Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer
: Universitas Sumatera Utara : Institusi Non-grantee : 1. Irwin Aras 2. Soegianto Ali 3. Hartaty Sirait
1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) adalah institusi non-grantee PHK-PKPD yang disurvei sebagai pembanding untuk mendapatkan gambaran dampak PHK-PKPD bagi institusi pendidikan kedokteran. Walaupun tidak mendapat grant PHKPKPD, FK USU menerima bantuan komputer beserta meja untuk CBT center dan sejumlah manekin untuk OSCE center dari HPEQ Komponen 2. Selain itu juga mendapatkan pelatihan-pelatihan bagi dosen yang dilakukan oleh HPEQ Komponen 2 terkait dengan pelaksanaan UKDI. Keseluruhan bantuan tersebut telah berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik. FK USU telah menjalankan KBK dengan metode pendekatan SPICES yang terlaksana dengan cukup baik berkat fasilitas yang dimiliki dan terutama komitmen dari staf pendidik dan staf kependidikan mengingat jumlah mahasiswa yang menjalani proses pendidikan cukup banyak, yaitu sekitar 500-an mahasiswa per angkatan, dengan proporsi mahasiswa asing yang cukup besar (lebih dari 20%) Secara umum kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Walaupun demikian masih ada keluhan dari mahasiswa terkait jadwal perkuliahan dan fasilitas terutama listrik dan wifi. Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat terlaksana namun pendataannya belum dilakukan melalui pusat data terpadu. Pengembangan staf terutama pendidik terlaksana baik namun untuk kependidikan masih terkendala masalah koordinasi walaupun kesempatan telah dialokasikan di tingkat Fakultas. Berdasarkan data yang ada, akreditasi Prodi Pendidikan Dokter FK USU pada tahun 2013 mengalami penurunan, dari kategori A menjadi B, dengan nilai 322. Hal tersebut diakui oleh pimpinan FK USU, dan diidentifikasi penyebabnya adalah rendahnya nilai pada komponen penelitian dan pengabdian masyarakat (Standar 7). Untuk itu, telah dibentuk tim yang akan mempersiapkan dan mengajukan proses re-akreditasi dengan harapan nilai yang diperoleh nantinya akan lebih baik. Dengan sumber daya manusia, fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki. FK USU akan mampu berkiprah secara lebih baik dan hal ini perlu didukung dengan koordinasi lebih baik dengan pihak Universitas. 2. Komitmen Pimpinan Dari dana PNBP tahun 2013 yang sebesar kurang lebih Rp. 103 Milyar, dilaporkan bahwa pengembalian ke FK mencapai 80%. Hal ini sesungguhnya merupakan modal besar untuk meningkatan kapasitas institusi maupun kapasitas stafnya. FK USU sudah menempati gedung baru yang memiliki fasilitas ruang kuliah, fasilitas PBL dan fasilitas
SL yang cukup memadai. Namun kiranya pimpinan insitusi perlu menyusun prioritas sebelum mengembangkan lebih lanjut, sehingga fasilitas yang sangat bagus saat ini dapat termanfaatkan secara optimal. Misalnya mengingat kondisi Kota Medan yang sering mengalami pemadaman listrik maka perlu segera dipertimbangkan untuk mengadakan sumber listrik cadangan (gen-set) sehingga proses pembelajaran dan administrasi tidak terganggu setiap listrik padam. Demikian pula dengan kebutuhan akan akses internet (wifi) yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan kapasitasnya. RS USU yang nantinya menjadi wahana pendidikan bagi mahasiswa bersama RS Adam Malik, sejak tahun 2011 telah selesai pembangunan fisiknya. Namun hingga saat ini belum beroperasi penuh dikarenakan masih adanya fasilitas yang belum terpenuhi. Dibutuhkan koordinasi yang lebih baik lagi antara pimpinan FK, RS dan pihak USU sehingga fungsi RS tersebut segera dapat dioptimalkan. Pimpinan FK USU telah membuat banyak program pengembangan, termasuk memperhatikan pengembangan dari staf kependidikan, namun dari diskusi, tampaknya kesempatan untuk pengembangan kapasitas staf kependidikan belum banyak dimanfaatkan oleh staf kependidikan FK USU dikarenakan belum jelasnya prosedur untuk menempuh pendidikan lanjutan, terutama untuk pendidikan lanjutan yang bergelar. 3. Kemajuan Pelaksanaan Pembelajaran a. Pelaksanaan kegiatan secara umum: Kegiatan terkait dengan pelaksanaan KBK berjalan dengan baik dan pembuatan modul, pelaksanaan PBL dan keterampilan medis dasar telah terselenggara dan fasilitas serta sarana dan prasarana telah tersedia dengan cukup baik. FK USU mendapatkan bantuan dari program HPEQ Komponen 2 berupa komputer 48 unit untuk CBT center dan sejumlah manekin untuk OSCE center. Saat ini ruang untuk CBT center FK masih menggunakan ruang yang lama, yang terbagi menjadi empat ruangan dengan kapasitas 100 unit. Sehingga untuk pelaksanaan ujian CBT dengan jumlah peserta yang besar, harus dilaksanakan juga di ruang komputer di Universitas. Namun demikian FK USU telah menyiapkan ruangan untuk lab computer dengan kapasitas lebih dari 100 komputer di gedung yang baru. Manekin untuk OSCE juga telah digunakan untuk penyelenggaraan OSCE dan tersimpan dalam suatu ruang penyimpanan manekin yang cukup luas dan baik. b. Ketercapaian area intervensi: No Area Intervensi 1. Implementasi KBK berbasis SPICES: o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian
Uraian FK USU telah mengimplementasikan KBK dengan metode pendekatan SPICES, serta terdapat integrasi vertikal dan horizontal. Mengingat jumlah mahasiswa per angkatan cukup banyak (rata-rata 500 orang), dan kegiatan pembelajaran tiap angkatan
indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
2
Penguatan saranaprasarana Penunjang KBK: o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
dilaksanakan secara paralel 2 kelompok, maka implementasi KBK memerlukan SDM pendidikan dan kependidikan yang sangat besar. Komitmen SDM yang dimiliki oleh FK USU cukup baik sehingga kegiatan implementasi berjalan dengan baik, namun juga menyebabkan beban kerja SDM untuk pendidikan menjadi tinggi dan dapat menyebabkan prioritas terkait penelitian dan pengabdian masyarakat berkurang. Dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar, PBL dan SL selalu terlaksana dengan baik dan bila ada tutor atau instruktur yang berhalangan, selalu akan dicarikan ganti. Terkait dengan proses kuliah, mahasiswa mengeluhkan seringnya pergantian jadwal kuliah oleh dosen yang mengampu. Selain itu peran dosen Penasehat Akademik (PA) dirasakan belum optimal. Selama ini menurut mahasiswa, masih sebatas untuk menandatangani KRS saja. Fasilitas fisik terkait gedung untuk pelaksanaan PBL dan SL tersedia cukup baik. Demikian pula dengan sarana dan prasarana untuk kegiatan lainnya termasuk untuk praktikum. Fasilitas laboratorium computer untuk CBT center dan OSCE center tersedia untuk 3 lokasi ujian parallel. Kendala terkait dengan sarana dan prasarana yang dikeluhkan oleh banyak civitas academica terutama listrik yang menjadi permasalahan bertahun-tahun di kota Medan serta koneksi wi fi yang masih belum konsisten di beberapa lokasi. FK USU sendiri tampaknya telah mengupayakan penyediaan gen-set namun tampaknya belum memadai untuk seluruh aktivitas yang berlangsung. Jaringan wi fi dikelola di tingkat Universitas dan permasalahan yang ada telah dilaporkan dan dikoordinasikan kepada Universitas namun belum teratasi. Selain itu, mahasiswa juga menyatakan minimnya pengalaman belajar langsung pada cadaver saat praktikum anatomi. Padahal menurut mereka hal tersebut sangat penting
3
Penguatan FK o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
4
Penguatan MEU o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
5
Unggulan spesifik
untuk mengenali struktur anatomi manusia secara langsung, tidak hanya melalui model. Hal lain yang dikeluhkan mahasiswa dan staf pendidik adalah masalah pasokan listrik PLN yang sering padam di kota Medan secara keseluruhan. FK USU telah memiliki RS Akademik, namun operasionalnya belum dimulai dan diperlukan koordinasi lebih lanjut dan intens dengan pihak Universitas. Saat ini FK USU memiliki 2 program S2, 1 program S3, dan 18 program spesialisasi. FK USU memiliki program kerja sama pendidikan Internasional dengan pihak Allianze College of Medical Sciences (ACMS). di Penang. Selain itu juga terlibat dalam kerja sama penelitian dengan Universiteit Amsterdam. Hal-hal ini merupakan suatu prestasi yang dapat menunjang tri darma perguruan tinggi di FK USU. Salah satu kendala terkait kegiatan penelitian adalah alokasi dana penelitian yang saat ini dikelola langsung oleh Lembaga Penelitian di tingkat Universitas, sehingga proses untuk mendapatkan dana penelitian internal cukup rumit dan dana yang didapat juga masih kecil. Dengan demikian banyak Staf Pendidik yang melakukan penelitian dengan dana yang berasal dari berbagai sumber dan kegiatan ini menjadi tidak terpantau atau terlaporkan. FK USU telah memiliki MEU yang terdiri dari berbagai Unit. Salah satunya adalah unit assessment yang tampaknya cukup berperan. Peran MEU di FK USU sangat vital karena tidak hanya mengurusi kurikulum, tetapi juga operasional meliputi pencarian dosen pengganti dan kegiatan pengganti. Dalam rancangan kurikulum, muatan unggulan FK USU, yaitu kedokteran tropis dan onkologi telah memiliki blok sendiri, namun dari wawancara dengan dosen dan mahasiswa, belum tergambar adanya mata kuliah/blok pilihan untuk prodi kedokteran. FK USU mengusung unggulan Kedokteran
(skema A) o Hasil yang dicapai: o Ketercapaian indikator: o Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
6
7
tropic dan Onkologi. Terkait dengan kedokteran tropic, FK USU telah memiliki program magister untuk Kedokteran tropic. Saat visitasi dilakukan, ada diskusi dengan tim dari Unhas, Unpad dan Universiteit Amsterdam terkait penelitian bersama di bidang infeksi. Diskusi dengan staf pendidik dari dept. Parasitologi juga memberikan gambaran terkait dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh dept. Parasitologi tersebut. Pengembangan capacity FK USU memiliki program studi yang cukup building banyak dan RS Pendidikan yang dalam proses o Hasil yang dicapai: persiapan operasional. Jumlah staf pendidik o Ketercapaian yang ada cukup banyak dan rekrutmen terjadi indikator: secara kontinu. Di bidang pendidikan dan o Strategi Pencapaian pengajaran, FK USU telah memiliki kapasitas indicator: yang sangat baik. Data penelitian dan o Kendala sesuai pengabdian masyarakat belum banyak dengan hasil diskusi: didapatkan, walaupun dari beberapa diskusi terdeteksi cukup banyaknya kegiatan tersebut, namun perlu ada pusat data terkait dua kegiatan tersebut agar dapat terdokumentasi secara lebih baik. FK USU tidak memiliki program kemitraan skema A&B sebagaimana dalam program HPEQ. Walau demikian FK USU membantu Kemitraan (skema A & penyelenggaraan FK lainnya di Sumatera Utara, B) yaitu FK Universitas Methodist Indonesia, FK o Hasil yang dicapai: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara o Ketercapaian dan FK Universitas Islam Sumatera Utara. indikator: Secara umum tidak dirasakan adanya kendala o Strategi Pencapaian terkait hal ini, namun mengingat jumlah indicator: mahasiswa yang dimiliki oleh FK USU dan o Kendala sesuai keharusan membina 4 mitra dapat dengan hasil diskusi: menyebabkan fokus staf pendidik berkonsentrasi pada darma pendidikan akan lebih besar..
c. Ketercapaian indikator utama No Indikator Kesesuaian dengan Hambatan pencapaian target tengah tahun indikator sesuai dengan hasil 2013 diskusi
Tidak relevan
d. Intake mahasiswa No Kuota 2011 dikti 2014 Intake 180
524
2012 Daya Tampung 500
Intake 541
2013 Daya Tampung 500
Intake 486
Daya Tampung 500
e. Kendala dalam pencapaian indiaktor kinerja utama dan cara mengatasinya Tidak relevan. 4. Hambatan terkait dengan pengelolaan dan strategi untuk mengatasinya FK USU telah memiliki sarana, prasarana dan fasilitas yang memadai, namun permasalahan umum untuk suplai listrik dari PLN tampaknya menjadi kendala untuk terlaksananya beberapa kegiatan. Pada beberapa bagian dari gedung di FK USU tampaknya telah terkoneksi dengan gen set, namun rupanya suplai listrik dari gen set ini belum mencakup keseluruhan bagian gedung, sehingga keluhan akibat suplai listrik masih kerap terjadi. Demikian pula untuk jaringan wi fi bagi pembelajaran mahasiswa masih belum merata untuk seluruh lokasi FK USU dan hal ini dikeluhkan oleh mahasiswa dan juga beberapa staf pendidik. RS Pendidikan secara umum telah siap beroperasi, namun masih terkendala dana operasional, terutama di tahun pertama sebelum RS mendapatkan revenue dari pelayanan. Dengan dana PNBP yang cukup besar, FK USU perlu melakukan komunikasi yang lebih intens dengan Universitas terkait hal-hal di atas agar permasalahan cepat teratasi. 5. Praktek Baik (Good Practices) - Komitmen dari staf pendidik maupun staf kependidikan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dengan jumlah mahasiswa regular dan internasional yang banyak, kegiatan seperti praktikum dilaksanakan mencapai 10 sesi dan kegiatan skills lab memerlukan pelaksanaan sampai 50 kelompok. Hal ini membutuhkan komitmen yang luar biasa dari staf pendidik dan kependidikan. - Manajemen MEU dalam memastikan kegiatan terkait SPICES terlaksana dengan baik melalui pemantauan dan mencarikan dosen pengganti bila dosen awal berhalangan. - Telah terjalinnya kerja sama formal dengan institusi pendidikan kedokteran di Penang yang meliputi kegiatan belajar mengajar dan kepaniteraan di Malaysia, merupakan langkah baik untuk mengantisipasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 6. Rekomendasi
a. Rekomendasi untuk institusi: Perlu pembicaraan dan diskusi lebih intens dengan Universitas terkait beberapa hambatan minor dalam hal sarana dan prasarana pendidikan (suplai listrik dan koneksi internet), prosedur mendapatkan dana penelitian bagi staf, serta pendanaan operasional RS Pendidikan. Perlu dibentuk pusat data untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Civitas Academica FK USU. Perlu distribusi beban pendidikan bagi staf pendidik dan kependidikan terutama mengingat jumlah mahasiswa yang cukup banyak. Perlu segera mencari solusi dan merancang antisipasi terhadap konsekuensi dari pengurangan jumlah mahasiswa di tahun 2014 ini. b. Rekomendasi untuk CPCU: Tidak relevan