Komentar dan Rekomendasi
Nama Perguruan Tinggi
: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Skema
: B
Reviewer
: 1. SONNY PAMUJI LAKSONO 2. SUKMAWATI BASUKI
1. Komentar Umum Secara umum pelaksanaan kegiatan program PHK-PKPD UNIMUS untuk tahun 2013 dapat terlaksana dan target dari indicator kinerjanya pun dapat tercapai . Walaupun ada beberapa kendala yang menyebabkan belum tercapainya target indicator untuk semua kegiatan tercapai 100% . keseluruhan program pada 2013 berjalan sesuai dengan RIP.Program pengembangan staf, baik bergelar maupun tidak bergelar, lokakarya dan pengembangan sistem serta program kemitraan antara UNIMUS dan UNDIP semua berjalan berjalan sesuai yang direncanakan (RIP). Pengembangan staf berupa pendidikan bergelar dalam negeri telah tercapai 100%, sedangkan pendidikan non gelar tercapai 96%. Pencapaian hibah pengajaran dan lokakarya dan pengembangan system telah tercapai 100%, pencapaian managemen program dan monevin dana yang bersumber dari world bank (WB) sebesar 100%. Pengadaan barang dan jasa sejumlah dua belas item sudah selesai dilaksanakan 100%, sedangkan pekerjaan sipil yang berupa renovasi kelas pendukung pembelajaran capaian fisiknya baru mencapai 70%. Kondisi ini menyebabkan serapan total dana World Bank (WB) baru sebesar Rp. 9.579.377.143 (94%) dan manajemen program DRK sebesar Rp.771.326.700 (120%). Secara keseluruhan, total penyerapan dana WB dan DRK sebesar Rp.10.350.703.843.(95%). Secara keseluruhan, indikator kinerja mengalami peningkatan misalnya pada indikator utama peningkatan IPK. Fakultas Kedokteran juga sudah terakreditasi oleh BAN PT. Kekuatan implementasi program terletak pada desain kegiatan sebagaimana yang direncanakan dalam RIP sudah terstruktur dengan baik, jadwal kegiatan sudah mempertimbangkan kalender akademik dari FK UNIMUS, sehingga implementasinya tidak bersamaan dengan kegiatan akademik di internal FK UNIMUS diluar kegiatan PHK PKPD, implementasi kegiatan yang sesuai desain awal didukung oleh segenap sivitas akademika FK. UNIMUS sehingga semua kegiatan yang telah dilakukan didukung penuh oleh sivitas akademika. Program Kemitraan dimaksudkan untuk menentukan bentuk dan arah kebijakan kemitraan antara FK. UNIMUS dan FK. UNDIP setelah program PHKPKPD berakhir, peningkatan kualitas tata kelola FK. UNIMUS serta peningkatan pengelolaan lab skill FK. UNIMUS.
2. Komitmen Pimpinan : Universitas Muhamadiyah telah berkiprah pada dunia pendidikan dan kesehatan sejak thn 1956, Komitmennya adalah menciptakan dokter bermoral. Komitmen pimpinan terhadap PHK-PKPD di FK Unimus sangat besar ,hal ini terlihat dari besarnya dana pendamping yang diberikan bukan hanya 5 % tapi diberikan 10%. Komitmen terhadap pengembangan proses pendidikan di FK Unimus ,menurut Rektor telah dilakukan sebelum adanya PHK-PKPD. Hal tersebut diawali dengan penguatan SDM yaitu menyekolahkan dosen dosen untuk program magister S2 , kemudian para warek wareknya telah di sekolahkan S3, dan sampai saat ini Unimus telah memiliki 13 staf dengan latar belakang doktor. Sarana pendukung proses pembelajaran tahap profesi telah diupayakan ,yaitu dengan telah memiliki RS pendidikan. Komitmen lain dari pimpinan ditunjukan dengan mengkursuskan untuk bidang pengadaan terhadap staf Unimus yang dianggap punya kemampuan dibidang tersebut ,hal ini disebabkan karena begitu rumitnya SOP dari HPEQ untuk bidang pengadaan barang dan jasa . Menurut Rektor setelah diaudit oleh BPK terhadap PHK-PKPD Unimus mulai dari thn 2011-2013 dinyatakan nihil, walaupun dalam pelaksnaan program PHK-PKPD , NOL dari WB sering terlambat dan analisis dari tim Monevin PHK-PKPD Unimus 99% Projek PHK-PKPD FK Unimus sudah terealisasi. Dalam pelaksnaannya komitmen dari pimpinan terlihat melalui peningkatan anggaran DRK , peningkatan anggaran DRK sampai hampir 9,7 % tersebut sebenarnya diakibatkan oleh karena adanya perbedaan persepsi terhadap pemahaman SOP HPEQ yang tidak bisa , sehingga agar project dapat tetap tercapai targetnya maka pimpinan menetapkan untuk menambah biaya DRK tsb. Sebagai contoh dampak dari perbedaan persepsi terhadap SOP civil work sehingga FK Unimus terpaksa harus kontrak digedung lain krn kalau tidak aktifitas program civil work tidak akan terlaksana. Sehingga FK Unimus harus mengeluarkan dana tambahan dari DRK . Komitmen lain dari pimpinan adalah ditunjukan untuk pengembangan staf Tugas belajar yang banyak yg tidak tercapai, krn NOL WB HPEQ yang mengalami keterlambatan turunnya , sehingga banyak yg sekolah tanpa biaya dari HPEQ, krn ada keraguan bahwa dana HPEQ tidak akan direalisasikan. Menurut Rektor untuk pengembangan staf ,sebenarnya tanpa dana PHKPKPD telah direncanakan melalui RAB, diharapkan dana dari HPEQ realisasinya lancar, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu krn SOP HPEQ yg sulit ,sehingga serapan PHKPKPD untuk FK unimus menjadi turun . Menurut pimpinan pelatihan pelatihan yg telah dilaksanakan menggunakan dana dari HPEQ, akan dipertahankan keberlanjutannya pasca PHK-PKPD selesai. Menurut Rektor usulan awal anggaran dalam proposal PHK-PKPD Unimus untuk skema ” B “ yang diajukan 15 milyar tapi krn kurs dolar berubah sehingga dana PHK-PKPD yang diterima hanya sekitar 13,5 milyar. Dari anggaran PHK-PKPD ada dana efisiensi yg dipakai untuk pengembangan system IT Universitas, terutama untuk system keuangan . Menurut pimpinan FK Unimus untuk menghadapi pelaksanaan ujian OSCE Nasional ,bagian pengadaan dari HPEQ Unimus sudah menganggarkan 12 unit Laptop dan pada bulan agustus 2014 ini dan akan digunakan untuk ujian KB-UKDI pertama. Untuk persiapan menghadapi ujian OSCE nasional dimasa mendatang maka pada Thn 2016 akan direncanakan untuk membuat OSCE Centre yg baru dgn tambahan 12 unit ruangan OSCE dgn dana dari yayasan Unimus . Dekan FK Unimus berharap bila dimungkinkan masih ada anggaran HPEQ yang tidak diserap oleh grantees lain selama program PHK-PKPD yang lalu, kiranya dapat digunkan untuk membantu pengembangan OSCE Centre di seluruh FK di Indonesia.
Unggulan dari FK Unimus adalah kedokteran keluarga Islami, pendekatan kedokteran keluarga yg Islami. Saat ini Universitas Muhammadiyah telah membuat buku standart dan karakter kompetensi dokter Muhamadiyah yang Islami versi Unimus . yaitu untuk Pria adalah melaksnakan satu kali khotbah jumat, sedangkan untuk wanita adalah satu kali ceramah di majelis ta’lim. Untuk sarana praktek dalam merealisasikan unggulan FK Unimus tersebut dibuatlah laboratorium kesehatan masyarakat. Dalam proses pembelajaran ,maka FK Unimus telah mengimplementasikan visi dari Unggulan tersebut ,dengan mengintegrasikan disetiap modul blok. Untuk evaluasi ketercapaian implementasi program unggulan tersebut dilakukan evaluasi sebelum ujian UKDI. Para mahasiswa diuji dulu kompetensi dari SKKDM (Standart Kompetensi Dokter Muhammadiyah). Dukungan SDM untuk mencapai unggulan FK Unimus dgn adanya program HPEQ terkait SDM sudah dilaksanakan yaitu tubel bagi para staf dosen untuk mengikuti magister S2 Kedokteran Keluarga di UNS. Materi kurikulum secara mandiri terkait Kedokteran keluarga terdapat di tiga blok, kurikulum ini telah terlihat untuk ditahap kepaniteraan klinik . Program yang terdapat di Laboratorium yaitu Pesantren insan kamil , yang bertujuan mendidik dokter dokter yg islami. Visi univ adalah menjadikan lulusan yang berkarekter islam, dijabarkan oleh prodi dgn membuat program mentoring dan dilaksanakan oleh lembaga LSIK diawal semester pertama untuk semua mhs dengan jumlah 8 sks . Pada akhir masa studi ada pelatihan darul Arqom untuk mhs dan karyawan, hal ini merupakan upaya univ untuk memiliki karekter Islam. Beberapa waktu yang lalu ada hibah dari pemerintah untuk program RUSUNAWA . Rusunawa merupakan pesantren untuk mendidik para mahasiswa. Dalam mengembangkan program unggulan FK Unimus dalam konteks kedoteran islami maka di MEU FK Unimus telah ada unit khusus yang mengelola program unggulan tersebut.
3. Kemajuan Pelaksanaan PHK-PKPD dan Ketercapaian Indikator
a. Pelaksanaan kegiatan secara umum: Pelaksanaan program PHK-PKPD di FK Unimus pada umumnya telah dapat dilaksanakan dengan baik ,walaupun dalam pelaksanaannya terdapat sedikit perubahan dalam time schedule yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam RIP nya. Program yang dikembangkan dalam rangka mencapai indicator kinerja utama “Peningkatan Kelulusan Ujian Kompetensi UKDI” adalah Program Peningkatan Kompetensi Lulusan untuk Mencapai Standar Kompetensi Dokter Indonesia, program ini ini bertujuan dicapainya kompetensi dokter lulusan FK UNIMUS sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Rencana pelaksanaan program melalui dua sub program, yaitu a) peningkatan mutu perencanaan pembelajaran yang terdiri dari satu aktivitas yaitu penguatan implementasi KBK untuk mencapai standar lulusan dengan sub aktivitas penguatan kualitas dan relevansi KBK dan peningkatan kualitas implementasi KBK, b) peningkatan mutu layanan akademik yang terdiri dari satu aktivitas yaitu pengembangan kapasitas manajemen untuk mencapai manajemen yang efektif dan efisien dengan sub aktivitas 1) pengembangan mutu layanan system informasi akademik, keuangan, kemahasiswaan dan kepegawaian, 2) peningkatan mutu layanan teknologi informasi, 3) peningkatan mutu layanan laboratorium dan 4) peningkatan mutu layanan perpustakaan. Sub program Peningkatan Mutu Perencanaan Pembelajaran . tahapan yang telah dilakukan adalah : evaluasi kurikulum yang sedang dilaksanakan; terdapat dua blok yang telah
dilakukan evaluasinya yaitu blok 4 & 5 (struktur dan Fungsi Tubuh), dari hasil evaluasi melalui TA evaluasi kurikulum program Kemitraan blok 4 & 5 tersebut sudah tidak sesuai lagi dgn kurikulum pembelajaran yang sekarang , sehingga hasil TA kurikulum merekomendasikan Blok tersebut perlu dikembangkan menjadi Blok 3, 4 & 5. Progress untuk diseminasi aktifitas ini adalah telah dilakukan implementasi kurikulum 3,4 & 5 pada semester yang lalu dan menurut persepsi mahasiswa dengan model kurikulum yang diperluas mempermudah mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahaman terhadap satu learning objektif. Pengembangan kurikulum tersebut diikuti dengan penambahan sarana praktikum yaitu manekin manekin anatomi , sarana praktikum lab biomedis seperti sentrifuge, mikroskop Binokuler dsb. Diharapkan tahun depan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum yang baru ini bisa dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketercapai indicator kinerjanya. Untuk Sub Program Peningkatan kualitas implementasi KBK dalam blok. Pada sub program ini telah dievaluasi implementasi system blok dan pengintegrasian materi dalam blok yaitu dengan melakukan analisis penerapan metode blok yang diharapkan di masa yang akan datang pad tahap sarjana dan tahap klinik; identifikasi pakar kurikulum; mengembangkan konsep pengembangan penerapan metode blok tahap sarjana dan tahap klinik; melakukan pengembangan penerapan metode blok tahap sarjana dan tahap klinik melalui lokakarya; Pengintegrasian materi dalam blok ditempuh dengan melibatkan pejabat FK UNIMUS terkait, pakar kurikulum kedokteran, pakar kedokteran keluarga, pakar kedokteran Islam, dan dosen dengan tahapan sebagai berikut: Peningkatan bahan ajar yang telah terintegrasi ; Untuk aktifitaas program pembuatan bahan Ajar telah dilaksanakan dengan baik,dimana terdapat tidak kurang dari 9 (Sembilan) bahan ajar yang telah berhasil dibuat selama program PHK-PKPD , hanya saja perlu pemberdayaan lebih lanjut dari bahan ajar tersebut harus bisa terlihat jelas . Penyusunan system penilaian dalam blok: (a) evaluasi sistem penilaian yang sedang dilaksanakan di FK. UNIMUS, (b) penentuan sistem penilaian yang akan dikembangkan di FK. UNIMUS, (c) penyusunan konsep sistem penilaian yang akan dikembangkan, (d) melakukan lokakarya pengembangan sistem penilaian; e) perumusan hasil lokakarya oleh tim perumus, f) legalisasi sistem penilaian, g) sosialisasi sistem penilaian, serta h) pendokumentasian sistem penilaian. Penguatan kapasitas staf pengajar/dosen dalam pelaksanaan sistem blok. Nampaknya diseminasi dari hasil penyusunan system penilaian dalam blok belum dapat terlihat perubahannya pada mahasiswa semester 6(enam) ,dimana dari hasil diskusi tentang tanggapan secara persepsional dengan mahasiswa smt 6(enam) ternyata tersirat masih adanya kesulitan mahasiswa untuk mendapatkan IPK >2,75 mengingat masih ada perbedaan dalam bobot penilaiaan terhadap blok untuk semester 2,4 dan 6 yaitu terhadap pembobotan untuk tutorial, skil lab, praktikum maupun kegiatan lain. Nampaknya adanya kesenjangan ini belum bisa diidentifikasikan dengan baik oleh tim Monev MEDU FK Unimus. Untuk aktifitas program Peningkatan Mutu Layanan Akademik , telah dilaksanakan melalui Pengembangan daya dukung untuk layanan sistem informasi akademik, keuangan, kepegawaian dan kemahasiswaan. Sistem informasi yang dikembangkan pada Sub-aktivitas ini telah diimplementasikan . Sistem informasi SIAMUS telah digunakan untuk membantu layanan mutu akademik mhs yang akan membuat KRS dan mendapatkan KHS , input soal untuk ujian mahasiswa , ujian CBT UKDI ,ujian OSCE nasional dsb. Nampaknya analisis layanan sistem informasi untuk
waktu mendatang perlu dilakukan agar dapat dievaluasi ketercapaian indicator kinerjanya . Progress dari program Peningkatan mutu layanan teknologi informasi, bertujuan dimilikinya kemudahan akses sumber belajar di-internet, kemudahan operasional system penilaian dengan pengembangan pendukung sistem penilaian yang meliputi sistem jaringan dan pengembangan CBT (computer based test) dan penggunaan sarana serta prasarana teknologi informasi di FK UNIMUS. Kegiatan ini telah dilaksanakan . Pada analisis persepsional yang berhasil dilakukan terhadap tenaga tehnisi ; pengadaan 50 unit CPU melalui anggaran PHK-PKPD lebih diperkuat lagi karena adanya dukungan pengadaan 50 Unit CPU berdasarkan anggaran Yayasan Unimus, hal ini menunjukan bahwa komitmen pimpinan institusi terhadap peningkatan mutu layanan tehnologi informasi tetap baik. Persepsional dari MEDU terhadap adanya dukungan layanan tehnologi informasi terutama CBT akan lebih mengefisiensikan terhadap tehnik assessment pada mahasiswa baik local maupun nasional (CBT-UKDI). Pembuatan soft ware yang dilaksanakan oleh TA tampaknya telah sampai pada tahap akhir pengembangan system ,hal ini dibuktikan dengan telah diserahkannya source cord system informasi kepada tehnisi TI- FK Unimus. Ada tambahan hardware dan soft ware pada thn 2012. Sebelumnya FK Unimus sudah memakai e learning hanya saja penggunaannya belum optimal . Kelebihan system SIAMUS : langsung bisa keluar hasil nilai sehingga bisa lgs dilihat hasilnya. Untuk Soft ware : telah diselaikan beberapa SIM,seperti; SIKAMUS, SIDAMUS (untk lihat gajih, pangkat gol :setiap dosen bisa lgs melihat profilnya ) : datanya dipusatkan di FK ,data sidamus masuk ke PDPT . Alur bisnis mekanisme data base nya adalah ; Semua data dari Fakultas masuk ke PDPT. Untuk SIKAMUS (system keuangan) dibagi 2 yaitu ; system akuntansi dan system anggaran yang bisa diakses langsung , dengan system ini penyusunan RAB bisa lgs diketahui, untuk akuntansi soft warenya masih perlu dikembangkan lagi . Untuk Sistem keuangan sudah dilakukan pelatihan pelatihan terhadap tenaga SDM keuangan ,sehingga implementasi penggunaan system ini terjamin keterlaksanaannya. Reviewer menggangap Perlu harus adanya jaminan keberlanjutan penggunaan sistem yang sudah dikembangkan dan dimplementasikan harus tetap dilaksanakan pasca PHK-PKPD. Oleh karena itu pengembangan dari system perlu dipikirkan keberlanjutannya untuk menyesuaikan dgn perkembangan alur bisnis system keuangan di Unimus. Untuk Program Peningkatan mutu layanan laboratorium ada beberapa aktifitas yang dilaksanakan a) Peningkatan kemampuan laboran melalui pelaksanaan magang laboran di institusi mitra, b) Penyempurnaan SOP layanan laboratorium melalui evaluasi SOP layanan laboratorium yang diterapkan di FK; c) perumusan SOP layanan yang disempurnakan; d) legalisasi SOP layanan, dan e) implementasi SOP layanan laboratorium serta; f) pelaporan SOP layanan yang disempurnakan. Dari hasil diskusi jejak pendapat dengan para Laboran / tenaga kependidikan . Dari Laboran lab Biomedik yang sudah mengikuti kegiatan magang di institusi mitra FK Undip menyatakan; sebelum ada program HPEQ praktikum hanya simulasi saja, setelah ada program HPEQ mahasiswa melaksnakan kegiatan praktikumnya sendiri sendiri. Menurut persepsional Mahasiswa : setelah ada program HPEQ bisa dirasakan perbedaannya . Dari hasil ujian praktikum mahasiswa : terjadi perubahan kearah peningkatan rata rata kelulusan . Aspek maintenance alat alat laboratorium ,menurut laboran Ilmu Biomedik Kalibrasi alat alat yang dibeli dari anggaran PHK-PKPD sudah dilakukan, dan yang melaksanakan adalah dari vendor pengadaan alat ,karena hal ini
sesuai klausul dalam Kontraknya. Untuk Penggunaan alat alat yang dibeli dari PHKPKPD, pada pengamatan di lapangan sudah digunakan sesuai peruntukan dan perencanaan penggunaan barang sesuai dengan RIP FK Unimus ,seperti sterilisator,sentrifuge, mikroskop , timbangan dsb. Hal ini dapat diperlihatkan dengan adanya Loog book penggunaan alat yang sudah ada. Untuk proses monitoring ,Audit mutu sudah dilakukan oleh unit SPMI FK Unimus. Menurut tenaga kependidikan laboratorium Biomedik yang sempat dimagangkan di FK Undip berpendapat , bahwa Laboratorium Ilmu Biomedik belum digunakan untuk Riset mahasiswa seperti halnya di Lab Biomedik FK Undip , belum dipakainya untuk riset krn masih terbatasnya sarana Laboratorium di FK Unimus, oleh karena itu usul dari tenaga laboran Biomedik adalah perlu ditambah alat alat sehingga bisa digunakan untuk riset mahasiswa. Menurut staf laboran Biomedik untuk existing program FK Unimus pada tahun mendatang program magang untuk tenaga laboran masih sangat diperlukan dan bermanfaat sekali , untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan tenaga Laboran di FK Unimus. Untuk pengadaan civil work laboratorium Biomedik basah , dan pengadanaan 25 unit mikroskop Binokuler telah terlaksana dengan baik. Program Peningkatan mutu layanan perpustakaan. Untuk dilakukan melalui penyediaan sarana pendukung yang memadai, sehingga bisa memberikan rasa nyaman bagi pengguna perpustakaan, dan perlunya peningkatan kemampuan staf perpustakaan dalam mengelola sumber bahan ajar. Peningkatan kemampuan staf perpustakaan melalui magang staf perpustakaan ke instansi mitra. Kegiatan yang sudah terlaksna sebagai berikut : a) pelaksanaan magang ke instansi yang dituju, b) implementasi hasil magang. Untuk sarana perpustakaan terdapat program pengadaan civil work yang sudah selesai dilaksanakan prosesnya, pengadaan buku buku referensi bertopik Basic Science dan Clinical Science tampaknya lebih dominan ,dan hal ini sesuai dengan pengajuan dari masing masing bagian terkait. Untuk minilabrary di ruang tutorial tampaknya masih perlu diupayakan. Dalam pengamatan kami pengadaan untuk Furniture telah dilaksanakan dengan baik ,hanya saja labeling yang belum dilakukan sebagai barang Negara.
b. Analisis Kinerja grantees menurut persepsi tenaga pengajar dan Mahasiswa Pada proses belajar mengajar / pendidikan selama program PHKPKPD berlangsung Fakultas / program studi banyak mengadakan pelatihan untuk peningkatan kompetensi dosen di bidang pembelajaran seperti pelatihan pelatihan AA / pekerti,kemudian Trainer untuk proses tutorial dsb. Sebelumnya ada program PHK-PKPD hanya sedikit yg mendapatkan pekerti. Menurut persepsi dosen sebelum ada workshop pelatihan tutor dosen hanya tau tentang teorinya saja tetapi setelah pelatihan diberikan untuk dosen ,menurut pendapat mahasiswa biasanya banyak perbedaan persepsi yang terjadi antara dosen dgn dosen menjadi berkurang perbedaan persepsi tersebut. Dampak lokakarya / pelatihan pelatihan yang dirasakan sebagai dosen baru lebih bisa mengikuti setelah ada pelatihan untuk tutor. Untuk pelaksanaan lokakarya waktunya diatur antara PIU PHK-PKPD Unimus dan MEDU/MEU/pendidikan profesi agar banyak dosen yg bisa ikut serta tidak mengganggu waktu proses pembelajaran di Fakultas . Dalam merancang program program PHK-PKPD masukan dari mahasiswa ikut
dievaluasi untuk pengembangan modul, Menurut pendapat mahasiswa telah terjadi perubahan kurikulum setelah PHK-PKPD berjalan,misalnya pergeseran substansi dari blok satu ke blok yg lain ,yaitu dari blok 4 dan 5, sekarang bloknya menjadi blok 3,4 dan 5 . Menurut mahasiswa sudah perubahan yang terjadi telah diimplementasikan. Menurut pendapat dosen pada blok 6 telah di lakukan evaluasi dengan lokakarya PHKPKPD, sehingga perlu ada penambahan ketrampilan agar dapat terlaksana mencapai target yg diharapkan. Dalam merancang kurikulum PIU PHK-PKPD juga telah melibatkan dosen untuk turut menyusun tutor guide, panduan tutorial, panduan biomedik dan SOP lainnya. Pelaksanaan PHK-PKPD di Unimus juga telah merencanakan dari awal untuk Pengembangan staf dalam bentuk Tugas belajar dosen, yaitu : Pendidikan bergelar (S2) berupa pendidikan S2 atas nama (1) dr. Nanik Marfuati (semester 4) Program Studi Biomedik Fakultas Kedokteran di Universitas Diponegoro, (2) dr. M. Riza Setiawan (semester 4) pada program Kedokteran Keluarga di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan (3) dr. Kanti Retnoningrum (semester 3) di program Kedokteran Tropis di Universitas Gajah Mada. Dengan adanya program Tubel tersebut , menurut persepsi dosen di FK Unimus perbandingan jumlah dosen dengan mahasiswa sampai saat ini sudah memadai, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efisien dan efektif ,rekruitmen dosen oleh FK Unimus sampai saat ini sudah cukup banyak terutama untuk trainer tutorial. Pada evaluasi kurikulum ; Dosen diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik dalam pengembangan dan penerapan kurikulum. Kurikulum Blok / mata kuliah disusun dengan melibatkan dosen pre klinik, para klinik, bioetika-humaniora, ilmu kedokteran komunitas, dan klinik disetiap semester ada 3 penanggung jawab blok. Menurut pendapat Ketua MEDU FK Unimus : MEDU dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum makro dan mikronya selalu berpatokan dari SKDI. Untuk setiap pelaksanaan awal blok dimasing masing blok selalu diadakan workshop prablok yaitu melakukan diskusi dahulu ttg materi yg akan diberikan kepada mhs, lalu seperti apa blok akan dilakukan dsb, kemudian untuk setiap blok berakhir ada evaluasi untuk blok. Setiap 7 minggu ada evaluasi dari penanggung jawab. Dalam kegiatan blok terdapat keterlibatan dosen klinis ,menurut Ketua MEDU pelaksanaan evaluasi blok sudah dilakukan oleh FK Unimus sebelum ada program PHK-PKPD. Menurut analisis reviewer beban kerja dari staf MEDU untuk saat ini sudah cukup overload sehingga perlu pengembangan SDM MEDU, tiga struktur unit yang ada di MEDU perlu dievaluasi beban kerjanya. Keberadaan Magister Medical Education yang merupakan persyaratan dalam struktur MEDU juga belum terealisasi karena staf MEDU yang menyandang Magister ME telah keluar dari FK Unimus. Sehingga perlu diupayakan untuk mencari staf MEDU yg berlatar belakang S2 ME. Kinerja berkaitan dengan program Penelitian dan publikasi dosen, telah terlihat bahwa dosen mulai melibatkan mahasiswa : mahasiswa sudah menggunakan alat alat yg dibeli oleh program PHKPKD misalnya lab mikro
untuk kultur sel. Untuk dana penelitian dosen di FK Unimus tampaknya semakin tahun semakin meningkat, meskipun demikian perlu dievaluasi kembali berapa total anggaran yang dibuat dalam RAB FK Unimus pertahun untuk sekitar 50 dosennya. Tampaknya komitmen pimpinan terhadap penelitian dosen cukup baik ,hal ini terlihat dari anggaran penelitian yang dananya dari yayasan, pada tahun tahun terakhir ada tambahan untuk dana penelitian ,hal ini sudah dirasakan sejak thn 2013.Tampaknya untuk terealisasinya target sasaran dibidang penelitian perlu dukungan sarana dan prasarana peralatan yang memadai . oleh karena itu diharapkan pada program existing Fakultas pada tahun depan perlu melakukan evaluasi terhadap kebutuhan sarana prasaran Laboratorium riset yang disesuaikan dengan road map peneltian ditingkat FK Unimus. Disamping itu tampaknya FK Unimus perlu memiliki jurnal ilmiah yang terakreditasi untuk menunjang publikasi hasil riset dari dosen dosen di FK Unimus tsb. Untuk lebih memotivasi keinginan staf dosen melakukan peneltian yang bermutu maka bisa dilakukan pemberian reward kepada peneliti yang berhasil mempublikasikan karyanya dalam jurnal ilmiah nasional / internasional. Bagi peneliti muda FK Unimus bisa memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dosen di bidang penelitian dan publikasi.
Menurut persepsi mahasiswa terhadap proses pembelajaran di FK Unimus ; untuk pembekalan tutorial dan praktikum telah dilaksanakan dengan baik oleh PJ blok. Modul modul pembelajaran telah diberikan diawal –awal blok. Dalam satu semester ada tiga blok dan pelaksanaan satu blok selama 7 minggu. Untuk Blok 5 (sistem fgs tubuh dan anatomi bab reproduksi) , ada perubahan ,pada kurikulum lama belum ada kehamilan , dan yg sekarang blok tersebut diberikannya di semester 2, dan ada tambahan dgn pemeriksaan skil labnya. Kurikulum lain yang berubah sejak 2012, misalnya blok forensic. Untuk dulu satu blok saja tetapi blok yg baru digabung dengan blok emergency. Pada saat ini ada beberapa dosen yang membuka akses komunikasi melalui email sehingga Aspirasi / pendapat mahasiswa dapat melalui on Line. Menurut pendapat mahaasiswa Workshop / penyamaan persepsi dosen perlu diadakan lagi karena dengan workshop tsb dapat mengurangi perbedaan persepsi pada saat tutorial/ skil lab. Beberapa mahasiswa berpendapat Tutor yang masih muda muda lebih kreatif dalam memimpin tutorial dibandingkan yang sudah tua. Tetapi beberapa mahsiswa lain berpendapat tutor yang muda / tua untuk mengatur jalannya diskusi sama saja. Hanya tutor yang tua cenderung sulit mengatur waktunya untuk menjadi sebagai tutor. Menurut mhasiswa untuk Tutor yang baru lulus dokter ,dalam proses pembimbingan ditutorial tidak terlalu pengaruh, yang sedikit dirasakan berbeda adlah tutor dengan latar belakang spesialis menurut mereka Tutor yang berlatar belakang spesialis lebih mendalam, terutama pada saat kuliah pakar. Menurut persepsi sebagian besar mahasiswa Blok tujuh (standart theraphy) merupakan blok yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi karena banyak mahasiswa yang susah lulus pada blok tersebut. Karena dalam blok tersebut menurut mereka ada patologi dan konsep dasar penyakit yang sangat banyak bahan bahannya. Menurut persepsi
mahasiswa kurikulum yang dilaksanakan di FK Unimus terIntegrasi horizontal dimana bidang ilmu kedokteran dasar seperti anatomi, histologi, biokimia diintegrasikan tersendiri, sedangkan ilmu kedokteran klinik diintegrasikan terpisah. Dan terIntegrasi vertikal dan horizontal (seluruh matakuliah baik preklinik maupun klinik disajikan secara terintegrasi dalam kajian/modul/blok) . Untuk setiap matakuliah/blok/modul sudah tersedia modul belajarnya secara keseluruhan b. Ketercapaian area intervensi: Nilai Baseline dan Target dengan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Tambahan No
Baselin Target e (2009) 2011 2012 Indikator utama 1 Rata-rata IPK semester pada 2,49 2,70 2,90 pelaksanaan KBK 2 Prosentase rerata IP semester < 2,5 59,2 35 25 > 2,5 40,8 65 75 3 Akreditasi program studi Belum Belu Suda Standar BAN PT Okt 2009 m h Perkiraan nilai akreditasi 180 200 230 Indikator Tambahan 1. Indikator perencanaan pembelajaran Penguatan implementasi KBK untuk mencapai standar lulusan a. Peningkatan kualitas dan relevansi KBK 4 Ada kurikulum baru yang sesuai 0 100 100 KBK (%)
5
Indikator
Ada RPKPS (%)
28
85
100
2013
KLARIFIK ASI
3,0
0 100 Suda h 260 2.
100
100
b. Kurang tepat menentukan nya Penetapan di thn 2013 tidak dirujuk melaui RIP 2012 sehingga masih tercantum 100 pada 2013
6
Jumlah mahasiswa yang meminjam 24 100 buku perpustakaan/minggu Rata-rata nilai akhir skill 75 80 laboratorium per blok Peningkatan kualitas implementasi KBK dalam blok Modul per blok terintegrasi (%) 28 85 Rata-rata nilai tutorial mahasiswa 75 80 Mahasiswa remidi (%) 4,1 4 Indikator Layanan Akademik Pengisian KRS tepat waktu (%) 70 90 Ketepatan waktu pengumuman nilai 30 15 Semester pasca ujian (hari) Pengguna internet untuk 50 100 pembelajaran per hari (%) Banyaknya kunjungan pada system 0 50 informasi setiap minggu (%) Kepuasan mahasiswa terhadap 3,1 3,3 laboratorium (skala 1-4) Pelayanan perpustakaan tiap 10 7 mahasiswa (menit)
7 b. 8 9 10 11 12 13 14 15 16
No 17 18
Indikator Kepuasan mahasiswa terhadap perpustakaan (skala 1-4) Kemitraan dengan FK. UNDIP
No
Area Intervensi
Baseline (2009) 2,74
2011 3
NA
Hasil yang dicapai
1
Implementasi KBK berbasis SPICES
2
Penguatan sarana-prasarana Sesuai target dan Penunjang KBK rencana
3
Penguatan FK
Sesuai target
200
250
85
87
100 85 3
100 87 2
100 15
100 15
100
100
75
100
3,5
3,7
6
5
c.
Target 2012 2013 3,3 3,5
5
KLARIFI KASI
6 Ketercapaian Indikator
Kendala sesuai dengan hasil diskusi
Tercapai
Tidak ada
Tercapai
Tidak ada
Penguatan melalui Sebagian besar peningkatan tercapai kualitas dan kuantitas SDM sesuai dengan target
Hambatan terjadi pada kuantitas penelitian dan publikasi karena keterbatasan dana penelitian
4
5
6
Penguatan MEU
Sesuai target
Tercapai
Tidak ada
Tercapai
Tidak ada
Perbaikan sistem informasi
Sesuai target dan didukung penuh dari SI universitas Belum ada
Belum ada target dan indicator ketercapaian
Keterbatasan dana dan SDM dalam bidang penelitian
Sesuai target
Tercapai, walau masih perlu ditingkatkan
Mitra rumah sakit sudah sesuai kebutuhan, namun belum ada mitra dengan wahana pendidikan lain
Unggulan spesifik
7
Kemitraan
No
Area Intervensi
1 Implementasi KBK berbasis SPICES: o o o o
2
Hasil yang dicapai: Ketercapaian indikator: Strategi Pencapaian indicator: Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
Penguatan saranaprasarana Penunjang KBK: o o o
Hasil yang dicapai: Ketercapaian indikator: Strategi Pencapaian indicator:
Uraian Dari MEDU : ada TA kurikulum dengan FK Mitra Undip ,pemahaman dosen thd KBK masih kurang, SCL bukan teacher centre. Pada PHK-PKPD telah ada perubahan dari system penilaian. Tahap akademik dan tahap profesi harus ada continuitas kurikulum. Strategi : akan diusahakan untuk thn thn mendatang tetap dilakukan tanpa dana PHKPKPD. Penyusunan kurikulum di profesi tetap FK harus ada keterlibatan . ada kelonggaran dalam penyusunan kurikulum di tahap profesi. dgn rata rata IPK >2,75 optimis akan lulus UKDI ,untuk menunggu UKDI ada mentoring dan 3 kali Try Out menghadapi UKDI Adanya PHKPKPD sangat menunjang sekali goalnya kurikulum, misnya lab Biomedik, dulu sebelum ada HPEQ hrs praktikum di lab di Fakultas lain. Masalah perpustakaan: sebelum HPEQ gedungnya kecil,sekarang sudah luas. Buku buku sudah bertambah. IT CBT ; dalam proses evaluasi lebih cepat. Hanya saja Entry soal masih menggunakan
Kendala sesuai dengan hasil diskusi: Penguatan FK o
3
Hasil yang dicapai: Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi: Penguatan MEU
tenaga administrative secara manual. Telah tercapai sebagian
o o
4
o o o o
5
Hasil yang dicapai: Ketercapaian indikator: Strategi Pencapaian indicator: Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
Kemitraan (skema A & B) o o o o
Hasil yang dicapai: Ketercapaian indikator: Strategi Pencapaian indicator: Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
SK struktur MEU : perencanan ,sarana prasarana , dan monev sudah ada SKnya. Bertanggung jawab pada wadek I. Perlu ada perobahan struktur MEU. Tidak ada lokakarya atau IHT dari PHKPKPD yang spesifik dikhususkan untuk peningkatan kompetensi staf MEDU . pernah ada dosen sedang S2 ME yg sedang sekolah lalu keluar krn biaya sendiri , pernah diusulkan dari PHKPKPD untuk sekolah S2 ME tapi syarat administrasi di PT tdk terpenuhi. Struktur SDM hanya tiga orang. Usul :penambahan SDM, dan administrasi, audit sudah dilaksnakan oleh SPMI. Kemitraan : evaluasi kurikulum dilakukan oleh pakar undip. Yg sudah dilaksanakan oleh TA manfaatnya terasa hanya berkaitan dgn evaluasi kurikulum : Blok 3(ked keluarga) adanya blok ini terlalu dini unt mhs baru ,perlu dijelaskan dulu teorinya. Blok 4 dan 5 (struktur fgs tubuh); seharusnya waktunya lebih panjang sehingga ditambah blok 3,4 dan 5 . setelah revisi Blok ,Belum semua Blok terlaksna baru 17 blok dari 21 blok sejak 2012. Perlu pemikiran perubahan system penilaian untuk mhs agar lebih digeneralisasi agar tidak merugikan mhsnya.
c. Ketercapaian indikator utama : Untuk dapat menganalisis ketercapaian target dari indicator kinerja yang telah ditetapkan oleh PHK-PKPD FK Unimus masih diperlukan penetapan Definisi operasional untuk masing masing KPI dengan metode pengukuran yang jelas. Hampir sebagian besar KPI yang dibuat menggunkan metode pengukuran ketercapaian dengan “Prosentase” . Sebagai contoh : KPI untuk program “Ada kurikulum baru yang sesuai KBK (Target sampai akhir tahun 2013; 100%), untuk menganalisis ketercapaian target sebesar 100% nya tersebut sangat subjectif
sekali, karena menggunakan prosentase. Saran reviewer tidak perlu merubah table KPI yg sudah dibuat sejak thn 2011, tetapi cukup memberikan justifikasi dibawah table KPI tersebut tentang bagaimana mengukur ketercapaian KPI tersebut agar benar benar Dapat diukur secara kuantitatif. Intake mahasiswa : 2011 Intake 50
2012
Daya Tampung 50
Intake 50
2013
Daya Tampung 50
Intake 50
Daya Tampung 50
d. Kendala dalam pencapaian indiaktor kinerja utama dan cara mengatasinya: 1) Perlu analisis lebih lanjut apakah terdapat kendala berarti atau tidak dalam pencapaian indicator kinerjanya , setelah ditetapkan terlebih dahulu oleh PIU PHK-PKPD FK Unimus mengenai justifikasi terhadap metode pengukuran KPI dari indicator kinerja Utamanya. 2) Untuk KPI berkaitan dengan civil work ,tampaknya tidak ada kendala yang serius, walaupun dalam pelaksanaannya ada hambatan berupa terbitnya NOL yang tidak sesuai dengan tahapan yang dilaksanakan selama proses pembangunan renovasi gedung. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan menyewa dan memindahkan sementara ruang sarana pembelajaran ke gedung lain. Hal ini menunjukan komitmen yang tinggi dari pimpinan untuk menunjang suksesnya program PHK-PKPD . 3) Untuk KPI dalam proses pengadaan barang ,tampaknya tidak ada kendala yang berarti
4. Hambatan terkait dengan pengelolaan dan strategi untuk mengatasinya:
Hambatan terkait pengelolaan program pada kuartal Q4 thn 2013 dan pada kuartal Q1 tahun 2014 tidak ada hambatan yang berarti, oleh karena semua aktifitas kegiatan pada kuartal Q4 thn 2014 sebagian besar tingggal menyesaikan pembayaran kontrak kontrak saja, utamanya berkaitan dengan civil work untuk renovasi gedung.
5. Praktek Baik (Good Practices) : a. Adanya ketidak sesuaian dalam realisasi keterlaksanaan terhadap perencanaan aktifitas program civil work yang sudah dibuat pada awal program PHK-PKPD karena adanya perbedaan persepsi antara BPKP dengan PIU maupun CPCU, nampaknya membuat PIU Unimus cukup kesulitan dalam menyelesaikan maslah ini . Tetapi adanay kebijakan pimpinan Universitas yang begitu arif dalam menyikapi masalah ini yaitu dengan menambah dana DRK untuk membantu program Civil work ,tampaknya membuat program pengadaan barang dan civil work di FK Unimus dapat terealisasi dengan baik. b. Kemampuan mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil evaluasi diri yang berbasis pada analisis SWOT oleh pimpinan dan PIU FK Unimus nampaknya
berbuah hasil terealisasinya serapan anggaran dan ketercapaian target sesuai yang direncanakan. Hal ini terlihat pada strategi manajemen yang diterapkan oleh FK Unimus terhadap program PHK-PKPD Unimus ,dimana pada tahun tahun pertama program yang awalnya tidak dapat mencapai 10 % tetapi pada akhir kuartal Q4 2011 sudah bisa mencapai hampir lebih dari 40%. Strategy awal PIU Unimus adalah bagaimana supporting factor berupa program pengadaan yang akan dapat menyerap anggaran lebih besar diutamakan dan didahulukan serta betul betul diawasi keterlaksanaan programnya, tentunya dengan berkordinasi dengan panitia pengadaan CPCU.
6. Rekomendasi a. Rekomendasi untuk institusi: 1) Strategi strategi yang telah diambil dalam menghadapi kendala selama pelaksanaan program PHK-PKPD di FK Unimus hendaknya dapat tetap dilaksanakan pasca PHK-PKPD. 2) Perlu segera diupayakan pemenuhan persyaratan perundang undangan terutama terhadap Sumber daya di MEDU yaitu ; rekruitmen 2 orang tenaga magister S2 Medical Education. b. Rekomendasi untuk CPCU: Untuk Kordinator Tim Analisis Persepsional dari AIPKI yang bertanggung jawab terhadap jejak pendapat Persepsi kepada ; Pimpinan, Dosen , mahasiswa dan tenaga Kependikanan, Perlu konsolidasi yang lebih baik lagi kepada para asisten peneliti yang terdapat di masing masing grantees sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap apa yang harus dikerjakan oleh Asisten peneliti. Karena dari tiga tempat yang kami site visit umumnya asisten peneliti mengatakan tidak tahu tugas apa yang harus mereka kerjakan walaupun mereka telah mendapat TOT oleh CPCU sebelumnya. Sehingga pada saat dilapangan reviewer tidak bisa mendapatkan informasi yang berarti dan data dari asisten Peneliti tsb. Sementara aplikasi system yang dibuat juga tidak bisa diakses oleh reviwer maupun asistan peneliti sehingga hasil analisis terhadap data yang telah dimasukan dalam system pun tidak bisa diketahui.