LAPORAN AKHIR
Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut:
BAB 2 POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA KEDIRI
Sebelah Utara
: Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
Sebelah Selatan
: Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
Sebelah Timur
: Kec. Wates dan Kec. Gurah
Sebelah Barat
: Kec. grogol dan Kec. Semen
Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu: Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km² terdiri dari 17 Kelurahan Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km² tediri dari 15 Kelurahan Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km² tediri dari 14 Kelurahan
B.
Topografi Berdasarkan ketinggiannya, Kota Kediri dapat dibagi menjadi : Wilayah Tanah Usaha Utama I c (WTUU Ic) yaitu wilayah dengan ketinggian antara 63 m – 100 m di atas permukaan laut seluas 5.083 Ha (80,17%). Wilayah Tanah Usaha Utama I d (WTUU Id) yaitu wilayah dengan ketinggian antara 100 m – 500 m dari permukaan laut seluas 1.257 Ha (18,83%).
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang gambaran wilayah, sinkronisasi dokumen dengan kebijakan terkait arahan kebijakan, potensi, masalah, hambatan dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kota dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri Tahun 2012.
Berarti mayoritas ketinggian wilayah Kota Kediri 80,17% berada pada ketinggian 63 m sampai 100 m dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri dan kanan Kali Brantas. Sedangkan wilayah tanah usaha Id terdapat di ujung sebelah barat dan sebelah timur Kota Kediri yaitu di sebelah Desa Pojok, Desa Sukorame, Desa Gayam sedang di sebelah timur adalah Desa Tempurejo, Desa Bawang
2.1 Gambaran Kota Studi 2.1.1
dan Desa Ketami. Tabel 2. 1 Perincian Ketinggian Wilayah tiap Kecamatan Kota Kediri Luas ( Ha ) N Kecamatan 63 – 100 100 – omor m dpl 472m dpl 1 Mojoroto 1.824 536 2 Kota 1.490 3 Pesantren 1.669 721 Jumlah 5.083 1.257
Karakteristik dan Perkembangan Pembangunan Wilayah
2.1.1.1 Kondisi Fisik Dasar A.
Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis, Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan
7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km2. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur
Sumber : Up. Dating Peta Data Pokok Pembangunan Kota Kediri
C.
Geologi Komposisi batuan wilayah Kota Kediri dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec.
Alluvium : Kelompok batuan ini terdapat di bagian tengah dan kiri kanan kali Brantas dan
Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana
merupakan batuan endapan yang berasal dari gunung berapi (Gunung Kelud).
di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-1
LAPORAN AKHIR
Young Quartenary Volcanic Product : Kelompok batuan ini terdapat di bagian timur Kota
E.
Klimatologi Jumlah hari hujan di Kota Kediri mengalami perubahan tiap tahunnya. Pada tahun 2005
Kediri, wilayah ini merupakan tanah pertanian yang subur karena berasal dari batuan Vulcanic muda (Gunung Kelud).
terdapat 69 hari hujan, kemudian meningkat menjadi 92 hari pada tahun 2006, dan meningkat secara
Undifferent Vulcanic Product : Kelompok batuan ini terdapat di sebelah barat Kota Kediri
fluktuatif menjadi 228 hari pada tahun 2007. Curah hujannya mengalami kenaikan dari 1.927 mm pada
yang terletak di daerah berbukit.
tahun 2006 menjadi 4.010 mm tahun 2007. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret 2007
Kota Kediri terdiri atas berbagai macam jenis batuan dan tanah, berdasarkan Geologi lembar kediri, Jawa yang dibuat oleh Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia tataan stratigrafi terdapat batuan sedimen, batuan gunungapi dan aluvium yang diperkirakan berumur plitosen awal hingga resen. Sebagian besar wilayah Kecamatan Mojoroto yaitu kelurahan Dermo, Mrican, Gayam, Bujel, Sukorame, Pojok Ngampel, Mojoroto, Bandar Lor, bandar kidul, Banjar Mlati dan Tamanan memiliki
sebesar 876 mm dan Bulan Desember 2007 sebesar 1.085 mm. F.
Hidrologi Di tengah- tengah Kota Kediri terdapat Kali Brantas yang mengalir dari arah selatan ke arah
utara, sehingga seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi wilayah barat (Kecamatan Mojoroto) dan wilayah timur (Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren). Nama sungai yang ada di Kota Kediri adalah sebagai berikut :
endapan alluvium yang terdiri atas elemen kerakal, kerikil, pasir lempung, lumpur dan sisa tumbuhan.
Sungai Kresek panjang 9 Km terdapat di Kecamatan Pesantren.
Bahannya berwarna kelabu-kuning keruh-kehitamanan, mudah lepas atau gembur.
Sungai Parang panjang 7,5 Km terdapat di Kecamatan Mojoroto.
Pada Kecamatan Kota, jenis batuan yang ada adalah tuf vulkan intermedier dengan kedalaman tanah lebih dari 25 centimeter dan bertekstur tanah halus.
Sungai Kedak panjang 8 Km terdapat di Kecamatan Mojoroto. Kota Kediri dilalui beberapa sungai yang mengalir menuju Sungai Brantas di Kecamatan Kota
Untuk kecamatan Pesantren, berdasarkan jenis batuannya termasuk dalam jenis batuan
sebagai saluran primer. Kecamatan Mojoroto memiliki banyak sumber mata air, yaitu 7 sumber dan
endapan lahar yang sebagian besar dari berasal gunung kelud dan sebagian kecil dari G. Anjasmara dan
yang memiliki debit paling besar adalah sendang (0-60 liter/detik). Potensi ini bisa mendukung
G. Kawi – Butak. Endapan lahar ini melampar pada kaki gunung, lereng gunung dan lembah sungai, dan
kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti masak, cuci dan mandi.
diduga berupa lahar panas, lahar dingin dan lahar longsoran. Jenis batuan ini memiliki ketebalan
Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air dan yang memiliki debit paling besar adalah
puluhan sampai ratusan meter. Memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 25 cm dan bertekstur
mata air Banteng (10 – 112 liter/detik). Potensi ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih
halus.
penduduk sehari-hari seperti memasak, mencuci dan mandi. Kedalaman air sumur di kecamatan
D.
Jenis Tanah Jenis tanah di wilayah Kota Kediri adalah alluvial coklat kelabu dan mediteran. Sesuai dengan
Pesantren berkisar antara 6 – 9 meter, yang paling dangkal (6 meter) berada pada Kelurahan Bawang, Tempurejo dan Ketami.
karakteristik jenis tanah tersebut, yaitu tanah alluvial, memiliki sifat fisik di antaranya memiliki daya adsorpsi tinggi, permeabilitas rendah, dan kepekaan erosinya besar. Di samping itu, tanah aluvial
2.1.1.2 ORIENTASI KEGIATAN
banyak dijumpai di kawasan datar (kemiringan rendah), jadi erodibilitas tinggi tidak terlalu berpengaruh pada kemungkinan terjadinya erosi. Namun karena memiliki permeabilitas rendah, maka pembangunan di atas tanah aluvial memerlukan perencanaan sistem drainase yang cermat agar tidak terjadi genangan yang dapat merugikan. Sedangkan untuk berjenis tanah mediteran juga dijumpai di wilayah perencanaan, dengan memiliki sifat yaitu daya adsorpsi sedang, permeabilitas tinggi, dan kepekaan erosinya besar. Tanah mediteran sesuai untuk kawasan terbangun, namun harus mencermati erodibilitasnya yang besar. Jika berada di wilayah yang memiliki sumber air cukup, tanah mediteran sesuai untuk pertanian padi, palawija, tebu, tembakau, dan kapas.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Orientasi kegiatan dilihat dari jenis kegiatan yang terjadi di suatu kawasan dan memberikan pengaruh bagi kawasan sekitarnya. Berikut akan dijabarkan orientasi kegiatan dan lokasi sesuai kecamatannya. Pada kecamatan Mojoroto, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah : Kegiatan pendidikan, yang berada di sepanjang jalan Veteran dan di jalan Penanggungan. Merupakan komplek pendidikan di kota Kediri. Selain itu juga terdapat Pondok Pesantren Lirboyo yang terdapat di ruas jalan DR. Saharjo. Untuk tingkat perguruan tinggi terdapat IKIP PGRI di jl. KH. Ahmad Dahlan; Institut Agama Islam Tri Bakti, Institut Ilmu Kseshatan Bakti
Halaman 2-2
LAPORAN AKHIR
Wiyata dan Poltekes Kebidanan Malang di jl. KH. Wachd Hasyim; serta Universitas Kadiri di jl.
Pasar Ngronggo yang merupakan pusat perdagangan dan jasa serta hiburan komersial
Mastrip.
dengan skala pelayanan regional dan kota.
Kegiatan wisata di Wisata Goa Selomangleng, yang berada di Gunung Klotok di bagian barat
Kegiatan wisata industri tahu di jalan Pattimura serta wisata industri pabrik rokok.
kota Mojoroto. Puncak keramaian terjadi ketika pada hari hari libur karena pengunjung banyak pula yang datang dari luar kota. Kegiatan perdagangan dan jasa di Pasar Bandar, Kegiatan kesehatan di RSU Gambiran di jl. KH. Wahid Hasyim, RS Kusta di jl. Veteran, RS Muhamadiyah di Jl. Akhmad Dahlan dan RS Islam di Jl. Raung. Kegiatan pelayanan transportasi di terminal Tamanan, di Desa Tamanan Kegiatan industri Pabrik Gula Mrican, yang berada di Kelurahan Mrican, berada di bagian
Gambar 2. 2 Kegiatan Pemerintahan yang berskala pelayanan Kota
utara Kota Mojoroto. Kebanyakan kendaraan berat yang beroperasi seperti truk pengangkut
Pada kecamatan Pesantren, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah :
tebu dan sejenisnya.
Kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Baptis di jl. Mauni, hampir setiap saat ramai oleh keluar masuk kendaran karena dikunjungi oleh sanak saudara yang menjenguk pasien yang sakit. Banyak terdapat tukang becak di ruas ruas jalan dekat rumah sakit; Kegiatan pemerintahan, terletak di sepanjang jalan Brigjen Pol Imam B. HP dan terletak berdekatan; Kegiatan pelayanan transportasi Sub Terminal di Desa Tempurejo, kondisinya agak sepi karena jarang berfungsi sebagaimana mestinya serta terminal barang atau PPMB (Pangkalan Parkir Mobil Barang), terletak di Desa Banaran di Jalan Kapten Tendean. Merupakan tempat
Gambar 2. 1 Kegiatan Pendidikan Yang Berskala Kota di Jl. Veteran
Pada kecamatan Kota, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah : Kegiatan pendidikan di jl. Sunan Ampel yakni STAIN serta Universitas Kadiri di jl. Sersan Suharmaji. Kegiatan pelayanan kesehatan di RSU Bhayangkara di jalan Kombes Pol. Duryat, RS Dinas
peristirahatan truk truk barang. Kegiatan industri Pabrik Gula Pesantren, yang berada di Kelurahan Pesantren, berada di bagian utara Kota Pesantren. Kebanyakan kendaraan berat yang beroperasi seperti truk truk pengangkut tebu dan sejenisnya dan perusahaan kayu, yang berada di jalan Brigjen Pol Imam B. HP.
Kesehatan Tentara (DTK) di jalan Mayjen Sungkono serta RSIA Citra Keluarga di jalan Urip Sumoharjo. Kegiatan perkantoran pemerintahan di jalan Basuki Rachmat yang merupakan pusat administrasi pemerintahan Kota Kediri. Kegiatan pelayanan transportasi moda kereta api di jalan Stasiun. Kegiatan perkantoran swasta di jl. Erlangga, jl. Brawijaya, jl. Diponegoro serta di jl. Mayor Bismo.
Gambar 2. 3 Kegiatan Industri Gula Yang Memiliki Skala Pelayanan Regional
Kegiatan perdagangan dan jasa yang berlokasi di ruas jalan Dhoho, jl. Panglima Sudirman, jl. PK. Bangsa, jl. Erlangga, jl. Brawijaya, jl. Hayam Wuruk, jl. Pattimura serta Pasar Pahing dan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-3
LAPORAN AKHIR Diagram 2. 2 Kepadatan Penduduk Kota Kediri Berdasarkan Kecamatan 2011
2.1.1.3 Perkembangan Penduduk
KEPADATAN PENDUDUK TAHUN 2011
A.
pesantren 3533 24%
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Pertambahan penduduk akan selalu mendorong ekonomi dan industri tumbuh pesat untuk
memenuhi kebutuhan pokok sandang, pangan, papan, air bersih dan energi yang terus meningkat.
mojoroto 4479 31% kota 6467 45%
Tekanan terhadap lingkungan semakin besar jika sebagian masyarakat menjalankan pola hidup konsumtif sedangkan sumber daya alam yang tersedia terbatas. Selain jumlah penduduk dan pertambahannya, masalah demografi yang patut untuk diperhatikan adalah masalah penyebaran dan kepadatan penduduk. Angka kepadatan penduduk ini
C.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
bervariasi disetiap kelurahan yang menandakan adanya perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan
Mata pencaharian penduduk di Kota Kediri didominasi oleh pegawai swasta sebesar 31,22%, PNS
sumber daya yang dimiliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya merupakan salah satu faktor yang
sebesar 20,35%, selajutnya pedagang sebesar 16,10% dan jasa sebesar 6,29%. Sedangkan mata
menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata tersebut.
pencaharian penduduk terkecil yaitu sebagai pertukangan sebesar 2,99%, petani sebesar 6.08% dan buruh tani sebesar 5,02%.
Diagram 2. 1 Jumlah Penduduk Kota Kediri 2007 – 2011
Jumlah Penduduk Kota Kediri Tahun 2007 - 2011 150000
5990
0
5247
1891
2077
16980
PNS TNI/POLRI SWASTA
Kota
50000
B.
2502 4195
Mojoroto
100000 0
Diagram 2. 3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kota Kediri 2011
WIRASWASTA/PEDAGANG PETANI
Pesantren 2007
2008
2009
2010
BURUH TANI
2011
PERTUKANGAN PENSIUNAN
5075
Kepadatan Penduduk
NELAYAN
13441
Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian tinggi akan memiliki kepadatan penduduk yang
JASA
26057
DLL
tinggi, seperti halnya Kecamatan Kota yaitu sebesar 6.466 jiwa/km2.Jumlah kepadatan penduduk di Kecamatan Mojoroto adalah 4.479 jiwa/km2, dan Kecamatan Pesantren 3.533 jiwa/km2.
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Kota Kediri 2007– 2011
Kondisi tersebut mengindikasikan, bahwa peningkatan aktivitas perekonomian akibat perdagangan jasa, pariwisata dan industri rumah tangga serta sebagai pusat pelayanan disuatu
o
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kelurahan/Kec amatan
2007 L
wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk karena mobilitas penduduk, selain pertumbuhan secara alami.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
2008 P
L
2009 P
L
2010 P
L
2011 P
L
P
KECAMATAN MOJOROTO Pojok
.741
Campurejo
.086
Tamanan
.794
Banjarmlati
.124
Bandar Kidul
.636
Lirboyo
.635
3 3 1 2 3 4
.816 .153 .672 .001 .713 .498
3 3 1 2 3 2
.088 .395 .663 .341 .223 .720
4 3 1 2 4 4
.995 .461 .742 .183 .181 .482
3 3 1 2 5 2
.441 .574 .173 .861 .544 .835
5 3 2 2 5 5
.251 .572 .004 .636 .347 .457
5 3 2 2 5 3
.564 .850 .431 .161 .632 .653
5 3 2 3 5 5
.354 .845 .224 .924 .461 .589
5 3 2 2 5 3
.375 .661 .242 .972 .443 .464
5 3 2 2 5 5
.194 .685 .064 .764 .301 .429
5 3 2 2 5 3
Halaman 2-4
LAPORAN AKHIR
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kelurahan/Kec amatan
o
Bandar Lor Mojoroto
0
2007
.147 .070
Sukorame
.581
Bujel
.055
1
Ngampel
.284
2
Gayam
.618
3
Mrican
.248
4
Dermo
.482
JUMLAH
3.501
L 4 5 3 3 2 1 3 1 4
TOTAL
.646 .834 .622 .167 .441 .609 .336 .704 3.212
2008 P 4 5 3 3 2 1 3 1 4
.899 .461 .582 .223 .630 .820 .211 .484 6.740
L 4 5 3 3 2 1 3 1 4
86.713
.915 .095 .577 .232 .633 .738 .322 .714 6.270
2009 P 4 6 3 3 2 1 3 1 4
.700 .890 .307 .653 .981 .063 .981 .973 5.976
93.010
L 5 6 4 3 2 2 2 1 5
.001 .301 .345 .641 .945 .967 .066 .049 3.582
2010 P 6 7 4 3 2 1 3 2 5
.880 .418 .458 .791 .171 .230 .262 .344 8.840
109.558
L 5
.103
7
.649
4
.473
3
.715
3
.092
2
.088
3
.321
2 5
.360 6.191
2011 P 6 7 4 3 3 2 3 2 5
.691 .229 .269 .602 .982 .041 .073 .155 6.199
115.031
L 5 7 4 3 2 2 3 2 5
.943 .489 .313 .555 .932 .928 .161 .200 3.958
o P 5
JUMLAH
7
m
.411
Rejomulyo
.876
Ngronggo
.398
Kaliombo Kampungdale
.124
Setonopande
.231
Ringinanom Pakelan Setonogedong
.578
19 .417 95
0
Kemasan
.049
1
Jagalan
.094
2 3 4
Banjaran Ngadirejo Dandangan
5
Balowerti
6
Pocanan
7
Semampir
.611 .742 .153 .433 75 .284
1 1 5 3 1 2 6 1 5 1 1 3 5 3 3 8 3
.656 .858 .697 .171 .763 .882 10 .554 44 .082 .113 .350 .154 .562 .562 .113 .423
1 1 5 3 1 2 7 1 7 1 1 4 6 3 3 1 3
.398 .934 .417 .157 .265 .193 14 .394 58 .055 .077 .530 .957 .093 .441 67 .265
1 1 5 3 3 2 6 1 5 1 1 3 5 3 3 8 3
.645 .923 .710 .124 .405 .795 06 .561 04 .082 .109 .291 .281 .274 .623 .104 .405
1 1 5 3 3 2 7 1 7 1 1 4 6 3 3 1 3
.410 .918 .494 .193 .264 .105 14 .396 38 .014 .077 .459 .796 .936 .455 67 .136
1 1 5 3 3 2 6 1 5 1 1 3 5 2 3 8 3
.660 .859 .797 .165 .398 .700 06 .562 76 .027 .110 .246 .105 .085 .614 .100 .225
1 1 5 3 3 2 7 1 6 1 1 4 6 3 3 1 3
.686 .194 .770 .469 .540 .381 90 .672 14 .290 .353 .735 .072 .212 .731 .143 .412
1 2 5 3 3 2 8 1 8 1 1 3 6 3 3 1 3
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
.936 .135 .073 .441 .674 .976 82 .838 52 .303 .386 .522 .381 .361 .890 .376 .501
2 6 3 3 2 9 1 9 1 1 4 6 3 3 1 3
.694 .202 .778 .477 .548 .389 98 .680 22 .298 .361 .743 .080 .220 .739 .151 .420
1 2 5 3 3 2 8 1 8 1 1 3 6 3 3 1 3
.944 .143 .081 .449 .682 .984 90 .846 60 .311 .394 .530 .389 .369 .898 .384 .509
0.490
Blabak
.501
2
Bawang
.498
1
Betet
.045
3
Tosaren
.496
2
Banaran
.865
5
Ngletih
3 3 2 9
.806
Ketami
.904
Pesantren
.355
0
Bangsal
.732
1
Burengan
.451
2
Tinalan
.271
3
Pakunden
.657
4
Singonegaran
.767
5
Jamsaren
.489
JUMLAH
4.801
1 9 1
3 1 3
L 4
5.742
2009 P 4
1.672
L 4
87.957
5.035
2010 P 4
6.369
L 4
86.707
9.732
2011 P 4
6.493
L 4
96.101
9.856
P 4
96.349
2 2 2 2 1 9 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3
.454 .402 .047 .639 .895 43 .820 .820 .486 .736 .006 .374 .983 .763 .555 4.926
2
.558
2
.555
2
.102
2
.553
1
.922
9
.018
1
.863
1
.961
2
.412
2
.789
2
.508
2
.328
2
.714
3
.824
2 3
.546 5.653
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3
.511 .459 .104 .696 .952 .000 .877 .877 .543 .793 .063 .431 .040 .820 .612 5.778 71.431
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3
.006 .950 .376 .017 .233 .029 .300 .878 .769 .967 .585 .134 .859 .530 .011 2.644
3 2 2 4 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 4
.888 .817 .399 .952 .223 .026 .367 .857 .772 .024 .561 .106 .849 .758 .875 1.474
2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 3 3 2 3 2 4
.118 .077 .468 .190 .317 .067 .414 .977 .919 .130 .777 .301 .991 .653 .086 3.485
84.118
3
.923
3
.009
2
.518
4
.167
2
.317
1
.035
2
.502
1
.939
2
.945
3
.175
3
.752
3
.233
2
.979
3
.865
3
.985
4
3.344 86.829
2 3 2 4 2 1 2 1 2 3 3 3 2 3 2 4
.039 .998 .389 .111 .238 88 .335 .898 .840 .051 .698 .222 .912 .574 .007 2.300
3 2 2 4 2 9 2 1 2 3 3 3 2 3 3 4
.844 .930 .439 .088 .238 56 .423 .860 .866 .096 .673 .154 .900 .786 .906 2.159
2 2 2 4 2 9 2 1 2 3 3 3 2 3 2 4
84.459
Tabel 2. 3 Kepadatan Penduduk Kota Kediri 2007– 2011
o
ahun
6 3
2.215
TOTAL 69.727 Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2007 - 2011
1 4
61
Tempurejo
1
6
4.394
P 4
84.884
3
2
L 4
2008
KECAMATAN PESANTREN
4
110.157 1
2007
TOTAL
KECAMATAN KOTA Manisrenggo
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kelurahan/Kec amatan
007
T 2
Keterangan
Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan
Mojorot o 86.407 14 6.172
Luas (km2)
24.6
Kepadatan
3.512
Kecamatan Ko ta 84 .996 17 4. 500 14 .9 5. 704
Pesantren 69.727 15 4.648 23.9 2.917
Halaman 2-5
LAPORAN AKHIR
o
ahun 008
T 2
Keterangan
Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan Luas (km2) Kepadatan
009
2
Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan
010
2
011
93.010 14 6.643 24.6 3.781 109.558 14 7.826
Luas (km2)
24.6
Kepadatan
4.453
Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan
2
Mojorot o
115.033 14 8.216
Luas (km2)
24.6
Kepadatan
4.675
Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan
110.183 14 7.870
Luas (km2)
24.6
Kepadatan
4.479
Kecamatan Ko ta 84 .321 17 4. 960 14 .9 5. 659 92 .262 17 5. 427 14 .9 6. 192 96 .101 17 5. 653 14 .9 6. 449 96 .349 17 5. 667 14 .9 6. 466
c.
Sektor
15 Primer
4.761 23.9 2.988
Pertanian Petambangan dan Penggalian Sekunder
83.118 15
Industri
5.541
Listrik, Gas dan Air Bersih
23.9 3.477 86.829 15 5.788 23.9
Bangunan Tersier Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa - Jasa
3.632
15 5.630 23.9 3.533
tiga sektor besar, yaitu : a.
Sektor primer, terdiri dari sektor Pertanian dan sektor Pertambangan – Pengggalian,
b.
Sektor sekunder, terdiri dari Industri Pengolahan, sektor Listrik – Gas – Air Bersih dan
3 9 4
2007 0.199 0.193 0.005
731,5 61 726,3 93 0.344 3 0.172 5 266,4 47 218,3 74 0.770 9 29,22 6 11,13 8
PDRB 100 *) Angka diperbaiki **) Angka Sementara Sumber : PDRB Kota Kediri 2007 - 2011
84.459
Berdasarkan klasifikasi sektor, struktur ekonomi yang membentuk PDRB kota Kediri menjadi
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Tabel 2. 4 Sektor Perekonomian Kota Kediri Atas Dasar Harga Berlaku 2007 - 2011 (%)
71.420
Perekonomian
sektor Bangunan
sektor Keuangan – Persewaan – Jasa Perusahaan dan sektor Jasa – Jasa.
Pesantren
Sumber : Kota Kediri Dalam Angka 2007 - 2011
2.1.1.4
Sektor tersier dari sektor Perdagangan – Hotel – Restoran, sektor Angkutan – Komunikasi,
8
200
8
200
0
201
0.1 941 0.18 89 0.00 52 733, 948 729, 027 0.32 42 0.16 79 264, 112 215, 162 0.76 40 30,0 90 11,2 20
0.18 89 0.18 39 0.00 5 736, 335 731, 661 0.30 41 0.16 33 261, 777 211, 950 0.75 71 30,9 54 11,3 02
0.1 837 0.1 789 0.0 048 738 ,722 734 ,295 0.2 840 0.1 587 259 ,442 208 ,738 0.7 502 31, 818 11, 384
100
100
100
11
20
0.1 785 0.1 739 0.0 046 741 ,109 736 ,929 0.2 639 0.1 541 257 ,107 205 ,526 0.7 433 32, 682 11, 466
10 0
Dengan memperhatikan struktur ekonomi Kota Kediri, sektor primer dan sekunder semakin turun dari tahun ke tahun. Sedangkan sektor tersier berlaku sebaliknya, dimana disaat sektor sekunder naik, sektor sekunder tersier turun dan sektor sekunder turun, sektor tersier naik. Struktur ekonomi Kota Kediri pada kurun waktu tahun 2007 – 2011 tidak banyak mengalami perubahan, dimana sektor yang paling dominan adalah sektor sekunder yang di dalamnya termasuk sektor industri pengolahan berkenaan dengan keberadaan industri rokok kretek terbesar di Indonesia, PT. Gudang Garam,tbk. Kediri. Bila ditinjau lebih dalam konstribusi terbesar dalam sektor industri pengolahan diberikan oleh subsektor industri makanan, minuman dan tembakau yang didominasi oleh industri rokok. Sehingga
Halaman 2-6
LAPORAN AKHIR
Luas kawasan permukiman keseluruhan adalah 1.679,631 ha yang terbagi pada Kecamatan Kota
peranan industri pengolahan tersebut dapat dipastikan sangat dipengaruhi oleh gerakan subsektor
seluas 486,602 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 724,740 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 468,289
industri makanan, minuman dan tembakau. PDRB merupakan cerminan potensi perekonomian suatu wilayah. Nilai PDRB merupakan
ha.
agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. PDRB
Perkembangan permukiman oleh developer di Kota Kediri cenderung pada daerah pinggiran
juga merupakan salah satu indicator kesejahteraan penduduk dimana besaran PDRB menunjukkan
kota yaitu Kecamatan Pesantren dan Kecamatan Mojoroto. Sedangkan perkembangan permukiman
pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduknya.
masyarakat yang berkembang dengan sendirinya cenderung linier sepanjang jaringan jalan arteri
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan produksi riil yang dipengaruhi oleh
seperti pada Jl. Sukarno Hatta, Jl. Brigjend Pol Imam Bachri, Jl. KH. Akhmad Dahlan, Jl. Urip Sumoharjo,
perubahan harga. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menggambarkan pertumbuhan
Jl.Suharmaji, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. Kapten Tendean, Jl. Dr. Saharjo, Jl. Agus Salim, Jl. Semeru
riil dari tahun ke tahun tanpa dipengaruhi perubahan harga/inflasi
dan sebagainya. Untuk permukiman perkampungan berkembang di kawasan pusat Kota yitu pada
Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB merupakan rata – rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila sebuah sektor mempunyai
Kelurahan Setono Gedong, Keurahan Setono Pande, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Kemasan Kelurahan Jagalan, Kelurahan Semampir dan sebagainya.
konstribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan
Pengembangan permukiman di Kota Kediri diarahkan di sepanjang jalan utama kota dengan
ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan
memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman baru, daya tampung
yang tinggi, maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.
perkembangan penduduk dan fasilitas/prasarana yang dibutuhkan serta penggunaan lahan eksisting.
Pertumbuhan ekonomi dari PDRB atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan ini
Penyediaan lahan perumahan untuk pengembang diarahkan di Kecamatan Mojokerto yaitu Kelurahan
sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar – benar murni disebabkan oleh
Mrican, Ngampel, Mojoroto, Sukorame, Lirboyo, Campurejo dan Bandarlor serta pada Kecamatan
kenaikan periode seluruh sektor pendukungnya.
Pesantren yaitu Kelurahan Pesantren, Jamsaren, Pakunden dan Tinalan. Perbaikan kualitas permukiman diarahkan pada perkampungan masyarakat melalui perbaikan
2.1.2 Karakteristik
dan
Perkembangan
Pembangunan
Permukiman
kondisi bangunan dan lingkungan di Kelurahan Setono Gedong, Kelurahan Setono Pande, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Kemasan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Semampir, pada pemukiman kepadatan
Perkotaan dan Infrastruktur Pendukungnya
tinggi, pemukiman pinggiran kota serta pada pusat-pusat lingkungan kelurahan dan kecamatan
2.1.2.1 Kawasan Permukiman
(kantor kelurahan dan kantor kecamatan).
Kawasan pemukiman terbagi atas perumahan dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan
sedang
dan
perumahan
dengan
kepadatan
rendah,sedangkan
berdasarkan
pengembangannya, kawasan perumahan terdiri dari perumahan yang sengaja dikembangkan oleh developer, perumahan masyarakat yang berkembang dengan sendirinya serta perkampungan dengan kondisi bangunan dan lingkungan yang kurang memadai. Kecenderungan berkembangan permukiman di Kota Kediri adalah gabungan dari pola linier dan grid, dimana permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan juga. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Terkait perkembangan kawasan industri yang pesat dan adanya arahan pengembangan kawasan industri, diperlukan pengembangan perumahan bagi pekerja di sekitar lokasi industri berupa rusunawa yaitu di sekitar Industri Rokok Gudang Garam (Kelurahan Dandangan) dengan luas 8,569 ha, Pabrik Gula Mritjan (Kelurahan Mrican) dan sekitar Pabrik Gula Pesantren baru (Kelurahan Pesantren). Selain itu, adanya pengembangan kawasan industri di Kecamatan Pesantren akan mendorong perkembangan permukiman di Kelurahan Betet dan Blabak yaitu sepanjang Jl. Betet Bawang dan Jl. Akasia. Kawasan perukiman yang terletak di kawasan lindung setempat perlu diarahkan lebih lanjut dengan pembatasan kegiatan, pengawasan dan pegendalian maupun relokasi kawasan permukiman. Kawasan permukiman pada kawasan lindung terdapat di Kecamatan Kota seluas 19,39 ha, Kecamatan
Halaman 2-7
LAPORAN AKHIR
Mojoroto seluas 8,16 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 7,57 ha. Secara umum, pengembangan kawasan permukiman di Kota Kediri lebih diarahkan pada penggunaan lahan non produktif.
1
tabel berikut dan Peta 2.2 Kawasan Permukiman Kota Kediri.
2
Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Mojoroto Tahun 2011 O
4
Pojok
1.742
Campurejo
1.600
Tamanan
806
Banjarmlati
803
Bandar Kidul
0 1 2 3 4
3
Jumlah Rumah
MOJOROTO
1.358
Bandar Lor
2.557
Mojoroto
2.739
Sukorame
1.588
Bujel
1.468
Ngampel
1.276
Gayam
838
Mrican
1.443
Dermo
711
JUMLAH
5 6 7
Manisrenggo
1.138
Ngronggo
2.358
Kaliombo
1.480
Kampungdalem Setonopande
0
801
Rejomulyo
879 1.368
Ringinanom
228
Pakelan
574
Setonogedong
240
Kemasan
404
Jagalan
491
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Dandangan
1.266
Balowerti
1.591
Pocanan
445
Semampir
1.879 19.490
KELURAHAN
Jumlah Rumah
PESANTREN
0 1
KOTA
2.290
O
21.172
Jumlah Rumah
Ngadirejo
Tabel 2. 7 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Pesantren Tahun 2011
Tabel 2. 6 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Kota Tahun 2011 KELURAHAN
2.058
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2011
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2011
O
Banjaran
JUMLAH
2.244
Lirboyo
Jumlah Rumah
KOTA
Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan fungsi kawasan permukiman dapat dilihat pada
KELURAHAN
KELURAHAN
O
2 3 4 5
Blabak
1.030
Bawang
1.022
Betet
1.037
Tosaren
1.206
Banaran
835
Ngletih
473
Tempurejo
998
Ketami
739
Pesantren
1.506
Bangsal
1.047
Burengan Tinalan
1.116 981
Pakunden
1.233
Singonegaran
1.692
Jamsaren
1.005
JUMLAH Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2011
15.920
Halaman 2-8
LAPORAN AKHIR
Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai terdiri dari sekolah di Jl.Veteran, bangunan
2.1.2.2 Intensitas Bangunan A.
Kecamatan Mojoroto Pada Kecamatan Mojoroto, intensitas bangunan dapat digambarkan sebagai berikut: Kepadatan bangunan menunjukkan jumlah bangunan tiap Ha pada suatu wilayah. Bangunan
di wilayah BWK A hampir 50% dari luas total wilayah. Bangunan-bangunan terkluster dalam kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan industri. Kepadatan bangunan di wilayah ini diidentifikasi sebagai berikut: Kepadatan 0 – 40 Bangunan/Ha Terdapat pada kawasan permukiman di Kelurahan Bujel, Gayam dan Banjarmlati. Kepadatan 40 – 80 Bangunan/Ha Terdapat pada sebagian kawasan permukiman di Kelurahan Ngampel, Mrican, Dermo, Sukorame, Pojok, Bandar Kidul, Campurejo, Lirboyo dan Tamanan. Kepadatan >80 Bangunan/Ha Terdapat di kawasan permukiman di Kelurahan Mojoroto dan Bandar Lor. Berdasarkan survey lapangan, kondisi bangunan yang diidentifikasikan di wilayah perencanaan adalah bangunan permanen dan non permanen. Permanen Bangunan permanen terdapat pada kawasan perumahan baru yang dikembangkan developer dan kawasan permukiman non formal serta bangunan fasilitas yang sudah mendominasi total bangunan di masing-masing wilayah kelurahan. Non Permanen Bangunan non permanen paling banyak ditemui di wilayah Kelurahan Pojok, Campurejo dan Mrican. Bangunan di wilayah BWK A sebagian besar memiliki ketinggian 1 lantai. Kondisi ketinggian bangunan di wilayah perencanaan di kategorikan menjadi 3 yaitu : Bangunan dengan ketinggian 1 lantai Bangunan dengan ketinggian 1 lantai mendominasi wilayah perencanaaan yang sebagian adalah bangunan perumahan. Bangunan dengan ketinggian antara 2 – 3 lantai Bangunan dengan ketinggian antara 2 – 3 lantai lantai terdapat di ruas jalan arteri primer, kolektor primer, arteri sekunder dan kolektor sekunder. Bangunan dengan ketinggian ini sebagian besar berupa bangunan ruko (rumah toko). Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
rumah sakit, pabrik gula Mrican, ruko (rumah toko). 1.
Garis sempadan bangunan Garis sempadan bangunan (GSB) diklasifikasikan menjadi GSB muka bangunan, sempadan pagar
dan sempadan samping bangunan. Kondisi garis sempadan muka bangunan atau kemunduran bangunan, yaitu jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan dinding bangunan paling depan, di wilayah perencanaan diidentifikasi sebagai berikut : Kemunduran bangunan 1 – 3 meter. Kemunduran bangunan 1 – 3 meter sangat jarang ditemui karena kondisi wilayah perencanaan masih pedesaan, sehingga memiliki halaman rumah yang relatif cukup luas. Kondisi bangunan dengan kemunduran ini terdiri dari bangunan yang memiliki dua peruntukkan, yaitu rumah dan komersial. Kondisi ini terdapat di ruas jalan arteri dan kolektor, terutama di jalan arteri primer. Kemunduran bangunan 4 – 7 Kondisi bangunan dengan kemunduran antara 4 – 7 meter mendominasi kawasan permukiman penduduk. Kemunduran bangunan > 7 meter Kondisi bangunan dengan kemunduran lebih dari 7 meter terdiri dari bangunan pemerintah, sebagian kegiatan perdagangan dan kawasan pabrik gula. Halaman yang luas bangunan seringkali menjadi lahan parkir kendaraan. 2. Koefisien Dasar Bangunan Koefisien dasar bangunan adalah perbandingan antara luas lahan untuk bangunan dengan luas lahan yang tersedia untuk bangunan tersebut. Kondisi koefisien bangunan di wilayah perencaan diidentifikasi sebagai berikut : Blok peruntukan dengan KDB > 75 %; Kondisi blok peruntukkan ini terdapat di sebagian kawasan permukiman di wilayah Kelurahan Mojoroto, Bandar Lor, Ngampel dan Sukorame. Blok peruntukan dengan KDB 50 – 75% Terdiri dari kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, kantor pemerintah dan fasilitas umum yang menyebar di hampir seluruh wilayah kelurahan. Blok peruntukan dengan KDB < 50 %; Bangunan yang memiliki KDB kurang dari 50% terdapat di kawasan pabrik gula yang digunakan untuk parkir truk pengangkut tebu dan kegiatan pengolahannya.
Halaman 2-9
LAPORAN AKHIR
B.
Kecamatan Kota
Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan antara 30-50 bangunan/ha. Merupakan
Pada Kecamatan Kota, intensitas bangunannya dapat digambarkan Kondisi tata bangunan dengan melihat kondisi eksisting kepadatan bangunan, kondisi bangunan, kemunduran bangunan dan
bagian terbesar kawasan perumahan di wilayah perencanaan sekitar pusat-pusat desa. Bangunan dengan kepadatan sedang terletak di Kelurahan Kaliombo.
ketinggian. Masing-masing karakteristik tersebut akan dijabarkan di bawah ini : 1.
Kepadatan rendah
Kepadatan Bangunan
Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan di bawah 30 bangunan/ha. Pada
Proporsi luas lantai dasar dengan luas persil dapat dikelompokkan:
umumnya berada di kawasan perumahan di pinggiran wilayah perencanaan. Bangunan dengan kepadatan rendah terletak di Kelurahan Manisrenggo dan Kaliombo.
Kurang dari 50% Pada kecamatan Kota yang mempunyai proporsi luas lantai dasar tehadap bangunan
3.
Proporsi luas lantai dasar dengan luas persil Apabila ditinjau dari luas lantai dasar dengan luas persil dapat dikelompokkan :
kurang dari 50%, yang terbanyak di komplek militer yang berada di Jalan A. Yani, Lapangan Brawijaya yang berada di jalan A. Yani
Kurang dari 50%
Antara 50% - 70%
Pada Kecamatan Kota yang mempunyai proporsi luas lantai dasar terhadap bangunan
Kategori 50% - 70%, banyak terdapat pada instansi pemerintahan, fasilitas – fasilitas
kurang 50% terbanyak berada di perkampungan penduduk, yang dikelilingi halaman dan
sosial, Komplek Perumahan Gudang Garam di Jalan Mayor Bismo, perumahan yang
kebun. Lokasinya berada di jalan lingkungan desa di wilayah perencanaan yaitu
berada di Jalan PK. Bangsa, Kompol Duryat, bangunan pemerintahan di Jalan Mayor
kelurahan Manisrenggo dan Kaliombo.
Bismo.
Antara 50% - 70%
Lebih dari 70%
Kategori 50%-70% banyak terdapat pada fasilitas-fasilitas umum di jalan lokal primer
Berada di jalan Untung Suropati dengan peruntukkan bangunan sebagai perdagangan
maupun jalan lokal sekunder.
dan jasa, sebagai perumahan di jl. PK. Bangsa bagian utara, jalan Pemuda
Lebih dari 70%
peruntukkannya untuk perdagangan dan jasa, perumahan, fasilitas umum; Jl. Kompol
Kategori ini diidentifikasikan pada bangunan-bangunan komersial di pusat kota atau
Duryat untuk perumahan, perdagangan dan jasa.
disisi kanan kiri jalan arteri primer.
Kepadatan bangunan dapat ditinjau dari jumlah bangunan dibagi dengan luas lahan maupun proporsi antara luas lantai dasar dan luas lahan/persil.
4.
Kondisi Bangunan Kondisi bangunan yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik bangunan-bangunan yang ada
2. Jumlah bangunan/luas lahan
di kecamatan Kota bila ditinjau kualitasnya secara kualitatif. Secara umum bangunan di
Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan yang ada pada suatu luasan tertentu.Secara umum, pada dasarnya kepadatan bangunan di suatu areal akan proporsional dengan kepadatan penduduk / jumlah keluarga pada areal tersebut. Kondisi kepadatan bangunan di wilayah perencanaan secara umum adalah sebagai berikut:
kecamatan Kota adalah berupa bangunan-bangunan permanen (baik), semi permanen (sedang) dan temporer (buruk). Kondisi bangunan permanen dijumpai di jalan arteri sekunder (misal : Jalan Mayor Bismo dan Mayjen Sungkono, Brawijaya, Doho dan Panglima Sudirman) dan jalan kolektor primer (misal :
Kepadatan tinggi
Jalan Diponegoro, dan Brawijaya) serta jalan lokal (misal : jalan Ronggowarsito, Kartini, Pattimura
Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan di atas 50 bangunan/ha. Pada umumnya
dan Joyoboyo).
berada di kawasan perumahan tersebar di seluruh perkotaan jalan arteri primer dan kolektor
primer. Bangunan dengan
kepadatan
tinggi terletak di Kelurahan
Setonogedong. Kepadatan sedang
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Kondisi bangunan semi permanen dijumpai di jalan lokal sekunder maupun jalan lingkungan tepatnya di Jalan Panglima Polim. Kondisi bangunan temporer hanya terdapat di beberapa kawasan, terutama di daerahdaerah pinggiran di jalan lingkungan.
Halaman 2-10
LAPORAN AKHIR
C.
Kecamatan Pesantren
Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai sangat jarang dan hanya berupa
Untuk kecamatan Pesantren penggambaran intensitas bagunannya adalah sebagai berikut :
bangunan rumah sakit swasta di Kelurahan Bangsal yang berbatasan dengan BWK B dan
1.
bangunan pabrik gula di Kelurahan Pesantren.
Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan menunjukkan jumlah bangunan tiap Ha pada suatu wilayah.
3. Garis sempadan bangunan
Bangunan di wilayah BWK C masih relatif jarang jika dibandingkan dengan luas total wilayah.
Garis sempadan bangunan (GSB) diklasifikasikan menjadi GSB muka bangunan, sempasan
Bangunan-bangunan terkluster dalam kawasan permukiman, perdagangan dan jasa,
pagar dan sempadan samping bangunan. Kondisi garis sempadan muka bangunan atau
perkantoran dan industri. Kepadatan bangunan di wilayah ini diidentifikasi sebagai berikut:
kemunduran bangunan, yaitu jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan
Kepadatan 0 – 40 Bangunan/Ha
dinding bangunan paling depan, di wilayah perencanaan diidentifikasi sebagai berikut :
Terdapat pada kawasan permukiman di Kelurahan Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak
Kemunduran bangunan 1 – 3 meter.
dan Betet.
Kemunduran bangunan 1 – 3 meter sangat jarang ditemui karena kondisi wilayah
Kepadatan 40 – 80 Bangunan/Ha
perencanaan masih pedesaan, sehingga memiliki halaman rumah yang relatif cukup luas.
Terdapat pada sebagian kawasan permukiman di Kelurahan Bangsal, Pesantren,
Kondisi bangunan dengan kemunduran ini terdiri dari bangunan yang memiliki dua
Banaran, Ketami dan beberapa ruas jalan lokal seperti di Kelurahan Betet dan Bawang.
peruntukkan, yaitu rumah dan komersial. Kondisi ini terdapat di wilayah Kelurahan Pesantren
Berdasarkan survey lapangan, kondisi bangunan yang diidentifikasikan di wilayah perencanaan adalah bangunan permanen dan non permanen. Permanen Bangunan permanen terdapat pada kawasan perumahan baru yang dikembangkan
dekat kawasan pabrik gula. Kemunduran bangunan 4 – 7 Kondisi bangunan dengan kemunduran antara 4 – 7 meter mendominasi kawasan permukiman penduduk.
developer dan kawasan permukiman non formal serta bangunan fasilitas yang sudah
Kemunduran bangunan > 7 meter
mendominasi total bangunan di masing-masing wilayah kelurahan.
Kondisi bangunan dengan kemunduran lebih dari 7 meter terdiri dari bangunan
Non Permanen
pemerintah, sebagian kegiatan perdagangan dan kawasan pabrik gula. Halaman yang luas
Bangunan non permanen paling banyak ditemui di wilayah Kelurahan Bawang,
bangunan seringkali menjadi lahan parkir kendaraan.
Tempurejo, Bangsal dan Banaran. 2. Ketinggian Bangunan Bangunan di wilayah BWK C sebagian besar memiliki ketinggian 1 lantai. Kondisi ketinggian bangunan di wilayah perencanaan di kategorikan menjadi 2 yaitu :
4. Koefisien Dasar Bangunan Koefisien dasar bangunan adalah perbandingan antara luas lahan untuk bangunan dengan luas lahan yang tersedia untuk bangunan tersebut. Kondisi koefisien bangunan di wilayah perencaan diidentifikasi sebagai berikut :
Bangunan dengan ketinggian 1 lantai
Blok peruntukan dengan KDB > 75 %;
Bangunan dengan ketinggian 1 lantai mendominasi wilayah perencanaaan yang sebagian
Kondisi blok peruntukkan ini terdapat di sebagian kecil kawasan permukiman di wilayah
adalah bangunan perumahan.
Kelurahan Bangsal, Pesantren dan Banaran, hal ini dikarenakan luas kapling yang kecil.
Bangunan dengan ketinggian antara 2 – 3 lantai
Blok peruntukan dengan KDB 50 – 75%
Bangunan dengan ketinggian antara 2 – 3 lantai lantai terdapat di ruas Jl. Letjen Imam
Terdiri dari kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, kantor pemerintah
B.HP, Jl. Mauni, Jl. Mayjen Panjaitan. Bangunan dengan ketinggian ini sebagian besar
dan fasilitas umum yang menyebar di hampir seluruh wilayah kelurahan.
berupa bangunan ruko (rumah toko).
Blok peruntukan dengan KDB < 50 %;
Bangunan dengan ketinggian lebih dari 3 lantai
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-11
LAPORAN AKHIR
Bangunan yang memiliki KDB kurang dari 50% terdapat di kawasan pabrik gula yang
TPA DAN IPLT
1.10
0.00
0.00
1.10
digunakan untuk parkir truk pengangkut tebu dan kegiatan pengolahannya.
TERMINAL
2.77
0.00 44.5 5
0.00
2.77 119. 84
SUNGAI
2.1.2.3 Tutupan Lahan
LUAS (HA)
untuk lahan terbangun belum tersebar ecara merata. Dominasi penggunaan lahan kepadatan tinggi
2460.10
1490 .00
0.00 2390.30
634 0.40
Sumber : Kota Kediri Dalam Angka 2011 dan Digitasi Citra Landsat 2007
Penggunaan Lahan di Kota Kediri di dominasi oleh lahan terbangun. Kota Kediri terbgi menjadi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan kecamatan Pesantren. Perkembangan
75.29
2.2 Sinkronisasi Dokumen dan Kebijakan terkait Arah Kebijakan,Strategi Dan Program Pembangunan Kabupaten/Kota
adalah Kecamatan Kota dengan sebaran perkantoran, perdagangan jasa, industri, pemukiman kepadatan tinggi dan wisata kota. Penggunaan lahan untuk Kecamatan Mojoroto di dominsi oleh
Kegiatan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini tidak
pendidikan, home industri, industri, pariwisata dan pertanian serta pemukiman kepadatan sedang dan
terlepas dari kebijakan perencanaan, yaitu kebijakan perencanaan pembangunan dan kebijakan
rendah. Untuk Kecamatan Pesantren, dominasi penggunaan lahannya adalah perkantoran, industri,
penataan ruang (non spasial dan spasial). Kedua kebijakan ini memberikan arah pengembangan kota
home industri, permukiman kepadatan sedang dan rendah serta pertanian.Untuk lebih jelas mengenai
secara keseluruhan termasuk dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pada
kondisi penggunaan lahan Kota Kediri, dapat dilihat pada Tabel 2.8 Tutupan Lahan dan Peta 2.3
tabel di bawah ini, merumuskan arah pembangunan kota berdasarkan kebijakan yang terkait dengan
Penggunaan Lahan Kota Kediri.
Kota Kediri. Tabel 2. 9 Sinkronisasi Dokumen dan Kebijakan
Tabel 2. 8 Tutupan Lahan Kota Kediri 2012 LUAS (Ha) PENGGUNAAN LAHAN MOJOROTO PERMUKIMAN PERDAGANGAN DAN JASA PERKANTORAN PELAYANAN UMUM INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARIWISATA RTH NON HIJAU RTH PERUNTUKAN SEKTOR INFORMAL PERTANIAN LADANG/KEBUN CAMPUR HUTAN KAWASAN MILITER STASIUN
687.17 56.13 69.42 72.03 22.02 1.99
A
KOT 486. 60 69.3 9 26.5 0 44.6 3 121.7 7
PESANTREN 468.29 23.44 0.65 23.71 32.82
21.59
3.15 35.9 6
1.02 2.34
25.37
5.36
1.47
0.49
0.00 518. 45 120. 60
0.00
AL
TOT 1642 .05 148. 96 96.5 7 140. 37 176. 61 6.15 59.8 9 32.1 9
0.00
12.34
0.00 12.9 9
0.00
0.49 308 5.74 638. 87 163. 44 25.3 3
0.00
0.05
0.00
0.05
980.78 268.19 163.44
1586.51 250.07
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
DOK UMEN KEBIJAKAN RPJP Provinsi Jawa Timur Tahun 20052025
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI Kebijakan untuk mengembangkan perekonomian modern berbasis agrobisnis, melalui: Pengembang an Pariwisata
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI -
Optimalisasi Perdagangan
Kebijakan untuk mewujudkan SDM yang handal, berakhlak mulia dan berbudaya
-
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI Pengembangan dan revitalisi obyek wisata Jawa Timur. Pengembangan dan penguatan citra industri pariwisata berbasis budaya lokal dan agrowisata. Pengembangan paket wisata. Optimalisasi promosi dan pengembangan sistem informasi pariwisata. Peningkatan SDM pariwisata yang kompeten. Pengembangan sistem informasi pasar. Perbaikan kerangka regulasi perdagangan. Peningkatan dan penguasaan akses dan perluasan pasar ekspor. Peningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem distribusi daerah. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan pemuda. Pengembangan
ARAH PEMBANGUNAN KOTA Pengem bangan kawasan pariwisata
Pengem bangan perdagangan dan jasa
Pengem bangan sarana dan prasarana olahraga
Halaman 2-12
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI Pembanguna n Pemuda dan Olahraga
Kebijakan misi Mewujudkan Kemudahan Memperoleh Akses untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pembanguna n Kependudukan
Pembanguna n Ketenagakerjaan
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan bagi pemuda. Penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan. Peningkatan budaya dan prestasi olahraga secara berjenjang. Peningkatan pemberdayaan organisas pemuda dan olahraga. Peningkatan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan. Pembangunan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan persebaran penduduk. Penataan administrasi kependudukan dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Pembekalan calon transmigran. Pengembangan kualitas penduduk. Penciptaan kesempatan kerja Peningkatan kompetensi, daya saing dan sarana prasarana. Pelatihan tenaga kerja berbasis potensi kewirausahaan. Peningkatan produktifitas, kualitas dan kesejahteraan pekerja. Pelaksanaan hubungan industrial. Perlindungan hukum bagi tenaga kerja di daerah maupun di luar negeri. Pemantapan kompetensi tenaga kerja melalui kurikulum yang berdaya saing. Pengembangan kompetensi berbasis potensi lokal.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Kebijakan misi Mengembangankan Infrastruktur Bernilai Tambah Tinggi, melalui: Perumahan dan Permukiman
Pengem bangan kualitas kependudukan kota kediri an Wilayah
Pengembang
Pencipta an kesempatan kerja melalui padat karya RPJM Provinsi Jawa Timur Tahun 20092014
Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur
Semua bentuk fasilitasi pengembangan diarahkan pada upaya memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier). Meningkatkan kemampuan kapasitas pasar (terutama dalam negeri) untuk menyerap kenaikan produksi melalui, antara lain, pengamanan pasar dalam negeri dari produk-produk impor ilegal, penggalakan penggunaan bahan baku/antara dari dalam negeri, dan berbagai upaya
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI Penanganan pengangguran melalui padat karya Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan. Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman. Pembangunan Rumah Sehat Sederhana (RSH) dan Rumah Susun Sederhana (RUSUNA). Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara. Pengembangan teknologi tepat guna bidang permukiman. Pembangunan kawasan strategis, terutama kawasan strategis ekonomi metropolitan, agropolitan dan kawasan tertinggal. Pengembangan prasarana wilayah penopang kawasan strategis. Pengembangan kawasan andalan. Pengelolaan kawasan lindung dan budidaya. Optimalisasi kawasan pengendalian ketat (High Control Zone). Program prioritas Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Penataan Struktur Industri Program Peningkatan Industri Berbasis Sumber Daya A Program penunjang Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Program Peningkatan Standardisasi Industri Program Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Pengem banga perumahan dan permukiman dengan infrastruktur yang handal
Pengem bangan wilayah melalui peningkatan infrastruktur (sarana-prasarana)
Pengem bangan Kota Kediri sebagai kota yang mendukung perkembangan industri di Jawa Timur
Halaman 2-13
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Pembangunan, Pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI untuk meningkatkan daya saing ekspor. Mengembangkan industri manufaktur diutamakan pada beberapa subsektor prioritas yang mampu menyerap banyak tenaga kerja; memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri (seperti makanan-minuman dan obat-obatan); mengolah hasil pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan) dan sumber-sumber daya alam lokal; dan memiliki potensi pengembangan ekspor. Mengembangkan subsektor industri yang terkait (related industries) dan sub-sektor industri penunjang (supporting industries) bagi industri manufaktur prioritas. Fasilitasi penelitian dan pengembangan industri manufaktur untuk teknologi produksi, termasuk pengembangan manajemen produksi, yang memperhatikan kesinambungan lingkungan, dan teknik produksi yang ramah lingkungan. Fasilitasi peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja industri untuk meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Prioritas pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur sosial pada infrastruktur sumber daya air. Meningkatkan dan percepatan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah pedesaan. Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI yang menunjang pemerataan pembangunan antar-daerah. Mendorong kerja sama dengan badan usaha swasta untuk percepatan pembangunan infrastruktur publik dan komersial melalui instrumen tarif dan insentif lainnya.
Program prioritas Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Program Pengendalian Banjir Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan, Pemeliharaan,
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Pengem bangan Kota Kedirisebagai kota besar yang didukung oleh perkembangan infrastruktur yang memadai
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
dan Perbaikan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Pembangunan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Prasarana dan Fasilitas Perkeretaapian Program Pengembangan, Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pos dan Telematika Program Pengembangan dan Pemerataan Pasokan Listrik Program Pengembangan Perumahan dan Pemberdayaan Komunitas Perumahan Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Pengelolaan Sanitasi Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum, Pengelolaan Drainase dan Sampah Program penunjang Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Program Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan Program Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Angkutan LLAJ Program Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Kereta Api Program Penguasaan serta Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi Komunikasi Program Pengembangan dan Pemerataan Sumber Energi Program Pengembangan Pengelolaan Kelistrikan, Energi, Mineral dan Migas Program
Halaman 2-14
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Pengendalian Pembangunan Kota-kota Besar dan Metropolitan
RTR W Provinsi Jawa Timur Tahun 20092029
Membentuk sistem perkotaan
Pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat
Menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki dengan membentuk PKN, PKW, dan PKL yang meliputi PKN Gerbangkertosusila dan Perkotaan Malang, serta pusat-pusat kegiatan regional dan pusat-pusat kegiatan di masing-masing Kabupaten/Kota; Merevitalisasi dan melakukan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan Mengembangkan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya. Mengembangkan industri yang terintegrasi dengan potensi sumberdaya Jawa Timur, melalui : Mengembangkan industri skala besar di sentrasentra utama di Jawa Timur; Mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan; Mengembangkan pembinaan industri kecil dan menengah; Mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil; Mengembangkan industri yang mengolah hasilhasil agro; Mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan industri
-
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Pengem bangan Kota Kediriuntuk pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa, industri, pendidikan, kesehatan, dan prasarana wisata, terutamanya sebagai pusat perdagangan dan jasa, serta kegiatan industri dan jasa.
Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan ekonomi high tech industrial park, kawasan ekonomi khusus, kawasan agropolitan, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional di Provinsi Jawa Timur
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI metropolitan; Menyediakan IPAL baik secara individual maupun komunal khususnya bagi industri berat dan/atau berpolusi; Mengembangkan industri petrokimia, industri besar dan/atau berpolusi di kawasan industri serta pengintegrasian kawasan industri dengan prasarana utama wilayah; Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri; dan Mengatur kembali (deregulasi) ketentuan peraturan perundangundangan di daerah-daerah yang memiliki orientasi pengembangan industri. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan; Meningkatkan komoditas unggulan, sarana dan prasarana pendukung proses produksi; Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung; Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif; Meningkatkan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif, antara lain berupa keringanan pajak dan bebas pajak (tax holiday); Menjalin kerjasama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha; Mengembangkan potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan dengan penetapan kawasan ekonomi khusus baru; dan Meningkatkan kerjasama antardaerah untuk
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
-
Halaman 2-15
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
RPJP Kota Kediri Tahun 20052025
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Mewujudkan Kota Kediri Sebagai Pusat Industri, Jasa, Perdagangan dan Pariwisata yang Unggul dan Berdaya Saing
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI mengoptimalkan pertumbuhan daerah perbatasan baik antarkabupaten/kota di Jawa Timur maupun kawasan perbatasan provinsi. Memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan kompetitif sektor industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata yang didukung oleh keunggulan sektor pendukung terkait dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan publik dalam bentuk kebijakan dan fasilitasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait; Menyediakan SDM berkualitas dan berkompetensi tinggi dalam rangka mendukung sektor industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata agar dapat berkembang lebih pesat; Menciptakan iklim investasi yang kondusif khususnya untuk peluangpeluang penanaman modal di sektor industri, jasa, perdagangan dan pariwisata; Membangun sistem, kelembagaan, dan infrastruktur perekonomian yang maju dengan berbasis riset dan teknologi guna mempermudah proses perijinan, investasi serta dukungan insentif perpajakan dan retribusi daerah. Mengembangkan perekonomian berlandaskan prinsip demokrasi ekonomi yang memperhatikan kepentingan stakeholder sehingga terjamin kesempatan berusaha dan bekerja. Mengaktualisasik an peranan pemerintah yang efektif dan optimal sebagai fasilitator, regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi dan
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
-
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Pengem bangan Kota Kediri sebagai pusat industri, jasa, perdagangan, pariwisata dan pendidikan
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
efektivitas pelayanan publik. Selain itu, untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing serta terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar. Mengarahkan kebijakan pasar kerja untuk mendorong terciptanya sebanyak mungkin lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis dengan perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya proses penyelesaian industrial yang memuaskan semua pihak merupakan ciri-ciri pasar kerja yang diinginkan. Selain itu, pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi sehingga berdaya saing dan menghasilkan nilai tambah, dengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan program-program pelatihan yang strategis, efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sebagai bagian integral dari investasi SDM. Mendorong ekspor produk-produk lokal untuk mendukung perekonomian rakyat agar mampu memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan efek negatif dari proses integrasi dengan dinamika globalisasi. Mengembangkan UMKM dan Koperasi untuk menjadi pelaku ekonomi yang semakin berbasis iptek, dan berdaya saing dengan produk impor khususnya dalam penyediaan barang dan jasa kebutuhan masyarakat, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktur dan memperkuat ekonomi lokal. Untuk itu, pengembangan UMKM dan
Halaman 2-16
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Mewujudkan Kota Kediri Menjadi Pusat Pendidikan yang Berkualitas.
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI koperasi dilakukan melalui peningkatan kompetensi kewirausahaan dan produktivitas yang didukung dengan adaptasi terhadap kebutuhan pasar. Pengembangan UMKM secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam perkuatan basis produksi dan daya saing industri melalui pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi dalam iklim usaha yang sehat, pengembangan industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas SDM. Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana kepariwisataan yang ada di Kota Kediri. Pemerintah kota diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi pelaku wisata untuk bersamasama secara sinergis mengembangkan kepariwisataan dan memberikan kemudahan serta rasa aman bagi dunia kepariwisataan Kota Kediri. Menyediakan prasarana dan sarana pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang memenuhi standar mutu minimal; Menyelaraskan dan melengkapi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan dengan aspekaspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kompetensi; Menyediakan dana untuk meningkatkan penciptaan dan penguasaan ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, pengembangan ilmu sosial dan humaniora serta pemanfaatan teknologi hasil penelitian, dengan senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Mewujudkan Prasarana dan Sarana Umum, Ruang Publik yang Berkualitas Serta Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan
-
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya diarahkan dengan: (a) menyelenggarakan pembangunan perumahan yang sesuai dengan peruntukan dan berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri dan efisien; (b) menyelenggarakan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat, menciptakan lapangan kerja, serta untuk meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; (c) membangun perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. Pembangunan transportasi diarahkan untuk : (a) mendorong transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang, barang dan jasa; (b) menciptakan jaringan pelayanan secara inter dan antarmoda angkutan melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi; (c) mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pengawasan; (d) menghilangkan segala macam bentuk monopoli agar dapat
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
-
Halaman 2-17
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jasa transportasi serta; (e) mengembangkan fasilitas angkutan publik yang representatif. Pembangunan ruang terbuka hijau dan ruang publik diarahkan yang sesuai dengan peruntukannya secara proporsional serta berfungsi untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan melibatkan peran aktif masyarakat termasuk dunia usaha. Pembangunan fasilitas umum diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik yang bisa dimanfaatkan dengan nyaman, aman dan indah oleh semua lapisan masyarakat, termasuk bagi masyarakat penyandang keterbatasan atau penyandang cacat. RPJM Kota Kediri Tahun 20102014
Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan Meningkatka n kepatuhan masyarakat terhadap ketentuan penataan ruang Meningkatka n kualitas dan kuantitas pengelolaan kebersihan dan keindahan kota Meningkatka n kapasitas sarana dan prasaran pengelolaan kelestarian SDA dan lingkungan hidup. Meningkatka n upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan pembangunan/perindustr ian. Meningkatny a data kualitas lingkungan hidup Meningkatka
Program penataan ruang daerah Program pemanfaatan ruang Program peningkatan pemanfaatan tataruang sesuai peruntukan. Program peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Pengem bangan infrastruktur, sarana prasarana dan penataan kawasan,
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI n kepatuhan masyarakat terhadap ketentuan penataan ruang Meningkatnya sarana dan prasarana daerah serta aksesibilitas kota melalui dukungan pelayanan prasarana jalan dan jembatan yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan transportasi baik dalam hal kecepatan maupun kenyamanan. Meningkatka n jaringan jalan dan jembatan Meningkatka n kapasitas sarana dan prasarana aparatur yang menunjang pelayanan kepada masyarakat Meningkatka n kulitas pengelolaan tata guna air dan penanggulangan banjir Meningkatka n kualitas pengelolaan tata guna air Meningkatnya sistem dan pelayanan transportasi serta pengelolaan energi yang mendukung kelancaran ekonomi daerah Meningkatka n sarana dan prasarana serta keselamatan lalu lintas angkutan jalan Meningkatka n kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan transportasi darat . Tercukupinya sarana dan prasarana keselamatan dan ketertiban lalu- lintas. Meningkatka n standar uji kendaraan bermotor dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Meningkatka n kualitas perencanaan dan implementasi sistem
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Program pembangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Program penanganan pengendalian banjir dan pengelolaan sungai brantas Program pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Program peningkatan sarana dan prasaranapelayanan transportasi darat Program peningkatan Sarana dan Prasarana keselamatan dan ketertiban lalu lintas Program peningkatan standar uji kelayakan kendaraan bermotor Program peningkatan pelayanan sistem transportasi angkutan orang dan barang. Program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah Program pendataan layanan komunikasi dan informasi Program pembinaan terhadap penyedia jasa layanan komunikasi dan informasi Program
Halaman 2-18
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI angkutan orang dan barang yang aman, nyaman , efektif dan efisien. Meningkatka n keamanan, kenyamanan dan ketertiban pelayanan jukir dengan penerapan sistem parkir yang efektif dan efisien. Tersedianya data dan terselenggarannya pembinaan serta penertiban penyelenggara jasa layanan komunikasi dan informasi Terselenggar anya pembinaan serta penertiban terhadap penyedia jasa layanan komunikasi dan informasi Meningkatny a kesadaran Perusahaan/Badan Usaha untuk mengajukan ijin ABT sesuai Perda no.9 Tahun 2003 Meningkatka n kesadaran penambang yang telah membentuk koperasi untuk mengajukan ijin sesuai Perda Gub No.1 Th.2005 Meningkatka n kesadaran perusahaan untuk memenuhi persyaratan teknis dalam operasional pembangkitnya. Terwujudnya peningkatan lingkungan permukiman pada kawasan kumuh dan pemberdayaan masyarakat miskin di kawasan perkotaan serta terlaksananya pengendalian pelaksanaan kebijakan pengembangan perumahan Meningkatka n fasilitas permukiman dan kawasan perkotaan
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI penertiban penyelenggara jasa layanan komunikasi dan informasi Program sosialisasi peraturan Perundang-Undangan tehnis pengelolaan Air Bawah Tanah dan Pertambangan dan Kelistrikan.-
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
RPIJ M Kota Kediri Tahun 2010-2014
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI Meningkatka n kulitas lingkungan hidup melalui penanggulangan bahaya kebakaran Pengembangan Permukiman
Bangunan dan Lingkungan
Program pembangunan sarana prasarana permukiman dan perkotaan serta penataan kawasan. Program penanganan bencana kebakaran.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Penyehatan Lingkungan Permukiman-Sub Sektor
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
-
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH Penataan kawasan permukiman kumuh Pembangunan Rumah Susun Sederhana Penataan dan Peremajaan Kawasan Permukiman Perkotaan Kegiatan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kegiatan Penyusunan RAPERDA Bangunan Gedung Kegiatan Dukungan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh Kegiatan Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Reklame Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana PKL Kegiatan Bantuan Teknis Penataan Bis Transmisi System (BTS) Penataan dan perbaikan PSD Permukiman Kumuh
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Meningk atnya kualitaspermukiman
Peningk atan kualitasbangunan dan lingkungan
Perbaika n kualitas permukiman kumuh
Halaman 2-19
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Air Limbah Penyehatan Lingkungan Permukiman-Sub Sektor Persampahan
Pengembangan dan pembangunan TPA di Kelurahan Pojok yang mendukung tercapainya orientasi bersih lingkungan serta fokus dalam pemanfaatan sampah sehingga memiliki nilai ekonomis dalam satu program yaitu Program Kota Kediri Sayang Sampah Pembinaan Pengelolaan Sistem Drainase Pengembangan Program dan Perencanaan Pembangunan Sistem Drainase Pemeliharaan dan Pembangunan Prasarana Drainase Pengembangan Drainase Skala Kawasan Berbasis Masyarakat Pengelolaan Sistem Drainase Terpadu Mendukung Konservasi Sumber Daya Air. Penyediaan dan pengolahan air secara mandiri Pembenahan jaringan transmisi dan distribusi Perluasan dan peningkatan cakupan pelayanan air minum dengan distribusi perpipaan
Penyehatan Lingkungan Permukiman-Sub Sektor Drainase
Pengembangan Air minum
RTR W Kota Kediri Tahun 2011-2030
Kebijakan pengembangan Kota Kediri sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kebijakan pengembangan Kota Kediri sebagai Pusat Pelayanan Kawasan Andalan Kediri – Tulungagung – Blitar
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
meningkatkan aksesibilitas Kota Kediri dengan wilayah sekitarnya yag meliputi: Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar dan Kota Blitar; dan mengembangkan fungsi utama Kota Kediri sebagai pusat: Pendidikan, Industri, Perdagangan-Jasa dan Pariwisata berskala regional. mengembangkan pusat perdagangan produk unggulan kota; mengembangkan sentra pariwisata belanja dan budaya;
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Peningk atan pelayanan pengelolaan TPA
Kebijakan pengembangan sistem pusat pelayanan kota
banjir
Bebas
Peningk atan pelayanan air minum yang mandiri
Meningk atkan aksesbilitas intra dan antar wilayah sekitar Pengem bangan kota kediri sebagai pusat perdagangan, sentra pariwisata, dan industri.
Pemantapan kawasan hutan lindung
Pemantapan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Pemantapan kawasan perlindungan setempat
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI mengembangkan industri berbasis agro; dan melakukan kerjasama dengan wilayah sekitar secara sinergis dalam pengembangan infrastruktur dan ekonomi daerah. membagi wilayah kota menjadi 3 Bagian Wilayah Kota (BWK); membentuk pusat pelayanan kota secara berhirarki; mengembangan pusat pelayanan kota dengan fungsi utama sebagai pusat perbelanjaan dan pusat pelayanan umum pada kawasan pusat kota; meningkatkan aksesibilitas antara pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan; dan menyediakan RTH, prasarana pejalan kaki, sektor informal pada kawasan pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan. memulihkan fungsi kawasan yang mengalami kerusakan; mengembangkan vegetasi yang memiliki fungsi lindung; dan menjaga luasan dan fungsi dari kawasan hutan lindung. memulihkan fungsi kawasan yang mengalami kerusakan; mengembangkan vegetasi yang memiliki fungsi lindung;dan menjaga luasan dan fungsi dari kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya. membatasi perkembangan kawasan terbangun dengan mengembangkan RTH pada kawasan sempadan sungai; membatasi perkembangan permukiman
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Penetapan batas pelayanan kota, sub pelayanan kota, dan pelayanan lingkungan di Kota Kediri. Penentuan fungsi pusat kota. Penentuan fungsi sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan. Pengembangan pusat pelayanan baru. Pengembangan fasilitas pelayanan pada masing-masing sub pusat pelayanan dan pusat lingkungan sesuai dengan fungsi yang ditentukan.
Pembatasan kegiatan terbangun pada daerah resapan air. Pengembangan kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian kota (pariwisata dan sector informal). Pengembangan tanaman holtikultura seperti buah-buahan. Pembatasan kegiatan pada sempadan sungai dan mata air. Pemanfaatan daerah sempadan sungai dan mata air untuk ruang terbuka hijau.
Halaman 2-20
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Pemantapan kawasan cagar budaya
Pemantapan ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas kota
Penetapan kawasan rawan bencana
Pengembangan kawasan budidaya
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
dan mengembangkan RTH pada kawasan sempadan mata air; dan menjaga luasan dan fungsi dari kawasan yang memberikan perlindungan setempat. mempertahankan dan memelihara keaslian benda dan kawasan cagar budaya; dan melakukan konservasi dan preservasi benda dan kawasan cagar budaya yang kondisinya menurun. mempertahankan ruang terbuka hijau yang sudah ada; menyediakan RTH publik dan privat pada kawasan yang baru; menambah penyediaan RTH publik dalam bentuk taman kota, taman lingkungan, lapangan olahraga, jalur hijau, makam, dan hutan kota; dan meningkatkan intensitas penghijauan pada kawasan lindung; menyediakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana; dan menyediakan jalur evakuasi bencana pada kawasan rawan bencana. mengembangkan perumahan berkepadatan tinggi yang mengutamakan bangunan vertikal pada BWK B; mengembangkan perumahan berkepadatan sedang secara menyebar pada BWK A dan C; mengembangkan perumahan berkepadatan rendah pada wilayah pinggiran kota pada BWK A dan C; meningkatkan fungsi rumah terintegrasi dengan fungsi lain seperti ruko dan rukan; meningkatkan
Penataan kawasan tepian sungai untuk pariwisata.
Perlindungan benda cagar budaya. Pengembangan cagar budaya sebagai pendukung pariwisata budaya.
Pengembangan RTH pemakaman, RTH Gerbang Kota, RTH Hutan Kota Pengembangan RTH sebagai pendukung ruang evakuasi bencana. Pengendalian perubahan fungsi pada RTH yang sudah ada. Pengembangan buffer zone kawasan industry.
Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana. Penyediaan hydran pada daerah rawan bencana kebakaran. Perumahan perumahan perumahan
Kawasan Pengembangan Perbaikan kualitas
Pembangunan rumah susun bagi pekerja Kawasan Perdagangan dan Jasa Pengembangan wisata belanja Pengembangan kawasan perdagangan baru Pengembangan akomodasi wisata Pengembangan perdagangan jasa pada tiap pusat pelayanan.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
kualitas perumahan pada kawasan kumuh melalui perbaikan kondisi lingkungan perumahan; mengembangkan pasar induk dan pasar tradisional; mengembangkan kawasan pusat perbelanjaan secara berhierarki sesuai skala pelayanan; mengembangkan kawasan khusus perdagangan dan jasa di pusat pelayanan kota yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan wisata; menyediakan lokasi khusus untuk toko cinderamata dan wisata kuliner khas Kota Kediri; mengelola dan menata ruang untuk sektor informal di kawasan perdagangan; melengkapi setiap kawasan budidaya dengan prasarana pejalan kaki dan RTH; mengembangkan kawasan perkantoran baru dan perkantoran swasta; menetapkan kawasan peruntukan industri kecil atau industri rumah tangga sebagai kawasan sentra industri; melengkapi sistem pengolahan limbah pada sentra industri; menyediakan sentra pemasaran atau outlet industri kecil sekaligus sebagai toko cindramata; mengembangkan kawasan peruntukan industri secara khusus pada wilayah timur kota; mengembangkan galeri khusus untuk pariwisata budaya; mengembangkan wisata alam Gunung Klotok; menyediakan akomodasi wisata, promosi wisata dan menggelar event wisata bersakala regional – nasional; mempertahankan
Peningkatan pasar umum dan pengembangan pasar grosir. Pengembangan agricultural market. Kawasan Perkantoran Pengembangan civic centre Kawasan Industri Pengembangan kawasan industry baru. Pengembangan industry pembuatan rokok. Pengembangan sentra industry kecil. Kawasan Pariwisata Pengembangan wisata belanja. Pengembangan wisata modern. Kawasan Peruntukan Pertanian Mempertahankan sawah irigasi teknis dan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Diversifikasi komoditi pertanian. Intensifikasi pertanian untuk mempertahankan hasil produksi. perwujudan kawasan perikanan melalui pengembangan kegiatan budidaya air tawar dan pengembangan industri perikanan; Kawasan Peruntukan Pertambangan Pembatasan penggalian pasir di sepanjang Sungai Brantas. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum Pembangunan RSUD Gambiran II. Pengembangan Perguruan Tinggi (Poltek) di Kelurahan Pojok – Sukorame dengan luas ± 8 Ha. Pengembangan pendidikan skala regional. Kawasan Peruntukan Militer Mempertahankan
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Halaman 2-21
LAPORAN AKHIR DOK UMEN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
Pengelolaan dan penataan sektor informal
Pengembangan Ruang Terbuka non Hijau (RTnH)
Pengembangan ruang evakuasi bencana
Kebijakan pemantapan kawasan untuk kepentingan ekonomi
Kebijakan
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI sawah beririgasi teknis pada lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan mengembangkan kawasan peruntukan lain untuk menunjang fungsi utama kota. menyediakan ruang bagi sektor informal yang berdekatan dengan kawasan fungsional kota; menyediakan lahan untuk sektor informal secara khusus pada setiap sub pusat pelayanan kota; dan menyedikan sarana prasarana bagi sektor informal. memanfaatkan RTnH sebagai bagian ruang terbuka kota untuk kegiatan masyarakat;dan mendorong penataan fungsi kawasan yang mendukung perkembangan kawasan fungsional kota.
menyediakan kawasan untuk ruang evakuasi bencana melalui penggunaan RTH dan bangunan umum mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi; mengembangkan kawasan peruntukan industri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; mengembangkan kawasan pariwisata sebagai sektor penunjang pertumbuhan ekonomi; meningkatkan minat investasi pada sektor industri dan pariwisata; dan mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi. melindungi dan
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
DOK UMEN KEBIJAKAN
kawasan militer yang ada. Pengembangan buffer zone kawasan militer.
KEBIJAKAN YANG TERKAIT KOTA KEDIRI pemantapan kawasan untuk penyelamatan lingkungan hidup
Kawasan Peruntukan Sektor Informal Pengembangan sector informal pada kegiatan potensial seperti pariwisata, industry, fasilitas olahraga (GOR) dan sebagainya. Penataan sector informal.
Hijau GOR.
STRATEGI YANG TERKAIT KOTA KEDIRI melestarikan kawasan resapan air untuk mengimbangi perkembangan kegiatan budidaya; melindungi dan melestarikan kawasan suaka alam; dan melindungi dan melestarikan warisan budaya berupa cagar budaya.
Kawasan RTH Non Pembangunan
Pengembangan pelataran parkir bangunan pada bangunan pemerintahan, perdagangan dan jasa maupun fasilitas umum lainnya, lapangan olahraga, tempat bermain & rekreasi, pembatas & median jalan serta koridor antar bangunan;. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana Pengembangan RTH lingkungan perumahan. Pengembangan RTH Kota. Mempertahankan Central Bussines Distric (CBD) di Pusat Kota Pengembangan kawasan perdagangan baru Mempertahankan kawasan industry yang ada. Pengembangan sentra industry kecil Pengembangan kawasan industry baru Pengembangan industry rokok
PROGRAM YANG TERKAIT KOTA KEDIRI
ARAH PEMBANGUNAN KOTA
Air
Pembatasan kegiatan terbangun pada daerah resapan air. Pengembangan kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian kota (pariwisata dan sector informal). Pengembangan tanaman holtikultura seperti buah-buahan. Kawasan Sempadan Sungai Pembatasan kegiatan pada sempadan sungai, Pemanfaatan daerah sempadan sungai untuk ruang terbuka hijau. Penataan kawasan tepian sungai untuk pariwisata.
Sumber: Hasil Review, 2012
2.3 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman di Kota Kediri Salah satu elemen penting perkotaan adalah permukiman. Pengembangan permukiman di suatu daerah pada hakekatnya untuk mewujudkan kondisi suatu daerah yang layak huni, aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Dalam perkembangan permukiman selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain lahan yang terbatas dan kualitas permukiman yang tidak memadai sehingga sering timbulnya permukiman kumuh.
2.3.1
Potensi Pembangunan Permukiman
Potensi pemukiman yang berkembang di Kota Kediri ini adalah : Adanya perkembangan industri yang
mengakibatkan
perlunya perumahan
bagi
karyawannya. Adanya pembangunan rusunawa. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer berkembang pesat. Kawasan permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan juga. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang
jalan utama kota cenderung
berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan Kawasan Resapan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa.
Halaman 2-22
LAPORAN AKHIR
Masih banyaknya lahan pada daerah pinggiran kota yang akan dikembangkan sebagai kawasan industri dan pendidikan yang mendorong perkembangan permukiman. Terdapat permukiman yang mempunyai kepentingan ekonomi diantaranya permukiman disekitar industri dan pariwisata. Masih banyak terdapatnya permukiman peninggalan belanda dan kampung lama yang di konservasi untuk cagar budaya. Perbaikan lingkungan terutama permukiman dipusat kota dan wilayah pinggiran.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-23
LAPORAN AKHIR Tabel 2. 10 Potensi Permukiman Potensi
No 1.
Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perumahan bagi karyawannya.
2.
Adanya pembangunan rusunawa
Kelurahan Dandangan
3.
Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer berkembang pesat.
Tersebar di tiap kecamatan
4.
Kawasan permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa.
Tersebar pada tiap kelurahan
5.
perlunya
Lokasi Sekitar PG. Mrican, PG. Pesantren dan PR. Gudang Garam
Kawasan pusat kota Kecamatan Kota
6.
Masih banyaknya lahan pada daerah pinggiran kota yang akan dikembangkan sebagai kawasan industri dan pendidikan yang mendorong perkembangan permukiman.
Kelurahan Betet, Blabak dan Mrican
7.
Terdapat permukiman yang mempunyai kepentingan ekonomi diantaranya permukiman disekitar industri dan pariwisata.
Kelurahan Mrican, Semampir, Dandangan, Balowerti, Pesantren, Pojok dan Sukorame
8.
Masih banyak permukiman peninggalan belanda dan kampung lama yang dapat di konservasi untuk cagar budaya.
Kelurahan Setonogedong, banjaran, Kemasan, Pakelan dan Pocanan
Perbaikan lingkungan terutama permukiman dipusat kota dan wilayah pinggiran.
Kelurahan Ngadirejo, Dermo, Bawang
9.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Dandangan, Pojok dan
Halaman 2-24
LAPORAN AKHIR
Peta 2. 1 Potensi Permukiman
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-25
LAPORAN AKHIR
2.3.2
Masih adanya kebiasaan buruk masyarakat untuk tidak menghargai lingkungan hidup.
Masalah Pembangunan Permukiman
Perlu peningkatan kondisi untuk pemenuhan kualitas permukiman yang baik dan
Adapun masalah permukiman di Kota Kediri adalah: Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan
Pengembangan potensi permukiman untuk mendorong ekonomi.
yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi
Angka kelahiran dan urbanisasi yang tinggi mengakibatkan kepadatan yang tak terkendali
tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga kemudian
dan liar.
muncul masalah permukiman kumuh.
Terdapatnya regulasi dari dokumen – dokumen perencanaan yang tidak up to date.
Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di KelurahanDandangan dan kelurahan daerah
Relokasi permukiman yang membutuhkan dana yang cukup tinggi.
pusat kota.
2.3.4
Kepadatan kurang merata. Ada beberapa bangunan yang terbengkalai.
No 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Hambatan Pembangunan Permukiman
Hambatan pembangunan permukiman Kota Kediri meliputi:
Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barat sungai.
Kepadatan yang cukup tinggi pada kawasan industri mengakibatkan menculnya
Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan
permukiman kumuh.
sempadan kereta api.
Masyarakat berpikir bahwa kualitas fisik hunian dan lingkungan tidak penting sejauh
Tabel 2. 11 Masalah Permukiman Masalah Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga kemudian muncul masalah permukiman kumuh. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di KelurahanDandangan dan kelurahan daerah pusat kota. Kepadatan kurang merata. Ada beberapa bangunan yang terbengkalai. Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barat sungai. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan sempadan kereta api.
Lokasi wilayah perkotaan dan daerah pinggiran kota.
mereka masih bisa menyelenggarakan kehidupan mereka. Umumnya di permukiman kumuh adalah mereka yang tinggal dekat dengan pekerjaannya, sehingga mereka tidak mau jika tempat tinggalnya direlokasi. Saling tumpang tindih kebijakan antar sektor, sehingga pembangunan permukiman tidak
Sekitar industri PR. Gudang Garam dan sepanjang rel KA di pusat kota Kawasan perkotaan dan pinggiran Kelurahan Pakelan, Pocanan Kecamatan Kota dan Kecamatan Mojoroto Kelurahan Banjarmlati, Manisrenggo, Bandar Lor, Bandar Kidul, Kaliombo, Ringinanom, Kauman, Pocanan, Mojoroto, Mrican, Semampir. Ngronggo, Pandean, Kemasan, Balowerti, Jagalan, Setonopande, Dandangan. Rejomulyo, Tosaren, Pakunden, Banaran, Bangsal
terintegrasi.
Sumber : hasil Analisa 2012
Masalah pembangunan permukiman Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.4 Peta Masalah Permukiman.
2.3.3
Tantangan Pembangunan Permukiman
Tantangan pembangunan permukiman Kota Kediri meliputi :
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-26
LAPORAN AKHIR
Peta 2. 2 Permasalahan Permukiman Kota Kediri
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-27
LAPORAN AKHIR
NO
SEKTOR 1
Tabel 2. 12 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN
Permukiman
•
• •
Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi karyawannya. Adanya pembangunan rusunawa. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer berkembang pesat.
• • •
•
Kepadatan kurang merata Ada beberapa bangunan yang terbengkalai Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barang sungai. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan sempadan kereta api.
Permukiman yang padat sehingga kesulitan dalam pengaturan ruang
No.
HAMBATAN Status tanah
Potensi jaringan jalan Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.5Peta Potensi Jaringan Jalan.
2.4.1.2 Masalah Jaringan Jalan Masalah jaringan jalan yang ada di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. 14 Masalah Jaringan Jalan di Kota Kediri
No 1. 2.
2.4 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Infrastruktur Perkotaan di Kota Kediri 3.
Potensi dan Masalah Jaringan Jalan
Jaringan jalan memiliki arti penting dalam pengembangan infrastruktur perkotaan di Kota Kediri yaitu sebagai pendukung pengembangan wilayah antar pusat lingkungan dan keterkaitannya dengan pusat-pusat pertumbuhan. Selain itu dengan adanya berbagai macam potensi-potensi terkait dengan pola tata ruang wilayah Kota Kediri dalam wilayah pengembangan SWP Kediri dan sekitarnya, potensi tersebut antara lain:
3.
4.
Potensi pengembangan jalan lingkar Kota Kediri
Jl. Diponegoro, Jl. Mauni Kelurahan Jamsaren, Kelurahan Betet
Sering terjadi kemacetan dan kerusakan jalan. Kemacetan terjadi dibeberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi disekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya. Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi di beberapa ruas jalan
Jl. Dhoho Kel. Setono Gedong Pada umumnya terjadi disekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya.
Penggunaan bahun jalan untuk parkir.
Jl. Hos Cokroaminoto Kel. Singonegaran (Pasar Pahing)
5.
Pengembangan jalan lingkar yang direncanakan lokasinya melewati kawasan pemukiman sehngga mengalami kesulitan dalam pembebasan tanah untuk pengembangan sempadan. Sumber: Hasil Analisa 2012
Jalan arteri dan kolektor
Kelurahan Pesantren, Ketami, Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak, Rejomulyo, Manisrenggo, Ngronggo, Banjarmlati, Bandarkidul, Tamanan, Campurejo, Pojok, Sukorame, Bujel, Ngampel, Semampir.
Pengembangan jaringan jalan di Kota Kediri juga mengalami tantangan, diantaranya adalah
Tabel 2. 13 Potensi Jaringan Jalan di Kota Kediri Potensi Lokasi Merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota Bagian Barat Kecamatan Mojoroto sehingga akses jaringan jalan ke daerah ini sangat padat, terutama bagi jalur ke arah Surabaya dan Nganjuk. Jalan raya di Kota Kediri memiliki hubungan dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan secara internal secara keseluruhan telah mencapai ke semua wilayah Kota Kediri Jalan di permukiman mayoritas telah diaspal Tersebar di seluruh Kecamatan ataupun disemen sebagai perkerasannya Prasarana transportasi di Kota Kediri relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap kecamatan dan kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota.
Lokasi
Kerusakan dan bergelombang pada ruas/ badan jalan sehingga mengurangi kenyamanan dalamberkendaraan
2.4.1.3 Tantangan Jaringan Jalan
Potensi jaringan jalan bisa dilihat pada tabel berikut:
2.
4.
Masalah
Potensi jaringan jalan Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.6 Peta Masalah Jaringan Jalan.
2.4.1.1 Potensi Jaringan Jalan
No. 1.
Lokasi Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak, Rejomulyo, Manisrenggo, Ngronggo, Banjarmlati, Bandarkidul, Tamanan, Campurejo, Pojok, Sukorame, Bujel, Ngampel, Semampir.
Sumber: Hasil Analisa 2012
Sumber: Hasil Analisa 2012
2.4.1
Potensi
pengembangan kawasan pusat kota yang cukup padat yang menyebabkan seringnya terjadi
kemacetan, serta pengembangan jalan lingkar yang untuk mengurangi beban jalan utama kota. 2.4.1.4 Hambatan Jaringan Jalan Hambatan yang dialami Kota Kediri pada sektor jalan ini adalah masih banyaknya ruas jalan yang tidak memiliki ruwasja, sehingga sulit untuk dilakukan pelebaran jalan.
Seluruh Kelurahan
Kelurahan
Pesantren,
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Ketami,
Halaman 2-28
LAPORAN AKHIR
NO 1.
SEKTOR Jalan
Tabel 2. 15 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Jalan POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN Semua wilayah sudah Perlu peningkatan Kekhawatiran Sebagian terdapat akses jalan kualitas jalan pada warga dimana besar jalan beberapa titik apabila dilakukan lingkungan tidak perbaikan jalan memiliki ruwasja akan mengambil yang memadai lahan mereka sehingga sulit untuk memperlebar jalan
Sumber: Hasil Analisa 2012
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-29
LAPORAN AKHIR Peta 2. 3 Peta Potensi Jaringan Jalan Kota Kediri
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-30
LAPORAN AKHIR Peta 2. 4 Peta Masalah Jaringan Jalan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-31
LAPORAN AKHIR
2.4.2
Potensi dan Masalah Jaringan Drainase Jaringan drainase adalah salah satu infrastruktur yang sangat penting bagi bangunan
No. 5.
infrastruktur perkotaan, pengembangan drainase di Kota Kediri bertujuan untuk menanggulangi
6.
lingkungan yang bebas banjir dan genangan air, baik dikarenakan meluapnya air permukaan maupun
7.
dikarenakan kondisi permukaan geografis. Pengembangan sistem drainase Kota Kediri dilakukan 8.
untuk menanggulangi limpasan air yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan membawa aliran
Masalah Masih ada ruas jalan yang belum memiliki drainse Rumah yang tidak memiliki jaringan drainase sekitar 64,2% Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana pembuang air hujan karena juga digunakan untuk saluran air limbah Bila curah hujan tinggi dan terjadi dalam waktu lebih dari 1 jam terdapat genangan di beberapa jalan.
hujan secepat mungkin untuk dibuang tanpa terjadi genangan pada musim hujan dan juga 9.
Tingkat sedimentasi yang tinggi, seperti umumnya pada daerah yang relatif datar mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran sehingga menyebabkan pada beberapa kawasan mengalami genangan bila terjadi curah hujan yang tinggi. Sumber: Hasil Analisa 2012
mengalirkan air buangan domestik pada musim kemarau.
2.4.2.1
Potensi Jaringan Drainase
Potensi jaringan drainase di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: No 1.
2.
3. 4.
Tabel 2. 16 Potensi Jaringan Drainase di Kota Kediri Potensi Lokasi Terdapatnya jaringan saluran drainase primer, Sungai Brantas, Saluran pada jalan protokol dan sekunder & tersier akan sangat membantu saluran pada kawasan permukiman pengaliran air hujan Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Kediri • jl. Dhoho memiliki saluran drainase dengan kondisi baik • jl. PB. Sudirman • jl. Mayjen Sungkono • jl. Mayor Bismo • jl. Hayam Wuruk • jl. Diponegoro • jl. Yos Sudarso • jl. Killisuci • jl. Joyoboyo • jl. Pemuda • jl. Hasanudin. Terdapatsungai besar skala primer yang Sungai Brantas melintasi Kota Kediri Saluran drainase sekunder seperti gorongJl. Letjen S. Parman gorong dan selokan di sepanjang jalur utama Jl. Supersemar berfungsi dengan baik sehingga mampu Jl. Agus Salim Jl. Semeru menampung air buangan maupun air luapan Jl. DR. Saharjo hujan. Sumber: Hasil Analisa
Potensi Jaringan Drainase Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.7 Peta Potensi Jaringan Drainase.
2.4.2.2
Masalah Jaringan Drainase
2. 3. 4.
Masalah Elevasi permukaan tanah yang datar di beberapa daerah dan posisi badan jalan lebih rendah di bandingkan bahu jalan Terbatasnya pendanaan, peningkatan, pembangunan, rehabilitasi & pengawasan jaringan irigasi & drainase Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan Kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah pada badan sungai,
Tantangan untuk pengembangan infrastruktur jaringan drainase Kota Kediri adalah kurang kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga fungsi drainase secara baik. Kurang kesadarannya tersebut, terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah pada saluran drainase, sehingga menyebabkan banjir dan genangan.
2.4.2.4 Hambatan Jaringan Drainase Hambatan dalam pembangunan infrastruktur drainase Kota Kediri adalah masih banyaknya drainase yang tidak terhubung atau tidak terkoneksi satu sama lain. Selain itu drainase pada pemukiman padat di kawasan pusat kota masih terdapat drainase yang menyatu dengan pembuangan limbah rumah tangga, tidak terkecuali limbah kotoran manusia, terutama pada drainase tertutup. Untuk lebih jelas mengenai potensi, masalah, tantangan dan hambatan jaringan drainase Kota Kediri ini dapat dilihat pada tabel dan peta dibawah ini. Tabel 2. 18Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Jaringan Drainase di Kota Kediri SEKTOR Drainase
POTENSI •
Lokasi Jl. Betet Bawang Jl. Ngletih Kelurahan Betet, Bawang, Ngletih, Ketami
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Jl. Yos Sudarso Jl. Brawijaya Jl. Pemuda
2.4.2.3 Tantangan Jaringan Drainase
1.
Jl. Stasiun Kelurahan Banaran (RS. Gambiran II) Kelurahan Bandar Kidul, Manisrenggo, Kaliombo, Mojoroto, Semampir Mrican
Jl. Yos Sudarso Jl. Brawijaya Jl. Pemuda
Drainase.
Tabel 2. 17 Masalah Jaringan Drainase di Kota Kediri No. 1.
Kelurahan Jagalan, Bandar Kidul, Bandar Lor, Setonopande, Kemasan
Masalah Jaringan Drainase Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.8 Peta Masalah Jaringan
NO
Masalah jaringan drainase di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut:
Lokasi Jl. Selomangleng Jl. Bandar Ngalim Utara Jembatan Kelurahan Bandar Kidul, Betet, Bawang
Arah aliran cukup bagus
PERMASALAHA N • Pada beberapa ruas jalan, belum memiliki drainase. • Di beberapa titik terjadi genangan • Banyak ditumbuhi rumput pada drainase tanah.
TANTAN GAN Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase
HAMBATAN Saluran drainase yang tidak saling terhubung/tidak terkoneksi satu sama lain.
Sumber: Hasil Analisa 2012
Halaman 2-32
LAPORAN AKHIR
Peta 2.1Peta Masalah Jaringan Drainase
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-33
LAPORAN AKHIR Peta 2. 5 Permasalahan Jaringan Drainase Kota Kediri
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-34
LAPORAN AKHIR
2.4.3
Potensi dan Masalah Sampah
No.
Masalah dibakar), dibuang ke saluran baik drainase maupun sungai. 6. Kurang optimalnya pengolahan sampah untuk didaur ulang atau dibikin kompos 7. Masih belum optimalnya penanganan sampah perkotaan baik di kawasan perdagangan (pasar) maupun di permukiman. 8. Adanya kecenderungan untuk menumpuk sampah kering, basah dan organik menjadi satu tanpa adanya pemilahan. Padahal budaya pemilahan sampah dapat menjadi salah satu instrumen dalam menekan peningkatan volume sampah secara cepat di lokasi TPA nantinya. Sumber: Hasil Analisa
Pengelolaan sampah merupakan hal penting dalam suatu kota, karena itu Kota Kediri harus merencanakan pengelolaan jaringan sampah agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
2.4.3.1 Potensi Sampah Potensi persampahan yang terdapat di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. 19Potensi Sampah di Kota Kediri No. 1.
Potensi Volume timbulan sebesar 858,22 m3/hari
2. 3.
Terdapat Unit-unit Komposting Terdapat Unit Pemusnahan Sampah Medis (incenerator) yang dikelola oleh pihak rumah sakit 4. Upaya bidang kebersihan dalam rangka pengelolaan, pemanfaatan dan pengurangan sampah kota adalah dengan mengadakan sosialisasi program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta memaksimalkan UDPK / Transfer Depo dalam mengelola sampah yang masuk untuk diolah menjadi kompos (komposting). Sumber: Hasil Analisa
Lokasi TPA Kota Kediri (Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri) UDPK Kaliombo dan UPT Banjaran RSUD Gambiran Kota Kediri Pasar Banjaran Jl. IR. Sutami TPS Kaliombo TPS Pasar Grosir Rejomulyo
2.4.3.3 TantanganSampah
banyak masyarakat membuang sampah pada daerah pinggiran sungai muapun pada saluran drainase. Selain itu juga kurang optimalnya pengelolaan sampah untuk di daur ulang.
2.4.3.4 Hambatan Sampah Tabel 2. 20Masalah Sampah di Kota Kediri
2. 3.
4.
5.
Pada TPS tiap kelurahan
Masalah Sampah Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.10 Peta Masalah Sampah.
Masalah persampahan yang terdapat di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut:
1.
Kawasan pusat kota
karakter dan kebiasaan masyarakat akan kurang sadarnya menjaga kebersihan, terutama masih
Masalah Sampah
No.
Pada TPS tiap kelurahan
Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kota Kediri ini adalah, mengenai
Potensi Sampah Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.9 Peta Potensi Sampah. 2.4.3.2
Lokasi
Masalah Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah. Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah Operasional dan desain TPA tidak sesuai dengan desain teknis yang direncanakan dikarenakan keterbatasan biaya, SDM, sarana dan prasarana. Kesadaran masyarakat yang rendah untuk tidak membuang sampah di sungai dan drainase, sehingga masih dijumpai sampah-sampah yang berserakan di sekitar sungai dan drainase. Di Kawasan pinggiran penggelelolaan sampah masih bersifat sendiri-sendiri (dengan cara
Lokasi Seluruh Kelurahan
Hambatan yang di hadapi adalah merubah perilaku masyarakat. Hal ini sangat sulit dilakukan karena faktor terbiasa. Oleh karena itu perlunya penyuluhan atau arahan dan pendekatan kepada masyarakat untuk merubah kebiasaan tersebut terkait dengan pegelolaan sampah. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi, masalah, tantangan dan hambatan sektor sampah ini
TPA Pojok
dapat dilihat pada tabel dan peta di bawah ini.
TPA Kota Kediri (Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri)
NO
Tabel 2. 21Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Sampah di Kota Kediri 1.
KelurahanMrican, Mojoroto, Semampir, Bandar Kidul
Kelurahan Dermo, gayam, Pojok, Ketami, Ngletih, Bawang
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
SEKTOR Sampah
POTENSI TPS tersebar di seluruh wilayah Kota Kediri
PERMASALAHAN Masyarakat masih banyak yang membuang di sungai, drainase atau di bakar di pekarangan rumah.
TANTANGAN Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan
HAMBATAN Merubah perilaku masyarakat
Sumber: Hasil Analisa
Halaman 2-35
LAPORAN AKHIR Peta 2. 6 Peta Potensi Sampah
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-36
LAPORAN AKHIR Peta 2. 7 Peta Masalah Sampah
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-37
LAPORAN AKHIR
2.4.4
Potensi dan Masalah Limbah
2.4.4.2 Masalah Limbah
Sistem pengelolaan air limbah permukiman di Kota Kediri dilakukan dengan sistem on site atau setempat, yaitu sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara indifidual. Dari pengolahan sistem on site air limbah akan di salurkan ke badan air atau saluran drainase. Hingga saat ini tersedia Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) uantuk kawasan industri kecil tetapi belum dimanfaatkan secara baik. Untuk memenuhi kebutuhan bagi penduduk yang belum mampu memiliki sarana prasarana penanganan air limbah sendiri telah dibangunkan septik tank komunal dan MCK umum.
Masalahpengolahan limbah di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. 23Masalah Limbah dan Sanitasi di Kota Kediri No. 1. 2. 3.
4.
2.4.4.1 PotensiLimbah Potensi pengolahan limbah di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut:
5.
Tabel 2. 22Potensi Limbah dan Sanitasi di Kota Kediri No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
Potensi Sebagian besar masyarakat memiliki MCK pribadi Terdapat MCK Umum bagi masyarakat yang belum mampu memiliki sarana prasarana penanganan air limbah sendiri Sebagian besar masyarakat Kota Kediri memanfaatkan Tangki Septik untuk saluran pembuangan limbah cair domestik. Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang merupakan program bantuan dari DTRKP dan KLH Di Kota Kediri terdapat kebijakan mengenai penanganan limbah medis oleh masing-masing rumah sakit sesuai dengan ketentuan KLH Terdapat limbah rumah tangga yang dikelola secara komunal melalui Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). Sumber: Hasil Analisa
Lokasi
Lokasi
Masih banyak penduduk yang belum punya jamban pribadi Keterbatasan lahan untuk pembangunan MCK Umum Banyaknya industry berskala besar maupun kecil yang belum seluruhnya memiliki pengolahan limbah yang baik Terbatasnya jumlah lahan untuk pembangunan IPAL di wilayah permukiman Di beberapa titik di Kota Kediri, banyak masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik ke dalam saluran drainase Sumber: Hasil Analisa
Kelurahan Ngadirejo, Darmo, Pojok, Ngadirejo, Dandangan Kelurahan Jagalan, Kemasan, Setonopande Industri tahu di Banaran, Industri kain tenun di Banjarmlati, Industri Bekicot di dandangan dan Pesantren Kawasan Pusat Kota Kelurahan Jagalan, Kemasan, Setonopande
Masalah Limbah dan Sanitasi Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.12 Peta Masalah Limbah dan
Hampir di tiap kelurahan Kelurahan Dandangan Daerah Ngaglik Kelurahan Ngadirejo Kelurahan Dermo
Masalah
Sanitasi.
2.4.4.3 TantanganLimbah Untuk sanitasi kota, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur sanitasi adalah
PR. Gudang Garam, PG. Mrican, PG. Pesantren, Home industry tahu di Banaran dan Setonopande
bahwa masyarakat di pemukiman padat (di Kelurahan Dandangan daerah Ngaglik) dan dekat sungai masih terdapat masyarakat yang belum memiliki MCK pribadi. Mereka masih menggunakan MCK Komunal.
RS. Gambiran, RS. Baptis, RS. Bayangkara, RS DKT
2.4.4.4 Hambatan Limbah Hambatan yang dihadapi adalah merubah perilaku masyarakat untuk memiliki MCK pribadi
Kelurahan Dandangan Daerah Ngaglik Kelurahan Ngadirejo Kelurahan Dermo
Potensi Limbah dan Sanitasi Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.11 Peta Potensi Limbah dan Sanitasi.
dengan pembuangan komunal bagi pemukiman padat. Potensi, masalah, tantangan dan hambatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. 24 Potensi, Masalah, Tantangan dan hambatan Limbah dan Sanitasi di Kota Kediri NO 1
SEKTOR Sanitasi
POTENSI Sebagian besar sudah memiliki sarana MCK pribadi
PERMASALAHAN Di beberapa tempat masih terdapat permukiman yang tidak memiliki sanitasi pribadi
TANTANGAN
HAMBATAN
Masyarakat yang dekat sungai merasa masih belum memiliki MCK pribadi
Merubah perilaku masyarakat
Sumber: Hasil Analisa
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-38
LAPORAN AKHIR Peta 2. 8 Potensi Limbah dan Sanitasi
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-39
LAPORAN AKHIR Peta 2. 9 Peta Masalah Lim bah dan Sanitasi
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-40
LAPORAN AKHIR
2.4.5
Potensi dan Masalah Jaringan Air Bersih
No.
Masalah kecilnya jarak antara septictank dengan sumur, sehingga air bersih rawan tercemar oleh limbah.
Kebutuhan air bersih di Kota Kediri sebagian besar dipenuhi dengan perolehan air bersih yang
4.
berasal dari PDAM dan sebagian lainnya dipenuhi dengan air bersih yang berasal dari sumur gali dan
5.
Semakin bertambahnya penduduk, kebutuhan air semakin meningkat, sedangkan jumlah sumber air terbatas. Debit air yang dihasilkan dari PDAM sangat kecil pada jam sibuk (peak hour) terutama pagi hari. Dengan demikian masyarakat menjadi kesulitan mendapatkan air bersih sehingga harus dibantu oleh pemenuhan kebutuhan air bersih yang berasal dari sumur. Kebanyakan dari masyarakat yang telah menggunakan air bersih dari PDAM mengeluhkan adanya bau kaporit yang agak menyengat terutama sesaat setelah banjir yang melanda wilayah perencanaan. Hal ini mendorong masayarakat untuk tidak sepenuhnya menggunakan air bersih dari PDAM sehingga pemenuhan kebutuhan air bersih dilengkapi dengan air yang berasal dari sumur. Banyaknya keberadaan permukiman di sekitar kawasan mata air. Sumber: Hasil Analisa
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang. Oleh karena tersebut peningkatan pelayanan dalam penyediaan air bersih.
sumur pompa yang diusahakan secara swadaya oleh masyarakat.
2.4.5.1 Potensi Jaringan Air Bersih
6.
Potensi jaringan air bersih di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. 25Potensi Jaringan Air Bersih di Kota Kediri No. 1.
Potensi Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya eksploitasi yang relatif murah. 2. Kebutuhan Air bersih Kota Kediri sebagian besar terlayani oleh jaringan PDAM, dan sebagian penduduk menggunakan sumur gali dan sumur pompa untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. 3. Untuk periode limatahun mendatang pemanfaatan potensi air permukaan (sungai Brantas) belum menjadi pilihan. 4. Pengoperasian sumur bor Kuwak 2 akan menambah kapasitas produksi 40 Lt/dtk. 5. Operasional jam kerja sumur akan meningkat kapasitas produksi 60 Lt/dtk. 6. Masyarakat secara swadaya mengelola kebutuhan air bersihnya dengan memanfaatkan sumber air yang ada melalui sistem pipanisasi. 7. Memilki beberapa sumber mata air yang tersebar di seluruh kelurahan. Sumber: Hasil Analis
Lokasi Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet 7. Setiap kelurahan
Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet
Masalah Jaringan Air Bersih Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.14 Peta Masalah Jaringan Air
2.4.5.3 Tantangan Jaringan Air Bersih Kelurahan Banjaran
Tantangan untuk jaringan air bersih Kota Kediri adalah bahwa beberapa warga masih merasa
Sumur bor Kuwak Kelurahan Banjaran
belum membutuhkan air bersih PDAM karena tercukupi dengan sumur.
Kelurahan Darmo, Mrican, Gayam, Pojok, Manisrenggo, Ngronggo, Blabak, Bawang, Ngletih, Ketami
2.4.5.4 Hambatan Jaringan Air Bersih
Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet
2.4.5.2 Masalah Jaringan Air Bersih
Hambatan jaringan air bersih Kota Kediri adalah biaya operasional yang cukup tinggi untuk sambungan baru. Tabel 2. 27Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Jaringan Air Bersih di Kota Kediri NO
SEKTOR
1
Air Bersih
POTENSI • •
Masalah jaringan air bersih di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. 26Masalah Jaringan Air Bersih di Kota Kediri
3.
Hampir di tiap kelurahan
Bersih.
Bersih.
2.
Sumur Bor Kuwak Kelurahan Banjaran
Sungai Brantas
Potensi Jaringan Air Bersih Kota Kediri dapat dilihat pada Peta 2.13 Peta Potensi Jaringan Air
No. 1.
Lokasi Kelurahan Bujel, Bandar Lor, Bandar Kidul, Mojoroto, Mrican Kelurahan Tosaren, Singonegaran, Pakunden, Bangsal, Jamsaren, Burengan Hampir di tiap kelurahan
Masalah Debit air dari PDAM masih kurang untuk melayani seluruh wilayah Kota Kediri secara merata. Berkurangnya catcment area di Kota Kediri mengakibatkan ketersediaan air baku untuk PDAM semakin menipis. Keberadaan sumur pada lokasi yang padat memungkinkan
Lokasi Sumur Bor Kuwak Kelurahan Banjaran Gunung Klotok Kelurahan Pojok dan Sukorame
Air tanah dangkal Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya eksploitasi yang relatif murah.
PERMASALAHA N Pelayanan jaringan PDAM belum merata
TANTANGA N Beberapa warga masih merasa belum membutuhkan air bersih PDAM karena tercukupi dengan sumur
HAMBAT AN Biaya operasional untuk sambungan baru
Sumber : Hasil Analisa 2012
Kawasan pusat kota
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-41
LAPORAN AKHIR Peta 2. 10 Potensi Jaringan Air Bersih
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-42
LAPORAN AKHIR Peta 2. 11 Masalah Jaringan Air Bersih
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-43
LAPORAN AKHIR Tabel 2. 28Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Kota Kediri Faktor Internal
No
Infrastruktur
1.
Jaringan Jalan
2.
Jaringan Drainase
3.
Sampah
Terdapat unit-unit komposting yang berfungsi sebagai pengolahan sampah organik Volume sampah yang dibuang dan dikelola di TPA mencapai 858,22 m3/hari Terdapat Unit Pemusnahan Sampah Medis (incenerator) yang dikelola oleh pihak rumah sakit
4.
Limbah
5.
Air bersih
Terdapat MCK Umum bagi masyarakat yang belum mampu memiliki sarana prasarana penenganan air limbah sendiri. Sebagian Besar masyarakat Kota Kediri sudah memanfaatkan Tangki Septik untuk saluran pembuangan limbah cair domestik. Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL yang merupakan program bantuan dari DTRKP dan KLH Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya eksploitasi yang relatif murah. Jaringan Air bersih telah melayani hampir seluruh wilayah Kota Kediri
7.
Jaringan Telekomunikasi
Kekuatan (Strength) Jalan di permukiman mayoritas berkondisi baik sehingga memudahkan pergerakan masyarakat setempat. Prasarana transportasi di Kota Kediri relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap kecamatan dan kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota. Terdapatnya jaringan saluran drainase primer, sekunder & tersier akan sangat membantu pengaliran air hujan Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Kediri memiliki saluran drainase dengan kondisi baik
Prasarana Telematika telah manjangkau hingga wilayah pelosok Kota Kediri
Faktor Eksternal
Kelemahan (weakness) Kerusakan pada ruas/ badan jalan sehingga mengurangi kenyamanan dalam berkendaraan Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi di beberapa ruas jalan Penggunaan bahu jalan untuk area parkir
Kesempatan (Opportunity) Jalan raya di Kota Kediri memiliki hubungan dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan secara internal secara keseluruhan telah mencapai ke semua wilayah Kota Kediri
Ancaman (Threat) Merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota Bagian Barat sehingga akses jaringan jalan ke daerah ini sangat padat, terutama bagi jalur ke arah Surabaya dan Nganjuk
Elevasi permukaan tanah yang datar di beberapa daerah dan posisi badan jalan lebih rendah di bandingkan bahu jalan Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan Masih ada ruas jalan yang belum memiliki drainase Minimnya jumlah rumah yang memiliki saluran drainase Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana pembuang air hujan karena sebagian besar salurannya masih menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah
Terdapat sungai besar skala primer yang melintasi Kota Kediri (Sungai Brantas).
Terbatasnya pendanaan, peningkatan, pembangunan, rehabilitasi & pengawasan jaringan irigasi & drainase.
sosialisasi program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta memaksimalkan UDPK / Transfer Depo dalam mengelola sampah. Terdapat peluang untuk mengembangkan pengelolaan sampah organik secara modern dalam skala besar yaitu salah satunya dalam bentuk industri pupuk. Kesadaran masyarakat akan lingkungan. Di Kota Kediri terdapat kebijakan mengenai penanganan limbah medis oleh masing-masing rumah sakit sesuai dengan ketentuan KLH
Keterbatasan dana mengakibatkan pengelolaan sampah di TPA kurang maksimal dan tidak sesuai dengan desain operasional yang direncanakan Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah.
Kuantitas pelayanan masih minim, hanya sekitar 11% pengguna air perpipaan di Kota Kediri Buruknya manajemen dari pihak pengelola Air bersih
Sumber mata air Pranggan masih mempunyai potensi untuk dikembangkan sebesar 20 Lt/dtk. operasional sumur bor Kuwak 2 akan menambah kapasitas produksi 40 Lt/dtk. operasional jam kerja sumur akan meningkat kapasitas produksi 60 Lt/dtk.
Debit air dari pelayanan air bersih masih kurang untuk melayani seluruh wilayah Kota Kediri secara merata. Berkurangnya catchment area di Kota Kediri mengakibatkan ketersediaan air baku semakin menipis. Kurang disiplinnya masyarakat dalam membayar tagihan rekening air.
Pengembangan telekomunikasi tidak terintegrasi dengan baik sehingga terkesan semrawut
Sebagai kebutuhan utama masyarakat maka perkembangan telekomunikasi cukup pesat di Kota Kediri
Tidak tertibnya masyarakat dalam menggunakan jaringan telekomunikasi.
Masih banyak penduduk yang belum punya jamban pribadi Di beberapa titik di Kota Kediri, banyak masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik ke dalam saluran drainase /sungai
Keterbatasan lahan untuk pembangunan MCK Umum Terbatasnya Jumlah lahan untuk pembangunan IPAL di wilayah permukiman
Sumber : Hasil Analisa 2012
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-44
LAPORAN AKHIR
2.5 di Kota Kediri
Isu StrategisPembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Isu strategis di Kota Kediri terkait dengan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2. 29Isu Strategis Kota Kediri No. 1.
Isu Strategis Pengembangan RTH dengan fungsi lindung
Lokasi Sepanjang Sungai Brantas
2.
Wilayah pengembangan industri besar dan berpolutan
Kel. Mrican, Bangsal dan Pesantren
3.
Pengembangan wisata belanja, pengembangan Central Bussines District (CBD), pengembangan Civic Centre, pengembangan pusat perdagangan skala besar, peningkatan pasar umum/induk, perlindungan terhadap bahaya banjir
Kel. Pocanan, Setonogedong, Pakelan, Kemasan, Ringinanom, Jagalan, Setonopande
4. 5. 6. 7. 8.
Pengembangan perumahan bagi pekerja (Rusunawa) Pembangunan RSUD Gambiran II Perluasan lahan TPA Pengembangan GOR Pengembangan industri sedang dan kecil
Kel. Dandangan Kel. Pakunden Kel. Pojok Kel. Bandarkidul dan Banjarmlati Kel. Banjarmlati, Betet, Ngletih, Bawang
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Pengembangan home industri Pengembangan kawasan perdagangan baru Pengembangan agriculture market Pengembangan pasar wisata Pengembangan pariwisata transit Pengembangan jalan lingkar kota Rencana pengembangan Perguruan Tinggi
Kel. Banjar Mlati dan Bandar Kidul Kel. Pesantren Kel. Bandar Lor Kel. Campurejo
Kel. Sukorame dan Mrican
Sumber : Hasil Analisa 2012
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-45
LAPORAN AKHIR Peta 2. 12 Isu Strategis Kota Kediri
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-46
LAPORAN AKHIR
Bab 2 Potensi, Masalah Hambatan Dan Tantangan Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan Di Kota Kediri 2-1 2.1 Gambaran Kota Studi .................................................................................................................. 2-1 2.1.1 Karakteristik Dan Perkembangan Pembangunan Wilayah........................................................ 2-1 2.1.2 Karakteristik Dan Perkembangan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dan Infrastruktur Pendukungnya ............................................................................................................................. 2-6 2.2 Sinkronisasi Dokumen Dan Kebijakan Terkait Arah Kebijakan,Strategi Dan Program Pembangunan Kabupaten/Kota ................................................................................................. 2-11 2.3 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Pembangunan Permukiman Di Kota Kediri ..... 2-23 2.3.1 Potensi Pembangunan Permukiman .......................................................................................... 2-23 2.3.2 Masalah Pembangunan Permukiman ......................................................................................... 2-26 2.3.3 Tantangan Pembangunan Permukiman ..................................................................................... 2-26 2.3.4 Hambatan Pembangunan Permukiman ..................................................................................... 2-26 2.4 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Infrastruktur Perkotaan Di Kota Kediri............ 2-28 2.4.1 Potensi Dan Masalah Jaringan Jalan .......................................................................................... 2-28 2.4.2 Potensi Dan Masalah Jaringan Drainase..................................................................................... 2-29 2.4.3 Potensi Dan Masalah Sampah ..................................................................................................... 2-35 2.4.4 Potensi Dan Masalah Limbah ...................................................................................................... 2-38 2.4.5 Potensi Dan Masalah Jaringan Air Bersih ................................................................................... 2-41 2.5 Isu Strategis Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Di Kota Kediri .......... 2-46 Peta 2. 1 Potensi Permukiman ............................................................................................................... 2-24 Peta 2. 2 Permasalahan Permukiman Kota Kediri ................................................................................ 2-26 Peta 2. 3 Peta Potensi Jaringan Jalan Kota Kediri ................................................................................ 2-29 Peta 2. 4 Peta Masalah Jaringan Jalan .................................................................................................. 2-30 Peta 2. 5 Permasalahan Jaringan Drainase Kota Kediri ........................................................................ 2-33 Peta 2. 6 Peta Potensi Sampah .............................................................................................................. 2-35 Peta 2. 7 Peta Masalah Sampah ............................................................................................................. 2-36 Peta 2. 8 Potensi Limbah Dan Sanitasi .................................................................................................. 2-38 Peta 2. 9 Peta Masalah Lim Bah Dan Sanitasi ....................................................................................... 2-39 Peta 2. 10 Potensi Jaringan Air Bersih ................................................................................................... 2-41 Peta 2. 11 Masalah Jaringan Air Bersih................................................................................................... 2-42 Peta 2. 12 Isu Strategis Kota Kediri ........................................................................................................ 2-45
Tabel 2. 17 Masalah Jaringan Drainase Di Kota Kediri........................................................................... 2-31 Tabel 2. 18potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Jaringan Drainase Di Kota Kediri ............... 2-31 Tabel 2. 19potensi Sampah Di Kota Kediri ............................................................................................. 2-34 Tabel 2. 20masalah Sampah Di Kota Kediri ........................................................................................... 2-34 Tabel 2. 21potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Sampah Di Kota Kediri................................ 2-34 Tabel 2. 22potensi Limbah Dan Sanitasi Di Kota Kediri......................................................................... 2-37 Tabel 2. 23masalah Limbah Dan Sanitasi Di Kota Kediri ....................................................................... 2-37 Tabel 2. 24 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Limbah Dan Sanitasi Di Kota Kediri .......... 2-37 Tabel 2. 25potensi Jaringan Air Bersih Di Kota Kediri ........................................................................... 2-40 Tabel 2. 26masalah Jaringan Air Bersih Di Kota Kediri ......................................................................... 2-40 Tabel 2. 27potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Jaringan Air Bersih Di Kota Kediri ............. 2-40 Tabel 2. 28potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Kota Kediri .. 2-43 Tabel 2. 29isu Strategis Kota Kediri ....................................................................................................... 2-44 Diagram 2. 1 Jumlah Penduduk Kota Kediri 2007 – 2011 ....................................................................... 2-4 Diagram 2. 2 Kepadatan Penduduk Kota Kediri Berdasarkan Kecamatan 2011................................... 2-4 Diagram 2. 3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kota Kediri 2011.................................... 2-4 Gambar 2. 1 Kegiatan Pendidikan Yang Berskala Kota Di Jl. Veteran .................................................. 2-3 Gambar 2. 2 Kegiatan Pemerintahan Yang Berskala Pelayanan Kota.................................................. 2-3 Gambar 2. 3 Kegiatan Industri Gula Yang Memiliki Skala Pelayanan Regional.................................... 2-3
Tabel 2. 1 Perincian Ketinggian Wilayah Tiap Kecamatan Kota Kediri ................................................. 2-1 Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Kota Kediri 2007– 2011 ............................................................................ 2-4 Tabel 2. 3 Kepadatan Penduduk Kota Kediri 2007– 2011 ...................................................................... 2-5 Tabel 2. 4 Sektor Perekonomian Kota Kediri Atas Dasar Harga Berlaku 2007 - 2011 (%) ................... 2-6 Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan Di Kecamatan Mojoroto Tahun 2011 .......... 2-8 Tabel 2. 6 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan Di Kecamatan Kota Tahun 2011 .................. 2-8 Tabel 2. 7 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan Di Kecamatan Pesantren Tahun 2011 ......... 2-8 Tabel 2. 8 Tutupan Lahan Kota Kediri 2012 ........................................................................................... 2-12 Tabel 2. 9 Sinkronisasi Dokumen Dan Kebijakan .................................................................................. 2-12 Tabel 2. 10 Potensi Permukiman ............................................................................................................ 2-23 Tabel 2. 11 Masalah Permukiman ........................................................................................................... 2-25 Tabel 2. 12 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Pembangunan Permukiman ..................... 2-27 Tabel 2. 13 Potensi Jaringan Jalan Di Kota Kediri.................................................................................. 2-27 Tabel 2. 14 Masalah Jaringan Jalan Di Kota Kediri ................................................................................ 2-27 Tabel 2. 15 Potensi, Masalah, Tantangan Dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Jalan ........... 2-28 Tabel 2. 16 Potensi Jaringan Drainase Di Kota Kediri ........................................................................... 2-31 Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Di Kota KediriTahun 2012
Halaman 2-47