LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
i
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan petunjukNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Lingkungan Hidup Tahun 2015 telah disusun sesuai rencana guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKjIP setelah pelaksanaan program/kegiatan APBD 2015 sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2015 serta evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi keberhasilan/ kegagalan Badan Lingkungan Hidup serta dapat diketahui apakah program/ kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada terwujudnya visi dan misi organisasi (Badan Lingkungan Hidup). Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), serta Perjanjiaan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing bidang sekaligus dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali. Dengan tersusunnya dokumen ini, diucapkan terima kasih kepada tim penyusun LKjIP Badan Lingkungan Hidup dan pelaksana kegiatan serta pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP Badan Lingkungan Hidup Tahun 2015 ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan Badan Lingkungan Hidup di tahun selanjutnya serta dapat mendorong peningkatan kinerja para penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi - misi Badan Lingkungan Hidup dan visi - misi Pemerintah Kabupaten Boyolali. Demikian, semoga dokumen LKjIP Badan Lingkungan Hidup Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua, Amin.
Boyolali, Februari 2016 KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
Ir. CIPTOBUDOYO, MM. MT Pembina Utama Muda NIP. 19650303 199203 1 015
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
ii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
iv
IKHTISAR EKSEKUTIF ..........................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1
1.2 Gambaran Organisasi ....................................................................
2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ....................................
5
2.1 Rencana Strategis...........................................................................
5
2.2 Perjanjian Kinerja ............................................................................
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................
10
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ............................................................
10
3.2 Realisasi Anggaran ........................................................................
49
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................
52
4.1 Simpulan .........................................................................................
52
4.2 Saran tindak ...................................................................................
53
BAB II
DAFTAR LAMPIRAN A
Struktur Organisasi dan Tata Kerja
B
Piagam Penghargaan
C
Rencana Strategis
D
Indikator Kinerja Utama
E
Rencana Kinerja Tahunan
F
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
G
Pengukuran Kinerja Tahun 2015
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ...........................................................
8
Tabel 3.1
Tabel Capaian Kinerja Sasaran 1 ........................................................
11
Tabel 3.2
Tabel Capaian Kinerja Sasaran 2 ........................................................
15
Tabel 3.3
Tabel Capaian Kinerja Sasaran 3 ........................................................
21
Tabel 3.4
Tabel Capaian Kinerja Sasaran 4 ........................................................
39
Tabel 3.5
Tabel Capaian Kinerja Sasaran 5 ........................................................
45
Tabel 3.6
Tabel Capaian Kinerja Sasaran 6 ........................................................
46
Tabel 3.7
Capaian Kinerja per Sasaran ..............................................................
47
Tabel 3.8
Capaian Kinerja per Bidang .................................................................
46
Tabel 3.9
Alokasi dan Realisasi Anggaran ..........................................................
47
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 ...... ....................................................................................................
27
Gambar 3.2 ...... ....................................................................................................
29
Gambar 3.3 ...... ....................................................................................................
31
Gambar 3.4 ...... ....................................................................................................
37
Gambar 3.5 ...... ....................................................................................................
41
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
v
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2015, sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, semua instansi pemerintah, termasuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP. Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas. Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh Kepala Badan, terdiri 1 (satu) sekretaris badan,3 (tiga) kepala subbagian, 3 (tiga) kepala bidang, dan 6 (enam) kepala subbidang. Jumlah pegawai secara keseluruhan per 31 Desember 2015 adalah 30 orang dan 2 orang PTT. Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok membantu Bupati mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup. Visi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah “Terwujudnya Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan Lingkungan “: Untuk mewujudkan visi tersebut, pada tahun 2015 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali melaksanakan 11 (sebelas) program dengan 40 (empat puluh) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 13.027.579.000,00 (tiga belas milyard dua puluh tujuh juta lima ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah). Seluruh program/ kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Perjanjian Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 6 (enam) sasaran, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari 6 (enam) sasaran yang telah ditetapkan adalah 105,6 %. Keberhasilan ini disumbangkan oleh 1 (satu) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja lebih dari 100% sehingga dikategorikan sangat baik, dan 5 (lima) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja 100% sehingga dikategorikan baik.
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
vi
Secara keseluruhan capaian kinerja 105,6 % (kategori Sangat baik) dan mengalami kenaikan dibanding capaian kinerja tahun 2014 yang 102,4 %. Sedangkan anggaran kegiatan dari APBD Tahun 2015 berjumlah Rp 13.027.579.000,00 terealisasi Rp. 12.321.538.634,00 dengan penyerapan sebesar 93,35 % atau efisiensi sebesar 6,65 %. Besar realisasi anggaran kegiatan mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 7.172.003.850,00. Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali maka telah dilakukan rapat koordinasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian kinerja semua SKPD. Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja Badan Lingkungan Hidup lebih baik dan akuntabel antara lain melakukan re-orientasi terhadap program/kegiatan yang kurang tepat sasaran, meningkatkan kualitas dokumen perencanaan, melakukan sinkronisasi antara dokumen perencanaan, terutama dengan merevisi dokumen IKU dan dokumen Renstra, serta memanfaatkan secara nyata hasil evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
LKjIP BLH Kab. Boyolali tahun 2015
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta (result
oriented
governement).
Sedangkan
berorientasi kepada hasil
untuk
mengetahui
tingkat
akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian /Lembaga, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing. Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2015, pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD, RKPD/Renja SKPD, Penetapan Kinerja (Tapkin), dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah (Badan Lingkungan Hidup) dalam mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai : 1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Badan Lingkungan Hidup dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja; 2. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Badan Lingkungan Hidup ; 3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Badan Lingkungan Hidup pada tahun berikutnya.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
I-1
Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen LKjIP Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali antara lain : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 Tahun 2015 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016; 6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016.
1.2. Gambaran Organisasi Gambaran umum Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi. 1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Sedangkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup (Peraturan Bupati Boyolali Nomor 35 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tupoksi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boyolali), bahwa Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi: 1. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup; 2. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup; 3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup; 4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
I-2
1.2.2 Struktur Organisasi Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 125), Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali terdiri dari : 1.
Sekretaris, terdiri dari : a. Subbagian Umum dan Kepegawaian : b. Subbagian Keuangan c. Subbagian Perencanaan dan pelaporan :
2. Bidang Tata Lingkungan, terdiri dari: a.
Sub Bidang Pengembangan dan Penataan Lingkungan
b.
Sub Bidang Pengkajian Dampak Lingkungan
3. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, terdiri dari: a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan b. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan 4. Bidang Penaatan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan
1.2.3
a.
Sub Bidang Penaatan Lingkungan
b.
Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Lingkungan
Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi Aspek-aspek
strategis
Badan
Lingkungan
Hidup
diperoleh
dengan
mengakomodasi isu organisasi (Badan Lingkungan Hidup), permasalahan dan atau arah kebijakan dan program RPJMD Kabupaten 2011-2015, dan isu utama kementerian terkait dengan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup, yaitu : 1. Pencemaran lingkungan (udara, air, tanah, sampah) terutama yang bersumber dari industri dan jasa, sektor rumah tangga (limbah domestik/ sampah), dan sektor transportasi; 2. Kerusakan Lingkungan; 3. Kontaminasi dari limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3); 4. Perubahan iklim, fenomena Gas Rumah Kaca (GRK); 5. Alih fungsi lahan; 6. Penegakan hukum lingkungan; 7. Bencana lingkungan seperti banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan dll;
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
I-3
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: 1. keterbatasan jumlah dan kemampuan SDM aparatur dalam merumuskan kebijakan/ peraturan dan menyikapi perubahan peraturan serta melaksanakan peraturan dalam mendukung tupoksinya; 2. mekanisme dan tata kerja pelaksanaan tugas yang belum optimal. 3. koordinasi intern SKPD yang kurang baik sehingga dalam penyusunan pelaporan juga kurang bisa optimal.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
I-4
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Organisasi Visi dan Misi Badan
Lingkungan Hidup sebagaimana tercantun dalam
dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 sebagai berikut : a. Visi Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2011–2015) yang akan datang sebagaimana tersebut dalam dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup adalah ”Terwujudnya Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan Lingkungan”. Sesuai tugas pokok dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup yang merupakan pengembangan kapasitas kelembagaan dari Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan telah menyusun rencana stratejik yang berorientasi pada hasil (outcome) yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu periode 2011 - 2015 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana stratejik Badan Lingkungan Hidup yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian sasaran akan diuraikan dalam bab ini. Sedangkan uraian sasaran dan target kinerja yang ingin dicapai dalam tahun 2015 berikut program dan kegiatan pendukungnya akan dijelaskan dalam Rencana Kinerja Tahun 2015. b. Misi Upaya – upaya yang akan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali untuk mewujudkan visi organisasi adalah : 1. Menekan terjadinya Pencemaran Air, Udara dan Tanah guna meningkatkan kualitas lingkungan agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Pelaksanaan misi ini menempatkan Badan Lingkungan Hidup dalam posisi yang sangat strategis untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat yang merupakan hak bagi setiap manusia. 2. Menekan terjadinya Kerusakan Lahan dan meningkatkan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air, agar tercipta Pelestarian Alam yang indah, sekaligus Penyelamatan Air, sehingga bermanfaat untuk kelangsungan kehidupan masyarakat. Sumber daya alam sebagai salah satu modal pembangunan harus dimanfaatkan secara bijaksana dan berimbang, sehingga terjaga ketersediaannya untuk generasi mendatang dan dampak negative pembangunan terhadap kelestarian lingkungan dan sumber daya alam dapat diminimalisasi. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
II - 5
Disinilah peran Badan Lingkungan Hidup sebagai penyeimbang antara peningkatan pembangunan dengan pelestarian sumber daya alam/ air 3. Meningkatkan koordinasi dan kemitraan dengan dinas/ instansi terkait, masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan lingkungan. Dikandung maksud bahwa kewajiban pengelolaan lingkungan hidup bukan semata menjadi beban Badan Lingkungan Hidup saja, tapi juga merupakan kewajiban masyarakat luas terlebih dunia usaha. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup menerapkan konsep – konsep dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, antara laian berupa penyuluhan, pembinaan, pembuatan percontohan percontohan, bantuan stimulan serta mengadakan gerakan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di Badan Lingkungan Hidup agar dapat bekerja secara lebih profesional sesuai bidang tugasnya. Misi ini mengandung makna bahwa dalam pengelolaan lingkungan hidup, faktor sumber daya manusia memegang peranan yang pokok dan sangat penting serta perlu lebih diberdayakan. Untuk itu Badan Lingkungan
Hidup
melaksanakan
pelatihan-pelatihan,
pembuatan
prototype pengelolaan lingkungan hidup, serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam pengolahan limbah Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 mempunyai sasaran strategis : 1. Terkelolanya sampah di wilayah Boyolali 2. Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH 3. Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup 4. Meningkatnnyapengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan 5. Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 6. Meningkatnya kemampuan SDM aparatur pemerintah Sasaran strategis – sasaran strategis tersebut memiliki 27 (duapuluh tujuh) indikator kinerja dengan target kinerja setiap tahun selama 5 (lima) tahun perencanaan 20112015 secara lengkap sebagaimana terlampir.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
II - 6
Seluruh indikator kinerja dalam dalam dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup merupakan lndikatorKinerjaUtama(Key Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 (lima) tahunan menyesuaikan dokumen RPJMD dan digunakan sebagai acuan SKPD. Semua sasaran strategis dengan indicator capaiannya dijabarkan lebih lanjut kedalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan focus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumberdaya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjutdari program. Rencana Kinerja Tahun 2015 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 dengan mengambil target tahun 2015 2.2.
Perjanjian Kinerja Sesuai ketentuan, Perjanjian Kinerja 2015 Badan Lingkungan Hidup 2015 yang disusun berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2015, dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) 2015.
Perjanjian Kinerja meliputi 6 (enam) sasaran strategis
sebagai berikut: 1. Terkelolanya sampah di wilayah Boyolali mempunyai 4 (empat) idikator; 2. Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH mempunyai 5 (lima) indikator; 3. Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup mempunyai 12 (duabelas) indicator; 4. Meningkatnnya pengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan mempunyai 4 (empat) indicator; 5. Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidupmempunyai 1 (satu) indicator; 6. Meningkatnya kemampuan SDM aparatur pemerintah 1 (satu) indicator; Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari program. Berikut Perjanjian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam dokumen Perjanjian Perubahan Kinerja Badan Lingkungan Hidup Tahun 2015 sebagai berikut :
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
II - 7
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja(Perubahan) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Target No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
1.
Terkelolanya sampah di wilayah Boyolali
Jumlah paket sarpras pengelolaan persampahan
Setelah Perubahan 4 1 Paket
Jumlah paket bangunan TPS/ bak sampah 1 paket terpilah 4 jenis Jumlah paket Persampahan
Teknologi
Pengolahan 1 paket
Jumlah paket Bank sampah/ tempat pengelolaan 1 paket sampah anorganik yang bernilai ekonomis 2.
Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH
Jumlah paket lubang resapan biopori
1 paket (1.375 unit)
- Jumlah paket Taman
5 paket (5 lokasi)
- Jumlah paket monument dan Taman Kota
4 paket
- Jumlah paket taman air mancur
1 paket
- Jumlah paket data manajemen Pemdadalam
1 paket
PLH 3.
Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
- Jumlah kecamatan yang mempunyai pemahaman dan kesamaan persepsi dalam melaksanakan budaya bersih
2 Kec
- Persentase kriteria penilaian adipura
100%
Persentase kasus pelanggaran lingkungan hidup yang tertangani
100%
Jumlah pelaku usaha yang taat terhadap peraturan bidang Lingkungan Hidup
10 pelaku usaha
Jumlah pengusaha yang memiliki pemahaman masyarakat dan pengusaha dalam pengelolaan limbah B3
20 usaha/ keg
Jumlah pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
30 dok/ pengusaha
Jumlah sekolah yang menerapkan Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
50 sekolah
II - 8
1
2
3
- Jumlah sampel data hasil uji kualitas udara emisi tidak bergerak dan udara ambien ( 9 lokasi )
4 25 sampel 22 sampel
- Jumlah sampel data kualitas air sungai dan waduk (3 sungai 2 waduk )
- Baku mutu lingkungan
100 %
BOD,COD, TSS, SO2, NO2, CO memenuhi baku mutu Jumlah penambahan IPAL Biogas
10 unit
- Jumlah pelaku usaha dan /kegiatan yang
30 pelaku usaha dan/kegiatan
sadar terhadap pengelolaan LH
- Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan adm. dan teknis pencegahan pencemaran air (dari yang dibina)
100 %
- Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan adm. dan teknis pengendalian pencemaran udara (dari yang dibina) 4.
Peningkatanpengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan
100 %
Jumlah penambahan sumur resapan
40 unit
Jumlah orang yang mengikuti informasi kerusakan tanah untuk produksi biomassa
30 orang.
Jumlah penambahan luasan RTH
2 ha.
Terwujudnya Master Plan Kebun Raya
1 paket
5.
Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Jumlah paket database lingkungan yang akurat (SLHD)
1 paket
6.
Meningkatnya kemampuan SDM Aparatur Pemerintah
Jumlah aparatur pemerintah yang memiliki keahlian di bidang tugasnya
3 orang
Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 13.027.579.000,00 yang selengkapnya sebagaimana terdapat dalam dokumen Perjanjian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Perubahan (terlampir).
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
II - 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali adalah perwujudan kewajiban Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
3.1.
Capaian Kinerja Organisasi Sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015, Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali telah melaksanakan berbagai
kegiatan strategis. Seluruh kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Rencana Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 6 (enam) sasaran utama. Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/ kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya (tahun 2014). Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (tahun 2015). Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Badan Lingkungan Hidup dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan/ Perjanjian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2015. a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan. b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target pada Dokumen Perjanjian Kinerja. Pada tahun anggaran 2015, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali telah melaksanakan berbagai program/ kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian capaian kinerja menggunakan 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut : a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik b. 76% sampai 100% = Baik c. 56% sampai 75 % =
Cukup
d. Kurang dari 55 % =
Kurang
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 10
Capaian kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran kinerja Tahun 2015 disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah (kalau ada dengan standar nasional). Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis
program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target kinerja Berikut ini penjelasan pencapaian target kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2015 per sasaran : 1.
Sasaran 1 : Terkelolanya sampah di wilayah Boyolali Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut : Tabel 3 – 1 Pencapaian target kinerja sasaran 1 Target Target Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Renstra RPJMD Tahun Tahun Tahun Tahun s.d 2015 2015 2011 2012 2013 2014
Target Tahun 2015
Realisasi Capaian Tahun (%) 2015
Indikator kinerja (Outcome)
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1. Bertambahnya sarpras pengelolaan persampahan
Paket
1
-
1
2
1
1
1
1
100
B
13 Bid. III
2. Bertambahnya TPS/ Bak sampah
Paket
-
-
-
1
1
1
1
100
B
Bid. III
3. Bertambahnya jumlah alat teknologi/ mesin untuk pengelolaan sampah
Paket
1
-
1
1
1
1
1
1
100
B
Bid. III
4. Bertambahnya bank Sampah
unit
-
-
-
1
2
2
2
100
B
Bid. III
100
B
Rata-rata
Kate- Penanggung gori jawab
Capaian kinerja meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik). Capaian kinerja ini dilaksanakan dengan 1 (satu) program yaitu Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan 4 (empat) kegiatan. Hal ini berarti keempat indikator capaiannya 100 % Berikut analisis capaian kinerja sasaran 1 (satu) per indikator 1. kinerja bertambahnya prasarana dan sarana pengelolaan persampahan dengan target sebanyak 1 (satu) paket terdiri 2 (dua) jenis yaitu berupa bahan percontohan (1 paket yang terdiri dari : tempat sampah terpilah 4 jenis sampah bertiang dan tanpa tiang masing-masing 100 set dan gerobak sampah (1 paket/ 20 unit). Kedua target tersebut dapat tercapai 1 (satu) paket dengan realisasi capaian 100%
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 11
a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya kerja sama dan koordinasi, baik dengan pihak penyedia barang maupun dengan pihak penerima barang hibah sehingga terwujud adanya kesinergian antara kebutuhan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan dengan tersedianya barang tersebut. Hambatan/ kendala yang dihadapi dalam pencapaian target antara lain : -
Masih terbatasnya sarana prasarana pengelolaan yang dimiliki masyarakat dan masih banyak masyarakat yang belum mampu mengelola sampah dengan baik, dimana proses pemilahan dan
pengelolaan sampah belum berjalan secara optimal Sedangkan solusi yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut adalah : -
a.
Diadakan pelatihan/ pembinaan/ sosialisasi tentang pengelolaan sampah mandiri, baik di perumahan, sekolah, perkantoran dan pasar Diadakan seleksi terhadap proposal permohonan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan yang masuk sehingga benar-benar tepat sasaran
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 2,05 % dari anggaran sebesar Rp. 167.552.000,00 digunakan sebesar Rp. 164.120.500,00
b.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan. Namun bukan sekedar capaian kinerja penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan saja. Yang lebih penting adalah pola perilaku masyarakat termasuk juga aparatur sebagai kunci utama dalam pengelolaan sampah, termasuk di dalamnya sosialisasi pengelolaan persampahan terhadap anak didik di sekolah-sekolah sebagai pembiasaan yang baik serta evaluasi terhadap pemanfaatan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan yang telah didistribusikan. Dengan terlaksananya pengadaan ini diharapkan pengelolaan sampah di sumbernya dapat terkelola dengan baik sehingga beban sampah di TPA dapat dikurangi
2. Bertambahnya TPSTerpadu/ Bak Sampah dengan target sebanyak 1 (satu) paket yang terdiri 4 (empat) unit TPSTerpadu di 4 (empat) sekolah Adiwiyata yaitu SMAN 1 Simo, SMPN 1 Simo, SMPN 1 Klego dan SMPN 1 Nogosari. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 12
Target tersebut dapat tercapai 1 (satu) paket dengan realisasi 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya perencanaan pekerjaan dari mulai survey, penentuan lokasi, kerja sama dan koordinasi, baik dengan pihak penyedia barang maupun dengan pihak lokasi TPST ditempatkan sehingga terwujud adanya kesinergian antara kebutuhan dan permintaan untuk mendukung program sekolah adiwiyata Hambatan/ kendala yang dihadapi dalam pencapaian target antara lain : -
Kepedulian warga sekolah terhadap pemanfaatan TPST belum menggembirakan
Sedangkan solusi yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut adalah : -
Diadakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah mandiri melalui sarana TPST kepada warga sekolah untuk meningkatkan pengertian dan kepedulian terhadap pemanfaatan TPST .
b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 2,22 % dari anggaran sebesar Rp. 112.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 109.511.500,00
c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan operasi dan pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan, kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkurangnya sampah yang berserakan disekitar TPST karena sampah dapat masuk semua ke TPST, selain itu perlu adanya evaluasi terhadap kebutuhan TPST, mengingat volume sampah yang semakin bersar serta efektifitas TPST yang telah ada dengan berkoordinasi instansi terkait Dengan terwujudnya pembangunan TPST yang sesuai dengan kriteria Adiwiyata maka akan dapat meningkatkan nilai Adiwiyata khususnya pengolahan sampah mandiri. Dengan terlaksananya pengadaan ini diharapkan pengelolaan sampah di sumbernya dapat terkelola dengan baik sehingga beban sampah di TPA dapat dikurangi Volume yang dibangun tahun 2015 lebih banyak dari tahun sebelumnya (2014), hal ini karena ketersediaan anggaran yang mencukupi dan untuk mendukung pengajuan sekolah adiwiyata, meskipun masih jauh dari harapan apabila dibanding dengan sekolah adiwiyata.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 13
3. Bertambahnya teknologi pengolahan sampah dengan target sebanyak 1 (satu) paket yang terdiri dari mesin pencacah sampah sebanyak 4 unit dan komposter plastik sebanyak 33 unit beserta perlengkapannya yang terdiri dari sekop kecil, ayakan dan probiotik. Target tersebut dapat tercapai 1 (satu) paket dengan realisasi 100%. a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya kerja sama dan koordinasi, baik dengan pihak penyedia barang maupun dengan pihak penerima barang hibah sehingga terwujud adanya kesinergian antara kebutuhan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan dengan tersedianya barang tersebut Kendala yang dihadapi di lapangan antara lain: -
Masih banyak masyarakat yang belum mampu dan mengerti cara mengelola sampah yang baik terutama sampah organik
Untuk mengatasi kendala tersebut dilakukan upaya : b.
diadakan sosialisasi tentang proses composting / membuat kompos dari bahan sampah organic
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 5,2 % dari anggaran sebesar Rp. 98.728.000,00 digunakan sebesar Rp. 93.597.200,00
c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan. kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun juga perlu diadakan pelatihan – pelatihan pengelolaan sampah dengan teknologi tersebut, sehingga teknologi yang ada bisa benar-benar dimanfaatkan untuk mengolah sampah. Selain itu juga harus dipilih teknologi yang mudah untuk dioperasionalkan dan pemeliharaannya, serta evaluasi terhadap teknologi pengolahan sampah yang telah didistribusikan, bagaimana kondisinya, difungsikan atau tidak, dll. Dengan terlaksananya pengadaan ini diharapkan sampah organik tidak terbuang percuma tetapi dapat lebih bernilai ekonomis, dimana sampah organik dapat diolah untuk dijadikan pupuk kompos
4. Bertambahnya Bank Sampah untuk pemilahan dan penyimpanan sampah anorganik yang bernilai ekonomis dengan target sebanyak 2 (dua) unit berupa pembuatan 2 (dua) unit bangunan Bank Sampah beserta perlengkapan yang berlokasi di Desa Karanggeneng dan Desa Mudal Kecamatan Boyolali. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 14
Target tersebut dapat tercapai 1 (satu) paket dengan realisasi 100% a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya perencanaan pekerjaan dari mulai survey, penentuan lokasi, kerja sama dan koordinasi, baik dengan pihak penyedia barang maupun dengan pihak lokasi bangunan Bank Sampah ditempatkan sehingga terwujud adanya kesinergian antara kebutuhan dan permintaan untuk mendukung program Adipura
b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,83 % dari anggaran sebesar Rp. 134.400.000,00 digunakan sebesar Rp. 133.286.000,00.
c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan peranserta masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Agar bank sampah ini bisa berfungsi sesuai yang diharapkan perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi akan arti penting fungsi dan manfaat bank sampah tersebut serta memberikan kemudahan masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya sehingga masyarakat merasa “memiliki” dan mendapat keuntungan dari adanya kegiatan bank sampah tersebut.
Sebagai salah satu upaya mendukung program Adipura dan adiwiyata, secara tidak langsung telah ikut berperan serta terhadap keberhasilan Kabupaten Boyolali meraih penghargaan thropy Adipura ke sepuluh kali berturut-turut tahun 2014/2015 dan penghargaan sekolah adiwiyata 2015 serta lomba lingkungan kalurahan bersih hijau tahun 2015. B. Sasaran 2 : Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut : Tabel 3 – 2 Pencapaian kinerja sasaran 2 Indikator kinerja (Outcome)
1
Satuan
Target Renstra 2015
Target Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target RPJMD Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Realisasi Tahun 2015
Capaian (%)
Katagori
Penanggu ng jawab
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1. Terwujudnya biopori
Paket
5
-
1
2
1
1
1
1
100
B
Bid. I
2. Terwujudnya taman
%
100
100 (5 lokasi)
100 (5 lokasi)
100
B
Bid. I
1
4 paket
4 paket
100
B
Bid. I
3. Terwujudnya monument dan taman
Paket
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
-
-
-
1
1
III - 15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
paket
-
-
-
-
-
-
1
1
100
B
Bid. II
5. Tersedianya data manjemen Pemda dalam Pengelolaan LH
Set
5
-
4
4
4
4
4
4
100
B
Bid. II
6. Bertambahnya luasan tutupan vegetasi
ha
2
-
2
2
2
2
0
0
0
-
Bid. II
100
B
4. Terujudnya air mancur
Rata-rata
Capaian kinerja meliputi 5 (lima) indikator kinerja pokok dengan capaian kinerja semua 100%. Secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik); Capaian sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program yaitu Pengelolaan RTH dengan 5 (lima ) kegiatan. 1. terwujudnya lubang resapan biopori dengan target dan 1375 lubang resapan biopori dapat tercapai 1375 lubang resapan biopori yang tersebar di 27 sekolah yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan yaitu Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Simo, Sambi, Klego dan Nogosari, dengan capaian kinerja 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu : -
Pembentukan Tim pelaksana Kegiatan Penataan RTH sehingga jelas pembagian tugas masing-masing anggota tim
-
Dilakukan survey lokasi untuk penempatan lubang resapan biopori, sehingga penempatan lokasi sesuai dengan kriteria yang disyaratkan serta koordinasi dengan pihak calon lokasi
-
Monitoring, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembuatan lubang resapan biopori sehingga hasilnya sesuai dengan yang direncanakan baik waktu, mutu dan sasarannya
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan antara lain: -
Bangunan biopori kurang terawat dengan baik oleh pihak penerima
-
Kondisi tanah pada lokasi yang menyulitkan untuk pengeboran lubang biopori
-
Penempatan lokasi biopori yang sebagian masih mengganggu aktifitas di sekolahan
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut adalah : Sosialisasi tentang fungsi dan manfaat lubang resapan biopori kepada pihak penerima disertai leaflet sederhana, pemasangan papan informasi di lokasi serta komitmen pihak penerima untuk merawat keberadaan lubang biopori agar berfungsi secara optimal.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 16
b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 2,83 % dari anggaran sebesar Rp. 123.200.000,00 digunakan sebesar Rp. 119.717.200,00
c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Penataan RTH. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk lebih meningkatkan manfaat kegiatan ini kedepan perlu dipilih lokasi yang memang benar-benar sesuai dengan kriteria, sosialisasi terlebih dahulu kepada calon lokasi penerima, pernyataan kesanggupan untuk memelihara, merawat dan memfungsikan biopori ini, serta monitoring dan evaluasi terhadap biopori yang telah dibuat untuk mengetahui kondisi terkini bangunan tersebut sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan yang diperlukan
2. terwujudnya paket taman, pot tanaman dengan target 100% (lima paket)dapat tercapai 100 % yang terdiri dari pemeliharaan/penyempurnaan taman rumah dinas, penyempurnaan taman kompleks kantor terpadu, pot tanaman (kombinasi pot dan tempat sampah) kompleks kantor terpadu, pot tanaman untuk kantor/SKPD dan pemeliharaan beberapa taman serta beberapa DED, dengan capaian kinerja 100% a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini dikarenakan beberapa faktor antara lain : -
Pembentukan Tim pelaksana Kegiatan Pemeliharaan RTH sehingga jelas pembagian tugas masing-masing anggota tim
-
Survey jenis tanaman untuk pembangunan taman serta survey lokasi pembuatannya
-
Koordinasi dengan instansi terkait desain dan lokasi pembuatan taman
-
Monitoring dan pengawasan pembuatan taman sehingga target sesuai yang direncanakan
Kendala yang dihadapi antara lain: -
Keterlambataan pembangunan taman dari rencana semula yang disebabkan kurangnya koordinasi dengan instansi terkait serta kepastian lokasi pembuatannya, serta ada sub kegiatan yang semula direncanakan namun telah dikerjakan oleh instansi yang terkait, sehingga terjadi dobel kegiatan yang sama dengan 2 (dua) instansi
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 17
-
Banyak terjadi kerusakan pada pot kombinasi tempat sampah di lingkungan kompleks perkantoran terpadu akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab, serta perencanaan yang kurang matang, baik aspek teknis (model pot) maupun aspek penempatan di sepanjang jalan lingkungan kompleks kantor terpadu.
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan -
meningkatkan koordinasi yang lebih instensif dengan instansi terkait dalam rangka pembangunan taman serta ke depannya tidak terjadi dobel kegiatan yang sama oleh instansi yang berbeda
-
melakukan
langkah
antisipasif
agar
kerusakan
tidak
semakin
bertambah banyak., serta sebagai pelajaran untuk perencanaan ke depan agar menjadi lebih baik.dan tidak terulang lagi. a. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 5,3 % dari anggaran sebesar Rp. 756.940.000,00 digunakan sebesar Rp. 716.213.250,00 b. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pemeliharaan RTH. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang cukup baik, namun kurang matangnya perencanaan kegiatan berakibat terjadinya kerusakan pada pot kombinasi tempat sampah karena perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab . 3. terwujudnya paket taman dan monumen dengan target 4 (empat) paket taman dan monument dapat tercapai 4 (empat) paket taman dan monument yaitu Taman Pandan Alas, Monumen Arjuna Wijaya, Monumen Sudirman dan Monumen Ahmad Yani dengan dengan capaian kinerja 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan -
Pembentukan Tim pelaksana Kegiatan Pengembangan Taman Rekreasi sehingga jelas pembagian tugas masing-masing anggota tim
-
Koordinasi instansi terkait desain dan lokasi pembuatan taman dan monumen.
-
Monitoring dan pengawasan pembuatan taman dan monumen sehingga target sesuai yang direncanakan
Adapun kendala/ hambatan yang dihadapi, terutama dalam pembangunan Monumen Arjuna Wijaya adalah bahwa pembangunan monumen tersebut harus menunggu kegiatan lain yang berlokasi ditempat yang sama selesai terlebih dahulu sehingga mengalami keterlambatan
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 18
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan meningkatkan koordinasi yang lebih instensif dengan instansi terkait sehingga ke depan tidak terjadi lagu hal tersebut. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar
4,5
%
dari anggaran
Rp.
9.364.988.000,00 digunakan sebesar Rp. 8.943.269.850,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Taman Rekreasi. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Kegiatan ini tidak selesai begitu saja setelah selesainya pekerjaan fisik taman , namun yang sangat penting adalah pemeliharaan terhadap keberadaan taman ini dari gangguan baik alami (misal adanya gulma, tanaman/rumput liar) maupun pengawasan dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab, lebih lebih pada musim kemarau penyiraman perlu dilakukan secara rutin. Dengan adanya taman pandan alas dan monument ini bisa menjadi ikon baru di kabupaten Boyolali, adanya Taman Pandan Alas yang mulai ramai dikunjungi terutama dari kalangan anak sekolah serta monument Arjuna Wijaya menjadi trade mark kota Boyolali. 4. Taman air mancur Dengan target 1 (satu) paket, dapat teralisasi 1 (satu) paket engan capain kinerja 100% c.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini dikarenakan beberapa faktor antara lain : -
Pembentukan Tim pelaksana Kegiatan sehingga jelas adanya pembagian tugas masing-masing anggota tim
-
Survey jenis tanaman untuk pembangunan taman serta survey lokasi pembuatannya
-
Koordinasi dengan instansi terkait desain dan lokasi pembuatan taman
-
Monitoring dan pengawasan pembuatan taman sehingga target sesuai yang direncanakan
Kendala yang dihadapi antara lain: -
Keterlambataan pembangunan taman dari rencana semula yang disebabkan kurangnya koordinasi dengan instansi terkait serta kepastian lokasi pembuatannya, serta harus menunggu kegiatan lain di lokasi yang sama selesai terlebih dahulu.
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 19
-
meningkatkan koordinasi yang lebih instensif dengan instansi terkait dalam rangka pembangunan taman serta mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak melebihi waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
a. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 35,08 % dari anggaran sebesar Rp. 325.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 211.320.250,00, serapan anggaran memang terhitung kurang maksimal, hal ini karena adanya satu sub kegiatan pembuatan DED yang tidak jadi dilaksanakan serta nilai kontrak yang selisih cukup besar dengan anggaran yang ada. b. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan Peranserta masyarakat dalam Pengelolaan RTH. Program/ kegiatan meskipun secara umum telah tercapai, namun menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang kurang baik, hal ini karena kurang matangnya perencanaan kegiatan sehingga ada sub kegiatan yang tidak dilaksanakan, hal ini sebagai pembelajaran agar ke depan lebih matang dalam perencanaan sehingga pelaksanaan tidak berubah-ubah ditengah jalan yang membuat hasil kurang optimal. 5. data pendukung Menuju Indonesia Hijau sebagai acuan Pemda dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan target 4 (empat) set dapat tercapai 4 (empat) set, capaian kinerja 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ini karena adanya koordinasi lintas SKPD guna penyusunan Profil Penganekaragaman Hayati berjalan lancar, masing – masing SKPD terkait mendukung proses penyusunan dengan menyediakan data dan informasi sesuai tupoksi masing – masing Adapun hambatan yang dihadapi yaitu : - Keterbatasan data Tidak semua data tersaji dalam versi terbaru, update data belum tentu dilaksanakan tiap tahun sehingga beberapa informasi terkini tidak dapat tergambar dalam Profil Penganekaragaman Hayati. - Keragaman pemahaman Dalam pelaksanaan inventarisasi kearifan lokal terkendala oleh tingkat pemahaman petugas desa/ kecamatan terhadap pengertian kearifan lokal sehingga daftar isian inventarisasi yang disampaikan belum dapat diisi sesuai harapan
Untuk mengatasi hambatan tersebut dilakukan langkah-langkah : LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 20
- Dalam pelaksanaan inventarisasi kearifan lokal perlu dilaksanakan secara langsung meskipun hal ini banyak memerlukan waktu, biaya, dan tenaga b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 11,02 % dari anggaran sebesar Rp. 16.327.500,00 digunakan sebesar Rp. 14.528.000,00
c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Program Menuju Indonesia Hijau (MIH). Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, hal ini dapat diketahui dengan tercapainya indikator-indikator yang telah direncanakan yaitu terpantaunya kondisi tutupan vegetasi, buku data program MIH, dan data kearifan lokal. Untuk lebih meningkatkan kualitas data perlu koordinasi yang lebih intensif dengan dinas terkait sehingga data yang diperoleh adalah data yang update dan valid, selain itu perlu dilaksanakan observasi langsung ke lokasi kalau memang benarbenar diperlukan Dengan
adanya
capaian
kelima
indikator
tersebut
berdampak,
diantaranya terhadap luasan bidang resapan meningkat hampir 40 kali lipat sehingga volume air yang dapat diresapkan oleh konstruksi biopori secara otomatis juga bertambah 136.350 Meter kubik air hujan per tahun teresapkan sehingga mengurangi genangan air. Disamping itu munculnya ikon baru di kota boyolali dengan adanya monument arjuna wijaya yang cukup fmonumental berserta taman air mancur disekelilingnya dan taman pandan alas yang menjadi destinasi/ tempat kunjungan baru terutama bagi anak sekolah untuk berekreasi dan belajar. C. Sasaran 3 : Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan
hidup Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut: Tabel 3 – 3 Pencapaian kinerja sasaran 3 Indikator kinerja (Outcome)
1 1. Cakupan terhadap pemahaman dan kesamaan persepsi dalam melaksanakan budaya bersih
Satuan
Target Renstra 2015
2
3
4
5
6
Kec.
1
-
1.
1
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
Target Realisasi Realisasi RPJMD Tahun Tahun 2015 2011 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Target Tahun 2015
7
8
9
1.
1
2
Realisasi Capaian Penanggu Tahun Katagori ng jawab (%) 2015
10 2
11
12
13
100
B
Bid. III
III - 21
1
2
3
4
5
6
2. Bertambahnya sarana operasional pembinaan dan pengawasan
Unit
-
-
-
1
3. Persentase kasus pelanggaran lingkungan hidup yang tertangani
%
100
100
100
4. Cakupan terhadap pemahaman masyarakat dan pengusaha dalam pengelolaan limbah B3
Kec/ usha/ keg
7
-
5. Peningkatan jumlah pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
Plku ush/ dok
12
sekolah
7. Terpenuhinya baku sampel mutu air limbah dan air sungai sesuai dengan baku mutu air /Tersedianya hasil uji kualitas air sungai 8. Prosentase jumlah % usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan adm. dan teknis pencegahan pencemaran air
6. Cakupan jumlah sekolah yang menerapkan Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
9. Baku mutu lingkungan Air sngai BOD COD TSS
8
9
10
11
12
-
-
13
-
-
-
-
100
100 (5 kasus)
100 (20 kasus)
100
100 (18 kasus)
100
B
Bid. III
5
11
5
5 (15 ush/ke g)
5 .( 15 ush/keg)
5 (15 ush/ke g)
100
B
Bid. II
12
22
31
67
83
30
102
340
SB
Bid. I
7
-
7
11
31
52
50
62
124
SB
Bid. III
18
-
9
18
20 (3 sungai, 1waduk
22 (3 sungai 2 waduk
22
22 (3 sungai 2 waduk
100
B
Bid. II
100
80
100
100
100
100
100
B
Bid. II
47
78 56
100
68
68
C
100% <3 < 25 < 50
36
36
100 %
100
100 %
100 %
B
Bid. II
Bid. II %
Kualitas Udara ambien SO2 NO2 CO
%
10. Tersedianya hasil uji kualitas udara
sampel
11. Meningkatnya jumlah peternak sapi dan industri tahu yang memiliki IPAL
7
< 632 < 316 < 15.000
unit
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
12
12
16
13
13
26
25
25
100
B
Bid. II
13
10
10
100
B
Bid. II
III - 22
1
2
3
4
5
6
7
8
12. Bertambahnya pelaku usaha dan /kegiatan yang sadar terhadap pengelolaan LH
Plku usaha
1
-
20
20
30
30
30
13. Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan adm. dan teknis pengendalian pencemaran udara
%
60
60
100
100
100
Rata-rata
9
10
11
12
13
30
100
B
Bid. II
100
100
B
Bid. II
119
SB
Capaian kinerja meliputi 12 (duabelas) indikator kinerja dengan capaian kinerja 9 (sembilan) indikator dengan capaian kinerja 76-100%, 2 (dua) indikator capaian kinerja di atas 100 % serta 1 (satu) indikator yang capaian kinerjanya dibawah 75 %. Secara keseluruhan (rata-rata) 117 % (kategori sangat baik); Realisasi sasaran ini dapat dicapai melalui 2 (dua) program yaitu Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan 5 (lima) kegiatan dan Peningkatan Pengendalian Polusi dengan 4 (empat) kegiatan 1. kinerja cakupan jumlah kecamatan terhadap pemahaman dan kesamaan persepsi dalam melaksanakan budaya bersih dengan target 2 (dua) kec dapat teralisasi 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Boyolali dan Mojosongo, dengan capaian kinerja 100 % a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : -
Adanya komitmen dan kesungguhan terhadap upaya membangun sistem ketatakelolaan pemerintahan yang baik (Good governance), termasuk dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan teduh di lingkungan perkotaan
-
Peran serta aktif dari : Pemerintah Keterlibatan pemerintah adalah mutlak sebagai fasilitator, motivator dan pembina, karena Program Adipura merupakan program pemerintah dan tidak secara langsung berkaitan dengan upaya peningkatan ekonomi masyarakat Masyarakat Beberapa obyek pantau sarat dengan aktivitas masyarakat sehingga keterlibatannya dalam pengelolaan lingkungan sangat signifikan, antara pasar, perumahan, pertokoan, sungai, TPS, rumah sakit, sekolahan, dan lain – lain
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 23
Dunia usaha Bentuk keterlibatan dunia usaha relatif lebih sederhana yaitu ikut gerakan kebersihan dan dalam pendanaan untuk kegiatan kebersihan dan keteduhan dan juga ikut berperan membenahi obyek pantau Adipura, selain itu melalui program CRS di bidang lingkungan hidup diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan
lingkungan
seperti
memberikan
sarana
dan
prasarana persampahan. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target ini antara lain : -
Penambahan/ peningkatan criteria penilaian adipura yang semakin kompleks
-
Kejenuhan stakeholder terhadap program adipura sehingga kurang antusias untuk mendukungnya
Solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut dengan : -
Melakukan dan meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait untuk berupaya memenuhi kriteria penilaian adipura yang semakin kompleks tersebut sehingga mencapai hasil seperti yang diharapkan.
-
Menggerakkan/mendorong
pelibatan
semua
instansi
untuk
mensukseskan program adipura dan gerakan jumat bersih; -
Mendorong/memotivasi masyarakat untuk turutserta menanam dan berbudaya hidup bersih;
-
Mendorong/memotivasi dunia usaha untuk mengadakan pendanaan dalam rangka mendukung program adipura (melalui program CSR bidang lingkungan hidup)
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 11,79 % dari anggaran sebesar Rp. 62.555.100,00 digunakan sebesar Rp. 55.177.100,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, Hal ini dapat dilihat dengan teraihnya penghargaan Adipura tahun 2014-2015 (atau yang kesepuluh kali berturut-turut. Namun demikian masih perlu upaya untuk mempertahankan yang sudah baik dan meningkatkan yang masih kurang dengan lebih menitikberatkan pada komitmen semua pihak terhadap pola hidup bersih, sehat dan hijau, karena dengan komitmen yang tinggi akan memudahkan langkah selanjutnya, selain itu perbaikan fasilitas pendukung adipura, konsultasi LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 24
dengan pembina adipura tingkat provinsi sangat diperlukan, koordinasi instansi terkait terutama dalam pengelolaan pasar, terminal, dan TPA yang mempunyai pengaruh significant terhadap penilaian Adipura, juga peningkatan kemampuan SDM dalam olah data, mengingat kemajuan teknologi saat ini yang memerlukan kemampuan dalam bidang IT untuk mendukung olah data adipura. Penghargaan Adipura bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan kota “bersih dan teduh” (clean and green city) dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance (transparansi, partisipasi dan akuntabilitas) Penghargaan ini tidak lepas dari komitmen dan kesungguhan terhadap upaya membangun sistem ketatakelolaan pemerintahan yang baik (Good governance), termasuk dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan teduh di lingkungan perkotaan serta peran serta aktif dari pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Untuk mencapainya perlu komitmen dari semua pihak yang terlibat (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) 2. Prosentase kasus pelanggaran lingkungan hidup yang tertangani dengan target 100% dapat tercapai 100% dengan capaian kinerja 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain: - Dengan melibatkan personil dari bidang lain dengan membuat tim verifikasi kasus dan pengawasan penaatan lingkungan untuk mensiasati keterbatasan sumber daya manusia yang kurang memadai. - Melibatkan personil SKPD lain di luar BLH sesuai bidang/ kasus yang ditangani/ditindaklanjuti seperti Dinas Peternakan dan Perikanan, BPM2PT, DPU ESDM, Satpol PP - Koordinasi dengan pihak pemerintah desa dan kecamatan serta pihakpihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi Sedangkan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target ini adalah: - Kurangnya sumber daya manusia dalam menangani kegiatan ini serta kurangnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan pengawasan terhadap penaatan bidang lingkungan hidup Untuk mengatasi hambatan tersebut dilakukan dengan cara : - Mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada karena untuk menambah personil bukan hal yang mudah dilakukan dan mengusulkan ke instansi terkait
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 25
- Dengan keterbatasan Sumber Daya manusia, baik jumlah maupun kemampuan personil maka harus digunakan seefisien mungkin namun efektif sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi - Terbatasnya sarana mobilitas yang ada, sering digunakan kendaraan pribadi untuk kelancaran pelaksanaan tugas lapangan. - Menggunakan
anggaran
untuk
aktivitas
yang
benar-benar
berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 6,8 % dari anggaran sebesar Rp. 33.435.000,00 digunakan sebesar Rp. 31.160.900,00 c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Target teridentifikasinya dan tertindaklanjutinya kasus lingkungan dengan target 100 % kasus dapat tercapai 100 % dengan jumlah kasus tahun 2015 sebanyak 18 kasus, menurun dibanding tahun 2014 sebanyak 20 kasus Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Lingkungan Hidup. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, namun dengan banyaknya aduan yang ditangani menimbulkan adanya pertanyaan baru, masyarakat yang semakin sadar dengan pentingnya lingkungan hidup sehingga menjadi sangat peka dan sensitive, atau pengelolaan lingkungan yang buruk dari usaha dan/atau kegiatan. Disinilah peran BLH untuk mengantisipasinya. Perlu ditingkatkan koordinasi dengan dinas/instansi terkait untuk mendukung keberhasilan penanganan kasus, misalnya dengan BP2MPT selaku yang berwenang mengelola perizinan usaha, atau dengan Satpol PP selaku aparat penegak perda, selain itu meningkatkan pengawasan ketaatan usaha/kegiatan terhadap pengelolaan lingkungan sehingga bisa diktehaui sedini mungkin apabila terjadi pelanggaran dalam pengelolaan lingkungan. Adapun perkembangan jumlah kasus yang ditindaklanjuti dari tahun 2011 dapat dilihat pada grafik berikut :
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 26
Gambar 3 – 1 Perkembangan jumlah kasus yang ditindaklanjuti 3. Cakupan
terhadap
pemahaman
masyarakat
dan
pengusaha
dalam
pengelolaan limbah B3 dengan target 15 (lima belas) usaha dan atau kegiatan dapat terealisasi 15 (lima belas) usaha dan atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dengan capaian 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target indikator ini antara lain disebabkan oleh faktor: -
Pembentukan tim verifikasi pengajuan izin TPS B3 sehingga jelas adanya pendistribusian tugas masing-masing
-
Koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan ferivikasi terutama dengan pihak usaha/ dan atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3
-
Konsultasi dengan pihak terkait bila ditemukan permasalahan yang berkenaan dengan pengelolaan limbah B3
Kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target adalah :
Terbatasnya pengolah LB3 yang berijin dan tingginya beaya pengelolaan LB3
Kurangnya kesadaran pengelolaan LB3 kegiatan/usaha
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dengan :
Melakukan pembinaan, teguran bagi kegiatan/usaha yang tidak melakukan pengelolaan LB3.
Memfasilitasi antara usaha dan atau kegiatan penghasil LB3 dengan pihak pengelola LB3 sehingga dapat memudahkan pengelolaan LB3, baik dari segi biaya maupun teknis
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 27
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,69 % dari anggaran sebesar Rp. 18.070.000,00 digunakan sebesar Rp. 17.944.594,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengelolaan B3 dan Limbah B3. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dengan diterbitkannya Izin TPS B3 untuk 15 usaha dan atau kegiatan. Namun ke depan perlu dilakukan upaya untul lebih meningkatkan kinerja, antara lain dengan menyusun data base/ inventarisasi usaha/kegitan penghasil limbah B3, sosialisasi pengelolaan limbah B3 kepada usaha/keg yang menghasilkan limbah B3, melakukan verifikasi tepat waktu terhadap pengajuan
perizinan
TPS
LB3
sesuai
Standar
pelayanan,
serta
memfasilitasi antara usaha/kegiatan dengan pihak pengelola LB3 yang sah untuk memudahkan pengelolaan LB3 sehingga usaha/kegiatan tidak mengalami hambatan dalam pengelolaan LB3 yang dihasilkan. 4. Peningkatan jumlah lingkungan(UKL/UPL)
pelaku
usaha
yang
mempunyai
dokumen
denga target 30 dokumen dapat teralisasi 102 dokumen dengan capaian kinerja 340 % a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kesadaran pemrakarsa usaha untuk menyusun dokumen lingkungan (UKL/ UPL) dan dokumen lingkungan merupakan salah satu persyaratan pengajuan ijin usaha sehingga pemrakarsa usaha harus memenuhinya serta koordinasi dengan dinas terkait dalam pembahasan penyusunan dokumen lingkungan. Sehingga dokumen lingkungan dapat merangkum semua aspek yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan hidup Adapun kendala dan hambatan yang ditemui antara lain : -
Sumber daya manusia yang dimiliki pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan di bidang lingkungan hidup relatif masih kurang, sehingga masih kesulitan untuk menyusun dokumen lingkungan sendiri
Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan dengan : -
Pembinaan teknis dalam penyusunan dan penerapan dokumen UKL/ UPL
-
Meningkatkan kualitas SDM pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan di bidang lingkungan hidup melalui sosialisasi/ pelatihan
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 28
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 3,19 % dari anggaran sebesar Rp. 30.954.000,00 digunakan sebesar Rp. 29.966.650,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Koordinasi Penyusunan Amdal. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, namun hal ini tidak berhenti pada dokumen saja, melainkan penerapan dokumen tersebut melalui tindakan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang, apabila tidak ada itikad baik untuk melakukan perbaikan solusi penegakan hokum berupa sanksi baik sanksi administrasi, pencabutan surat izin usaha maupun penutupan usaha akan diterapkan Selain itu melakukan koordinasi dengan instansi yang mengelola perizinan usaha untuk inventarisasi data usaha/kegiatan sehingga ada sinkronisasi data yang baik sebagai dasar untuk melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan pengelolaan lingkungan yang dilakukan. Berikut ini grafik perkembangan jumlah rekomendasi dokumen lingkungan (UKL/UPL) yang diterbitkan mulai tahun 2011.
Gambar 3 – 2 Perkembangan rekomendasi Dokumen UKL/ UPL 5. Cakupan jumlah sekolah yang menerapkan Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) dengan target 50 sekolah dapat terealisasi 62 sekolah dengan capaian kinerja 124 % Arti adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju cita-cita pembangunan yang berkelanjutan.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 29
Adapun tujuan dari program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Adapun Prinsip dasar Program Adiwiyata adalah sebagai berikut :
Partisipasif , yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.
Berkelanjutan, yaitu seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif
a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ini disebabkan oleh faktorfaktor: - Adanya komitmen dan kesungguhan terhadap upaya membangun sistem ketatakelolaan pemerintahan yang baik (Good governance), termasuk dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan teduh di lingkungan sekolah - Koordinasi dengan instansi terkait pembinaan dan penilain program adiwiyata
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13,17 % dari anggaran sebesar Rp. 56.280.000,00 digunakan sebesar Rp. 48.866.050,00 c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dengan teraihnya penghargaan sekolah adiwiyata, baik tingkat nasional maupun provinsi, namun yang lebih penting adalah bagaimana mempertahankan budaya hidup bersih dan cinta lingkungan di sekolah maupun di desa, sehingga akan terwujud tata kelola pemerintah yang baik. Namun masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja antara lain dengan meningkatkan sosialisasi adiwiyata disekolahsekolah agar lebih peduli terhadap pengelolaan lingkungan, menambah fasilitas yang mendukung program adiwiyata di sekolah – sekolah, konsultasi dan koordinasi dengan instansi provinsi untuk pembinaan sekolah adiwiyata Adapun perkembangan dari sekolah yang menerapkan upaya PPLH dari tahun 2011 sebagaimana tabel berikut :
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 30
Gambar 3 – 3 Jumlah perkembangan sekolah yang menerapka PPLH 6.
Tersedianya hasil uji kualitas udara dengan target 25 sampel dapat terealisasi sebanyak 25 sampel dengan capaian kinerja 100% a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain disebabkan oleh : - Kondisi lalulintas yang tidak terlalu padat seperti yang terjadi di kota besar, sehingga kondisi udara belum terlalu mengkawatirkan namun ada kecenderungan hasil uji lebih tinggi dari tahun sebelumnya meskipun masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan - Adanya pembinaan dan monev ke usaha dan atau kegiatan yang berpotensi mencemari udara sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin terjadinya pencemaran udara. Hambatan yang ditemui dalam upaya pencapaian target antara lain: - Kurangnya kesadaran keg/usaha melaksanakan uji kualitas udara di internal perusahaan - Dalam pengambilan sampel emisi masih ditemukan cerobong yang tidak sesuai dengan ketentuan Solusi yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah : Melakukan pembinaan terhadap usaha dan/ kegiatan; Melakukan inventarisasi dan pendataan sumber pencemar
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 1,15 % dari anggaran sebesar Rp. 54.390.000,00 digunakan sebesar Rp. 53.766.250,00.
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 31
Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengujian emisi udara akibat aktifitas industri. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik hal ini dapat dilihat dari parameter pokok yang semua masih dibawah baku mutu. Namun perlu dilakukan upaya – upaya perbaikan antara lain dengan survey lokasi untuk menentukan titik lokasi pantau yang benar-benar sesuai ketentuan serta pengawasan pada saat pengambilan sampel sehingga tidak mempengaruhi hasil ujinya serta rekomendasi/ solusi dari penyedia jasa terkait hasil uji yang dilakukan, jadi tidak sekedar data kualitas udara saja, melainkan solusi yang perlu dilakukan apabila ada parameter yang di atas baku mutu. 7. Tersedianya hasil uji kualitas air sungai dan waduk dengan target 22 sampel dapat terealisasi sebanyak 22 sampel dengan capaian kinerja 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target ini karena adanya koordinasi dan kerja sama yang baik dengan penyedia jasa uji kualitas air (sungai dan waduk) yang telah direkomendasikan yaitu BBPTPI Semarang b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan
anggaran
untuk
aktivitas
yang
benar
-
benar
berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 2,87 % dari anggaran sebesar Rp. 54.231.00,00 digunakan sebesar Rp. 52.672.350,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengujian kadar polusi limbat padat dan limbah cair. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu dilakukan upaya – upaya perbaikan antara lain dengan survey lokasi untuk menentukan titik lokasi pantau yang benar-benar sesuai ketentuan serta pengawasan pada saat pengambilan sampel sehingga tidak mempengaruhi hasil ujinya serta rekomendasi/ solusi dari penyedia jasa terkait hasil uji yang dilakukan. Jadi tidak sekedar data kualitas air saja, melainkan solusi yang perlu dilakukan apabila ada parameter yang di atas baku mutu 8. Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan adm. dan teknis pencegahan pencemaran air tercapai 100 % dari target daerah 100 % a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini karena faktor sebagai berikut :
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 32
- Pembinaan yang dilakukan kepada usaha dan atau kegiatan yang berpotensi pencemaran air, sehingga usaha dan atau kegiatan tersebut mentaati baik secara administrasi maupun teknis untuk pengendalian pencemaran air. - Konsultasi dengan pihak terkait apabila ditemui kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian indikator ini adalah kurangnya tingkat pengetahuan kegiatan/ usaha tentang pengelolaan lingkungan hidup. Untuk
mengatasi
hambatan
tersebut
dilakukan
dengan
menyarankan agar setiap kegiatan/ usaha mempunyai devisi lingkungan sehingga diharapkan lebih fokus terhadap penanganan pengelolaan lingkungan b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Indikator ini menjadi satu kegiatan dengan indikator terkait yaitu jumlah pelaku usaha dan /kegiatan yang sadar terhadap pengelolaan lingkungan hidup. c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Sebagai salah satu jenis pelayanan minimal yang harus dilakukan pemerintah kabupaten, perlu benar-benar dilaksanakan sebaik mungkin, agar memenuhi standar yang telah ditentukan sebagai ukuran pemenuhan kewajiban pemerintah kabupaten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pembinaan, pengawasan, monev kepada usaha/ kegiatan yang berpotensi pencemaran air perlu lebih ditingkatkan baik intensitas kualitas, maupun jumlah usaha/ kegiatannya sebagai tindakan preventif pencemaran air. 9. Baku mutu air (sungai/ waduk) dengan target indikator parameter BOD, COD dan TSS dibawah baku mutu yang dipersyaratkan untuk air kelas II, dari hasil uji yang dilakukan dapat diketahui disimpulkan bahwa sebagian parameter masih melebihi baku mutu, dengan tingkat capaian kinerja 36 % -
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Banyak faktor yang mempengaruhi indikator ini, antara pemakaian pupuk kimia dalam pertanian yang belebihan dan pembuangan limbah rumah tangga tanpa diolah yang mengalir ke sungai-sungai pantau serta erosi lahan yang terjadi di daerah hulu sungai dan waduk
-
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 33
Indikator ini menjadi satu kegiatan dengan indikator terkait yaitu tersedianya hasil uji kualitas air sungai dan waduk -
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengujian Kadar Polusi limbah padat dan limbah cair. Program/ kegiatan secara umum telah belum dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik karena banyak factor yang mempengaruhinya, untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan capaian kinerja antara lain dengan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti dinas pertanian dan kecamatan untuk pengawasan pemakaian pupuk kimia dan pestisida, sosialisasi pengelolaan limbah domestik bagi industri kecil dan rumah tangga, upaya pencegahan erosi dibagian hulu dengan harapan bisa meningkatkan kualitas air sehingga dapat memenuhi dengan baku mutu yang telah ditentukan sesuai penggunaannya
10.
Baku mutu udara ambien dengan target indikator parameter CO, NO2 dan SOX dibawah baku mutu yang dipersyaratkan untuk pemukiman, lokasi padat lalu lintas dan industri,, dari hasil uji yang dilakukan dapat diketahui jika dihitung dapat disimpulkan bahwa semua parameter masih dibawah baku mutu, dengan tingkat capaian kinerja 100 % a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain disebabkan oleh : - Kondisi lalulintas yang tidak terlalu padat seperti yang terjadi di kota-kota besar, sehingga kondisi udara belum terlalu mengkawatirkan - Adanya pembinaan dan monev ke usaha dan atau kegiatan yang berpotensi mencemari udara sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin terjadinya pencemaran udara Hambatan yang ditemui dalam upaya pencapaian target antara lain: - Kurangnya kesadaran keg/usaha melaksanakan uji kualitas udara di internal perusahaan - Dalam pengambilan sampel emisi masih ditemukan cerobong yang tidak sesuai dengan ketentuan Solusi yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah :
Melakukan pembinaan terhadap usaha dan/ kegiatan;
Melakukan inventarisasi dan pendataan sumber pencemar
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 1,15 % dari anggaran sebesar Rp. 54.390.000,00 digunakan sebesar Rp. 53.766.250,00 LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 34
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengujian emisi udara akibat aktifitas industri. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik hal ini dapat dilihat dari parameter pokok yang semua masih dibawah baku mutu. Namun demikian perlu dilakukan upaaya-upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja dengan tetap melakukan pembinaan, monev dan pengawasan terhadap usaha dan atau kegiatn yang berpotensi pencemaran udara baik melalui pencermatan laporan maupun kunjungan langsung ke usaha/ kegiatan tersebut. Selain itu dengan penanaman pohon yang mempunyai ekologis tinggi untuk menyerap gas CO pada lokasi-lokasi rawan pencemaran udara serta berkoordinasi dengaan instansi terkait dengan pengujian emisi kendaraan bermotor yang laik atatu tidak perlu juga diperhatikan. 11. Meningkatnya jumlah peternak sapi dan industri tahu yang memiliki IPAL dengan target 10 unit dapat tercapai 10 unit iPAL Biogas terdiri Biogas Ternak sapi 8 unit dan biogas tahu 2 unit, dengan capaian kinerja 100% a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target indikator kinerja ini antara laian disebabkan oleh faktor-faktor : - Dalam menentukan lokasi pembangunan IPAL sebelumnya telah dilakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi calon lokasi apakah layak atau tidak untuk pembangunan IPAL Biogas, selain itu penentuan lokasi juga didasarkan pada asas prioritas antara lain untuk mendukung pengendalian pencemaran DAS atau Sub DAS, pemanfaatan bio gas bisa optimal serta faktor teknis lainnya - Pengawasan pembangunan IPAL, sehingga hasil sesuai dengan yang direncanakan - Koordinasi dengan instansi terkait dalam penyusunan perencanaan (DED) Hambatan/ kendala yang dihadapi untuk mencapai target tersebut antara lain: - Kurangnya kesadaran pengelolaan limbahnya.
peternak
dan
industri
tahu
dalam
- Adanya permasalahan di intern penerima / lokasi IPAL Biogas - Kurang optimalnya proses pembangunan ipal biogas sehingga terjadi kterlambatan pembangunan. - Kurang optimalnya dalam pemanfaatan gas dari IPAL biogas Untuk mengatasi hambatan/ kendala tersebut di atas solusi yang dilakukan adalah : Memberikan pengertian tentang manfaat limbah yang dihasilkan. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 35
Memindah lokasi penenpatan IPAL Biogas. Memberikan surat teguran kepada pihak penyedia jasa agar segera menyelesaikan pekerjaan; Memberikan pengertian tentang manfaat limbah yang dihasilkan b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan
anggaran
untuk
aktivitas
yang
benar-benar
berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,79 % dari anggaran sebesar Rp. 338.240.000,00 digunakan sebesar Rp. 335.560.882,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk lebih meningkatkan manfaat kegiatan ini kedepan perlu dipilih lokasi yang memang benar-benar sesuai dengan kriteria, sosialisasi terlebih dahulu kepada calon lokasi penerima, pernyataan kesanggupan untuk memelihara, merawat dan memfungsikan IPAL ini, serta monitoring dan evaluasi terhadap IPAL Biogas yang telah dibuat untuk mengetahui kondisi terkini bangunan tersebut sebagai diperlukan.
pedoman
untuk
mengambil
kebijakan
yang
Dengan adanya IPAL Biogas ini selain dapat menurunkan tingkat polusi akibat industri tahu dan ternak (terutama kadar BOD dan COD) yaitu untuk Biological Oxygen Deman (BOD) dari 3283 menjadi 337,9 ( turun kira-kira 75-90% dari 375 gr/hari, COD dari 6486 menjadi 759,8 (turun kira kira 88 %) dan TSS, dari 575 menjadi 116 (turun kira-kira 80%, pembangunan IPAL Biogas ini juga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat
penerima
bantuan
dan
masyarakat
sekitarnya, karena Gas Bio yang dihasilkan dari instalasi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar rumah tangga. Untuk 1 unit IPAL Biogas ternak dapat dimanfaatkan sebanyak 5 rumah tangga dan IPAL Biogas industri tahu dapat dimanfaatkan sebanyak 10 rumah tangga Sebagai ilustrasi dapat disampaikan sbb : Untuk IPAL Biogas Sapi (estimasi kapasitas 12 m3, 10 ekor sapi) dapat dihasilkan 5 m3 kotoran sapi dan gas/ energi 5 m3/ ( setara dengan 2,85 kg elpiji) hari yang dapat dimanfaatkan 5 KK/ rumah tangga Untuk IPAL Biogas tahu ( estimasi kapasitas 18 m3, 300 kg kedelai) dapat dihasilkan energi/ gas 12 m3/ hari ( setara dengan 6,84 kg elpiji)yang dapat dimanfaatkan 10 KK/ rumah tangga dan sisa air limbah 4,5 m3
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 36
Adapun perkembangan jumlah IPAL Biogas yang telah dibangun mulai tahun 2011 dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 3 – 4 Jumlah perkembangan IPAL Biogas yang dibangun 12. Bertambahnya pelaku usaha dan /kegiatan yang sadar terhadap pengelolaan lingkungan hidup dengan target 30 usaha dan/ kegiatan, tercapai 30 usaha dan/ kegiatan dengan capaian kinerja 100%, a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target kinerja ini disebabkan oleh faktofaktor antara lain : - Pembinaan yang dilakukan kepada usaha dan atau kegiatan, sehingga usaha dan atau kegiatan tersebut mentaati pengelolaan lingkungan sesuai dokumen lingkungan yang dimiliki. - Konsultasi dengan pihak terkait apabila ditemui kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian indikator ini adalah Kurangnya tingkat pengetahuan kegiatan/ usaha tentang pengelolaan lingkungan hidup. Untuk mengatasi hambatan tersebut dilakukan dengan menyarankan agar setiap kegiatan/ usaha mempunyai devisi lingkungan sehingga diharapkan lebih fokus terhadap penanganan pengelolaan lingkungan b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,8 % dari anggaran
sebesar Rp.
34.117.000,00 digunakan sebesar Rp.
33.843.040,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 37
Indikator
ini
dilaksanakan
melalui
kegiatan
Penyuluhan
dan
pengendalian polusi dan pencemaran. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat beberapa penghargaan bidang lingkungan hidup yang diraih oleh usaha dan kegiatan yang dibawah binaan BLH antara lain : Proper Hijau utk PT Pertamina Unit Pemasaran Boyolali, Proper Biru untuk DPPU Adi Sumarmo dan PT Hanil Indonesia. Namun demikian masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerja ini dengan memperbanyak usaha/ kegiatn yang diikutsertakan program Proper untuk meningkatkan ketaatan dan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan tersebut melalui pembinaan yang lebih intensif, koordinasi dan konsultasi dengan instansi provinsi untuk pelaksanaan pembinaan dan penilaian Proper. Koordinasi intern yang diperlukan untuk tindak lanjut hasil pembinaan usaha/kegiatan yang kurang merespon terhadap perbaikan yang seharusnya dilakukan. 13. Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan adm. dan teknis pengendalian pencemaran udara tercapai 100 % dari target 100 % a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain disebabkan oleh : Pembinaan yang dilakukan kepada usaha dan atau kegiatan yang berpotensi pencemaran udara sehingga usaha dan atau kegiatan tersebut mentaati baik secara administrasi maupun teknis untuk pencegahan pencemaran udara sumber tidak bergerak Hambatan yang ditemui dalam upaya pencapaian target antara lain: - Kurangnya kesadaran keg/usaha melaksanakan uji kualitas udara di internal perusahaan - Dalam pengambilan sampel emisi masih ditemukan cerobong yang tidak sesuai dengan ketentuan Solusi yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah : - Melakukan pembinaan terhadap usaha dan/ kegiatan; -
Melakukan inventarisasi dan pendataan sumber pencemar
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Indikator ini menjadi satu kegiatan dengan indikator terkait yaitu jumlah pelaku usaha dan /kegiatan yang sadar terhadap pengelolaan lingkungan hidup c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 38
Sebagai salah satu jenis pelayanan minimal yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten, perlu benar-benar dilaksanakan sebaik mungkin, agar memenuhi standar yang telah ditentukan sebagai ukuran pemenuhan kewajiban pemerintah kabupaten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pembinaan, pengawasan, monev kepada usaha/ kegiatan yang berpotensi pencemaran udara perlu lebih ditingkatkan baik intensitas kualitas, maupun jumlah usaha/ kegiatannya sebagai tindakan preventif pencemaran udara Sasaran 4 : Meningkatnnya pengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut : Tabel 3 – 4 Pencapaian kinerja sasaran 4 Indikator kinerja (Outcome)
Satuan
1 1. Bertambahnya jumlah sumur resapan 2. Tersedianya informasi kerusakan tanah untuk produksi biomassa 3. Prosentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/ atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan
Target Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target RPJMD Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Realisasi Capaian Tahun (%) 2015
Katagori
Penangg ung jawab
2
3
4
5
6
7
9
8
9
10
11
12
Unit
35
35
37
44
44
40
40
40
100
B
Bid. II
-
2
4 .
6.
3
19
19
100
B
Bid II
46,53
67,5
100
100
100
100
4
3
9,4
2
5
5
100
B
Bid. II
1
1
1
1
100
B
-
-
1
1
100
B
100
B
Kec
5
%
4. Bertambahnya luasan RTH
Ha.
5. Terjaganya keanekaragaman hayati di Kab. Boyolali
kab
6. Terwujudnya Master Plan Kebun Raya
Target Renstra 2015
4
paket
-
-
-
-
Rata-rata
Bid. II
Capaian kinerja meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja semuanya 100%. Secara keseluruhan (rata-rata) 100 % (kategori baik); Capaian sasaran ini dilaksanakan melalui 1 (satu) program yaitu Perlindungan dan Konservasi SDA & LH 1.
Bertambahnya sumur resapan dengan target 40 unit dapat tercapai 40 unit dengan capaian kinerja 100% a.
Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 39
Dilakukan survey lokasi untuk menentukan layak tidaknya calon lokasi pembangunan sumur resapan Koordinasi dinas terkait untuk penyusunan DED sumur resapan Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap pembangunan sumur resapan secara langsung ke lokasi, sehingga diketahui perkembangan pembangunan, hambatan yang terjadi di lapangan serta solusi yang harus dilakukan. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,31 % dari anggaran sebesar Rp. 203.840.000,00 digunakan sebesar Rp. 203.204.250,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk lebih meningkatkan manfaat kegiatan ini kedepan perlu dipilih lokasi yang memang benar-benar sesuai dengan kriteria, sosialisasi terlebih dahulu kepada calon lokasi penerima, pernyataan kesanggupan untuk memelihara, merawat dan memfungsikan sumur resapan ini, serta monitoring dan evaluasi terhadap sumur resapan yang telah dibuat untuk mengetahui kondisi terkini bangunan tersebut sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan yang diperlukan Dengan terbangunnya sumur resapan yang berlokasi di sekolahan dan perkantoran tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Simo, Boyolali, Musuk dan Mojosongo yang berfungsi untuk meningkatkan volume air hujan yang meresap ke dalam tanah dan mengurangi limpasan permukaan air hujan yang seringkali menimbulkan banjir, longsor yang melarutkan lapisan tanah atas yang subur. Dengan peningkatan resapan air hujan ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan air tanah yang diharapkan dapat menjaga ketersediaan air tanah dan munculnya sumber/ mata air yang baru. Dengan demikian secara tidak langsung konservasi daerah atas/ tangkapan air dapat terjaga Sebagai ilustrasi, satu buah sumur resapan dengan kedalamam 5 meter lebar 1,5 meter dapat meresapkan air hujan sebesar : 0,9675 m3 per hari dengan asumsi durasi hujan efektif 1,5 jam dan koefisien permeabilitas tanah 0,48/hari Sehingga apabila dibuat 40 unit sumur resapan, maka volume air yang bisa diresapkan selama satu tahun dengan hari hujan (deras) 180 hari sebanyak : 0,9675 m3 x 40 x 180 =6.966 m3
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 40
Sedangkan perkembangan jumlah sumur resapan yang telah dibangun mulai tahun 2011 sebagaimana grafik berikut :
Gambar 3 – 5 Perkembangan jumlah sumur resapan 2. Tersedianya informasi kerusakan lahan untuk produksi biomassa dengan target 19 kecamatan, dapat teralisasi 19 kecamatan dengan capaian kinerja 100%, a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target indikator kinerja ini antara lain disebabkan oleh : -
Diadakan survey ke calon lokasi yang klan diuji kualitas tanah/ lahannya sehingga akan lebih memudahkan dalam pelaksanaan uji
-
Koordinasi dengan pihak perguruan tinggi untuk pelaksanaan uji kualitas tanah/ lahan
-
Konsultasi dengan instansi terkait sehubungan dengan hasil uji yang telah dilakukan untuk penanganan lebih lanjut
Tidak ditemukan hambatan/ kendala yang berarti dalam pencapaian target ini, namun yang lebih penting adalah rekomendasi kepada dinas/instansi terkait terhadap kondisi kerusakan yang terjadi langkah apa yang harus dilakukan untuk memulihkan kondisi lahan/ tanah. b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 8,74 % dari anggaran sebesar Rp. 32.249.000,00 digunakan sebesar Rp. 29.431.250,00
c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengedalian Kerusakan Hutan dan Lahan. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. namun yang lebih penting adalah rekomendasi kepada dinas/instansi terkait terhadap kondisi kerusakan
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 41
yang terjadi langkah apa yang harus dilakukan untuk memulihkan kondisi lahan/ tanah,. Untuk itu perlu ditetapkan dengan keputusan kepala daerah sehingga memiliki dasar yang kuat untuk membuat rekomendasi kepada instansi terkait, tidak berhenti pada ditetapkan dan diinformasikan kerusakan lahannya saja, tapi penanganannya menjadi tanggung jawab siapa (sesuai kewenangan) Ditinjau dari prosentase pencapaian target SPM tahun 2013 yaitu 100 % dari 73.783,00 Ha atau apabila dilihat dari prosentase target 2013, kinerja ini adalah 100 %. Untuk tahun 2015 tidak lagi melakukan uji kualitas tanah, tetapi melakukan rekapitulasi terhadap semua hasil uji kualitas tanah yang telah dilakukan, selanjutnya dibuat peta kerusakan lahan serta disosialisasikan kepada dinas/ instansi terkait sebagai pedoman pelaksanaan perbaikan kualitas lahan dilapangan. 3. Bertambahnya luasan RTH dengan target 2 ha dapat terealisasi 2 ha dengan capaian kinerja 100 % melalui penanaman tanaman keras, sebanyak 2.098 batang dengan asumsi penanaman 1000 batang tanaman untuk luasan setara 1 ha (asumsi tergantung dengan jenis dan jarak tanaman) a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target indikator ini dikarenakan faktor-faktor antara lain : -
Dilakukan survey lapangan, baik calon lokasi penanaman maupun harga dan jenis tanaman, sehingga diperoleh data yang akurat untuk proses selanjutnya
-
Pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan penanaman sehingga sesuai dengan yang direncanakan
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,35 % dari anggaran sebesar Rp. 162.400.000,00 digunakan sebesar Rp. 161.823.598,00 c.
Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengendalian Dampak perubahan Iklim. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Sedangkan upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan pencapaian kinerja adalah dengan memilih tanaman yang mempunyai daya serap tinggi terhadap CO2, pemilihan lokasi tanaman yang tepat sesuai ketentuaan, evaluasi/ inventarisasi dan pemeliharaan terhadap pohon/ tanaman yang telah ditanam sehingga benar-benar bermanfaat seperti yang diharapkan Dengan bertambahnya ruang terbuka hijau berupa penanaman tanaman langka diharapkan dapat menambah keindahan, meningkatkan kesejukan
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 42
udara, mengurangi efek gas rumah kaca sebagai dampak pemanasan global/ dampak perubahan iklim serta menjaga keanekaragaman hayati, khususnya jenis tanaman, juga berfungsi sebagai paru-paru dunia. Dari berbagai jenis tanaman yang ditanam, diperkirakan dapat menyerap gas CO2 dalam satu tahun minimal 23.747 kg CO2 (berdasar kemampuan menyerap CO2 yang telah diteliti) misalnya tanaman Sirsak mampu menyerap 75,29 kg/pohon/tahun, Matoa 329,76 kg/pohon/tahun, Nangka 126,51 kg/pohon/tahun dsb.), selain itu beberapa jenis tanaman langka yang ditanam adalah untuk menjaga keanekaragaman hayati tanaman dari kepunahan dan memperkaya keanekaragaman hayati. Sedangkan upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan peningktan pencapaian kinerja adalah dengan memilih tanaman yang mempunyai daya serap tinggi terhadap CO2, pemilihan lokasi tanaman yang tepat sesuai ketentuaan, evaluasi/ inventarisasi dan pemeliharaan terhadap pohon/ tanaman yang telah ditanam sehingga benar-benar bermanfaat seperti yang diharapkan 4. Terjaganya keanekaragaman hayati di Kab. Boyolali dengan target 1 kabupaten dapat terealisasi 1 kabupaten dengan capaian kinerja 100 %. Pencapaian ini terlaksana melalui penanaman tanaman langka di sekitar Rumah Dinas Bupati Boyolali Kec. Boyolali dan beberapa desa yaitu Ds. Kembang Kec. Ampel, Desa Cabean Kunti dan Paras kec. Cepogo serta Desa Mriyan Kec. Musuk a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target indikator ini dikarenakan faktor-faktor antara lain : -
Dilakukan survey lapangan, baik calon lokasi penanaman maupun harga dan jenis tanaman, sehingga diperoleh data yang akurat untuk proses selanjutnya
-
Pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan penanaman sehingga sesuai dengan yang direncanakan
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Indikator ini masih berhubungan dengan indikator tersebut di atas (masih dalam satu kegiatan) c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengendalian Dampak perubahan Iklim. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Sedangkan upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan pencapaian kinerja adalah dengan memilih tanaman langka yang mempunyai daya serap tinggi terhadap CO2, pemilihan lokasi tanaman yang tepat sesuai ketentuaan, evaluasi/ inventarisasi dan pemeliharaan
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 43
terhadap pohon/ tanaman yang telah ditanam sehingga benar-benar bermanfaat seperti yang diharapkan Dengan bertambahnya ruang terbuka hijau berupa penanaman tanaman langka diharapkan dapat menambah/ memperkaya keaneka ragaman hayati khususnya jenis tanaman, mencegah kepunahan suatu jenis tanaman, menambah keindahan, meningkatkan kesejukan udara, mengurangi efek gas rumah kaca sebagai dampak pemanasan global/ dampak perubahan iklim serta menjaga keanekaragaman hayati, khususnya jenis tanaman, juga berfungsi sebagai paru-paru dunia. Dari beberapa jenis tanaman langka yang ditanam adalah untuk menjaga keanekaragaman hayati tanaman dari kepunahan dan memperkaya keanekaragaman hayati 5. Terwujudnya Master Plan Kebun Raya dengan target 1 paket dapat terealisasi 1 paket dengan capaian kinerja 100 %. Pencapaian ini terlaksana melalui kerja sama dengan pihak LIPI Pusat sebagai konsultan penyusunan Master plan Kebun Raya. a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target indikator ini dikarenakan faktor-faktor antara lain : -
Terjalinnya komunikasi, koordinasi, konsultasi dan kerja sama yang baik dengan pihak LIPI sehingga pelaksanaan penyusunan master plan bisa berjalan dengan lancar.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 17,18 % dari anggaran sebesar Rp. 245.700.000,00 digunakan sebesar Rp. 203.479.296,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Sedangkan upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan pencapaian kinerja adalah merealisasikan pembangunan kebun raya sesuai dengan master plan yang telah disusuu yang disertai dengan penyusunan dokumen UKL/ UPL sebagai persyaratan suatu kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan, sehingga kebun raya yang akan dibangun benar-benar sesuai
E.
harapan dan bermanfaat bagi pendidikan, konservasi SDA, peningkatan kualitas RTH, peningkatan ekonomis masyarakat sekitar dsb. Sasaran 5 : Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut : Tabel 3 – 5 Pencapaian kinerja sasaran 5
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 44
Satuan
Target Renstra 2015
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tersedianya data base lingkungan yang akurat (SLHD)
set
15
-
15 t
15
15
15
15
15
Indikator kinerja (Outcome)
Target Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target RPJMD Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Realisasi Capaian Tahun (%) 2015
Rata-rata
Katagori
Penanggu ng jawab
11
12
13
100
B
Bid. I
100
B
Capaian kinerja meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja 100 % (kategori baik) yang dilaksanakan melalui 1 (satu) program yaitu Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH 1. Tersedianya data base lingkungan yang akurat (SLHD) dengan target 15 set dapat tercapai 15 set dengan capaian kinerja 100%,
a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya Tim Penyusun Buku Data dan Buku Laporan Status Lingkungan Hidup daerah, sehingga distribusi tugas dan target jelas dan tidak terjadi overlap dalam pengumpulan data yang diperlukan, koordinasi dengan dinas instansi terkait melalui Rapat persiapan, rapat Pembahasan laporan Awal, Laporan Akhir serta kunjungan langsung ke instansi terkait untuk validasi data dan bekerja sama dengan Balai laboratorium Kesehatan Dinkes Prov Jateng dalam rangka uji kualitas air, air limbah, udara dan tanah untuk kelengkapan data. Kendala dan hambatan yang dihadapi : -
Masih ada data yang belum terarsip dengan baik, tidak tersedia data di instansi yang bersangkutan, format yang disampaikan tidak sesuai pedoman Penyusunan SLHD.
-
Data yang disampaikan tidak disertai dengan analisis sederhana serta tahun data yang tersedia tidak sesuai dengan tahun data yang disyaratkan sebagaimana pada Pedoman penyusunan SLHD
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas adalah dengan koordinasi yang intensif dengan instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,01 % dari anggaran sebesar Rp. 36.427.500,00 digunakan sebesar Rp. 33.873.050,00
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan. kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 45
Namun demikian untuk meningkatkan kualitas buku yang disusun diperlukan upaya-upaya antara lain dengan meningkatkan koordinasi dengaan sumber data sehingga data yang diperlukan benar-benar valid, update sesuai yang dibutuhkan dan sesuai ketentuan dalam pedoman, distribusi buku pedoman penyusunan kepada instansi terkait, permintaan personil yang kapabel sehinga mampu menganalisa data yang diberikaan, penjadwalan yang jelas sehingga tidak terjadi keterlambatan. Diharapkan dengan langkah dan upaya tersebut buku SLHD yang disusun benar-benar berkualitas, sesuai ketentuan dan mencerminkan kondisi lingkungan ter update. F. Sasaran 6 : Meningkatnya kemampuan SDM Aparatur Pemerintah Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada tabel indikator berikut : Tabel 3 – 6 Pencapaian kinerja sasaran 6 Satuan
Target Renstra 2015
1
2
3
Bertambanhya jumlah aparatur pemerintah yang memiliki keahlian di bidang tugasnya
orang
5
Indikator kinerja (Outcome)
Target Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target RPJMD Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2015 2011 2012 2013 2014 2015
4 -
Realisasi Capaian Tahun (%) 2015
Katagori
5
6
7
8
9
10
11
12
-
4
6
5
4
4
100
B
Rata-rata
Penanggun g jawab
13 Sekret ariat
100
Capaian kinerja meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja 100 % (kategori baik); 1. Indikator bertambanhya jumlah aparatur pemerintah yang memiliki keahlian di bidang tugasnya dengan target 4 orang, dapat terealisasi 4 (lima) orang dengan capaian kinerja 100 %. a. Analisis Penyebab keberhasillan/ kegagalan Keberhasilan pencapaian target ini disebabkan karena cukup banyak tawaran pendidikan dan latihan, baik dari lembaga perguruan tinggi maupun lembaga pemerintah dan swasta sehingga tinggal menyeleksi diklat mana yang sangat benar-benar dibutuhkan dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur guna mendukung pelaksanaan tugas. Sedangkan kendala dan hambatan antara lain Terbatasnya sumber daya manusia yang ada di SKPD dan beban pekerjaan yang cukup banyak sehingga kadang-kadang agak repot apabila diberangkatkan untuk mengikuti diklat yang jadwalnya sudah ditentukan oleh penyelenggara. Solusi yang sudah dilakukan: Memilih jenis diklat yang benar-benar dibutuhkan serta personil yang benar-benar mempunyai niat dan waktu untuk mengikuti diklat yang ada b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 46
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 50 % dari anggaran sebesar Rp. 15.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.500.000,00 c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan Indikator ini dilaksanakan melalui kegiatan Pendidikan Formal pegawai. kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Dengan perkembangan peraturan yang baru diperlukan kemampuan sumber daya aparatur untuk menguasai dan menerapkannya untuk mendukung pelaksanaan tugas, sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan upaya – upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur melalui pengiriman pendidikan dan latihan baik oleh lembaga pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi. Namun dalam pelaksanaannya perlu diprioritaskan yang benar-benar urgen, mendesak sangat dibutuhkan, serta persiapan personil yang memang mempunyai tupoksi dengan diklat tersebut, mengingat keterbatasan anggaran dan SDM yang ada di SKPD, sehingga pengiriman personil tidak semata – mata memenuhi panggilan saja, namun memang benar – benar dibutuhkan agar anggaran yang dikeluarkan bermanfaat dan tidak sia sia. Berdasar uraian tersebut diatas, dapat disajikan tingkat capaian kinerja per sasaran: Tabel 3.- 7 Capaian Kinerja per Sasaran No.
Capaian Tingkat Kinerja 2014 Keberhasilan (%)
Sasaran
1.
Terkelolanya sampah di wilayah Boyolali
100
Baik
2.
Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH
100
Baik
3.
Menurunnya dan terkendalinya pencemaran lingkungan hidup
tingkat
119
Sangat Baik
4.
Meningkatnya pengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan
100
Baik
5.
Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH
100
Baik
6.
Meningkatnya kemampuan SDM aparat 100 Baik pemerintah Sumber : Analisis Subbag Perencanaan dan Pelaporan BLH Kabupaten Boyolali, 2015.
Sedangkan tingkat capaian kinerja per Bidang adalah sebagai berikut : Tabel 3.- 8 Capaian Kinerja per Bidang No. LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
Sasaran
Capaian Kinerja Tingkat (%) Keberhasilan III - 47
No.
Sasaran
Capaian Kinerja Tingkat (%) Keberhasilan
1.
Bidang Tata Lingkungan/ Bid. I ( 4 indikator)
160
Sangat Baik
2.
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan / Bid. II (14 indikator)
97,7
Baik
3.
Bidang Penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan Bid. III ( 7 indikator)
103
Sangat Baik
4.
Sekretariat ( 1 indikator)
100
Baik
Sumber : Analisis Subbag Perencanaan dan Pelaporan BLH Kabupaten Boyolali, 2015.
3.2.
Realisasi Anggaran 2015
Alokasi dan realisasi anggaran Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali pada tahun 2015 sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, dari APBD LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 48
Tahun 2015 berjumlah Rp 13.027.579.000,00 terealisasi Rp. 12.321.538.634,00 dengan penyerapan sebesar 93,35 % atau efisiensi sebesar 6,65 %. Besarnya realisasi anggaran tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp 5.224.426.839,00 dari tahun 2014 sebesar Rp. 7.097.111.795,00 Alokasi dan realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai target kinerja dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2015 selengkapnya sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.9 Alokasi dan Realisasi Anggaran Badan Lingkungan Hidup Tahun 2014 No
Sasaran
Program/Kegiatan
Anggaran
Realisasi
%
Koordinator
1
2
3
4
5
6
7
1.
Terkelolanya sampah di wilayah Boyolali
167,552,000
164,120,500
97.95
Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kegiatan : 1. Penyediaaan prasarana dan sarana Pengelolaan Persampahan
Bid. III
1. Peningkatan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana Pengelolaan Persampahan
112,000,000
109,511,500
97.78
Bid. III
2. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan
98,728,000
93,597,200
94.80
Bid. III
3. Sosialisasi Kebijakan Pengeloaan Persampahan 4. Peningkatan peran serta masyarakat dlm Pengeloaan Persampahan 2.
3.
1
Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH
Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup
Bid. III Bid. III 134,400,000
133,286,000
99.17
1. Penataan R T H
123,200,000
119,717,200
97.17
Bid.II
2. Pemeliharaan RTH
756,940,000
716,213,250
94.62
Bid. I
3. Pengembangan Taman Rekreasi
9,364,988,000
8,943,269,850
95.50
Bid. I
4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH
325,500,000
211,320,250
64.92
Bid. II
5. Koordinasi pelaksanaan Program Menuju Indonesia Hijau
16,327,500
14,528,000
88.98
Bid. II
1. Koord. Penilaian Kota Sehat/Adipura
62,555,100
55,177,100
88.21
2. Pengawasan pelaks. Kebijakan bid. L H
33,435,000
31,160,900
93.20
4
5
Program : Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kegiatan :
Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Kegiatan :
2 LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
3
Bid. III Bid. III
6
7 III - 49
3. Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Bid. II 18,070,000
17,944,594
99.31
30,954,000
29,966,650
96.81
56,280,000
48,866,050
86.83
1. Pengujian kadar polusi udara akibat aktifitas industri
54,390,000
53,766,250
98.85
2. Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair
54,231,000
52,672,350
97.13
3. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/ cair yg menimbulkan polusi
338,240,000
335,560,882
99.21
4. Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran
34,117,000
33,843,040
99.20
1. Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan
245,700,000
203,479,296
82.82
2. Pengendalian Perubahan Iklim
162,400,000
161,823,598
99.65
3. Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
32,249,000
29,431,250
91.26
4. Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumbersumber air
203,840,000
203,204,250
99.69
36,427,500
33,873,050
92.99
1,200,000
1,030,760
85.90
45,000,000
34,476,923
76.62
6,500,000
6,195,000
95.31
4. Koordinasi penyusunan AMDAL 5. Peningkatan peran serta masyarakat dlm pengendalian Lingkungan Hidup
Bid. I Bid. III
Program : Peningkatan Pengendalian Polusi Kegiatan :
4.
Meningkatnnya pengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan
5.
6.
Bid. II Bid. II Bid. II
Bid. II
Program : Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kegiatan : Bid. II
Dampak
Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Program : Peningkatan Kualitas & Akses Informasi SDA & LH
Meningkatnya kualitas manajemen perkantoran
Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran
Bid. II
Bid. II
Kegiatan : 1. Pengembangan Data & Informasi. Lingk
Bid. I
Kegiatan: 1. Penyediaan jasa surat menyurat 2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik 3. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 4. Penyediaan alat tulis kantor 22,500,000
1
2 LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
3
4
22,100,000 98.22
5
6
Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat
7 III - 50
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
10,500,000
10,474,000
99.75
1,999,900
1,999,900
100.
7. Penyediaan perlengkapan dan peralatan kantor
146,922,000
139,360,000
94.85
8. Penyediaan kebutuhan rumah tangga
3,500,000
3,500,000
100
9. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
4,200,000
4,060,000
96.67
50,000,000
46,224,750
92.45
11. Penyediaan makanan dan minuman
55,263,000
47,050,000
85.14
12. Rapat-rapat koordinasi & konsultasi keluar daerah
70,200,000
69,999,441
99.71
22,800,000
22,800,000
100
15,000,000
14,955,000
99.70
30,000,000
29,574,850
98.58
6,250,000
6,200,000
99.20
58,220,000
57,705,000
99.12
15.000.000
7.500.000
50
13,027,579,000
12,321,538,634
6. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
10. Penyediaan logistik kantor
13. Penyediaan Jasa Kebersihan 7.
Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim usaha investasi
Akurasi Penyusunan dokumen SKPD
Sekretariat
Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat
Program : Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur Kegiatan: 1. Pemeliharaan Gedung kantor
rutin/berkala
2. Pemeliharaan rutin/ berkala Kendaraan dinas/ oerasional 8.
Sekretariat
Sekretariat Sekretariat
Program : Peningkatan Pengemb.Sistem Pelaporan Capaian Kinerja &Keuangan Kegiatan : Penyusunan laporan capaian kinerja dan Ikhtisar Realisasi SKPD Program : Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Kegiatan :
9
Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundangundangan 10.
Meningkatnya kemampuan SDM Aparatur Pemerintah
Sekretariat
Sekretariat
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Pendidikan dan pelatihan formal
Jumlah
Sekretariat
94.58
Pelaksanaan program/ kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja tahun 2015 menggunakan anggaran yang lebih besar dibanding realisasi tahun 2014. Hal ini mengingat adanya indicator pembangunan beberapa monument dan taman yang menjadi ikon baru di kabupaten Boyolali yang mempunyai anggaran yang cukup besar, namun demikiaan penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran sasaran dan target kinerja cukup efisien.
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 51
LKjIP BLH Kab. Boyolali 2015
III - 52
BAB IV PENUTUP 4.1. Simpulan Secara umum capaian kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali termasuk baik, berikut simpulan capaian kinerja dan permasalahan/ kendala utama per sasaran : 1. Sasaran terkelolanya sampah di wilayah Boyolali dengan 4 (empat) indikator kinerjanya berhasil dicapai 100 % (baik), namun demikian masih ada permasalahan/ kendala yaitu masih kurangnya jumlah prasarana dan sarana pengelolaan persampahan apabila dibanding dengan permintaan dari dinas/ instansi, sekolah maupun masyarakat (desa), sehingga belum dapat memenuhi semua permintaan yang diajukan. 2. Sasaran Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk RTH dengan 5 (lima) indikator pokok, kinerjanya berhasil dicapai 100 % (baik) dan pelaksanaan berjalan lancar, tidak ada hambatan/ permasalahan yang berarti,kurangnya koordinasi dengan instansi terkait serta pelaksanaan kegiatan harus menunggu kegiatan lain dilokasi yang sama selesai terlebih dahulu, sehingga pelaksanaan kegiatan mengalami kemunduran dari perencanaan. 3. Sasaran menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup dengan 12 indikator, kinerjanya dicapai 119 (sangat baik); namun dalam pelaksanaannya ada beberapa permasalahan antara lain : semakin kompleksnya kriteria penilaian adipura, sumber daya manusia yang dimiliki pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan di bidang lingkungan relatif masih kurang, sehingga timbul kesulitan menyusun dokumen UKL/ UPL sendiri, jumlah proposal permohonan bantuan IPAL Biogas yang masuk ke BLH jumlahnya lebih banyak dari unit yang dibangun, kendala persyaratan bagi penrima barang hibah yang harus berbadan hukum dan masih kurangnya antusiasme masyarakat dan SKPD terkait dalam menjaga kebersihan dan belum menjadikan lingkungan yang bersih, sehat dan indah sebagai budaya, kebutuhan dan gaya hidup, serta tidak semua sekolah antusias dan tertarik mengikuti program Sekolah Adiwiyata, karena menganggap bahwa untuk menjadi sekolah Adiwiyata memerlukan beaya yang mahal dan sulit untuk dilaksanakan, sedangkan dana BOS tidak mengalokasikan untuk mendukung menuju sekolah adiwiyata; 4. Sasaran Meningkatnya pengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan hutan dengan 4 empat) indikator, kinerjanya dapat dicapai 100 % (baik) dan pelaksanaan berjalan lancar, tidak ada hambatan/ permasalahan yang berarti, hanya sedikit mengalami hambatan dalam administrasi kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan swakelola dengan instansi pemerintah lain sehingga agak tersendat dalam proses administrasi.
LKjIP BLH Kab. Boyolali2015
IV - 52
5. Sasaran Meningkatnya kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan 1 (satu) indikator, kinerjanya dapat dicapai 100 % (baik), namun demikian dalam pelaksanaan masih ada permasalahan yaitu data yang tidak terarsip dengan baik, tidak up date, format data yang dikirim tidak sesuai dengan format yang diminta dalam Buku Panduan penyusunan SLHD, dan data yang disampaikan tidak disertai analisis; 6. Sasaran Meningkatnya kemampuan SDM Aparatur Pemerintah dengan 1 (satu) indikator, kinerjanya dapat dicapai 100 % (baik). Namun ada permasalahan yaitu keterbatasan personil yang akan dikirim mengikuti bintek/ diklat. Keberhasilan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan melalui program dan kegiatan tidak terlepas dari peranserta, kerja sama dan koordinasi yang baik serta terus – menerus dengan pihak terkait (stakholder) sehingga hambatan – hambatan yang muncul dalam pelaksanaan dapat teratasi. 4.2. Saran Tindak Agar capaian kinerja Badan lingkungan hidup dapat sesuai target kinerja atau lebih baik, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain : 1. Meningkatkan koordinasi dengan pelaksana kegiatan untuk memperoleh kualitas data dan analisa data yang lebih akurat dan melakukan konsultasi teknis serta asistensi kepada pihak yang berkompeten dalam penyusunan LKjIP; 2. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan sehingga dokumen perencanaan yang dihasilkan dapat digunakan (aplikatif) dan dapat mengurangi kesalahan/ keraguan dalam pelaksanaannya yang berpotensi mengurangi kualitas hasil pekerjaan; 3. Menggunakan pemecahan solusi dalam dokumen ini sebagai strategi mempertahankan capaian kinerja pada pelaksanaan program/kegiatan tahun selanjutnya; 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara rutin sebagai alat kendali dan umpan balik pencapaian target kinerja.
Boyolali,
Februari 2016
KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
Ir. CIPTOBUDOYO, MM. MT. PembinaUtama Muda NIP. 19650303 199203 1 015
LKjIP BLH Kab. Boyolali2015
IV - 53