Komentar dan Rekomendasi
Nama Perguruan Tinggi
: FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
Skema
: .Non Grantee
Reviewer
: 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi
1. Komentar Umum
Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah dilaksanakan kegiatan visitasi pada Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi (FK UNSRAT) terkait dengan kajian dampak PHK-PKPD terhadap institusi penerima. Pelaksanaan visitasi tersebut meliputi kegiatan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan di lingkungan FK UNSRAT, yakni unsur pimpinan universitas, fakultas, program studi, dosen, MEU, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Selain itu juga dilakukan peninjauan sarana prasarana, verifikasi dokumen, serta visitasi proses kegiatan belajar-mengajar. Secara umum FK UNSRAT terlihat masih menghadapi banyak kendala untuk mengembangkan diri untuk mampu bersaing secara nasional. FK UNSRAT merupakan salah satu institusi PTN di Sulawesi yang memiliki akreditasi B dan satusatunya fakultas kedokteran di Sulawesi Utara. Sebagai institusi bukan penerima Hibah PHK-PKPD, FK UNSRAT terlihat terbatas dalam mengembangkan berbagai indikator kinerja maupun sarana-prasarana. Dalam bidang pendidikan, FK UNSRAT telah melakukan beberapa terobosan dalam mempersiapkan kurikulum dan proses pembelajaran, namun dalam pelaksanaannya masih terkendala oleh komitmen dan kesiapan sumber daya dan hal-hal yang terkait ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana. Dari kenyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa FK UNSRAT saat ini sedang mengalami penurunan prestasi dalam kekacauan internal yang berkepanjangan. Menurut pendapat reviewer, untuk memperbaiki kinerja akademik, konsolidasi internal harus dijalankan segera, dan bila dianggap perlu, untuk meningkatkan kembali akreditasi FK UNSRAT menjadi A, diperlukan pengampuan atau technical assistant minimal selama 2 tahun dari suatu FK yang baik dan berwibawa.
2. Komitmen Pimpinan Secara umum komitmen pimpinan institusi di Universitas Sam Ratulangi terkait memajukan pendidikan di FK UNSRAT masih memerlukan banyak peningkatan. Hal ini terlihat dengan lemahnya dukungan kebijakan dalam pengembangan kapasitas SDM, kurikulum, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam peningkatan mutu
pendidikan FK. Tanpa bantuan dana PHK-PKPD, FK UNSRAT terlihat menghadapi banyak kesulitan dalam hal pengembangan staf dosen, pengembangan kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan, hingga kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan. Dalam pengembangan sarana dan prasarana, kebijakan pimpinan institusi belum terlihat dalam hal pemenuhan kebutuhan yang mendasar di fakultas kedokteran seperti ruangan kuliah yang kondusif, laboratorium yang lengkap, peralatan latihan keterampilan yang memadai, hingga perawatan keseluruhan fasilitas yang ada. Komitmen yang tinggi juga perlu ditingkatkan dalam menjamin keberlanjutan pembangunan rumah sakit pendidikan yang telah terhenti dalam beberapa waktu terakhir. Lemahnya komitmen pimpinan dapat mencetuskan berbagai konflik internal sebagaimana yang dihadapi oleh institusi saat ini, yang pada gilirannya akan menjadi kendala terbesar dalam pengembangan institusi. 3. Ketercapaian area intervensi: No. 1
Area Intervensi
Uraian
Implementasi KBK berbasis SPICES:
Implementasi KBK di FK UNSRAT sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. Pada awalnya KBK dilakukan dengan persiapan yang sangat minim sehingga banyak kendala yang dihadapi. Namun dengan upaya dari para personalia MEU, KBK berhasil dilaksanakan hingga saat ini, dan telah menjalani dua kali revisi kurikulum. Evaluasi dilakukan secara rutin terutama untuk mikrokurikulum setiap tahun dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, hal ini menjamin pembelajaran dengan strategi SPICES dapat berjalan dengan baik. Dokumen kurikulum, panduan pembelajaran/modul baik di jenjang sarjana maupun profesi sudah tersedia dan disusun oleh tenaga dosen FK UNSRAT sendiri, walaupun MEU masih harus memperbaiki dalam hal pengarsipan. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan jumlah dosen (205 orang), sehingga tidak memenuhi rasio dosen-mahasiswa yang baik dan sarana-prasarana yang terbatas. Jumlah mahasiswa dinilai terlalu besar dengan penerimaan mahasiswa baru mencapai lebih dari 300 orang setiap tahunnya, dan seleksi mahasiswa baru kebanyakan melalui jalur khusus. Jumlah dan kualitas tenaga kependidikan juga sangat minim,
padahal banyak di antara kegiatan laboratorium yang memerlukan keahlian khusus, begitu pula kegiatan administratif yang mendukung proses pembelajaran. Laboratorium keterampilan juga belum didukung oleh tenaga khusus yang sangat diperlukan untuk pengelolaan dan perawatan peralatan yang relatif mahal dan sensitif. Hal-hal tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas lulusan, yang diperlihatkan oleh rendahnya angka kelulusan Ujian Kompetensi (UK) setiap tahunnya. Salah satu upaya institusi untuk meningkatkan mutu lulusan adalah dengan mensyaratkan nilai minimal kelulusan blok adalah B. Namun kebijakan ini menimbulkan konsekuensi lain yakni pemanjangan masa studi mahasiswa. Mahasiswa yang berhasil tamat tepat waktu hanya berkisar 30%. Peningkatan mutu lulusan seyogyanya harus diupayakan sejak seleksi mahasiswa baru, dilanjutkan dengan proses pembelajaran yang berkualitas. Dalam hal ini, kebijakan institusi untuk membatasi jumlah penerimaan mahasiswa baru tahun 2014 menjadi 100 orang perlu diapresiasi dan mendapat dukungan segenap sivitas akademika. 2
Penguatan sarana-prasarana penunjang KBK.
Fasilitas dengan sarana dan prasarana yang baik sangat diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran yang kondusif. Adanya lokasi kampus yang
berbeda-beda cukup menyulitkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Ruangan OSCE saat ini belum dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan skills lab karena tidak mampu menampung sejumlah 18 orang mahasiswa pada setiap grup. Jumlah mahasiswa ini dinilai sangat besar dan tidak efektif untuk pembelajaran keterampilan. Namun pembagian grup skills lab menjadi jumlah ideal sebanyak 8-10 orang per grup masih belum mungkin pula dijalankan karena peralatan skills lab juga masih
belum mencukupi jumlahnya. Dalam hal pengaturan ruangan, jarak antara OSCE center dan ruangan skills lab dengan ruang penyimpanan
yang cukup jauh juga dapat menimbulkan kendala operasional karena harus memindahkan banyak alat dalam suatu waktu dengan segala konsekuensinya. Dalam hal pendidikan profesi, wahana pendidikan berupa 1 rumah sakit pendidikan utama yakni RS Kandau di Malalayang, didukung oleh 3 rumah sakit jejaring, dan 15 puskesmas di Kota Manado. Beragamnya wahana pendidikan jenjang profesi diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dan jumlah kasus yang beragam bagi mahasiswa. 3
Penguatan FK
Dalam upaya penguatan institusi telah menerapkan Sistem Informasi Akademik, yang dinamakan PTI (Pusat Teknologi dan Informasi). Sistem ini sudah berjalan selama 2 semester terakhir. Namun sistem ini belum mampu memfasilitasi program KBK yang dijalankan di FK UNSRAT. FK juga sedang mempersiapkan sistem elearning. Rencananya modul akan diberikan secara interaktif. Sistem komputerisasi dan elektonik akan sangat membantu dalam menjembatani lokasi kampus yang berbeda-beda, sehingga mahasiswa dapat tetap mengakses informasi dan data, mengisi kartu rencana studi, melihat jadwal dan kegiatan lainnya yang difasilitasi secara elektronik dari jarak yang berjauhan. Hal ini tentu harus didukung oleh ketersediaan jaringan internet yang dapat diakses dengan mudah, kapasitas yang memadai, serta sistem pengamanan server yang menjamin keamanan data.
4
Penguatan MEU
Penguatan MEU di FK UNSRAT sudah dilakukan dengan baik, ini terlihat dari jumlah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi S2 pendidikan kedokteran yaitu sebanyak 3 orang. Struktur organisasi MEU sendiri juga sudah diperkuat dengan adanya SK.
Kegiatan MEU di dalam KBK mencakup sosialisasi, pelatihan SDM, menyusun kurikulum dan revisi kurikulum, mempersiapkan lulusan dalam menghadapai Uji Kompetensi. Hampir
semua dosen sudah memperoleh pelatihan menjadi fasilitator tutorial, instruktur skills lab, dan pembuatan soal. Namun belum ada dosen klinik yang memperoleh pelatihan dosen klinik. Pelatihan dosen klinik sangat diperlukan untuk mendukung pendidikan di tahap klinik, terutama dalam mengasah kemampuan penalaran klinis mahasiswa. Hal ini akan menjaga kesinambungan target pencapaian kurikulum dari tahap akademik hingga tahap profesi. Hal yang menjadi kendala justru terkait ketersediaan ruangan bagi MEU. Dalam menjalankan tugasnya, MEU memerlukan ruangan khusus yang dapat berfungsi sebagai kantor, ruangan rapat, kerja administratif, dan dokumentasi, yang tentunya perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung, seperti perabotan, komputer, LCD, serta alat tulis dan kantor. 5
Unggulan spesifik
Dalam bidang penelitian, publikasi dan pengabdian masyarakat, institusi menargetkan penelitian unggulan dalam bidang malaria dan pengembangan bahan pangan sumber bahari. Namun penelitian-penelitian ini masih bersifat sporadis dan belum ada road map sebagai acuan. Tingkat partisipasi dosen dan mahasiswa dalam penelitian kolaboratif juga masih rendah. Kelompok riset pernah ada, namun saat ini tidak berkembang karena keterbatasan sapras, pendanaan, dan komitmen dari universitas untuk dana pendampingan. Saat ini FK UNSRAT telah memiliki jurnal ilmiah cetak (Jurnal Biomedik) dan e-journal untuk memfasilitasi publikasi hasil-hasil penelitian mahasiswa, walaupun belum terakreditasi.
6
Pengembangan capacity building
Pengembangan kapasitas institusi masih menemui banyak keterbatasan. Hal ini terlihat dari jumlah staf dosen yang sudah memperoleh sertifikasi dosen baru mencapai sekitar 41%. Jumlah dosen yang sudah berpendidikan S2 ada 76 orang (37,07%), dan S3 ada 26 orang (12,68%). Selebihnya masih berpendidikan S1 sebanyak 103 orang (50,24%)Di samping itu jumlah dosen yang ada juga masih harus mengajar di Prodi Kedokteran Gigi yang juga masih sangat terbatas
sumber daya manusianya. Dengan jumlah mahasiswa yang cukup besar, beban staf pengajar akan menjadi begitu besar dalam hal pendidikan dan pengajaran, sehingga dosen kurang dapat berkonsentrasi pada tugas tridharma lainnya yakni penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Rekrutmen tenaga pengajar dan tenaga kependidikan tidak dilakukan secara merit system, sehingga staf yang direkrut oleh universitas belum tentu sesuai dengan kebutuhan di unit-unit kerja. Pengembangan staf kependidikan yang terbatas juga menjadi keluhan yang ditangkap melalui diskusi. Staf kependidikan yang bermutu akan sangat membantu dalam mendukung proses pembelajaran yang berkualitas, yang pada gilirannya akan memberikan ruang bagi para dosen untuk lebih berkonsentrasi pada kegiatan tridharma perguruan tinggi dan mengurangi beban kerja administratif yang selama ini banyak diambil alih pula oleh para dosen. Pelatihan-pelatihan terkait pengembangan staf cukup rutin dilaksanakan secara internal. Insitusi juga mengirim para staf pengajar untuk mengikuti pelatihan di luar institusi. Pelatihan yang sama hendaknya dapat pula diterapkan pada para staf kependidikan.
4. Intake mahasiswa N o
Kuota dikti 2014
2011
Intake
Daya Tampung
2012
Intake
Daya Tampung
2013
Intake
Daya Tampung
4. Hambatan terkait dengan pengelolaan
a. Fasilitas perkuliahan dirasakan kurang nyaman dan kondusif. Diperlukan dukungan berbagai sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan kenyamanan dalam kegiatan belajar-mengajar, seperti AC, listrik, toilet bersih, dan air bersih. b. Pengelolaan skill lab dinilai masih memerlukan perbaikan yang besar, dimulai dari penyediaan ruangan penyimpanan khusus untuk peralatan yang relatif mahal dan sensitif, penyediaan tim khusus yang bertanggung jawab dalam perawatan ruangan dan peralatan, serta pengelolaan kegiatan skills lab di ruangan tertentu dengan jumlah mahasiswa yang ideal (8-10 orang/grup).
5. Praktik Baik (Good Practices) a. Personalia MEU memiliki komitmen dalam mengembangkan dan mengawal pelaksanaan kurikulum sesuai yang direncanakan. b. Komitmen institusi untuk menjamin kualitas input mahasiswa dengan membatasi jumlah penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2014 hanya 100 mahasiswa baru saja 6. Rekomendasi untuk institusi:
a. Menambah dan memperbaiki fasilitas, sarana dan prasarana fakultas, meyesuaikan dengan jumlah mahasiswa, kebutuhan dasar kurikulum KBK, terlebih mengingat bahwa insitusi akan mempersiapkan akreditasi FK dalam waktu dekat. b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas dosen dan staf kependidikan secara merit system, dan memperbaiki kemampuan penguasaan medical education bagi para dosen klinik c. Memperhatikan kesejahteraan staf pengajar dan tenaga kependidikan dengan menerapkan pola pengembangan karir dan kemampuan dan sistem insentif berbasis kinerja yang bisa lebih meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. d. Melakukan konsolidasi internal sehingga leadership pimpinan fakultas menjadi legitimate. e. Bila hasil ujian UKDI tetap tidak memuaskan,diusulkan untuk diberikan pendampingan oleh FK lain yang berwibawa, khususnya untuk tahapan pendidikan profesi di klinik dan untuk menghadapi akreditasi f. Bila dimungkinkan, percepatan pendirian rumah sakit pendidikan milik FK akan sangat membantu, karena pada saat ini kondisi RS Kandow sebagai RS Pendidikan juga tidak kondusif sebagai RS Pendidikan.
Juni 26, 2014 Pratiwi Sudarmono Helma Yulfi