BAB III PENANAMAN NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN
A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis SMP Negeri 15 Pekalongan SMP Negeri 15 Pekalongan terletak di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.15 Kelurahan Bumirejo Kecamatan Pekalongan Barat yang berdiri diatas tanah seluas 5.785 m2 . Adapun status kepemilikan tanah tersebut yaitu milik pemerintah kota Pekalongan yang merupakan bagian dari aset daerah pemerintah kota Pekalongan. Adapun SMP Negeri 15 Pekalongan termasuk salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terletak diwilayah perbatasan antara Kota Pekalongan dengan Kabupaten Pekalongan. Untuk lebih jelasnya SMP Negeri 15 Pekalongan mempunyai batasan-batasan sebagai berikut : a.
Sebelah Utara
: Ladang persawahan warga Kelurahan Bumirejo Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan.
b.
Sebelah Selatan : Ladang persawahan warga Kelurahan Banyurip Ageng
Kecamatan
Pekalongan
Barat
Kota
Pekalongan. c.
Sebelah Barat : Ladang persawahan warga Desa Curug Kecamatan Tirto Kabupate Pekalongan.
46
47
d.
Sebelah Timur
:Lapangan sepak bola Kelurahan Bumirejo Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan.1
2. Sejarah SMP Negeri 15 Pekalongan Berdasarkan Surat kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Tengah, Semarang Nomor : 959/103/U/45, Tanggal 8 Juni 1995 bahwa di Kecamatan Pekalongan Barat dibuka SMP Unit Baru (UGB) dengan nama SMP Negeri 15 Kotamadya Pekalongan, yang mengampu SMP Negeri 15 Pekalongan dengan Kepala Sekolah Bapak T. Widjjanto beserta guru yang mengajarnya juga dari SMP Negeri 15 Kota Pekalongan. Adapun tempat pinjam di SD Negeri Bendan VII, yang beralamat di Jalan Rinjani Bendan Barat Kotamadya Pekalongan, dan dibuka pertama kali mulai tahun pelajaran 1995/ 1996 jumlah rombongan belajar 3 kelas dengan jumlah siswa sebagai berikut: Laki-laki berjumlah 80 siswa dan perempuan 42 siswa. Jadi total siswa sebanyak 122 anak. Terdiri dari: Kelas 1 A = 36 siswa, Kelas 1 B = 35 siswa, Kelas 1 C = 38 siswa, jumlah keseluruhan = 109 siswa dan terdapat anak yang keluar sebanyak 13 anak. Tahun pelajaran 1996/1997 jumlah siswa ada 131 anak, terdiri dari 1 A = 27 siswa, Kelas 1 B = 23 siswa, jumlah seluruh siswa kelas 1 ada 50 anak, Kelas II A = 42 siswa, Kelas II B = 39 siswa, jumlah seluruh siswa kelas II ada 81 anak.
1
Hasil observasi di SMP Negeri 15 Pekalongan pada tanggal 2 Maret 2015
48
Tahun pelajaran 1997/1998 jumlah siswa ada 158 anak, terdiri dari kelas I = 28 anak, Kelas II = 49 anak, Kelas II B = 39 anak, Kelas III = 81 anak. Tahun pelajaran 1998/1999 jumlah siswa ada 184 anak, terdiri dari Kelas I = 70 anak, Kelas II = 70 anak, Kelas III = 44 anak. Tahun pelajaran1999/2000 jumlah siswa 167 anak, terdiri dari Kelas I = 74 anak, Kelas II = 69 anak, Kelas III = 24 anak. Tahun 2000/2001 jumlah siswa ada 277 anak, terdiri dari Kelas I = 136 anak, Kelas II = 76 anak, Kelas III = 65 anak. Tahun pelajaran 2001/2002 jumlah siswa ada 333 anak, dan tahun pelajaran 2002/2003 jumlah siswa ada 358 anak terdiri dari Kelas I = 116 anak, Kelas II = 129 anak, Kelas III = 113 anak.
3. Visi dan Misi a. Visi : Terampil dalam berkarya, satun dalam perilaku untuk menggapai prestasi b. Misi: a.
Memiliki siswa yang beriman, berilmu, sehat jasmani dan rohani.
b.
Menciptakan terlaksananya proses belajar mengajar yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
c.
Menumbuhkan sikap mental yang peduli terhadap diri sendiri, sekolah dan lingkungan.
d.
Membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri.
e.
Membentuk manusia yang terampil dan memberikan bekal hidup di masa yang akan datang.
f. 2
2015
Mempersiapkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.2
Dikutip dari dokumetasi Tata Usaha SMP Negeri 15 Pekalongan pada tanggal 6 Maret
49
4.
Struktur Organisasi Dalam rangka mencapai tujuan sekolah, maka di SMP Negeri 15 Pekalongan diadakan pembagian kerja. Pembagian atau pembidangan itu harus disusun dalam satu struktur yang kompak dengan hubungan kerja yang lain dalam rangka mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi SMP Negeri 15 Pekalongan dipimpin oleh Ibu Nur Laila Ana, M.Pd selaku kepala sekolah, Ibu Rr. Endah Harsasi, S.Pd sebagai waka akademik atau waka kurikulum, dan Bapak Mundhofar, S.Ag sebagai wakil ketua non akademik. Semua kegiatan yang terjadi di SMP Negeri 15 Pekalongan tidak terlepas dari bantuan orang-orang yang dimana memiliki arti penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan . untuk mengetahui lebih detail dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
50
STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 15 PEKALONGAN KEPALA 5. SEKOLAH NURLAILA6.ANA, M.Pd NIP. 19740204 7. 199802 2 004
WAKA AKADEMIK
WAKA NON AKADEMIK
Rr. ENDAH HARSASI I, S.Pd
MUNDOFAR, S.Ag
NIP. 19680604 199702 2 002
NIP. 19680808 199702 1 002
DEWAN GURU
STAF TATA USAHA
SISWA SMP NEGERI 15 KOTA PEKALONGAN
51
5. Profil guru dan Karyawan SMP Negeri 15 Pekalongan sampai saat ini masih konsisten menerapkan tenaga-tenaga guru yang membutuhkan kehati-hatian, artinya harus disesuaikan antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diampu dan sesuai profesinya, supaya proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Guru yang kurang sesuai antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diampunya sering menemukan kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran serta kurang mencapai hasil yang diharapkan. Jumlah guru yang tercatat di SMP Negeri 15 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 sebanyak 20 guru, dan satu kepala sekolah. Adapun data guru dan karyawan SMP Negeri 15 Pekalongan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Profil Guru dan Karyawan SMP Negeri 15 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/ 20153 No. 1 2 3 4 5 6 7 3
2015
Nama Nur Laila Ana, M.Pd Latifah Hanum, S.Pd Mundofar, S.Ag Elisabeth K, S.Pd Drs. Ali Imron Drs. Akhmad Suadi Budi Purnomo, S.Pd
L/P P P L L L L L
Guru Mapel/ Tugas IPS Mulok Prakarya PAI Bahasa Inggris IPA Fisika Penjaskes Sei Budaya
Dikutip dari dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 15 Pekalongan pada tanggal 6 Maret
52
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Rr. Endah Harsasi I, S.Pd Dra. Mufidah Dra. Julia Uli Rokhimah, S.Si Ridwan, S.Pd Bambang Dwi Adi S, S.Pd Hadiyawati, S.Pd Dra. Susmiyati Tarjo, S.Pd Widiyastuti, S.Pd Riyaya, S.E Basuki Siswanto, S.Pd Dhiny Dyan Izzaty, S.Pd Sri Sulistyorini, S.H Marotin, S.E Isro'i Dwi Asih Anggraini Tri Yulia Astuti, S.Pd M. Rizali Hadi Abdurrahman Hakim Adi Listiono Nadirin Rumanto
P P P P L L P P L P L L P P L L P P L L L L L
Matematika IPS Bahasa Indonesia IPA Biologi Matematika Bahasa Inggris BK Bahasa Indonesia Bahasa Jawa PKN IPS TIK, S.Budaya, B.Indonesia IPA Kepegawaian Inventaris Ekspeditor Perpustakaan Kesiswaan Keamanan Agendaris Kebersihan Penjaga Siang Penjaga Malam
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru di SMP Negeri 15 Pekalongan sebanyak 20 guru. Dan 10 orang termasuk karyawan. Karyawan disini adalah tenaga non edukatif ataupun tenaga administrasi yang membantu demi terlaksananya proses belajar mengajar selain tugas pengajar termasuk juga didalamnya pegawai tata usaha.
53
6. Profil Peserta Didik Adapun keadaan siswa SMP Negeri 15 Pekalongan pada Tahun Pelajaran 2014/ 2015 berjumlah 428 siswa. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 2 Keadaan Siswa SMP Negeri 15 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/ 20154 Kelas 7A 7B 7C 7D Jumlah
Kelas 8A 8B 8C 8D 8E Jumlah
4
2015
Jenis Kelamin L 18 19 17 14 68
P 18 18 20 20 76
Jenis Kelamin L 16 15 15 14 15 75
P 18 18 18 18 17 89
Jumlah 36 37 37 34 144
Jumlah 34 33 33 32 32 164
Dikutip dari dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 15 Pekalongan pada tanggal 6 Maret
54
Kelas 9A 9B 9C 9D Jumlah
Kelas 7 8 9 Jumlah
Jenis Kelamin P 14 11 12 15 52
L 17 18 18 15 68
Jenis Kelamin L 68 75 52 195
P 76 89 68 233
Jumlah 31 29 30 30 120
Jumlah 144 164 120 428
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa pada tahun pelajaran 2014/ 2015 sebanyak 144 siswa, dan jumlah siswa pada tahun ini lebih sedikit dari tahun pealajaran sebelumnya yakni tahun pelajaran 2013/ 2014 sebanyak 164 siswa.
7.
Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasana merupakan masalah yang paling urgen untuk satu tujuan pendidikan dan pengajaran. Sarana merupakan wadah atau alat dimana pendidikan itu dapat dilaksanakan dengan baik dan sebagaimana mestinya. Agar dapat diketahui lebih lanjut tentang fasilitas yang terdapat di SMP Negeri 15 Pekalongan, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
55
Tabel 3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 15 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/20155 Gedung Sekolah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
5
2015
Nama Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang BK Ruang TU Ruang Lab. Komputer Ruang Lab IPA Ruang Lab Bahasa Ruang Kelas Ruang Perpus Ruang OSIS Ruang UKS Ruang Ketrampilan Ruang Kesenian Ruang Dapur Ruang Gudang Kamar Mandi Kepala sekolah Kamar Mandi Guru Kamar Mandi siswa Musholla Tempat Parkir Guru Tempat Parkir Siswa Halaman Upacara Lapangan Olahraga
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 4 1 2 12 1 1 1 1 1
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dikutip dari dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 15 Pekalongan pada tanggal 6 Maret
56
Perkakas Sekolah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Meja Kursi Kepala Sekolah Meja Kursi Guru Meja Kursi TU Meja Kursi Satpam Meja Kursi Tamu Meja Kursi Siswa Almari Papan Tulis Alat Kesenian Peralatan Olahraga Perlengkapan Pramuka Laptop Komputer Printer LCD Mesin Foto Copy Absensi Elektronik Tape Recorder Mesin Ketik Telepon Alat Pemotong Rumput
Jumlah 1 Set 25 Set 6 Set 1 Set 2 Set 550 Set 25 Buah 13 Buah 2 Set 5 Set 3 Set 6 Buah 25 Buah 5 Buah 8 Buah 1 Buah 1 Buah 3 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Melihat keadaan sarana dan prasarana yang telah tersedia di SMP Negeri 15 Pekalongan, sudah dapat dikatakan cukup memadai untuk dilaksanakannya proses kegiatan belajar mengajar pada jenjang pedidikan Sekolah Menengah Pertama.
57
B. Proses Internalisasi Nilai Kejujuran melalui buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu siswa SMP Negeri 15 Pekalongan Proses internalisasi merupakan proses yang kita dapat sejak lahir atau sejak awal kehidupan, kita dapat memperoleh aturan-aturan tersebut melalui sebuah komunikasi, seperti sebuah sosialisasi dan pendidikan. Dalam proses internalisasi pola-pola budaya ditanamkan kedalam sistem syaraf mereka yang kemudian di bentuk menjadi sebuah kepribadian. SMP Negeri 15 Pekalongan yang memiliki visi “Mendidik siswa agar Beriman, Berkepribadian, Terampil dalam berkarya untuk menggapai prestasi”.6 Salah satu wujud dari pelaksanaan visi tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam disana senantiasa diupayakan untuk dapat membentuk kualitas kepribadian siswa yang kuat mental dan spiritual. Hal ini dilakukan dengan cara menanamkan nilai kejujuran melalui buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu siswa. Dalam kaitannya dengan proses internalisasi nilai kejujuran melalui buku catatan harian pembiasaan siswa, penulis mencoba melakukan pengamatan sementara di SMP Negeri 15 Pekalongan, setiap awal pembelajaran di kelas guru PAI selalu mengingatkan siswa agar berperilaku jujur.7 Pada kesempatan lain, penulis mewancarai Bapak Mundhofar, S.Ag selaku guru PAI di SMP Negeri 15 Pekalongan terkait proses internalisasi
6
2015
7
Dikutip dari dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 15 Pekalongan pada tanggal 6 Maret
Hasil observasi pada tanggal 6 Maret 2015
58
nilai kejujuran melalui buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu siswa, beliau mengatakan: “iya mbak, saya selaku guru PAI selalu menekankan kepada siswa agar jujur dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan kejujuran tersebut diharapkan siswa menjadi orang yang amanah, dapat dipercaya dan jika kelak mereka jadi pemimpin mampu memimpin dengan penuh kejujuran”.8 Untuk itu perlu adanya upaya sekolah untuk membentuk karakter jujur siswa namun hal ini tidak dapat dilakukan secara instan, sebab diperlukan proses yang panjang dan konsisten dalam menanamkan nilai kejujuran sehingga mengkristal dalam diri siswa mewujudkan sebuah sikap jujur. SMP Negeri 15 Pekalongan dalam membentuk karakter jujur siswa melalui pembiasaan salat lima waktu dengan media buku catatan sebagai bukti kegiatan siswa tersebut. Siswa tidak bisa memanipulasi data atau laporan dalam buku catatan tersebut karena ada otoritas atau pengesahan dari orang tua dan guru agama terhadap buku catatan tersebut yang berupa tanda tangan sehingga menjadikan isi laporan dari buku catatan valid kebenarannya. Hal tersebut berdasar penuturan Bapak Mundhofar, S.Ag: “mengenai penerapan pembiasaan salat tersebut, kami mengharuskan siswa menuliskannya dalam buku catatan yang ditandatangani oleh orang tuanya kemudian saya koreksi satu minggu sekali”.9 Proses internalisasi nilai kejujuran melalui buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu siswa SMP N 15 Pekalongan dilakukan secara sederhana. Siswa melakukan salat dan mengisi ceklist pada kolom buku
8 9
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret 2015 Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret 2015
59
catatan harian pembiasaan salat lima waktu sebagai bentuk bukti siswa melaksanakan. Selain itu, buku catatan tersebut ditandatangani oleh wali siswa sebagai bentuk pengawasan orang tua terhadap kedisiplinan anak dalam beribadah. Selanjutnya buku catatan tersebut dikumpulkan kepada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk ditandatangani. Bagi guru PAI hal ini dapat membantu untuk mengetahui karakter dan akhlak siswa serta sebagai penilaian sikap. Hal tersebut berdasar penuturan Bapak Mundhofar, S.Ag: “selain dapat mengetahui karakter dan akhlak siswa, tugas ini saya jadikan sebagai nilai sikap pada raport siswa. Karakter disini dapat diketahui dari kerapian membuat kolom pada penulisan buku catatan harian pembiasaan salat, sedangkan akhlak disini dapat diketahui dari rajin atau tidaknya dalam mengerjakan salat, akan tetapi tidak hanya berdasar itu saja, saya selaku guru agama juga memantau keseharian mereka ketika disekolah”.10 Selain itu, penulisan kata ( وهللاdemi Allah) pada buku catatan menjadi bukti sumpah siswa untuk tidak berbohong atau memanipulasi data laporan pembiasaan salat lima waktu. Karena kata wallahi tersebut memiliki nilai sakral yang diyakini seorang muslim termasuk siswa SMP N 15 Pekalongan. Sehingga siswa akan merasa bersalah dan mendapat balasan dosa bila mengingkarinya. Hal tersebut berdasar penuturan Bapak Mundhofar, S.Ag: “untuk mengantisipasi agar siswa tidak berbohong, saya mengharuskan menuliskan kalimat ( وهللاdemi Allah) pada atas tabel pelaksanaan salat lima waktu atau pada halaman awal buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu, hal ini bertujuan 10
2015
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret
60
agar siswa tidak memanipulasi saat memberi centang pada kolom melaksanakan salat, dengan menuliskan kalimat ( وهللاdemi Allah) siswa akan mengerti bahwa ini adalah kewajibannya terhadap Allah SWT dan bukan semata-mata tugas dari saya”.11 Dalam mengoreksi hasil buku catatan pembiasaan salat lima waktu, bapak Mundhofar juga, memberikan catatan-catatan pada buku siswa yang sering meninggalkan salat yang bertujuan untuk mengingatkan siswa akibatkan meninggalkan salat, seperti ; “ingat siksa Allah jangan tinggalkan salat”, “salat yang rajin” dan lain sebagainya.12 Program SMP N 15 Pekalongan memiliki tujuan dalam membina karakter siswa sehingga mendapat dukungan dari guru, siswa dan orang tua siswa. Dukungan dan tanggapan baik dari orang tua siswa seperti dalam wawancara penulis terhadap salah satu orang tua siswa bernama Siti Fadhilah menuturkan sebagai berikut : “saya senang dengan program sekolah tersebut, saya merasa kesulitan untuk mengarahkan anak agar disiplin salat lima waktu dan dengan program sekolah tersebut sangat membantu sekali. Anak saya menjadi taat salat, meski mungkin pada mulanya itu ia lakukan karena tugas sekolah tapi saya yakin itu dapat membentuk kebiasaan baik anak saya”.13 Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Nurdin yang menyatakan : “Apapun tugas yang diberikan dari sekolah pasti memiliki tujuan yang baik. Apalagi tugas buku catatan ini saya rasa cukup efektif dalam membiasakan anak-anak untu disiplin salat lima waktu serta dengan dituliskannya kedalam buku catatan harian tersebut dapat menguji kejujuran anak”.14
11
2015
12
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret
Observasi, tanggal 7 Oktober 2015 Siti Fadhilah, orang tua siswa, wawancara pribadi, keradenan, 13 Maret 2015 14 Nurdin, Orang Tua siswa, Wawancara Pribadi, Pringlangu, tanggal 13 Maret 2015 13
61
Dukungan dari keluarga terutama orang tua siswa sangat berpengaruh sekali dalam membentuk karakter siswa, karena program yang baik dari sekolah akan berjalan dan berhasil baik bila ada dukungan dari keluarga siswa. Selain itu, siswa sebagai pribadi yang menjalankan tugas ini tidak merasa keberatan karena pemahaman siswa bahwa hal ini baik dalam melatih kedisiplinan dalam diri mereka. Seperti yang diungkapkan salah seorang siswa bernama Elsa Rosmala Zein berikut ini; “menurut saya tugas ini ya baik juga sih bu yun untuk temanteman dan saya, kalo dianggap kok membebani ya nggak, masak salat sudah kewajiban kok membebani, kalo nulis-nulis dalam catatan tu ya juga tidak merepotin amat bu“.15 Hal senada juga diungkapkan oleh Putri Ziyanana yakni : “Menurut saya tugas ini ya baik bu dan juga dapat membiasakan kita untuk disiplin salat lima waktu, menuliskan pada buku catatan sebagai latihan mental kita dalam berbuat jujur”.16
Kesadaran dan pengetahuan siswa dari maksud dan tujuan program sekolah merupakan hal penting supaya program sekolah dapat dilaksanakan oleh siswa-siswanya. Sehingga siswa melaksanakan program sekolah atas dasar kesadaran diri dan bukan karena terpaksa karena tuntutan nilai itu lebih baik dan berhasil dalam membentuk karakter siswa dari pada melakukan tugas karena terpaksa dan tuntutan.
15
Elsa Rosmala Zein, Siswa kelas VIII, Wawancara Pribadi, SMP Negeri 15 Pekalongan, 7 Maret 2015. 16 Putri Ziyana, Sisiwi kelas VII, Wawancara Pribadi, SMP Negeri 15 Pekalongan, 9 Maret 2015
62
Hasil dari program ini berdasarkan penuturan Ibu NurLaila Ana, M.Pd selaku kepala SMP Negeri 15 Pekalongan bahwa hasil dari program ini berdampak baik (75%) atau positif bagi sekolah. “Semua program yang dicanangkan oleh SMP Negeri 15 Pekalongan hampir 75% mempunyai dampak yang positif bagi sekolah. Berhasilnya program-program sekolah tak luput dari dukungan semua komponen dalam sekolah baik dalam koordinasi untuk mencapai tujuan serta dapat berjalan sesuai dengan program yang telah dibuat. 17
C. Faktor yang mempengaruhi dalam internalisasi nilai kejujuran melalui Buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu siswa SMP Negeri 15 Pekalongan. 1.
Faktor penghambat internalisasi nilai kejujuran Program internalisasi tersebut tidak terlepas dari hal-hal yang mempengaruhinya dalam menghambat maupun pendukungnya. Hal-hal atau faktor yang menghambat berhasilnya internalisasi nilai kejujuran diantaranya: 1. Lingkungan pergaulan Lingkungan pergaulan siswa tidak sepenuhnya menjamin baik, kondisi masyarakat saat ini semakin memburuk karena pengaruh yang komplek. Meskipun dominasi siswa dari lingkungan pesantren djunaid bukan berarti akhlak semua siswa sudah baik karena lingkungan tersebut tidak jauh pula dari perkotaan dan arus informasi yang bebas.
17
Nurlaila Ana, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, SMP Negeri 15 Pekalongan, 6 Maret
2015.
63
Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Mundhofar, S.Ag sebagai berikut : “Memang murid di sekolah ini banyak yang mondok di pesantren Djunaid namun banyak pula siswa yang tinggal di lingkungan sekitar sekolahan. Siswa yang tidak mondok di pesantren akan lebih mudah menerima sesuatu dari luar, kita tahu sekarang ini sudah mudah untuk mengakses segala macam informasi. Sedangkan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren akan lebih terhalangi dari akses informasi yang mampu mempengaruhi akhlak siswa”.18
2. Monitoring guru Agama tidak secara langsung. Pengawasan guru Agama tidak secara langsung secara keseluruhan sehingga kondisi dan kegiatan siswa tidak diketahui 100% oleh guru Agama. Hal ini berdasarkan penuturan bapak Mundhofar, S.Ag sebagai berikut : “menegenai pengawasan siswa melaksanakan salat lima waktu atau tidak saya tidak bisa memantaunya secara keseluruhan, karena keterbatasan waktu, dengan kata lain saya hanya memonitoring ketika dilingkungan sekolah, sedangkan untuk dilingkungan rumah saya percayakan pengawasan kepada orang tua masing-masing siswa”19 . Kejujuran siswa terhadap pelaksanaan proses internalisasi nilai kejujuran ini guru Agama juga mempercayakan pengawasan kepada orang tua siswa termasuk diantaranya dengan menghubungi orang tua
18
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret
19
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret
2015
2015
64
siswa dan mengetahuinya melalui buku catatan yang telah ditandatangani orang tua siswa. Hal ini berdasarkan penuturan bapak Mundhofar, S.Ag sebagai berikut : “mengenai pengawasan diluar lingkungan sekolah atau dirumah saya percayakan pada orang tua masing-masing siswa, salah satunya ya tadi dengan cara menandatangani buku catatan harian pembiasaan salat lima waktu tersebut, selain untuk memberikan bukti bahwa siswa melaksanakan salat lima waktu hal ini sekaligus mengajak orang tua untuk berpartisipasi dalam berjalannya program ini. Dan setiap siswa yang salatnya bolong-bolong atau tidak teratur biasanya saya menghubungi orang tua mereka melalui nomor hp yg tertera pada sampul depan buku catatan harian pembiasaan salat siswa”.20
2.
Faktor pendukung internalisasi nilai kejujuran Selain beberapa hal yang menjadi rintangan dalam proses internalisasi nilai kejujuran diatas, ada pula beberapa faktor yang mendukung berhasilnya proses internalisasi nilai kejujuran. 1. Sarana dan prasarana tempat ibadah di sekolah Kesediaan sarana tempat ibadah sekolah seperti musholla mendukung dalam kegiatan pembiasaan salat lima waktu yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Berdasar penuturan Bapak Mundhofar, S.Ag sebagai berikut :
20
2015
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret
65
“seminggu sekali ada jadwal salat dhuhur berjamaah secara bergantian, senin untuk kelas tujuh, selasa untuk kelas delapan, dan rabu untuk kelas sembilan. Maklum saja mbak mushola nya yang tidak terlalu besar jd tidak muat kalau untuk salat berjamaah seluruh siswa. Selain itu hal ini juga untuk mempermudah saya untuk memonitoring siapa saja yang tidak ikut salat dhuhur berjamaah”.21
2. Partisipasi semua dewan guru dan karyawan di sekolah Program ini didukung sepenuhnya oleh semua guru SMP Negeri 15 Pekalongan dan karyawan sekolah. Semua guru ikut membantu dan monitoring siswa untuk selalu menerapkan sikap kejujuran. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Mundhofar, S.Ag sebagai berikut : “Semua dewan guru di SMP Negeri 15 Pekalongan sudah tahu dengan adanya tugas ini, mereka sangat mendukung apalagi ini merupakan salah satu program kegiatan dalam membentuk karakter siswa terutama perilaku jujur. Lebihlebih dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dalam beribadah terutama salat lima waktu”. Hal ini senada dengan penuturan Ibu Nurlaila Ana, M.Pd selaku kepala sekolah : “Saya sangat mendukung apapun program atau tugas dari bapak ibu guru kepada para siswa, selagi masih dalam hal yang positif dan tidak membebani. Dan untuk tugas ini termasuk tugas yang cukup baik, apalagi bertujuan untuk membentuk karakter kejujuran pada diri siswa serta membiasakan siswa agar disiplin salat lima waktu”.
3. Partisipasi orang tua yang ditunjukkan dengan menandatangani buku catatan harian pembiasaan salat siswa.
21
2015
Mundhofar, guru PAI, wawancara pribadi, SMP N 15 Pekalongan, tanggal 7 Maret
66
Orang tua siswa ikut berperan penting dalam internalisasi nilai kejujuran siswa melalui buku catatan, orang tua memotivasi dan monitoring kegiatan siswa selama berada di rumah. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan bapak Rochimin sebagai berikut : “Dengan adanya tugas ini saya sangat mendukung serta tidak merasa keberatan dengan harus menandatangani buku catatan anak saya, karena saya rasa hal ini adalah salah satu pembiasaan yang akan membuat anak saya disiplin dalam beribadah serta melatih kejujurannya dalam melaksanakan tugasnya baik terhadap gurunya maupun Allah SWT”.22 Hal ini senada dengan yang dituturkan oleh ibu Siti Fadhilah sebagai berikut : “saya senang dengan program sekolah tersebut, dan saya pun tidak merasa keberatan untuk menandatangani buku catatan harian salat lima waktu anak saya.karena hal itu juga bisa saya jadikan untuk memantau disiplin salat lima waktu anak saya.23
22
Rochimin, Wali Murid, Wawancara Pribadi, Pringlangu, Tanggal 13 Maret 2015 Siti Fadhilah, orang tua siswa, wawancara pribadi, keradenan, 13 Maret 2015
23