalam Mulyani S.Sumantri (1987:10), telah mengadakan studi tentang pembinaan disiplin di kelas, menyatakan disiplin dapat ditingkatkan dengan: a. Mengadakan perencanaan kooperatif dengan siswa. b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggungjawab kepada siswa. c. Membina organisasi dan prosedur di kelas secara demokratis.
d. Mengorganisir kegiatan kelompok oleh siswa, member kesempatan untuk kerja sama. e. Memberi kesempatan berfikir kritis dan punya ide sendiri, terutama dalam mengemukakan dan menerima pendapat. f. Memberikan kesempatan berpartisipasi secara luas dalam berbagai kegiatan edukatif sesuai dengan kesanggupan siswa itu sendiri. g. Menciptakan
kesempatan
untuk
mengembangkan
sikap
yang
dikehendaki secara psikologis, sosiologis, dan biologis. Dalam rangka mengembangkan disiplin diri siswa dalam belajar. Syamsu Yusuf LN (1989:60), mengemukakan ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian guru yaitu sebagai berikut: a. Guru menjadi model bagi siswa Guru hendaknya berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral, sehingga ia menjadi figure sentral bagi siswa dalam menerjemahkan nilai-nilai tersebut perilakunya, seperti berlaku jujur, berdisiplin dalam melaksanakan tugas, rajin belajar dan bersikap optimis dalam menghadapi persoalan hidup. b. Guru memahami dan menghargai pribadi siswa Guru hendaknya memahami bahwa setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangannya, guru mau menghargai pendapat siswa, guru hendaknya tidak mendomonasi siswa, guru hendaknya tidak mencemooh siswa jika nilai pelajaranya kurang atau pekerjaan
rumahnya kurang baik, guru perlu memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku atau berprestasi baik. c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa 1) Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan yang bersuasana membantu perkembangan siswa 2) Memberikan informasi tentang cara-cara belajar yang efektif 3) Mengadakan dialog tentang tujuan dan manfaat peraturan belajar yang diterapkan di sekolah (guru) dengan siswa. 4) Membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. 5) Membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar 6) Membantu siswa yang mengalami masalah, terutama masalah belajar dan memberikan informasi tentang nilai-nilai yang berlaku, dan mendorong siswa agar berperilaku sesuai nilai-nilai tersebut.
D. Kedisiplinan Beribadah 1. Pengertian Kedisiplinan Disiplin mempunyai arti mentaati peraturan perundang-undangan. Dalam bahasa arab disiplin sering dipakai dalam menterjemahkan katakata sajaah, al iqdam, yang artinya melakukan sesuai dengan peraturan atau perundang-undangan dan sikap berani. Maka dari itu disiplin berarti perbuatan seseorang yang selalu mengikuti peraturan yang berlaku. Beberapa batasan mengenai pengertian disiplin para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Elizabeth B. Hurlock, memberikan pengertian disiplin adalah “Suatu keadaan tata tertib dimana adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dengan kesadaran sendiri”(http://id.shvoong.com). b. Y singgih D Gunarso menyatakan bahwa disiplin adalah “Tegas dalam hal apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang, dan tidak boleh dilakukan” (Gunarsa,1995). c. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disiplin adalah “ketaatan kepada peraturan” (KBI, 1996:237). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kedisiplinan adalah keadaan yang berada dalam keadaan tertib, teratur, dan semestinya, serta tiada suatu pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Pengertian beribadah Dari segi bahasa, kata ibadah berarti taat,tunduk,merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 1984). Adapun kata Ibadah menurut istilah berarti menghambakan diri yang sepenuh-penuhnyauntuk mencapai keridhoan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat. (Ash-Shiddiqy, 1954:4). Dalam pengertianya yang menyeluruh, ibadah dalam islam merupakan jalan hidup yang smpurna. Nilai hakiki ibadah terletak pada keterpaduan antara tingkah laku, perbuatan, dan pikiran, antar tujuan dan alat, serta teori dan aplikasi. Islam dengan tegas memandang amal (aktivitas) bernilai ibadah apabila dalam pelaksanaanya manusia menjalin
hubungan dengan Tuhanya serta bertujuan merealisasikan kebaikan bagi dirinya dan masyarakatnya (Munzier, 2000:155). Dalam kehidupan dunia ini setiap manusia dituntut bahkan diwajibkan untuk disiplin dalam beribadah, belajar dan lain-lain. Sekolah yang maju hanya akan menerima tenaga pengajar dan karyawan yang professional dan memiliki kedisiplinan kerja yang tinggi, sebab dengan bekal professional dan disiplin mereka akan kinerja yang maksimal, sehingga dengan adanya guru yang professional dan disiplin akan menghasilkan siswa yang berkualitas pula. Dalam hal ini Ibnu Taimiyah dalam Sidiq dkk, merumuskan bahwa ibadah menurut syara’ itu “tunduk dan cinta”, artinya tunduk mutlak kepada Allah yang disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya (Sidiq dkk, 1998:3). Oleh karena itu unsur-unsur ibadah adalah: a.
Taat dan Tunduk kepada Allah Artinya merasa berkewajiban melaksanakan segala perintah dan meninggalkan larangan Allah yang dibawakan oleh para Rasul-Nya.
b.
Cinta kepada Allah Bahwa rasa wajib taat dan tunduk itu timbul dari hati yang cinta kepada Allah, yakni ketundukan jiwa dari hati yang penuh kecintaan pada Allah, dan merasa kebesaran-Nya, karena memiliki keyakinan bahwa Allah yang menciptakan alam semesta dan isinya. Menurut Ibnu katsir dalam Sidiq dkk, ibadah merupakan himpunan kesempurnaan cinta, tunduk, dan takut kepada Allah (1998: 3).
Kedua unsur di atas tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainya. Allah berfirman:
3ö/ä3 t/qçRèŒ ö/ä3 s9 öÏÿøótƒur ª! $# ãN ä3 ö7Î6ós ム‘ ÏRqãèÎ7¨?$sù ©! $# tb q™7Ås è? óO çFZä. b Î) ö@ è% ÇÌÊÈ ÒO ‹Ïm §‘ Ö ‘qàÿxî ª! $#ur Artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.Ali Imron: 31). Jadi cukup jelas bahwa ibadah seseorang harus berwujud penghambaan diri, taat dan dilandasi rasa cinta kepada-Nya. Dalam hal ini dapat kita lihat dalam bentuk ibadah sehari-hari seperti solat, puasa, zakat, naik haji dan juga dalam bentuk ibadah yang lainya. Apabila ibadah ini dilandasi hanya memenuhi satu aspek tersebut maka yang terjadi seseorang akan beribadah dengan tidak disiplin, namun apabila ketiga aspek tersebut dipenuhi maka ibadah seseorang akan sesuai apa yang diharapkan dalam agama.
E. Cara-cara Penanaman Kedisiplinan Beribadah Macam ibadah Ibadah ada 2 yakni, Ibadah Mahdhoh dan Ibadah Ghoiru Mahdhoh. Ibadah Mahdhoh adalah ibadah yang mengatur hubungan vertical antara hamba dengan Allah SWT. Ibadah Mahdhoh dikenal dengan Arkanul Islam (rukun islam). Contoh ibadah Mahdhoh yaitu sholat, puasa, zakat dan Haji.
Ibadah Ghoiru Mahdhoh adalah ibadah yang mengatur hubungan horizontal, yang meliputi dua hal: a. Al-Qanunul Khas (hukum perdata). Meliputi; muamala (hukum niaga), munakahat (hukum nikah), waratsah (pewarisan), dan lain-lain. b. Hukum publik meliputi jinayah (hukum pidana), khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai), dan sebagainya. Contoh ibadah ghoiru mahdhoh yang lain yaitu bekerja untuk mencari nafkah, tersenyum dengan orang lain, tolong menolong dengan sesama, infak, sadaqah dan lain-lain. Semua itu bisa bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah dan bisa tidak bernilai ibadah jika hanya diniatkan untuk dunia.(Abuyahya8211.wordpress.com) Kedisiplinan
beribadah
mempunyai
perilaku
disiplin
dalam
menjalankan ibadah, misalnya dalam menjalankan sholat , seorang muslim dalam mengerjakan sholat harus dengan khusyu’, tawadlu’ dan penuh dengan rasa ikhlas dan penuh harap. Shalat harus dikerjakan secara disiplin yang mana seorang muslim harus mengerjakan tepat waktu, seperti firman Allah yang berbunyi :
4öN à6 Î/qãZã_ 4’n?tã ur #YŠqãèè%ur $VJ »uŠÏ% ©! $# (#rãà2 øŒ$sù no4qn=¢Á 9$#ÞO çFøŠŸÒ s% #sŒÎ*sù šú
üÏZÏB÷sßJ ø9$#’n?tã ôM tR%x. no4qn=¢Á 9$#¨b Î)4no4qn=¢Á 9$#(#qßJ ŠÏ%r'sù öN çGYtRù'yJ ôÛ $##sŒÎ*sù ÇÊÉÌÈ $Y ?qè%öq¨B $Y7»tFÏ.
Artinya:“Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholatmu, ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu sudah merasa aman, maka dirikanlah sholat
itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. Annisa’: 103). Seorang mukmin yang disiplin menjalankan ibadahnya tentunya ia tidak akan lalai dengan menjalankan sholat, ia akan selalu bersikap disiplin dalam hal syarat dan rukunya, disiplin waktunya dan juga kekusyukannya. Seseorang yang telah mengerjakan kewajibanya dalam beribadah dengan disiplin tentunya orang tersebut akan tertib pula dalam menjalani kehidupanya. Kedisiplinan beragama bukan hanya dalam menjalankan shalat saja, akan tetapi semua hukum dan peraturan agama harus ditaati, misalnya seseorang memiliki kesempatan untuk mencuri dan tidak ada seorangpun yang melihatnya tapi perbuatan ini tidak dilakukan karena dia yakin walaupun tidak ada seorang melihatnya tapi Allah pasti melihatnya dan mencuri juga dilarang oleh agama. Seseorang yang berpuasa, tidak akan makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa meskipun orang lain tidak melihat dan mengetahuinya kalui dia berpuasa atau tidak, namun dia yakin bahwa puasanya ditujukan hanya untuk mengharapa ridha Allah dan hanya Allah dan dirinya sendiri yang tahu. Seseorang memiliki kedisiplinan beribadah tentunya ia akan tetap berpuasa meskipun orang lain tidak melihatnya. Menjauhi perbuatan maksiat, seperti minum-minuman keras, perjudian dan perbuatan keji lainya juga merupakan disiplin dalam beribadah. Seperti firman Allah :
ãN »s9ø—F{ $#ur Ü> $|Á RF{ $#ur çŽÅ£ øŠyJ ø9$#ur ãôJ sƒø:$#$yJ ¯RÎ) (#þqãYtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ ÇÒÉÈ tb qßs Î=øÿè? öN ä3 ª=yès9 çnqç7Ï^tGô_ $sù Ç` »sÜ ø‹¤± 9$# È@ yJ tã ô` ÏiB Ó§ ô_ Í‘ Artinya: “Hai orang-orang beriman, sesungguhnya minuman khamer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Almaidah: 90). Jadi ibadah sangat luas dan kompleks, tidak dibatasi kegiatan ritual saja tetapi menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Semua kegiatan dalam hidup ini bisa dikatakan beribadah apabila semua dilakukan dengan niat yang benar, ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah.
F. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Kedisiplinan Beribadah Anak adalah amanat Allah bagi setiap orang tua yang harus dijaga, dibimbing dan diarahkan kepada kebaikan agar anak nantinya tidak terjerumus
kepada
kemaksiatan
dan
perbuatan
zalim.
Orang
tua
mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang shaleh dan sholehah mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat, akhlak yang terpuji, serta selalu taat menjalankan ibadah. Semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya dukungan dari orang tua/keluarga,sekolah maupun masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan beribadah siswa meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor intern yaitu yang ada pada diri anak tersebut dan sudah melekat dalam hatinya. Dalam mengerjakan ibadah anak tidak menunggu suruhan dari orang tua. Anak mengerjakan dengan niat yang ikhlas. 1. Faktor internal Yaitu faktor yang berasal dari individu, antara lain faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a.
Jasmaniah Faktor jasmani ini melipui kesehatan. Seorang siswa yang sedang sakit memiliki rasa malas untuk melakukan ibadah lebih besar disbanding ketika sehat.
b.
Psikologis Faktor psikologis ini meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, motif, kematangan dan kesiapan siswa dalam melaksanakan ibadah. Seorang siswa kurangnya ilmu pengetahuan tentang ibadah misalnya bacaan sholat maka mereka akan cenderung untuk tidak melaksanakan sholat. Selain itu seorang siswa yang sudah memiliki motivasi dan minat yang tinggi untuk melaksanakan ibadah mereka secara otomatis tanpa adanya perintah mereka secara sadar akan melaksanakan ibadah terutama sholat.
c.
Kelelahan Faktor kelelahan menjadi alasan siswa untuk tidak melaksanakan ibadah. Seorang siswa yang kelelahan dalam bermain, mereka akan cenderung untuk tidak melaksanakan sholat.
2. Faktor eksternal Yaitu keluar faktor yang berasal dari luar, antara lain faktor keluarga, faktor sekolah dan lingkungan dan masyarakat. a. Keluarga Keluarga
merupakan
faktor
pertama
yang
memengaruhi
kedisiplinan anak dalam beribadah. Rumah merupakan tempat yang pertama dan utama dimana anak mendapatkan bimbingan keagamaan dan juga kewajiban mendidik, membimbing dan mengarahkannya secara sungguh-sungguh supaya siswa
taat dalam menjalankan
ibadahnya, baik sholat, puasa, zakat, shodaqoh, membaca alquran berdoa dan berbakti kepada kedua orang tuanya, menghormati dan berperilaku baik kepada orang lain. Hal ini tidak lepas dari kondisi orang tua itu sendiri dalam membimbing dan mengharahkan anakanaknya untuk selalu mendirikan sholat dengan berjamaah, berdoa setelah sholat, rajin membaca Al-Qu’an, menghormati orang lain, berbicara baik, berzakat, senang bershodaqoh, maka anak dengan sendirinya akan mengikuti seperti apa yang dikerjakan orang tuanya karena orang tua sebagai tauladan bagi anak-anaknya. b. Faktor sekolah dan lingkungan Sekolah adalah merupakan lembaga yang secara khusus mengenai kegiatan pendidikan pada dasarnya tanggungjawab yang dipukulnya merupakan limpahan dari orang tua dan masyarakat (Achmadi,1987: 45). Tugas tersebut diberikan oleh orang tuanya untuk meneruskan
pendidikan yang telah diterima dalam keluarganya agar pertumbuhan dan perkembangan baik kepribadian dan sikap keagamaan sesuai dengan harapan sehingga menumbuhkan kedisiplinan beribadah. Sekolah dalam usahanya untuk memberikan ilmu pengetahuan terhadap siswa dan sebagai lembaga pendidikan formal yang memfungsikan pendidikanya dalam hal yang benar yaitu dapat mempengaruhi sikap dan tingkahlaku anak didiknya ke arah yang sesuai dengan ajaran Islam. Secara singkat sekolah mempunyai peranan pentimg dalam usaha, membentuk kepribadian anak untuk masa depanya, terutama yang berciri khas agama, di mana kurikulumnya diajarkan pendidikan tentang akhlak dan bagaimana melaksanakan ibadah dengan disiplin. Faktor lain yang mempengaruhi anak disiplin beribadah adalah guru yang selalu mengarahkan dan membimbingnya. Selain itu juga seorang guru yang memiliki akhlaq dan kelakuan yang baik secara otomatis siswa akan meniru tanpa adanya paksan dan tuntutan dari guru tersebut.
Selain itu fasilitas disekolah
juga termasuk faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan beribadah siswa antara lain adanya masjid adalah sarana yang sangat baik untuk menanamkan kedisiplinan beribadah karena masjid adalah pusat aktifitas ibadah, selain itu masjid termasuk fasilitas untuk melakukan ibadah. Dengan adanya masjid, guru dan siswa dapat memanfaatkanya untuk sholat berjamaah, tadzarus, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainya.
Faktor
yang
lain adalah teman,
faktor
ini
juga sangat
mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadahnya. Jika temanya di sekolah cuek-cuek saja dalam melaksanakan kegiatan ibadah maka siswa juga akan terpengaruh cuek. Dan sebaliknya jika temanya rajin sholat, berpuasa, bertutur kata sopan, menghormati orang lain, maka kemungkinan besar anak juga akan berperilaku yang baik dan juga akan disiplin dalam beribadah. c. Faktor masyarakat Masyarakat terbentuk dari kumpulan keluarga yang semakin banyak, karena itu dalam perkembangan anak pandangan dan sikap hidup orang hidup orang-orang yang dikagumi akan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, dan jarang keadaan masyarakat atau organisasi merupakan faktor penting dalam proses pembentukan prilaku anak (Darajat, 1995:143). Masyarakat merupakan lingkungan yang lebih besar dari pada lingkungan keluarga dan sekolah, masyarakat disini kita sebut saja pergaulan, media massa, tempat-tempat rekreasi dan orang sekitar yang bergaul dengannya. Apabila anak tinggal di masyarakat yang kehidupan agamanya masih kuat dan selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan maka seorang siswa juga akan melaksanakan kehidupanya dengan cara islami. Begitu juga sebaliknya, jika masyarakat hidup dalam lingkungan yang acuh dalam melaksanakan ajaran agama maka seorang siswa juga akan acuh menjalankan agama.
G. Penerapan Cara Penanaman Kedisiplinan Beribadah Ibadah adalah hak Allah dan wajib diselenggarakan oleh para hambanya. Atas dasar inilah tidak seharusnya kita, baik syara’, maupun oleh akal, beribadah yang selain Allah; karena Allah sendiri yang berhak menerimanya, lantaran Allah sendiri yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita, yaitu: hidup wujud dan segala yang berhubungan dengannya. Kita yakin dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita. Maka mensyukuri orang yang memberikan nikmat itu wajib. Dan kita yakin pula bahwa Allah menimbulkan bencana atas hamba-Nya, yang enggan mengibadati-Nya di dunia ini dan akan memberikan balasan di akhirat kelak kepada mereka yang taat dan maksiat, masing-masing sesuai yang layak mereka peroleh (Hasbi, 1954: 910). Penerapan kedisiplinan untuk beribadah langkah awal yang harus ditempuh adalah menyakini terhadap Allah dan balasan yang akan diberikan kepada semua hamba-Nya. Selain itu kedisiplinan beribadah harus kita terapkan dalam diri kita dengan semua angota-angota tubuh kita seperti yang disampaihan oleh Hasbi Ash Shiddieqy (1954:54-60) yaitu anggota-anggota tubuh yang bekerja ialah lidah, bibir, mulut, perut, hidung, mata, telingga, muka, kepala, tangan, kaki, lutut, anak jari, kemaluan dan lain-lain.
1. Lidah Dengan lidah bergantung yang diwajibkan, yang disunatkan, yang diharamkan dan yang dimakruhkan. Dengan lidah dilakukan istiqfar, doa, pengajaran, membaca alquran dan lain-lain, Luqman pernah berkata: “Tak ada manusia yang lebih baik dari dua gumpal daging dan yang lebih buruk (merusakkan) dari dua gumpal daging yaitu : Hati dan lidah”. Tepat sekali apa yang dikatakan Luqman karena lidah dan hati ini mempunyai keistimewaan yang tidak ada pada angota-angota lainya. 2. Bibir Bibir menolong kita untuk mewujudkan suara maka bergantung dengan bibir baik buruknya perkataan yang akan keluar dari lisan kita. 3. Mulut perut dan hidung Kita tidak dibolehkan mencampakkan kedalam mulut, atau perut melalui saluran mulut segala yang haram dimakan, seperti bangkai, darah, dan arak. Rosulullah pernah mengeluarkan dari mulut Al Husain sebiji kurma yang diambil dari kurma-kurma sadaqah(zakat). Abu bakar dan Umar pernah memuntahkan daging unta yang dimakan, sesuadah nyata kepadanya daging itu haram. 4. Mata Bergantung dari mata kita bisa mengetahui kita telah suci dari najis.
5. Telinga Berpaut dengan telingga basuhan yang kita lakukan ketika berwudhu, dan juga telingga adalah alat yang bisa gunakan mendengar yang haram dan halal, yang halal seperti mendengarkan murotal , kajian dan lain-lain. 6. Muka Bersangkut paut dengan muka hukum wajib dan sunah. Hukum wajib seperti sujud atas dahi dan sunah seperti menundukkan muka ketika solat. Selain itu raut muka mencerminkan kepribadian seseorang ketika berjumpa saudaranya tersenyum dengan raut muka yang manis sambil mengucap salam. 7. Kepala Bersangkut dengan kepala, mandi wajib, mandi sunah dan menyapunya dikala berwudhu. Didalam kepala memiliki bagian vital yaitu otak yang memiliki fungsi pusat segala pola pikir manusia. Jika seseorang bisa menggunakan dengan baik untuk berfikir positif maka perbuatanya juga akan baik namun apabila seseorang mengunakan untuk berfikir negative maka dampak yang ditimbulkan adalah perbuatanya akan menjadi negative. 8. Tangan Berpaut dengan tangan segala gerakan yang diperintahkan untuk memenuhi tuntunan agama. Seperti, mengangkat tangan ketika takbirotul ikhram waktu shalat, membasuh saat berwudu, bekerja dan sebagainya.
9. Kaki Berpaut dengan kaki segala yang member maslahat, baik wajib ataupun sunah, sebagaimana berpaut dengan kaki segala yang memberi kerusakan, baik haram maupun makruh. Yang memberi maslahat, seperti berjalan kemasjid, mengerjakan sa’i antara shofa dan marwah, berdiri ketika sholat. Yang merusak, ialah: seperti berjalan menuju tempat maksiat. 10. Lutut sujud Berpaut dengan lutut meletakkannya dikala sujud, mendirikan dikala rukuk. 11. Anak-anak jari Berpaut dengan anak jari segala yang tak mungkin dikerjakan selain dengan dia, baik haram, wajib,sunah, maupun makruh. Yang wajib, sebagai melempar panah dalam peperangan sabiel, menulis yang wajib ditulis. Yang sunah, sebagai menggengam jari-jari tangan diwaktu bertasyahud dan mengangkat telunjuk dikala membaca syahadat tauhid. Yang makruh, mengunakan tangan kanan untuk beristinja’. 12. Ujung-ujung anak jari Ujung-ujung anak jari itu dimasukkan ke dalam lobang telingga di kala membaca adzan dan dipergunakan pula untuk menghitung tasbih dan takbir ketika berdzikir. 13. Anggota kemaluan Berpaut dengan anggota kemaluan haram membukanya kecuali adanya udzur yang dibenarkan syara’, seperti kemaluan saat dikhitan.
Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman:
$yJ Î/ Nßgè=ã_ ö‘r& ߉ pkô¶ s?ur öN Ík‰É‰ ÷ƒr& !$uZßJ Ïk=s3 è?ur öN ÎgÏd ºuqøùr& #’n?tã ÞO ÏFøƒwU tPöqu‹ø9$# ÇÏÎÈ tb qç6Å¡ õ3 tƒ (#qçR%x. Artinya: “ Pada hari ini kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan” (QS.Yasin:65). Dalam QS An-Nur Allah juga berfirman:
ÇËÍÈ tb qè=yJ ÷ètƒ (#qçR%x. $yJ Î/ Nßgè=ã_ ö‘r&ur öN Ík‰Ï‰ ÷ƒr&ur öN ßgçFt^Å¡ ø9r& öN ÍköŽn=tã ߉ pkô¶ s? tPöqtƒ ÇËÎÈ ß ûüÎ7ßJ ø9$#‘, ys ø9$#uqèd ©! $# ¨b r&tb qßJ n=÷ètƒur ¨, ys ø9$# ãN ßgoYƒÏŠ ª! $# ãN ÍkŽÏjùuqム7‹ ͳtBöqtƒ Artinya: “Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya” (QS An-Nuur:24&25). Dari ayat di atas kita dapat mengambil pelajaran untuk berintropeksi diri apakah kita sudah mengunakan anggota tubuh untuk beribadah sebelum nantinya seluruhnya akan mememberikan kesaksian atas apa yang telah dilakukan dengan anggota tubuh kita. Hal ini harus kita lakukan, sebab dengan adanya intropeksi diri kita akan sadar dan disiplin dalam beribadah karena kita yakin bahwa kita sedang menuju kehidupan akherat dengan semua amal kita yang akan dipertanggungjawabkan nanti dihari persidangan dikampung akherat. Untuk menanamkan kedisiplinan beribadah disekolah cara yang bisa dilakukan yaitu dengan membuat tata tertib sekolah terutama
yang berkaitan dengan kedisiplinan beribadah para siswa selain itu pengawasan serta teladan dari para guru itu sendiri dalam beribadah. Penerapan kedisiplinan beribadah para siswa dirumah juga dapat dipantau dengan cara memberikan buku panduan ibadah sehari-hari yang bertujuan untuk memudahkan para siswa untuk bekal melaksanakan ibadah sehingga diharapkan mereka dapat lebih disiplin dalam menjalankan ibadahnya. Selain memberikan buku panduan beribadah kita juga harus memberikan buku kontrol ibadah yang dibawa oleh setiap siswa, buku control ibadah digunakan untuk mencatat segala aktifitas siswa sehari-hari terutama dalam masalah sholat siswa. Buku control ibadah ini diisi kegiatan dalam menjalankan ibadah solat dengan dibubuhi keterangan atau tanda bukti dari orang tua maupun imam sholat ketika para siswa melaksanakn sholat berjamaah (http://id.shvoong.com).
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 1 Boyolali 1. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. Pada mulanya Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali (MAN) Boyolali sebelum ada perubahan dan penyederhanaan bentuk serta struktur persekolahan, bernama Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Boyolali yang didirikan pada Tahun 1967 dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 17/1967 dan sebagai Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak Soeparno merangkap Kepala Dinas Pendidikan Agama Kabupaten Boyolali, kemudian pada Tahun 1968 dijabat oleh Bapak Pardijo, B.A sampai Tahun 1982. Pendidikan Guru Agama Negeri merupakan salah satu lembaga pendidikan lanjutan bagi anak-anak yang telah lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun dari Sekolah Dasar (SD), dengan lama pendidikan 6 tahun yang dibagi menjadi dua tahap yaitu : a. Pendidikan Guru Agama tingkat Pertama (PGAP) 4 tahun setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama plus satu tahun b. Pendidikan Guru Agama tingkat Atas (PGAA) 2 tahun setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Sedangkan lulusan Pendidikan Guru Agama Negeri dipersiapkan untuk mengajar pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun di Sekolah Dasar (SD) sebagai Guru Agama. Pada waktu itu Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Boyolali menempati gedung milik Yayasan Pendidikan Islam Boyolali (Yapenkib) yang didirikan oleh Guru-guru Agama daerah Kabupaten Boyolali dan berlokasi dikampung Pusung Kelurahan Banaran Kecamatan Kota Boyolali. Karena animo masyarakat dan perkembangan sekolah semakin meningkat sehingga membutuhkan fasilitas yang lebih memadai, maka pada tahun anggaran 1975 / 1976 oleh Pemerintah diberikan Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Boyolali yang berlokasi di Kalurahan Siswodipuran Boyolali dengan mendapat bantuan tanah dari Pemerintah Daerah setempat seluas 4000 m2. Pembangunan gedung tersebut meliputi tiga buah ruang belajar dengan meubeleirnya serta ruang urinoirnya dengan anggaran
Rp.
12.500.000,- ( dua belas juta lima ratus ribu rupiah ). Selanjutnya berturutturut pada tahun anggaran berikutnya yaitu tahun 1976 / 1977 diberikan proyek pembangunan lagi untuk tiga ruang belajar lengkap sebesar Rp. 13.500.000,- ( tiga belas juta lima ratus ribu rupiah), dan pada tahun anggaran 1977 / 1978 memperoleh proyek pembangunan lagi untuk membangun tiga ruang belajar untuk siswa dengan anggaran sebesar Rp. 13.800.000,- (tiga belas juta delapan ratus ribu rupiah).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama R.I. No. 74 Tahun 1978 tentang penyederhanaan bentuk serta struktur persekolahan, maka mulai Tahun ajaran 1977 / 1978 Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Boyolali berubah nama dan strukturnya sebagai berikut : a. Untuk Kelas I, II, III ; menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan menempati gedung lama milik Yapenkib dikampung Pusung Kalurahan Banaran Kecamatan Kota Boyolali, dengan Kepala Sekolah Bapak Sufyan, Fa b. Untuk Kelas IV, V, VI ; menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan menempati gedung baru yang berasal dari proyek dan berlokasi dikampung Siswodipuran Kalurahan Siswodipuran Kecamatan Kota Boyolali, dengan Kepala Sekolahnya Bapak Pardijo, B.A yang menjabat sampai Tahun Ajaran 1981 / 1982. Mulai Tahun Ajaran 1982 / 1983 Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Boyolali dijabat oleh Bapak Drs. Wahyudi yang semula sebagai guru SMA Muhammadiyah I Surakarta di Surakarta. Dengan adanya perubahan tersebut, maka Madrasah Aliyah termasuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Boyolali yang merupakan Lembaga Pendidikan yang menjadikan mata pelajaran Agama Islam sebagai mata pelajaran dasar minimal 30 % dan mata pelajaran umum 70%. Disamping itu akibat adanya perubahan tersebut maka untuk tahun anggaran berikutnya bantuan proyek pembangunannya tidak
dilanjutkan, sehingga sesuatu yang diperlukan diusahakan sendiri dengan swadaya. Catatan Khusus: a. Perintis PGAN 6 Tahun Boyolali dimulai dengan berdirinya PGA Muhammadiyah yang kemudian dinegerikan b. Mengingat animo masyarakat Boyolali sangat besar PGAN 6 Tahun Boyolali tidak mampu menampung siswa yang berasal dari seluruh wilayah Kab. Boyolali dan juga dari daerah-daerah lain maka didirikan lagi PGA 6 Tahun Muhammadiyah Boyolali yang juga bertempat di Pusung, Banaran, Boyolali dengan Kepala Sekolahnya Bp. H. Fachrudin, B.A yang periode selanjutnya sampai berubah menjadi SMA Muhammadiyah dengan Kepala Sekolah
Bp. H.
Muhajir, B.A. c. Sampai dengan Tahun 2008 Kepala Sekolah MAN / PGAN Boyolali telah mengalami 8 kali berganti Kepala Sekolahnya yaitu : 1) Bp. H. Pardijo, B.A
s/d
Tahun 1982
2) Bp. Drs. Wahyudi
s/d
Tahun 1991
3) Bp. Suharto, B.A
s/d
Tahun 1999
4) Bp. Drs. Hadis
s/d
Tahun 1999
5) Bp. Drs. H. Sjatibi
s/d
Tahun 2003
6) Bp. Drs. H. Qowa’id
s/d
Tahun 2006
7) Bp. H. Chusni, M.Pd
s/d
Tahun 2007
8) Bp. Drs. H. Cholid Trenggono, M.Pd . Mulai April 2007 sampai sekarang. 2. Letak Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Madrasah Aliyah NegerI 1 Boyolali merupakan salah satu lembaga Pendidikan Islam yang bernaung dibawah pembinaan dan pengawasan Departemen Agama, yang terletak di jalan Kates Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali dengan kode pos 57311 dan nomor telepon (0276) 321097. 3. Visi Dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Setiap lembaga pendidikan pasti memiliki visi dan misi atau suatu tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena dengan adanya visi dan misi tersebut akan membuat langkah sistem pembelajaran lebih terarah sesuai dengan visi dan misinya tersebut. Demikian juga dengan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali sebagai sebuah lembaga pendidikan formal tentu tidak terlepas pada sebuah visi dan misi yang dicanangkan dan hendak dicapai. Adapun visi dan misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali adalah : a. Visi ”Terwujudnya madrasah yang berkualitas Unggul dalam Imtaq dan Iptek.” b. Misi 1) Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan Agama Islam dan Tata Nilai yang berlaku.
2) Mengembangkan potensi diri peserta didik secara optimal dan profesional
dengan
pengembangan
sarana
dan
prasarana
pendidikan yang memadai 3) Mewujudkan peserta didik yang islami, sehat jasmani-rohani, cerdas, terampil dan berprestasi. 4.
Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali terdiri dari : a. Kepala Madrasah
: Drs. H. Cholid Trenggono, M.Pd
b. Waka Kurikulum
: Drs. Mursito
c. Waka Kesiswaan
: Drs. Much Hadi Isnanta
d. Waka Sarpras
: Drs. Taufiq Hidayat
e. Waka Humas
: Drs. M. Zunaedi.
f. Koordinator BP
: Dra. Jujur Prishastini
g. Ka Urs. T U
: Suwandi
h. Bendahara Rutin
: Subani
i.
Bapak/ Ibu Guru Pengajar
j.
Staf Kantor
(data dari administrasi TU MAN 1 Boyolali tanggal 24 Mei 2012) Untuk daftar nama-nama guru dan struktur organisasi kepegawaian sebagaimana terlampir. 5.
Sarana Dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang mendukung dan menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali, tidaklah mungkin pelaksanaan pendidikan akan berjalan dengan lancar dan mencapai suatu hasil yang memuaskan tanpa ditunjang oleh suatu sarana dan prasarana yang memadai. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di MAN 1 Boyolali adalah sebagai berikut: a. Ruang-ruang Meliputi Ruang Kelas, ruang Kepala Sekolah, Ruang Kantor, Ruang Guru, ruang BP, ruang Waka, ruang UKS, ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium Komputer, Ruang Laboratorium Bahasa, Ruang Laboratorium Kimia, Masjid/Mushola, Ruang Keterampilan, Ruang Olah Raga, Ruang Osis, Ruang Pramuka, Ruang Tata Boga, Ruang Serba Guna, Ruang Penjaga, Gudang, Kantin, Tempat Parkir Guru, Tempat Parkir Siswa, Kamar Mandi/Wc Guru, Kamar Mandi/Wc Siswa. Tabel 3.1 Daftar Kelas MAN 1 Boyolali No Daftar Ruang Kelas Jumlah Siswa Keterangan 1. Kelas X 227 siswa Ada 6 kelas 2. Kelas XI 242 siswa Ada 7 kelas 3. Kelas XII 212 siswa Ada 7 kelas Sumber : Dokumentasi TU MAN 1 Boyolali Tahun 2012 b. Perlengkapan dan Alat Pelajaran Perlengkapan dan alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang terdapat didalam kelas atau dalam ruangan. Adapun alat perlengkapan tersebut adalah : bangku/kursi siswa, meja/ kursi kepala sekolah,
meja/kursi karyawan, almari buku/perpustakaan, almari prakarya, rak buku, filing kabinet, papan tulis, kursi tamu, jam dinding, lonceng, sounds system, radio tape recorder, televisi, pesawat telepon, mesin ketik listrik,
mesin ketik manual, komputer, foto copy, scanner,
mesin fax, tiang bendera, video shoting, LCD, mesin jahit, almari piala, alat peraga biologi, gambar Presiden/Wapres, lambang negara, peta
dinding,
alat-alat
senam,
alat-alat
olah
raga,
alat-alat
keterampilan, Hospot Area.aqw231 Tabel 3.2 Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar MAN 1 Boyolali No Nama Barang Jumlah 1. Komputer/laptop 30 buah 2. Printer 4 buah 3. LCD 4 buah 4. Lemari 1 buah 5. Tv/audio 4 buah 6. Meja siswa 737 buah 7. Meja siswa 685 buah Sumber : Dokumentasi TU MAN 1 Boyolali Tahun 2012 Tabel 3.3 Perlengkapan Administarsi MAN 1 Boyolali No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Nama Barang Komputer/ laptop TU Printer TU Scanner Digital kamera Server Mesin ketik Mesin stensil Mesin fotocopy Brankas Filling kabinet/lemari Meja TU Kursi TU
Jumlah 5 3 1 1 4 1 2 1 1 10 15
13. Meja guru 54 14. Kursi guru 54 Sumber : Dokumentasi TU MAN 1 Boyolali Tahun 2012 c. Kondisi Siswa, Guru dan Karyawan 1) Siswa Siswa Madrasah Aliayah Negeri 1 Boyolali pada tahun ajaran 2011 / 2012 berjumlah 681 siswa yang terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas X sebanyak 227 siswa, kelas XI sebanyak 242 siswa dan kelas XII sebanyak 212 siswa. Tabel 3.4 Jumlah Siswa MAN 1 Boyolali Jurusan L P Jlm IPA IPS AGM 1. X 53 174 227 2. XI 107 110 25 55 187 242 3. XII 71 119 22 37 175 212 JUMLAH 681 Sumber : Dokumentasi TU MAN 1 Boyolali Tahun 2012 NO
Kelas
2) Guru dan karyawan Jumlah tenaga pengajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali sampai saat penulis melakukan penelitian berjumlah 51 orang, yang terdiri dari 21 pengajar perempuan dan 30 tenaga pengajar laki-laki Karyawan dan karyawati di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali sebanyak 15 orang yang terdiri dari 3 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Berikut ini saya lampirkan daftar guru dan karyawan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2011 / 2012.
Tabel 3.5 Jumlah Guru Dan Karyawan MAN 1 Boyolali No Status Jabatan L P Jumlah 1. Guru 30 21 51 2. Karyawan 11 3 15 Sumber : Dokumentasi MAN 1 Boyolali tahun 2012 Guru dan karyawan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali terdiri dari 51 guru dan 15 karyawan. Guru Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali berlatar belakang pendidikan minimal S.1 bahkan beberapa diantarnya sudah berpendidikan S.2. berikut daftar guru dan karyawan MAN 1 Boyolali dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.6 Daftar Guru dan Karyawan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Nama Guru Drs. H. Cholid Trenggono, M.Pd Drs. BM Kumaedy Drs. M. Zunaedi Drs. Taufiq Hidayat Drs. Syamsuri Drs. Sabdoko Siti Hani'ah, S.Pdi Dra. Sri Karmini Drs. Wiyadi Drs. Suprapto Drs. Wasul Hidayat Drs. Mursito Drs. Agus Susanto Drs. Sugeng Moch Wahib, S.Pdi Dra. Jujur Prishastini Dra. Muniroh Dra. Sri Lestari Dra. Siti Daimatun Drs. Ridwan Drs. Sholihin Drs. Agus Syaifudin Drs. Sunyoto
Bidang Studi/Jabatan Kepala Sekolah Pend. Kewarganegaraan XI Qur’an Hadits X 1, 2 Bhs. Inggris XI IA Qur’an Hadits XII, SKI XII Matematika XI, XII I Fiqih XII, XI.IA, BP (4) Bhs.Inggris X 3,4, XII IA, BP (2) Fisika X 2,3,4,5, XII IA Fisika X 1, XI IA, Matematika XII Aqidah Akhlak X, XI, BP Biologi XI IA 1, XII IA B.Inggris XI IS + BP (3) Kimia X 3,4,5, XI.IA 1, XII Geografi XI.IS, XII. Fiqih X, XI.IS, BP (2) Bhs. Indonesia X. BP Matematika X 3,4,5 + XII IA Bhs.Arab XI IA + XII + BP (2) Penjas X. 2, 3, 4, 5 + XI Biologi X 4,5, XI IA 2 + XII IA BP Biologi X 1,2,3 + Sosiologi XI IS 3
24. H. Junainah,M.Pd Bhs. Inggris X 1,2 + XII 25 Drs. Slamet Suwiji Sosiologi X 1,2,3,4 + XII IS 26 Dra. Etty Sutanti Fisika XII. IA + Mat. XI IS, T.Boga 27 Arif Hidayatjati, S.Pd Bahasa Indonesia XII + BP (3) 28 Dra. Murni Tujiati B.Ind.XII+B.Jawa X + XII 29 Drs. BM Kumaedy Pend.Kewarganegaraan XI + BP 30 Drs. M. Zunaedi Qur'an Hadits X 1, 2 + Sosiologi XII 31 Drs. Taufiq Hidayat Bhs. Inggris XI IA 32 Drs. Syamsuri Qur'an Hadits XII + SKI XII + BP 33 Drs. Sabdoko Matematika XI IS + XII IS.1,2,3 34 Drs. Wiyadi Fisika X 2,3,4,5 + XII IA 35 Drs. Suprapto Fisika X 1 + XI IA + Matematika 36 Drs. Wasul Hidayat Aqidah Akhlak X. + XI + BP (3) 37 Drs. Mursito Biologi XI IA 1 + XII IA 38 Drs. Agus Susanto B.Inggris XI IS + BP (3) 39 Drs. Sugeng Kimia X 3,4,5 + XI.IA 1 + XII IA 40 Moch Wahib, S.Pdi Geografi XI.IS + XII. IS 41 Dra. Jujur Prishastini Fiqih X + XI. IS + BP (2) 42 Subani Bendahara Rutin 43 Sutarno Staf tekery 44 Muhyi Pembuat Daftar Gaji 45 Bibit Driver 46 Busroni Penjaga Sekolah 47 Sri Sunarmi Staf Perpustakaan 48 M. Thohir Staf Koperasi 49 Tri Winarno Staf Kesiswaan 50 Sungadi Satpam 51 Muslikah Staf Koperasi 52 Joko Purnomo Staf Perpustakaan 53 Arif Syaifudin Staf Tata Persyuratan 54 Anik Dwi Jayanti Staf Tekery Sumber : Dokumentasi TU MAN 1 Boyolali Tahun 2012 6. Prestasi Yang Pernah Diraih Sebagai sekolah yang terus berkembang, maka banyak sekali prestasi yang pernah diraih Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali baik presatasi akademik amupun yang non-akademik, dari tahun ke tahun banyak sekali perlombaan-perlombaan yang diikuti dari tingkat Kabupaten
sampai tingkat Propinsi. Mengingat juara yang diraih sangat banyak maka penulis hanya mencantumkan prestasi yang diraih . Berikut ini adalah prestasi pernah diraih Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali, baik perlombaan akademik maupun non akademik. a. Akademik 1) Juara Paskibra tk. Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. 2) Penerima KPPN Award se- KKPN Klaten tahun 2009. 3) Pidato bahasa inggris , juara tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah tahun 2008. 4) Olimpiade Bahasa Indonesia, sebagai juara 1 tahun 2008. 5) Cerdas Cermat Al-Qur’an (CCQ) tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah, sebagai Juara 1 tahun 2011 b. Non-Akademik 1) Lari 100, 200, meter POPDA tingkat SLTA se-Kabupaten sebagai juara 1 tahun 2005. 2) Lompat jauh POPDA tingkat SLTA se-Kabupaten, sebagai juara 1 tahun 2005 3) Porseni tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah, sebagai juara umum tahun 2010. 7. Kegiatan Ekstra Kurikuller Kegiatan ekstrakurikuler pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali telah mempunyai banyak prestasi, ekstrakurikuler ini dilaksanakan pada waktu diluar jam sekolah yang tepatnya banyak dilakukan di sore hari.
Kegiatan ekstrakurikuler pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali diantaranya : OSIS, Pramuka, PMR, Paskibra, Komputer, Multimedia, Tata Boga, Tata Busana, Foto Grafi, Olah Raga, PKS, dll. (dokumentasi TU MAN 1 Boyolali tanggal 24 Mei 2012) Tabel 3.7 Kegiatan Ekstrakulikuler MAN 1 Boyolali No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jenis Ekstrakulikuler OSIS Pramuka PMR Paskibra Komputer Multimedia Tata Boga Tata Busana Foto Grafi Olahraga PKS
Sumber : Dokumentasi TU MAN 1 Boyolali Tahun 2012
B. Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar Dan Beribadah Siswa di MAN 1 Boyolali MAN 1 Boyolali merupakan satu unsur pendidikan formal yang berlandaskan Agama Islam. Sebagai pelaksanaan pendidikan formal, penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah memegang peranan penting mengingat siswa belum mengerti manfaat dari hidup disiplin. Adapun tujuan dari penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah di MAN 1 Boyolali adalah memberikan pemahaman bagi siswa bahwa kunci pertama menuju kesuksesan yaitu disiplin belajar dan beribadah.(wawancara dengan Waka Kesiswaan hari kamis tanggal 24 Mei 2012). 1. Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar Siswa di MAN 1 Boyolali Cara penananamkan kedisiplinan belajar siswa di MAN 1 Boyolali adalah sebagai berikut: a. Membuat tata tertib siswa. (sebagaimana terlampir) Cara ini dilakukan oleh guru untuk menjadikan siswa menjadi disiplin dalam proses belajar mengajar sehingga semua itu berdampak meningkatnya prestasi siswa. b. Mengisi surat pernyataan sanggup mentaati peraturan di MAN 1 Boyolali
bagi setiap siswa baru dan dikumpulkan di BK.
(sebagaimana terlampir) Cara ini dilakukan untuk menanamkan rasa tanggungjawab dan kesadaran untuk patuh pada aturan sekolah sehingga siswa menjadi disiplin dalam belajar.
c. Memberikan sangsi berupa skor dan tindak lanjut bagi siswa yang melanggar tatatertib sesuai dengan jenis pelanggaran. (sebagaimana terlampir) Cara ini dilakukan untuk memberi rasa jera kepada siswa sehingga diharapkan para siswa tidk akan mengulangi kesalahan yang pernah mereka perbuat. d. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya disiplin ketika awal pelajaran bagi semua guru. e. Mengaitkan materi pelajaran dengan konsep kedisiplinan. f. Menerbitkan majalah “Al- Ibroh” yang diddalamnya memberikan solusi dan trik-trik bagi siswa agar sukses dalaelajar dan majalah ini terbit setiap 1 semester sekali. g. Membentuk guru pamong yang mana setiap 1 guru menanggani 4-5 siswa yang
bertanggung jawab untuk membimbing belajar dan
beribadah siswa khususnya siswa kelas XII ( wawancara dengan guru BK hari kamis 24 Mei 2012) Di dalam majalah al-ibroh terbitan MAN 1 boyolalai edisi 2 dijelaskan pelajar yang sukses memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Optimistik. Pelajar yang cemerlang senantiasa yakin pada potensi yang dimilikinya dan senantiasa berkeyakinan “ AKU PASTI BISA”.
b. Jangan bersifat pesimistik. Pelajar yang cemerlang senantiasa optimis dan tidak putus harapan dan mengalah sebelum mulai berjuang. c. Kesadaran memikul tanggung jawab. Pelajar yang cemerlang mempunyai kesadaran dan kesediaan untuk memikul tanggungjawab sebagai seorang pelajar yang menjadi harapan agama, bangsa, Negara, keluarga dan masyarakatpada masa yang akan datang. d. Tumpuan sepenuh hati. Pelajar yang cemerlang memberikan tumpuan sepenuhnya kepada pelajaran semasa mengikuti pelajaran guru di kelas. e. Selalu melakukan persiapan. Pelajar yang cemerlang senantiasa bersiap sedia untuk menghadapi segala bentuk ujian yang diadakan oleh sekolah atau Negara. f. Tepati waktu belajar. Pelajar yang cemerlang menepati waktu belajar yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah seperti datang ke sekolah dalam waktu yang ditetapkan dan pulang sesuai jadwal. g. Hormati orang tua dan guru. Pelajar yang cemerlang senantiasa menghormati orang tua dirumah dan guru di dalam kelas atau sewaktu sewaktu berada di luar kelas.
h. Melaksanakan tugas yang diberi. Pelajar yang cemerlang senantiasa menyiapkan tugas yang diberi oleh guru baik di kelas atau pekerjaan rumah. i. Cinta perpustakaan. Pelajar
yang
cemerlang
menjadikan
perpustakaan
sekolah
dan
perpustakaan lain sebagai gedung ilmu pengetahuan untuk dikunjungi dan mendapatkan buku-buku untuk dipinjam. Perpustakaan adalah gedung ilmu. Perpustakaan juga merupakan tempat yang sangat sesuai untuk kita semua menelaah pelajaran. j. Sanggup membawa diri. Pelajar yang cemerlang menjaga kesehatan tubuh badan dengan cara memakan makanan yang bergizi. k. Mengerjakan sholat. Pelajar yang cemerlang senantiasa menjaga solatnya karena merupupakan kewajiban sekaligus tiang agama. l. Berdoa. Pelajar yang cemerlang senantiasa berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah dan menjadiakan Dia satu-satunya tempat bergantung. Yakin bahawa Allah senantiasa member yang terbaik dan Dia tidak akan menyia-nyiakan smua usaha yang kita lakuakan. Dan dijelaskan pula oleh Dr. Moh Abdul Kholq Hasan, MA, M.Ed. (Kaprodi Pasca Sarjana Studi Al-Quran IAIN Surakarta) didalam majalah Al-Ibroh bahwa ciri-ciri pelajar idola adalah sebagai berikut:
1) Pandai pasang niat Ciri utama pelajar idola, ia selalu pandai pasang niat dalam segala aktivitasnya.semua aktivitas bisa menjadi ibadah yang agung karena keagungan niatnya. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa semua amalan dianggap sah apabila disertai niat yang benar. (HR. Bukhari Muslim). 2) Cerdas pasang target Keberhasilan seseorang akan cepat dicapai apabila ia mampu dan cerdas memasang target dalam hidupnya. Gambaran orang yang tidak memiliki target adalah orang yang mau pergi ke semarang kemudian ia tidak memasang target kapan ia sampai?, jam brapa?, hari apa?. Yang penting sampai kesemarang tanpa ada target tertentu. Pelajar idola akan selalu tersadarkan atas pentinya pasang target dalam hidup. Ia akan selalu terkejar oleh target yang dipasang, sehingga tidak ada baginya waktu tersia-siakan. 3) Menjadi yang terbaik Agama kita selalu mendidik kita agar menjadi yang terbaik. AlQuran sendiri menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (QS. Al –Mu’minun 61). Ini memberikan sebuah arti bahwa kita diperbolehkan bahkan dianjurkan untuknbersaing sehat demi mencapai sebuah tingkatan yang lebih baik. Seorang mukmin harus berusaha sekuat tenaga agar hari esok lebih baik dari hari ini.
4) Pandai mengiventasikan kesempatan Pelajar idola harus mampu mengiventasikan kesempatan yang ada. Ia masih sadar betul bahwa Allah masih memberikan keempatan kepadanya untuk belajar. Ia tahu bahwa tidak semua orang yang diberi Allah kesempatan mengenyam pendidikan sekolah. Oleh karenanya ia selalu pandai menggunakan kesempatan tersebut buntuk berbuat lebih banyak dan bermanfaat baik untuk dirinya atau orang lain. 5) Mengamalkan ilmu Sebagaimana disinggung diatas, bahwa tujuan utama kita belajar adalah member manfaat baik untuk kita pribadi maupun oranglain. Kemanfaatan belajar tentu akan nihil tanpa adanya usaha mengamalkan ilmu yang telah dimiliki. Jadi ia belajar bukan hanya mentranfer ilmu penegetahuan, melainkan juga harus diamalkan sesuai dengan kemampuan dan bidang spesialisasinya. 6) Cita-cita yang tinggi Kita mungkin mempunyai cita-cita, tetapi tidak semua orang yang mempunyai cita-cita tinggi. Kita harus mampu membedakan antara cita-cita yang tinggi. Kita mampu membedakan antara cita-cita dan angan-angan.
Islam
melarang
kita
pandai
berangan-angan,
sebaliknya islam menganjurkan kita untuk mempunyai cita-cita yang tinggi. Bedanya adalah kalau angan-angan hanya dipikir tetapi kalau cita-cita dilaksanakan dan diusahakan semaksimal mungkin. Allah
berfirman dalam hadist Qudsi: ”Aku akan mngabulkan atau menuruti apa yang diinginkan atau dicita-citakan hamba-Ku”. Oleh karena itu, kita tidak boleh berprasangka buruk kepada Allah. 7) Menjadi contoh bagi lainya Berusaha untuk menjadi contoh bagi orang lain adalah cita-cita pelajar
idola. Ia akan menjaga bicaranya, akhlaqnya, dan
penampilanya.menjadi peljar idola ia tidak merasa payah atas omongan orang lain, selama ia melakukan aktifitas yang diridhoi Allah. Selain ia menjadi bintang sekolah, iapun menjadi bintang para malaikat, karena keharuman akhalqnya tercium oleh para malaikat. 8) Mencari komunitas sehat Siapapun tidak akan mampu bertahan di hadapan faktor luar. Orang sedikit banyak akan terpengaruhi oleh komunitasnya. Kalau komunitasnya sehat, ia akan sehat pula, begitu pula sebaliknya. Pelajar idola akan paham dan mampu memilih komunitasnya secara tepat dan benar. Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa agama seseorang tergantung pada temen dekatnya . ini berarti bahwa temen kita mempunyai andil dalam pembentukan kepribadian kita. Pada hadist lain diterangkan bahwa pemuda yang tumbuh dikomunitas yang beribadah (sehat), maka ia termasuk tujuh orang yang mendapat naungan di hari akhir nanti.
9) Bangun kreatifitas dakwah Suatu hal yang harus disadari sebagai seorang pemuda sekaligus pelajar adalah tanggung jawab kita sebagai pelajar muslim. Seorang pelajar idola ia selalu membangun kreativitasnya dalam berdakwah. Berdakwah untuk diri kita sendiri, teman, keluarga, lingkungan dan masyarakat. Artinya dakwah sangat luas bahkan tidak harus berpidato di depan panggung, melainkan ucapan, tingkah laku, gaul kita, semuanya bias menjadi dakwah kita. 10) Allah sebagai tujuan akhir Semua orang pasti mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Tapi semuanya harus bermuara pada tujuan akhir kepada Allah SWT. Sebuah kenyataan yang harus kita renungkan dan dipahami bersama adalah bagaimana kita membangun kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. Maka setiap individu kita dituntut untuk bekerja keras agar mampu menyeimbangkan antara kedua kehidupan tersebut. Faktor-faktor yang mendukung penanaman kedisiplinan belajar siswa di MAN 1 Boyolali antara lain: a. Kesadaran yang tinggi tentang pentingnya disiplin dari semua warga sekolah sehingga mentaati peraturan yang ada. b. Orang tua yang selalu memperhatikan dan memantau perkembangan pendidikan anak.
Faktor-faktor yang menghambat
penanaman kedisiplinan belajar
siswa di MAN 1 Boyolali antara lain: a. Kurangnya kesadaran dari siswa untuk disiplin Sebagian siswa lebih senang berkelakuan bebas tanpa adanya sesuatu yang membatasinya yaitu aturan sekolah/tata tertib sehingga perilaku mereka tidak terkendali dan tidak sesuai dengan aturan yang telah dibuat pihak sekolah. b. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu. Seorang siswa memilki rasa malas untuk mengikuti mata pelajaran tertentu mempengaruhi kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran yaitu sebagian mereka akan memilih untuk tidak masuk kelas. c. Faktor ekonomi keluarga yang kurang mendukung terpenuhinya kebutuhan penunjang belajar siswa. Kebutuhan siswa dalam belajar kadang menuntut mereka untuk membeli buku penunjang dan lain-lain. Seorang siswa yang tidak bisa membeli disebabkan karena keadaan ekonomi keluarga yang terbatas. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam belajar. d. Kurangnya perhatian dari sebagian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anaknya. e. Tempat tinggal yang jauh dari sekolah. Seorang siswa yang memilki tempat tinggal yang jauh dari sekolah dan berangkat menggunakan jasa kendaraan umum sebagian dari mereka
terlambat masuk kelas sihingga hal itu berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam proses belajar. ( wawancara dengan Wali kelas X dan XI hari senin tanggal 28 Mei 2012). 2. Cara Penanaman Kedisiplinan Beribadah Siswa di MAN 1 Boyolali. Cara penanaman kedisiplinan beribadah siswa MAN 1 Boyolali adalah sebagai berikut: a. Memberikan penyuluhan kepada siswa setiap pelajaran. Guru memberikan penyuluhan setiap pelajaran tentang pentingnya melaksanakan ajaran agama yang tertuang dalam rukun islam terutama tentang sholat. Semua itu dilakukan dalam rangka untuk menanamkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. b. Mengadakan tadzarus bagi siswa dan dilanjutkan kultum oleh guru mapel yang bersangkutan setiap hari diawal jam pelajaran yaitu jam 07.00-07-30. c. Solat dzuhur berjamaah dimasjid sekolah dengan seluruh warga sekolah dilanjudkan kultum dari siswa perwakilan dari kelas dengan digilir. d.
Solat jumah dimasjid sekolah diikuti oleh guru dan seluruh siswa.
e. Mengadakan rutinitas pesantren kilat setiap bulan Ramadhan yang diikuti semua siswa dan guru. f. Membagikan ta’jilan dan sedekah kepada pondok/panti asuhan terdekat setiap bulan Ramadhan.
g. Mengadakan rutinitas pengumpulan zakat
fitrah setiap bulan
Ramadhan yang dikelola oleh siswa dan dibagikan kepada siswa dan masyarakat sekitar yang berhak menerima. h. Mengadakan sertifikasi keagamaan bagi siswa XI yang akan naik kelas XII, materi yang diujikan meliputi ibadah beserta bacaan solat, Qitobah, hafalan surat-surat pendek (kartu tes dan sertifikasi sebagaimana terlampir). (wawancara dengan seksi agama sekaligus guru Qur’an Hadist hari Kamis tanggal 31 Mei 2012). Didalam majalah Al-Ibroh terbitan MAN 1 boyolalai edisi 2 dijelaskan tips belajar pelajar islami sebagai berikut: a. Niat, niat sangat besar peranananya dalam mempengarui sukses tidaknya kita belajar. Niatkan bahwa kita belajar semata-mata untuk memenuhi kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu harus menuntut ilmu, jadikan belajar sebagai bagian dari ibadah. Mulailah dengan membaca basmallah, Insyaallah kita akan konsentrasi dalam belajar. b. Lingkungan sekitar, faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar diantaranya : orang tua, guru dan teman, walapun tentu saja kecerdasan kita sendiri sangat mempengarui kesuksesan dalam belajar. Namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar. Peran
orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan tapi terpenting adalah bagaimana kita mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru. Dan faktor lain yang perlu diperhatikan adalah dengan siapakita bergaul. Carilah teman yang biasa memotivasi kita untuk bersaing dalam menuntut ilmu. c. Sarana belajar, buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam kesuksesan belajar kita terutama dalam pengembangan minat membaca. Suasana tempat belajarpun akan mempengaruhi kenyamanan kita dalam belajar. Hal ini yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah computer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat kita manfaatkan. d. Cara belajar, cara belajar yang benar adalah dengan mempelajari bahan pelajaran secara bertahap, sedkit demi sedikit. Setiap kita memperoleh pelajaran maka jangan ditunda-tunda untuk mempelajarinya. Pada umumnya kita masih terbiasa dengan belajar saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik. Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya dengan cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam
waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Teknik yang diajarkan adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku tersebut. Faktor-faktor yang mendukung penanaman kedisiplinan beribadah siswa di MAN 1 Boyolali antara lain; a. Kesadaran siswa terhadap kewajiban menjalankan perintah agama. b. Kesadaran dari guru yang terus menasehati siswa pentinya masalah ibadah. c. Lingkungan keluarga yang agamis. d. Dukungan dari sebagian orang tua yang memperhatikan dan mengawasi ibadah anaknya. Faktor-faktor yang menghambat penanaman kedisiplinan beribadah siswa di MAN 1 Boyolali antara lain: a. Kurangnya kesadaran dari siswa b. Sebagian lingkungan keluarga yang jauh dari agama c. Kurangnya perhatian dari sebagian orang tua. (Hasil wawancara dengan guru BP tanggal 24 Mei 2012).
C. Hasil Penerapan Penanaman Kedisiplinan Belajar dan Beribadah Siswa MAN 1 Boyolali. Hasil yang dicapai dalam penerapan kedisiplinan belajar dan beribadah siswa MAN 1 Boyolali adalah sebagai berikut: a. Pendapat dari kepala MAN 1 Boyolali Hasil yang dicapai setelah adanya penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa di MAN 1 Boyolali, siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar dan beribadah serta prestasi akademik maupun non akademik meningkat. (hasil wawancara anggal 23 Mei 2012 jam 09.00). b. Pendapat dari petugas BP MAN 1 Boyolali Perubahan siswa MAN 1 Boyolali setelah adanya penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa MAN 1 Boyolali, siswa menjadi lebih disiplin dalam mentaati peraturan atau tata-tertib sekolah .(hasil wawancara tanggal 24 Mei 2012 jam 08.15) c. Pendapat dari wali kelas Setelah adanya penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa menjadi meningkat baik kedisiplinan secara umum dikelas maupun prestasi akedemikyang mereka capai.(hasil wawancara tanggal 24 Mei jam 09.30) d. Pendapat dari seksi agama/kerohanian Hasil yang dicapai khususnya penanaman kedisiplinan beribadah siswa MAN 1 Boyolali menjadi lebih sadar akan kewajibanya sebagai seorang
muslim dalam beribadah dan juga prestasi akademik khususnya mata pelajaran agama meningkat. (Hasil wawancara tanggal 31 Juni jam 08.30). e. Pendapat dari Waka.Kesiswaan Setelah adanya penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah siswa mendapat motivasiyang menjadikan siswa lebih patuh pada aturan sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik begitu juga hasil prestasi yang dihasilkan menjadi meningkat. (Hasil wawancara tanggal 24 Mei jam 11.00). Karena adanya berbagai pendapat tersebut maka kedisiplinan belajar dan beribadah siswa MAN 1 Boyolali sudah cukup sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak MAN 1 Boyolali dalam pembentukan akhlak yang baik, jiwa kerohanian yang mantap dan prestasi akademik dan non-akademik yang meningkat pada siswa MAN 1 Boyolali melalui model penanaman kedisiplinan beelajar dan beribadah siswa MAN 1 Boyolali tahun 2012.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Cara Penanaman Kedisiplinan Belajar Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. Kedisiplinan
adalah
melakukan
segala
sesuatu
secara
teratur
berkesinambungan dan dengan rasa penuh rasa tanggung jawab sehingga akan membentuk watak seseorang menjadi taat dan patuh akan peraturan yang ada . Sedangkan Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu ( W.J.S Poerwadarminta, 2006: 296). Clark Hull dalam Asri Budiningsih definisi belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, Jadi belajar adalah segala usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencari ilmu pengetahuan. Definisi disiplin belajar sangat banyak dari ahli-ahli pembelajaran, pengertian disiplin belajar adalah kesadaran diri untuk mengendalikan atau mengontrol dirinya untuk sungguh-sungguh belajar (2005:22). Cara penanaman kedisiplinan belajar siswa dalam skripsi ini adalah cara dan usaha yang dilakukan oleh guru untuk menjadikan siswa menjadi disiplin dalam proses belajar mengajar sehingga semua itu akan berdampak meningkatnya prestasi siswa disekolah. Cara penanaman kedisiplinan belajar siswa MAN 1 Boyolali dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan kedisiplinan belajar kegiatan ini biasa dilakukan ketika sambutan Pembina upacara hari Senin maupun ketika seorang guru mengawali pelajaran di kelas. Selain itu
sekolah juga membuat tata tertib siswa yang bertujuan untuk membatasi aktifitas dan perilaku siswa supaya lebih terkendali dan bermanfaat sehingga kedisiplinan dalam proses belajar dapat tercapai. Pada saat penerimaan siswa baru momen ini juga digunakan oleh sekolah untuk menanamkan kedisiplinan bagi siswa yang diterima, yaitu mereka harus mengisi surat pernyataan sanggup mentaati peraturan di sekolah.Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan rasa tanggungjawab dan kesadaran untuk patuh pada aturan sekolah sehingga siswa menjadi disiplin dalam belajar. Dengan adanya aturan dan tata tertib maka bagi siswa yang melanggar akan diberikan skor. Bagi siswa yang sudah mencapai jumlah skor akan mendapatkan sanksi sesuai aturan yang telah dibuat oleh pihak sekolah. Penyuluhan tentang pentingnya disiplin dan mengaitkan materi pelajaran dengan konsep kedisiplinan juga merupakan cara yang diterapkan oleh guru dalam menanamkan kedisiplinan siswa dalam belajar. Kegiatan tersebut dilakukan ketika guru memberikan pelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Selain itu usaha sekolah yang dilakukan untuk menanamkan kedisiplinan belajar adalah menerbitkan majalah “Al- Ibroh” yang didalamnya memberikan solusi dan trik-trik bagi siswa agar sukses dalam belajar, majalah ini terbit setiap 1 semester sekali. Pihak sekolah mewajibkan setiap siswa memiliki majalah tersebut sebagai bacaan dan penambah wawasan. Selain cara di atas, MAN 1 Boyolali dalam menanamkan disiplin dengan membentuk guru pamong. Setiap 1 guru pamong menangani 4 - 5 siswa dan bertanggung jawab untuk membimbing belajar. Kegiatan tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk membantu siswa kelas XII yang akan menghadapi UAS dan UAN agar sukses dengan hasil yamg maksimal. Cara-cara yang dilakukan diatas sesuai dengan hasil wawancara dengan Wakakesiswaan pada tanggal 24 Mei 2012. Berikut penuturan Beliau Bp. ISN, “Cara yang kami lakukan untuk menanamkan kedisiplinan belajar siswa adalah dengan membuat tata tertib siswa, mengisi surat pernyataan sanggup mentaati peraturan di MAN 1 Boyolali bagi setiap siswa baru, memberikan sangsi berupa skor dan tindak lanjut bagi siswa yang melanggar tatatertib, memberikan penyuluhan tentang pentingnya disiplin ketika awal pelajaran bagi semua guru, mengaitkan materi pelajaran dengan konsep kedisiplinan, menerbitkan majalah “Al- Ibroh” yang diddalamnya memberikan solusi dan trik-trik bagi siswa agar sukses dalam belajar dan majalah ini terbit setiap 1 semester sekali, membentuk guru pamong yang mana setiap 1 guru menanggani 4-5 siswa yang bertanggung jawab untuk membimbing belajar dan beribadah siswa khususnya siswa kelas XII”. Marilyn E. Gootman, Ed. D., seorang ahli pendidikan dari Universityof Georgia di Athens, Amerika, dalam Imam Ahmad Ibnu Nizar mengemukakan bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya dan membantu anak mengenali prilaku yang salah lalu mengoreksinya (2009:22). Dengan demikian melatih dan mendidik siswa dalam keteraturan hidup kesehariannya disekolah dengan cara- cara yang dilakukan MAN 1 Boyolali diatas akan memunculkan watak disiplin.
B. Cara Penanaman Kedisiplinan Beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Dari segi bahasa, kata ibadah berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 1984). Adapun kata
Ibadah menurut istilah
berarti menghambakan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridhoan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat (Ash-Shiddiqy,1954:4). Kedisiplinan beribadah mempunyai perilaku disiplin dalam menjalankan ibadah, misalnya dalam menjalankan sholat , seorang muslim dalam mengerjakan sholat harus dengan khusyu’, tawadlu’ dan penuh dengan rasa ikhlas dan penuh harap. Shalat harus dikerjakan secara disiplin yang mana seorang muslim harus mengerjakan tepat waktu, Cara penanaman kedisiplinan beribadah adalah suatu cara dan usaha yang dilakukan untuk menanamkan kedisiplinan dalam menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Cara menanamkan kedisiplinan beribadah siswa di MAN 1 Boyolali adalah dengan mengadakan kegiatan kegiatan yang berkaitan peningkatan kedisiplinan siswa. Selain itu dengan guru memberikan penyuluhan kepada siswa setiap pelajaran tentang pentingnya melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam yang tertuang dalam rukun islam khususnya melaksanakan ibadah sholat 5 waktu. Mengadakan tadarus bagi siswa merupakan cara yang dilakukan supaya siswa menjadi terbiasa membaca agar bagi siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an menjadi lancar sehingga akan menumbuhkan kecintaan terhadap al-Qur’an untuk mempelajari makna yang terkandung didalamnya dan mengamalkannya. Pada saat jam pelajaran dimulai guru memberikan nasehat dan motivasi tentang pentingnya kedisiplinan dalam beribadah. Penanaman kedisiplinan juga dilakukan di masjid sekolah yaitu dengan mengadakan sholat dzuhur berjamaah yang diikuti oleh seluruh warga sekolah yang menjadikan ikatan
emosional antara siswa dan guru menjadi terjalin dengan baik, sehingga ketika proses belajar mengajar di kelas menjadi harmonis. Setelah solat dzuhur selesai dilanjutkan kultum dari siswa, hal ini dilakukan untuk melatih mental para siswa agar berani
berbicara di depan umum serta mempersiapkan siswa
mampu berbicara di depan masyarakat banyak. Usaha yang dilakukan sekolah untuk menanamkan kedisiplinan beribadah selain yang dijelaskan diatas adalah dengan mengaktifkan sholat Jum’at dimasjid sekolah yang diikuti oleh guru dan seluruh siswa. Bulan Ramadhan bagi MAN 1 boyolali merupakan kesempatan yang sangat efektif untuk menanamkan kedisiplinan beribadah. Momen ini digunakan untuk mengadakan pesantren kilat, dalam kegiatan tersebut banyak materi-materi yang diberikan kepada siswa khususnya dalam melaksanakan ibadah. Selain itu kegiatan yang dilakukan Kegiatan rutin lainya yang dilakukan adalah pengumpulan zakat fitrah setiap bulan Ramadhan
yang
dikelola oleh siswa dan dibagikan kepada siswa dan masyarakat sekitar yang berhak menerima. Para siswa juga membagikan ta’jilan/sedekah kepada pondok/panti asuhan terdekat. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh siswa dengan koordinator pengurus OSIS. Usaha lain yang dilakukan adalah mengadakan sertifikasi keagamaan bagi siswa XI yang akan naik kelas XII materi yang diujikan meliputi hafalan suratsurat pendek,bacaan sholat,doa sehari-hari dan lain-lain. Hal itu dilakukan agar siswa menjadi hafal dan paham terhadap bacaan-bacaan yang di ucapkan ketika melakukan ibadah. Cara-cara yang dilakukan diatas sesuai dengan hasil
wawancara dengan Seksi Agama ibu SR pada tanggal 31 Juni 2012. Berikut penuturan Beliau, “cara yang kami lakukan untuk menanamkan kedisiplinan beribadah adalah dengan memberikan penyuluhan kepada siswa setiap pelajaran, mengadakan tadzarus bagi siswa dan dilanjutkan kultum oleh guru mapel yang bersangkutan setiap hari diawal jam pelajaran yaitu jam 07.00-0730, mengadakan solat dzuhur berjamaah dimasjid sekolah dengan seluruh warga sekolah dilanjudkan kultum dari siswa perwakilan dari kelas dengan digilir, mengaktifkan solat jumah dimasjid sekolah diikuti oleh guru dan seluruh siswa. mengadakan rutinitas pesantren kilat setiap bulan Ramadhan yang diikuti semua siswa dan guru, membagikan ta’jilan dan sedekah kepada pondok/panti asuhan terdekat setiap bulan Ramadhan dan mengadakan kegiatan rutin yaitu pengumpulan zakat fitrah setiap bulan Ramadhan yang dikelola oleh siswa dan dibagikan kepada siswa dan masyarakat sekitar yang berhak menerima dan mengadakan sertifikasi keagamaan bagi siswa XI yang akan naik kelas XII.” Islam dengan tegas memandang amal (aktivitas) bernilai ibadah apabila dalam pelaksanaanya manusia menjalin hubungan dengan Tuhanya serta bertujuan merealisasikan kebaikan bagi dirinya dan masyarakatnya (Hery dan Munzier, 2000:155). Dengan demikian cara-cara penanaman kedisiplinan beribadah MAN 1 Boyolali pelaksanaanya senantiasa menjalin hubungan dengan Tuhanya serta bertujuan merealisasikan kebaikan bagi diri siswa, sekolah dan juga bagi kemaslahatan umat.
C. Faktor
yang Mendukung dan Menghambat Penanaman Kedisiplinan
Belajar Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. Faktor-faktor yang mendukung penanaman kedisiplinan belajar siswa MAN 1 Boyolali adalah Kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin dari semua warga sekolah baik dari guru, karyawan dan juga dari diri siswa sendiri untuk mematuhi aturan sekolah yang telah dibuat. Selain itu orang tua juga menjadi
faktor pendorong seorang siswa untuk selalu memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi, yaitu dengan cara orang tua selalu memperhatikan dan memantau perkembangan pendidikan anak. Faktor diatas sesuai dengan penuturan dari wali kelas bapak WS pada tanggal 24 Mei 2012. Berikut penuturan Beliau, “Faktor-faktor yang mendukung penanaman kedisiplinan belajar siswa di MAN 1 Boyolali menurut kami adalah kesadaran siswa yang tinggi tentang pentingnya disiplin dan juga orang tua yang selalu memperhatikan dan memantau perkembangan pendidikan anak”.
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat
penanaman kedisiplinan
belajar siswa di MAN 1 Boyolali adalah kurangnya kesadaran dari diri siswa untuk disiplin. Karena kebanyakan dari para siswa lebih senang berkelakuan yang bebas tanpa adanya aturan yang mengikat, sehingga perilaku mereka menjadi tidak terkendali dan tidak sesuai dengan aturan yang telah di buat oleh sekolah. Selain itu kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu, sehingga siswa menjadi malas untuk belajar bahkan membuat malas untuk masuk kelas. Faktor ekonomi keluarga juga merupakan faktor penghambat, walaupun hal ini bukan merupakan faktor yang vital yaitu ketika seorang siswa dituntut untuk memiliki buku ataupun alat tertentu sebagai penunjang belajar namun kemampuan orang tua tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu kurangnya perhatian dari orang tua, yang hanya memberi uang saku dan melihat anaknya berangkat serta pulang sekolah tanpa peduli untuk memperhatikan perkembangan pendidikan maupun prestasi yang dicapai anaknya di sekolah. Seorang siswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dan berangkat dengan jasa kendaraan umum menjadikan mereka telat masuk kelas
sehingga hal ini menjadikan penghambat untuk berdisiplin dalam belajar. Faktor-faktor ini juga sesuai penuturan guru BP pada tanggal 24 Mei 2012, berikut penuturan Beliau Bp. JK, “Dan yang menjadi faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran dan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu, ekonomi keluarga yang kurang mendukung terpenuhinya kebutuhan penunjang belajar, kurangnya perhatian dari orang tua terhadap perkembangan pendidikan anaknya selain itu tempat tinggal siswa yang jauh dari sekolah yang selalu berangkat sekolah dengan dilaju” Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan, dan (4) tujuan (Haditono 1984:36). Sikap disiplin siswa berbeda-beda ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar.
D. Faktor
yang Mendukung dan Menghambat Penanaman Kedisiplinan
Beribadah Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman kedisiplinan beribadah siswa ada 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu yang ada pada diri anak tersebut dan sudah melekat dalam hatinya. Dalam mengerjakan ibadah anak tidak menunggu suruhan dari orang tua. Anak mengerjakan dengan niat yang ikhlas. Menurut slameto (ewitri.wordpress.com), faktor internal yaitu faktor yang berasal dari individu, antara lain: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan
faktor kelelahan. Sedangkan Faktor eksternal yaitu keluar faktor yang berasal dari luar, antara lain : faktor keluarga, faktor sekolah dan lingkungan dan masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan guru BP pada tanggal 24 Mei 2012. Berikut ini penuturan dari Beliau Ibu RA, “Yang mendukung penanaman kedisiplinan beribadah siswa adalah kesadaran siswa terhadap kewajiban menjalankan perintah agama, guru yang terus menasehati siswa pentinya masalah ibadah, lingkungan keluarga siswa yang agamis, dan juga dukungan orang tua yang selalu memperhaikan dan mengawasi ibadah anaknya. Dan yang menjadi faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran dan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu, ekonomi keluarga yang kurang mendukung terpenuhinya kebutuhan penunjang belajar, kurangnya perhatian dari orang tua terhadap perkembangan pendidikan anaknya selain itu tempat tinggal siswa yang jauh dari sekolah yang selalu berangkat sekolah dengan dilaju” Faktor pendukung dalam menanamkan kedisiplinan beribadah siswa di MAN 1 Boyolali adalah adanya faktor internal yaitu kesadaran dari siswa pentinya masalah ibadah. Faktor eksternal yang mendukung yaitu Orang tua yang senantiasa memberikan contoh, memperhatikan dan mengawasi perilaku dalam beribadah anaknya dan lingkungan masyarakat siswa yang agamis senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan baik, menjadikan seorang siswa menjadi disiplin dalam beribadah. Faktor-faktor yang menghambat penanaman kedisiplinan beribadah siswa di MAN 1 Boyolali berasal dari faktor internal siswa dan eksternal. Faktor internal
yaitu
kurangnya
kesadaran
dari
siswa
terhadap
kewajiban
melaksanakan ajaran agama. Faktor eksternal yaitu orang tua yang tidak memperhatikan perilaku anaknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama dan lingkungan masyarakat yang jauh dari ajaran dan norma-norma agama,
sehingga seorang anak akan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat tersebut padahal bertentangan dengan hukum agama.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Cara penanaman kedisiplinan belajar siswa yang diterapakan di MAN 1 Boyolali melalui berbagai cara yaitu: a. Memberikan penyuluhan kepada siswa setiap hari senin oleh Pembina upacara. b. Membuat tata tertib siswa. c. Mengisi surat pernyataan sanggup mentaati peraturan di MAN 1 Boyolali bagi setiap siswa baru. d. Memberikan sanksi berupa skor dan tindak lanjut bagi siswa yang melanggar tata tertib sesuai dengan jenis pelanggaran. e. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya disiplin ketika awal pelajaran bagi semua guru. f. Mengaitkan materi pelajaran dengan konsep kedisiplinan. g. Menerbitkan majalah “Al- Ibroh”. h. Membentuk guru pamong yang mana setiap 1 guru menanggani 4-5 siswa yang
bertanggung jawab untuk membimbing belajar dan
beribadah siswa.
2. Cara penanaman kedisiplinan beribadah siswa yang diterapkan di MAN 1 Boyolali dengan melalui berbagai cara yaitu: a. Mengadakan tadarusan bagi siswa dan dilanjutkan kultum oleh guru. b. Solat dzuhur jamaah di masjid sekolah dengan seluruh warga sekolah dilanjutkan kultum dari siswa. c. Solat jumah dimasjid sekolah diikuti oleh guru dan seluruh siswa. d. Mengadakan rutinitas pesantren kilat setiap bulan Ramadhan yang diikuti semua siswa dan guru. e. Membagikan ta’jilan dan sedekah kepada pondok/panti asuhan terdekat setiap bulan Ramadhan. f. Mengadakan rutinitas pengumpulan zakat fitrah setiap bulan ramadhan yang dikelola oleh siswa. g. Mengadakan sertifikasi keagamaan bagi siswa XI yang akan naik kelas XII. 3. Faktor pendukung dan penghambat penanaman kedisiplinan belajar siswa MAN 1 Boyolali a. Faktor pendukung Faktor pendukung dalam penanaman kedisiplinan belajar siswa di MAN 1 Boyolali adalah: 1) Kesadaran yang tinggi tentang pentingnya disiplin dari semua warga sekolah. 2) Orang
tua
yang
selalu
memperhatikan
perkembangan pendidikan anak.
dan
memantau
b. Faktor penghambat Faktor penghambat dalam peanaman kedisiplinan belajar siswa MAN 1 Boyolali adalah: 1) Kurangnya kesadaran dari siswa untuk disiplin, 2) Kurangnya minat terhadap mata pelajaran tertentu, 3) Faktor ekonomi keluarga yang kurang mendukung terpenuhinya kebutuhan penunjang belajar siswa. 4. Faktor pendukung dan penghambat penanaman kedisiplinan beribadah siswa MAN 1 Boyolali. a. Faktor pendukung penanaman kedisiplinan beribadah siswa MAN 1 Boyolali adalah: 1) Kesadaran siswa terhadap kewajiban menjalankan perintah agama. 2) Kesadaran dari guru yang terus menasehati siswa pentinya masalah ibadah. 3) Lingkungan keluarga yang agamis 4) Dukungan dari sebagian orang tua yang selalu memperhaikan dan mengawasi ibadah anaknya. b. Faktor penghambat penanaman kedisiplinan beribadah siswa MAN 1 Boyolali adalah: 1) Kurangnya kesadaran dari sebagian siswa. 2) Lingkungan keluarga yang jauh dari agama. 3) Kurangnya perhatian dari sebagian orang tua.
B. Saran 1. Kepala sekolah a. Lebih berperan aktif secara langsung dalam memantau kedisiplinan belajar dan beribadah siswa. b. Lebih sering mengadakan koordinasi dengan semua warga sekolah dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa. 2. Guru BP a. Demi kesuksesan penanaman kedisiplinan belajar BP
perlu
menyadarkan kepada warga sekolah terutama siswa bahwa tugas BP adalah membangun motivasi dan solusi bagi semua siswa khususnya bagi siswa yang bermasalah agar prestasi belajar meningkat. b. Lebih aktif dalam mengunakan pendekatan emosional dalam menanamkan kedisiplinan bagi siswa terutama siswa yang memiliki gangguan dan kelemahan pengetahuan dalam belajar dan beribadah. 3. Wali Kelas a. Lebih berperan aktif dalam memantau kedisiplinan para siswa disetiap kelas. b. Lebih meningkatkan koordinasi dengan para siswa di kelas sehingga diharapkan dapat
memberikan solusi dalam
membuat
model
penanaman kedisiplinan belajar dan beribadah sesuai keadaan siswa yang ada.
4. Waka Kesiswaan a. Lebih aktif mengadakan koordinasi dengan organisasi-organisasi kesiswaan di sekolah dalam rangka menanamkan kedisiplinan belajar dan beribadah b. Membuat
cara
penanaman
kedisiplinan
yang
inovatif
dan
menyenangkan sehingga siswa tidak merasa diatur tetapi secara sadar mereka akan disiplin. 5. Seksi Agama a. Memberikan tauladan bagi para siswa terutama dalam masalah kedisiplinan belajar dan beribadah. b. Memberikan bimbingan dan motivasi keagamaan dalam rangka meraih prestasi utamanya dalam disiplin belajar dan beribadah. 6. Siswa a. Diharapkan siswa secara sadar mematuhi tata tertib sekolah. b. Diharapkan para siswa lebih pro aktif terhadap guru jika menghadapi masalah kedisiplinan belajar dan beribadah 7. Orang tua a.
Diharapkan kepada Orang tua untuk pro aktif dalam memantau dan meningkatkan kedisiplinan belajar dan beribadah anaknya.
b.
Diharapakan bisa menjadi tauladan baik yang bisa di ikuti oleh anak disetiap perilaku dan tutur kata.
C. Penutup Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala petunjuk dan karunia-Nya, serta sholawat dan salam pada Rosullullah SAW. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyati, Pengaruh Keluarga Terhadap Kenakalan Anak, Universitas Sumatera Utara: USU Digital Library, 2003. Basyir, Ahmad Azhar, Falsafah Ibadah dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001. Budiningsih Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Darus Sunah, 2002. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2011. Fuchan, Arif, Pengantar Metode Penulisan Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional, 1992. Hadi, Sutrisno, Metode Research jilid 1, Yogyakarta: Andi Offset, 2000. Hidayat Setyawan, Lilik, Rahasia Sukses Belajar, Pekalongan: CV. Bahagia,1996. Ibnu Nizar, Imam Ahmad, 2009, Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, Jogjakarta: Diva Press. Moeloeng J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Mulyani S. Sumantri, Penegakan Disiplin dalam Upaya Meningkatkan Mutu Guru/Pendidikan, Makalah (tidak diterbitkan), Bandung: IKIP, 1987. Noer Aly, Hery dan Munzier, Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani, 2000. Samsul dkk., Cara Mendisiplinkan Siswa dalam Belajar, Makalah (tidak diterbitkan) STAIN salatiga, 2011. Singgih D. Gumarsa. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995. Sunarto, dkk, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Syamsu Yusuf LN, Disiplin Diri dalam Belajar Dihubungkan dengan Penanaman Disiplin yang dilakukan Orang Tua dan Guru, Tesis, Makalah ( tidak diterbitkan), Bandung: FPS IKIP,1989. Tono Sidik,Adkk. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta:UII Press, 1998. Tono Sidik,Adkk. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta:UII Press, 1998. W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006. Wyckoff Jerry, Ph.D and Barbara C. Unell, Disiplin Tanpa Teriakan atau Pukulan. terj: Rita Wiryadi Jakarta: Binarupa Akasara, 1992. http://id.shvoong.com/social/education/2134793-pengerian-disiplinsekolah/&Q=disiplinmenurut+Elizabeth+B.+Hurlock, diakses 4 juli 2012, jam 19.30 WIB. http://id.shoovong.com/social-sciences/education/2237171-penggunaan-bukukontrol-ibdah/&q=caramendisiplinkan+beribadah +siswa.html , diakses 6 juli 2012,jam 20.00 WIB.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama Tempat,tanggal lahir Jenis kelamin Agama Kewarganegaraan Alamat Hp
: Mulyono : Boyolali, 03 Desember 1989 : Laki-laki : Islam : Indonesia : Berdug Kidul Rt 02 Rw 10, Sidomulyo, Ampel, Boyolali. : 085725578928
Latar Belakang Pendidikan Formal 1996-1997 : Tk. Marsudi Siwi, Bulusari, Sidomulyo, Ampel 1997-2002 : SD N 2 Sidomulyo 2002-2005 : SMP N 1 Ampel 2005-2008 : MA N 1 Boyolali 2008-2012 : STAIN Salatiga Boyolali, 11 Agustus 2012
Mulyono NIM: 11108091