LKjIP TAHUN 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................. ii DAFTAR TABEL........................................................................................... iv IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................. vi
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................... I-1 A. Latar Belakang.............................................................................. I-1 B. Aspek Strategis Kabupaten Musi Banyuasin................................ I-4 1. Aspek Geografis ..................................................................... I-6 2. Aspek Demografis................................................................... I-7 3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................................................................................... I-11 4. Isu Strategis Pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin................................................................................ I-15 C. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi............................. I-17 D. Maksud dan Tujuan...................................................................... I-21 E. Penghargaan Yang Diterima Oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015....................................................... I-22 F. Sistematika Penulisan................................................................... I-22
BAB II
PERENCANAAN KINERJA.......................................................... II-1 A. Rencana Strategis........................................................................ II-1 A.1
Visi dan Misi Kabupaten Musi Banyuasin..................... II-1 A.1.1 Visi Kabupaten Musi Banyuasin................................... II-1 A.1.2 Misi Kabupaten Musi Banyuasin................................... II-4 A.1.3 Tujuan dan Sasaran Strategis...................................... II-4 A.1.4 Kebijakan Daerah......................................................... II-9 A.1.5 Prioritas Pembangunan Tahun 2015............................ II-12
B. Perjanjian Kinerja.......................................................................... II-20
B1
BAB III
Perjanjian Kinerja Tahun 2014.................................... II-22
AKUNTABILITAS KINERJA.......................................................... III-1
A. Capaian Kinerja............................................................................ III-2 a. Analisis Atas Pencapaian Sasaran Strategis.......................... III-3 1. Hubungan Indikator Kinerja Utama Dengan Pencapaian Kinerja Sasaran........................................................................III-3 2. Capaian Indikator Makro..........................................................III-4 3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja..........III-12 Analisis Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015........................................... III-13 Analisis Atas Efesiensi Penggunaan Sumber Daya........................... III-201 Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Penetapan Kinerja....................
III-204
B. Realisasi Anggaran....................................................................... III-211
BAB IV
Penutup.........................................................................................IV-1
LAMPIRAN – LAMPIRAN A. Penetapan Kinerja Tahun 2015 B. Pengukuran Kinerja C. IKU 2012-2017 D. Hasil Reviu dari Inspektorat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia……………………….........
I-5
Tabel 1.2
Kualifikasi Pendidikan PNS Pemkab Muba………………..
I-5
Tabel 1.3
Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan……………………....
I-3
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin tahun
I-8
2012-2015…………………………………………………….. Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
I-8
Musi Banyuasin tahun 2015..................…………………… Tabel 1.6
Jumlah Tenaga Kesehatan 2012-2015..…………………..
I-11
Tabel 1.7
Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahun 2012
1-11
sampai dengan prediksi tahun 2015…...………………….. Tabel 1.8
PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga
1-13
berlaku dan konstan 2010 (Dengan Migas)….................... Tabel 1.9
PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 (Tanpa Migas)...……......…...
1-14
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas
desentralisasi
dan
asas
tugas
pembantuan
dalam
rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsekuensi dari penerapan Otonomi Daerah telah membawa implikasi yang luas dan serius. Oleh karenanya tidak sedikit masalah tantangan dan kendala yang sedang dihadapi oleh daerah. Disamping itu sejalan dengan reformasi dan semakin kritisnya masyarakat dalam menilai penyelenggaraan pemerintahan perlu dipenuhi prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, antara lain: adanya partisipasi masyarakat, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, profesionalisme serta akuntabilitas. Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah,
maka
setiap
penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
sebagai
wujud
pertanggungjawaban
instansi
pemerintah
dalam
mencapai misi dan tujuan organisasinya. Akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin merupakan perwujudan
kewajiban
pemerintah
untuk
mempertanggung
jawabkan
keberhasilan/kegagalan pencapaian visi dan misi pemerintah kabupaten yang diwujudkan melalui pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja dilaksanakan melalui pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Pengukuran kinerja tersebut
disamping sebagai upaya pengembangan strategi organisasi ke depan, secara teknis dapat dilihat sebagai suatu sistem evaluasi masing-masing unit organisasi di Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan langkah awal untuk pengendalian fungsi-fungsi manajerial secara menyeluruh. Esensi penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
tersebut adalah penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan ikhtisar pencapaian sasaran sekurang-kurangnya menyajikan informasi tentang: 1. Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 2. Realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi; 3. Penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan 4. Pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan, sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada pencapaian sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya, dimana sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai/diwujudkan dalam kurun waktu 1 atau kurang dari 1 tahun. Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 ini dengan memperhatikan peraturan perundangundangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80); 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama; 9. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1824); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2012 – 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012 Nomor 94); 12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 Tentang APBD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 Nomor 1); 13. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
B. ASPEK STRATEGIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menetapkan visi dan misi pembangunan yang menjadi arah dan pendorong kebijakan pembangunan berkelanjutan agar terwujud Musi Banyuasin menuju “PERMATA MUBA 2017” (PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN, RELIGIUS, MANDIRI, ADIL, TERDEPAN, MAJU BERSAMA 2017). Keberhasilan pencapaian visi tersebut salah satunya dilihat dari kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Musi Banyuasin dari 63,27 pada tahun 2012 menjadi 64,18 pada tahun 2013 dan terakhir 64,93 untuk tahun 2014. Selanjutnya pencapaian target juga diketahui dengan peningkatan kualitas pendidikan; peningkatan kualitas kesehatan; semakin kondusifnya keamanan; dan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat seperti jalan desa, listrik, telekomunikasi dan air bersih; berkurangnya angka kemiskinan dari 18,29% pada tahun 2012 menjadi 18,02% pada tahun 2013 dan terakhir tahun 2014 menjadi 17,38%, artinya terjadi penurunan yang cukup signifikan selama 3 tahun terakhir serta jumlah pengangguran yang terus menurun dari menjadi 9.279 pada tahun 2012 dan
12.784 pada tahun 2011
7.883 meskipun tahun 2014
meningkat
menjadi 10.434 dari usia kerja produktif (sumber data: Musi Banyuasin Dalam Angka 2015, BPS). Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Kab. Muba 2012-2014
No.
Tahun
Indeks Pembangunan Manusia
1
2012
63,27
2
2013
64,18
3
2014
64,93
Sumber data : Musi Banyuasin Dalam Angka 2015.
Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin didukung dengan anggaran APBD sebesar Rp 2.601.478.000.000,00 yang merupakan unsur input untuk pencapaian outcome pada masing-masing program yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, dan telah dituangkan dalam kesepakatan kinerja antara eksekutif dan legislatif dalam penetapan anggaran tahun 2015. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, disamping didukung oleh dana tersebut diatas juga didukung oleh sumber daya aparatur sebanyak 8.707 orang berstatus PNS. Berdasarkan kualifikasi Pendidikan, PNS Kabupaten Musi Banyuasin dapat dikelompokkan seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Musi Banyuasin Tahun 2015 KUALIFISI PENDIDIKAN
JUMLAH PERSONIL(ORANG) 2012
2013
2014
2015
Sekolah Dasar
22
21
34
53
SLTP
99
53
93
131
SLTA
2.629
3.170
3.714
3492
Diploma I
-
9
9
5
Diploma II
-
662
722
718
1.056
621
745
728
-
-
-
-
4.298
2.879
2.999
3099
284
403
425
481
Diploma III/Sarjana Muda Diploma IV S-1 /Sarjana S-2/Pasca Sarjana
S-3/Doktor
Jumlah
-
-
-
-
8.388
7.818
8.741
8.707
Sumber data : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kab. Muba
1. Aspek Geografis Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14. 265,96 km 2 atau sekitar 15% dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak di antara 1,3o sampai dengan 4o Lintang Selatan dan 103o sampai dengan 105o40’ Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut: o Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi. o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim. o Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas. o Sebelah Timur berbatas an dengan Kabupaten Banyuasin. Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 14 kecamatan dan 240 desa/kelurahan dengan luas wilayah masing-masing sebagai berikut:
Tabel 1.3 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan No
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Luas Wilayah (Km2)
1
Sekayu
10
4
701,60
2
Babat Toman
11
2
1.291,00
3
Plakat Tinggi
15
-
247,00
4
Lais
15
-
755,53
5
Batang Hari Leko
16
-
2.107,79
6
Sungai Lilin
13
2
374,26
7
Sanga Desa
17
2
317,00
8
Sungai Keruh
22
-
629,00
9
Keluang
13
1
400,57
10
Bayung Lencir
21
2
4.847,00
11
Lalan
27
-
1.031,00
12
Lawang Wetan
15
-
232,00
13
Babat Supat
16
-
511,02
No 14
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Luas Wilayah (Km2)
Tungkal Jaya
16
-
821,19
Jumlah
227
13
14.265,96
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin, 2015
Dari segi topografi Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari bermacam-macam jenis topografi. Di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan Bayung Lencir dan di daerah pinggiran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan dipengaruhi oleh pasang surut. Sedangkan di daerah lainnya, tanahnya terdiri dari tanah dataran tinggi dan berbukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas permukaan laut. Dilihat dari segi hidrologi, Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dengan sungai besar dan kecil yang cukup banyak. Kondisi ini berguna bagi kegiatan irigasi/pengairan pertanian sehingga pencetakan sawah baru dapat mempertimbangkan keberadaan sungai-sungai tersebut. Sedangkan guna memenuhi keperluan penduduk dalam hal pemenuhan air bersih, keberadaan sungai tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk pengambilan air baku PDAM. Kawasan hutan Kabupaten Musi Banyuasin adalah 669.454 Ha atau 46,93% dari luas total Kabupaten Musi Banyuasin. Daerah kawasan hutan ini meliputi taman nasional laut, taman nasional, suaka margasatwa, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi konversi. Jenis penggunaan lahan lainnya yang penyebarannya cukup luas yaitu berupa perkebunan seluas 481.851 Ha atau 33,78% dari luas kabupaten.
2. Aspek Demografis Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin padaakhir tahun 2015 berjumlah 808.343
jiwa. Bertambahnya penduduk dari tahun ketahun ternyata belum
diikuti dengan penyebaran penduduk. Dari 14 (empat belas) kecamatan, yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin, Kecamatan Bayung Lencir
merupakan
kecamatan yang jumlah penduduknya relatif banyak kemudian diikuti oleh Kecamatan Sekayu dan Kecamatan Lais.
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012-2015 No
Kecamatan
2012
2013
2014
2015
1.
Babat Toman
36.692
40.071
41.692
43.418
2
Plakat Tinggi
28.082
30.579
30.584
31.371
3
Batanghari Leko
26.038
29.066
31.826
32.850
4
Sanga Desa
38.978
43.303
43.933
44.402
5
Sungai Keruh
47.759
52.409
53.026
53.883
6
Sekayu
102.013
109.843
107.888
110.587
7
Lais
69.692
74.794
73.594
74.587
8
Sungai Lilin
60.625
66.331
65.867
67.505
9
Keluang
34.814
37.227
37.278
38.140
10
Bayung Lencir
104.264
101.637
108.019
118.367
11
Lalan
44.959
47.401
47.866
49.611
12
Lawang Wetan
30.718
33.379
33.281
34.098
13
Babat Supat
38.771
42.516
42.231
43.257
14
Tungkal Jaya
53.463
62.635
63.513
66.267
Jumlah
716.868
771.191
780.598
808.343
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Data Desember 2015)
Sedangkan bila dikelompokkan per jenis kelamin dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2015 No.
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
1.
Sekayu
56.023
54.564
2
Lais
37.807
36.780
3
Sungai Keruh
27.465
26.418
4
Batang Hari Leko
17.132
15.718
5
Sanga Desa
22.700
21.702
6
Babat Toman
22.260
21.158
7
Sungai Lilin
34.882
32.623
8
Keluang
19.534
18.606
9
Bayung Lencir
62.257
56.110
10
Plakat Tinggi
16.091
15.280
11
Lalan
25.939
23.672
12
Tungkal Jaya
34.655
31.612
13
Lawang Wetan
17.243
16.855
14
Babat Supat
21.973
21.284
Jumlah
415.961
392.382
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin ini ditentukan oleh perkembangan dan atau pertambahan jumlah penduduknya. Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin 716.868 jiwa, tahun 2013 sebanyak 771.191 jiwa atau dengan jumlah pertumbuhan sebesar 1,08%, dan tahun 2014
berjumlah 780.598 jiwa atau dengan jumlah pertumbuhan penduduk sebesar 1,01%. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin mengalami kenaikan 1,07% pada tahun 2015 yakni menjadi sebesar 808.343. Jumlah tersebut harus dipertahankan dan dijaga agar tidak meningkat tajam. Kondisi ini berhubungan erat
dengan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Semakin
rendah
pertumbuhan penduduk, dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, maka masyarakat daerah tersebut akan semakin sejahtera. Dengan kata lain, persentase pertumbuhan penduduk harus lebih kecil dari persentase pertumbuhan ekonomi, agar kesejahteraan masyarakatnya meningkat.
Penduduk yang masuk dalam kelompok angkatan kerja di Kabupaten Musi Banyuasin terus bertambah, sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk, terutama penduduk
yang masuk dalam angkatan kerja itu sendiri. Jumlah
pencari kerja di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1334 orang pencari kerja, yang terdiri dari 574 pencari kerja dari kelompok penduduk laki-laki dan 760 orang pencari kerja dari kelompok penduduk perempuan. Jumlah perusahaan hingga Desember 2015 sebanyak 264 yang menyerap tenaga kerja sebanyak 47.330 orang (sumber Dinas Tenaga Kerja Kab. Muba). Sebagian penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin sudah ada yang bekerja, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sebagai pegawai swasta, dan pekerjaan bidang lainnya. Penyerapan tenaga kerja ini sangat ditentukan oleh penyediaan lapangan kerja atau jumlah unit usaha yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin sendiri. Ketersediaan tenaga kerja yang handal dan produktif akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat. Dewasa ini pembangunan pendidikan di Kabupaten Musi Banyuasin relatif terus membaik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persentase penduduk yang melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan tercapai dan optimal apabila diiringi dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan serta masyarakat terfasilitasi untuk merubah pola dan prilaku hidup bersih dan sehat. Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka produktifitas SDM diharapkan akan meningkat. Dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terus berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan. Di Kabupaten Musi Banyuasin telah tersedia rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, poskesdes, dan tenaga medis. Pada tahun 2012 Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 1740 tenaga kesehatan, selanjutnya naik pada tahun 2013 menjadi 1796 dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi
2.158 dan pada tahun 2015 tenaga kesehatan mengalami penurunan menjadi 1.128 Orang.
Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Kab Muba Tahun 2012-2015 No.
Tahun
Dokter Umum&
Dokter
Spesialist
Gigi
Bidan
Perawat
Sanitarian
1
2012
101
4
325
488
56
2
2013
84
7
563
512
47
3
2014
84
11
631
673
51
4
2015
78
7
472
530
42
Sumber : Dinkes & RSUD Muba 2015
3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Musi Banyuasin merupakan sebuah potensi untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Potensi
tersebut antara lain pada sektor perkebunan, pertambangan dan pertanian. Potensi ini menjadi dasar yang sangat memungkinkan untuk mendatangkan investasi ke Musi Banyuasin. Sektor migas dan pertambangan
masih
merupakan potensi andalan. Selain itu, potensi perkebunan juga merupakan potensi andalan daerah. Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahu 2012 sampai dengan prediksi 2015 terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.7 Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 2012
2013
2014
2015
1.
Jenis Tanaman Perkebunan Karet
111.190
114.862
135.126
131.030
2.
Kelapa Sawit
1.893.166
1.949,856
2.231.458
2.523.782
3.
Kelapa
2.251
1.417
2.927
5.823
4.
Gambir
197
300
270
270
No
Tahun Produksi (Ton)
5.
Kopi
121
86
27
33
6.
Kakao
30
13
2
2
7.
Lada
8
8
0,0
0
8.
Cengkeh
0,8
0,0
0,0
0
Sumber Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015
Perkembangan kondisi umum ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan gambaran kinerja makro dari penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang positif, meskipun pada kenyataannya perkembangan kondisi ekonomi internasional mengalami krisis finansial yang berimbas terhadap perekonomian nasional dan tetap memberikan warna dalam menyertai dinamika perkembangan kondisi ekonomi daerah. Struktur ekonomi dapat dilhat dari berbagai tinjauan. Dalam perekonomian Indonesia, struktur ekonomi dapat dibagi dalam empat tinjauan, yaitu secara makro sektoral (agraris, industri, atau perdagangan), secara keruangan (pedesaan/tradisional
dan
perkotaan/modern),
berdasarkan
pengambil
keputusan (sentralistik dan desentralisasi) dan secara politik ekonomis (estetis, kapitalis, egaliter). Umumnya, untuk melihat struktur ekonomi digunakan pendekatan secara makro sektoral. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (kabupaten) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Produk Domestik Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam hal ini digunakan tahun dasar 2010 sebagai dasar penilaian menggantikan tahun dasar 2000. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode
tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil). PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dibawah ini adalah tabel PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 dengan Migas dan tanpa Migas; Tabel 1.8 Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Dengan Migas) 2012-2014 Lapangan Usaha / Industrial Origin I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah)
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah)
II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah)
2012
2013 *)
2014 **)
44 524 355
47 635 948
52 382 255
4 051 716
4 334 871
4 766 785
40 472 638
43 301 077
47 615 470
3 740 046
4 001 420
4 400 109
36 732 592
39 299 657
43 215 361
582 718
592 422
602 027
76 408 064
80 408 810
87 009 811
63 036 653
66 337 268
71 783 094
35 290 936
36 663 309
38 459 916
3 211 475
3 336 361
3 499 852
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
32 079 460
33 326 947
34 960 063
2 964 439
3 079 718
3 230 633
29 115 022
30 247 230
31 729 431
582 718
592 422
602 027
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
60 562 632
61 887 149
63 884 038
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah)
49 964 171
51 056 898
52 704 331
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population
Tabel 1.9 Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Tanpa Migas) 2012-2014 2012
2013 *)
2014 **)
20 905 630
24 015 594
27 472 956
1 902 412
2 185 419
2 500 039
19 003 218
21 830 175
24 972 917
1 756 073
2 017 310
2 307 728
17 247 145
19 812 865
22 665 188
582 718
592 422
602 027
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
35 876 067
40 537 985
45 634 092
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah)
29 597 755
33 443 838
37 648 126
18 199 144
19 427 605
20 761 380
Lapangan Usaha / Industrial Origin I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah)
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population
II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)
2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah)
1 710 719
1 826 195
1 951 570
16 488 424
17 601 410
18 809 810
1 528 728
1 631 919
1 743 956
14 959 696
15 969 491
17 065 855
582 718
592 422
602 027
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah)
31 231 477
32 793 524
34 485 796
8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah)
25 672 274
26 956 276
28 347 324
3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah)
4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah)
5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah)
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population
Pendapatan perkapita adalah Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan perkapita penduduk Musi Banyuasin tahun 2014 atas dasar harga berlaku sebesar 71.783.094 rupiah dengan migas dan pendapatan perkapita tanpa migas sebesar 37.648.126 rupiah. Angka prediksi PDRB tahun 2015 belum dapat disajikan karena data tersebut belum dapat diperoleh dari BPS.
4. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar, mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan isu strategis di Kabupaten Musi Banyuasin, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: i.
merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin;
ii.
besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;
iii.
tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan;
iv.
memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan;
v.
memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah;
vi.
janji politik yang harus diwujudkan. Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang menjadi
prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin untuk periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut: Isu 01 : Menciptakan Basis Perekonomian Wilayah Kabupaten yang Kuat, yang didukung oleh Sektor-sektor tangguh, produktif dan berdaya saing dengan bertumpu pada sumber daya alam setempat dan kelestarian daya dukung wilayah. Sebagai wilayah kabupaten berkembang, Kabupaten Musi Banyuasin mesti
memiliki
basis
kegiatan
ekonomi
yang
kuat
dengan
mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan sumberdaya yang ada di sekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti menjadi wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah Propinsi Sumatera dalam rangka
mendorong
percepatan
dan
pemerataan
pembangunan
ekonomi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Isu 02: Pengembangan Sistem Perkotaan yang terpadu dengan jaringan prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung Kegiatan SosialEkonomi Masyarakat dan Pemerataan Pembangunan. Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem perkotaan dan perdesaan nampak dipengaruhi oleh keterbatasan pelayanan jaringan prasarana dan sarana wilayah. Sistem pusat-pusat perkotaan mengalami perkembangan pembangunan yang tidak merata. Oleh karena
itu,
untuk
mewujudkan
percepatan
dan
pemerataan
pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan antara lain ; mengintegrasikan pembangunan prasarana transportasi dalam rangka melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan fisik, social dan ekonomi, melakukan optimalisasi pemanfataan potensi sumberdaya local secara berkelanjutan, untuk kepentingan pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan fasilitas pelayanan social yang cukup dan ditempatkan sesuai
kebutuhan dan merata pada setiap pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan. Isu 03:
Adanya kecenderungan Perencanaan Wilayah yang Berbasis Mitigasi Bencana. Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati karakteristik wilayah yang direncanakan. Karakteristik wilayah yang dimaksud tidak hanya
menemukan
potensi
dan
permasalahan
perkembangan
pembangunan wilayah, tetapi perlu juga mencermati bila ada potensi bencana alam, seperti abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor dan bencana lainnya. Adanya potensi bencana yang relative beragam ini perlu mendapat perhatian secara khusus, agar apa yang sudah direncanakan dan dibangun sudah mempertimbangkan faktor resiko yang menimbulkan kerugian bagi wilayah yang bersangkutan. Dalam RT/RW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya harus sudah mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti : kebakaran hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi pantai. Untuk meminimalisasi munculnya kerugian akibat bancana alam, maka produk RT/RW Kabupaten Musi Banyuasin mesti sudah mengantisipasi dengan mencermati dan mengakomodasikan prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam produk perencanaan tata ruang tersebut.
C. STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS POKOK DAN FUNGSI Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah melaksanakan restrukturisasi lembaga perangkat daerah dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Kabupaten Musi Banyuasin menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin. Sekretariat
Daerah mempunyai tugas dan fungsi menyusun kebijakan pemerintah daerah, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis lainnya, pemantauan dan evaluasi dari pengawasan kebijakan pemerintah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah. Untuk Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan dan keuangan DPRD, penyelenggaraan rapat-rapat DPRD, penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD (Peraturan tersebut terdiri dari: 1 Sekretaris Daerah, 1 Sekretaris DPRD, 3 staf ahli, 3 Asisten dan 11 Bagian Setda dan 4 Bagian di Sekretariat DPRD), yaitu: I. Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin : a. Sekretaris Daerah; b. Staf Ahli, terdiri dari : 1.
Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan;
2.
Staf Ahli Bidang Pembangunan;
3.
Staf Ahli Bidang Keuangan;
c. Asisten I Bidang Pemerintahan, Protokol dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari: 1.
Bagian Tata Pemerintahan;
2.
Bagian Protokol;
3.
Bagian Kesejahteraan Rakyat;
4.
Bagian Penyelesaian Perbatasan;
d. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari : 1.
Bagian Administrasi Pembangunan dan Perekonomian;
2.
Bagian Umum dan Pengadaan;
3.
Bagian Telek dan Sandi;
e. Asisten III Bidang Administrasi Umum 1.
Bagian Hukum;
2.
Bagian Organisasi;
3.
Bagian Keuangan;
4.
Bagian Hubungan Masyarakat;
II. Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, terdiri dari :
1. Sekretaris Dewan; 2. Bagian Umum; 3. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan; 4. Bagian Keuangan dan Anggaran; 5. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri dari: 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Pengelolaan Pasar; 4. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata; 5. Dinas Kehutanan; 6. Dinas Perkebunan; 7. Dinas Pertanian dan Peternakan; 8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 10. Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan; 11. Dinas PU Bina Marga; 12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 13. Dinas Pertambangan dan Energi; 14. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan; 15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 16. Dinas Perikanan.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri dari: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Inspektorat; 3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah; 4. Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan; 5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; 6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; 8. Badan Ketahanan Pangan; 9. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 10. Kantor Perwakilan Kabupaten Musi Banyuasin di Palembang; 11. Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Untuk Lembaga Teknis yang berbentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu berdasarkan Peraturan daerah nomor 7 tahun 2008 dicabut dan diubah menjadi Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penganggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas untuk menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman resiko dan dampak bencana. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok pemerintah daerah pada bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun 2005 yang diubah menjadi Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan
Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas sebagai koordinator penyelenggara pemerintahan di wilayah kerjanya berada dan bertanggungjawab kepada bupati, melalui sekretaris daerah (untuk kecamatan), sedangkan untuk kelurahan bertanggung jawab kepada bupati melalui camat. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pembentukan 3 (tiga) Kecamatan di Wilayah Kab. Musi Banyuasin (terdiri dari Kec. Tungkal Jaya, Kec. Lawang Wetan dan Kec. Babat Supat), mempunyai tugas sebagai
pembina
teritorial
dan
pemerintahan
di
wilayah
kerjanya
dan
bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok di bidang Layanan Pengadaan sesuai dengan kewenangan dan lain yang dilimpahkan oleh Bupati. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok dibidang sosial sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh Bupati. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok dibidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh Bupati. D. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan
Kinerja
adalah
laporan
kinerja
tahunan
yang
berisi
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran
strategis instansi. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada Tahun 2015. 2. Sebagai
bahan
acuan
dalam
penyempurnaan
dokumen
perencanaan pembangunan pada periode yang akan datang di Kabupaten Musi Banyuasin. 3. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan periode yang akan datang. E. PENGHARGAAN YANG DITERIMA OLEH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2015. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 telah mendapatkan beberapa penghargaan antara lain adalah : 1. Indonesia’s Attractiveness Award 2015 kategori Kabupaten Potensial dalam bidang investasi, infrastruktur, layanan publik dan pariwisata. 2. Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada penilaian laporan keuangan daerah Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2014. 3. Penghargaan Wahana Tata Nugraha tahun 2015. 4. Penghargaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2015 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. 5. Penghargaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Kategori Kinerja Terbaik tahun 2015 dari menteri kesehatan RI. 6. Penghargaan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional tahun 2015 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 7. Penghargaan Juara II Lomba Bercerita Tingkat Nasional tahun 2015 oleh Badan Perpustakaan Nasional RI F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 ini adalah sebagai berikut: KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF Bab I
: Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Gambaran
Umum Daerah, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Bab II : Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang Rencana Strategis, Visi dan Misi Kabupaten Muis Banyuasin, Tujuan dan Sasaran Strategis, Kebijakan Daerah, Prioritas Pembangunan dan Perjanjian Kinerja. Bab III: Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan Metodologi Pengukuran Pencapaian Kinerja dan Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis perbandingan dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi sampai tahun 2015 dengan rencana tahun terakhir periode RPJMD, Akuntabilitas keuangan dan tindak lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya. Bab IV: Penutup. LAMPIRAN-LAMPIRAN -
Lampiran Penetapan Kinerja Tahun 2015
-
Lampiran Pengukuran Kinerja Tahun 2015
-
Lampiran Indikator Kinerja Utama Tahun 2012-2017
- Hasil Hasil Reviu dari Inspektorat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012 yang disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 2012 – 2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul selama kurun waktu tersebut. RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin disusun untuk menjadi pedoman penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin agar lebih terarah dan komprehensif, sehingga sasaran strategis pembangunan mendatang akan lebih mudah dicapai. RPJMD
ini mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program
serta cara pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setelah penetapan tujuan yang akan dicapai, ditentukan sasaran yang ingin dicapai disertai dengan kebijakan dan program prioritas. Program-program prioritas tersebut diuraikan dalam beberapa kegiatan dengan penetapan jadwal kegiatan dan alokasi sumber daya dan dana. A.1. Visi dan Misi Kabupaten Musi Banyuasin A.1.1 Visi Kabupaten Musi Banyuasin Visi adalah gambaran masa depan yang hendak diwujudkan oleh Kabupaten Musi Banyuasin, tentu saja masa depan yang lebih baik dan realistis. Perumusan visi daerah selain memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, juga mampu menjadi perekat seluruh komponen pembangunan sehingga memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan komitmen dan mampu menjamin kesinambungan pembangunan daerah. Perumusan visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sejalan dengan tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan tatanan global, diantaranya pembaharuan pemerintahan (reinventing government), terbuka
(transparancy), bertanggung jawab (accountable) dan ahli pada bidangnya (professional). Berdasarkan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan ke depan serta isu-isu pokok pembangunan yang dihadapi Kabupaten Musi Banyuasin, maka Visi Kabupaten Musi Banyuasin adalah terwujudnya PERMATA MUBA 2017. PERMATA MUBA adalah singkatan dari Penguatan Ekonomi Kerakyatan, Religius, Mandiri, Adil, Terdepan, Maju Bersama, untuk menjadi yang terdepan di Sumatera Selatan. Penjelasan atas visi tersebut adalah: 1.
Penguatan Ekonomi Kerakyatan, merupakan keadaan dimana kesejahteraan masyarakat Musi Banyuasin didukung oleh penguatan ekonomi dengan mengembangkan dan menggali potensi dari sumber daya yang ada dalam daerah. Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan meningkatnya target IPM dari 73,77 pada tahun 2013/2014 menjadi 64,93 pada tahun 2013/2014 (berdasarkan dari buku muba dalam angka) dan pada tahun 2017 target IPM harus mencapai target 75,27; menurunnya angka kemiskinan dari 18,29% menjadi
18,02%;
meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi
(dengan migas) dari 4,21% tahun 2014 menjadi 6,87% pada tahun 2015 dan meningkatnya PDRB atas harga berlaku dari 62.390 juta menjadi 63.884 juta (berdasarkan dari buku PDRB).
2.
Religius, merupakan pola kehidupan masyarakat yang harmonis
dilandasi
ketaatan
dan
keimanan
dalam
menjalankan aturan keagamaan masing-masing dengan adanya sikap toleransi antar penganut agama. Religius menjadi landasan utama yang mendasari kehidupan semua lapisan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pada tahun 2017 rasio rumah ibadah dengan penganutnya telah meningkat menjadi 1.352
unit dari target 1.352 unit pada
tahun 2015. 3.
Mandiri,
artinya
kemampuan
untuk
menggali
dan
memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah serta peluang dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kemandirian didukung oleh sifat gigih dan berdaya saing tinggi pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kemajuan perekonomian. Hal ini ditandai dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari 209.791 milyar menjadi 181.795 milyar; menurunnya tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2015 sebesar 83% menjadi pada tahun 2015 sebesar 82,62%; serta produktivitas tanaman pangan (padi) dengan target pada tahun 2015 sebesar 4,42 ton/ha dengan realisasi 4,73 ton/ha. 4.
Adil, artinya tercapainya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Musi Banyuasin yang merata pada semua aspek. Hal ini ditandai dengan jumlah persentase rumah tangga pengguna air bersih dengan target pada tahun 2015 sebesar 88% dengan realisasi 85,81%.
Meningkatnya desa teraliri
listrik sebanyak 236 desa dari jumlah desa sebanyak 240 desa di Kabupaten Musi Banyuasin; serta realisasi yang dicapai dalam pembangunan jalan desa dengan kondisi baik target awal pada tahun 2015 sepanjang 300 km dengan realisasi pembangunan jalan sepanjang 15,25 km pada akhir
tahun 2015 karena banyak kegiatan yang tidak dilelang. 5.
Terdepan, artinya pelayanan publik menjadi yang terdepan didukung oleh ketersediaan pendanaan yang kuat dengan anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari pada tahun 2015 Rp. 2,64 Triliyun serta peningkatan pelayanan publik dalam hal peningkatan pelayanan gratis sesuai target di RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin.
6.
Maju Bersama, artinya pembangunan Musi Banyuasin merupakan paling maju dan terdepan di kawasan Sumatera Selatan, serta didukung oleh penyelenggaraan pemerintahan yang adil, jujur dan bersih serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini ditandai dengan berkurangnya tingkat kesenjangan antar daerah (disparitas) pada tahun 2015 dengan target sebesar 92% dengan realisasi 92%. A.1.2 Misi Kabupaten Musi Banyuasin Misi merupakan penjabaran dari visi yang harus dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sehingga mampu mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Untuk mendukung visi PERMATA MUBA 2017 Kabupaten Musi Banyuasin maka dirumuskan misi Kabupaten Musi Banyuasin 2017 yaitu: 1.
Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius
2.
Mengembangkan Pusat – Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi
3.
Meningkatkan
Pemerataan
Pembangunan
Berkelanjutan
yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan 4.
Mengembangkan
Sumberdaya
Insani
Berkualitas
dan
Lingkungan Sosial Budaya yang Religius 5.
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur,
Profesional dan Demokratis. A.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang telah disusun dengan memperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors) bagi suatu organisasi, agar tujuan dan sasaran tersebut lebih terarah sesuai dengan potensi, hambatan dan kendala yang ada. Oleh karena itu, berdasarkan analisis terhadap lingkungan organisasi baik
internal
(strengths),
maupun
eksternal,
kelemahan
dengan
(weaknesses),
memperhitungkan
peluang
kekuatan
(opportunities),
dan
tantangan/kendala (threats) yang ada, maka perlu ditetapkan juga pencapaian tujuan dan sasaran strategis, yaitu: 1.
Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis sumber daya dan kearifan lokal yang mandiri, berdaya saing dan religius
2.
Mengembangkan pusat – pusat pertumbuhan dan pelayanan industri kreatif yang didukung teknologi informasi dan Komunikasi
3.
Meningkatkan Pemerataan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan
4.
Mengembangkan
Sumberdaya
insani
berkualitas
dan
lingkungan sosial budaya yang religius 5.
Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah, bersih, jujur, profesional dan demokratis
Tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut: MISI 1: Memperkuat Ekonomi Rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius NO
TUJUAN
SASARAN
1.1
Mewujudkan
1.1.1
Meningkatnya hasil produksi
swasembada
pertanian, peternakan dan perikanan
pangan yang
yang mendukung ketahanan pangan
merata dan berkelanjutan 1.2
Mewujudkan
1.2.1
pemerataan ekonomi yang berbasis sumber
Berkembangnya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah
1.2.2
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa
daya lokal dengan optimalisasi peran koperasi, UKM, dan masyarakat desa MISI 2: Mengembangkan Pusat – Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi NO
TUJUAN
2.1 Mewujudkan
SASARAN 2.1.1 Berkembangnya industri kecil dan
daerah industri
menengah yang mendukung
maju yang
peningkatan nilai investasi daerah
berbasis sumber daya local
2.1.2 Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 2.1.3 Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja
NO
TUJUAN
2.2 Mewujudkan pelestarian budaya yang mendukung
SASARAN 2.2.1 Meningkatnya perlindungan budaya lokal 2.2.2 Meningkatnya kualitas pariwisata daerah
pariwisata daerah
MISI 3: Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan NO
TUJUAN
3.1
Mewujudkan
SASARAN 3.1.1
pembangunan infrastruktur
prasarana jalan 3.1.2
daerah yang berkualitas dan
Meningkatnya kualitas sarana dan
Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman masyarakat
3.1.3
merata.
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan
3.1.4
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika
3.1.5
Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi
3.2
Mewujudkan
3.2.1
Meningkatnya pengelolaan
pemanfaatan
sumberdaya energi dan mineral
sumberdaya
daerah
alam yang
3.2.2
berwawasan
Meningkatnya pelestarian lingkungan
lingkungan 3.2.3
Meningkatnya perlindungan kawasan hutan
MISI 4:
Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan Lingkungan Sosial Budaya yang Religus NO
TUJUAN
SASARAN
4.1 Mewujudkan
4.1.1
Meningkatnya mutu pendidikan
sumberdaya
4.1.2
Meningkatnya mutu kesehatan
manusia yang sehat dan berdaya saing
masyarakat 4.1.3
tinggi
Meningkatnya kualitas keluarga kecil sejahtera
4.1.4
Meningkatnya peran serta pemuda dan prestasi olahraga
4.2 Mewujudkan
4.2.1
perlindungan sosial kemasyarakatan
Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat
4.2.2
Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak
4.3 Mewujudkan
4.3.1
kehidupan beragama
Terwujudnya masyarakat maju yang berakhlak mulia
dan bermasyarakat yang aman dan nyaman MISI 5: Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur, Profesional dan Demokratis NO
TUJUAN
5.1 Meningkatkan
SASARAN 5.1.1
pelayanan prima
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
sebagai pendukung
5.1.2
Meningkatnya kualitas pengawasan
tata kelola
5.1.3
Meningkatnya kualitas pelayanan
pemerintahan yang baik.
administrasi kependudukan 5.1.4
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah NO
TUJUAN
5.2 Mewujudkan
SASARAN iklim 5.2.1
Meningkatnya kualitas
pembangunan yang
perencanaan pembangunan
kondusif.
daerah 5.2.2
Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat
A.3.
Kebijakan Daerah Dalam rangka mewujudkan Visi PERMATA MUBA TAHUN 2017, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menetapkan kebijakan. Kebijakan daerah tersebut ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta misi dan visi. Untuk pecapaian tujuan dan sasaran sebagaimana telah disebutkan di atas, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menetapkan kebijakan pembangunan daerah sesuai misi yang ingin dicapai dengan uraian sebagai berikut: MISI 1 : Memperkuat Ekonomi rakyat berbasis sumber daya dan kearifan lokal yang mandiri, berdaya saing dan religius. 1. Meningkatkan pemanfaatan dan sumber daya alam (pertanian, peternakan dan perikanan) secara berkelanjutan. 2. Meningkatkan
jaringan
irigasi
dan
memperluas
akses
pembiayaan petani. 3. Mengembangkan
potensi
andalan
desa
dan
diversifikasi
wirausaha pedesaan. 4. Mengembangkan akses pasar hasil pertanian dan produk-produk UMKM. 5. Peningkatan
kolaborasi
pemgembangan.
dengan
lembaga
penelitian
dan
6. Memfasilitasi dana CSR untuk pengembangan infrastruktur dan pemberdayaan. MISI 2 : Mengembangkan pusat-pusat petumbuhan dan pelayanan industri kreatif yang didukung teknologi informasi dan komunikasi. 1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan ekonomi kreatif. 2. Menumbuhkan klaster-klaster usaha pedesaan berbasis sumber daya lokal. 3. Mendorong investasi dalam industri pengolahan berbasis agro. 4. Meningkatkan
kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan
tenaga kerja. 5. Melestarikan budaya lokal. 6. Mengembangkan budaya lokal. 7. Mengembangkan pariwisata. MISI 3 : Meningkatkan
pemerataan
pembangunan
berkelanjutan
yang
berkeadilan dan berwawasan lingkungan. 1. Membangun infrastruktur dasar dan strategis. 2. Meningkatkan
perumahan
bagi
masyarakat
berpenghasilan
rendah. 3. Meningkatkan
kualitas
infrastruktur
dan
pembukaan
jalur
transportasi. 4. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi. 5. Meningkatkan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi. 6. Pencepatan infrastruktur kecamatan dan pedesaaan. 7. Mengembangkan sumber energi alternatif. 8. Meningkatkan
pengendalian
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan hidup. 9. Memelihara hutan desa dan kota. MISI 4 : Mengembangkan sumber daya insani berkualitas dan lingkungan sosial budaya yang religius.
1. Meningkatkan
sarana
pendidikan
non-formal
dan
sekolah
terpadu. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya insani. 3. Meningkatkan fungsi posyandu sebagai pusat pengembangan nutrisi dan gizi masyarakat. 4. Meningkatkan jaminan kesehatan kepada keluarga. 5. Meningkatkan keterampilan berwirausaha kaum muda. 6. Meningkatkan toleransi kehidupan beragama untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan. 7. Peningkatan kewirausahaan perempuan pedesaan. 8. Meningkatkan toleransi kehidupan beragama untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan. 9. Meningkatkan pemahaman kehidupan keagamaan masyarakat melalui penerangan dan pengajaran. MISI 5 : Mewujudkan tata pemerintah yang amanah, bersih, jujur profesional dan demokratis. 1. Meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya lokal. 2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah. 3. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan. 4. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH. 5. Meningkatkan manajemen pelayanan pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan dan prasarana daerah. 6. Meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur dan kelembagaan. 7. Meningkatkan keselarasan perencanaan pembangunan daerah. 8. Meningkatkan pemelihara keamanan, ketertiban masyarakat, kenyamanan lingkungan dan pencegahan tindak kriminal. A.4.
Prioritas Pembangunan Tahun 2015
Pada Tahun 2015 tema pembangunan
adalah “Peningkatan Sumber
Daya Manusia dalam upaya Kemandirian Ekonomi Masyarakat”. Program prioritas yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Pendidikan Gratis yang Berkualitas dan Merata 2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Berobat Gratis yang Berkualitas dan Merata 3. Pengembangan Gizi Masyarakat 4. Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa
B. PERJANJIAN KINERJA Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin selaku Instansi Pemerintah Daerah perlu menetapkan peraturan tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012 – 2017. Hal ini sejalan dengan penyempurnaan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Adapun Indikator Kinerja Utama telah dilegalformalkan melalui peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Peraturan tersebut sekaligus diarahkan guna memberikan pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam merumuskan acuan
ukuran kinerja yang digunakan dalam
rangka untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja, dan melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen rencana strategis tahun 2012 – 2017. Dari program prioritas pembangunan pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 ini diharapkan dapat melanjutkan arah pembangunan kedepan dalam pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin. Selanjutnya program prioritas pembangunan tersebut diterjemahkan kedalam kegiatan – kegiatan pembangunan oleh semua instansi/dinas terkait.
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yan tersedia.. Dokumen Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan perjanjian kinerja untuk tahun yang direncanakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah dengan rahmat tuhan yang maha esa yang dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi pemerintah untuk: 1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanahuntuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur; 2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; 4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; 5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. Dokumen Perjanjian Kinerja pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin ditetapkan pada bulan Januari 2015. Perjanjian Kinerja tahun 2015 tingkat daerah berisikan sasaran, indikator kinerja sasaran, dan target capaian mendukung tercapainya target yang telah ditetapkan untuk setiap indikator kinerja. Perjanjian Kinerja tahun 2015 secara rinci dapat dilihat halaman lampiran
C. INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja makro daerah merupakan indikator kinerja yang terkait dengan ekonomi dan sosial budaya dimana pencapaiannya didukung oleh seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Indikator tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan selama 5 (lima)
tahun dalam periode 2012-2017. Indikator makro Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan targetnya dapat dilihat pada table dibawah ini. . NO
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Perekonomian 1
Pertumbuhan Ekonomi ( Non Migas)
%
9,44
2
Pertumbuhan Ekonomi (Migas)
%
3,97
3
Pendapatan per kapita (migas)
Juta Rp
50,002
4
Pendapatan per kapita ( non migas)
Juta Rp
26,268
5
PDRB per kapita (Migas)
Juta Rp
62.390
6
PDRB per kapita (Non Migas)
Juta Rp
31.240
7
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita
Juta Rp
1.846.440
8
Nilai Tukar Petani
Jt/KK/thn
41
Pendidikan 9
Angka Melek Huruf
%
100
10
Angka rata-rata lama sekolah
%
9,15
11
Angka Partisipasi Kasar
%
105,73
12
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
%
100
13
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
%
99,83
14
%
77,42
15
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
%
0,04
16
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
%
0,14
17
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
%
0,10
Kesehatan 18
Rasio jumlah puskesmas per 100000 penduduk
19
Rasio jumlah poskesdes per Desa
20
Rasio tenaga dokter per 100.000 penduduk
21
Rasio bidan per 100.000 penduduk
22
Persentase Posyandu Mandiri/aktif
23 24
per 100.000 penduduk -
5,2
1.18
per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk %
25
Angka Usia Harapan Hidup
Tahun
70,93
Persentase balita gizi buruk
%
0,135
Kontribusi Sektor Pertanian (palawija) terhadap PDRB Kontribusi sektor Perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Juta Rp
543.714
Juta Rp
2.530.378
Juta Rp
2.771.704
Juta Rp
608.390
29
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB
Juta Rp
1.944.008
30
Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB
Juta Rp
22.357.086
31
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Juta Rp
3.014.803
70
55
Kontribusi PDRB 25 26 27 28
Keuangan Daerah 32
Jumlah APBD
Trilyun Rp
3,22
33
Jumlah PAD
Milyar Rp
110,43
Sosial Budaya
34
Persentase Penduduk Miskin
%
11,50
35
Berkurangnya Tingkat Kesenjangan
Indeks
1.40
36
Tingkat Pengangguran Terbuka
Orang
14.885
37
Rasio Ketergantungan
%
49
38
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Konstanta
74,27
39
Peningkatan pelayanan gratis
Jmlh
57
40
Desa telayani air bersih
Desa
220
Perbankan Asuransi dan Penginapan 41
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang
6
42
1
43
Jenis dan Jumlah perusahaan asuransi dan cabang Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran
44
Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel
16
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan
dalam
melaksanakan
misi
organisasi
kepada
pihak-pihak
yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN
Nomor 239/IX/618/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan PeLaporan Kinerja Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah Dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan tata cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 Kabupaten Musi Banyuasin merupakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Banyuasin periode 2012 – 2017 dan disusun berdasarkan kontribusi capaian kinerja setiap instansi yang ada dibawah Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Capaian kinerja suatu instansi menggambarkan capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam suatu bidang/sektor tertentu. Proses penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin masih banyak mengalami hambatan. Hambatan utama yang dijumpai dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 ini adalah kesulitan dalam pengumpulan data kinerja yang tersebar pada berbagai unit organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Oleh karena itu di masa yang akan datang, pengembangan sistem pengukuran kinerja akan menjadi fokus perhatian seluruh instansi pemerintah yang ada di Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
A. Capaian Kinerja Metode Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut: 1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin
rendah
digunakan rumus:
realisasi
menunjukkan
semakin
rendahnya
kinerja,
Realisasi Capaian indikator kinerja = Rencana
x
100%
2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus: Rencana – (Realisasi – Rencana) Capaian indikator kinerja =
x100 % kinerja Rencana
Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja juga dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan realisasi tahun lalu, serta capaian sampai dengan tahun ini dengan target pada akhir periode dokumen RPJMD. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara sasaran dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah direncanakan. Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut:
X
70 % < X < 85 %
: Berhasil
55 % < X < 70 %
: Cukup Berhasil
X
: Tidak Berhasil
>
<
85 %
55%
: Sangat Berhasil
Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator kinerja berupa indikator masukan, keluaran dan hasil.
a. Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis 1. Hubungan Indikator Kinerja Utama dengan Pencapaian Kinerja Sasaran Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/05/2007, indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU ditetapkan oleh instansi pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan indikator dalam RPJMD, RKPD, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA SKPD. Dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam Pemerintahan Daerah. Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur pencapaian sasaran merupakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen indikator kinerja utama. Target pencapaian indikator kinerja ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja secara definitif setiap tahun. Pengukuran terhadap setiap pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun yang diwujudkan dalam bentuk formulir pengukuran kinerja. Dengan demikian pengukuran kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pengukuran pencapaian indikator kinerja utama. 2. Capaian Indikator Makro Indikator kinerja makro daerah merupakan indikator kinerja yang terkait dengan ekonomi dan soaial budaya dimana pencapaiannya didukung oleh seluruh SKPD yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Indikator tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun dalam periode 2012-2017. Adapun target dan realisasi indikator makro Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Musi Banyuasin CAPAIAN INDIKATOR MAKRO KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2015
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
Laju peningkatan produksi (PDRB tanpa Migas) berdasarkan harga konstan yang sudah dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga (tahun dasar 2000) Laju peningkatan produksi (PDRB Dengan Migas) berdasarkan harga konstan yang sudah dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga (tahun dasar 2000)
Sumber Data
Perekonomian 1
Pertumbuhan Ekonomi ( Non Migas)
%
9.44
6.87
72.78
2
Pertumbuhan Ekonomi (Migas)
%
3.97
4.9
123.43
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
No
Indikator Kinerja
BAPPEDA
BAPPEDA
Sumber Data
3
Pendapatan per kapita (Migas)
Juta Rp
50,002
52,704
105.40
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
4
Pendapatan per kapita (Non Migas)
Juta Rp
62,11,390
63,884
102.39
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
5
PDRB per kapita (Migas)
Juta Rp
62,11,390
63,884
102.39
Pendapatan regional (Migas, Harga berlaku) dibagi Jumlah penduduk
BAPPEDA
6
PDRB per kapita (Non Migas)
Juta Rp
31,240
34,485
110.39
Pendapatan regional (Non Migas, Harga berlaku) dibagi Jumlah penduduk
BAPPEDA
7
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita
Juta Rp
1,846
1,835
99.40
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
8
Nilai Tukar Petani
Jt/KK/thn
41
30,12
79,26
Data nilai tukar petani ini disajikan berdasarkan data dari BPS tahun 2013
BAPPEDA
Kontribusi Sektor Pertanian (palawija) terhadap PDRB
Juta Rp
543,714
466,523
85.80
Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi Dengan Nilai Antara) Bruto dari sektor pertanian dalam periode tertentu (1 Tahun)
BAPPEDA
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
Kontribusi PDRB 9
No
Sumber Data
10
Kontribusi sektor Perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
Juta Rp
2,530
2,252
89.01
Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi Dengan Nilai Antara) Bruto dari sektor industri dalam periode tertentu (1 Tahun)
BAPPEDA
11
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Juta Rp
2,771
2,721
98.20
Penjumlah nilai tambah (selisih nilai produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor perkebunan dalam periode tertentu (1 tahun)
BAPPEDA
12
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
Juta Rp
608
523
86.02
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
13
Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB
Juta Rp
1,944
1,665
85.65
Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi dengan Nilai antara) bruto dari sektor kehutanan dalam periode tertentu (1 tahun)
BAPPEDA
14
Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB
Juta Rp
22,357
20,567
91.99
Penjumlah nilai tambah (selisih produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor petambangan dalam periode tertentu (1 tahun)
BAPPEDA
15
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Juta Rp
3,014
3,117
103.42
Penjumlah Nilai tambah (selisih nilai produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor perdaganagan dalam periode tertentu (1 Tahun)
BAPPEDA
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
%
11.5
16.95
147.39
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
No
Indikator Kinerja
Sumber Data
Sosial Budaya 16
Persentase Penduduk Miskin
BAPPEDA
17
Berkurangnya Tingkat Kesenjangan
Indeks
1.4
1.2
85.71
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
18
Tingkat Pengangguran Terbuka
Orang
15.032
10
69.41
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
19
Rasio Ketergantungan
%
50
40
80.00
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
20
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Konstant a
73.77
64.93
88.02
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BAPPEDA
Desa
211
183
86,72
Realisasi belum dapat mencapai target karena jauhnya daerah jangkauan, dan banyak penduduk yang menggunakan air sumur. Data diperoleh dari Muba dalam Angka
BAPPEDA
Trilyun Rp
3,22
2,64
81,98
Angka realisasi didapatkan dari jumlah pendapatan ditambah dengan penerimaan pembiayaan
DPPKAD
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
21
Keuangan Daerah Desa telayani air bersih
22
Jumlah APBD
No
Indikator Kinerja
Satuan
Sumber Data
23
24
Jumlah PAD
Perbankan, Asuransi dan Penginapan Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang
25
Jenis dan Jumlah perusahaan asuransi dan cabang
26
Jenis, Kelas dan Jumlah restoran
Milyar Rp
110,43
181,79
164,62, 11
Realisasi PAD pada tahun 2015 mengalami sebesar 181,79% dan melebihi target dikarenakan terdapat kenaikan pada pendapatan di sektor Retribusi daerah, pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lainnya Pendapatan Daerah yang sah. serta lain-lainnya Pendapatan Daerah yang sah walau tidak memenuhi target namun tidak terlalu signifikan.
DPPKAD
%
6
8
133
Realisasi didapat berdasarkan data pembuatan surat izin dari Badan Pelayanan Perizinan dibagi target tahun 2015.
SIUP/TDP
-
1
1
100
BP3M belum melakukan survey langsung ke lapangan dikarenakan terjadinyanya transisi indikator dari Bappeda ke BP3M
BP3M
7
8
7
peningkatan ini merupakan salah satu indikator dari makin baiknya perekonomian masyarakat terutama di bidang kuliner di wilayah Musi Banyuasin.
BPS Kab MUBA dalam Buku MUBA dalam Angka 2015
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
Sumber Data
ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket A setara SD bagi anak - anak nya yang kurang beruntung 27
Jenis,Kelas dan jumlah penginapan/hotel
16
13
81,25
Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB
BPS Kab MUBA dalam Buku MUBA dalam Angka 2015
Pendidikan 28
Angka Melek Huruf
%
100
100
100
Peningkatan angka melek huruf ini dikarenakan adanya kelompok belajar program Paket A di desa– desa
DIKNAS
29
Angka rata-rata lama sekolah
%
8,8
-
-
BPS Kabupaten Muba belum melaksanakan survei terhadap angka rata - rata lama sekolah karena BPS melalukan survei lima tahun sekali, sehingga data belum dpt ditampilkan
DIKNAS
30
Angka Partisipasi Kasar
%
105,73
102,23
96.68
Angka realisasi ini dari hasil rata rata capaian APK paket A,B,C dan hal ini disebabkan oleh Adanya pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket A setara SD serta kegiatan kelompok belajar program paket B setara SMP bagi
DIKNAS
anak - anak yang kurang mampu
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
Sumber Data
31
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
%
100
100
100
Capaian indikator tersebut 100%, hal ini didapat dari perbandingan jumlah anak yang dengan usia 7-12 tahun , dengan jumlah anak yang bersekolah 7-12 tahun . Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang sudah berumur 7 tahun. Adanya pebmangunan unit sekolah baru, penambahan
DIKNAS
32
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
%
99,83
100
100,17
Capaian melebihi target dikarenakan Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang sudah berumur 13 tahun. Adanya bantuan beasiswa
DIKNAS
33
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
%
77,42
76,17
98,38
Angka capaian didapat karena Meningkatnya kesadaran masyarakt untuk menyekolahkan anakanya yang sudah berumur 16 tahun. Adanya pembangunan unit sekolah baru,penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belaiar program paket C setara SMA bagi anak - anaknya yang kurang beruntung
DIKNAS
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
%
34
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
%
0,04
0,04
100%
Target tercapai Menurut angka putus sekolah di SD/MI dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. adanya program sekolah gratis
DIKNAS
35
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
%
0.14
0,07
150
Menurut angka putus sekolah di SMP/Mts dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. Terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah
DIKNAS
36
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
%
0,10
0,09
110
Menurut angka putus sekolah di SMA/MA dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d.
DIKNAS
Penjelasan
Sumber Data
terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah
37
Rasio jumlah puskesmas per 1000 penduduk
per 100.00 penduduk
Satuan
DINKES
5.2
4.65
89.4
Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 28 puskesmas dengan 602.000 penduduk yang ada dikali 100.000 penduduk.
Target 2015
Realisasi 2015
%
Penjelasan
1.18
1.12
95.0
Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 266 poskesdes dengan 240 desa yang ada
DINKES
Sumber Data
No
Indikator Kinerja
38
Rasio jumlah poskesdes per Desa
39
Rasio tenaga dokter per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk
25
15.12
60.5
Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 91 Dokter dengan 602.000 penduduk yang ada dikali 100.000 penduduk.
DINKES
40
Rasio bidan per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk
70
93.52
133.6
Angka realisasi indikator sasaran tersebut diperoleh dengan membandingkan 563 Bidan dengan 602.000 penduduk yang ada dikali 100.000 penduduk.
DINKES
42
Angka Usia Harapan Hidup
Tahun
70,93
70,44
99,60
Capaian ini karena dikabupaten musi banyuasin kepala daerahnya sangat berperan positif dalam kegiatan lansia.
DINKES
43
Persentase balita gizi buruk
%
0.135
0.01
8.3
Angka realisasi indikator diperoleh dengan membandingkan 6 orang balita gizi buruk dengan 53.415 orang balita yang ada (14 tahun) . hal ini mengalami penurunan karena kualitas pelayanan sudah semakin membaik dan orangtua sudah semakin mengerti tentang asupan gizi yang baik terhadap anaknya.
DINKES
3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Secara umum, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 29 sasaran yang telah ditetapkan di dalam RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012-2017, pengukuran, evaluasi dan analisis capaian sasaran strategis dilakukan terhadap sasaran dengan 129 indikator kinerja yang program dan kegiatannya dilaksanakan pada tahun 2015. Pencapaian indikator sasaran kinerja Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran Jumlah Indikator Misi I ( 11 Indikator Sasaran ) Sasaran No.
1. 2. 3. 4.
Kategori
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
10 1 -
Persentase
90,90 9,00 -
Jumlah Indikator Misi II ( 11 Indikator Sasaran ) Sasaran No.
Kategori
1. Baik Sekali 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Misi III ( 24 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Misi IV ( 39 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Misi V ( 23 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang
Persentase
6 2 3
54,55 18,18 27,27
17 2 1 4
70,80 8,30 4,10 16,60
35 1 2 -
89,70 2,50 5,10 -
17 3 1 2
73,90 13,00 4,30 8,60
Analisis pencapaian Tujuan Dan Sasaran Pemerintah Kabupaten
Musi
Banyuasin tahun 2015 adalah sebagai berikut: MISI I : Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius Tujuan 1.1. Mewujudkan Swasembada Pangan yang Merata dan Berkelanjutan Tujuan mewujudkan swasembada pangan yang merata dan berkelanjutan didukung oleh 1 (satu) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1.1.1. Sasaran
Meningkatnya
Hasil
Produksi
Pertanian,
Perikanan yang Mendukung Ketahanan Pangan 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Perkebunan
dan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
Nama Indikator
Satuan
1
Produktivitas padi pertahun
ton/ha
4,42
4,73
107,08
2
Produktivitas jagung pertahun
ton/ha
4,67
6,68
143,04
3
Penguatan cadangan pangan
% pertahun
100
752,38
4
Skor pola pangan harapan (PPH)
%
91,60
78,04
5
Produksi daging pertahun
ton/tahun
1.653
1.615
97,70
6
Produksi telur pertahun
ton/tahun
673
385,34
57,26
7
Produksi perikanan pertahun
ton/tahun
15.980
17.842
111,65
752,38 85,20
1) Capaian indikator produktivitas padi pertahun sebesar 107,08%. Pada tahun 2015 ditargetkan produktivitas padi pertahun sebesar 4,42 ton, angka realisasi indikator produktivitas padi pertahun pada tahun 2015 adalah 4,733 ton yang merupakan hasil perhitungan dari produksi padi tahun 2015 sebanyak 249.851 ton dibagi luas lahan tanam tahun 2015 sebesar 52.793 ha, sehingga pertumbuhan produktivitas padi pertahun mencapai 4,73 ton. 2) Capaian indikator produktivitas jagung pertahun sebesar 143,43%, pencapaian indikator kinerja ini cukup tinggi. Pada tahun 2015 direncanakan indikator ini mencapai target 4,66 ton, sedangkan pada realisasinya mencapai angka 6,684 ton. Angka realisasi ini didapat dari jumlah produksi jagung tahun 2015 sebesar 31.256 ton dibagi luas lahan tanam tahun 2015 sebesar 4.676 ha, sehingga menunjukkan hasil sebesar 6,68 ton. 3) Capaian indikator penguatan cadangan pangan sebesar 752,38%. Untuk tahun 2015 indikator penguatan cadangan pangan ditargetkan sebesar 100% pertahun, namun realisasi yang dicapai sebesar 752,38%. Angka realisasi ini didapat dengan menggunakan rumus SPM yaitu jumlah cadangan pangan kabupaten tahun 2015 sebesar 752,38 ton dibagi 100 ton dan dikali 100%, sehingga hasil realisasi yang dicapai sebesar 752,38%.
4) Capaian indikator skor pola pangan harapan tahun 2015 sebesar 85,20%. Pada tahun 2015 indikator skor pola pangan harapan ditargetkan sebesar 91,60%, untuk realisasi yang dicapai pada tahun 2015 sebesar 78,04%. Perhitungan angka realisasi ini didapat dari nilai jumlah total dari hasil perkalian antara % AKG x bobot dari setiap konsumsi pangan. 5) Capaian indikator produksi daging tahun 2015 sebesar 102,54% capaian indikator tersebut sudah di atas target. Produksi daging untuk tahun 2015 ditargetkan sebanyak 1.575 ton sementara realisasi yang dicapai adalah 1.615 ton, realisasi ini merupakan perhitungan dari jumlah kebutuhan konsumsi daging pada tahun 2015. 6) Capaian indikator produksi telur tahun 2015 sebesar 57,26%, target untuk tahun 2015 indikator Produksi telur pertahun adalah 673 ton dan realisasi yang tercapai hanya 385,34 ton. Perhitungan angka realisasi produksi telur ini didapat dari jumlah produksi telur yang dihasilkan pada tahun 2015. 7) Capaian indikator produksi perikanan tahun 2015 sebesar 111,65%. Pada tahun 2015 indikator produksi perikanan tersebut ditargetkan sebesar 15,98 ton, dan yang terealisasi adalah sebesar 17,842 ton. Angka realisasi produksi perikanan didapat dari jumlah hasil produksi tangkap ditambah dengan jumlah produksi budidaya.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012 Capaian Kinerja (%)
100,46
95,19
107,08
6,68
80,18
77,97
157,89
143,43
2015
101,17
7,20
2014
4,73
3,47
2013
4,16
3,48
2012
4,34
4,67
2015
4,32
4,56
2014
4,42
4,45
2013
4,37
ton/th
2012
4,32
Produktivita 2 s jagung pertahun
2015
ton/th
2014
Produktivita 1 s padi pertahun
2013
Satua n
2012
Nama Indikator
4,27
Realisasi
4,34
Target
752,38 85,20 102,54 57,26 111,65
758 108,53 109,40 101,50 243,12
320 113,82 103,18 146,43
111
100 108,58 113,42 102,61 146,43
752,38 78,04 1.615 385.34 17.842
758 94,86 1.764,66 677,01 37.018,34
320 1.790,40 681 20,22
92,36
100 86,10 667 20.222
1.740,94
100 15,98
1.575 673
ton/thn
15,226
91,60
100 667
Produksi 7 perikanan pertahun
1.613
ton/thn
660
87,40
100
Produksi 6 telur pertahun
1.573
ton/thn
1,535
Produksi 5 daging pertahun
14,5
83,20
100
%
79,30
Skor Pola Pangan 4 Harapan (PPH)
650
%
13.81
Penguatan 3 cadangan Pangan
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
bahwa dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 6
(enam) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada “indikator produktivitas jagung pertahun, indikator penguatan cadangan pangan, indikator skor pola pangan harapan, indikator produksi daging pertahun, indikator produksi telur pertahun dan indikator produksi perikanan pertahun” dan 1 (satu) indikator “produktivitas padi pertahun”, mengalami tren meningkat. Untuk capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang ditetapkan, semua mengalami tren fluktuatif yaitu indikator “produktivitas padi pertahun, skor pola pangan harapan, produksi daging pertahun, produksi telur pertahun, indikator produktivitas jagung pertahun, penguatan cadangan pangan dan produksi perikanan pertahun”. Analisa Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator produktivitas padi pertahun mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 4,32 ton kemudian meningkat menjadi 4,34 ton pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 4,16 ton dan meningkat
menjadi 4,73 ton pada tahun 2015. Untuk angka capaian kinerja indikator produktivitas padi pertahun juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar 101,17% kemudian menurun menjadi 100,46% di tahun 2013, pada tahun 2014 menurun menjadi 95,19% dan untuk tahun 2015 kembali meningkat menjadi 107,08% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun 2014, peningkatan ini disebabkan oleh adanya kegiatan UPSUS (Upaya Khusus) padi dan SLPTT yang memberikan bantuan benih, pupuk dan pestisida. Peningkatan Produktivitas padi juga disebabkan adanya bantuan kepada kelompok tani berupa alat pasca panen. Capaian indikator ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 menghasilkan nilai rata-rata sebesar 100,97%. 2) Indikator produktivitas jagung pertahun mengalami tren menurun, ini dapat terlihat dari Perbandingan realisasi kinerja pada tahun 2012 produktivitas jagung pertahun mencapai 3,48 ton, pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 3,47 ton, pada tahun 2014 meningkat menjadi 7,20 ton/tahun namun di tahun 2015 kembali menurun menjadi 6,68 ton. Untuk capaian kinerja pada indikator produktivitas jagung pertahun mengalami tren fluktuasi, dimana tahun 2012 mencapai 80,18%, menurun menjadi 77,97% di tahun 2013, meningkat menjadi 157,89% di tahun 2014 dan pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 143,43%. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan, melainkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan secara signifikan melalui target yang direncanakan. Namun secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012 produksi jagung sebesar 9.986 ton, tahun 2013 sebesar 8.671 ton, 2014 produksi jagung sebesar 21.875 ton, dan meningkat menjadi 31.256 ton di tahun 2015. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 114,86%. 3) Indikator penguatan cadangan pangan mengalami tren meningkat, pada tahun 2012 realisasi 100% kemudian meningkat menjadi 320% di tahun 2013, pada tahun 2014 menjadi 758%, dan menurun menjadi 752,38% di tahun 2015 penghitungan realisasi kinerja ini menggunakan rumus SPM. Untuk capaian kinerja indikator penguatan cadangan pangan mengikuti realisasi kinerja, yaitu cenderung
mengalami tren fluktuatif, ini dapat dilihat dari tahun 2012 sebesar 100%, naik menjadi 320% pada tahun 2013, naik lagi menjadi 758% pada tahun 2014 dan menurun menjadi 752,38% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian menurun disebabkan berkurangnya cadangan pangan kabupaten karena digunakan untuk penanggulangan bencana banjir, tanah longsor dan bencana kebakaran di beberapa kecamatan dalam kabupaten Muba. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 482,59%. 4) Indikator skor pola pangan harapan untuk realisasi cenderung mengalami tren fluktuasi, ini dapat terlihat dari Perbandingan mulai dari tahun 2012 sebesar 86,10%, 92,36% di tahun 2013, 94,86% di tahun 2014 dan 752,38% di tahun 2015. Untuk capaian kinerja pada indikator skor pola pangan harapan mengalami tren fluktuasi, ini dapat terlihat di tahun 2012 sebesar 108,58%, kemudian meningkat menjadi 111% ditahun 2013, 108,53% di tahun 2014 dan kembali menurun menjadi 85,20% di tahun 2015. Realisasi dan capaian kinerja menurun disebabkan adanya perubahan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari 2.200 kilo kalori menjadi 2.400 kilo kalori dan protein dari 57 gram menjadi 63 gram sesuai dengan rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2012 namun baru diberlakukan di tahun 2015, selain itu adanya bencana alam banjir dan kemarau panjang. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 103,32%. 5) Indikator produksi daging pertahun mengalami tren cenderung menurunan pada realisasi kinerja, pada tahun 2012 realisasi yang tercapai adalah 1.790 ton, kemudian meningkat menjadi 1.790,40 ton di tahun 2013, mengalami penurunan realisasi menjadi 1.764,66 ton di tahun 2014 dan kembali menurun menjadi 1.615 ton pada tahun 2015. Pada capaian kinerja juga mengalami penurunan, ini terlihat dari capaian indikator tahun 2012 sebesar 113,42% kemudian meningkat menjadi 113,82% di tahun 2013, mengalami penurunan menjadi 113,12% di tahun 2014 dan kembali menurun menjadi 102,54% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan karena dampak dari musim kemarau di tahun 2015. Alternatif yang telah dilakukan adalah dengan memberikan bantuan pakan ternak pada kelompok tani. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 109,79%.
6) Indikator produksi telur pertahun untuk realisasi cenderung mengalami penurunan, hal ini terlihat dari realisasi pada tahun 2012 sebesar 667 ton, di tahun 2013 realisasi meningkat menjadi 681 ton, di tahun 2014 menurun menjadi 677,01 ton dan pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 385,34 ton. Untuk capaian kinerja indikator produksi telur pertahun juga mengalami penurunan, dapat di lihat dari capaian kinerja paada tahun 2012 sebesar 102,61%, meningkat menjadi 103,18% ditahun 2013,
pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 101,50% dan
kembali menurun menjadi 57,26% di tahun 2015. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan musim kemarau yang panjang yang berdampak pada menurunnya produksi pangan untuk ternak, sehinga populasi ayam buras dan itik juga menurun. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 91,02%. 7) Indikator produksi perikanan pertahun realisasi kinerja mengalami tren menurun, hal ini dapat dilihat dari realisasi tahun 2012 sebesar 20.222 ton, di tahun 2013 hanya 20,220 ton, meningkat lagi menjadi sebesar 37.018,34 ton di tahun 2014 dan menurun menjadi 17.842 ton di tahun 2015. Untuk capaian kinerja juga indikator produksi perikanan pertahun cenderung mengalami penurunan, ini dapat dilihat dari capaian tahun 2012 sebesar 146,43%, 139,44% di tahun 2013,
kemudian
meningkat sebesar 243,12% ditahun 2014 dan di tahun 2015 menurun menjadi 111,65%. Realisasi dan capaian mengalami penurunan bukan disebabkan karena tidak tercapainya target, melainkan pada tahun 2014 realisasi yang dicapai cukup tinggi sehingga capaian indikator di tahun 2014 juga tinggi. Capaian indikator ini menghasilkan nilai sebesar 160,16%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Produktivitas padi pertahun
ton/ha
4,73
4,5
105,11
2
Produktivitas jagung pertahun
ton/ha
6,68
4,56
146,49
3
Penguatan cadangan pangan
% pertahun
752,38
100
752,38
4
Skor pola pangan harapan (PPH)
%
78,04
100
78,04
5
Produksi daging pertahun
ton/tahun
1.615
1.717
94,06
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
6
Produksi telur pertahun
ton/tahun
385,34
687
56,09
7
Produksi perikanan pertahun
ton/tahun
17.842
17.62,115
101,23
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 105,11%, 146,49%, 752,38%, 78,04%, 94,06%, 56,09% dan 101,23%
untuk masing-masing indikator. Capaian
kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian indikator produktivitas padi pertahun sebesar 107,08%, capaian indikator ini untuk tahun 2015 melebihi target, hal ini disebabkan pada tahun 2015 ada kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) padi serta bantuan benih, pupuk dan pestisida dari kegiatan SLPTT, selain itu ada juga bantuan berupa alat pasca panen untuk kelompok tani. 2) Pencapaian indikator produktivitas jagung pertahun sebesar 143,43%, capaian indikator ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, hal ini disebabkan adanya kegiatan UPSUS, G-PPTP dan PAT, yang memberikan bantuan pada kelompok tani berupa pupuk dan pestisida dan pompa air. 3) Pencapaian indikator penguatan cadangan pangan sebesar 752,38%, capaian ini melebihi target yang ditetapkan. Capaian yang melebihi target ini disebabkan karena didukung oleh anggaran APBD Kabupaten Musi Banyuasin. 4) Pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) sebesar 85,20%, mengalami penurunan dibanding tahun 2014 sebesar 108,53% , hal ini disebabkan adanya perubahan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari 2.200 kilo kalori menjadi 2.400 kilo kalori dan protein dari 57 gram menjadi 63 gram sesuai dengan rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2012 namun baru diberlakukan di tahun 2015, selain itu adanya bencana alam banjir dan kemarau panjang. Adapun alternatif yang dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan luas tanaman
pangan,
memanfaatkan
pekarangan
rumah
untuk
pangan
dan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman (B2SA). 5) Pencapaian indikator produksi daging pertahun sebesar 102,54%, capaian ini melebihi target. Capaian indikator ini melebihi target disebabkan jumlah permintaan untuk konsumsi naik sehingga jumlah pemotongan juga naik, akibatnya mempengaruhi jumlah produksi daging. Alternatif yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan pakan ternak pada kelompok tani melalui kegiatan yang ada. 6) Pencapaian indikator produksi telur pertahun sebesar 57,26%, capaian ini di bawah target. Capaian indikator produksi telur pertahun dibawah target hal ini disebabkan
karena
musim
kemarau
sehingga
keterbatasan
pangan
menurun
hingga
berdampak terhadap penurunan populasi ayam buras dan itik. Adapapun upaya penanggulangan yang telah dilakukan untuk peningkatan produksi telur adalah dengan memberikan bantuan berupa pakan ternak pada kelompok tani memalui kegiatan yang ada. 7) Pencapaian indikator produksi perikanan pertahun sebesar 111,65% pada tahun 2015. Capaian indikator ini sudah melebihi target, adapun penyebab meningkatnya capaian indikator produksi perikanan pertahun adalah meningkatnya produksi budi daya ikan di masyarakat dengan ditunjang adanya program kegiatan yang memberikan bantuan bibit ikan kepada masyarakat. Tujuan 1.2 Mewujudkan Pemerataan Ekonomi yang Berbasisi Sumber Daya Lokal Dengan Optimalisasi Peran Koperasi, UKM dan Masyarakat Desa Tujuan mewujudkan pemerataan ekonomi yang berbasis sumber daya lokal dengan optimalisasi peran Koperasi, UKM dan Masyarakat Desa didukung oleh 2 (dua) sasaran.
Rincian
analisis
capaian
masing-masing
sasaran
yang
mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.2.1. Sasaran Berkembangnya Koperasi, Usaha kecil dan Menengah 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015 Nama Indikator 1 Koperasi Aktif 2 Jumlah usaha kecil dan mikro
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
%
98
95,66
97,61
unit
1.287
13.556
1.053,30
1) Capaian indikator koperasi aktif sebesar 95,66 %. Pada tahun 2015 koperasi aktif ditargetkan sebesar 98%, angka realisasi indikator koperasi aktif pada tahun 2015 yaitu sebesar 95,66% yang merupakan hasil perhitungan dari Perbandingan jumlah koperasi yang aktif di tahun 2014 sebanyak 265 koperasi dengan jumlah seluruh koperasi yang ada pada tahun 2014 sebanyak 277 koperasi.
2) Capaian indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 1.053,30 % jauh melebihi target. Pada tahun 2015 target indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebanyak 1.287 unit. Angka realisasi jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 13,556 unit ditahun 2015 merupakan jumlah usaha kecil dan mikro yang beraktifitas pada tahun 2014 di 14 (empat belas) Kecamatan dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
97,61 1.053,30
2015
98,52 1.142,03
2014
99,37 1.247,10
2013
99,79 1.279
2012
95,66 13.556
2015
95,57 13.556
2014
95,40 13.555
2013
94,80 12.62,11 8
2012
98
unit
1.287
2015
97
Jumlah Usaha Kecil dan Mikro
1.187
2014
96
2013
%
1.087
2
Koperasi Aktif
95
1
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
987
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan
hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh
gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 ( dua ) indikator sasaran yang ditetapkan semuannya mengalami tren meningkat. Ini dapat dilihat dari angka realisasi yang dicapai oleh kedua indikator tersebut, yaitu indikator Koperasi aktif dan indikator jumlah usaha kecil dan mikro. Untuk capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 kedua indikator sasaran mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator koperasi aktif pada realisasi kinerja mengalami tren meningkat, ini dapat dilihat dari realisasi kinerja pada tahun 2012 sebesar 94,80%, meningkat menjadi 95,40% di tahun 2013, kemudian di tahun 2014 juga meningkat menjadi 95,57 dan kembali meningkat menjadi 95,66% pada tahun 2015. Sementara untuk capaian
kinerja indikator koperasi aktif cenderung mengalami tren secara fluktuatif, ini dapat dilihat dari capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 99,79% kemudian menurun menjadi 99,37% pada tahun 2013, kembali menurun menjadi 98,52% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 juga menurun menjadi 97,61%. Realisasi indikator mengalami kenaikan setiap tahun walaupun belum sesuai dengan target. Untuk capaian indikator mengalami penurunan hal ini disebabkan realisasi yang dicapai belum memenuhi target yang sudah ditetapkan. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 98,82%. 2) Indikator jumlah usaha kecil dan mikro pada realisasi kinerja mengalami tren meningkat, dapat di lihat pada tahun 2012 realisasi kinerja indikator ini sebanyak 12.62,118 unit, mengalami kenaikan menjadi 13.556 unit ditahun 2013, pada tahun 2014 realisasi tetap sebesar 13.556 unit, dan pada tahun 2015 masih tetap 13.566 unit. Untuk capaian kinerja indikator jumlah usaha kecil dan mikro mengalami tren menurun, ini dapat dilihat pada tahun 2012 sebesar 1.279% di tahun 2013 turun menjadi 1.247,01% kemudian menurun pada tahun 2014 menjadi 1.142,03%, dan pada tahun 2015 kembali menurun menjadi 1.053,30%. Capaian indikator menurun bukan disebabkan karena tidak memenuhi target, melainkan realisasi yang dicapai pada tahun 2015 sama dengan realisasi tahun 2014, sementara untuk target tahun 2015 meningkat dari tahun 2014. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 1.180,33%.
3. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target dalam RPJMD Tahun 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator 1 Koperasi Aktif 2
Jumlah usaha dan mikro
kecil
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
95,66
100
95,66
Unit
13.556
1.487
911,63
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka 95,66% dan 911,63 dengan perkembangan indikator koperasi aktif dan Jumlah usaha kecil dan mikro. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan atau direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100 % atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1)
Pencapaian indikator koperasi aktif pada tahun 2015 sebesar 97,61%, capaian indikator ini mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena meningkatnya target kinerja indikator, namun secara kuantitas mengalami peningkatan, ini terlihat dari jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2014 sebanyak 259 unit dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 265 unit. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja pada indikator koperasi aktif adalah meningkatkan unit usaha yang berjalan dan sosialisasi kepada anggota koperasi.
2) Pencapaian indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 1.053,30%, capaian ini dibanding capaian pada tahun 2014 adalah menurun, penurunan ini disebabkan target yang ditetapkan pada tahun 2015 meningkat, namun realisasi pada tahun 2015 sama dengan realisasi pada tahun 2014. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan capaian kinerja pada indikator ini adalah melalui program ekonomi kerakyatan.
1.2.2. Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015 Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
Nama Indikator
Satuan
1 Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif
%
16,80
17,5
104,17
klpk
80
72
90
2 PKK aktif
1) Capaian indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif pada tahun 2015 sebesar 93,82%. Pada tahun 2015 indikator Lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang aktif ditargetkan sebesar 16,80%, dan realisasi yang tercapai sebesar 17,5%. Angka realisasi ini di dapat dari jumlah lembaga pemberdayaan masyarakat berprestasi tahun 2015 sebanyak 42 lembaga dibagi jumlah seluruh lembaga pemberdayaan masyarakat tahun 2015 sebanyak 240. 2) Capaian indikator PKK yang aktif sebesar 90%. Tahun 2015 PKK aktif ditargetkan sebanyak 80 kelompok, realisasi yang tercapai tahun 2015 sebanyak 72 kelompok, angka realisasi ini didapat dari jumlah PKK aktif yang ada di 14 Kecamatan dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012 Nama Indikator
Satua
Target
Realisasi
Capaian Kinerja (%)
2015 104,17 90
2014 108,02 96
2013 37,37 20
2012 93,33 21,54
2015 17,5 72
2014 17,5 72
2013 5,83 14
2012 14 14
2015 16,80 80
2014 16,20
klpk
75
2013 15,60
PKK aktif
70
2
%
15
1
Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif
65
2012
n
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, 2014, 2013 dan 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 (dua) indikator yang mengalami penurunan yaitu indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif dan PKK aktif, dan 1(satu) indikator cakupan desa siaga aktif tidak terlaksana. Sementara untuk capaian kinerja tahun2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 kedua indikator diatas mengalami tren secara fluktuatif. Analisa Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 persentase realisasi sebesar 14%, menurun menjadi 5,83% ditahun 2013, meningkat menjadi 17,5% ditahun 2014 dan pada tahun 2015 tetap 17,5%. Pada capaian kinerja indikator LPM yang aktif mengalami tren menurun, ini dapat dilihat dari tabel capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 93,33%, menurun menjadi 37,37% ditahun 2013, meningkat menjadi 108,02% ditahun 2014 dan kembali menurun menjadi 104,15% pada tahun 2015. Realisasi dan capaian indikator menurun disebabkan bukan karena belum memenuhi target, melainkan jumlah LPM yang ada tidak bertambah. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 85,71%. 2) Indikator PKK aktif mengalami tren tetap untuk realisasi kinerja, ini dapat dilihat dari tabel realisasi pada tahun 2012 PKK Aktif sebanyak 14 kelompok, masih sebanyak 14 kelompok ditahun 2013, meningkat menjadi 72 kelompok ditahun 2014 dan pada tahun 2015 tetap 72 kelompok. Untuk capaian kinerja indikator PKK aktif
mengalami tren fluktuasi, dapat dilihat pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar 21,54%, menurun menjadi 20% ditahun 2013, meningkat menjadi 96% ditahun 2014 dan menurun menjadi 90% di tahun 2015. Realisasi kinerja tidak mengalami peningkatan disebabkan karena kurangnya kader tim penggerak PKK ditiap tiap kecamatan. Sementara capaian indikator mengalami penurunan disebabkan karena realisasi belum memenuhi target dari RPJMD. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 56,88%.
3. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target dalam RPJMD tahun 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator 1
Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif
2 PKK aktif
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
17,5
18
97,22
klpk
72
85
84,71
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan bahwa kedua indikator belum mencapai target RPJMD. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kineja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yan telah dilakukan: 1) Capaian indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif sebesar 104,17%. Capaian pada indikator ini sudah sesuai dengan target, dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan meningkatnya LPM berprestasi yang ada Kabupaten Musi Banyuasin. 2) Capaian indikator PKK aktif sebesar 90%. Capaian ini sudah sesuai dengan target, dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan meningkatnya sumber daya manusia dalam anggota tim penggerak PKK didesa desa.
MISI II : Mengembangkan Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tujuan 2.1 Mewujudkan Daerah Industri Maju Yang Berbasis Sumber Daya Lokal Tujuan terwujudnya daerah industri maju yang berbasis sumber daya lokal didukung oleh 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.1. Sasaran Berkembangnya Industri Kecil dan Menengah Yang Mendukung Peningkatan Nilai Investasi Daerah 1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1
Pertumbuhan industri kecil dan menengah
%
13,89
5,71
41,11
2
Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun
%
4,97
3,02
60,76
3
Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
%
4,12
3,68
89,32
1) Capaian indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah sebesar 41,11%. Pada tahun 2015 ditargetkan pertumbuhan industri kecil dan menengah 13,89%, angka realisasi indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah pada tahun 2015 yaitu 5,71% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah IKM (industri kecil dan menengah) tahun 2015 sebanyak 2.611 unit dikurangi jumlah IKM tahun 2014 sebanyak 2.470 unit usaha, kemudian dibagi jumlah IKM tahun 2014 selanjutnya dikalikan 100%. sehingga pertumbuhan industri kecil dan menengah ini mencapai 5,71%. 2) Capaian indikator kapasitas produksi industri kecil dan menengah pertahun sebesar 60,76%, pencapaian indikator kinerja ini dalam ketegori cukup. Pada tahun 2015 direncanakan indikator ini mencapai target 4.97%, sedangkan pada angka realisasi sebesar 3,02%, angka
realiasi ini didapat dari Perbandingan jumlah
kapasitas industri kecil dan menengah tahun 2015 pertahun sebesar 153.935.837, tahun sebelumnya (tahun 2014) kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar 149.428.556 unit, sehingga menunjukan perkembagan/pertumbuhan senilai 3,02%. 3) Capaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah pada tahun 2015 sebesar 89,32%. Angka realisasi indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah pada tahun 2015 sebesar 3,68% merupakan Perbandingan jumlah nilai investasi industri kecil dan menengah tahun 2015 Rp. 25.695.492.085.707 di kurang jumlah nilai investasi industri kecil dan menengah tahun 2014 sebesar Rp. 24.784.494.140.289 dibagi nilai investasi industri kecil menegah tahun lalu sebesar Rp. 24.784.494.140.289 di kali 100%.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target
Realisasi
Capaian Kinerja (%)
2015 41,11
2014 98,64
2013 471
2012
2015 5,71
60,76 89,32
2015
99,54 13.434,12
2014
2451 4820
2013
339,4 0
2012
3,02 3.68
2015
4,33 510,50
2014
90.22 168,7
2013
11,88 0
2012
4,97 4.21
2015
60,12
2014
2012 4,99
11,61
2015 13,89
2013
2014 11.77 4.35 3.80
2014
3,68
%
3,50
2013
%
3,50
Kapasitas Produksi Industri Kecil 2 dan Menengah per tahun Peningkatan Nilai Investasi 3 Industri Kecil dan Menengah
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
3,25
Nama Indikator
2012
Target
52.72
2013 11,19
2012 %
8,30
Pertumbuhan industri kecil 1 dan menengah
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 4,99% kemudian meningkat menjadi 52,72% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 11, 61% serta pada tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan angka realisasi sebesar 5,71 %. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 60,12% kemudian meningkat
menjadi 471% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi 98,64% serta terjadi penurunan kembali pada tahun 2015 dengan capaian hanya 41,11 %. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun 2013 realisasi dan capaian mengalami peningkatan yang signifikan (melampaui target yang direncanakan). Namun, secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012, jumlah industri kecil dan menengah sebanyak 1449 unit usaha, meningkat pada tahun 2013 jumlah industri kecil dan menengah sebanyak 2213 unit usaha, dan tahun 2014 jumlah industri kecil dan menengah mengalami peningkatan menjadi 2470 serta pada tahun 2015 jumlah industri kecil dan menengah kembali meningkat menjadi 2611 unit usaha. 2) Indikator kapasitas produksi industri kecil dan menengah pertahun, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 11,88% kemudian meningkat menjadi 90,22% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka realisasi menjadi 4,33% serta pada tahun 2015 kembali menurun dengan angka realisasi sebesar 3,02 %. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 339,4% kemudian meningkat menjadi 2451% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi 99,54% serta pada tahun 2015 kembali terjadi penurunan angka capaian menjadi 60,76 %. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan secara signifikan melampaui target yang direncanakan. Namun, secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012 kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar 75.295.083 unit meningkat pada tahun 2013 menjadi 143.233.644 unit
dan tahun 2014 jumlah kapasitas
produksi industri kecil dan menengah juga mengalami peningkatan menjadi 149.428.556 unit serta pada tahun 2015 jumlah kapasitas produksi industri kecil dan menengah terus mengalami peningkatan menjadi 153.935.837 unit. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 85%.
3) Indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah
memiliki tren
meningkat, pada tahun 2012 realisasi 0% kemudian meningkat menjadi 168,7% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 510,50%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren meningkat pada tahun 2012 capaian 0% kemudian meningkat menjadi 4820% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi 13.434,12%. Tercatat pada tahun 2013 nilai investasi industri kecil Rp. 4.059.542.822.365 dan pada tahun 2014 meningkat nilai investasi industri kecil dan menengah menjadi Rp. 24.784.494.140.289. dan pada tahun 2015 meningkat nilai investasi industri kecil dan menengah menjadi Rp. 25.695.492.085.707 meningkat realisasi sebesar 3.68%
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Pertumbuhan industri kecil dan menengah
%
5,71
15,77
36,21
2
Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun
%
3,02
5,10
59,22
3
Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
%
3.68
4,40
83.64
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif yaitu 36.2%, 59.2% dan 83.64 %. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 telah mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah sebesar 41,11% dan peningkatan kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar 60,76%. Capaian kedua indikator ini tidak sesuai target, ketidakberhasilan pencapaian sesuai target pada tahun 2014 ini disebabkan minimnya pembinaan industri kecil dan menengah karena tidak ada program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang bersifat mengembangkan industri kecil dan menengah yang sudah ada maupun menstimulasi tumbuhnya industri kecil baru yang bersumber dari alokasi anggaran APBD Kabupaten. Namun demikian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin terus berusaha dengan keras untuk tetap dapat melakukan kegiatan pembinaan melalui program kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi serta Kementerian Perindustrian RI yang melibatkan peran serta tenaga penyuluh lapangan industri. 2) Pencapaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah sebesar 89,32%, capaian Indikator tersebut diatas naik dikarnekan meningkatnya nilai
investasi
industri
kecil
dan
menengah
pada
tahun
2015,
dalam
pelaksanaannya terdapat 1 (satu ) program dan 5 (lima) kegiatan yang mendukung capaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah.
2.1.2. Sasaran
Meningkatnya
Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan 1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator 1 Unit usaha yang memiliki perizinan 2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
%
25
15.47%
61,88
%
25,79
4,41
17,10
1) Capaian indikator unit usaha yang memiliki perizinan sebesar 61,88%. Angka realisasi indikator unit usaha yang memiliki perizinan tahun 2015 sebesar 15,47% dari yang ditargetkan senilai 25%. Angka realiasi ini merupakan Perbandingan jumlah usaha yang membuat perizinan SIUP-TDP pada tahun 2015 sebanyak 1.210 izin usaha dengan jumlah usaha formal dan informal tahun 2015 sebanyak 5.241 unit usaha, sehingga persentase capaian unit usaha yang memiliki perizinan SIUP-TDP senilai 15.47%. 2) Capaian indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal sebesar 17,10%. Angka realisasi indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal tahun 2015 sebesar 4,41% (Empat koma empat satu persen) dari yang ditargetkan senilai 25,79%. angka realisasi ini merupakan Perbandingan jumlah pedagang yang dibina tahun 2015 sebanyak 231 pedagang berbanding jumlah seluruh pedagang informal Kabupaten Musi Banyuasin yaitu sebanyak 5241 pedagang, sehingga mendapatkan nilai cakupan bina kelompok pedangang/usaha informal sebesar 4,41%.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target
Realisasi
Capaian Kinerja (%)
2015 61,88
2014 666,67
2012 118,71
2013
2015 15.47
1.000
2014
2012 48,31
100
2015 25
2013
2014 15 2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
18.20
25,79
9,00
16,27
17.36
4,41
91,19
126,70
95,38
17,10
%
2013
Cakupan bina kelompok 2 pedagang/us aha informal
12,84
Satuan
2012
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
9,87
Target
100
2013 10
2012 %
7,00
Unit usaha 1 yang memiliki perizinan
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realiasi dan capaian kinerja serta capaian kinerja tahun tahun 2015, 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator unit usaha yang memiliki perizinan, pada angka realisasi mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 48,31% kemudian meningkat menjadi 100% pada tahun 2013,pada tahun 2014 angka realisasi 100% dan pada tahun 2015 angka realiasi menurun jadi 15.47% Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 118,71% kemudian meningkat menjadi 100% pada tahun 2013,pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi 666,67% dan pada tahun 2015 mengalami penuruan angka capaian menjadi 61,88%. Angka capaian mengalami fluktuatif
disebakan
karena meningkatnya
target unit usaha yang memiliki perizinan setiap tahunnya, meskipun demikian besarnya angka realisasi dan capaian jauh melebihi target.Tercatat pada tahun 2012, jumlah unit usaha yang memiliki perizinan sebanyak 431 unit usaha,
meningkat pada tahun 2013 jumlah unit usaha yang memiliki perizinan menjadi sebanyak 438 unit usaha, meningkat pada tahun 2014 jumlah unit usaha yang memiliki perizinan menjadi sebanyak 771 unit. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 85%. 2) Indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal, pada Perbandingan realisasi mengalami tren secara meningkat, pada tahun 2012 realisasi 9,00% kemudian meningkat menjadi 16,27% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 juga mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 17,36% namun pada tahun 2015 mengalami penurunan realisasi hanya sebesar 4,41 %, peningkatan dari tahun 2012 hingga 2014 terjadi karena jumlah pedagang yang dibina untuk setiap tahunnya meningkat seiring alokasi anggaran pembinaan yang meningkat, sebaliknya terjadi penurunan pada tahun 2015 karena sama sekali tidak ada dukungan anggaran pembinaan yang bersumber dari dana APBD Kabupaten, Namun Dinas Perindustrian dan Perdagangan tetap berusaha melakukan pembinaan dengan dukungan dana APBN . Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 91,19% kemudian meningkat menjadi 126,70% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi 95,38% serta terjadi penurunan kembali pada tahun 2015 dengan angka capaian hanya sebesar 17,10 % . Capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun sebelumnya tahun 2013, mengalami peningkatan secara signifikan melampaui target yang direncanakan, namun secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2012, jumlah pedagang yang dibina sebanyak 450 pedagang, meningkat pada tahun 2013 sebanyak 852 pedagang, dan tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 900 pedagang yang dibina dan pada tahun 2015 hanya terjadi pembinaan pedagang sebanyak 231. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 85%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017.
Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Unit usaha yang memiliki perizinan
%
15.47
35
44,20
2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
%
4,41
44,26
9,96
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka 44,20% dan 9,96% Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian indikator unit usaha yang memiliki perizinan. Mengalami peningkatan serta melebihi yang ditargetkan hal ini disebabkan karena terdapat kenaikan jumlah unit usaha yang mendaftarkan izin usahanya serta didukung dengan dilakukannya
5 kegiatan yang mendukung capaian indikator peningkatan nilai investasi, antara lain: 1) Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan penanaman modal 2) Pengendalian pelaksanaan penanaman modal 3) Sosialisasi peraturan pelaksanaan penanaman modal 4) Promosi penanaman modal 5) Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha 2) Pencapaian indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal secara realisasi dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah pedagang yang telah dibina untuk setiap tahunnya, akan tetapi pada tahun 2015 terjadi penurunan jumlah pedagang yang dibina karena minimnya dukungan alokasi anggaran. Namun Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus berupaya untuk mencapai target yang diharapkan pada tahun
2017
dengan
giat
berusaha
mendapatkan
alokasi
dana
khusus
pembangunan pasar maupun revitalisasi pasar dari Kementerian Perdagangan RI.
2.1.3. Sasaran meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja 1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
1 Angka partisipasi angkatan kerja
%
83
69,40
83,61
2 Pencari kerja yang ditempatkan
%
49
90,76
185,22
3 Pengangguran terbuka
%
14,89
3,98
173,27
%
27
96,36
356,89
4
Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
1) Capaian indikator angka partisipasi angkatan kerja sebesar 83,61%. Pada tahun 2015 ditargetkan Angka partisipasi angkatan kerja 83%, Angka realisasi indikator Angka partisipasi angkatan kerja pada tahun 2015 yaitu 69,40%, angka realisasi ini didapat dari perhitungan persentase Perbandingan jumlah angkatan kerja usia 15
tahun ke atas tahun 2015 sebanyak 294.662,11 orang dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak 424.552 orang. 2) Capaian indikator pencari kerja yang ditempatkan sebesar 185,22%. Pada tahun 2015 ditargetkan pencari kerja yang ditempatkan 49%, Angka realisasi indikator pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2015 yaitu 90,76%, angka realiasi ini merupakan hasil perhitungan persentase Perbandingan dari jumlah pencari kerja yang ditempatkan tahun 2015 sebanyak 599 orang dengan jumlah pencari kerja yang mendaftar sebanyak 660 orang. 3) Capaian indikator pengangguran terbuka sebesar 173,27 %. Pada tahun 2015 ditargetkan pengangguran terbuka 14,89%, angka realisasi indikator pengangguran terbuka pada tahun 2015 yaitu 3,98%, Angka realisasi pengangguran terbuka pada tahun 2015 di dapat dari jumlah angkatan kerja yang benar-benar tidak bekerja sebanyak 11.713 orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang ada sebanyak 294.662,11 orang. 4) Capaian indikator
keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
sebesar 356,89%, Pada tahun 2015 ditargetkan keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis 27%, angka realisasi indikator keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis pada tahun 2015 yaitu 96,36%, Angka realisasi keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis pada tahun 2015 di dapat dari hasil perhitungan jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama sebanyak 53 kasus dibagi jumlah kasus yang tercatat di instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan sebanyak 55 kasus, dikali seratus persen.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun 2013, dan tahun 2012.
2015
2014
2013
2015
2014
2013
2012
2012
Capaian Kinerja (%)
Realisasi 2015
2014
Satuan
2013
Nama Indikator
2012
Target
83,61 185,22 173,27
81,70 177,51 175,12
62,11,1 9 9,98 178,92
2012
2013
2014
2015
396,96
355,56
356,89
9
43,00
2012
27
2015
2015
25
96,36
2014
23
2014
2013
%
88,89
2012
Keselamatan kerja dan 4 hubungan industrial yang harmonis
2013
Satuan
91,30
Nama Indikator
92,66 12,33 177.32
69,40 90,76 3,98
66,99 83,43 3,74
50,37 4,49
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
21
Target
3,2
74,13 5,18 3,47
83 49 14,89
82 47
15,33
Pengangguran terbuka
15.03
42
%
3
81
%
45
Pencari kerja 2 yang ditempatkan
15,18
%
80
Angka 1 partisipasi angkatan kerja
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun tahun 2015, 2014, 2013 dan tahun 2012 bahwa dari empat
indikator sasaran yang ditetapkan
mengalami tren fluktuatif. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator angka partisipasi angkatan kerja, pada angka realisasi mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 74,13% kemudian menurun menjadi 50,37% pada tahun 2013, pada tahun 2014, dan pada tahun
mengalami peningkatan
angka realisasi menjadi 69,40%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 92,66% kemudian menurun menjadi 62,11,19% pada tahun 2013, pada tahun 2014, dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 83,61%, ini disebabkan karena meningkatnya target kinerja indikator dan rendahnya angkatan kerja. Tercatat pada tahun 2014 jumlah Angka
partisipasi angkatan kerja menjadi sebanyak 278.929, dan pada tahun 2015 meningkat jumlah Angka partisipasi angkatan kerja 278.929 orang. 2) Indikator pencari kerja yang ditempatkan, pada Perbandingan realisasi dan capaian kinerja mengalami tren secara flukutuatif, pada tahun 2012 realisasi 5,18% kemudian menurun menjadi 4,49% pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 83,43%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 12,33% kemudian menurun menjadi 9,98% pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 185,22%, melebihi target yang direncanakan, ini diiringi dengan meningkatnya jumlah pencari kerja yang ditempatkan, namun secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat, pada tahun 2012 jumlah pencari kerja yang ditempatkan 57 orang pada tahun 2013 sejumlah 75 orang, pada tahun 2014 meningkat menjadi 1113 orang, dan pada tahun 2015 sejumlah 599 orang . Pada tahun 2012 dan 2013 capaian dan realisasi mengalami penurunan dipengaruhi faktor pekerja yang sudah terdaftar tidak melaporkan diri kembali ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Musi Banyuasin jika pencari kerja sudah bekerja di perusahaan swasta ataupun pemerintahan. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 97,22%. 3) Indikator pengganguran terbuka, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 3,47% kemudian menurun menjadi 3,2% pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 3.74%, dan pada tahun 2015 kembali mengalami kenaikan menjadi 3,98. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 177,32% kemudian meningkat menjadi 178,92% pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami penuruan angka capaian menjadi 175,12%, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 173,27%. Secara keseluruhan indikator ini telah melebihi dari yang ditargetkan. Realisasi dan capaian mengalami fluktuatif dipengaruhi oleh jumlah angkatan kerja setiap tahunnya dengan jumlah pengangguran. Tercatat pada tahun 2012, jumlah penggangur sebesar 9.279 orang dan jumlah angkatan kerja sebesar 267.334 orang, pada tahun 2013 jumlah penggangur menurun sebesar 7.883 orang dan
jumlah angkatan kerja sebesar 247.468 orang. tahun 2014 jumlah penggangur meningkat sebesar
10.434
orang, pada tahun 2015 jumlah pengganggur
meningkat menjadi 11.713 orang dan jumlah angkatan kerja sebesar 294.662,11 orang. capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 176,22%. 4) Indikator keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 9% kemudian, meningkat menjadi 91,30% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan
angka
realisasi menjadi 88,89%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 43% kemudian meningkat menjadi 396,96% pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penuruan dan pada tahun 2015 juga mengalami penurunan menjadi 356,89%. Secara keseluruhan indikator ini pada tahun 2013 & 2014 telah melebihi dari yang ditargetkan. Realisasi dan
capaian mengalami
fluktuatif dipengaruhi oleh jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama setiap tahunnya dengan jumlah kasus yang tercatat pada instansi penanggung jawab. Tercatat pada tahun 2014 jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama sebesar 40 kasus dan jumlah kasus yang tercatat sebesar 45 kasus. tahun 2015 jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama sebesar 53 kasus dan jumlah kasus yang tercatat sebesar 55 kasus. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 295.24%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017 Kabupaten Musi Banyuasin. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi akumulasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Angka partisipasi angkatan kerja
%
69,40
85
81,65
2
Pencari kerja ditempatkan
%
90,76
50
292,52
%
3,98
14,59
27,28
%
96,39
32
301,22
yang
3 Pengangguran terbuka Keselamatan kerja 4 hubungan industrial harmonis
dan yang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif yaitu 81,65%, 292,52%, 27,28% dan 301,22% bahkan terdapat 2 indikator yang sudah melebihi target indikator capaian pada akhir periode RPJMD, yaitu indikator Pencari kerja yang ditempatkan dan indikator Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 telah mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan. Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 1) Capaian indikator angka partisipasi angkatan kerja belum mencapai target, hal ini disebabkan karena rendahnya angkatan kerja akibat pertambahan penduduk pada tahun 2015, tingginya angka kelulusan sekolah dan perguruan tinggi sementara lowongan pekerjaan terbatas, dan lowongan yang tersedia tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Alternatif yang telah dilakukan antara lain; pendataan
lowongan kerja, pelatihan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pengguna kerja dan diadakan job fair. 2) Capaian indikator pencari kerja yang ditempatkan telah melampaui target, hal ini disebabkan karena pada Tahun 2015 adanya penerimaan CPNS sebanyak 13 orang dan penerimaan pada perusahaan sebanyak 586 orang, yang berdampak kepada Angka realisasi indikator pencari kerja yang ditempatkan sebesar 189,08%. Alternatif yang telah dilakukan antara lain; pendataan lowongan kerja, pelatihan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pengguna kerja dan diadakan job fair. 3) Capaian indikator pengangguran terbuka menurun dari tahun sebelumnya namun masih melebihi target. Angka realisasi dan capaian kinerja dipengaruhi oleh meningkatnya angka pengangguran, ini disebabkan
tingginya angka kelulusan
siswa SMA/K dan Perguruan tinggi sedangkan penyerapan tenaga kerja sedikit, serta tingginya jumlah PHK yang terjadi. Alternatif yang telah dilakukan antara lain ; pendataan lowongan kerja, pelatihan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pengguna kerja dan diadakan job fair. 4) Capaian indikator Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis menurun dari tahun sebelumnya namun masih melebihi target, Angka realisasi dipengaruhi dengan meningkatnya jumlah kasus yang tercatat pada tahun 2015 dan banyaknya kasus yang diselesaikan pada tahun 2015, alternatif untuk meningkatkan jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB) baik perjanjian bersama yang dibuat secara perseorangan/ individual atau perjanjian bersama dengan cara peningkatan kemampuan pengetahuan pekerja dan pengusaha dengan melakukan penyuluhan dan pembinaan tentang peraturan ketenaga kerjaan.
Tujuan 2.2 Mewujudkan Pelestarian Budaya yang Mendukung Pariwisata Daerah Tujuan meningkatnya kualitas generasi muda didukung oleh 2 (dua) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
2.2.1. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Budaya Lokal 1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
1 Jumlah Sanggar Seni dan Budaya yang Aktif
Klpk
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian 10
5
50
Angka realisasi Jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif pada tahun 2015 yaitu 50% yang merupakan hasil perhitungan dari persentase kelompok sanggar yang aktif pada tahun 2015 yaitu 5 Sanggar dibandingkan dengan target jumlah yang dibina pada tahun 2015 yaitu 10 Sanggar dikali 100%.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012.
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
Klp
5
10
10
1
5
5
5
20
100
50
50
Jumlah Sanggar 1 Seni dan Budaya yang Aktif
Satuan
2012
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
5
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa indikator sasaran sanggar seni dan budaya yang aktif mengalami tren tetap. Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: Indikator jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif, pada angka realisasi mengalami tren tetap, pada tahun 2012 realisasi 1 kelompok jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif kemudian meningkat menjadi 5 kelompok jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 angka realisasi tetap 5
kelompok jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 20% kemudian meningkat menjadi 100% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 50%. Indikator ini mengalami peningkatan dan penurunan dipengaruhi oleh jumlah jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif dan meningkat menjadi target kinerja. Tercatat pada Pada tahun 2013 jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif terdapat 5 kelompok sanggar, dan jumlah sanggar seni yang ada dan pada tahun 2014 jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif terdapat 5 kelompok sanggar seni yang aktif. Untuk tahun 2015, realisasi sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini karena belum dilakukannya pendataan dan pembinaan secara menyeluruh terhadap sanggar – sanggar yang aktif di Kab. Muba
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 -2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator 1
Jumlah Sanggar Seni dan Budaya yang Aktif
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Klpk
5
10
50
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 indikator yang menunjukkan capaian 50% Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: Capaian indikator jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif belum mencapai target, disebabkan oleh
target kinerja yang meningkat. Dari tahun sebelumnya.
Alternatif yang telah dilakukan antara lain: Mengadakan pendataan, pembinanaan dan pelatihan pelaku seni usia remaja.
2.2.2.
Sasaran Meningkatnya Kualitas Pariwisata Daerah
1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
1 Kunjungan wisatawan Orang/tahun
4.500
13.525
300,56
Capaian indikator kunjungan wisatawan sebesar 300,56%. Pada tahun 2015 melampaui target yang ditetapkan. Pada tahun 2015 ditargetkan kunjungan wisatawan sebanyal 4.500 orang. Angka realisasi indikator Kunjungan wisatawan pada tahun 2015 yaitu 13.525 orang yang merupakan hasil dari perhitungan Perbandingan antara jumlah kunjungan wisata pada tahun 2015
dengan jumlah kunjungan wisata yang telah
ditargetkan pada tahun 2015. Data ini didasarkan pada catatan kunjungan wisatawan yang menginap di hotel/penginapan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target
Realisasi
Capaian Kinerja (%)
2015
2012
13.525
39,07
2015
2014 44.000
300,56
2013 36.071
2014
2012 1.563
918,18
2015 4.500
2013
2014 4.400
879,78
2013 4.100
orang
2012 Kunjungan Wisatawan
4.000
1
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa indikator sasaran yang ditetapkan mengambarkan tren fluktuatif, Analisa Perbandingan realiasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: Indikator kunjungan wisatawan, pada angka realisasi mengalami tren Fluktuatift, pada tahun 2012 realisasi 1.563 orang kemudian meningkat menjadi 36.071 orang pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan
angka realisasi
menjadi 44.000. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 39,07% kemudian meningkat menjadi 879,78% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 918,18%. Secara tren indikator ini mengalami peningkatan dan melebihi
target yang direncanakan.
Sedangkan ditahun 2015, secara realisasi maupun capaian menurun, namun tetap tercapat target yang ditetapkan.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 - 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator 1
Kunjungan Wisatawan
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Orang /tahun
13.525
5.000
270.5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 indikator menunjukkan perkembangan melebihi target akhir RPJMD dengan capaian sudah 270.5%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4.
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM)
sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Capaian indikator kunjungan wisatawan melebihi target. Hal ini disebabkan karena berdasarkan
data
catatan
kunjungan
wisatawan
yang
menginap
di
hotel/penginapan di Kabupaten Musi Banyuasin, faktor pendukung yang menjadi pendorongan kunjungan wisatawan adalah dengan diadakannya banyak event yang dilaksanakan di Kabupaten Musi Banyuasin baik yang bersifat nasional maupun internasional, seperti pemilihan kuyung kupek, dan penyelenggaraan Musi Triboatton, Pra PON Voli Indoor, Pra PON Futsal, Muba Prix dan Event Internasional yang diselenggaran Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan.
MISI III Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan
Tujuan 3.1 Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Daerah Yang Berkualitas dan Merata Tujuan mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang berkualitas dan merata didukung oleh 5 (lima) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 3.1.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan`
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
1
Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik
%
42
42,47
101,12
2
Jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Km
100
75,25
75,25
1) Capaian indikator proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik tahun 2015 sebesar 101,12%. Pada tahun 2015 ditargetkan indikator proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik sebesar 42% dengan realisasi sebesar 42,47%. Angka realisasi tersebut merupakan hasil perhitungan dari panjang jaringan jalan dengan kondisi baik pada tahun 2015 sepanjang 456,06 Km dibandingkan dengan panjang seluruh jalan Kabupaten Musi Banyuasin sepanjang 1.073,77 Km. 2) Capaian indikator Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk Tahun 2015 sebesar 75,25%. Realisasi pada tahun 2015 sepanjang 75,25 Km di bawah target RPJMD sepanjang 100 Km dari total panjang seluruh jalan Kabupaten Musi Banyuasin 1.073,77 Km.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
101,12 75,25
2015
109,79 155,98
2014
92,41 249,87
2013
97,86 95,70
2012
42,47 75,25
2015
42,82 93,59
2014
34,19 149,92
2013
34,25 111,37
2012
42 100
2015
39 60
2014
37
Km
60
2013
%
35
Proporsi panjang 1 jaringan jalan dengan kondisi baik Jalan penghubung dari ibukota 2 kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
116,37
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasi dan capaian kinerjanya yaitu pada indikator ”Proposi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik” dan indikator ”Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk”. Analisa perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 34,25% kemudian menurun menjadi 34,19% pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami peningkatan 42,82% dan pada tahun 2015 sebesar 42,47%. Untuk capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar 97,86% kemudian menurun menjadi 92,41% meningkat pada tahun 2014 sebesar 109,79% dan pada tahun 2015 sebesar 101,12%. Peningkatan terjadi dikarenakan secara kuantitas panjang
jalan dalam kondisi baik bertambah, tercatat pada tahun 2013 panjang jalan dalam kondisi baik 367,17 Km dan pada tahun 2014 panjang jalan dalam kondisi baik 459,76 Km dan pada tahun 2015 panjang jalan dalam kondisi baik 456,05 Km dari total panjang jalan Kabupaten Musi Banyuasin sepanjang 1.073,77 Km. 2) Indikator Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasinya sepanjang 111,37 Km, kemudian terealisasi sepanjang 149,92 Km pada tahun 2013, pada tahun 2014 sepanjang 93,59 Km dan pada tahun 2015 sepanjang 75,25 Km. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 sebesar 95,70% meningkat menjadi 249,87% pada tahun 2013 dan menjadi 155,98% pada tahun 2014 , menurun 75,25% pada tahun 2015. Penurunan terjadi karena realisasi masih dibawah target yang ditetapkan RPJMD yaitu sepanjang 100 Km. Capaian kinerja indikator sasaran dalam kurun waktu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 memiliki capaian di atas 85% sedang pada tahun 2015 di bawah 85%, namun masih bermakna baik.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik Jalan penghubung dari ibu kota 2 kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk 1
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
42,47
55
77,22
Km
75,25
100
75,25
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibanding dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan yaitu sampai pada tahun 2015 sebesar 77.22% dan
75.25%. Capaian kinerja kedua indikator merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik sebesar 101,12% mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini disebabkan adanya
perbaikan
atau
peningkatan
jalan
strategis/jalan
kabupaten
yang
menghubungkan ibukota kabupaten ke kecamatan atau antar kecamatan menjadi prioritas utama dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kerusakan jaringan jalan. Untuk tahun berikutnya diharapkan seluruh jaringan jalan strategis/kabupaten sudah dalam kondisi yang baik tanpa adanya kerusakan yang berarti dan dengan didukung anggaran yang disetujui. 2) Pencapaian Indikator Jalan penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk sebesar 75,25% masih dibawah target. Hal ini dikarenakan pada tahun anggaran 2015 terdapat kesalahan teknis yaitu adanya kegiatan yang gagal lelang sehingga mempengaruhi kinerja dan capaian target. Untuk tahun berikutnya diharapkan tidak ada permasalahan teknis lagi sehingga program dan kegiatan yang sudah ditargetkan dapat terlaksana dengan baik.
3.1.2 Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
1 Persentase rumah layak huni
%
86
84,32
98,05
2 Rumah tangga pengguna air bersih
%
88
85,81
97,51
3 Persentase penduduk berakses air minum
%
52
64,80
124,62,11
4 Rumah ber-IMB
%
35
21,10
60,29%
%
20
23,25
116,25
5
Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
1) Capaian indikator persentase pemukiman layak huni tahun 2015 adalah 98,05%. Pada tahun 2015 ditargetkan indikator persentase pemukiman layak huni sebesar 86% dan realisasinya mencapainya 84,32% di bawah target namun hasil tersebut masih bermakna sangat baik. Angka realisasi tersebut merupakan persentase Perbandingan jumlah rumah layak huni tahun 2015 sebanyak 144.278 rumah dengan jumlah seluruh rumah yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 sebanyak 171.103 rumah. 2) Capaian indikator Rumah tangga pengguna air bersih tahun 2015 sebesar 97,51%. Target indikator rumah tangga pengguna air bersih sebesar 88% sedangkan angka realisasinya sebesar 85,81% di bawah target, namun hasil tersebut masih bermakna
sangat
baik.
Angka
realisasi
tersebut
merupakan
persentase
Perbandingan jumlah rumah tangga pengguna air bersih tahun 2015 sebanyak 190.444 rumah tangga dengan jumlah seluruh rumah tangga di Kab.Musi Banyuasi tahun 2015 sebanyak 221.936 rumah tangga. 3) Capaian indikator persentase penduduk berakses air minum tahun 2015 adalah 124,62,11%. Target indikator prosentase penduduk berakses air minum pada tahun 2015 sebesar 64,80% dengan realisasi sebesar 52% di atas target. Angka realisasi indikator tersebut merupakan hasil perhitungan persentase Perbandingan jumlah penduduk berakses air minum tahun 2015 sebanyak 523.770 jiwa dengan jumlah seluruh penduduk di Kab.Musi Banyuasin tahun 2015 sebanyak 808.343 jiwa.
4) Capaian indikator rumah ber-IMB tahun 2015 adalah 60,29% tidak mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 35% dengan realisasi sebesar 21,10% Angka realisasi merupakan hasil perhitungan persentase Perbandingan jumlah ber-IMB tahun 2015 sebanyak 36.111 rumah dengan jumlah seluruh rumah di Kab.Musi Banyuasin tahun 2015 sebanyak 171.103 rumah. 5) Capaian indikator persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB pada tahun 2015 sebesar 116,25% di atas target bermakna baik sekali. Target indikator yang ditetapkan sebesar 20% dan realisasinya sebesar 23,25% di atas target. Angka realisasi tersebut merupakan persentase dari luas ruang terbuka hijau (RTH) tahun 2015 seluas 7.660,50 Ha, sedangkan luas wilayah ber HPL/HGB Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 seluas 32.940 Ha.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
Target
2015 98,05 97,51 124,62,11
2014 99,55 99,59 104,54
2013 99,78 112,27
99,87
2012 100,81 100,14 123,43
2015 85,81 64,80
Realisasi
84,32
2014 83,62,11 85,65 50,18
2013 81,89 84,81 49,40
2012 84,12
80,65
2015
49,37
80
86 88 52
Satuan
2014
Nama Indikator
85
%
87
84
Persentase 3 penduduk berakses air minum
48
%
2013
Rumah 2 tangga pengguna air bersih
84
%
86
Persentase 1 rumah layak huni
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
48
Satuan
2012
Nama Indikator
40
Target
Capaian Kinerja (%)
100,27
60,29
119,20
116,25
2015
67,04 150
2014
101,35 150
2013
21,10 23,25
2012
30,08 23,84
2015
16,76 30
2014
20,27 30
2013
35 20
2012
30
%
20
2015
25
Persentase ruang terbuka 5 hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
20
2014
20
2013
%
20
2012 4 Rumah berIMB
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 5 (lima) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 (dua) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator ” Rumah ber-IMB”. Untuk indikator ” Persentase rumah layak huni”, indikator “Rumah Tangga pengguna air bersih” dan indikator “Persentase penduduk berakses air minum” memiliki tren yang meningkat setiap tahunnya. Sedangkan untuk indikator ” Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB” cenderung memiliki tren yang menurun. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator persentase rumah layak huni mengalami peningkatan realisasi setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi rumah layak huni sebesar 80,65%, realisasi tahun 2013 sebesar 81,89%, realisasi 83,62,11% pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 84,32% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator mengalami tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 100,81%, pada tahun 2013 capaian sebesar 99,87%, pada tahun 2014 capaian sebesar 99,55% dan pada tahun 2015 capaian sebesar 98,05%. Penurunan capaian ini dikarenakan meningkatnya target indikator, namun secara kuantitas jumlah rumah layak huni mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2013 jumlah rumah layak huni
sebanyak 121.479 rumah dari seluruh jumlah rumah yang ada pada tahun 2013 sebanyak 148.350 rumah bertambah pada tahun 2014 terdapat sebanyak 138.140 rumah layak huni dari jumlah keseluruhan rumah yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin 165.192 rumah. Sedangkan pada tahun 2015 rumah layak huni bertambah sebanyak 144.278 unit rumah dari jumlah keseluruhan rumah yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 171.103 unit rumah. 2) Indikator persentase rumah tangga pengguna air bersih mengalami peningkatan realisasi setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi sebesar 84,12%, realisasi tahun 2013 sebesar 84,81% realisasi sebesar 85,65% pada tahun 2014 dan meningkat sebesar 85,81% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator mengalami tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 100,14%, pada tahun 2013 capaian sebesar 99,78%, pada tahun 2014 capaian sebesar 99,59% dan menjadi 97,51% pada tahun 2015. Penurunan capaian ini dikarenakan meningkatnya target indikator, namun secara kuantitas jumlah rumah tangga pengguna air bersih mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2013 jumlah rumah tangga pengguna air bersih sebanyak 130.805 rumah dari seluruh jumlah rumah tangga yang ada pada tahun 2013 sebanyak 154.235 rumah bertambah pada tahun 2014 terdapat sebanyak 179.543 rumah tangga pengguna air bersih dari jumlah keseluruhan rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 209.62,112 rumah tangga. Kemudian pada tahun 2015 jumlah rumah tangga pengguna air bersih sebanyak 190.444 unit rumah dari jumlah keseluruhan rumah tangga di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun sebanyak 221.936 unit rumah. 3) Indikator persentase penduduk berakses air minum mengalami peningkatan realisasi setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi sebesar 49,37%, realisasi tahun 2013 sebesar 49,40%, realisasi sebesar 50,18% pada tahun 2014 dan meningkat sebesar 64,80% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator ini juga mengalami tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 123,43%, pada tahun 2013 capaian sebesar 112,27%, pada tahun 2014 capaian sebesar 104,54% dan pada tahun 2015 capaian indikator sebesar 124,62,11%. Secara kuantitas jumlah penduduk berakses air minum mengalami
peningkatan. Tercatat pada tahun 2013 jumlah penduduk berakses air minum sebanyak 380.963 jiwa dari seluruh jumlah penduduk yang ada pada tahun 2013 sebanyak 771.181 jiwa bertambah pada tahun 2014 terdapat sebanyak 391.675 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 780.598 jiwa. Kemudian pada tahun 2015 jumlah penduduk berakses air minum sebanyak 523.770 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 sebanyak 808.343 jiwa. 4) Indikator persentase rumah ber-IMB juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi rumah ber-IMB sebesar 20,27%, menurun pada tahun 2013 sebesar 16,76% meningkat menjadi 30,08% pada tahun 2014 dan menurun menjadi 21,10% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator juga mengalami tren yang fluktuatif, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 101,35% pada tahun 2013 capaian menurun sebesar 67,04% dan pada tahun 2014 capaian meningkat menjadi 100,27% pada tahun 2015 capaian indikatornya menurun menjadi 60,29% . 5) Indikator persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB mengalami penurunan, pada tahun 2012 realisasi persentase ruang terbuka hijau sebesar 30%, pada tahun 2013 tidak mengalami perubahan realisasi masih sebesar 30% kemudian menurun menjadi 23,84% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 realisasi sebesar 23,25%. Untuk capaian kinerja indikator juga mengalami tren yang menurun, pada tahun 2012 capaian kinerja indikator sebesar 150% pada tahun 2013 capaian tetap sebesar 150% dan pada tahun 2014 capaian menurun menjadi 119,20%, pada tahun 2015 capaian indikator kinerja sebesar 116,25% tetapi masih bermakna baik . Tercatat pada tahun 2013, luas ruang terbuka hijau sebesar 9.755,22 Ha sedangkan luas wilayah ber HPL/HGB 32.517,39 Ha. Pada tahun 2014 luas ruang terbuka hijau sebesar 7.853,40 Ha dengan jumlah luas wilayah ber HPL/HGB di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 32.940 Ha. Sedangkan pada tahun 2015 luas ruang terbuka hijau sebesar 7.660,50
Ha
dengan jumlah luas wilayah ber HPL/HGB di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 sebesar 32.940 Ha.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1 Persentase rumah layak huni
%
84,32
90
93,69
2 Rumah tangga pengguna air bersih
%
85,81
90
95,34
Persentase penduduk berakses air minum
%
64,80
60
108,00
4 Rumah ber-IMB
%
21,10
45
46,89
Persentase ruang terbuka hijau 5 persatuan luas wilayah ber HPL/HGB
%
23,25
20
116,25
Nama Indikator
3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 93.69%, 95.34%, 108.00%, 46.89% dan 116.25%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 telah mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 5 (lima) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Persentase rumah layak huni sebesar 98,05%. Capaian indikator ini di bawah target namun masih bermakna sangat baik. Tidak mencapai target disebabkan dibatalkannya kegiatan bantuan stimulant perumahan swadaya (BSPS) di Kabupaten Musi Banyuasin oleh Kementrian PU dan Perumahan Rakyat RI tahun 2015 dan targetnya tahun 2016 akan dilaksanakan kembali. Untuk meningkatkan pemukiman layak huni, Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 melaksanakan kegiatan Penunjang Pengembanan Pembangunan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui pekerjaan Pembangunan Prasarana Umum Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Kec. Lawang Wetan dan Kec. Sekayu. 2) Pencapaian Indikator Rumah tangga pengguna air bersih pada tahun 2015 sebesar 97,51% belum mencapai target. Hal ini disebabkan, anggaran dan kegiatan yang dialokasikan untuk air bersih tidak meningkat secara signifikan, selain itu bertambahnya jumlah populasi penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin. 3) Pencapaian Indikator Persentase penduduk berakses air minum pada tahun 2015 sebesar 124,62,11%. Capaian indikator ini di atas target disebabkan anggaran dan kegiatan yang dialokasikan agar penduduk punya akses air minum meningkat. Untuk meningkatkan jumlah penduduk berakses air minum tahun 2015, Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan tahun 2015 melaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah melalui kegiatan PAMSIMAS dan SANIMAS di 16 Desa dalam Kabupaten Musi Banyuasin. 4) Pencapaian Indikator Rumah ber-IMB pada tahun 2015 sebesar 60,29% tidak mencapai target. Kegiatan Rumah ber-IMB sudah diserahkan kepada Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Musi Banyuasin yang sebelumnya diadakan di Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Musi Banyuasin.
5) Pencapaian Indikator Persentase ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPL/HGB pada tahun 2015 sebesar 116,25%. Capaian indikator ini di atas target, hal ini disebabkan karena pengurangan ruang terbuka hijau di perkotaan tidak secepat yang diperkirakan. Luas wilayah ber HPL/HGB tahun 2015 adalah 32.940 Ha dengan rincian Kecamatan Sekayu 10.650 Ha, Kecamatan Babat Toman 3.090 Ha, Kecamatan Sungai Lilin 13.450 Ha dan Kecamatan Bayung Lencir 5.750 Ha. Sedangkan luas ruang terbuka hijau tahun 2015 adalah 7.660,50 Ha dengan rincian Kecamatan Sekayu 2.120 Ha, Kecamatan Babat Toman 730,50 Ha, Kecamatan Sungai Lilin 3.259,30 Ha dan Kecamatan Bayun Lencir 1.550,50 Ha. Pengurangan ruang terbuka hijau disebabkan adanya penambahan bangunan pada wilayah ber HPL/HGB.
3.1.3 Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1 Rasio ijin trayek 2 Kepemilikan KIR angkutan umum 3
Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
Satuan
Target 2015
Realisasi % 2015 Capaian
Per penduduk
0,0001439
0,000135
93,82
Unit
450
560
124,44
unit
900
1208
134,22
1) Capaian indikator Rasio ijin trayek pada tahun 2015 sebesar 93,82%. Capaian indikator tersebut di bawah target dengan realisasi rasio ijin trayek pada tahun 2015 sebesar 0,000135 di bawah target sebesar 0,0001439. Angka realisasi tersebut merupakan hasil perhitungan jumlah izin trayek yg diterbitkan sebanyak 81 kendaraan di bagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 602.027 jiwa. 2) Capaian indikator Kepemilikan KIR angkutan umum pada tahun 2015 sebesar 124,44% capaian Indikator ini di atas target dengan realisasi jumlah kepemilikan KIR angkutan umum pada tahun 2015 sebanyak 560 unit dari target sebanyak 450 unit kendaraan.
3) Capaian indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik mencapai 134,22% capaian ini di atas target dengan realisasi jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik pada tahun 2015 sebanyak 1208 unit dari target yang ditetapkan sebanyak 900 unit rambu-rambu.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
2015 124,44 134,22
93,82
2014 135 135,38
106,43
2013 166,57 122,57
104,58
2012 156 163,25
100
2015 560 1208
0,000135
2014 540 1083
0,000149
2013 583 858
0,000160
2012 468 653
0,000158
2015 450 900
0,0001439
2014 400
unit
800
0,000140
2013 0,000153
Unit
350
Kepemilikan KIR 2 angkutan umum Jumlah ramburambu yang 3 tersedia dalam kondisi baik
700
Per Pddk
0,000158
Rasio ijin trayek
300
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
400
1
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 1 (satu) indikator yang mengalami tren penurunan dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator ”Rasio ijin trayek”. Sedangkan indikator ”Kepemilikan KIR angkutan umum” dan indikator “Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik” memiliki tren meningkat. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut:
1) Indikator Rasio ijin trayek realisasinya mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 realisasi Perbandingan rasio ijin trayek sebesar 0,000158 per penduduk, pada tahun 2013 sebesar 0,000160 per penduduk, pada tahun 2014 sebesar 0,000149 per penduduk dan pada tahun 2015 sebesar 0,000135 per penduduk. Untuk capaian kinerja indikatornya mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai pada tahun 2014 dikarenakan menurunnya target indikator. Pada tahun 2012 capaian sebesar 100%, pada tahun 2013 capaian 104,58% dan pada tahun 2014 capaian sebesar 106,43%. Namun, pada tahun 2015 capaian kinerja indikator mengalami penurunan sebesar 93,82% dikarenakan meningkatnya target indikator di tahun 2015. 2) Indikator Kepemilikan KIR angkutan Umum mengalami tren realisasi secara fluktuatif pada tahun 2012 tercatat sebanyak 468 unit kendaraan yang lulus kepemilikan KIR angkutan umum, pada tahun 2013 sebanyak 583 unit kendaraan, pada tahun 2014 terdapat sebanyak 540 unit kendaraan dan pada tahun 2015 terdapat sebanyak 560 unit kendaraan. Untuk capaian indikator kinerjanya juga mengalami fluktuatif pada tahun 2012 capaian indikator sebesar 156% meningkat pada tahun 2013 sebesar 166,57%, menurun pada tahun 2014 sebesar 135% dan meningkat lagi pada tahun 2015 sebesar 124,44%. 3) Indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik mengalami tren yang meningkat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Tercatat jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik pada tahun 2012 sebanyak 653 unit, pada tahun 2013 jumlah rambu-rambu dalam kondisi baik sebanyak 858 unit, pada tahun 2014 jumlah rambu-rambu dalam kondisi baik sebanyak 1083 unit dan bertambah sebanyak 1208 unit rambu-rambu pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator mengalami tren fluktuatif setiap tahunnya, pada tahun 2012 capaian sebesar 163,25%, menurun pada tahun 2013 sebesar 122,57% dan pada tahun 2014 capaian meningkat sebesar 135,38% kemudian turun menjadi 134,22% pada tahun 2015.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator
1 Rasio ijin trayek
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Per penduduk
0,000135
0,00014
96,43
2
Kepemilikan KIR angkutan umum
Unit
560
500
112
3
Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
Unit
1208
1100
109,82
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibanding dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan yaitu 96.43%, 112%, dan 109.82%. Bahkan terdapat 2 (dua) indikator sasaran yang sudah mencapai target target akhir RPJMD yaitu indikator Kepemilikian KIR angkutan umum dan indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik. Capaian kinerja ketiga indikator merupakan capaian pada tahun ke4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
atau
1) Pencapaian Indikator Rasio ijin trayek pada tahun 2015 sebesar 93,82% di bawah target yang telah ditetapkan. Tidak tercapai target 100% ini disebabkan pada tahun 2015 angkutan ijin trayek tidak sesuai dengan angkutan yang beroperasi, hal ini karena adanya beberapa kendaraan yang belum sesuai dengan ijin trayek. Untuk tahun berikutnya diharapkan adanya program/kegiatan yang menunjang indikator kinerja rasio ijin trayek dan penduduk yang lebih memilih untuk naik angkutan umum. 2) Pencapaian Indikator Kepemilikan KIR angkutan umum pada tahun 2015 sebesar 124,44% di atas target yang telah ditetapkan atau bermakna sangat baik. Keberhasilan disebabkan pada tahun 2015 banyak angkutan umum penumpang dan angkutan barang yang melakukan KIR, hal ini dikarenakan angkutan tersebut harus memiliki ijin KIR untuk beroperasi. Untuk tahun berikutnya diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan program dan kegiatan yang mendukung indikator kinerja dan kepedulian masyarakat. 3) Pencapaian Indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik pada tahun 2015 sebesar 134,22% mencapai target yang telah ditetapkan atau bermakna sangat baik. Keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015 banyak program kegiatan yang mendukung indikator kinerja rambu-rambu dan adanya pemeliharaan rambu yang rusak karena Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika melakukan survey untuk rambu yang rusak kemudian diperbaiki, kegiatan pengadaan rambu-rambu dilaksanakan di jalan maupun sungai. Untuk tahun berikutnya diharapkan program kegiatan pemeliharaan maupun pengadaan rambu-rambu tetap dilaksanakan dan dapat mencapai daerah-daerah yang belum diberikan rambu-rambu dan melakukan kerjasama dengan pihak Kementrian Perhubungan untuk memberikan bantuan. 3.1.4 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1 Jumlah jaringan telekomunikasi
Satuan Titik
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian 60
20
33,33
2
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
‰
0,01
0,01
100
3
Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
%
78
11,32
14,51
4
Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec.
14
14
100
1) Capaian indikator Jumlah Jaringan Telekomunikasi sebesar 33,33% masih di bawah target. Pada tahun 2015 terdapat 20 titik jumlah jaringan telekomunikasi yang dibangun. 2) Capaian Indikator Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk pada tahun 2015 sebesar 100% karena realisasi sebesar target yang telah ditetapkan. 3) Capaian indikator Cakupan desa yang memiliki informasi pembangunan daerah pada tahun 2015 sebesar 14,51%. Pada tahun 2015 ditargetkan cakupan desa yang memiliki informasi pembangunan daerah sebesar 78% dengan realisasi sebesar 11,32% masih dibawah target. Angka realisasi tersebut merupakan hasil perhitungan dari jumlah desa yang menerima informasi pembangunan daerah pada tahun 2015 sebanyak 30 desa dibagi dengan jumlah seluruh desa yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 265 desa. 4) Capaian indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika pada tahun 2015 yaitu sebesar 100% dengan realisasi yang sama pada tahun sebelumnya terdapat 14 Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin yang mendapat layanan komunikasi dan informatika dan akan dioptimalkan lagi dengan pemanfaatan tower yang ada di setiap desa.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
2015
2014
2013
2015
2014
2013
2012
2012
Capaian Kinerja (%)
Realisasi 2015
2014
Satuan
2013
Nama Indikator
2012
Target
33,33
26,21
14,51
100
100
100
30
66,67 100
100
22,50
40,97 100
100
57,14
11,32 14
-
20
18,87 14
0,01
15
40 14
0,01
9
24,58 14
0,01
4
78 14
-
60
72
Kec.
14
0,01
50
66
0,01
40
%
14
0,01
7 0,01
‰
60
Rasio wartel/warnet 2 terhadap penduduk Cakupan desa yang menerima 3 informasi pembangunan daerah Cakupan daerah yang dilayani 4 komunikasi dan informatika
Titik
14
Jumlah 1 jaringan telekomunikasi
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 4 (empat) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 (dua) indikator yang mengalami tren yang meningkat dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator ”Jumlah jaringan telekomunikasi” dan indikator ”Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah”. Sedangkan indikator ”Rasio wartel/warnet terhadap penduduk” dan indikator “Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika” cenderung konstan atau tidak mengalami perubahan. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator Jumlah jaringan telekomunikasi mengalami tren angka realisasi yang meningkat pada tahun 2012 realisasi terdapat 4 titik jaringan komunikasi, bertambah 9 titik pada tahun 2013, bertambah 15 titik pada tahun 2014 dan menjadi 20 titik pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator cenderung mengalami fluktuatif, pada tahun 2012 capaian sebesar 57,14%, menurun pada tahun 2013 sebesar 22,50% kemudian meningkat pada tahun 2014 sebesar 30%
dan pada tahun 2015 sebesar 33,33%. Fluktuatif ini dikarenakan meningkatnya target indikator. 2) Indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk pada tahun 2015 cenderung konstan atau tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dengan rasio realisasi sebesar 0,01‰. Untuk capaian kinerja indikator juga sama seperti tahun sebelumnya yaitu sebesar 100%. 3) Indikator Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah memiliki tren realisasi yang meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2012 realisasi sebesar 24,58%, pada tahun 2013 sebesar 40% dan pada tahun 2014 realisasi sebesar 18,87% dan pada tahun 2015 realisasi sebesar 11,32%. Untuk capaian kinerja indikator mengalami tren yang meningkat pada tahun 2012 capaian sebesar 40,97%, pada tahun 2013 sebesar 66,67%, pada tahun 2014 sebesar 26,61% meningkat pada tahun 2015 sebesar 14,51%. Pada tahun 2015 terdapat 30 desa yang menerima informasi pembangunan daerah dari jumlah seluruh desa yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 265 desa. 4) Indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak mengalami perubahan baik dalam realisasi maupun capaian kinerja indikator. Terdapat 14 Kecamatan di Kabupaten Musi Banyusin yang sudah mendapatkan layanan komunikasi dan Informatika sehingga perentase kinerja indikator mencapai 100%. 3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator
1 Jumlah jaringan telekomunikasi
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Titik
20
80
25
2
Rasio wartel/warnet penduduk
terhadap
‰
0,01
0,01
100
3
Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
%
11,32
90
12,58
4
Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec.
14
14
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibanding dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan yaitu 25%, 100%, 12.58% dan 100%. Bahkan terdapat 2 (dua) indikator sasaran yang sudah mencapai target target akhir RPJMD yaitu indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk dan indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika. Capaian kinerja keempat indikator merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Jumlah jaringan telekomunikasi pada tahun 2015 sebesar 33,33% masih di bawah target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan pada tahun 2015 program dan kegiatan yang mendukung jumlah jaringan telekomunikasi hanya sedikit dan jumlah jaringan telekomunikasi yang terpasang kurang menyebarluas di daerah. Untuk tahun berikutnya diharapkan kegiatan yang menunjang indikator kinerja jaringan telekomunikasi dapat tercapai dengan baik seperti Pengembangan
Komunikasi,
Informasi
dan
Media
dengan
kegiatan
penyelenggaraan
E-
government. 2) Pencapaian Indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk pada tahun 2015 sebesar 100% sudah mencapai target yang ditetapkan namun, realisasinya hanya sebesar 0,01‰. Hal ini disebabkan rasio wartel/warnet tidak ada program kegiatan yang mendukung karena pada tahun 2015 masyarakat lebih memilih berkomunikasi melalui handphone maupun smartphone yang lebih efektif dan efisien. Untuk tahun berikutnya diharapkan adanya kegiatan yang mendukung indikator kinerja rasio wartel/warnet. 3) Pencapaian Indikator Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah pada tahun 2015 sebesar 14,51% masih dibawah target. Hal ini disebabkan program dan kegiatan yang mendukung indikator kinerja cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah hanya melalui siaran mobil unit keliling sehingga desa yang terlayani hanya sedikit yang menerima informasi keliling. Untuk tahun berikutnya diharapkan banyaknya program dan kegiatan yang menunjang indikator tersebut seperti cetak bulletin, penyampaian informasi melalui Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). 4) Pencapaian Indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika pada tahun 2015 sebesar 100% mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini disebabkan didukung oleh program kegiatan yang menunjang indikator kinerja cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika seperti pemancar radio gema randik karena sudah tersebar diseluruh Kabupaten Musi Banyuasin. Untuk tahun berikutnya diharapkan semakin baik lagi dengan program kegiatan yang menunjang terlaksananya indikator kinerja tersebut dengan semakin memaksimalkan peralatan yang ada guna tidak hanya mencapai kabupaten Musi Banyuasin saja.
3.1.5 Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
1 Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina
%
100
100
100
2 Jumlah transmigran yang terbina
kk
150
430
286,67
1) Capaian indikator Unit Pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina pada tahun 2015 mencapai target sebesar 100%. Pada tahun 2015 terdapat 2 (dua) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yang terbina yaitu UPT Air Balui 1 dan UPT Air Balui 2. 2) Capaian indikator Jumlah transmigran yang terbina pada tahun 2015 sebesar 286,67%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah transmigran yang terbina sebanyak 150 KK dan realisasinya melebihi target yaitu terdapat 430 KK yang terbina. UPT Air Balui 2 sebanyak 320 KK dan UPT JUDI/Nganti sebanyak 110 KK.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012 Capaian Kinerja (%)
100
100
100
430
126,67
593,33
593,33
286,67
2015
100
890
2014
100
890
2013
100
190
2012
100
150
2015
100
150
2014
100
150
2013
100
KK
2012
100
Jumlah transmigran yang terbina
2
2015
%
2014
Unit pemukiman 1 transmigrasi (UPT) yang terbina
2013
Satuan
2012
Nama Indikator
100
Realisasi
150
Target
Berdasarkan evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran semuanya dalam kategori baik sekali terlihat dari capaian indikator kinerja kedua sasaran mencapai di atas 85%. Indikator “Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina” realisasi dan capaian kinerjanya 100%
terhitung tahun 2012 sampai tahun 2015. Sedangkan untuk indikator “Jumlah transmigran yang terbina” mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2012 sebesar 126,67% menjadi 593,33% pada tahun 2013 dan cenderung tetap pada tahun 2014 sebesar 593,33% kemudian menurun menjadi 286,67%. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina realisasi dalam kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 sebesar 100%. Tercatat dari tahun 2012 sampai dengan 2014 terdapat hanya 3 (tiga) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yang terbina yaitu UPT Air Balui 1, UPT Air Balui 2 dan UPT JUD I/Nganti dimana semuanya terbina dengan baik sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100%. Namun, pada tahun 2015 hanya terdapat 2 UPT yang terbina yaitu UPT Air Balui 2 dan UPT JUDI/Nganti, sedang UPT Air Balui I sudah diserahkan kepada pemerintah daerah sehingga tidak termasuk dalam binaan lagi. 2) Indikator Jumlah transmigran yang terbina mengalami tren kenaikan, pada tahun 2012 realisasi terdapat 190 KK bertambah signifikan menjadi 890 KK pada tahun 2013 namun cenderung tidak mengalami perubahan pada tahun 2014 sebanyak 890 KK namun jumlahnya menurun menjadi 430 KK pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 126,67%, capaian pada tahun 2013, tahun 2014 sebesar 593,33% dan 286,67% pada tahun 2015.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin
Nama Indikator
1
Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina
2 Jumlah transmigran yang terbina
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
100
100
100
kk
430
150
286,67
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukan angka yang positif dengan perkembangan 100% dan 286,67% dengan kategori sangat baik bahkan terdapat indikator yang sudah melebihi target indikator capaian pada akhir periode RPJMD, yaitu indikator Jumlah transmigran yang terbina. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina sebesar 100% dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015 terdapat hanya 2 (dua) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yang terbina yaitu UPT Air Balui 2 dan UPT JUD I/Nganti dimana semuanya terbina dengan baik. Sedangkan untuk UPT Air Balui I sudah tidak dibina lagi karena berdasarkan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan pengembangan satuan permukiman oleh pemerintah kabupaten/kota bahwa pada lampiran menyebutkan bahwa UPT Air Balui SP.1 diserahkan kepada pemerintah daerah jadi tidak termasuk binaan lagi atau sudah menjadi UPT Mandiri. 2) Pencapaian Indikator Jumlah transmigran yang terbina sebanyak 430 KK. UPT Air Balui 2 sebanyak 320 KK, dan UPT JUD I/ Nganti sebanyak 110 KK. Sedangkan UPT Air Balui SP.1 sebanyak 460 KK diserahkan kepada pemerintah daerah jadi
tidak termasuk binaan lagi atau sudah menjadi UPT Mandiri.
Jadi adanya
Penurunan Jumlah Transmigrasi yang dibina.
Tujuan 3.2 Mewujudkan Pemanfaatan Sumberdaya Alam yang Berwawasan Lingkungan Tujuan mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, didukung 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 3.2.1 Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Energi dan Mineral Daerah 1
Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1 2 3
Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi) Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan Persentase pertambangan liar yang ditertibkan
1) Capaian Indikator
Satuan
Target 2015
Realisasi % 2015 Capaian
%
90
98,3
109,22
%
100
100
100
%
75
60
80,00
Desa mendapatkan listrik (Rasio Elektrifikasi) tahun 2015
sebesar 109,22% capaian indikator tersebut di atas target. Angka realisasi indikator desa mendapat aliran listrik (rasio elektrifikasi desa) tahun 2015 sebesar 98,3% merupakan Perbandingan jumlah desa yang telah dialiri listrik tahun 2015 sebanyak 236 desa dengan jumlah seluruh desa yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 240 desa. 2) Capaian Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib aturan tahun 2015 sebesar 100% capaian indikator tersebut sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Angka realisasi indikator persentase perusahaan pertambangan yang tertib aturan pada tahun 2015 sebesar 100% merupakan Perbandingan jumlah perusahaan pertambangan yang tertib peraturan pertambangan sebanyak 46 perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh perusahaan pertambangan sebanyak 46 perusahaan.
3) Capaian Indikator Persentase pertambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2015 sebesar 80,00% capaian indikator tersebut di bawah target. Angka realisasi indikator persentase pertambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2015 sebesar 60% merupakan perhitungan dari luas lahan pertambangan liar yang ditertibkan sebanyak 30 Ha dibagi dengan jumlah seluruh luas lahan pertambangan liar yaitu sebesar 50 Ha.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
2015 100 80
109,22
2014 100 80
112,74
2013 100 69,39
121,83
2012 100 0,00
126,56
2015 100 100
98,3
2014 100 60
95,83
2013 100 52,04
97,46
2012 100 0
94,92
2015 100 75
90
2014 100
%
75
85
2013 100
80
%
75
75
%
100
Persentase desa terlayani 1 listrik (Rasio elektrifikasi) Persentase perusahaan 2 pertambangan yang tertib peraturan Persentase pertambangan 3 liar yang ditertibkan
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
75
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 1 (satu) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator ”Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi)”. Untuk indikator ”Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan” dan indikator ”Persentase pertambangan liar yang ditertibkan cenderungan tidak mengalami perubahan
pada angka realisasinya. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi) mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 94,92% kemudian naik menjadi 97,46% pada tahun 2013, pada tahun 2014 mengalami penurunan 95,83% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 98,3%. Untuk capaian kinerja indikatornya mengalami tren yang menurun pada tahun 2012 capaian kinerja sebesar 126,56% menurun menjadi 121,83% pada tahun 2013 kemudian 112,74% pada tahun 2014 dan 109,22% pada tahun 2015. Penurunan ini terjadi dikarenakan meningkatnya target indikator, selain itu tidak ada penambahan terhadap jumlah desa yang terlayani listrik dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Tercatat pada tahun 2013 jumlah desa yang terlayani listrik sebanyak 230 desa dari Perbandingan terhadap jumlah seluruh desa yang ada pada tahun 2013 sebanyak 236 desa. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah desa yang terlayani listrik tidak mengalami peningkatan yaitu sebanyak 230 desa dari Perbandingan jumlah seluruh desa yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2014 sebanyak 240 desa. Sedangkan pada tahun 2015 terdapat 236 desa yang teraliri listrik dari jumlah desa yang ada sebanyak 240 desa. 2) Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 angka realisasinya cenderung konstan atau tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan di Kabupaten Musi Banyuasin terdaftar 46 perusahaan pertambangan yang tercatat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 dimana semua perusahaan mematuhi/memenuhi tertib peraturan pertambangan yang telah ditetapkan. 3) Indikator persentase pertambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 angka realisasinya mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 angka realisasinya sebesar 0% dikarenakan kegiatan pada indikator sasaran tersebut baru dilaksanakan pada tahun 2013. Pada tahun 2013 angka realisasi yang dicapai sebesar
52,04% meningkat pada tahun 2014 sebesar 60% dan
meningkat lagi pada tahun 2015 sebesar 60%. Sedangkan untuk capaian kinerja indikatornya juga mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 0,00%, pada
tahun 2013 sebesar 69,39% dan pada tahun 2014 dan tahun 2015 tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 80%. Tercatat pada tahun 2014 dan tahun 2015 luas lahan pertambangan liar yang ditertibkan sebanyak 30 Ha.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator Prosentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi) Persentase perusahaan 2 pertambangan yang tertib peraturan Persentase penambangan liar 3 yang ditertibkan 1
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
98,3
100
98,3
%
100
100
100
%
60
75
80
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan capaian indikator 98.3%, 100% dan 80% dengan kategori sangat baik. Bahkan ketiga indikator sasaran sudah berhasil mencapai target rencana akhir PRJMD pada tahun 2017. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternative solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Persentase desa terlayani listrik (Rasio elektrifikasi) pada tahun 2015 sebesar 109,22% di atas target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini disebabkan adanya kegiatan pembangunan jaringan listrik pedesaan yang kontinyu dan difokuskan pada desa-desa yang belum teraliri listrik, selain itu terdapat koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin dengan pihak PT. PLN Persero dan PT. Muba Electric Power (PT. MEP). 2) Pencapaian Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan pada tahun 2015 sebesar 100% mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini disebabkan pada
tahun 2015
terdapat program/kegiatan pembinaan dan
pengawasan dibidang pertambangan, selain itu terdapat koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin dengan pihak perusahan/pelaku usaha tambang yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. 3) Pencapaian Indikator penambangan liar yang ditertibkan pada tahun 2015 sebesar 80% di bawah target yang ditetapkan dan cenderung tidak mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan Pada tahun 2015 Tupoksi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin telah disatukan dengan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan. 3.2.2 Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati 1 persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak 2 bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya 3 dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
%
93
86,95
93,49
%
93
86,95
93,49
%
100
55
55
1) Capaian indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air pada tahun 2015 sebesar 93,49%. Pada tahun 2015 ditargetkan prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air 93% dengan angka realisasi sebesar 86,95% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah perusahaan/industri yang mematuhi/memenuhi syarat administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air sebanyak 20 perusahaan/industri dibandingkan dengan jumlah perusahaan/industri yang dimonitor sebanyak 23 perusahaan/industri. 2) Capaian indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara pada tahun 2015 sebesar 93,49%. Pada tahun 2015 direncanakan indikator ini mencapai 93% sedangkan pada angka realisasi sebesar 86,69%. Angka realisasi ini diperoleh dengan membandingkan antara jumlah perusahaan/industri yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara sebanyak 20 perusahaan/industri dibandingkan dengan jumlah perusahaan/industri yang dimonitor sebanyak 23 perusahaan/industri, monitoring ini dilakukan secara bersamaan dengan monitoring terhadap pencegahan pencemaran air. 3) Capaian indikator Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti pada tahun 2015 sebesar 55%. Angka realisasi pada tahun 2015 sebesar 55% masih dibawah target RPJMD yaitu 100%. Jumlah kasus/pengaduan yang masuk sebanyak 20 kasus dengan rincian sebagai berikut 11 kasus dinyatakan selesai dan 9 kasus masih dalam proses.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
2015 93,49 55
93,49
2014 94,51 65,52
94,51
2013 89 88
89
2012 99,41 77,78
99,41
2015 86,95 55
86,95
2014 86,95 65,52
86,95
2013 81 88
81
2012 89,47 77,78
89,47
2015 93 100
93
2014 92 100
92
2013 91 91
90
%
100
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan 3 pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
%
90
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi 2 persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
100
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati 1 persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
Satuan
%
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasi dan capaian indikatornya, yaitu pada indikator “Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air”,
indikator “Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara” dan indikator “Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti”. Analisa perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator Prosentase
jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi sebesar 89,47% kemudian menurun 81% pada tahun 2013, meningkat menjadi 86,95% pada tahun 2014 dan cenderung tetap pada tahun 2015 sebesar 86,95%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif yaitu 99,41% pada tahun 2012 kemudian menurun menjadi 89% pada tahun 2013, meningkat kembali menjadi 94,51% pada tahun 2014 dan menurun menjadi 93,49% pada tahun 2015. Tercatat pada tahun 2013 terdapat 17 perusahaan/industri
yang
usaha/kegiatannya
memenuhi/mentaati
syarat
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air dari total jumlah 21 perusahaan/industri perusahaan/industri
yang yang
dimonitor
sedangkan
usaha/kegiatannya
pada
tahun
2014
memenuhi/mentaati
jumlah syarat
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air bertambah menjadi 20 perusahaan/industri dari jumlah perusahaan/industri yang dimonitor sebanyak 23 perusahaan/industri. Sementara, pada tahun 2015 cenderung tidak mengalami pertambahan jumlah perusahan yang dimonitor dikarenakan tidak tersedianya alokasi dana untuk kegiatan yang dimaksud. 2) Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi sebesar 89,47% menurun pada tahun 2013 sebesar 81% meningkat kembali pada tahun 2014 sebesar 86,95% dan menurun pada tahun 2015 sebesar 86,95%. Begitu juga dengan capaian kinerja indikatornya mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian indikatornya sebesar 99,41% menurun pada tahun 2013 sebesar 89% dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 94,51% kemudian menurun pada tahun 2015 menjadi 93,49%. Meningkatnya angka realisasi dan capaian kinerja indikator dari tahun 2013 ke tahun 2014 disebabkan bertambahnya kuantitas jumlah perusahaan/industri yang
memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara dari berjumlah 17 perusahaan/industri pada tahun 2013 dengan jumlah total perusahaan yang dimonitor sebanyak 21 perusahaan/industri menjadi berjumlah 20 perusahaan/industri yang memenuhi persyaratan dari 23 perusahaan/industri yang dimonitor. Hal ini dilakukan secara bersamaan dengan monitoring pencegahan pencemaran air. Sementara untuk tahun 2015 cenderung tidak mengalami pertambahan jumlah perusahan yang dimonitor dikarenakan tidak tersedianya alokasi dana untuk kegiatan yang dimaksud. 3) Indikator Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti mengalami tren fluktuatif realisasi dan capaian kinerja, pada tahun 2012 realisasi sebesar 77,78% meningkat menjadi 88% pada tahun 2013 dan menurun menjadi 65,52% pada tahun 2014 serta sebesar 55% pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh jumlah kasus yang masuk pada tahun 2014 meningkat drastis dar tahun sebelumnya. Tercatat pada tahun 2013 terdapat 8 kasus yang terdaftar, hanya 7 kasus yang dapat dtitindaklanjuti 1 kasus masih dalam proses, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 29 kasus yang masuk/terdaftar diantaranya 19 kasus dinyatakan selesai/ditindaklanjuti, 4 kasus masih dalam proses, 3 kasus tidak bisa ditangani, 1 kasus belum ditangani, 1 kasus diserahkan ke PT. Medco dan 1 kasus diserahkan ke Provinsi. Sementara untuk tahun 2015 hanya terdapat 20 kasus yang terdaftar diantaranya 11 kasus telah dinyatakan selesai dan 9 kasus masih dalam proses.
3.
Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan
rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.dTahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati 1 persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
%
86,95
95
91,53
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak 2 yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan 3 pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
%
86,95
95
B
91,53
erd as %
55
100
ark
55
an tab
el diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang Positif dengan perkembangan 91.53%, 91.53% dan 55%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih. 4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan sudah menggunakan standar nasional, dimana tidak ada perbedaan antara target RPJMD dan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Prosentase
jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air pada tahun 2015 sebesar 93,49% masih di bawah target. Hal ini disebabkan bertambahnya target indikator setiap tahunnya sementara jumlah perusahaan yang dimonitor tidak mengalami perubahan atau sama seperti tahun sebelumnya sebanyak 20 perusahaan. Pada tahun 2015 tidak ada dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini, maka
perusahaan/industri
diminta
untuk
melakukan
pemantauan
sendiri
(swapantau) dan melaporkan hasilnya ke BLHPP Kabupaten Musi Banyuasin. Untuk tahun berikutnya diharapkan tersedianya alokasi dana untuk melaksanakan
kegiatan ini serta bertambahnya jumlah perusahaan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air. 2) Pencapaian Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara pada tahun 2015 sebesar 93,49% masih di bawah target. Hal ini sama seperti penjelasan di atas bahwa bertambahnya target indikator setiap tahunnya sementara jumlah perusahaan yang dimonitor tidak mengalami perubahan atau sama seperti tahun sebelumnya sebanyak 20 perusahaan. Pada tahun 2015 tidak ada dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini, maka perusahaan/industri diminta untuk melakukan pemantauan sendiri (swapantau) dan melaporkan hasilnya ke BLHPP Kabupaten Musi Banyuasin.
Untuk tahun berikutnya diharapkan tersedianya alokasi dana
untuk melaksanakan kegiatan ini serta bertambahnya jumlah perusahaan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air. 3) Pencapaian Indikator Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti sebesar 55% masih dibawah target. Pada tahun 2015 jumlah kasus sebanyak 20 kasus, hal ini dipicu oleh merosotnya harga komoditas karet dan kelapa sawit, kesadaran masyarakat akan penegakkan hukum lingkungan juga semakin berkurang.
3.2.3 Meningkatnya Perlindungan Kawasan Hutan 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
Nama Indikator
2 Kerusakan kawasan hutan 1) Capaian Indikator
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian 20,60
26,47
128,50
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
%
29
13,74
47,38
Rehabilitasi hutan dan lahan tahun 2015 sebesar 126,21%
dengan realisasi sebesar 26% di atas target. Angka realisasi tersebut merupakan
hasil perhitungan dari total luas hutan yang di rehabilitasi pada tahun 2015 yaitu 28.886 Ha dibandingkan dengan total luas hutan dan lahan kritis 109.145,53 Ha. 2) Capaian indikator Kerusakan kawasan hutan tahun 2015 sebesar 47,38% dengan realisasi sebesar 13,74%. Hal ini menunjukkan capaian yang baik dengan sedikitnya kerusakan hutan. Angka realisasi tersebut hasil perhitungan luas kawasan hutan yang rusak yaitu sebesar 91.990 Ha dengan luas kawasan yang tersedia di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015 yaitu 669.454 Ha.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012 Capaian Kinerja (%)
90,55
142,50
128,50
13,74
95,49
59,72
1,48
47,38
2015
75,00
0,46
2014
26,47
19,71
2013
26,22
33,42
2012
14,67
29
2015
3
31
2014
20,60
33
2013
18,40
%
2012
16,20
Kerusakan 2 kawasan hutan
2015
%
2014
Rehabilitasi 1 hutan dan lahan kritis
2013
Satuan
2012
Nama Indikator
4
Realisasi
35
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran yang ditetapkan semuanya mengalami peningkatan dari angka realisasi. Analisa Perbandingan realisasi dan Perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator Rehabilitasi Hutan dan Lahan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tercatat realisasi pada tahun 2012 sebesar 3%, meningkat menjadi 14,67% kemudian naik menjadi 26,22% pada tahun 2014 dan 26,47% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerja indikator juga mengalami peningkatan pada tahun 2012
capaian sebesar 75,00%, meningkat pada tahun 2013 sebesar 90,55% dan pada tahun 2014 sebesar 142,50%. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan capaian indikator menjadi 128,50%, hal ini dikarenakan meningkatnya target realisasi. 2) Indikator Kerusakan Kawasan Hutan mengalami penurunan angka realisasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Penurunan ini bermakna sangat baik, pada tahun 2012 realisasi kerusakan kawasan hutan sebesar 33,42%, menurun pada tahun 2013 sebesar 19,71% dan pada tahun 2014 0,46% kemudian realisasinya meningkat menjadi 13,74% pada tahun 2015. Untuk capaian kinerjanya juga mengalami penurunan pada tahun 2012 capaian sebesar 95,49%, pada tahun 2013 sebesar 59,72% dan pada tahun 2014 sebesar 1,48% namun capaian kinerja meningkat pada tahun 2015 sebesar 47,38% hal ini dikarenakan menurunnya target indikator.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
26,47
25
105,88
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
13,74
25
54,96
Nama Indikator 1
2
Kerusakan hutan
kawasan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2015 dibanding dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan yaitu 105,88% untuk indikator rehabilitasi hutan dan
lahan kritis sedangkan untuk indikator kerusakan kawasan hutan perkembangan baru mencapai 54,96%. Capaian kinerja kedua indikator merupakan capaian pada tahun ke4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian Indikator Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada tahun 2015 sebesar 128,50% capaian indikator tersebut di atas target. Keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015 terdapat Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan di lakukan secara menyeluruh dan melibatkan para stakeholder. Masyarakat dituntut untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan
lahan seperti pembuatan
Kebun Bibit Rakyat (KBR), Pembangunan Hutan Rakyat (PHR), Hutan Tanaman Industri (HTI), Pengkayaan dan Penghijauan sehingga dapat menghasilkan hasil yang optimal. 2) Pencapaian Indikator Kerusakan Kawasan Hutan pada tahun 2015 sebesar 47,38%. Hal ini menunjukkan capaian yang baik dengan sedikitnya kerusakan hutan, capaian ini disebabkan karena adanya sosialisasi dampak kebakaran hutan dan pentingnya kelestarian hutan/kawasan hutan dan penegakkan hukum dalam/sekitar hutan. Untuk tahun 2105 telah dilakukan sosialisasi dampak kebakaran hutan dan lahan di 14 Kecamatan.
MISI IV : Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan Lingkungan Sosial Budaya yang Religius. Tujuan 4.1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Yang Sehat Dan Berdaya Saing Tinggi Tujuan mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan berdaya saing tinggi didukung oleh 4 (empat) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.1. Sasaran Meningkatnya Mutu Pendidikan Masyarakat 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1
2
3
4
5
Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
Nama Indikator 6
7
8
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
%
100
100
100
%
100
100
100
%
75
92
122,67
%
80
97
121,25
%
25
92
368,00
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
%
65
96
147,69
%
50
65
130
%
98
100
102,04
9 10 11 12 13
14
15
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Jumlah SMP/MTs yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik Jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik
16 Rasio pengunjung perpustakaan
%
80,33
85
105,81
%
65
99
152,31
%
40
68
170,00
%
25
77
308,00
%
40
94
235,00
%
70
98
140,00
%
40
96
240,00
Org/tahun
12.649
29.814
235,70
1) Capaian indikator jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang 3 km sebesar 100%. 2) Capaian indikator jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km sebesar 100%. 3) Capaian indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang sebesar 122,67%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang 75%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang yaitu 92% yang merupakan perbandingan 447 SD/MI yang rombelnya tidak melebihi 32 siswa dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi Banyuasin. 4) Capaian indikator jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang sebesar 121,25%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang 80%. Angka realisasi indikator jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang yaitu 97% yang merupakan perbandingan 174 SMP/MTs yang rombelnya tidak melebihi 36 siswa dengan 179 SMP/MTs di wilayah Kab. Muba dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
5) Capaian indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel 368%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel 25%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel yaitu 92% yang merupakan perbandingan 448 ruang kelas (4.072 Kursi dan 2.036 Meja ) SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap setiap rombel dengan 486 SD/MI yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin dengan dana sebesar Rp. 1.501.752.500,-. 6) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel 147,69%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel 65%. Angka realisasi indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel yaitu 96%, yang merupakan perbandingan 172 ruang kelas (1.568 set) SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja kelas, meja/kursi dan papan tulis dengan 179 SMP/MTS yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin dengan dana sebesar Rp. 980.372.350,-. 7) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan kepala sekolah dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru sekolah/madrasah, dan staf pendidikan 130%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan kepala sekolah dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru sekolah/madrasah, dan staf pendidikan 50%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan kepala sekolah dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru sekolah/madrasah, dan staf pendidikan yaitu 65% yang merupakan perbandingan 316 SD/MI yang memiliki ruang guru dan meja+kursi untuk setiap orang guru berbanding dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi Banyuasin. 8) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik 102,04%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang memiliki
satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik 98%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik yaitu 100%, yang merupakan perbandingan 486 SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik dengan 486 SD/MI yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. 9) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV 105,81%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV 80,33%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV yaitu 85% yang merupakan perbandingan 413 SD/MI yang memiliki 2 orang guru memenuhi kualifikasi S1 dan D-IV yang mengikuti program wajib kuliah bagi guru SD/MI dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi Banyuasin. Dimana 783 orang guru yang mengikuti wajib kuliah bagi guru SD/MI. 10) Capaian indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV 152,31%. Pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV 65%. Angka realisasi indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-IV yaitu 99% yang merupakan perbandingan 177 SMP/MTS yang memiliki 2 orang guru memenuhi kualifikasi S1 atau D-IV dengan 179 SMP/MTS yang ada dalam Kabupaten Musi Banyuasin. 11) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat pendidik 170%, pada tahun 2015 ditarget jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat pendidik 40%. Angka realisasi indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat pendidik yaitu 68%, yang merupakan perbandingan 331 SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memiliki sertifikat pendidik dengan 486 SD/MI yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. 12) Capaian indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik 308%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik 25%. Angka realisasi indikator jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik yaitu 77%, yang merupakan perbandingan 138 SMP/MTs yang memiliki guru yang telah
memiliki sertifikasi pendidik dengan 179 SMP/MTS yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. 13) Capaian indikator jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik 235%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik 40%. Angka realisasi indikator jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik yaitu 94%, yang merupakan perbandingan 457 Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik dengan 486 SD/MI dalam Kabupaten Musi Banyuasin. 14) Capaian indikator jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau DIV dan telah besertifikat pendidik 140%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah besertifikat pendidik 70%. Angka realisasi indikator jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah besertifikat pendidik yaitu 98%, yang merupakan perbandingan 175 Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah besertifikat pendidik dengan 179 SMP/MTS yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. 15) Capaian indikator jumlah pengawas Sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi pendidik 240%, pada tahun 2015 ditargetkan jumlah pengawas Sekolah/Madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi pendidik 40%. Angka realisasi indikator jumlah pengawas Sekolah/Madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi pendidik
yaitu
96%,
yang
merupakan
perbandingan
127
pengawas
Sekolah/Madrasah yang berkualifikasi akademi S1 atau D-IV dan telah bersertifikasi pendidik dengan 132 pengawas dalam Kabupaten Musi Banyuasin. 16) Capaian indikator rasio pengunjung perpustakaan per tahun pada tahun 2015 sebesar 235.70%. dimana ditargetkan 12.649orang dan terealisasi sebesar 29.814 orang, Capaian indikator tersebut di atas target.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
Target
2015 121,25
122,67
100
100
2014 100 108,89 128,57 125,33
2013 100 118,75 135,38
137,92 104,18
131,42
2012 100
2015 100 92 97
100
2014 100 90 94
98
2013 95 88 92
n
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
%
15
20
25
81,89
86
88
92
818,90
573,33
440,00
368
Satua 2012
5
Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
10
Nama Indikator
100
2012 100 82,75 67,72
100
2015 100 75 80
100
2014 100 70
90
2013 100
75
%
80
2012 100
%
65
4
%
70
3
%
70
2
n
60
1
Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang
Satua
65
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
142,86
Target
147,69 130 105,81 152,31
102,04
155,00 106,67 102,13 165,00
102,04
165,45 115 111,16 178,18
101,02
126,58 123,15 181,00
2015
2014
2013
2012
2015
2014
2013
2012
2015
2014
2013
2012
99,74
85 99
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
Satua n
101,38
96 65
72 99
100
93 48
46 99 68 98
100
91
63,29 34,91 70,91 90,5
Target
Nama Indikator
99,35
65 50 80,33 65
98
60 45 70,50 60
98
55 40 98
50 35
%
61,17
10
%
55
9
%
98
8
%
57,58
7
%
50
6
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Jumlah SMP/MTs yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
170 235 240 235,70
140
142,86 257,14 185,71 251,94
150,77
140 193,33 210 193.15
111,66
127,56 144,84 400,00 177,89
147,29
68 94 96 29.814
98
50 90 65 28.600
98
42 58 63 19.424
67
31,89 36,21 100 15.581
81,01
40 40 40 12.649
70
35 35 35
65
30 30 60
25 25
Org/ tahun
11.352
Rasio pengunjung perpustakaan
30
16
%
10.056
15
%
55
14
%
25
13
%
8.759
11
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik Jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik Jumlah pengawas sekolah/madrasa h yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 16 (enam belas) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 4 (empat) indikator yang mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator “Jumlah kelompok pemungkiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTS dalam jarak kurang 6 km, jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik, jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 dan D-IV, dan jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik, 10 (sepuluh) indikator mengalami peningkatan yaitu pada indikator “ Jumlah SD/MI yang semua
rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang, jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang, jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel, jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis setiap rombel, jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi setiap orang guru, jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV, jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik, jumlah SMP/MTS yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik, kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik dan jumlah . Untuk perbandingan capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 16 (enam belas) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 11 (sebelas) indikator sasaran yang mengalami fluktuatif dalam jumlah angka capaian kinerja yaitu pada indikator “Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTS dalam jarak kurang dari 6 km, jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi
36
orang,
jumlah
SD/MI
yang
telah
memenuhi
kebutuhan
ruang
kerja/meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel, jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kerja/meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel, jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya, jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik, jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 dan D-IV, jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik, jumlah kepala SMP/MTS yang berkualifikasi akademik S1 dan D-IV dan telah bersertifikat
pendidik,
jumlah
pengawas
sekolah/madrasah
yang
berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik dan raiso pengunjung perpustakaan”, 1 (satu) indikator yang mengalami peningkatan yaitu pada indikator “jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik,” 2 (dua) indikator yang mengalami penurunan yaitu pada indikator “Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang dan jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV” dan 1(satu)
indikator yang capaiannya mencapai 100% setiap tahunnya yaitu indikator “ jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang 3km. Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3km mencapai 100% setiap tahunnya baik dalam angka realisasi maupun capaian kinerja. 2) Indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTS dalam jarak kurang dari 6 km mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 100% kemudian menurun menjadi 95% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 98%, sedangkan pada tahun 2015 meningkat 100%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 142,86% menurun menjadi 118,75% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan lagi angka capaian menjadi 108,89% dan 100%. capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 100%. 3) Indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 82,75% kemudian meningkat menjadi 88% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi peningkatan angka realisasi menjadi 90% dan 92%. Untuk angka capaian kinerja mengalami penurunan, pada tahun 2012 capaian 137,92% kemudian menurun menjadi 135,38% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 128,57% sedangkan tahun 2015 menurun menjadi 122,67%. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2015 terpenuhinya ruang kelas untuk rombel sebanyak 447 ruang kelas, namun dalam capaian indikator ini memiliki rata – rata capaian sebesar 131,18%. 4) Indikator jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 67,72% kemudian meningkat menjadi 92% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 da tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 94% dan 97%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian
104,18% kemudian meningkat menjadi 131,42% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 125,33% sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan capaian menjadi 121,25%. Realisasi indikator ini setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada tahun 2014 terpenuhinya 174 rombel di SMP/MTS ini menunjukan peningkatan terjadi secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 120,59%. 5) Indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 81,89% kemudian meningkat menjadi 86% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan realisasi menjadi 88% dan 92%. Untuk angka capaian kinerja mengalami penurunan, pada tahun 2012 capaian 164% kemudian meningkat menjadi 573,33% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi 440,00% dan 368%. Pada tahun 2012 pengadaan mobiler tercatat sebanyak 3.000 meja dan 6.000 kursi, tahun 2013 sebanyak 3.141 set, tahun 2014 sebanyak 6.260 kursi dan 3.141 meja dan tahun 2015 sebanyak 4.072 kursi dan 2.036 meja. Capaian indikator ini memiliki nilai rata-rata diatas 120,59% yang menunjukan angka bahwa capaian ini melebihi target. 6) Indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 63,29% kemudian meningkat menjadi 91% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 serta tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 93% dan 96%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 126,58% kemudian meningkat menjadi 165,45% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 serta tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian kinerja menjadi 155,00% dan 147,69%. Pada tahun 2012 dan tahun 2013 tercatat pendistribusian mobiler siswa sebanyak 3.600 set, pada tahun 2014 sebanyak 1.408 set dan tahun 2015 1.568 set. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 148,54%.
7) Indiaktor jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lannya mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 34,91% kemudian meningkat menjadi 46% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 serta tahun 2015 terjadi peningkatan angka capaian menjadi 48% dan 65%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 99,74% kemudian meningkat menjadi 115% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 106,67% kemudian tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 130. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 110,17%. 8) Indiaktor jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun
2012 realisasi 99,35% kemudian
menurun menjadi 99% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 100% sedangkan tahun 2015 masih tetap 100%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 101,38% kemudian menurun menjadi 101,02% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 102,04% sedangkan tahun 2015 tidak ada perubahan. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 101,65%. 9) Indikator jumlah SD.MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 70,91% kemudian menurun menjadi 68% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 72% dan 85%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 123,15% kemudian menurun menjadi 111,16% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 102,13% sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan angka capaian menjadi 105,81%. Pada tahun 2012 tercatat SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi S1 dan D-IV sebanyak 575 orang, pada tahun 2013, tahun 2014 sebanyak 783 orang dan tahun 2015 sebanyak 413, Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 110,60%.
10) Indikator jumlah SMP/MTS yagn memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 90,5% kemudian meningkat menjadi 98% pada tahun
2013 sedangkan tahun 2014
mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 99% sedangkan tahun 2015 tidak ada kenaikan dan penurunan angka capaian kinerja. Untuk angka capaian kinerja mengalami penurunan, pada tahun 2012 capaian 181,00% kemudian menurun menjadi 178,18% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi 165,00% dan 152,31%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 169,12%. 11) Indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 31,89% kemudian meningkat menjadi 42% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka capaian menjadi 50% dan 68%. Untuk angka capaian kinerja mengalami peningkatan, pada tahun 2012 capaian 127,56% kemudian meningkat menjadi 140% pada tahun 2013 sedangkan tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka capaian menjadi 142,86% dan 170%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 145,22%. 12) Indiaktor jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 23,42% kemudian meningkat menjadi 64% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 70% dan 77%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 234,20% kemudian meningkat menjadi 426,70% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi 350,00% dan 308%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 329,67%. 13) Indikator jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 36,21% kemudian meningkat menjadi 58% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 serta
tahun 2015 mengalami peningkatan kembali angka realisasi menjadi 90% dan 94%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 144,84% kemudian meningkat menjadi 193,33% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali angka capaian menjadi 257,14% sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian kinerja menjadi 235%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 232,67%. 14) Indikator jumlah kepala SMP/MTS yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 81,01% kemudian menurun menjadi 67% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 98% dan tahun 2015 tidak ada peningkatan dan penurunan. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 147,29% kemudian menurun menjadi 111,66% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 150,77% sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian menjadi 140%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 149,38%. 15) Indikator jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 100% kemudian menurun menjadi 63% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 65% dan 96%. Untuk angka capaian mengalami penurunan, pada tahun 2012 capaian 400% menurun menjadi 210% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan kembali angka capaian menjadi 185,71% sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 240%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 258,93%. 16) Indikator rasio pengunjung perpustakaan mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 15.581 orang/tahun kemudian meningkat menjadi 19.424 orang/tahun pada tahun 2013, tahun 2014 mengalami peningkatan kembali realisasi menjadi 28.600 dan pada tahun 2015 meningkat kembali menjadi 29.814 orang/tahun.
Untuk angka capaian kinerja mengalami peningkatan, pada tahun 2012 capaian 177,89% kemudian meningkat menjadi 193,15% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 251,94% dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan lagi menjadi 235,70%. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 214,67%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1
2
Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km Jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km Nama Indikator
3
4
5
6
7
Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
100
100
100
%
100
100
100
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
92
85
108,24
%
97
90
107,78
%
92
35
262,86
%
96
75
128,00
%
65
60
108,33
staf kependidikan lainnya
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Jumlah SMP/MTs yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik Jumlah kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik
Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang 15 berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik Rasio pengunjung perpustakaan per 16 tahun
%
100
98
102,04
%
85
100
85,00
%
99
75
132,00
%
68
50
136,00
%
77
35
220,00
%
94
50
188,00
%
98
80
122,50
%
96
50
192,00
%
29.814
15.242
195,60
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 100%, 100%, 108,24%, 107,78%, 262,11,86%, 128%, 108,33%, 102,04%, 85%, 132%, 136%, 220%, 188%, 122,50%, 192% dan 195,60%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 16 (enam belas) indikator sasaran yang digunakan, 15 (lima belas) indikator memiliki SPM tetapi dalam target SPM dengan target RPJMD berbeda. Pada SPM 15 indikator tersebut dimulai dari tahun 2011-2014 sedangkan RPJMD pada tahun 20152017.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Capaian indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena adanya pembangunan unit sekolah baru untuk SD/MI didaerah-daerah sulit. 2) Capaian indikator jumlah kelompok pemukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTS dalam jangka kurang dari 3 km mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena adanya pembangunan unit sekolah baru untuk SMP/MTS didaerah-daerah sulit. 3) Capaian indikator jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 32 orang mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena meningkatnya penambahan ruang kelas baru untuk rombongan belajar (rombel) untuk SD/MI. 4) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak melebihi 36 orang mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena penambahan ruang kelas baru untuk rombongan belajar (rombel) untuk SMP/MTS. 5) Capaian indikator jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi
dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, yang
mendukung keberhasilan ini adalah terpenuhinya kebutuhan mobiler siswa (meja dan kursi) siswa SD/MI.
6) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi dan papan tulis untuk setiap rombel mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena terpenuhinya kebutuhan mobiler siswa (meja/kursi) siswa SMP/MTS. 7) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena adanya pembangunan ruang guru dan kepala sekolah. 8) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta
didik
mengalami
peningkatan,
yang
mendukung
keberhasilan
ini
disebabkan karena adanya penambahan tenaga pendidik setiap sekolah. 9) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 dan D-IV mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan adanya program wajib kuliah bagi guru SD/MI sehingga tidak ada lagi guru SD/MI yang masih berijazahkan SLTA sederajat. 10) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena : a). Adanya penerimaan Guru Tidak Tetap (GTT) pada SMP/MTS harus berijazah S1 atau D-IV, b). Adanya program wajib belajar kuliah bagi guru SMP/MTS yang belum memiliki ijazah S1 atau D-IV. 11) Capaian indikator jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena guru SD/MI telah lulus dalam ujian sertifikasi pendidik. 12) Capaian indikator jumlah SMP/MTS yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena guru yang memiliki sertifikat pendidik telah lulus dalam ujian sertifikasi pendidik. 13) Capaian indikator jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena : a). Kepala sekolah tersebut mengikuti program wajib belajar kuliah dari Diploma II ke Sarjana (S1) atau D-IV, b). Kepala
sekolah tersebut telah lulus dalam ujian sertifikasi pendidik, c). Adanya syarat untuk menjadi kepala sekolah harus bersertifikasi S1 atau D-IV dan telah mempunyai sertifikat pendidik. 14) Capaian indikator jumlah kepala sekolah SMP/MTS yang berkualifikasi akademik S1 atau D-IV mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebbkan karena : a) adanya program wajib kuliah ke Sarjana atau D-IV, b). Adanya persyaratan untuk menjadi kepala sekolah harus mempunyai kualifikasi Sarjana (S1) atau D-IV dan mempunyai sertifikat pendidik, c). Kepala sekolah tersebut lulus mengikuti ujian sertifikasi pendidikan. 15) Capaian
indikator
jumlah
pengawas
sekolah/madrasah
yang
berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena a). Adanya persyaratan untuk menjadi pengawas harus mempunyai kualifikasi Sarjana (S1) atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik, b). Pengawas tersebut lulus mengikuti ujian sertifikat pendidik. 16) Capaian indikator rasio pengunjung perpustakaan meningkat diatas target, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena bertambahanya koleksi bacaan yang ada di perpustakaan sehingga jumlah pengunjung perpustakaan meningkat.
4.1.2. Sasaran Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015 Nama Indikator
Satuan
Target 2015
Realisasi % 2015 Capaian
1
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4
%
92
92,55
100,60
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
88
90,34
102,66
3
Cakupan pelayanan nifas
%
85
86,46
101,72
Nama Indikator 4 5 6
7
8 9
10
11
12 13
14
Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Keluarahan UCI (Universal Child Immunization) Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
Satuan
Target 2015
Realisasi % 2015 Capaian
%
90
97,56
108,40
%
90
91,56
101,73
%
60
85,33
142,22
%
100
69,73
69,73
%
100
100
100
%
50
82,59
165,18
Per 100.000 penduduk
1,3
1,6
123,08
%
100
100
100
%
90
60,88
67,64
%
100
100
100
%
40
40
100
1) Capaian indikator cakupan kunjungan ibu hamil (k4) tahun 2015 sebesar 106,60%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan kunjungan ibu hamil (k4) sebesar 92%. Angka realisasi indikator cakupan kunjungan ibu hamil (k4) pada tahun 2015 yaitu 92,55% yang merupakan hasil dari perbandingan 14.659 orang ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali dengan 15.839 orang ibu hamil yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun yang sama.
2) Capaian indikator cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan tahun 2015 sebesar 102,66%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 88%. Angka realisasi indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2015 yaitu 90,34% yang merupakan hasil perhitungan perbandingan 13.340 orang ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan 14.766 orang ibu bersalin. 3) Capaian indikator cakupan pelayanan nifas tahun 2015 sebesar 101,72%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan pelayanan nifas sebesar 85%. Angka realisasi indikator cakupan pelayanan nifas pada tahun 2014 yaitu 86,46% yang merupakan hasil perhitungan perbandingan 12.766 orang ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar dengan 14.766 orang ibu nifas. 4) Capaian indikator cakupan kunjungan bayi tahun 2015 sebesar 108,40%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan kunjungan bayi sebesar 90%. Angka realisasi indikator cakupan kunjungan bayi tahun 2015 yaitu 97,56% yang merupakan hasil dari perbandingan 13.679 orang bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar (paling sedikit 4 kali) dengan 14.040 orang bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. 5) Capaian indikator cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) tahun
2015
sebesar
100,47%,
pada
tahun
2015
ditargetkan
cakupan
desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) sebesar 90%. Angka realisasi indikator cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) pada tahun 2015 yaitu 90,42% yang merupakan hasil dari perbandingan 217 desa/kelurahan dimana ≥80% dari jumlah bayi yang ada dengan 240 desa/kelurahan. 6) Capaian indikator cakupan pelayanan anak balita tahun 2015 sebesar 142,22%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan pelayanan anak balita sebesar 60%. Angka realisasi indikator cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2015 yaitu 85,33% yang merupakan perbandingan 50.370 orang anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dengan 59.028 orang anak balita (12-59 bulan) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
7) Capaian indikator cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 624 bulan keluarga miskin tahun 2015 sebesar 69,73%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin pada tahun 2015 yaitu 69,73% angka realisasi tersebut diperoleh dari perbandingan dari anak usia 6-24 bulan keluarga miskin yang mendapatkan biskuit MP ASI di 28 puskesmas pada tahun 2015 berjumlah 182 orang dengan 261 orang anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin. 8) Capaian indikator cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan tahun 2015 sebesar 100%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan pada tahun 2015 yaitu 100% yang merupakan hasil dari perbandingan 6 orang balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana kesehatan dengan 6 orang balita gizi buruk. 9) Capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat tahun 2015 sebesar 165,18%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat sebesar 50%. Angka realisasi indikator cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat pada tahun 2015 yaitu 82,59% yang merupakan hasil dari perbandingan 13.450 orang murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) dengan 16.285 orang murid SD dan setingkat. 10) Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita acute flaccid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<24 jam tahun 2015 sebesar 100,47%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penemuan dan penanganan penderita acute flaccid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<24 jam sebesar 1,3. Angka realisasi indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita acute flaccid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<24 jam pada tahun 2015 yaitu 1,6 yang merupakan hasil perbandingan jumlah kasus AFP yang ada 2 orang dengan jumlah penduduk <15 tahun 186.488 orang dikali 100.000 penduduk.
11) Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD tahun 2015 sebesar 100%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD sebesar 100%. Angka realisasi indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD pada tahun 2014 yaitu 100% yang merupakan hasil perbandingan 86 orang penderita DBD yang ditangani sesuai standar operasional prosedur (SOP) dengan 152 orang penderita DBD yang ditemukan dalam waktu satu tahun. 12) Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita Diare tahun 2015 sebesar 67,64%, pada tahun 2015 ditargetkan
cakupan penemuan dan
penanganan penderita Diare sebesar 90%. Angka realisasi indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita Diare yaitu 60,88% yang merupakan hasil perbandingan 15.658 orang penderita diare yang datang dan dilayani disarana kesehatan dan kader dalam waktu satu tahun dengan 25.720 orang perkiraan penderita diare dalam waktu satu tahun. 13) Capaian indikator cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24 jam tahun 2014 sebesar 100%, pada tahun 2014 ditargetkan cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24
jam
sebesar
100%.
Angka
realisasi
indikator
cakupan
desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24 jam tahun 2014 yaitu 100% yang merupakan hasil dari perbandingan 2 kali kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani <24 jam periode waktu tertentu dengan 2 kali kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi pada wilayah desa/kelurahan pada periode waktu yang sama. 14) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota merupakan jumlah RS yang mampu memberikan pelayanan gawat darurat level 1 dibagi dengan jumlah RS Kabupaten dikalikan 100%. Untuk indikator ini tercatat 100% realisasi baik dari tahun 2012 hingga tahun 2015. dengan target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah 40% berarti telah jauh melampaui target. Bahkan untuk pelayanan gawat darurat di 3 RS di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin telah lulus akreditasi dari Komite Akreditasi RS
Nasional, sehingga tidak mungkin terjadi penangganan level 1 untuk pelayanan gawat darurat tidak bisa dilaksanakan. Seluruh pasien yang datang ke RSUD Sekayu telah dilayani dengan baik sesuai dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan alat kesehatan yang ada di RSUD Sekayu. Ketika RSUD Sekayu tidak mampu lagi untuk manangani pasien tersebut maka pasien tersebut akan dirujukan ke rumah sakit yang sarana dan prasarana memadai.
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
2015 100,60
2014
2012 100,29
102,44
2015 92,55
2013
2014
2012 87,25
92,2
2015 92
n
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
%
87
87
88
87,74
87,8
91,1
90,34
103,22
102,09
104,71
102,66
Satua 2012
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
85
Nama Indikator
2013
2014 90
Target
87,7
2013
%
90
n
2012
1
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4
Satua
87
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
98,54
Target
Nama Indikator
n
2015
2014
Satua
2013
Realisasi
2012
2015
2014
Target
2013
2012
100 100 100
171,60 193 268,57
100
100
82,59
165,18
100
94
100
8,58 100
100
50
38,6
100
% 35
%
2015
9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat % 69,73
100
133,33
200
69,73
100
100
100
100
100
75
%
100
Cakupan pelayanan anak balita
20
6 142,22
170,18
147,45
161,46
85,33
93,6
81,1
80,73
60
55
55
100,47
111,29
119,13
121,99
90,42
94,6
95,3
91,49
90
85
85
108,40
106,29
101,70
102,43
97,56
94,6
89,5
89,63
90
89
89
101,72
104,88
99,36
101,74
86,46
83,9
77,5
77,32
85
80
80
76
%
87,5
5 Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) 75
%
50
Cakupan kunjungan bayi
50
4
2014
8 100
%
2013
7
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
5
Cakupan pelayanan nifas
2012
3
Capaian Kinerja (%)
123,08 100 100 100
67,64
75,83 100 100 100
125
218 100 100 100
87
111,11 100 100 100,44
101,45
1,6 100 100 40
60,88
0,91 100 100 50
100
2,18 100 100 40
60,9
1 100 100 32,14
59,55
1,3 100 100 40
90
1,2 100 100 50
80
1 100 100
%
40
70
0,9
%
100
Org /tahun
100
Org /tahun
58,7
Per 100.00 0 pendud uk
32
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute 10 Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun Cakupan penemuan dan 11 penanganan penderita DBD yang ditangani Cakupan penemuan dan 12 penanganan penderita diare Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB 13 yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang 14 harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 14 (empat belas) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 7 (tujuh) indikator sasaran yang mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator “Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan kunjungan bayi, cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Chil Immunization), cakupan pelayanan anak balita, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, cakupan penemuan
penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun dan cakupan penemuan dan penanganan penderita diare, 2 (dua) indikator yang menghalami penurunan indikator “cakupan pelayanan nifas dan cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin”, 1 (satu) indikator mengalami peningkatan “cakupan kunjungan ibu hamil K4” dan 4 (empat) indikator yang tidak mengalami perubahan yaitu “cakupan balita gizi buruk buruk mendapatkan perawatan, cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani, cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam dan cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana keseharan (RS) di Kabupaten/Kota”. Untuk perbandingan capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 20 (dua puluh) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 9 (sembilan) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka capaian yaitu pada indikator “Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi, cakupan pelayanan anak balita, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6 – 24 bulan keluarga miskin, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, cakupan penemuan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun dan cakupan penemuan dan penanganan penderita diare”, 3 (tiga) capaian indikator yang mengalami peningkatan yaitu “cakupan Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Immunization) dan cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota, dan 1 (satu) capaian indikator yang tidak mengalami penaikan dan penurunan capaian yaitu “cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan”. Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indiaktor cakupan kunjungan ibu hamil K4 mengalami peningkatan pada tahun 2012 realisasi 87,25% kemudian meningkat menjadi 87,7% pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 angka realisasi kembali meningkat menjadi 92,2% dan 92,55%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 100,29% kemudian menurun menjadi 98,54% pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 102,44% sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 100,60%. Kunjungan ibu hamil pada 2012 tercatat 13.195 orang, tahun 2013 13,62,114 orang, tahun 2014 14.735 orang dan pada tahun 2015 14.659 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 100,47%. 2) Indikator cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 87,74% kemudian meningkat menjadi 87,8% pada tahun 2013 kemudian angka realisasi meningkat lagi menjadi 91,1% pada tahun 2014 sedangkan pada tahun 2015 angka realisasi menurun menjadi 90,34%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 103,22% kemudian menurun menjadi 102,09% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 104,71% sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 102,66%. Tercatat pada tahun 2012 sebanyak 12.757 orang, tahun 2013 12.764, tahun 2014 13.804 orang dn tahun 2015 13.340 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 103,17%. 3) Indikator cakupan pelayanan nifas mengalami peningkatan selama 4 tahun berturut - turut, pada tahun 2012 realisasi 77,32%, tahun 2013 77,5%, tahun 2014 83,9% dan pada tahun 2015 menjadi 86,46%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 101,74% kemudian menurun menjadi 99,36% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian 104,88%, sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 101,72%. Tercatat pada tahun 2012 14.540 orang, pada tahun 2013 11.270 orang, tahun 2014 12.724 orang dan pada tahun 2015 12.766 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 101,93%. 4) Indikator cakupan kunjungan bayi mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 89,63% kemudian menurun menjadi 89,6% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar
94,6% dan 97,56%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 102,43% menurun menjadi 101,70% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 106,29% dan 108,40%. Tercatat pada tahun 2012 12.484 bayi, pada tahun 2013 11.506 bayi, tahun 2014 14.108 bayi dan pada tahun 2014 13.697 orang bayi. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 104,71%. 5) Indikator cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 91,49% kemudian meningkat menjadi 95,3% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan angka realisasi sebesar 94,6% dan 90,42. Untuk angka capaian kinerja mengalami penurunan, capaian tahun 2012 121,99% kemudian menurun menjadi 119,13% pada tahun 2013 kemudian pada tahun 2104 dan tahun 2015 mengalami penurunan lagi angka capaian menjadi 111,29% dan 100,47%. Tercatat pada tahun 2012 215 Desa/Kelurahan, tahun 2013 224 Desa/Kelurahan, pada tahun 2014 227 Desa/Kelurahan dan pada tahun 2015 217 desa/kelurahan. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 100%. 6) Indiaktor cakupan pelayanan anak balita mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 80,73% kemudian meningkat menjadi 81,1% pada tahun 2013 kemudian dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 93,6% sedangkan pada tahun 2015 angka realisasi menurun menjadi 85,33%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 161,46% kemudian menurun menjadi 147,45% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 170,18% sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 142,22%. Tercatat pada tahun 2012 dan 2013 38,570 anak balita (12-59 bulan), tahun 2014 49.99 anak balita dan tahun 2015 50.370 anak balita (12-59 bulan). Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 155,33%.
7) Indikator cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin mengalami tren secara fluktuatif realisasi selama 3 tahun berturut turut mencapai 100% setiap tahunnya dan pada tahun 2015 angka realisasi menjadi 69,73%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 200% kemudian menurun menjadi 133,33% pada tahun sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami penurunan lagi angka capaian menjadi 100% dan 69,73%. Tercatat pada tahun 2012 750 anak, tahun 2013 754 anak dan, tahun 2014 27 puskesmas dan tahun 2015 182 anak. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 100%. 8) Indikator cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mengalami realisasi dan capaian 100% selama 4 tahun berturut turut. Pada tahun 2012 dan 2013 15 anak, tahun 2014 24 anak dan tahun 2015 6 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%. 9) Indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 8,58% kemudian meningkat menjadi 38,6% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan lagi angka realisasi menjadi 94% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 82,59%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 171,60% meningkat menjadi 193% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat lagi capaian menjadi 268,57% sedangkan pada tahun 2015 capaian kinerja menjadi 165.18%. 10) Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 1 kemudian meningkat menjadi 2,18 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 0,91 sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 1,6. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian 111,11 kemudian meningkat menjadi 218 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian menjadi 75,83 sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka capaian kinerja menjadi 123,08%. Tercatat pada
tahun 2012 dan 2013 4 kasus, tahun 2014 2 kasus dan tahun 2015 3 kasus. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 100% 11) Indiaktor cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani, realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut turut mencapai angka 100%. Tercatat pada tahun 2012 92 orang, tahun 2013 34 orang, tahun 2014 86 orang dan pada tahun 2015 152 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%. 12) Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita diare mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 59,55 kemudian meningkat menjadi 60,9 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 kembali meningkat angka capaian menjadi 100 sedangkan pada tahun 2015 menurun menjadi 60,88%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian 101,45% kemudian menurun menjadi 87% pada tahun 2013 dan pada tahun
2014
mengalami peningkatan angka capaian kinerja menjadi 125 sedangkan pada tahun 2015 angka capaian menurun menjadi 67,64%. Capaian kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata – rata capaian 95,27%. 13) Indikator cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam, realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut-turut mencapai angka 100%. Tercatat pada tahun 2012 60 KLB, tahun 2013 4 KLB, tahun 2014 2 KLB dan pada tahun 2015 2 KLB. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%. 14) Indiaktor cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota mengalami peningkatan, pada tahun 2012 realisasi 32,14% meningkat menjadi 40% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 kembali meningkat angka realisasi menjadi 50% sedangkan pada tahun 2015 menurun menjadi 40%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 capaian kinerja 100,44% kemudian menurun menjadi 100% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 angka capaian kinerja tetap tercapai 100%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1
2
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
92,55
95
97,42
%
90,34
92
98,20
3
Cakupan pelayanan nifas
%
86,46
90
96,07
4
Cakupan kunjungan bayi
%
97,56
90
108,4
%
91,56
100
91,56
%
85,33
70
121,9
%
69,73
100
69,73
%
100
100
100
%
82,59
80
103,24
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Per 100.000 pendud uk
1,6
1,5
106,67
5 6
7
8 9
Cakupan Desa/Keluarahan UCI (Universal Child Immunization) Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Nama Indikator
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid 10 Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
Cakupan penemuan dan 11 penanganan penderita DBD yang ditangani Cakupan penemuan dan 12 penanganan penderita diare Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang 13 dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus 14 diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
%
100
100
100
%
60,88
100
60,88
%
100
100
100
%
40
40
100
Berdasarkan tabel indikator 1-14 diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 97,1%, 99,0%, 93,2%, 105,194%, 94,6%, 133,7%, 100%,100%,117,5%, 133,3%, 100%, 100%, 100%, dan 100%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan persentase. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke -4RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 14 (empat belas) indikator sasaran yang digunakan sudah menggunakan standar nasional dan tidak ada perbedaan antara target RPJMD dan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
atau
1) Capaian indikator cakupan kunjungan ibu hamil K4 mengalami peningkatan, peningkatan ini terjadi disebabkan ibu hamil sudah mengetahui pentingnya memeriksa kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan. Alternatif yang telah dilakukan adalah dengan tetap melakukan sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan pada masa kehamilan minimal 4 kali. 2) Capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini dikarenakan ibu hamil lebih sadar akan pentingnya pertolongan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan daripada dukun beranak. 3) Capaian cakupan pelayanan nifas mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini dikarenakan pelayanan ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas telah dilakukan sesuai standar. Alternatif yang telah dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan standar pelayanan nifas dan memberikan pelayanan yang baik. 4) Capaian cakupan kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini karena kesadaran orang tua bayi akan pentingnya memeriksa bayinya secara teratur di sarana kesehatan. 5) Capaian cakupan desa/kelurahan ICU (Universal Child Immunization) mengalami peningkatan, yang mendukung keberhasilan ini karena akses ke desa sudah cukup memadai. 6) Capaian cakupan pelayanan anak balita telah melampaui target, yang mendukung keberhasilan ini karena masyarakat telah menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan anak balita serta didukung dengan sarana kesehatan yang memadai. 7) Capaian cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin sesuai target, yang mendukung keberhasilan ini karena sudah adanya MP ASI yang disubsidi oleh pemerintah yang disebar luaskan ke masyarakat. 8) Capaian cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai target, yang mendukung keberhasilan ini karena kualitas pelayanannya sudah semakin membaik dan orang tua sudah semakin mengerti tentang asupan gizi yang baik terhadap anaknya.
9) Capaian cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkat telah melampaui target, yang mendukung keberhasilan ini karena teralokasinya anggaran yang cukup memadai untuk menjalani kegiatan tersebut. 10) Capaian cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun masih dibawah target hal ini disebabkan
tidak bertambahnya penemuan kasus AFP, setelah dilakukan
surveilans aktif rumah sakit dan tidak ada laporan penemuan kasus di puskesmas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin setelah dilakukan surveilans AFP puskesmas. 11) Capaian cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD yang ditangani, realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut turut mencapai angka 100%. 12) Capaian cakupan penemuan dan penanganan penderita diare belum mencapai target, ini disebabkan alokasi anggaran belum memadai untuk menjalani kegiatan tersebut. 13) Capaian cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam telah mencapai target, keberhasilan ini disebabkan Desa/Kelurahan yang mengalami kejadian luar biasa telah ditangani secara keseluruhan. 14) Capaian cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan telah melampaui target, keberhasilan ini terjadi disebabkan oleh pelayanan gawat darurat di 3 rumah sakit di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin telah lulus akreditasi dari komite akreditasi RS nasional sehingga tidak mungkin terjadi penanganan level 1 untuk pelayanan gawat darurat tidak bisa dilaksanakan. Seluruh pasien yang datang ke RSUD sekayu telah dilayani dengan baik sesuai dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan alat kesehatan yang ada di RSUD sekayu. Ketika RSUD sekayu tidak mampu lagi untuk menangani pasien tersebut makan pasien tersebut akan dirujukkan ke rumah sakit yang sarana dan prasarana memadai.
4.1.3. Sasaran Meningkatnya Kualitas Keluarga Kecil Sejahtera 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1
Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif
Satuan
Target 2015
%
94,11
Realisasi % 2015 Capaian 77,04
81,86
Capaian indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif Tahun 2015 sebesar 81,86%, pada tahun 2015 ditargetkan cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif sebesar 94,11%. Angka realisasi indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif yaitu 77,04% yang merupakan hasil perhitungan jumlah komulatif peserta KB yang terus menerus meggunakan Alkon ditambah peserta KB baru berjumlah 121.430 sedangkan pasangan usia subur berjumlah 157.62,118.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
Target
n
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
%
86,16
89,91
94,11
82,74
82,96
85,81
77,04
99,69
96,29
95,44
81,86
Cakupan pasangan usia subur menjadi 1 peserta KB Aktif
Satua
83
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2015, 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 1 (satu) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif. Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: Indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif, mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012, 2013 dan 2014 mengalami peningkatan realisasi 82,74% menjadi 82,96% kemudian meningkat menjadi 85,81% pada tahun 2015 terjadi
penurunan angka realisasi menjadi 77,04%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren menurun pada tahun 2012 capaian 99,69%, tahun 2013 menjadi 96,29%, pada tahun 2014 menjadi 95,44% dan 81,86% pada tahun 2015 . Tercatat pada tahun 2013 118.474 orang, tahun 2014 123.885 orang dan tahun 2015 121.430. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 90%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017
Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1
Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB Aktif
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
77,04
99,15
77,70
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir Renstra pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 77,70%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 Renstra. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 1 (satu) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: Capaian indikator cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif belum mencapai target, hal ini disebabkan peserta KB baru yang dilayani pada bulan desember 2015 dapat dilihat menjadi peserta KB aktif pada bulan berikutnya tetapi jika dibandingkan pada tahun 2014 realisasi pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif menurun. Hal ini disebabkan karena intensitasnya pelayanan KB terutama di daerahdaerah yang sulit dijangkau.
4.1.4. Sasaran Meningkatnya Peran Serta Pemuda Dan Prestasi Olahraga 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1
Satuan
Target 2015
Unit
21
Lapangan olahraga per 1000 penduduk
Realisasi % 2015 Capaian 2
9,52
Capaian indikator lapangan olahraga per 1000 penduduk pada tahun 2015 sebesar 9,52 %, pada tahun 2015 ditargetkan lapangan olahraga per 1000 penduduk sebesar 21 Unit. Angka realisasi lapangan olahraga per 1000 penduduk yaitu 2 Unit yang merupakan jumlah lapangan olah raga yang dibangun. Pembangunan lapangan olahraga Tahun 2015 : pembangunan lapangan futsal di Kecamatan. Plakat Tinggi, lanjutan pembangunan sport center Kecamatan Bayung Lencir. 2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
2015
2014
2013
2015
2014
2013
2012
2012
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
2015
2014
Satuan
2013
Nama Indikator
2012
Target
9,52
57,89
176,47
240
2
11
30
36
21
19
17
Unit
15
1
Lapangan olahraga per 1000 penduduk
B erdasar
kan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa indikator sasaran yang ditetapkan mengalami penurunan angka realisasi yaitu lapangan olahraga per 1000 penduduk. Untuk perbandingan capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 indikator sasaran lapangan olahraga per 1000 penduduk juga mengalami penurunan Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut : 1) Indikator lapangan olahraga per 1000 penduduk mengalami penurunan, pada tahun 2012 realisasi 36 unit kemudian menurun menjadi 30 unit pada tahun 2013, tahun 2014 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 11 unit dan untuk tahun 2015 turun kembali menjadi 2 unit. Untuk angka capaian kinerja juga menurun, pada tahun 2012 capaian 240% kemudian menurun menjadi 176,47% pada tahun 2013, tahun 2014 mengalami penurunan angka capian menjadi 57,89% dan pada tahun 2015 capaian kinerja kembali menurun menjadi 9,52%.
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Lapangan olahraga per 1000 penduduk
Unit
2
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
25
8
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 8%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Target final yang telah ditentukan pada tahun ke-5 optimis bisa dicapai. Hal ini dikarenakan prosentase
pencapaian
target
pada
tiap
tahunnya
mengalami
peningkatan.
Meningkatnya sumberdaya pendukung juga menjadi faktor yang sangat penting dalam pencapaian target tersebut.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 1 (satu) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: Capaian indikator lapangan olahraga per 1000 penduduk belum mencapai target, hal ini disebabkan masih terkendala kasus kepemilikan lahan. Alternatif yang akan dilakukan
adalah
dengan
menyelesaikan
status
sengketa
lahan
sehingga
pembangunan lapangan olahraga bisa terealisasi 100%. Kemudian untuk tahun 2016 terdapat program dari kementrian pemuda dan olahraga “SATU DESA SATU LAPANGAN” Kabupaten Musi Banyuasin mencoba untuk melakukan pendekatan, sehingga dana program tersebut dapat diambil untuk pembangunan lapangan di Kabupaten Musi Banyuasin. Tujuan 4.2. Mewujudkan Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat
Tujuan mewujudkan perlindungan sosial kepada masyarakat memiliki 2 (dua) sasaran.
Rincian
analisis
capaian
masing-masing
sasaran
yang
mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
4.2.1. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat 1.
Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
1
2
3
4
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
Satuan
Target 2015
Realisasi % 2015 Capaian
%
2,57
9,77
380,16
%
8,20
10,34
126,10
%
100
100
100
%
100
100
100
1) Capaian indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 389,10%, pada tahun 2015 ditargetkan persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 2,57%. Angka realisasi indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar pada tahun 2015 yaitu 10% yang merupakan perbandingan dari jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial sebesar 10.026 orang dengan jumlah PMKS yang seharusnya memperoleh bantuan sebesar 102.585 orang. 2) Capaian indikator persentase penyandang PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melaui KUBE atau kelompok sejenis lainnya sebesar 126,10%, pada tahun 2015 ditargetkan persentase penyandang PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melaui KUBE atau kelompok sejenis
lainnya sebesar 8,20%. Angka realisasi indikator persentase penyandang PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melaui KUBE atau kelompok sejenis lainnya yaitu 10,34% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah PMKS yang menjadi peserta Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE atau Kelompok Sosial Ekonomis sebanyak 146 Kelompok dibagi Jumlah PMKS yang seharusnya menjadi peserta Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE atau Kelompok Sosial Ekonomis sebanyak 1.412 Kube. 3) Capaian indikator persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebesar 100%, pada tahun 2015 persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebesar 100%. Angka realisasi indikator persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat yaitu 100% yang merupakan hasil dari perbandingan Jumlah korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat dalam tahun 2015 sebanyak 42 kepala keluarga sedangkan jumlah korban bencana yang seharusnya menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebanyak 42 kepala keluarga. 4) Capaian
indikator
persentase
korban
bencana
yang
dievakuasi
dengan
menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap sebesar 100%, pada tahun 2015 persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebesar 100%. Angka realisasi indikator persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat yaitu 100% yang merupakan hasil Jumlah korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat dalam tahun 2015 sebanyak 42 kepala keluarga sedangkan jumlah korban bencana yang seharusnya dievakuasi selama masa tanggap darurat sebanyak 42 kepala keluarga.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
2015 380,16 100 100
126,10
2014 1.748 100 100
41,66
2013 1.063,83 100 100
43,24
2012 33,19 100 22,83
142,86
2015 9,77 100 100
10,34
2014 43,70 100 100
3,25
2013 23,83 100 100
3,20
2012 0,79 100 22,83
10
2015 2,57 100 100
8,20
100
%
100
7,80
2,50
2013 2014 2.24 7.40
2,38
100
4
%
100
3
%
7
2
%
100
1
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
100
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 4 (empat) Indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 1(satu) indikator meningkat “ Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar ”, 2(dua) indikator fluktuatif “persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya dan persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana
dan prasarana tanggap darurat lengkap” dan 1(satu) indikator sasaran yang tidak mengalami peningkatan dan penurunan angka realisasi yaitu persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat. Untuk perbandingan capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 4 (empat) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 (empat) indikator yang mengalami tren fluktuatif “ Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar, persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya dan persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat”, 1 (satu) indikator “persentase panti sosial yang mneyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial”, dan 1 (satu) indikator “Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa masa tanggap darurat” masih mantap. Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut : 1) Indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar mengalami tren secara fluktuatif, pada 3 tahun berturut – turut menunjukan angka realisasi meningkat. Pada tahun 2012 realisasi 0,79%, menjadi 23,83% pada tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi peningkatan lagi angka realisasi menjadi 43,70% sedangkan pada tahun 2015 terjadi penurunan angka realisasi menjadi 9,77%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 capaian 33,19% kemudian meningkat menjadi 1.063,83% dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan lagi angka capian menjadi 1.748% sedangkan pada tahun 2015 terjadi penurunan angka capaian menjadi 380,16%. Tercatat pada tahun 2012 315 orang, tahun 2013 9.485 orang, tahun 2014 9.040 orang dan tahun 2015 10.026 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 808,53%. 2) Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 10% kemudian menurun menjadi 3,20% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 3,25 % dan 10,35%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif,
pada tahun 2012 capaian 142,24% kemudian menurun menjadi 43,24% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan lagi angka capaian menjadi 41,66% sedangkan pada tahun 2015 angka capaian meningkat menjadi 126,10%. Tercatat pada tahun 2012 10 kelompok, tahun 2013 39 kelompok, tahun 2014 40 kelompok dan tahun 2015 146 kelompok. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian diatas 88,47% 3) Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat menghasilkan realisasi dan capaian selama 4 tahun berturut turut mencapai angka 100%. Tercatat pada tahun 2012 4.410 kepala keluarga, tahun 2013 14.731, tahun 2014 63 kepala keluarga dan tahun 2015 42 kepala keluarga. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100% 4) Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap menghasilkan realisasi yang meningkat, realisasi pada tahun 2012 22,83% kemudian meningkat menjadi 100% ditahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015, pada tahun 2012 capaian 22,83% kemudian meningkat menjadi 100% pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015. Tercatat pada tahun 2012 137 kepala keluarga, tahun 2013 2.605 kepala keluarga, tahun 2014 63 kepala keluarga dan tahun 2015 42 kepala keluarga. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 100%.
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
2
3
4
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
%
9,77
2,71
360,52
%
10,34
9
114,89
%
100
100
100
%
100
100
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 360,52 %, 1.111%, 100%, dan 100%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 mampu mencapai angka 100% atau lebih dari 100% dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan persentase. Hal ini terlihat bahwa tahun ke-4 pada RPJMD telah mencapai target yang ditargetkan.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 1) Capaian indikator persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosisal untuk pemenuhan
kebutuhan
dasar
telah
melampaui
target,
yang
mendukung
keberhasilan ini disebabkan adanya bantuan didalam Program Keluarga Harapan (PHK) serta pemberian pelatihan bagi penyandang cacat. 2) Capaian indikator persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya telah mencapai target. 3)
Capaian indiaktor persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama
masa
tanggap
darurat
telah mencapai target,
yang mendukung
keberhasilan ini disebabkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mendapat bantuan dari BNPB, Pemkab Muba dan Dinas Sosial Provinsi. 4) Capaian
indikator
persentase
korban
bencana
yang
dievakuasi
dengan
menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap telah mencapai target, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan sarana dan prasarana yang digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Musi Banyuasin seperti perahu karet cukup memadai.
4.2.2. Sasaran Meningkatnya Perlindungan Pada Perempuan Dan Anak 1.
Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
1
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
6,84
7,04
102,92
2
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
32,75
49,52
151,21
1) Capaian indikator partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 102,92%, pada tahun 2015 ditargetkan partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 6,84%. Angka realisasi indikator partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah pada tahun 2015 yaitu 7,04% yang merupakan hasil dari perbandingan jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah pada tahun 2015 sebanyak 4.693 orang dengan jumlah seluruh pekerja perempuan sebanyak 66.670 orang. 2) Capaian indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan tahun 2015 sebesar 151,21%, pada tahun 2015 ditargetkan penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan sebesar 32,75%. Angka realisasi indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan pada tahun 2015 yaitu 49,52% yang merupakan hasil perbandingan jumlah pengaduan perlindungan perempuan dan anak yang terselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 52 kasus dengan jumlah seluruh pengaduan perlindungan perempuan dan anak sebanyak 105 kasus.
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
83,90
146,44
102,92
103,49
94,03
151,21
2015
123,39 104,94
2014
7,04 49,52
2013
9,27 28,21
2015
4,95 28,20
2014
5,77 25,71
2013
6,84
%
32,75
2012
6,33
2
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
30
2015
5,90
2014
%
27,25
2013
1
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
4,68
n
2012
Satua
24,5
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan
tahun 2012 bahwa dari 2 (dua) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator “partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”. Untuk perbandingan capaian kinerja selama tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa 2 (dua) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif, dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator “partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan”. Perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut : 1) Indikator partisipasi perempuan di lembaga pemerintah mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi 5,77%, kemudian menurun menjadi 4,95% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 9,27% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan 7,04%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 capaian 123,39%, kemudian menurun menjadi 83,90% pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami peningkatan angka capaian menjadi 146,44% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan angka capaian kinerja menjadi 102,92%. Tercatat pada tahun 2012 7.376 orang, tahun 2013 3.986 orang, tahun 2014 7.463 orang dan pada tahun 2015 4.693 orang. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2014 memiliki rata-rata capaian 114,16%. Indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan, mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 realisasi 25,71% kemudian meningkat menjadi 28,20% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 28,21%, sedangkan pada tahun 2015 realisasinya menurun menjadi 49,52%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 capaian 104,94% kemudian menurun menjadi 103,49% pada tahun 2013, tahun 2014 mengalami penurunan angka capaian kinerja 94,03% dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 151,21%. Tercatat pada tahun 2012 9 kasus, tahun 2013 22 kasus, tahun 2014 22
kasus dan tahun 2015 52 kasus. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 2015 memiliki rata-rata capaian 113,42%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1
2
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
7,04
7,45
94,50
%
49,52
38,25
129,46
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 94,50%, dan 129,46%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan ditargetkan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan
Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 1) Capaian indikator partisipasi perempuan di lembaga telah melampaui target, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena meningkatnya kesetaraan gender dan banyaknya program-program yang responsif terhadap gender di Kabupaten Musi Banyuasin. 2) Capaian indikator penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan telah mencapai target, yang mendukung keberhasilan ini disebabkan karena telah terbentuknya Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID).
4.2.3. Sasaran Terwujudnya Masyarakat Maju dan Berakhlak Mulia 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
1
Nama Indikator
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
Rasio rumah ibadah dengan penganutnya
Unit
1.027
1.352
131.65
Capaian indikator rasio rumah ibadah dengan penganutnya sebesar 1.027 unit, pada tahun 2015 rasio rumah ibadah dengan penganutnya sebesar 1.027 Unit. Angka realisasi indikator rasio rumah ibadah dengan penganutnya pada tahun 2015 yaitu 1.352 Unit yang merupakan hasil dari jumlah rumah ibadah yang ada di seluruh kecamatan dalam lingkungan Kabupaten/ Kota Musi banyuasin terdiri dari 1.350 Masjid dan Mushollah, 1 Gereja dan 1 Pura dalam seluruh Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin dengan rincian sebagai berikut: 1. Kec. Sekayu, Masjid 48 unit dan Mushollah 49 unit 2. Kec. Lais Masjid, 44 unit dan Mushollah 32 unit 3. Kec. Sungai Lilin, Masjid 55 unit dan Mushollah 113 unit 4. Kec. Keluang, Masjid 24 unit dan Mushollah 73 unit 5. Kec. Bayung Lencir, Masjid 101unit dan Musholla 76 unit 6. Kec. Babat Supat, Masijd 41 unit dan Mushollah 38 unit 7. Kec. Tungkal Jaya, Masjid 75 unit dan Mushollah 65 unit
8. Kec. Sungai Keruh, Masjid 41 unit dan Mushollah 26 unit 9. Kec. Plakat Tinggi, Masjid 40 unit dan Mushollah 47 unit 10. Kec. Babat Toman, Masjid 24 unit dan Mushollah 14 unit 11. Kec. Lawang Wetan, Masjid 25 unit dan Mushollah 4 unit 12. Kec. Sanga Desa, Masjid 29 unit dan Mushollah 14 unit 13. Kec. Lalan, Masjid 80 unit dan Mushollah 125 unit 14. Kec. Batanghari Leko, Masjid 21 unit dan Mushollah 15 unit 15. Kec. Lais 1 gereja 16. Kec. Plakat Tinggi 1 pura
2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
Target
n
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
Unit
990
1.027
1.027
1.344
1.352
1.352
1.352
135,76
135,76
131,64
131,64
Rasio rumah 1 ibadah dengan penganutnya
Satua
990
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 bahwa indikator rasio rumah ibadah dengan penganutnya mengalami peningkatan jumlah realisasi tahun 2012 1.344 unit masih tetap 1.344 unit pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami peningkatan 133,7%.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2012 – 2017 Kabupaten Musi Banyuasin Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1
Rasio rumah ibadah dengan penganutnya
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
Unit
1.352
1.067
126,71
Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 telah melebihi target RPJMD, jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukan angka yang positif dengan perkembangan 126,71%.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional. Dari 1 (satu) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Capaian indikator Rasio rumah ibadah dengan penganutnya telah mencapai target, hal ini disebabkan karena telah dibangunnya rumah ibadah di daerah – daerah yang jauh dari pemukiman masyarakat.
MISI V : Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur, Profesional dan Demokratis
Tujuan 5.1 Meningkatkan Pelayanan Prima Sebagai Pendukung Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Tujuan meningkatnya pelayanan prima sebagai pendukung tata kelola pemerintahan yang baik didukung
oleh 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian
masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 5.1.1. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2015
Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
1 Peningkatan pendapatan asli daerah
%
23,40
4,94
21,11
2 SKPD pencatatan asetnya tertib
%
100
100
100
3 SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP
%
100
100
100
1) Pencapaian indikator peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 21,11%. Indikator kinerja peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target sebesar 23,40% terealisasi sebesar 4,94% merupakan persentase peningkatan jumlah PAD tahun 2015 sebesar
Rp. 181.795.020.760,14,- dibandingkan dengan tahun 2014
sebesar Rp. 173.234.314.367,95. 2) Pencapaian indikator SKPD pencatatan asetnya tertib sebesar 100% dengan angka realisasi sebesar 100% dari yang sudah ditargetkan sebesar 100%. 3) Pencapaian indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP sebesar 100% dari angka realisasi sebesar 100% yang sudah terealisasi sepenuhnya dari target yang sudah di tetapkan sebesar 100%.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012 Nama Indikator
Satuan
Target
Realisasi
Capaian Kinerja
2015 100 100
21,11
2014 100 100
237,96
2013 100 92,31
75,46
2012 100 100
95,00
2015 100 100
4,94
2014 100 100
53,78
2013 100 92,31
16,45
2012 100 100
19,95
2015 100 100
23,40
2014 100 100
22,60
2013 100
%
100
21,80
%
100
SKPD 2 pencatatan asetnya tertib SKPD menyusun 3 laporan keuangan sesuai SAP
%
100
Peningkatan 1 pendapatan asli daerah
21
2012
(%)
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja pada tahun 2015, 2014, 2013 dan 2012. Bahwa dari 3 indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya ataupun capaian kinerjanya. Analisa perbandingan realisasi dan capaian kinerja setiap indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Indikator peningkatan pendapatan asli daerah, mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 19,95% kemudian menurun menjadi 16,45% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar 53,78%.dan tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 4,94% Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian sebesar 95,00% kemudian capaian menurun menjadi 75,46% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami tren meningkat capaian sebesar 237,96%. Dan tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 21,11% 2) Indikator SKPD pencatatan asetnya tertib, pada tahun 2012, tahun 2013 tahun 2014 dan pada tahun 2015 angka realisasi dan angka capaian kinerja tidak mengalami perubahan atau tetap (konstan) yaitu sebesar 100%. 3) Indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP, mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 100% kemudian mengalami penurunan
angka realisasi menjadi 92,31% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar 100%. Untuk angka capaian kinerja
juga
mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian sebesar 100% kemudian capaian menurun menjadi 92,31 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami tren peningkatan capaian sebesar 100% dan tahun 2015 tetap mencapai angka sebesar 100%.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan rencana RPJMD Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Peningkatan pendapatan asli daerah
%
4,94
25
19,76
2
SKPD pencatatan asetnya tertib
%
100
100
100
3
SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP
%
100
100
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukan angka yang positif dengan perkembangan 19,76%, 100%
dan 100%
dengan Baik. Capaian indikator peningkatan PAD dari tahun lalu sampai dengan tahun 2015 mencapai 4,94% telah melebihi target indikator capaian pada akhir periode RPJMD. Untuk mencapai dan diharapkan pada akhir tahun 2017 Peningkatan PAD dari tahun lalu mencapai 25%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJM.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standar Nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternative solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Pencapaian indikator peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 21,11%. Indikator kinerja peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target sebesar 23,40% terealisasi sebesar 4,94% merupakan persentase peningkatan jumlah PAD tahun 2015 sebesar Rp.181.795.020.760,14,- dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar
Rp. 173.234.314.367,95.
Komponen PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD Yang Sah. Untuk Tahun 2015 pajak daerah sebesar Rp. 53.152.460.206,50,- sebesar 82,41%, retribusi daerah sebesar Rp. 6.136.750.335,00,- sebesar 72,16%, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 11.147.901.587,63,- sebesar 72,75%, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 111.357.908.631,01,- sebesar 91,68%. Bila dilihat dari komposisinya maka yang mempunyai kontribusi paling besar adalah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 61,25% dari total PAD, kemudian pajak daerah sebesar 29,243%. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 6,13%, retribusi daerah sebesar 3,38%. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
Rp.
111.357.908.631,01,- terdiri dari:
- Penerimaan Jasa Giro Rp. 1.567.445.550,00,- Penerimaan Bunga Deposito Rp. 14.633.561.997,84,- Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan 416.834.842,00,-
- Pendapatan Denda Pajak Rp.100.675.063,00,-
Rp.
- Pendapatan Hasil Eksekusi Atas Jaminan Rp. 2.869.62,113.900,00,- Pendapatan dari Pengembalian Rp. 3.779.912.973,17,- Pendapatan Lain-lain Rp. 503.700.975,00,- Pendapatan / Penerimaan Hasil Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rp. 65..589.899.903,00,-
- Pendapatan Dana Kapitasi JKN Rp.13.436.922.099,00,- Hasil Lelang Lebak Lebung Rp.2.227.058.000,00,Pada Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Musi Banyuasin sebesar Rp. 173.234.314.367,95 kontribusi yang paling besar adalah dari Lain-lain PAD Yang Sah sebesar 55,48,54% dari total PAD, pendapatan pajak daerah sebesar 35,72%, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 4,65%, Kemudian retribusi 1,15%. Jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita bandingkan antara Tahun 2014 dan Tahun 2015 pada beberapa komponen PAD terdapat peningkatan yaitu, hasil retribusi daerah yang mengalami penurunan sebesar 14,11%, retribusi daerah mengalami peningkatan sebesar 23,85% dan lain-lain PAD yang sah sebesar 9,93%. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terjadi penurunan sebesar 460,17%. Hal ini disebabkan adanya penurunan bagian laba atas penyertaan modal pada usaha
milik
Daerah/BUMD.
Didukung
oleh
kegiatan
Pendataan
dengan
Validasi/Verifikasi data PBB, pendaftaran/pendataan, pemutahiran data dan konfirmasi data pajak daerah, penyampaian SPPT PBB, penagihan/pemungutan PAD Kab. Muba, intensifikasi pbb, intensifikasi pbb pendapatan daerah dan konfirmasi dana bagi hasil, penyelenggaraan bulan bakti, studi potensi pengelolaan pendapatan daerah, penetapan dan penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kab. Muba, penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang pajak daerah,
pencetakan
blanko
SPPT
dan
SSPD PBB,
pengembangan
dan
pemeliharaan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), kajian identifikasi potensi PAD Kab. Muba. 2) Pencapaian indikator skpd pencatatan asetnya tertib sebesar 100% dimana faKtor yang mendukung keberhasilan ini disebabkan pada tahun 2015, dari 55 SKPD yang
ada semua telah menyelesaikan input data Simda BMD dan menyampaikan laporan aset sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Tahun 2014 inventarisasi aset tetap yang di Reklasifikasi Aset Lain-lain sudah terekap 100%. Hal ini di dukung oleh kegiatan penyusunan laporan penerimaan dan pengeluaran barang inventaris dan barang pakai habis, pengembangan, pemeliharaan dan instalasi program aplikasi barang milik daerah, peningkatan
kapasitas
Kabupaten/Inventaris
pengelolaan
Barang
Milik
BMD/UPB, Daerah
pemutahiran
(BMD),
data
Penyusunan
aset
Standar
Operasional (SOP), Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP). 3) Indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP Tahun 2015 dimana faktor yang mendukung keberhasilan ini disebabkan dari 55 SKPD yang ada baru 55 SKPD menyampaikan laporan keuangan sesuai SAP (PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah) dan Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 41 Tahun 2013 tentang kebijakan akuntansi Pemkab Musi Banyuasin dan dan di dukung oleh kegiatan penyuasunan laporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan untuk tahun 2014, Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013 merupakan konsolidasi dari 56 SKPD. Dari 56 SKPD terdapat 3 SKPD yang tanggal pelaporannya sampai tanggal 7 Februari 2014 di karenakan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Proses penyusunan laporan keuangan Pemerintah
Kabupaten
Musi
Banyuasin
yang
di
dukung
oleh
kegiatan
pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi dan manajemen daerah (Simda Keuangan), pelaksanaan penatausahaan administrasi keuangan daerah, Up-dating database dan pemeliharaan pengelolaan SIMDA gaji, pembinaan dan monitoring bendahara pengeluaran SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran APBD Kabupaten Musi Banyuasin, penyuasunan laporan keuangan gabungan dan tugas
pembantuan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan.
5.1.2. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengawasan 1. Perbandingan antara target dengan realisasi tahun 2015 Target Realisasi % 2015 2015 Capaian
Nama Indikator
Satuan
1 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti Temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindak 2 lanjuti
%
85
92
108,24
%
85
70
82,35
3 SKPD yang meningkat kinerja LAKIPnya
%
75
35
46,67
1) Capaian indikator temuan BPK RI yang ditindaklanjuti sebesar 108,24 %. Pencapaian indikator ini dalam kategori cukup. Pada tahun 2015 di targetkan Temuan BPK RI yang ditindak lanjuti sebesar 92 %, capaian tersebut mencapai target, karena realisasi dari indikator tersebut hanya 92 % dari target yang sudah ditetapkan 85 %. Hal ini
disebabkan oleh selain meningkatnya target kinerja
indikator, disebabkan juga bertambahnya temuan hasil pemeriksaan BPK RI dari tahun 2013 jumlah temuan 327, dan 126 kasus yang ditindak lanjuti, sedangkan pada tahun 2015 jumlah temuan menjadi meningkat 419 temuan dan 385 yang ditindaklanjuti, karena banyaknya penyelesaian tindak lanjut yang menyakut tagihan kepada pihak ketiga sehingga SKPD terkait temuan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tidak lanjut, hal tersebut menyebabkan temuan akan tetap muncul pada setiap tahunnya. 2) Capaian indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti tahun 2015 ditargetkan sebesar 85 %, realisasi 70 %, hal ini belum melampaui dari target sebelumnya sehingga mendapatkan angka capaian sebesar 82,35 %, mengalami peningkatan ini disebabkan karena dari jumlah temuan hasil pengawasan lainnya telah ditindaklanjuti (IRJEN, BPKP, INSPEKTORAT PROVINSI) total seluruh temuan 28, dan yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 24 (82,35%) dari total seluruh temuan.
3) Capaian indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya tahun 2015 sebesar 46,67 % ini belum mencapai target karena realisasi dari indikator tersebut mencapai nilai 35 % dari target 75%. Untuk Tahun 2015 dari hasil evaluasi yang ada SKPD yang meningkat hasilnya sebanyak 22 SKPD dari 49 total SKPD yang dievaluasi/dinilai lakipnya.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, 2013, dan 2012
2015 108,24
2014 55
2013 52
2012 75,76
2015 92
2014 44
2013 39
2012 50
2015 85
2014 80
2013 75
66
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
B erdas arkan hasil evalu
82,35
107,50
75
60,61
70
86
100
40
85
80
%
75
asi terha dap
46,67
46,67
44
6,67
35
35
33
5
75
%
75
sasar 75
Temuan hasil pengawasan 2 lainnya yang ditindak lanjuti SKPD yang meningkat 3 kinerja LAKIPnya
%
66
Temuan BPK 1 RI yang ditindaklanjuti
Satuan
75
Nama Indikator
2012
Target
an terse but di
atas, diperoleh gambaran perbandingan antara realiasi kinerja dengan capaian kinerja pada tahun 2012, 2013, tahun 2014 dan tahun 2015. Apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013 dan tahun 2014, bahwa capaian kinerja tahun 2015 dari 3 indikator sasaran tersebut telah mengalami peningkatan . Analisa perbandingan antara realisasi dengan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator temuan BPK RI yang ditindak lanjuti, mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 50% kemudian menurun menjadi 39% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar 44%. Untuk angka capaian kinerja
juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012
capaian sebesar 75,76% kemudian capaian menurun menjadi 52% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami tren peningkatan capaian sebesar 55% dan Tahun 2015 telah mengalami peningkatan angka realisasi 92% capaian 108,24%. 2) Indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti, mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 40% kemudian meningkat menjadi 100% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami tren penurunan angka realisasi sebesar 80%. Tetapi untuk angka capaian kinerja telah mengalami tren peningkatan pada tahun 2012 capaian sebesar 60,61% kemudian menjadi 75% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami tren meningkat capaian sebesar 107,50%. Dan tahun 2015 telah mengalami tren peningkatan capaian 82,35% angka realisasi sebesar 70%. 3) Indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya mengalami tren meningkat pada tahun 2012 angka realisasi sebesar 5% kemudian meningkat menjadi 33% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 telah mengalami peningkatan juga pada angka realisasi sebesar 35%. Dan tahun 2015 mengalami peningkatan capaian 46,67% angka realisasi sebesar 35%,Untuk angka capaian juga mengalami peningkatan pada tahun 2012 capaian kinerjanya berjumlah 6,67% kemudian meningkat pada tahun 2013 berjumlah capaian 44 % dan pada tahun 2014 meningkat capaian berjumlah 46,67% dengan kategori tidak berhasil. Hal ini disebabkan karena pada tahun
sebelumnya jumlah SKPD yang
termasuk dalam kategori penilaian baik
hanya satu SKPD dari 20 SKPD yang dinilai, untuk Tahun 2013 dari hasil evaluasi yang ada SKPD yang meningkat hasilnya sebanyak 16 SKPD dari 48 total SKPD yang dievaluasi / dinilai lakipnya dan Tahun 2014 meningkat menjadi 17 SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya.dan tahun 2015 meningkat sebanyak 22 SKPD dari total 49 SKPD.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan rencana RPJMD Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator 1 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti Temuan hasil 2 pengawasan lainnya yang ditindak lanjuti SKPD yang meningkat 3 kinerja LAKIPnya
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
92
95
96,84
%
70
95
73,68
%
35
75
46,67
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukan angka capain yang angka 96,84%, 73,68%, dan 46,67%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Dari 3 indikator yang ada 1 indikator telah memenuhi persentasi capaian yang ada pada RPJMD tahun 2017 antara lain indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklanjuti. 1) Pada indikator temuan BPK RI yang ditindaklanjuti tahun 2015, realisasi akumulasi s.d tahun 2015 senilai 92%, dengan angka capaian 97% dari rencana persentase pada RPJMD yang menargetkan 95%. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 95%. 2) Indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti, realisasi akumulasi s.d tahun 2015 senilai 70%, dengan angka capaian 73,68% dari rencana persentase pada RPJMD yang menargetkan 95%.
Ini melebihi target yang hendak
dicapai pada RPJMD, dikarenakan seluruh temuan hasil pengawasan lainnya telah ditindak lanjuti. 3) Pada indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP-nya realisasi akumulasi s.d tahun 2015 senilai 35%, dengan angka capaian 46,67 % dari rencana persentase pada RPJMD yang menargetkan 75 %. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 75%.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional
Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternative solusi yang telah dilakukan. Indikator yang mengalami penurunan maupun fluktuatif lebih disebabkan karena indikator tersebut bergantung terhadap pihak lain (skpd lainnya), seperti contoh jumlah temuan BPK, sudah ditargetkan 200 temuan yang lebih ditindaklanjuti dari jumlah temuan 360, namun pada pelaksanaan tahun berjalan temuan tersebut memiliki kemungkinan bertambah, sehingga meskipun jumlah yang ditindaklanjuti tercapai, namun dasar perhitungan dari jumlah total seluruhnya bertambah. Hal ini otomatis akan mempengaruhi nilai capaian yang akan didapat. Dan juga banyak temuan SKPD yang menyangkut
penagihan/setoran
kepada
pihak
ketiga,
sehingga
sulit
untuk
merealisasikan. 1) Indikator temuan BPK RI yang ditindak lanjuti meningkat baik itu realisasi maupun capaian kinerja dari tahun 2013, di sebabkan bertambahnya kasus yang ditindaklanjuti, pada Tahun 2012 terdapat 119 kasus yang ditindaklanjuti, untuk tahun 2013 jumlah temuan 126 yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 jumlah temuan yang ditindaklanjuti meningkat menjadi 162,11 temuan.dan tahun 2015 Jumlah temuan 419 yang ditindaklanjuti 385 temuan kebijakan yang akan diambil adalah melalui peningkatan monitoring hasil tindak lanjut temuan BPK yang dilakukan oleh SKPD
yang
bersangkutan,
sehingga
SKPD
yang
bersangkutan
akan
menyelesaikan hasil rekomendasi dari temuan BPK. 2) Indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklajuti menurun sedangkan indicator lainnya mengalami peningkatan capaian. Meskipun demikian capaian indikator masih pada kategori baik. Penurunan capaian kinerja ini pada indikator temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklanjuti disebabkan oleh selain meningkatnya target kinerja indikator, disebabkan juga bertambahnya temuan hasil pemeriksaan pengawasan lainnya, hal tersebut di menyebabkan temuan akan tetap
bertambah pada setiap Tahunnya. Untuk tetap menjaga realisasi diatas target kebijakan yang akan dilaksanakan adalah tetap lebih koorperatif terhadap SKPD yang terkait untuk menindaklanjuti apabila temuan nantinya. 3) Indikator SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya mengalami peningkatan pada tahun 2012 capaian kinerjanya berjumlah 6.6 % sedangkan pada tahun 2013 berjumlah capaian 44 % dan tahun 2014 berjumlah capaian 46,67%, indikator ini juga mengalami peningkatan, dikarenakan pada tahun sebelumnya jumlah SKPD yang termasuk dalam kategori penilaian baik hanya satu SKPD dari 20 SKPD yang dinilai, untuk Tahun 2013 dari hasil evaluasi yang ada SKPD yang meningkat hasilnya sebanyak 16 SKPD dari 48 total SKPD yang dievaluasi / dinilai lakipnya dan Tahun 2014 meningkat menjadi 17 SKPD yang meningkat kinerja LAKIP nya.dan tahun 2015 meningkat 22 SKPD dari total 49 SKPD yang di evaluasi Kebijakan yang akan diambil adalah melakukan review kembali terhadap LAKIP SKPD dalam hal ini LAKIP Kecamatan yang baru pertama kali dilakukan review sehingga akan meningkat kinerja LAKIP-nya.
5.1.3. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan 1. Perbandingan antara target dengan realisasi tahun 2015 Nama Indikator
Satuan
Target Realisasi % 2015 2015 Capaian 95 59 62,11
1 Jumlah penduduk yang ber KTP
%
2 Bayi berakta kelahiran
%
70
50,6
72,29
3 Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk
%
185
954,6
516,00
4 Prosentase pasangan berakta nikah
%
70
121,5
173,57
1) Capaian indikator jumlah penduduk yang ber KTP tahun 2015 sebesar 62,11 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 95% dengan capaian angka realisasi sebesar 59% dengan demikian dapat dikatakan dalam kategori baik. Angka realisasi ini merupakan perbandingan dari jumlah penduduk usia > 17 tahun yang ber KTP
327,814 jiwa di bagi dengan jumlah penduduk < 17 tahun dan pernah atau sudah menikah 555,513 jiwa di kalikan 100 persen. 2) Capaian indikator bayi berakta kelahiran tahun 2015 sebesar 72,29 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan angka realisasi sebesar 50,6% dengan demikian bahwa capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik. Angka realisasi indikator bayi berakta kelahiran sebesar 50,6% merupakan perbandingan antara jumlah bayi yang mempunyai akte kelahiran sebesar 32.200 bayi di banding jumlah keseluruhan bayi lahir sebanyak 63.300 bayi dikali dengan 100%. 3) Capaian indikator kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 penduduk tahun 2015 sebesar 516 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 185 % dengan capaian angka realisasi sebesar 954,6 % dengan demikian bahwa capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik. Angka realisasi indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebesar 19.092 permil merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang mempunyai akta kelahiran sebanyak 20.000 jiwa dibagi dengan jumlah penduduk 808.343 jiwa dikalikan 1.000 penduduk. 4) Capaian indikator persentase pasangan berakte nikah tahun 2015 sebesar 173,57 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan capaian angka realisasi sebesar 121,5 % dengan demikian bahwa capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik. Angka realisasi indikator persentase berakte nikah sebanyak 121,5 % merupakan perbandingan antara jumlah pasangan berakte nikah sebanyak 130 pasangan yang beragama Kristen dibanding dengan jumlah keseluruhan pasangan nikah beragama Kristen sebanyak 100 pasangan dikalikan 100 persen.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
Nama Indikator
Satuan
Target
Realisasi
Capaian Kinerja (%)
2015 72,29
62,11 516 173,57
2014 66,78 104,62, 11 270,04 243,08
2013 71,88 126,67 255,35 81,66
2012 77,51 155,76 27,35 131,11
2015 59 50,6 954,6 121,5
2014 158
60,10 68 486,08
49
2013 76 446,87
59
2012 85,67 46,50
70
2015 70 185
65
95 62,11,0 1 64,69
65 180
60
2014
60 175
%
Kepemilikan akta 3 kelahiran per 1.000 penduduk Prosentase pasangan 4 berakta nikah
90
55
%
170
2013
%
2
90
Bayi berakta kelahiran
45
2012 %
80
Jumlah penduduk 1 yang ber KTP
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, 2014, 2013 dan 2012 bahwa dari 4 (empat) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 2 indikator yang yang mengalami trend fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator “jumlah penduduk yang ber KTP dan indikator prosentase pasangan berakte nikah” pada “indikator bayi berakta kelahiran” telah mengalami tren penurunan sedangkan pada indicator “Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk” telah mengalami tren meningkat. Analisa perbandingan realisasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Prosentase pada indikator jumlah penduduk yang ber KTP mengalami tren secara fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 62,11% kemudian meningkat menjadi 64,69% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami tren penurunan angka realisasi sebesar 60,10% dan tahun 2015 menurun angka realisasi 59 % Tetapi untuk angka capaian kinerja mengalami tren penurunan pada tahun 2012 capaian sebesar 77,51% kemudian menjadi 71,88% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
telah juga mengalami tren penurunan capaian sebesar 66,78%.dan tahun 2015 juga mengalami tren penurunan capaian sebesar 59%. 2) Prosentase indikator bayi berakta kelahiran mengalami tren penurunan pada tahun 2012 realisasi sebesar 85,67% kemudian menurun menjadi 76% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014, tahun 2015 menurun angka realisasi 50,6%, juga mengalami tren penurunan angka realisasi sebesar 68%. Begitu juga untuk angka capaian kinerja mengalami tren penurunan pada tahun 2012 capaian sebesar 155,76% kemudian menurun menjadi 126,67% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 juga mengalami tren penurunan capaian sebesar 104,62,11.dan tahun 2015 mengalami peningkatan capaian sebesar 72,29%. 3) Prosentase indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk telah mengalami tren peningkatan, pada tahun 2012 realisasi sebesar 46,50% kemudian pada tahun 2013 telah mengalami peningkatan realisasi sebesar 446,86% dan pada tahun 2014 realisasi meningkat menjadi 486,08%. tahun 2015 menurun angka realisasi 50,6 % Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren peningkatan pada tahun 2012 capaian sebesar 27,35% kemudian meningkat menjadi 255,35% pada tahun 2013 dan telah mengalami peningkatan juga pada tahun 2014 sebesar 270,04%.dan tahun 2015 capaian realisasi sebesar 954,6% dan capaian kinerja mengalami peningkatan atau melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu 185 permil. 4) Indikator persentase Pasangan Berakte Nikah telah mengalami tren Fluktuatif, pada tahun 2012 realisasi sebesar 59% kemudian pada tahun 2013 telah mengalami penurunan angka realisasi sebesar 49% dan pada tahun 2014 angka realisasi meningkat menjadi 158%. tahun 2015 menurun angka realisasi 121,5% , Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 capaian sebesar 131,11% kemudian menurun menjadi 81,66% pada tahun 2013 dan telah mengalami peningkatan juga pada tahun 2014 sebesar 243,08%.dan tahun 2015 capaian kinerja mengalami penurunan atau kurang dari target yang sudah ditetapkan yaitu 70%.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan rencana RPJMD Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1
Jumlah penduduk yang ber KTP
2 Bayi berakta kelahiran
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Target sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
59
95
62,11
%
50,6
75
67,47
3
Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk
‰
954,6
190
502,42
4
Prosentase pasangan berakta nikah
%
121,5
75
162,11
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif yaitu 62.11%, 67.47%, 502.42% dan 162,11.00%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih. 4. Perbandingan realisasi kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternative solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan:
atau
1) Capaian indikator jumlah penduduk yang ber KTP tahun 2015 sebesar 62,11% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 95% dengan capaian angka realisasi sebesar 62,11% Capaian indikator tersebut dibawah
target, hal ini disebabkan masih
banyak penduduk yang belum mengurus pembuatan KTP baik penduduk yang baru menginjak di atas >17 tahun maupun yang memperbaharui KTP yang telah habis masa berlakunya. Untuk tahun yang akan datang diharapkan penduduk mempunyai kesadaran masing – masing untuk melaporkan dokumen kependudukannya berupa pengurusan KTP sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan administrasi kependudukan. 2) Capaian indikator bayi berakta kelahiran tahun 2015 sebesar 72,29 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan angka realisasi sebesar 50,6 %. Tingginya pencapaian angka tersebut disebabkan banyak penduduk secara cepat melaporakan data kelahiran anaknya dan dibuatkan akte kelahirannya. Hal ini tidak lain adalah untuk mendapatkan status penambahan anggota keluarga sekaligus mempermudah pelayanan administrasi kependudukan. 3) capaian indikator kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk sebesar 516 % dari target yang sudah ditetapkan sebesar 185 permil dengan angka realisasi sebesar 954,6%. Tingginya pencapaian angka kepemilikan akta kelahiran sebagian besar disebabkan tingginya kesadaran dari penduduk
untuk melaporkan data
kelahirannya dalam bentuk pengurusan akta kelahiran. Pada tahun 2015 di tempuh upaya menjemput bola dalam rangka meningkatkan pencapaian target pembuatan akta kelahiran. 4) Capaian indikator persentase pasangan berakte nikah sebesar 173,57% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 70% dengan angka realisasi sebesar 121,5 %. Hal ini disebabkan indikator tersebut diperuntukan bagi pengurusan akte catatan sipil untuk penduduk beragama Kristen saja, sedangkan untuk penduduk beragama islam dicatat alam departemen agama. Pada akhir tahun 2015 angka capaian untuk indikator ini sebesar 173,57 % melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 70%. Sebenarnya
angka
ini
belum
mewakili
indikator
sebenarnya
karena
memprioritaskan agama tertentu saja. Kedepan pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akan berkoordinasi dengan pihak departemen agama untuk
memperjelas indikator ini sehingga diperoleh data pasangan nikah yang mewakili keseluruhan agama dan angka yang diperoleh dapat diinterprestasikan secara jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
5.1.4. Sasaran Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 1. Perbandingan antara target dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1 2 3 4 5
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan Prosentase izin terbit sesuai standar Tingkat penerapan pengelolaan arsip secara baku Prosentase lahan bersertifikat
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
%
85
100
117,65
%
68,30
100
146,41
%
56,25
84,43
150,10
%
14
36
257,14
%
14
12,98
92,71
1) Capaian indikator keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda pada Tahun 2015 sebesar 117,65% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 85% dengan angka realisasi sebesar
100%. Hal ini menunjukkan capaian yang sangat baik
karena sudah melampaui target yang ditetapkan oleh RPJM. 2) Capaian indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan tahun 2015 sebesar 146,41% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 68,30% dengan angka realisasi sebesar 100%. Capaian indikator tersebut melebihi target yang sudah di tetapkan. 3) Capaian indikator persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar 150,10% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi sebesar 84,43%. Capaian Indikator tersebut melebihi target yang sudah ditetapkan. Atau sudah sangat baik. Angka realisasi Indikator Persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar 84,43 % merupakan perbandingan jumlah produk perizinan
dan
non perizinan sesuai standar waktu sebanyak dengan jumlah
produk perizinan dan non perizinan yang diterbitkan.
4) Capaian indikator pengelolaan arsip secara baku pada tahun 2015 sebesar 257,14% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 14% dengan angka realisasi sebesar 36%. Capaian indikator tersebut belum mencapai target, hal ini di sebabkan karena meningkatnya kesadaran akan pentingnya arsip. 5) Capaian indikator persentase lahan bersertifikat pada tahun 2015 sebesar 92,71% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 14% dengan angka realisasi sebesar 12,98%. Capaian indikator tersebut masih di bawah target yang ditetapkan, namun angka tersebut sudah sangat baik dan hampir mendekati 100%. adapun luas lahan bersertifikat di Kabupaten Musi Banyuasin sampai dengan 2015 sebanyak 70,62,110 ², sedangkan luas lahan yang seharusnya bersertifikat di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 120.62,110 m².
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013, dan tahun 2012
Target
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
85
57,89
96,48
29
100
96,48
160,80
48,33
117,65
67,20
68,30
64,46,67
100
100
100
100
152,67
148,81
146,41
2015
2014 60
65,50
2013 60
%
2012
%
60
Keputusan DPRD yang 1 ditindaklanjuti oleh Pemda Pejabat yang telah 2 memenuhi persyaratan kepangkatan
Satuan
64,46,67
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%) Target
Realisasi
178,57
125
58,33
257,14
12,98
83,75
189
91,5
92,71
150,10
36
10,99
173,8
7
18,90
228,57
12,5
6,7
265,65
12,5
14
84,43
14
12
86,90
12
10
100
10
%
8
99,62,11
7
Prosentase 5 lahan bersertifikat
56,25
%
50,00
Tingkat penerapan 4 pengelolaan arsip secara baku
43,75
%
37,50
Prosentase izin 3 terbit sesuai standar
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2015, 2014, 2013 dan tahun 2012 bahwa dari 5 (Lima) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 3 indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasi dan capaian kinerjanya yaitu indikator “Keputusan DPRD yang ditindak lanjuti oleh Pemda”, Indikator “Tingkat Penerapan Pengelolaan Arsip secara Baku” dan Indikator “Prosentase Lahan Bersertifikat”. Sedangkan Pada indikator Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan dan Indikator “Prosentase Izin Terbit Sesuai Standar” tidak banyak mengalami perubahan di tahun 2015 pada angka realisasi dan capaian kinerjanya namun cenderung mengalami sedikit penurunan dibanding tahuntahun sebelumnya. Analisa perbandingan angka realisasi dan capaian kinerja setiap indikatornya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Indikator keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda, mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2012 angka realisasi sebesar 57,89 %, di tahun 2013 angka realisasi sebesar 96,48%, kemudian turun menjadi 29%. pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami naik menjadi 100%. Untuk angka capaian kinerjanya mengalami tren peningkatan pada tahun 2013 capaian sebesar 160,80% kemudian turun menjadi 48,33% pada tahun 2014. Akan tetapi pada tahun 2015 telah mengalami peningkatan sebesar 117,65%. Realisasi dan capaian kinerja tersebut mengalami peningkatan dikarenakan dari 5 jumlah keputusan yang dihasilkan oleh
DPRD, semuanya
semuanya berhasil ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin. 2) Indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan mengalami tren yang sedikit menurun. Pada Tahun 2012 angka realisasi sebesar 64,46,67, tetapi pada tahun 2013, 2014 dan 2015 angka realisasi tidak mengalami perubahan atau tetap (konstan) yaitu sebesar 100%. Untuk angka capaian kinerjanya mengalami tren yang sedikit menurun pada tahun 2012 capaian indikator
sebesar 100 %,
kemudian di tahun 2013 capaian naik sebesar 152,67% kemudian turun menjadi 148,81% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 sedikit mengalami penurunan lagi yaitu sebesar 146,41%. 3) Indikator prosentase izin terbit sesuai standar mengalami penurunan, pada tahun 2012 angka realisasinya sebesar 99,62,11, tahun 2013 angka realisasi sebesar 100% kemudian meningkat menjadi 86,90% pada tahun 2014 namun pada tahun 2015 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 84,43%. Demikian juga untuk angka capaian kinerjanya mengalami tren penurunan dari 265,65% di tahun 2012, menjadi sebesar 228,57% di tahun 2013, kemudian turun menjadi 173,8% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 telah kembali mengalami penurunan sebesar 150,10%. Hal ini dikarenakan banyaknya izin terbit yang tidak sesuai standar dan belum memenuhi persyaratan yang ada. 4) Indikator tingkat penerapan pengelolaan arsip secara baku menunjukkan tren yang fluktuatif, namun di tahun 2015 mengalami perkembangan yang cukup baik. pada tahun 2012 dan 2013 angka realisasi sebesar 12,5% kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 7% akan tetapi pada tahun 2015 mengalami tren peningkatan yang cukup signifikan yaitu 36%. untuk angka capaian kinerjanya mengalami
tren
peningkatan pada tahun 2012 nilai capaian sebsar 178,57%, di tahun 2013 capaian turun menjadi 125% kemudian kembali mengalami penurunan menjadi 58,33% pada tahun 2014 namun di tahun 2015 mengalami peningkatan yang sangat pesat menjadi sebesar 257,14%. Hal ini disebabkan tingginya tingkat
kesadaran
masyarakat dan pemerintah dKabupaten Musi Banyuasian akan pentingnya arsip sesuai dengan semboyan “Arsip Hilang Aset Melayang”.
5) Indikator prosentase lahan bersertifikat mengalami tren yang fluktuatif. Pada tahun 2012 angka realisasinya sebesar 6,7%. Tahun 2013 angka realisasi meningkat menjadi sebesar 18,90% kemudian turun menjadi 10,99% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 kembali mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 12,98%. untuk angka capaian kinerjanya mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 sebesar 83,75%, tahun 2013 capaian sebesar 189% kemudian mengalami penurunan menjadi 91,58% pada tahun 2014 turun menjadi 91, 5%, kemudian terjadi sedikit peningkatan di tahun 2015 92,71%.
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan rencana RPJMD Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
1 2
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan
Nama Indikator
3 4 5
Prosentase izin terbit sesuai standar Tingkat penerapan pengelolaan arsip secara baku Prosentase lahan bersertifikat
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
%
100
90
111,11
%
100
70,23
142,39
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
84,43
68,75
122,81
%
36
20
180
%
12,98
18
72,11
% Capaian
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017
menunjukkan angka yang positif yaitu keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda 111,11 %, indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan 142,39%, prosentase izin terbit sesuai standar sebesar 122,81% dan indikator tingkat
penerapan pengelolaan arsip secara baku 180%, dan dan indikator prosentase lahan bersertifikat sebesar 72,11% berada dalam kategori baik sekali karena sudah mendekati bahkan ada yang melampaui target RPJMD. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebi.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional Dari 5 (lima) indikator sasaran yang digunakan tersebut, terdapat 1 (satu) indikator yeng menggunakan standar nasional (SPM), dimana tidak ada perbedaan antara target RPJMD dan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternative solusi yang telah dilakukan 1) Dari Capaian indikator keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda pada Tahun 2015 sebesar 100%. Capaian indikator tersebut melampaui target RPJMD,Hal ini dikarenakan dari 5 keputusan DPRD yang ada, semuanya dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan baik. Capaian kinerja terhadap keputusan yang ditindaklanjuti pada tahun 2015 dengan target 5 keputusan dan terealisasi 5 keputusan atau 100% yaitu : 1) Keputusan No.27/KEP/DPRD/2015 tanggal 4 Agustus 2015, tentang Rekomendasi atas Laporan LKPJ Tahun Anggaran 2015. 2) Keputusan No.32/KEP/DPRD/2015 tanggal 28 Agustus 2015, tentang Pertanggungjawaban
APBD
No.34/KEP/DPRD/2015 Penyesuaian
terhadap
tanggal
Tahun 10
Raperda
Anggaran
2014,
September
2015,
Kabupaten
Musi
3)
Keputusan
Penyempurnaan Banyuasin
dan
tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Perbup Musi Banyuasin tentang Penjabaran pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Tahun Anggaran 2014, 4) Keputusan No.35.b/KEP/DPRD/2015 tanggal 5 November 2015 tentang Laporan Hasil resesDPRD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015, dan 5) Keputusan No. 44/ KEP/DPRD/2015 tanggal 25 November 2015, tentang penetapan Program Pembentukan peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015. 2) Capaian indikator pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan tahun 2015 sebesar 100%. Capaian indikator tersebut telah melebihi target, hal ini disebabkan pejabat yang menduduki jabatan memang pejabat yang sudah memenuhi persyaratan kepangkatan sesuai tingkat eselon dengan persyaratan yang telah ditentukan. 3) Capaian indikator persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar 150,10%. Capaian Indikator tersebut sudah hampir mendekati target, dan sudah baik karena berada diatas target RPJMD, hal ini disebabkan pada tahun 2015 terdapat program peningkatan kualitas dan produktifitas pelayanan perizinan dan non perizinan kegiatan optimalisasi pelayanan perizinan dan non perizinan. Angka realisasi indikator persentase izin terbit sesuai standar pada tahun 2015 sebesar 84,43 % merupakan perbandingan jumlah produk perizinan
dan
non perizinan
sesuai standar waktu dengan jumlah produk perizinan dan non perizinan yang diterbitkan. 4) Capaian indikator pengelolaan arsip secara baku pada tahun 2015 sebesar 180%. Capaian indikator tersebut sudah melebihi target ditetapkan dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar 31%. Indikator ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, hal ini di sebabkan karena meningkatnya kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya arsip. 5) Capaian indikator persentase lahan bersertifikat pada tahun 2015 sebesar 92,71%. Capaian indikator tersebut hampir mendekati target dan diharapkan akan mengalami peningkatan hingga mencapai 100%. Masih adanya lahan yang belum bersertifikat disebabkan karena masih menunggu proses pembuatan sertifikat di Kantor Pertanahan Kabupaten Musi Banyuasin. Angka realisasi indikator persentase lahan bersertifikat sebesar 12,98%. Luas lahan bersertifikat di Kabupaten Musi Banyuasin sampai dengan 2015 sebanyak 70,62,110 m² sedangkan luas lahan
yang seharusnya bersertifikat di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 120.62,110 m².
Tujuan 5.2. Mewujudkan Iklim Pembangunan Yang Kondusif Tujuan mewujudkan iklim pembangunan yang kondusif didukung oleh 2 (dua) sasaran.
Rincian
analisis
capaian
masing-masing
sasaran
yang
mendukung
tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 5.2.1. Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Perbandingan antara terget dengan realisasi tahun 2015
Nama Indikator 1 2 3 4
Keselarasan program nasional dengan RPJMD Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
Satuan
Target 2015
Realisasi 2015
% Capaian
%
84
80
95,24
%
99
90
90,91
%
100
100
100
%
100
100
100
1. Capaian indikator keselarasan program nasional dengan RPJMD tahun 2015 sebesar 95,24% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 84% dengan angka realisasi sebesar 80%. Dengan demikian capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik. 2. Indikator penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD dengan target tahun 2015 sebesar 99%, dengan angka realisasi sebesar 90% pencapaian indikator tahun 2014 ini sebesar 90,91%, dengan demikian capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik. 3. Capaian
indikator persentase dokumen perencanaan umum daerah yang ada
sebesar 100% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi 100% atau hampir mencapai target. Dengan demikian capaian indikator tersebut sudah dapat dikatakan dalam kategori sangat baik.
4. Capaian indikator persentase / jumlah dokumen data dan statistik daerah yang dihasilkan tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah sebesar 100% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi sebesar 100% atau telah mencapai target, dengan demikian capaian indikator tersebut dapat dikatakan dalam kategori sangat baik.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012
2015 95,24 90,91 100
2014 96,30 85,86 100
2013 100 93,88 100
2012 133,33 64,94 100
2015 90 100
80
2014 85 100
78
2013 128,21 92
2014
2015
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
%
2013
Tingkat pemenuhan 4 dokumen statistik daerah
100
Satuan
2012
Nama Indikator
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
100
Target
100
2012 63,64 100
100
2015 99 100
84
2014 99
81
2013 78
100
%
98
75
%
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
100
Tingkat pemenuhan 3 dokumen perencanaan
%
98
Keselarasan program 1 nasional dengan RPJMD Penjabaran Program 2 RPJMD ke dalam RKPD
Satuan
100
Nama Indikator
2012
Target
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja pada tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012. Bahwa dari 4 indikator sasaran yang ditetapkan terdapat semuanya menunjukkan nilai yang positif. Analisa perbandingan realisasi dan capaian kinerja setiap indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Indikator keselarasan program nasional dengan RPJMD, mengalami tren fluktuatif pada tahun 2012 realisasi sebesar 100% kemudian ditahun 2013 mengalami peningkatan realisasi sebesar 128,21% kemudian Turun menjadi 78% pada tahun 2014 tetapi pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka realisasi sebesar 80%. Demikian juga untuk angka capaian kinerja mengalami tren penurunan pada tahun 2013 capaian sebesar 100% kemudian capaian menurun menjadi 96,30% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 kembali mengalami kenaikan capaian sebesar 95,24%. 2) Indikator Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD fluktuatif pada tahun 2012 realisasinya hanya sebesar 63,64, namun terjadi peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2013 realisasinya menjadi sebesar 92% kemudian sedikit turun menjadi 85% pada tahun 2014 tetapi pada tahun 2015 kembali mengalami sedikit peningkatan angka realisasi sebesar 90%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 2013 capaian sebesar 93,88% kemudian capaian turun menjadi 85,86% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan capaian sebesar 90,91%. 3) Indikator tingkat pemenuhan dokumen perencanaan, selama periode tahun 20122015, tidak mengalami perubahan atau konstan yaitu sebesar 100%. 4) Indikator tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah, pada tahun 2012, 2013, 2014, dan tahun 2015 baik target, realisasi maupun capaian sebesar 100%,
3. Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan rencana RPJMD Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
1
Keselarasan program nasional dengan RPJMD
%
80
90
88,89
2
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
%
90
100
90
3
Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan
%
100
100
100
4
Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
%
100
100
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan masing-masing indikator yaitu 88,89%, 90%, 100% dan 100% yaitu dengan rata-rata di atas 80%. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100%.
4. Perbandingan realisasi kinerja Tahun 2014 dengan standar nasional Dari 4 (empat) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Capaian indikator keselarasan program nasional dengan RPJMD tahun 2015 sebesar 88,88% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 90% dengan angka
realisasi sebesar 80%. Berikut jumlah program RPJMD tahun 2015 sebanyak 11 program yaitu : (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola (2) Pendidikan (3) Kesehatan (4) Penanggulangan kemiskinan (5) Ketahanan pangan (6) Infrastruktur (7) Iklim investasi dan iklim usaha (8) Energi
(9) Lingkungan hidup dan pengelolaan
rencana (10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik (11) Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi sedangkan jumlah program nasional tahun 2012 sebanyak 11 program atau sama dengan program yang ada di RPJMD. 2) Indikator penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD dengan target tahun 2015 sebesar 100%, angka realisasi 90% sedangkan target di renstra sebesar 92%, sedangkan target RPJM sebesar 99% maka pencapaian indikator tahun 2015 ini sebesar 90,91%. Ini menunjukkan antara target dan hasil yang dicapai sudah sesuai dan diharapkan akan terus mengalami peningkatan hingga 100% ditahun 2017 nanti. 3) Capaian
indikator persentase dokumen perencanaan umum daerah yang ada
sebesar 100% dari target RPJM yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi 100% atau sudah mencapai target dan diharapkan pada akhir tahun RPJMD target tersebut bisa mencapai 100%. Hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menyediakan dokumen perencanaan sesuai dengan ketentuan seharusnya yaitu RPJMD 2012-2017, IKU, IKU-PPAS,Renstra, Renja dan TAPKIN ( Penetapan Kinerja) tahun 2015. 4) Capaian indikator persentase / jumlah dokumen data dan statistik daerah yang dihasilkan tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah sebesar 100% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 100% dengan angka realisasi sebesar 100% atau telah mencapai target. Adapun jumlah dokumen statistic yang tersedia yaitu (1) Dokumen PDRB 2011-2015 (2) Dokumen Muba Dalam Angka (3) Kecamatan Dalam Angka, (4) Buku Standarisasi Satuan Harga Bahan dan Upah Kabupaten Musi Banyuasin, (5) Survey Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015, (5) Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah dan (6) Pengelolaan data dan informasi \Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Optimalisi data dan informasi yang akurat sesuai dengan kondisi yang ada sangat dituhkan oleh setiap pemangku kepentingan, oleh karena itu, data/informasi tersebut hendaknya
dimanfaatkan sebagai
acuan dalam mennentukan langkah strategis bagi
pembangunan, baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Jumlah dokumen – dokumen tersebut merupakan dokumen yang harus tersedia pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Bappeda bekerja bekerja sama dengan BPS dalam pemenuhan dokumen statistic) Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan survey oleh pihak BPS setelah hasil survey diperoleh pihak BPS menyampaikan seluruh hasil data survey tersebut ke kantor Bappeda Kabupaten Musi Banyuasin. Bappeda Kab. Muba kemudian membuat dokumen berupa buku katalog seperti buku PDRB dan buku Muba dalam Angka untuk dibagikan ke SKPD-SKPD yang memerlukan.
5.2.2. Sasaran Meningkatnya Wawasan Kebangsaan dan Politik Masyarakat 1. Perbandingan antara terget dengan realisasi tahun 2015 Nama Indikator 1
Penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten Nama Indikator
2 3 4
Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Rasio Pos Siskamling per Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
Satuan
Target 2015
Realisasi % 2015 Capaian
%
95
Satuan
Target 2015
Orang
7-8
5-6
75
%
74
81,2
109,73
Orang
2
23.83
1.191,5
100
105,26
Realisasi % 2015 Capaian
1) Capaian indikator penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 105,26%. Di dapat dari hasil perhitungan jumlah pelanggaran dan tingkat penyelesaian pelanggaran angka realisasi indikator penyelesaian pelanggaran K3 di Kabupaten Musi Banyuasin selama Tahun 2015 terealisasi 100% sedangkan target indikator penyelesaian pelanggaran K3 95%.
2) Capaian indikator jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk pada tahun 2015 sebesar 75% dari perbandingan target 7-8 orang personil per 10.000 penduduk (100%) terealisasi 5-6 orang personil per 10.000 penduduk (75%) berdasarkan perhitungan dari jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin per 31 Desember 2015 sebanyak 46,675 orang 3) Capaian indikator pada rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan pada tahun 2015 dapat dikatakan cukup baik, dengan angka sebesar 74% rencana dan 81,25% realisasi dengan persentase capaian sebesar 109,8 %. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan dibidang keamanan dibanding tahun sebelumnya. 4) Capaian indikator jumlah linmas per 10.000 penduduk pada tahun 2015 sebesar 1.191,5% dari target yang ditetapkan sebesar 2. Hal ini Disebabkan meningkatnya jumlah linmas di tahun 2015 yaitu sebesar 1.860 orang di tahun 2015.
2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2015, tahun 2014, tahun 2013 dan tahun 2012.
105
105,26
75
75
2015
100 100
2014
95,98 100
2013
100 5-6
2012
100 5-6
2015
95 7-8
2014
91,18 7-8
2013
95 7-8
2012
95 7-8
2015
95 7-8
2014
95 7-8
2013
%
Penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, 1 ketentraman, keindahan) di Kabupaten Jumlah Polisi Pamong Praja 2 per 10.000 penduduk
Satuan
Capaian Kinerja (%)
Realisasi
Orang
Nama Indikator
2012
Target
-
-
109,73
7-8
1.575,5
1.191,5
4
66
2
200
58
2
81,25
74
2
23,83
66
2
-
58
Orang
31,51
50
Jumlah Linmas 4 per 10.000 penduduk
-
%
38
Rasio Pos Siskamling per 3 Jumlah Desa/Kelurahan
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja pada tahun 2015, 2014 dan 2013. Bahwa 2 indikator sasaran yang ditetapkan yaitu indikator penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin, dan indikator jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk tidak mengalami perubahan (konstan) sedangkan 2 indikator lainnya yaitu indikator rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan, dan indikator. jumlah linmas per 10.000 penduduk mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Analisa perbandingan realisasi dan capaian kinerja setiap indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Capaian
Indikator
penyelesaian
pelanggaran
K3
(ketertiban,
ketentraman,
keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin mengalami tren peningkatan dari tahunketahun. Pada tahun 2012 realiasinya sebesar 91,18%, Tahun 2013 95%, kemudian ditahun 2014 dan 2015 realisasinya sama yaitu mengalami kenaikan sebesar 100%. Begitu juga pada angka capaian sebesar terus mengalami peningkatan dari 95,98% di tahun 2012, menjadi 100% di tahun 2013 kemudian kembali mengalami kenaikan sebesar 105%, dan di tahun 2015 menjadi sebesar 105,26%. 2) Indikator jumlah polisi pamong praja per 10.000, mengalami tren yang sedikit menurun, pada tahun 2012 dan 2013 realisasinya sebesar 7-8 orang dan pada tahun 2014 juga tetap 7-8 tetapi pada tahun 2015 mengalami tren penurunan pada angka realisasi sebesar 5-6%. Begitu juga pada angka capaian kinerja di turun dari 100% di Tahun 2012 dan 2015 menjadi sebesar 75% ditahun 2014 dan 2015. 3) Indikator pada rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 terdapat target sebesar 50,58, dan 66% tetapi target tersebut tidak dapat terealisasi ditahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan target sebesar 74% dengan realisasi
sebesar 81,25% sehingga menghasilkan
capaian kinerja sebesar 23,83%. Pada tahun 2014 tidak terdapat anggaran sehingga kegiatan tidak dapat terlaksanakan. Namun di tahun 2015 berdasarkan data dari instansi vertikal (Kepolisian) dari 240 Desa yang ada Di Kabupaten Musi Banyuasin terdapat 195 Pos Kamling. Dengan target sebesar 74% dan Realisasi sebesar 81,2% maka capaian yang didapat cukup memuaskan yaitu sebesar 109,73%. 4) Indikator jumlah linmas per 10.000 penduduk, mengalami tren yang berfluktuafif setiap tahunnya. Pada tahun 2012-2015 ditargetkan sebesar 2 orang, namun realisasi pada tahun 2012 sebesar 4 orang kemudian naik menjadi 38 orang di tahun 2013, dan tahun 2014 turun sebesar 31,51 orang
dan pada tahun 2015
kembali turun dengan realisasi sebesar 23,83%. Untuk angka capaian kinerja mengalami tren penurunan pada tahun 2014 capaian sebesar 1.575,5%, kemudian capaian turun menjadi 1.191,5% pada tahun 2015.
3.
Perbandingan antara realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dengan rencana RPJMD Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Nama Indikator 1
2
Penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
Satuan
Realisasi s.d Tahun 2015
Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 2017
% Capaian
%
100
95
105,26
Orang
5-6
7-8
75
3
Rasio Pos Siskamling per jumlah penduduk
%
81,25
90
90,22
4
Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
Orang
23,83
2
1.191,5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 105%, 75%, 90,22%, 1.191,5%, dengan kategori baik. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-4 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 100% atau lebih dan jika dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan persentase.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternative solusi yang telah dilakukan Berikut
merupakan
analisa
penyebab
keberhasilan/kegagalan
atau
peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan: 1) Capaian indikator penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 105,26%. Pada indikator Penyelesaian
Pelanggaran
K3
di Kabupaten
Musi Banyuasin
mengalami
peningkatan di tahun 2015 ini Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin mampu menyelesaikan pelanggaran K3 105% dari pelanggaran K3 yang dilaporkan sebanyak 75 pelanggaran dan tingkat penyelesaian pelanggaran sebanyak 75 pelanggaran, sedangkan target RPJMD 95% sehingga pada tahun 2015 ini indikator Penyelesaian Pelanggaran K3 di Kabupaten Musi Banyuasin
mampu melebihi target RPJMD yang telah ditetapkan, jika dibandingkan dengan tahun awal periode RPJMD Faktor pendorong keberhasilan pencapaian adalah dikarenakan tidak adanya penyelesaian pelanggaran K3 yang tertunda. 2) Indikator rasio jumlah Pol PP Per 10.000 Penduduk 75%. Indikator Rasio jumlah Pol PP Per 10.000 Penduduk perbandingan antara capaian kinerja tahun 2015 dengan capaian kinerja tahun 2014 tidak mengalami perubahan dari capaian 75%. Atau 5-6 personil per 10.000 penduduk. Hal ini di sebabkan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di Kabupaten Musi Banyuasin, sedangkan jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin hanya berjumlah 46,675 orang pada tahun ini sehingga tidak mencapai target rencana akhir RPJMD, namun jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin yang sekarang sudah memenuhi standar jumlah personil untuk Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman penetapan jumlah Satuan Polisi Pamong Praja. 3) Capaian indikator pada rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan tahun 2015 sebesar 81,25% dengan persentase capaian sebesar 90,28%. Hal ini menunjukkan angka yang sangat baik karena hampir mendekati target pada akhir tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 90%, salah satu faktor penyebab keberhasilannya yaitu dari 14 kecamatan dan 240 desa yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin, terdapat 195 Pos kamling, Hanya 4 Kecamatan yang belum memiliki poskamling yaitu : Kecamatan Babat Supat, Lalan, Tungkal Jaya dan Lawang wetan. 4) Prosentase jumlah linmas per 10.000 penduduk desa pada tahun 2014 capaian kinerja sebesar 1.575,5% sedangkan pada tahun 2015 capaian kinerja sebesar 1.191,5% telah mengalami tren penurunan. terjadinya penurunan tersebut disebabkan adanya pengurangan jumlah TPS di Kabupaten Musi Banyuasin dan dapat kami jelaskan juga bahwa sejak tahun 2014 LINMAS sudah berada di bawah naungan Sat Pol PP Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Berdasarkan data yang ada, Adapun jumlah seluruh satuan
perlindungan masyarakat (Satlinmas) yang tersebar di 240 Desa Kabupaten Musi Banyuasin berjumlah 1.860 orang.
Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD 2017
CAPAIAN (%)
1
2
3
4
5
6
7
1.
Meningkatnya hasil produksi pertanian,perkebu nan dan perikanan yang mendukung ketahanan pangan
1
Produktivitas padi pertahun
ton/ha
4.73
4.50
105.11
2
Produktivitas jagung pertahun
ton/ha
6.68
4.56
146.49
3
Penguatan cadangan pangan
% per tahun
752.38
100.00
752.38
4
Skor pola pangan harapan (PPH)
%
78.04
100.00
78.04
5
Produksi daging pertahun
1,615.00
1,717.00
94.06
ton/ha
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berkembangnya koperasi,usaha kecil dan menengah Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa
Berkembangnya industri kecil dan menengah yang mendukung peningkatan nilai investasi daerah
Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja
Meningkatnya perlindungan budaya lokal
6
Produksi telur pertahun
ton/ha
385.34
687.00
56.09
7
Produksi Perikanan pertahun
ton/ha
17,842.00
17,62,115 .00
101.23
1
Koperasi aktif
95.66
100.00
95.66
2
Jumlah usaha mikro dan kecil
13,556.00
1,487.00
911.63
1
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang aktif
%
17.50
18.00
97.22
2
PKK aktif
Klpk
72.00
85.00
84.71
1
Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah
%
5.71
15.77
36.21
2
Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah pertahun
%
3.02
5.1
59.22
3
Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah
%
3.68
4.40
83.64
1
Unit usaha yang memiliki perizinan
%
15.47
35.00
44.20
2
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
%
4.41
44.26
9.96
1
Angka partisipasi angkatan kerja
%
69.40
85.00
81.65
2
Pencari kerja yang ditempatkan
%
90.76
50.00
292.52
3
Pengangguran terbuka
%
3.98
14.59
27.28
4
Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis
%
96.36
32.00
301.13
1
Jumlah sanggar seni dan budaya yang aktif
klpk
5.00
10.00
50.00
% unit
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD 2017
CAPAIAN (%)
1
2
3
4
5
6
7
8.
Meningkatnya kualitas pariwisata daerah Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan
NO
9.
10.
Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman
1
Kunjungan wisatawan
orang
13,525.00
5,000.00
270.50
1
Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik
%
42.46,67
55.00
77.22
2
Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk
Km
75.25
100.00
75.25
1
Persentase rumah layak huni
%
84.32
90.00
93.69
2
Rumah tangga pengguna air bersih
%
85.81
90.00
95.34
masyarakat
11
12.
13.
14.
15.
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika
Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah
Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup
3
Persentase Penduduk berakses air minum
%
64.80
60.00
108.00
4
Rumah ber-IMB
%
21.10
45.00
46.89
5
Persentase ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
20.00
23.25
20.00
116.25
1
Rasio Ijin trayek
Pddk
0.000135
0.000140
96.43
2
Kepemilikan KIR angkutan umum
unit
560.00
500.00
112.00
3
Jumlah rambu-rambu yang tersedia dalam kondisi baik
unit
1,208.00
1,100.00
109.82
1
Jumlah jaringan telekomunikasi
Titik
20.00
80.00
25.00
2
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
%
0.01
0.01
100.00
3
Cakupan desa yang menerima informasi pembangunan daerah
%
11.32
90.00
12.58
4
Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika
Kec
14.00
14.00
100.00
1
Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina
%
100.00
100.00
100.00
2
Jumlah transmigran yang terbina
kk
430.00
150.00
286.67
1
Desa mendapat aliran listrik ( rasio elektrifikasi)
%
98.30
100.00
98.30
2
Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan
%
100.00
100.00
100.00
3
Persentase penambangan liar yang ditertibkan
%
60.00
75.00
80.00
1
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.
%
86.95
95.00
91.53
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD 2017
CAPAIAN (%)
1
2
3
4
5
6
7
2
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara.
%
86.95
95.00
91.53
3
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti.
%
55.00
100.00
55.00
16.
17.
Meningkatnya perlindungan kawasan hutan
Meningkatnya mutu pendidikan masyarakat
1
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
26.46,67
25.00
105.88
2
Kerusakan Kawasan Hutan
%
13.74
25.00
54.96
1
Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km
%
100.00
100.00
100.00
2
Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km
%
100.00
100.00
100.00
3
Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang
%
92.00
85.00
108.24
4
Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 36 orang
%
97.00
90.00
107.78
5
Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
%
92.00
35.00
262.86
6
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel
%
96.00
75.00
128.00
7
Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya
%
65.00
60.00
108.33
8
Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik
%
100.00
98.00
102.04
9
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
%
85.00
100.00
85.00
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD 2017
CAPAIAN (%)
1
2
3
4
5
6
7
10
Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
%
99.00
75.00
132.00
11
Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
%
68.00
50.00
136.00
18.
Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
12
Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
%
77.00
35.00
220.00
13
Jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik
%
94.00
50.00
188.00
14
Jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik
%
98.00
80.00
122.50
15
Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau DIV dan telah bersertifikat pendidik
%
96.00
50.00
192.00
16
Rasio pengunjung perpustakaan
29,814.00
15,242.00
195.60
1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
%
92.55
95.00
97.42
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
%
90.34
92.00
98.20
3
Cakupan pelayanan nifas
%
86.46
90.00
96.07
4
Cakupan kunjungan bayi
%
97.56
90.00
108.40
5
Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal child Immunization)
%
91.56
100.00
91.56
6
Cakupan pelayanan anak balita
%
85.33
70.00
121.90
7
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin
%
69.73
100.00
69.73
8
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
%
100.00
100.00
100.00
9
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat
%
82.59
80.00
103.24
10
Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
1.60
1.50
106.67
Per 100.000 Pddk
SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD 2017
CAPAIAN (%)
3
4
5
6
7
Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD yang ditangani
%
100.00
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1
2 11
orang
100.00
100.00
12
13
14 19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
NO
Meningkatnya kualitas keluarga kecil sejahtera Meningkatnya peran serta pemuda dan prestasi olah raga Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat
Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak
Terwujudnya masyarakat maju yang berakhlak mulia Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Meningkatnya kualitas pengawasan
SASARAN STRATEGIS
Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit diare Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB dan yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
%
60.88
100.00
60.88
%
100.00
100.00
100.00
%
40.00
40.00
100.00
1
Cakupan pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif
%
77.04
99.15
77.70
1
Lapangan olahraga per 1.000 penduduk
unit
2.00
25.00
8.00
1
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
%
9.77
2.71
360.52
2
Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya
%
10.34
9.00
114.89
3
Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
%
100.00
100.00
100.00
4
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
%
100.00
100.00
100.00
1
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
%
7.04
7.45
94.50
2
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
49.52
38.25
129.46
1
Rasio tempat ibadah dengan penganutnya (per 1.000 orang)
Unit
1,352.00
1,067.00
126.71
1
Peningkatan pendapatan asli daerah
%
4.94
25.00
19.76
2
SKPD pencatatan asetnya tertib
%
100.00
100.00
100.00
3
SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP
%
100.00
100.00
100.00
1
Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti
%
92.00
95.00
96.84
2
Temuan hasil pengawasan lainnya yang ditindaklanjuti
%
70.00
95.00
73.68
3
SKPD yang meningkat kinerja LAKIP-nya
%
35.00
75.00
46.67
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI THN 2015
TARGET AKHIR RPJMD 2017
CAPAIAN (%)
1 26.
27.
28.
29.
2 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat
3
4
5
6
7
1
Jumlah penduduk ber-KTP
%
59.00
95.00
62,11.11
2
Bayi berakte kelahiran
%
50.60
75.00
67.47
3
Kepemilikan Akta kelahiran per 1.000 penduduk
%
954.60
190.00
502.42
4
Persentase pasangan berakte nikah
%
121.50
75.00
162,11.00
1
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Pemda
%
100.00
90.00
111.11
2
Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan
%
100.00
70.23
142.39
3
Persentase izin terbit sesuai standar
%
84.43
68.75
122.81
4
Tingkat penerapan Pengelolaan arsip secara baku
%
36.00
20.00
180.00
5
Persentase lahan bersertifikat
%
12.98
18.00
72.11
1
Keselarasan program nasional dengan RPJMD
%
80.00
90.00
88.89
2
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
%
90.00
100.00
90.00
3
Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan
%
100.00
100.00
100.00
4
Tingkat pemenuhan dokumen statistik daerah
%
100.00
100.00
100.00
1
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
%
100.00
95.00
105.26
2
jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
orang
5-6
7-8
75.00
3
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
%
81.20
90.00
90.22
4
Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
orang
23.83
2.00
1,191.50
Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Dari Tabel 3.4 Akuntabilitas Keuangan tahun 2015, pencapaian sasaran jika dibandingkan dengan realisasi keuangan
menunjukkan bahwa dari 29 (dua puluh
sembilan) sasaran dan 139 (seratus tiga puluh sembilan) program terdapat 18 (delapan belas) sasaran
yang dilaksanakan dengan 102 (seratus dua) program telah
dilaksanakan secara efektif dan efisien, dimana rata-rata capaian indikator kinerja lebih tinggi dari persentase realisasi keuangan. 1. Meningkatnya
hasil
produksi
pertanian,
perkebunan
dan
perikanan
yang
mendukung ketahanan pangan Sasaran ini melalui 14 program dengan realisasi keuangan Rp. 30.326.251.003,00 dari anggaran Rp. 48.075.573.225,00 atau 84,45% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 15,55% dengan rata-rata capaian ini sebesar 193,46% 2. Berkembangnya koperasi, usaha kecil dan menengah Sasaran ini melalui 0 program dengan realisasi keuangan Rp. 0,00 dari anggaran Rp. 0,00 atau 0,00% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 100% dengan rata-rata capaian ini sebesar 575,46% 3. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa Sasaran ini melalui 3 Program dengan realisasi keuangan Rp. 9.318.378.700,00 dari anggaran Rp. 12.846.639.400,00 atau 79,52% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 20,48% dengan rata-rata capaian ini sebesar 97,08% 4. Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja Sasaran ini melalui 3 program dengan realisasi keuangan Rp. 1.081.932.800,00 dari anggaran Rp. 1.160.000.000,00 atau 95,45% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 4,55% dengan rata-rata capaian ini sebesar 199,75% 5. Meningkatnya kualitas pariwisata daerah Sasaran ini melalui 2 program dengan realisasi keuangan Rp. 1.340.465.820,00 dari anggaran Rp. 1.665.000.000,00 atau 84,78% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 15,22% dengan rata-rata capaian ini sebesar 300,56% 6. Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat
Sasaran ini melalui 7 program dengan realisasi keuangan Rp. 89.674.492.396,00 dari anggaran Rp. 129.290.000.000,00 atau 75,71% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 24,29% dengan rata-rata capaian ini sebesar 99,34% 7. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan Sasaran ini melalui 4 program dengan realisasi keuangan Rp. 2.946.561.044,00 dari anggaran
Rp. 5.330.000.000,00 atau 62,58%
sehingga
terdapat
efisiensi
penggunaan dana sebesar 37,42% dengan rata-rata capaian ini sebesar 117,49% 8. Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi Sasaran ini melalui 1 program dengan realisasi keuangan Rp. 115.672.250,00 dari anggaran Rp. 400.000.000,00 atau 28,92% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 71,08% dengan rata-rata capaian ini sebesar 193,33% 9. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah Sasaran ini melalui 5 program dengan realisasi keuangan Rp. 43.754.108.566,00 dari anggaran Rp. 55.260.375.720,00 atau 70,00% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 30,00% dengan rata-rata capaian ini sebesar 96,41% 10. Meningkatnya mutu pendidikan masyarakat Sasaran ini melalui 7 program dengan realisasi keuangan Rp. 69.314.579.371,00 dari anggaran Rp. 82.758.592.050,00 atau 72,70% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 27,30% dengan rata-rata capaian ini sebesar 173,65% 11. Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat Sasaran ini melalui 13 program dengan realisasi keuangan Rp. 150.435.783.010,00 dari anggaran Rp. 178.328.313.532,00 atau 87,74% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 12,26% dengan rata-rata capaian ini sebesar 105,93%
12. Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat Sasaran ini melalui 5 program dengan realisasi keuangan Rp. 3.844.229.485,00 dari anggaran Rp. 4.129.111.050,00 atau 91,85% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 8,15% dengan rata-rata capaian ini sebesar 176,56% 13. Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak
Sasaran ini melalui 3 program dengan realisasi keuangan Rp. 1.245.448.100,00 dari anggaran Rp. 1.296.900.000,00 atau 96,36% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 3,64% dengan rata-rata capaian ini sebesar 127,07% 14. Terwujudnya masyarakat maju yang berakhlak mulia Sasaran ini melalui 0 program dengan realisasi keuangan Rp. 0,00 dari anggaran Rp 0,00 atau 0,00% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 100% dengan rata-rata capaian ini sebesar 131,65% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan Sasaran ini melalui 1 program dengan realisasi keuangan Rp. 2.441.004.616,00 dari anggaran Rp. 2.565.458.000,00 atau 95,15% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 4,85% dengan rata-rata capaian ini sebesar Rp. 205,99% 16. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah Sasaran ini melalui 17 program dengan realisasi keuangan Rp. 334.333.572.694,00 dari anggaran Rp. 391.034.646.714,33 atau 75,74% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 24,26% dengan rata-rata capaian ini sebesar 152,80% 17. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah Sasaran ini melalui 7 program dengan realisasi keuangan Rp. 4.558.473.928,00 dari anggaran Rp. 5.576.491.500,00 atau 75,25% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 24,75% dengan rata-rata capaian ini sebesar 96,54% 18. Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat Sasaran ini melalui 10 program dengan realisasi keuangan Rp. 5.912.739.509,00 dari anggaran Rp. 6.201.120.800,00 atau 96,21% sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar 3,79% dengan rata-rata capaian ini sebesar 370,37% Analisis Program Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Penetapan Kinerja. Berdasarkan pernyataan penetapan kinerja Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2015, Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin telah berkomitmen untuk mencapai 29 sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2012-2017. Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan dengan 139 program.
Penetapan kinerja tahun 2015 yang berhasil melebihi target sebanyak 82 (delapan puluh dua) indikator kinerja dari 108 (seratus delapan) Indikator kinerja. Dari 82 (delapan puluh dua) indikator yang melebihi target di dukung oleh 106 (seratus enam) program. Program-program yang mendukung pencapaian penyataan penetapan kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Indikator produktivitas pagi pertahun di dukung program peningkatan ketahanan pangan 2. Indikator produktivitas jagung pertahun di dukung program peningkatan ketahanan pangan 3. Indikator
penguatan
cadangan
pangan
di
dukung
program
peningkatan
kesejahteraan petani dan program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 4. Indikator Produksi daging pertahun di dukung program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 5. Indikator produksi perikanan pertahun di dukung program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan, program pengembangan budidaya perikanan, program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar, program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dan program pengembangan perikanan tangkap 6. Indikator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang aktif di dukung Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 7. Indikator PKK Aktif di dukung Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa, dan program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa 8. Indikator Pencari kerja yang ditempatkan di dukung Program peningkatan kesempatan kerja 9. Indikator
Pengangguran
terbuka
di dukung
Program
perlindungan
dan
pengembangan lembaga ketenagakerjaan 10. Indikator Keselamatan kerja dan hubungan industrial yang harmonis di dukung Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 11. Indikator Kunjungan wisatawan di dukung Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, dan Program pengembangan destinasi pariwisata
12. Indikator Proporsi panjang jaringan jalan dengan kondisi baik di dukung Program Pembangunan
Jalan
dan
Jembatan,
Program
Pembangunan
saluran
drainase/gorong-gorong, dan Program penanggulangan rutin jalan dan jembatan 13. Indikator Persentase rumah layak huni di dukung Program pengembangan perumahan, dan program pengelolaan areal pemakaman 14. Indikator Rumah tangga pengguna air bersih di dukung Program pembangunan infrastruktur perdesaan 15. Indikator Persentase penduduk berakses air minum di dukung Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya, dan Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 16. Indikator Persentase ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di dukung Program Perencanaan Tata Ruang 17. Indikator Rasio Ijin trayek di dukung Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 18. Indikator Kepemilikan KIR angkutan umum di dukung Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 19. Indikator Jumlah rambu-rambu yang tersedia di dukung Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas 20. Indikator Rasio wartel/warnet terhadap penduduk di dukung Program pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi
21. Indikator Cakupan daerah yang dilayani komunikasi dan informatika di dukung Program pengembangan komunikasi informasi dan Media Massa 22. Indikator Unit pemukiman transmigrasi (UPT) yang terbina di dukung Program pengembangan wilayah Transmigrasi 23. Indikator Jumlah transmigran yang terbina di dukung Program pengembangan wilayah Transmigrasi 24. Indikator Desa mendapat aliran listrik (rasio elektrifikasi) di dukung Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan 25. Indikator Persentase perusahaan pertambangan yang tertib peraturan di dukung Program pembinaan dan pengembangan bidang minyak dan gas
26. Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air di dukung Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. 27. Indikator Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara di dukung Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) 28. Indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di dukung Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 29. Indikator Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km di dukung Program Pendidikan Anak Usia Dini 30. Indikator Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km di dukung Program wajib belajar sembilan tahun 31. Indikator Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang di dukung Program wajib belajar sembilan tahun 32. Indikator Jumlah SMP/MTs yang semua rombongan belajar (rombel)nya tidak melebihi 36 orang di dukung Program Pendidikan Menengah 33. Indikator Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel di dukung Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 34. Indikator Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel di dukung Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 35. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik 36. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik 37. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik
38. Indikator Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV di dukung program Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik 39. Indikator Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal 40. Indikator Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru yang telah memiliki sertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal 41. Indikator Jumlah Kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal 42. Indikator Jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal 43. Indikator Jumlah pengawas sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik di dukung Program Pendidikan Non Formal 44. Indikator Rasio pengunjung perpustakaan di dukung Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 45. Indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil di dukung Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 46. Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di dukung Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 47. Indikator cakupan pelayanan nifas di dukung Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 48. Indikator cakupan kunjungan bayi di dukung Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 49. Indikator Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal child Immunization) di dukung Program Pengembangan Lingkungan Sehat 50. Indikator Cakupan pelayanan anak balita di dukung Program Pengawasan Obat dan Makanan 51. Indikator Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di dukung Program Upaya Kesehatan Masyarakat
52. Indikator Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat di dukung Program Perbaikan Gizi Masyarakat 53. Indikator Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit acute flacid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun di dukung Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 54. Indikator Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD yang ditangani Program pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rs/rs jiwa/rs paru-paru/rs mata 55. Indikator Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB penyelidikan epidemiologi < 24 jam
dan yang dilakukan
di dukung Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan 56. Indikator Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di dukung Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya, program peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan, dan program pemeliharaan sarana dan prasarana rs/rs jiwa/rs paru-paru/rs mata 57. Indikator Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar di dukung Program pelayanan dan rehabilitasi Kesos, program pembinaan para penyandang cacat dan trauma, dan program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya 58. Indikator Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial jenis lainnya di dukung program pembinaan panti asuhan/panti jompo 59. Indikator Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat di dukung Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial 60. Indikator Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap di dukung Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
61. Indikator Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah di dukung Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gendaer dan anak, dan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan perlindungan perempuan 62. Indikator Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di dukung Program Peningkatan Peran serta dan kesetaraan Gender dalam Pembangunan 63. Indikator SKPD pencatatan asetnya tertib di dukung Program Pengelolaan Aset Daerah 64. Indikator SKPD menyusun laporan keuangan sesuai SAP di dukung Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 65. Indikator Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti di dukung Program
peningkatan
sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH 66. Indikator Kepemilikan akta kelahiran di dukung Program penataan administrasi kependudukan 67. Indikator Persentase pasangan berakte nikah di dukung Program penataan administrasi kependudukan
68. Indikator Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh pemda di dukung Program peningkatan kapasitas lembaga perakilan rakyat daerah, Program peningkatan sumberdaya
aparatur,
Program
peningkatan
pelayanan
kedinasan
kepala
daerah/wakil kepala daerah, Program penataan peraturan perundang-undangan, Program pembangunan dan kesra, dan Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan layanan pengadaan 69. Indikator Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan di dukung Program
Pembinaan
dan
Pengembangan
Aparatur,
Program
peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur, Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program pelayanan administrasi perkantoran, Program peningkatan disiplin aparatur, Program peningkatan pelayanan kedinasan aparatur pemerintah Kab. Muba, dan Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
70. Indikator Persentase izin terbit sesuai standar di dukung Program Peningkatan kualitas dan produktifitas perizinan dan non perizinan 71. Indikator Tingkat penerapan pengelolaan arsip secara baku di dukung Program peningkatan kualitas pelayanan informasi, dan Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan 72. Indikator Persentase lahan bersertifikat di dukung Program penyelesaian konflikkonflik perbatasan 73. Indikator Keselarasan program nasional dengan RPJMD di dukung Program kerjasama pembangunan 74. Indikator Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD di dukung Program perencanaan pembangunan daerah 75. Indikator Tingkat pemenuhan dokumen perencanaan perencanaan pembangunan ekonomi, Program
di dukung Program
perencanaan sosial budaya,
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dan Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 76. Indikator Tingkat pemenuhan
dokumen
statistik daerah di dukung Program
Pengembangan data/informasi 77. Indikator
Tingkat
penyelesaian
pelanggaran
K3
(ketertiban,
ketentraman,
keindahan) di Kabupaten di dukung Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam, Program Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana, dan Program Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana 78. Indikator Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan di dukung Program pengembangan wawasan kebangsaan 79. Indikator Jumlah Linmas per 10.000 penduduk di dukung Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan, Program pendidikan politik masyarakat, Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran, dan Program peningkatan sumber daya tanggap darurat bencana
B. Realisasi Anggaran Jumlah Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang tercantum dalam APBD perubahan dan menjadi dasar penyusunan akuntabilitas keuangan ini adalah : 1. Pendapatan, anggaran sebesar Rp. 2.506.193.141.320,85 dan realisasi sebesar Rp. 2.034.400.920.861,62 yang terdiri dari : - Pendapatan Asli Daerah, anggaran sebesar Rp. 209.791.395.154,85 dan realisasi sebesar Rp. 181.795.020.760,14 - Dana Perimbangan, anggaran sebesar Rp. 2.159.347.948.566,00 dan realisasi sebesar Rp. 1.724.095.099.866,00 - Lain-lain
Pendapatan
daerah
yang
sah,
anggaran
sebesar
Rp.
137.053.797.600,00 dan realisasi sebesar Rp. 128.510.800.235,48 2. Belanja, anggaran sebesar Rp. 2.601.478.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp. 2.096.444.026.307,00 yang terdiri dari : -
Belanja Tidak Langsung, anggaran sebesar Rp. 1.183.852.193.048,67 dan realisasi sebesar Rp. 1.027.810.261.260,00.
-
Belanja Langsung, anggaran sebesar Rp. 1.417.625.806.951,33 dan realisasi sebesar Rp. 1.068.633.765.047,00
3. Pembiayaan Netto, anggaran sebesar Rp. 95.284.858.679,15 dan realisasi sebesar Rp. 92.427.934.464,15 yang terdiri dari : - Penerimaan Daerah, anggaran sebesar Rp. 140.284.858.679,15dan realisasi sebesar Rp. 127.427.934.464,15 - Pengeluaran Daerah, anggaran sebesar Rp. 45.000.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp. 35.000.000.000,00 - Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA), anggaran sebesar Rp. 0,00 dan realisasi sebesar Rp. 30.384.829.018,77
Sasaran-sasaran yang dicapai secara efektif dan efesien yaitu jika pencapaian indikator sasaran mencapai target kinerja dengan capaian realisasi keuangan tidak melebihi/kurang dari anggaran yang tersedia. Adapun pencapaian sasaran-sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Meningkatnya
hasil
produksi
pertanian,
perkebunan
dan
perikanan
yang
mendukung ketahanan pangan Rata-rata capaian ini sebesar 193,46% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 30.326.251.003,00 atau sebesar 84,45% dari anggaran Rp. 48.075.573.225,00 2) Berkembangnya koperasi, usaha kecil dan menengah Rata-rata capaian ini sebesar 575,46% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 0,00 atau sebesar 0,00% dari anggaran Rp. 0,00 3) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa
Rata-rata capaian ini sebesar
97,08% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 9.318.378.700,00 atau sebesar 79,52% dari anggaran Rp. 12.846.639.400,00 4) Berkembangnya industri kecil dan menengah yang mendukung peningkatan nilai investasi daerah Rata-rata capaian ini sebesar 63,73% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.475.216.809,00 atau sebesar 87,42% dari anggaran Rp. 3.830.791.600,00 5) Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Rata-rata capaian ini sebesar
39,49% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 3.282.129.520,00 atau sebesar 96,50% dari anggaran Rp. 3.388.570.000,00
6) Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja Rata-rata capaian ini sebesar 199,75% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.081.932.800,00 atau sebesar 95,45% dari anggaran Rp. 1.160.000.000,00 7) Meningkatnya perlindungan budaya lokal Rata-rata capaian ini sebesar 50% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.992.661.400,00 atau sebesar 87,02% dari anggaran Rp. 2.290.000.000,00 8) Meningkatnya kualitas pariwisata daerah Rata-rata capaian ini sebesar 300,56% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.340.465.820,00 atau sebesar 84,78% dari anggaran Rp. 1.665.000.000,00 9) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan Rata-rata capaian ini sebesar untuk
mencapai
sasaran
88,18% dengan realisasi dana yang dibutuhkan tersebut
pada
tahun
2015
sebesar.
Rp.
228.790.995.322,00 atau sebesar 45,09% dari anggaran Rp. 385.108.701.600,00
10) Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman masyarakat Rata-rata capaian ini sebesar
99,34% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 89.674.492.396,00 atau sebesar 75,71% dari anggaran Rp. 129.290.000.000,00 11) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan Rata-rata capaian ini sebesar 117,49% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 2.946.561.044,00 atau sebesar 62,58% dari anggaran Rp. 5.330.000.000,00
12) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika Rata-rata capaian ini sebesar
61,96% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 9.574.767.733,00 atau sebesar 84,10% dari anggaran Rp. 10.690.671.960,00 13) Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi Rata-rata capaian ini sebesar 193,33% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 115.672.250,00 atau sebesar 28,92% dari anggaran Rp. 400.000.000,00 14) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah Rata-rata capaian ini sebesar
96,41% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 43.754.108.566,00 atau sebesar 70,00% dari anggaran Rp. 55.260.375.720,00 15) Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup Rata-rata capaian ini sebesar
80,66% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 40.692.061.115,00 atau sebesar 73,32% dari anggaran Rp. 47.763.561.100,00 16) Meningkatnya perlindungan kawasan hutan
Rata-rata capaian ini sebesar
87,94% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 4.069.007.493,00 atau sebesar 64,63% dari anggaran Rp. 4.529.418.500,00 17) Meningkatnya mutu pendidikan masyarakat Rata-rata capaian ini sebesar 173,65% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 69.314.579.371,00 atau sebesar 72,70% dari anggaran Rp. 82.758.592.050,00
18) Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat Rata-rata capaian ini sebesar 105,93% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai
sasaran
tersebut
pada
tahun
2015
sebesar.
Rp.
150.435.783.010,00 atau sebesar 87,74% dari anggaran Rp. 178.328.313.532,00 19) Meningkatnya kualitas keluarga kecil sejahtera Rata-rata capaian ini sebesar
81,86% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.508.466.000,00 atau sebesar 99,81% dari anggaran Rp. 1.513.027.000,00 20) Meningkatnya peran serta pemuda dan prestasi olahraga Rata-rata capaian ini sebesar 9,52% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 12.309.270.800,00 atau sebesar 74,91% dari anggaran Rp. 15.956.926.200,00 21) Meningkatnya perlindungan sosial kepada masyarakat Rata-rata capaian ini sebesar 176,56% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 3.844.229.485,00 atau sebesar 91,85% dari anggaran Rp. 4.129.111.050,00 22) Meningkatnya perlindungan pada perempuan dan anak Rata-rata capaian ini sebesar 127,07% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 1.245.448.100,00 atau sebesar 96,36% dari anggaran Rp. 1.296.900.000,00
23) Terwujudnya masyarakat maju dan berakhlak mulia Rata-rata capaian ini sebesar
131,65% dengan program kegiatan yang belum
terlaksana di tahun 2015. 24) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Rata-rata capaian ini sebesar
73,70% dengan realisasi dana yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 7.688.008.646,00 atau sebesar 71,59% dari anggaran Rp. 11.272.294.000,00
25) Meningkatnya kualitas pengawasan Rata-rata capaian ini sebesar 79,08% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 4.607.486.917,00 atau sebesar 78,26% dari anggaran Rp. 5.363.623.000,00 26) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan Rata-rata capaian ini sebesar 205,99% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 2.441.004.616,00 atau sebesar 95,15% dari anggaran Rp. 2.565.458.000,00 27) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah Rata-rata capaian ini sebesar 152,80% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk
mencapai
sasaran
tersebut
pada
tahun
2015
sebesar.
Rp.
334.333.572.694,00 atau sebesar 75,74% dari anggaran Rp. 391.034.646.714,33 28) Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan Rata-rata capaian ini sebesar 96,54% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 4.558.473.928,00 atau sebesar 75,25% dari anggaran Rp. 5.576.491.500,00 29) Meningkatnya wawasan kebangsaan dan politik masyarakat Rata-rata capaian ini sebesar 370,37% dengan realisasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar. Rp. 5.912.739.509,00 atau sebesar 96,21% dari anggaran Rp. 6.201.120.800,00 Pencapaian sasaran jika dibandingkan dengan realisasi keuangan menunjukkan bahwa dari 29 (dua puluh sembilan) sasaran dan 139 (seratus tiga puluh sembilan) program terdapat 23 (dua puluh tiga) sasaran yang dilaksanakan dengan 124 (seratus
dua puluh empat) program telah dilaksanakan secara efektif dan efisien, dimana ratarata capaian indikator kinerja lebih tinggi dari persentase realisasi keuangan. Disamping itu terdapat 14 (empat belas) program yang belum dilakukan mapping terhadap pencapaian sasaran RPJMD 2012-2017. Selain Program kegiatan yang di biayai dari dana APBD, terdapat program dan kegiatan di beberapa urusan yang dananya bersumber dari APBN. Beberapa urusan itu antara lain sebagai berikut : 1. Urusan Kesehatan 1.1. Program dan Kegiatan a. Alokasi BOK Puskesmas b. Koordinasi perencanaan BOK tingkat Kabupaten Musi Banyuasin c. Pembinaan/Monev BOK Puskesmas d. Pembinaan dan Penggerakan Manajemen BOK tingkat Kabupaten Musi Banyuasin e. Sosialisasi 1.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Penerimaan dana tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah bersumber dari APBN 2015 dengan jumlah anggaran yang diterima sebesar Rp. 3.518.293.000,1.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015, terealisasi sebesar: Rp. 3.488.423.00,- atau sebesar 99,15% 2. Urusan PU – Cipta Karya dan Pengairan 2.1. Program dan Kegiatan a. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman, dengan nama kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Pemukiman. b. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman, dengan nama kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
2.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan a.
Sumber dana Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman (PPIP), dengan nama kegiatan Pembangunan Jalan Setapak, Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman (PPIP) berasal dari Rupiah Murni Rp. 450.000.000,-
b. Sumber dana Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Pemukiman,
dengan
nama
kegiatan
Pengaturan,
Pembinaan,
Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum berasal dari Rupiah Murni
Rp. 1.600.000.000,- dan Pinjaman
Luar Negeri sebesar Rp. 1.760.000.000,-.
2.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan a. Realisasi
Program
Pemukiman,
dengan
Pembinaan nama
dan
kegiatan
Pengembangan Pembinaan,
Infrastruktur
Pengembangan
Pemukiman, Infastruktur Pedesaan (PPIP), berupa Pembangunan Jalan Cor Beton, Pengerasan Jalan, Pembangunan Jembatan, Pembuatan Deucker, Saluran Pembuangan Air Limbah. Dengan Anggaran Rp. 450.000.000,- dan realisasi dana Rp. 450.000.000,- (100%). Kegiatan ini dilaksanakan di 3 Desa tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin b. Realisasi
Program
Pemukiman,
dengan
Pembinaan
dan
nama
kegiatan
Pengembangan
Infrastruktur
Pengaturan,
Pembinaan,
Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Dengan anggaran Rp. 3.360.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 3.360.000.000,- (100%). Kegiatan ini dilaksanakan di 16 Desa dalam Kabupaten Musi Banyuasin
3. Urusan Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3.1. Urusan Tenaga Kerja 3.1.1. Program dan Kegiatan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan kerja, adapun kegiatan sebagai berikut :
a. Padat karya infrastruktur b. Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda 3.1.2. Sumber dan Jumlah Anggaran yang di Gunakan Sumber dana program Penempatan dan Perluasan Kesempatan kerja berasal dari APBN sebesar Rp. 999.056.000,3.1.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Realisasi yang telah dicapai dalam kegiatan Padat karya Infrastruktur sebesar Rp. 985.169.750,- atau sebesar 98,61%.
3.2. Urusan Transmigrasi 3.2.1. Program dan Kegiatan Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, adapun kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Dukungan
Manajemen
dan
Dukungan
Teknis
Lainnya
Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi. b. Pembangunan
dan
Pengembangan
sarana
dan
prasarana
di
kawasan Transmigrasi. c. Pembangunan Usaha Transmigrasi d. Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi. 3.2.2. Sumber dan Jumlah Anggaran yang di Gunakan Sumber Dana Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi 2015
dengan
Berdasarkan DIPA 067.08.4.350166/2015 Tahun
Anggaran
Rp.2.038.228.000,-
dengan
Realisasi
Rp.1.968.184.160.- atau 96,56%. 3.2.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Realisasi pelaksanaan program Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, adapun kegiatan sebagai berikut : a. Dukungan
Manajemen
dan
Dukungan
Teknis
Lainnya
Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi dengan anggaran sebesar Rp. 262.722.000, dengan realisasi keuangan Rp. 262.632.850,- atau 99.97%
b. Pembangunan dan Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan Transmigrasi, dengan anggaran sebesar Rp. 265.000.000,- dengan realisasi keuangan Rp. 236.406.000,- atau 89,21%. c. Pembangunan Usaha Transmigrasi dengan anggaran sebesar Rp. 687.100.000,- dengan realisasi
Rp. 657.517.500,- atau 95,69%
4. Urusan Ketahanan Pangan 4.1. Program dan Kegiatan a.
Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat : -
Melaksanakan monitoring SKPG ke Kecamatan dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
-
Melaksanakan rapat koordinasi Tim SKPG.
-
Melaksanakan pengolahan data SKPG.
-
Melaksanakan analisis dan investigasi SKPG.
-
Menyusun Laporan bulanan SKPG.
b. Pengembangan Penganekaragaman Komsumsi Pangan Segar dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar : -
Pengembangan Pekarangan dan kebun bibit desa 10 kelompok dengan Bansos
Rp.
15.000.000,-/kelompok
dan
Bansos
optimalisasi
pemanfaatan perkarangan (KRPL) untuk 6 Kelompok tani sebesar Rp. 3.000.000,-/kelompok. -
Melaksanakan pemantauan, monitoring, evaluasi P2KP dan KRPL di Desa tahun 2014 dan desa tahun 2015.
-
Melaksanakan penyusunan laporan P2KPP dan KRPL.
-
Mengadakan pelatihan pendamping bagi PPL pendamping desa Tahun 2014 dan desa tahun 2015.
-
Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi ke desa kelompok KRPL.
c. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya Badan Ketahanan Pangan : -
Melaksanakan Penyusunan Laporan SAI dan SIMONEV.
-
Melaksanakan penyusunan statistik ketahanan pangan.
-
Melaksanakan koordinasi dan konsultasi ke Provinsi.
-
Menghadiri Pelatihan SAI dan SIMONEV (Pertemuan Nasional).
4.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Sumber dana yang digunakan berasal dari dana APBN, jumlah anggaran sebesar Rp. 7.490.862.718,00,- dan sampai dengan akhir tahun 2015 dapat direalisasikan sebesar Rp. 6.708.019.483,- atau sebesar 89,55 %. 4.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, Jumlah Anggaran Rp. 29.439.000,00, Realisasi Anggaran
Rp. 29.439.000,00.
b. Pengembangan Penganekaragaman Komsumsi Pangan Segar
dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar, Jumlah Anggaran
Rp.
468.652.000,00, Realisasi Anggaran Rp. 464.452.000,00. c. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya Badan Jumlah
Anggaran
Rp.
95.000.000,00,
Ketahanan Pangan,
Realisasi
Anggaran
Rp.
95.000.000,00.
5. Urusan Pertanian dan Perternakan 5.1. Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, sebagai berikut : a.
Pengelolaan Produksi tanaman aneka kacang dan umbi.
b.
Pengelolaan produksi tanaman serealia
c. Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen tanaman pangan 5.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Kegiatan tugas pembantuan pada tahun 2015 bersumber dari dana APBN Rp. 9.534.600.000 realisasi Rp. 8.807.161.500 Dengan rincian : a. Kegiatan
pengelolaan
produksi
tanaman
aneka
kacang.
Laporan
pengelolaan produksi aneka kacang dan umbi, jumlah lokasi ubinan target 20 unit terealisasi 12 unit, Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai non kawasan target 1.500 Ha terealisasi 1.375 Ha.
Anggarannya Rp.
2.766.100.000,- realisasi Rp. 2.519.635.850,b. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia. Terdiri dari laporan pengelolaan produksi serealia (GP-PTT padi, Laporan GP-PTT jagung dan laporan ubinan padi dan jagung), GP-PTT komoditas padi seluas 1.500 Ha, GP-PTT komoditas jagung seluas 10 Ha di Kecamatan Lalan. Anggarannya
Rp. 6.660.500.000,- realisasi Rp.
6.206.224.500,c. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan terdiri dari dokumen perencanaan kegiatan/anggaran tanaman pangan, administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan, laporan pelaksanaan manajemen tanaman pangan, laporan SIMONEV, laporan Data Statistik Tanaman Pangan dan Laporan pembinaan, pengawalan, monev kegiatan tanaman pangan. Anggaran
Rp.
108.000.000,- realisasi Rp. 81.301.100,-
5.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan tugas pembantuan yang diterima Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 realisasinya 97,59%, namun untuk kegiatan pengelolaan tanaman aneka kacang dan umbi realisasi fisiknya 91,09% hal ini dikarenakan adanya anomali iklim (kemarau) menyebabkan rendahnya produksi, masih adanya petani yang mundur dari kegiatan (125 Ha) sehingga target tanam Kedelai tidak tercapai, adanya dana bansos yang sudah transfer ke rekening Kelompok tani tapi Poktan mundur/tidak melaksanakan tanam (50 Ha) dengan rincian sebagai berikut : a. Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk
mencapai
swasembada
dan
swasembada
berkelanjutan
kegiatannya adalah : 1. Kegiatan Pengelolaan Tanaman Aneka kacang dan Umbi terdiri dari sub kegiatan Laporan pengelolaan produksi aneka kacang dan umbi,
Jumlah lokasi Ubinan dan Peningkatan Produktivitas melalui gerakan penerapan Pengelolaan Tanaman terpadu (GPPTT) Kedelai. Sub kegiatan Laporan pengelolaan produksi Aneka Kacang dan umbi melalui CPCL, koordinasi, pendampingan, pengawalan dan monev aneka kacang dan umbi dan sosialisasi kegiatan Akabi melalui SMS Gareway. Sub Kegiatan Jumlah Lokasi Ubinan melalui kegiatan Ubinan Kedelai dimana target 30 unit yang terealisasi 12 unit. Sub Kegiatan Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) kedelai non kawasan target 1.500 Ha realisasi 1.375 Ha yang terdiri dari kec. Lalan 575 Ha, Sungai Lilin 300 Ha, Bayung Lencir 325 Ha, Tungkal Jaya 175 Ha. 2. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia terdiri dari sub kegiatan Laporan pengelolaan Produksi Serealia yang terdiri dari laporan GPPTT padi (1 laporan), Laporan GP-PTT jagung (1 laporan) dan Laporan Ubinan Padi dan Jagung. GP-PTT Komoditas Padi non kawasan. Bansos GP-PTT padi inbrida non kawasan target seluas 1500 Ha realisasi 1500 ha yang dialokasikan di Kec. Sekayu 250 Ha, Lais 250 Ha, Sanga Desa 250 Ha, Babat Toman 250 Ha, Sungai Lilin 400 Ha dan Lawang Wetan 100 Ha. GP-PTT komoditas jagung. GP-PTT jagung Hibrida non kawasan Bansos GP-PTT jagung hibrida non kawasan target seluas 1000 Ha realisasi 1000 Ha di kec. Lalan 3. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan Dokumen perencanaan kegiatan/anggaran tanaman pangan yang terdiri dari dokumen perencanaan kegaiatan Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2016 Administrasi pelaksanaan kegiatan manajemen tanaman pangan
Laporan pelaksanaan manajemen tanaman pangan yang terdiri dari laporan sistem akutansi keuangan (SAI dan SIMAKBMN) semester I dan II, Laporan inventarisasi barang) Laporan SIMONEV, Laporan Data Statistik Tanaman Pangan Laporan pembinaan, pengawalan, monev kegiatan tanaman pangan (Laporan Tanam Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung dan Kedelai terdiri dari laporan mingguan, bulanan per Desa/per Kecamatan)
6. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 6.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang diterima adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat Cerdas dilaksanakan oleh Tim Teknis para pelaku program, instansi atau lembaga pendukung pelaksana PNPM Generasi Sehat Cerdas tahun anggaran 2015 dengan kegiatan Pengelolaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) baik Dana Operasional Kegiatan (DOK), Perencanaan, Pelmas dan BLM PNPM Generasi Sehat Cerdas yaitu :
-
Melaksanakan pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM).
-
Melaksanakan pelatihan Tim Pemberdayaan Masyarakat Desa (TPMD).
-
Melaksanakan pelatihan Pendamping Lokal (PL).
-
Melaksanakan pelatihan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
-
Melaksanakan Musyawarah Desa Penetapan Kegiatan.
-
Melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Alokasi Dana Desa Lokakarya.
-
Melakukan update papan informasi bulanan untuk tingkat Kecamatan dan Desa.
-
Melakukan pembelian perlengkapan sekolah
-
Melakukan pengadaan sarana posyandu.
-
Pemberian PMT Gizi A. I.
-
Melakukan perawatan infas.
-
Memberi bantuan pemeriksaan Ibu Hamil (IH).
-
Melakukan pembelian matras untuk Ibu Hamil.
-
Pemberian bantuan anak ABK.
6.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Kegiatan Tugas pembantuan Urusan bersama yang dilaksanakan oleh BPMPD Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2015 dan Satker tugas pembantuan urusan bersama menggunakan anggaran yang bersumber dari dana
APBN
Tahun
Anggaran
2015
dengan
jumlah
anggaran
Rp.
8.253.794.000,6.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program Kegiatan Tugas Pembantuan yang diterima Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan
Pemerintah
Desa
yang
terealisasi
sebesar
Rp.
8.247.622.000,- atau sebesar (99,93%) dengan rincian sebagai berikut : 1. Bantuan Langsung Masyarakat berupa dana operasional kegiatan perencanaan sebesar Rp. 913.650.000,- dan realisasi Rp. 913.650.000,(100%). 2. Bantuan Langsung Masyarakat dan Operasional kegiatan Pelatihan Masyarakat sebesar
Rp. 700.300.000,- dan realisasi Rp.
700.300.000,- (100%). 3. Bantuan Langsung Masyarakat kegiatan yang meliputi pendidikan dan kesehatan sebesar Rp. 6.408.000.000,- dan realisasi Rp. 6.408.000.000,(100%). Untuk Belanja barang sebesar Rp. 231.844.000,- dan realisasinya Rp. 225.672.000,- (97,34%).
7. Urusan Kelautan dan Perikanan 7.1. Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 7.1.1. Program dan Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan 7.1.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Sumber dana kegiatan ini dari APBN Tahun Anggaran 2015 dengan anggaran Rp. 1.500.000.000,-.
7.1.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Kegiatan ini berupa pembangunan Tanggul/Penahanan Tanah Danau Ulak Lia sepanjang 162,5 meter yang berlokasi di Kelurahan Soak Baru Kecamatan Sekayu dengan anggaran dana Rp. 1.500.000.000,- dan terealisasi Rp. 1.332.165.000,- atau 88,81%.
7.2. Kegiatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya 7.2.1. Program dan Kegiatan Pengembangan Produk dan Usaha Pengelolaan Hasil Kelautan dan Perikanan. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis di Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Kelautan dan
Bidang
Perikanan
7.2.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Sumber dana kegiatan ini dari APBN Tahun Anggaran 2015 dengan anggaran Rp. Rp. 1.470.406.000,7.2.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Kegiatan ini merupakan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis di Bidang Pasca dan Pemasaran Hasil Kelautan dan dikembangkan dan dibina serta Sarana dan Prasarana Sistem Rantai Dingin yang digunakan dalam rangka distribusi hulu hilir. dengan anggaran dana sebesar Rp. 1.470.406.000,-
dan terealisasi sebesar Rp. 1.242.988.000,- atau
84,53%.
8. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil 8.1. Program dan Kegiatan a.
Program penataan administrasi kependudukan
b. Kegiatan pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu. 8.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan
Sumber dana berasal dari anggaran APBN sebesar Rp. 27.894.610.000,8.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan telah terealisasi sebesar Rp. 26.446.865.971,- atau 94,00%
9. Urusan Pendidikan dan Kebudayaan 9.1. Program dan Kegiatan Bantuan Dana Operasional Sekolah (BOS) 9.2. Sumber dan Jumlah Anggaran Yang di Gunakan Dana Alokasi Khusus dan dana BOS bersumber dari APBN ditransferkan langsung oleh Pemerintah Pusat ke Kas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. 9.3. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD/SDLB 94.846.000.000,- terealisasi 100%.
Rp.
Rp. 94.846.000.000,- capaian
BAB IV PENUTUP Secara umum Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Terdapat 29 (dua puluh sembilan) sasaran sebagaimana tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015 sebagian besar (83,33%) telah dapat direalisasikan dengan baik sekali. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian Sasaran maupun Tujuan Instansi Pemerintah sebagai jabaran dari Visi, Misi dan Strategi Instansi Pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Program dan Kebijakan yang ditetapkan. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakikatnya adalah proses pembuatan dan
pelaksanaan
kebijakan
publik
berdasarkan
prinsip-prinsip
transparansi,
akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis yang ditandai dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 108 indikator sasaran, disimpulkan bahwa: 1) Capaian sasaran pada misi pertama sebanyak 11 indikator sasaran yang terdiri dari 10 indikator sasaran atau 90,90% kategori baik sekali dan 1 indikator sasaran atau 9,00% masih terkategori cukup baik. 2) Capaian sasaran pada misi kedua sebanyak 11 indikator sasaran yang terdiri dari 6 indikator sasaran atau 54,55% kategori baik sekali, 2 indikator sasaran atau 18,18% kategori cukup baik, 3 indikator sasaran atau 27,27% atau kategori kurang baik . 3) Capaian sasaran pada misi ketiga sebanyak 24 indikator sasaran yang terdiri 17 indikator sasaran atau 70,80% kategori baik sekali, 2 indikator sasaran atau 8,30% kategori baik, 1 indikator sasaran atau 4,10% kategori cukup dan sasaran atau 16,60% masih terkategori kurang.
4 indikator
4) Capaian sasaran pada misi keempat sebanyak 39 indikator sasaran yang terdiri dari 35 indikator sasaran atau 89,70% kategori baik sekali, 1 indikator sasaran atau 2,50% kategori baik, 2 indikator sasaran atau 5,10% kategori cukup baik . 5) Capaian sasaran pada misi kelima sebanyak 23 indikator sasaran yang terdiri 17 indikator sasaran atau 73,90% kategori baik sekali, 3 indikator sasaran atau 13% kategori baik dan 1 indikator sasaran atau 4,30% masih terkategori kurang dan 2 indikator sasaran atau 8,60% masih terkategori kurang baik. Realisasi Anggaran Belanja 2015 pada Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 adalah sebesar Rp 2.131.444.026.307,00. atau 80,54% dari dana yang tersedia dalam APBD-P sebesar Rp 2.646.478.000.000,00. Penghargaan yang telah diterima Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dari Pemerintah Pusat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah pada Tahun 2015 sebanyak 7 (tujuh) penghargaan yaitu Penghargaan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota (LAKIP) Tahun 2013, Penghargaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) RI, Penghargaan Anugerah Adipura Kencana dan Adipura Tahun 2013-2015, Penghargaan Wahana Tata Nugraha, Penghargaan Adimanggalya Krida, Penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dan Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja Kabupaten Musi Banyuasin telah dan terus menerus melakukan beberapa strategi penyempurnaan yang dapat dilakukan, antara lain: 1) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan capaian standar pelayanan minimal. 2) Peningkatan kulaitas pendidikan dan meningkatakan capaian standar pelayanan minimal. 3) Peningkatan kapasitas personil dan kelembagaan untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik. 4) Penegakan hukum dan perundang-undangan. 5) Sinkronisasi dan keselarasan perencanaan daerah dengan penganggaran daerah.
6) Penyempurnaan mekanisme pengumpulan data kinerja dan perbaikan dalam sistem informasi kinerja Pemerintah Daerah. 7) Pemerataan infrastruktur yang berkualitas pada setiap sektor. 8) Melakukan reviu terhadap program dan indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan menyelaraskan dengan RPJMD Tahun 2015-2019 Provinsi Sumatera Selatan. Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 ini sebagai sarana pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja Tahun 2015 untuk dapat digunakan sebagai acuan perbaikan penyusunan perencanaan dan meningkatkan kinerja pada tahun yang akan datang.