Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi
: UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Skema
:C
Reviewer
: 1. Zinatul Hayati 2. Setyawati Soeharto
1. Komentar Umum Visitasi terhadap Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK-UPH) terkait dengan evaluasi Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK PKPD) telah dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 20-21 Mei 2014. Visitasi tersebut terdiri atas kegiatan diskusi dengan pemangku kepentingan di lingkungan FK UPH seperti unsur pimpinan universitas, pimpinan fakultas, program studi, MEU, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Selain itu juga dilakukan kegiatan peninjauan saranaprasarana, verifikasi dokumen serta visitasi proses kegiatan belajar mengajar. Pertemuan dengan Pimpinan Institusi dihadiri oleh Rektor, Dekan FK dan Pembantu Dekan I FK. Sejak proposal awal PHK-PKPD Skema C yang diterima UPH telah mengusulkan 2 aktivitas yang ditetapkan untuk implementasi PHK-PKPD UPH dengan penekanan lebih ke arah peningkatan Pendidikan Dokter tahap profesi yaitu (1) Peningkatan life skill mahasiswa dalam clinical teaching dan (2) Peningkatan mutu kompetensi lulusan dalam keterampilan klinik. Namun dalam Laporan Tahun 2013 muncul aktivitas ke-3 yaitu Peningkatan suasana dan kegiatan penelitian ilmu kedokteran dasar dan klinis dimana aktivitas ini tidak ada direncanakan dalam RIP 2013. Menurut Direktur Eksekutif, aktivitas tersebut telah mendapat persetujuan dari CPCU. Dari aktivitas 1 dan 2 FK UPH telah memperoleh manfaat yang sangat besar dalam pengembangan proses belajar mengajar khususnya tahap profesi. Hasil verifikasi terhadap realisasi capaian fisik dan penyerapan keuangan hingga saat visitasi dilakukan diperkirakan sebesar 80%. Beberapa kegiatan yang belum terlaksana antara lain adalah pengadaan vidio skillab (masih dalam tahap editing dan direncanakan akan selesai pada awal bulan Juni 2014), Hibah Penelitian dan Hibah Pengajaran 30% lagi (masih menunggu laporan akhir dan direncanakan akan selesai pada awal bulan Juni 2014), software
Blackboard sebesar Rp.1.325.000.000,- akan segera dibayar karena pekerjaan sudah selesai dilaksanakan. Pengusulan akreditasi Program Studi Pendidikan Dokter FK UPH hingga saat ini belum dilakukan karena masih terkendala dengan sistem akreditasi yang diterapkan yang masih membingungkan. Selain itu juga terkendala dengan masalah staf yang belum memiliki NIDN, dimana sebelumnya sudah pernah ada namun hilang dalam sistem IT DIKTI.
2. Komitmen Pimpinan Dari hasil pertemuan dengan pihak pimpinan institusi dan pihak dekan tergambar adanya komitmen dari pimpinan dalam peningkatan mutu lulusan FK UPH. Rektor menyampaikan bahwa pihak pimpinan akan berupaya untuk terus meningkatkan kuota penerima beasiswa bagi dosen Fakultas Kedokteran. Melalui PHK-PKPD HPEQ, pimpinan sangat merasakan manfaat terutama dalam meningkatkan kapasitas dosen dan dalam penyediaan fasilitas belajar mengajar. Rektor dan dekan bercita-cita agar Rumah Sakit Umum Siloam menjadi rumah sakit pendidikan terbaik di Indonesia. Hal ini akan ditempuh melalui peningkatan jumlah staf full time untuk teaching hospital, upaya penambahan tempat tidur dan peningkatan kapasitas staf. Direncanakan dalam 5 tahun ke depan akan ada 30 orang Doktor yang akan membantu pendidikan pada tahap profesi. Namun belum terlihat adanya persiapan tersebut dilakukan dari sekarang.
3. Kemajuan Pelaksanaan PHK-PKPD dan Ketercapaian Indikator a. Pelaksanaan kegiatan secara umum: Pelaksanaan kegiatan PHKPKPD secara umum telah berjalan dengan baik walaupun pada awalnya tersendat-sendat. Kegiatan yang dilaksanakan terlalu besar difokuskan pada pengadaan barang dan jasa (PBJ) sehingga kegiatan untuk program menjadi sedikit. Sebesar Rp.8.328.515.900,- atau lebih 80% dari jumlah total anggaran sebesar Rp.9.684.216.364,digunakan untuk PBJ. Padahal seharusnya untuk PBJ tidak lebih 60% dari total anggaran. Hasil klarifikasi dari tim taskforce menyatakan bahwa hal ini telah mendapat persetujuan dari CPCU namun tidak secara tertulis. Sedikitnya anggaran yang digunakan untuk program menyebabkan kegiatan pengembangan tidak optimal. Hal ini tercermin dari capaian indikator utama yang masih belum sesuai target. Indikator aktivitas yang diukur hanya diarahkan pada investasi program, bukan pada output yang ingin dicapai sehingga sulit menilai keberhasilan
program secara menyeluruh. Walaupun demikian, dosen dan mahasiswa merasakan manfaat yang besar dengan adanya PHK-PKPD yang diterima FK UPH, namun tenaga kependidikan tidak merasakan adanya pengaruh PHK PKPD dalam meningkatkan kompetensi kecuali hanya ada pelatihan penggunaan software blackboard. Hasil verifikasi dengan dosen diperoleh bahwa ada perubahan yang signifikan sebelum mendapat PHK-PKPD dengan sesudahnya. Perubahan tersebut antara lain: 1. Adanya modul pembelajaran klinik yang terstandar 2. Adanya peningkatan ketrampilan dosen baik sebagai penyelenggara maupun sebagai penguji OSCE setelah mendapat pelatihan dari HPEQ 3. Adanya kebijakan assessment klinis yang tersusun sesuai standar sehingga modul assessment dapat diterapkan di semua rumah sakit jejaring 4. Bertambahnya jumlah penelitian dosen dan meningkatnya atmosfir penelitian dikalangan staf dan mahasiswa 5. Sistem Informasi Manajemen yang menggunakan software blackboard yang terintegrasi
b. Ketercapaian area intervensi: No
Area Intervensi
1
Implementasi KBK berbasis SPICES:
Uraian Implementasi KBK sudah dilaksanakan sejak tahun 2007 dengan berbasis SPICES. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah dengan PBL Hybrid. Evaluasi mikrokurikulum dilakukan secara rutin sebelum blok berjalan berdasarkan laporan pada setiap akhir blok periode sebelumnya, namun evaluasi makrokurikulum belum pernah dilakukan. Mahasiswa merasakan sistem kurikulum yang diterapkan saat ini terlalu cepat dan terlalu superficial khususnya untuk basic science. Mahasiswa juga menyarankan agar instruktur dapat lebih menstimulasi mahasiswa dalam skillab.
o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan Hasil implementasi PHK-PKPD sudah hasil diskusi: memberikan manfaat dalam menerapkan KBK berbasis SPICES. Dari studi kebijakan sistem evaluasi kepaniteraan klinik telah menghasilkan sistem evaluasi yang terstandar untuk kepaniteraan klinik yang digunakan oleh semua rumah sakit pendidikan FK UPH. Dari 2 policy
study telah menghasilkan Buku Kerja Kepaniteraan Klinik untuk 10 bagian klinik, Buku Preceptor dan Log Book. Dari 1 policy study lainnya telah menghasilkan kebijakan ketrampilan klinik skillab fase preklinik. Kendala yang dialami dalam penerapan kurikulum tersebut di atas adalah adalah motivasi staf senior yang kurang, hal ini diatasi dengan merekrut dokter spesialis muda menjadi staf dan alumni yang masih baru sebagai tutor 2
Penguatan saranaprasarana Penunjang KBK: o o o o
3
Sarana-prasarana penunjang KBK untuk tingkat sarjana umumnya sudah tersedia dengan lengkap antara lain laboratorium praktikum, laboratorium anatomi dengan plastinace dan cadaver, laboratorium riset, ruang kuliah, ruang tutorial, ruang skill lab, ruang komputer dan perpustakaan. Ketersediaan wifi walaupun sudah ada namun mahasiswa masih merasa belum menyeluruh dan masih lambat.
Pada tingkat profesi sudah tersedia rumah sakit pendidikan utama, jejaring dan afiliasi. Namun Hasil yang dicapai: demikian penerapan rotasi pada rumah sakit Ketercapaian pendidikan utama dan rumah sakit jejaring yang indikator: dilaksanakan tidak sesuai dengan aturan. Strategi Pencapaian Mahasiswa ditempatkan disuatu rumah sakit tidak indicator: Kendala sesuai dengan dilakukan rotasi akan tetapi dibagi sebagian mahasiswa melaksanakan koas secara penuh di hasil diskusi: satu RS dan sebagian lagi dirumah sakit lainnya. Dengan demikian dikhawatirkan tingkat pemahaman mahasiswa berbeda-beda. Rumah sakit pendidikan yang digunakan untuk tempat pendidikan adalah RSU Siloam, RS Marinir Cilandak, RSPAD dan RS POLRI).
FK UPH telah memiliki 128 dosen (59 orang fulltimer, 69 orang partimer). Dengan jumlah tersebut diharakan FK UPH telah mampu Penguatan FK memenuhi jumlah tenaga pengajarnya. Namun dengan semakin meningkatnya jumlah o Hasil yang dicapai: penerimaan mahasiswa maka penambahan dosen o Ketercapaian berkualifikasi minimal S2 khususnya untuk fase indikator: preklinik harus segera dilakukan. Hal ini juga o Strategi Pencapaian penting dilakukan untuk memperkuat penelitian indicator: o Kendala sesuai dengan dosen. Untuk keterlaksaan proses pembelajaran di klinik telah diangkat dokter-dokter spesialis muda hasil diskusi: untuk menjadi staf, sedangkan kekurangan tutor diatasi dengan mengontrak alumni yang baru menyelesaikan pendidikannya dengan diberikan
training terlebih dahulu. Secara struktur organisasi, FK UPH dipimpin oleh seorang dekan yang dibantu oleh 2 orang pembantu dekan yaitu PD1 bidang akademik, kemahasiswaan dan kerjasama serta PD 2 bidang administrasi dan keuangan. 4
Penguatan MEU
Tidak ada unit khusus MEU yang dibentuk melainkan terintegrasi dan dirangkap oleh PD1. Padahal MEU juga membawahi bidang assessment, faculty development dan SDM serta Curriculum evaluation. Dengan demikian sangat banyak pekerjaan yang dibawahi oleh PD1, tentunya hal ini merupakan beban kerja yang sangat besar bagi PD1. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah telah mengirimkan 2 orang staf untuk studi lanjut pada bidang Medical Education.
o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan Untuk assessment akhir blok sudah dilakukan item review, standart setting dan analisa soal. hasil diskusi: Penguatan MEU yang dilakukan melalui PHKPKPD yaitu Lokakarya2 Renewal Clerkship Programe yang telah menghasilkan Log Book Rotasi Klinik. 5
Menurut pihak pimpinan unggulan yang ditetapkan untuk FK UPH adalah bidang nanotechnology dan neuroscience. Saat ini sudah ada 18 orang ahli bedah saraf dan 10 orang neurologist dan sudah terbentuk medical science Hasil yang dicapai: group yang merupakan research centre Muchtar Ketercapaian Ryadi. Namun dari hasil verifikasi dengan pihak indikator: dosen, bidang nanotechnology dan neuroscience Strategi Pencapaian sulit untuk dicapai sehingga menurut dosen telah indicator: Kendala sesuai dengan dibuat unggulan lain yaitu dibidang penyakit degenaratif khususnya diabetes melitus. hasil diskusi:
Unggulan spesifik (skema A) o o o o
6
Pengembangan capacity building institusi walaupun sudah berjalan dengan baik, namun Pengembangan capacity belum optimal khususnya dalam peningkatan building kualifikasi akademik dosen. Dari PHK-PKPD saja o Hasil yang dicapai: hanya 2 orang yang diberikan beasiswa S2 dan o Ketercapaian hingga saat ini belum dapat menyelesaikan indikator: pendidikannya, sementara untuk program S3 sama o Strategi Pencapaian sekali tidak ada direncanakan dari beasiswa PHKindicator: PKPD. Institusipun belum memberikan perhatian o Kendala sesuai dengan dalam peningkatan kompetensi tenaga hasil diskusi: kependidikan. Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan di dalam institusi maupun mengikuti
pelatihan di luar institusi di bidang pembelajaran umumnya dilaksanakan untuk dosen klinik. 7
Kemitraan (skema A & B) o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi: c. Ketercapaian indikator utama
No
Indikator
Kesesuaian dengan target tengah tahun 2013
Hambatan pencapaian indikator sesuai dengan hasil diskusi
1
Rata-rata nilai OSCE
Di bawah target
Target yang diusul terlalu tinggi (capaian pada Desember 2013 adalah 85,89 sedangkan target adalah 90, padahal capaian tersebut sudah meningkat dibanding capaian tahun 2012 sebesar 82,5.
2
Persentase kelulusan ujian UKDI first taker
Hampir sesuai dengan target (tercapai 89,2% dari target 90%)
Target yang diusul terlalu tinggi, karena baseline sudah cukup tinggi. Sementara itu alumni yang tidak lulus UKDI adalah alumni yang sudah berulang-ulang tidak lulus UKDI sehingga menjadi menumpuk.
3
Rata-rata nilai kelulusan UKDI
Sudah mencapai 70,6 dari target 70
Capaian ini menurun dibanding tahun 2012 yang sudah mencapai 71,67. Hal ini disebabkan karena terakumulasinya alumni yang tidak lulus dari tahun-tahun sebelumnya.
4
Akreditasi Program Studi
Belum ada hasil/ belum terlihat adanya persiapan
Masih bingung apakah menggunakan akreditasi dari LAM atau BAN
d. Intake mahasiswa No
1
Kuota dikti 2014
200
2011
2012
2013
Intake
Daya Tampung
Intake
Daya Tampung
Intake
Daya Tampung
99
130
101
130
148
150
e. Kendala dalam pencapaian indiaktor kinerja utama dan cara mengatasinya Dari 4 indikator kinerja utama, 3 diantaranya belum mencapai target. Hanya indikator Rata-rata nilai kelulusan UKDI yang sudah mencapai target. Belum tercapainya indikator Rata-rata Nilai OSCE dan Persentase Kelulusan UKDI first taker disebabkan karena adanya akumulasi alumni yang sama yang tidak lulus dari tahun ke tahun. Hal ini telah dicari jalan keluar dengan melakukan pembimbingan UKDI yang intensif selama 2 minggu. Dalam mempersiapkan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia dilakukan Exit Exam komprehensif dan OSCE setelah mahasiswa dinyatakan lulus pada semua rotasi klinik. Jika Ujian ini belum lulus maka belum diperbolehkan mengikuti UKDI. 4. Hambatan terkait dengan pengelolaan dan strategi untuk mengatasinya Hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan hibah terkait dengan pengelolaan program antara lain: (1) kurangnya pengalaman taskforce dalam melaksanakan program hibah mengakibatkan proses persiapan pelaksanaan menjadi lama; (2) lamanya proses mendapatkan WB NOL dari World Bank untuk pengadaan barang menyebabkan tertundanya pelaksanaan kegiatan; (3) sebagian personil yang terlibat sebagai taskforce juga merupakan pejabat struktural dan koordinator akademik sehingga sinkronisasi dengan tugas keseharian menjadi faktor yang sangat penting. Kendala ini dapat diatasi dengan koordinasi secara internal dan koordinasi eksternal yang difasilitasi oleh CPCU.
5. Praktek Baik (Good Practices) a) Meningkatkan kapasitas pengelola dalam penyusunan perencanaan suatu program yang akan dilaksanakan, melaksanakan program hingga menyusun laporan pelaksanaan program. Selian itu pengelola juga lebih memahami aturan keuangan negara.
b) Dosen dipaksa untuk berkompetisi dalam membuat proposal penelitian sehingga telah menghasilkan bank proposal. Dalam pelaksanaan penelitian telah membangun kerjasama yang baik antara dosen dan mahasiswa yang terlibat. c) Adanya publikasi dari hasil penelitian khususnya di Jakarta Medical Education
6. Rekomendasi a. Rekomendasi untuk institusi: Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pencapaian indikator yang belum mencapai target yang telah ditetapkan antara lain adalah membenahi dan meningkatkan kapasitas staf pengajar khususnya pada tingkat preklinik. Selain itu juga perlu dipertimbangkan kembali struktur organisasi fakultas khususnya untuk pekerjaan yang dikelola oleh PD1. Sebaiknya FK UPH membentuk unit tersendiri untuk MEU. Perlu juga dipertimbangkan untuk pekerjaan bidang kemahasiswaan dan kerjasama tidak dirangkap oleh PD1 dan perlu juga adanya ketua program studi baik di tingkat S1 maupun profesi. Dengan demikian PD1 dapat lebih berkonsentrasi bidang akademik. Belum banyak mahasiswa yang terlibat dalam penelitian disebabkan karena belum menjadi kewajiban penulisan karya ilmiah (skripsi) sebagai tugas akhir. Mahasiswa hanya diwajibkan membuat proposal penelitian. Oleh karena itu mahasiswa FK UPH perlu diwajibkan adanya Tugas Akhir berupa Penelitian bukan hanya proposal saja. Hal ini akan membawa manfaat yang besar antara lain membuka wawasan mahasiswa dalam memahami filosofi ilmu, meningkatkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa dalam membuat karya ilmiah, memacu penelitian dan publikasi dosen sehingga meningkatkan reputasi program studi. b. Rekomendasi untuk CPCU: Bagi CPCU perlu memberi jalan keluar menyangkut beberapa kegiatan yang belum terlaksana. Hal yang perlu dicek kembali tentang kebenaran bahwa CPCU telah mengizinkan untuk alokasi anggaran PBJ >60% bagi FK UPH.