Visitasi PHK-PKPD (AIPKI)
Komentar dan Rekomendasi
Nama Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Skema
: Skema C
Reviewer
: 1. Hemma Yulfi 2. Fika Ekayanti
1. Komentar Umum Dalam rangka mengevaluasi program hibah kompetisi peningkatan kualitas pendidikan dokter (PHK-PKPD), terkait dengan capaian dalam area intervensi, telah dilakukan evaluasi terhadap Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 21-22 Mei 2014 dengan urutan sesi pertemuan disesuaikan berdasarkan ketentuan Kerangka Acuan Kerja Monitoring dan Evaluasi Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPD). Secara umum, pelaksanaan implementasi PHK-PKPD di FK UMY telah berjalan dengan sangat baik. Indikator kinerja utama telah tercapai 5 dari 7 indikator.
2. Komitmen Pimpinan Sesi dengan pimpinan institusi yang diwakili oleh Sekretaris Rektor dan Wakil Rektor 2 dilakukan pada awal pertemuan. Pada sesi pertemuan diperoleh gambaran komitmen yang tinggi dari institusi terhadap pelaksanaan proyek, yang ditunjukkan dengan adanya dana pendampingan dengan komitmen sebesar 10%, penalangan dana oleh insitusi (apabila dana proyek belum dapat dicairkan) yang menjamin kelancaran kegiatan, serta beberapa good practices yang dijalankan oleh institusi, baik yang sifatnya memperlancar kegiatan proyek maupun adopsi praktik baik dari kegiatan-kegiatan PHK-PKPD dalam kebijakan institusi. Good practice PHK-PKPD yang diadopsi oleh institusi adalah sistem pengadaan barang dan penyediaan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu.
3. Kemajuan Pelaksanaan PHK-PKPD dan Ketercapaian Indikator a. Pelaksanaan kegiatan secara umum: Kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan. Setelah pertemuan dengan pimpinan Universitas, pertemuan dilanjutkan dengan Dekan dan PIU. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dosen, staf kependidikan dan mahasiswa. Hari kedua dilakukan observasi OSCE center, RS pendidikan, laboratorium biomedis, ruang skills lab dan ruang kuliah, dilanjutkan dengan wrap up dari tim reviewer kepada PIU. Pada sesi pertemuan dengan PIU diperoleh gambaran pelaksanaan proyek selama tiga tahun. Banyak indikator keberhasilan yang telah tercapai, namun masih ada indikator yang belum sesuai harapan namun telah dijelaskan oleh PIU mengenai kendala yang dihadapi. Hal ini
terkait dengan akreditasi prodi yang masih B sementara target akreditasi adalah A pada tahun 2013. Hal ini terkait dengan perubahan borang akreditasi dari BANT PT menjadi LAM pada tahun 2013, sehingga dokumen akreditasi yang telah dipersiapkan oleh prodi dilengkapi kembali dan sudah dikirimkan kepada LAM pada Maret 2014 untuk dilakukan visitasi. Pada sesi pertemuan dengan dosen terlihat bahwa seluruh dosen berperan dan dilibatkan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan tridharma perguruan tinggi. Keterlibatan dosen non PIU dalam kegiatan PHK-PKPD bervariasi, mulai dari terlibat dalam setiap kegiatan pengembangan staf dalam bentuk pelatihan keterampilan dan peningkatan kinerja dosen, dosen sebagai penerima hibah penelitian, hingga dosen sebagai penerima beasiswa magang ataupun pendidikan. Peningkatan kinerja tenaga kependidikan juga dilakukan oleh institusi dalam bentuk pelatihan informal yang dilakukan di tingkat universitas, begitu pula pengiriman tenaga perpustakaan untuk mengikuti sekolah lanjutan. Kinerja tenaga kependidikan terlihat sangat baik, dan dengan tupoksi yang telah ditetapkan, peran tenaga kependidikan sangat membantu dalam kelancaran kegiatan tridharma perguruan tinggi. Namun dalam pertemuan tersebut diperoleh gambaran bahwa kinerja pegawai belum berpengaruh di dalam peningkatan karir maupun kesejahteraan mereka.
No 1
b. Ketercapaian area intervensi: Area Intervensi Uraian Implementasi KBK berbasis SPICES: o Hasil yang dicapai: Sejak awal kegiatan HPEQ, terlihat bahwa realisasi kegiatan untuk meningkatkan kualitas implementasi KBK telah berjalan dengan cukup baik. Untuk area intervensi ini, kegiatan PIU FKIK UMY memiliki 2 program yang berkaitan langsung dengan implementasi KBK (program 2 dan 3) dan 1 program dengan kualitas mahasiswa baru (program 1) . Program 2 dihasilkan perubahan kurikulum untuk memperkuat unggulan (islamic professional behaviour dan family medicine)yang akan diimplementasikan di tahun 2014, perbaikan implementasi kegiatan profesi terutama dalam proses clinical reasoning, dan perbaikan kualitas pengajaran PBL, skills training dan tahap klinik. Program 3 dihasilkan blueprint penilaian dan peningkatan kualitas sistem penilaian selama proses pendidikan di PSPD FKIK UMY serta pelaksanaan progress test. Program 1 dihasilkan peningkatan kualitas sistem seleksi mahasiswa baru serta adanya program beasiswa bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampu. Dalam 3 tahun program HPEQ, terlihat perubahan cukup besar dalam impelementasi KBK di PSPD FKIK UMY. o Ketercapaian Untuk program 2 dan 3, indikator utama telah tercapai indikator: melampaui target, sedangkan untuk indikator tambahan,
2
3
program 2 seluruhnya telah mencapai target, sedangkan program 3 tidak tercapai pada rerata kelulusan progress test tahap profesi (capaian 73,16, target 80) dan lama studi dokter (perbedaan minimal, yaitu capaian 6,43, target 6,48). Pada program 1, ketidaktercapaian indikator utama adalah pada nilai UAN mahasiswa baru (capaian 8,3, target 8,5). o Strategi Pencapaian FKIK UMY menyatakan untuk capaian nilai UAN mahasiswa indikator: baru telah terjadi peningkatan, namun untuk mencapai target sulit, karena intervensi UAN tidak langsung oleh UMY, namun dari asal sekolah mahasiswa baru sebelumnya. Untuk pencapaian target ini, FKIK UMY hanya dapat mencoba meningkatkan angka ketetatan masuk agar dapat menseleksi mahasiswa yang terbaik dari yang mendaftar ke FKIK. Untuk progress test, terjadi peningkatan nilai, kemungkinan diskrepansi capaian dan target terutama karena penetapan target awal yang terlalu tinggi peningkatannya dari baseline. Sedangkan untuk lama studi dokter, dengan kurikulum baru, diharapkan total lamanaya pendidikan di PSPD menjadi ± 6 tahun. o Kendala sesuai Menurut PIU, pencapaian indikator nilai UAN tidak berkaitan dengan hasil diskusi: dengan intervensi program HPEQ FKIK UMY. Hambatan lainnya adalah proses administrasi, overlapping kegiatan dan mundurnya jadwal dari yang direncanakan. Untuk staf dosen umumnya kendala terdapat pada padatnya kegiatan dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Penguatan sarana-prasarana Penunjang KBK: o Hasil yang dicapai: Sarana prasarana yang direncanakan dari kegiatan HPEQ telah berjalan seluruhnya. Pengembangan skills lab, baik penambahan dan kelengkapan jumlah manekin maupun furnitur diperoleh dari kegiatan HPEQ. Selain itu terdapat penambahan jumlah komputer untuk CBT dan peralatan penelitian dosen-mahasiswa berbasis laboratorium. o Ketercapaian Indikator yang ditargetkan telah tercapai indikator: o Strategi pencapaian indikator: o Kendala sesuai Secara umum tidak terdapat kendala yang berarti kecuali dengan hasil diskusi: proses administrasi birokrasi yang panjang. Penguatan FK o Hasil yang dicapai:
FKIK UMY telah berhasil meningkatkan kerjasama dengan sekolah SMA/sederajat untuk bermitra dalam menjaring mahasiswa berprestasi mengikuti pendidikan dokter di FKIK UMY. Selain itu, adanya beasiswa bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampumerupakan terobosan baru bagi UMY untuk meningkatkan animo institusi menjadi lebih baik. Dalam bidang penelitian, telah terbentuk kelompok-kelompok
4
o
Ketercapaian indikator:
o
Strategi Pencapaian indicator:
o
Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
Penguatan MEDU o Hasil yang dicapai:
studi penelitian, pohon penelitian dan adanya hibah penelitian yang memotivasi atmosfer penelitian di PSPD. Selain itu, terdapat kerjasama antar bidang kedokteran dan kesehatandi Universitas Muhammadiyah. Dalam bidang manajemen pendidikan, terdapat kegiatan revitalisasi penjaminan mutu internal. Kegiatan ini meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan FKIK UMY. Indikator kinerja utama untuk seleksi mahasiswa baru berhasil tercapai, namun yang tidak tercapai adalah nilai UAN mahasiswa baru (lihat area intervensi 1) Indikator kinerja tambahan dalam bidang penelitian telah tercapai 2 dari 6 total indikator. Indikator yang tercapai adalah jumlah penelitian yang didanai hibah kompetisi nasional dan panduan prosedur penelitian. Indikator yang tidak tercapai adalah: 1. rasio penelitian yang didanai institusi luar (capaian 0,34, target 0,75). 2. jumlah penelitian patung dan penelitian dosenmahasiswa (capaian 32, target 40), 3. jumlah publikasi ilmiah/dosen/tahun (capaian 0,9, target 1) dan persentase publikasi ilmiah di jurnal terakreditasi (capaian 0,54, target 0,75) 4. jumlah partisipasi proposal dalam LKTKI mahasiswa (capaian 47, target 65). Dalam bidang penelitian: 1. Melalui pelatihan dosen mengenai penyusunan proposal dan publikasi ilmiah 2. Mempercepat proses akreditasi jurnal institusi Dalam program mutu, terdapat 5 indikator yang mencapai target, dari total 7 indikator kinerja. Ketidaktercapaian indikator hanya sedikit berbeda dari target yang diharapkan, yaitu % tingkat implementasi sisjamu (capaian 90%, target 100%), indeks kualitas pelayanan akademik (capaian 3,6, target 3,7) Kendala dalam pencapaian program terkait penelitian terjadi karena budaya meneliti dan menulis di kalangan dosen belum merata. Untuk publikasi, diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat publikasi di jurnal terakreditasi. Keterlambatan pelaksanaan kegiatan hibah juga menjadi salah satu kendala tercapainya indikator kinerja. Kendala dalam implementasi mutu adalah pada awalnya terdapat resistensi yang tinggi dari auditee untuk diaudit, namun akhirnya setelah dilakukan pendekatan dan penjelasan, resistensi menurun walau tidak seluruhnya menerima penjelasan dengan baik. MEDU FKIK UMY terlibat dalam program 2 untuk
o
Ketercapaian indikator:
Strategi Pencapaian indicator: o Kendala sesuai dengan hasil diskusi: Unggulan spesifik (skema A): Pengembangan capacity building o Hasil yang dicapai: HPEQ FKIK UMY telah membantu pendidikan bergelar staf dosen dan pelatihan tidak bergelar dalam dan luar negeri staf dosen dan staf kependidikan. Selain itu, adanya pengadaan konsultan juga membantu peningkatan kualitas dosen dan staf kependidikan di dalam pengembangan bidang ilmu maupun IT dan manajemen institusi. o Ketercapaian Indikator terkait capicity building tidak terlihat dari indikator indikator: yang ada selain dalam bidang penelitian o Strategi Pencapaian Strategi bidang penelitian dapat dilihat dalam area intervensi indicator: penguatan FK o Kendala sesuai Kendala bidang penelitian dapat dilihat dalam area intervensi dengan hasil diskusi: penguatan FK Kemitraan (skema A & B): o
5 6
7
pengembangan kurikulum dan program 3 dalam bidang asesmen. Pelibatan MEDU dalam program HPEQ sangat penting dalam pencapaian indikator kinerja. Untuk penguatan MEDU, terdapat pendidikan bergelar dalam bidang medical education, berbagai pelatihan dan konsultan untuk memperkuat peran MEDU di FKIK UMY. Hibah pengajaran yang telah terlaksana juga telah diterapkan dan memberikan hasil yang positif bagi pengembangan modul yang mendukung unggulan PSPD FKIK UMY. Indikator kinerja tidak ada yang terkait langsung dengan penguatan MEDU, namun kaitannya tidak langsung sesuai dengan area intervensi 1 (implementasi KBK) -
c. Ketercapaian indikator utama No
Indikator
1.
% implementasi KBK
2.
Nilai rerata seleksi mahasiswa baru (skala 1100)
Kesesuaian dengan target tengah tahun 2013 Tidak terdapat perbedaan capaian dari Laporan Akhir Tahun (LAT) dengan Tengah Tahun (LTT) 2013. Indikator ini telah tercapai. Tidak terdapat perbedaan capaian dari Laporan Akhir Tahun (LAT)
Hambatan pencapaian indikator sesuai dengan hasil diskusi Tidak ada hambatan yang berarti
Tidak ada hambatan yang berarti
3.
% keketatan mahasiswa baru
4.
Nilai UAN mahasiswa baru (skala 1-10)
5.
% kelulusan UKDI
6.
Nilai UKDI
7.
Status akreditasi
dengan Tengah Tahun (LTT) 2013. Indikator ini telah tercapai. Tidak terdapat perbedaan capaian dari Laporan Akhir Tahun (LAT) dengan Tengah Tahun (LTT) 2013. Indikator ini telah tercapai. Terjadi perubahan capaian dari belum dapat dinilai pada LTT menjadi 8,3 pada LAT 2013, namun target masih belum tercapai (target 8,5)
Tidak ada hambatan yang berarti
Hal ini terjadi karena nilai UAN mahasiswa baru tidak dapat dilakukan intervensi oleh PSPD FKIK UMY karena seleksi dilakukan sejak akhir setiap tahunnya dalam beberapa gelombang maupun melalui CBT Terjadi perubahan Terjadi penurunan capaian di capaian dari 52% pada tahun 2013 dibandingkan LTT menjadi 82,75% pada capaian tahun 2012 (capaian LAT 2013, sehingga target 89,5%). ?? di akhir tahun tercapai. Terjadi perubahan capaian dari 60,1% pada LTT menjadi 72,94% pada LAT 2013, sehingga target di akhir tahun tercapai. Tidak terdapat Dokumen akreditasi di tahun perubahan, karena proses 2013 akan dikirimkan kepada akreditasi belum BAN-PT, namun karena adanya dilakukan di tahun 2013 permintaan perubahan borang dengan menggunakan borang LAM, maka akreditasi tertunda dan prodi baru mengirimkan dokumen pada Maret 2014 dan saat ini sedang menunggu untuk dilakukan visitasi.
d. Intake mahasiswa No
Kuota dikti 2014
2011 Intake
2012 Daya Tampung
Intake
Daya Tampung
2013 Intake
Daya Tampung
e. Kendala dalam pencapaian indiaktor kinerja utama dan cara mengatasinya
4. Hambatan terkait dengan pengelolaan dan strategi untuk mengatasinya
5. Praktek Baik (Good Practices) dari LAT 2013 Best practices yang didapatkan UMY dalam pelaksanaan PHK-PKPD ini antara lain: 1. Lebih terintegrasi dan terarahnya berbagai aktivitas kegiatan di unit kegiatan maupun prodi dalam rangka peningkatan kualitas proses pendidikan, baik yang akan datang maupun terhadap proses yang sedang berjalan. 2. Pelaksanaan program juga menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini terasa sekali pada proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh panitia pengadaan yang tersentral di tingkat universitas. 3. Keterlibatan pengelola program studi dan fakultas menjadi lebih baik, karena pelaksana dan pelaksanaan PHK-PKPD UMY ini melibatkan jajaran pengelola prodi maupun fakultas di samping dosen-dosen lain serta aktivitas dan subaktivitas yang direncanakan dan dilaksanakan sejalan dengan renstra dan renop fakultas serta prodi. Dengan demikian, kendali pelaksanaan program, keterkaitan program-program PHK-PKPD dan program fakultas serta prodi menjadi lebih baik. Disamping itu juga tidak ada program PHK-PKPD yang tidak sejalan dengan arah kebijakan fakultas. 4. Berbagai aktivitas dan subaktivtas yang direncanakan dan dilaksankan menjadi lokomotif dan inisiasi perubahan/perbaikan bagi prodi lain di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY bahkan Prodi Pendidikan Dokter di lingkungan FK PTM lainnya, terutam Prodi FK PTM yang tidak mendapatkan hibah PHK PKPD, baik pada saat proses pelaksaaan maupun tahap implementasinya nanti. Aktivitas/sub-aktivitas tersebut antara lain : pengembangan peningkatan efektivitas dan perluasan jejaring kerjasama institusi lain untuk penelusuran bibit unggul, peningkatan akses kepada kalangan tidak mampu tetapi berpotensi akademik tinggi melalui pemberian beasiswa institusi, kurikulum islamic profesional behaviour, pengembangan progress test system berdasarkan competence based assesment melalui self asessment, serta peer assessmen, peningkatan produktivitas penelitian dan publikasi ilmiah dosen,maupun revitalisasi sistem tata kelola dan penjaminan mutu internal. 5. Meningkatkan kapasitas pengelolaan program berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan grantees lain dari berbagai fakultas kedokteran di Indonesia. 6. Rekomendasi
A. Rekomendasi untuk institusi: a. Komitmen pimpinan institusi yang tinggi di tingkat universitas, fakultas, maupun program studi terwujud dalam bentuk dukungan moral, material, hingga penetapan kebijakan di lingkungan institusi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk lebih mendukung pencapaian visi dan misi institusi dengan unggulannya dalam bidang kedokteran keluarga dan kedokteran Islam.
b. Atmosfer akademik telah terbangun dengan baik, terlihat dari pembangunan dan kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung suasana pembelajaran yang kondusif, seperti adanya perpustakaan yang cukup lengkap dengan jurnaljurnal elektronik, pengembangan teknologi dan informasi yang memungkinkan pembelajaran dengan metode e-learning dan pelaksanaan ujian dengan berbasis komputer (CBT), jaringan internet yang dapat diakses dengan mudah oleh sivitas akademika, dan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium. Hal yang perlu mendapat perhatian dari institusi adalah aspek pemeliharaan dan kebersihan karena masih adanya fasilitas yang digunakan bersama di antara prodi di lingkungan FKIK. c. Atmosfer riset di kalangan dosen berkembang dengan baik, tampak dari terus meningkatnya kemampuan dosen dalam penelitan melalui berbagai program pengembangan kapasitas SDM dengan inisiasi PHK-PKPD maupun sumber institusi. Adanya road map penelitian lebih mengarahkan tema penelitian untuk mendukung tercapainya visi dan misi program studi. Hal ini telah menstimulasi terbentuknya kelompok-kelompok penelitian. Para dosen maupun mahasiswa perlu menjaga komitmen untuk lebih mengembangkan riset dan publikasi, terutama yang bersifat kolaboratif, baik antara dosen dan mahasiswa maupun pihak-pihak lain di luar institusi. Dosen bersama dengan institusi perlu memikirkan keberlanjutan proyek-proyek penelitian dengan kolaborasi dan sponsorship dari pihak-pihak luar untuk lebih memajukan penelitian di bidang biomolekuler. Institusi juga dapat menstimulasi hal ini dengan meningkatkan dana hibah penelitian, terutama penelitian unggulan dengan anggaran yang lebih besar. Dalam hal publikasi dosen masih perlu lebih memantapkan kemampuan penulisan jurnal berbahasa Inggris untuk dapat dipublikasi di jurnal-jurnal internasional. Institusi perlu mengawal tindak lanjut proses akreditasi jurnal ilmiah kedokteran untuk mencapai target keberhasilan dalam kegiatan PIC 4. d. Pengembangan kemampuan dan karir tenaga kependidikan merupakan hal yang sering terlewatkan pada banyak institusi pendidikan tinggi. Tenaga kependidikan yang handal akan sangat bermanfaat untuk mengurangi beban administratif yang selama ini cukup banyak ditangani oleh dosen. Hal ini akan membantu dosen agar lebih fokus pada tugas utama untuk melakukan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Adanya pelatihan di tingkat universitas bagi para tenaga kependidikan dan pengiriman tenaga kependidikan untuk kegiatan pelatihan informal melalui inisiasi PHK-PKPD dinilai sangat baik dalam meningkatkan kapasitas para pegawai, namun institusi perlu memikirkan keberlanjutan pelatihan-pelatihan serupa setelah proyek HPEQ berakhir, baik bersifat pendidikan informal maupun formal. Institusi perlu menyusun pola pengembangan karir dan kemampuan dan sistem insentif berbasis kinerja yang bisa lebih meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. e. Institusi perlu memikirkan pengembangan kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan. Hal ini mengingat kompleksnya proses pendidikan dan pengajaran di fakultas kedokteran, yang menghendaki kuantitas dan kualitas pegawai yang sesuai dengan keperluan laboratorium basah, laboratorium keterampilan, dan pelaksanaan OSCE yang memerlukan jumlah pegawai dan
laboran yang besar. Untuk rekrutmen pegawai, perlu dipertimbangkan jumlah mahasiswa, keahlian khusus yang dibutuhkan di setiap laboratorium, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di program studi terkait proses pendidikan, pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. f. Implementasi KBK telah berjalan dengan baik di FKIK UMY. Hal ini tampak dari sarana dan prasarana yang memadai, dukungan piranti kurikulum yang lengkap, serta respon positif dan antusiasme mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran. MEDU sebagai think tank juga telah berfungsi dengan baik dalam proses implementasi KBK. Penyusunan dan revisi kurikulum dilakukan secara berkala. Namun institusi masih perlu meningkatkan manajemen pengelolaan kegiatan akademik agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Dalam menghadapi perubahan kurikulum makro pada tahun 2014 ini, insitusi perlu memikirkan implementasi kedokteran keluarga sebagai salah satu unggulan prodi di dalam kurikulum secara lebih jelas dan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa dengan lebih baik karena terlihat mahasiswa masih belum terpapar dengan baik mengenai hal ini. g. Pelaksanaan kepaniteraan klinik berlangsung dengan cukup baik di 8 rumah sakit pendidikan utama dan 17 rumah sakit pendidikan jejaring di Yogyakarta. Hal ini terlihat dari tersedianya modul kepaniteraan klinik yang disiapkan oleh fakultas, adanya koordinator pendidikan di insitusi dan rumah-rumah sakit, dan adanya kesepakatan kerjasama. Keuntungan penempatan mahasiswa kepaniteraan klinik di rumah-rumah sakit di beberapa tempat terpisah adalah kurangnya kompetisi dengan sesama mahasiswa sehingga memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh dan menangani pasien yang lebih banyak dan beragam. Namun banyaknya jumlah rumah sakit sebagai tempat pendidikan menghendaki institusi untuk terus melakukan follow up di keseluruhan rumah sakit tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kesamaan persepsi di antara para pendidik klinik di rumah-rumah sakit yang berbeda tetap terjaga dalam pembimbingan dan pendidikan mahasiswa di tahap profesi. h. Untuk menghadapi pengembangan rumah sakit sebagai pusat kajian kanker dan kardiovaskuler, institusi perlu memikirkan peningkatan kuantitas dan kualitas staf pengajar dengan berbagai latar belakang yang mendukung. Pada implementasi pembelajaran interprofesional (IPE) di rumah sakit pendidikan, institusi perlu mengawal keberhasilan program ini dengan sosialisasi dan persiapan di kalangan dosen klinis dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam melaksanakan perawatan pasien secara interprofesional (interprofessional patient care). Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai strategi, misalnya dengan penyusunan kurikulum klinik yang mendukung, pelatihan berkesinambungan para tenaga klinik mengenai IPE, hingga adanya kebijakan penerapan di kalangan tenaga kesehatan di rumah sakit. i. Implementasi kegiatan PHK-PKPD oleh PIU telah berjalan dengan baik. Meskipun demikian masih ada beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Untuk itu PIU perlu memberikan penjelasan yang memadai pada laporan akhir proyek terkait proses yang telah dilakukan, kendala yang dihadapi,
j.
serta rencana ke depan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada, terutama keberlanjutan pasca proyek. Institusi perlu menjaga keberlangsungan program dan tetap menerapkan good practices pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.
B. Rekomendasi untuk CPCU: a. Indikator kinerja institusi dengan skema B perlu dikaji kembali kesesuaiannya dengan aktivitas yang dilaksanakan pada skema tersebut, sehingga memang terlihat keterkaitan intervensi HPEQ yang dilaksanakan dengan indikator yang ditargetkan. b. Mempercepat birokrasi administrasi dan keuangan sehingga kegiatan HPEQ institusi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.