2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2014
MAHKAMAH AGUNG R.I SATUAN KERJA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR Jl. Raya Pendidikan No.1 Makassar Telp. 0411-868784 31/12/2014
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas ridho dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan dan menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dibuat untuk memenuhi instruksi dari Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 503/SEK/KU.01/12/2013 tanggal 16 Desember 2013 tentang Penyampaian LAKIP Tahun 2014 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan Dokumen Pendukungnya. Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar yang berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Men PAN) Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004, tentang Penetapan Kinerja serta sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2014 Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar. Atas tersusunnya laporan ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun, serta kepada seluruh pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar, termasuk para hakim, para pejabat struktural/fungsional dan seluruh staf, atas kerja keras dan dukungannya. Kami menyadari, meskipun telah berusaha seoptimal mungkin untuk menyusun laporan ini, namun di dalamnya masih terdapat kekurangan atau kekeliruan. Errare humanum est. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan pada masa mendatang. Terima kasih. Makassar, 2 Januari 2015 Ketua
Ketua
Edi Supriyanto, SH,.MH Nip. 196206031988031005
Edi Supriyanto, SH,.MH Nip. 196206031988031005
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban dari amanah atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Satuan Kerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Tahun 2014 ini disusun. LAKIP ini menyajikan capaian kinerja dari Satuan Kerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar selama tahun 2014 yang merupakan pelaksanaan amanah yang diemban oleh organisasi. Walaupun Inpres No.7 Tahun 1999 memang mensyaratkan setiap Instansi Pemerintah menyusun suatu laporan akuntabilitas, namun LAKIP ini juga merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh. LAKIP Tahun 2014 ini menyajikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Peradilan Tingkat Pertama dan sesuai dengan Visi Misinya yaitu mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang mandiri, efektif, efisien, serta mendapatkan kepercayaan publik, profesional dan memberikan pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik.
iii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
i
IKHTISAR EKSEKUTIF
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
BAB II.
BAB III
PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang ...........................................................................................................
1
B.
Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................................
1
C.
Struktur Organisasi .................................................................................................
4
D.
Jumlah Pegawai .........................................................................................................
4
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
5
A.
Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar
7
C.
Penetapan Kinerja Tahun 2015 ..........................................................................
9
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
11
A.
Pengukuran Kinerja. ............................................................................................
11
B.
Analisis Akuntabilitas Kinerja ..............................................................................
13
C.
Akuntabilitas Keuangan. ........................................................................................
16
PENUTUP
22
A.
Kesimpulan .................................................................................................................
20
B.
Saran ..............................................................................................................................
20
LAMPIRAN : 1.
Struktur Organisasi
2.
Matriks Renstra
3.
Formulir PKT
4.
Formulir RKT
iv
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Pengadilan Tata Usaha
Negara Makassar dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Peradilan Tingkat Pertama , baik yang bersifat administratif , keuangan dan organisasi mengacu
pada
Surat
Keputusan
Sekretaris
Mahkamah
Agung
RI
Nomor
:
MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI, Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi negara /kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik. Untuk itulah Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015. B.
Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar merupakan lingkungan peradilan tata
usaha negara di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan Hukum dan Keadilan, Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar sebagai kawal depan (Voorj post) Mahkamah Agung, bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat pertama. 1
Adapun tugas pokok dan fungsi sesuai dengan struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut: 1. Ketua dan Wakil Ketua ( Pimpinan Pengadilan Tata Usaha Negara ).
Ketua mengatur pembagian tugas para Hakim, membagikan berkas perkara dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara yang diajukan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan.
Mengadakan pengawasan dan pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/sekretaris, Pejabat Struktural dan Fungsional, serta perangkat Administrasi peradilan di daerah hukumnya.
Menjaga agar penyelenggaraan peradilan terselenggara dengan wajar dan seksama.
2. Majelis Hakim
Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya.
3. Panitera/Sekretaris
Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara, dan mengatur tugas Wakil Panitera, para Panitera Muda, Panitera Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian tekhnis Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar.
Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.
Panitera membuat daftar perkara-perkara tata usaha negara yang diterima di Kepaniteraan.
Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang-undang yang berlaku.
Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat2
surat berharga, barang bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan.
Sekretaris bertugas menyelenggarakan administarsi umum , mengatur tugas Wakil Sekretaris, para Kepala Sub Bagian, Pejabat Administrasi Umum, serta seluruh pelaksana di bagian Kesekretariatan Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar.
Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas penggunaan anggaran.
Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas keberadaan dan pemanfaatan barang milik negara ( BMN ).
4. Wakil
Panitera
membantu
Panitera
dalam
melaksanakan
tugas
menyelenggarakan administrasi perkara, dan mengatur tugas Wakil Panitera, para Panitera Muda, Panitera Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian tekhnis Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar 5. Wakil Sekretaris membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas di bidang Administrasi Umum/Kesekretariatan dan mengkoordinir tugas-tugas Kepala Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.
3
C.
Struktur Organisasi
Ket : Garis Koordinasi Garis Tanggung Jawab
D.
: :
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Seluruhnya berjumlah 45 ( Empat Puluh Lima ) Orang dan 11 ( Sebelas ) Tenaga Honorer terdiri dari : a.
b.
Jumlah Pegawai Menurut Golongan : Golongan I
=
-
Orang
Golongan II
=
4
Orang
Golongan III
=
31
Orang
Golongan IV
=
9
Orang
=
13
Orang
Jumlah Tenaga Teknis dan Non Teknis Ketua ,Wakil Ketua dan Hakim
4
Panitera / Sekretaris
=
1
Orang
Wakil Panitera
=
1
Orang
Panitera Muda Perkara
=
1
Orang
Panitera Muda Hukum
=
1
Orang
Panitera Pengganti
=
12
Orang
Jurusita Pengganti
=
6
Orang
Wakil Sekretaris
=
1
Orang
Kasubag Umum
=
1
Orang
Kasubag Kepegawaian
=
1
Orang
Plh.Kasubag Keuangan
=
1
Orang
d.
Jumlah Cakim
=
0
Orang
e.
Jumlah Staf Pelaksana
=
6
Orang
f.
Jumlah Tenaga Honorer
=
11
Orang
c.
Jumlah Pejabat Struktural
5
BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Tahun 2015 – 2020 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang
(RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014, sebagai pedoman dan pengedndalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 – 2019. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Adapun visi dari Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar adalah : “Terwujudnya Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar yang Agung” Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Yang Memadai 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia 3. Peningkatan Kualitas Kinerja 4. Peningkatan Pelayanan Publik (Pencari Keadilan dan Masyarakat luas) 5. Pembinaan Karir Pegawai 6. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan pokok di masukan untuk perbaikan badan peradilan Indonesia yang terkristalisasi dalam misi Mahkamah Agung RI, yakni “Menjaga independensi badan peradilan, memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada masyarakat pencari keadilan, meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan, dan meningkatkan kredibilitas serta transparansi badan peradilan.
6
A. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
berdasarkan
SK.
Ketua
Pengadilan
Tata
Usaha
Negara
Makassar
Nomor: W4.TUN.1/82/I/2015 tanggal 2 Januari 2015 dapat dilihat sebagai berikut :
KINERJA UTAMA Meningkatnya penyelesaian perkara
Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Meningkatnya kualitas pengawasan
INDIKATOR KINERJA a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan Persentase penurunan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
Peningkatan kualitas SDM
a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi.
7
B. Rencana Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Tahun 2015 Adapun rencana kinerja tahunan Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar sebagai berikut: NO 1.
2.
3.
4.
KINERJA UTAMA Meningkatnya perkara
penyelesaian
Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
5.
Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
6.
Meningkatnya kualitas pengawasan
INDIKATOR KINERJA a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 4 bulan d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak d. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
TARGET 45 Pkr 70 Pkr 50 Pkr
0 Pkr
- 80 Pkr - 30 Pkr - 5 Pkr 35 Pkr
100 Pkr 70 Pkr 1:5 4 Pkr 2 Pkr
10 Aduan
8
a. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
100%
Suber ; Laporan Keadaan Perkara, Panitera Muda Hukum PTUN Makassar
* Pkr : Perkara
C. Penetapan Kinerja Tahun 2015 Penetapan
kinerja
pada
dasarnya
adalah
pernyataan
komitmen
yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar sebagai berikut: NO 1.
2.
3.
KINERJA UTAMA Meningkatnya penyelesaian perkara
Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara `
INDIKATOR KINERJA a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 4 bulan d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 4 bulan Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak. d. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
TARGET 45 Pkr 100 Pkr 100 Pkr
0 Pkr
- 80 Pkr - 30 Pkr - 5 Pkr 35 Pkr
100 Pkr 70 Pkr 1:5
9
4.
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
5.
Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
6.
Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
4 Pkr
2 Pkr
10 Aduan 100%
Suber ; Laporan Tahunan & Laporan Keadaan Perkara, Panitera Muda Hukum PTUN Makassar
* Pkr : Perkara
10
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja. Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar tahun 2014, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2014 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini. SASARAN Meningkatnya penyelesaian perkara
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan
42 Pkr
42 Pkr
CAPAIAN (%) 100 %
70 Pkr
108 Pkr
154,28 %
25 Pkr
54 Pkr
216,00%
11
Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Meningkatnya kualitas pengawasan
Persentase penurunan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara tata usaha negara yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil
- 30 Pkr - 20 Pkr - 5 Pkr
- 67 Pkr - 18 Pkr - 1 Pkr
- 223,33% - 90,00% - 20,00%
10 Pkr
18 Pkr
100%
70 Pkr
115 Pkr
164,29%
1:3
1:5
135%
10 Pkr
0 Pkr
0%
5 Pkr
5 Pkr
100%
2 Pkr
100%
100%
100%
2 Pkr
100%
12
Peningkatan kualitas SDM
pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi.
0 Orng
0 Orng
0 Orang
3 Orang
0 Orang
0 Orang
100%
164,29%
0%
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Pengukuran kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Tahun 2014 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2014, Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut : 1. Sasaran Meningkatnya Penyelesaian Perkara Pencapaian sasaran Penyelesaian Perkara pada tahun 2014 sebagai berikut : KINERJA UTAMA Meningkatnya penyelesaian perkara
INDIKATOR KINERJA a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 4 bulan
TARGET (%)
REALISASI (%)
CAPAIAN (%)
48 Pkr
48 Pkr
100 %
108 Pkr
108 Pkr
100 %
52 Pkr
52 Pkr
100 %
Suber ; Laporan Keadaan Perkara, Panitera Muda Hukum PTUN Makassar * Laporan tersebut tidak termasuk perkara yang dicabut dan di dissmisal
13
a. Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan. Ukuran capaian indikator kinerja Persentase Sisa Perkara yang diselesaikan adalah Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan. Persentase sisa perkara yang masing‐masing ditargetkan selesai 100 % pada tahun 2014, ternyata dapat tercapai 142,86 %. Hal ini berarti bahwa sisa perkara pada tahun 2013, yaitu 48 perkara, seluruhnya dapat diselesaikan di tahun 2014. Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2013 yang mencapai target sebesar 100 % menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai ditahun berikutnya. Adapun sebagai perbandingan persentase sisa perkara yang diselesaikan, sebagai berikut:
TAHUN
MASUK
PUTUS
BANDING
KASASI
2011 2012 2013 2014
72 84 124 110
77 72 108 108
50 59 76 66
37 35 23 56
PENINJAUAN KEMBALI 10 15 1 22
PERLAWANAN 2 1 1 0
Suber ; Laporan Keadaan Perkara, Panitera Muda Hukum PTUN Makassar * Laporan tersebut tidak termasuk perkara yang dicabut dan di dissmisal
NO
KASUS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
PERTANAHAN KEPEGAWAIAN PAJAK PERIJINAN LELANG TENDER HAKI BADAN HUKUM KEHUTANAN PERUMAHAN PEMILU KADA PARTAI POLITIK KIP LAIN-LAIN JUMLAH
9. 10. 11. 12. 13. 14.
SISA T.2013 30 9 1 1 -
MASUK T.2014 78 15 1 1 1 -
PUTUS T.2014 65 21 1 2 1 -
SISA T.2014 37 3 1 -
3 1
5 1
7 1
3 48
8 110
10 108
BDG
KS
PK
KETERANGAN
45 14 1 1 1 -
53 3 -
22 -
-
-
-
-
1 1
1
-
-
1
-
-
1 44
2 66
56
22
-
-
Suber ; Laporan Keadaan Perkara, Panitera Muda Hukum PTUN Makassar * Laporan tersebut tidak termasuk perkara yang dicabut dan di dissmisal
14
Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2013 sebanyak 48 perkara dibandingkan dengan sisa perkara yang diselesaikan pada tahun 2014 sebanyak 44 perkara adanya penurunan presentase sisa perkara sebesar 21,12 %. Sedang penyelesaian sisa perkara tahun 2013 dibandingkan dengan penyelesaian perkara pada tahun 2014 ada peningkatan presentase sisa perkara sebesar 18,48 %, ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kinerja penyelesaian perkada dan presentase sisa perkara yang diselesaikan. b. Persentase Perkara Yang Diselesaikan. Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 adalah sebesar 77 %, yaitu perbandingan perkara yang diminutasi sebesar 70 perkara dengan perkara yang diregister sebesar 110 perkara. Persentase perkara yang diselesaikan pada tahun 2014 ditargetkan 100 % dari total keseluruhan perkara yang masuk ternyata realisasinya tercapai 95 %. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 ada beberapa perkara yang masuk dibulan Desember sehingga tidak memungkinkan untuk diselesaikan pada tahun 2014. Hal tersebut menyebabkan adanya sisa perkara yang harus diselesaikan ditahun berikutnya. Berikut tabel mengenai keadaan perkara tahun 2014. Keadaan Perkara Di Pengadilan Tata Usaha Negara Tahun 2014 No
Bulan
Sisa Dalam Bulan
Masuk
Putus
Sisa akhir
1.
Januari
42
9
4
47
2.
Pebruari
47
11
12
46
3.
Maret
46
11
14
43
4.
April
43
11
10
44
5.
Mei
44
7
9
42
6.
Juni
42
5
9
38
7.
Juli
38
4
6
36
8.
Agustus
36
5
9
32
9.
September
32
15
5
41
10.
Oktober
41
10
14
37
11.
November
37
11
10
38
12.
Desember
38
11
5
44
Suber ; Laporan Keadaan Perkara, Panitera Muda Hukum PTUN Makassar * Laporan tersebut tidak termasuk perkara yang dicabut dan di dissmisal
15
Adapun sebagai perbandingan persentase perkara yang diselesaikan, sebagai berikut: TAHUN
MASUK
PUTUS
BANDING
KASASI
2011 2012 2013 2014
72 84 124 110
77 72 108 108
50 59 76
37 35 23
PENINJAUAN KEMBALI 10 15 1
66
56
22
PERLAWANAN 2 1 1 0
Perkara yang masuk pada tahun 2011 sebanyak 72 perkara dan diselesaikan sebanyak 77 perkara 106,94% berarti adanya penurunan perkara masuk dan penyelesaian perkara sebesar 0,38%. Sedangkan penyelesaian perkara tahun 2011 dibandingkan dengan penyelesaian perkara pada tahun 2012 ada peningkatan sebesar 2,15%. Sedangkan penyelesaian perkara tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014 adalah sama. C. Akuntabilitas Keuangan. Berdasarkan alokasi anggaran Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar Tahun 2014, pagu dan realisasi anggaran untuk setiap belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal pada Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar sebagai berikut : 1.
Belanja Pegawai Belanja pegawai meliputi belanja pegawai mengikat dan tidak mengikat yang penggunaannya antara lain untuk gaji dan tunjangan, honorarium, vakasi dan lembur. Honorarium yang berkaitan dengan pembentukan modal tidak termasuk dalam belanja pegawai. a. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Besarnya total anggaran atau pagu belanja pegawai dalam DIPA Tahun Anggaran 2014 di lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar adalah sebagai berikut: Untuk Tahun Anggaran 2014 jumlah anggaran yang di sediakan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA ) Badan Urusan Administrasi ( 005.01. ) PTUN Makassar Seluruhnya sebesar Rp 6.642.705.000.- jika di bandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya yaitu DIPA Tahun 2013 yang tercatat Rp 7.248.543.000.- yang berarti terjadi penurunan anggaran yang untuk Tahun 2014 yaitu sebesar Rp 605.838.000.- sedangkan untuk DIPA Dirjen 16
BADIMILTUN ( 005.05 ) PTUN Makassar Seluruhnya sebesar Rp 38.700.000.Adapun mengenai Pengelolaan Anggaran DIPA Tahun 2014 di bagi menjadi 4 belanja dalam setahun dari 2 DIPA tersebut yaitu sebagai berikut : b. Pelaksanaan Anggaran Dari pagu belanja pegawai Tahun Anggaran 2014, anggaran yang terserap atau terealisasi berdasarkan SPM/SP2D yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai Jumlah personil kepegawaian PTUN Makassar pada akhir Tahun 2014 Sebanyak 45 orang dan Alokasi Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara sesuai dengan rencana kerja Anggaran kementerian atau lembaga. Alokasi dana yang telah disiapkan untuk belanja pegawai pada tahun Anggaran 2014 sebesar Rp 7.548.939.000 dan anggaran setalah Revisi Rp. 5.788.644.000 dan sisa anggaran pada akhir tahun 2014 minus (Rp. 467.130.394.) dengan rincian sebagai berikut:
No
JENIS BELANJA/MAK
PAGU DIPA
1
3
4
JUMLAH S/D BULAN DESEMBER 2014 5
%
SISA DANA
%
6
7
8
1.
Belanja Gaji Pokok PNS
Rp
1.984.211.000,00
Rp
2.186.960.900,00
110,22
Rp
-202.749.900,00
-10,22
2.
Belanja Pembulatan Gaji PNS
Rp
35.000,00
Rp
37.948,00
108,22
Rp
-2.948,00
-8,42
3.
Belanja Tunj. Suami/istri PNS
Rp
154.882.000,00
Rp
170.930.010,00
110,36
Rp
-16.048.010,00
-10,36
4.
Belanja Tunj. Anak PNS
Rp
49.527.000,00
Rp
54.688.370,00
110,42
Rp
-5.161.370,00
-10,42
5
Belanja Tunjangan Stuktural PNS
Rp
65.000.000,00
Rp
70.380.000,00
108,28
Rp
-5.380.000,00
-8,28
6
Belanja Tunjangan Funsional PNS
Rp
2.224.055.000,00
Rp
2.429.515.000,00
109,24
Rp
-205.460.000,00
-9,24
7
Belanaja Tunjangan PPH PNS
Rp
575.276.000,00
Rp
594.292.177,00
103,31
Rp
-19.016.177,00
-3,31
8
Belanja Tunjangan Beras PNS
Rp
121.666.000,00
Rp
132.892.500,00
109,23
Rp
-11.226.500,00
-9,23
9
Belanja Uang Makan PNS
Rp
362.824.000,00
Rp
343.866.000,00
944,77
Rp
18.958.000,00
5,23
10
Belanja Tunjangan Umum PNS
Rp
40.150.000,00
Rp
43.650.000,00
108,72
Rp
-3.500.000,00
-8,72
11
Belanja Tunjangan Kemahalan Hakim
Rp
174.150.000,00
Rp
191.700.000,00
110,8
Rp
-17.550.000,00
-10,8
12
Belanja Uang Lembur
Rp
36.868.000,00
Rp
36.868.000,00
100
Rp
0,00
0
*) Sumber : Laporan Keuangan Desember T.A 2014 *) Catatan Atas Laporan Keuangan Desember 2014
17
2. BelanjaBarang
No
JENIS BELANJA/MAK
PAGU DIPA
1
3
4
JUMLAH S/D BULAN INI 5
%
SISA DANA
%
6
7
8
BELANJA KEPERLUAN SEHARI – HARI KEPERLUAN PERKANTORAN 1.
Belanja Keparluan Kantor
Rp
268.196.000
Rp
267.897.058
99,89
Rp
298.942
0,11
2
Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
Rp
78.120.000
Rp
78.040.000
99,90
Rp
80.000
0,10
Rp
10.200.000
Rp
10.111.320
99,13
Rp
88.680
0,87
Rp
32.150.000
Rp
32.090.024
99,81
Rp
59.976
0,19
Rp
58.050.000
Rp
57.842.900
99,64
Rp
207.100
0,36
JASA PENGIRIMAN SURAT 3.
Belanja Pengiriman Surat Dinas Pusat PERAWATAN INVENTARIS KANTOR
4
Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin PERAWATAN KENDERAAN
5
Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan Mesin LANGGANAN DAYA DAN JASA
6
Belanja Langganan Listrik
Rp
119.160.000
Rp
119.146.752
99,99
Rp
13.248
0,01
7
Belanja Langganan Telepone
Rp
11.880.000
Rp
11.775.651
99,12
Rp
104.349
0,88
8
Belanja Langganan Air
Rp
2.040.000
Rp
2.004.260
98,25
Rp
35.740
1,75
9
PERAWATAN RUMAH DINAS Belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya BELANJA NON OPERASIONAL PERKANTORAN
Rp
12.200.000
Rp
12.082.571
99,04
Rp
117.429
0,96
10
Belanja Bahan
Rp
6.845.000
Rp
6.835.000
99,85
Rp
10.000
0,15
11
Belanja barang non operasional lainnya
Rp
1.050.000
Rp
1.040.000
99,05
Rp
10.000
0,95
12
Belanja Jasa Lainnya
Rp
500.000
Rp
500.000
100
Rp
0
0
Rp
33.630.000
Rp
33.600.000
99,91
Rp
30.000
0,09
Rp
5.650.000
Rp
5.650.000
100
Rp
0
0
Rp
81.000.000
Rp
80.992.699
99,99
Rp
7.302
0,01
16
Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Dinas Paket meeting Dalam Kota PERTEMUAN/JAMUAN/DELEGASI/MISI/TAMU
Rp
9.240.000
Rp
8.030.000
86,90
Rp
1.210.000
13,10
17
Belanja Barang Non Oprasional Lainnya
Rp
27.600.000
Rp
27.455.606
99,48
Rp
144.394
0,52
Rp
97.050.000
Rp
97.037.227
99,99
Rp
12.773
0,01
PAKAIAN DINAS PEGAWAI 13
14
Belanja Barang Non Operasional Lainnya PAKAIAN SOPIR/PRAMUBAKTI/SATPAM/PERAWAT Belanja Barang Non Operasional Lainnya PEMBINAAN DAN KONSULTASI
15
PEWATAN GEDUNG KANTOR 18
Belanja Biaya Pemelihaan Gedung dan Bangunan
3. Belanja Modal Tidak terdapat Belanja Modal untuk Tahun Anggaran 2014
18
4. Penanganan Perkara
No
JENIS BELANJA/MAK
PAGU DIPA
1
3
4
JUMLAH S/D BULAN INI 5
%
SISA DANA
%
6
7
8
OPERASIONAL SIDANG 1.
Belanja Bahan
Rp
9.800.000,00
Rp
9.623.444,00
98,20
Rp
176.556,00
1,80
2.
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Rp
5.200.000,00
Rp
4.700.000,00
90,38
Rp
500.000,00
9,62
PELAYANAN PERADILAN/POSBAKUM 3
Belanja Barang
Rp
3.000.000,00
Rp
1.875.000,00
62,50
Rp
1.125.000,00
37,50
4.
Belanja Jasa Profesi
Rp
19.200.000,00
Rp
14.200.000,00
73,56
Rp
5.000.000,00
26,04
19
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi, baik teknis yustisial, administrasi maupun administrasi kesekretariatan pada umumnya cukup berhasil dengan baik, kendati pun masih ada kelemahan dan kekurang sempurnaannya. 2. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dengan kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar pada umumnya berkenaan dengan SDM yang tersedia, baik kualitas maupun kuantitasnya, Selain masih terbatasnya dana yang tersedia, sarana dan prasarana bagi lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar. 3. Demikian pula sosialisasi peraturan perundang-undangan dari atasan yang berwenang dirasa masih kurang lengkap, mantap, dan tuntas. Sebagai misal masalah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berdasarkan Inpres No. 7 tahun 1999, dimana pelatihan maupun penataran atau pun orientasi sosialisasinya sangat dirasakan minimal, sehingga penyajian dan penyusunan Laporan Akuntabilitas ini masih mencari pemahaman maupun pendalaman agar dapat disusun sebagaimana yang diharapkan. B. Saran Sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 Jo Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 589/IX/6/Y/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Satuan Organisasi/kerja di lingkungan Instansi Pemerintah dan dihubungkan dengan kenyataan tugas pokok dan fungsi, visi dan misi instansi lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, maka disarankan tindak lanjut sebagai berikut : 1. Perlu disosialisasikan lebih lengkap, sempurna, dan tuntas peraturan perundang-undangan tentang AKIP dan LAKIP dimaksud kepada jajaran lingkungan Peradilan maupun Lembaga Peradilan lainnya dari empat lingkungan Peradilan. 2. Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang LAKIP dan SAKIP dimaksud untuk jajaran empat lingkungan Peradilan di daerah hendaknya tersendiri. Mengingat kenyataan tugas pokok dan ruang lingkup pekerjaannya berbeda dengan instansi lainnya. Dengan demikian pelaksanaan sosialisasinya akan lebih efektif dan efisien serta
dapat mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan sebagaimana
mestinya.
20