DAYAH MIFTAHUL FALAH NAMA DAYAH MIFTAHUL FALAH LOKASI/ALAMAT JLN. Banda Aceh-Medan KM. 185,5 Cot Batee Geulungku Gampong Mns. Reudeup Kecamatan Pandrah Kabupaten BIREUEN NO. TELEPON DAYAH 081360060609 STATUS LEGALITAS DAYAH(BADAN HUKUM) AKTA NOTARIS PIMPINAN DAYAH TGK. SUDIRMAN ARIFIN NO. HP. PIMPINAN 085260521771 JUMLAH SANTRI MEUDAGANG PUTRA : 38 ORANG PUTRI : 90 ORANG JUMLAH TEUNGKU/GURU PUTRA : 11 ORANG PUTRI : 7 ORANG
Sejarah Pendirian Pada Tahun 1992 Dayah Miftahul Falah diresmikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jeunieb yaitu Almarhum Bapak Usman Badal. Sebelumnya Dayah tersebut bersifat balai pengajian yang disebut dengan bale cut yang dibangun dengan swadaya masyarakat Meunasah Reudeup. Bale cut tersebut awalnya dibangun pada era tahun delapan puluhan. Mulanya balai pengajian dibangun pada sebuah kebun milik Tgk. Sudirman Arifin (Pimpinan Dayah Miftahul Falah sekarang) yang terletak disamping jalan Simpang Ara - Cot Leubeng, sekitar 200 meter arah barat Simpang Ara. Tujuannya dibangun balai pengajian tersebut untuk mendidik anak – anak Gampong Meunasah Reudeup dan sekitarnya agar bisa membaca Al-qur’an dan kitab jawi sebagai ilmu dasar untuk melanjutkan ketempat pendidikan (Dayah) yang lebih tinggi. Pada akhir tahun delapan puluhan atas permintaan Pimpinan (Tgk. Sudirman) serta disetujui oleh masyarakat Meunasah Reudeup, balai pengajian tersebut dipindahkan oleh masyarakat secara gotong royong kelokasi sekarang dipinggir jalan Negara Banda Aceh – Medan Km. 185,5 yang jaraknya dengan lokasi lama lebih kurang 500 meter. Sesuai dengan perkembangan zaman balai pengajian tersebut diperluas dengan menambah ruangan di sekitar balai tersebut dan muridpun terus bertambah dengan anak-anak di sekitar desa tersebut dan cara pengajian telah dibagi beberapa tingkat kelas dan gurunya dibantu oleh murid-muridnya yang senior yang di didik khusus oleh pimpinan sebagai tenaga pengajar. Pada awal tahun sembilan puluhan pimpinan Balai pengajian bersama dengan geuchiek Menasah Reudeup mengadakan rapat wali murid dan juga turut mengundang tokohtokoh masyarakat meunasah Reudeup, Alue Igeuh dan Uteun Kruet serta tokoh-tokoh dari muspika kecamatan hasil rapat tersebut membentuk panitia pembangunan, dan terpilihlah Zainuddin Adamy sebagai ketua panitia dan juga sebagai kepala Desa Meunasah Reudeup ketika itu. Panitia dilengkapi dengan pengurus terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dari ketiga desa tersebut diatas Panitia bersama pimpinan sepakat untuk meningkatkan status dari balai pengajian ke tingkat Dayah. Panitia bersama pimpinan sepakat memberi nama Dayah Miftahul Falah. Panitia bersama pimpinan serta dengan dukungan masyarakat dari tiga desa tersebut dan desa-desa lain sekitarnya pembangunan balai tempat belajar terus bertambah berkat sumbangan dan wakaf dari masyarakat. Pada tahun 1992 Dayah Miftahul Falah sah diresmikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kercamatan Jeunieb dan sekaligus terdaftar pada Departemen Agama. Searah dengan peredaran waktu dan perkembangan zaman para santri kian bertambah, maka membutuhkan pertambahan tempat belajar dan asrama. Untuk terwujud hal tersebut perlu perluasan lokasi, maka panitia bersama pimpinan menjumpai Almarhum H. Abdullah Ma’un meminta agar tanahnya di depan Dayah Miftahul Falah dijual kepada Dayah rupanya Allah berkehendak lain yaitu telah mengilhamkan dalam hatinya untuk mengwakafkan kepada Dayah Setelah ikrar wakaf lengkap dengan surat-suratnya pimpinan bersama panitia bekerja keras untuk sarana belajar ,asrama dan Mushalla. Dalam hal ini pimpinan (Tgk. Sudirman Arifin) mencetak imsakiah Ramdhan yang hisab oleh beliau sendiri yang diedarkan
oleh para santri hampir keseluruh wilayah aceh, sebahgian besar dana tersebut digunakan untuk membangun asrama berlantai dua, balai dan Mushalla di komplek putra. Profil Pimpinan Tgk. Sudirman Arifin, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abon Sudir lahir Gampong Mns. Reudeup Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireun pada tanggal 04 Maret 1950 beliau adalah salah satu ulama karismatik yang memiliki disiplin Ilmu baik Ilmu Agama maupun Ilmu formal, beliau merupakan alum-ni Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya Samalanga (MUDI Mesra) dan juga alumni Perguruan Tinggi Al-Hilal-Sigli. Tgk. Sudirman Arifin mempunyai keahlian hampir disemua bidang ilmu termasuk ilmu Falaqiah (ilmu hisab/ru’yah). Selain itu beliau juga termasuk salah satu anggota MPU Kabupaten Bireuen. Kondisi Lingkungan Sosial Dayah Dayah Miftahul Falah yang berdiri sejak tahun delapan puluhan terletak di kawasan yang sangat strategis persisnya di samping jalan raya banda Aceh Medan Km. 185,5 Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen. Pada awalnya Dayah Miftahul Falah masih kecamatan Jeunieb kabupaten aceh utara sebelum pemekaran terjadi Kondisi keberagamaan di sekitar Dayah Miftahul falah , sebagaimana di sekitar pesantren-pesantren di tempat lain, senantiasa semarak oleh kegiatan-kegiatan yang diselenggarakannya baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun kegiatan ibadah lainnya. Model kepemilikan Dayah Dayah Miftahul Falah dibawah pimpinan Tgk. Sudirman Arifin atau yang lebih dikenal dengan sapaan Abon Sudir Dayah Miftahul Falah berada dibawah naungan Yayasan Miftahul Falah yang berdiri sejak 19 Januari 2006. walaupun Dayah tersebut milik pribadi , namun dalam memimpin dan mengatur organisasi dan Yayasan tetap memberikan kesempatan kepada siapapun, tidak harus anggota keluarga pimpinan, yang terpenting mempunyai kemampuan serta keahlian untuk terlibat dalamnya. Demikian juga dalam hal memilih dan menyeleksi dewan guru untuk mengajar di tiap-tiap kelas tidak mesti guru yang pernah menimba ilmu pengetahuan di Dayah Miftahul Falah. PendidikanYangDiselenggarakan 1. Pendidikan Kitab Kuning (kitab gundul), terdiri dari tingkat Ibtida’iyah, Tsanawiyah
dan Aliyah a. Majilis taklim yang dibimbing langsung oleh pimpinan sendiri. 2. Pendidkan Formal terdiri dari tingkat Tsanawiyah (MTsS) dan Aliyah (MAS) kurikulum yang dipakai sesuai dengan Kurikulum Kementerian Agama (KEMENAG).
Santri, Badal dan Guru/Teungku Dayah Miftahul Falah di kenal dengan istilah badal (guree gantoe) guru badal ini adalah santri-santri dikelas takhasus yang belum mendapat tugas kusus maka bila guru yang bertugas di tiap-tiap kelas berhalangan maka guru badal yang akan mengganti posisi guru yang berhalangan tersebut. Istilah guru badal tidak mesti harus mampu menggantikan posisi disaat pimpinan berhalangan, namun hal ini juga tidak mustahil akan mengganti posisi pimpinan manakala terkendala oleh satu atau lain hal, terwujudnya guru badal ini akibat dititik beratkan kepada seluruh santri bersedia untuk mondok/bermukim di komplek Dayah. Sarana dan Prasarana Dayah Sarana dan prasarana yang dimiliki Dayah Miftahul Falahguna menunjang proses belajar mengajar kurang memadai, diantaranya: a. 1 ruang kantor b. 9 ruang belajar c. 1 unit koperasi d. 1 unit mushalla putra e. 1 unit mushalla putri f. 1 uinit dapur g. 1 unit kamar mandi untuk putra h. 1 unit kamar mandi untuk putri i. 2 rumah dewan guru j. 1rumah pimpinan. Model Pengembangan Ekonomi Dayah Model pengembangan ekonomi sejauh ini hanyalah Koperasi dan perkebunan, itupun belum sepenuhnya maksimal sehingga belum mampu menyuplai kebutuhan pendanaan sebagaimana mestinya. Sedangkan bidang perkebunan juga tersendat akibat minimnya modal yang dimiliki oleh Dayah sehingga sering kandas ditengah jalan, adapun bidang lain seperti peternakan, dan lainnya tidak bias diterapkan karena berbagai faktor. Program Pengembangan Dayah Program pengembangan yang saat ini dirancang meliputi bidang fisik dan non fisik a. Fisik: Renovasi fasilitas-fasilitas pengasuh dan santri, membangun asrama sebagai antisifasi jika tahun ajaran baru nanti banyak santri yang mondok di Dayah. b. Non Fisik: Palatihan Dalail Khairat, muhadharah, serta memimpin shalat berjama’ah. Program Unggulan Dayah Program unnggulan Dayah Miftahul Falah antara lain:
a. Ilmu Hisab/Ru’yah b. Ilmu Faraid Program pemantapan dua poin diatas terhadap siswa Tsanawiyah dan Aliyah Dayah Miftahul Falah menjadi salah satu program yang mendapat perhatian sangat besar karena sejauh ini belum ada madrasah baik tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah yang menerapkan dua kurikulum diatas secara bersamaan.