Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Skema
: Skema B
Reviewer
: 1. Erlina Marfianti 2. Joko Mulyanto
1. Komentar Umum Selama dua hari visitasi, tanggal 19-20 Mei 2014, di kampus FK UMSU telah dilakukan pertemuan dan diskusi dengan pimpinan universitas, fakultas, PIU, MEU, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Dari pertemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum implementasi PHK-PKPD telah memberikan dampak yang signifikan bagi percepatan peningkatan kualitas pendidikan kedokteran di FK UMSU. Hal ini tampak dari beberapa dampak program kegiatan PHK-PKPD yang telah dilaksanakan. Dampak implementasi PHK-PKPD terlihat jelas pada meningkatnya kualitas SDM baik dosen maupun tenaga kependidikan melalui beberapa program DT, NDT, IHT. Dosen dan tenaga kependidikan umumnya merasakan manfaat yang sangat besar terkait pengembangan kapabilitas dan kompetensi mereka setelah menjalani programprogram capacity building tersebut. Dampak lain yang terlihat sangat signifikan adalah peningkatan kualitas sarana pembelajaran.
Tampak secara fisik perbaikan sarana
pembelajaran seperti pada ruangan kelas, tutorial, lab skill, perpustakaan, CBT center yang merupakan hasil program pengadaan barang dan jasa bersumber dari dana PHKPKPD. Dari sisi proses pembelajaran, dampak signifikan dari pelaksanaan PHK-PKPD di FK UMSU adalah terselesaikannya seluruh komponen KBK hasil revisi dan telah mulai diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Dampak positif diatas secara keseluruhan terangkum dalam status akreditasi yang berhasil diraih oleh FK UMSU yaitu akreditasi B. Pencapaian ini merupakan bukti yang kuat terkait peningkatan kualitas proses pembelajaran di FK UMSU yang sebagian besar bersumber dari dana PHK-PKPD. Permasalahan penting yang harus segera diantisipasi adalah beban dosen di FK UMSU yang berat (overload). Beratnya beban dosen ini terjadi karena jumlah dosen aktif yang relatif kurang, jumlah intake mahasiswa baru di tahun 2013 yang meningkat drastis. Beban dosen yang berat ini berimbas pada beberapa hal seperti proses
pembelajaran yang tidak optimal, minimnya kesempatan dosen untuk melakukan pengembangan diri, dan dalam jangka panjang akan menyulitkan institusi FK UMSU untuk berkembang menjadi institusi pendidikan kedokteran yang lebih maju. 2. Komitmen Pimpinan Komitmen pimpinan di fakultas tampak sangat kuat terhadap kemajuan institusi dan keberlanjutan aktivitas dan kegiatan program PHK-PKPD pasca implementasi proyek. Hal ini terlihat dari dukungan pimpinan fakultas terhadap aktivitas PHK-PKPD baik dalam kebijakan maupun penyediaan sumber daya. Selain itu komitmen pimpinan fakultas juga tampak kuat untuk menaati SE Dikti mengenai daya tampung mahasiswa baru. Meskipun demikian tampaknya masih terdapat permasalahan komunikasi dan koordinasi dengan pimpinan universitas sehingga pemahaman pimpinan universitas mengenai kompleksitas proses pembelajaran di fakultas kedokteran belum menyeluruh. Hal ini menjadi faktor penting karena sistem administratif dan keuangan di UMSU bersifat sentralistik di rektorat sehingga kadang terdapat permasalahan pengalokasian sumber daya. Pimpinan universitas tampak berusaha lebih memahami proses implementasi KBK yang ada di FK UMSU, namun demikian komitmen pimpinan universitas yang lebih besar, sistematis, dan operasional masih sangat dibutuhkan terutama untuk pengembangan FK UMSU ke depan. 3. Kemajuan Pelaksanaan PHK-PKPD dan Ketercapaian Indikator a. Pelaksanaan kegiatan secara umum: Secara umum sebagian besar aktivitas dan kegiatan yang direncanakan oleh PHK-PKPD FK UMSU berjalan dengan baik. Hambatan terbesar adalah jumlah sumber daya manusia yang relatif terbatas. Hal ini kadang menimbulkan masalah dalam pelaksanaan kegiatan karena minimnya waktu luang dari dosen yang terlibat dalam kegiatan. Beberapa kegiatan terpaksa harus dijadwalkan ulang karena permasalahan adanya benturan jadwal/terbatasnya waktu dosen. Beberapa kegiatan akhirnya tidak terlaksana karena tidak adanya alokasi waktu yang sesuai. Capaian fisik pelaksanaan kegiatan mencapai diatas 90%. Dalam hal pengadaan barang dan jasa, paket-paket pengadaan yang tersisa prosesnya telah dikontrakkan di akhir tahun 2013 dengan penyelesaian pekerjaan di semester I tahun 2014. Pada saat visitasi masih terdapat pelaksanaan pekerjaan yang belum tuntas, padahal waktu pelaksanaan pekerjaan sudah mendekati batas akhir yang dikontrakkan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar penyelesaian pekerjaan bisa dilakukan tepat waktu. Selain itu beberapa peralatan
laboratorium dan kelas hasil proses pengadaan PHK-PKPD belum berfungsi secara optimal disebabkan oleh belum selesainya pekerjaan sipil renovasi ruangan. b. Ketercapaian area intervensi: No
Area Intervensi
1
Uraian Implementasi KBK berbasis SPICES di FK UMSU relatif berjalan dengan baik. Perangkat KBK seperti blue print maupun modul-modul terkait telah tersusun dan digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu SDM yang ada walaupun jumlahnya relatif terbatas tetapi telah memiliki kemampuan dan kompetensi yang cukup untuk mengimplementasikan KBK berbasis SPICES. Dua capaian indikator utama terkait implementasi KBK berbasis SPICES mencapai target yang direncanakan yaitu jumlah modul yang direvisi dan
Implementasi KBK
terintegrasi mencapai 100%, dan akreditasi
berbasis SPICES:
program studi yang mendapatkan status akreditasi
o
Hasil yang dicapai:
B.
o
Ketercapaian
Indikator terkait persentase keberhasilan hasil
indikator:
asesmen mahasiswa pada ujian tulis dan OSCE
Strategi Pencapaian
belum mencapai target yang direncanakan.
indicator:
Hasil diskusi mengungkapkan bahwa permasalahan
Kendala sesuai dengan
terkait dengan tidak tercapainya beberapa
hasil diskusi:
indikator utama adalah belum optimalnya proses
o o
pembelajaran yang berlangsung. Hal ini terjadi karena kombinasi faktor tingginya beban dosen sehingga upaya yang dicurahkan dalam proses pembelajaran tidak optimal, dan kualitas input mahasiswa yang tidak terlalu tinggi. Bisa dipahami bahwa sebagai salah satu dari 6 FK di Sumatera Utara, FK UMSU belum merupakan program studi favorit bagi sebagian besar calon mahasiswa, sehingga rekrutmen juga belum cukup mendapatkan input mahasiswa yang baik. Strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi
kendala tersebut adalah rekrutmen dosen dengan kualifikasi yang memadai dan dalam waktu segera untuk mengurangi beban dosen yang berat (overload). Selain itu penguatan sistem rekrutmen mahasiswa dan reputasi institusi FK UMSU yang sudah terakreditasi B perlu dilakukan agar bisa mendapatkan input mahasiswa dengan kualitas lebih baik. 2
Sarana dan prasarana penunjang KBK di FK UMSU telah mengalami perbaikan yang signifikan. Tampak gedung laboratorium biomedik, ruang kuliah, ruang tutorial, ruang skill lab, peralatan kelas, peralatan laboratorium pendidikan tersedia walaupun beberapa jumlahnya masih belum memadai. Sebagian besar pendanaanya bersumber dari PHK-PKPD. Perlu menjadi catatan bahwa CBT center yang direncanakan ternyata mengalami Penguatan saranaprasarana Penunjang KBK: o
Hasil yang dicapai:
o
Ketercapaian indikator:
o
Strategi Pencapaian indicator:
o
Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
perubahan karena tidak sesuai dengan syarat tata ruang CBT center menurut LPUK, dan ini berkonsekuensi pada penambahan biaya bersumber dana pendamping dan kemungkinan terlambatnya pendirian CBT center. Perpustakaan juga perlu mendapatkan perhatian khusus karena jumlah koleksi buku masih kurang dari kebutuhan minimal. Daya tampung ruangan laboratorium pendidikan cukup terbatas sehingga frekuensi pembelajaran meningkat yang berimbas pada beban kerja dosen. Capaian indikator terkait area intervensi ini adalah status akreditasi program studi yang telah mencapai B sesuai dengan target yang direncanakan. Selain itu indikator persentase keberhasilan first takers ujian tulis dan OSCE mahasiswa belum mencapai target yang direncanakan. Kendala yang dihadapi adalah belum optimalnya
fungsi sarana-prasarana penunjang KBK karena beberapa proses pengadaan seperti renovasi sipil masih dalam proses penyelesaian pekerjaan. Hal ini mengakibatkan masih terdapat hambatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Selain itu daya tampung beberapa sarana penunjang juga masih terbatas. Strategi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan dan mencapai target indikator yang direncanakan adalah percepatan fungsionalisasi dan penambahan daya tampung sarana penunjang proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan komitmen institusi untuk mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan dalam jumlah memadai sesegera mungkin. 3
Terkait penguatan institusi fakultas ada beberapa hal yang sedang dan sudah berjalan dengan baik. FK UMSU telah memiliki MOU dengan RS Pirngadi sebagai RS pendidikan utama, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa proses pendidikan profesi di RS pendidikan ini belum berjalan optimal karena Penguatan FK o
Hasil yang dicapai:
o
Ketercapaian indikator:
o
Strategi Pencapaian indicator:
o
Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
terkendala banyaknya FK lain yang melaksanakan pendidikan profesi di RS yang sama. Untuk itu FK UMSU telah memiliki MOU dengan RS Haji Medan yang sedang dikembangkan menjadi RS pendidikan utama di masa datang. Sistem penjaminan mutu telah mulai berjalan, dokumen mutu sebagian telah diselesaikan, proses monitoring dan evaluasi pembelajaran telah terlaksana. Tenaga kependidikan dari sisi jumlah masih relatif terbatas, tetapi komitmen dan dedikasi kepada institusi terlihat sangat kuat. Hal yang harus banyak dibenahi adalah terkait kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang lain yaitu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sampai saat ini tidak tercatat adanya
produk penelitian maupun publikasi yang dilakukan dosen FK UMSU. Hal ini terjadi karena beban dosen dalam proses pembelajaran yang sangat besar sehingga dosen tidak mempunyai cukup waktu luang untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu pola insentif staf yang dilakukan oleh institusi terkait penelitian juga kurang sesuai sehingga menyulitkan dosen untuk melakukan penelitian. Beberapa hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pengembangan sistem informasi dan sistem seleksi mahasiswa yang lebih berkualitas. Sistem informasi akademik sampai saat ini belum tersedia, sedang dalam proses pembuatan dan terintegrasi dengan universitas. Akses internet di lingkungan FK UMSU juga relatif tidak terdistribusi merata karena kerusakan beberapa alat penunjang, padahal secara teoritis kuota yang disediakan cukup besar. Sistem seleksi mahasiswa masih menganut pola tradisional, sehingga rasio pendaftar dan mahasiswa masih relatif rendah. Dengan status akreditasi B, seharusnya FK UMSU mampu menarik pendaftar dan mendapatkan input mahasiswa yang lebih baik. Ketercapaian indikator pada area ini tampak dari status akreditasi B yang sudah memenuhi target yang direncanakan. Selain itu jumlah dosen berkualifikasi S2 juga telah mencapai target yang direncanakan. Meskipun demikian, jumlah dosen yang berkualifikasi S3, serta partisipasi dosen dalam kegiatan hibah pengajaran masih dibawah target yang direncanakan. Kendala yang muncul pada ketersediaan RS pendidikan adalah RS Pirngadi sebagai RS pendidikan utama saat ini kurang akomodatif terhadap kurikulum dan proses pembelajaran
pendidikan profesi yang sudah dirancang oleh FK UMSU. Untuk itu strategi pemilihan dan pengembangan RS Haji Medan sebagai RS pendidikan utama sudah tepat dan memerlukan dukungan sumber daya yang memadai dari pihak institusi terutama di tingkat universitas. Terkait dengan masih minimnya produktivitas dosen dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat strategi yang dilakukan adalah penambahan jumlah SDM segera untuk mengatasi beban kerja dosen yang overload, selain itu penambahan fasilitas penunjang pembelajaran untuk mengurangi frekuensi kegiatan pembelajaran perlu juga untuk dilakukan dengan segera. Selain itu dilakukan usaha-usaha untuk memperbaiki sistem rekrutmen mahasiswa baru agar mendapatkan intake mahasiswa baru yang lebih berkualitas. 4
Penguatan MEU sudah berjalan dengan cukup baik. Saat ini terdapat 2 dosen yang sedah menempuh tugas belajar S2 pendidikan kedokteran, dan akan selesai segera. MEU juga telah bekerja dengan baik dalam hal penyusunan kurikulum dan penjaminan Penguatan MEU
mutu pendidikan, tetapi pengembangan sistem
o
Hasil yang dicapai:
asesmen belum berjalan dengan optimal. Struktur
o
Ketercapaian
organisasi sudah terbentuk dengan baik, dan
indikator:
adanya dasar legal formal untuk melaksanakan
Strategi Pencapaian
tugas. Yang perlu diperhatikan adalah dukungan
indicator:
SDM dan sarana-prasarana yang relatif terbatas.
Kendala sesuai dengan
Ketercapaian indikator kinerja terlihat dari
hasil diskusi:
penyusunan modul KBK yang sudah terselesaikan
o o
100%, kelengkapan instrumen pembelajaran KBK juga telah mencapai 100%, dan jumlah blok yang mengandung muatan lokal juga sudah mencapai 100%. Tetapi indikator terkait asessment belum mencapai seperti instrumen asessment, item
review belum mencapai target yang direncanakan. Kendala yang muncul umumnya terkait dengan keterbatasan SDM dan sarana penunjang untuk melakukan fungsi MEU. Fungsi MEU yang melakukan fungsi strategis dan fungsi teknis pembelajaran jelas sangat menyita energi, tetapi dukungan SDM dan sarana yang terbatas. Strategi yang ditempuh adalah penambahan SDM dan penambahan sarana penunjang sesegera mungkin. 5
Unggulan spesifik (skema A) o
Hasil yang dicapai:
o
Ketercapaian indikator:
o
Strategi Pencapaian indicator:
o
Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
6
Program pengembangan capacity building yang dilaksanakan di UMSU mencakup degree training, non-degree training, in-house training, serta Pengembangan capacity building o
Hasil yang dicapai:
o
Ketercapaian indikator:
o
Strategi Pencapaian indicator:
o
Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
insentif staf. Aktivitas berjalan dengan baik, tetapi belum semuanya menampakkan hasil dalam kurun waktu pelaksanaan proyek. Ketercapaian indikator masih belum mencapai target yang direncanakan adalah jumlah dosen yang belum memenuhi target, jumlah dosen yang mengikuti pekerti/AA belum mencapai target. Jumlah dosen berkualifikasi S2 telah mencapai target, sedangkan untuk S3 belum mencapai target. Kendala yang dihadapi adalah terkait dengan kesulitan untuk melakukan rekrutmen dosen karena minimnya minat, dan insentif pengembangan karir staf belum terstruktur dengan
baik. Strategi yang dilakukan adalah memperbaiki pola pengembangan karir SDM sehingga dapat meningkatkan rekrutmen SDM baik dari sisi kualitas dan kuantitas. 7
Kemitraan (skema A & B) o
Hasil yang dicapai:
o
Ketercapaian indikator:
o
Strategi Pencapaian indicator:
o
Kendala sesuai dengan hasil diskusi:
c. Ketercapaian indikator utama No 1
Indikator Ketersediaan buku blok
Kesesuaian dengan target
Hambatan pencapaian indikator
akhir tahun 2013
sesuai dengan hasil diskusi
21 buku (tercapai)
Tidak ada
30% (belum tercapai)
Kualitas input mahasiswa,
yang terintegrasi horisontal dan vertikal. 2
3
Persentase kelulusan ujian tulis dengan nilai ≥
proses pembelajaran belum
B
optimal (overload).
Persentase kelulusan
90% (tercapai)
Tidak ada
ujian OSCE dengan nilai ≥ B 4
Kelulusan UKDI
N.A
Belum meluluskan
5
Status akreditasi
B (tercapai)
Tidak ada
d. Intake mahasiswa No
Kuota dikti
2011
2012
2013
2014 Intake
Daya
Intake
Tampung 1
100
75
100
Daya
Intake
Tampung 75
100
Daya Tampung
160
e. Kendala dalam pencapaian indikator kinerja utama dan cara mengatasinya Indikator kinerja yang belum tercapai adalah persentase tingkat kelulusan ujian tulis. Kendala yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kualitas input mahasiswa yang belum memadai, proses pembelajaran yang kurang optimal. Sehingga strategi pencapaian yang dilakukan mengarah pada perbaikan sistem rekrutmen dan perbaikan proses pembelajaran. Proses rekrutmen mahasiswa terkait dengan kebijakan fakultas maupun universitas. Untuk itu perlu dilakukan telaah ulang terhadap sistem rekrutmen, dan peningkatan citra reputasi institusi agar dapat mendapatkan intake mahasiswa baru. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berfokus pada perbaikan SDM untuk mengurangi beban kerja dosen yang overload. 4. Hambatan terkait dengan pengelolaan dan strategi untuk mengatasinya
Pada pengelolaan program ada beberapa hambatan, sumber daya manusia (dosen ) yang masih banyak sekolah, sehingga tidak bisa aktif dalam proses pembelajaran di FK UMSU. Hal ini mengakibatkan dosen yang aktif dalam proses pembelajaran, jumlahnya jumlahnya tidak banyak sehingga overload pekerjaan, baik proses pembelajaran ataupun proses pendukung pembelajaran. Hal ini juga berimbas pada minimnya penelitian dosen dan rendahnya kepengurusan jabatan fungsional. Pengelolaan keuangan yang sentralistik dari rektorat bisa menjadi kendala, apabila tidak ada komunikasi yang efektif dari pihak fakultas dan rektorat. Sehingga diperlukan komunikasi intensif dan efektif dalam pendanaan kebutuhan di fakultas kedokteran. Perlu pemahaman bahwa pendidikan dikedokteran proses pembelajarannya berbeda dan cost yang dibutuhkan juga berbeda. 5. Praktek Baik (Good Practices) Rektorat (WAREK I) merencanakan program stimulus untuk meningkatkan minat penelitian dosen. Stimulus sebesar 5-15 juta setiap dosen dimaksudkan
100
untuk meningkatkan mutu dan minat penelitian dosen. Hal ini merupakan good practices (praktek baik) yang segera dilaksanakan.
6. Rekomendasi a. Rekomendasi untuk institusi:
Beban dosen relatif sangat besar, bahkan bisa dikatakan overload. Hal ini disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yaitu jumlah dosen yang aktif saat ini relatif sedikit karena sebagian sedang melakukan tugas belajar. Selain itu intake mahasiswa pada tahun 2013 relatif besar sehingga membuat rasio dosen mahasiswa semakin besar. Selain itu daya tampung fasilitas dan sarana seperti ruangan lab juga relatif sedikit sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih panjang karena harus bergiliran.
Besarnya beban dosen ini berakibat pada berkurangnya kesempatan dosen untuk mengembangkan karir lebih lanjut. Masih sedikitnya dosen dengan jabatan fungsional dosen menunjukkan bahwa dosen tidak mempunyai kesempatan melakukan dharma penelitian dan dharma pengabdian. Sehingga pemenuhan angka kredit dalam pengurusan jabatan fungsional sulit tercapai. Padahal jabatan fungsional dosen bermanfaat untuk kepentingan dosen maupun penguatan institusi. Untuk itu perlu dikembangkan solusi terutama pimpinan
institusi
pengembangan
terkait
institusi
masalah
terutama
ini
karena
untuk
kepentingan
sudah
mempunyai
akreditasi B.
Pimpinan institusi telah menunjukkan komitmen kuat, tetapi masih perlu dilakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif antara fakultas dengan universitas terkait implementasi KBK yang memang membutuhkan sumber daya yang besar. Komitmen institusi ini terkait dengan rekrutmen SDM sesegara mungkin untuk menambah jumlah dosen dan mengurangi beban dosen, komitmen penambahan fasilitas sarana untuk melengkapi sarana yang sudah diadakan oleh PHK-
PKPD, pembatasan input mahasiswa sesuai SE DIKTI, dan fasilitasi serta insentif untuk staf dosen sebagai pengembangan karir.
Pengembangan tenaga kependidikan perlu mendapat perhatian khusus.
Terkait dengan sarana-prasarana yang sudah diadakan oleh PHKPKPD perlu dilakukan fungsionalisasi segera.
b. Rekomendasi untuk CPCU: Secara umum, program hibah sangat membantu di institusi fakultas kedokteran, untuk meningkatkan kualitas. Sehingga program yang serupa bisa selalu diadakan ataupun ditingkatkan , dengan system pengawasan yang baik.