PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Sketsa Ikon Perkotaan: Kota Jakarta (Monas); Kota Semarang (Tugu Monas); Kota Balikpapan (Bandara Sepinggan)(Sumber: Sketsa Ilustrasi Tim Subdit. Pengembangan Permukiman Baru), Tahun 2014 Edisi Cetakan ke-4 (Revisi) Jakarta, Tahun 2013 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah, Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-3 (Revisi) Jakarta, Tahun 2012 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah, Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-2 Jakarta, Tahun 2011 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Edisi Cetakan ke-1 Jakarta, Tahun 2010 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Kata Pengantar
i
Kata Pengantar
Salam Sejahtera,
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan perkotaan di berbagai wilayah di Indonesia, kebutuhan akan kawasan permukiman yang aman, nyaman, layak huni, dan berkelanjutan menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pemenuhan kebutuhan ini harus sejalan dan sinergi dengan perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang telah disusun. Berkenaan dengan hal ini, diperlukan suatu strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dapat memberikan payung bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah, melalui Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan turunan operasionalnya yang berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Dalam penyelenggaraan pembangunan, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen penting untuk menjamin terwujudnya pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang serasi dan sinergi dengan sektor pembangunan lainnya, baik dari sisi pentahapan maupun alokasi ruangnya. Dengan adanya instrumen ini, penyelenggaraan program dan kegiatan invenstasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dapat berjalan efektif dan efisien. Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, sejak tahun 2010, Pemerintah melalui Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum telah melakukan fasilitasi pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut. Sebagai upaya untuk menciptakan kemandirian kepada pemerintah kabupaten/kota, pada tahun 2014, fasilitasi pendampingan hanya diberikan untuk proses penyusunan SPPIP, sedangkan penyusunan RPKPP sepenuhnya diserahkan kepada daerah. Agar penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut, baik yang dilakukan secara mandiri oleh pemerintah kabupaten/kota maupun dengan fasilitasi Pemerintah, dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan penguatan pengetahunan penyusun dan pihak yang terlibat dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP mulai dari pemahaman hingga pada proses penyusunannya yang diakomodir dalam panduan ini.
i
Secara garis besar, panduan ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu pemahaman SPPIP dan RPKPP, serta prosedur pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP. Panduan ini selain memberikan arahan bagi pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, namun juga dapat menjadi materi untuk pelatihan dan sosialisasi dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP. Akhir kata semoga Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dapat bermanfaat sebagai panduan dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
ii
Daftar Isi KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. .x PETUNJUK PENGGUNAAN PANDUAN ..................................................................... xi BAGIAN 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1 1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ............................................... 5 1.2.1 Maksud................................................................................... 5 1.2.2 Tujuan ..................................................................................... 5 1.2.3 Sasaran .................................................................................. 5 1.3 MANFAAT PANDUAN ....................................................................... 5 1.4 SISTEMATIKA PANDUAN ................................................................. 6 BAGIAN 2 PEMAHAMAN DASAR PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENYELESAIANNYA MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........ 8 2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN KEBUTUHAN PENANGANANNYA ................................................... 9 2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP .................................... 12 2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN ..................................................................................... 14
iv
2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ................................. 14 2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pengembangan Kabupaten/Kota .......................................... 17 2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP ................................... 23 2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP ......................... 23 2.3.5 Legalisasi SPPIP dan RPKPP ................................................ 26 BAGIAN 3 KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ............... 28 3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP ........................................ 29 3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP ................................... 29 3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP..................................... 32 3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP ................................................. 34 3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 36 3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP ....................................................................... 43 BAGIAN 4 KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)........................................................ 92 4.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP ...................................... 93 4.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP ................................. 93 4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP ................................... 96 4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP ............................................... 97 4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 101 4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RPKPP ..................................................................... 106 GLOSSARY .................................................................................................................. xiii DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... xxii ANNEX ......................................................................................................................... xxiv
v
Daftar Tabel Tabel 2-1
Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan ...................................................... 21
Tabel 2-2
Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP .......................................... 24
Tabel 3-1
Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP .............................................................................. 29
Tabel 3-2
Contoh Tabel Isian Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) .............................. 38
Tabel 3-3
Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan .......................................... 54
Tabel 3-4
Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ........................................... 59
Tabel 3-5
Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi .................................... 72
Tabel 4-1
Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP ............................................................................ 90
Tabel 4-2
Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas ................................ 96
Tabel 4-3
Contoh Rencana Program Penanganan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Pengembangan Tahap 1..................................................................... 97
Tabel 4-4
Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan ............................................................................................ 113
Tabel 4-5
Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan .............................. 117
Tabel 4-6
Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 ....................................................................... 133
vi
Daftar Gambar Gambar 2-1
Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kabupaten/Kota ................................................... 11
Gambar 2-2
Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan Kabupaten/Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan ................................................................. 13
Gambar 2-3
Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP .......................................... 16
Gambar 2-4
Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota....................................................... 19
Gambar 2-5
Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman ...................................................................................... 20
Gambar 2-6
Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman ......................................................................... 20
Gambar 2-7
Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu ............................. 22
Gambar 2-8
Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP .............................................. 23
Gambar 2-9
Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP/RPKPP .............................................................. 26
Gambar 3-1
Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi Kabupaten (bawah) .......................................................................... 33
Gambar 3-2
Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP ................. 35
Gambar 3-3
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 41
Gambar 3-4
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Persiapan ............................................................................ 43
vii
Gambar 3-5
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan .............................. 49
Gambar 3-6
Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan .......................................................................................... 55
Gambar 3-7
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................... 56
Gambar 3-8
Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas ................... 67
Gambar 3-9
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................................................ 69
Gambar 3-10
Contoh Pemetaan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................... 82
Gambar 3-11
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 85
Gambar 4-1
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ........................................ 101
Gambar 4-2
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Persiapan .......................................................................................... 103
Gambar 4-3
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ............................................ 108
Gambar 4-4
Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman ............... 114
Gambar 4-5
Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan .................................................................... 114
Gambar 4-6
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program ................................................. 115
Gambar 4-7
Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas............. 118
viii
Gambar 4-8
Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas ............................................................................................. 122
Gambar 4-9
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 ............................................................................................. 131
Gambar 4-10
Contoh Konsep Penanganan Tahap 1............................................. 137
Gambar 4-11
Contoh Rencana Detail Desain ........................................................ 144
Gambar 4-12
Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 .................................................................... 145
Gambar 4-13
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 148
ix
Daftar Singkatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
APBN CAP CK CPA DED DJCK DPRD FGD LSM NGO PKP Pokjanis PPIP PU Randal RP3KP
: : : : : : : : : : : : : : : :
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
RPIJM RPJM RPJP RPKPP RTRW Satker SPK SPMK SPPIP TOR/KAK
: : : : : : : : : :
x
Anggaran Pendapatan Belanja Negara Community Action Plan Cipta Karya Community based Participatory Approach Detailed Engineering Design Direktorat Jenderal Cipta Karya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Focus Group Discusion Lembaga Swadaya Masyarakat Non-Governmental Organization Pengembangan Kawasan Permukiman Kelompok Kerja Teknis Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Pekerjaan Umum Perencanaan dan Pengendalian Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Rencana Tata Ruang Wilayah Satuan Kerja Strategi Pengembangan Kota Surat Perintah Mulai Kerja Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja
Petunjuk Penggunaan Panduan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) meliputi 4 (empat) bagian besar yang saling terkait, yaitu: (1) pendahuluan, (2) pemahaman dasar permasalahan pembangunan dan kebutuhan penyelesaiannya melalui SPPIP dan RPKPP, (3) kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan (4) kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Untuk memudahkan pemahaman keempat bagian panduan tersebut, maka dimohon memperhatikan beberapa hal berikut :
Keempat bagian dalam Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini merupakan bagian yang saling terkait satu sama lain, namun dapat digunakan secara terpisah maupun bersamaan sesuai dengan kebutuhan yang ada; Bagian 1 memuat mengenai latar belakang penyusunan panduan; maksud, tujuan, dan sasaran penyusunan panduan; manfaat panduan; dan sistematika panduan yang membantu memberikan gambaran ringkas dari keseluruhan panduan; Bagian 2 memuat mengenai pemahaman dasar atas kondisi perencanaan di Indonesia serta kebutuhannya akan SPPIP dan RPKPP. Bagian 3 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan SPPIP; Bagian 4 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan RPKPP;
xi
Secara diagramatis petunjuk penggunaan Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar berikut. PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN 1 Pendahuluan
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
` BAGIAN 2 Pemahaman Dasar Persoalan Pembangunan dan Kebutuhan Penyelesaian Melalui SPPIP dan RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
` BAGIAN 3 Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
PENYUSUNAN RPKPP
BAGIAN 4 Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Sistematika Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
xii
01 Pendahuluan
0 Pendahuluan
01
Pendahuluan
1.1
LATAR BELAKANG
Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di kawasan perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas. Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini perlu untuk disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak permasalahan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur pemukiman perkotaan. Pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan permasalahan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, dan (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, tidak terkendalinya pembangunan permukiman pada daerah-daerah non-permukiman, dan (d) terjadinya permukiman kumuh.
1 Pendahuluan
Di Indonesia, permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang). Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan, kedua bentuk perencanaan ini perlu saling sinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam pelaksanaannya, kondisi ini seringkali belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:
Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan kabupaten/kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan kawasan perkotaan, termasuk dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, kondisi ini dapat dilihat dari arah kebijakan di dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan wilayah dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan pembangunan ke dalam kebijakan tata ruang untuk pengembangan permukiman yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu rencana
2 Pendahuluan
pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata ruang lebih didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan arahan pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan. Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota dan masih bersifat sektoral. Pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian permasalahan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan penanganan, serta belum mempertimbangkan keterkaitan antarsektor. Hal ini menyebabkan bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan serta pembangunan bersifat sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini menyebabkan arahan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota lebih didasarkan pada ketersediaan program-program yang ada dan tidak berdasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota secara keseluruhan. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan strategi pengembangan kabupaten/kota seringkali belum terpadu. Kondisi tersebut merupakan fenomena umum yang juga terjadi pada bidang pembangunan lainnya. Hal ini disebabkan oleh: (1) strategi pembangunan skala kabupaten/kota yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi pembangunan sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada strategi pembangunan dalam skala kabupaten/kota. Terkait dengan hal tersebut, arahan pengembangan dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran makro yang bersifat filosofis dan normatif, sehingga menyulitkan untuk dijabarkan dalam strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan atau strategi sektoral lainnya yang implementatif dan operasional. Sebaliknya, strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta strategi sektoral lainnya seringkali disusun sebagai suatu strategi yang terpisah dan belum mengacu pada kebijakan yang lebih tinggi.
Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan programprogram pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Kebutuhan akan acuan yang jelas ini sejalan dengan amanat dari Undang-undang (UU) No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada Pasal 15 huruf c yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan pembinaan mempunyai tugas untuk menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Dalam penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman tersebut diperlukan adanya strategi operasional untuk perwujudan rencana tersebut. Terkait
3 Pendahuluan
dengan hal ini, strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dimaksud diwadahi di dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Dalam penyelenggaraan SPPIP ini, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, memiliki tugas pembinaan terhadap kabupaten/kota penyusun. SPPIP ini diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan keduanya menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang. Dalam kerangka kebijakan pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini bukan merupakan insiasi untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan bentuk sinkronisasi dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan menjadi rujukan bagi semua pihak. Terkait dengan karakteristik tersebut, terdapat hal-hal spesifik yang membutuhkan kesamaan atau keseragaman proses dan hasil, sehingga capaian yang diharapkan dari SPPIP dan RPKPP dapat dipenuhi oleh setiap pemerintah kabupaten/kota bersangkutan. Hal-hal yang spesifik yang perlu untuk diseragamkan dalam proses penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut menuntut adanya panduan sebagai acuan untuk mencapai hasil sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan mampu berfungsi sebagai rujukan teknis dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP sekaligus memberikan pemahaman dan keseragaman terhadap proses, kedalaman informasi, pengelompokkan materi, serta output produk dari penyusunannya.
4 Pendahuluan
1.2
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
1.2.1
Maksud
Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi pemangku kepentingan dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP.
1.2.2
Tujuan
Dengan memperhatikan maksud penulisan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka keberadaan panduan ini bertujuan:
memberikan pemahaman dasar mengenai SPPIP dan RPKPP; memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan memberikan acuan teknis baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang dihasilkan.
1.2.3
Sasaran
Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) memiliki sasaran:
tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan SPPIP dan RPKPP; tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan tercapainya standar baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang dihasilkan.
1.3
MANFAAT PANDUAN
Keberadaan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
5 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai acuan dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan melalui fasilitasi kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan/atau Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP); Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan Tim Teknis Provinsi sebagai acuan dalam mengarahkan dan melakukan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan proses dan pencapaian hasil dari SPPIP dan RPKPP yang disusun; Tim Pokjanis kabupaten/kota sebagai acuan dalam merumuskan SPPIP dan RPKPP, baik dalam proses penyusunan maupun keluaran dari kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan Tim ahli pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan pada anggota Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang seharusnya.
1.4
SISTEMATIKA PANDUAN
Untuk memudahkan dalam memahami substansi di dalam Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka panduan ini dibagi ke dalam 4 (empat) bagian, yaitu: BAGIAN I
PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan mengenai maksud, sasaran dan tujuan serta manfaat dari Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).
BAGIAN II PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Bagian ini menjelaskan mengenai permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta kebutuhan penanganannya melalui SPPIP dan RPKPP, serta prinsip dan filosofi dasar penyusunan SPPIP dan RPKPP. BAGIAN III KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
6 Pendahuluan
Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya. BAGIAN IV KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
PEMBANGUNAN
Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya.
7 Pendahuluan
02 Pemahaman Dasar Permasalahan Pembangunan dan Kebutuhan Penyelesaian Melalui SPPIP & RPKPP
8 Pemahaman Dasar
02
2.1
Pemahaman Dasar Permasalahan Pembangunan & Kebutuhan Penyelesaian Melalui SPPIP & RPKPP
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN KEBUTUHAN PENANGANANNYA
Banyak permasalahan perkotaan yang bermula dari permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya yang belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi sebagai berikut: tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai,tepat, berskala kabupaten/kota, dan berbasis kawasan; penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sering bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahan yang ada, serta berorientasi pada ketersediaan sumberdaya yang ada sehingga kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan kebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota; pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; belumterdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan secara keseluruhan; dan
9 Pemahaman Dasar
terdapattumpang tindih kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).
Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa pertimbangan, yaitu: bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas dan selaras dengan arah pengembangan kabupaten/kota; bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota dan berbasis kawasan; bahwa pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan perlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan terdapat kebutuhan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang mampu mendukung dan mengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah seharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang jelas dan komprehensif yang mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi, pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, arahan kebijakan dan strategi yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada. Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu pada kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala prioritasnya.Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diharapkan dari penerapan strategi tersebut (Gambar 2.1).
10 Pemahaman Dasar
KOTA STRATEGI PEMBANGUNAN
STRATEGI SEKTORAL STRATEGI SEKTORAL KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL
Program (sektor)
KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL
Program (sektor) Gambar 2-1
STRATEGI SEKTORAL
KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL
Program (sektor)
Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kabupaten/Kota
Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas Pemerintah melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi aktor utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana tata ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dengan adanya peran ini, maka arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah daerah harus terpadu dan sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan RPJM).
11 Pemahaman Dasar
2.2
PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP
Kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dijelaskan dalam sub-bab 2.1 dapat diselesaikan melalui Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang untuk operasionalisasi dalam skala kawasan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Dalam kerangka pembangunan nasional, SPPIP dan RPKPP ditujukan pula untuk mendukung kebijakan nasional yang sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, implementasi Peraturan Menteri (Permen) mengenai Standar Pelayanan Minimal(SPM),dan Millenium Development Goals (MDG’s), sedangkandalam kerangka pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP merupakan penjabaran dari strategi pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan akan diturunkan ke dalam strategi rinci berupa SPPIP, yang untuk operasionalisasi penanganan kawasannya akan dijabarkan dalam RPKPP (Gambar 2.2). Dalam kaitannya dengan pembangunan kabupaten/kota, keberadaan SPPIP dan RPKPP ini menjadi penting, karena SPPIP dan RPKPP ini akan menjadi: acuan bagi penentu kebijakan (policy makers) dan pengambil keputusan (decision makers) dalam menetapkan program dan kegiatan prioritas dan cara pencapaiannya, yang dapat membantu pemerintah daerah untuk lebih fokus mencapai tujuan pembangunan; acuan bagi perencana program dan kegiatan dalam mensinergikan dan mengintegrasikan sektor yang ada, baik sektor strategis, sektor unggulan maupun sektor penunjang, kedalam program pembangunan tahunan; dan
acuan bagi perangkat pelaksana pembangunan dalam menjalankan tugasnya sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, dalam mencapai tujuan pembangunan.
12 Pemahaman Dasar
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
KOT A
BIDANG PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
BIDANG EKONOMI
BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH PERKOTAAN LAINNYA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Gambar 2-2
Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan Kabupaten/Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan
SPPIP dan RPKPP sebagai suatu acuan yang operasional dan implementatif ini dalam penyelenggaraan pembangunan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: SPPIP dan RPKPP merupakan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pembangunan permukiman yang berbasis pada kawasan perkotaan sesuai dengan dokumen Rencana Tata Ruang; keseluruhan rangkaian proses dan produk SPPIP dan RPKPP menjadi kewenangan pemerintahkabupaten/kota secara keseluruhan bukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, konsultan, maupun lembaga donor; SPPIP dan RPKPP disusun secara sistematis mulai dari jangka panjang yang kemudian dirinci dalam jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu, SPPIP dan RPKPP diharapkan dapat mengakomodir berbagai kemungkinan penyesuaian akibat dinamika perkembangan kabupaten/kota; penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan kabupaten/kota yang signifikan, sehingga rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap SPPIP dan RPKPP menjadi tinggi; SPPIP dan RPKPP merupakan produk yang bersifat strategis dan lintas isu; dan rangkaian proses penyusunan SPPIP dan RPKPP mengarahkan pada cara pandang baru dalam pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota beserta keberlanjutannya.
13 Pemahaman Dasar
2.3
SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3.1
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara komprehensif.SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti pembentuk kawasan perkotaan.Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan kedalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW dan RPJPD. Dalam prosesnya, SPPIP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan kebijakan dan strategi lainnya, yaitu: penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi, akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada; pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk, namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerapannya; kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral, melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan. Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi skala kabupaten/kota. Terkait dengan karakteristik tersebut, SPPIP ini memiliki fungsi dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:
14 Pemahaman Dasar
sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program pembangunan lainnya; sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidangpermukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen SPPIP/RPKPP; sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Bidang Permukiman; sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial skala 1:25.000. Dalam kondisi kabupaten/kota yang bersangkutan belum memiliki peta dengan skala tersebut, maka dapat menggunakan skala minimum 1:50.000. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan. Seperti halnya dengan SPPIP, RPKPP memiliki karakteristik yang membedakan dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya, meliputi: RPKPP berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskan pembangunannya; rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara logis dan bertahap sesuai kebutuhan; rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi yang tinggi karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait termasuk masyarakat yang terkena dampak, serta mempertimbangkan kebijakan-kebijakan makro di atasnya; dan produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada sebagian kawasan paling cepat pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini mencakup juga perencanaan detail untuk kawasan pembangunan tahap 1. Terkait dengan karakteristik ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, RPKPP ini memiliki fungsi sebagai berikut: sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas; dan sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Bidang Permukiman
15 Pemahaman Dasar
Secara rinci keterkaitan hubungan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2-3 berikut ini.
Gambar 2-3
Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP
Dari sisi penyusunannya, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis, dengan penjelasan untuk tiap pendekatan sebagai berikut:
Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah. Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah. Pendekatan Teknis-Akademismerupakan pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi, analisis, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa
16 Pemahaman Dasar
metode dan teknik studi yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis daerah.
2.3.2
Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pengembangan Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan SPPIP dan RPKPP tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota diamanatkan memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan tiap kabupaten/kotamemiliki dokumen rencana tata ruang yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kotaberikut dengan rencana rincinya. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, kebijakan, dan strategi yang terdapat pada kedua kelompok dokumen yang dihasilkan dari 2 (dua) pilar pembangunan di Indonesia ini, akan diterjemahkan dan disinkronkan dalam SPPIP. Kedua pilar pembangunan tersebut, dalam lingkup pembangunan perkotaan diintegrasikan dan dipadukan di dalam kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan.Kebijakan dan strategi tersebutmemiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur fungsi kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. Untuk menunjang pembangunan bidang permukiman di kawasan perkotaan, berdasarkan Pasal 15 huruf c, dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu menyusun dan memiliki rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman ini merupakan penjabaran dari arahan rencana pola ruang kawasan permukiman yang tertuang di dalam RTRW kabupaten/kota, yang di dalamnya mengatur perencanaan untuk 2 (dua) lingkup substansi, yaitu perumahan dan kawasan permukiman. Untuk mewujudkan rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman tersebut diperlukan strategi pembangunan yang akan diisi oleh substansi SPPIP.
17 Pemahaman Dasar
SPPIP yang menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kotauntuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam implementasinya akan menjadi acuan bagi penyusunan strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS) komponen-komponen pembentuk permukiman.Dalam konteks pembangunan permukiman, strategi sektor dan RIS yang telah disusun secara sistematis dan sinergi ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Bidang Permukiman, yang selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam RPKPP. Dalam kondisi strategi sektor, RIS, dan RPIJM Bidang Permukiman sudah tersedia terlebih dahulu dari SPPIP, maka proses penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di dalam RPIJM Bidang Permukiman dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan dokumen kebijakan yang berlaku di kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut. Terkait dengan RPIJM Bidang Permukiman, SPPIP ini menjadi dokumen induk dan acuan utama dalam penyusunan program-program investasi permukiman yang terdapat dalam RPIJM Bidang Permukiman, sedangkan RPKPP merupakan dokumen teknis untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Bidang Permukiman tersebut.Dalam hal ini, program 5 (lima) tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan lokasinya ditiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 2-5 dan Gambar 2-6). Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila RPIJM Bidang Permukiman sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam RPIJM Bidang Permukiman, khususnya untuk tahun pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan program di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, alokasi lokasi, dan alokasi penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut rinciannya di dalam RPKPP. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM Bidang Permukiman. Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP perlu diperhatikan lingkup substansi dan lingkup wilayahnya.Lingkup SPPIP dan RPKPP lebih rinci dari RTRW. RTRW mencakup penanganan untuk seluruh kawasan, baik kawasan lindung, permukiman, perdagangan, dan sebagainya, sedangkan SPPIP dan RPKPP hanya fokus pada pembangunan kawasan permukiman yang telah diarahkan oleh RTRW dan secara lebih spesifik, RPKPP fokus pada kawasan permukiman prioritasnya saja.
18 Pemahaman Dasar
Secara rinci perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA/KABUPATEN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERKOTAAN DAERAH
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
STRATEGI SEKTOR STRATEGI SISTEM SANITASI KOTA (S-SK)
STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (S-SPP)
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
STRATEGI SISTEM LAINNYA
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
RENCANA INDUK SISTEM
RENCANA INDUK SANITASI
RENCANA INDUK PERSAMPAHAN
MASTERPLAN SEKTOR LAINNYA
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PERMUKIMAN (RPIJM BIDANG
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
RENCANA SEKTORAL LAINNYA
Gambar 2-4
RENCANA SEKTORAL LAINNYA
Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota
19 Pemahaman Dasar
Gambar 2-5
Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman
Gambar 2-6
ContohKeterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman
20 Pemahaman Dasar
21
Pemahaman Dasar
ILUSTRASI
LINGKUP WILAYAH LINGKUP SEKTOR KEDALAMAN PRODUK
Tabel 2-1
Rencana Pola Ruang Rencana Struktur Ruang Arahan Pemanfaatan Ruang Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang • Skala 1:25.000 – 1:50.000
• • • •
Seluruh Aspek
RTRW Kota/kabupaten
SPPIP kawasan perkotaan di dalam kota/kabupaten Permukiman dan Infrastruktur Keciptakaryaan • Strategi Pembangunan • Program Investasi Pembangunan • Skala 1: 25.000 – 1:50.000
RPKPP kawasan (fungsional) Permukiman dan Infrastruktur Keciptakaryaan • Rencana Program Aksi • Rinci • Operasional • Skala 1: 5.000 • Skala 1: 1.000
Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan
Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD. Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan kebijakan pembangunan perkotaan, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman. Ilustrasi kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kabupaten/kota terdapat pada Gambar 2-7.
ARAHAN SPASIAL
ARAHAN PEMBANGUNAN
ARAHAN PERKOTAAN
RTRWN
RPJPN
KEBIJAKAN PERKOTAAN NASIONAL
20 TAHUN
20 TAHUN
20 TAHUN
RTRWD
RPJPD
20 TAHUN
20 TAHUN
RPJMD
KEBIJAKAN PERKOTAAN DAERAH
5 TAHUN
5 TAHUN
SPPIP 20 TAHUN LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN II
LIMA TAHUN III
LIMA TAHUN IV
RPIJM BIDANG PERMUKIMAN 5 TAHUN LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
RPKPP 5 TAHUN LIMA TAHUN I
Gambar 2-7
LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN I
Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu
22 Pemahaman Dasar
2.3.3
Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP
Dalam upaya untuk mengakomodasi tingginya intensitas pembangunan, maka dimungkinkan kabupaten/kota melakukan proses peninjauan kembali terhadap dokumen SPPIP yang telah disusun. Peninjauan kembali ini dilaksanakan berdasarkan peninjauan kembali RTRW kabupaten/kota dan/atau RPJPD yang dilakukan: 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam kondisi normal; dan memungkinkan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam keadaan force majeure, yaitu suatu keadaan yang muncul karena adanya kejadian di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan lagi sehingga RTRW dan/atau RPJPD tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hasil dari peninjauan kembali tersebut memungkinkan berupa dokumen SPPIP tetap berlaku sesuai dengan tahun berlakunya atau dokumen SPPIP perlu untuk direvisi dan disesuaikan kembali.Apabila berdasarkan hasil peninjauan kembali diperlukan adanya revisi terhadap dokumen SPPIP, maka proses revisi dapat dilakukan pada tahun yang bersangkutan. Tahun pertama dari jangka waktu 20 tahun revisi dokumen SPPIP dimulai pada tahun dimana hasil revisi ditetapkan. Ilustrasi dari proses peninjauan kembali dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 2-8. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN II
LIMA TAHUN III
LIMA TAHUN IV
SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan) LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN II
LIMA TAHUN III
LIMA TAHUN IV
tahun dimulainya proses review SPPIP *)
Revisi SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan) LIMA TAHUN I
LIMA TAHUN II
LIMA TAHUN III
LIMA TAHUN IV
tahun pertama dokumen revisi SPPIP *) apabila dari proses review diperlukan adanya revisi maka, penyesuaian waktunya mengikuti ilustrasi pada diagram revisi SPPIP
Gambar 2-8
Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP
2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP Kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan pemangku kepentingan, baik yang berada di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.Secara rinci peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2-2 dan Gambar 2-9.
23 Pemahaman Dasar
Tabel 2-2
Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN
BENTUK KETERLIBATAN
TUGAS DAN WEWENANG
TUGAS - melaksanakan pembinaan kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; - menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP. WEWENANG - melakukan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; - memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP; dan - memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP
TINGKAT PUSAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah
Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP - Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan) - Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota - Menyelenggarakan kolokium
- Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP - Menyediakan tenaga ahli pendamping - Berperan aktif dalam tim teknis tingkat provinsi - Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi - Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi
TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyelenggar a kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil, Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK
Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP
24 Pemahaman Dasar
TUGAS - melaksanakan konsolidasi pada tingkat provinsi; - melaksanakan pendampingan dan pengendalian kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - mendorong peningkatan kapasitas pokjanis di tingkat kabupaten/kota. WEWENANG - menetapkan tim teknis provinsi; - melaksanakan koordinasi penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan - memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis.
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN
BENTUK KETERLIBATAN
TUGAS DAN WEWENANG
Perumus SPPIP/RPKPP
- Merumuskan SPPIP/RPKPP - Menjadi narasumber dan penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP - Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP - Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi
Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP - Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP - Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis
TUGAS - menyediakan basis data dan informasi spasial dan sektoral; - melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini; - menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan - penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan kembali terhadap SPPIP dan RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini; - melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan - menetapkan SPPIP. TUGAS - memfasilitasi kebutuhan data dan informasi spasial * WEWENANG - memberikan masukan/pendampingan secara akademis dan teknis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota
Tim Ahli Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli
*) pengadaan peta bila dibutuhkan
25 Pemahaman Dasar
Gambar 2-9
2.3.5
Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP/RPKPP
Legalisasi SPPIP dan RPKPP
Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka dokumen SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan perundangan-undangan di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota. Proses legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini diselenggarakan dengan mengikuti mekanisme yang terdapat di daerah masing-masing.
26 Pemahaman Dasar
03
Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
28 Penyusunan SPPIP
03
Kegiatan Penyusunan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
3.1
RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP
3.1.1
Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP
Secara garis besar, lingkup kegiatan penyusunan SPPIP meliputi 5 (lima) kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3) perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (4) perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, dan (5) finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3-1. Tabel 3-1
Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP LINGKUP KEGIATAN
CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP yang akan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh tim pusat Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi
29 Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN
CAPAIAN KEGIATAN
Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja penyusunan SPPIP (1) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Melakukan kajian terhadap kebijakan, Review kebijakan, strategi, dan strategi, dan program pembangunan program daerah dari tiap daerah berdasarkan dokumen kebijakan dokumen kebijakan terkait yang terkait yang telah tersedia dan dijadikan telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh acuan pelaksanaan pemerintah daerah pembangunan oleh pemerintah daerah Melakukan kajian terhadap isu-isu Kajian isu-isu permukiman dan permukiman dan infrastruktur permukiman infrastruktur permukiman perkotaan, serta potensi, permasalahan dan perkotaan tantangan yang akan dihadapi dalam Potensi, permasalahan, dan pembangunan perkotaan dan permukiman tantangan yang akan dihadapi perkotaan. dalam pembangunan perkotaan Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
(2) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil kajian kebijakan dan hasil kajian terhadap isu-isu, potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaannya Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
30 Penyusunan SPPIP
Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota Indikasi arah pembangunan permukiman kabupaten/kota dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur permukiman perkotaan
LINGKUP KEGIATAN
CAPAIAN KEGIATAN
Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan: Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Identifikasi kawasan permukiman prioritas
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Kawasan permukiman prioritas Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Bersama dengan pemangku kepentingan merumuskan rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
(3) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan : Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan. Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah. Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3 Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal
31 Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN
CAPAIAN KEGIATAN
(4) Finalisasi dan Sosialisasi
Mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh koordinator pelaksana, dan memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan pada Kolokium SPPIP Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap rumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Melakukan diseminasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP kepada dinas/instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya di kabupaten/kota bersangkutan
Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Kegiatan penyusunan SPPIP dilakukan pada lingkup wilayah kabupaten/kota. Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota yang ditetapkan dalam RTRW kota. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaanoleh RTRW kabupaten yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi, lingkup wilayah penyusunan SPPIP dapat dilihat pada Gambar 3-1.
32 Penyusunan SPPIP
Gambar 3-1
Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi Kabupaten (bawah)
33 Penyusunan SPPIP
3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk program.Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan. Strategipembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut (Gambar 3-2):
Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;
Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan eksisting;
Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat berupa: -
sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
-
luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;
-
kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;
-
kapasitas aparatur pelaksana program;
-
dan sebagainya
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan
Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diharapkan, baik pada lingkup kota, provinsi, nasional, MDG’s, maupun komitmen internasional lainnya
Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu: cakupan aspek dan wilayah.
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi
34 Penyusunan SPPIP
strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi.
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan disusun untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan.
Gambar 3-2
Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP
Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu tertentu. Dalam perumusan program dilakukan dengan mengacu beberapa hal berikut:
disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga penyusunan program dilakukan untuk tiap strategi;
rumusan program disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum;Lampiran A.VIIPeraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/koya yang bersangkutan dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kota/kabupaten; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya;
35 Penyusunan SPPIP
program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi program yang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan volume serta pentahapan program); dan
perlunyapenekananpada permukiman perkotaan.
program
bidang
permukiman
dan
infrastruktur
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang disusun, dilengkapi dengan pihak yang berperan serta sumber pendanaannya.Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses implementasi, program yang disusun tersebut dirinci mekanisme pentahapan pelaksanaanya dalam jangka waktu 20 tahun dengan rincian tahapan per lima tahunan. Untuk 5 (lima) tahun pertama dirinci dalam tahapan 1 (satu) tahunan. Skema pentahapan program yang dimaksud dalam SPPIP diwujudkan ke dalam tabel isian strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 3-2). Fokus dari obyek yang diatur di dalam SPPIP adalah strategi dan program terkait dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman;
sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman;
sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman;
sistem drainase permukiman; dan
sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman.
Selain fokus pada infrastruktur permukiman perkotaan, strategi dan program yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam pembangunan kawasan permukiman seperti sarana pemadam kebakaran dan penerangan jalan lingkungan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota.
3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan SPPIP meliputi: (1) Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan (2) Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan) dengan rincian muatan sebagai berikut:
36 Penyusunan SPPIP
Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
MUATAN
-
-
-
-
-
PENYAJIAN
-
-
Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; Identifikasi kawasan permukiman prioritas; Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan; Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan); Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Rangkuman berita acara hasil kesepakatan pada tiap output kegiatan; dan Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dokumenini disajikan sebagai laporan utama(terpisah dengan dokumen Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
37 Penyusunan SPPIP
Penyusunan SPPIP
38
Tabel 3-2Contoh Tabel Isian Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP)
Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan MUATAN
-
PENYAJIAN
-
-
-
Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi; Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi; Materi yang disampaikan; Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan Proses diskusi. Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik,dan diseminasi Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
39 Penyusunan SPPIP
TAHAPAN
PERSIAPAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
BULAN 1
WAKTU
BULAN 2
BULAN 3
BULAN 4
BULAN 5
SOSIALISASI
BULAN 6
BULAN 7
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
O-1
3.4 PENYUSUNAN RANCANGAN SK BUPATI/ WALIKOTA TENTANG PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA 2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
KEGIATAN PENYUSUNAN
3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-2
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
O-4
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-3
O-5
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
1 PERSIAPAN
2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
3
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PRA-FGD 2
PRA-FGD 1
4
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
KONSOLIDASI Penyusunan di Tingkat Provinsi
PRA-FGD 3
O1:
OUTPUT
Gambar 3-3
Rencana kerja Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
O2:
O3: Arah pengembangan kota Arah pembangunan permukiman perkotaan Isu-isu permukiman dan O4: infrastruktur permukiman perkotaan Potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman Perkotaan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas Kawasan Permukiman Prioritas Profil Kawasan Permukiman Prioritas Rancangan SK Bupati/Walikota
O5:
FGD 3 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
41
O-7
5
KOLOKIUM FGD 4 Perumusan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
O6:
Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan Konsekuensi Penerapan Strategi Terhadap Penyusunan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Penyusunan SPPIP
5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
FINALISASI DAN SOSIALISASI
PRA-FGD 4
FGD 2 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
FGD 1 Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
KEGIATAN DISKUSI
O-6
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KOTA DAN KAWASAN
KONSULTASI PUBLIK
O7:
DISEMINASI
Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang Telah Disempurnakan Materi Visualisasi SPPIP
3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP Proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota ini diarahkan dengan mengacu pada rangkaian kegiatan pada Gambar 3-3. Rincian proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan selama jangka waktu 7 (tujuh) bulan adalah sebagai berikut:
1.
PERSIAPAN
TAHAPAN
Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan ini terdapat 2 (dua) sub kegiatan, yaitu:
sosialisasi; dan
persiapan dan pemantapan rencana kerja.
PERSIAPAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA
O-1
2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
KEGIATAN PENYUSUNAN
2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Lingkup kegiatan persiapan akan diselesaikan pada minggu awal pelaksanaan kegiatan selama 2 (dua) minggu. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan dapat dilihat pada Gambar 3-4.
2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
1 PERSIAPAN
O-2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
2 PERMASALAHAN
KEGIATAN DISKUSI
KONSOLIDASI Penyusunan di Tingkat Provinsi
Gambar 3-4
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Persiapan
43 Penyusunan SPPIP
1.1 SOSIALISASI
Mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA
O-1
TUJUAN
METODE LANGKAH
Workshop dan Diskusi
OUTPUT
DURASI
44 Penyusunan SPPIP
Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai SPPIP; dan Mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP
Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan; dan Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan Kesamaan pemahaman mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP
Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
Melakukan koordinasi antara tenaga ahli pendamping dan Pokjanis terkait penyepakatan jadwal, metodologi penyusunan serta penyediaan peta, data dan informasi.
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA
O-1
TUJUAN
METODE LANGKAH
Koordinasi antara tim ahli pendamping dengan Pokjanis; Menyepakati rencana dan metodologi penyusunan SPPIP; Menyediakan peta dasar skala kabupaten/kota dan kawasan yang diperlukan dalam penyusunan SPPIP; dan Mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Diskusi koordinasi
Diskusi kesiapan tim ahli pendamping dalam menjalankan lingkup pekerjaan dan kebutuhan penyiapan pekerjaan; Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim ahli pendamping dan Pokjanis dalam kegiatan penyusunan SPPIP; Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang akan digunakan; Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi terkait dengan pembangunan
45 Penyusunan SPPIP
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. OUTPUT
Rencana kerja dan metodologi yang telah disepakati; dan Data dan informasi terkait pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan, termasuk peta.
*) pemanfaatan peta yang ada dari RTRW atau penyediaan peta sesuai dengan ketentuan dalam penyusunan SPPIP
DURASI
46 Penyusunan SPPIP
2 minggu pertama pada bulan pertama
Box 3-1
Penyelenggaraan Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
Pada bulan pertamapenyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan konsolidasi penyusunan di tingkat provinsi yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP, kegiatan ini menjadi bagian dalam proses penyamaan pemahaman substansi dan mekanisme penyusunan SPPIP diantara penyusun di tingkat Provinsi. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut: DEFINISI
:
TUJUAN
:
METODE LANGKAH – LANGKAH
: :
OUTPUT PENYELENGGARA PESERTA
: :
BENTUK WAKTU PELAKSANAAN
: :
Kegiatan penyamaan pemahaman dari sisi substansi dan proses penyusunan SPPIP yang dikemas dalam bentuk pelatihan serta dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Satker Provinsi Menyamakan pemahaman proses peyusunan SPPIP dan keluarannya di antara kota/kabupaten di provinsi yang bersangkutan Pelatihan dan Diskusi Menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiataan Menyamakan proses, posedur, dan capaian yang akan diharapkan Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan SPPIP di provinsi yang berangkutan. Perwakilan tersebut meliputi: Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Satuan Kerja Provinsi di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Tenaga ahli pendamping Workshop minimal 1 (satu) hari pada bulan ke-1(satu) setelah SPMK Tim Tenaga Ahli, (setelah dilakukan kegiatan sosialisasi) *) waktu pelaksanaan ditentukan kemudian oleh masing-masing Satker Provinsi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
Tempat pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing Satker Provinsi
47 Penyusunan SPPIP
2.
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan awal dari tahapan penyusunan SPPIP yang bertujuan untuk memetakan potensi dan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini terdapat 4 (empat) sub kegiatan, yaitu:
kajian kebijakan, strategi, dan program pembangunan kabupaten/kota;
perumusan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
kajian potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahanakan diselesaikan selama 1(satu) bulan terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
48 Penyusunan SPPIP
Gambar 3-5
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan
49 Penyusunan SPPIP
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya)
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
O-1
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA 2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
TUJUAN
METODE LANGKAH
Content Analysis (Analisis Isi)
50 Penyusunan SPPIP
Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman; dan Mengidentifikasi sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, termasuk didalamnya kajian terhadap dokumen-dokumen sektoral.
Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, terutama yang terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD; Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman
OUTPUT DURASI
yang terutamanya terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD ; dan Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman terutamanya terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD. Matriks strategi, kebijakan dan program kabupaten/kota
1 minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama
51 Penyusunan SPPIP
2.3 KAJIAN ISU – ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Melakukan kajian terhadap isu yang berkembang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
TUJUAN
METODE
Diskusi, analisis dan pemetaan isu
LANGKAH
OUTPUT
DURASI
52 Penyusunan SPPIP
O-2
Terumuskannya isu – isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Menggunakan hasil kajian kebijakan (output kegiatan 2.2); Identifikasi isu terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam kebijakan dan yang sedang berkembang; dan Analisis dengan membandingkan fakta atau kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan arahan kebijakan di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD Isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dapat ditampilkan dalam bentuk peta.
2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua
2.4 IDENTIFIKASIPOTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNANPERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Identifikasi terhadap potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan pada isu-isu yang telah dipetakan.
2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-2
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
TUJUAN
METODE
Diskusi, pemetaan potensi dan permasalahan, serta analisis SWOT
LANGKAH
Mengetahui potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Identifikasi potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kajian dari indikasi arah pengembangan kota dan indikasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Melakukan review terhadap RPIJM dan dokumen kebijakan terkait lainnya khususnya mengenai skenario pembangunan infrastruktur permukiman; Penyusunan tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman (lihat contoh pada Tabel 3-3); dan Penyusunan peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ditampilkan dalam bentuk peta.
53 Penyusunan SPPIP
OUTPUT
DURASI
Tabel 3-3 NO
Matriks potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan Peta potensi dan tantangan pembangunan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 3-6).
2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua
Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan
SEKTOR
1.
Perumahan
2.
Air Bersih
3.
Persampahan
..
dst
54 Penyusunan SPPIP
POTENSI
PERMASALAHA N
PELUANG PENGEMBANGAN
TANTANGAN PENGEMBANGAN
Daya tarik kota besar yang memiliki segala kelengkapan fasilitas dapat menarik penduduk untuk melakukan perpindahan ke kota sehingga dapat mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan penyediaan perumahan.
- Munculnya permukiman kumuh dan illegal akibat kurangnya daya beli masyarakat akan perumahan. - Munculnya permukiman kumuh dan illegal menyebabkan kondisi lingkungan kota yang buruk sehingga dapat menurunkan citra kawasan
Munculnya konsepkonsep baru dalam hal perumahan, hunian dan permukiman yang ditawarkan pengembang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi tingginya permintaan akan perumahan.
Kepadatan bangunan yang tinggi dapat mendorong munculnya rawan kebakaran pada kawasan permukiman
55
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-6
Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
3.
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan merupakan kegiatan yang mendasari perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Lingkup kegiatan ini meliputi: perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukimaan perkotaan; perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan identifikasi kawasan permukiman prioritas. Secara keseluruhan lingkup kegiatan ini akan diselesaikan selama 1,5 (satu setengah) bulan terhitung dari kegiatan identifikasi potensi dan masalah selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 3-7. TAHAPAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAB/KOTA
3.4 PERUMUSAN RANCANGAN SK BUPATI/ WALIKOTA TENTANG PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
2.2 PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KAB/KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
KEGIATAN PENYUSUNAN
3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
2.3 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-2
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
O-4
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-3
O-5
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
2 PERMASALAHAN
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
3 PERKOTAAN PRA-FGD 1
PRA-FGD 2
4
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PRA-FGD 3
KEGIATAN FGD 1 Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
DISKUSI
Gambar 3-7
FGD 2 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
FGD 3 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
56 Penyusunan SPPIP
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-2
Perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaanyang diturunkan dari visi dan misi pengembangan kabupaten/kota yang tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
FGD 1 Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pra-FGD 1
TUJUAN
METODE
LANGKAH
O-3
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Mengetahui kebutuhan kabupaten/kota dalam penanganan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada masa sekarang dan mendatang; dan Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang akan digunakan sebagai landasan penyusunan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur kabupaten/kota oleh para pemangku kepentingan.
Analisis normatif, pemetaan kebutuhan, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
Menganalisis kebutuhan penanganan berdasarkan potensi, permasalahan, dan isu-isu terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Menganalisis kebutuhan pembangunan permukiman dan
57 Penyusunan SPPIP
OUTPUT
DURASI
58 Penyusunan SPPIP
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Menentukan tujuan yang selaras dengan indikasi arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 2.2) dan kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Merumuskan kebijakan yang menjawab kebutuhan penangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Menyelenggarakan Pra-FGD 1 (Box 32) untuk membahas tujuan dan kebijakan sebelum disepakati dalam FGD 1 Menyepakati tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD1 (Box 3-3); dan Menyusun tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Rumusantujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama (Tabel 3-4); dan Berita acara kesepakatan tentang tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
4 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan kedua
Tabel 3-4
Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan TUJUAN
KEBIJAKAN
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat
Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional Peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Mewujudkan pelayanan Infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas
Peningkatan pelayananan air bersih Peningkatan sanitasi lingkungan
3. ...................................
-
Box 3-2
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 TUJUAN
:
Untuk membahas rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya sebelum disepakati dalam FGD 1
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan Pra-FGD melibatkankeseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
59 Penyusunan SPPIP
Ketentuan Penyelenggaraan FGD 1*)
Box 3-3
TUJUAN
:
Untuk memperoleh kesepakatan dari semua pemangku kepentingan mengenai rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan FGD melibatkanminimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Tokoh masyarakat Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
FGD
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)
apabila dari hasil FGD 1 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 1 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-FGD 1.
60 Penyusunan SPPIP
3.2PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman yang akan diprioritaskan penanganannya
3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
O-4
TUJUAN
METODE
Inventarisasi kriteria dan indikator, analisis kesesuaian dan skala prioritas, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH
Merumuskan kriteria dan indikator sebagai pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganannya
Inventarisasi kriteria dan indikator yang sesuai dengan kondisi yang ada, dengan memanfaatkan berbagai referensi berupa pedoman atau peraturan yang ada di tingkat pusat maupun daerah, kearifan lokal, hasil studi literatur, dan sebagainya; Melakukan diskusi untuk penjaringan usulan dan aspirasi; Menyusun daftar seluruh usulan kriteria dan indikator yang dihasilkan; Melakukan analisis kesesuaian dan skala prioritas kriteria dan indikator yang telah disusun terhadap terhadap karakteristik dan kebutuhan daerah dengan memperhatikan beberapa hal penting; Pembahasan kriteria dan indikator penentuan kawasan prioritas dalam Pra-FGD 2 (Box 3-4); Penyepakatan kriteria dan indikator yang paling tepat untuk menentukan kawasan prioritas dalam penanganan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan
61 Penyusunan SPPIP
OUTPUT DURASI
62 Penyusunan SPPIP
penyelenggaraan FGD2 (Box 3-5); dan Menyusun matriks kriteria dan indikator lokasi kawasan prioritas. Matriks kriteria dan indikator lokasi kawasan permukiman prioritas
2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga
3.3 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Identifikasi kawasan-kawasan permukiman yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan mempertimbangkan amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mencakup pemugaran, peremajaan, relokasi, dan upaya pencegahan penurunan kualitas lingkungan
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
O-4
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN FGD 2 INFRASTRUKTUR Identifikasi PERMUKIMAN Kawasan PERKOTAAN Permukiman Prioritas
Pra-FGD 2
TUJUAN
METODE
Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, analisis peta spasial, pemetaan masalah, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH
Memperoleh kawasan-kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kabupaten/kota
Inventarisir kawasan-kawasan permukiman yang memerlukan penanganan atau pengembangan sesuai dengan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan (output kegiatan 3.3); Inventarisir kawasan prioritas atau kawasan strategis yang diarahkan di dalam kebijakan (RTRW, RPJMD, dan rencana sektoral lainnya; Identifikasi dan pemetaan kondisi umum kawasan permukiman melalui penyusunan peta sebaran permukiman; Survey ke lokasi-lokasi kawasan permukiman yang dipilih untuk mengetahui kondisi riil, pemetaan potensi dan permasalahan di kawasan
63 Penyusunan SPPIP
OUTPUT
DURASI
Box 3-4
yang telah ditentukan; Melakukan Pra-FGD 2 untuk mengidentifikasi kawasan permukiman prioritas sebelum disepakati dalam FGD 2 (Box 3-4); Melakukan diskusi FGD untuk menyepakati lokasi kawasan-kawasan permukiman prioritas dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-2 (Box 3-5); Pemetaan lokasi kawasan-kawasan permukiman prioritas yang disajikan dalam bentuk peta sebagaimana contoh pada Gambar 3-8; Melakukan analisis terhadap kawasankawasan prioritas terpilih untuk menentukan skala prioritas kawasan penanganan; dan Menyusun daftar skala prioritas kawasan penanganan. Peta sebaran kawasan permukiman dan permasalahannya; Peta sebaran kawasan permukiman prioritas; Daftar skala prioritas kawasan penanganan; dan Berita acara kesepakatan tentang kawasan permukiman prioritas terpilih
2-3 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 TUJUAN
:
Untuk membahas kriteria dan indikator penentuan kawasan prioritas, beserta indikasi kawasan permukiman prioritasnya
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
64 Penyusunan SPPIP
Box 3-5
Ketentuan Penyelenggaraan FGD 2 dan Ilustrasinya*) TUJUAN
:
Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai penentuan kriteria dan indikator serta penentuan kawasan permukiman prioritas
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan FGD melibatkan minimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Tokoh Masyarakat Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
FGD
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)
apabila dari hasil FGD 2 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 2 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-FGD 2
65 Penyusunan SPPIP
3.4PERUMUSAN RANCANGAN SK BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Mengemas hasil penetapan kawasan permukiman prioritas ke dalam rumusan SK Bupati/Walikota
3.4 PERUMUSAN RANCANGAN SK BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
FGD 2 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
PRA-FGD 2
TUJUAN
METODE
Perumusan kebijakan
LANGKAH
OUTPUT
DURASI
66 Penyusunan SPPIP
O-4
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Menghasilkan rumusan rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas Identifikasi poin-poin dalam SK Bupati/Walikota Merumuskan rancangan SK Bupati/Walikota dengan menggunakan hasil penetapan kawasan permukiman prioritas Rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
1minggu terhitung dari minggu keempat bulan ketiga
67
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-8
Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas
4.
PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah lingkup kegiatan inti dari penyusunan SPPIP, yang fokus pada proses perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan tujuan dan kebijakan yang telah dirumuskan. Lingkup kegiatan ini meliputi: perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; identifikasi dan analisis korelasi dalam skema manajemen pembangunan perkotaan; analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi pembangunan; perumusan program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi; dan analisis dampak penerapan program pembangunan. Secara keseluruhan lingkup kegiatan perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini akan diselesaikan selama 3 (tiga) bulan terhitung dari kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dapat dilihat pada Gambar 3-9.
68 Penyusunan SPPIP
69
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-9
DISKUSI
KEGIATAN
PENYUSUNAN
KEGIATAN
TAHAPAN
3
O-3
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS O-4
FGD 2 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
PRA-FGD 3
4
O-5
4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
FGD 3 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
PRA-FGD 4
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
KOLOKIUM FGD 4 Perumusan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
O-6
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
KONSULTASI PUBLIK
5
FINALISASI DAN SOSIALISASI
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KOTA DAN KAWASAN
DISEMINASI
O-7
5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
SOSIALISASI
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
PRA-FGD 2
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2 PEURMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
4.1PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.3 PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Merumuskan hasil diskusi dan analisis yang dilakukan sebelumnya dalam suatu bentuk strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kabupaten/kota maupun skala kawasan,dengan mempertimbangkan amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mencakup pemugaran, peremajaan, relokasi, dan upaya pencegahan penurunan kualitas lingkungan
O-4
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-3
Pra- FGD 3 FGD 3 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
70
4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
TUJUAN
METODE
Analisis Kebijakan, SWOT, Diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH
Penyusunan SPPIP
O-5
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Memperoleh strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang berupa langkah-langkah riil dan terukur untuk mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Menggunakan rumusan tujuan dan
OUTPUT
DURASI
kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama (output kegiatan 3.1); Merumuskan konsep strategi yang berupa gambaran umum pencapaian tujuan dan kebijakan serta langkahlangkah penanganan kebutuhan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang lebih riil dan terukur di daerah terkait; Melakukan identifikasi dan kajian peran dan fungsi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Membahas rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta proses perumusannya dalam kegiatan Pra-FGD 3 (Box 3-6); Melakukan diskusi FGD untuk menetapkan dan menyepakati strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-3 (Box 3-7); dan Merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan yang ada Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 3-5); dan Berita acara kesepakatan tentang strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan skala kawasan
4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat
71 Penyusunan SPPIP
Box 3-6
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 TUJUAN
:
Untuk membahas rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan Pra-FGD melibatkankeseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
Tabel 3-5
Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi TUJUAN
1.
Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat
2.
Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas
3.
...................................
72 Penyusunan SPPIP
KEBIJAKAN Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional
Peningkatan kualitas permukiman kumuh Peningkatan pelayanan air bersih Peningkatan sanitasi lingkungan -
STRATEGI Mengembangkan rumah sederhana sehat Mengembangkan rusun berstandar internasional
Box 3-7
Ketentuan Penyelenggaraan FGD 3*) TUJUAN
:
Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan baik pada skala kabupaten/kota maupun kawasan
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan FGD melibatkanminimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Tokoh Masyarakat Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)
apabila dari hasil FGD 3 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 3 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-FGD 3
73 Penyusunan SPPIP
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-5
Identifikasi dan analisis korelasi/keterkaitan antarastrategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan strategi pembangunan lainnya dalam skema manajemen pembangunan kabupaten/kota baik untuk skala kabupaten/kota maupun skala kawasan. Analisis korelasi akan menjadi dasar bagi penetapan pelaku dan sumber pendanaan program – programnya. 4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
TUJUAN
METODE
Analisis korelasi
LANGKAH
74 Penyusunan SPPIP
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
Mengetahui tingkat korelasi antara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan kebijakan kabupaten/kota dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
Menggunakan hasil kajian kebijakan yang telah dilakukan sebelumnya; Menggunakan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 4.1); Melakukan analisis korelasi antara rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati dengan kebijakan lainnya dengan memperhatikan aspek-aspek fisik dan non fisik (sosial ekonomi, kelembagaan dan pembiayaan); dan Menyusun matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan. OUTPUT
DURASI
Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman daninfrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
1 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat
75 Penyusunan SPPIP
4.3
ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-5
Identifikasi dan analisis terhadap konsekuensi dan dampak yang mungkin muncul sebagai akibat dilaksanakannya strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. 4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
TUJUAN
METODE LANGKAH
76
Mengetahui konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi; dan Menghasilkan analisis konsekuensi yang menjadi dasar penyusunan program pembangunan kabupaten/kota.
Analisis konsekuensi dan dampak
Penyusunan SPPIP
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
Melakukan kajian terhadap strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Melakukan analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai aspek sesuai dengan karakteristik wilayahnya baik skala kabupaten/kota maupun kawasan meliputi aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek budaya; Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
OUTPUT
DURASI
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang akan dilaksanakan terkait dengan penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Melakukan analisis proyeksi pertumbuhan akibat pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Menyusun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi; dan Menyusun matriks analisis konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Matriks konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat
77 Penyusunan SPPIP
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Merupakan langkah aplikatif pelaksanaan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dan arahan kebutuhan program investasi baik dalam skala kabupaten/kota maupun kawasan dengan memperhatikan dampak dan korelasi dengan program pembangunan sektor lainnya
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
FGD 4 Perumusan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Pra- FGD 4
TUJUAN
METODE
Analisis kebijakan dan strategi, perencanaan program, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH
78 Penyusunan SPPIP
O-6
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Merumuskan program pembangunan yang aplikatif, riil dan terukur sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah dalam skala kabupaten/kota maupun kawasan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP.
Menggunakan matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan (output kegiatan 4.2); Menggunakan matriks konsekuensi dan
OUTPUT
dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 4.3); Melakukan review terhadap programprogram pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan, antara lain dokumen RPIJM (sub-bab program investasi infrastruktur permukiman) dan dokumen RTRW (bagian indikasi program); Merumuskan kebutuhan programprogram penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 3-8); Merinci setiap program ke dalam skema pentahapan yang dirinci ke dalam program lima tahunan; Melakukan Pra-FGD 4 untuk membahas rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan kebutuhannya sebelum disepakati dalam FGD 4 (Box 3-9); Melakukan diskusi FGD untuk menjaring aspirasi dan penyepakatan terhadap program-program yang dirumuskan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-4 (Box 3-10); dan Melakukan pemetaan spasial dari strategi dan program yang telah dirumuskan. Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (Tabel 3-2); Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 3-10); dan Berita acara kesepakatan tentang program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
79 Penyusunan SPPIP
perkotaan skala kabupaten/kota dan skala kawasan DURASI
Box 3-8
4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kelima
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perumusan Program
Dalam perumusan program tersebut minimal dilakukan dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut: disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga penyusunan program dilakukan berdasarkan lingkup wilayah dan lingkup aspek dalam strategi pembangunan; program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi programyang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan volume serta pentahapan program); dan perlunya pembatasan pada program bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses implementasi, program yang disusun dirinci mekanisme pentahapan dan waktu implementasinya.Skema pentahapan tersebut disusun untuk jangka waktu 20 tahun dengan perincian tahapan per lima tahunan.
Box 3-9
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 4 TUJUAN
:
Untuk membahas rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya sebelum disepakati dalam FGD 4
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
80 Penyusunan SPPIP
Box 3-10 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 4*) TUJUAN
:
Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai strategi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP
PENYELENGGARA
:
Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
:
kegiatan FGD melibatkan minimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Tokoh Masyarakat Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN
:
Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK
:
Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
:
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)
apabila dari hasil FGD 4 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 4 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-FGD 4
81 Penyusunan SPPIP
Penyusunan SPPIP
82
Gambar 3-10 Perkotaan
Contoh PemetaanStrategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
Analisis yang memperkirakan dampak dari penerapan suatu program yang telah dirumuskan(outcome).
O-6
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KOTA DAN KAWASAN
KOLOKIUM
TUJUAN
Mengetahui dampak berupa perubahan yang diperkirakan akan terjadi akibat penerapan suatu program.
METODE
Diskusi internal, analisis dan pemetaan dampak penerapan program
LANGKAH
Menggunakan matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (output kegiatan 4.4); Melakukan analisis dampak penerapan masing-masing program yang telah dirumuskan; Menyusun matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya (Box 3-11).
OUTPUT
Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
DURASI
4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keenam
83 Penyusunan SPPIP
Box 3-11
Keikutsertaan Dalam Kolokium
Pada bulan keenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan Kolokium yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP, kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan SPPIP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut: DEFINISI : Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan SPPIP TUJUAN : Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan SPPIP yang dilakukan di setiap kabupaten/kota METODE : Workshop dan Diskusi LANGKAH – : Menyiapkan materi pembahasan capaian SPPIP hingga saat LANGKAH Kolokium yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun, serta dikoordinasikan bersama Tim Teknis Provinsi *) Mengikuti kegiatan kolokium dengan memaparkan hasil-hasil penyusunan SPPIP kepada para pemangku kepentingan terkait Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan SPPIP dari pelaksanaan kolokium OUTPUT Kesamaan hasil dari produk SPPIP yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan PENYELENGGARA : Direktorat Jenderal Cipta Karya PESERTA
:
BENTUK WAKTU PELAKSANAAN
: :
TEMPAT PELAKSANAAN
:
Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan SPPIP. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping Workshop minimal 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) setelah SPMK(setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas) **)waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan RPKPP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan penyusunan RPKPP dan ditentukan oleh Koordinator Pelaksana
*) Catatan Koordinasi Bersama Tim Teknis Provinsi (Pra-Kolokium): Perlu dilakukan persiapan (pra-kolokium) yang bertujuan untuk mempersiapkan seluruh substansi yang dipersyaratkan di dalam kolokium. Pelaksanaan pra-kolokium dilakukan secara koordinatif antara tim pokjanis di setiap kabupaten/kota bersama tim teknis provinsi.
84 Penyusunan SPPIP
5.
FINALISASI DAN SOSIALISASI
Kegiatan finalisasi dan sosialisasi adalah kegiatan terakhir dari rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP yang fokus pada penyempurnaan dari strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan masukan dari berbagai diskusi. Lingkup kegiatan ini meliputi:
penyempurnaan strategi dan kabupaten/kota dan kawasan; dan
penyempurnaan materi visualisasi SPPIP
program
pembangunan
dalam
skala
Secara keseluruhan lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini akan diselesaikan selama 1 (satu) bulan terhitung dari kegiatan perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup finalisasi dan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 3-11. TAHAPAN
KEGIATAN PENYUSUNAN
SOSIALISASI
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
4.1 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
O-5
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN 4.3. ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
4
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
O-6
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KOTA DAN KAWASAN
5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
O-7
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
5
FINALISASI DAN SOSIALISASI
PRA-FGD 4
KEGIATAN DISKUSI
PRA-FGD 3
Gambar 3-11
FGD 3 Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
KOLOKIUM FGD 4 Perumusan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
KONSULTASI PUBLIK
DISEMINASI
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Finalisasi dan Sosialisasi
85 Penyusunan SPPIP
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SKALA KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Perbaikan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil masukan dari kolokium
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN
5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
KONSULTASI PUBLIK
TUJUAN
METODE
Desk study
LANGKAH
86 Penyusunan SPPIP
Menyempurnakan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan
Menginventarisasi catatan masukan penyelenggaraan kolokium; Memperbaiki strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan Menyelenggarakan konsultasi publik untuk mendapatkan masukan untuk penyempurnaan strategi dan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan. Penyelenggaraan konsultasi publik ini dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 3-12). OUTPUT
DURASI
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disempurnakan.
2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketujuh
87 Penyusunan SPPIP
Box 3-12 Ketentuan Dalam Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Untuk memantapkan hasil yang telah dicapai, maka pada awal bulan ketujuh diselenggarakan kegiatan konsultasi publik.Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan penjaringan masukan terhadap muatan SPPIP yang dilakukan dalam bentuk konsultasi kepada pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat. Bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut: TUJUAN
:
METODE LANGKAHLANGKAH
: :
OUTPUT WAKTU PELAKSANAAN TEMPAT PELAKSANAAN PESERTA
: :
PENYELENGGARA
88 Penyusunan SPPIP
: :
:
Untuk menjaring masukan terhadap strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Pemaparan hasil dan diskusi terbuka Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan SPPIP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun Memaparkan seluruh capaian kegiatan SPPIP Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukanmasukan terhadap muatan SPPIP Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian kegiatan SPPIP berdasarkan masukan dari konsultasi Masukan terhadap pencapaian kegiatan SPPIP Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP Setiap kegiatan FGD melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Pendukung kegiatan FGD antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tim Teknis Provinsi Tenaga ahli pendamping Pokjanis
5.2PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
Penyusunan hasil/keluaran kegiatan dalam bentuk materi visualisasi yang informatif, menarik dan mudah dimengerti yang akan disosialisasikan kepada masyarakat umum dan para pemangku kepentingan terkait.
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/ KOTA DAN KAWASAN
5.2 PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
O-7
DISEMINASI
TUJUAN
METODE LANGKAH
Menyediakan materi visualisasi hasil/ keluaran kegiatan untuk digunakan dalam sosialisasi SPPIP; dan Menyelenggarakan sosialisasi hasil SPPIP.
Penyederhanaan materi, Desain Komunikasi Visual, Diseminasi
Menggunakan seluruh hasil/ keluaran kegiatan penyusunan SPPIP; Merumuskan poin-poin penting yang akan ditampilkan dalam materi visualisasi meliputi: Latar belakang pelaksanaan kegiatan Kebutuhan penyusunan SPPIP Tujuan dan arah pembangunan
89 Penyusunan SPPIP
OUTPUT
DURASI
90 Penyusunan SPPIP
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Rangkuman strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan Rangkuman program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan Dokumentasi kegiatan dan susunan peta. Menyusun materi visualisasi SPPIP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu; dan Menyelenggarakan sosialisasi hasil SPPIP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada (Box 3-13) Materi visualisasi SPPIP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan Diseminasi hasil SPPIP
2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan ketujuh
Box 3-13 Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi TUJUAN
PENYELENGGARA BENTUK PESERTA
Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk SPPIP yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya. Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Seminar 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Perwakilan masyarakat
Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tim Teknis Provinsi
Akademisi
WAKTU PELAKSANAAN
1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
91 Penyusunan SPPIP
04 Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kegiatan Penyusunan
92 Penyusunan RPKPP
04
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
4.1
RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP
4.1.1
Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP
Lingkup kegiatan penyusunan RPKPP meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana aksi program, dan (4) perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4-1.
Tabel 4-1
Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP LINGKUP KEGIATAN
(1) Persiapan Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini juga didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi.
CAPAIAN KEGIATAN Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan Peta dasar Data dan informasi yang diperlukan Desain pengumpulan data dan informasi
93 Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN
CAPAIAN KEGIATAN
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas Melakukan review dan kajian Review kebijakan, strategi, dan terhadap kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen program pembangunan daerah kebijakan terkait yang telah tersedia berdasarkan dokumen kebijakan dan dijadikan acuan pelaksanaan terkait yang telah tersedia dan pemerintah daerah serta dokumen dijadikan acuan pelaksanaan SPPIP pembangunan oleh pemerintah daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat Melakukan kajian mikro terhadap Kajian mikro kawasan permukiman kawasan permukiman prioritas prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP Presentasi audio-visual kawasan permukiman prioritas hasil investigasi di lapangan Melakukan identifikasi potensi dan Potensi dan permasalahan permasalahan pembangunan pembangunan permukiman dan permukiman dan infrastruktur infrastruktur permukiman perkotaan permukiman perkotaan pada pada kawasan permukiman prioritas kawasan permukiman prioritas Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas Melakukan identifikasi kebutuhan Kebutuhan penanganan kawasan penanganan kawasan permukiman permukiman prioritas prioritas Melakukan penyusunan konsep Konsep penanganan kawasan penanganan kawasan permukiman permukiman prioritas untuk prioritas untuk pembangunan pembangunan permukiman dan permukiman dan infrastruktur infrastruktur permukiman perkotaan permukiman perkotaan. Proses Peta konsep penanganan kawasan penyusunan ini dilakukan dengan permukiman prioritas untuk Focus Group Discusion (FGD) pembangunan permukiman dan bersama dengan pemangku infrastruktur permukiman perkotaan kepentingan kabupaten/kota dan Penyelenggaraan FGD bersama kawasan dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas
94 Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN
CAPAIAN KEGIATAN
Melakukan penyusunan rencana Rencana aksi program penanganan aksi program penanganan pembangunan permukiman dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan infrastruktur permukiman perkotaan Penyelenggaraan FGD bersama berdasarkan arahan dalam dengan pemangku kepentingan program pembangunan dalam kabupaten/kota dan kawasan untuk dokumen SPPIP berikut dengan merumuskan dan menyepakati tahapan pelaksanaan rencana aksi program penanganan penanganannya. Adapun proses penyusunan ini dilakukan dengan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. (4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Merumuskan kriteria dan indikator Kriteria dan indikator penentuan penentuan kawasan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1 tahap 1 Melakukan pemilihan dan Kawasan pembangunan tahap 1 penetapan kawasan pembangunan tahap 1 Melakukan perumusan konsep Konsep penanganan kawasan penanganan kawasan pembangunan tahap 1 pembangunan tahap 1 berdasarkan Diskusi partisipatif dengan pada kebutuhan kawasan yang masyarakat setempat untuk telah disepakati bersama oleh perumusan konsep penanganan pemangku kepentingan kawasan pembangunan tahap 1 kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait Bersama dengan pemangku Rencana penanganan kawasan kepentingan kabupaten/kota dan pembangunan tahap 1 kawasan melakukan penyusunan Penyelenggaraan FGD bersama rencana penanganan kawasan dengan pemangku kepentingan pembangunan tahap 1 dengan kabupaten/kota dan kawasan untuk tingkat kedalaman informasi skala merumuskan rencana penanganan 1:1.000 dan menyepakatinya dalam kawasan pembangunan tahap 1 suatu FGD Melakukan penyusunan Rencana Rencana Teknis Rinci (Detailed Teknis Rinci (Detailed Engineering Engineering Design/DED) untuk Design/DED) untuk pelaksanaan pelaksanaan tahun pertama di dalam tahun pertama di dalam kawasan kawasan pembangunan tahap 1 pembangunan tahap 1 yang Visualisasi 3D untuk DED kawasan meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman
95 Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN perkotaan. Rencana detail desain tersebut juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan penyusunan RPKPP Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama (5) Finalisasi dan Sosialisasi Menyelenggarakan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat di kawasan prioritas
CAPAIAN KEGIATAN
Masukan untuk penyempurnaan hasil Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Tersosialisasikannya RPKPP
4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan yang terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi dalam zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan pembangunan Tahap 1. Pemahaman terhadap lingkup kawasan permukiman prioritas dan kawasan pembangunan Tahap 1 dalam rangkaian kegiatan ini adalah sebagai berikut:
96 Penyusunan RPKPP
Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki kesamaan permasalahan/ tema penanganan) tanpa merujuk pada batas adminstrasi. Dalam penetapannya, didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut: -
memiliki urgenitas penanganan; memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota; memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota; sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota; memiliki dominasi permasalahan terkait bidang permukiman; dan memiliki dominasi penanganan melalui bidang permukiman.
Besaran kawasan permukiman perkotaan yang diprioritaskan mempunyai batasan luasan lebih besar dari 60 Ha sampai dengan 500 Ha berdasarkan kebutuhan keutuhan penanganan dan didasari oleh hasil kesepakatan pada proses penetapan kawasan prioritas. Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah bagian dari kawasan permukiman prioritas yang disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kawasan dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun pertama dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per kawasan pengembangan tahap 1 antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan kesepakatan dengan pihak daerah.
4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan penjabaran dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan/1 (satu) tahun. Untuk komponen bidang permukiman pada program tahun pertama di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan disusun dengan
97 Penyusunan RPKPP
mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya. Secara garis besar rencana aksi program dalam RPKPP diilustrasikan ke dalam Tabel 4.2 dan Tabel 4.3. Fokus dari obyek yang diatur di dalam RPKPP adalah program dan kegiatan terkait dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman; sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman; sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman; sistem drainase permukiman; dan sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman; dan ruang terbuka hijau (RTH)
Selain fokus pada permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, program dan kegiatan yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam pembangunan kawasan permukiman seperti sarana pemadam kebakaran dan penerangan jalan lingkungan sesuai dengan kebutuhan di masingmasing kabupaten/kota. Dalam penerapannya, RPKPP dapat berupa penataan kawasan ataupun revitalisasi kawasan.
98 Penyusunan RPKPP
99
Penyusunan RPKPP
Tabel 4-2
Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
100
Penyusunan RPKPP
Tabel 4-3 Contoh Rencana Program Penanganan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Pengembangan Tahap 1
4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan RPKPP meliputi 5 (lima) dokumen, yaitu: (1) Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), (2) Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan), (3) Dokumen Rencana Detail Desain (DED), (4) Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas, dan (5) Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas, dengan rincian muatan tiap dokumen sebagai berikut:
Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) MUATAN
-
-
-
PENYAJIAN
-
Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan indikasi dalam SPPIP; Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP; Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas; Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas; Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun; Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1.000); Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) infrastruktur permukiman untuk kawasan prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D; dan Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas) b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama) Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama; dan Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
101 Penyusunan RPKPP
Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan MUATAN
-
PENYAJIAN
-
-
Dokumen Rencana Detail Desain (DED) MUATAN
-
PENYAJIAN
-
DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar, dan peta yang representatif.
Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas MUATAN PENYAJIAN
Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisasi; Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi; Materi yang disampaikan; Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan Community based Participatory Approach (CPA) Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RPKPP; Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi; Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui; dan Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
-
Profil Kawasan Prioritas (aspek fisik dan non-fisik); dan Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas Dokumen ini disajikan dalam bentuk audio visual (film dokumenter)
Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas MUATAN
-
PENYAJIAN
-
102 Penyusunan RPKPP
Rumusan skenario penanganan kawasan; dan Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan permukiman prioritas Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual
103 Penyusunan RPKPP
TAHAPAN
PERSIAPAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
BULAN 1
WAKTU
BULAN 2
BULAN 3
BULAN 4
SOSIALISASI
BULAN 5
BULAN 6
BULAN 7
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
O-1
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP 2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
KEGIATAN PENYUSUNAN
O-2
1 PERSIAPAN
2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
O-3 3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
3
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
PRA FGD 1
PRA FGD 2
OUTPUT
Gambar 4-1
Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
FGD 1 Penyusunan Konsep Penanganan Kawasan
PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-6
4.5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN
O-7
5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
DISKUSI PARTISIPATIF
5
FINALISASI DAN SOSIALISASI
PRA FGD 2 FGD 3 Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1
FGD 2 Perumusan Rencana Aksi Program
Arah kebijakan O1: Rencana kerja O2: pada kawasan O3: Kebutuhan penanganan kawasan prioritas Pendekatan Konsep pembangunan kawasan prioritas prioritas dan Profil kawasan metodologi dan infrastruktur pelaksanaan permukiman kegiatan kawasan prioritas Potensi dan permasalahan kawasan prioritas
4.3 O-5
O-4
4
KEGIATAN DISKUSI
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
O4: Rencana pembangunan kawasan prioritas Rencana aksi program kawasan prioritas Pentahapan kegiatan pembangunan kawasan prioritas
KOLOKIUM
KONSULTASI PUBLIK
DISEMINASI
O7: Masterplan kawasan Rencana Detail Desain (DED) kawasan
O5: Kriteria dan indikator penentuan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1 Sub kawasan dalam kawasan prioritas O6: Konsep pembangunan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1 Rencana pembangunan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
104 Penyusunan RPKPP
105 Penyusunan RPKPP
4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RPKPP Proses dan prosedur penyusunan RPKPP mengacu pada rangkaian kegiatan sebagaimana yang dijelaskan pada lingkup kegiatan (sub bab 4.2) dan pada Gambar 4-1. Rincian proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan selama jangka waktu 7 (tujuh) bulan adalah sebagai berikut:
1. PERSIAPAN Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun nonteknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan terdapat kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja serta keikutsertaan dalam sosialisasi penyusunan SPPIP dan RPKPP. Pada tahap ini pula diselenggarakan konsolidasi penyusunan RPKPP di tingkat provinsi. Lingkup kegiatan persiapan akan diselesaikan pada minggu awal pelaksanaan kegiatan selama 2 (dua) minggu. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan dapat dilihat pada Gambar 4-2.
TAHAPAN
PERSIAPAN
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
Penyusunan RPKPP
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
O-1
2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
KEGIATAN
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
PENYUSUNAN
O-2
1 PERSIAPAN
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
2 PERMASALAHAN
3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
3
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
PRA FGD 1
KEGIATAN DISKUSI
Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
Gambar 4-2
106
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
FGD 1 Penyusunan Konsep Penanganan Kawasan
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Persiapan
1.1 SOSIALISASI
Mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan secara terpusat oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
O-1
TUJUAN
METODE LANGKAH
Workshop dan diskusi
OUTPUT
DURASI
Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai RPKPP; dan Mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP
Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan; dan Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan. Kesamaan pemahaman mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP
Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.
107 Penyusunan RPKPP
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
Melakukan persiapan penyusunan RPKPP yang meliputi kegiatan koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data dan informasi.
1.1 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
O-1
TUJUAN
Terkoordinasinya kegiatan penyusunan RPKPP dari awal hingga akhir; Tersepakatinya rencana kerja dan metodologi penyusunan RPKPP; Tersedianya peta dasar dan rancangan pengumpulan data dan informasi; dan Terinventarisasikannya data dan informasi mengenai kondisi eksisting di kawasan permukiman prioritas berserta kawasan makronya.
METODE Diskusi koordinasi, digitasi peta, observasi lapangan dan wawancara LANGKAH
108 Penyusunan RPKPP
Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam kegiatan Penyusunan RPKPP; Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim; Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1:5.000 yang siap untuk digunakan sebagai dasar untuk survey; Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah disusun; dan Melakukan pengumpulan dokumen,
observasi lapangan, dan wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas. OUTPUT
Rencana kerja; Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan; Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 : 5.000; dan Data dan informasi mengenai kondisi eksiting kawasan permukiman prioritas berikut dengan kawasan makronya
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama
109 Penyusunan RPKPP
Box 4-1
Penyelenggaraan Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
Pada bulan pertama penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan konsolidasi penyusunan di tingkat provinsi yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), kegiatan ini menjadi kegiatan awal antara tim Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja penyusunan dokumen RPKPP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan tempat penyelenggaraan konsolidasi ini secara rinci adalah sebagai berikut: DEFINISI
:
TUJUAN
:
METODE LANGKAH – LANGKAH
: :
OUTPUT
:
PENYELENGGARA
:
PESERTA
:
WAKTU PELAKSANAAN
:
TEMPAT PELAKSANAAN
110 Penyusunan RPKPP
:
Kegiatan penyamaan pemahaman dari sisi substansi dan proses penyusunan RPKPP yang dikemas dalam bentuk pelatihan serta dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Satker Provinsi Menyamakan tujuan dan rencana kerja penyusunan RPKPP Pelatihan dan diskusi menyiapkan rencana kerja penyusunan RPKPP dan rencana penyusun menyepakati rencana dan jadwal kerja penyusunan RPKPP dengan pemangku kepentingan terkait Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi Semua perwakilan kota/kabupaten yang melakukan kegiatan penyusunan RPKPP di provinsi yang berangkutan. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Satuan Kerja Provinsi di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Tenaga Ahli Pendamping minimal 1 (satu) hari pada bulan ke-1(satu) setelah SPMK Tim Tenaga Ahli, (setelah dilakukan kegiatan sosialisasi) *) waktu pelaksanaan ditentukan kemudian oleh masingmasing Satker Provinsi Tempat pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing Satker Provinsi
2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan untuk mengkaji kebijakan, strategi, dan program, serta kondisi riil kawasan permukiman prioritas sehingga diperoleh gambaran mengenai potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kawasan permukiman prioritas. Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini meliputi 3 (tiga) kegiatan, yaitu:
kajian kebijakan dan strategi pembangunan; kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan SPPIP; dan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas.
dan
Lingkup kegiatan identifikiasi potensi dan permasalahan ini diselesaikan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan dapat dilihat pada Gambar 4-3. TAHAPAN
PERSIAPAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
1.1 SOSIALISASI
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
O-1
2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
KEGIATAN PENYUSUNAN
O-2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
2 PERMASALAHAN
1 PERSIAPAN
O-3 3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
3
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
PRA FGD 1
PRA FGD 2
KEGIATAN DISKUSI
Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
Gambar 4-3
FGD 1 Penyusunan Konsep Penanganan Kawasan
FGD 2 Perumusan Rencana Aksi Program
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan
111 Penyusunan RPKPP
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Melakukan kajian terhadap berbagai produk kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya produk rencana yang telah dimiliki pemerintah kabupaten/kota mulai dari tingkat yang tertinggi yaitu RTRW kabupaten/kota, RDTR kawasan, hingga yang terkait dengan penyusunan RPKPP, diantaranya SPIPP dan RP3KP, untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan kabupaten/kota yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
1.1 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA 2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
O-1
2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
TUJUAN
Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan direncanakan; Mengidentifikasi sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota dengan penyusunan RPKPP; dan Mengidentifikasi kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota.
METODE Desk study (studi literatur), content analysis (analisis isi).
112 Penyusunan RPKPP
LANGKAH
Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman; Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman yang ada di kabupaten/kota; Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman yang ada, untuk disinergikan dengan kebutuhan penyusunan RPKPP; dan Melakukan identifikasi terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan prioritas yang akan direncanakan dalam skala kabupaten/kota.
OUTPUT Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai: Kebijakan dan strategi pembangunan pada kawasan permukiman prioritas yang direncanakan; Sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota terkait dengan penyusunan RPKPP; Kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota; dan Arah kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama
113 Penyusunan RPKPP
2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
TUJUAN
Mengidentifikasi karakteristik pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP
METODE Desk Study (Studi Literatur) LANGKAH
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Melakukan kajian rinci pada kawasan permukiman prioritas baik yang sifatnya fisik maupun non fisik. Kajian mikro ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada kawasan permukiman prioritas.
OUTPUT
O-2
Inventarisasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi, dan budaya pada kawasan permukiman prioritas; Melakukan analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas; dan Menyusun dokumentasi berupa audiovisual/film dokumenter mengenai hasil analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan kawasan prioritas. Karakteristik pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kawasan yang disajikan dalam peta; dan Dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai profil kawasan permukiman prioritas.
DURASI 2 minggu kedua terhitung dari minggu ketiga bulan pertama
(dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan pada Kawasan Permukiman Prioritas)
114 Penyusunan RPKPP
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
TUJUAN
2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
O-2
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Melakukan identifikasi terhadap potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. Hasil dari kegiatan tersebut akan dituangkan secara spasial.
Mengidentifikasi potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas; dan Menyusun skala prioritas kawasan berdasarkan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman yang akan direncanakan.
METODE Survey, analisis kawasan, diskusi LANGKAH
3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
Melakukan kajian dan analisis terhadap hasil pengamatan lapangan (survey data primer) dan memadukannya dengan hasil survey data sekunder untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi dan permasalahan pada kawasan prioritas baik secara fisik maupun non fisik; Menyusun matriks potensi dan permasalahanyang telah teridentifikasi dan terinventarisasi, disertai dengan hambatan dan tantangan yang akan dihadapi, juga peluang di dalam kawasan prioritas RPKPP; dan Melakukan pemetaan spasial terhadap potensi dan
115 Penyusunan RPKPP
permasalahan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP. OUTPUT
Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Tabel 4-4); dan Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Gambar 4-4 dan Gambar 4-5).
DURASI 2 minggu kedua terhitung dari minggu ketiga bulan pertama
(dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan Arahan SPPIP)
Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan NO 1
ASPEK Fisik
2 3 4
Ekonomi Sosial dll
POTENSI Potensi lahan kosong untuk pengembangan RTH yang berfungsi sebagai taman bermain anak dan penempatan MCK
116 Penyusunan RPKPP
PERMASALAHAN Kepadatan bangunan kawasan yang mencapai >70%
TANTANGAN -
HAMBATAN -
Gambar 4-4
Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman
Gambar 4-5
Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
117 Penyusunan RPKPP
3. PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM Kegiatan perumusan rencana aksi program merupakan kegiatan untuk merumuskan konsep dan rencana besar penanganan kawasan permukiman prioritas berdasarkan pada hasil identifikasi kebutuhan penanganan kawasan. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana aksi program ini akan menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap 1. Lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program ini meliputi 5 (lima) sub kegiatan, yaitu:
identifikasi kebutuhan penanganan kawasan; penyusunan konsep pembangunan kawasan; identifikasi program penanganan berdasarkan arahan SPPIP; perumusan rencana aksi program; dan perumusan tahapan pelaksanaan pembangunan permukiman.
Lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan selesai dilakukan. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana aksi program ini akan menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap 1. Secara diagramatis rangkaian kegiatan pada lingkup perumusan rencana aksi program dapat dilihat pada Gambar 4-6 berikut. TAHAPAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN 2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
KEGIATAN PENYUSUNAN
IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
O-3 3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
O-2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
2 PERMASALAHAN
4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
2.3
3
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
PRA FGD 1
Gambar 4-6
FGD 1 Penyusunan Konsep Penanganan Kawasan
PRA FGD 2
PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
DISKUSI PARTISIPATIF
FGD 2 Perumusan Rencana Aksi Program
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program
118 Penyusunan RPKPP
O-5
O-4
4
KEGIATAN DISKUSI
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN PRIORITAS RPKPP
Kebutuhan penanganan kawasan prioritas merupakan penilaian terhadap jenis, besaran dan lokasi infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan potensi permasalahan eksisting, proyeksi dan rencana pengembangan kawasan di masa mendatang. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun menjadi daftar kebutuhan penanganan kawasan yang berisikan rincian komponen dan volume pada setiap infrastruktur permukiman yang dibutuhkan pada penanganan kawasan.
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
O-2
3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
TUJUAN
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
Mengidentifikasi kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan kawasan prioritas
METODE Analisis kebutuhan, analisis kawasan, diskusi LANGKAH
Merumuskan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman prioritas berdasarkan hasil kajian terhadap potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan; Menyusun daftar kebutuhan penanganan yang rinci per komponen infrastruktur permukiman perkotaan dan lokasinya; dan Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk menentukan lokasi-lokasi pada
119 Penyusunan RPKPP
kawasan permukiman yang membutuhkan penanganan.
OUTPUT
Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 4.5); dan Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Gambar 4-7).
DURASI 2 minggu terhitung dari awal bulan kedua
Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan NO 1.
ASPEK FISIK
MASALAH
DAMPAK YANG TERJADI
LOKASI
KEBUTUHAN PENANGANAN
Status lahan (surat hijau, sewa, lahan Negara)
Konflik tanah
Seluruh kawasan
Aliran sungai yang terhambat
Banjir pasang
Sepanjang sungai
Normalisasi, penurapan
Pencemaran boezem oleh limbah cair domestik
Air boezem tidak dapat digunakan
Permukiman sekitan boezem
IPAL
Drainase tersumbat
Banjir
Hampir seluruh kawasan
Perbaikan saluran drainase
Minimnya sambungan rumah PDAM
Terbatasnya pasokan air
Hampir seluruh kawasan
Penambahan SR
Penanganan sampah yang tidak tuntas
Menumpuknya sampah
Sebagian kawasan
Pengolahan sampah
Kualitas bangunan yang buruk
Rumah tidak sehat dan layak
Sebagian kawasan
Perbaikan rumah
2.
SOSIAL
...
...
...
3.
EKONOMI
...
...
...
4.
TATA RUANG
...
...
...
5.
dst...
...
...
...
120 Penyusunan RPKPP
121
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-7
Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN KAWASAN
Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas RPKPP merupakan rencana konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan penanganan kawasan secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta bentuk program-program penataan kawasan yang akan dilakukan. Konsepsi tersebut berdasarkan arahan dalam programprogram yang disusun dalam kegiatan SPPIP 3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN
O-3
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
PRA FGD 1 FGD 1 Penyusunan Konsep Penanganan Kawasan
TUJUAN
Merumuskan konsep dan indikasi rencana penanganan kawasan prioritas RPKPP
METODE Analisis SWOT, FGD LANGKAH
122 Penyusunan RPKPP
Melakukan kajian terhadap kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan kawasan permukiman prioritas; Merumuskan konseps penanganan kawasan, yang meliputi : - perumusan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan yang sinergis dengan SPPIP serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan pengembangan kawasan prioritas - perumusan strategi penanganan kawasan beserta bentuk-bentuk program penanganan yang mencakup beberapa aspek, antara lain : aspek fisik, aspek lingkungan, aspek sosial kelembagaan, aspek ekonomi dan aspek pendanaan yang kesemuanya
OUTPUT
diturunkan dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Melakukan Pra-FGD 1 untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas sebelum dilakukan FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan atas konsep tersebut (Box 4-2); dan Melakukan FGD 1 dengan pemangku kepentingan terkait lainnya mendapatkan kesepakatan mengenai konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas terpilih (Box 4-3). Peta konsep pembangunan kawasan prioritas; dan Berita acara kesepakatan tentang konsep penanganan kawasan permukiman prioritas
DURASI 4 minggu terhitung dari awal bulan kedua
(pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan)
Box 4-2
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 TUJUAN Untuk merumuskan konsep penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas
PENYELENGGARA Pokjanis PESERTA DAN PENDUKUNG WAKTU BENTUK TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun Diskusi di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
123 Penyusunan RPKPP
Box 4-3
Ketentuan Penyelenggaraan FGD 1*) TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai konsep pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) PESERTA DAN Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan PENDUKUNG pendukung. Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun BENTUK FGD TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP PELAKSANAAN *)
apabila dari hasil FGD 1 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 1 dengan ketentuan yang sama dengan PraFGD 1.
124 Penyusunan RPKPP
125
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-8
Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
Menyusun program berdasarkan pada konsep pembangunan yang telah disusun. Program penanganan dalam RPKPP disusun dengan mengacu dan mempertimbangkan program pembangunan yang dikeluarkan dalam dokumen SPPIP.
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
TUJUAN
O-3
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Mengidentifikasi program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas
METODE Analisis isi LANGKAH
Melakukan review kebijakan, strategi, dan program pembangunan yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada kawasan permukiman prioritas RPKPP; Melakukan review terhadap program dan kegiatan yang ada dalam berbagai dokumen kebijakan terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan terutama dokumen RPIJM; dan Melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP.
OUTPUT Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas RPKPP DURASI 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua sampai dengan awal minggu
126 Penyusunan RPKPP
pertama bulan ketiga
(pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan dan kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan)
127 Penyusunan RPKPP
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif (CPA) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program yang dihasilkan meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional (jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi, dan pelaku)
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN
O-3
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PRA FGD 2
TUJUAN
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Menyusun rencana aksi penanganan permasalahan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP meliputi jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku
METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, pendekatan partisipatif (CPA), dan FGD LANGKAH
128 Penyusunan RPKPP
Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat untuk turut terlibat dalam proses perencanaan;
Mengidentifikasi kebutuhan penanganan di lokasi perencanaan tahap pertama dengan melakukan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat; Menyusun dan memilih komponen yang akan dibangun, melalui beberapa kriteria, yaitu : - Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi penataan kawasan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. - Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata terhadap perbaikan lingkungan. - Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan manusianya. - Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah/lahan yang disengketakan. - Komponen yang akan dibangun dapat tercukupi oleh pembiayaan yang telah disediakan. Melakukan Pra-FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program (Box 4-4) OUTPUT
Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP (Tabel 4-2)
DURASI 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan ketiga
129 Penyusunan RPKPP
Box 4-4
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-GD 2 TUJUAN Untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program pada kawasan prioritas RPKPP
PENYELENGGARA PESERTA DAN PENDUKUNG
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun BENTUK Diskusi TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP PELAKSANAAN
130 Penyusunan RPKPP
3.5 PENYUSUNAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENANGANAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PRA FGD 2
Rencana aksi program yang telah disusun perlu diidentifikasi prioritas dan tahapan penanganannya sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi peyusunan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1.
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
O-4
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
FGD 2 Perumusan Rencana Aksi Program
TUJUAN
Mengidentifikasi prioritas program pembangunan kawasan permukiman prioritas RPKPP; dan Menyusun tahapan pelaksanaan pembangunan berdasarkan pada prioritas program pembangunan yang disusun
METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, FGD, analisis skoring LANGKAH
OUTPUT
Mengidentifikasi prioritas penanganan berdasarkan pada kesepakatan pemangku kepentingan kabupaten/kota; Menyusun tahapan penanganan berdasarkan sumber daya pembiayaan dan kemungkinan penerapannya; dan Melakukan FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk kesepakatan rencana aksi program berikut dengan tahapan pelaksanaannya Matriks tahapan pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur
131 Penyusunan RPKPP
permukiman perkotaan; dan Berita acara kesepakatan tentang rencana aksi program penanaganan kawasan permukiman prioritas
DURASI 3 minggu
Box 4-5
Ketentuan Penyelenggaraan FGD 2 *) TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP berikut dengan tahapan pelaksanaannya
PENYELENGGARA PESERTA DAN PENDUKUNG
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Tokoh Masyarakat Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun BENTUK FGD TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP PELAKSANAAN *)
apabila dari hasil FGD 2 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 2 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-FGD 2.
132 Penyusunan RPKPP
4 PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PENGEMBANGAN TAHAP 1 Kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 merupakan kegiatan untuk mendetailkan rencana aksi program ke dalam rencana penanganan untuk sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap pertama. Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 meliputi 5 (lima) sub kegiatan, yaitu: perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan pengembangan tahap 1; penentuan kawasan pengembangan tahap 1; perumusan konsep pembangunan kawasan pembangunan kawasan pengembangan tahap 1; penyusunan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1; dan penyusunan rencana detail desain (DED) kawasan. Akumulasi dari output rangkaian rangkaian kegiatan perumusan rencana aksi program dan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 ini nantinya akan menjadi output akhir dari kegiatan. Dari sisi waktu, rangkaian kegiatan perumusan rencana aksi program dan perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 akan diselenggarakan selama jangka waktu 3,5 (tiga setengah) bulan terhitung dari kegiatan perumusan rencana aksi program selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan dalam lingkup perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 dapat dilihat pada Gambar 4-9.
133 Penyusunan RPKPP
Penyusunan RPKPP
134
Gambar 4-9
DISKUSI
KEGIATAN
PENYUSUNAN
KEGIATAN
TAHAPAN
PRA FGD 2
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
DISKUSI PARTISIPATIF
O-4
4
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.3
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
FGD 3 Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1
PRA FGD 2
PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-5
O-6
KOLOKIUM
O-7
DISEMINASI
FINALISASI DAN SOSIALISASI
KONSULTASI PUBLIK
5
5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN
SOSIALISASI
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
FGD 2 Perumusan Rencana Aksi Program
O-3
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
4.1 PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan kawasan pembangunan tahap 1.
4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN
O-5
Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
METODE Analisis kawasan, diskusi LANGKAH
Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas yang telah ditetapkan ; Melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi penanganan kawasan prioritas; dan Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
OUTPUT
Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 (Lihat Tabel 4.6)
DURASI
2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat
135 Penyusunan RPKPP
Tabel 4-6 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 KRITERIA Urgenitas terhadap penanganan akar permasalahan kawasan
Jaminan keberlanjutan program dan penuntasan masalah
Berpotensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan kota
…
136 Penyusunan RPKPP
INDIKATOR Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan akar permasalahan Sesuai dengan tahapan penanganan akar permasalahan kawasan Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya Potensi konflik rendah (konflik lahan, konflik sosial, dsb) Dukungan kelembagaan masyarakat Historical kawasan Keluwesan dalam penyusunan rencana aksi Keragaman penanganan infrastruktur permukiman perkotaan Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik sosial, ekonomi) Model penanganan dapat direplikasikan pada lokasi lain (best practice) …
4.2
PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.
4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.3
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN
O-5
PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Menentukan kawasan pembangunan tahap pertama yang akan direncanakan secara lebih rinci dan operasional
METODE Analisis kawasan, diskusi, dan pendekatan partisipatif (CPA) LANGKAH
Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas RPKPP yang telah ditetapkan; Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan; Menentukan tahapan pembangunan per zona, penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada : Skala prioritas kebutuhan penanganan berdasarkan kriteria dan indikator yang ditetapkan sebelumnya Aspek fisik terkait dengan teknis
137 Penyusunan RPKPP
pembangunan Aspek pembiayaan Aspek sosial yaitu kesiapan masyarakat pada kawasan yang akan direncanakan Menentukan 2 lokasi kawasan pengembangan tahap pertama untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional; dan Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan tahap 1 -
OUTPUT
2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan keempat
138 Penyusunan RPKPP
4.3
PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini dilakukan untuk memberikan gambaran imajiner untuk penanganan kawasan pembangunan tahap 1. Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana penanganannya dan DED Kawasan.
4.3 PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-5
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN
Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
METODE Desk Study, diskusi, analisis pentahapan program (staging analisys) LANGKAH
OUTPUT
DURASI
Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan pembangunan tahap 1; dan Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1.
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan yang telah dirumuskan (Gambar 4-10)
2 minggu terhitung dari awal bulan kelima
139 Penyusunan RPKPP
Penyusunan RPKPP
140
Gambar 4-10
Contoh Konsep Penanganan Tahap 1
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan.
4.3 PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.5 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
O-4
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-6
FGD 3 Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1
PRA FGD 3
TUJUAN
4.5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang operasional
METODE Desk study, diskusi, analisis pentahapan program (staging analisys) LANGKAH
Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana penanganan; Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana penanganan; Menyelenggarakan Pra-FGD 3 untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1 (Box 4-6); dan Menyelenggarakan FGD 3 untuk pembahasan dan penyepakatan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 (Box 4-7);
OUTPUT
Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang diterjemahkan dalam Tabel 4.3; dan Berita acara kesepakatan tentang
141 Penyusunan RPKPP
rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 DURASI
Box 4-6
2 minggu
Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 TUJUAN Untuk untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1
PENYELENGGARA PESERTA DAN PENDUKUNG
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun BENTUK Diskusi TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP PELAKSANAAN
Box 4-7
Ketentuan Penyelenggaraan FGD 3 *) TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana penanganan pada kawasan pembangunan tahap 1
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) PESERTA DAN Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang PENDUKUNG peserta dan pendukung. Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Tokoh Masyarakat
Pendukung kegiatan FGD ini antara lain mewakili unsur:
142 Penyusunan RPKPP
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun BENTUK FGD TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP PELAKSANAAN *)
apabila dari hasil FGD 3 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 3 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-FGD 3.
143 Penyusunan RPKPP
4.5 PENYUSUNAN RENCANA TEKNIS RINCI
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-6
Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk komponen program pembangunan prioritas di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi infrastruktur permukiman perkotaan
4.5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN 5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
KONSULTASI PUBLIK
TUJUAN
Menyusun Rencana Teknis Rinci (DED) infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga.
METODE Survey lapangan (ground survey), desk study, studio. LANGKAH
144 Penyusunan RPKPP
Menyiapkan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini hanya memuat bentuk dan komponenkomponen fisik apa saja yang diperlukan dalam pembangunan kawasan, namun jumlah dan besarannya belum terinci; Melakukan ground check dan pengukuran yang mulai di sesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen yang
OUTPUT
akan dibangun harus melalui beberapa kriteria, yaitu : Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi pengembangan kawasan; Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan yang ditata; Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan member dampak positif bagi lingkungan dan manusianya; Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah/lahan yang disengketakan Pembuatan site plan dan gambar kerja sebagai pendetailan komponen prioritas yang ditentukan. Gambar ini dibuat rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan; Penghitungan volume pekerjaan dan RAB; Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 4-9 ); dan Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP (Box 4-10) Site Plan kawasan pembangunan tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan berbagai acuan yang ada (Box 4-8); Gambar kerja/detail design yang implementatif (Gambar 4-11); Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas
145 Penyusunan RPKPP
(OE); dan Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun (Gambar 4-14).
DURASI 8 minggu / 2 bulan terhitung dari awal bulan keenam sampai dengan bulan ketujuh
Box 4-8
Acuan Yang Dapat Digunakan Dalam Penyusunan Rencana Teknis Kawasan
Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi : Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 022406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha). Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RE-SK/TC/001/98 Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 032446-1991, SNI 03.6967-2003 Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-2453-2002. Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98. Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, PTT19-2000-C dan PTS -09-2000-C Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994 dan SNI 03-3242-1994 dan SNI 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-2000-C Standar teknis bidang kelistrikan,SNI 04-0225-2000 Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995 Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Analisa BOW.
146 Penyusunan RPKPP
147
Penyusunan RPKPP
Gambar4-11
Contoh Rencana Detail Desain
Gambar 4-12
148 Penyusunan RPKPP
Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Box 4-9
Keikutsertaan Dalam Kolokium
Pada bulan keeenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan Kolokium yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan RPKPP, kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut: DEFINISI
:
TUJUAN
:
METODE LANGKAH – LANGKAH
: :
OUTPUT
PENYELENGGARA PESERTA
: :
BENTUK WAKTU PELAKSANAAN
: :
TEMPAT PELAKSANAAN
:
Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan RPKPP yang dilakukan di setiap kabupaten/kota Workshop dan Diskusi Menyiapkan materi paparan dan pembahasan capaian RPKPP yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun, serta dikoordinasikan bersama Tim Teknis Provinsi *) Mengikuti kegiatan kolokium dengan memaparkan hasilhasil penyusunan RPKPP kepada para pemangku kepentingan terkait Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP dari pelaksanaan kolokium Kesamaan hasil dari produk RPKPP yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan Direktorat Jenderal Cipta Karya Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan RPKPP. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping Workshop Dilakukan 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) setelah SPMK (setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas) **) waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium pada kegiatan SPPIP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium pada kegiatan penyusunan SPPIP dan ditentukan oleh Koordinator Pelaksana
*) Catatan Koordinasi Bersama Tim Teknis Provinsi (Pra-Kolokium): Perlu dilakukan persiapan (Pra-kolokium) yang bertujuan untuk mempersiapkan seluruh substansi yang dipersyaratkan di dalam kolokium. Pelaksanaan Pra-kolokium dilakukan secara koordinatif antara tim pokjanis di setiap kota/kabupaten bersama tim teknis provinsi.
149 Penyusunan RPKPP
Box 4-10
Ketentuan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Untuk memantapkan hasil yang telah dicapai, maka pada awal bulan ketujuh diselenggarakan kegiatan konsultasi publik. Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP yang dilakukan dalam bentuk konsultasi kepada pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat calon penerima manfaat. Bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut: TUJUAN
:
METODE LANGKAHLANGKAH
: :
OUTPUT PENYELENGGARA WAKTU PELAKSANAAN TEMPAT PELAKSANAAN PESERTA
: : : : :
Untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 pada pelaksanaan 1 tahun pertama Pemaparan hasil dan diskusi terbuka Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan RPKPP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun Memaparkan seluruh capaian kegiatan RPKPP Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan terhadap muatan RPKPP Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian kegiatan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi Masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP Pokjanis Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kota/kabupaten yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Perwakilan masyarakat kawasan permukiman prioritas RPKPP (calon penerima manfaat)* Pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping *Perwakilan masyarakat yang diundang dalam kegiatan ini perlu melibatkan perempuan
150 Penyusunan RPKPP
5 FINALISASI DAN SOSIALISASI Kegiatan finalisasi dan sosialisasi merupakan kegiatan penyempurnaan produkproduk penyusunan RPKPP yang dihasilkan untuk disebarluaskan kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan. Lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini mencakup 1 (satu) kegiatan, yaitu penyempurnaan rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1. Dari sisi waktu, lingkup kegiatan ini akan diselenggarakan selama 1 (satu) bulan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 4-13.
TAHAPAN
SOSIALISASI
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
4.1 PERUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
KEGIATAN PENYUSUNAN
4.3 O-5
PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-6
4.5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN
O-7
5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4
KEGIATAN
PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
DISKUSI PARTISIPATIF
DISKUSI
Gambar 4-13
5
FINALISASI DAN SOSIALISASI
PRA FGD 2 FGD 3 Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1
KOLOKIUM
KONSULTASI PUBLIK
DISEMINASI
Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi
151 Penyusunan RPKPP
5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
O-6
Perbaikan dan penyempurnaan dari rencana aksi program, rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1, dan rencana detail desain kawasan berdasarkan pada masukan dari berbagai diskusi, FGD, dan konsultasi publik
4.5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN
O-7
5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
DISEMINASI
TUJUAN Menyempurnakan hasil yang telah dicapai sehingga layak untuk dipublikasikan METODE Studi literatur (desk study) LANGKAH
152 Penyusunan RPKPP
Melakukan rekapitulasi terhadap berbagai masukan dari semua pihak dalam tiap diskusi dan konsultasi publik; Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1; Melakukan penyempurnaan terhadap rencana detail desain (DED) kawasan; Menyusun materi visualisasi RPKPP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu; dan Menyelenggarakan sosialisasi hasil RPKPP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada (Box 4-11)
OUTPUT
Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan; Rencana detail desain kawasan; Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan Diseminasi hasil RPKPP
DURASI 4 minggu terhitung dari awal bulan ketujuh
Box 4-11
Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi TUJUAN Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) BENTUK Seminar PESERTA 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
perwakilan masyarakat (calon penerima manfaat)
Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
WAKTU 1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan PELAKSANAAN TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP PELAKSANAAN
153 Penyusunan RPKPP
Glossary
Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu perencanaan pembangunan/ proyek Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, baik dalam lingkup Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kota/Kabupaten. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Bidang Cipta Karya Bidang pembangunan yang terkait dengan permukiman, yang meliputi penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, penyehatan lingkungan permukiman, dan pengembangan prasarana lingkungan permukiman. Community Based Participatory Approach (CPA) Model pendekatan perencanaan penanganan kawasan dengan melibatkan peranserta masyarakat pada umumnya bukan saja sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subjek. Corporate Social Responsibility (CSR) Bentuk tanggung jawab atau komitmen berkelanjutan dari suatu organisasi/ badan usaha untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi dan komunitas.
xiii
Diseminasi Kegiatan menyerbarluaskan suatu pemikiran dan pemahaman yang ditujukan kepada masyarakat luas agar mereka mendapatkan informasi dan kesadaran untuk menerima dan akhirnya memanfaatkan dokumen SPPIP dan RPKPP yang telah dihasilkan. Diskusi Partisipatif Diskusi intensif yang melibatkan peran aktif dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pihak yang terkena dampak pembangunan, mulai dari proses identifikasi awal sampai dengan proses pengambilan keputusan. Focus Group Discussion (FGD) Diskusi terfokus dan mendalam dari sekelompok pihak yang berkepentingan mengenai suatu topik tertentu Implikasi Strategi Dampak logis dari pelaksanaan strategi pada suatu wilayah atau kawasan berdasarkan kondisi fisik, sosial, ekonomi masyarakat, kelembagaan, pembiayaan, dan legal. Infrastruktur Perkotaan Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang berupa penyediaan air minum kota, pengelolaan air limbah, sistem persampahan, sistem drainase kota, tata bangunan dan lingkungan, penyediaan dan pemanfaatan prasarana sarana jaringan jalan, jaringan jalan pejalan kaki, serta jalur evakuasi bencana. Infrastruktur Permukiman Perkotaan Jaringan prasarana dan sarana berupa sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, sistem drainase, jaringan jalan lingkungan serta penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan permukiman di perkotaan. Indikator Penetapan kriteria untuk mengukur dan menjamin terpenuhinya pencapaian program atau kegiatan.
xiv
Kawasan Permukiman Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Kawasan Perkotaan Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan Permukiman Prioritas Kawasan permukiman yang disepakati oleh pemangku kepentingan di kabupaten/kota sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dan diprioritaskan pembangunannya dalam rangka mendorong pertumbuhan kawasan ke arah yang direncanakan dan/atau menanggulangi masalah yang mendesak. Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Perwakilan instansi pemerintah yang membidangi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di tingkat kabupaten/kota. Kebijakan Arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/ Daerah untuk mencapai tujuan. Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) Pedoman pengaturan dan rencana pengembangan kota yang merupakan turunan dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) Pedoman pengaturan dan rencana pengembangan perkotaan secara nasional. Meliputi uraian tentang tujuan, visi, dan misi pengembangan perkotaan secara nasional; isu, permasalahan, dan tantangan pengembangan perkotaan; serta kebijakan dan strategi pengembangan perkotaan secara nasional.
xv
Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang ataupun jasa. Kriteria Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan dalam pemilihan kawasan, dimana ukuran tersebut didasarkan pada tinjauan akademis dan menjadi kesepakatan semua pihak yang terkait. Kolokium Pertemuan keahlian di antara para penyusun SPPIP dan RPKPP untuk dapat saling belajar satu sama lain sehingga dapat semakin memperkaya hasil yang dicapai. Konsultasi Publik Suatu mekanisme pembahasan dengan melibatkan masyarakat luas agar semua pemangku kepentingan di suatu kota/kabupaten dapat diberdayakan dan dikembangkan kemampuannya untuk memberikan peran aktif dan dinamis dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan SPPIP dan RPKPP yang secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh kepada kehidupan mereka. Konsep Penanganan Kerangka imajiner yang menggambarkan upaya penanganan kawasan berdasarkan potensi dan persoalan eksisting. Koordinator Wilayah (Korwil) Tim di lingkungan Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab terhadap kualitas penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP dan memberikan pendampingan/ pembinaan kepada kota/kabupaten yang sedang melakukan proses penyusunan SPPIP dan RPKPP berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pengembangan Permukiman.
xvi
Millenium Development Goals (MDGs) Sasaran pembangunan internasional hasil kesepakatan dari 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan 23 organisasi internasional yang harus dicapai pada tahun 2015. Sasaran pembangunan tersebut adalah (1) memberantas kemiskinan dan kelaparan; (2) ketercapaian pendidikan dasar untuk semua golongan (2) mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan hidup; (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Perumahan Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi prasarana, sarana, dan utilitas lingkungan. Permukiman Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (terkait dengan adanya jalinan ekonomi, sosial, politik, dan budaya) Penataan Ruang Suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan Pembangunan Suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu. Pemangku Kepentingan Pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
xvii
Perencanaan Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Tindak lanjut dari SPPIP berupa rencana aksi program untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan permukiman prioritas. Rencana Aksi Program Rencana operasional terhadap penanganan kawasan permukiman prioritas untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan didetailkan pada program tahunan/ 1 (satu) tahun. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota/ kabupaten yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kota/ kabupaten. RDTR disusun untuk bagian dari wilayah kota/ kabupaten yang merupakan kawasan perkotaan dan/atau kawasan strategis kota atau kawasan strategis kabupaten. Rencana Induk Sistem Dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur di daerah, khususnya dalam Bidang Cipta Karya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Dokumen perencanaan yang merupakan jabaran pengisian rencana pola ruang perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW, serta memuat skenario penyelenggaraan pengelolaan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang terkoordinasi dan terpadu secara lintas sektoral dan lintas wilayah administrasi.
xviii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Rencana penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana permukiman kota/kabupaten yang disusun dengan keterpaduan penanganan fisik dan bukan fisik untuk mendukung perwujudan wilayah perkotaan yang bersifat multi sektor, multi tahun, dan multi sumber pembiayaan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/ kawasan. Rencana Tata Ruang (RTR) Hasil perencanaan tata ruang, yang dapat diklasifikasikan menjadi Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang. 1. Rencana Umum Tata Ruang disusun menurut wilayah adminsitrasi pemerintahan karena kewenangan mengatur pemanfaatan ruang dibagi sesuai dengan pembanguan administrasi pemerintahan, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Provinsi dan Kota/Kabupaten 2. Rencana Rinci Tata Ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang dan/ atau disusun apabila rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pemanfaatan ruang/ pengendalian pemanfaatan ruang. Seperti Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota/Kabupaten Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRW Kabupaten/Kota) Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang
xix
wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Cipta Karya Dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur cipta karya yang berkelanjutan. Satuan Kerja Bidang Cipta Karya Bagian dari unit kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum di tingkat provinsi yang melaksanaan kegiatan dari program Bidang Cipta Karya. Strategi Langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi setidaknya memenuhi beberapa hal sebagai berikut Mampu merespon semua target yang ada Mengadopsi harapan dan kepentingan dari semua kelompok pemangku kepentingan yang relevan Tidak menimbulkan konflik Keputusan-keputusan yang diambil terkait dengan strategi saling memperkuat satu sama lain Memiliki keterkaitan dengan lingkungannya Dapat direalisasikan Berjalan sesuai dengan hasil maupun dampak lainnya sebagaimana yang diinginkan Strategi Pengembangan Kota Strategi skala kota yang mengarahkan pengembangan dan pembangunan kota secara keseluruhan untuk mencapai harapan, cita-cita, dan target yang diinginkan. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Strategi yang digunakan sebagai pedoman dalam pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur permukiman di perkotaan yang penyusunannya
xx
mengacu, menyelaraskan, dan mengintegrasikan kebijakan pembangunan dan pengembangan kota secara komprehensif Sosialisasi Kegiatan atau upaya untuk menyebarluaskan wawasan SPPIP dan RPKPP sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berbasis kawasan yang lebih terpadu. Tim Teknis Provinsi Tim pendamping penyusunan SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari instansi pemerintah yang membidangi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di tingkat provinsi.
xxi
Daftar Pustaka BUKU David, Fred R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Heene, Aimed dan Desmidt, Sabastian. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Terjemahan. Bandung: PT. RefikaAditama. Luwihoni, Slamet dkk. 2006. Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif untuk Good Governance. Bandung: Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM) Solihin, Dadang. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses. Bahan Tayangan Diklat Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Jakarta: Badiklat Depdagri. Diunduh dari http://www.slideshare.net/DadangSolihin/perencanaan-pembangunan-daerahkonsep-strategi-tahapan-dan-proses pada tanggal 14 Februari 2011.
PERATURAN PERUNDANGAN UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang UU No. 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendari) No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
xxii
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014 Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 02/SE/DC/2011 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Program dan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 03/SE/DC/2010 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2010-2014
xxiii
Annex ANNEX 1. OUTLINE DOKUMEN SPPIP DAN RPKPP Outline Dokumen SPPIP BAGIAN
SUBSTANSI
BAGIAN I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang
2
Tujuan dan Sasaran
3
Ruang Lingkup
4
Kedudukan SPPIP dalam Dokumen Perencanaan Daerah
5
Rangkuman proses penyusunan SPPIP (proses, waktu, dan hasil ringkas pelaksanaan Sosialisasi, Konsolidasi, Pra FGD dan FGD dll)
BAGIAN II KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 1
Kajian Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan kabupaten/kota (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
2
Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan kabupaten/ kota (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
3
Kajian Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
.
xxiv
BAGIAN
SUBSTANSI
BAGIAN III POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 1
Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman perkotaan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
2
Isu-isu strategis Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
3
Potensi, Permasalahan, Tantangan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
4
Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
BAGIAN V TUJUAN DAN KEBIJAKAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
DAN
INFRASTRUKTUR
1
Tujuan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
2
Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
BAGIAN IV KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 1
Rangkuman Proses Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
2
Kajian Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
3
Profil Kawasan Permukiman Prioritas dan Kebutuhan Pembangunan Kawasan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
BAGIAN VI STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 1
Rangkuman Proses Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
2
Hasil Analisis Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan
xxv
BAGIAN
SUBSTANSI
3
Hasil Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi dan Identifikasi Dampak Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
4
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota/ kabupaten (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
5
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kawasan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
6
xxvi
Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Outline Dokumen RPKPP BAGIAN
SUBSTANSI
BAGIAN I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang
2
Tujuan dan Sasaran
3
Ruang Lingkup
4
Kedudukan RPKPP dalam Dokumen Perencanaan Daerah
5
Rangkuman proses penyusunan RPKPP (proses, waktu, dan hasil ringkas pelaksanaan Sosialisasi, Konsolidasi, Pra FGD dan FGD dll)
BAGIAN II KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 1
Kajian Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Kabupaten/Kota Dalam Lingkup Kawasan Permukiman Prioritas / berdasarkan SPPIP (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta)
2
Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan kabupaten/ kota (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
3
Kajian Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
BAGIAN III POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 1
Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan SPPIP (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
2
Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan pada Kawasan Permukiman Prioritas (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
3
Kebutuhan Penanganan Kawasan permukiman prioritas (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
BAGIAN IV KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN 1
Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
2
Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan permukiman prioritas selama 5 tahun berikut pentahapannya (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
xxvii
BAGIAN
SUBSTANSI
3
Kajian Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Matriks)
4
Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:1.000)
BAGIAN V RENCANA DETAIL DESAIN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 1
Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) Kawasan Pembangunan Tahap 1 (dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta/siteplan kawasan dengan skala minimal 1:1.000 serta ilustrasi 3D kawasan)
xxviii